Anda di halaman 1dari 14

1

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCA BHAKTI

PERLINDUNGAN HUKUM MERK SPECS DI INDONESIA

TUGAS KELOMPOK

RICAD ANDILA KUSUMA (1710116589)


HENI HERPAWATI (1710116528)
ERICHSON (1710116540)
TEDI SETIAWAN (1710116588)
ANDRISAR S. PUMA (1710116566)
AGUSTINUS LEOMAXIE (1510115187)

HAKI

TAHUN AJARAN 2018 – 2019

KELOMPOK 5
2

- DEFINISI HAK MEREK

Menurut pasal 3 UU No 15 Tahun 2001, hak merek adalah hak eksklusif yang diberikan
negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum mereka untuk jangka waktu
tertentu memakai sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa
orang secara bersama - sama atau badan hukum untuk menggunakannya.

Adapun beberapa jenis – jenis hak Merk dibagikan menjadi 3 yakni :

MEREK DAGANG

Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

MEREK JASA

Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
jasa-jasa sejenis lainnya.

MEREK KOLEKTIF

Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik
yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-
sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.

MEREK SERTIFIKAT

Merek sertifikasi dapat digunakan oleh siapasaja yang mampu memenuhi standar-
standaryang ditetapkan oleh pemilik merek bersertifikasi tersebut.

KELOMPOK 5
3

- Di Indonesia dikenal 2 sistem dalam pendaftaran merek ini, yakni :

a. Sistem deklaratif

Sistem deklaratif ini adalah bahwa pendaftaran bukanlah menerbitkan hak, melainkan hanya
memberikan dugaan atau sangkaan hukum atau presemption iuris yaitu bahwa pihak yang
mereknya terdaftar itu adalah pihak yang berhak atas merek tersebut dan sebagai pemakai
pertama dari merek yang didaftarkan

b. Sistem Konstitutif

Menurut sistem konstitutif bahwa yang berhak atas suatu merek adalah pihak yang telah
mendaftarkan mereknya. Jadi pendaftran itu menciptakan suatu hak atas merek tersebut,
pihak yang mendaftarkan dialah satu-satunya yang berhak atas suatu merek dan pihak ketiga
harus menghormati haknya si pendaftar sebagai hak mutlak.

KELOMPOK 5
4

- FUNGSI DAN CIRI – CIRI HAK MEREK

Ciri – ciri hak merek :


a. Jenis merek yang dilindungin: gambar nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
warna-warna atau gabungan dari unsur-unsur tersebut.
b. Kriteria perlindungan: memiliki daya pembeda dan digunakan untuk
mengidentifikasi.
c. Cara memperoleh Hak Merek: Mengajukan permintaan pendaftaran merek kepada
Ditjen HAKI.
d. Jangka waktu berlaku: 10 tahun dari tanggal penerimaan permohonan pendaftaran,
tetapi dapat berlangsung terus bila diperpanjang dan digunakan.
e. Bentuk pelanggaran: apabila menggunakan merek yang sama atau serupa secara
tanpa hak dengan merek yang telah didaftar.

Fungsi hak merek :

Hak merek memberikan hak monopoli bagi pemegangnya dalam hal pemakaian
komoditas sejenis dengan jangka waktu 10 tahun dan dapat diperpanjang. Merek juga
bermanfaat bagi kepentingan konsumen. Pada dasarnya merek berfungsi antara lain :
a. Sebagian tanda pembeda suatu barang/jasa dengan barang/jasa sejenis;
b. Melindungi konsumen dari barang-barang palsu;
c. Menjaga dan mengamankan kepentingan produsen;
d. Memberikan garansi dan reputasi;
e. Sebagian jaminan kualitas.

Manfaat Merek :
• Bagi Perusahaan
– membedakan dirinya dan produk yang dimilikiterhadap apa yang dimiliki oleh para
pesaingnya,
– Nilai tambah atau aset bisnis perusahaan
– Dapat dilisensikan/diwaralabakan
• Bagi Konsumen
– Memberikan jaminan utk memperoleh produk yang tepat

KELOMPOK 5
5

- KRITERIA, PROSEDUR DAN SYARAT PENDAFTARAN HAK MEREK

KRITERIA YANG BERHAK MENDAFTARKAN HAK MEREK :

Satu konsep yang harus dipahami dalam sistem perlindungan merek - khususnya yang
berlaku di Indonesia - adalah bahwa sejatinya istilah yang tepat bukanlah "pemilik merek",
melainkan "pemilik/pemegang hak atas merek terdaftar", karena sang pemilik hak
tersebut memperoleh haknya melalui klaimnya dalam bentuk pendaftaran ke DJHKI.
Suatu merek bebas dipergunakan - bukan dimiliki - oleh siapa saja, sampai ada orang
yang mengklaim hak eksklusif atas merek tersebut melalui pendaftaran.
Prinsip first to file yang dianut dalam sistem perlindungan Merek di Indonesia membuat
siapapun - baik perorangan maupun badan hukum - yang pertama kali mendaftarkan
suatu merek untuk kelas dan jenis barang/jasa tertentu, dianggap sebagai pemilik
hak atas merek yang bersangkutan untuk kelas dan jenis barang/jasa tersebut.
Ini didukung pula dengan adanya pernyataan tertulis yang harus dibuat oleh si pemohon
pendaftaran merek dan diajukan bersamaan dengan pengajuan permohonan, di mana
isinya menyatakan bahwa benar dirinya adalah pemilik hak atas merek tersebut, dan
untuk itu berhak mengajukan pendaftaran atas merek yang dimaksud.
Klaim ini tidak berlaku mutlak karena bisa ditentang melalui gugatan pembatalan merek
jika dapat dibuktikan bahwa merek tersebut seharusnya tidak didaftar - termasuk karena
itikad tidak baik, atau pendaftarannya semestinya ditolak. Gugatan penghapusan merek
juga bisa diajukan manakala si pemegang hak merek tidak mempergunakan merek
tersebut pada perdagangan barang/jasa sebagaimana terdaftar selama tiga tahun
berturut-turut, sehingga merek tersebut bisa kembali bebas dipakai oleh siapa saja.

PROSEDUR PERMOHONAN HAK MEREK :


Secara singkat,prosedur pendaftarannya diatur sbb:
a. Setelah permohonan diajukan, Ditjen HAKI melakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan persyaratan merek.
b. Jika ada persyaratan yang belum lengkap, kepada pemohon diminta untuk segera
dilengkapi dalam waktu paling lama 2(dua) bulan terhitung sejak tanggal pengiriman
pemberitahuan tersebut.
c. Dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal penerimaan kelengkapan
persyaratan dilakukan pemeriksaan substantive oleh Ditjen HAKI dalam waktu paling
lama 9 (Sembilan) bulan.

KELOMPOK 5
6

d. Dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal penerimaan Surat
pemberitahuan pemeriksaan substantif, pemohon/kuasanya dapat menyampaikan
tanggapannya dengan menyebutkan alas an.Jika Pemohon/kuasanya tidak
menyampaikan keberatan/tanggapan Ditjen HAKI menetapkan keputusan tentang
penolakan permohonan tersebut.
e. Jika Pemohon/kuasanya menyampaikan keberatan/tanggapan dan pemeriksa
melaporkan bahwa tanggapan tersebut dapat diterima, permohonan itu diumumkan
dalam berita resmi merek dalam waktu paling lama 10 hari sejak permohonan disetujui.
Jika pemeriksa melaporkan sebaliknya, maka permohonan dinyatakan ditolak.
f. Terhadap permohonan yang diterima, Ditjen HAKI menerbitkan clan memberikan
Sertifikat Merek kepada pemohon/kuasanya dalam waktu paling lama 30 hari terhitung
sejak tanggal berakhirnya jangka waktu pengumuman.
g. Dapat diajukan pemohonan banding kepada Komisi Banding apabila permintaan
pendaftaran merek ditolak oleh Ditjen HAKI berdasarkan alas an yang bersifat
substantif.

SYARAT – SYARAT PERMOHONAN HAK MEREK :


Surat permohonan pendaftaran merek perlu dilampiri dengan:
a. Fotokopi KTP yang dilegalisir. Bagi pemohon yang berasal dari luar negeri sesuai
dengan ketentuan undang-undang harus memilih tempat kedudukan di Indonesia,
biasanya dipilih pada alamat kuasa hukumnya;
b. Fotokopi akta pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh notaries apabila
permohonan diajukan atas nama badan hukum;
c. Fotokopi peraturan pemilikan bersama apabila permohonan diajukan atas nama
lebih dari satu orang (merek kolektif)
d. Surat kuasa khusus apabila permohonan pendaftaran dikuasakan;
e. Tanda pembayaran Maya permohonan;
f. Surat pernyataan bahwa merek yang dimintakan pendaftaran adalah miliknya;

KELOMPOK 5
7

MEREK YANG TIDAK DAPAT TERDAFTAR :

1. Didaftarkan oleh pemohon yang bertikad tidak baik;


2. Bertentangan dengan peraturan perundangundanganyang berlaku, moralitas
keagamaan,kesusilaan, atau ketertiban umum;
3. Tidak memiliki daya pembeda;
4. Telah menjadi milik umum; atau
5. Merupakan keterangan atau berkaitan denganbarang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.(Ps. 4 dan 5 UU Merek)

MEREK YANG DITOLAK PENDAFTARANNYA :

• Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan :


– merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dulu untuk barang dan/atau jasa yang
sejenis
– merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis

PENGHAPUSAN MEREK TERDAFTAR :

• Merek terdaftar dapat dihapus oleh DJHKI :


– Merek tidak digunakan selama 3 tahun berturut turut dalam perdagangan barang
dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir
– Merek digunakan untuk jenis barang/atau jasa yang tidak sesuai dengan jenis barang
dan/atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya

KELOMPOK 5
8

- JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN, PERPANJANGAN HAK MEREK DAN BIAYA


PERPANJANGAN HAK MEREK

Merek yang sudah terdaftar artinya sudah dilakukan permohonan pendaftaran dan sudah
diterima serta tidak dilakukan penolakan oleh Ditjen HKI, maka dengan begitu akan
mendapatkan perlindungan. Sebagaimana tujuan dari pendaftaran itu sendiri selain untuk
mendapatkan hak khusus dan eksklusif atas mereknya, juga untuk mendapatkan
perlindungan. Dengan perlindungan ini, pihak lain yang tidak mempunyai kepentingan atas
merek tersebut tidak bisa memakainya atau pun memasarkan produk tersebut dengan
memakai merek yang sudah terdaftar. Terkecuali orang tersebut mendapatkan lisensi
ataupun pengalihan merek dari sang pemilik merek tersebut.
Menurut Undang-Undang No 15 Tahun 2001 Tentang Merek, dalam Pasal 28 dijelaskan
bahwa jangka waktu perlindungan terhadap merek terdaftar adalah 10 tahun. Jangka waktu
ini dapat diperpanjang untuk masa yang tidak ditentukan selama 10 tahun hal ini berdasar
pada Pasal 35 ayat (1) dengan pembayaran biaya. Akan tetapi pemilik merek tersebut harus
mengajukan perpanjangan 12 bulan sebelum merek tersebut itu berakhir.
Sebelumnya berdasarkan UU no. 15 tahun 2001 tentang Merek, jangka waktu pemroresan
permohonan adalah sekitar 12 hingga 18 bulan. Namun pada prakteknya DJKI kesulitan
memenuhi jangka waktu tersebut, terutama disebabkan oleh tingginya volume permohonan
yang masuk berbanding dengan tenaga pemeriksa yang dimiliki oleh DJKI. Secara umum,
biasanya satu permohonan saat ini akan memakan waktu antara 18-24 bulan sampai terbitnya
Sertifikat.
Pemohon tidak dapat mengambil tindakan hukum apapun terhadap pihak lain yang
menggunakan merek tanpa ijin selama Sertifikat Merek belum terbit, namun setelah merek
tersebut didaftar Pemegang Hak Merek dapat menuntut ganti kerugian atas pelanggaran
merek yang dilakukan setelah Tanggal Penerimaan. Komponen Biaya Permohonan Merek
adalah Rp. 2.000.000,00 setiap satu merek di satu kelas, tanpa ada batasan untuk jumlah
jenis barang atau jasa yang dicantumkan sepanjang masih dalam kelas yang sama. Tentunya
komponen biaya ini belum termasuk biaya jasa profesional apabila permohonan diajukan
melalui Konsultan HKI Terdaftar.

KELOMPOK 5
9

Permohonan perpanjangan tersebut dapat disetujui apabila :

1. Merek yang bersangkutan masih digunakan pada barang atau jasa sebagaimana disebut
dalam sertifikat merek.

2. Barang atau jasa tersebut masih diproduksi dan diperdagangkan. Permohonan


perpanjangan ditolak apabila permohonan tersebut tidak sesuai atau tidak memenuhi dari
ketentuan perpanjangan merek sebagaimana yang tercantum dalam pasal 35 dan pasal 36.
Selain itu permohonan akan ditolak apabila merek tersebut mempunyai persamaan pada
pokoknya atau keseluruhannya dengan merek terkenal milik orang lain dengan
memperhatikan ketentuan pasal 6 ayat (1) huruf b dan ayat (2). Berikut adalah beberapa
alasan penolakan, misalkan :

a. Melewati atau kurang dari jangka waktu yang ditetapkan untuk pengajuan kembali, yaitu
melewati dua belas bulan atau kurang dari enam bulan sebelum berakhirnya jangka waktu
perlindungan bagi merek tersebut.

b. Tidak membayar biaya pengajuan perpanjangan.

c. Merek yang bersangkutan tidak digunakan lagi pada barang atau jasa sebagaimana
disebutkan dalam sertifikat merek.

KELOMPOK 5
10

- PELANGGARAN HUKUM TERHADAP HAK MEREK & PENYELESAIANNYA :


Penggunaan atau pemakaian merek yang sudah terdaftar dengan itikad tidak baik atau tanpa
hak diatur dalam pasal 1365 KUHPerdata yang berbunyi : “tiap perbuatan melanggar hukum,
yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”
Ada dua macam pemeriksaan kasus pelanggaran. Jika salah satu cara terpenuhi, penggugat
akan menang. Penggugat harus membuktikan bahwa merek tergugat :
1. Memiliki persamaan pada pokoknya terhadap merek yang dimiliki penggugat, atau

2. Persamaan yang menyesatkan konsumen pada saat membeli produk atau jasa tergugat.

Tujuan utama dari peraturan merek adalah melindungi bisnis dan mencegah orang-orang
“membonceng” reputasi seseorang atau perusahaan. Jika merek tergugat tidak memiliki
persamaan pada pokoknya, tetapi memiliki cukup persamaan yang dapat membingungkan
konsumen, selanjutnya persamaan tersebut akan mengurangi keuntungan penggugat karena
konsumen berpikir bahwa mereka telah membeli produk penggugat, akan tetapi kenyataanya
mereka membeli produk tergugat.
Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut ada 2 jalur untuk menyelesaikannya yakni :

1. Melalui jalur perdata, menurut Pasal 76 ayat (1) jo Pasal 77 Undang-Undang No 15 Tahun
2001 Tentang Merek, dimana seorang pemilik merek atau penerima lisensi merek dapat
menuntut seseorang yang tanpa ijin telah menggunakan merek yang memiliki persamaan
pada pokoknya dengan merek orang lain yang bergerak dalam bidang perdagangan atau jasa
yang sama. Gugatan tersebut diajukan ke pengadilan niaga, dan pengadilan niaga akan
menyidangkannya ( pasal 76 ayat (2) ), akan tetapi boleh juga bahwa gugatan perdata ini
diajukan atau diselesaikan oleh jalur arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa ( menurut
pasal 84 ).

2. Jalur pidana, selain jalur perdata UU Merek juga mengenal penyelesaian melalui jalur
pidana, dimana meskipun kasus perdata telah dilaksanakan, negara masih dapat
melaksanakan perkara pidana. Hukuman pelanggaran merek menurut Undang-Undang No
15 Tahun 2001 Tentang Merek sangat lah berat. Denda dan hukuman berkisar antara
Rp.200.000.000; – Rp.1.000.000.000; dan hukuman penjara 1 – 5 Tahun, hal ini berdasarkan
pasal 90 – 95.

KELOMPOK 5
11

- PENGALIHAN MEREK DAN PEMBERIAN LISENSI MEREK :

Hak atas merek terdaftar bisa beralih atau dialihkan sesuai dengan Pasal 40 Undang-Undang
No 15 Tahun 2001 tentang merek, yakni :
a) Hak atas Merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena :

1) pewarisan;

2) wasiat;

3) hibah;

4) perjanjian; atau

5) sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundangundangan.

b) Pengalihan hak atas Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dimohonkan
pencatatannya kepada Direktorat Jenderal untuk dicatat dalam Daftar Umum Merek.

c) Permohonan pengalihan hak atas Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disertai
dengan dokumen yang mendukung.

d) Pengalihan hak Merek terdaftar yang telah dicatat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dimumkan dalam Berita Resmi Merek.

e) Pengalihan hak atas Merek terdaftar yang tidak dicatatkan dalam Daftar Umum Merek tidak
berakibat hukum pada pihak ketiga.

f) Pencatatan pengalihan hak atas Merek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai biaya
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.

KELOMPOK 5
12

Pengalihan merek terdaftar dapat disertai dengan pengalihan nama baik, reputasi atau lain-
lainnya yang terkait dengan merek tersebut.50 Hal ini tercantum dalam Pasal 41 dan Pasal
42 yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 41 :
Ayat (1) Pengalihan hak atas Merek terdaftar dapat disertai dengan pengalihan nama baik,
reputasi atau lain-lainnya yang terkait dengan Merek tersebut.
Ayat (2) Hak atas Merek Jasa terdaftar yang tidak dapat dipisahkan dari kemampuan, kualitas,
atau keterampilan pribadi pemberi jasa yang bersangkutan dapat dialihkan dengan ketentuan
harus ada jaminan terhadap kualitas pemberian jasa.

Pasal 42 :
Pengalihan hak atas Merek terdaftar hanya dicatat oleh Direktorat Jenderal apabila disertai
pernyataan tertulis dari penerima pengalihan bahwa Merek tersebut akan digunakan bagi
perdagangan barang dan/atau jasa.
Pengalihan hak merek dapat dilakukan kepada perorangan maupun kepada badan hukum.
Segala bentuk pengalihan ini wajib didaftarkan di Ditjen HKI. Pengalihan hak mempunyai
kekuatan terhadap pihak ketiga hanya bila telah tercatat dalam Daftar Umum Merek. Menurut
Prof. Sudargo Gautama, sistem pencatatan tersebut sebagai suatu yang mutlak untuk
mempunyai kekuatan hukum

Peralihan merek harus dibuat dalam akta tertulis dihadapan notaris. Disyaratkan demikian
karena hal tersebut penting sebagai bahan pembuktian. Peralihan hanya menyangkut merek-
merek terdaftar. Dalam hal lisensi merek, ketentuan – ketentuan tentang kontrak lisensi merek
dalam Undang-undang Merek lazimnya mengatur pemberian lisensi berdasarkan suatu
kontrak dan menentukan hak- hak si pemberi lisensi, dan si penerima lisensi dalam hal konrek
lisensi yang bersangkutan. Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan baik yang langsung
maupun tidak langsung dapat menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia
atau memuat pembatasan yang menghambat kemampuan bangsa Indonesia dalam
menguasai dan mengembangkan teknologi pada umumnya. Sehingga Ditjen HKI wajib
menolak permohonan catatan perjanjian Lisensi yang melanggar larangan tersebut.
Kontrak lisensi merek bisa diberlakukan untuk seluruh Indonesia, tetapi dapat juga
diperjanjikan lain. Berdasarkan ketentuan tersebut maka penggunaan merek terdaftar di
Indonesia oleh penerima lisensi, dianggap sama dengan penggunaan merek tersebut di

KELOMPOK 5
13

Indonesia oleh pemilik merek. Sedangkan jangka waktu kontrak lisensi tersebut tidak boleh
melebihi lamanya jangka waktu perlindungan merek terdaftar yang bersangkutan.
Pemilik merek terdaftar berhak memberikan lisensi kepada pihak lain dengan perjanjian
bahwa penerima lisensi akan menggunakan merek tersebut untuk sebagian atau seluruh jenis
barang atau jasa. Perjanjian lisensi wajib dimohonkan pencatatannya pada Ditjen HKI dengan
dikenai biaya, dan akibat hukum pencatatan perjanjian lisensi berlaku terhadap pihak-pihak
yang bersangkutan dan terhadap pihak ketiga.
Penerima lisensi yang beritikad baik tetapi kemudian merek itu dibatalkan, tetap berhak
melaksanakan perjanjian lisensi tersebut sampai dengan berakhirnya jangka waktu perjanjian
lisensi. Penerima lisensi ini tidak lagi wajib meneruskan pembayaran royalti kepada pemberi
lisensi yang dibatalkan, melainkan wajib melaksanakan pembayaran royalti kepada pemilik
merek yang tidak dibatalkan. Dalam hal pemberi lisensi sudah terlebih dahulu menerima
royalti secara sekaligus dari penerima lisensi, pemberi lisensi tersebut wajib menyerahkan
bagian dari royalti yang diterimanya kepada pemilik merek yang tidak dibatalkan yang
besarnya sebanding dengan sisa jangka waktu perjanjian lisensi. Pemilik merek yang
memberikan lisensi, tetap dapat menggunakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak
ketiga lainnya untuk menggunakan merek tersebut kecuali jika diperjanjikan lain. Di pihak lain
si penerima lisensi lisensi dapat juga ditentukan bahwa mereka dapat memberikan lisensi
lebih kanjut kepada pihak lainnya, ketentuan ini tidak menghilangkan kewajiban penerima
lisensi untuk menggunakan sendiri merek tersebut dalam perdagangan. Pengaturan tentang
lisensi ini diatur dalam Undang- Undang No 15 Tahun 2001 Tentang Merek yakni pasal 43
sampai dengan pasal 49.

KELOMPOK 5
14

- ANALISA DAN TEORI MENGENAI HAK MEREK SPECS :

Dari kesimpulan materi HAK MEREK yang kelompok kami kerjakan maka kelompok
kami mengambil salah satu merek ternama / terkenal di indonesia yaitu SPECS merupakan
sebuah perusahaan sepatu asal Indonesia. Awal mula Specs berdiri tahun 1994, ketika PT
Panatrade Caraka ditunjuk sebagai perusahaan pemasaran Specs yang diproduksi oleh PT
Panarub Industry, sister company Panatrade.
Merek SPECS ini merupakan salah satu merek yang banyak diminati oleh semua orang di
indonesia selain dengan merek dengan kualitas yang terjamin dan harganya pun sangat
terjangkau sehingga semua orang pun sangat menyukainya. Setelah itu merek specs ini juga
sudah dijual dipenjuru wilayah indonesia dengan berbagai tampilan dan model yang bagus dan
selalu bisa menyaingi merek – merek lainnya khususnya di bidang olahraga.
Perusahaan Specs ini merupakan salah satu perusahaan yang tidak hanya menjual produk
sepatu tetapi berbagai kostum dan berbagai pakaian seperti : baju, celana, training dll.
Perusahaan Specs ini termasuk kategori perusahaan yang bekerja dalam hak dagang karena
perusahan specs ini menjual produk yang telah diproduksinya untuk dijual melalui ke produsen
– produsen kecil untuk menjual ke konsumen. Perusahaan Specs ini juga merupakan
perusahaan yang berbadan hukum dan termasuk perusahaan yang sudah terdaftar dan sudah
diberikan izin resmi di lembaga kementerian hukum & ham, sehingga perusahaan specs ini pun
jika terdapat permasalahan maupun ada perusahaan yang menyalahgunakan maupun meniru
produk yang telah dibuat oleh perusahaan specs ini maka perusahaan specs ini pun bisa
menuntut haknya ke pengadilan atau kepada pihak yang berwajib.
Perusahaan Specs ini juga termasuk sistem konstitutif karena merek yang dibuat dan yang
telah diprduksi olek merek Specs ini tidak boleh ditiru maupun dicontoh oleh perusahaan lain
atau oknum lain sehingga merek yang dibuatnya itu merupakan hak mutlak dan berhak atas
hak merek tersebut.
Kaitannya hak merek dengan hak intelektual HAKI yaitu masyarakat akan sadar
perlindungan hak merek ini sehingga hak merek ini tidak salah untuk dipergunakan dan
menyalahgunakan berbagai macam merek, apabila telah melanggar hak merek yang sudah
diatur oleh pasal 3 UU No 15 Tahun 2001 ini maka siap untuk menerima sanksi dan
hukuman sesuai dengan perbuatannya.

KELOMPOK 5

Anda mungkin juga menyukai