KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Teori Antropologi Budaya
Antropologi yakni ilmu tantang manusia sebagai makhluk biologis
antropologi:
umum yang meninjau kebudayaan yang ada pada berbagai negara seluruh
antara lain:
10
Winny Puspasari T, Astri Nur K, Budi Setiawan. Antropologi (Depok: Universitas
Gunadarma, 2013), hlm. 4.
13
14
tulisan.
konsep psikologi.
f. Antropologi terapan.11
2. Upacara Adat
Adat istiadat yakni suatu aturan etnik yang bersifat abadi dan
11
Ibid, hlm. 12.
15
masyarakat. Seperti halnya dengan upacara adat, segala sesuatu yang ada
asalnya dari adat istiadat. Upacara adat menjadi salah satu upaya
menjelajahi jejak sejarah dari suatu kelompok yang ada di Indonesia masa
adalah upacara yang pada umumnya memiliki nilai sakral dan dihormati
oleh masyarakat setempat. Sehingga upacara itu menjadi hal yang wajib
adat tersebut dipercaya akan memberikan suatu timbal balik yang baik jika
adat lainnya.12
12
Diah Nur Hadiati, Skripsi: “Bentuk, Makna, dan Fungsi Upacara Ritual Daur Hidup
Manusia pada Masyarakat Sunda” (Surabaya: Universitas Airlangga, 2016) Hal.2
13
Herdianti & Jamilah Cholilah, “Pergeseran Modal Sosial dalam Pelaksanaan Upacara
Adat Mandi Belimau di Dusun Limbung Desa Jada Bahrin Kecamatan Merawang Kabupaten
Bangka”, Jurnal Society, Volume V, No. 2, 2017, hlm. 2.
16
yang ada pada daerah tersebut karena eratnya bahan-bahan alami dengan
3. Tadisi
dilaksanakan hingga saat ini dan menjadi kepercayaan oleh warga dari
cikal bakal adanya daerah tersebut atau masih berhubungan dengan cerita
masa lalu suatu daerah. Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya
14
Muhammad Ansor & Nurbaiti. “Relasi Gender dalam Ritual Kenduri Blang pada
Masyarakat Petani di Gampong Sukarejo Langsa” (Jurnal At-Takfir, Vol. VII, No. 1, Juni 2014,
hal. 63.
15
Rahmiah, dkk. “Kajian Etnobotani (Upacara Adat Suku Aceh di Provinsi Aceh)”.
Jurnal biotik, ISSN: 2337-9812, Vol.6, No. 1, Ed. April 2018, hal 55
16
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. 2016. Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa. Kementrian Pendidikan dan Teknologi Republik Indonesia. Diakses dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tradisi , pada 30 November 2021, pukul 14.04.
17
Ainur Rofiq. “Tradisi Slametan Jawa dalam Perspektif Pendidikan Islam”. Attaqwa:
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, p-ISSN: 1693-0649 ; e-ISSN: 2629-3901 Vol. 15, No. 2,
September 2019, hal. 96.
17
akan sejarah dan peninggalan nenek moyang yang hidup pada zaman
dahulu. Tak heran jika rakyat indonesia saat ini memiliki budaya yang
sampai saat ini. Karena setiap tindak-tanduk, tingkah dan perilaku, serta
beda.
4. Suroan
dari sejarah, tradisi, budaya, serta agama. Orang jawa penuh dengan
dimuliakan.19
Bulan suro dianggap keramat atau sakral oleh masyarakat Jawa. Maka dari
itu pada bulan suro ini timbul kepercayaan bahwa segala kegiatan hajatan
18
Windri Hartika, Skripsi: “Makna Tradisi Selapan pada Masyarakat Jawa di Desa
Gedung Agung Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan”, (Bandar Lampung:
Universitas Lampung, 2016), Hal. 9.
19
HM. Zainuddin. 2015. “Tradisi „Suro‟ dalam Masyarakat Jawa”. UIN Maulana
Malik Ibrahim, 23 Oktober 2015. Diakses dari https://uin-malang.ac.id/r/151001/tradisi-suro-
dalam- masyarakat-jawa.html. pada 30 November 2021, pukul 15:12.
19
perubahan.20 Dengan kata lain arti dari pelestarian bisa disebut juga
satu konsep yang sama. Secara etimologis, kearifan lokal terdiri dari dua
suku kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal dapat diartikan
sosial dan etnis tertentu dan dibatasi oleh pengalaman regional, geogrfis,
dan sejarah. Maka dari itu, budaya lokal dilihat sebagai unsur pembentuk
lestari.22
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1994), hal. 982.
21
Erna Mena Niman, “Kearifan Lokal dan Upaya Pelestarian Lingkungan Alam”. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan Missio. Vol. 11 No. 1, Januari 2019, Hal. 94.
22
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
20
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan
dari penelitia sebelumnya yang sejenis namun masih memiliki tema yang
berbeda yang akan dibahas oleh peneliti yang merujuk pada penelitian
mana sesuai dengan tema yang akan diangkat dalam penelitian ini.
23
Rinitami Njatrijani, “Kearifan Lokal dalam Perspektif Budaya Kota Semarang”, Gema
Keadilan: Edisi Jurnal, ISSN: 0852-011, Vol 5, Edisi 1, September 2018, hal. 19.
21
terjaga.24
terhadap leluhur serta bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
saudara Wahyu Nur Rofiqoh menyebutkan bahwa agama ikut andil pada
sepenuhnya berpengaruh.26
25
Ratna Christiana, Skripsi: “Tradisi Suroan di Desa Bendono Kluwung Kecamatan
Kemiri Kabupaten Purworejo”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008), Hal.4
26
Wahyu Nur Rofiqoh, Skripsi: “ Peranan Agama pada Tradisi Adat Suronan terhadap
Pembentukan sikap Keagamaan Remaja di Suroloyo Dusun Keceme Desa Gerbosari Kecamatan
Samigaluh Kabupaten Kulonprogo DIY 2015”, (Salatiga : IAIN Salatiga, 2016), halaman 3.
23
satu yang perlu disiapkan adalah dakak-dakak yang merupakan salah satu
terdekat. Makna filosofis pada tradisi suroan yang berupa makna simbol
menurut Suku Jawa semua dilakukan sejak zaman Nabi Nuh yang hingga
saat ini dengan seiring berjalannya waktu dan juga ilmu maupun teknologi
pemaknaan mengenai Takir Pelontang, Janur Kuning, Lidi atau Sodo tidak
Masyarakat Ngari Tabek Kecamatan Pariangan”, (Padang: Universitas Andalas, 2021), hlm. 91-
93.
24
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan skripsi yang berjudul
pusaka dimana pada rangkaian acara Rebo Wekasan dan Mapag bulan
28
Yusantri Andesta, Skripsi: “Makna Filosofis Tradisi Suroan pada Masyarakat Jawa di
Kelurahan Padang Serai Kota Bengkulu”, (Bengkulu: IAIN Bengkulu, 2020), hlm. 61-62.
29
Syifa Fauziah. Skripsi: “ Studi Etnografi Komunikasi Ritual Adat Masyarakat
Kampung Pulo Desa Cangkuang Kecamatan Leles Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat” ,
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016), hlm. 78-79.
25
Timur Percut Sei Tuan”. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa kegiatan
membuka lembaran yang baru. Makna dari ritual ini adalah untuk
yang sudah dilaksanakan selama tiga puluh tahun ini memiliki beberapa
30
Ayu Lusio M Siburian & Waston Malau, Jurnal: “Tradisi Ritual Bulan Suro pada
Masyarakat Jawa di Desa Sambirejo Timur Percut Sei Tuan”, Gondang: Jurnal Seni
Budaya, ISSN: 2599-0543, 2 (1), 2018, hal. 34-35.
2
Nama Peneliti/Judul/
No Subjek Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Tahun
1 Irvan Desa Margolembo presepsi masyarakat margolembo Mengkaji tentang a) Subjek yang digunakan
Prasetiawan/”“Persepsi Kecamatan terhadap makam satu suro suroan yakni Desa
Masyarakat Jawa Mangkutana dianggap keramat. Sehingga Margolembo
terhadap Budaya Kabupaten Luwu masyarakat melakukan ritual Kecamatan
Malam Satu Suro (Studi Timur memandikan atau mensucikan Mangkutana
Kasus di Desa benda-benda pusaka dengan Kabupaten Luwu
Margolembo bunga-bunga. Di malam satu suro Timur.
Kecamatan masyarakat meminta keselamatan b) Mengkaji
Mangkutana dan panjang umur, yang mana Persepsi
Kabupaten Luwu tradisi ini dilaksanakan setiap masyarakat jawa
Timur)”/ 2017 tahunnya. Jika tidak dilaksanakan
maka akan menimbulkan bencana
bagi masyarakat setempat. Disisi
lain dengan adanya malam satu
suro dapat memperkuat persatuan
dan kesatuan dengan berkumpul
dan melaksanakan tradisi
bersama-sama sehingga
silaturahmi tetap terjaga.
2 Ratna Christiana/ Desa Bendowo Tradisi suroan di Desa Bedono Mengkaji tentang a) Subjek yang
“Tradisi Suroan di Kluwung Kecamatan Kluwung dilakukan sebagai tradisi Suroan digunakan yakni Desa
Desa Bendowo Kemiri Kabupaten penghormatan terhadap leluhur Bendowo Kluwung
Kluwung Kecamatan Purworejo serta sebagai ungkapan rasa Kecamatan Kemiri
Kemiri Kabupaten syukur kepada Tuhan Yang Maha Kabupaten Purworejo.
Purworejo (studi Esa yang telah memberikan b) Mengkaji tentang
budaya)”/ 2008 nikmatNya. Tradisi ini memiliki studi budaya
2
Makna
sejarah dan tradisi yang khas dari suatu daerah. Terkhusus di daerah
2. Upacara mendhem golekan adalah suatu tradisi atau adat istiadat yang
penelitian.
pihak berwajib.