Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI)

HAK KEKAYAAN INDUSTRI

DISUSUN OLEH:

Varah Lila Setyo Dewi (1402210036)


Alya Zahra Setiadi (1402210267)
Siti Komariah (1402213007)
Maria Sembiring (1402213101)
Sahlaa Nafisah Kartiyasa (1402213162)
Shita Widowati (1402218359)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat dan
salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga,
sahabat, dan umatnya sampai akhir zaman. Makalah yang berjudul “Hak Atas Kekayaan
Intelektual 2 (HaKI) Hak Kekayaan Industri“ ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hukum Komersial dan Korporasi sebagai penambah pengetahuan bagi kita semua.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih dengan adanya dukungan dan bimbingan
dari Dosen Pengajar mata kuliah Hukum Komersial dan Korporasi, yaitu kepada Bapak
Ramdhan Fryhandhani S.H, M.H. Kami sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami memohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penggunaan kata atau kalimat. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Demikian kata pengantar ini kami sampaikan. Semoga makalah ini
dapat menambah wawasan dan memberikan banyak manfaat bagi kita semua.

Bandung, 11 Mei 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
1.4 Manfaat 5
BAB 2 PEMBAHASAN 6
2.1. Pengertian Hak kekayaan Industri (HaKI) 6
2.2. Macam – Macam Hak kekayaan Industri (HaKI) 7
2.3. Fungsi dan Tujuan Hak kekayaan Industri ((HaKI) 10
2.4. Manfaat Hak atas Kekayaan Industri (HaKI) 11
2.5. Penyelesaian Masalah Apabila Terjadi Hak kekayaan Industri (HaKI) 11
2.6 Contoh Kasus Hak Kekayaan Industri di Indonesia 14
BAB 3 PENUTUP 15
3.1 Kesimpulan 15
DAFTAR PUSTAKA 16

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau sekelompok
orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang berguna dan memberi
dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi, agar ide-ide cemerlang
dan kratif yang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain. Untuk itu
diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif
tersebut. Untuk Tingkat internasional 0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I (Hak
Kekayaan Intelektual) adalah WIPO (World Intellectual Property Organization).
Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil
kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta mempercepat
pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka dirasakan perlunya perlindungan hukum
terhadap hak cipta. Perlindungan Hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya untuk
mewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di
bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-undang
nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah
diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak hanya
karya cipta, invensi di bidang teknologi (hak paten) dan kreasi tentang penggabungan antara
unsur bentuk, warna, garis (desain produk industri) serta tanda yang digunakan untuk
kegiatan perdagangan dan jasa (merek) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah
perlindungan hukum. Dengan kata lain Hak atas kekayaan Intelektual (HaKI) perlu di
dokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama
dapat dihindari atau dicegah.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Hak kekayaan Industri?
2. Apa saja macam-macam Hak kekayaan Industri?
3. Apa saja fungsi dan tujuan Hak kekayaan Industri?
4. Apa Manfaat yang di dapat dari Hak kekayaan Industri?
5. Bagaimana penyelesaian atau solusi masalah apabila terjadi Hak kekayaan Industri?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai
dengan permasalahan yang diajukan antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian Hak kekayaan Industri
2. Untuk mengetahui macam-macam Hak kekayaan Industri
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tujuan Hak kekayaan Industri, dan
4. Untuk mengetahui manfaat serta solusi dalam penyelesaiaan masalah dalam Hak
kekayaan Industri

1.4  Manfaat
Selain tujuan daripada penulisan makalah, perlu pula diketahui bersama bahwa manfaat
yang diharapkan dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah dapat menambah
pengetahuan keilmuan terutama di bidang Hukum Komersial dan Korporasi dan semoga
keberadaan hukum ini dapat memberi masukan bagi semua pihak.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hak kekayaan Industri (HaKI)


Hak kekayaan intelektual adalah hak yang timbul dari kemampuan berfikir atau olah
pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Dalam ilmu
hukum, hak kekayaan intelektual merupakan harta kekayaan khususnya hukum benda
(zakenrecht) yang mempunyai objek benda inteletual, yaitu benda yang tidak berwujud yang
bersifat immaterial maka pemilik hak atas kekayaan intelektual pada prinsipnya dap berbuat
apa saja sesuai dengan kehendaknya.
Kekayaan Intelektual atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Hak Milik
Intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights
(IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya. Istilah atau terminologi Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama kalinya pada tahun 1790. Adalah
Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak milik dari si pencipta ada pada
bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku
dalam pengertian isinya. Istilah HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan
Intelektual.
Hak adalah pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang,
aturan, dsb), Kekayaan merupakan abstraksi yang dapat dimiliki, dialihkan, dibeli, maupun
dijual. Intelektual yang dimaksud dalam HAKI adalah kecerdasan, kemampuan berpikir,
berimajinasi, atau hasil dari proses berpikir manusia atau the creation of human mind. Hak
kekayaan industri adalah hak eksklusif yang dimiliki seseorang setelah melakukan
pendaftaran sehingga memungkinkan pemiliknya untuk melindungi produk, tanda, invensi,
desain, dan sejenisnya secara hukum. Hak eksklusif tersebut memberikan pemegang hak
untuk mencegah orang lain menggunakan tanda, invensi, atau desain yang dilindungi.
Namun, pemegang hak eksklusif dapat memberikan lisensi untuk penggunaan aset yang
dimilikinya dan memperoleh sejumlah royalti sebagai imbalannya.

6
2.2. Macam – Macam Hak kekayaan Industri (HaKI)
● Paten
Paten merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan. Adapun
invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah
yan spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk atau proses atau penyempurnaan
dan pengembangan produk atau proses.
Paten diberikan untuk invensi yang baru dan mengandung langkah insentif serta dapat
diterapkan dalam industri. Invensi dianggap baru jika pada tanggal penerimaan invensi
tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya.Invensi berupa
produk atau alat yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh
bentuk, konfigurasi, kontruksi, atau komponennya dapat memperoleh perlindungan hukun
dalam bentuk paten sederhana.
Berdasarkan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, paten
diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan
jangka itu tidak dapat diperpanjang. Sedangkan untuk paten sederhana diberikan jangka
waktu 10 tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu tersebut tidak dapat
diperpanjang.Paten diberikan berdasarkan permohonan dan setiap permohonan hanya
dapat diajukan untuk satu invensiatau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan
invensi. Dengan demikian, permohonan paten diajukan dengan membayar biaya kepada
Direktorat Jendral Hak Paten Departemen Kehakiman dan HAM. Namun, permohonan
dapat diubah dari paten menjadi paten sederhana.
Berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, paten
dapat dialihkan baik seliruh maupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian
tertulis dan sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan dengan
pencatatan oleh derektorat jendral pengalihan paten.
● Merek
Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebutyang memiliki daya pembeda
dan digunakan dlam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Hak merek adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kapada pemilik merek yang terdaftar dalam daftar

7
umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek atau
memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Jenis-jenis merek dapat
dibagi menjadi merk dagang, merek jasa dan merek kolektif.
Merek terdaftar mendapatkan perlindungan hukum untuk jangka waktu 10 tahun sejak
tanggal penerimaan dan jangka waktu perlindungan dapat diperpanjang denga jangka
waktu yang sama.Hak merek terdaftar dapat beralih atau dialihkan karena pawarisan,
hibah, wasiat, perjanjian atau seba-sebab lain yang dibenarkan oleh perundang-undangan.
Penghapusan pendaftaran merek dari daftar umum merek dapat dilakukan atas prakarsa
direktorat jendral berasarkan permohonan pemilik merek yang bersangkutan atau pihak
ketiga dalam bentuk gugatankepada pengadilan niaga.

Pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain secara tanpa
hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannyauntuk barang atau jasa yang sejenis, berupa gugatan ganti rugi dan/atau
penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan merek tersebut. Sanksi
yang dikenakan terhadap masalah merek berupa pidana dan denda.

● Varietas Tanaman
Hak perlindungan varietas tanaman adalah hak khusus yang diberikan oleh negara
kepada pemulia tanaman untuk menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau
memberikan persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakan
selama waktu tertentu. Varietas tanaman yang dapat diberi perlindungan adalah dari jenis
atau spesies tanaman yang baru, yaitu belum pernah diperdagangkan di Indonesia atau
sudah diperdagangkan kurang dari satu tahun.
Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman,
jangka waktu PVT dihitung sejak tanggal pemberian hal PVT meliputi 20 tahun untuk
tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan. Hak untuk menggunakan varietas
dapat meliputi memprodusi atau memperbanyak benih, menyiapkan untuk tujuan
propagasi, mengiklankan, menawarkan, memperdagangkan, mengekspor, mengimpor.
Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 29 tahun 2000 tentang Varietas Tanaman, hak
PVT dapat beralih atau dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian, dan sebab
lain yang dibenarkan oleh undang-undang.Berakhirnya hak PVT dapt disebabkan karena
berakhirnya janga waktu, pembatalan, dan pencabutan. Dan sanksi yang diberikan untuk
masalah PVT berupa pidana dan denda.

8
● Rahasia Dagang
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis yang mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan
dijaga keerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Perlindungan rahasia dagang
meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di
bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat. Syarat pengajuan perlindungan sebagai HKI, meliputi prinsip perlindungan
otomatis dan perlindungan yang diberikan selama kerahasiaannya terjaga. Pemilik HKI
berhak menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya atau memberikan lisensi
atau melarang pihak lain untuk menggunakannya. Jangka waktu perlindungan rahasia
dagang adalah sampai dengan masa dimana rahasia itu menjadi milik publik.
Dalam Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang, hak rahasia dagang dapat beralih atau dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat,
perjanjian, dan sebab lain yang dibenarkan oleh undang-undang. Pengalihan harus disertai
dengan pengalihan dokumen-dokumen yang menunjukan terjadinya pengalihan rahasia
dagang. Sanksi yang diberikan untuk masalah rahasia dagang berupa pidana dan denda.

● Desain Industri

Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk konfigurasi atau komposisi garis
atau warna, atau garis dan warna atau gabungan dari padanya yang berbentul 3D atau 2D
yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3D atau 2D serta dapat
dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan
tangan. Hak ini diberikan untuk desain industri yang baru, yaitu tanggal penerimaan
desain industri itidak sama dengan pengungkapan yang telah ad sebelumnya.Jangka
waktu perlindungan terhadap hak desain industri diberikan 10 tahun sejak tanggal
penerimaan dan tercatat dalam daftar umum desain industri dan diberitakan dalam berita
resmi desain industri.
Setiap hak desain industri diberikan atas dasar permohonan ke Direktorat Jendral
Desain Industri secara tertulis dalam bahasa Indonesia.Pengalihan hak ini dapat dilakukan
karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang dibenarkan
perundang-undangan dan wajib dicatat dalam daftar umum desain industri.Desain industri
terdaftar hanya dapat dibatalkan atas permintaan pemegang lisensi. Sanksi yang diberikan
untuk masalah desain industri berupa pidana dan denda.

9
● Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Hak desain tata letak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuanya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut. Jangka waktu perlindungan hak ini diberikan selama 10 tahun
sejak pertama kali desain tersebut di eksplotasi secara komersial.hak ini dapat
beralih/dialihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis dan sebab lain yang
dibenarkan oleh perundang-undangan. Sanksi yang diberikan untuk masalah desain tata
letak sirkuit terpadu berupa pidana dan denda.

2.3. Fungsi dan Tujuan Hak kekayaan Industri

Hak atas kekayaan inteltual (HaKI) memliki dua fungsi yaitu:


● Fungi Dasar artinya siapapun pengguna haki dan apapun jenis hakinya bisa
melakukan fungsi ini.
● Fungsi Khusus adalah fungsi yang bisa digunakan jenis haki golongan tertentu
saja.
Berikut adalah fungsi-fungsi Haki:
1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain.
2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi
kekayaan intelektual.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha
dan industri di Indonesia.
4. Alat perlindungan menjamin hak komersialisasi.
5. Peringatan kepada pihak yang berniat melanggar.
6. Advertensi untuk meningkatkan value produk.
7. Alat monopoli perdagangan.
8. Informasi paten sebagai referensi pengembangan lebih lanjut.
9. Perlindungan pada karya intelektual terhadap penggunaan tidak sah oleh pihak
ketiga.

Tujuan HAKI antara lain:

10
1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan dalam peraturan-
peraturan, hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam penerapan HAKI.
2. Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedure penerapan HaKI dan masalah-
masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan HAKI.
3. Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang produk
industri yang menyangkut desain, proses produksi serta pemakaian merek sendiri.
4. Untuk mendorong timbulnya inovasi.
5. Untuk Pengalihan dan penyebaran teknologi yang diperoleh manfaat bersama antara
penghasil dan pengguna pengetahuan teknologi

2.4. Manfaat Hak atas Kekayaan Industri (HaKI)


Manfaat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah:
1. Memberikan perlindungan hukum sebagai insentif bagi pencipta inventor dan
desainer dengan memberikan hak khusus untuk mengkomersialkan hasil dari
kreativitasnya dengan menyampingkan sifat tradisionalnya.
2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi investor.
3. Mendorong kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan
penemuan baru di berbagai bidang teknologi.
4. Sistem paten akan memperkaya pengetahuan masyarakat dan melahirkan penemu-
penemu baru.
5. Mempercepat pertumbuhan indrustri
6. Menciptakan lapangan kerja baru
7. Mendorong pertumbuhan ekonomi
8. Meningkatkan kualitas hidup manusia yang memberikan kebutuhan masyarakat
secara luas.
9. Memberikan perlindungan hukum dan sekaligus sebagai pendorong kreatifitas
bagi masyarakat.
10. Mengangkat harkat dan martabat manusia dan masyarakat Indonesia.
11. Meningkatkan produktivitas, mutu, dan daya saing produk ekonomi Indonesia.

2.5. Penyelesaian Masalah Apabila Terjadi Hak kekayaan Industri (HaKI)


Cara penyelesaian HAKI mengenai Merk:
1. Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternatif Dispute Resolution)

11
Penyelesaian Sengketa Alternatif dalam penyelesaian sengketa merek diatur
dalam Pasal 84 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, selain dalam
Undang-Undang Merek penyelesaian sengketa alternatif lebih khusus diatur dalam
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa Alternatif. Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999
yang dimaksud dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian
sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara:
● Negosiasi
Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 pada dasarnya
para pihak dapat berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara
mereka. Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan
dalam bentuk tertulis yang disetujui oleh para pihak. Negosiasi merupakan salah satu
penyelesaian sengketa alternatif yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bersengketa
atau kuasanya secara langsung pada saat negosiasi dilakukan, tanpa keterlibatan pihak
ketiga sebagai penengah.
Para pihak yang bersengketa yang secara langsung melakukan perundingan atau
tawar-menawar sehingga menghasilkan suatu kesepakatan bersama. Para pihak yang
bersengketa sudah barang tentu telah berdiskusi atau bermusyawarah sedemikian rupa
agar kepentingan-kepentingan dan hak-haknya terakomodir menjadi kepentingan/
kebutuhan bersama para pihak yang bersengketa. Pada umumnya kesepakatan
bersama tersebut dituangkan secara tertulis.
● Mediasi
Merupakan salah satu penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga
(mediator) yang tidak memihak (imparsia) yang turut aktif memberikan bimbingan
atau arahan guna mencapai penyelesaian. Namun ia tidak berfungsi sebagai hakim
yang berwenang mengambil keputusan. Inisiatif penyelesaian tetap berada pada
tangan para pihak yang bersengketa. Dalam kaitan dengan Mediasi menurut ketentuan
Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 menyatakan atas kesepakatan
tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan
”seorang atau lebih penasehat ahli” maupun melalui seorang mediator.
Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final
dan mengikat bagi para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik. Kesepakatan
tertulis, wajib didaftarkan ke Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga
12
puluh) hari terhitung sejak penandatanganan dan wajib dilaksanakan dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran.
● Konsiliasi
Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa alternatif yang melibatkan
seorang pihak ketiga atau lebih, dimana pihak ketiga yang diikutsertakan untuk
menyelesaikan sengketa adalah seseorang yang secara profesional sudah dapat
dibuktikan kehandalannya.

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan


Penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga oleh
pihak pemilik merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara
tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau
keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis, yaitu:
● Gugatan ganti rugi, dan/ atau
● Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan dengan menggunakan
merek tersebut.
Cara penyelesaian HAKI mengenai Hak Paten
Dasar Hukum Hak Paten:
1. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989
Nomor 39)
2. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang
Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
3. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001
Nomor 109)
Penyelesaian sengketa hak paten melalui Pengadilan Niaga diatur dalam Pasal 117
Undang – Undang paten yang mana pihak yang berhak atau yang menjadi subjek paten
(diatur dalam Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12) dapat menggugat kepada pengadilan niaga
jika suatu paten diberikan kepada pihak lain selain dari yang berhak. Sebagai Hakim
Niaga yang memeriksa sengketa paten harus memahami kasus dan kriteria
perlindungannya, yakni:
1. Apakah termasuk objek yang dilindungi.
2. Apakah termasuk kriteria yang dikecualikan dari perlindungan.
3. Apakah memenuhi persyaratan yang dilindungi.
13
4. Apakah terdaftar di negara tujuan dimana perlindungan diharapkan.
Sedangkan penyebab perselisihan dalam sengketa hak paten lazimnya adalah:
● Ketidak jelasan status kepemilikan.
● Penggunaan hak paten tanpa seizin pemilik.
● Tidak dipenuhinya perjanjian lisensi hak paten.
Dengan sarana Pengadilan Niaga yang dipandang memahami kriteria sengketa paten di
harapkan keadilan benar-benar tercapai dan memuaskan. Idealnya setiap putusan Hakim
mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu:
1. Unsur kepastian hukum.
2. Unsur kemanfaatan.
3. Unsur keadilan.

2.6 Contoh Kasus Hak Kekayaan Industri di Indonesia

Kasus Sengketa Merek “Geprek Bensu”


Awalnya antara Ruben Onsu dan Benny Sudjono adalah rekan usaha makanan ayam,
seiring berjalannya waktu mereka kemudian pecah kongsi, usai pecah kongsi Ruben
Onsu menggugat Benny Sujono di Pengadilan Niaga Jakarta pada 25 September 2018
tetapi gugatan tersebut ditolak. Kemudian Rubeen Onsu kembali menggugat Benny
Sujono di Pengadilan Negeri Jakarta pada 23 Agustus 2019 namun hasilnya Kembali
ditolak. Ruben Onsu pun mengirim gugatan mengenai merek dagangnya ke Mahkamah
Agung namun lagi-lagi ditolak. Hingga akhirnya dari Mahkamaah Agung, diketahui PT
Ayam Geprek Benny Sujono menjadi pemilik dan pemakai pertama yang sah. Sehingga
merek "Bensu" dinyatakan dimiliki oleh PT Ayam Geprek Benny Sujono yang memiliki
usaha kuliner atas merek "I Am Geprek Bensu Sedep Bener/Beneerrr".
Kemudian setelah putusan Mahkamah Agung tersebut, permohonan merek dagang
Geprek Bensu dibatalkan oleh Ditjen HKI. Pasalnya, dinilai menyerupai nama atau
singkatan merek dagang milik PT Ayam Geprek Benny Sujono. Kemudian Per 23 Maret
2022, giliran Benny Sujono yang menggugat Ruben Onsu di Pengadilan Niaga Jakarta.
Benny Sujono mengirim gugatan kerugian hak kekayaan intelektual senilai Rp 100
miliar dengan pembayaran sekali waktu. Selain itu, Benny Sujono juga meminta agar
Ruben Onsu menghentikan semua aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan merek
Geprek Bensu By Ruben Onsu" atau yang biasa disebut dengan "I Am Geprek Bensu By
Ruben Onsu".

14
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak kekayaan intelektual yang dilindungin
oleh undang-undang. Setiap orang wajib menghormati hak kekayaan intelektual oranglain.
Hak kekayaan intelektual tidak boleh digunakan oleh oranglain tanpa izin pemiliknya, kecuali
apabila ditentukan oleh undang-undang. Dan dalam pembahasan ini dapat disimpulkan
bahwa HaKI adalah bagian penting suatu karya dalam ilmu pengetahuan, sastra maupun seni
dengan menghargai hasil karya pencipta yang kreatif dan inovasi agar dapat diterima dan
tidak dijadikan untuk menjatuhkan hasil karya seseorang serta berguna untuk perusahaan dan
industri dalam melaksanakan kegiatan perekonomian.

Hak kekayaan industri adalah hak eksklusif yang dimiliki seseorang setelah
melakukan pendaftaran sehingga memungkinkan pemiliknya untuk melindungi produk,
tanda, invensi, desain, dan sejenisnya secara hukum. Hak eksklusif tersebut memberikan
pemegang hak untuk mencegah orang lain menggunakan tanda, invensi, atau desain yang
dilindungi. Namun, pemegang hak eksklusif dapat memberikan lisensi untuk penggunaan aset
yang dimilikinya dan memperoleh sejumlah royalti sebagai imbalannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Etika Bisnis Dan Profesi. (2011, Mei 8). Dipetik Mei 14, 2022, dari Csya's Blog: http://csya-
dhanie.blogspot.com/
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DI INDONESIA. (2013, Maret 18). Dipetik Mei 11, 2022,
dari makalah HAKI: http://ezzatannaaziaathaki.blogspot.com/
Makalah hak kekayaan intelektual. (2013, Desember 12). Dipetik Mei 11, 2022, dari
"my life my rules": http://joehukum.blogspot.com/2013/12/makalah-hak-kekayaan-
intelektual.html
ODEBHORA. (2011, Mei 17). HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Dipetik Mei 11, 2022,
dari de' bhora's blog:
https://odebhora.wordpress.com/2011/05/17/hak-kekayaan-intelektual/
Putri. (2013, April 7). Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Dipetik Mei 11, 2022, dari my
world: http://putri-aja.blogspot.com/2013/04/hak-atas-kekayaan-intelektual-haki.html
Emawati Junus, 2003 Aspek Hukum dalam Sengketa Hak Kekayaan Intelektual Teori dan
Praktek, Diakses pada 10 May 2014
Saidin. 1997. Aspek Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Jakarta:  Raja Grafindo, Diakses
pada 15 may 2014

16
17

Anda mungkin juga menyukai