ABSTRAK
Penelitiam ini dilatarbelakangi oleh makna peribahasa yang terdapat dalam lirik lagu
Böliböli. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja makna peribahasa yang
terdapat dalam lirik lagu Böliböli dan bagaimana pelaksanaan lagu Böliböli di Kecamatan
Pulau-Pulau Batu Kabupaten Nias Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Kualitatif dengan metode Antropolingustik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah peneliti memilih 3 informan untuk melakukan wawancara melalui rekaman audio
dan dokumentasi. Temuan penelitian ini mengkaji tentang makna peribahasa yang terdapat
dalam lirik lagu Böliböli, makna peribahasa yang terdapat dalam lagu Böliböli syair yang
menggambarkan kehidupan manusia yang sedang mengalami duka, serta menceritakan
kegiatan semasa hidup mendiang yang sudah meninggal dan dalam melaksanakan Böliböli
ada beberapa hal yang dilakukan 1). Menggunakan Kalahulu/bantal 2). Menggunakan
Lembe/sarung 3). Membentuk posisi lingkaran dan 4). Menyediakan menu. Kesimpulan
peneliti yaitu Makna peribahasa dalam lirik lagu Böliböli adalah makna yang lebih tertuju
pada kehidupan keluarga yang mengalami kemalangan dan dalam melaksanakannya juga
harus sesuai dengan aturan-aturan menyanyikan Böliböli. Saran peneliti yaitu diharapkan
kepada masyarakat dan pemuda-pemudi Nias agar memahami dan mempelajari tentang
makna peribahasa yang tedapat dalam lirik lagu Böliböli karena disitu terdapat makna
peribahasa yang dapat kita petik dan kita terapkan di dalam kehidupan kita masing-masing.
ABSTRACT
1
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
This research is motivated by the meaning of the proverb contained in the lyrics of the
song Böliböli. This study aims to describe the meaning of the proverbs contained in the
lyrics of the song Böliböli and how the implementation of the song Böliböli in Pulau-
Pulau Batu District, South Nias Regency. This study uses a qualitative approach with
the Anthropolingustic method. The data collection technique in this study was the
researcher chose 3 informants to conduct interviews through audio recordings and
documentation. The findings of this study examine the meaning of the proverbs
contained in the lyrics of the song Böliböli, the meaning of the proverbs contained in the
song Böliböli lyric which describes the life of a human who is experiencing grief, and
tells of activities during the life of the deceased who has died and in carrying out
Böliböli there are several things that are done 1 ). Using Kalahulu/pillow 2). Using
Lembe / gloves 3). Form a circle position and 4). Provide menus. The conclusion of the
researcher is that the meaning of the proverb in the lyrics of the song Böliböli is a
meaning that is more focused on the life of a family who experiences misfortune and in
carrying it out must also comply with the rules of singing Böliböli. The researcher's
suggestion is that it is hoped that the people and young people of Nias will understand
and learn about the meaning of the proverb contained in the lyrics of the song Böliböli
because there are proverb meanings that we can pick and apply in our own lives.
2
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
dikaji dalam ilmu semantik , baik bersifat Pulau Tello merupakan salah satu
leksikal, gramatikal, ataupun kontekstual. pulau yang menjadi bagian dari wilayah
Makna merupakan sesuatu yang kita pemerintahan daerah kabupaten Nias
maksud, terutama dalam memaknai Selatan. Pulau tersebut juga memiliki
sebuah kata. Sering sekali kita budaya tersendiri dan ciri khas yang
menemukan kata yang membuat kita berbeda dari daerah lainnya, salah
bingung dengan maksud tertentu di satunya adalah lagu Böliböli. Lagu
dalamnya contohnya dalam sebuah karya Böliböli menggunakan bahasa daerah
tulisan seperti puisi, pantun, dan juga Nias dialek Tello, dan lagu ini
pada lagu. dinyanyikan di acara duka untuk
Lagu merupakan gubahan seni menghibur keluarga duka. Seiring
nada atau suara dalam urutan, kombinasi perkembangan zaman, lagu Böliböli
dan hubungan temporal untuk sudah mulai jarang dinyanyikan, dan
menghasilkan gubahan musik yang bahkan sudah mulai ditinggalkan . Tidak
mempunyai kesatuan dan semua orang bisa menyanyikan lagu
kesinambungan. Lagu juga disebut musik Böliböli namun hanya orang-orang
yang dipadukan dengan lirik-lirik atau tertentu saja biasanya pandai dalam
lirik yang dinyanyikan dengan irama- bernyanyi dan memiliki bakat dalam
irama merdu hingga terdengar suara-suara merangkai kata-kata yang menyentuh
yang mengalun indah sehingga dapat hati. Lirik lagu Böliböli ini selalu berupa
didengar dan disenandungkan. Setiap lagu peribahasa dan memiliki makna yang
selalu mewakili perasaan pendengar sangat dalam, tentunya tertuju pada
dengan adanya lirik-lirik lagu yang sesuai riwayat hidup mendiang dan juga
dengan keadaan yang dirasakan oleh keluarga duka. Menurut Hondro, contoh
masyarakat terlebih-lebih orang yang lirik lagu Böliböli yang dimuat dalam
mendengarkan lagu tersebut dan juga peribahasa sebagai berikut :
dapat didefinisikan bahwa lagu sebagai “Bahai wa hö we.. ba mea sanai
sebuah ekspresi pikiran yang dikeluarkan balaji waae, bahai wa hö we.. ba
melalui lagu. Setiap daerah memiliki mea sanai balaji owasa nö wa..
lagu-lagu tertentu dan juga memiliki ciri bahai wa hö..löna
khas tersendiri. Lagu-lagu daerah gamano..gamanondasi wa.. ”
memiliki makna mendalam mengenai Artinya ”Andaikan saja engkau
budaya Indonesia. Tidak hanya itu, lagu- sedang menikahkan anakmu laki-
lagu daerah juga merupakan ciri khas laki atau anakmu perempuan,
bahasa dan budaya di setiap daerah. andaikan saja engkau sedang
3
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
4
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
5
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
6
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
7
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
8
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
9
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
(bagai sudah direncanakan akan ada duka Bagaikan jalan yang penuh liku-liku dan
lara) makna peribahasa dibagian lima seakan arah langkah sudah tidak diketahui
sedikit memiliki kesamaan dengan makna sehingga kemana pun berjalan selalu
di bagian empat, di mana maknanya didasari rasa bersalah tidak diterima
sama-sama tentang kejadian yang sudah dunia, apapun yang dilakukan sangatlah
terjadi atau sudah Tuhan tentukan akan bertentangan dengan keberuntungan
terjadi ada duka, orang tua akan berada pada dunia.
meninggalkan anaknya atau anak Ketujuh, Bahadia jalagu wogoji
meninggalkan orang tuannya bisa juga banuabahadia jalagu mamunu niha
sanak saudara akan meninggalkan bahadia lakhömi gu andaee (apa salah
saudaranya tanpa mengetahui dan dosa sehingga terjadi seperti ini)
sebelumnya, dan itu sudah ditentukan dalam bagian ketujuh ini makna
Tuhan. Jika seseorang hari ini sangat peribahasa yang terkandung tentang
beruntung dan sangat bahagia itu karena pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam
Tuhan sudah menentukan hati keluarga duka. Memberikan
kebahagiaannya begitu pula pada pertanyaan yang tentunya ditanyakan
keluarga, duka lara kemalangan yang kepada sang pencipta apa maksud hidup
terjadi itu karena sudah di Tuliskan ini, dosa besar apa yang kami perbuat
Tuhan dan sudah berawal dari nenek sehingga orang yang begitu dikasihi pun
moyang. Kehilangan orang yang begitu secepat itu Tuhan mengambilnya, orang
dekat atau begitu dikasihi sangatlah sakit, yang masih dibutuhkan dalam kelurga
bisa membuat seseorang tidak bangkit tapi Tuhan sudah mengambilnya dan
dari kesedihan dan bisa juga mengubah tidak dapat kembali lagi. Pada makna
perasaan seseorang menjadi tidak bagian tujuh ini menjelaskan kekesalan
menentu seperti pada peribahasa pada dihati keluarga duka dan menyalahkan
bagian keenam Haega udoro doro udoro Tuhan. Jika manusia mengalami
doro fasalanö wa haega manö ufabua kesusahan pastinya yabg pertama
ufabua ndaoto fasala wa…(Hidup ini disalahkan adalah Tuhan, Tuhanlah
bagaikan jalan yang penuh dengan serba sumber dari duka ini jika Tuhan tidak
salah). Dalam hal ini penyanyi secepat itu mengambil mendiang maka
menceritakan bahwa keluarga duka begitu tidak akan dialami kesedihan atau sakit
terpuruk, dan merasa bahwa hidup ini hati walau pun sebenarnya Tuhan
penuh dengan serba salah, hidup juga mempunyai rencana-rencana yang begitu
salah, mati juga salah bahkan apapun indah dibalik duka yang dialami setiap
yang dilakukan selalu serba salah. manusia.
10
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
Delapan , Bahadia yaö lakhömi gu perlu berlanjut bersedih, jika pun terus-
bawa ebua Bahadia Lakhömi bae terus bersedih itu tidak akan mengubah
bagacumbula…(Kesedihan hari ini akan apa-apa tidak akan mengembalikan
terus datang) dalam makna peribahasa itu nyawa mendiang, atau memutar waktu
memaknai tentang pikiran keluarga duka untuk hidup kembali. Penyanyi böli böli
bahwa kesialan hidup akan tetap berlajut menekankan kepada keluarga duka bahwa
sampai mati bahkan akan berturut-turut kesedihan tidak dapat mengubah
dilanda kemalangan. Manusia tidak dapat kematian kembali memiliki hidup,
menebak rezeki atau masa depan kematian tetap kematian manusia tidak
seseorang, orang yang saat ini kita padang dapat mengubah kematian dan setiap
miskin dan bodoh belum tentu akan teru- manusia akan mengalami namanya
terus miskin dan bodoh kedepan bisa saja kematian dan untuk apa harus berluput
dia menjadi pimpinan yang sangat pintar bersedih tidak ada gunanya. Selain itu
dan kekayaannya berlipat ganda dan dalam makna peibahasa diatas juga
didalam bagian kedelapan ini keluarga menekankan kepada keluarga duka untuk
duka sudah menentukan atau menebak harus bangkit dari kesedihan dan memulai
rezeki kedepan dan berpikir bahwa hidup yang lebih baik, hidup yang seperti
dimasa depan keluarga akan mengalami semula semasa mendiang masih hidup,
duka terus-menerus sampai akhir hidup. melanjukan pendidikan atau bekerja lebih
Sembilan, Bahai wa hö hara ma giat supaya keraguan tentang masa depan
tatarai danö wa böli böli… Bahai wa hö keluarga berubah menjadi lebih baik.
hara ma ta ui ui mbanua wakiraisa löna Sedangkan bagian sepuluh Yalumana
yamaolö jitoyaia (sekuat apapun anda ndaono mö tola na, yaakao ndaono jatoo
bersedih dan seberapa banyak pun anda saekhu ndao bagumaö höna hönaönö lau
mengeluarkan air mata tak akan baga bagaya (Semiskin miskinnya hidup
mengembalikannya). Makna peribahasa anakmu, masih ada yang lebih miskin di
yang terkandung dalam bagian sembilan luar sana) penyanyi memberikan sebuah
tentang sebuah pesan yang diberilakan pesan tersirat kepada keluarga yang
oleh penyanyi untuk menyadarkan ditinggalkan bahkan kepada mendiang
keluarga yang dilanda duka yang terus bahwa semiskin-miskinnya hidup ini
menerus berlarut dalam kesedihan, masih bisa mendapatkan makanan yang
bahkan sampai lupa makan, lupa minum layak setiap hari atau tidur dirumah yang
dan sebagainya hanya berfokus pada bagus, dibandingkan orang di luar sana
kesedihan. Dalam hal ini penyanyi yang sudah miskin ditambah tidak ada
memberikan pencerahan bahwa tidak tempat tidur dan tidak makan setiap hari
11
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
12
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
pendengar juga akan lebih mudah kemampuan terutama jika ketika orang
menghayati karya musik yang disajikan lain mendengar lantunan lagunya
(Setianingsih dkk 2017:79). Menurut sangatlah menyentuh hati pendengar. Saat
Hermansyah dan Zulkhairi (2014:3) menyanyikan Böliböli penyanyi harus
“Lirik merupakan kata-kata atau kalimat menggunakan Kalahulu atau bantal, baik
yang mengungkapkan, menceritakan, atau penyanyi laki-laki maupun penyanyi
menggambarkan sesuatu yang dipadukan perempuan dan diletakan di atas paha
dengan notasi dan akhirnya menjadi dan perut sebagai penahan siku saat
lagu”. Lirik lagu merupakan simbol menyanyikan Böliböli. Berdasarkan data
verbal yang diciptakan oleh manusia. dari hasil wawancara Kalahulu atau
Manusia adalah makhluk yang tau bantal merupakan lambang kesedihan
bagaimana harus bereaksi, tidak hanya seseorang, jika dilihat dari bentuk bantal
terhadap lingkungan fisiknya, namun juga digunakan saat seseorang harus
pada simbol-simbol yang dibuatnya beristirahat dan diletakan di bagian kepala
sendiri, (Rivers, 2003:28). Berdasarkan namun, fungsi bantal yang digunakan
pengertian di atas peneliti menyimpulkan penyanyi sangatlah berbeda.
bahwa lirik lagu penciptaan seseorang Menggunakan bantal dalam menyanyikan
yang mengungkapkan perasaannya, atau Böliböli adalah sesuatu yang harus
keinginanya serta pesan-pesannya melalui dilakukan karena dari situlah orang akan
kata-kata dalam bentuk lirik yang melihat bagaimana penyanyi ikut
dipadukan dengan notasi dan akhirnya merasakan kesedihan yang alami keluarga
menjadi sebuah lagu. Dalam hal ini duka. Dan itu merupakan sebuah budaya
Masyarakat Pulau Tello juga menciptakan
dalam menyanyikan Böliböli serta masih
lirik-lirik lagu khas, dan tentunya lirik
melekat.
lagu itu adalah Böliböli yang Lembe atau sarung merupakan
menggambarkan kesedihan seseorang lambang bagaimana seorang perempuan
ketika mengalami duka dan mengandung sebenarnya, apalagi jika seorang
pesan-pesan yang dapat memberikan perempuan sudah tidak lajang atau sudah
maanfaat bagi orang banyak. menikah dan memakai Lembe merupakan
Dalam menyanyikan Böliböli hal yang perlu dilakukan. Berbeda jika
bukan hanya sekedar dinyanyikan oleh masih gadis atau lajang memakai Lembe
seseorang, atau dipilih secara kebetulan hanya pada saat acara-acara tertentu dan
saja. Penyanyi Böliböli merupakan orang gadis-gadis di desa harus bekerja sama
terpilih, apalgi jika orang tersebut sudah membantu memasak dalam acara tersebut
diketahui semua orang memiliki dan tentunya harus menngunakan Lembe.
13
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
Dan dalam hal ini dalam menyanyikan dari daun kelapa. Dan sampai sekarang
Böliböli penyanyi wanita juga harus masyarakat Pulau Tello masih
menggunakan Lembe atau sarung, supaya melestarikan budaya nenek moyang dulu
terlihat baik jika dipandang semua orang, dengan menggunakan sendok dari daun
jika penyanyi wanita datang memakai rok kelapa walaupun sekarang sudah modren.
atau celana sangatlah tidak baik bahkan Bubur kacang merupakan suatu
menjadi bahan sorotan pembicaraan persyaratan dan sudah menjadi kebiasaan
kepada pengunjung. Di daerah Pulau dalam menyanyikan Böliböli setiap
Tello memakai lembe merupakan budaya dinyanyikan Böliböli harus disediakan
yang harus dilakukan apalagi jika berada bubur kacang dan itu sudah menjadi
diacara acara tertentu dan sekalipun itu makanan khas masyarakat Pulau Tello.
wanita juga memakai lembe dihari hari PENUTUP
biasa karna sudah menjadi kebiasaan dan A. Kesimpulan
akan terlihat lebih sopan.
Sesuai dengan yang dipaparkan
Dalam menyanyikan Böliböli
pada Bab IV tentang paparan data dan
penyanyi minimal 4 orang baik laki-laki
temuan hasil penelitian, maka dapat
maupun perempuan dan membuat posisi
disimpilkan bahwa:
berbentuk lingkarang dengan
1. Makna peribahasa dalam lirik lagu
saling ,menghadap satu sama lain
Böliböli adalah makna yang lebih
tujuannya agar dapat terlihat kesatuan
tertuju pada kehidupan keluarga yang
atau keakraban dalam menyanyikan
mengalami kemalangan, atau
Böliböli, tidak merasa sedih sendiri atau
menggambarkan kehidupan manusia
menyanyikan dengan sesuka hati.
yang sedang mengalami duka, serta
Bubur kacang adalah menu
menceritakan kegiatan semasa hidup
makanan yang disajikan pada saat
mendiang yang sudah meninggal.
dinyanyikan Böliböli, bubur kacang ini
Dan kesedihan tersebut diberi
yang terbuat dari beras dan kacang hijau
penghiburan dari Yang Maha
dan di atasnya disirami oleh santan kental
kuasa.
dan jika dimakan harus menggunakan
2. Pelaksanaan Böliböli di kecamatan
sendok yang terbuat dari daun kelapa,
Pulau-pulau Batu kabupaten Nias
digunakan daun kelapa karena pada masa
Selatan mencakup empat poin yang
nenek moyang sendok garpu atau sendok
pertama, setiap penyanyi
aluminium yang sekarang masih belum
menggunakan kalahulu atau bantal
ada sehingga pada masa nenek moyang
sebagai lambang kesedihan, kedua
harus menggunakan sendok yang terbuat
penyanyi wanita harus menggunakan
14
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
15
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
Setianingsih, Dkk. 2017 . Seni Budaya. Bago, Simarju. 2018. Makna Amaedola
Jakarta : Erlangga. (Peribahasa) di Dalam Lirik
LaguMitimiti Karya Karya
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Böwöha Telaumbanua dan
Pendidikan Pendekatan Taromali Harita. Skripsi Tidak
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. diterbitkan : Telukdalam : STKIP
Bandung : Alfabeta. Nias Selatan.
Sobaridah, Engkay. 2015 . EYD dan Tata Nehe, Salfyanti. 2019. Makna Peribahasa
Bahasa Indonesia. Jakarta dalam orahua pada pesta
Selatan: Hyphen Publishing. pernikahan di desa
Hiliamaetaniha. Skripsi tidak
Tarigan, G, H. 1987. Pengajaran diterbitkan : Telukdalam : STKIP
Wacana. Bandung : Angkasa. Nias Selatan.
16
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id
17