Anda di halaman 1dari 21

NEGERI ASAL BAHASA-

BAHASA AUSTRONESIA
1. J.R.LOGAN mengemukakan bahwa
bangsa Indonesia berasal dari Assam di
Asia Tenggara. Pendapatnya itu
didasarkan pada kesamaan kebudayaan
beberapa suku di Sumatera, Kalimantan,
dan suku Naga di Assam.
2. John Crawfurd menyatakan bahwa
bangsa Indonesia tidak berasal dari
mana-mana.
3.
3. A.H. Keane menyatakan bahwa
mengenai asal-usul bahasa-bahasa
Austronesia sebagai berikut.

3.1 Mula-mula di Indo-Cina terdapat dua


suku bangsa, yg pertama adalah bangsa
Mongol, berkulit kuning berbahasa eka-
suku, mereka menduduki daerah Birma,
Khasi, Shan, Siam, Laos, dan Annam.
Suku yg kedua adalah bangsa Kaukasus,
berkulit keputih-putihan, berbahasa dwi-
suku, mereka menduduki daerah
Kampuchea, Campa, Kui, Mois, dan
Penong. Sementara itu dikepulauan dan
Semenanjung Malaka diamlah yg berkulit
hitam, di sebelah barat disebut Negrito, di
sebelah timur disebut Papua.
• 3.2 Kemudian bangsa Kaukasus
menyebar ke selatan sampai ke timur.
Percampuran bangsa Kaukasus dengan
bagsa Papua menurunkan bangsa
Polinesia sekarang: Samoa, Tahiti, Maori,
Hawaii, Tonga, dan Marquesas.
Sedangkan daerah-daerah di sebelah
barat diduduki langsung oleh bangsa
Kaukasus: Nias, Tapanuli, Aceh,
Lampung, Pasemah, Kalimantan Tengah,
Sulawesi, dan Poru.
3.3 Kemudian datang lagi bangsa Mongol
ke selatan yg akhirnya bercampur dengan
bangsa Kaukasus yg ada di sebelah barat.
Percampuran ini menurunkan bangsa
Melayu. Sementara itu di sebelah timur
bangsa Kaukasus bercampur dengan
bangsa Kaukasus dan Papua yg
menurunkan bangsa Alfuru yg terdapat di
seram, Timor, Jailolo, Misol, Kepulauan
sebelah barat Irian, Melanesia, Hibrida,
Baru, Salomon, Fiji, dan Kaledonia.
3.4 Sebab itu, kesamaan yg ada di antara
bahasa Polinesia dan bahasa Melayu terjadi
melalui bangsa Kaukasus.
4. Teori Kern: untuk sampai pada tanah
asal bahasa-bahasa Austronesia, Kern
berpendapat sebagai berikut:
4.1 dengan membandingkan kata-kata dari
dunia tumbuhan, maka ditetapkan bahwa
negeri asal bahasa Austronesia haruslah
berada di antara garis balik. Tumbuhan
yg digunakan Kern adalah tebu, nyiur,
bambu, buluh, padi, ketimun, pandan,
ubi, jelatang, talas, dan tuba.
• Mustahil bahwa bentuk yg sama bagi nama
tumbuh-tumbuhan itu terdapat di wilayah
Selandia Baru & Malagasi terjadi secara
kebetulan. Apalagi melihat kenyataan lain
bahwa bahasa-bahasa itu membedakan lagi
dengan cermat 4 jenis bambu: buluh,
petung,awi, dan aur. Demikian juga pembedaan
istilah padi dan beras hanya mungkin kalau kata
itu merupakan warisan yg sama dari bahasa
moyang yg sama. Semua tumbuhan itu adalah
tumbuhan tropis dan subtropis sehingga negeri
asal haruslah berada di antara garis balik
4.2 dari penelitian mengenai dunia
binatang, tampak bahwa negeri asal bangsa
Melayu Polinesia haruslah berbatasan
dengan laut. Hal itu terbukti dari nama-
nama yg sama untuk : hiu, gurita, udang,
ikan, pari, dan penyu. Di samping itu nama
binatang umum lainnya yg sama atau mirip:
nyamuk, lalat, kutu, telur kutu, laba-laba,
tikus, anjing, babi, bangau, buaya, dan tuna.
4.3 dari semua keterangan tsb, disimpulkan
bahwa negeri asal bukan saja berbatasan
dengan laut, tetapi harus berada di daerah
pantai. Hal ini terbukti dari beberapa kata
yg menunjukkan mereka adalah bangsa
pelaut: besi, wangkang (kapal), layar,
kayuh, dan dayung.
4.4 berdasarkan ketiga sumber tsb Kern
menyimpulkan lagi bahwa negeri asal harus
terletak di Indonesia atau pantai Timur Indo-
Cina, yaitu paling utara di sebelah selatan
Cina, atau sekitar garis balik utara, serta di
sebelah selatan tidak jauh dari pulau Jawa.
Selain itu, Kern juga mencari faktor lain untuk lebih
cermat menetapkan daerah asal bahasa Austronesia.
Faktor tersebut disebut faktor negatif dan positif, yaitu
(1) Di Campa tidak ada kata asli untuk kuda, tapi ada
kata atheh sebuah kata dari India Belakang. Namun di
Sumatera dan Jawa terdapat dua nama yg berlainan,
yaitu kuda dan kejaran. Kata koda atau kuda rupanya
kata asing, sedangkan kejaran, hajaran, atau jaran
adalah kata yg diturunkan dari Austronesia asli. Ada
kemungkinan kuda sudah terdapat dalam wilayah baru
yg didatanginya, yaitu sumatera dan sebagainya.
Bahasa Ibanag mempergunakan kata kura untuk
gajah. Agaknya mereka hanya mendengar tentang
binatang itu dan tdk mengetahuinya sehingga
mengacaukan nama itu.
Dpt disimpulkan bahwa penduduk Sumatera & Jawalah
yg menciptakan nama itu. Jadi harus disimpulkan
pula bahwa daerah-daerah itu bukan negeri asal
bahasa Melayu Polinesia. Selain kuda, kata gajah jg
dapat dipakai sbg faktor negatif untuk menentukan
negeri asal bahasa Melayu Polnesia. Di Sumatera &
Jawa terdapat kata liman ‘binatang yg bertangan’.
Kata liman tidak hanya dipakai sebagai bahan untuk
menentukan negeri asal karena hanya terdapat di
Jawa dan Sumatera. Begitu jg kata kera yg dalam bhs
Jawa, Melayu, Subda, & Bali disebut lutung. Di daerah
–daerah lebih ke utara kata itu tdk ditemukan lagi &
baru ditemukan di Formosa dlm bentuk
rutong. Dari kasus positif negatif tsb
disimpulkan bahwa bahasa Melayu
Polinesia berasal dari pantai timur India
Belakang
4.6 bangsa Melayu dan Aceh bukan penduduk asli
Sumatera. Daerah tempat tinggal mereka terletak lebih
ke utara dari selat Malaka. Hal ini diperkuat lagi
dengan kenyataan bahwa di kalangan Melayu Polinesia
terdapat kebiasaan untuk menyebut mata angin
dengan sebelah laut sedangkan lawannya dgn sebelah
darat. Kebiasaan ini sudah berurat akar sehingga
harus dicari sebab-musababnya. Hal ini menunjukkan
bahwa penduduk asli Austronesia harus bertempat
tinggal di suatu daerah sepanjang pantai laut, dan
bukan di pulau yg dikelilingi laut. Dengan demikian,
disimpulannya yg terakhir Kern menyatakan bahwa
tempat tinggal bangsa Austronesia dahulu kala adalah
di daerah Campa, Kocin Cina, Kampuchea,
dan daerah sekitar laut.
5. Slamet Mulyana: meneliti dan
membandingkan (kata bilangan, kata ganti
diri, kata ganti petunjuk, kata ganti refleksif,
kata tanya, kata kerja, perbendaharaan
kara, kata benda, bentuk ulangan dan
struktur kalimat) berdasarkan penelitiannya
ia menyimpulkan bahjwa bahasa
Austronesia yg sudah ada di kepulauan
mendapat pengaruh dari bahasa-bahasa di
daratan Asia.
6. Teori Dyen: berdasarkan perhitungan
leksikostatistik, Dyen membagi seluruh
wilayah bahasa Austronesia:
I.Irian Timur dan Melanesia
II.Melayu Polinesia
(a)Nesperonesia (bahasa-bahasa
Indonesia Barat)
(b)Maluku (Maluku, Sumba, Flores,
Timor)
(c)Heonesia (Polinesia dan Mikronesia)
Berdasarkan data leksikostatistik, Dyen menyimpulkan
bahwa negeri asal bahasa-bahasa Melayu Polinesia
berada di Melanesia.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Kern, Mulyana, dan Dyen
mendasarkan teori mereka pada data kebahasaan,
sedangkan Keane mempergunakan dasar ras. Kern
dan Keane menetapkan daratan Asia sebagai negeri
asal bangsa Austronesia, sedangkan Mulyana dan
Dyen menyatakan bahwa bangsa-bangsa
Austronesia sudah berada di kepulauan Austronesia.
• Yang lebih dapat diterima adalah teori
Isidore Dyen yang bertolak dari dasar
leksikostatistik. Dengan perhitungan
leksikostatistik dapat dilihat bahasa-
bahasa mana yg lebih erat
hubungannya satu dengan yg lain dan
bagaimana hubungan antara satu
kelompok dengan kelompok lainnya
sehingga dapat diperkirakan
penyebaran bahasa-bahasa itu
Untuk menetapkan negeri asal bahasa
Austronesia, harus diperhitungkan beberapa
landasan sekaligus, sebagai berikut.
(1)Situasi geografis masa lampau
(2)Pertumbuhan dan penyebaran umat manusia
(3)Teori migrasi dan leksikostatistik
Dengan memperhitungkan ketiga hal tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa negeri asal
bangsa dan bahasa Austronesia adalah
wilayah Indonesia dan Filipina (termasuk
daerah yg sekarang merupakan laut
dan selat
SEMOGA BERMANFAAT
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai