Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KEDUA

SEJARAH SENI RUPA DI INDONESIA


Pembimbing : Drs. Dwi Budi Harto M. Sn.

Disusun Oleh :
Ahmad Mazidul Fatin
2411422049

PROGRAM STUDI S1 SENI RUPA


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
1. Jelaskan dan beri contoh (minimal 2) peninggalan Seni Rupa Prasejarah
Indonesia pada jaman Batu Tua (Palaeolithicum)!

Pada zaman Batu Tua atau Paleolitikum, yang mana pada zaman ini terdapat beberapa
Karya seni yang dihasilkan berupa alat- alat dari batu dan tulang yang masih sangat
kasar, yaitu Kapak genggam atau chopper, Kapak perimbas, Pada zaman Batu Tua
atau Paleolitikum, yang mana pada zaman ini terdapat beberapa Karya seni yang
dihasilkan berupa alat- alat dari batu dan tulang yang masih sangat kasar, yaitu Kapak
genggam atau chopper dan Kapak perimbas. Kapak genggam adalah sebuah batu yang
mirip dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengan cara
menggenggam. Kapak genggam terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas, dalam
ilmu prasejarah disebut chopper artinya alat penetak. Alat serpih pada masa
paleolithikum dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menusuk, memotong, dan
melubangi kulit binatang.

2. Jelaskan dan beri contoh (minimal 2) peninggalan Seni Rupa Prasejarah


Indonesia pada jaman Batu Madya (mesolithicum)!

Zaman Mesolitikum juga dikenal karena kebudayaan abris sous roche, atau hasil
kebudayaan yang ditemukan di goa-goa. Penemuan ini mengindikasikan bahwa
manusia purba yang mendukung kebudayaan ini tinggal di goa-goa. Abris sous roche
pertama kali dilakukan penelitian oleh Von Stein Callenfels di Goa Lawa dekat
Sampung, Ponorogo, pada 1928-1931. Kebudayaan abris sous roche juga ditemukan
di Besuki (Bojonegoro) dan di daerah Sulawesi Selatan seperti Lamoncong. Batu
pipisan yang ditemukan di Jawa menjadi tanda bahwa manusia Zaman Mesolitikum
telah menumbuk makanan mereka. Peninggalan ini berupa sejenis alat penggiling
yang memiliki landasan. Selain itu, batu pipisan juga dipakai untuk menghaluskan
cat-cat merah yang berasal dari tanah.
3. Jelaskan dan beri contoh (minimal 2) peninggalan Seni Rupa Prasejarah
Indonesia pada jaman Batu Muda (neolithicum)!

Hasil peninggalan kebudayaan zaman batu muda yang diciptakan dari peralatan batu
yang telah diasah lebih halus. Contohnya seperti contohnya kapak persegi, kapak
lonjong, tembikar

4. Jelaskan dan beri contoh (minimal 2) peninggalan Seni Rupa Prasejarah


Indonesia pada jaman Batu Besar (megalithicum)!

Hasil peninggalan kebudayaan zaman batu besar yang berfungsi untuk dan berkaitan
dengan pemujaan atau penguburan, contohnya seperti punden berundak, menhir,
dolmen, waruga, dan sarkofagus.

5. Jelaskan dan beri contoh (minimal 2) peninggalan Seni Rupa Prasejarah


Indonesia pada jaman logam/perundagian: perunggu!

perundagian adalah Nekara, Kapak Corong, Arca perunggu, perhiasan dan senjata
perunggu, contoh lainnya Bejana Perunggu Bejana Perunggu merupakan sebuah
wadah yang bagian bawahnya membulat seperti gitar. Bejana perunggu ditemukan di
daerah Sumatera dan Madura. Arca Perunggu
Selain beberapa benda di atas, peninggalan masa perundagian lainnya adalah arca
perunggu. Arca ini mempunyai bentuk yang beragam seperti bentuk manusia atau
binatang. Pada umumnya arca-arca ini berbentuk kecil dan diatasnya terdapat lubang
seperti cincin. Kemungkinan arca perunggu ini digunakan sebagai bandul kalung.
Arca perunggu ditemukan di daerah Pelambang, Lumajang, Bogor dan Bangkinang.
.
6. Jelaskan dan beri contoh (minimal 2) peninggalan Seni Rupa Prasejarah
Indonesia pada jaman logam/perundagian: tembaga!

Hasil bejana, perhiasan, peralatan ( makuk, kendi, belangga air minum dll ) Contoh
lainnya adalah Candrasa, merupakan Kapak Corong yang salah satu sisinya panjang
dan memiliki bentuk yang indah dilengkapi dengan hiasan. Kapak Corong ditemukan
di daerah Sulawesi Tengah, Bali, Jawa, Sumatera Selatan dan Irian. Candrasa
berfungsi sebagai tanda kebesaran kepala suku dan sebagai alat untuk upacara
keagamaan. Kemudian ada Nekara dan Moko. Nekara merupakan semacam
berumbung yang dibuat dari perunggu, dibagian tengah berpinggang dan pada sisi
atasnya tertutup. Pada masa prasejarah, nekara dianggap sebagai sesuatu yang suci.
Nekara digunakan pada waktu upacara penting saja, misalnya untuk memanggil
hujan, memanggil arwah nenek moyang dan dipakai sebagai genderang perang.
Sedangkan Moko adalah nekara yang memiliki bentuk yang lebih kecil dan ramping.
Moko berfungsi sebagai benda pusaka atau digunakan untuk mas kawin. Di Indonesia
nekara ditemukan di daerah Sumatera, Sumbawa, Pulau Rote, Jawa, Pulai Kei, Bali
serta pulau Selayar

7. Jelaskan dan beri contoh (minimal 2) peninggalan Seni Rupa Prasejarah


Indonesia pada jaman logam/perundagian: besi!

- Mata panah merupakan salah satu alat berburu yang dibuat pada zaman besi.
Awalnya, mata panah dibuat dengan cara meruncingkan kayu dengan menggunakan
tulang. Tetapi seiring perkembangan zaman hingga ke zaman logam besi, mata panah
yang dibuat pun menjadi jauh lebih baik dan awet dibandingkan bahan sebelumnya.
Alat ini sering digunakan untuk menangkap ikan ataupun berburu hewan lainnya.
Penninggalan mata panah ini banyak ditemukan di gua-gua dekat sungai dan salah
satunya berada di Maros dan Kalumpang (Sulawesi Selatan). Penemuan adanya
inovasi ini menandakan bahwa Indonesia juga pernah melewati zaman besi. Simak
juga zaman prasejarah di Indonesia.

- Perhiasan, Selain sebagai alat berburu, besi juga dapat dilebur menjadi perhiasan
pada saat itu. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ditemukan perhiasan yang
diperkirakan telah dibuat pada zaman besi. Perhiasan seperti gelang dan manik-manik
merupakan salah satu benda zaman besi yang telah banyak ditemukan.

8. Ada berapa pendapat tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia?
Jelaskan masing-masing?

Drs. Moh. Ali


Ali menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina. Pendapat
ini dipengaruhi oleh pendapat Mens yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia
berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa lebih kuat sehingga
mereka pindah ke selatan, termasuk ke Indonesia. Ali mengemukakan bahwa leluhur
orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar yang terletak di daratan Asia dan
mereka berdatangan secara bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari
3.000 hingga 1.500 SM (Proto Melayu) dan gelombang kedua terjadi pada 1.500
hingga 500 SM (Deutro Melayu). Ciri-ciri gelombang pertama adalah kebudayaan
Neolitikum dengan jenis perahu bercadik-satu, sedangkan gelombang kedua
menggunakan perahu bercadik-dua..

Prof. Dr. H. Kern


Ilmuwan asal Belanda ini menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia.
Kern berpendapat bahwa bahasa - bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia,
Polinesia, Melanesia, Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama, yakni bahasa
Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah
dan menggunakan bahasa Campa. Menurutnya, nenek-moyang bangsa Indonesia
menggunakan perahu-perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia. Pendapat Kern
ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan di daerah
Campa dengan di Indonesia, misalnya kata “kampong” yang banyak digunakan
sebagai kata tempat di Kamboja. Selain nama geografis, istilah-istilah binatang dan
alat perang pun banyak kesamaannya. Tetapi pendapat ini disangkal oleh K. Himly
dan P.W. Schmidt berdasarkan perbendaharaan bahasa Campa.
Willem Smith 
Melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-orang
Indonesia, Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang
dipakai, yakni bangsa yang berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman, dan
bangsa yang berbahasa Austria. Lalu bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang
berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa Austronesia. Bangsa-bangsa yang
berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia, Melanesia, dan Polinesia.

Prof. Dr. Sangkot Marzuki

Prof. Dr. Sangkot Marzuki menyatakan bahwa nenk moyang bangsa Indonesia berasal
dari Austronesia dataran Sunda. Hal ini didasarkan hasil penelusuran DNA fosil. Ia
menyanggah bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan,
karena Homo Erectus atau Phitecantropus Erectus ini tidak ada kelanjutannya pada
manusia saat ini.
Mereka punah dan digantikan oleh manusia dengan species baru, yang sementara ini
diyakini sebagai nenek moyang manusia yang ditemukan di Afrika.

Van Heine Geldern


Pendapatnya tak jauh berbeda dengan Kern bahwa bahasa Indonesia berasal dari Asia
Tengah. Teori Geldern ini didukung oleh penemuan-penemuan sejumlah artefak,
sebagai perwujudan budaya, yang ditemukan di Indonesia mempunyai banyak
kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.

9. Dari manakah nenek moyang bangsa Indonesia? Jelaskan mengapa demikian!

Menurut pendapat Sarasin bersaudara, penduduk asli kepulauan Indonesia adalah ras
berkulit gelap dan bertubuh kecil. Pada mulanya mereka tinggal di Asia bagian
Tenggara. Ketika zaman es mencair dan air laut naik hingga berbentuk laut Cina
selatan dan laut Jawa sehingga memisahkan pegunungan vulkanik kepulauan
Indonesia dari daratan utama.
Beberapa penduduk asli kepulauan Indonesia tersisa dan menetap di daerah-daerah
pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Penduduk asli
itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh Sarasin. Ras yang masuk dalam
kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja, Miaotse, Yao-Jen di Cina, dan
Senoi di Semenanjung Malaya.

Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang mendiami Sumatra
dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua di kepulauan Indonesia. Mereka
mempunyai hubungan erat dengan nenek moyang Melanesia masa kini dan orang
Vedda yang saat ini masih ada di Afrika, Asia Selatan, dan Oceania. Vedda itulah
manusia pertama yang datang ke pulau-pulau yang sudah berpenghuni. Mereka
membawa budaya perkakas batu. Ras Melanesia dan Vedda hidup dalam budaya
mesolitik..

Pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Para pendatang
baru itu jumlahnya lebih banyak dari penduduk asli. Mereka datang dalam dua tahap.
Mereka disebut oleh Sarasin sebagai Proto Melayu dan Deutero Melayu. Kedatangan
Proto Melayu dan Deutero Melayu terpisah diperkirakan lebih dari 2000 tahun yang
lalu.
10. Jelaskan proses penyebaran Nenek moyang bangsa Indonesia dari tempat
asalnya!

- Proto Melayu. Ras Proto Melayu tiba di Indonesia sekitar tahun 2000 Sebelum
Masehi. Mereka diperkirakan datang dari Cina bagian selatan. Dari Cina bagian
selatan (Yunan) mereka bermigrasi ke Indocina dan Siam kemudian ke kepulauan
Indonesia.

- Deutro Melayu. Ras Deutero Melayu adalah ras yang datang dari Indocina bagian
utara. Sekitar tahun 500 Sebelum Masehi, bangsa Deutero Melayu tiba di Kepulauan
Indonesia. Penyebaran bangsa ini bermula dari daratan Asia ke Thailand, Malaysia,
dan menuju Indonesia. 

Anda mungkin juga menyukai