NIM : 015703463
Bencana menurut BAKORNAS PBP adalah peristiwa yang disebabkan oleh alam atau
ulah manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, yang
menyebabkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan, serta
melampaui kemampuan dan sumberdaya manusia untuk mennggulanginya (Susanto,
2006:2).Dalam penelitian ini peneliti membatasi pengertian bencana yaitu, peristiwa
yang mengganggu dan mengancam kehidupan serta penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam maupun non alam, bahkan faktor manusia sendiri
yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis bagi yang menghadapinya.I.5.2.2. Bencana AlamBencana
alam juga diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
gejala alam, seperti gunung meletus, tanah longsor, banjir, gelombang pasang
(tsunami), angin rebut, kebakaran hutan, kekeringan, gas beracun, dan banjir lahar,
yang dapat mengakibatkan korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan dan lain-lain (Departemen Sosial RI, 1999:13). Di dalam
penelitian ini, yang dimaksud dengan bencana alam adalah rangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh gejala alam letusan gunungapi Kelud, yang mengancam kehidupan
serta penghidupan dan mengakibatkan timbulnya korban, baik berupa korban jiwa,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis bagi yang
menghadapinya.I.5.3. Penanggulangan Bencana AlamPenanggulangan bencana adalah
segala upaya dan kegiatan yang dilakukan, yakni meliputi pencegahan, penjinakan
(mitigasi), penyelamatan, rehabilitasi, dan rekonstruksi, baik sebelum, pada saat
maupun setelah terjadi bencana dan menghindarkan dari bencana yang terjadi.
(Departemen Sosial RI, 1984 : 43-44).Pembatasan definisi penanggulangan bencana
oleh peneliti adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan guna mengurangi hingga
menghilangkan risiko yang ditimbulkan oleh bencana alam. Dalam penelitian ini
peneliti hanya akan menitik beratkan pada tahapan penanggulangan bencana bagian
tanggap darurat atau response pada masyarakat daerah terdampak karena pada
tahapan ini merupakan indikator berhasil atau gagalnya mitigasi ataupun tahapan
kewaspadaan yang telah dilakukan, selain itu tahap tanggap darurat merupakan proses
dimana kejadian bencana dirasakan paling nyata dan dramatis. Dan juga menilai proses
penanggulangan bencana dengan melihat prinsip penanggulangan bencana sesuai
dalam Undang-Undang no 24 tahun 2007 yang meliputi :
o Cepat dan Tepat;
o Prioritas Penyelamatan Jiwa;
o Koordinasi dan Keterpaduan; dan
o Berdaya Guna dan Berhasil Guna.
Definisi Kebijakan publik adalah serangkaian keputusan yang diambil oleh instansi
pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk peraturan perundangan, program-
program dan tindakan yang digunakan sebagai pedoman untuk mendukung tindakan
aparat pemerintahan untuk mencapai suatu tujuan dalam rangka memecahkan suatu
masalah dalam kehidupan masyarakat yang masih berada pada wilayah
wewenangnya.
Implementasi kebijakan publik dilihat dari segi proses adalah segala proses
pelaksanaan tindakan untuk untuk menjalankan keputusan yang telah dibuat guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi kepada pihak lain. bisa
perseorangan, instansi, ataupun organisasi yang dinilai baik jika konsistensi
informasi yang disampaikan jelas dalam rangka proses pelaksanaan kebijakan
penanggulangan bencana gunungapi Kelud di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri.
Struktur birokrasi merupakan susunan komponen atau unit-unit dalam organisasi
yang menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan fungsi atau kegiatan
yang berbeda-beda dikoordinasikan untuk mencapai tujuan tertentu dalam
pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana gunungapi Kelud di kecamatan
Ngancar kabupatenKediri.
Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, penanggulangan bencana bertujuan
untuk:
1. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
2. Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.
3. Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi dan menyeluruh.
4. Menghargai budaya lokal.
5. Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta.
6. Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dan kedermawanan.
7. Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut UU No. 24 Tahun 2007, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi
penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Pemerintah pusat Pemerintah Pusat mempunyai tanggung jawab dan wewenang
dalam penanggulangan bencana.
Tanggung jawab pemerintah pusat dalam penanggulangan bencana Berikut ini
tanggung jawab pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai UU
tersebut, meliputi:
1. Pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana dengan
program pembangunan.
2. Perlindungan masyarakat dari dampak bencana.
3. Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana
secara adil dan sesuai dengan standar pelayanan minimum.
4. Pemulihan kondisi dari dampak bencana.
5. Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) yang memadai.
6. Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai.
7. Pemeliharaan arsip atau dokumen otentik dan kredibel dari ancaman dan dampak
bencana.