PENGEMBANGAN DESA WISATA OSING KEMIREN

Di sini kita mengambil contoh desa wisata yang terletak di Dusun Kerajan Kecamatan
Glagah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Jadi berikut adalah beberapa komponen untuk
pengembangan desa wisata osing kemiren.
1. Tradisi masyarakat setempat.
Di sini terdapat berbagai tradisi yang dapat dilihat dan dipelajari makna yang terkandung
di dalmnya, jadi wisatawan yang ingin mencoba bisa datang di desa Osing kemiren.
Beberapa tradisi yang ada di Desa Osing Kemiren yaitu;
a) Tradisi Gedhogan.
Tradisi Gedhogan merupakan tradisi yang digunakan untuk hiburan setelah menumbuk
padi menggunakan lesung dan alu pada acara hajatan. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh
6 perempuan yang sudah lanjut usia. Caranya mereka akan memukul lesung dan alu
sehingga menghasilkan bunyi yang enak didengar, dan di situlah daya tarik wisata dari desa
wisata osing ini.
b) Tradisi Barong Asing atau Barong Ider Bumi.
Tradisi Barong Ider Bumi ini merupakan ritual tahunan yang dilakukan suku Osing, tradisi
ini pertama kali diselenggarakan ditahun 1940 dan dilakukan hari kedua setelah lebaran
atau tanggal 2 syawal pukul 2 siang. Barong memiliki simbol kebaikan dan bermaksud untuk
mengusir roh jahat yang dapat menghalangi kemakmuran seluruh desa.
2. Keaslian Desa Wisata Osing Kemiren.
Para warga yang menempati desa ini merupakan Suku Osing, yaitu suku asli yang
mendiami Kabupaten Banyuwangi. Mereka masih memegang erat adat istiadat, seperti
pakaian adat, rumah adat, bahasa sehari-hari, berikut adalah penjelasannya:
a) Rumah Adat Suku Osing.
Rumah Adat Suku Osing merupakan bentuk suatu keaslian Suku Osing. Disana kita
berkeliling melihat rumah adat suku osing. Keunikan Rumah Adat Osing yaitu atapnya
memiliki 3 jenis yaitu Tikel Balung (atap 4 sisi), Baresan (atap 3 sisi), dan Crocogan (atap 2
sisi).
b) Bahasa Osing.
Masyarakat Suku Osing ini tidak menggunakan Bahasa Jawa, melainkan melainkan
menggunakan bahasa Osing sebagai bahasa sehari-hari. Sebenarnya, bahasa tersebut
merupakan turunan langsung dari Bahasa Jawa kuno.
c) Keunikan Alam Desa Wisata Osing Kemiren.
Desa Wisata ini terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Desa Wisata
Osing Kemiren berasal dari nama kemirian, atau banyak pohon kemiri yang tertanam di
tanah subur tersebut. Lalu sawah hijau yang terbentang luas serta udaranya yang sejuk juga
menjadi salah satu daya tarik alam yang menarik wisatawan untuk mengunjungi tempat ini.
3. Sikap Dan Nilai.
Desa wisata selalu menawarkan sikap dan nilai budaya yang berbeda sehingga
wisatawan tidak segan untuk bergabung dalam kegiatan yang ada dalam desa wisata
tersebut. Desa Wisata yang memiliki masyarakat dengan sikap dan nilai-nilai yang baik akan
membuat citra yang baik pula bagi Desa Wisata tersebut. Sikap dan nilai yang baik dapat
ditunjukan dengan perilaku yang baik, ramah terhadap wisatawan, dan tegas terhadap
aturan-aturan yang dipegang.
a) kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan
1) Pembuatan Kopi Secara Tradisional.
Di Desa Wisata Osing Kemiren rasanya belum lengkap kalau belum mencoba
rasa kopi khas Osing yang terkenal nikmat. Di sana wisatawan akan diajari
cara menumbuk, menyangrai kopi menggunakan wajan bertungku tanah liat,
menyaring biji kopi, dan juga cara menyajikan secangkir kopi. Cita rasa khas
kopi tersebut berasal dari pengaruh kayu bakar sehingga aroma kopi menjadi
lembut dan wangi.

2) Pembuatan Kuliner Suku Osing.

Wisatawan tidak hanya mencicipi kuliner lokal yang ada di sana, wisatawan
bisa melakukan kegiatan memasak kuliner khas yaitu salah satunya adalah
pecel pitik. Wisatawan akan dipandu oleh warga lokal untuk cara
memasaknya, lalu hidangan tersebut bisa dinikmati setelahnya. Masakan ini
juga mempunyai filosofi yang dapat diambil nilainya oleh wisatawan, yaitu
nama pecel pitik berasal dari kalimat  kang diucel-ucel saben dinane ingkang
apik. Artinya bahwa apa yang dilakukan warga adalah yang mengarah pada
kebaikan.

3) Berkeliling melihat rumah adat suku Osing

Wisatawan bisa mempelajari budaya suku Osing seperti menyimpan batik
dalam toples dan tradisi menjemur kasur secara bersamaan disepanjang
jalan.

4) Melihat festival angklung Paglak.

Paglak adalah menara bambu setinggi 6-7 meter dengan lebar sekitar 2
meter. Paglak biasanya dimainkan oleh 2-4 pemusik. Kesenian ini dimainkan
ditengah sawah saat musim panen tiba. Biasanya angklung paglak ini
dimainkan oleh pemilik sawah untuk memanggil para warga agar serta ikut
membantu, sekaligus menghibur para petani.

b) nilai nilai yang diperoleh wisatawan

 1) Dengan memasak pecel pitik, wisatawan juga dapat mengambil nilai yang
terkandung di dalamnya yaitu terdapat filosofi bahwa nama pecel pitik
diambil dari kalimat kang diucel-ucel saben dinane ingkang apik. artinya
bahwa apapun yang dilakukan warga adalah yang mengarah pada kebaikan.

2) Tradisi barong ider bumi, wisatawan dapat mengetahui bahwasannya

masyarakat suku osing percaya tradisi ini dijadikan pedoman hidup untuk
selalu berbuat baik dan ingatan bahwa diluar mereka terdapat kekuatan lebih
besar yang mampu mempengaruhi.

3) Masyarakat suku Osing percaya bahwa dengan menjemur kasur dapat

menangkal penyakit atau musibah yang sewaktu waktu akan datang.

4) Filosofi yang ingin disampaikan dari festival angklung paglak ini adalah nilai
gotong royong ala masyarakat saat musim panen ini penting diteladani
karena sebagai makhluk sosial kita sesama manusia harus saling membantu
satu sama lain.
4.Daya Dukung Desa Wisata Osing Kemiren.
Daya dukung yang dimaksud adalah seperti fasilitas atau infrastruktur yang mendukung
perkembangan desa wisata ini, dan juga dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan
yang berkunjung di sini. Contohnya:
a) Terdapat homestay serta guest house untuk wisatawan yang ingin bermalam.
b) Terdapat kolam renang untuk berenang.
c) Terdapat akses jalan yang bagus dan mudah untuk dijangkau, sehingga wisatawan
tidak kesulitan untuk mencari letak desa wisata ini.
d) Kebersihan dan keramahan masyarakat sekitar juga bisa menjadi salah satu daya
dukung untuk mengembangkan desa wisata ini, sebab dengan begitu wisatawan
akan tertarik untuk dating kembali.