Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETNOGRAFI PAPUA

PENYEBARAN SUKU - SUKU PADA TUJUH WILAYAH ADAT DI PAPUA

NAMA : IKLAS LUMME


NIM : 202053020
PRODI : AGROTEKNOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam,
maupun bahasa,dan budaya. Tercatat bahwa Papua memiliki kurang lebih 270 bahasa
dan budaya. Keragaman etnik atau suku dengan kekhasan tradisinya, dalam bentuk
upacara-upacara ritual, tarian, cerita-cerita lisan, seperti dongeng (mitos, legenda, dan
fabel) serta bentuk- bentuk lisan itu menggambarkan kekayaan tanah Papua yang
menunjukkan entitas manusia yang bertindak sebagai pelaku utama dari semua itu.

Keragaman suku dan budaya di Tanah Papua ini menunjukkan kekayaan karakteristik
manusia yang menjadi pelaku utama budaya pada daerah masing-masing. Di mana
setiap suku dan budaya memiliki kekhasan dan nilai-nilai kearifan leluhur yang menjadi
ciri utama dari masyarakat lokal pendukung budaya tersebur. Faktor ini yang menjadi
dasar pembentukan suku atau klan dalam masyakat asli seperti di Tanah Papua ini.
Lebih dari itu, masing-masing suku dan budaya memiliki ciri kemiripan, entah itu
secara fisik, ungkapan kata, dan tradisi dan budaya sebagai ekspresi lahiriah dari
penghayatan terhadap relasinya dengan sesama, alam dan wujud tertinggi.

Bertolak dari kekayaan, keragaman atau perbedaan yang dipadukan dengan unur - unsur
kesamaan yang dalam berbagai aspek kehidupan sebagaimana disebut di atas maka para
ahli etnografi mengklasifikasi manusia, dan budaya masyarakat asli Papua dalam tujuh
wilayah, yang dikenal dengan wilayah adat.

Secara geografis ketujuh wilayah adat ini berada di dua wilayah admisnistrasi
pemerintahan, yaitu Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Menilik dari segi
persebaran kelompok wilayah masyarakat adat ini, maka terdapat lima (5) wilayah adat
berada di Provinsi Papua. Kelima wilayah adat itu adalah Mamta, Saireri, La Pago, Mee
Pago dan Ha Hanim. Dengan wilayah cakupan kelima masyarakat adat ini meliputi
kabupaten - kabupaten dan kota-kota yang ada di Provinsi Papua

Sedangkan dua wilayah adat lain berada di wilayah kepala burung yaitu saat ini menjadi
wilayah pemerintahan Provisni Papua Barat. Kedua wilayah adat tersebut adalah
Domberai dan Bomberai. Dengan pemetaan wilayahnya adalah Domberai berada di
wilayah utara bagian kepala burung, sedangkan wilayah adat Bomberai berada di
wilayah selatan bagian kepala burung.

B. RUMUSAN MASALAH
Dengan bertolak pada penyajian latar belakang di atas maka akan ditemukan
beberapa masalah yang perlu mendapat perhatian dan didalami agar dapat
memberikan jawaban yang lebih komprehensif tentang eksistensi dari suku - suku
asli Papua yang ada pada ketujuh wilayah adat tersebut. Ada beberapa masalah
yang menjadi dasar pijakan dalam makalah ini, yaitu:
1. Pendasaran apakah yang digunakan dalam penetapan suatu suku untuk masuk
dalam wilayah adat tertentu?
2. Manakah ciri - ciri yang membedakan suku yang ada pada suatu wilayah adat
dengan suku - suku yang ada di wilayah adat yang lain?
3. Bagaimana hak dari suku - suku Papua lain yang sejak dari leluhurnya sudah
ada dan menetap pada suku lain di wilayah adat yang berbeda?
4. Nilai - nilai “kepapuan” apakah yang dapat dijadikan sebagai sarana pemersatu
orang - orang Papua yang berasal dari suku - suku berbeda, yang tersebar di
seluruh wilayah adat ini?

C. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini ditulis untuk menggali khazanah budaya Papua yang begitu kaya
dengan nilai - nilai luhur dan kearifan lokalnya, agar dapat dijadikan sebagai aset
membangun tanah Papua menjadi tanah yang damai berlimpahkan susu dan madu.
Disamping itu juga dengan makalah ini penulis dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman tentang etnologi Papua, yang boleh diibaratkan sebagai misteri Ilahi
yang tercurah dari langit dan tertanam di tanah ini sehingga perlu tangan - tangan
seniman yang cinta akan Tanah Papua untuk menggali dan mengangkatnya menjadi
aset yang tidak pernah habis untuk digunakan.

Penggalian dan pengangkatan khazah etnologi Papua secara ilmiah dan sistematis
membantu siapapun yang berkehendak baik untuk mensistematiskan budaya Papua
dalam wadah yang dapat menjawabi keraguan orang Papua sebagai The Land of
Paradise. Dalam kerangka acuan akan etnologi Papua, orang Papua sebagai subyek
dan pelaku budaya tampil untuk menunjukkan dan menyakinkan dunia tentang
kesejatian identitas dirinya sebagai “The Son of Sun”.

BAB II
SUKU - SUKU DI TANAH PAPUA

Tanah yang sangat luas ini membutuhkan pengelolaan yang terencana dan didasarkan
pada nilai - nilai kebijakan lokal. Dengan berpedoman pada kebijakan dan kearifan
lokal ini maka Tanah Papua dibagi dalam 7 wilayah adat. Terdapat 5 wilayah ada di
Provinsi Papua (Mamta, Saereri, Mee Pago, La Pago dan Ha Anam); sedangkan ada dua
wilayah adat di Provinsi Papua Barat, yaitu Domberai dan Bomberai.Di dalam wilayah -
wilayah ada itu terdapat begitu banyak suku - suku yang berdiam di dalamnya. Agar
lebih jelas kita dapat melihat pada penyajian makalah di bawah ini.

1. Wilayah Adat Mamta /Tabi

Wilayah adat Mamta meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom,
Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Mamberamo Raya.
Salah satu ciri yang membedakan wilayah adat Mamta dengan wilayah adat yang lain
yaitu pada sistem politik tradisional mereka seperti pada sistem kepemimpinan
tradisional Ondoafi (kepala suku). Salah satu ciri utama dalam sistem ondoafi adalah
pewarisan kepemimpinan ke anak laki-laki tertua. Kekhasan lain adalah wilayah adat ini
merupakan wilayah adat dengan penyebaran jumlah suku - suku yang paling banyak di
seluruh wilayah Papua. Suku - suku yang masuk dalam wilayah adat Mamta antara lain:

1. Suku Airoran
2. Suku Anus
3. Suku Awyi
4. Suku Baguasa
5. Suku Bapu
6. Suku Baso
7. Suku Bauzi
8. Suku Berik
9. Suku Betaf
10. Suku Biritai
11. Suku Bonerif
12. Suku Bonggo
13. Suku Burmeso
14. Suku Dabe
15. Suku Dabra
16. Suku Demta
17. Suku Dera
18. Suku Doutai
19. Suku Dubu
20. Suku Eritai
21. Suku Foau
22. Suku Foya
23. Suku Gresi
24. Suku Isirawa
25. Suku Itik
26. Suku Kai
27. Suku Kapitiauw
28. Suku Kapori
29. Suku Kaure
30. Suku Kauwerawek
31. Suku Kayu Pulau
32. Suku Keder
33. Suku Kemtuk
34. Suku Kwansu
35. Suku Kwerba
36. Suku Kwerisa
37. Suku Kwesten
38. Suku Liki
39. Suku Mander
40. Suku Manem
41. Suku Maremgi
42. Suku Masimasi
43. Suku Massep
44. Suku Mawes
45. Suku Mekwei
46. Suku Molof
47. Suku Morwap
48. Suku Nafri
49. Suku Narau
50. Suku Nduga
51. Suku Nimboran
52. Suku Nopuk
53. Suku Obukuitai
54. Suku Ormu
55. Suku Orya
56. Suku Papasena
57. Suku Pauwi
58. Suku Podena
59. Suku Samarokena
60. Suku Sangke
61. Suku Saus
62. Suku Senggi
63. Suku Sentani
64. Suku Sikaritai
65. Suku Sko
66. Suku Sobei
67. Suku Tabla
68. Suku Taikat
69. Suku Tarpia
70. Suku Taworta
71. Suku Tobati
72. Suku Tofanma
73. Suku Towei
74. Suku Turu
75. Suku Usku
76. Suku Waina
77. Suku Wakde
78. Suku Warembori
79. Suku Wares
80. Suku Waris
81. Suku Waritai
82. Suku Yafi
83. Suku Yamna
84. Suku Yarsun
85. Suku Yoki

2. Wilayah adat Saireri

Wilayah adat Saereri ada di daerah utara, pesisir, dan pulau-pulau di sebelah utara
Papua. Kabupaten yang termasuk di dalam wilayah ini adalah Kabupaten Biak Numfor,
Supiori, Kepulaun Yapen dan Waropen.

Secara umum, suku yang hidup di kawasan ini adalah Suku Biak Numfor. Orang Biak
dahulu menyembah dewa persatuan dan pujaan mereka yaitu ‘Manseren Koreri’ yang
disebut ‘Manarmakeri’. Suku ini terkenal mahir melaut dan mencari ikan. Suku - suku
yang berada di wilayah adat ini adalah:
1. Suku Ambai
2. SukuAnsu
3. Suku Awera
4. Suku Barapase
5. Suku Bauzi
6. Suku Burate
7. Suku Busami
8. Suku Demisa
9. Suku Kufei
10. Suku Kurudu
11. Suku Marau
12. Suku Maudori
13. Suku Munggumi
14. Suku Nisa
15. Suku Papama
16. Suku Pom
17. Suku Rasawa
18. Suku Saponi
19. Suku Sauri
20. Suku Saweru
21. Suku Serui
22. Suku Tause
23. Suku Tefaro
24. Suku Warembori
25. Suku Waropen
26. Suku Woi
27. Suku Woria
28. Suku Woriasi
29. Suku Yawa

3. Wilayah adat La Pago

Wilayah adat La Pago terdiri dari kabupaten-kabupaten yang ada di wilayah


pegunungan tengah sisi timur, yaitu Kabupaten Jayawijaya, Pegunungan Bintang,
Lanny Jaya, Tolikara, Nduga, Puncak Jaya, Yalimo, Yahukimo, Membramo Tengah dan
Kabupaten Puncak.
1. Suku Biksi
2. Suku Dani
3. Suku Eipomek
4. Suku Kembra
5. Suku Ketengban
6. Suku Kimki
7. Suku Kimyal
8. Suku Kopka
9. Suku Kosare
10. Suku Lepki
11. Suku Momuna
12. Suku Mukim
13. Suku Nduga
14. Suku Ngalum
15. Suku Nipsan
16. Suku Pyu
17. Suku Silimo
18. Suku Tofanma
19. Suku Yale

4. Wilayah adat Mee Pago


Wilayah adat Mee Pago meliputi Kabupaten Dogiyai, Deiyai, Nabire, Intan Jaya, Paniai
dan Mimika. Masyarakat yang hidup dalam wilayah suku Mee Pago hampir seluruhnya
berasal dari suku yang sama, yaitu Suku Mee, yang mendiami di kawasan pegunungan
tengah bagian barat.

Dalam hal adat-kepercayaan pra-Kristiani, Suku Mee mempercayai dunia ini diciptakan
oleh Ugatame. Dunia yang di ciptakan Ugatame ini terdiri dari 5 unsur, yakni roh,
manusia, binatang, tumbuhan, dan benda benda tak berjiwa. Suku - suku yang termasuk
dalam wilayah adat Mee Pago yaitu:
1) Suku Auye
2) Suku Dama
3) Suku Dao
4) Suku Dem
5) Suku Duvle
6) Suku Edopi
7) Suku Ekari
8) Suku Fayu
9) Suku Iresim
10) Suku Kirikiri
11) Suku Moni
12) Suku Mor
13) Suku Tarunggare
14) Suku Tause
15) Suku Tur
16) Suku Wano
17) Suku Waropen
18) Suku Wolani
19) Suku Yaur

5. Wilayah Adat Ha Anim


Ha Anim bermakna 'manusia sejati'. Bumi Ha Anim meliputi Kabupaten Merauke,
Boven Digoel, Asmat, dan Mappi. Marind Anim mendiami dataran luas di Papua Barat
bagian selatan, mulai dari Selat Muli (Selat Marianne) sampai ke daerah perbatasan
Indonesia dengan Papua Nugini. Suku - suku yang berdiam di wilayah adat ini antara
lain:

1) Suku Aghu
2) Suku Asmat
3) Suku Atohwaim
4) Suku Awyu
5) Suku Marind Anim
6) Suku Iwur
7) Suku Kanum
8) Suku Kayagar
9) Suku Kimaghama
10) Suku Kombai
11) Suku Koneraw
12) Suku Korowai
13) Suku Makleu
14) Suku Mandobo
15) Suku Momuna
16) Suku Moraori
17) Suku Muyu
18) Suku Ndom
19) Suku Ninggerum
20) Suku Pisa
21) Suku Riantana
22) Suku Sawi
23) Suku Siagha-Yenimu
24) Suku Tamagario
25) Suku Tamnim
26) Suku Wambon
27) Kebudayaan Yair
28) Kebudayaan Yonggom

6. Wilayah Adat Domberai

Wilayah adat Domberai terletak di Papua sebelah barat laut yang meliputi Manokwari,
Bintuni, Babo, Wondama, Wasi, Sorong, Raja Ampat, Teminabuan, Inawatan,
Ayamaru, Aifat, dan Aitinyo. Ada 52 suku yang hidup di sini. Suku - suku yang berada
dalam wilayah adat Domberai antara lain:

1) Suku Arandai
2) Suku Ayamaru
3) Suku Ayfat
4) Suku Aytinyo
5) Suku Hatam
6) Suku Kaburi
7) Suku Kemberan
8) Suku Mansim / Borai
9) Suku Meoswar
10) Suku Mer
11) Suku Meyakh
12) Suku Moile
13) Suku Moskona
14) Suku Mpur
15) Suku Sebyar
16) Suku Ron
17) Suku Sough
18) Suku Tandia
19) Suku Wamesa
20) Suku Yeretuar
21) Suku Abun
22) Suku As
23) Suku Amber
24) Suku Butlih
25) Suku Duriankere
26) Suku Gebe
27) Suku Kais
28) Suku Kalabra
29) Suku Karon Dori
30) Suku Kokoda
31) Suku Kawe
32) Suku Konda
33) Suku Legenyem
34) Suku Maniwak
35) Suku Matbat
36) Suku Moi
37) Suku Morait
38) Suku Puragi
39) Salawati
40) Suku Seget
41) Suku Suabo
42) Suku Tehit
43) Suku Yahadian
44) Suku Matbat
45) Suku Maniwak
46) Suku Mairasi
47) Suku Wawiyai
48) Suku Kawei
49) Suku Batanta
50) Suku Biga
51) Suku Suku Ambel-waren
52) Suku Wardo

7. Wilayah adat Bomberai

Wilayah adat Bomberai ada di sebelah selatan Kepala Burung di Bumi Cenderawasih,
atau Semenanjung Bomberai. Wilayah adat Bomberai membawahi 19 suku. Wilayah
Bomberai meliputi Fakfak, Kaimana, Kokonao, Mimika.
1. Suku Arguni
2. Suku Bedoanas
3. Suku Mbaham
4. Suku Ma’tta
5. Suku Onin
6. Suku Kimbaran
7. Suku Buruwai
8. Suku Erokwanas
9. Suku Iha
10. Suku Irarutu
11. Suku Kamberau
12. Suku Kamoro
13. Suku Karas
14. Suku Kowiai
15. Suku Mairasi
16. Suku Mor
17. Suku Mer
18. Suku Sumuri
19. Suku Sekar

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kebudayaan bersifat dinamis, karena ia tumbuh seturut perkembangan dan pemahaman


manusia sebagai sebagai subyek kebudayaan itu. Namun, perkembangan itu tidak
menghilangkan entitas budaya sebagai nilai sakral yang menghadirkan menopang
seluruh aspek kehidupannya. Untuk itu, dinamitas budaya itu hendaknya dimengerti
sebagai pola tumbuh kembangnya masyarakat pendukung suatu kebudayaan karena
faktor intern dan ekstern dalam kehidupannya.

Dalam konteks etnologi, masyarakat Papua yang telah menunjukkan entitas


kehidupannya sebagai pewaris unggul sebuah kebudayaan lahir dan bertumbuh dalam
tuntunan kearifan daerahnya dan didukung oleh ketersediaan sumber alam yang
melimpah. Sehingga, masyarakat yang membentuk sebuah komunitas hidup bersama
atas dasar tertentu ini membentuk suku - suku yang tersebar di seluruh tanah Papua.

Wilayah-wilayah adat ini digunakan untuk mengelompokkan suku-suku di Papua, suatu


fakta kebhinnekaan yang perlu dijaga. Sejak dahulu, orang asli Papua sudah mengenal
batasan-batasan wilayah berdasarkan pembagian suku. Batasan-batasan pembagian suku
ini diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang. Konsep pembagian suku
didasarkan atas hubungan kekerabatan, perkawinan, hak ulayat, tipe kepemimpinan,
ciri-ciri fisik, hingga geografis.

B. SARAN
Setelah membaca beberapa refensi tentang penyebaran suku - suku Papua pada ketujuh
wilayah adat maka saran saya adalah agar pemerintah maupun pemimpin masyarakat
adat dan para akademisi untuk mencari nilai - nilai persamaan yang dijadikan sebagai
sarana pemersatu berbagai suku dan budaya yang ada di tanah Papua ini. Sebab, jika
semua wilayah maupun suku tetap menjagokan suku dan wilayahnya maka akan sangat
sulit menyatukan Papua sebagai suatu entitas budaya besar. Sebab dalam konteks yang
lebih luas, pihak luar mengenal Papua, bukan wilayah adat atau diversifitas suku - suku
yang ada di dalam budaya besar Papua ini.

Anda mungkin juga menyukai