Anda di halaman 1dari 2

BAB I

Arti dan kegunaan data

Menurut Webster's New World Dictionary, data berarti sesuatu yang diketahui atau dianggap.
Dengan demikian, data dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan.
Data tentang sesuatu pada umumnya dikaitkan dengan tempat dan waktu. Misalnya, harga
beras yang bermutu sedang di pasar Senen, Jakarta, pada tanggal 2 Januari 1999 adalah
Rp450,- per kg. Penyebutan tempat dan waktu ini sangat penting, sebab selain data itu (harga
beras per kg) akan berubah-ubah dari waktu ke waktu.Kegunaan data pada dasarnya adalah
untuk membuat keputusan oleh para pembuat keputusan (decision makers). Pihak yang
membuat keputusan disebut decision makers. Namun dalam prakteknya, yang dimaksud
sebagai decision makers biasanya adalah pimpinan. Data dapat berguna, bila dikaitkan
dengan masalah manajemen, sebagai:
a) dasar suatu perencanaan
b) alat pengendalian
c) Dasar Evaluasi

 Metodologi Pemecahan Masalah secara Statistik


Dalam sebagian besar situasi pemecahan masalah secara statistik, lebih tepat jika mengikuti
tahapan yang lebih ilmiah. Beberapa langkah diikuti untuk menghasilkan jawaban yang
rasional mengenai persoalan statistik, dan jika salah satu langkah diabaikan, maka hasil
akhirnya mungkin tidak mampu menjelaskan, menjadi tidak tepat, atau mahal padahal
sebetulnya tidak perlu terjadi. Langkah-langkah dasar dalam pemecahan masalah secara
statistik adalah:
1. Mengidentifikasi masalah atau peluang
2.Tinjauan Ketenagakerjaan, dan Buletin Bank Indonesia.
3. Mengumpulkan data orisinil yang baru.

 Syarat data yang baik dan pembagian data


Data yang salah, apabila digunakan sebagai dasar bagi pembuatan keputusan, akan
menghasilkan keputusan yang salah. Persyaratan data yang baik, antara lain: objektif,
representatif (mewakili), memiliki kesalahan baku yang kecil, tepat waktu, dan relevan.
1. Objektif. Data yang objektif berarti bahwa data harus sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya (as it is). Misalnya, produksi yang turun dilaporkan naik, ini tidak objektif;
harga satu satuan barang Rp500,- dilaporkan Rp750,- walaupun ada kuitansi, tetap tidak
objektif.
2. Representatif (mewakili). Data harus mewakili objek yang diamati. Misalnya, jika
laporan produksi padi dari suatu daerah hanya didasarkan atas hasil sawah-sawah yang
subur saja, ini jelas tidak mewakili; laporan harga yang hanya didasarkan atas pasar-
pasar yang murah saja juga tidak mewakili; laporan konsumsi susu hanya dari golongan
orang kaya saja juga tidak mewakili.

3. Kesalahan sampling (sampling error) kecil. Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik
(mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi) apabila kesalahan samplingnya kecil. Ketiga
syarat tersebut di atas sering disebut syarat data yang dapat diandalkan (reliable).
Sedangkan kedua syarat berikut lebih menunjukkan manfaat atau kegunaannya,yaitu:
Tepat waktu. Apabila data akan dipergunakan untuk melakukan pengendalian atau
evaluasi, maka syarat tepat waktu ini penting sekali agar sempat dilakukan penyesuaian
atau koreksi seperlunya kalau ada kesalahan atau penyimpangan yang terjadi di dalam
implementasi suatu perencanaan.
4. Relevan. Data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang akan
dipecahkan. Misalnya, pemerintah mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan keme-
rosotan produksi padi selama beberapa tahun terakhir.Data dapat dikelompokkan, antara
lain, menurut sifat, sumber, cara memperoleh, dan waktu pengumpulan. Data menurut
sifatnya. Data menurut sifatnya dibedakan antara data kualitatif dan data kuantitatif.
a). Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka (nonnumeris).
Misalnya,produksi daging sapi meningkat, harga daging ayam mahal, penyaluran pupuk
berjalan lancar, dan sebagainya.
b). Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka.Misalnya, produksi
padi meningkat 10 persen, harga daging sapi per kilogram rata-rata adalah Rp 15.000,
sebanyak 99 persen pupuk telah disalurkan, penduduk Indonesia pada tahun 1990 adalah
200 juta, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai