Anda di halaman 1dari 11

Heni Siswantari & Fery Setyaningrum, Rampak Kendang Patimuan Cilacap

VOLUME 04, No. 02, April 2018: 103-113

RAMPAK KENDANG PATIMUAN CILACAP SEBAGAI


WUJUD DIFUSI KESENIAN JAWA BARAT

Heni Siswantari
Fery Setyaningrum
Universitas Ahmad Dahlan
Heni.siswantari@pgsd.uad.ac.id
Fery.setyaningrum@pgsd.uad.ac.id

ABSTRACT
Cultural similiarities that exist in a region with other regions occur because of the diffusion
or spread of culture. This possibility occurs because of the existing of an agent who brings
the cultural product to a new area that he occupies so that the acculturation goes on
it. Is the same with the rampak kendang performance in the Patimuan region, Cilacap.
Acculturation can be seen from the form of the show that han an assimilation of West
and Central Java music which bring out a new exciting show. The existing assimilation
is the form of performance art negotiation which is influenced by severel factors in it.

Keywords: Rampak Kendang Patimuan, Diffusion, West Java Art

ABSTRAK
persamaan atau kemiripan budaya yang ada di satu daerah dengan daerah yang lain
terjadi karena adanya difusi atau persebaran budaya. Kemungkinan tersebut terjadi
karena adanya agen yang membawa produk budaya tersebut ke wilayah baru yang
ia tempati sehingga terjadi akulturasi di dalamnya. Seperti halnya pada pertunjukan
rampak kendang yang berada di wilayah Patimuan Cilacap. Akulturasi terlihat dari
bentuk pertunjukan yang memiliki perpaduan antara musik Jawa Barat dan Jawa
Tengah hingga memunculkan suatu sajian baru yang menarik. Perpaduan yang ada
merupakan bentuk negosiasi seni pertunjukan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
di dalamnya.

Kata kunci: Rampak Kendang Patimuan, Difusi, Kesenian Jawa Barat

PENGANTAR demikian, rampak kendang penulis


Rampak kendang sebagai sebuah maknai sebagai sebuah pertunjukan yang
seni pertunjukan rakyat memiliki tempat mempertontonkan permainan kendang
di hati masyarakat di wilayah Patimuan yang dilakukan oleh beberapa orang
Cilacap. Rampak kendang sendiri berasal secara bersama-sama di atas panggung
dari kata rampak yang berarti serempak secara bersama-sama. Pengalaman
atau bersama dan kendang sebagai peneliti secara langsung menyaksikan
salah satu jenis alat musik. Dengan pertunjukan rampak kendang yaitu

103
Jurnal Kajian Seni, Vol. 04, No. 02, April 2018: 103-113

pada waktu acara 24 Jam Solo Menari kendang Patimuan Cilacap membuka
tahun 2014. Pada waktu itu pemain kacamata baru terkait akulturasi dalam
rampak kendang berasal dari Jawa barat seni pertunjukan. Terdapat perbedaan
sebanyak 10 orang yang seluruhnya di beberapa aspek pertunjukan rampak
berjenis kelamin pria. Pertunjukan kendang Patimuan dengan rampak
diawali dengan kendang yang telah kendang yang berkembang di Jawa Barat.
disiapkan di pendopo ISI Surakarta Bentuk pertunjukan dan alat musik
sebelum pemain masuk ke atas panggung, yang digunakan terdiri dari perpaduan
setelah itu para pemain kendang keluar antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
dan menempati posisinya masing- Salah satu faktor terjadinya difusi dalam
masing sesuai kendang yang disiapkan. pertunjukan rampak kendang Patimuan
Salah satu pemain memberi komando, adalah letak geografis yang bersampingan
lalu secara serempak para pengendang antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
mengeluarkan jargon khas kelompok Difusi kebudayaan yang dibawa oleh
mereka dan mulai memainkan kendang masyarakat Sunda ke kecamatan
secara bersama-sama. Jargon yang Patimuan membentuk sebuah kultur-
dibuat berbahasa Sunda dan musik yang kompleks yang membawa identitas baru
dimainkan pun senada dengan musik dalam pertunjukan rampak kendang.
jaipongan sebagai ciri khas kota Jawa Difusi yang terjadi ini tidak hanya sekedar
Barat. Pertunjukan semakin menarik menyebar dan memunculkan akulturasi
dengan gerakan-gerakan yang dibuat baru karena diiringi kreativitas sehingga
disela-sela permainan kendang yang memunculkan sebuah inovasi baru.
cukup atraktif dengan memaksimalkan Adanya berbagai pengalaman estetis,
gerakan tangan kepala dan pundak. inovasi dan berbagai macam proses
Tak lupa juga senggakan-senggakan kompleks yang terjadi mampu membentuk
khas Sunda juga dikeluarkan pada saat terciptanya sebuah pertunjukan rampak
memainkan kendang. kendang di Patimuan dengan identitas
Keberadaan rampak kendang baru yang melekat di dalamnya. Hal
Patimuan Cilacap diyakini sebagai ini membuat penulis semakin tergelitik
bentuk akulturasi yang merupakan dan tertarik untuk mengkaji secara
hasil dari sebuah difusi budaya antara mendalam.
kesenian rampak kendang Sunda
(Pangandaran) dengan rampak kendang PEMBAHASAN
di kecamatan Patimuan kabupaten Asal Usul Pertunjukan Rampak
Cilacap. Menurut Koentjaraningrat Kendang Patimuan Cilacap
(1990: 240-247) proses penyebaran suatu Rampak Kendang adalah permainan
kebudayaan dan sejarah dari proses menabuh kendang secara bersama-sama
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dengan menggunakan irama tertentu
ke seluruh penjuru dunia disebut proses serta menggunakan cara-cara tertentu
difusi (diffusion). Keberadaan rampak untuk melakukannya, pada umumnya

104
Heni Siswantari & Fery Setyaningrum, Rampak Kendang Patimuan Cilacap

dimainkan oleh lebih dari empat orang kendang yang menyebutkan bahwa
yang telah mempunyai keahlian khusus kesenian ini berasal dari luar wilayah
dalam menabuh gendang. Biasanya Jawa Barat. Pola pukulan dalam rampak
rampak kendang ini diadakan pada kendang juga mengambil referensi dari
acara pesta atau pada acara ritual 1. kendangan khas Sunda sehingga semakin
Belum dituliskan secara jelas dari mana menegaskan keterangan tersebut.
kesenian rampak kendang berasal. Beberapa pertunjukan rampak kendang
Akan tetapi, penulis mensinyalir bahwa yang disaksikan langsung oleh penulis
kesenian ini berawal dari kesenian juga dikenalkan sebagai salah satu
Sunda. Adapun karakteristik Sunda kesenian yang berasal dari Jawa barat.
yang kuat dalam rampak kendang adalah Pada perkembangannya seni Pertunjukan
repertoar pukulan kendang yang serupa Rampak Kendang kini tidak hanya ada di
dengan pola kendangan jaipong. wilayah Jawa Barat, namun merambah
Terdapat beberapa penelitian yang pada wilayah-wilayah di sekitarnya
berkaitan dengan rampak kendang yaitu Jawa Tengah. Salah satu daerah
juga menyebutkan bahwa pertunjukan Di Jawa Tengah yang mengembangkan
ini berasal dari di Jawa Barat, seperti Kesenian Rampak Kendang adalah
pembelajaran rampak kendang untuk Kecamatan Patimuan. Patimuan
anak berkebutuhan khusus di SLB merupakan salah satu kecamatan yang
Aisyiyah Singaparna (Astri,dkk 2017: ada di Kabupaten Cilacap yang terletak di
108-117) dan pembelajaran rampak pinggir Sungai Citandui yang merupakan
kendang dalam ekstrakurikuler di SMPN garis pembatas Wilayah Provinsi Jawa
1 Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Tengah dengan Jawa Barat (Kabupaten
Dari penelitian di atas dijelaskan bahwa Ciamis). Kondisi geografis tersebut tentu
rampak kendang menjadi materi utama sangat berpengaruh terhadap kesenian
dalam pembelajaran di sekolah. Salah yang berkembang di wilayah Patimuan.
satu alasan pemilihan materi rampak Perkembangan lain juga terlihat dari
kendang karena merupakan pertunjukan sisi bahasa, budaya dan adat istiadat
asli Jawa Barat, sehingga siswa perlu mengalami percampuran antara Jawa
mempelajari salah satu kesenian daerah Tengah dan Jawa Barat.
setempat baik dalam kegiatan intra
maupun ekstrakurikuler2. Sekilas tentang Rampak Kendang
Sejauh penelusuran penulis belum “Ragil Entertaintment” Patimuan
ditemukan penelitian terkait rampak Cilacap
Patimuan merupakan salah satu
kecamatan terluar di Jawa Tengah yang
( https://nikeeeeens.wordpress.com/
1

kesenian-Jawa-barat/ diunduh pada tanggal berbatasan langsung dengan Jawa Barat.


9 Juli 2018). Oleh karena letaknya yang berbatasan
(https://www.neliti.com/id/publications/
2

191308/pembelajaran-rampak kendang-pada- tersebut membuat banyak akulturasi


kegiatan-ekstrakurikuler-di-smp-negeri-1 dalam masyarakat di dalamnya. Salah
sukaraja/,diunduh pada tanggal 8 Juli 2018)

105
Jurnal Kajian Seni, Vol. 04, No. 02, April 2018: 103-113

satu bentuk pertunjukan yang berasal kan hanya tau musik pong dut
dari Jawa Barat dan berkembang di lalu saya berpikir untuk mengajari
anak-anak desa sini untuk main
Patimuan adalah pertunjukan rampak
rampak kendang, alhamdulillah
kendang produksi “Ragil Entertainment”. orang tuanya pada mendukung
Pertunjukan ini telah ditampilkan dalam semua ya akhirnya saya semakin
acara-acara besar seperti parade budaya semangat” (Riswanto, 2018)
dalam rangka HUT kota Cilacap 2017
dan pembukaan acara Pekan Olahraga Dukungan masyarakat sekitar turut
dan Seni (PORSENI) Kabupaten Cilacap memotivasi Riswanto untuk semakin
di tahun 2016. Ragil Entertainment mengembangkan rampak kendang gaya
merupakan nama salah satu komunitas “Ragil Entertaintment” di sekitar Patimuan.
seni yang turut mengembangkan rampak Semangat Riswanto didukung pula oleh
kendang di wilayah Cilacap. Kelompok Retnaningsih istrinya yang juga merupakan
ini merupakan paguyuban yang terdiri penari rampak kendang. Tidak berbeda
dari beberapa orang yang berkumpul dan dengan Riswanto, istrinya juga belajar tari
memiliki tujuan yang sama. Berdasarkan secara otodidak sejak kecil. Kecintaannya
teori sosial yang dikemukakan oleh terhadap seni dan pengalamannya
Soerjono Soekanto (2007: 118-120) tentang menari diaplikasikannya dalam
bahwa yang masuk pada kategori gerak tari rampak kendang. Dalam
paguyuban adalah yang memiliki latar acara pembukaan PORSENI kabupaten
belakang persamaan ideologi. Anggota Cilacap 2016 misalnya, ia melatih 600
paguyuban berkumpul atas dasar tujuan penari yang diiringi secara langsung oleh
yang sama yaitu mengenalkan rampak sekitar 50 pemain rampak kendang.
kendang pada masyarakat Cilacap. Riswanto melatih para pengendang dan
Pemimpin komunitas ini adalah Riswanto, Ratnaningsih melatih para penari. Seluruh
seorang pemain musik yang tergerak hati personil adalah siswa sekolah dasar yang
untuk mengenalkan rampak kendang ada di kecamatan Patimuan perwakilan
di lingkungan masyarakat Patimuan. dari masing-masing SD. Dukungan
Ia mempelajari rampak kendang secara penuh diberikan oleh dinas pendidikan
otodidak setelah melihat pertunjukan daerah setempat dengan memberikan
tersebut di media televisi. Ia lahir di aturan terkait kewajiban pengadaan 1 set
Patimuan Jawa Tengah, namun menikah kendang di masing-masing sekolahan.
dengan perempuan berdarah Sunda dan Selanjutnya kendang-kendang tersebut
hidup dalam suasana Sunda. Dalam yang digunakan oleh para siswa saat
wawancara yang dilaksanakan pada tampil di acara pembukaan PORSENI
tanggal 3 Maret 2018 dijelaskan oleh tersebut. Penampilan selanjutnya yaitu
Riswanto bahwa: dalam parade budaya HUT RI kabupaten
Cilacap. Rampak Kendang Patimuan
“saya hanya ingin mengenalkan beberapa kali mendapat undangan sebagai
rampak kendang di masyarakat
perwakilan budaya kecamatan Cilacap
sekitar sini mbak, biasanya mereka

106
Heni Siswantari & Fery Setyaningrum, Rampak Kendang Patimuan Cilacap

untuk tampil di panggung kehormatan. ketahui berasal dari Jawa Barat, sehingga
Hal ini menjadi point tersendiri ketika ia menggunakan pola kendangan
menilik rampak kendang Patimuan sebagai Sunda dalam permainannya. Meskipun
sebuah identitas. Kenyataan di lapangan demikian, Riswanto mencoba untuk
menunjukkan bahwa masyarakat mulai melakukan inovasi guna membentuk
mengenal pertunjukan rampak kendang rampak kendang khas Patimuan Cilacap
lengkap dengan penari sebagai icon budaya yang menarik dan mampu menjadi
kecamatan Patimuan. Ciri khas rampak identitas masyarakat di sekitarnya.
kendang Patimuan juga dikuatkan oleh Ragil Entertainment mewujud menjadi
Riswanto melalui kreativitas dan inovasi paguyuban seni yang dinanti-nanti oleh
dalam pertunjukannya. masyarakat dalam setiap penampilannya.
Melalui kolaborasi yang menarik Ragil bukan hanya menjadi hiburan
antara Riswanto dan Ratna mampu namun menjadi representasi budaya
menampilkan sajian rampak kendang masyarakat Patimuan.
yang berbeda dari rampak kendang yang
berkembang di Jawa Barat. Karakteristik Alat musik dalam pertunjukan rampak
yang dibangun ini mampu membawa Kendang Patimuan Cilacap
nama “Ragil Entertaintment” sebagai Musik rampak kendang Patimuan
kelompok seni yang menarik bagi adalah perpaduan dari gaya musik
masyarakat. Menilik kembali asal usul Banyumasan (Jawa Tengah) dan Sunda
rampak kendang Patimuan, dijelaskan (Jawa Barat). Alat musik yang melengkapi
oleh Riswanto bahwa: elemen Banyumas terdiri dari slompret,
set ensembel gamelan, meliputi; saron
“Saya tidak tahu asal mula rampak
penerus, saron barung, sarong demung,
kendang itu darimana mbak,
awalnya saya melihat rampak bonang barung, bonang penerus, dan
kendang di TV, lalu saya berpikir gong. Set gamelan tersebut merupakan
bagaimana jika kesenian ini saya bentuk yang sama dalam mengiringi ebeg
kenalkan juga di Patimuan. Tapi
(kesenian kuda lumping Banyumasan)
saya berpikir kalau rampak kendang
di sini harus beda dengan yang ada dan alat musik terakhir yang menjadi
di TV yang saya lihat. Maka dari elemen inti pertunjukan itu adalah
itu saya melakukan inovasi-inovasi kendang, sebagai perwujudan alat musik
sehingga bisa menjadi ciri khas
dari Sunda.
Patimuan” (Riswanto, 2018).
Slompret merupakan sebuah alat
musik tiup keberadaannya tersebar
Pernyataan di atas tidak menjelaskan
dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan
bahwa rampak kendang merupakan seni
Jawa Barat, batang alat musik tersebut
pertunjukan khas Jawa Barat. Akan
biasanya terbuat dari pring wulung
tetapi, pengendang utama dari komunitas
(bahasa Banyumasan) atau bambu
ini adalah Eko seorang pemuda asli
hitam. Sumber suara slompret ini adalah
Jawa Barat. Dijelaskan oleh Eko bahwa
hasil getaran dari double red yang ditiup
memang rampak kendang yang dia

107
Jurnal Kajian Seni, Vol. 04, No. 02, April 2018: 103-113

dominan dalam mengatur jalannya


pertunjukan, sesuai dengan konsep
pemahaman karawitan sebagai mana
kendang berperan pamorba irama atau
pimpinan irama sebagai pengatur aspek
tempo (marto pangrawit, 1972: 5), sejalan
dengan ungkapan (Yudoyono, 1984:
86) yang mana kendang merupakan
pengendali penyajian gending. Dalam
penyajian Rampak kendang Patimuan
Gambar 1. terdiri dari 13 pengendang, dikepalai
Dokumentasi latihan rampak kendang oleh 1 pengendang inti bernama Eko di
Foto: Rani, 2018
mana pola-pola ritmis semua pemain
oleh maestro slompret tersebut. Red kendang mengikuti permainan dari
tersebut terbuat dari klari (daun kelapa) kepala pengendang tersebut, sound
yang disusun dengan dobel dan dibentuk system lengkap hanya dipakai pada satu
sedemikian rupa sehingga mengeluarkan pengendang inti tersebut. Walaupun
bunyi jika ditiup. Diujung batang demikian tidak mengurangi rampaknya
slompret memiliki beel yang berbentuk permainan kendang tersebut, karena
seperti telur, permainan slompret pemain yang lain juga dapat terdengar
dalam rampak kendang ini dimainkan jelas, ke 13 pemain kendang tersebut
menggunakan teknik nafas putar, yaitu juga memakai koreografi dalam
tiupan yang terus menerus tidak berhenti memainkannya serta meneriakkan
dilakukan pengambilan nafas dari senggakan-senggakan atau yel dengan
hidung saat peniupan berlangsung, ucapan kota Patimuan yang menambah
layaknya permainan pengambilan nafas meriahnya pertunjukan.
permainan seruling bali atau saluang
dari padang (berdasarkan wawancara Rampak Kendang Patimuan Cilacap
dengan pemain slompret). sebagai hasil Difusi kebudayaan
Kendang adalah salah satu waditra Menurut Koentjaraningrat (1990:
karawitan yang terbentuk tabung terbuat 240-247) proses penyebaran suatu
dari kayu dengan tutup tabung dari kulit kebudayaan dan sejarah dari proses
binatang, dalam pertunjukan kesenian penyebaran unsur-unsur kebudayaan
Sunda, seperti pertunjukan wayang, ke seluruh penjuru dunia disebut proses
golek, kliningan, pencak silat, ketuk tilu, difusi (diffusion). Proses yang menarik
degung, celempungan, calung, sisingan, dan perlu diingat dari konsep ini adalah
jaipongan, serta bajidoran, kendang bahwa penyebaran setiap kebudayaan itu
berperan penting dalam pengaturan tidak hanya terjadi karena perpindahan
irama lagu. Hal ini disebabkan karena atau sudut bergeraknya unsur-unsur
kendang merupakan unsur yang sangat kebudayaan (masyarakat atau bangsa

108
Heni Siswantari & Fery Setyaningrum, Rampak Kendang Patimuan Cilacap

satu wilayah lainnya). Akan tetapi, bisa bentuk sajian baru bagi masyarakat
terjadi karena berbagai macam aktivitas sekitar Patimuan. Beberapa bentuk
maupun kepentingan yang ada di suatu inovasi tersebut seperti: 1. Pelibatan
kelompok masyarakat, seperti pelaut, beberapa pengendang dalam satu
pedagang, atau mata pencaharian lainnya kali pementasan, 2. Pelibatan jumlah
bahkan kepentingan-kepentingan lainnya penari yang disesuaikan dengan jumlah
yang kemudian membawa kebudayaan pengendang sehingga terlihat semakin
itu sendiri menyebar ke wilayah lain. menarik dan meriah di atas panggung,
Pernyataan di atas sesuai dengan 3. Permainan gamelan dengan langgam
kondisi di lapangan pada kesenian Jawa lawas yang dikombinasikan dengan
rampak kendang, bahwa terjadi sebuah pola kendangan sunda rancak sehingga
perpaduan budaya melalui penyatuan lebih terdengar seperti musik aransemen
hubungan dua orang yang berbeda latar baru yang menggugah semangat. Melalui
belakang. Pemimpin komunitas kesenian perpaduan kendang Sunda, koreografi
rampak kendang Patimuan menikah puluhan penari, dan gamelan Jawa
dengan Ratnaningsih yg berasal dari kreasi baru memunculkan nuansa musik
keluarga Sunda dan besar di Patimuan. baru yang berbeda ditelinga masyarakat.
Ayah dari Ratnaningsih adalah seniman
Sunda yang aktif dalam bermain musik
gamelan sejak dulu. Kecintaannya
terhadap gamelan diwujudkannya
dengan pembelian 1 set alat musik
gamelan dan digunakannya untuk latihan
dengan teman-teman di desanya. Mereka
menikah dan menetap di Patimuan
dengan kultur Jawa Banyumasan,
Riswanto mengombinasikan kesenian
yang sebelumnya ditekuni dengan Gambar 2.
Foto Penampilan Rampak kendang Ragil
unsur-unsur Sunda yang dibawa oleh Entertainment
keluarga istrinya. Foto: Sagaf Fauzata Adzkia
Nama Ragil Entertainment semakin
dikenal luas oleh masyarakat dengan Proses penyebaran kendang Sunda
ditampilkannya organ tunggal lengkap dalam sajian pertunjukan rampak
dengan kendang Sunda yang biasa kendang di Patimuan sejalan dengan
orang sebut pongdut di wilayah teori difusi milik Koentjaraningrat.
Patimuan. Kreativitas Riswanto Penyebaran musik tradisi Sunda dibawa
dalam menggunakan kendang Sunda oleh keluarga Ratnaningsih dan diadopsi
diterapkannya pada musik rampak oleh Riswanto dan dikembangkan di
kendang yang dipimpinnya. Inovasi demi daerah Patimuan. Adapun faktor lain
inovasi dilakukan guna menampilkan yang melatarbelakangi penyebaran

109
Jurnal Kajian Seni, Vol. 04, No. 02, April 2018: 103-113

tersebut adalah letak geografis Patimuan Untuk membahas suatu wacana seni
yang berbatasan dengan daerah Jawa dalam menganalisis sebuah kebudayaan
Barat. Batas wilayah kedua provinsi dalam suatu masyarakat, maka kita
tersebut adalah aliran sungai Citandui, perlu mengetahui unsur-unsur penting
sehingga perbauran antara Sunda dalam kebudayaan. Dipaparkan oleh
dengan Jawa dapat dengan cepat terjadi Koentjaraningrat (1990, 203-204) bahwa
dan telah berjalan dalam kurun waktu terdapat 7 unsur kebudayaan yaitu;
yang lama. Popularitas komunitas (1) bahasa, (2) sistem pengetahuan, (3)
rampak kendang Patimuan Cilacap organisasi sosial, (4) sistem peralatan
semakin naik dari waktu ke waktu. hidup, (5) sistem mata pencaharian
rampak kendang Ragil Entertainment hidup, (6) religi, (7) kesenian. Dengan
seringkali ditampilkan dalam acara- terpenuhinya aspek-aspek budaya di atas
acara besar baik personal maupun dalam kegiatan berkesenian komunitas
instansi. Salah satu acara personal rampak kendang mampu memunculkan
yang menampilkan rampak kendang adanya kultur-kompleks. Sifat kegiatan
adalah acara hajatan masyarakat kesenian rampak kendang tidak hanya
sekitar. Sedangkan acara institusi bertujuan dalam aspek kesenian namun
adalah permintaan dari pemda setempat meliputi sistem mata pencaharian yang
untuk mewakili seni budaya Patimuan mana rampak kendang sebagai produk
di tingkat daerah. Jumlah personil penjualan jasa hiburan. Dalam bidang
yang diikutsertakan menyesuaikan pendidikan juga rampak kendang turut
kemampuan dari pemilik hajat dalam berperan sebagai ilmu pengetahuan
memberikan akomodasi dan transportasi yaitu dijadikan sebagai salah satu
bagi para pemain. Seringkali dalam acara materi seni (SBdP) di sekolah dasar
hajatan hanya menyertakan maksimal 10 dan pendidikan non formal (komunitas
personil dan dilengkapi dengan penyanyi. rampak kendang Ragil). Kesenian rampak
Hal ini berkaitan dengan sasaran market kendang merupakan bentuk organisasi
industri musik di Patimuan (sebagai sosial sebagai paguyuban yang memiliki
mata pencaharian). Riswanto dalam struktur keorganisasian sederhana,
wawancara yang dilaksanakan pada 10 aspek bahasa juga digunakan untuk
Maret 2018 menjelaskan pula bahwa pada membantu tercapainya sebuah kultur-
bulan September tahun 2018 komunitas kompleks.
rampak kendang ragil dipercaya untuk Rivers (dalam Koentjaraningrat,
tampil dalam acara akreditasi puskesmas 2014:117-119) menjelaskan metode
daerah setempat. Kini penampilan difusi yang dikenal dengan a genealogical
komunitas rampak kendang tidak hanya method of antrhopological inquiry.
sebagai hiburan dan kesenangan pribadi Catatan tersebut menyatakan bahwa
saja. Akan tetapi, juga turut menjadi seorang peneliti datang ke suatu
salah satu mata pencaharian yang masyarakat, maka sebagian besar bahan
menjanjikan bagi para pelakunya. keterangannya akan diperoleh dari

110
Heni Siswantari & Fery Setyaningrum, Rampak Kendang Patimuan Cilacap

informan (dengan berbagai macam rampak kendang dari daerah Sunda


metode wawancara) dan merupakan Jawa Barat menuju Patimuan, sehingga
alat utama bagi tiap peneliti antropologi menimbulkan akulturasi pada ragam
yang akan melakukan field work di suatu kesenian rampak kendang Ragil dengan
daerah. Bahan-bahan akan didapatkan unsur-unsur tari jaipong melengkapi
dengan keterangan dari kehidupan suatu komposisi kreasi baru yang biasa
masyarakat (daftar asal-usul/genealogi) ditampilkan oleh rampak kendang Ragil.
dengan mengajukan pertanyaan- Konsep difusi di atas dengan teknik
pertanyaan mengenai kaum kerabat, wawancara mendalam salah satunya
dan nenek moyang para individu sebagai kepada Sawitri dikemas baik oleh Liliweri
pangkal dan kemudian mengembangkan (2014: 23-24) yang sejalan dengan hasil
berbagai macam pertanyaan yang luas wawancara kepada orang tua penari
terkait kerabat dan nenek moyang rampak kendang yang menyatakan
tersebut dengan pertanyaan yang tentang sistem komunikasi. Kedua
bersifat konkret. Berdasarkan konsep pandangan tersebut menghasilkan
difusi di atas maka proses pengambilan sebuah konsep baru bahwa kebudayaan
bahan materi penelitian dilakukan sebagai matriks yang kompleks dari
dengan wawancara secara saksama dan unsur-unsur budaya sosial yang
mendalam kepada kerabat dan orang- berbentuk abstrak dan akhirnya melekat
orang terdekat, setelah proses penelitian pada jiwa individu maupun kelompok.
dilakukan (wawancara dan observasi) Akhirnya, kebudayaan terbentuk menjadi
melalui konsep difusi di atas didapati pola hidup dengan meletakkan orientasi
adanya akulturasi pada kesenian rampak dunia, kebudayaan yang memungkinkan
kendang. Konteks rampak kendang orang untuk memahami lingkungan,
sebagai akulturasi tersebut ditambahkan dan melakukan transisi dari rahim dari
dengan hasil wawancara dengan orang kehidupan yang tidak kelihatan menjadi
tua salah satu penari rampak kendang tampak.
Ragil, sebagai berikut: Sejalan dengan temuan di atas
maka diperjelas lagi dengan konsep
“Yaa anak saya Desi itu selain penari
akulturasi yang milik Koentjaraningrat
di rampak kendang Ragil juga penari
jaipongan, keluarga saya berasal (2014:111-113) dalam bukunya sejarah
dari Sunda, atuh kita mah orang teori antropologi 1 menyimpulkan bahwa
Sunda, Cuma Bapak saya pindah kebudayaan manusia itu pangkalnya
dari Patimuan sudah lama, dan
satu, lalu berkembang, menyebar, dan
si Desi Anak Ibu teh bisa banyak
nari Sunda misalnya Jaipongan”. pecah ke dalam banyak kebudayaan baru
(Sawitri, 2018) karena pengaruh lingkungan dan waktu.
Kreativitas dalam sajian pertunjukan
Berdasarkan hasil wawancara rampak kendang merupakan hasil
tersebut terjadi proses difusi melalui perpaduan antara kedua budaya tersebut.
proses perpindahan keluarga penari Pengalaman yang melekat dalam memori

111
Jurnal Kajian Seni, Vol. 04, No. 02, April 2018: 103-113

baik Riswanto maupun Ratnaningsih


tentang kesenian dipadukan menjadi
tampilan rampak kendang yang lebih
menarik. Perpaduan berupa komposisi
baru yaitu kolaborasi bentuk musik,
penambahan instrumen dan pemain
musik, serta keterlibatan penari sebagai
pelengkap pertunjukan.
Koreografi tari dalam pertunjukan
ra mp a k ken dan g ju ga mengala m i Gambar 3.
Foto Penari Rampak kendang Ragil
akulturasi baik dari pengaruh Sunda
Entertainment
maupun Jawa. Gerakan yang dibuat Foto: Sagaf Fauzata Adzkia
oleh Ratnaningsih selaku koreografer
cenderung lincah dan banyak gerakan yang memiliki budaya yang berbeda
melompat. Para penari merasa kesulitan terlibat dalam kontak yang berlangsung
ketika mempraktikkan gerak-gerak secara tangan pertama (langsung).
dengan tempo lambat. Dalam wawancara Peristiwa tersebut disertai perubahan
dengan Ratnaningsih dijelaskan bahwa secara terus-menerus, sejalan dengan
karakter masyarakat Patimuan cenderung pola-pola budaya asal dari kelompok
terbuka dan melakukan segala sesuatu itu dan dari kedua kelompok di bawah
dengan tempo yang cepat. Oleh karena definisi tersebut. Akulturasi dibedakan
itu, gerakan yang dibuat menggunakan dari perubahan budaya yang hanya
tempo sedang dan dengan level sedang merupakan salah satu aspeknya, dan
dan tinggi (banyak gerak melompat), dan asimilasi dan yang pada saat tertentu
pemilihan motif gerak yang sedikit erotis merupakan suatu fase awal akulturasi3.
mengikuti pola kendang Sunda yang Pendapat di atas melengkapi berbagai
dimainkan. Ratnaningsih menjelaskan macam uraian sebelumnya terkait
pula bahwa koreografi merupakan rampak kendang Patimuan Cilacap
perpaduan antara gerak jaipong dan sebagai wujud difusi salah satu kesenian
Banyumasan. Hal ini terlihat dari Jawa barat. Terdapat proses difusi salah
eksplorasi gerak pinggul sebagai ciri satunya adalah dari wilayah Sunda yang
khas gerak Jaipong dan senggakan para menyebar ke wilayah lebih luas lagi di
penari pada saat bergerak sebagai cirri Patimuan, dan terjadinya perpaduan
para penari Banyumasan. kebudayaan sehingga salah satunya
Adapun tujuan utama akulturasi kepada komunitas rampak kendang
seperti yang dikemukakan bersama-sama Ragil Patimuan. Terjadi berbagai macam
oleh Herkovits, Linton, dan Redfield, yang akulturasi baik dari bahasa, dari gaya
penulis kutip dari Muhammad Fauzy, tarian, hingga musiknya. Salah satu
adalah fenomena yang akan terjadi
tatkala kelompok-kelompok individu
3
http://www.e-jurnal.com/2013/11/
pengertian-akulturasi.html#more)

112
Heni Siswantari & Fery Setyaningrum, Rampak Kendang Patimuan Cilacap

contohnya yaitu pada gending dan Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi


slompret Banyumasan yang dipadukan 1. Jakarta: Penerbit Universitas
dengan unsur-unsur instrumen Sunda Indonesia, 2014.
yang diwakili oleh kendang dan sinden Liliweri, A. Pengantar Studi Kebudayaan.
gaya Sunda. Bandung: Nusa Media, 2014.
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu
KESIMPULAN Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Terjadinya difusi kebudayaan dari Persada, 2017.
Sunda ke Patimuan dipengaruhi oleh Martopangrawit, R.L. Titilaras Kendangan.
berbagai faktor yaitu melalui pertalian Surakarta: Bagian Research
pernikahan Riswanto (Patimuan) dan Konservatory Karawitan Indonesia,
Ratnaningsih (Sunda) selaku pemimpin Departemen P & K, 1972.
komunitas dan kedekatan letak geografis Yudoyono, Bambang. Gamelan Jawa :
Pangandaran (Jawa Barat) dan Patimuan Asal Mula Makna Masa Depannya.
(Jawa Tengah) yang dihubungkan Jakarta: PT. Karya Unipress, 1984.
oleh sungai Citandui. Akulturasi pada Lestari, Astri T, Anggi Suci P, Rikha
akhirnya terbentuk dalam beberapa Surtika. Pembelajaran rampak
aspek seperti bahasa Sunda dalam kendang dengan bahasa isyarat
syair-syair lagu yang kerap dipakai pada siswa tunarungu di slb aisiyah
dalam penampilan rampak kendang singaparna. Jurnal Kajian Penelitan
Ragil Patimuan. Kedua yaitu dari motif Pendidikan dan Pembelajaran 2, 1,
gerak tari dalam rampak kendang yang 108-117, Oktober 2017.
memadukan unsur Banyumasan dan http://www.e-jurnal.com/2013/11/
jaipongan. Ketiga yaitu dari unsur musik pengertian-akulturasi.html#more)
yang mana terdapat penyatuan ansambel diunduh pada tanggal 10 Juli 2018.
yang unik yaitu gending dan slompret (https://nikeeeeens.wordpress.com/
Banyumasan dan dipadukan dengan kesenian-Jawa-barat/) diunduh pada
unsur-unsur instrumen Sunda yang tanggal 9 Juli 2018.
diwakili oleh kendang dan sinden gaya https://www.neliti.com/id/
Sunda. publications/191308/pembelajaran-
rampak-kendang-pada-kegiatan-
DAFTAR PUSTAKA ekstrakurikuler-di-smp-negeri-1-
K o e n t j a r a n i n g r a t . Pengantar Ilmu sukaraja/, diunduh pada tanggal 8
Antrologi (edisi baru). Jakarta: Juli 2018.
Penerbit Rineka Cipta, 1990.

113

Anda mungkin juga menyukai