PENDAHULUAN
Heritage memiliki nilai sejarah yang tinggi dan dapat dinikmati hingga
saat ini. Nilai sejarah yang terkandung merupakan sebuah keunikan dan karakter
khas pada kawasan heritage. Keunikan dan karakter kawasan heritage tersebut
warisan atau kekayaan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi dan
memiliki nilai penting bagi suatu masyarakat atau bangsa. Heritage dapat berupa
objek maupun praktik budaya, seperti situs bersejarah, bangunan tua, tradisi adat,
tarian, musik, dan seni rupa. Objek-objek heritage dapat menjadi daya tarik wisata
suatu tempat. Selain itu, pengelolaan dan pemeliharaan heritage juga sangat
setiap negara atau daerah, tergantung pada kebijakan dan regulasi yang berlaku.
dan data mengenai objek atau praktik budaya yang dianggap memiliki nilai
1
penting bagi suatu masyarakat atau bangsa. Langkah kedua adalah evaluasi, di
mana dilakukan penilaian terhadap objek atau praktik budaya yang telah
Setelah itu, dilakukan seleksi terhadap objek atau praktik budaya yang memenuhi
kriteria dan dianggap memiliki nilai penting yang tinggi untuk menjadi heritage
perlu dipelihara dengan baik agar tetap terjaga keaslian dan kualitasnya, dengan
kebudayaan suatu daerah atau bangsa. Proses penentuan heritage perlu dilakukan
secara hati-hati dan terus-menerus, agar heritage dapat tetap terjaga dan
Pasal 23 Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 1 Tahun 2020 tentang Cagar
dapat menjadi daya tarik pariwisata yang dapat membawa manfaat ekonomi bagi
arkeologi, atau tradisi seni dapat menarik wisatawan dari berbagai negara dan
generasi muda. Melalui warisan budaya, masyarakat dapat belajar tentang sejarah
dan nilai-nilai budaya yang dipegang oleh nenek moyang mereka. Selain itu,
dapat membawa manfaat bagi kesejahteraan sosial. Selain itu, heritage juga dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan budaya mereka,
budaya agar tetap hidup dan berkembang, serta memberikan manfaat bagi
masyarakat. Dengan begitu, heritage dapat menjadi aset yang sangat berharga
saat masa kolonial yang keberadaannya sangat terekspos, berada dititik yang
banyak dilalui oleh masyarakat kota Sukabumi. Namun kurangnya informasi dan
Tabel 1.1
Objek Wisata Heritage Di Kota Sukabumi
Lokasi
No. Objek Wisata
(Kecamatan)
1. Rumah Bekas Tahanan Bung Hatta dan Syahrir Kecamatan Gunung Puyuh
2. Masjid Agung Kota Sukabumi Kecamatan Cikole
3. Gereja Sidang Kristus Kecamatan Cikole
4. Vihara Widhi Sakti Kecamatan Warudoyong
5. Stasiun Kereta Api Kecamatan Cikole
6. Makam Eyang Dalem Suryadiningrat Kecamatan Lembur Situ
7. Gedung Juang 45 Kecamatan Cikole
8. Kantor Pos Sukabumi Kecamatan Warudoyong
9. Kotak Surat Kecamatan Gunung Puyuh,
Kecamatan Lembursitu, dam
Kecamatan Warudoyong
10. Terowongan bawah tanah Kecamatan Warudoyong
Sumber: Kamajaya, 2019
Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa lokasi peninggalan sejarah tersebut
banyak terjadi proses pelemahan nilai sejarah dalam tubuh masyarakat kota
Sukabumi, yang disebabkan karena pengaruh cepatnya perkembangan zaman
yang beralih pada dunia digita. Sehingga peninggalan tersebut hanya menjadi
pajangan semata yang seakan tidak memiliki nilai sejarah apapun. Hal ini menjadi
dan Kebudayaan Kota Sukabumi, dan dibantu oleh seluruh masyarakat Kota
Sukabumi untuk dapat menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini, agar
selain dapat menjadi ikon Kota Sukabumi, dapat juga memberikan manfaat secara
ekonomi bagi masyarakat sekitar. Sesuai dengan tugas Peraturan Wali Kota
Tugas Pokok, Fungsi, Dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan yang
museum, sejarah dan tradisi yang memiliki tugas menyusun bahan perumusan
kaji terlebih dahulu oleh tim ahli Cagar Budaya yang bersertifikasi. Sedangkan
di daerah Sukabumi dan sekitarnya belum memiliki tim ahli cagar budaya yang
terdiri dari ahli antropolog, ahli hukum, ahli sosiolog, ahli arsitek, dan ahli
2. Belum ada peraturan daerah yang mengatur lebih spesifik mengenai heritage.
Dalam hal ini heritage masih mengacu pada Peraturan Daerah Kota Sukabumi
pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam mengelola hal ini, dengan judul
1. Secara teoritis
Untuk menambah wawasan bagi peneliti tentang teori dan praktek
2. Secara Praktis
perusahaan, memiliki ciri-ciri organisasi yang sama yaitu suatu bentuk kerja sama
manusia untuk mencapai tujuan tertentu atas unsur-unsur individu, kelompok dan
organisasi yang ingin dicapai. Dari unsur manusianya baik pimpinan, staf,
kemampuan mengeksploitasi secara baik sumber daya yang dimiliki dalam diri
tertentu ataupun serangkaian aktivitas. Ibarat individu, belum tentu seorang yang
memiliki bakat, misalnya pemain piano bisa bermain piano dengan baik. Ini
8
9
kesimpulan bahwa kemampuan merupakan suatu penilaian atau ukuran dari apa
dari kata dasar mampu yang dalam hubungan dengan tugas dan pekerjaan berarti
dengan yang diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat dan
keadaan ditujukan kepada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan
tugas atau pekerjaan atas dasar ketentuan yang ada. Kemajuan suatu organisasi
(Amir, 2011:88).
yang berwujud maupun tidak berwujud, untuk menciptakan barang atau jasa,
itulah yang disebut sebagai kapabilitas. Kapasitas ini hanya ada ketika sumber
10
kumpulan sumber daya yang menampilkan tugas atau aktivitas secara integratif.
pendekatan fungsional dan (2) pendekatan rantai nilai (Value Chain). Kedua
kapabilitas organisasi. akan tetapi, yang perlu digaris bawahi kapabilitas hanya
dapat dibentuk jika ada kerjasama yang terjalin diantara berbagai sumber daya
banyak pula integrasi antar kapabilitas yang tingkatnya lebih rendah. Oleh karena
itu dalam hal ini sangat diperlukan perpaduan diantara kapabilitas fungsional yang
menekankan pada peran kunci manajemen stratejik dalam adaptasi yang tepat,
integrasi dan rekonfigurasi internal dan skill organisasional, sumber daya dan
11
peralatan dan berbagai sumber daya lainnya. Kapabilitas organisasi adalah salah
satu sumber daya yang relatif sangat sulit dialihkan karena berbasis pada sumber
signifikan dalam pengelolaan organisasi yang kompleks saat ini, Leonard Barton
kemampuan, seperti unik, khas, sulit untuk ditiru, atau unggul dalam kompetisi,
telah cukup jelas, terutama jika referensi juga dibuat untuk penempatan sumber
mendefinisikan bahwa “kapabilitas sebagai jenis khusus dari sumber daya yang
tidak dapat diganti dan melekat pada organisasi yang tujuannya untuk
merepresentasi salah satu sumber daya saja, tanpa penunjukan pada sumber daya
12
lain, seperti aset keuangan, teknologi atau tenaga kerja, tetapi lebih merupakan
cara yang khas dan unggul dalam mengalokasikan sumber daya. Kapabalitas atau
kompetitif.”
antara sumber daya dan kapabilitas perusahaan. Sumber daya adalah aset
produktif yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan kapabilitas adalah apa yang
dapat dilakukan oleh perusahaan. Sumber daya tunggal tidak memiliki banyak
kapabilitas organisasi memerlukan dua kondisi yaitu : scarcity dan relevance. Jika
sumber daya atau kapabilitas tersedia secara luas dalam industri, hal ini mungkin
kompetitif.”
perusahaan, aspek – aspek yang perlu mendapat perhatian antara lain adalah
sebagai berikut:
13
layanan prima, iklan yang unik. Ketrampilan dan keahlian ini perlu
kompetitor.
informasi).
dan capable, pekerja yang berbakat di area kunci, pekerja yang enerjik
meningkatkan kapabilitasnya.
perlu di perhatikan adalah fungsi keuangan, pemasaran, operasi, dan sumber daya
organisasi tersebut.
dalam penelitian ini peneliti akan mengacu pada teori menurut Kusumasari (2014)
pengelolaan adalah suatu aktifitas yang sistematis dan saling bersusulan agar
kelak dapat berpartisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan Negara.
Dalam Pasal 2 ayat (3) dan (4) undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, ditentukan bahwa: “Anak berhak atas
dilahirkan.
Menurut Yoeti, (1985) “ objek wisata atau disebut juga dengan istilah
‘tourist attractions’ artinya segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi
seseorang atau sekelompok orang yang memiliki tujuan, yaitu menikmati objek
wisata atau daya tarik wisata.” Dalam hal ini, daya tarik wisata adalah sasaran
a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, nyaman, indah
dan bersih.
d. Objek wisata alam memiliki daya tarik yang tinggi karena keindahan alam
Objek wisata budaya memiliki daya tarik yang tinggi karena memiliki nilai
terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.
1.5.4 Heritage
klub-klub pemerhati dan pecinta kota tua yang menggunakan heritage sebagai
Indonesia meliputi Pusaka Alam, Pusaka Budaya, dan Pusaka Saujana. Pusaka
Alam adalah bentukan alam yang istimewa. Pusaka Budaya adalah hasil cipta,
rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di tanah air
mengingatkan bahwa peninggalan atau warisan orang per orang pun masuk dalam
katagori heritage. Terserah pada keluarga mereka apakah akan menyimpan dan
memelihara kenangan atas, katakan, kakek atau nenek mereka. Baik itu dalam
bentuk petuah, buku harian, koleksi buku, etos kerja, mobil tua, album foto, dan
lain-lain. Khusus untuk gedung atau bangunan tua, yang bisa dikategorikan
18
sebagai pusaka kota, kita bisa mengacu pada UU No 5 Tahun 1992, tentang Cagar
Budaya. Dalam UU itu, kategori gedung atau bangunan yang berusia di atas 50
menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul yang sedang diteliti.
peneliti.
dengan mengacu pada teori Inskeep tentang kapabilitas masyarakat. Hasil dari
tingkat kapabilitas mereka masih relatif rendah karena belum seluruh masyarakat
mau terlibat secara aktif. Oleh karena itu riset berikutnya disarankan untuk
Namun, semenjak diresmikan sebagai desa wisata masih belum terlihat dampak
potensi dan indigenous tourims yangdimiliki. Tujuan penelitian ini untuk: a).
Heritage Kayutangan.
disebabkan karena pendapat dan dimensinya ini tergolong mudah untuk dipahami
oleh peneliti. Selain itu, pendapat dari Kusumasari (2014) ini pun dinilai relevan
heritage. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
21
22
Fenomena Masalah :
1. Belum adanya penetapan bangunan cagar budaya di Kota Sukabumi
karena belum adanya Tim Ahli Cagar Budaya
2. Belum ada peraturan daerah yang mengatur lebih spesifik mengenai
heritage.
Kusumasari (2014)
Kelembagaan
Peraturan Daerah Kota
Sumber daya manusia
Sukabumi Nomor 1 Tahun 2020
tentang Cagar Budaya Keuangan
Teknis
Pembentukan tim ahli cagar budaya dan penetapan heritage di Kota Sukabumi berdampak
positif bagi pemgembangan pariwisata di Kota Sukabumi
1.8 Premis
sehingga dapat mengarah pada penelitian selajutnya. Premis pada penelitian ini
(anggaran) yang cukup, dan teknik pelaksanaan yang berkekuatan hukum berupa
METODE PENELITIAN
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode ini digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Metode ini menggunakan
metode penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Denzim dan Lincon dalam
oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan
yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Satori dan Komariah (2017:25). Jenis
24
25
penelitian kualitatif yang peneliti gunakan ini bermaksud agar lebih mengetahui
Di Kota Sukabumi maka harus adanya beberapa faktor dan variabel yang nantinya
Dalam penelitian ini yang menjadi unit penelitian adalah Dinas Pendidikan
populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada
situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan pada populasi,
tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan
Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik tetapi
teori. Populasi atau sampel pada pendekatan kualitatif lebih tepat disebut sumber
data pada situasi sosial (social situation) tertentu yang menjadi subjek
penelitiannya adalah benda, hal atau orang yang padanya melekat data tentang
memberikan manfaat bagi peneliti berupa informasi dan data yang dapat diperoleh
peneliti, peneliti memilih subjek/objek sebagai unil analisis. Peneliti memilih unit
Tabel 3.1
Data Informan
No Informan Jabatan Alasan
Karena bagian ini merupakan
bagian terpenting yang
Kepala Dinas
bertanggungjawab langsung
1 Informan 1 Pendidikan dan
terhadap permasalahan yang
Kebudayaan
menyangkut pengelolaan
wisata.
Sebagai pihak yang
Kepala Bidang
2 Informan 2 mengetahui keadaan Wisata
Kebudayaan
Heritage Di Kota Sukabumi
Sebagai pihak yang
3 Informan 3 Staf Bidang Kebudayaan mengetahui keadaan Wisata
Heritage Di Kota Sukabumi
Sebagai pengamat Wisata
4 Informan 4 Budayawan/Sejarawan
Heritage Di Kota Sukabumi.
Sumber : Penelitian, 2023
penelitian. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mendapatkan informasi dan data
yang sesuai. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
Dengan penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti
Observasi
Teknik
Wawancara
Pengumpulan Data
Dokumentasi
Sukabumi. Dalam observasi ini peneliti mulai dating langsung ke tempat tujuan
yang akan menjadi lokus penelitian, akan tetapi peneliti belum terlibat langsung
29
peneliti berterus terang kepada kepada sumber data bahwa peneliti memiliki
2. Wawancara
untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
Satori dan Komariah (2017:135). Wawancara yang dilakukan oleh peneliti yaitu
Sukabumi.
3. Dokumentasi
informasi dari orang yang sebagai narasumber saja. Akan tetapi peneliti
30
memperoleh informasi lainnya dari berbagai macam sumber tertulis atau dari
dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni
menjadi faktor utama dalam penentuan benar tidaknya dari suatu penelitian.
Temuan atau data akan dinyatakan valid atau benar apabila tidak terjadi perbedaan
antara yang dilaporkan peneliti atau apa yang terjadi sebenarnya pada objek yang
diteliti dilapangan.
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Sehingga
triangulasi waktu.
1. Triangulasi Sumber
2. Triangulasi Teknik
yang dilakukan kepada sumber data. Menguji kredibilitas data dengan triangulasi
teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
dipeoleh tidak sesuai maka peneliti perlu melakukan diskusi lebih lanjut dengan
sumber data untuk memastikan data yang dianggap benar (Satori dan Komariah,
2017:171).
3. Triangulasi Waktu
dilakukan dengan dua cara. Pertama, data yang sejenis dikumpulkan dengan
berbagai sumber data yang tersedia dengan teknik pengambilan data sama. Kedua,
data yang sejenis dikumpulkan dari sumber data yang memanfaatkan jenis sumber
data yang berbeda-berbeda untuk menggali data yang sejenis disisni tekanannya
pada perbeda sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain.
didasarkan pada penentuan apakah temuan yang didapat akurat dari sudut
kualitatif dapat dipandang sebagai sebuah proses dan juga dipandang sebagai
data. Maka dalam konteks keduanya analisis data adalah proses mencari dan
menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan
Komariah (2017: 216). “Proses analisis data pada penelitian kualitatif pada
1. Pengumpulan Data
2. Reduksi Data
33
penting oleh peneliti. Sumber data yang diperlukan diklasifikasikan menjadi data
primer dan data sekunder. Data primer diambil dari informan penelitian yaitu tim
dokumentasi foto, rekaman suara atau literasi yang berhubungan dengan materi
penelitian.
dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik dan sejenisnya. Selain dari itu
antar kategori dan sejenisnya. Dalam penelitian kualitatif penyajian data yang
lain menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola
berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan.
Antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang
ada. Dalam penelitian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut,
bagi peneliti dalam melakukan penelitian agar penelitian yang dilakukan selesai
tepat pada waktu yang telah ditentukannya. Adapun jadwal penelitian yang
35