Nama : Rieyo Satriya Banu NIM : 2286202020 Kelas : PKH Reguler B
1. Jelaskan pengertian Kebudayaan menurut beberapa para ahli?
Pengertian Budaya Menurut Para Ahli Para ahli mendefinisikan kebudayaan dalam bahasa yang beragam. Mulai dari hasil karya, rasa, dan cipta, hingga keseluruhan sistem gagasan manusia. Dikutip dari buku Antropologi SMA/MA Kelas XI oleh Yuni Sare, berikut pengertian kebudayaan menurut para ahli: Edward Burnett Tylor (1832-19721) Menurut Tylor, kebudayaan adalah sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Bronislaw Malinowski (1884-1942) Malinowski mendefinisikan kebudayaan sebagai penyelesaian manusia terhadap lingkungan hidupnya serta usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sesuai dengan tradisi yang terbaik. Dalam hal ini, Malinowski menekankan bahwa hubungan manusia dengan alam semesta dapat digeneralisasikan secara lintas budaya. Clifford Geertz (1926-2006) Antropolog ternama dunia Clifford Geertz mengatakan kebudayaan merupakan sistem keteraturan dari makna dan simbol-simbol. Simbol tersebut kemudian diterjemahkan dan diinterpretasikan agar dapat mengontrol perilaku, sumber-sumber ekstrasomatik informasi, memantapkan individu, pengembangkan pengetahuan, hingga cara bersikap. Roger M. Keesing (1935-1993) Roger mendefinisikan makna kebudayaan melalui dua pendekatan, adaptif dan ideasional. Kebudayaan menurut pendekatan adaptif merupakan kontes pikiran dan perilaku. Sedangkan, menurut pendekatan ideasional kebudayaan adalah semata-mata sebagai konteks pikiran. Koentjaraningrat (1923-1999) Antropolog asal Indonesia ini mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.
2. Jelaskan tujuh nilai Unilak?
Unilak berpegang teguh kepada 7 nilai, yakni: Religius Berpegang teguh pada tataran agama. Jujur Dapat dipercaya, perkataan sesuai perbuatan dan bertindak tanpa pilih kasih. Visioner Memiliki wawasan jauh ke depan. Bijaksana Bekerja dengan akal budi, penuh pertimbangan dan hati-hati. Disiplin Taat dan patuh terhadap peraturan dan kebijakan yang berlaku serta menjalankan dengan penuh tanggung jawab. Bermartabat Menghargai diri sendiri dengan menjalankan peran sosial kemasyarakatan sebagai tanggung jawab inteletual dan pemelihara budaya melayu. Kerjasama Saling berbagi, menghargai dan menjaga sinergi untuk tujuan yang ditetapkan bersama.
3. Apagunanya mempelajari Budaya Melayu?
Budaya adalah suatu identitas yang melekat pada diri manusia sejak kita dilahirkan. Kita sering mendengar istilah budaya merupakan identitas suatu bangsa. Maka sebagai manusia penting bagi kita untuk mengenal dan mengerti tentang budaya kita sendiri. Mempelajari budaya Melayu tidak akan membuat kita menjadi kuno, melainkan membantu kita dalam mempertahankan identitas bangsa. Mempelajari budaya Melayu dapat memberikan beragam manfaat bagi kita, diantaranya sebagai berikut: Kita dapat mengetahui dan mengena identitas budaya lokal. Kita dapat lebih menghargai serta menerima perbedaan yang ada di sekitar kita. Mempelajari budaya melayu membantu kita lebih peka terhadap lingkungan di sekitar kita. Memdorong kita menjadi lebih kreatif untuk melestarikan budaya yang bersifat dinamis dan universal, tetapi tidak sampai menghilangkan nilai-nilai budaya itu sendiri. Menambah pengetahuan kita mengenai kebudayaan. Sebagai generasi muda, kita harus menjadi yang terdepan dalam menjaga dan melestarikan budaya bangsa. Oleh sebab itu, kita harus mempelajari budaya Melayu sebagai salah satu kebudayaan di Indonesia yang patut untuk kita lestarikan.
4. Jelaskan asal nama Riau!
Hasil kajian Hasan Junus, seorang peneliti naskah Melayu di Riau mencatat paling kurang ada 3 kemungkinan asal nama Riau. Pertama toponomi Riau berasal dari penamaan orang portugis dengan kata Rio yang berarti sungai. Secara etimologis kata “Riau” berasal dari kata “Rio” (Bahasa Portugis) yang berarti “sungai”. Misalnya Rio de Janeiro artinya Sungai Januari. Di pulau Bintan ada sebuah sungai yang bernama Rio, yaitu sungai Rio. Dari kata Rio ini berubah menjadi Riau. Orang Belanda menulis kata Riau ini dengan “Riouw” dan sekarang dikenal tulisan Riouw dengan perkataan Riau saja. Kedua mungkin berasal dari tokoh sinbad Al-bahar dalam kitab Alfu Laila Wa laila (seribu satu malam) yang menyebut Riahi,yang berarti air atau laut. Hal ini pernah di kemukakan oleh Oemar Amin Husin. Seorang tokoh masyarakat dan pengarang asal Riau dalam salah satu pidatonya mengenai terbentuknya propinsi Riau. Ketiga, berasal dari penuturan masyarakat setempat. Lafalz atau ucapan sehari-hari masyarakat sekitar, seperti Ucapan sehari-hari dalam masyarakat Siak dikenal kata “meriau” yang artinya musim ikan bermain-main, di Kuantan Sengingi “meriau” berarti suatu cara mengumpulkan ikan pada suatu tempat untuk mudah ditangkap dalam jumlah besar. Dari meriau ini berubah menjadi kata Riau. Disamping itu dalam masyarakat Kepulauan Riau, dikenal pula kata “Rioh”. Di angkat dari kata Rioh atau Riuh, yang berarti ramai,Hiruk pikuk orang bekerja. Kata Rioh yang dimaksud disini mungkin adalah suara yang ramai di pusat kerajaan Melayu Riau. Pusat kerajaan itu terletak di sebelah hulu sungai Carang yang ramai suaranya karena kesibukan perdagangan yang keluar masuk pusat kota. Pusat perdagangan itu dikenal dengan nama “Bandar Rioh” yang didirikan oleh Sultan Ibrahim Syah (1671-1682) dalam Kemaharajaan Melayu. Bila dihubungkan pengertian Rio yang artinya sungai dengan kata Rioh yang artinya suara yang ramai, terdapat suatu pengertian yang hampir sama. Sungai Riau ini terletak pada arus lalu lintas perdagangan internasional di Selat Malaka. 5. Jelaskan lambang sosial masyarakat Melayu di Riau? Sebagai identitas daerah, Provinsi Riau memilih tanaman nibung (Oncosperma tigillarium) dan burung serindit (Loriculus galgulus) sebagai maskot daerah Provinsi Riau. Keduanya dipilih untuk mewakili Provinsi Riau karena memiliki kedekatan tersendiri dengan masyarakat Riau. Lambang Provinsi Riau berbentuk perisaí dan terbagí atas empat bagian yang berupa gambar atau simbol. Setiap bagian memiliki arti dan makna yang sangat mendalam bagi masyarakat Provinsi Riau. Berikut ini arti dan makna keempat bagian lambang Provinsi Riau. Rantai berjumlah 45 buah yang melingkari seluruh lambang. Mata rantai tak terputus ini melambangkan persatuan bangsa dan tahun Proklamasi Republik Indonesia yaítu tahun 1945. Padi dan kapas berjumlah 17 dan 8. Padi dan kapas íni melambangkan kemakmuran dan mengingatkan pada tanggal proklamasi RI yaitu tanggal 17 bulan 8 (Agustus). Lancang kuning (perahu layar) dengan taut yang bergelombang lima. Lancang kuning mengandung arti kebesaran rakyat Provinsi Riau, sedangkan sogok Lancang berkepala ikan melambangkan bahwa Riau menghasilkan banyak ikan dan mempunyai sumber- sumber penghidupan dari laut. Gelombang lima lapis melambangkan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia. Keris berhulu kepala burung serindit. Keris ini melambangkan kepahlawanan rakyat Riau berdasarkan pada kebijaksanaan dan kebenaran. Pada lambang tersebut terdapat tulisan RIAU berwarna merah.
6. Jelaskan tradisi orang melayu dalam memelihara lingkungan hidup?
Orang tua-tua Melayu mengatakan, bahwa kehidupan mereka amat bergantung kepada alam. Alam menjadi sumber nafkah dan juga menjadi sumber unsur-unsur budayanya. Secara tradisional, orang melayu secara turun temurun hidup dari hasil laut dan hasil hutan atau mengolah tanah. Secara turun temurun pula mereka memanfaatkan hasil hutan untuk berbagai keperluan, membuat bangunan, membuat alat dan kelengkapan rumah tangga, alat dan kelengkapan nelayan, alat berburu, alat bertani, dan sebagainya, termasuk untuk ramuan obat tradisional Dalam menjaga kelestarian lingkungan orang Melayu telah diajarkan oleh para lelulur mereka sejak dulu kala. Dengan aturan aturan dan nilai-nilai adat yang dianut tidak pernah terjadi konflik atau perselisuhan baik antar suku maupun antar individu dalam kehidupan sehari hari ,baik dari sektor ekonomi, social maupun dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Menyadari eratnya kaitan antara kehidupan manusia dengan alam, menyebabkan orang Melayu berupaya memelihara serta menjaga kelestarian dan keseimbangan alam lingkungannya. Dalam adat istiadat ditetapkan “pantang larang” yang berkaitan dengan pemeliharaan serta pemanfaatan alam, mulai dari hutan, tanah, laut dan selat, tokong dan pulau, suak dan sungai, tasik dan danau, sampai kepada kawasan yang menjadi kampung halaman, dusun, ladang, kebun dan sebagainya.. Kearifan orang Melayu menjaga alam bukan hanya kepada manusia melaikan juga mempunyai hubungan dengan Sang Khalik. Ini dapat di lihat dalam ungkapan tanda orang ingat kepada Tuhan menjaga alam ia utamakan, tanda orang ingat hari kemudian, menjaga hutan dan tanah ia utamakan, tanda orang ingat ke Tuhan merusak alam ia pantangkan, tanda orang ingat akan mati merusak alam adalah perbuatan haram (hasil wawancara dengan tokoh adat Rohil, Hasan Basri di Bangko Jaya, tanggal 12 Januari 2013 pukul 16.30 WIB). Kearifan lingkungan orang Melayu dalam memelihara lingkungan telah menganut prinsip prinsip ecoculture ini dapat dilihat dalam ungkapan : adat hidup memegang amanah; tahu menjaga hutan dan tanah; tahu menjaga bukit dan lembah; berladang tidak merusak tanah; berkebun tidak merusak rimba. Nilai-nilai ini jika dipegang dan dilestarikan serta dapat direvitalisasi merupakan konsep yang sangat fundamental dalam pelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Kearifan lingkungan orang Melayu dalam mengatur tata kelola lingkungan telah diatur dalam suatu Qanun Hutan Tanah Adat. Ini sejalan denga ungkapan adat sebagai berikut : tahu menebas memegang adat; tahu menebang memegang amanat; tahu berladang menurut undang; tahu berkebun menurut kanun. Tata kelola hutan tanah adat orang Melayu Orang Melayu telah datur oleh Sultan Siak dalam Qanun Hutan Tanah yang tertuang dalam Adatrechtbundels serie XVIII , S. Gravenhage , (Nijhoff, 1819).