Pembahasan
2. Daerah Penemuan
Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar (periuk
belanga) terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatera. Hanya yang
ditemukan itu semuanya berupa pecahan-pecahan kecil, sehingga tidak memungkinkan
untuk mengetahui bentuk benda seluruhnya.
Dari bukit-bukit pasir di pantai Selatan Jawa antara Yogya dan Pacitan terdapat
banyak pecahan periuk belanga yang mempunyaicap tekstil yang sama halusnya dengan
kain-kain Sumba sekarang. Maka nyatalah bahwa tenunan Neolithikum memang sudah
tinggi tingkat perkembangannya.
3
Di Melolo (Sumba) banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang-
belulang manusia. Dalam hal ini sangat jelas bahwa terdapat ara penguburan yang serupa
dengan apa yang masih juga terdapat di berbagai bangsa. Pertama mayatt itu ditanam
kemudian setelah beberapa waktu tulang-tulangnya dikumpulkan untuk ditanam kedua
kalinya dengan disertai berbagai upacara.
4
4. Manusia Pendukung
Adapun manusia pendukung dari kebudayaan kapak persegi itu ialah bangsa
Austronesia, sedangkan pendukung kapak bahu adalah bangsa Austro-Asia. Pada
awalnya, kedua golongan bangsa ini merupakan bangsa Austria. Bangsa Austronesia
yang nantinya menurunkan langsung bangsa Indonesia, datang di kepulauan Indonesia
yaitu sekitar 2000 tahun lalu SM, dan bangsa Austro-Asia yang masih diwakili oleh
bangsa-bangsa Khmer di Indo-China, bangsa Mon di Birma dan Munda di India,
datangnnya di India kira-kira 1500 tahun SM.
5. Bahasa Austronesia
Kesimpulan von Heine Geldren berdasarkan atas kapak-kapak neolithikum itu sesuai
benar dengan hasil penyelidikan Prof. Dr. H. Kern beberapa puluh tahun sebelumnya
(1889) yang didasarkan atas perbandingan bahasa. Bahasa-bahasa yang dibanding-
bandingkan itu adalah bahasa yang serumpun yang disebut dengan suku bahasa
Austronesia (dahulu dinamakan Melayu Polinesia). Suku bahasa ini terdiri dari bahasa
Indonesia (daerahnya tidak bertepatan dengan wilayah Republik Indonesia), bahasa-
bahasa Polynesia, bahasa-bahasa Melanesia dan Mikronesia, sedangkan batas-batas
daerah persebarannya ialah Madagaskar di barat sampai Pulau Paska di Timur, dan
Formosa di Utara sampai Selandia Baru di Selatan.
Di dalam bahasa-bahasa Austronesia yang diteliti oleh Kern dalam hal apa saja
terdapat nama yang sama. Nama yang sama itu haruslah menjadi milik bersama dari satu
bangsa ketika masih tinggal di satu daerah, yang kini telah terpencar di berbagai daerah.
Penyelidikan yang sangat seksama ini menghasilkan kesimpulan bahwa bangsa-bangsa
pendukung bahasa Austronesia itu berasal dari daerah Campa, Cochin-China dan
Kamboja dan daerah sekitarnya di sepanjang pantai. Namun telah dikemukakanbahwa
kemungkinan daerah-daerah tersebut bukanlah tempat asal mereka yang asli, melainkan
lebih jauh lagi.
5
Nyatalah bahwa penyelidikan Kern berdasarkan atas perbandingan basaha yang cocok
dan benar sesuai dengan penyelidikan von Heine berdasarkan atas prasejarah
(neolithikum). Kecocokan ini tidak hanya mengenai tempat asal itu saja, melainkan pula
meliputi kehidupan dan peradaban nenek moyang bangsa Indonesia yaitu bersawah,
beternak, bermasyarakat, bertempat tinggal tetap, berperahu cadik, dsb.