Anda di halaman 1dari 17

YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN

UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)


Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

Makna Peribahasa dalam Lirik Lagu Böliböli di Kecamatan Pulau-Pulau


Batu Kabupaten Nias Selatan

Wirnayanti Hondro(1)Martiman S. Sarumaha(2)Kalvintinus Ndruru(3)


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nias Raya
Jln. Diponegoro, Nari-Nari Telukdalam Telp./Fax (0630) 7321325 Nias Selatan,
Kode Pos 22865. wirnayantihondro@gmail.com

ABSTRAK
Penelitiam ini dilatarbelakangi oleh makna peribahasa yang terdapat dalam lirik lagu
Böliböli. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja makna peribahasa yang
terdapat dalam lirik lagu Böliböli dan bagaimana pelaksanaan lagu Böliböli di Kecamatan
Pulau-Pulau Batu Kabupaten Nias Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Kualitatif dengan metode Antropolingustik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah peneliti memilih 3 informan untuk melakukan wawancara melalui rekaman audio
dan dokumentasi. Temuan penelitian ini mengkaji tentang makna peribahasa yang terdapat
dalam lirik lagu Böliböli, makna peribahasa yang terdapat dalam lagu Böliböli syair yang
menggambarkan kehidupan manusia yang sedang mengalami duka, serta menceritakan
kegiatan semasa hidup mendiang yang sudah meninggal dan dalam melaksanakan Böliböli
ada beberapa hal yang dilakukan 1). Menggunakan Kalahulu/bantal 2). Menggunakan
Lembe/sarung 3). Membentuk posisi lingkaran dan 4). Menyediakan menu. Kesimpulan
peneliti yaitu Makna peribahasa dalam lirik lagu Böliböli adalah makna yang lebih tertuju
pada kehidupan keluarga yang mengalami kemalangan dan dalam melaksanakannya juga
harus sesuai dengan aturan-aturan menyanyikan Böliböli. Saran peneliti yaitu diharapkan
kepada masyarakat dan pemuda-pemudi Nias agar memahami dan mempelajari tentang
makna peribahasa yang tedapat dalam lirik lagu Böliböli karena disitu terdapat makna
peribahasa yang dapat kita petik dan kita terapkan di dalam kehidupan kita masing-masing.

Kata Kunci : Makna; peribahasa; lirik lagu; böliböli

ABSTRACT

1
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

This research is motivated by the meaning of the proverb contained in the lyrics of the
song Böliböli. This study aims to describe the meaning of the proverbs contained in the
lyrics of the song Böliböli and how the implementation of the song Böliböli in Pulau-
Pulau Batu District, South Nias Regency. This study uses a qualitative approach with
the Anthropolingustic method. The data collection technique in this study was the
researcher chose 3 informants to conduct interviews through audio recordings and
documentation. The findings of this study examine the meaning of the proverbs
contained in the lyrics of the song Böliböli, the meaning of the proverbs contained in the
song Böliböli lyric which describes the life of a human who is experiencing grief, and
tells of activities during the life of the deceased who has died and in carrying out
Böliböli there are several things that are done 1 ). Using Kalahulu/pillow 2). Using
Lembe / gloves 3). Form a circle position and 4). Provide menus. The conclusion of the
researcher is that the meaning of the proverb in the lyrics of the song Böliböli is a
meaning that is more focused on the life of a family who experiences misfortune and in
carrying it out must also comply with the rules of singing Böliböli. The researcher's
suggestion is that it is hoped that the people and young people of Nias will understand
and learn about the meaning of the proverb contained in the lyrics of the song Böliböli
because there are proverb meanings that we can pick and apply in our own lives.

Keywords: Meaning; proverb; song lyrics; boliboli.

PENDAHULUAN dipelajari pada tataran fonologi dan


Bahasa merupakan alat makna dikaji pada tataran semantik.
komunikasi manusia untuk berinteraksi Semantik merupakan komponen yang
antara satu dengan yang lain. Selain itu mengartikan tanda atau menandai dan
bahasa adalah ungkapan dari pikiran lambang atau melambangkan yang
seseorang kepada orang lain supaya dapat berwujud bunyi-bunyi bahasa. “Kata
terjadinya interaksi yang baik dalam semantik disepakati sebagai istilah yang
sebuah hubungan sosial. Pada dasarnya digunakan untuk bidang linguistik yang
bahasa digunakan untuk menuangkan ide, mempelajari hubungan antara tanda-tanda
gagasan, perasaan, dan sebaliknya juga linguistik dengan hal-hal yang
bahasa digunakan untuk menerima ide, ditandainya. Atau dengan kata lain,
gagasan, perasaan dari orang lain. bidang studi dalam linguistik yang
Menurut Chaer (2015:1) “Bahasa adalah mempelajari makna atau arti dalam
fenomena yang menghubungkan dunia bahasa” (Chaer, 2009:2). Makna kata
makna dan dunia bunyi”. Pada bagian- adalah bidang kajian yang dibahas dalam
bagian pengkajian bahasa, bunyi ilmu semantik. Berbagai jenis makna kata

2
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

dikaji dalam ilmu semantik , baik bersifat Pulau Tello merupakan salah satu
leksikal, gramatikal, ataupun kontekstual. pulau yang menjadi bagian dari wilayah
Makna merupakan sesuatu yang kita pemerintahan daerah kabupaten Nias
maksud, terutama dalam memaknai Selatan. Pulau tersebut juga memiliki
sebuah kata. Sering sekali kita budaya tersendiri dan ciri khas yang
menemukan kata yang membuat kita berbeda dari daerah lainnya, salah
bingung dengan maksud tertentu di satunya adalah lagu Böliböli. Lagu
dalamnya contohnya dalam sebuah karya Böliböli menggunakan bahasa daerah
tulisan seperti puisi, pantun, dan juga Nias dialek Tello, dan lagu ini
pada lagu. dinyanyikan di acara duka untuk
Lagu merupakan gubahan seni menghibur keluarga duka. Seiring
nada atau suara dalam urutan, kombinasi perkembangan zaman, lagu Böliböli
dan hubungan temporal untuk sudah mulai jarang dinyanyikan, dan
menghasilkan gubahan musik yang bahkan sudah mulai ditinggalkan . Tidak
mempunyai kesatuan dan semua orang bisa menyanyikan lagu
kesinambungan. Lagu juga disebut musik Böliböli namun hanya orang-orang
yang dipadukan dengan lirik-lirik atau tertentu saja biasanya pandai dalam
lirik yang dinyanyikan dengan irama- bernyanyi dan memiliki bakat dalam
irama merdu hingga terdengar suara-suara merangkai kata-kata yang menyentuh
yang mengalun indah sehingga dapat hati. Lirik lagu Böliböli ini selalu berupa
didengar dan disenandungkan. Setiap lagu peribahasa dan memiliki makna yang
selalu mewakili perasaan pendengar sangat dalam, tentunya tertuju pada
dengan adanya lirik-lirik lagu yang sesuai riwayat hidup mendiang dan juga
dengan keadaan yang dirasakan oleh keluarga duka. Menurut Hondro, contoh
masyarakat terlebih-lebih orang yang lirik lagu Böliböli yang dimuat dalam
mendengarkan lagu tersebut dan juga peribahasa sebagai berikut :
dapat didefinisikan bahwa lagu sebagai “Bahai wa hö we.. ba mea sanai
sebuah ekspresi pikiran yang dikeluarkan balaji waae, bahai wa hö we.. ba
melalui lagu. Setiap daerah memiliki mea sanai balaji owasa nö wa..
lagu-lagu tertentu dan juga memiliki ciri bahai wa hö..löna
khas tersendiri. Lagu-lagu daerah gamano..gamanondasi wa.. ”
memiliki makna mendalam mengenai Artinya ”Andaikan saja engkau
budaya Indonesia. Tidak hanya itu, lagu- sedang menikahkan anakmu laki-
lagu daerah juga merupakan ciri khas laki atau anakmu perempuan,
bahasa dan budaya di setiap daerah. andaikan saja engkau sedang

3
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

membuat perhiasan pengantin, saya Böliböli dalam bentuk peribahasa


tidak akan datang menemuimu” sehingga keluarga duka dapat mengingat
Dalam contoh di atas memiliki kembali masa-masa hidup mendiang
makna yang mengungkit sebuah acara samapi semuanya menangis. Selain itu
yang dilakukan ono hulo batu pada jaman lagu Böliböli juga merupakan hiburan
dulu, seperti sanai balaji, sotomo,faöli bagi keluarga duka ketika mendengar
ono, mowatö ono dapat dilihat dari bait motivasi dan nasihat-nasihat hidup dalam
pertama lirik lagu Böliböli “Bahai wa hö makna lagu Böliböli itu tersebut.
we.. bamea sanai balaji waae, bahai wa Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin
hö we.. bamea sanai balaji sotomo nö melakukan penelitian dengan judul yaitu
wa”. Balaji artinya membuat alat-alat “Makna Peribahasa dalam Lirik Lagu
pengantin ( Lala halöwö sebua ono niha Böliböli di Kecamatan Pulau-Pulau
hulo batu ) baik pengantin laki-laki atau Batu Kabupaten Nias Selatan”.
pengantin perempuan. Sebelum dibuat
alat-alat pengantin, harus dilakukan ritual METODE PENELITIAN
“Maluaya” oleh Sihulu mbanua dan
Jenis penelitian yang digunakan
mengundang orang banyak untuk
dalam penelitian ini adalah Penelitian
melakukan “Maluaya” secara bersama-
kualitatif dengan pendekatan
sama. Dalam bait dimaknai bahwa jika
Antropolinguistik. Menurut Sugiyono
dilihat dari orang-orang yang datang
(2012:9), jenis penelitian kualitatif adalah
dirumah mendiang bukan karena
metode penelitian yang berlandaskan
undangan adanya “sanai balaji” atau
pada filsafat postpotivisme, digunakan
“sotomo” (bagian dari “balaji”) tetapi
untuk meneliti pada objek yang alamiah,
karena adanya dukacita, tanpa diundang
(sebagai lawannya adalah eksperimen)
orang akan datang sendiri, ikut merasakan
dimana penelitian ini adalah sebagai
duka bersama-sama seperti pada bait
intrumen kunci, teknik pengumpulan data
kedua lirik “bahai wa hö..löna
dilakukan secara triangulasi (gabungan),
gamano..gamanondaasi wa” artinya jika
analisis data bersifat induktif/lualitatif,
saja keramaian itu karena adanya“sanai
dan hasil penelitian kualitatif lebih
balaji” dia tidak akan datang jika tidak
menekankan makna dari generalisasi.
diundang, namun karena dukalah dia bisa
Sedangkan pendekatan Antropolinguistik,
datang serta ikut bagian, tidak hanya
merupakan cabang antropoli yang
keluarga itu saja yang merasakannya
mempelajari bahasa-bahasa yang
tetapi dirasakan secara bersama sama.
digunakan dalam berbagai kebudayaan.
Semua itu pun disampaikan melalui lagu
“Antropologi adalah ilmu pengetahuan

4
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

mengenai manusia dalam masyarakat… a. Mempersiapkan bahan wawancara


yang membedakan jenis antropologi fisik b. Menanyakan kesiapan dan
dan antropologi kebudayaan…yang kesediaan informan untuk
sekarang berkembang menjadi studi menjawab pertanyaan dari
kultural yang berkaitan dengan sastra peneliti.
“(Ratna, 2012:63). c. Peneliti merekam respon dari
informan melalui audio rekaman
Pendekatan tersebut merupakan dan video.
langkah yang dilakukan dalam menelaah d. Peneliti mengumpulkan data dari
atau menyelidiki isi dari bahan penelitian hasil wawancara dengan
ini yaitu “Makna Peribahasa dalam Lirik informan.
Lagu Böliböli di Kecamatan Pulau-Pulau e. Setelah data terkumpul peneliti
Batu Kabupaten Nias Selatan” menganalisis data. Dan
f. Menarik kesimpulan.
Tempat pelaksanaan penelitian ini
Dalam penelitian ini, teknik analisis data
adalah di Kecamatan Pulau-Pulau Batu
yang digunakan adalah teknik yang
Kabupaten Nias Selatan. Penelitian ini
dikemukakan oleh Miles dan Huberman
telah dilaksanakan pada bulan September
dalam Sugiyono (2015:246-249) terdiri
sampai bulan Oktober 2021.
dari tiga rangkaian kegiatan yakni sebagai
Data yang digunakan dalam
berikut. Reduksi Data (Data Reduction)
penelitian ini adalah lagu budaya Tello
pada langkah ini, data yang sudah
Böliböli di Kecamatan Pulau-Pulau Batu.
diperoleh dicatat kemudian dilakukan
Sumber data dalam penelitian ini adalah
penyederhanaan data. Data-data yang
Informan sekaligus yang sering
dipilih hanya dengan keunikan yang akan
menyanyikan Böliböli dan tokoh adat
dianalisis, yaitu mengenai makna yang
yang paham tentang lagu Böliböli dan
terdapat dalam Lirik lagu Böliböl di
peribahasa-peribahasa yang ada setiap
Kecamatan Pulau-pulau Batu Kabupaten
lirik lagu Böliböli yaitu:
Nias Selatan. Informasi-informasi yang
Teknik pengumpulan data yang
mengacu pada permasalahan itulah yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
menjadi data dalam penelitian ini.
teknik wawancara dan dokumentasi.
Penyajian Data (Display Data)
Instrumen atau alat dalam penelitian ini
Pada langkah ini, data-data yang sudah
ialah peneliti itu sendiri. Langkah-
ditetapkan kemudian disusun secara
langkah penelitian yang dilakukan nuntuk
teratur dan terperinci agar mudah
mengumpulkan data dengan cara sebagai
dipahami. Data-data tersebut kemudian
berikut:

5
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

dianalisis sehingga diperoleh deskripsi permasalahan yang dihadapi dalam situasi


mengenai makna yang terdapat dalam sekarang yang dilakukan dengan
Lirik lagu Böliböl di Kecamatan Pulau- menempuh langkah-langkah
pulau Batu Kabupaten Nias Selatan. pengumpulan klasifikasi analisis,
Penarikan Simpulan/Verifikasi mengelola data, membuat kesimpulan
Pada tahap ini dibuat simpulan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam
hasil dari data yang diperoleh sejak awal peneltian ini adalah untuk menemukan
penelitian. Simpulan ini masih “Makna Peribahasa dalam Lirik Lagu
memerlukan adanya verifikasi (penelitian Böliböli di Kecamatan Pulau-Pulau Batu
kembali tentang kebenaran laporan) Kabupaten Nias Selatan”. Penelitian ini
sehingga hasil yang diperoleh benar- dilaksanakan pada tanggal 15 agustus s.d
benar valid. Ketiga langkah-langkah tanggal 15 september 2021. Data
tersebut sangat berkaitan dan dilakukan diperoleh dengan cara melakukan
secara terus-menerus mulai dari awal, langkah-langkah yang telah direncanakan
saat penelitian berlangsung hingga yaitu peneliti berkoodinasi meminta izin
sampai akhir penelitian. kepada Kepala Camat untuk melakukan
PAPARAN DATA DAN penelitian. Setelah diberi izin penelitian
PEMBAHASAN TEMUAN melakukan wawancara di rumah
PENELITIAN narasumber dan memberikan pertanyaan
Paparan Data kepada narasumber tentang makna
Untuk memperoleh data dalam peribahasa dalam lirik lagu Böliböli serta
penelitian ini, penelitan ini menggunakan bagaimana pelaksanaan Böliböli,
metode kualitatif dengan pendekatan narasumber yang telah di wawancarai
Antropolinguistik. Penelitian kualitatif ini berjumlah 3 (tiga) orang. Temuan
bertujuan untuk menyelidiki suatu Penelitian
fenomena yang tidak dapat dicapai 1. Makna Peribahasa yang terdapat
dengan menggunakan prosedur-prosedur di dalam Lirik Lagu Böliböli
statistik atau cara-cara lain dari kuantitatif Kecamatan Pulau-Pulau Batu
(pengukuruan) yang artinya bahwa Kabupaten Nias Selatan
pengumpulan data bukan dicatat dalam Pulau Tello merupakan pulau
bentuk angka namun penjelasan sejelas- bagian dari Nias Selatan, walaupun Pulau
jelasnya. Metode penelitian kualitatif ini Tello sangat jauh dari daerah Nias
menggunakan pendekatan Selatan, namun Pulau Tello merupakan
antropolinguistik yang digunakan untuk pulau yang memiliki nilai budaya yang
memecahkan masalah dan menjawab sangat tinggi bahkan pada era

6
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

perkembangan jaman ini masyarakat di terpilih yang sudah terkenal dalam


sana tetap melestarikan budaya-budaya menyanyikannya dan kata-kata yang
dari nenek moyang walaupun tidak digunakan pun harus penuh dengan
seperti yang dilakukan oleh nenenk makna-makna tertentu, perlu dengan
moyang. Salah satu budaya yang masih pemahaman untuk mengetahui maknanya
dilakukan sampai sekarang yaitu Böliböli terutama makna peribahasa yang terdapat
. Lagu budaya yang masih dinyanyikan dalam lirik Böliböli .
sampai sekarang terkhusus untuk acara Temuan penelitian ini berupa data
duka, sebagai hiburan keluarga yang yang diperoleh dengan menggunakan
sedang mengalami duka. Menurut Hondro metode penelitian kualitatif dan
(Berdasarkan wawancara) bahwa “adanya menggunakan pendekatan
nyanyian Böliböli karena pada jaman dulu antropolinguistik. Pada bagian ini,
tidak ada yang namanya ibadah di rumah peneliti mendeskripsikan temuan
duka atau pun perkunjungan dari kaum penelitian yang telah dianalisis dengan
bapak dan kaum perempuan dari menggunakan sistem pengodean, serta
organisasi gereja-gereja, maka dari itu membuat gambaran dari temuan
setiap ada duka wajib dinyanyikan penelitian yang telah di analisis. Data
Böliböli”. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh dari hasil dokumentasi dan
masyarakat Pulau Tello masih tetap wawancara dengan ke-3 informan yang
menyanyikan Böliböli walaupun sudah sudah peneliti tentukan.
jarang dinyanyikan tapi tidak sepenuhnya
punah. Di dalam lagu Böliböli tidak Makna merupakan sebuah
hanya menceritakan masa hidup penunjuk maksud baik dari sebuah kata,
mendiang namun, di sana juga sedikit kalimat maupun wacana. “Kata makna
menyinggung bagaimana kehidupan mengacu pada pengertian yang sangat
keluarga duka jaman dulu, apalagi jika luas, walaupun makna ini adalah
keluarga itu merupakan keluarga yang persoalan bahasa, tetapi kaitan dan
sangat terhormat atau keluarga yang keterikatannya dengan segala segi
berkecukupan dari antara masyarakat kehidupan manusia sangat erat. Karena
lainnya. Dalam menyanyikan Böliböli itu sampai saat ini belum ada yang dapat
biasa merupakan permintaan keluarga dan mendeskripsikannya secara tuntas”,
tidak sembarang orang atau bisa saja (Chaer.2009) (dalam buku Amilia dan
keluarga terdekat saja yang Anggreani 2017:7). Sedangkan
menyanyikannya, namun dalam “peribahasa merupakan sesuatu yang
menyanyikan Böliböli ini harus orang dapat menyampaikan ide-ide yang

7
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

membuat kalimat bervariasi, dan ide-ide peribahasa bagian pertama ini


peribahasa tersebut timbul berdasarkan menggambarkan bagaimana mendiang
pengalaman-pengalaman masyarakat semasa hidupnya, apalagi keluarga
pemakai bahasa… Peribahasa sebagai mendiang merupakan keluarga yang
istilah umum berbentuk frasa atau kalimat berkeadaan yang dihormati. Kedatangan
yang susunannya tetap dan biasanya orang banyak dikeluarga mendiang
mempunyai maksud tertentu”. Yustinah menunjukan bahwa rasa sosial
dan Iskak 2006. Dari pengertian di atas masyarakat pada umumnya, bahkan
menunjukan bahwa makna dari keluarga dekat dari keluarga mendiang
peribahasa sangatlah luas apalagi jika seperti Sibaya (saudara laki-laki ibu
dikaji lebih mendalam, dan dalam kandung) akan datang dengan sendirinya,
peribahasa yang terdapat pada lirik lagu jika acara itu merupakan acara pernikahan
Böliböli memiliki maksud tertentu yang atau acara peresmian Sibaya tidak akan
pastinya tidak terlepas dari gambaran datang atau menghadiri tanpa diundang
perasaan keluarga duka dan kehidupan keluarga namun, karena acara itu
mendiang. merupakan acara dukacita maka tidak
Berdasarkan wawancara yang diundang pun dia akan datang
telah peneliti lakukan makna yang mengunjungi rumah duka bukan karena
terkadung dalam peribahasa yang terdapat ada sumbangan-sumbangan yang
pada lirik lagu Böliböli sangatlah tertuju diberikan kepada keluarga duka ataupun
pada keluarga duka, dan riwayat hidup karena makanan tapi namun, karena dia
mendiang. Pada bagian pertama mengalami perasaan yang sama yang
peribahasa yang mengatakan Bahai wa hö dialami keluarga besar duka.
bamea sanai balaji waee.. Bahai wa hö Pada bagian kedua peribahasa
bamea sanai balaji owasa nö wa, Löna dalam lirik lagu Böliböli yang memiliki
gamanondasi gamanondasi wa nö wa…( makna penyambutan lagu untuk
(Andaikan sedang membuat alat-alat melanjutkan lagu berikutnya Ba da
pengantin dan andaikan sedang ubörötaigö, ubörötaigö hanala nö waa..
mengadakan acara besar-besaran lalu (Saya awali saja sambutannnya) Da ulau
siapa yang akan berkunjung) makna yang jambu ulau jambua hemuhönanö wa..
terkandung dalam peribahasa yang (Dan saya mulai saja ceritanya). Biasanya
menunjukan sebuah konteks apa maksud dalam memulai sebuah lagu budaya
masyarakat mengunjungi rumah duka, seperti Mitimiti, Maluaya, Maena harus
bisa saja tidak perlu datang berkunjung menggunakan lagu sambutan, jika tidak
jika tidak diundang. Dalam makna menggunakan lagu sambutan orang-orang

8
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

tidak enak mendengarkannya, sama hal keluarga dalam menghadapi kemalangan


ketika berada disebuah acara baik acara dialami keluarga duka terutama jika yang
pernikahan, atau acara syukuran jika tidak meninggal tersebut adalah orangtua yang
ada kata-kata sambutan dari pembicara masih memiliki tanggung jawab terhadap
sangatlah tidak baik begitu juga hal dalam anak-anaknya, dan meninggalkan anak-
menyanyikan lagu Böliböli. Selain itu anaknya dengan begitu cepat. Dan semua
peribahasa bagian kedua Böliböli itu bagai telah tertulis dalam suratan
memiliki makna yang menyampaikan tangan keluarga bahwa akan mengalami
bahwa setelah pendengar menerima duka, seperti makna dalam bagian
sambutan maka penyanyi Böliböli akan keempat peribahasa Bajoriri bajiso balala
melanjutkan lagu satu persatu dan akan dönu..Balala dönu nisorai.. (Bagai kian
menceritakan satu persatu, makanya di tertulis disuratan tangan). Takdir
sana penyanyi menggunakan kata merupakan sesuatu hal yang tidak dapat
“Hemuhöna” dengan kata lain diubah, atau diperbaiki, sama seperti jalan
(laojarajara) (akan dibahas satu persatu) kehidupan yang tidak dapat diubah oleh
menceritakan satu persatu melalui bait- manusia misalnya bagai sudah kian
bait berikutnya, menggambarkan semua tertulis disuratan tangan bahwa seseorang
apa yang dialami keluarga atau akan menjadi anak yatim piatu atau
bagaimana kehidupan keluarga bercerai dengan suami, bercerai dengan
selanjutnya. istri begitu pula dengan duka yang
Ketiga, peribahasa dalam bagian dialami keluarga saat ini, sudah takdir
ini Ba mamonde mondege ae baji soaee bahwa keluarga akan ditinggalkan atau
bajisoae u tölanö wa.(Bagaikan jalan keluarga duka akan mengalami
yang sudah tidak bisa terlewati) yang kesedihan. Pada bagian ini juga
memaknai tentang perasaan pribadi memaknai bahwa setiap manusia memang
penyanyi Böliböli, yang menekankan memiliki nasib yang berbeda-beda ada
kesedihannya dengan apa yang dialami nasib buruk dan ada nasib baik bahkan
keluarga duka. Dalam hal ini penyanyi ada juga nasib yang jauh cukup baik dan
menyandarkan pada dirinya yang dialami kehidupan ini tergantung pada nasib yang
keluarga saat ini, mungkin perasaan sedih ditentukan Tuhan, bisa saja nasib
yang dialaminya sama seperti yang keluarga duka yang dulunya sangat
dialami keluaraga yang ditinggalkan. bernasib baik maka saatnya berubah
Kesesakan sakit hati yang tidak dapat menjadi nasib yang jelek.
terobati seperti itulah yang dirasakan Kelima Bahai wa hö ba jiso
penyanyi menggambarkan perasaan bahögö ma..högöma jima tofaönö wa

9
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

(bagai sudah direncanakan akan ada duka Bagaikan jalan yang penuh liku-liku dan
lara) makna peribahasa dibagian lima seakan arah langkah sudah tidak diketahui
sedikit memiliki kesamaan dengan makna sehingga kemana pun berjalan selalu
di bagian empat, di mana maknanya didasari rasa bersalah tidak diterima
sama-sama tentang kejadian yang sudah dunia, apapun yang dilakukan sangatlah
terjadi atau sudah Tuhan tentukan akan bertentangan dengan keberuntungan
terjadi ada duka, orang tua akan berada pada dunia.
meninggalkan anaknya atau anak Ketujuh, Bahadia jalagu wogoji
meninggalkan orang tuannya bisa juga banuabahadia jalagu mamunu niha
sanak saudara akan meninggalkan bahadia lakhömi gu andaee (apa salah
saudaranya tanpa mengetahui dan dosa sehingga terjadi seperti ini)
sebelumnya, dan itu sudah ditentukan dalam bagian ketujuh ini makna
Tuhan. Jika seseorang hari ini sangat peribahasa yang terkandung tentang
beruntung dan sangat bahagia itu karena pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam
Tuhan sudah menentukan hati keluarga duka. Memberikan
kebahagiaannya begitu pula pada pertanyaan yang tentunya ditanyakan
keluarga, duka lara kemalangan yang kepada sang pencipta apa maksud hidup
terjadi itu karena sudah di Tuliskan ini, dosa besar apa yang kami perbuat
Tuhan dan sudah berawal dari nenek sehingga orang yang begitu dikasihi pun
moyang. Kehilangan orang yang begitu secepat itu Tuhan mengambilnya, orang
dekat atau begitu dikasihi sangatlah sakit, yang masih dibutuhkan dalam kelurga
bisa membuat seseorang tidak bangkit tapi Tuhan sudah mengambilnya dan
dari kesedihan dan bisa juga mengubah tidak dapat kembali lagi. Pada makna
perasaan seseorang menjadi tidak bagian tujuh ini menjelaskan kekesalan
menentu seperti pada peribahasa pada dihati keluarga duka dan menyalahkan
bagian keenam Haega udoro doro udoro Tuhan. Jika manusia mengalami
doro fasalanö wa haega manö ufabua kesusahan pastinya yabg pertama
ufabua ndaoto fasala wa…(Hidup ini disalahkan adalah Tuhan, Tuhanlah
bagaikan jalan yang penuh dengan serba sumber dari duka ini jika Tuhan tidak
salah). Dalam hal ini penyanyi secepat itu mengambil mendiang maka
menceritakan bahwa keluarga duka begitu tidak akan dialami kesedihan atau sakit
terpuruk, dan merasa bahwa hidup ini hati walau pun sebenarnya Tuhan
penuh dengan serba salah, hidup juga mempunyai rencana-rencana yang begitu
salah, mati juga salah bahkan apapun indah dibalik duka yang dialami setiap
yang dilakukan selalu serba salah. manusia.

10
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

Delapan , Bahadia yaö lakhömi gu perlu berlanjut bersedih, jika pun terus-
bawa ebua Bahadia Lakhömi bae terus bersedih itu tidak akan mengubah
bagacumbula…(Kesedihan hari ini akan apa-apa tidak akan mengembalikan
terus datang) dalam makna peribahasa itu nyawa mendiang, atau memutar waktu
memaknai tentang pikiran keluarga duka untuk hidup kembali. Penyanyi böli böli
bahwa kesialan hidup akan tetap berlajut menekankan kepada keluarga duka bahwa
sampai mati bahkan akan berturut-turut kesedihan tidak dapat mengubah
dilanda kemalangan. Manusia tidak dapat kematian kembali memiliki hidup,
menebak rezeki atau masa depan kematian tetap kematian manusia tidak
seseorang, orang yang saat ini kita padang dapat mengubah kematian dan setiap
miskin dan bodoh belum tentu akan teru- manusia akan mengalami namanya
terus miskin dan bodoh kedepan bisa saja kematian dan untuk apa harus berluput
dia menjadi pimpinan yang sangat pintar bersedih tidak ada gunanya. Selain itu
dan kekayaannya berlipat ganda dan dalam makna peibahasa diatas juga
didalam bagian kedelapan ini keluarga menekankan kepada keluarga duka untuk
duka sudah menentukan atau menebak harus bangkit dari kesedihan dan memulai
rezeki kedepan dan berpikir bahwa hidup yang lebih baik, hidup yang seperti
dimasa depan keluarga akan mengalami semula semasa mendiang masih hidup,
duka terus-menerus sampai akhir hidup. melanjukan pendidikan atau bekerja lebih
Sembilan, Bahai wa hö hara ma giat supaya keraguan tentang masa depan
tatarai danö wa böli böli… Bahai wa hö keluarga berubah menjadi lebih baik.
hara ma ta ui ui mbanua wakiraisa löna Sedangkan bagian sepuluh Yalumana
yamaolö jitoyaia (sekuat apapun anda ndaono mö tola na, yaakao ndaono jatoo
bersedih dan seberapa banyak pun anda saekhu ndao bagumaö höna hönaönö lau
mengeluarkan air mata tak akan baga bagaya (Semiskin miskinnya hidup
mengembalikannya). Makna peribahasa anakmu, masih ada yang lebih miskin di
yang terkandung dalam bagian sembilan luar sana) penyanyi memberikan sebuah
tentang sebuah pesan yang diberilakan pesan tersirat kepada keluarga yang
oleh penyanyi untuk menyadarkan ditinggalkan bahkan kepada mendiang
keluarga yang dilanda duka yang terus bahwa semiskin-miskinnya hidup ini
menerus berlarut dalam kesedihan, masih bisa mendapatkan makanan yang
bahkan sampai lupa makan, lupa minum layak setiap hari atau tidur dirumah yang
dan sebagainya hanya berfokus pada bagus, dibandingkan orang di luar sana
kesedihan. Dalam hal ini penyanyi yang sudah miskin ditambah tidak ada
memberikan pencerahan bahwa tidak tempat tidur dan tidak makan setiap hari

11
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

mungkin akan lebih layak dikatakan perempuan menggunakan sarung dan


miskin. Dalam hal itu makna pesan yang serta setelah selesai menyanyikan
diberikan penyanyi lagu Böliböli Böliböli sudah disiapkan bubur kacang
menyarankan keluarga duka harus tetap untuk dimakan oleh keluarga duka atau
bersyukur bagaimana pun keadaannya sanak saudara.
karena Tuhan masih memberikan Berdasarkan hasil wawancara yang
kesempatan kepada kita menjalani hari- sudah peneliti lakukan tentang
hari dengan penuh rasa syukur. pelaksanaan Böliböli di Kecamatan
2. Pelaksanaan Lirik Lagu Böliböli di Pulau-Pulau Batu Kabupaten Nias
Kecamatan Pulau-Pulau Batu Selatan. Böliböli merupakan salah satu
Kabupaten Nias Selatan. budaya Niha Hulo Batu yang dinyanyikan
Böliböli merupakan salah satu pada saat sedang mengalami duka.
budaya niha Hulo Batu, yang dilakukan Menurut Hondro (berdasarkan
pada saat ada berduka, dengan tujuan wawancara) Böliböli adalah budaya ,
menghibur keluarga duka yang sedang budaya hulo batu biasanya dilakukan saat
dilanda kesedihan, selain sebagai acara duka. Hal ini diadakan pada
menghibur keluarga duka dengan adanya keluarga tertentu yang memiliki
Böliböli baik keluarga duka maupun kedudukan di desa tertentu, seperti
orang lain dapat mengingat masa-masa Sihulu, Siila, atau tokoh masyarakat
hidup mendiang, dan biasanya isi dari tertentu sedangkan menurut Dakhi
lagu Böliböli tersebut menceritakan (berdasarkan wawancara) Böliböli adalah
kebaikan semasa hidupnya serta ngenu-ngenu yang berupa kekesalan hati
kesedihan keluarga duka. Dalam tertuju pada kematian yang dialami
pelaksanaan Böliböli tidak semua orang seseorang dan bagaimana semasa
dapat menyanyikannya, hanya orang- hidupnya sebelumnya, baik perjalanan
orang tertentu saja tentunya yang hidupnya yang miskin atau ketika seorang
memiliki kemampuan dalam menciptakan orang tua meninggalkan anak-
lirik lagu Böliböli tersebut serta dikaitkan anaknya,dan kekesalan hati itu pun
dengan riwayat hidup mendiang dan dimuat atau diceritakan dalam bentuk
keluarganya. Dalam menyanyikan lirik lagu.
Böliböli ada beberapa hal yang wajid Lirik lagu merupakan unsur yang
dilakukan serta sudah menjadi kewajiban sangat penting. Bahkan, lirik menjadi
dalam menyanyikan Böliböli seperti identitas utama dalam musik daerah.
menyediakan bantal, menaikan siku Ungkapan dan perasaan , keinginannya,
sebagai penahan dagu, penyanyi dan pesan-pesannya. Dengan lirik lagu

12
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

pendengar juga akan lebih mudah kemampuan terutama jika ketika orang
menghayati karya musik yang disajikan lain mendengar lantunan lagunya
(Setianingsih dkk 2017:79). Menurut sangatlah menyentuh hati pendengar. Saat
Hermansyah dan Zulkhairi (2014:3) menyanyikan Böliböli penyanyi harus
“Lirik merupakan kata-kata atau kalimat menggunakan Kalahulu atau bantal, baik
yang mengungkapkan, menceritakan, atau penyanyi laki-laki maupun penyanyi
menggambarkan sesuatu yang dipadukan perempuan dan diletakan di atas paha
dengan notasi dan akhirnya menjadi dan perut sebagai penahan siku saat
lagu”. Lirik lagu merupakan simbol menyanyikan Böliböli. Berdasarkan data
verbal yang diciptakan oleh manusia. dari hasil wawancara Kalahulu atau
Manusia adalah makhluk yang tau bantal merupakan lambang kesedihan
bagaimana harus bereaksi, tidak hanya seseorang, jika dilihat dari bentuk bantal
terhadap lingkungan fisiknya, namun juga digunakan saat seseorang harus
pada simbol-simbol yang dibuatnya beristirahat dan diletakan di bagian kepala
sendiri, (Rivers, 2003:28). Berdasarkan namun, fungsi bantal yang digunakan
pengertian di atas peneliti menyimpulkan penyanyi sangatlah berbeda.
bahwa lirik lagu penciptaan seseorang Menggunakan bantal dalam menyanyikan
yang mengungkapkan perasaannya, atau Böliböli adalah sesuatu yang harus
keinginanya serta pesan-pesannya melalui dilakukan karena dari situlah orang akan
kata-kata dalam bentuk lirik yang melihat bagaimana penyanyi ikut
dipadukan dengan notasi dan akhirnya merasakan kesedihan yang alami keluarga
menjadi sebuah lagu. Dalam hal ini duka. Dan itu merupakan sebuah budaya
Masyarakat Pulau Tello juga menciptakan
dalam menyanyikan Böliböli serta masih
lirik-lirik lagu khas, dan tentunya lirik
melekat.
lagu itu adalah Böliböli yang Lembe atau sarung merupakan
menggambarkan kesedihan seseorang lambang bagaimana seorang perempuan
ketika mengalami duka dan mengandung sebenarnya, apalagi jika seorang
pesan-pesan yang dapat memberikan perempuan sudah tidak lajang atau sudah
maanfaat bagi orang banyak. menikah dan memakai Lembe merupakan
Dalam menyanyikan Böliböli hal yang perlu dilakukan. Berbeda jika
bukan hanya sekedar dinyanyikan oleh masih gadis atau lajang memakai Lembe
seseorang, atau dipilih secara kebetulan hanya pada saat acara-acara tertentu dan
saja. Penyanyi Böliböli merupakan orang gadis-gadis di desa harus bekerja sama
terpilih, apalgi jika orang tersebut sudah membantu memasak dalam acara tersebut
diketahui semua orang memiliki dan tentunya harus menngunakan Lembe.

13
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

Dan dalam hal ini dalam menyanyikan dari daun kelapa. Dan sampai sekarang
Böliböli penyanyi wanita juga harus masyarakat Pulau Tello masih
menggunakan Lembe atau sarung, supaya melestarikan budaya nenek moyang dulu
terlihat baik jika dipandang semua orang, dengan menggunakan sendok dari daun
jika penyanyi wanita datang memakai rok kelapa walaupun sekarang sudah modren.
atau celana sangatlah tidak baik bahkan Bubur kacang merupakan suatu
menjadi bahan sorotan pembicaraan persyaratan dan sudah menjadi kebiasaan
kepada pengunjung. Di daerah Pulau dalam menyanyikan Böliböli setiap
Tello memakai lembe merupakan budaya dinyanyikan Böliböli harus disediakan
yang harus dilakukan apalagi jika berada bubur kacang dan itu sudah menjadi
diacara acara tertentu dan sekalipun itu makanan khas masyarakat Pulau Tello.
wanita juga memakai lembe dihari hari PENUTUP
biasa karna sudah menjadi kebiasaan dan A. Kesimpulan
akan terlihat lebih sopan.
Sesuai dengan yang dipaparkan
Dalam menyanyikan Böliböli
pada Bab IV tentang paparan data dan
penyanyi minimal 4 orang baik laki-laki
temuan hasil penelitian, maka dapat
maupun perempuan dan membuat posisi
disimpilkan bahwa:
berbentuk lingkarang dengan
1. Makna peribahasa dalam lirik lagu
saling ,menghadap satu sama lain
Böliböli adalah makna yang lebih
tujuannya agar dapat terlihat kesatuan
tertuju pada kehidupan keluarga yang
atau keakraban dalam menyanyikan
mengalami kemalangan, atau
Böliböli, tidak merasa sedih sendiri atau
menggambarkan kehidupan manusia
menyanyikan dengan sesuka hati.
yang sedang mengalami duka, serta
Bubur kacang adalah menu
menceritakan kegiatan semasa hidup
makanan yang disajikan pada saat
mendiang yang sudah meninggal.
dinyanyikan Böliböli, bubur kacang ini
Dan kesedihan tersebut diberi
yang terbuat dari beras dan kacang hijau
penghiburan dari Yang Maha
dan di atasnya disirami oleh santan kental
kuasa.
dan jika dimakan harus menggunakan
2. Pelaksanaan Böliböli di kecamatan
sendok yang terbuat dari daun kelapa,
Pulau-pulau Batu kabupaten Nias
digunakan daun kelapa karena pada masa
Selatan mencakup empat poin yang
nenek moyang sendok garpu atau sendok
pertama, setiap penyanyi
aluminium yang sekarang masih belum
menggunakan kalahulu atau bantal
ada sehingga pada masa nenek moyang
sebagai lambang kesedihan, kedua
harus menggunakan sendok yang terbuat
penyanyi wanita harus menggunakan

14
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

lembe atau sarung supaya terlihat __________, 2012. Lingusitik Umum .


lebih sopan, yang ketiga penyanyi Jakarta: Rineka Cipta.
Böliböli membuat posisi berbentuk
__________, 2009. Pengantar Semantik
lingkaran supaya terlihat lebih
Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
kompak, dan yang keempat yaitu Cipta
menu sebagai persyaratan dalam
menyanyikan Böliböli. ,2015. Sintaksis Bahasa
B. Saran Indonesia: Pendekatan Proses.
Berdasarkan kesimpulan yang telah Jakarta: Rineka Cipta.
dipaparkan di atas, maka memberikan
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie.
beberapa saran peneliti yaitu: Diharapkan
2010 . Sosiolinguistik:
kepada masyarakat dan pemuda-pemudi Perkenalan Awal .Jakarta . Rineka
Nias agar memahami dan mempelajari Cipta.
tentang makna peribahasa yang tedapat
dalam lirik lagu Böliböli karena disitu Amilia, Anggraeini. 2017. SEMANTIK :
terdapat makna peribahasa yang dapat Konsep dan Contoh Analisis.
kita petik dan kita terapkan di dalam Malang, Jatim. MADANI.
kehidupan kita masing-masing.
Eriyanti, dkk. 2020. Linguistik Umum .
DAFTAR PUSTAKA Jawa Timur: Uwais Inspirasi
Indonesia.
Pustaka dari Buku
Fadhallah, A, R. 2021. Wawancara .
Arikunto, Suharsimi. 2014 . Prosedur5 Jakarta Timur : UNJ PRESS..
Penelitian suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, Hadi. 2019. Majas dan
peribahasa . Jogjakarta: Media
Alviani, Puput. 2021. Cakap Peribahasa, Nusantara.
Puisi Baru dan Pantun.
Jogjakarta: Anak Hebat Indonesia. Hermansyah dan Zulkhairi. 2014.
Transformasi Syair. Denpasar:
Boey, Kiat. 1992. Pengantar Linguistik : Pustaka Latasan.
Untuk Guru Bahasa. Jakarta :
Rebia Indah Prakasa. Hidayat, Ahmad Asep.2006. Filsafat
Bahasa: Mengungkap Hakikat
Chaer, Abdul. 2015 . Linguistik Umum. Bahasa, Makna Tanda. Bandung:
Jakarta: Rineka Cipta. Remaja Rosda Karya.

15
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

Kosasih, E, H. 2003 Ketatabahasaan dan Fitri, Syarif. 2017 . Analisa Semiotika


Kesusastraan : Cermat Berbahasa Makna Motivasi Lirik Lagu
Indonesia. Bandung : CV. Yrama “Cerita Tentang Gunung dan
Widia. Laut” Karya Payung Teduh.
Jurnal komunikasi, Vol. VIII,
Ratna. Kutha, Nyoman.2012.Teori, Nomor. 3, (http:/www.bsi.ac.id).
Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pustaka dari Skripsi, Tesis, atau
Belajar. Disertasi

Setianingsih, Dkk. 2017 . Seni Budaya. Bago, Simarju. 2018. Makna Amaedola
Jakarta : Erlangga. (Peribahasa) di Dalam Lirik
LaguMitimiti Karya Karya
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Böwöha Telaumbanua dan
Pendidikan Pendekatan Taromali Harita. Skripsi Tidak
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. diterbitkan : Telukdalam : STKIP
Bandung : Alfabeta. Nias Selatan.

Sobaridah, Engkay. 2015 . EYD dan Tata Nehe, Salfyanti. 2019. Makna Peribahasa
Bahasa Indonesia. Jakarta dalam orahua pada pesta
Selatan: Hyphen Publishing. pernikahan di desa
Hiliamaetaniha. Skripsi tidak
Tarigan, G, H. 1987. Pengajaran diterbitkan : Telukdalam : STKIP
Wacana. Bandung : Angkasa. Nias Selatan.

Waridah, Ernawati. 2014. Kumpulan


Majas, Pantun, dan Peribahasa:
Kesusastraan Indonesia. Bandung Pustaka dari Hasil Wawancara
: Ruang Tata Imprint Kawan
Pustaka. Hondro, Judea. 2021 . Kebudayaan Niha
Hulo Batu tentang Lagu
Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Böliböli. (hasil wawancara
Wacana. Bandung: Yrama Widya. pada tanggal 17 September
2021).
Yustinah, Iskak. 2008. Bahasa Indonesia. Dakhi, Piti . 2021. Lagu Budaya Niha
PT. Gelora Aksara Pratama. Hulo Batu tentang acara duka
Erlangga (Hasil Wawancara pada tanggal
18 September 2021)
Pustaka dari Artikel atau Jurnal Hondro, Sidaaki. 2021. Pelaksanaan
lagu Böliböli di kecamatan

16
YAYASAN PANDIDIKAN NIAS SELATAN
UNIVERSITAS NIAS RAYA (UNIRAYA)
Jln. Pramuka, Nari-nari, Kel.Pasar Telukdalam, Kode Pos 22865, Kab.Nias Selatan,
Provinsi Sumut. Telp./Fax : (0630)-7321325,E-mail : admin.fkip@uniraya.ac.id

Pulau-Pulau Batu. (Hasil Wawancara pada tanggal 20


September 2021

17

Anda mungkin juga menyukai