Anda di halaman 1dari 11

BENTUK PENYAJIAN TARI JEPIN SELENDANG

DI KELURAHAN SIANTAN HILIR


KECAMATAN PONTIANAK UTARA

Andina Silvana, Ismunandar, Regaria Tindarika


Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP Untan Pontianak
Email: andinasilvana88@gmail.com

Abstract
This research was motivated by the researcher's desire to examine the The Performance
Form of Tari Jepin Selendang on Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara
and to document a complete data and information of Tari Jepin Selendang in the form
of writing as well as pictures and videos, This study used a descriptive method in a
qualitative form and uses a choreographic approach. Based on the results of research,
The Performance Form of Tari Jepin Selendang, the dance movement consisted of a
variety of opening movements, namely jepin empat-empat steps, the variety of content
movements, namely gerak anyam masuk, gerak raddat and gerak buka anyam and the
variety of closing movements was the jepin empat-empat. The floor designs were
straight and curved. The musical instruments used were Accordions, Beruas,
Tambourines, Gambus, Violins and Tawak. The group designs are unison, alternate and
canon groups. Makeup used realistic makeup and the clothes used are baju kurung,
Malay patterned fabric, lotus and the accessories used were lipat pandan bun, kembang
goyang and earrings. The property was a colorful shawl. The theme is non-literary.
Multiple cone dramatic design and the dynamics of motion, tempo and level.

Keywords: Performance Form, Tari Jepin Selendang

PENDAHULUAN Al-Qadri menciptakan Tari Jepin Selendang


Tari Jepin Selendang merupakan satu yang ditarikan oleh wanita sebagai hiburan untuk
diantara tari melayu tradisi yang ada di Kota masyarakat setempat dan lingkungan Istana
Pontianak Kalimantan Barat. Tari Jepin Kadriyah Kesultanan Pontianak.
Selendang di Kota Pontianak berkembang di Tari Jepin Selendang di Jalan Parit Makmur
lingkungan daerah Siantan Hilir tepatnya di Jalan Kelurahan Siantan Hilir Pontianak Utara Kota
Parit Makmur. Menurut narasumber yaitu Bapak Pontianak merupakan tari kelompok yang
Suhaili Tari Jepin Selendang ini dia kenali pada ditarikan oleh para wanita baik itu anak-anak,
tahun sekitar 1990-an sebagai hiburan dan remaja maupun dewasa dan Tari Jepin Selendang
tontonan untuk masyarakat setempat. Bapak ini ditarikan oleh 8 orang penari. Tari Jepin
Suhaili merupakan tokoh seni dan pemilik Selendang di Jalan Parit Makmur Kelurahan
sanggar yang hingga saat ini masih Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara
mengembangkan Tari Jepin Selendang, ia di ajari berfungsi sebagai tari tontonan yang pada saat
oleh Alm.Syarif Ahmad Yan Al-Qadri (Pangeran sekarang hanya berkembang dan dipelihara
Istana Keraton Kadriyah) yang menjadi pencetus dikalangan masyarakat Jalan Parit Makmur. Pada
Tari Jepin Selendang sekitar pada tahun 1985. Tari Jepin Selendang ini terdapat perbedaan dari
Awal mula Tari Jepin Selendang ini terbentuk awal tercipta dan hingga pada saat ini, perubahan
karena kurangnya tarian yang dilakukan oleh yang terjadi dikarenakan agar tarian ini lebih
wanita khususnya pada masyarakat setempat. mudah untuk ditarikan dan perbedaan tersebut
Berdasarkan hal tersebut Alm.Syarif Ahmad Yan terdapat pada penggunaan busana serta

1
penempatan awal properti. Tari Jepin Selendang busana yaitu baju kurung, kain bercorak melayu
memiliki berbagai unsur pendukung dalam dan teratai, sejalan dengan hal tersebut peneliti
penyajiannya, unsur pendukung tersebut seperti mencoba untuk meneliti lebih dalam mengenai
gerak, desain lantai, desain atas, musik iringan, bentuk penyajian yang telah berbeda dari
komposisi kelompok, tema, dinamika, desain sebelumnya, dikarenakan narasumber lebih
dramatik, tata rias dan busana, properti serta menguasai pada bentuk penyajian yang disajikan
tempat pertunjukan. pada saat ini dan lebih banyak data didapatkan.
Gerakan pada Tari Jepin Selendang dari Dalam penelitian bentuk penyajian ini
awal tercipta hingga saat ini tidak mengalami peneliti akan membahas gerak Tari Jepin
perubahan. Gerakan tarian ini terdiri dari langkah Selendang dari awal hingga akhir penyajiannya,
jepin empat-empat dan gerak raddat, di dalam termasuk membahas tentang awal bermulanya,
gerakannya penari memainkan selendang dengan gerak tari, desain atas, desain lantai, komposisi
membuat pola ikat yang disebut menguncir kelompok, dinamika, desain dramatik, tema,
sehingga berbentuk cepol (sanggul). Penari yang musik iringan, tata rias dan busana, properti dan
menarikan Tari Jepin Selendang ini tidak bersifat tempat pertunjukan.
khusus, atau hanya boleh ditarikan oleh kalangan
tertentu seperti keluarga atau keturunan METODE PENELITIAN
bangsawan, oleh karena itu tarian ini ditarikan Dalam penelitian ini metode yang
oleh masyarakat biasa di daerah sekitar, sehingga digunakan ialah deskriptif. Penelitian deskriptif
tidak memandang derajat sosial untuk hanya melukiskan atau menggambarkan apa
menarikannya. adanya (Sanjaya, 2003: 59). Metode ini bisa
Musik yang digunakan adalah musik iringan dilakukan dengan cara menguraikan sekaligus
Jepin Melayu yang di dalamnya terdapat syair menganalisis, diharapkan objek dapat diberikan
yang mengiringi penari dalam menarikan Tari makna secara maksimal.
Jepin Selendang. Pemusik dari Tari Jepin Bentuk penelitian yang digunakan adalah
Selendang ini juga tidak ada keterbatasan derajat kualitatif. Menurut Sugiyono (2014:1) penelitian
dan sosial siapa saja boleh memainkan alat musik kualitatif adalah metode penelitian yang
di Tari Jepin Selendang ini. Tari Jepin Selendang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek
menggunakan tata rias realis seperti yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
menggunakan bedak, blush on, lipstick dan eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
sebagainya. Busana yang digunakan adalah baju instrument kunci, teknik pengumpulan data
kurung, serta aksesoris kepala melayu seperti dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
sanggul lipat pandan dan kembang goyang data bersifat induktif dan hasil penelitian
bambu. Properti yang digunakan dalam Tari kualitatif lebih menekankan makna dari pada
Jepin Selendang ini menggunakan selendang generalisasi.
yang berwarna-warni seperti warna kuning, Pendekatan yang digunakan adalah
merah, biru dan pink. Selendang tersebut di bawa pendekatan koreografi. Menurut Murgiyanto
oleh masing-masing penari diikat pada bagian (1992:9) koreografi adalah istilah baru didalam
pinggang masing-masing penari dunia seni tari di Indonesia. Sumber data dalam
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik penelitian Tari Jepin Selendang dipaparkan
meneliti Bentuk Penyajian Tari Jepin Selendang langsung oleh informanya.
di Jalan Parit Makmur Kelurahan Siantan Hilir Lokasi penelitian di Jalan Parit Makmur
Kecamatan Pontianak Utara karena peneliti Siantan Hilir. Untuk mendapatkan hasil sumber
menemukan beberapa perubahan yang terjadi data penelitian ini, peneliti mengumpulkan
pada Tari Jepin Selendang seperti perubahan sumber data hasil wawancara, hasil dokumentasi
membawa properti dan penggunaan busana, pada berupa video Tari Jepin Selendang. Adapun
tahun 1985 penggunaan properti sudah informan yang menjadi narasumber dalam
ditempatkan pada tempat pertunjukan beserta penelitian ini adalah Bapak Suhaili, beliau
penggunaan busana yang menggunakan baju merupakan narasumber utama dalam penelitian
kurung, celana, tapeh dan teratai. Tari Jepin ini dan pemilik sanggar yang berada di Jalan Parit
Selendang mengalami perubahan pada tahun Makmur. Berdasarkan sumber data yang di
1990 yaitu pada penggunaan properti yaitu peroleh dari beliau, dapat diketahui proses
diikatkan pada pinggang dan menggunakan terciptanya Tari Jepin Selendang dan bagaimana

2
struktur penyajiannya. Bapak Abussama, beliau Adapun teknik pengujian keabsahan data yang
merupakan satu diantara seniman yang ada di digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Kalimantan Barat dan merupakan salah satu perpanjangan pengamatan triangulasi.
pemain musik Tari Jepin Selendang. Dapat Analisis data penelitian ini dilakukan secara
diketahui alat musik apa saja yang digunakan deskriptif kualitatif dan dengan menggunakan
pada saat mengiring Tari Jepin Selendang dan model interaktif. Analisis data model merupakan
bagaimana bentuk musik iringannya dan Nazila teknik analisis data yang paling sering digunakan
Putri Ananda, merupakan satu diantara penari oleh peneliti kualitatif. Menurut Miles dan
Tari Jepin Selendang di Jalan Parit Makmur. Hubberman (dalam Ibrahim, 2015:108-109),
Berdasarkan sumber data yang di peroleh dari mengemukakan bahwa analisis data kualitatif
penari, maka dapat diketahui gerak Tari Jepin dilakukan secara interaktif yang terdiri dari
Selendang. kegiatan reduksi data, display data dan klarifikasi
Data yang digunakan dalam penulisan ini data. Teknik analisis data digunakan dalam
adalah data yang berbentuk deskriptif yang rencana penelitian ini karena penulis dapan
berkaitan dengan Bentuk Penyajian Tari Jepin menyusun dan menganalisis secara sistematis
Selendang di Jalan Parit Makmur Kelurahan data yang telah diperoleh dari hasil wawancara
Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara. Data dan observasi.
tersebut di peroleh dari hasil proses observasi, Penelitian ini akan dilaksanakan ditempat
wawancara, foto dan video Tari Jepin Selendang. beradanya Tari Jepin Selendang di Jalan Parit
Data yang diperoleh berupa data mengenai Makmur Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan
penyajian tari, tata rias dan tata busana serta Pontianak Utara. Peneliti memilih lokasi tersebut
desain lantai dan iringan musik beserta dengan karena penulis merasa di daerah tersebut
elemen yang berkaitan dengan Bentuk Penyajian memiliki tari-tari tradisi yang perlu dilestarikan
Tari Jepin Selendang di Jalan Parit Makmur agar keberadaanya tidak dilupakan oleh
Kelurahan Siantan Hilir Kecamatan Pontianak masyarakat Kota Pontianak, terutama
Utara. masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.
Untuk memperoleh data yang
mengungkapkan masalah dalam suatu penelitian, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
maka perlu dipilih teknik pengumpulan data yang Hasil
sesuai dengan tujuan penelitian. Pada penelitian Peneliti mendapatkan data mengenai
ini, peneliti menggunakan tiga teknik dalam Bentuk Penyajian Tari Jepin Selendang di Jalan
pengumpulan data yaitu teknik observasi, Parit Makmur Kelurahan Siantan Hilir Keamatan
wawancara dan dokumentasi. Pontianak Utara. Tari Jepin Selendang tumbuh
Alat pengumpulan data yang digunakan dan berkembang di daerah Jalan Parit Makmur
peneliti adalah peneliti sendiri, selain itu peneliti Kelurahan Siantan Hilir Pontianak Utara Kota
juga mengumpulkan data melalui observasi, Pontianak dan dikembangkan oleh seniman yang
dokumentasi, pedoman wawancara dan buku berasal dari Jalan Parit Makmur yaitu Bapak
catatan yang merupakan instrument pendukung Suhaili. Menurut narasumber awal mula
yang berfungsi sebagai alat bantu pengumpulan diciptakan Tari Jepin Selendang ini karena
data agar data yang didapatkan menjadi lebih kurangnya tarian untuk penari wanita, maka dari
valid. itu tarian ini di khususkan untuk perempuan dan
Teknik pengecekan keabsahan data sebagai tontonan untuk masyarakat serta
diperlukan untuk mengetahui data yang telah Kesultanan Pontianak Istana Qadriyah. Tarian ini
dikumpulkan peneliti agar dapat dipastikan diciptakan sekitar pada tahun 1985 oleh
kebenarannya yang merujuk pada kesahihan Alm.Syarif Ahmad Yan Al-Qadri. Menurut
(validitas) dan keandalan (kreadibilitas) data narasumber utama yaitu Bapak Suhaili, ia
yang diperoleh. Uji kreadibilitas adalah data atau diajarkan oleh Alm. Syarif Ahmad Yan Al-Qadri
kepercayaan terhadap data hasil penelitian pada tahun 1990-an sebagai tontonan untuk
kualitatif antara lain dilakukan dengan menghibur masyarakat setempat. Tari Jepin
perpanjangan pengamatan, peningkatan Selendang ini ditarikan juga pada saat acara
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi seperti hajatan, hataman Qur’an, halal bihalal dan
dengan teman sejawat, analisis kasus negative acara pernikahan keluarga dan acara-acara
dan membercheck (Sugiyono, 2010:201). lainnya, dikarenakan tarian ini juga merupakan

3
tari yang bersifat tontonan untuk menghibur menghadap ke kanan atau kekiri hingga saling
masyarakat setempat. berhadapan sambil melakukan jepin empat-
Berdasarkan bentuk penyajian Tari Jepin empat hingga duduk untuk melemparkan
Selendang merupakan tari kelompok yang selendang kepada penari yang menggunakan
ditarikan oleh 8 orang penari perempuan. selendang dengan warna yang sama. Selanjutnya
Menurut narasumber yaitu Bapak Suhaili, Tari penari berdiri dan mengangkat kedua selendang
Jepin Selendang tedapat perubahan pada cara untuk melakukan gerak selanjutnya.
membawakan properti. Pada awal terciptanya
tarian ini, cara membawa properti sudah berada
di tempat pertunjukan. Tetapi, seiring
berjalannya waktu cara membawa properti dapat
diikat pada pinggang penari untuk
mempermudah penari dan menambah kesan
estetis pada Tari Jepin Selendang, perubahan
juga terjadi pada penggunaan busana yang
digunakan. Pada awal terciptanya Tari Jepin
Selendang menggunakan busana seperti baju
kurung, celana, tapeh dan teratai. Tetapi, Gambar 1. Gerak pembuka
pernyataan dari narasumber yaitu pada saat ini
busana yang digunakan adalah baju kurung Pada Tari Jepin Selendang terdiri dari ragam
beserta kain dan ditambahkan dengan teratai. gerak pasang anyam, gerak raddat dan gerak
Alasan perubahan tersebut dikarenakan lebih buka anyam. Gerakan tersebut merupakan gerak
menambah karakteristik perempuan dalam Tari tengah (inti) yang mempunyai permainan yaitu
Jepin Selendang. Pada saat ini Tari Jepin membuat pola ikat sehingga menjadi sebuah
Selendang dikembangkan oleh Bapak Suhaili. cepol atau sanggul.
Bapak Suhaili merupakan pengembang Tari Selanjutnya penari membuat desain lantai
Jepin Selendang, sehingga tarian tersebut dapat lingkaran yaitu dimulai dari penari yang
diperlihara dan dilestarikan oleh masyarakat menggunakan selendang berwarna kuning masuk
setempat. terlebih dahulu sehingga selendang berada di
posisi paling bawah, dilanjutkan dengan yang
Pembahasan menggunakan selendang berwarna pink masuk
Gerak Tari melewati bagian dalam lingkaran penari dengan
Gerak didalam Bentuk Penyajian Tari Jepin menggunakan selendang biru dan penari
Selendang di Jalan Parit Makmur Kelurahan melewati bagian luar lingkaran penari dengan
Siantan Hilir Kecamatan Pontianak Utara Kota selendang berwarna biru sehingga penari yang
Pontianak termasuk gerak murni karena tidak berselendang berwarna merah berada pada posisi
mempunyai makna dalam setiap gerak. Dalam paling atas, selendang berwarna biru menjadi
bentuk penyajiannya Tari Jepin Selendang dibagi posisi nomor dua dan penari yang menggunakan
dalam gerak awal (pembuka), tengah (isi atau selendang berwarna pink menjadi posisi nomor
inti) dan gerak akhir (penutup). Begitu pula tiga dan selendang yang berwarna kuning
desain atas yang di gunakan pada Tari Jepin menjadi urutan paling bawah.
Selendang yaitu desain murni, desain rendah,
desain dalam.
Pada Tari Jepin Selendang ini terdiri dari
ragam gerak pembuka. Gerakannya
menggunakan langkah Jepin empat-empat yang
dilakukan dari luar tempat pertunjukan menuju
ke dalam tempat pertunjukan. Pada saat penari
memasuki tempat pertunjukan, penari membuat
posisi sejajar atau horizontal menuju ketengah
belakang panggung dan berbelok untuk menuju Gambar 2. Ragam Inti (Gerak Pasang
ke posisi tengah secara vertikal dan membagi 8
Anyam)
penari menjadi 2 baris. Setekah itu, Penari

4
Setelah melakukan anyaman penari duduk
dan meletakkan selendang dilanjutkan dengan
melakukan gerak raddat. Posisi desain lantai
berbentuk lingkaran. Gerak raddat adalah
gerakan yang dilakukan pada saat seledai
melakukan pola anyaman atau selesai menguncir,
gerakan nya adalah menepuk ke bawah secara
selang seling dan melakukan ukel atau memutar
kedua telapak tangan ke atas dan gerakan
selanjutnya adalah memutar kedua telapak Gambar 5. Gerak Penutup
tangan ke kanan dan ke kiri.
Desain lantai pada Tari Jepin Selendang
tidak mengalami perkembangan atau masih tetap
sama seperti yang dibawakan seperti dulu,
dimana desain yang digunakan adalah desain
lurus dan desain lengkung. Desain lantai atau
pola lantai yang digunakan adalah desain lantai
vertikal yang dilakukan pada saat penari
memasuki tempat pertunjukan dan desain
lengkung yaitu penari membuat suatu lingkaran
untuk memulai gerak inti atau ragam gerak
Gambar 3. Ragam Inti (Gerak Raddat) pasang anyam, gerak raddat dan gerak buka
anyam.
Pada gerak buka anyam, seluruh penari
kembali ke posisi berdiri dengan dan membuka Komposisi Kelompok
anyaman tersebut dimulai dari selendang yang Komposisi kelompok pada Tari jepin
berada di posisi paling bawah dan setelah Selendang yang menggunakan komposisi
terlepas, seluruh penari kembali ke posisi awal. kelompok alternate atau selang-seling dilakukan
pada gerak raddat. Penggunaan komposisi
kelompok alternate pada Tari Jepin Selendang
dikarenakan pada gerak raddat terdapat gerakan
tepuk tangan dari atas atau dari bawah secara
selang-seling.
Komposisi kelompok canon atau bergantian
dilakukan pada saat gerak anyam masuk dan
buka anyam dimana pada gerakan ini dilakukan
bergantian saat memulai menganyam dan
melepaskan anyaman. Penggunakan komposisi
Gambar 4. Ragam Inti (Gerak Buka Anyam) kelompok canon dikarenakan pada saat memulai
dan melepaskan anyaman penari melakukan
Gerakan penutup adalah gerakan jepin gerakan tersebut secara bergantian dimulai dari
empat-empat, dimana semua penari kembali penari yang menggunakan selendang yang
kebelakang panggung dengan posisi atau pola berwarna merah dan dilanjutkan dengan penari
lantai vertikal dan melewati bagian tengah posisi yang menggunakan selendang berwarna biru,
sejajar yang dimulaikan dengan penari yang pink dan terakhir selendang yang berwarna
menggunakan selendang yang berwarna kuning kuning.
disusul dengan penari yang menggunakan Penggunakan komposisi kelompok unison
selendang berwarna pink, biru dan merah. dikarenakan penari melakukan gerak secara
serempak sehingga tidak ada perbedaan antara
penari satu dengan penari lainnya pada gerak
pembuka, gerak penutup dan gerak raddat pada
saat penari melakukan gerak memutar telapat
tangan atau mengukel.

5
Musik Iringan
Musik merupakan unsur yang penting
dalam sebuah tarian. Musik dapat dibagi menjadi
dua bagian yaitu masuik internal dan musik
eksternal. Pada Tari Jepin Selendang terdapat
dua jenis musik dalam penyajiannya, yaitu musik
internal yang terdapat pada saat penari
melakukan gerak raddat penari melakukan tepuk
Gambar 8. Biola
tangan secara bergantian selama beberapa
hitungan dan musik eksternal terdapat pada
Biola adalah alat musik yang dimainkan
pemusik yang memainkan alat musik Tari Jepin
dengan cara digesek. Alat musik ini juga
Selendang. Berikut alat musik yang digunakan:
digunakan dalam mengiringi Tari Jepin
Selendang dengan cirikhas senandung melayu
dari bunyi yang dihasilkan.

Gambar 6. Gambus

Gambus merupakan alat musik petik yang Gambar 9. Akordeon


memiliki senar paling sedikit 3 dan paling banyak
memiliki 12 senar. Gambus berasal dari Timur Akordeon adalah alat musik sejenis organ
tengah. Menurut Bapak Suhaili, alat musik atau piano. Akordeon dimainkan dengan cara
gambus merupakan alat musik yang digunakan digantungkan dibadan.
untuk mengiringi Tari Jepin Selendang.

Gambar 10. Rebana


Gambar 7. Beruas
Beruas berkembang dalam kesenian melayu Rebana adalah gendang berbentuk bundar
sebagai pengiring langkah tari Jepin. Alat musik yang merupakan khas suku melayu. Rebana
beruas memiliki tiga timbre bunyi yaitu dung, adalah alat musik yang mengiringi Tari Jepin
tang dan pak. Pembuatan alat musik beruas ini Selendang untuk menambah kesan melayu
juga tergantung dari segi kreativitas pengrajin didalam tarian tersebut. Tempo musik yang
dari juga ketersediaan bahan yang terdapat dimainkan pada penyajian Tari Jepin Selendang
didaerah masing-masing (Ilham, Gusti adalah tempo sedang, iringan vokal pada
Muhammad 2019). Bapak Suhaili merupakan penyajian Tari Jepin Selendang.
pengrajin alat musik seperti beruas, rebana dan
alat musik pukul lainnya, menurut narasumber
beruas merupakan alat musik pengiring Tari
Jepin Selendang.

6
Pada gerak Tari Jepin Selendang tidak
memiliki dinamika yang bervariasi seperti tari
kreasi. Tari Jepin Selendang terdapat perubahan
level dan perubahan tempo, tempo yang
digunakan adalah tempo sedang dan lambat
hingga ke tempo sedang kembali dalam
penggunaan tariannya. Begitu pula pada gerak
yang ditarikan terdapat perubahan yaitu pada saat
Gambar 11. Tawak gerak raddat, karena pada ragam tersebut
perubahan dinamika terjadi dari sisi gerak yang
Tawak merupakan alat musik sejenis menjadi sedikit lebih lembut. Tarian ini
Kempul, alat musik ini digunakan untuk menunjukan kegembiraan dalam permainan
mengiringi tarian tradisional masyarakat. Alat menganyam selendang sehingga menjadi sebuah
musik ini digunakan sebagai pengatur tempo anyaman yang disebut “cepol” atau “sanggul,
pada tarian. Pada Tari Jepin Selendang Tari Jepin Selendang memiliki dinamika sedang
menggunakan tawak sebagai alat musik dan lambat. Dinamika sedang berada pada saat
pengiring. Tari Jepin Selendang, terdapat syair- penari Tari Jepin Selendang menarikan pada
syair yang mengiringi penari yang berbunyi ragam gerak pembuka, gerak membuat anyaman,
gerak raddat, gerak membuka anyaman dan
“Tari selendang yang kami tampilkan” 2x gerak penutup. Dinamika lambat terjadi pada saat
“Delapan orang putri yang tampil kedepan” 2x penari Tari Jepin Selendang melemparkan dan
“Selendang dianyam saling berikatan” 2x mengembalikan selendang.
“Kekanan dan kekiri untuk dimainkan” 2x
“Tari delapan putri menari berkawanan” 2x Tema
“Akhirnya jadi akhir jadi anyaman” 2x Tari Jepin Selendang merupakan tarian
“ Izinkanlah kami membuka anyaman” 2x yang bersifat tontonan untuk masyarakat dan
“Saling berputar berpasang-pasangan” 2x tarian ini termasuk tarian yang hanya ditarikan
“Sambil di ayun membentuk satu lingkaran” 2x oleh wanita serta tarian yang mempunyai tema
“Satu persatu saling berputar” 2x non-literer atau tarian yang tidak memiliki alur
“Saudara saudara ini hanya satu permainan” 2x cerita.
“Jikalau ada kesalah mohon kami dimaafkan”
2x Tata Rias dan Busana
Tata rias dan busana termasuk dalam satu
Desain Dramatik diantara penunjang pertunjukan tari. Pada Tari
Desain dramatik terbagi menjadi dua bentuk Jepin Selendang menggunakan tata rias realis,
desain, yaitu desain kerucut tunggal dan kerucut berfungsi untuk mempertegas atau mempertebal
berganda. Dalam hal ini pada Tari Jepin garis-garis wajah, dimana penari tetap
Selendang memiliki desain kerucut berganda, hal menunjukan wajah aslinya namun mempertegas
tersebut dapat terlihat dari pada sajian Tari Jepin atau mempertajam bentuk wajah. Garis, bentuk
Selendang, awal permulaan gerak pertama atau dan penggunaan rias hampir sama dengan yang
gerak pembuka mengeluarkan tempo sedang dan kita lihat sehari-hari.
pada saat gerakan untuk melemparkan selendang Tata rias yang digunkan pada penari Tari
tempo yang dikeluarkan menjadi sedikit Jepin Selendang menggunakan foundation,
menurun. Pada gerak pasang anyam, penggunaan bedak tabur, bedak padat, eye shadow, shading,
tempo menjadi sedang kembali hingga gerak pensil alis, lipstick, perona pipi (blush on),
buka anyam. Penurunan tempo terjadi kembali mascara/bulu mata dan eye liner, alat rias
pada saat selendang dikembalikan kembali tersebut dapat mempertegas garis-garis wajah
kepada penari yang sebelumnya, selanjutnya penari sehingga membuat tata rias menjadi
tempo kembali kepada tempo sedang terjadi pada terlihat realis.
saat gerak penutup, maka desain dramatik yang
digunakan pada Tari Jepin Selendang adalah
desai dramatik berbentuk kerucut berganda.

Dinamika
7
Gambar 13. Baju Kurung, Kostum Tari
Jepin Selendang

Kain yang digunakan pada Tari Jepin


Selendang yaitu kain yang bercorak melayu,
tetapi yang sering digunakan adalah kain corak
insang yang di lipat menjadi rok yang digunkan
penari, warna yang digunakan juga tidak
memiliki warna khusus dan dapat menggunakan
warna yang berbeda atau warna yang sama.
Gambar 12. Tata Rias

Kostum atau busana yang digunakan pada


penari Tari Jepin Selendang pada awal
terciptanya adalah menggunakan baju kurung,
celana, tapeh dan teratai. Tetapi terjadi
perubahan pada tahun 1990 dan digunakan pada
saat ini yaitu baju kurung dengan kain corak yang
bercorak melayu seperti kain corak insang
beserta aksesoris sanggul lipat pandan, kembang
goyang dan teratai. Perubahan busana yang
digunakan pada Tari Jepin Selendang Gambar 14. Kain Corak Insang, Kostum
dikarenakan agar lebih mudah dan menunjukan Tari Jepin Selendang
sisi perempuan dan menjadi pembeda dengan
tarian lainnya yang ditarikan oleh laki-laki. Teratai yang digunakan pada Tari Jepin
Masyarakat dilingkungan Jalan Parit Makmur Selendang dapat menggunakan teratai seperti
biasa menggunakan kain corak insang biasa juga pada gambar 4.22, untuk penggunaan warna juga
menggunakan kain ini. menyesuaikan dengan warna baju atau sesuai
dengan keinginan.

Gambar 12. Busana Gambar 15. Teratai

Pada Tari Jepin Selendang penggunaan baju Menurut narasumber yaitu Bapak Suhaili
kurung juga tidak memiliki warna tertentu, warna dan Nazilla aksesoris yang digunakan untuk
dapat disesuaikan dengan keinginan penari atau mempercantik penari adalah menggunakan
kostum yang telah ada. Baju kurung dapat sanggul lipat pandan ditambah dengan kembang
menggunakan warna yang berbeda-beda atau goyang berbentuk daun atau bambu. Sanggul
warna yang sama. lipat Tari Jepin Selendang pandan dapat dilihat
pada gambar 4.23.

8
Gambar 16. Sanggul Tari Jepin Selendang
Pada penggunaan properti terjadi
Kembang goyang yang digunakan Tari perubahan, pada awal terciptanya Tari Jepin
Jepin Selendang dapat berupa bunga, daun atau Selendang ini adalah ditempatkan di tempat
bambu. Tetapi, kembang goyang yang biasa pertunjukan dengan posisi dibentangkan secara
digunakan adalah kembang goyang yang horizontal. Tetapi, pada saat ini penggunaan
berbentuk bambu. properti diikat pada pinggang penari dari awal
tarian dan dibuka pada saat posisi duduk
berhadapan lalu dibentangkan secara bersamaan.
Perubahan tersebut terjadi pada tahun 1990
dikarenakan agar menambah nilai estetis dan
agar memudahkan dalam penampilan Tari Jepin
Selendang .
Properti selendang digunakan untuk
membuat pola anyam yang disebut dengan
“cepol” atau seperti “sanggul” yang digunakan
Gambar 17. Kembang Goyang oleh wanita. Pada awal mula Tari Jepin
Selendang tercipta, cara membawa properti
Dalam penggunaan anting pada Tari Jepin adalah diletakkan pada tempat pertunjukan,
Selendang dapat menyesuaikan dengan sehingga penari tidak membawa selendang dari
keinginan seperti dapat menggunakan anting luar tempat pertunjukan. Perubahan tersebut
pada gambar 4.25 atau anting yang bernuansa terjadi dikarenakan agar dapat memberikan nilai
melayu lainnya. estetis pada Tari Jepin Selendang namun tidak
merubah fungsi dan tarian. Dalam pembuatan
“cepol” salah satu selendang tidak boleh kendor
karena akan membuat pola ikat tidak stabil, maka
sebab itu terdapat ketentuan bagaimana posisi
hasil dari ikatan atau anyaman dengan
menggunakan properti selendang ini, yaitu posisi
cepol atau hasil anyaman tersebut harus tegak
dan tidak boleh miring.

Gambar 18. Anting

Properti
Properti yang digunakan dalam Tari Jepin
Selendang ini adalah selendang yang berwarna-
warni dengan panjang 2m dan mempunyai lebar
sekitar 50-70cm. Kain selendang ini berwarna-
warni karena memiliki arti bahwa walaupun
berbeda tapi tetap dapat menyatu. Penggunaan
properti selendang ini diikat pada pinggang
masing-masing penari dengan satu warna Gambar 20. Hasil Ikatan
digunakan oleh 2 orang penari yang menjadi
pasangan dalam tarian ini. Tidak ada syarat Tempat Pertunjukan
tertentu dalam menggunakan warna pada Tari Tempat pertunjukan yang digunakan pada
Jepin Selendang. penyajian Tari Jepin Selendang adalah tempat
yang tidak mempunyai syarat khusus serta tidak
mempunyai sudut depan sehinga dapat dilihat
dari sudut manapun., Tarian ini ditarikan pada
saat adanya acara keluarga seperti hajatan,
Hataman Qur’an. masak-masak, halal bihalal dan
acara pernikahan. Tetapi, tarian ini pada awal
Gambar 19. Properti terciptanya ditarikan juga untuk menghibur
9
masyarakat berserta kesultanan Pontianak Begitu juga Tari Jepin Selendang juga dapat
Keraton Kadriyah. ditarikan dalam bentuk panggung tapal kuda
Pada tahun 1985 yaitu pada saat Tari Jepin yaitu panggung yang dapat dilihat dari tiga arah
Selendang tercipta, panggung yang digunakan (depan, kanan dan kiri) dikarenakan Tari Jepin
adalah panggung yang tidak menggunakan Selendang dapat dilihat dari berbagai arah.
peninggian sehingga posisi penari sejajar dengan
penonton dan dapat dilihat dari berbagai arah BELAKANG
yang bisa disebut dengan panggung arena begitu
pula pada tahun 2017 Tari Jepin Selendang
ditarikan di tempat pertunjukan tanpa peninggian
dan tidak memiliki sudut depan sehingga
penonton dapat melihat dari berbagai arah, DEPAN
tempat pertunjukan pada tahun 2017 tersebut Gambar 23. Panggung Tapal Kuda
terjadi pada saat adanya acara pernikahan warga
setempat.
Berdasarkan dari uraian tersebut Tari Jepin SIMPULAN DAN SARAN
Selendang yang ditarikan pada tahun 1985 Simpulan
hingga 2017 dalam bentuk panggung yang Berdasarkan dari hasil penelitian yang
berbentuk panggung arena tetapi tidak memiliki dilakukan peneliti, maka diperoleh kesimpulan
peninggian sehingga penari dan penonton sejajar. tentang bentuk penyajian Tari Jepin Selendang di
Jalan Parit Makmur Kelurahan Siantan Hilir
BELAKANG Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak.
Adapun bentuk penyajian Tari Jepin Selendang
yang meliputi gerak tari, desain atas, desain
lantai, musik pengiring, dinamika, desain
dramatik, tema, komposisi kelompok, tema, tata
rias dan busana dan tempat pertunjukan.
Bentuk penyajian Tari Jepin Selendang
DEPAN dianalisis dan dideskripsikan berdasarkan data
Gambar 21. Panggung Arena hasil penelitian dengan narasumber. Tarian
diciptakan oleh seorang seniman yang berasal
Tetapi jika dilihat dari penyajiannya Tari Keraton Kadriyah yang bernama Alm.Syarif
Jepin Selendang juga dapat di sajikan pada Ahmad Yan Al-Qadri. Beliau menciptakan tarian
panggung procenium dikarenakan pada ragam ini dikarenakan kurangnya tarian yang ditarikan
pembuka penari melakukan gerakan dari luar oleh wanita yang diciptakan pada tahun 1985.
panggung hingga masuk kedepan panggung Tari Jepin Selendang masih berkembang hingga
dengan posisi sejajar menuju kedepan sehingga saat ini di Jalan Parit Makmur Kelurahan Siantan
dapat menggunakan panggung proscenium. Hilir Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak
oleh Bapak Suhaili. Tarian ini disajikan dalam
bentuk kelompok dimana terdiri dari delapan
orang penari wanita yang masih muda, remaja
ataupun dewasa. Tari Jepin Selendang memiliki
ragam pembuka, isi dan penutup. Ragam
BELAKANG pembuka adalah gerakan jepin empat-empat,
ragam gerak isi adalah gerak buka anyam, gerak
pemusik raddat dan buka anyam, ragam penutup adalah
gerakan jepin empat-empat. Tari Jepin Selendang
juga menggunakan alat musik biola, beruas,
Penari akordion, tawak, rebana dan gambus serta
terdapat syair-syair yang mengiringi tarian
DEPAN tersebut. Rias yang digunakan pada Tari Jepin
Gambar 22. Panggung Proscenium Selendang menggunakan tata rias realis dan
busana yang digunakan yaitu baju kurung, kain
1
0
corak insang dan teratai serta aksesoris yang Adapun saran lain yang peneliti sampaikan
digunakan adalah sanggul, kembang goyang dan melalui penelitian adalah Peneliti menyarakan
anting. Adapun properti yang digunakan adalah agar penelitian ini dapat di jadikan referensi
selendang yang digunakan untuk membuat pola peneliti lain yang juga tertarik dengan Tari Jepin
ikat atau anyaman di sebut sebagai “cepol” atau Selendang, serta dapat memperoleh manfaat dari
“sanggul”. Tema Tari Jepin Selendang adalah membaca penelitian ini dikarenakan menurut
non-literer dikarenakan pada tarian ini tidak peneliti terdapat beberapa masalah yang terdapat
memiliki alur cerita dan tarian ini memiliki pola dari berbagai elemen-elemen Tari Jepin
lantai vertikal dan pola lantai lingkaran yang Selendang dan diharapkan dapat memperkaya
hingga saat ini tidak terjadi perubahan. Tari Jepin pengetahuan pembaca mengenai tari tradisional
Selendang ditampilkan pada acara pesta seperti yang berada di daerah sekitar dan dapat
hajatan, hataman Qur’an, masak-masak, halal melestarikan atau mengembangkan tari tradisi.
bihalal dan acara pernikahan, tarian ini
ditampilkan dihalaman rumah atau panggung DAFTAR RUJUKAN
tanpa peninggian, panggung proscenium, Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif.
panggung arena dan panggung tapal kuda. Bandung: Alfabeta.
Ilham, Gusti Muhammad, 2019. Musik
Saran Organologi Beruas di Siantan Hilir.
Berdasarkan hasil dari kesimpulan yang Pontianak. Universitas Tanjungpura.
dipaparkan diatas, maka peneliti berkeinginan Murgiyanto, Sal. 1992. Koreografi. Jakarta:
untuk memberikan saran kepada pembaca untuk Pusat Perbukuan Departemen
tetap menghargai keberadaan tari yang ada di Pendidikan Dan Kebudayaan.
daerah setempat maupun daerah lain. Peneliti Sanjaya, Wina. 2003. Penelitian Pendidikan,
juga mengharapkan agar pembaca mengetahui Jenis, Metode Dan Prosedur. Jakarta:
dan memperlajari bagaimana bentuk penyajian Kencana Prenada Media Group.
karya tersebut, agar nantinya karya-karya Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan,
seniman dapat dijaga dan dilestarikan bersama Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
serta terdapat catatan penting dan dokumentasi R&D. Bandung: Cv. Alfabeta.
yang berkaitan dengan karya seni tersebut guna Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan.
untuk menjaga kesenian dan kebudayaan yang Bandung: Cv. Alfabeta.
ada di daerah setempat mapun daerah lain.

1
1

Anda mungkin juga menyukai