Perlu kita pahami terlebih dahulu bahwa, kata “musik dalam tradisi” itu berbeda
dengan kata “musik tradisi”.
Musik tradisi berarti musik yang lahir secara turun temurun dan berkembang
karena adanya kebiasaan masyarakat setempat/daerah asalnya. Setiap daerah di
Indonesia pasti memiliki ciri musik tradisi yang berbeda-beda. Contohnya musik
tradisional daerah Bangka adalah dambus dengan ciri kepala rusa dan Bedaek (seni
suara).
Bedaek adalah senandung masyarakat Bangka yang dinyanyikan secara tunggal
dan bersaut-sautan, bersifat spontanitas, dan liriknya dapat berupa syair, pantun.
Daek yang dilantunkan disetiap wilayah Bangka, seperti Bangka Barat dengan Bangka
Tengah itupun berbeda pula dan dikelompokkan secara adat. Perbedaan tersebut
dilihat dari segi irama, melodi, dan fungsinya. Ada yang berfungsi sebagai hiburan,
perayaan panen, dan juga ritual.
Sedangkan musik dalam tradisi memiliki pengertian musik secara umum
pada kebiasaan masyarakat di Indonesia yang memiliki 4 fungsi, yaitu :
Sarana Upacara Adat
Musik Pengiring Tari
Media Bermain
Media Penerangan
Musik tradisi berbeda dengan musik modern. Terutama bisa dilihat dari alat
musik yang digunakan. Musik modern sudah bercampur tangan dengan
pengaruh barat seperti adanya bunyi Gitar, Piano, Bass, Drum, Dj, dll. Berbeda
dengan musik tradisi yang murni berasal dari Indonesia sendiri seperti Dambus,
Gamelan, Angklung, dll. Namun tidak sedikit pula musik modern yang
berkolaborasi dengan musik tradisi, seperti lagu Lathi yang saat ini sedang
mendunia.
1) Sarana Upacara Adat
Upacara adat nusantara juga berkaitan erat dengan perayaan pokok kehidupan
manusia seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian. Contohnya, di Pulau Bangka
kita sendiri seringkali menggunakan musik rebana disertai nyanyian dan pantun
dalam kegiatan penyambutan pengantin dan perayaan kelahiran bayi (aqiqah).
Berbagai daerah di Indonesia pun menganggap bunyi-bunyian tertentu memiliki
kekuatan yang dapat mendukung kegiatan magis/mistis. Contoh :
Seperti halnya Bedaek yang telah dijelaskan pada halaman sebelumnya, ada
sebuah pulau kecil di Bangka Selatan yang masyarakat disana melakukan
kegiatan ritual dengan lantunan daek. Liriknya berisi pemujaan terhadap setan,
dan diiringi sebuah alat musik gendang. Kegiatan ini dilakukan seharian tanpa
berhenti. Para penduduk beranggapan bahwa ritual tersebut dapat
menyembuhkan anak yang sedang sakit. Disini musik berfungsi sebagai sarana
upacara adat yang mendukung kegiatan magis.
Upacara Marapu di Sumba menggunakan irama bunyi-bunyian untuk
memanggil dan menggiring kepergian roh ke pantai marapu (alam kubur).
Masyarakat suku Sunda menggunakan musik angklung pada waktu upacara
Seren Taun (panen padi).
2) Musik Pengiring Tari
Tidak hanya berperan penting dalam bernyanyi, irama musik dapat berpengaruh pada
perasaan seseorang untuk melakukan gerakan-gerakan tari yang indah. Contoh di
BangkaBelitung nama tariannya yaitu tari Campak, tari Kedidi, tari Sekapur Sirih, dll. Lalu
ada juga tarian dari daerah lainnya seperti :
Tari Kecak (Bali)
Tari Pakarena (Sulawesi)
Tari Mandalika (Nusa Tenggara Barat)
Tari Ngaseuk (Jawa Timur)
Tari Mengaup (Jambi)
Tari Mansorandat (Papua).
3)Media Bermain
Lagu rakyat biasanya tumbuh di daerah pedesaan dan sering dijadikan nama
permainan anak-anak. Contoh :
Cublak-Cublak Suweng dari Jawa Tengah
Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan Selatan
Ambil-Ambilan dari Jawa Barat
Tanduk Majeng dari Madura
Sang Bangau dan Pok Ame-Ame dari Betawi
4)Media Penerangan
Sekelompok orang yang beryanyi satu suara disebut bernyanyi secara unisono.
Mengenal budaya disetiap daerah tidak harus dengan berkunjung ke daerah
tersebut. Banyak hal yang dapat kita pelajari cukup dengan mendengarkan,
memperhatikan, dan menyanyikan lagu-lagu daerah yang dapat kita cari tahu
melalui internet atau CD. Hal ini juga termasuk salah satu bentuk apresiasi kita
terhadap seni dan budaya.
TUGAS PENGETAHUAN
Kerjakan di kertas selembar, kumpulkan hari (Sabtu, 25 Sept atau
terakhir Selasa, 28 Sept) di sekolah jam 08.00 s/d 11.00 !