NRP : 122030005
classification.,
lihat Global Terrorism. London: Routledge, 2004.,Hal. 7-22
Sumber Pelengkap : Ann E. Robertson , What is Terorism?.,
lihat Global Issues: Terrorism and Global Securuty. New York: Fact On File,
2007.,Hal.5-12
Robert Taylor, Defining Terrorism.,
lihat The History of Terrorism. The Lucent Terrorism Library ., Hal. 8-11
Definisi terorisme sampai saat ini masih banyak menjadi perdebatan berbagai kalangan.
Banyak masyarakat awam maupun akademisi yang tau mengenai terorisme akan tetapi tidak
tau sebenarnya arti terorisme itu sendiri. Melalui tulisan ini penulis mencoba untuk
membahas mengenai definisi terorisme dari beberapa pendapat. Dalam tulisan ini terbagi 3
bagian secara sistematis yaitu Pertama, ringkasan dari Sumber Utama, pada bagian kedua
pembahasan tentang definisi Terorisme, pada bagian terakhir atau ketiga penulis berusaha
menmberikan kesimpulan disertai pandangan mengenai definisi dari terorisme.
antara
terorisme bukanlah sebuah fenomena baru. Pengalaman pahit akan kematian dan
kesengsaraan oleh kelompok pemberontak yang mencari pencapaian tujuan politik yang
telah berlangsung selama ribuan tahun. Jika informasi yang tepat tidak selalu dijelaskan,
petunjuk-petunjuk yang tersedia cukup untuk menciptakan gagasan untuk kejadian masa
lampau maupun masa kini. Kedua,Perbedaan keyakinan dan perbedaan etnik telah lama
menjadi sumber- sumber konflik. Sebuah definisi yang netral mengenai terorisme tidak
dimaksudkan untuk menyarankan agar orang-orang mengabaikan konteks dimana kekerasan
terjadi. Kaum idiologi baik kiri maupun kanan terlibat dalam penggunaan teror sebelum dan
sesudah perang dunia kedua. Aksi terorisme biasa dikerjakan dalam mengejar sesuatu yang
bermanfaat seperti halnya sesuatu yang tidak disetujui.
brutality2
konotasi dari kejahatan, kekerasan yang tak pandang bulu, ataupun kebrutalan. Dari kalimat
tersebut dapat dilihat bahwa menurut terdapat tiga unsur yang melekat dengan kata terorisme
yaitu pertama, evil atau kejahatan menurut R.Soesilo dalam bukunya berjudul Kitab
Undang-Undang Hukum. Pidana serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi Pasal
(1985, Penerbit Politeia) membedakan pengertian kejahatan menjadi dua sudut pandang
yakni
sudut
pandang
secara yuridis
sudut
pandang
sosiologis.
Dari
sudut
pandang yuridis, menurut R. Soesilo, pengertian kejahatan adalah suatu perbuatan tingkah
laku yang bertentangan dengan undang-undang sedangkan dari sudut pandang sosiologis,
pengertian kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan si penderita,
juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman dan
ketertiban. Kedua, indescriminate violence atau kekerasan yang tak pandang bulu menurut
World Health Organization (WHO) mengenai kekerasan atau violence yaitu The intentional
use of physical force or power, threatened or actual, against oneself, another person, or
against a group or community, that either results in or has a high likelihood of resulting in
1
Rangkuman dari tulisan James M. Lutz dan Brenda J. Lutz . What is Terrorism? Definition and Classification.
London: Routedge, 2004., Hal 7-22
2
ibid . Hal. 2.
the violence,or both.( Kekerasan melibatkan aktor non-negara atau aktor-aktor baik pelaku
kejahatan, korban kekerasan,atau keduanya)
6. The acts of violence are designed to
create power in situations in which power previously had been lacking (i.e. the violence
attempts to enhance the power base of the organization undertaking the actions).( Tindakan
kekerasan di rancang untuk menciptakan kekuasaan di dalam situasi dimana kekuasaan
sebelumnya kurang baik (yaitu pelaku kekerasan mencoba untuk meningkatkan kekuasaan
berdasarkan tindakan yang dilakukan organisasi).
3
World Health Organisation (WHO), 1996, WHO global consultation on violence and health. Violence: a public
health priority, Geneva, (document WHO/EHA/SPI.POA. 2)
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia
5
James M. Lutz dan Brenda J. Lutz . What is Terrorism? Definition and Classification. London: Routedge, 2004.,
Hal 10
mendefinisikan terorisme
Dan kemudian dalam bukunya Terrorism and Global Security Ann E. Robertson mengungkapkan
bahwa, Terrorism is a political strategy whereby groups or individuals use violence agains civiliants
or symbolic targets to persuade a government to change a specific policy.7 (Terorisme adalah
sebuah strategi politik dimmana kelompok atau iinividual menggunakan kekerasan terhadap
warganegara ataupun simbol target untuk mendesak pemerintah mengubah sebuah kebijakan
khusus)
6
7
Robert Taylor. Defining Terrorism. The Lucent Terrorism Library. Hal 10-11
Ann E. Robertson .Terrorism and Global Security. New York: Fact On File, 2007.,Hal.5
Terrorism is not an ideology, a political party, or a goal, but a method of achieving a particular
goal8 9(terorisme bukanlah sebuah idiologi, partai politik ataupun sebuah tujuan, tetapi merupakan
sebuah metode dari pencapaian sebuah tujuan khusus)
Kesimpulan
Dari definisi yang diperoleh setelah membaca ke tiga pendapat ahli dia atas saya dapat
menyimpulkan bahwa tindakan terorisme merupakan tindakan yang berkaitan denngan kekerasan ,
kekejaman , ancaman kekerasan serta perbuatan yang merugikan . Ketiga penulis diatas memasukan
kekerasan sebagai karakteristik utama dalam tindakan terorisme dari pendapat James M. Lutz dan
Brenda J. Lutz dengan pendapat Robert Taylor terdapat kesamaan yang menyatakan bahwa
Daftar Pustaka
Lutz ,James M. dan Brenda J. Lutz . What is Terrorism? Definition and Classification.
London: Routedge, 2004., Hal 7-22
World Health Organisation (WHO), 1996, WHO global consultation on violence and
health. Violence: a public health priority, Geneva, (document WHO/EHA/SPI.POA. 2)
Taylor ,Robert. Defining Terrorism. The Lucent Terrorism Library. Hal 10-11
Robertson , Ann E. .Terrorism and Global Security. New York: Fact On File, 2007.,Hal.5