Anda di halaman 1dari 2

PLAGIARISM SCAN REPORT

Date 2023-01-10

0%
100%

Words 931
Plagiarised Unique

Characters 7158

Content Checked For Plagiarism

Sampai saat ini, istilah brand dimaknai secara berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang memahami fenomena brand.
Dalam pengertian klasik, merek adalah tentang mengidentifikasi produk dan membedakannya dari produk pesaing, baik
melalui nama, logo, desain khusus, atau tanda dan simbol visual lainnya .

Definisi standar yang dirumuskan oleh American Marketing Association pada tahun 1960 menyatakan bahwa merek adalah
nama, ekspresi, simbol atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan membedakan
barang atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual. kontestan .

yang disatukan oleh nama dan simbol yang
Menurut David A. Aker merek adalah seperangkat aset (atau kewajiban)
menambah (atau mengurangi) nilai yang ditawarkan oleh suatu produk atau layanan. Merek adalah nama atau simbol yang
khas (baik berupa logo, stempel, atau kemasan) yang mengidentifikasi barang/jasa dari penjual/kelompok penjual tertentu.

3. Pendaftaran Merek ke HAKI (Hak Kekayaan Intelektual)


Pendaftaran merek dagang adalah bukti yang sah dari merek terdaftar. Pendaftaran merek juga berguna sebagai dasar
untuk menolak merek yang identik atau secara substansial identik yang diterapkan oleh orang lain untuk barang atau jasa
yang serupa. Mendaftarkan merek ini secara legal untuk mencegah orang lain menggunakan merek yang sama. Tujuan
pendaftaran merek adalah untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum terhadap hak merek.

Istilah Hak Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
menurut UU No. 7 Tahun 1994 tentang Ratifikasi WTO (Perjanjian Pembentukan WTO). Pengertian Hak Kekayaan Intelektual
sendiri adalah pengertian hak milik yang timbul dari kemampuan intelektual seseorang, yang mempunyai kaitan dengan
hak seseorang secara pribadi, yaitu hak asasi manusia (HAM).
Hak kekayaan intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan
oleh undang-undang atau peraturan kepada seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu karya cipta. Hak kekayaan intelektual pada dasarnya adalah penikmatan finansial dari hasil
kreativitas intelektual. Objek yang diatur oleh Hak Kekayaan Intelektual adalah karya yang diciptakan atau diciptakan
berkat kemampuan intelektual manusia.

Hak atas kekayaan intelektual (HKI) pada hakekatnya dapat diartikan sebagai kepemilikan atas karya yang timbul atau
dihasilkan dari kemampuan intelektual manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, Helianti Hilman
dalam tulisannya Keunggulan Perlindungan Karya Intelektual dalam Sistem HKI memberikan pengertian bahwa hak
kekayaan intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada seseorang atau sekelompok orang atau suatu
komunitas untuk memegang monopoli atas penggunaan dan keuntungan kerja mental .

Karya-karya intelektual ini tercipta di bidang sains, seni, sastra, atau teknologi dengan mengorbankan tenaga, waktu, dan
bahkan uang. Bahwa perlindungan hak kekayaan intelektual mendorong pencipta dan penemu .

Pengertian Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam perusahaan dan merek adalah:

a. Bagaimana perlindungan hukum bagi pencipta dan karya ciptanya



industri dan hak cipta, maka karya tersebut akan
Jika perusahaan Anda telah mendaftarkan suatu karya untuk perlindungan
mendapat perlindungan hukum. Dengan mengingat hal ini, sebagai pemilik karya, Anda tentu akan lebih tenang dan
percaya diri dalam mengeksploitasi nilai finansial karya berhak cipta Anda tanpa takut melanggar hukum.

b. Sebagai bentuk antisipasi Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual


Mendaftarkan hak cipta Anda di bawah HAKI memberi Anda dasar yang kuat jika Anda harus melawan orang yang
menggunakan karya Anda secara ilegal, sehingga orang tersebut akan banyak mempertimbangkan untuk menjiplak karya

Page 1 of 2
Anda.
c. Persaingan dan pertumbuhan pangsa pasar

Persaingan untuk pengusaha semakin meningkat. Dengan hak kekayaan intelektual, banyak pengusaha yang terdorong
untuk berkarya dan berinovasi seiring dengan meningkatnya persaingan. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan
perusahaan saling bersaing untuk menghasilkan karya terbaik.

Sistem pendaftaran merek ada 2 (dua) macam, yaitu sistem konstitutif dan sistem deklaratif. Dalam sistem konstitutif, hak
merek diperoleh melalui pendaftaran, artinya merek tersebut memperoleh hak eksklusif berdasarkan pendaftaran. Merek
dagang yang tidak terdaftar secara otomatis tidak mendapat perlindungan hukum. Dalam sistem konstitutif ini, orang yang
mendaftarkan merek berhak atas merek tersebut. Pendaftaran menciptakan hak atas merek, pendaftar memiliki hak
tunggal atas merek, dan pihak ketiga harus menghormati hak pendaftar sebagai hak mutlak. Sistem ini mewajibkan pemilik
merek untuk mendaftarkan mereknya jika ingin memperoleh perlindungan hukum. Sistem konstitutif lebih melindungi
pemilik merek dan menjamin kepastian hukum. Sistem deklarasi yang didasarkan pada perlindungan hukum bagi pemakai
pertama merek tersebut menimbulkan permasalahan dan hambatan dalam kehidupan usaha, selain tidak terjaminnya
kepastian hukum. Artinya, pemerintah memberikan perlindungan merek terdaftar secara mutlak kepada pemilik dan
pengguna hak merek untuk menjamin keamanan komersial produsen.

Sistem pendaftaran yang dianut oleh Indonesia berubah dari yang semula mengikuti sistem deklarasi menjadi sistem
konstitusional, yang dilaksanakan setelah diadopsinya Undang-Undang Merek No. 19 Tahun 1992, yang dianggap dapat
meningkatkan kepastian hukum. Perlindungan hukum merek dagang terdaftar berlaku sejak tanggal konfirmasi merek
dagang. Konsekuensi merek terdaftar adalah harus digunakan dalam permohonan pendaftaran. Undang-undang merek
mewajibkan pemilik merek untuk bersikap adil dalam menggunakan mereknya, artinya merek terdaftar yang digunakan
sesuai dengan kelas barang atau jasa yang terdaftar, juga harus dalam bentuk yang sama dengan merek yang digunakan.
Jika merek terdaftar tidak digunakan sesuai dengan ketentuan undang-undang, maka berakhirlah pendaftaran merek yang
bersangkutan.

Pengaturan pendaftaran merek itu sendiri diatur dalam pasal 20, 21 dan 22 Undang-Undang No 20 Tentang Merek dan
Indikasi Geografis. Suatu merek tidak boleh bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundangundangan,
moralitas, agama, kesusilaan, ketertiban umum, memiliki kesamaan pada keseluruhannya dengan ekspresi budaya
tradisional, warisan budaya tak benda, atau nama atau logo yang sudah merupakan tradisi turun temurun dari nenek
moyang.

Selain itu, ada merek dagang kolektif, yaitu. merek dagang yang digunakan untuk barang dan/atau jasa yang mempunyai
kesamaan sifat, sifat umum, dan kualitas barang atau jasa serta penguasaannya, dan diperdagangkan secara bersama-
sama oleh beberapa orang. atau badan hukum untuk membedakan barang. dan jasa atau jasa sejenis lainnya. Menurut
Pasal 6 Undang-Undang Merek dan Indikasi Geografis No. 20 Tahun 2016, permohonan pendaftaran merek sebagai merek
kolektif hanya dapat diterima apabila dalam permohonan secara jelas menyatakan bahwa merek tersebut digunakan
sebagai merek kolektif.

Matched Source

No plagiarism found

Page 2 of 2

Anda mungkin juga menyukai