Anda di halaman 1dari 2

NOTA DINAS

Kepada Yth : Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang


Dari : Plt. Kepala Bidang Perindustrian
Hari/Tanggal : Kamis, 3 November 2022
Perihal : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Bidang
Ketahanan Ekonomi di Provinsi Banten.

Berdasarkan Surat Badan Kesbangpol Provinsi Banten No 005/1089-Kesbangpol/2022


tertanggal 21 Oktober 2022 Perihal Permohonan Pengiriman Peserta, sehubungan dengan
kegiatan tersebut dilaporkan sebagai berikut :

1. Kegiatan diawali dengan pembukaan dan sambutan dari Kepala Badan Kesbangpol
Provinsi Banten Bapak Drs. Ade Ariyanto Msi., serta acara dihadiri oleh Kepala Bidang
Perekonomian dan SDA Bappeda Provinsi Banten Bapak Desta Munggara, ST
(Narasumber) dan Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan Dinas Koperasi dan
UMKM Provinsi Banten Bapak Arief Rachman, S.E., M.Si. (Narasumber), dan Para
Perwakilan OPD terkait;

2. Plh Kepala Kanwil Kemenkumham Banten Bapak Masjuno menyampaikan bahwa hingga
saat ini terdapat 108 produk indikasi geografis yang terdaftar di Indonesia, yang terdiri
dari 97 produk indikasi geografis terdaftar lokal asli Indonesia, dan 11 produk indikasi
geografis terdaftar yang berasal dari negara luar, namun demikian hingga saat ini belum
ada satupun produk geografis dari Banten yang terdaftar. Padahal wilayah Banten sendiri
bukanlah wilayah yang miskin akan potensi Indikasi Geografis, melainkan sebaliknya.
Banyak sekali potensi yang bisa digali untuk didaftarkan sebagai Indikasi Geografis
seperti Rambutan Parakan, Rambutan Tangkue, Gula Aren, Alpukat YM, Talas Beneng,
Tenun Baduy, Gerabah, hingga Durian.

3. Untuk itu, adanya sosialisasi ini sangat diharapkan mampu menambah dan memperkaya
pemahaman bagi para pemangku kepentingan, khususnya bagi Dinas-Dinas Pemerintaha
Daerah yang ada di Provinsi Banten, terkait pentingnya pendaftaran produk khas daerah
sebagai Indikasi Geografis. Bapak Masjuno berharap kegiatan ini mampu menjadi pintu
gerbang bagi terdaftarnya Indikasi Geografis dari daerah Banten untuk pertama kalinya.

4. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai Indikasi Geografis oleh


Penyuluh Hukum Kanwil Kemenkumham Banten Eris Adriansyah. Dalam pemaparannya
Eris Adriansyah menyampaikan bahwa :

a) Kekayaan Intelektual Komunal kepemilikannya bersifat kelompok, berbeda


dengan jenis Kekayaan Intelektual biasa/Personal yang kepemilikannya bersifat
eksklusif dan individual. Kekayaan Intelektual Komunal merupakan warisan
budaya tradisional yang perlu dilestarikan karena budaya tersebut merupakan
identitas suatu kelompok atau masyarakat;
b) Berdasarkan pada kepemilikannya, Kekayaan Intelektual dibagi menjadi dua yaitu
Kekayaan Intelektual Komunal yang meliputi Ekspresi Budaya Tradisional,
Pengetahuan Tradisional, Indikasi Geografis, dan Sumber Daya Genetik.
Sedangkan Kekayaan Intelektual Personal meliputi Hak Cipta dan Hak Terkait,
Hak Milik Industri yang meliputi Paten, Merek, Desain Industri, Rahasia Dagang,
dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu;

c) Indikasi Geografis saat ini memiliki dua dasar hukum, yaitu : Undang-Undang No.
20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, dan Peraturan Pemerintah
No. 51 Tahun 2007, tentang Indikasi Geografis/ Peraturan Menteri Hukum dan
HAM RI Nomor 12 Tahun 2019 tentang Indikasi Geografis

d) Indikasi Geografis merupakan Suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu
barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk Faktor
Alam, Faktor Manusia Atau Kombinasi Dari Kedua Faktor tersebut memberikan
reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang
dihasilkan (Pasal 1 butir 6 UU Merek dan Indikasi Geografis);

e) Hak indikasi geografis adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
pemegang hak indikasi geografis yang terdaftar, selama reputasi, kualitas dan
karaktersitik yang menjadi dasar diberikannya pelindungan indikasi geografis
tersebut masih ada.

f) Selain itu, adapun Tujuan utama pelindungan indikasi geografis adalah untuk
melindungi produsen dan konsumen dari pemalsuan produk khas wilayah. Tujuan
lainnya adalah Menjaga kualitas produk khas wilayah, Menjaga kelestarian
wilayah, Menjaga kelestarian budaya dan pengetahuan tradisional masyarakat
penghasil produk khas wilayah, Memperkuat kelembagaan masyarakat penghasil
produk khas wilayah, Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masayarakat
pelaku usaha produk khas wilayah.

Demikian yang dapat disampaikan, atas perhatian Bapak diucapkan terimakasih.


SEKRETAR

Fasilitator Perdagangan Luar Negeri

ANGGARDHA PARAMITA, S.IP


Penata Muda (III/a)
NIP. 199004032019032012

Anda mungkin juga menyukai