Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 51

Vol. 3, No. 1, Maret 2022

Indikasi Geografis Dalam Produk Olahan Buah Salak DiKota Padangsidimpuan


(Studi Bolu Salak Kenanga)

Mella Puspita Lubis


Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
mellapuspitalubis20@gmail.com
Abstrak
Salah satu bagian dari HKI yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah Indikasi Geografis.
Indikasi Geografis di atur di dalam UU Nomor 15 Tahun 2007 tentang Merek, PP Nomor 51
Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis dan UU Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis. Perlindungan Indikasi Geografis bertujuan untuk melindungi kekhasan dari
suatu produk. Di Provinsi Sumatera Utara tepatnya di Kota Padangsidimpuan terdapat salah
satu makanan khas yaitu Bolu Salak, yang menjadi kekhasan dari bolu ini adalah selai yang
terbuat dari buah salak. Salak merupakan komoditas unggulan asal Kota Padangsidimpuan.
Karakteristik salak Padangsidimpuan terdapat pada daging buahnya yang berwarna kuning tua
dan berserambut merah, rasa buahnya segar dengan campuran manis dan asam, kulitnya
berwarna hitam kecoklatan dan bersisik besar. Pengaturan yang akan dibahas dalam penelitian
ini yaitu kriteria bolu salak untuk dapat didaftarkan sebagai produk Indikasi Geografis menurut
Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2016 dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2007,
upaya Pemerintah Kota Padangsidimpuan agar bolu salak dapat didaftarkan menjadi produk
Indikasi Geografis dan peran serta masyarakat dalam proses pendaftaran Indikasi Geografis
menurut Undang- undang Nomor 20 tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan
bahwa Bolu salak sudah memenuhi kriteria untuk dapat didaftarkan sebagai produk indikasi
geografis sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2016 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 51 tahun 2007. Upaya Pemerintah Kota Padangsidimpuan untuk
mendaftarkan bolu salak sebagai produk indikasi geografis adalah dengan memfasilitasi,
mendampingi serta membina pelaku UKM serta memberikan pengetahuan yang lebih kepada
UKM. Peran serta masyarakat dalam pendaftaran Indikasi Geografis menurut Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2016 adalah denganmembentuk komunitas yang berada di bawah pengawasan
Pemerintah Kota Padangsidimpuan agar terjalin kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat
untuk mendaftarkan olahan buah salak sebagai produk Indikasi Geografis agar mendapatkan
perlindungan hukum.
Kata Kunci : Indikasi Geografis, Produk Indikasi Geografis, Bolu Salak

Abstrack
One part of IPR that will be studied in this research is Geographical Indications. Geographical
Indications are regulated in Law number 15 of 2007 concerning Brands, government regulations
Number 51 of 2007 concerning Geographical Indications and Law number 20 of 2016 concerning
Brands and Geographical Indications. Geographical Indication Protection aims to protect the
uniqueness of a product. In the province of North Sumatra, precisely in the city of
Padangsidimpuan, there is one typical food, namely Bolu Salak, which is the specialty of this
sponge is a jam made from salak fruit. Salak is a leading commodity from Padangsidimpuan City.
The characteristics of Padangsidimpuan bark are found in its dark yellow flesh and red hair, the
taste of the fruit is fresh with a mixture of sweet and sour, the skin is brownish black and has large
scales. The setting that will be discussed in this research is the criteria for salak cake to be
registered as a Geographical Indication product according to Law number 20 of 2016 and
Government Regulation number 51 of 2007, the efforts of the Padangsidimpuan City
Government so that salak cake can be registered as a Geographical Indication product and
participation community in the process of registering Geographical Indications according to Law
number 20 of 2016. Based on the results of the study, it was concluded that Bolu salak has met
the criteria to be registered as a product of geographical indications in accordance with the
provisions of Law number 20 of 2016 and Government Regulation number 51 of 2007. The efforts
of the Padangsidimpuan City Government to register the salak cake as a geographical indication
product are by facilitating, assisting and fostering SMEs as well as providing more knowledge to
SMEs. The participation of the community in the registration of Geographical Indications
according to Law number 20 of 2016 is to form a community that is under the supervision of the
Padangsidimpuan City Government so that there is cooperation between the Government and the
community to register processed salak fruit as a Geographical Indication product in order to get
legal protection.
Keywords: Geographical Indications, Geographical Indication Products, Bolu Salak
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 52
Vol. 3, No. 1, Maret 2022

I. Pendahuluan faktor alam, faktor manusia, atau


A. Latar Belakang kombinasi dari kedua faktor tersebut
memberikan ciri dan kualitas tertentu pada
Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
barang yang dihasilkan.
merupakan kekayaan yang timbul atau
lahir karena kemampuan intelektual Tanda yang digunakan sebagai

manusia.1 Maka objek yang diatur dalam Indikasi Geografis dapat berupa etiket atau

HKI adalah karya-karya yang timbul atau label yang dilekatkan pada barang yang

lahir karena kemampuan intelektual dihasilkan. Tanda tersebut dapat berupa

manusia. Setiap hak yang digolongkan nama tempat, daerah atau wilayah, kata,

ke dalam HKI harus mendapatkan gambar, huruf, atau kombinasidari unsur-

kekuatan hukum atas karya atau unsur tersebut.3 Tanda tersebut

ciptaannya. Sistem kekayaan intelektual didapatkan setelah suatu produk sudah

merupakan hak privat, maksudnya hak didaftarkan dan memenuhi

eksekutif yang diberikan negara kepada persyaratan/dokumen deskripsi saat

individu yang tidak lain sebagai suatu pendaftaran. Dokumen deskripsi adalah

penghargaan atas karyanya atau identifikasi atas produk yang menjadi

kreativitasnya dan agar orang lain dasar penetapan ciri khas, kualitas dan

termotivasi untuk lebih lanjut karakteristik.

mengembangkannya lagi. Fungsi dari tanda/label tersebut


adalah sebagai daya pembeda, ciri khas,
Pengembangan itu diharapkan dapat
identitas, sarana promosi dan sebagai
di dokumentasikan agar dapat terhindar
jaminan originalitas produk Indikasi
dari pengambilan yang dilakukan oleh
Geografis. Penggunaan tanda Indikasi
pihak lain.2
Geografis terhadap barang dan/atau
Salah satu bagian dari HKI yang
produk yang kualitasnya tidak sesuai
masih jarang dikenal masyarakat adalah
dengan uraian yang terdapat dalam
Indikasi Geografis. Dalam Undang-Undang
dokumen deskripsi merupakan
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
pelanggaran atas Indikasi Geografis.
pada Pasal 56 ayat 1 yang menyebutkan
Untuk mendapatkan perlindungan
bahwa Indikasi Geografis dilindungi
hukum Indikasi Gegrafis, produk/barang
sebagai suatu tanda yang menunjukkan
potensi Indikasi Geografis harus
daerah asal suatu barang, yang karena
didaftarkan terlebih dahulu oleh pemohon
faktor lingkungan Geografis termaksuk
kepada Menteri. Dimana pemohon Indikasi
1
Bambang Kesowo, Pengantar Umum Geografis terdiri dari :4
Mengenai KI di Indonesia, Makalah pada Pelatihan
Teknis Yustisial Peningkatan Pengetahuan Hukum bagi
Wakil Ketua Hakim Tinggi se-Indonesia yang di
selenggarakan di Semarang, 1995, hal 6. 3
Indikasi Geografis , pencarian:
2
Maria Alfons, Implementasi Hak Kekayaan https://www.dgip.go.id/menu-utama/Indikasi-Geografis/
Intelektual Dalam Perfektif Negara Hukum, Jurnal pengenalan, diakses pada tanggal 1 September 2021.
Legislasi Indonesia, Volume 14, Nomor 3, 2017, hal.
305. 4
Pasal 5 ayat (3) Peraturan Pemerintah No 51
tahun 2007 tentang Indikasi Geografis
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 53
Vol. 3, No. 1, Maret 2022

1. Lembaga yang mewakili masyarakat di Kurangnya perhatian dari pemerintah


daerah yang memproduksi barang yang daerah menjadi salah satu faktor yang
bersangkutan, terdiri atas : menyebabkan Indikasi Geografis kurang di
a. Pihak yang mengusahakan barang pahami oleh masyarakat lokal pada
hasil alam atau kekayan alam umumnya. Minimnya pemahaman
b. Produsen barang hasil pertanian masyarakat lokal mengenai HKI cenderung
c. Pembuat barang hasil kerajinan membuat masyarakat tidak memiliki
tangan atau barang hasil industri atau ketertarikan untuk berkreasi menciptakan
d. Pedagang yang menjual barang sebuah inovasi-inovasi yang dapat
tersebut menghasilkan keuntungan ekonomis guna
2. Lembaga yang diberikan kewenangan menunjang kehidupan. Masyarakat lebih
untuk itu cenderung mengenal Istilah HKI seperti
3. Kelompok konsumen barang tersebut Paten dan Merek.5

Adanya produk Indikasi Geografis, Perlindungan Indikasi Geografis

mampu membuat reputasi suatu kawasan bertujuan untuk melindungi kekhasan

Indikasi Geografis akan ikut terangkat, di tersebut dari pemalsuan produk sekaligus

sisi lain Indikasi Geografis juga dapat memberi kesempatan dan perlindungan

melestarikan keindahan alam, kepada masyarakat wilayah penghasil

pengetahuan tradisional, serta produk khas untuk mendapatkan manfaat

sumberdaya hayati, dan ini akan yang maksimal dari produk khas tersebut.

berdampak pada pengembangan Di samping itu, perlindungan Indikasi

agrowisata, dengan Indikasi Geografis Geografis juga menguntungkan bagi

juga akan merangsang timbulnya kegiatan- konsumen karena memberi jaminan

kegiatan lain yang terkait seperti originalitas produk. Karena itu sudah

pengolahan lanjutan suatu produk. Semua sepatutnya suatu kreatifitas mendapat

kegiatan ekonomi akibat adanya Indikasi perlindungan hukum yang memadai.6

Geografis tersebut, secara otomatis akan Produk unggulan di seluruh Indonesia


ikut mengangkat perekonomian kawasan yang memiliki potensi sangatlah banyak,
perlindungan Indikasi Geografis itu sendiri. salah satu produk unggulan tersebut
Kegiatan mengindikasi geografis produk adalah makanan khas daerah. Makanan
unggulan di setiap wilayah di Indonesia erat kaitannya dengan tradisi suatu
sangat penting untuk dilakukan karena masyarakat setempat, karena itu makanan
Produkproduk unggulan di Indonesia memiliki fenomena lokal. Seluruh aspek
sangat banyak, jadi tidak mendapat makanan tersebut merupakan bagian dari
pengaturan geografis karena
memungkinkan pihak luar negeri 5
Winda Risna Yessiningrum, Perlindungan
Hukum Indikasi Geografis Sebagai Bagian dari Hak
memainkan potensi dari Indonesia Kekayaan Intelektual, Jurnal IUS, Volume 3, Nomor 7,
2015, hal. 43.
semaunya.
6
Yessiningrum, Loc.cit.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 54
Vol. 3, No. 1, Maret 2022

warisan tradisi suatu golongan masyarakat karena memiliki kekhasan yang berbeda
ataupun sebagai ciri khas penanda suatu dengan bolu lainnya.
daerah.
Bolu Salak sebagai makanan khas
Berkaitan dengan makanan khas asal daerah Kota Padangsidimpuan dapat
daerah, di Provinsi Sumatera Utara dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 20
tepatnya di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
terdapat salah satu makanan khas yaitu Geografis dimana di dalam Undang-
Bolu Salak, yang menjadi ke-khasan dari Undang tersebut mengatur mengenai
bolu ini adalah selai yang terbuat dari buah Indikasi asal. Secara teoretis, produk yang
salak. Salak merupakan komoditas potensial untuk dilindungi rezim Indikasi
unggulan asal Kota Padangsidimpuan. asal berupa produk-produk dapat berupa
Salak Sidempuan merupakan komoditas barang-barang kerajinan tangan dan
unggulan asal Kota Padangsidimpuan. makanan selama produk-produk tersebut
Karakteristik salak Sidempuan terdapat mengusung nama tempat asal dan
pada daging buahnya yang berwarna kualitasnya secara nyata dipengaruhi
kuning tua dan bersemburat merah, rasa karakteristik tempat asal tersebut.
buahnya segar dengan campuran manis
Indikasi asal merupakan sebuah
dan asam, kulitnya berwarna hitam
nama dagang yang dikaitkan, dipakai
kecoklatan dan bersisik besar.
secara lisan atau dilekatkan pada
Karakteristik ini terbentuk karena adanya
kemasan suatu produk dan berfungsi
faktor alam masing-masing daerah,
menunjukan asal tempat produk. Asal
pertumbuhan salak dan/atau faktor
tempat itu mengisyaratkan bahwa kualitas
manusia termasuk dalam mengolah buah
produk tersebut sangat dipengaruhi oleh
salaknya.
tempat asalnya, sehingga produk bernilai
Banyaknya buah salak di Kota unik di benak masyarakat, khususnnya
Padangsidimpuan menjadi potensi bagi konsumen, yang tahu bahwa tempat itu
masyarakat untuk menciptakan kreatifitas punya kelebihan khusus dalam
7
dari buah salak tersebut sehingga menghasilkan suatu produk. Perlindungan
masyarakat membuat banyak beraneka Indikasi asal memiliki beberapa aspek
olahan makanan yang terbuat dari salak, hukum yang membuatnya sangat relevan
salah satunya bolu salak. Bolu salak ini untuk dikembangkan di Indonesia.
baru pertama kali dipasarkan di
Saat ini Bolu Salak belum didaftarkan
Padangsidimpuan pada tahun 2017 oleh
sebagai Indikasi Geografis di Dirjen HKI,
Toko Bolu Salak Kenanga. Sampai saat ini
Saat ini Bolu Salak belum didaftarkan
bolu salak ini sudah seperti ikon kuliner
sebagai Indikasi Geografis di Dirjen HKI,
Kota Padangsidimpuan. Maka dari itu Bolu
Salak Kenanga ini perlu mendapatkan 7
Setya Okta Wijaya, Perlindungan Hukum
Sambal Pecel Madiun Sebagai Makanan Khas Kota
perlindungan hukum melalui pendaftaran Madiun, Program Studi Ilmu Hukum, Universitas
Negeri Semarang, 2019, hal.6
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 55
Vol. 3, No. 1, Maret 2022

padahal setiap produk yang memiliki 1) Undang-undang No.20 Tahun


potensi sebagai produk Indikasi Geografis 2016 Tentang Merek dan Indikasi
harus didaftarkan terlebih dahulu agar Geografis.
memperoleh perlindungan hukum. 2) Peraturan Pemerintah No. 51
Sehingga berdasarkan uraian diatas Tahun 2007 Tentang Indikasi
menarik untuk diangkat dalam suatu kajian Geografis.
ilmiah dalam bentuk tesis dengan judul b. Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan
“Indikasi Geografis Dalam Produk Olahan hukum yang memberikan penjelasan
Buah Salak di Kota Padangsidimpuan mengenai bahan hukum primer.
(Studi Bolu Salak Kenanga)”. c. Bahan hukum tersier yaitu bahan
hukum yang menjelaskan bahan
B. Rumusan Masalah hukum primer dan bahan hukum
Berdasarkan uraian latar belakang sekunder.
diatas, maka dirumuskan permasalahan Metode pengumpulan data yang
sebagai berikut: digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Apakah bolu salak memenuhi kriteria pengumpulan data melalui kepustakaan
untuk dapat didaftarkan sebagai produk (Library research) dan studi lapangan (field
Indikasi Geografis menurut Peraturan research) yang dilakukan untuk
Perundang-Undangan? menguraikan secara sistematis teori-teori
2. Bagaimana upaya Pemerintah Kota dan hasil- hasil penelitian yang didapatkan
Padangsidimpuan agar bolu salak oleh peneliti terdahulu yang ada
dapat didaftarkan menjadi produk hubungannya dengan permasalahan dan
Indikasi Geografis? tujuan penelitian.8 Penelitian lapangan ini
3. Bagaimana peran dari masyarakat dilakukan dengan cara interview atau
dalam proses pendaftaran Indikasi wawancara dengan informan terkait
Geografis menurut Undang-Undang No dengan topik penelitian yang diteliti.
20 tahun 2016 dalam kaitannya dengan Adapun informan dalam penelitian ini yaitu
upaya pendaftaran bolu salak? Bapak Gustami Hamonangan Siregar
S.Sos., M.M, Kepala Bidang Koperasi dan
C. Metode Penelitian UKM pada Dinas Koperasi UKM
Jenis penelitian ini adalah yuridis Perindustrian dan Perdagangan Kota
normatif. Penelitian ini bersifat deskriptif Padangsidimpuan.
analitis. Sumber data yang digunakan pada
penelitian ini adalah data sekunder yang II. Hasil dan Penelitian
terdiri dari: Bolu salak dapat memperoleh
a. Bahan Hukum Primer yang berisi perlindungan hukum melalui Indikasi
bahan hukum atau dokumen Geografis berdasarkan PP Nomor 51
peraturan perundang-undangan
8
yaitu: I Made Wirantha, Pedoman Penulisan Usulan
Penelitian, Skripsi dan Tesis, Yogyakarta, 2005, hal.21
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 56
Vol. 3, No. 1, Maret 2022

Tahun 2007 apabila memenuhi Buku atau lingkungan dan faktor kimia.
Persyaratan seperti yang tercantum dalam Faktor fisika adalah suhu atau
Pasal 6 ayat (3). Berikut penjelasan yang temperatur tanah, kelembaban
harus dipenuhi dalam Buku Persyaratan; tanah, sedangkan faktor kimiannya
adalah pH dan unsur-unsur hara
a. Karakteristik dan kualitas yang
yang terdapat di dalam tanah.
membedakan bolu salak dengan bolu
Tanaman salak dapat ditanam
lainnya yang memiliki kategori sama
dengan jarak tanam yang lebih
(Pasal 6 ayat (3) butir c)
rapat. Kerapatan tanam selain
Bolu salak memiliki rasa yang tidak
dapat menambah jumlah populasi,
terlalu asam dan tidak terlalu manis karena
yang berarti jumlah tanaman salak
selai bolu salak terbuat dari salak asli Kota
akan membantu menahan tanah
Padangsidimpuan.
dari erosi yang sering terjadi
b. Uraian tentang lingkungan geografis,
dilereng pengunungan atau lereng-
faktor alam dan faktor manusia (Pasal
lereng bukit. Potensi suatu daerah
6 ayat (3) butir d)
untuk mengembang suatu
Bolu salak merupakan kombinasi dari
komoditas pertanian pada umunya
kedua unsur Indikasi Geografis yaitu faktor
ditentukan oleh kecocokan antara
alam dan faktor manusia. Kota
fisik lingkungan (dalam hal ini
Padangsidimpuan secara astronomis
mencakup iklim, tanah, topografi)
terletak pada garis 01o 08' 07'' - 01o 28'
dengan persyaratan tumbuh
19'' Lintang Utara dan 99o 13' 53'' - 99o
tanaman. Kecocokan antara sifat
21' 31'' Bujur Timur dan berada pada
fisik lingkungan dari suatu daerah
ketinggian 260 sampai dengan 1.100
dengan persyaratan tumbuh
meter di atas permukaan laut. Topografi
tanaman dapat memberikan
wilayahnya yang berupa lembah yang
informasi bahwa komoditas
dikelilingi oleh Bukit Barisan, sehingga
tesebut potensial dikembangkan di
kalau dilihat dari jauh, wilayah kota
daerah bersangkutan.
Padangsidimpuan tak ubahnya seperti
Agar tanah dapat melaksanakan
cekungan yang meyerupai danau. Puncak
fungsi-fungsi di atas maka perlu
tertinggi dari bukit dan gunung yang
disediakan kondisi tanah yang
mengelilingi kota ini adalah Gunung Lubuk
sesuai bagi tanaman tersebut.
Raya dan Bukit (Tor) Sanggarudang yang
Tanaman salak mempunyai
terletak berdampingan di sebelah utara
perakaran yang dangkal. Tanah
kota.
yang cocok adalah tanah yang
1) Faktor alamnya adalah buah salak, banyak mengandung bahan
beberapah faktor yang berperan organk, mampu menyimpan air
penting dalam pertumbuhan dan tetapi tidak mudah tergenang,
perkembangan tanaman salak gembur, dan secara kuatitatif
salah satunya adalah faktor fisik
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 57
Vol. 3, No. 1, Maret 2022

mengandung zat-zat hara utama pempukan dan perawatan


9
bagi tanaman. intensif.

Tanaman salak walaupun Buah Salak yang tumbuh di Kota


termasuk tanaman yang tidak Padangsidimpuan yang
mengandung resiko tinggi, tetapi merupakan salah satu daerah
tetap diperlukan pemeliharaan dan bagian barat Provinsi Sumatera
perawatan yang intensif, agar Utara, berada di ketinggian 260-
buah yang dihasilkan kualitasnya 1.100 meter diatas permukaan
baik. Tanaman salak tidak tahan laut, memiliki kontour tanah datar
terhadap sinar matahari penuh hingga bergelombang dan beriklim
(100%), tetapi cukup 50- 70%, tropis. Dimana tanaman buah
karena itu diperlukan tanaman salak dapat tumbuh dan berbuah
peneduh. Suhu yang paling baik baik di Kota Padangsidimpuan dan
anatara 20-30°C. Salak tanaman salak secara vegetatif
membutuhkan kelembaban tinggi, yaitu dari bibit yang tumbuh dari
tetapi tidak tahan genangan air. tanaman tua yang telah merunduk
Sebagaian besar petani salak kembali untuk menjadi tumbuhan
yang terdapat di Kabupaten baru, sehingga para petani salak
Tapanulu Selatan menerapkan hanya mempertahankan plasma
sistem agroforestry. Banyak ahli nufta yang telah ada sebelumnya
mondefinisikan agroforestry dengan sifat yang sama.10
sebagai suatu sistem manajemen
2) Faktor manusia juga berpengaruh
lahan yang berkelanjutan untuk
dalam pengolahan bolu salak yang
meningkatkan variasi hasil lahan
sudah dimulai sejak tahun 2017.
dengan mengkobinasikan anatar
Bolu Salak yang merupakan hasil
tanaman hutan dan atau hewan
industri olahan buah salak yang
secara simultan atau berurutan
diolah oleh masyarat Kota
dalam unit lahan yang sama dan
Padangsidimpuan. Proses
dengan aplikl kasi pengolahan
pengolahan bolu salak dilakukan
yang sesuai budaya masyarakat
oleh 15 orang tenaga kerja yang
setempat. Mereka menanam
bekerja dalam usaha pengolahan
tanaman semusim (seasonal crop)
bolu salak kenanga.11
di sela tanaman keras (tree)
dengan mengandalkan sumber
c. Uraian mengenai batas-batas daerah
daya alam yang ada. Petani
9
biasannya tidak melakukan Forum Agri, peluang usaha prospektif budi
daya salak,cahaya atma pustaka,2013
10
Muhammad Juan Ilyas, Identifikasi Karakter
Mofologis Buah Salak di Kota Padangsidimpuan,
Universitas Sumatera Utara, 2019, hal.82.
11
Sangka Tanjung, Op.cit, hal 38.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 58
Vol. 3, No. 1, Maret 2022

dan/atau peta wilayah yang dicakup Padangsidimpuan, pemerintah siap


oleh Indikasi Geografis (Pasal 6 ayat memfasilitasi, mendampingi, dan
(3) butir e) mengajari/membantu masyarakat untuk
Dalam penentuan batas wilayah mengolah buah salak menjadi makanan
harus mempertimbangkan kontur tanah khas olahan buah salak.
serta iklim. Salak dapat tumbuh dan c. Pemerintah Kota Padangsidimpuan
berbuah baik apabila dibudidayakan di melalui Dinas Koperasi UKM
12
daerah yang sesuai. Perindustrian dan Perdagangan
bertanggung jawab dalam memberikan
Dukungan Pemerintah Kota
bimbingan, advokasi, memfasilitasi,
Padangsidimpuan dalam upaya
mendampingi, memberi inovasi dan
perlindungan terhadap produk olahan buah
pembinaan terhadap UKM Kotaku
salak sebagai produk indikasi geografis
tersebut.
hanya sebatas perlindungan terhadap
Produk unggulan daerah mempunyai
koperasi dibidang pengolahan buah salak.
arti penting bagi kemajuan perekonomian
Sementara perlindungan hukum terhadap
daerah, khususnya peningkatan
indikasi geografis sendiri belum memadai,
kesejahteraan masyarakat setempat. Oleh
hal ini ditandai dengan belum di
karena itu, keberadaan produk unggulan
daftarkannya produk olahan buah salak
yang memiliki keunikan atau kekhasan
seperti bolu salak yang memiliki reputasi
spesifikasi lokasi perlu dijaga
unggulan dari Kota Padangsidimpuan 13
kelestariannya. Disinilah pentingnya
sebagai produk Indikasi Geografis.
perlindungan Indikasi Geografis.
Pemerintah Kota Padangsidimpuan
Tentunya dengan melindungi setiap
berupaya untuk menjaga reputasi Salak
produk yang dihasilkan oleh masyarakat
Sidimpuan agar tetap menjadi produk
asli tersebut, masyarakat dapat secara
unggulan daerahnya. Upaya yang
sadar melestarikan sumber daya alam dan
dilakukan Pemerintah Kota
sumber daya manusianya karena hal ini
Padangsidimpuan adalah sebagai berikut :
untuk kepentingan sendiri dan komunitas
a. Dengan membuat list terhadap produk- yang lebih luas, dengan ikut serta dalam
produk unggulan daerah yang mendaftarkan dan lalu nantinya memiliki
berpotensi. Pemerintah Kota juga hak milik atas produk yang sudah
selalu menggalakkan UKM-UKM yang didaftarkan. Hal ini bisa dilakukan untuk
mau mengembangkan potensi-potensi kesejahteraan masyarakat khususnya para
produk olahan buah salak. petani kecil, Maka untuk itulah, langkah
b. Pemerintah juga membuat tempat yang paling tepat yaitu segera
produksi khusus produk olahan buah
salak tepatnya di lubuk raya Kota

12
Ibid
13
Ibid, h. 198
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 59
Vol. 3, No. 1, Maret 2022

direalisasikan berbagai upaya untuk salak adalah dengan membentuk


14
pendaftaran indikasi geografis tersebut. komunitas yang berada di bawah
pengawasan Pemerintah Kota
Padangsidimpuan agar terjalin kerjasama
III. Kesimpulan
antara Pemerintah dan masyarakat untuk
A. Kesimpulan
mendaftarkan olahan buah salak sebagai
Bolu salak sudah selayaknya
produk Indikasi Geografis agar
mendapatkan perlindungan Indikasi
mendapatkan perlindungan hukum.
Geografis karena bolu salak sudah
memenuhi buku persyaratan dalam B. Saran
mendaftarkan Indikasi Geografis Sebaiknya bolu salak segera
sebagaimana terdapat dalam pasal 6 didaftarkan Indikasi Geografisnya agar
Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun mendapatkan perlindungan hukum karena
2007 tentang Indikasi Geografis. Syarat s telah memenuhi kriteria sebagai produk
yang sudah terpenuhi adalah unsur- Indikasi Geografis menurut Undang-
unsurnya, seperti karakteristik, kualitas, Undang No 20 tahun 2016 tentang Merek
lingkungan geografis, faktor alam, faktor dan Indikasi Geografis dan Peraturan
manusia dan batas wilayah yang dicakup Pemerintah No 51 tahun 2007 tentang
Indikasi Geografis. Indikasi Geografis. Pemerintah Kota
Padangsidimpuan juga sebaiknya lebih
Upaya Pemerintah Kota
serius dalam upaya pendaftaran Indikasi
Padangsidimpuan untuk mendaftarkan
Geografis dan dalam memberikan
bolu salak sebagai produk indikasi
pembinaan kepada masyarakat mengenai
geografis adalah dengan memfasilitasi,
Indikasi Geografis karena banyak
mendampingi serta membina pelaku UKM
masyarakat yang tidak mengetahui
untuk mendapatkan legalitas serta
pentingnya pendaftaran Indikasi Geografis.
memberikan pengetahuan yang lebih
Komunitas ini dibentuk dan berada di
kepada UKM mengenai branding,
bawah pengawasan Pemerintah Kota
kewirausahaan, mengenai konsep-konsep,
Padangsidimpuan agar terjalin kerjasama
kejujuran dalam usaha, peningkatan
antara Pemerintah dan masyarakat untuk
sumber daya manusia, memberikan
mendaftarkan olahan buah salak sebagai
inovasi baru terhadap produk UKM.
produk indikasi geografis agar
Peran masyarakat dalam proses
mendapatkan perlindungan hukum.
pendaftaran Indikasi Geografis menurut
Masyarakat diharapkan membantu
Undang-Undang No 20 tahun 2016 dalam
pemerintah untuk melindungi Kekayaan
kaitannya dengan upaya pendaftaran bolu
Intelektual salah satunya dengan cara
14
Hendra Djaja, Perlindungani Indikasi mengajukan pendaftarkan produk-produk
Geografis Pada Produk Lokal Dalam Sistem
Perdagangan Internasional, Juirnal i Cakraiwalla yang berpotensi Indikasi Geografis dengan
Huikuimi, Fakultas Hukum Universitas Merdeka
Malang, Vol. 18, No. 2. 2013.
memperhatikan kriteria-kriteria yang ada
sebelum melakukan pendaftaran kepada
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 60
Vol. 3, No. 1, Maret 2022

Lembaga yang berwenang ataupun Semarang.Wirantha,I Made,


Pemerintah Kota Padangsidimpuan. Pedoman Penulisan Usulan
Penelitian, 2005, Yogyakarta:
Skripsi dan Tesis.
Daftar Pustaka
Yessiningrum Winda Risna, Perlindungan
Alfons, Maria, Implementasi Hak
Hukum Indikasi Geografis Sebagai
Kekayaan Intelektual Dalam
Bagian dari Hak Kekayaan
Perfektif Negara Hukum, 2017,
Intelektual, 2015, Jurnal IUS,
Jurnal Legislasi Indonesia, Volume
Volume 3, Nomor 7.
14, Nomor 3.

Agri, Forum, peluang usaha prospektif budi


daya salak, 2013, cahaya atma
pustaka Kesowo, Bambang,
Pengantar Umum Mengenai KI di
Indonesia, 1995, Semarang.

Djaja, Hendra, Perlindungani Indikasi


Geografis Pada Produk Lokal Dalam
Sistem Perdagangan Internasional,
2013,.Juirnal i Cakraiwalla Huikuimi,
Fakultas Hukum Universitas
Merdeka Malang, Vol. 18.

Ilyas, Muhammad Juan, Identifikasi


Karakter Mofologis Buah Salak di
Kota Padangsidimpuan, 2019,
Universitas Sumatera Utara.

Indikasi Geografis, pencarian:


https://www.dgip.go.id/menu-utama/
Indikasi-Geografis/ pengenalan,
diakses pada tanggal 1 September
2021.

Peraturan Pemerintah No 51 tahun 2007


tentang Indikasi Geografis Wijaya,
Setya Okta , Perlindungan Hukum
Sambal Pecel Madiun Sebagai

Makanan Khas Kota Madiun, 2019,


Program Studi Ilmu Hukum,
Universitas Negeri

Anda mungkin juga menyukai