ARSITEKTUR
NUSANTARA
KELOMPOK 6
ANGGOTA KELOMPOK
MUHAMMAD
HUSDA NUR FAJRI
ATHAARIQSYAH
2104104010031
2104104010105
DAFTAR ISI
ARSITEKTUR DI SULAWESI
Bagian bawah (sulluk banua) digunakan sebagai tempat hewan peliharaan dan tempat
menaruh alat-alat pertanian. Fondasinya terbuat dari batu pilihan yang dipahat
berbentuk persegi.
1. Pondasi
Rumah tongkonan juga memiliki ciri khas yang terdapat pada bagian atapnya yang
berbentuk kepala kerbau dan sebuah tanduk jika dilihat dari samping, dan jika dilihat
dari arah depan maka akan terlihat seperti bentuk perahu. Ada anggapan, bahwa leluhur
orang Toraja datang menggunakan perahu dari negeri Cina. Ada pula asumsi, bahwa atap
rumah Tongkonan dibuat menyerupai tanduk kerbau, dikarenakan kerbau merupakan
simbol pokok dari harta benda bagi masyarakat Toraja. Nuansa unik dari rumah
Tongkonan yang luar biasa sekaligus sarat makna, jika diperhatikan tumbuhan hijau
merajalela ada di atas atapnya menjadikan rumah Tongkonan tampak sangat sakral
ARSITEKTUR TRADISIONAL
SULAWESI UTARA
1. Pondasi
-Ukuran 80-200 cm
Aplikasi ornamen dan ragam hias yang relatif kurang, menyiratkan karakteristik orang
Minahasa yang bersahaja dan cenderung lebih fokus pada persoalan-persoalan yang
praktis dalam kehidupannya.
-Dominasi corak ragam hias yang bersumber dari bentuk-bentuk alamiah (flora dan
fauna) juga menunjukkan tingginya apresias! masyarakat Minahasa terhadap lingkungan
fisik alamiahnya yang dipandang sebagai berkah terindah dari sang Opo Empung.
Uniknya juga, rumah warga di Minahasa tak beratapkan genteng. Karena folosofi yang
dianut adalah tak baik jika hidup di bawah tanah (genteng terbuat dari tanah). Rata-rata
rumah mereka beratapkan seng, daun, atau elemen besi lainnya. Mereka beranggapan
hanya orang meninggal saja yang bertempat tinggal di bawah tanah. Sekali pun ada yang
beratapkan genteng, umumnya rumah tersebut milik kaum pendatang. Meskipun
demikian, banyak juga rumah orang Minahasa yang beratapkan seng namun didesain
seperti genteng.
ARSITEKTUR TRADISIONAL SULAWESI
TENGAH
Catatan:
3. Jendela (4 buah)
Bangunan Souraja memiliki arsitektur bangunan yang cukup sederhana, baik dilihat
dari segi bentuknya, ukirannya, desainnya, tata ruangannya dan keadaan di dalam
dan di luar ruangannya. Ukiran yang ada dalam Baruga itu sangat sederhana dan
tidak mempunyai simbol tertentu, hanya sekedar seni tradisional, khususnya yang
terdapat pada ruang tengah.
e) ciri khas
Bagian yang paling mencolok dan unik dari desain bangunan ini adalah bagian depan
dimana terdapat teras yang cukup besar, ditambah bagian teras tambahan yang
sedikit menjorok kedepan, dan anak tangga dari dua sisi kiri dan kanan sebagai akses
utama memasuki bangunan ini. Desain Souraja sangat khas dan artistic, terbuat dari
kayu-kayu pilihan, dengan hiasan kaligrafi disekelilingnya, serta tambahan struktur
seperti bangko dan lainnya. Yang melambangkan keramahan, kemuliaan dan
kesejahteraan penghuninya.
ARSITEKTUR TRADISIONAL SULAWESI
BARAT
A. LATAR BELAKANG
1. samboyang merupakan ruangan yang berada di bagian paling depan. ukurannya pun
cukup lebar dan kerap digunakan sebagai ruang tamu. bila Sedang ada acara adat,
maka ruangan ini juga kerap menjadi uang utama dalam berkumpul bagi para pria.
2. tangnga boyang merupakan ruangan yang berada di tengah rumah sesudah ruang
samboyang. ukurannya pun lebih luas dan digunakan sebagai tempat berkumpul dan
juga melakukan aktivitas ketika di malam hari bersama dengan keluarga
3. Buy Boyang merupakan ruangan yang berada di bagian paling belakang. ada
beberapa kamar (songi) khusus yang digunakan untuk tidur bagi penghuni rumah. ada
kamar bagi anak bujang, anak gadis, kakek, nenek, dan juga kamar bagi kepala rumah
tangga masing-masing kamar tersebut mempunyai ukuran yang beraneka ragam.
4. tapang merupakan ruangan yang berada di bagian loteng rumah dan umumnya dipakai
sebagai tempat penyimpanan barang atau gudang di masa lampau tapang juga sering
digunakan sebagai kamar calon para pengantin letaknya yang tersembunyi menyimbolkan
jika calon pengantin diharuskan benar-benar menjaga kesuciannya
5. pacheko merupakan ruangan yang berada menyilang dengan bangunan induknya dan
mempunyai lebar yang sama. pacheko sendiri dalam bahasa Indonesia artinya adalah dapur.
Oleh sebab itu, ruangan ini juga dipakai untuk tempat memasak dan juga menyimpan
berbagai macam persediaan makanan. dalam paceko juga ada ruangan yang bernama
pattetemeanggang atau kamar mandi
6. lego-lego merupakan ruangan yang berada di bagian depan rumah dan beratap namun tak
berdinding. fungsinya dari ruangan ini adalah sebagai teras rumah dan dipakai sebagai
tempat bersantai ketika di pagi atau sore hari
7. naong boyang atau yang disebut juga dengan kolong rumah ini merupakan ruangan yang
berada di bagian bawah lantai rumah dan beralaskan tanah, biasanya ruangan ini digunakan
sebagai kandang ternak sekaligus juga sebagai tempat beraktivitas bagi para wanita untuk
mengisi waktu luang, seperti untuk tempat manette atau menenun kain sarung bagi kaum
wanita
D. ORNAMEN
suatu bangunan rumah ''boyang'' tidak
berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi
memiliki nilai dan makna tersendiri sesuai
dengan adat istiadat masyarakat tradisional.
oleh karena itu suatu rumah tradisional
memiliki ciri khas terutama pada tipologi,
interior, eksterior dan ornamen yang ada
didalamnya
pada umumnya rumah tradisional baik rumah bangsawan maupun rumah orang biasa di Tana
Mandar, memakai ''ragam hias ornamen'' pada bagian atap, dinding, plafon dan sebagainya.
ornamen selain berfungsi sebagai hiasan atau ornamen, juga berfungsi sebagai identitas
sosial, dan makna budaya dalam masyarakat. corak ornamen umumnya bersumber dari alam
sekitar manusia seperti flora, fauna, gambaran alam, agama dan kepercayaan namun tidak
semua flora, fauna dan sebagainya dapat dijadikan corak ornamen
ARSITEKTUR TRADISIONAL
GORONTALO
A. LATAR BELAKANG Menurut sejarahnya Gorontalo pada mulanya
adalah sebuah wilayah yang berbentuk kerajaan
terkenal dengan nama dulowo limo lo pohalaa,
artinya dari dua kerajaan induk hulonthalo dan
menjadi lima kerajaan yang terdiri kerajaan
hulontalo, limutu, suwawa, bolango, dan
bualemo. daerah yang baru terbentuk menjadi
provinsi ke-32 ini bahkan telah diberikan
kategori daerah adat yang ke-19. namun
sayangnya artefak istana para raja yang pernah
memerintah Seperti kerajaan hulonthalo
maupun kerajaan limutu sudah tidak
ditemukan lagi. konsistensi pelaksanaan adat
selama ini hanya sebatas acara ritual atau
upacara upacara adat yang lebih bersifat
Rumah Adat Dulohupa, gorontalo nonfisik seperti penyelenggaraan pesta
kelahiran, pernikahan, kematian dan lain-lain
sementara pelestarian budaya dalam wujud
fisik bangunan berangsur-angsur sudah mulai
ditinggalkan
b. struktur dan kontruksi
Rumah adat ini memiliki 4 sisi terdapat ruangan kosong hanya ada dua meja. Warna
ruangnya ialah warna coklat dengan konstruksi kayu.
Luas keseluruhan bangunannya yaitu:
1. Panjang = 36 Meter
2. Lebar = 15,9 Meter
3. Plaza = 7,88x15,9 Meter
4. Teras ukuran = 4x15,9 Meter
5. Ruang pertemuan = 24x15,9 Meter
6. Teras beakang = 4x15,9 Meter
Ragam Hias
Ornamen dibawah tiang pagar serambi bentuk tersebut digabungkan dalam satu
rangkaiancornamen, dengan pembuatan pola secara pengulangan yang simetris, yaitu
bagian kiri-kanan sama. Corak dari ornamen di atas adalah corak tradisional. Disebut
dengan corak tradisional.Bentuk ornamen di ambil dari bentuk persegi di tambahkan pada
bagian tenggahnya menyilang. Dengan ukuran 80x40 cm dengan sistem mengulang.
Tiang
Jumlah tiang yaitu 24 buah, dengan ukurang 40x40 cm. Material struktur dalam kolom
dibuat dari besi dan beton.Tiang ini memiliki ukuran yang berbeda dimana bagian
bawahnya (profil) berukuran 60x60cm sedagkan bagian atasnya berukuraan 40x40cm yang
di selimuti dengan papan kayu.
Jendela dan Pintu
Jumlah jendela yaitu 10 buah, dengan ukuran 140x200 cm. Material strukturnya kayu
berwarna coklat tua. Posisi jendela terdapat 2 buah di bagian depan dan bagian samping
terdapat 4 buah. Berwarna coklat tua.Jumlah pintu yaitu 2 buah, dengan ukurang 140x284
cm. Material strukturnya kayu berwarna coklat tua.
A. BENTUK
untuk mengukur ketinggian, panjang dan lebar rumah dengan menggunakan Depa,
dengan aturan 1 Depa dikurangi 1 jengkal hasil pengurangan dibagi 8. angka 8
memberi makna keadaan yang selalu terjadi pada diri manusia yakni Rahmat,
celaka, beruntung, kerugian, beranak, kematian, umur dan hangus, jika angka
tersebut berakhir pada yang tidak baik maka harus ditambah atau dikurangi 1
B. UPACARA PENDIRIAN
tahap perencanaan
tahap ini merupakan bagian dari proses membangun rumah. dalam hal
penetapan lokasi termasuk dalam hal pemilihan titik yang tepat yang nantinya
akan digunakan untuk pemancangan tiang pertama dilakukan upacara yang
dilakukan oleh orang ahli momayango. penentuan titik ini dilakukan
berdasarkan hitungan berdasarkan bulan dilangit dan posisi naga. Pada tahapan
ini juga termasuk dalam penentuan panjang dan lebar rumah di mana
menggunakan Depa dari kepala dan ibu rumah tangga.
tahap penghunian
tahap penghunian tahap Dimana rumah telah selesai dan siap untuk dihuni
pada saat ini diadakan upacara dengan menggantungkan pisang masak 1 tandan
dan beberapa pola ruang yang berbentuk segi empat yang melambangkan
empat kekuatan alam yakni air, api, angin dan tanah. dalam penataan ruang
pada rumah adat ini tidak memiliki aturan tertentu. Namun membuat kamar
lebih tidak diperkenankan ini terkait dengan kepercayaan masyarakat Gorontalo
tentang tahapan keadaban manusia yakni bermula dari tidak ada, ada dan
berakhir dengan tiada (alam rahim, alam dunia dan alam akhirat)
D. ORNAMEN
nilai filosofi pada ornamen pakadangan dilambangkan dengan untaian bunga
teratai tampak bagaikan orang yang saling berpegangan tangan sebagai simbol
kebersamaan rakyat bahu-membahu mendukung rajanya konsep relasi dengan
masyarakat juga tercermin dalam budaya kebersamaan masyarakat Gorontalo
pada proses pendidikan rumah yang dilakukan secara bergotong-royong (huyula)
E. CIRI KHAS
rumah adat dulohupa dibangun berupa rumah panggung. Hal ini dilakukan sebagai
penggambaran dari badan manusia yaitu atap menggambarkan Kepala, Badan rumah
menggambarkan badan, dan pilar penyangga rumah menggambarkan kaki. Selain itu bentuk
rumah panggung juga dipilih untuk menghindari terjadinya banjir yang kala itu sering terjadi.
1. Paon (Dapur)
1
5. Bale Tiang Sanga (9 kolom)Bangunan untuk
orang tua
ORIENTASI
Denah rumah Bali menggunakan orientasi :
dinding
Pintu masuk dalam ume kbubu disebut sebagai nesu atau eno.
Pintu keluar masuk dalam ume kbubu hanya berjumlah satu
Umumnya pintu ini menghadap arah timur atau dalam bahwa
Dawan disebut Neon Saet atau posisi matahari naik. Nesu yang
dibuat memiliki tinggi yang sangat rendah. Sehingga untuk bisa
masuk ke dalam ume kbubu melalui nesu, orang harus
membungkuk
STRUKTUR BANGUNAN
pondasi & kolom
Ume Kbubu memilki fondasi yang disebut baki. Fondasi dibentuk dari batu-batu
yang disusun secara melingkar. Batu-batu tersebut memiliki fungsi sebagai
penahan dinding agar tidak langsung menyentuk tanah. Selain itu, juga berfungsi
sebagai penahan air saat hujan agar tidak masuk ke dalam ume kbubu. Ume
Kbubu memiliki kolom atau tiang yang terdiri atas tiang induk (ni enaf), tiang
anak (ni ana) dna tiang depan (ni maun nine).
rumah suku manggarai
Rumah adat Mbaru Niang adalah contoh karya arsitektur vernakular yang unik, rumah berbentuk kerucut yang dutupi daun
lontar dari atas hingga ke bawah hampir menyentuh tanah. Tingginya mencapai 15 m dengan pembagian beberapa lantai
dengan diameter lantai dasar sekitar 15 m dan terbagi atas 5 lantai.[3]
lantai dan fungsinya
Bangunan Lepo Gete berbentuk rumah panggung dengan panjang 20 meter dan lebar 15 meter beratap tinggi
melancip dengan dua sisi air. Ada dua bagian utama yakni Tedang yang berfungsi sebagai pendopo untuk menerima
tamu, tempat musyawarah, tempat perjamuan atau pesta. Bagian kedua disebut Une, hanya untuk penghuni rumah
atau anggota keluarga terdapat tempat tidur dan tempat menyimpan harta kekayaan yang berharga.
rumah suku sabu
Suku Sabu di kabupanen Sabu Raijua dengan kondisi
alam yang banyak ditumbuhi pohon lontar dan kelapa
cukup mempengaruhi pembuatan rumah untuk tempat
tinggal dan rumah adat atau rumah tradisional. Jenis-
jenis bangunan Suku Sabu terdiri dari rumah untuk
tempat tinggal, yang dinamakan Ammu Pe, yang terdiri
dari Ammu PeDouae Banni Ae sebagai tempat tinggal
raja, dan Ammu Pe Mone Aha sebagai timpat tinggal
rakyat biasa. Adapun kategori tempat tinggal lainnya
dibagi berdasarkan bentuk atap dan tiang-tiang
penyangganya, antara lain Ammu Ae Rokoko yaitu
rumah yang bentuk balok atapnya sama dengan panjang
badan rumah. dan Ammu Iki rumah yang bentuk balok
atapnya lebih kecil dari panjang badan rumah.
Ammu Rukoko merupakan rumat adat suku Sabu di tinjau dari segi bentuk memiliki konsep bentuk
perahu yang terbalik, karena semua nama elemen konstruksinya di ambil dari perahu. Sedangkan dari
segi material dan struktur bangunan ini menggunakan material alami, seperti daun lontar dan kayu.
STRUKTUR BANGUNAN
1.Ammu Ae Roukoko, yang memilki arti rumah besar berbulu leher. Bentuk atap rumah ini berbeda dengan rumah lain
karena balok nok (bangngu) memiliki panjang yang sama dengan panjang badan rumah.
2.Ammu Iki, yang memilki arti rumah kecil. Penyebutan kecil didasarkan keberadaan balok nok (bangngu) yang memiliki
ukuran lebih pendek dari panjang rumah. Ukuran balok nok tersebut berkisar 3/5 kali dari panjang rumah.
1.Ammu Halla. Rumah ini memiliki arti rumah tanam karena tiang-tiangnya ditanam ke dalam tanah sedalam 0,75
meter.
2.Ammu Tuki. Rumah ini memiliki arti rumah kait karena semua tiang-tiang dihubungkan dengan balok (tuki). Dengan
demikian tiang-tiang tersebut saling berpegangan dengan yang lain atau saling kait mengait. Cara membuat tiang
tersebut agar saling terkait adalah dengan membuat lubang dengan cara dipahat. Kemudian, ujung-ujung tuki (balok
penghubung) dimasukkan ke dalam lubang pahatan tersebut.
STRUKTUR BANGUNAN
1.Ammu Tagabatu. Tagabatu sendiri merupakan dua buah balok tambahan yang disambung dari dua balok
penendes inti (kibie). Balok tambahan (tagabatu) ini memiliki bentuk elips. Keberadaan tagabatu menjadikan
bentuk atap rumah sama dengan bentuk rumah terbalik. Rumah tinggal yang menggunakan tagabatu memiliki
nama lain yaitu Ammu Hawu (rumah asli).
2.Ammu Atta. Rumah tersebut memiliki arti rumah potong. Maksudnya rumah tersebut tidak menggunakan balok
penendes tambahan sehingga memiliki bentuk segi empat. Ammu Atta juga memiliki nama lain yakni Ammu Jawa
(rumah asing).
ARSITEKTUR DI IRIAN JAYA
ARSITEKTUR SUKU
BIAK
Rumah tempat tinggal model ini disebut RUM SOM (RUMAH MENGAMBANG)
demikian karena atap bagian depan
konstruksinya melengkung ke bawah
sehingga dari jauh kelihatan seperti
menggantung (mengam bang). Sebutan di
atas digunakan oleh orang Sowek, Supiori
dan Numfor. Orang Biak Utara, Biak Barat
dan Biak Selatan serta Biak Timur, juga
orang-orang Padaido menyebutnya "aber
dado" (aber = naik; da = dari; do = dalam)
atau "rum dado" (rum= rumah; da = dari ;
do= dalam). Rum Som biasanya dihuni
oleh satu keluarga luas, terdiri dari
seorang bapak/ibu (senior) dan kelompok
anak laki-laki yang sudah berkeluarga
(kawin). Oleh sebab itu kelompok
kekerabatan keluarga luas dalam bahasa
Biak disebut "rum" (rumah).
KERANGKA RUM SOM:
1. ADIR
2. AW OR
3. ANY AN EM
4. SOYAR
5. AWUP
6. AIBEKWAN
7. ASYOPUM
8. AFYANDAR
9. AFIF
10. AYAS
11. AI BEYOSEF
Bentuk bagian-bagian.
Rum-bab terdiri dari empat sistem unit adir (= tiang), unit awor, unit soyar dan unit anyanem. Denah
bagian ini berbentuk segi empat.
Bagian rumbaken terdiri dari empat unit kerangka, yaitu: unit anyanem, unit soyar, unit awup atau
ayup dan unit ai bekwan. Lantai rumah ditata di atas unit anyanem. Epen atau dinding rumah dipasang
pada unit soyar dan awup (ayup) dan aibekwan. Ansan (lantai), open (dinding) dan aren (loteng)
membentuk ruang dalam rumbaken (ruang dalam/interior). Di dalam rumbaken terdapat tiga sistim ruang,
yakni: som, rum rido dan sim. Ruang som berbentuk limas empat sisi terpancang rebah ke depan. Ruang
rumrido berbentuk prisma sisi empat teratur rebah ke depan. Ruang-sim sebelah menyebelah rum rido
masing-masing berbentuk prisma lima sisi rebah.
Bagian rum-bunem terdiri dari lima unit kerangka, masingmasing: unit asopum, unit ai bekwan, unit
afif. unit ayasdan unit ai beyosef
Susunan Ruangan
Rum-baken atau badan rumah terdiri dari bagian serambi dan bagian
dalam (interior). Bagian serambi depan disebut Seru,ruangan ini tidak
rnempunyai dinding samping dan dinding depan. Dinding satu satunya
adalah dinding belakang yang membatasinya dengan ruang dalam. Bagian
dalam terdiri dari dua sistim ruang, yakni: (1) rum-rido (ruang tengah) dan
(2) sim (bilik tidur).
Sistim sim (bilik tidur) dibuat di samping kiri rum-rido. Sistim ini terdiri
dari sejumlah bilik yang disebut sim. Orang Sowek menyebutnya aruk.
Jumlah bilik dalam sebuah rum-som selalu genap. Jadi jika terdapat tujuh
sim di samping kiri, maka di samping kanan pun harus ada tujuh sim.
ARSITEKTUR SUKU DANI
RUMAH HONAI
Honai
SUSUNAN RUANGAN
Ebeai
Fungsi tiap-tiap Ruangan
Ruang bawah, di samping fungsinya yang utama sebagai tempat tinggal, juga dipakai sebagai ruang duduk,
ruang bekerja, ruang berbicara dan ruang bermusyawarah (wenegakwoluk). Sebagai ruang penyimpan alat,
maka al at-alat yang disimpan di situ adalah berupa kapak batu (yegehowak), anak panah (sike) dan busur
(male). Pada kaitan-kaitan di loteng sering digan tungkan di situ alatalat seperti: hiasan leher (sion),
kerang (yeraken) dan kantong tembakau mini (hanomsu; hanom = tembakau; su = kantong).
Di antara empat tiang soko guru dibuat pentas sebagai tempat meletakkan kayu bakar. Pada tali
pengikat pentas itu disisipkan puntung rokok (hanomaru), p1sau bambu (wim) atau digantungkan
rahang bawah kuskus atau tikus tanah sebagai hasil buruan. Benda-benda yang paling penting yang
disimpan di ruang ini adalah senjata-senjata dan simbol-simbol perang. Alat-alat ini diletakkan antara
tempat api dan pintu sehingga dengan mudah dan cepat diraih dalam keadaan genting.
Ruang atas berfungsi semata-mata se bagai ruang tidur. Ruang tunggu atau ruang tamu yang sempit di
luar bagian depan digunakan untuk meletakkan kapak atau alat lain yang sewaktu-waktu dapat
digunakan ; misalnya sepotong rotan. Pada waktu upacara, apabila honai telah penuh dengan orang,
ruang itu dapat difungsikan sebagai tempat berteduh/perteduhan sementara dari terik matahari atau
hujan. Sebab itu rnang ini diseb ut miobulak (mio = hujan).
I
THANK YOU !
POST TEST