“Indikasi Geografis”
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
Fakultas Hukum
(Tahun 2020/2021)
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Indikasi Geografis” ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Hak Kekayaan
Intelektual.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HKI atau Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum
atau peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Pada intinya HKI adalah
hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam
HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Hak
Kekayaan Intelektual dibagi menjadi 2 yaitu Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri.
Hak Cipta adalah Hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya. Termasuk ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang
ilmu pengetahuan, sastra dan seni. Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup
bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara
eksklusif kepada pencipta, yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang
atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan
atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Indikasi Geografis
Indikasi geografis adalah penyebutan nama wilayah geografis dari negara, daerah, atau
tempat untuk menunjukkan asal suatu produk, berdasarkan kualitas dan sifat khusus lingkungan
geografis, termasuk faktor alam dan faktor manusianya. Misalnya Anggur Bordeaux, Anggur
Champagne, Apel Malang, dan Sutra Thailand.
Indikasi geografis merupakan salah satu bagian dari HKI yang di dasarkan penting untuk
mendapat perlindungan hukum. Indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah
asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia,
atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang
dihasilkan.
Dalam suatu perlindungan Indikasi geografis sebagai bagian dari HKI yang tidak terlepas dari
pertimbangan adanya nilai ekonomis yang melekat pada suatu property. Dalam hal ini dikarenakan
penggunaan label atau tanda Indikasi Geografis menggambarkan adanya kualitas produk atau
barang yang dihasilkan oleh suatu daerah atau wilayah tertentu.
Pemerintah telah mengatur mengenai Indikasi Geografis dalam beberapa peraturan, antara
lain :
4
4. Memberikan informasi yang jelas kepada konsumen tentang jenis, kualitas, dan asal
produk yang mereka beli;
5. Meningkatkan peluang promosi untuk memperoleh reputasi yang lebih baik;
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku usaha;
6. Meningkatkan perekonomian dan mempercepat pembangunan wilayah;
7. Menjaga kelestarian lingkungan untuk menjamin keberadaan ciri dan kualitas produk;
8. Menjaga kelestarian budaya bangsa yang terkait dengan kualitas dan reputasi suatu
barang Indikasi Geografis.
Adanya pendaftaran merek Toraja di Jepang, tentunya menghalangi eksportir kopi dari
Indonesia untuk memasukkan produk kopi yang menggunakan tanda dengan nama Toraja.
Perlindungan hukum HKI bersifat teritorial. Ironis bagi pihak Indonesia -- wilayah geografis dari mana
Kopi Toraja itu berasal -- manakala pihak asing justru berebut karena nilai aset dan peluang
bisnisnya. Walaupun aset tersebut secara de facto telah lama dimiliki, tetapi perlindungannya
mensyaratkan kepemilikan yang bersifat yuridis normatif, yaitu pendaftaran kepemilikan.
Tentunya pada saat kopi dengan nama dagang beserta gambar rumah adat Toraja terdaftar
sebagai Merek di Jepang, perkembangan hukum Merek di Indonesia belum sampai tahap
pemahaman konsep perlindungan IG. Walaupun pengenalan akan nama daerah yang dapat
digunakan sebagai tanda dalam perputaran barang dan jasa dalam perdagangan internasional sudah
ada pada norma AO yang perlindungannya tertuang dalam Konvensi Paris 1883, Perjanjian dan
Protokol Madrid ataupun Perjanjian Lisabon 1958 (Lisbon Agreement of 1958 for the Protection of
Appellation of Origin). Itupun posisi Indonesia bukan merupakan Negara peserta dari semua
kesepakatan internasional tersebut, kecuali kemudian Konvensi Paris 1883 yang diratifikasi pasca
Persetujuan TRIPs.
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indikasi geografis merupakan salah satu bagian dari HKI yang di dasarkan penting untuk
mendapat perlindungan hukum. Indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah
asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia,
atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang
dihasilkan, memiliki Dasar Hukum yang kuat dan Manfaat. Contoh Kasusnya adalah kasus merek
Toraja yang mengekspor Kopi dari Indonesia.