Anda di halaman 1dari 9

ETNOGRAFI SUKU BIAK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“ETNOGRAFI PAPUA”
DOSEN PENGAMPU :
Febry J. Andjar, SE,MM

Di susun oleh:

KELOMPOK I

(B MANAJEMEN SEMESTER V)

M.FACHRUDDIN IMRAN (201761201065)


ARIS

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Etnografi
Suku Biak.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak(Kepala suku biak) sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang SUKU BIAK ini dapat membantu teman-
teman semua agar dapat mengetahui dan mengenal lebih dekat tentang salah satu suku yang ada
di papua yaitu SUKU BIAK.

Sorong,30 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keragaman suku dan budaya masyarakat Indonesia menunjukkan karakteristik masing-
masing. Karakteristik suku dan budaya tersebut memiliki kekhasan dan nilai-nilai kearifan
luhur yang membentuk karakter masyarakatnya sesuai dengan lingkungan hidup dan tempat
tinggal mereka. Lebih dari itu, masing-masing suku dan budaya memiliki keakraban dan
keramahan dengan lingkungan alam yang mengitari mereka. Kearifan lokal dalam budaya
tidak muncul dengan sendirinya, tetapi melalui proses panjang sejak masyarakat suku
bangsa pemilik budaya tersebut mulai ada. Kayam (1998:4) mengemukakan bahwa
kebudayaan adalah hasil upaya yang terus-menerus dari manusia dalam ikatan masyarakat
untuk menciptakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menjawab tantangan
kehidupannya. Dari segi kognitif, kebudayaan tidak hanya mencakup hal-hal yang telah dan
sedang dilakukan atau diciptakan manusia, melainkan juga hal-hal yang masih merupakan
cita-cita atau yang masih harus diwujudkan, termasuk norma, pandangan hidup atau sistem
nilai. Cita-cita tersebut dapat diwujudkan melalui proses demokratisasi kebudayaan dan
proses selektif terkontrol, yaitu suatu proses yang memiliki substansi kebebasan yang
otonom dan terkontrol dengan nilai-nilai rujukan fundamental yang teruji dalam perjalanan
zaman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Suku Biak?
2. Dimana Suku Biak berasal?
3. Siapa yang menemukan Suku Biak?
4. Bagaimana Suku Biak berkembang?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah dari kelompok kami yaitu untuk bisa menyampaikan tentang
budaya dan sejarah suku biak kepada kita semua dan bisa memahami lebih dalam tentang
aktifitas suku Biak.

1.4 Manfaat
Manfaat makalah ini sebagai berikut:
1) Memahami dan mengerti budaya Suku Biak
2) Bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat lain tentang keberadaan Suku Biak
3) Mengetahui sejarah Suku Biak
BAB II
PEMBAHASAN
1. Lokasi Suku Biak

Kepulauan Biak terletak di sebelah utara teluk cendrawasih dan terdiri dari tiga pulau besar
dan puluhan pulau kecil-pulau kecil.Tiga pulau besar adalah pulau Biak,pulau Supiori,dan
pulau Numfor.Sedangkan pulau-pulau kecil itu adalah pulau padaido yang terdapat di
sebelah timur pulau Biak,Pulau Rani dan Insumbabi yang terdapat di sebelah selatan pulau
supiori,pulau Meosbefondi dan Ayau terdapat di sebelah utara pulau supiori,pulau Mepia
yang letaknya jauh di sebelah utara pulau Ayau.
Suku Biak adalah suku yang ada di kabupaten Biak-Numfor yang berada pada posisi
134° 47 Bujur Timur dan 0° 55 - 1º 27 lintang Selatan, dengan luas wilayah 21.672
Km2 ( 3.130 Km2 + 18.442 Km2).
Batas wilayah di sebelah Utara dengan kabupaten Supiori, di Selatan dengan selat Yapen,
di Barat dengan kabupaten Manokwari dan di Timur dengan samudra Pasifik.Lokasi
Penyebaran Suku Biak Daerah penyebaran suku Biak sangatlah luas seperti : pulau
Biak,Supiori,Numfor,Padaido,Rani,Insumbabi,Meosbefandi,Ayau,Mapia,Doreri,Manokwari
,Ransiki,Oransbari, Nuni, Pantai Utara kepla burung hingga ke Sorong, dan pulau – pulau
Raja Ampat.

2. Asal mula dan sejarah Suku Biak


Penamaan Biak sendiri diawali zaman pemerintahan Belanda yaitu abad ke 17, orang
Belanda memberi nama kepulauan Biak-Numfor dengan sebutan Schouten Eilanden.
Adapula yang menyebutnya dengan Numfor atau Wiak. Fonem w pada kata wiak
sebenarnya berasal dari fonem v yang kemudian berubah menjadi b sehingga muncul kata
Biak, sedangkan kata Biak-Numfor, dengan tanda garis mendatar di antara dua kata itu
sebagai tanda penghubung antara dua kata tersebut, yang dipakai secara resmi untuk
menamakan daerah dan penduduk yang mendiami pulau-pulau yang terletak di sebelah utara
Teluk Cenderawasih itu.
Suku Biak yang mendiami pulau Biak dan Numfor di kenal sebagai para penjelajah lautan
yang tangguh, Penjelajahan suku Biak ini dilakukan karena motif letak geografis yang
kurang menghasilkan secara ekonomi, lahan yang kurang subur sehingga terjadinya
kekurangan sumber pangan, selain itu ada juga alasan persaingan atau korfandi, yaitu adanya
perselisihan antar suku, serta adanya perselisihan tata adat dalam suku Biak. Namun hal
yang paling mendorong suku Biak menjelajah adalah karena dorongan kebutuhan bahan
pangan yang pada saat itu terjadi kemarau berkepanjangan di Biak, berawal berlayar di
sekitar teluk Cendrawasih hingga ke kepulauan Raja Ampat, karena ketanggguhan suku
Biak, mereka menguasai aspek perdagangan dan politik di wilayah Papua. Bukti-bukti
kekuasaan suku Biak bisa dilihat dari penamaan beberapa kota di Papua yang menggunakan
bahasa suku Biak, antara lain Manokwari dari kata “mnuk” yang artinya kampung tua, serta
kota Sorong yang berasal dari kata “soren”

3. Bahasa Suku Biak


Bahasa Suku Biak itu hanya satu dengan ragam atau dialeg yang berbeda-beda,orang Biak
yang ada di Biak-Numfor bagian Utara, Biak Selatan, Biak Timur, Biak Barat, dan Supiori
itu bahasanya sama.
Beberapa kosa kata Suku Biak yaitu:
 Awin : Mama/Ibu
 Kamam : Bapa/Ayah
 Mansren : Tuhan
 Mura-Muma : Kesana kemari
 Rum : Rumah
 Ropum : Pinang

4. Sistem Teknologi
Suku Biak pada zaman dulu melakukan transaksi atau Barter (sejenis alat menukar barang
dengan barang yang diinginkan) seperti membawa sagu yang biasanya ditukar dengan
parang/tombak bisa juga dengan makanan pokok Suku Biak yaitu Kaladi Alat untuk
bercocok tanamnya yaitu parang, kapak, dan tugal atau tongkat kayu untuk becocok tanah.
Suku Biak menangkap ikan menggunakan jaring Inanai dan Arsam untuk menangkap ikan
terbang dan juga ikan hiu, hal ini dilakukan dengan menggunakan perahu yang disebut
dengan Waipapa. Suku Biak juga berburu binatang hutan seperti berburu babi, kuskus, tikus
tanah, dan ular pohon
Dan transportasi laut suku biak terdapat 2 jenis perahu besar yang cukup terkenal di Biak-
Numfor yaitu “Manjur” (perahu dagang) dan “Wai roon” (Perahu perang). Dengan perahu
Mansusu, orang Biak mengadakan penjelajahan jauh sampai ke Tidore dan Ternate serta
Negara asing lainnya.

Ada pula rumah adat dari suku Biak yaitu:


 Rum Som
Merupakan rumah keluarga yang luas yang didiami ayah dan ibu dengan anak laki-laki
mereka yang sudah kawin. Disebut Rum Som sebab atapnya yang berbentuk kulit
penyu, bagian depan yang menjulur keluar memberi kesan “mengambang” karena
tidak ditopang oleh tiang penyanggah
 Rum Sra
Adalah rumah pemuda yang dibangun untuk menampung anak laki-laki yang sudah
saatnya tidak boleh tidur bersama orang tuanyadi dalam bilik keluarga di Rum Som
(Rumah keluarga).

5. Organisasi Sosial
Dalam masyarakat biak tidak terdapat pembagian menurut lapisan yang jelas. Golongan
pertama, masyarakat bebas disebut manseren, artinya yang diprtuan, pemilik, yang membuat
putusan dan yang berkuasa, tetapi bukan dalam arti bangsawan atau ningrat yang
sesungguhnya. Perbedaan antara kedua golongan manseren itu ialah bahwa golongan
pertama disebut manseren mnu, artinya golongan pendiri dan pemilik kampong, sedangkan
golongan kedua hanya disebut golongan manseren biasa.

Golongan masyarakat yang disebut budak atau women berasal tawanan-tawanan perang.
Tugas utama golongan ini adalah membantu melakukan pekerjaan-pekerjaan bagi siapa
mereka dipertuan, seperti berkebun, mencari ikan, membangun rumah dan lain-lain. Oleh
karena tugas yang demikian maka seorang budak sering dinamakan juga dalam bahasa biak
manfanwan, artinya yang dapat disuruh untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
Suku Biak memiliki kelompok kekerabatan berdasarkan marga atau disebut keret (famili).
Sistem kekerabatannya luas berdasarkan pertalian darah. Berlaku adat menetap (virilokal)
Tipe Kepemimpinan yang dimiliki suku biak itu ada 3 yaitu :
1) Mambri, adalah orang yang biasa memimpin perang, pandai diplomasi, badan
besar/tubuh kekar, suara besar dan juga kaya.
2) Mananwir Mnu (kepala kampung) merupakan seseorang yang berkuasa berdasarkan hak
yang diwariskan.
3) Mananwir Keret (kepala marga) biasa bertugas mengurus marga (keret) berdasarkan
silsilah keluarga.

Anda mungkin juga menyukai