OLEH :
KELOMPOK 2
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunaan oleh kelompok social
untuk kerja sama, komunikasi, dan identifikasi diri. Bahasa memiliki ciri-ciri yaitu
sebagai sistem lambang bunyi, yang bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam,
serta manusiawi.
Bahasa merupakan alat bantu manusia untuk mengungkapkan sebuah perasaan
melalui kalimat agar dapat dipahami oleh mitra tutur. Bahasa juga mampu
memberikan sebuah nilai social terhadap orang yang membawakan bahasa itu
sendiri.
Dalam proses interaksi dengan masyarakat lain, bahasa tidak dapat dipisahkan
dengan masyarkat pemakainya. Seorang pemakai bahasa harus menggunakan
tuturan yang komunikatif dalam berinteraksi agar tuturan tersebut dimengerti oleh
orang lain.
Masyarakat pesisir dalam melakukan interaksi, pasti menggunakan bahasa yang
selalu mereka pakai di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Masyarakat pesisir
biasanya menggunakan bahasa tersebut untuk melakukan proses perdagangan
ataupun melakukan aktivitas-aktivitas lain dengan para pelaut. Setiap daerah
masyarakat pesisir tentu memiliki bahasa yang berbeda-beda. Maka dari itu, kita
akan membahasnya pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi bahasa dalam masyarakat maritim?
BAB II
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan ungkapan di atas dalam bahasa
Minangkabau dalam suatu pertuturan yang alamiah dalam masyarakat.
“Kok baniek untuak pai marantau indak baa do. Tapi jan lupo lawik sati rantau
batuah. Pandai-pandai mamboakan diri ‘kalau berniat pergi merantau, tidak apa-
apa, Tetapi jangan lupa bahwa lautan sakti rantau bertuah. Pandai-pandai
menjaga diri‟.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bahasa dan budaya maritim sangat mewarnai budaya Indonesia. Hal ini dapat
dilihat dari leksikon-leksikon dan ungkapan-ungkapan kelautan yang dipakai
pada berbagai ranah pertuturan.
2. Indonesia disebut sebagai negara maritim tidak hanya berdasarkan
pertimbangan letak wilayah secara geografis sebagai negara kepulauan yang
diselingi oleh laut tetapi juga secara linguistik bertolak dari banyaknya leksikon
dan ungkapan yang dibentuk dari segala sesuatu yang terkiat dengan kelautan.
3.2 Saran
Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan, kami juga
mengajukan beberapa saran-saran sebagai berikut:
1. Kami harapkan partisipasi mahasiswa untuk lebih mengenal bahasa dan
kebudayaan maritim.
2. Kami juga mengharapkan agar dosen lebih banyak memberitahukan
mahasiswa bagaimana unsur Bahasa dan kebudayaan maritim itu.
3. Mengadakan pelestarian Bahasa dan kebudayaan maritim.
DAFTAR PUSTAKA
Antikka, R., Utami, S., & Huda, N. (2021). PEMAKAIAN DIALEK BAHASA
JAWA MASYARAKAT PESISIR DAN PEGUNUNGAN DI DAERAH
PACITAN. Prakerta (Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra dan Pengajaran
Bahasa Indonesia), 3(02), 504-509.
Oktavianus. 2019. Bahasa dan Budaya Maritim: Identitas dan Pemerkaya Budaya
Bangsa. PUSTAKA. 19(1), 17-22.
Setiari, A. D., Poedjosoedarmo, S., & Wijana, I. Pola Komunikasi Perempuan Pesisir
di Ranah Perdagangan Ikan, Potret Kesetaraan Gender Melalui Bahasa (Studi
Kasus pada Masyarakat Pesisir Desa Pugerwetan, Kabupaten Jember).