Anda di halaman 1dari 4

Fakta - Fakta Menarik Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi

Desa Wisata Adat Osing Kemiren terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi,
memiliki luas 177.052 Ha dengan penduduk 2.569 jiwa. Desa Adat Osing Kemiren berasal
dari nama kemirian, atau banyak pohon kemiri. dan mayoritas masyarakat adalah suku osing
yang merupakan suku asli kabupaten Banyuwangi.
Desa Kemiren juga menjadi bagian dari kawasan Ijen Geopark sebagai culture site. Kemiren
memiliki budaya yang beraneka ragam. mulai dari adat istiadat, bahasa, manuskrip, kesenian,
tradisi lisan, ritus, pengetahuan, teknologi dan permainan Tradisional.
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Desa Wisata Adat Osing Kemiren. Berikut fakta
menarik seputar Desa Wisata Adat Osing Kemiren yang telah dirangkum.
1. Tumpeng Sewu
Masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi memiliki tradisi
turun-temurun yang dikenal dengan sebutan Tumpeng Sewu. Tradisi ini digelar setiap
memasuki Bulan Zulhijah.
Dalam pelaksanaannya, ribuan orang memadati jalan utama Desa Kemiren. Para pengunjung
memasuki jalanan desa dengan berjalan kaki guna menghormati tradisi warisan nenek
moyang tersebut.
Dalam pelaksanaan Tumpeng Sewu masyarakat kemiren berkumpul usai sholat Maghrib di
halaman rumah, tepat di tepi jalan sebelum masyarakat menyantap tumpeng seluruh
masyarakat memanjatkan doa bersama agar desanya dijauhkan dari segala bencana dan doa
ini dipimpin oleh ulama sepuh di desa setempat. Setelah doa selesai, masyarakat pun
disilakan menyantap nasi tumpeng bersama-sama. 
Sementara itu, nasi tumpeng yang masih ditutup daun pisang. Berbeda dari nasi tumpeng
pada umumnya, pada festival adat Desa Kemiren, nasi tumpeng dilengkapi dengan pecel pitik
(ayam) dan sayur lalapan. 
2. Ngoloni / Koloan
Koloan atau Ngoloni adalah tradisi desa kemiren dimana anak yang akan di Khitan akan
dimandikan hal ini dilakukan sebagai bentuk menolak segala bentuk hal buruk / kolo.
Kegiatan ini akan dipimpin oleh sesepuh desa pelaksanaan ngoloni dilakukan menjelang anak
akan di sunat pada jam 10.00 – 12.00 dan dilaksankan diluar ruangan. Setelah melaksanakn
sunat maka akan dilakukan kambuan atau menyajikan ingkung/petheng ayam kampung untuk
dimakan oleh sang anak, hal ini dipercaya atau mengharap agar nanti sang anak tidak
mengalami sakit yang tiba-tiba.
3. Barong Ider Bumi

Arti Barong Ider Bumi adalah ritual yang dilakukan oleh masyarakat osing di Desa Kemiren
dengan mengelilingi desa atau bumi yang dipijak menggunakan kesenian barong yang
digambarkan sebagai mahluk mitologi yang dipercayai melindungi dan memiliki aura positif
bagi masayarakat dan alam didesa Kemiren.
Barong Ider Bumi dilaksanakan dengan tujuan menghilangkan hal-hal negatif didesa
Kemiren, menyuburkan alam dan mensejahterakan masyarakat khususnya Desa Kemiren.
Semoga bumiku lekas membaik, budayaku terus lestari dan semakin maju.
Barong ider bumi dilaksanakan setiap tanggal 2 Syawal / hari ke 2 disaat raya Idhul Fitri,
Dalam melaksanakan ritual Barong Ider Bumi rombongan dan pemangku barong harus bersih
diri harus bersih batin. Karena tujuan inti dari acara ini tak lain untuk membersihkan hal-hal
negatif/ buruk yang ada di desa Kemiren. Diawali ritual ngaturi ( persembahan ) kepada
Mbah Buyut Cili yang dipercayai sebagai sosok nenek moyang masyarakat desa Kemiren,
dengan datang ke petilasan sebelum pelaksaan ritual barong ider bumi dilaksanakan. Ba’da
shalat asar ritual barong ider bumi dimulai, yakni rombongan barong berkeliling desa
kemiren dimulai dari timur ( rumah pemilik barong ) sampai ke ujung barat dan kembali lagi
ke ujung timur serta diakhiri di rumah pemilik barong untuk melaksanakan selamatan dengan
menu pecel pithik.

Anda mungkin juga menyukai