Anda di halaman 1dari 6

Nama: HARNAWILIYA

NRP : 122030005

Critical Review : What is the Definition of Terrorism?


Sumber Utma

: James M. Lutz dan Brenda J. Lutz. What is terrorism? Definition and

classification.,
lihat Global Terrorism. London: Routledge, 2004.,Hal. 7-22
Sumber Pelengkap : Ann E. Robertson , What is Terorism?.,
lihat Global Issues: Terrorism and Global Securuty. New York: Fact On File,
2007.,Hal.5-12
Robert Taylor, Defining Terrorism.,
lihat The History of Terrorism. The Lucent Terrorism Library ., Hal. 8-11

Definisi terorisme sampai saat ini masih banyak menjadi perdebatan berbagai kalangan.
Banyak masyarakat awam maupun akademisi yang tau mengenai terorisme akan tetapi tidak
tau sebenarnya arti terorisme itu sendiri. Melalui tulisan ini penulis mencoba untuk
membahas mengenai definisi terorisme dari beberapa pendapat. Dalam tulisan ini terbagi 3
bagian secara sistematis yaitu Pertama, ringkasan dari Sumber Utama, pada bagian kedua
pembahasan tentang definisi Terorisme, pada bagian terakhir atau ketiga penulis berusaha
menmberikan kesimpulan disertai pandangan mengenai definisi dari terorisme.

Ringkasan Dari Sumber Utama


Pada bagian ini penulis akan merangkum beberapa poin penting dari tulisan James
M. Lutz dan Brenda J. Lutz mengenai : What is Terrorism? Definition and Classification

antara

lain adalah ;1 Pertama, Sungguh penting untu mengulangi pernyataan bahwa

terorisme bukanlah sebuah fenomena baru. Pengalaman pahit akan kematian dan
kesengsaraan oleh kelompok pemberontak yang mencari pencapaian tujuan politik yang
telah berlangsung selama ribuan tahun. Jika informasi yang tepat tidak selalu dijelaskan,
petunjuk-petunjuk yang tersedia cukup untuk menciptakan gagasan untuk kejadian masa
lampau maupun masa kini. Kedua,Perbedaan keyakinan dan perbedaan etnik telah lama
menjadi sumber- sumber konflik. Sebuah definisi yang netral mengenai terorisme tidak
dimaksudkan untuk menyarankan agar orang-orang mengabaikan konteks dimana kekerasan
terjadi. Kaum idiologi baik kiri maupun kanan terlibat dalam penggunaan teror sebelum dan
sesudah perang dunia kedua. Aksi terorisme biasa dikerjakan dalam mengejar sesuatu yang
bermanfaat seperti halnya sesuatu yang tidak disetujui.

Pembahasan menmgenai Definisi Terorisme


Diungkapkan dalam tulisan James M. Lutz dan Brenda J. Lutz mengenai Terrorism
yaitu Terrorism as a word in its usual usage has a connotation of evil, indiscriminate
violence, or

brutality2

Terorisme sebagai sebuah kata yang biasa digunakan sebagai

konotasi dari kejahatan, kekerasan yang tak pandang bulu, ataupun kebrutalan. Dari kalimat
tersebut dapat dilihat bahwa menurut terdapat tiga unsur yang melekat dengan kata terorisme
yaitu pertama, evil atau kejahatan menurut R.Soesilo dalam bukunya berjudul Kitab
Undang-Undang Hukum. Pidana serta Komentar-Komentar Lengkap Pasal Demi Pasal
(1985, Penerbit Politeia) membedakan pengertian kejahatan menjadi dua sudut pandang
yakni

sudut

pandang

secara yuridis

sudut

pandang

sosiologis.

Dari

sudut

pandang yuridis, menurut R. Soesilo, pengertian kejahatan adalah suatu perbuatan tingkah
laku yang bertentangan dengan undang-undang sedangkan dari sudut pandang sosiologis,
pengertian kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang selain merugikan si penderita,
juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya keseimbangan, ketentraman dan
ketertiban. Kedua, indescriminate violence atau kekerasan yang tak pandang bulu menurut
World Health Organization (WHO) mengenai kekerasan atau violence yaitu The intentional
use of physical force or power, threatened or actual, against oneself, another person, or
against a group or community, that either results in or has a high likelihood of resulting in
1

Rangkuman dari tulisan James M. Lutz dan Brenda J. Lutz . What is Terrorism? Definition and Classification.
London: Routedge, 2004., Hal 7-22
2
ibid . Hal. 2.

injury, death, psychological harm, maldevelopment or deprivation3. Artinya , suatu


kesengajaan menggunakan paksaan atau kekuatan, ancaman ataupun perbuatan, terhadap diri
sendiri, orang lain, maupun terhadap sebuah kelompok atau komunitas, baik mengakibatkan
kemungkinan tinggi menghasilkan luka-luka, kematian, membahayakan psikologis,
berkembang buruk atau perampasan. Sedangkan indescriminate ataupun tak pandang bulu
saya coba artikan sebagai suatu tindakan yang tidak membeda-bedakan seseorang ataupun
kelompok. Dan terakhir,kebrutalan menurut kamus besar bahasa indonesia brutal berarti :
kejam, kasar, tidak sopan, biadab dan kebrutalan adalah kekejaman4 dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa kebrutalan merupakan tindakan yang menunjukan kekejaman tidak
beradab, kasar dan tidak sopan dan dapat disimpulkan bahwa tindakan seperti itu termasuk
tindakan yang merugikan .
Dalam tulisan James M. Lutz dan Brenda J. Lutz terdapat enam komponen utama dalam
pendefinisian terorisme yaitu: 5
1. Terrorism involves political aims and motives.(Terorisme melibatkan tujuan dan motif politik)
2. It is violent or threatens violence. ( Merupakan kekejaman atau ancaman kekerasan)
3.It is designed to generate fear in a target audience that extends beyond the immediate victims
of the violence. ( Dirancang untuk menimbulkan ketakutan pada target pendengar kemudian
diperpanjang di luar korban langsung dari kekerasan)
4. The violence is conducted by an identifiable organization.( Kekerasan dilakukan oleh sebuah
organisasi yang dapat diidentifikasi)
5. The violence involves a non-state actor or actors as either the perpetrator, the victim of

the violence,or both.( Kekerasan melibatkan aktor non-negara atau aktor-aktor baik pelaku
kejahatan, korban kekerasan,atau keduanya)
6. The acts of violence are designed to
create power in situations in which power previously had been lacking (i.e. the violence
attempts to enhance the power base of the organization undertaking the actions).( Tindakan
kekerasan di rancang untuk menciptakan kekuasaan di dalam situasi dimana kekuasaan
sebelumnya kurang baik (yaitu pelaku kekerasan mencoba untuk meningkatkan kekuasaan
berdasarkan tindakan yang dilakukan organisasi).
3

World Health Organisation (WHO), 1996, WHO global consultation on violence and health. Violence: a public
health priority, Geneva, (document WHO/EHA/SPI.POA. 2)
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia
5
James M. Lutz dan Brenda J. Lutz . What is Terrorism? Definition and Classification. London: Routedge, 2004.,
Hal 10

Dalam bukunya The History of Terrorism Robert Taylor

mendefinisikan terorisme

dengan cara mengklasifikasikan karakteristik terorisme menjadi enam karakteristik yaitu: 6


Perrtama, terorisme seperti namanya menyiratkan, penggunaan kekerasan tidak hanya unntuk
menghancurkan properti atau mengambil kehidupan tetapi juga untuk menginspirasi teror di
masyarakat lain selain korban utamanya. Oleh karena alasan inilah target teroris biasanya
merupakan masyarakat yang tisak bersalah dalam populasi. Tindakan pelaku kejahatan teroris
dimaksudkan untuk menimbulkan kekhawatiran bahwa tidak ada seorangpun yang aman,
terkikisnya keyakinan masyarakat pada kemampuan pemerintahnya untuk melindungi warga negara
seperti mengenai kehidupan sehari-hari mereka dan demikian menciptakan atmosfir yang tidak
stabil dan tidak aman. Kedua, terorisme adalah sebuah taktik biasanya dikerjakan oleh orang yang
merasa mereka tidak memiliki cukup kekuatan untuk menghadapi tantangan dimana mereka merasa
menjadi musuh mereka secara langsung (contohnya , oleh pemberontakan masal). Ketiga, tidak
seperti prajurit geriliya teroris tidak menaklukan dan tidak memiliki wilayah teritori. Seperti sebuah
peraturanm teroris tidak memiliki cukup sumberdaya (tenaga kerja dan persenjataan) untuk
mengadakan oprasi militer penuh. Mereka memuaskan diri mereka dengan tindakan sporadik,
berharap menginspirasi susunan lebih luas pad kekerasan politik pada masa yang akan datang.
Keempat, tidak seperti tentara geriliya, yang memiliki pusat struktur komando, organisai teroris
biasanya mendesentralisasi. Meskipun biasanya ada pemimpin yang menagatur tujuan umum,
oprasi khusus dilaksanakan oleh kelompok kecil,yang disebut sel-sel dan bertindak secara mandiri.
Selanjutnya, untuk menjaga keamanan, anggota sebuah sel tidak akan mengetahui identitas dari
anggota sel lainnya. Kelima, terorisme membutuhkan publisitas untuk bertahan. Untuk mencapai
perluasan kekhawatiran dan ketidakstabilan, perincian sebuah aksi terorisme harus disiarkan kepada
jumblah besar masyarakat. Untuk alasan itulah teroris sering memilih target yang memiliki sibol
khusus untuk menjamin liputan media.

Dan kemudian dalam bukunya Terrorism and Global Security Ann E. Robertson mengungkapkan
bahwa, Terrorism is a political strategy whereby groups or individuals use violence agains civiliants
or symbolic targets to persuade a government to change a specific policy.7 (Terorisme adalah
sebuah strategi politik dimmana kelompok atau iinividual menggunakan kekerasan terhadap
warganegara ataupun simbol target untuk mendesak pemerintah mengubah sebuah kebijakan
khusus)
6
7

Robert Taylor. Defining Terrorism. The Lucent Terrorism Library. Hal 10-11
Ann E. Robertson .Terrorism and Global Security. New York: Fact On File, 2007.,Hal.5

Terrorism is not an ideology, a political party, or a goal, but a method of achieving a particular
goal8 9(terorisme bukanlah sebuah idiologi, partai politik ataupun sebuah tujuan, tetapi merupakan
sebuah metode dari pencapaian sebuah tujuan khusus)

Kesimpulan
Dari definisi yang diperoleh setelah membaca ke tiga pendapat ahli dia atas saya dapat
menyimpulkan bahwa tindakan terorisme merupakan tindakan yang berkaitan denngan kekerasan ,
kekejaman , ancaman kekerasan serta perbuatan yang merugikan . Ketiga penulis diatas memasukan
kekerasan sebagai karakteristik utama dalam tindakan terorisme dari pendapat James M. Lutz dan
Brenda J. Lutz dengan pendapat Robert Taylor terdapat kesamaan yang menyatakan bahwa

tindakan teroisme diciptakan untuk menimbulkan kekhawatian di masyarakat. Dan juga


mengenai korban dari teroris yang biasany amerupakan penduduk yang tidak bersalah. Dari
ketiga pendapat terdapat kesamaan mengenai terorisme melibatkan politik baik motif maupun
tujuan politik . Menurut Ann E. Robertson terorisme merrupakan sebuah metode untuk
mencapai sebuah tujuan terterntu, hampir di setiap definisi yang diungkapkan ketiga penulis
mengacu pada tujuan khusus para pelaku teroris yang biasanya berkaitan dengan kekuasaan.
Saya setuju dengan ketiga definisi terorisme di atas karena pada dasarnya selalu berkaitan
dengan kekerasan, kekejaman, kotban tak bersalah dan tujuan.

Ibid. Hal . 5-6

Daftar Pustaka
Lutz ,James M. dan Brenda J. Lutz . What is Terrorism? Definition and Classification.
London: Routedge, 2004., Hal 7-22

World Health Organisation (WHO), 1996, WHO global consultation on violence and
health. Violence: a public health priority, Geneva, (document WHO/EHA/SPI.POA. 2)

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Taylor ,Robert. Defining Terrorism. The Lucent Terrorism Library. Hal 10-11

Robertson , Ann E. .Terrorism and Global Security. New York: Fact On File, 2007.,Hal.5

Anda mungkin juga menyukai