Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN

Disusun Oleh:

RESMIATI

D1E120075

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KARAKTERISTIK PERENCANAAN PROGRAM YANG BAIK:

1. Mengacu pada kebutuhan masyarakat


Setiap perencanaan program harus mampu mencakup kepentingan sebagian besar
masyarakat, dan bukannya demi kepentingan sekelompok kecil masyarakat saja. Karena
itu, setiap pengambilan keputusan harus ditekankan kepada kebutuhan yang harus
diutamakan, yang mencakup kebutuhan orang banyak.
Contoh : program pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan
2. Bersifat komprehensif
Menekankan pada kemampuan akal pikiran dalam memecahkan problem-problem yang
berkembang dan terjadi dalam masyarakat. Problema yang ada dipecahkan sehingga
permasalahan-permasalahan dapat dicarikan solusinya secara cermat serta tidak
menimbulkan permasalahan baru di kemudian hari.
Contoh : dalam Penyusunan Dokumen Tata Ruang Wilayah.
3. Luwes
perencanaan harus luwes (memberikan peluang untuk dimodifikasi). Sebab jika tidak,
program tersebut tidak dapat dilaksanakan, dan pada gilirannya justru tidak dapat
mencapai tujuan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan masyarakatnya. Karena
itu, selain jelas dan tegas, harus berpandangan jauh ke depan.
Contoh : dalam perencanaan pembangunan harus jelas dan tegas sehingga dapat
memenuhi kebutuhanasyarakat.

4. Merupakan proses pendidikan


Semua pihak yang terlibat dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi program perlu
mendapat kesempatan belajar dan mengajar. Artinya, masyarakat harus diberi
kesempatan untuk belajar mengumpulkan fakta dan keadaan, serta merumuskan sendiri
masalah dan cara pemecahan masalahnya. Sebaliknya, penyuluh dan aparat
pemerintah yang lain, harus mampu memanfaatkan kesempatan tersebut sebagai
upaya belajar dari pengalaman masyarakat setempat.
5. Beranjak dari sudut pandang masyarakat
Dalam perencenaan program perlu dipusatkan pada masalah-masalah nyata yang telah
dirasakan masyarakat Artinya, perumusan masalah hendaknya dipusatkan pada
masalah-masalah yang dinilai sebagai penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan nyata
masyarakat, yang telah dapat dirasakan oleh mereka.
Contoh : pembangunan jalan raya dilaksanakan berdasarkan fakta-fakta yang ada di
lapangan dan selaraskan pula dengan kejadian-kejadian yang akan timbul dalam
pelaksanaannya.
6. Membutuhkan kepemimpinan lokal yang handal
Perumusan masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan, harus melibatkan dan mau
mendengarkan kepentingan semua pihak di dalam masayarakat. Oleh sebab itu
penting adanya koordinasi dari kepemimpinan lokal yang handal, untuk menggerakkan
semua pihak untuk berpartisipasi di dalamnya. Di lain pihak, koordinasi juga sangat
diperlukan dalam proses pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya koordinasi yang baik,
tujuan kegiatan tidak akan dapat tercapai seperti yang diharapkan.
7. Menggunakan teknik-teknik dan penelitian untuk memperoleh informasi
Perencanaan program yang baik, harus mengungkapkan hasil analisis fakta dan
keadaan yang lengkap yang menyangkut: keadaan sumberdaya alam, sumberdaya
manusia, kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana; dan dukungan kebijaksanaan,
keadaan-sosial, keamanan, dan stabilitas politik. Untuk keperluan tersebut, pengum-
pulan data dapat dilakukan dengan menghubungi beberapa pihak (seperti:
lembaga/aparat pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, organisasi profesi, dll) dengan
menggunakan berbagai teknik pengumpulan data (wawancara, pengamatan,
pencatatan data-sekunder, pengalaman empirik, dll), agar data yang terkumpul tidak
saja cukup lengkap tetapi juga dijamin kebenarannya.
Contoh : perencanaan perbaikan jalan dan jembatan perlu adanya data-data yang
lengkap dan jelas sehingga dalam pembangunan dapat mencapai kemajuan dan
kesempurnaan pada masa yang akan datang.
8. Mengharapkan partisipasi masyarakat agar mereka dapat membantu dirinya sendiri
Tujuan yang ingin dicapai, haruslah menjanjikan perbaikan kesejahteraan atau
kepuasan masyarakat penerima manfaatnya. Jika tidak, program semacam ini tidak
mungkin dapat menggerakkan motivasi masyarakat untuk berpartisipasi di dalamnya.
Dengan demikian, masyarakat harus tahu betul tentang manfaat apa yang dapat
mereka rasakan setelah tujuan program tersebut tercapai. Seringkali, untuk
keperluan ini, tujuan-tujuan dinyatakan secara sederhana, tetapi didramatiser
sehingga mampu menggerakkan partisipasi masyarakat bagi tercapainya tujuan.
Contoh : dapat dilihat dari segi keterlibata atau pengaruh dengan masyarakat dalam
penyusunan program.

9. Menerapkan evaluasi secara berkelanjutan


Evaluasi sebenarnya merupakan proses yang berkelanjutan dan melekat dalam
perencanaan program. Oleh sebab itu, perencanaan program itu sendiri harus memuat
dan memberi kesempatan untuk dapat dilaksanakannya evaluasi, baik evaluasi
terhadap proses maupun hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai