INDIKASI GEOGRAFIS
yaitu: Merek kata yang terdiri kata - kata saja, misalnya: Good Year, Dunlop
sebagai merek untuk ban mobil dan ban sepeda; Merek lukisan adalah merek yang
terdiri dari lukisan saja yang tidak pernah, setidak - tidaknya jarang sekali
misalnya: rokok putih merek ”Escort” yang terdiri dari lukisan iring - iringan
kapal laut dengan tulisan di bawahnya “Escort”, Teh wangi merek “pendawa”
yang terdiri dari lukisan wayang kulit pendawa dengan perkataan dibawahnya
“pendawa lima”.
Merek menurut Yusran Isnaini adalah tanda yang berupa gambar, nama,
kata, huruf - huruf, angka - angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur -
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.63 Menurut Prof. Molengraaf, merek adalah dengan
63
Yusran Isnaini, Buku Pintar Haki, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hlm. 33.
61
62
sejenis yang dibuat dan diperdagangkan oleh orang atau perusahaan lain. 64
Menurut H.M.N Purwo Sutjipto, merek dapat diartikan suatu tanda, dengan mana
suatu benda tertentu dipribadikan sehingga dapat dibedakan dengan benda lain
suatu merek pabrik atau merek perniagaan adalah suatu tanda yang dibubuhkan di
atas barang atau di atas bungkusannya, gunanya membedakan barang itu dengan
suatu tanda daya pembeda yang digunakan untuk perdangan barang atau jasa.
Untuk itu merek harus memiliki elemen: tanda dengan daya pembeda; tanda
bahwa yang diartikan dengan merek adalah suatu tanda (sign) untuk membedakan
barang dan/atau jasa yang sejenis yang dihasilkan atau diperdagangkan seseorang
atau kelompok orang atau badan hukum dengan barang dan/atau jasa yang sejenis
yang dihasilkan oleh orang lain, dengan memiliki daya pembeda maupun sebagai
jaminan mutu yang digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
64
Muhamad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung. 1993. hlm. 121.
65
H .M. N. Purwo Sutjipto, Pengertian Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia,
Djambatan, Jakarta. 1984. hlm. 82.
66
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, cetakan 8, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2013, hlm. 343-344.
67
Ibid., hlm 50.
68
Rahmi Jened, Hukum Merek Trademark Law dalam Era Global Integrasi Ekonomi, ,
Prenada Media Grup, Jakarta. 2015. hlm. 1.
63
dan atau jasa, yang menjadi pembeda suatu barang dan atau jasa yang dihasilkan
oleh seseorang, beberapa orang maupun suatu badan hukum dengan barang dan
atau jasa sejenis milik orang lain, yang memiliki kekuatan perbedaan yang cukup,
yang dipakai dalam produksi perdagangan. Merek adalah suatu tanda, tetapi agar
tanda tersebut dapat diterima maka merek harus mempunyai daya pembeda. 69
Untuk mempunyai daya pembeda maka merek yang bersangkutan harus dapat
memberikan penentuan atau jaminan atas mutu dari barang yang bersangkutan.70
69
Suyud Margono dan Lingginus Hadi, Pembaharuan Perlindungan Hukum Merek,
Novirindo Pustaka Mandiri, Jakarta, 2002, hlm. 27.
70
Sudargo Gautama dan Rizawanto Winata, Hukum Merek Indonesia, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1993, hlm. 40.
64
persamaan perlakuan yang mutlak antara orang asing dengan warga negara
Assimilation) yaitu seorang warga negara dari suatu negara peserta uni, akan
memperoleh pengakuan dan hak - hak yang sama seperti seorang warga negara
Berdasarkan Pasal 5 Ayat (3) Undang - Undang No. 20 Tahun 2016 dapat ditarik
kesimpulan mengenai pengertian merek asing yaitu suatu merek yang diajukan
oleh pemilik yang berhak atas merek tersebut yang tidak bertempat tinggal atau
marks”. Ketentuan Merek Terkenal juga terdapat dalam artikel 6 bis Konvensi
Paris. Pasal tersebut menentukan bahwa Merek Terkenal yang telah dipakai oleh
pemakai Merek yang beritikad tidak baik, maka selalu dapat dimintakan
“No time limit shall be fixed for requesting the cancellation or of the use
of marks registered or used in bad faith”.
71
Muhammad Djumnaha dan Djubaedillah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm. 129.
65
“Tidak ada batas waktu yang ditetapkan bagi permohonan pembatalan atau
pelarangan penggunaan merek terdaftar atau penggunaan merek tanpa
seizin.”
“Pengertian Merek Terkenal yaitu apabila suatu merek telah beredar keluar
dari batas - batas regional sampai batas-batas internasional, dimana telah
beredar keluar negeri asalnya dan dibuktikan dengan adanya pendaftaran
merek yang bersangkutan di berbagai negara.”
4. Masa dan daerah geografis dari setiap pendaftaran dan setiap aplikasi
5. Catatan dari penegakan hukum yang berhasil atas hak yang melekat pada
merek sampai pada suatu tingkat dimana merek tersebut diakui sebagai merek
barang dan/atau jasa bukanlah hal yang mudah. Pemilik merek membutuhkan
waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk menjadikan mereknya terkenal. Salah
satu caranya adalah dengan mendaftarkan mereknya diberbagai negara. Hal itu
karena kalau suatu barang dan/atau jasa sudah terkenal dengan merek tertentu
maka merek inilah yang dijadikan pegangan untuk memperluas jaringan pasar ke
sebagaimana yang dimaksudkan dalam Pasal 21 ayat (1) huruf b dan c Undang -
Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, apabila
terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis yang
bahwa merek terkenal yang telah dipakai oleh pemakai merek yang beritikad tidak
oleh pejabat yang berwenang. Dalam pasal 6 bis ayat (3) menyatakan “No time
72
Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs, PT. Alumni,
Bandung, 2005, hlm.74.
67
limit shall be fixed for requesting the cancellation or the prohibition of the use of
marks registered or used in bad faith” maksudnya adalah tidak ada batas waktu
yang ditentukan untuk meminta pembatalan dari merek itu atau larangan untuk
C. Pembatalan Merek
persaingan curang adalah pembatalan pendaftaran merek yang tidak sah dari
pesaing akan mencoba untuk membuat copy produk sejenis. Ada 3 (tiga) bentuk
2. Counterfeiting (pemalsuan);
Pembatalan merek adalah suatu prosedur yang ditempuh oleh satu pihak
untuk mencari dan menghilangkan eksistensi dari suatu merek dari daftar umum
73
Dwi Agustine Kurniasihal, Perlindungan Hukum Merek Terdaftar dari Perbuatan
Passing Off (Pemboncengan Reputasi) Bagian I, Media HAKI, Jakarta, 2008, hlm. 2.
74
Rahmi Jened, Hukum Merek Dalam Era Global & Integrasi Ekonomi, PT. Fajar
Interpratama Mandiri, Jakarta, 2015, hlm. 148.
68
merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal
apabila terdapat unsur iktikad tidak baik dan/atau merek yang bersangkutan
umum merek dengan memberi catatan tentang alasan dan tanggal pembatalan
penegasan bahwa sejak tanggal pencoretan dari daftar umum merek, sertifikat
1. Pemeriksaan Substantif
Dalam ketentuan Pasal 23, 24, 25, dan 26 Undang - Undang Nomor
Geografis. Suatu merek tidak dapat didaftarkan jika sesuai dengan ketentuan -
Dalam pemeriksaan substantif dikenal dua dasar penolakan suatu merek yang
absolut adalah:
keseluruhannya dengan:
sejenis;
c) Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak
foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas
4) Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi
tidak baik.
71
disetujui untuk didaftar atau ditolak, jika ditolak pemohon atau kuasanya
Merek dan Indikasi Geografis dilakukan dalam jangka waktu paling lama 150
Indikasi Geografis:
diperdagangkan.
4. Penghapusan Merek
- Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis dapat
memenuhi persyaratan yang terdapat dalam Pasal 61 dan 62, antara lain:
bahwa suatu merek tidak dapat didaftarkan atas dasar permohonan yang
diajukan oleh pemohon yang beritikad tidak baik. Lebih lanjut lagi dijelaskan
dalam penjelasan pasal tersebut bahwa pemohon yang beritikad tidak baik
niat untuk meniru, menjiplak, atau mengikuti merek pihak lain demi
keseluruhannya, yaitu:
a. Merek terdaftar milik pihak lain atau dimohonkan lebih dahulu oleh
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis;
c. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis
didasarkan pada penggunaan merek terdaftar yang sama pada pokoknya atau
keseluruhannya oleh pihak lain secara sengaja maupun tidak sengaja tanpa
hak atau tanpa izin dari pemegang merek terdaftar. Ketentuan ini diatur
kuasanya terhadap pihak lain yang tanpa hak atau tanpa izin menggunakan
untuk barang atau jasa yang sejenis yang diajukan kepada Pengadilan Niaga.
baik secara sendiri maupun bersama sama dengan pemilik merek yang
bersangkutan.77
lebih besar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 Ayat (1) Undang - Undang
merek tersebut secara tanpa hak. Dan dalam Pasal 84 Ayat (2) apabila jika
Geografis.
Iswi Hariyani, Prosedur Mengurus HKI yang Benar, Pustaka Yustisia, Yogyakarta,
77
yang diajukan oleh pemilik merek yang beritikad baik saja yang dapat
mereka yang beritikad baik dan terhadap pihak lain yang beritikad tidak baik
yang dengan sengaja maupun tidak sengaja meniru dan/atau tidak jujur
Intelektual. Pengertian itikad tidak baik dalam pendaftaran merek juga dapat
diartikan tindakan yang disengaja untuk meniru pada pokoknya atau pada
ditiru tersebut untuk keuntungan pendaftar merek yang beritikad tidak baik.78
Itikad tidak baik dalam suatu pendaftaran merek harus ditolak karena
sama atau badan hukum yang merugikan pemilik merek yang telah terdaftar
itikad tidak baik tersebut tidak dibenarkan dalam prinsip dasar pendaftaran
78
Eddy Damian, Hak Kekayaan Intelektual, PT Alumni, Bandung, 2006, hlm. 49.
77
merek di Indonesia. Dengan demikian dapat dikatakan itikad tidak baik dalam
dan pada umumnya adalah merek yang sudah terkenal dan memiliki nilai
jual dipasaran;
menyaingi merek yang sudah terdaftar dan memiliki nilai dengan itikad
dilakukan oleh salah satu pihak, baik dalam pembuatan maupun pelaksanaan
dalam pergaulan hidup di tengah - tengah masyarakat, pihak yang jujur atau
beritikad baik patut dilindungi dan sebaliknya, pihak yang tidak jujur patut
Asas itikad baik yang hanya merupakan suatu asas yang berlaku
bidang - bidang atau cabang - cabang hukum yang lain, baik yang sesama
Dengan kata lain, asas itikad baik itu telah berkembang dari asas hukum
khusus (the principle of special law) menjadi asas hukum umum (the
mutlak, dengan mengingat bahwa asas itikad baik adalah perwujudan dari
suatu asas yang bersifat universal yaitu asas penilaian baik dan buruk
hukum. Sebagai suatu asas yang universal, ia berlaku kapan dan dimana saja,
tentang Merek dan Indikasi Geografis, merek tidak dapat di daftarkan atas
tidak baik. Pemohon yang beritikad tidak baik adalah pemohon yang dalam
surat pernyataan yang isinya bahwa tidak meniru merek orang lain baik
prinsip utmost good faith. Bad faith adalah tindakan yang dilakukan dengan
didasari niat buruk. Tindakan seperti itu lazimnya disertai dengan niat
melakukan kecurangan, baik secara nyata maupun yang masih dalam tahap
yang harus dipenuhinya. Selaras dengan kaidah ini, ketentuan klasik yang
diatur dalam Pasal 1338 Ayat (3) KUH Perdata menekankan pula pentingnya
80
Henry Soelistyo, Op.,Cit., hlm. 34.