0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut merangkum sejarah migrasi manusia purba ke Indonesia dari Asia Tengah sejak 2000 SM hingga 500 SM, serta perkembangan seni rupa prasejarah di berbagai wilayah Indonesia yang ditandai dengan ditemukannya berbagai karya seni seperti lukisan gua, patung, dan pahatan pada batu yang menggambarkan flora, fauna, dan motif geometris.
Dokumen tersebut merangkum sejarah migrasi manusia purba ke Indonesia dari Asia Tengah sejak 2000 SM hingga 500 SM, serta perkembangan seni rupa prasejarah di berbagai wilayah Indonesia yang ditandai dengan ditemukannya berbagai karya seni seperti lukisan gua, patung, dan pahatan pada batu yang menggambarkan flora, fauna, dan motif geometris.
Dokumen tersebut merangkum sejarah migrasi manusia purba ke Indonesia dari Asia Tengah sejak 2000 SM hingga 500 SM, serta perkembangan seni rupa prasejarah di berbagai wilayah Indonesia yang ditandai dengan ditemukannya berbagai karya seni seperti lukisan gua, patung, dan pahatan pada batu yang menggambarkan flora, fauna, dan motif geometris.
LAPORAN TUGAS RUTIN II SEJARAH SENI RUPA INDONESIA
Nama : Shilvia Funny
Kelas : A Nim : 2203151020 Email: shilviaafunny@gmail.com
1. Kronologis Keberadaan Manusia Indonesia
Menurut penelitian Von Heine Geldern, salah satu dari bagian nenek moyang Indonesia berasal dari Asia Tengah. Dia menjelaskan bahwasannya telah ada terjadinya migrasi atau perpindahan penduduk purba dari daerah Yunan (China Selatan) ke beberapa daerah di Asia bagian Selatan termasuk daerah kepulauan Indonesia pada tahun 2000 SM (Zaman batu Neolithikum) hingga tahun 500 SM (zaman Perunggu). Migrasi manusia purba yang berasal dari daerah Yunan tidak hanya terjadi sekali saja. Geldern menyebutkan bahwa gelombang migrasi terjadi lagi pada tahun 400-300 SM (zaman Perunggu). Hal itu ditandai dengan adanya barang-barang kebudayaan Perunggu yang berasal dari dataran Dong Son seperti kapak sepatu dan nekara. Penelitian Von Heine Geldern ini juga dilatarbelakangi oleh banyaknya peralatan manusia purba masa lalu yang berbahan batu beliung dan berbetuk persegi yang ditemukan di seluruh bagian Indonesia. Hal ini juga ditemukan di wilayah Asia lainnya, seperti Myanmar, Malaysia, Vietnam dan Kamboja terutama daerah Yunan. Pendapat Geldern juga didukung oleh penelitian Dr. H. Kern pada tahun 1899 yang memiliki bahasan tentang 113 bahasa daerah di Indonesia. Dalam penelitian tersebut, Kern memberikan kesimpulan bahwasannya awal dari semua bahasa daerah memiliki rumpun bahasa yang sama yaitu bernama bahasa Austronesia. 2. Periodesasi Zaman Pra-Sejarah dan Karya yang Dihasilkan Periodesasi zaman menurut teori sejarawan, R. Soekmono, yang mengadaptasi teori CJ. Thomsen adalah dua zaman yang memiliki masing-masing tiga periode seperti berikut, a. Zaman Batu Zaman batu adalah zaman dimana manusia masih belum mengenal logam sehingga bertahan hidup mereka menggunakan batu sebagai bahan utama untuk membuat peralatan sedangkan kayu, tulang dan bahan lainnya digunakan sebagai bahan sampingan. Zaman ini juga dibagi menjadi 3 periode, yaitu : - Palaeolithikum (Zaman Batu Tua) Zaman ini terjadi sekitar 600.000 tahun sebelum masehi. Di zaman ini, para manusia masih hidup berkelompok dan melakukan kehidupan nomaden atau berpindah-pindah tempat untuk bertahan hidup dan mendapatkan buruan atau makanan lebih banyak. Maka, cara hidup mereka pada saat itu hanya berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering). - Mesolithikum (Zaman Batu Tengah) Zaman ini menjadi zaman peralihan dari zaman Palaeolithikum ke zaman Neolithikum. Di zaman ini, manusia sudah tidak berkelompok lagi dan mereka hidup dalam sistem masyarakat. Mereka juga sudah mulai untuk menetap di rumah panggung yang sederhana atau di gua, setelah itu mereka juga sudah dapat bercocok tanam dan berbagi tugas kepada sesama. Kesenian juga sudah dikenal di zaman ini seperti musik, lukisan dan lainnya. - Neolithikum (Zaman Batu Muda) Pada zaman ini, kehidupan manusia sudah berkembang pesat, dimana manusia tidak lagi bergantung pada hasil buruan dan mulai meneruskan bercocok tanam, berternak dan sejenisnya. Budaya nomaden pun mulai menghilang seiring berkembangnya zaman dan mereka lebih memilih untuk menetap pada suatu tempat. Peralatan yang mereka gunakan juga sudah semakin halus, ditambah juga dengan adanya peralatan baru lainnya seperti gerabah atau kain tenun. Karya seni yang ada di zaman Batu
Lukisan di Gua Lascaux (Batu Tua)
Batu yang digunakan sebagai pisau.
Kapak batu pada zaman Batu Tengah
Peninggalan pisau dan batu di Batu Tengah
Kapak lonjong di zaman Batu Muda
Gerabah peninggalan zaman Batu Muda
3. Ciri-ciri Karya Seni di Zaman Pra-Sejarah Karya seni pada saat itu memiliki ciri-cirinya sendiri sehingga dapat ditandai. Ciri-ciri dari karya seni tersebut adalah, - Media yang dipakai pada karya seni rupa zaman pra-sejarah ini yaitu kayu, batu, dan perunggu. - Masing-masing mempunyai bentuk ungkapan yang beda. - Karya seni pada zaman ini difungsikan secara simbolis dan sebagai media untuk kegiatan sakral yang berupa keagamaan atau kepercayaan. - Seni rupa pada zaman prasejarah ini memperlihatkan mengenai banyak motif dan perlambangan seperti motif flora fauna dan motif geometri sehingga karya seni rupa ini bersifat dekoratif yang ornamentik. 4. Daerah Perkembangan Seni Rupa Pra-Sejarah di Indonesia Melalui penelitian para ahli, dijelaskan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan di Cina Selatan. Mereka datang ke Indonesia dalam dua gelombang migrasi, yaitu sekitar 2.000 SM dan sekitar tahun 500 SM (pada jaman Neolitikum dan jaman Dongson). Mereka kemudian bergerak ke selatan melalui India, dan semenanjung Malaya. Mereka mengarungi lautan dengan rakit dan perahu bercadik menuju kepulauan Indonesia. Dalam proses perpindahan ini, nenek moyang Indonesia membawa kesenian dan hasil budaya mereka. Berbagai tanda temuan budaya dan seni, bisa kita lihat melalui misalnya Lukisan goa dan Tutup Waruga di Sulawesi Selatan. Nekara perunggu menhir (batu pemujaan) di sebagian besar Pulau Jawa, Sumatera, Sumbawa. Batu berhias di Sumatera (Pulau Nias, Kota Mas di Koto). Lukisan prasejarah di Kotaraja Lembak, Pasemah yang berfungsi sebagai penghiasan kubur, Arca binatang dan kepala manusia, goresan kepala dan figure manusia di permukaan batu di desa Tagur Sagi, Lampung. Arca manusia duduk di Gunung Balak yang juga ditemukan Lampung. Pahatan tutup Waruga di Sawangan, Sulawesi Utara, Pahatan pada Dolmen dan Menhir di daerah Anakalang, Sumba dan sebagainya.