Anda di halaman 1dari 10

ESTETIKA GERAK TARI DADI RONGGENG BANYUMASAN

Mutiara Putri Titisantoso, Indriyanto, Usrek Tani Utina


FBS, Universitas Negeri Semarang
Email: Mutiaraputri125509@gmail.com

Abstrak

Tari Dadi Ronggeng merupakan sebuah karya tari yang berpijak pada unsur gerak banyumasan.
Keindahan Tari Dadi Ronggeng dapat dilihat melalui geraknya. Keindahan gerak tersebut dapat
dilihat melalui aspek dasarnya yaitu ruang, waktu, dan tenaga. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui estetika gerak tari yang terdapat pada Karya Tari Dadi Ronggeng Banyumasan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan deskritif kualitatif, pendekatan etik dan emik dan pendekatan estetis koreografis,
dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah Teori Adshead, dkk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, gerak sebagai media pokok Tari Dadi Ronggeng dapat mencerminkan nilai keindahan.
Keindahan gerak terbentuk melalui jalinan pola penggunaan ruang, waktu, dan tenaga yang
menghasilkan keindahan yang khas. Penggunaan volume gerak yang cenderung lebar dengan
tempo yang bervariasi namun tetap menggunakan intensitas tenaga yang besar memberikan kesan
energik, seksi, dan ceria.

Kata Kunci: dadi ronggeng, estetika, gerak tari.

AESTHETIC MOVEMENT OF DADI RONGGENG BANYUMASAN DANCE

Abstract

Dadi Ronggeng is a dance with the basic of Banyumasan. The beauty of a Dadi Ronggeng
dance can be seen through its movement. The beauty of the movement can be seen through its
basic aspects, namely space, time, and energy. The purpose of this study is to determine the
aesthetics of dance movements found in the Dadi Ronggeng dance. The research method is a
qualitative research with a qualititative descriptive approach, ethical and emic approaches, and
an aesthetic choreograpic approach. The data collection techniques were interviews, observation,
and documentation. The Adshead Theory et al was applied as data analysis technique. Based on
the results of research that the beauty of the movement in the Dadi Ronggeng Dance is formed by
relating the use space, time, and energy in the dance. The combination of twisting movements, the
use of movement volumes that tend to be wide with varying tempo but still using a large intensity
of energy gives an energetic, sexy and cheerful.

Keywords: dadi ronggeng, aesthetic and dance movement.

PENDAHULUAN yang dapat diiringi dengan bunyi-bunyian


Gerak dan tari merupakan satu kesatuan, dan memiliki keindahan (Utina 2009: 4).
karena dengan adanya gerak maka munculah Gerak dalam tari adalah gerak yang sudah
sesuatu yang disebut dengan tari. Tari adalah ditata sedemikian rupa yang telah di sesuaikan
ungkapan jiwa manusia lewat gerak badan dengan tema, konsep dan isi tarian, sehingga

62
Estetika Gerak Tari Dadi ... (Mutiara Putri Titisantoso, Indriyanto, Usrek Tani Utina) 63

menjadi indah. Salah satu tarian yang memiliki karya dari Sanggar Seni Sekar Shanty yang
nilai keindahan adalah Tari Dadi Ronggeng. diciptakan pada tahun 2003, yang disajikan
Menurut Jazuli (1994: 114) pada tari, kita dalam acara Borobudur International Festival.
dapat memproyeksikan keindahan melalui Tari Dadi Ronggeng kemudian mendapat
gerakan-gerakan yang bersamaan dengan penghargaan sebagai Penyaji Terbaik II Festival
rasa kepuasan dalam diri kita (pengalaman Tari Rakyat Tingkat Jateng.
estetis), dalam keadaan seperti itu kita dapat Pada awal penciptaanya Tari Dadi Ronggeng
berkata bahwa “gerakan tari itu sangat indah”. (versi pertama) ditarikan oleh penari putra dan
Berdasarkan perkataan tersebut maka tari lewat penari putri dengan satu sosok perempuan
gerakan-gerakannya telah bertemu dengan yang berperan menjadi dukun yang bertugas
kebutuhan (tuntutan) estetis kita. menobatkan penari tersebut untuk menjadi
Djelantik (1999: 9) menjelaskan bahwa seorang ronggeng, tugas penari putra sebagai
ilmu estetika adalah suatu ilmu yang lelaki yang menggoda penari putri ketika dia
mempelajari segala sesuatu yang berakitan sudah dinobatkan sebagai ronggeng. Pada Tari
dengan keindahan, mempelajari semua aspek Dadi Ronggeng (versi pertama) di dalamnya
dari apa yang kita sebut keindahan. Djelantik juga terdapat dialog antara penari putri dan
(1999: 4) juga menjelaskan bahwa pada penari putra sebelum mereka akhirnya menari
umumnya apa yang kita sebut indah di dalam bersama, walaupun dengan alur cerita yang
jiwa kita dapat menimbulkan rasa senang, sama yaitu mengisahkan penobatan seorang
rasa puas, rasa aman, nyaman, dan bahagia ronggeng, akan tetapi gerak yang tersaji
dan bila perasaan itu sangat kuat, kita merasa berbeda, durasi yang terdapat pada Tari Dadi
terpaku, terharu, terpesona serta menimbulkan Ronggeng (versi pertama) juga lebih lama.
keinginan untuk mengalami kembali perasaan Tari Dadi Ronggeng yang menarik perhatian
itu, walaupun sudah dinikmati berkali-kali. peneliti adalah Tari Dadi Ronggeng garapan
Astini dan Utina (2007: 175) menjelaskan baru (versi kedua) yang tentunya bermula
bahwa estetika dalam seni adalah sesuatu dari Tari Dadi Ronggeng yang pertama kali
yang hanya bisa dinikmati dengan rasa. Rasa tercipta dan tentunya juga Tari Dadi Ronggeng
keindahan pada tari dapat terwujud melalui (versi kedua) memiliki durasi pementasan
keutuhan penggarapan yang dapat menimbulkan yang lebih singkat, sehingga karya tari versi
rasa ketertarikan pada semua penikmatnya. kedua lebih sering dipentaskan, bahkan pada
Gerak adalah media pokok tari. Keindahan awalnya karya tari versi kedua ini dipersingkat
sebuah tari dapat dilihat melalui geraknya. durasinya guna keperluan dokumentasi dari
Keindahan gerak tersebut dapat dilihat Stasiun TV Indosiar yang mendokumentasikan
melalui aspek dasarnya yaitu ruang, waktu, kesenian yang hampir punah yang kemudian
dan tenaga. Gerak sebagai media pokok Tari dipadatkan menjadi sebuah karya tari. Karya
Dadi Ronggeng, dapat mencerminkan nilai Tari Dadi Ronggeng (versi kedua) lebih
keindahan pada tarian tersebut. Keindahan menarik untuk dikaji, karena menggunakan
gerak dari Tari Dadi Ronggeng terbentuk dari properti cowongan. Penggunaan properti
jalinan pola penggunaan ruang, waktu, dan cowongan mampu menambah keindahan gerak
tenaga. Pola penggunaan ruang, waktu, dan yang terdapat pada Tari Dadi Ronggeng.
tenaga menghasilkan keindahan yang khas Tari Dadi Ronggeng merupakan karya tari
pada Tari Dadi Ronggeng dan keindahan yang yang menggambarkan seseorang yang belum
khas pula terwujud melalui perpaduan gerak jadi apa-apa menjadi apa-apa, dari seseorang
dengan properti cowongan yang digunakan. biasa (sebelum jadi ronggeng) sampai
Tari Dadi Ronggeng merupakan tari kreasi menjadi sosok seorang ronggeng. Ritual awal
baru yang masih berpijak pada aturan-aturan digambarkan dengan menggunakan properti
baku baik pola-pola gerak maupun musik cowongan (media masuknya bidadari),
iringannya. Tari Dadi Ronggeng merupakan ronggeng di gambarkan laksanan bidadari,
64 , Vol. 18, No. 1, April 2020: 62 - 71

sebab ronggeng nantinya akan menjadi bintang yaitu bagaimana estetika gerak tari yang
panggung, semua orang akan mendambakan adapadaTariDadi Ronggeng?.
sosok seorang ronggeng, akan menanti-nanti,
dan menunggu kedatangan seorang ronggeng. METODE
Sosok ronggeng akan menjadi dambaan dan Metode penelitian yang digunakan
pujaan bagi masyarakat, hal tersebut terjadi adalah metode penelitian kualitatif, dengan
karena indang ronggeng yang masuk kedalam menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif,
tubuh penari. pendekatan etik dan emik, dan pendekatan
Rias dan kostum penari pada Tari Dadi deskriptif kualitatif. Pendekatan deskriptif
Ronggeng menggambarkan cowongan yang kualitatif digunakan dalam penelitian untuk
merupakan simbol bidadari.Rias penari dan mengkaji mengenai keindahan koreografi gerak
kostum yang digunakan akan menyerupai rias Tari Dadi Ronggeng yang berkaitan dengan
dan kostum yang ada pada cowongan. Gerak ruang, waktu, dan tenaga.
tarian dari Tari Dadi Ronggeng menggambarkan Lokasi penelitian berada di Sanggar Seni
sosok ronggeng. Konsep bidadari adalah Sekar Shanty. Sanggar Seni Sekar Shanty
perwujudan dari konsep indang yang masuk ke merupakan sebuah sanggar seni yang berlokasi
dalam diri penari ronggeng. di Jalan Krajan nomor 1, RT 02 RW 01, Desa
Proses penilaian keindahan terjadi karena Karangjati, Kecamatan Susukan, Kabupaten
adanya perbedaan penilaian sudut pandang dari Banjarnegara. Sanggar Seni Sekar Shanty
penikmat karya seni, hal tersebut menjadikan didirikan oleh Bapak Yusmanto dan Ibu Susanty
adanya perbedaaan penentuan letak keindahan pada tahun 2004.
apakah ada di objek, di subjek atau bahkan Teknik pengumpulan data menggunakan
terletak pada subjek-objek. observasi partisipan, wawancara dan
Keindahan subjektif menyatakan dokumentasi, pada penelitian yang telah
bahwa ciri-ciri keindahan pada suatu objek dilakukan mengenai Estetika Gerak Tari Dadi
sesungguhnya tidak ada, keindahan hanyalah Ronggeng Banyumasan.
tanggapan perasaan dalam diri subjek yang Uji keabsahan data dalam penelitian
mengamati objek tersebut, keindahan semata- Estetika Gerak Tari Dadi Ronggeng
mata tergantung pada pencerapan pengamat, Banyumasan menggunakan teknik triangulasi.
dengan demikian bersifat relatif. Singkat kata, Peneliti dalam melakukan uji keabsahan data
keindahan terdapat pada pemahaman spektator dengan menggunakan metode triangulasi.
(Junaedi 2017: 197). Triangulasi yaitu menggunakan berbagai teknik
Keindahan objektif melihat keindahan pengumpulan data secara gabungan/simultan
sebagai sifat yang melekat pada objek, terlepas (Sugiyono 2015:15).
dari pengamatan, spektator hanya menemukan Teknik analisis data yang digunakan
atau menyingkap sifat indah yang sudah menggunakan Teori Adshead Indriyanto (2011)
ada pada suatu benda dan sama sekali tidak dalam Jurnal Harmonia yang berjudul Pengaruh
mampu mempengaruhi atau mengubahnya. Tari Jawa pada Tari Baladewa Banyumasan
Dengan kata lain, menurut keindahan objektif, menggunakan analisis tari model Adshead
keindahan terletak pada objek estetis (Junaedi (1988) yang menggunakan langkah-langkah
2017: 197). analisis data tari dengan mendeskripsikan,
Keindahan subjektif-objektif melihat menginterpretasikan dan mengevaluasi.
keindahan muncul karena subjek mengalami
pengalaman keindahan yang dibangkitkan oleh HASIL DAN PEMBAHASAN
properti keindahan pada objek (Junaedi 2017: Estetika Gerak Tari Dadi Ronggeng
198). Banyumasan
Dari latar belakang tersebut maka Estetika gerak Tari Dadi Ronggeng
peneliti merumuskan satu rumusan masalah muncul karena menggunakan semua elemen-
Estetika Gerak Tari Dadi ... (Mutiara Putri Titisantoso, Indriyanto, Usrek Tani Utina) 65

elemen tubuh yaitu kepala, badan, tangan, melakukan gerakan intrance yang menambah
dan kaki. Keserasian dan keterpaduan gerak- kesan sakral pada bagian awal.
gerak yang seirama menghasilkan estetika Tak kalah menarik adalah ketika masuk
gerak yang indah yang dipadukan dengan pada bagian inti, penari mulai menari dengan
iringan, properti rias dan busana yang semakin begitu lincah dan energik, menguasai setiap
menambah suasana yang tercipta. Kesemuanya area panggung. Laksana tari pergaulan pada
menghasilkan kesan gerak yang lembut, namun umumnya. Tarian banyumasan yang dikenal
tetap bertenaga dan memiliki daya tarik dan dengan gerakan yang patah-patah, sesekali
pesona yang tinggi pada penarinya, sehingga ditonjolkan oleh penari. Namun tak dapat
terlihat seksi dan ceria. dipungkiri, gerakan yang lembut dengan
gerakan tubuh yang meliuk-liuk tetap menjadi
Deskripsi Pertunjukan Tari Dadi Ronggeng ciri khas tersendiri dari Tari Dadi Ronggeng.
Banyumasan Suasana sore menjadi lebih ramai. Nampaknya
26 September 2018, suasana hari itu senja tak ingin cepat berlalu. Warga masih tetap
sangat ramai. Banyak warga yang berbondong- diposisinya, tetap menyaksikan setiap detail
bondong datang dengan sangat antusias, untuk gerakan dari para penari.
mengikuti dan menyaksikan serangkaian Pada bagian akhir tarian, Tari Dadi
kegiatan dalam acara Festival Ujungan 2018, Ronggeng tetap memberikan gerakan yang
yang berlokasi di Lapangan Desa Kemranggon, menarik. Gerakan yang seksi dengan iringan
Kecamatan Banyumas. Tari Dadi Ronggeng gending renggong garut menambah hanyut
menjadi salah satu sajian yang dipentaskan penonton dalam suasana. Tak terasa tarian
pada Festival Ujungan 2018. Terik mentari pun mulai berakhir. Penari mulai beranjak,
yang masih cukup menyengat di sore hari, tidak gerak ditutup dengan para penari melakukan
mengurangi minat warga untuk berdesakan, gerak sembahan yang dilakukan seperti awal,
berebut tempat terdepan ketika para penari untuk kemudian mengambil cowongan dan
Dadi Ronggeng mulai menaiki panggung. meninggalkan area pentas.
Area pentas yang sudah dihias sedemikian
rupa dengan menggunakan jerami, menambah Pola Gerak Tari Dadi Ronggeng
kesan kultur kerakyatan dan kesuburan Banyumasan
pada acara tersebut. Musik mulai diputar, Pola gerak Tari Dadi Ronggeng terbagi
keriuhan warga semakin terasa. Penari telah menjadi 3 bagian yaitu awal-inti-akhir. Pola
siap memposisikan dirinya, dengan susunan gerak bagian awal meliputi lampah maju,
berbanjar disebelah kanan panggung dari sudut sembahan, cowongan, intrance dan peralihan
pandang penonton. Penari mulai berjalan keluar, gerak dari lampah maju menuju inti. Pola
mengikuti iringan musik dengan tempo yang gerak bagian inti meliputi panggelan I, lampah
sedang. Hanya beberapa langkah setelahnya, lambean tawing sampur, singgetan I (singgetan
penari mulai menari dengan gerakan bebas alon), entrakan, singgetan I (singgetan alon),
namun tetap berpijak pada pola kendangan ukel limbukan, singgetan I (singgetan alon
yang ada. separo), lampah lambean, lampah seblak
Masuk pada suasana yang semakin sakral. sampur, panggelan II, entrakan II, singgetan
Penari melakukan gerak sembahan dengan II, timbangan lambean, singgetan II, seblakan
menyatukan kedua telapak tangannya dengan gagah, keweran dawa, aburan I, panggelan
gerakan yang pelan. Hingga kedua tangan lurus, III, kiprahan, panggelan III, kayang, singgetan
diatas kepala, kemudian membawanya turun III, gejolan, molak-malik, geol, keweran dan
dan mengambil properti cowongan. Setelahnya, sindhetan IV dan lampah lambean. Pola gerak
mantra cowongan mulai dilantunkan dalam bagian akhir meliputi geol renggong garut,
iringan tersebut. Penari dan penonton ikut aburan II, panggelan II, daengan, keweran dan
hanyut dalam suasana. Setelahnya para penari singgetan V, geolan, panggelan IV, awe-awe,
66 , Vol. 18, No. 1, April 2020: 62 - 71

keweran dan singgetan V, glombang banjir lurus ke bawah, tolehan ke arah tangan yang
sor, keweran dan singgetan V, seblak sampur, di atas.
panggelan III, sembahan dan lampah mundur. Gerak awe-awe (2x8+4 hitungan) dilakukan
dengan posisi balik badan ha dap kiri (sambil
Deskripsi Ragam Gerak Tari Dadi Ronggeng badan di liukan ke kiri mengikuti gerakan kaki).
Banyumasan Kaki kanan dilangkahkan, kaki kanan depan,
Pada Tari Dadi Ronggeng terdapat banyak dan kaki kiri berjinjit di belakang. Diikuti
ragam gerak dan beberapa gerak penghubung gerakan kedua tangan di dorong ke samping
yang saling memiliki keterkaitan, sehingga kanan, dengan posisi telapak tangan menghadap
Tari Dadi Ronggeng memiliki keindahan bawah (sikap jari ngrekoto), setelahnya balik
gerak yang bagus dan mampu menarik kedua telapak tangan menghadap atas dengan
perhatian para penikmat seni. Berikut ini diberikan tekanan pada bagian pergelangan,
adalah beberapadeskripsi ragam gerak Tari gerakan tangan selaras dengan gerakan kaki.
Dadi Ronggeng. Sebagai catatan jika deskripsi Kedua pergelangan tangan digerakan ke atas
verbal yang peneliti buat merupakan penjelasan secara bersamaan (dengan tekanan). Posisi
secara umum. Hal yang perlu diketahui adalah kaki kiri jinjit kemudian mendhak (setiap
jika deskripsi verbal ini memiliki beberapa kaki mendhak, setiap itu pulang pergelangan
kekurangan, salah satu kekurangan dari tangan di gerakan keatas dengan tekanan).
deskripsi verbal adalah akan sulit dipahami Gerak kepala dipatahkan mengikuti kaki dan
oleh orang lain. tangan. Melangkah kaki kiri. Balik badan
Gerak sembahan (2x8 hitungan) dilakukan hadap kanan. Kaki kanan jinjit, bersamaan
dengan posisi badan berdiri tegak, kedua kaki dengan tangan kiri lurus ke samping kiri
sejajar, kedua tangan perlahan dari arah bawah setinggi pinggul (sikap jari ngrekoto), tangan
digerakan ke samping perlahan digerakkan ke kanan trap cethik. Bahu gerakan kebelakang
atas. Kedua telapak tangan disatukan dengan dua kali dengan tekanan. Posisi kaki kanan
jari-jari tangan rapat, gerakan kepala mengikuti jinjit, kaki kiri menapak. Tolehan selalu kearah
gerakan tangan perlahan menghadap atas. depan. Balik badan hadap kiri (sambil badan di
Kedua kaki rapat merendah secara perlahan, liukan ke kiri mengikuti gerakan kaki). Kaki
turun ke posisi duduk simpuh, sambil kedua kanan dilangkahkan, kaki kanan depan, dan
tangan mengambil cowongan. kaki kiri berjinjit di belakang. Diikuti gerakan
Gerak panggelan I (4 hitungan) dilakukan kedua tangan di dorong ke samping kanan,
dengan posisi melangkah kaki kanan (nyilang) dengan posisi telapak tangan menghadap
dengan pelan ke depan, sambil kebyok kedua bawah (sikap jari ngrekoto), setelahnya balik
sampur. Maju kaki kiri diletakan sejajar dengan kedua telapak tangan menghadap atas dengan
kaki kanan, sambil kebyak kedua sampur. diberikan tekanan pada bagian pergelangan,
Bawa kedua sampur ke depan pusar sambil gerakan tangan selaras dengan gerakan kaki.
posisi tangan ngiting. Seblak kedua sampur ke Kedua pergelangan tangan digerakan ke atas
samping tanpa melepas sampur. secara bersamaan (dengan tekanan). Posisi
Gerak aburan I (5x8+4 hitungan) dilakukan kaki kiri jinjit kemudian mendhak (setiap
dengan gerakan kaki tranjal dengan tempo yang kaki mendhak, setiap itu pulang pergelangan
cepat. Ketika melangkah kaki kanan, tangan tangan di gerakan keatas dengan tekanan).
kiri pegang sampur sambil nyekiting, tangan Gerak kepala dipatahkan mengikuti kaki dan
kanan bergerak mengikuti langkah kaki, kaki tangan. Kaki kiri melangkah (putar ke kiri)
kanan maju berati posisi tangan kanan lurus ke hadap belakang. Posisikan kedua kaki sejajar
bawah (jari tangan ngiting menghadap bawah), dibuka selebar bahu. Pinggul digerakan
tangan kiri ke atas setinggi dahi pergelangan kanan-kiri-kanan sambil kedua tangan trap
tangan nyeklek hadap bawah. Maju kaki kiri, cethik pegang sampur, dicutatkan bergantian
tangan kanan di atas setinggi dahi, tangan kiri bersamaan dengan gerak pinggul. Selanjutnya
Estetika Gerak Tari Dadi ... (Mutiara Putri Titisantoso, Indriyanto, Usrek Tani Utina) 67

balik kanan menghadap depan. Badan hadap pada tarian tersebut. Gerakan yang meliuk
depan, kedua tangan ditekuk ke samping itulah yang menjadi ciri khas dari gerak yang
kanan, posisi kedua telapak tangan hadap atas. ada pada Tari Dadi Ronggeng.
Kedua pergelangan tangan digerakan ke atas Selain gerakan yang menjadi ciri
secara bersamaan (dengan tekanan). Posisi khasnya, Tari Dadi Ronggeng (versi kedua)
kaki kiri jinjit kemudian mendhak (setiap kaki juga menggunakan properti cowongan, yang
mendhak, setiap itu pulang pergelangan tangan tentunya sangat membedakan dengan tarian-
di gerakan keatas dengan tekanan). Gerak tarian banyumasan pada umumnya. Selain hal
kepala dipatahkan mengikuti kaki dan tangan. tersebut ciri khas lain juga terletak pada rias
dan busana si penari yang didandani semirip
Unsur Gerak Tari Dadi Ronggeng mungkin dengan cowongan dan juga rias
Banyumasan wajahnya menggunakan gedong (pidih hitam
Ragam gerak Tari Dadi Ronggeng terdiri yang biasa di pasang di pengantin adat jawa).
dari unsur gerak. Unsur gerak merupakan Pada Tari Dadi Ronggeng Banyumasan
bagian terkecil yang belum memiliki makna untuk menilai kualitas kepenarian yang
(Noviyanti, 2017: 100). Unsur gerak terdiri dari tentunya mampu untuk menilai keindahan
unsur gerak kepala, tangan, kaki, dan badan. gerak tari yang dilakukan oleh penari dapat
Unsur gerak kepala terdiri dari tolehan, dilihat melalui wiraga yaitu bagaimana sang
tolehan kanan, tolehan kiri, lenggut, patahan, penari membawakan tari Dadi Ronggeng
patahan kanan, dan patahan kiri. Unsur gerak sehingga memunculkan kesan tarian yang
tangan terdiri dari sikap menthang, menthang energik, seksi, dan ceria. Wirama yaitu
kanan, menthang kiri, menthang keduanya, bagaimana para penari Tari Dadi Ronggeng
trap cethik, ngiting, dan ngrekoto. Unsur memiliki kepekaan terhadap irama sehingga
gerak tangan juga terdiri dari gerak sembahan, memberikan kesan tarian yang seimbang dan
semblak sampur, cutatan sampur, lambean memiliki keselarasan dengan irama musik
sampur, ukel, ukel separo, keweran, kebyok yang dimainkan. Wirasa yaitu bagaimana para
sampur, dan kebyak sampur. Unsur gerak kaki penari Tari Dadi Ronggeng membawakan tarian
terdiri dari sikap mendhak dan jinjit. Unsur dengan penuh penghayatan pada tiap-tiap pola
gerak kaki juga terdiri dari gerak tranjal, gerak sehingga memberikan kesan mistis pada
debeg, gejug, seret, lampah, dan loncat. Unsur bagian awal tarian, memberikan kesan ceria
gerak badan terdiri dari sikap ndegeg. Unsur pada bagian inti dan memberikan kesan seksi
gerak badan juga terdiri dari gerak entrakan, pada bagian akhir Tari Dadi Ronggeng.
obah bahu dan kayang. Gerak pada Tari Dadi Ronggeng
menggunakan gerak yang serupa dengan
Nilai Keindahan Gerak Tari Dadi Ronggeng gerak-gerak lengger, seperti gerak keweran
Banyumasan untuk gerak penghubungnya, hal tersebut
Gerak pada sebuah pementasan karya tari dikarenakan Ibu Susanty sebagai koreografer
dapat menyampaikan pesan kepada penonton sangat menyukai gerak-gerak lengger, sehingga
mengenai pesan yang ingin disampaikan oleh karya yang tercipta memang menirukan gerak
pencipta karya tari. Gerak tari pada Tari Dadi lengger yang asli, hanya lebih dikembangkan
Ronggeng sebenarnya tidak memiliki gerakan lagi.
yang baku (gerakan yang tetap/paten/tidak Penggunaan ruang gerak pada Tari Dadi
dapat diubah), namun tetap berpatokan pada Ronggeng menggunakan gerak meliuk-liuk
pola kendangannya. dan cenderung bervolume lebar. Penggunaan
Pola-pola gerak Tari Dadi Ronggeng masih tempo bergantung dengan suasana yang
menggunakan pijakan gerak gaya banyumasan ingin diciptakan. Pada bagian awal memiliki
yang masih terlihat asli kerakyatannya, suasana mistis dengan menggunakan gending
sehingga banyak gerakan meliuk-liuk tubuh gunung sari yangdi dalamnya terdapat mantra
68 , Vol. 18, No. 1, April 2020: 62 - 71

cowongan. Pada bagian inti memiliki suasana tempo, ritme, durasi, dan irama. Penggunaan
tari pergaulan (ceria) dengan menggunakan tempo pada ragam gerak sembahan sangat
gending ketawang tlutur, lancaran tlutur sederhana dan lebih banyak menggunakan
kemudian renggong lor. Bagian akhir memiliki tempo lambat sehingga memberikan kesan
suasana yang seksi dengan menggunakan tenang. Penggunaan ritme lebih teratur
gending renggong garut. Walaupun gerakan sehingga memberikan kesan sederhana, dengan
pada Tari Dadi Ronggeng gerakannya meliuk- penggunaan durasi gerak gerak sembahan
liuk akan tetapi gerakannya tetap menggunakan yang tidak lama memberikan kesan yang tidak
intensitas gerak yang besar, barulah nantinya membosankan ditambah dengan irama yang
aksen/tekanan yang digunakan menggunakan senada dengan mantra yang dibacakan yang
aksen/tekanan yang kecil. berbunyi sulasih sulanjana kukus menyan
Jenis gerak yang digunakan adalah gerak ngundang dewa ana dewa ndaning sukma
maknawi. Gerak maknawi digunakan hanya widadari tumuruna yang memberikan kesan
pada awal tarian pada saat penari memegang sakral.
cowongan (melakukan ritual). Bagian inti Nilai keindahan gerak sembahan dilihat dari
dan bagian akhir tidak menggunakan gerak aspek tenaga dapat dilihat dari intensitas, aksen/
maknawi, melainkan menggunakan gerak- tekanan, dan kualitas. Pengunaan intensitas
gerak murni. pada gerak sembahan menggunakan intensitas
Berikut beberapa keindahan gerak tenaga yang sedang, namun tanpa adanya
dari ragam gerak Tari Dadi Ronggeng penggunaan aksen/tekanan yang menonjol
Banyumasan. sehingga memberikan kesan tenang, kuat dan
Gerak sembahan pada elemen badan sakral. Kesemuanya menghasilkan kualitas
bergerak dengan tegap, sehingga memberikan gerak yang indah dengan harmonisasi gerak
kesan yang kokoh. Begitu juga dengan elemen yang bercampur padu dengan mantra (sulasih
kaki yang tidak banyak bergerak memberikan sulanjana kukus menyan ngundang dewa ana
kesan yang tenang. Elemen tangan memberikan dewa ndaning sukma widadari tumuruna) yang
kesan sakral karena digerakan dengan pelan dan dibacakan memberikan kesan keindahan gerak
mengisyaratkan gerak menyembah. Elemen yang sakral, agung dan tenang.
kepala pada gerak sembahan memberikan
kesan sakral karena arah pandang mengikuti
pergerakan tangan yang bergerak dari atas ke
bawah.
Nilai keindahan gerak sembahan dapat
dilihat dari aspek ruang, waktu, dan tenaga.
Aspek ruang dapat dilihat dari garis, volume,
arah, dan fokus pandangan. Penggunaan
garis pada gerak sembahan lebih banyak
menggunakan garis lurus sehingga memberikan
kesan agung dan sakral, ditambah dengan
penggunaan volume gerak tangan yang lebar
memberikan kesan kokoh. Perpindahan arah Gambar 1. Salah Satu Sikap dari Ragam
gerak penari atau penggunaan arah yang Gerak Sembahan
(Foto: Mutiara, 26 September 2018)
monoton pada gerak sembahan memberikan
kesan sederhana dan tenang. Penggunaan fokus
Nilai keindahan gerak sembahan dilakukan
pandangan yang menyelaraskan gerak tangan
dengan sakral. Pada saat gerak sembahan, kaki
memberikan kesan keseimbangan dan tenang.
diam ditempat sehingga memberikan kesan
Nilai keindahan gerak sembahan dilihat
yang tenang. Keselarasan gerak tangan dengan
dari aspek waktu dapat dilihat dari aspek
Estetika Gerak Tari Dadi ... (Mutiara Putri Titisantoso, Indriyanto, Usrek Tani Utina) 69

pandangan dan dengan tempo yang pelan Nilai keindahan gerak panggelan I
memberikan kesan agung dan sakral. Posisi dilakukan dengan lembut. Pada saat bergerak
badan berdiri tegap (ndegeg) memberikan kaki dan tangan digerakan dengan lembut
kesan kokoh. dengan fokus pandangan yang juga ikut
Gerak panggelan I pada elemen badan digerakan seirama dengan tangan dan kaki
bergerak meliuk, sehingga memberikan kesan memberikan kesan lembut dan terlihat
lembut. Pada elemen kepala bergerak menoleh harmonisasi yang seimbang. Gerakan badan
kanan dan kiri dengan pelan memberikan kesan yang banyak menggunakan garis lengkung
yang lembut dan manis. Elemen gerak kaki dengan gerakan yang sedikit diayunkan
bergerak melangkah dengan pelan memberikan memberikan kesan manis dan lembut.
kesan lembut dan sederhana. Begitu juga
dengan elemen gerak tangan yang bergerak
memainkan sampur dengan pelan memberikan
kesan yang lembut namun cukup variatif.
Nilai keindahan gerak panggelan Idapat
dilihat dari aspek ruang, waktu, dan tenaga.
Aspek ruang dapat dilihat dari garis, volume,
arah, dan fokus pandangan. Penggunaan garis
lebih banyak menggunakan garis lengkung
sehingga memberikan kesan gerak yang lembut,
dengan volume gerak yang sempit memberikan
kesan kewanitaan dan lembut. Penggunan arah
gerak penari yang sederhana memberikan Gambar 2. Salah Satu Sikap dari Ragam
kesan minimalis. Fokus pandangan penari lebih Gerak Panggelan I
banyak menoleh kanan-kiri mengikuti langkah (Foto: Mutiara, 26 September 2018)
kaki dan tangan memberikan kesan teratur dan
lembut. Gerak aburan I pada elemen gerak
Nilai keindahan gerak panggelan I dilihat kaki berjalan dengan kedua kaki menjinjit
dari aspek waktu dapat dilihat dari aspek tempo, memberikan kesan lincah dan dinamis. Gerakan
ritme, durasi, dan irama. Penggunaan tempo pada elemen kepala menoleh pada gerakan
yang pelan memberikan kesan sederhana. tangan yang berada di atas memberikan kesan
Begitu juga dengan penggunaan ritme dan manis. Gerakan elemen tangan yang bergerak
irama yang tidak begitu variatif memberikan naik turun memberikan kesan lincah.
kesan kesederhanaan, selain itu penggunaan Nilai keindahan gerak aburan I dapat
durasi sangat singkat yaitu hanya 4 hitungan, dilihat dari aspek ruang, waktu dan tenaga.
sehingga tidak memberikan kesan yang Aspek ruang dapat dilihat dari garis, volume,
membosankan. arah, dan fokus pandangan. Pada gerak aburan
Nilai keindahan gerak panggelan I dilihat I lebih banyak menggunakan garis lengkung
dari aspek tenaga dapat dilihat dari intensitas, memberikan kesan lembut. Penggunaan volume
aksen/tekanan, dan kualitas. Penggunaan gerak yang tidak terlalu lebar memberikan kesan
intensitas gerak, menggunakan intensitas yang yang feminin. Arah perpindahan gerak penari
rendah memberikan kesan gerakan yang lembut, bisa aktif menguasai arena pentas memberikan
sedangkan penggunaan aksen/tekanan yang kesan ramai dan lincah. Fokus pandangan yang
hampir tidak ada memberikan kesan mengalir. mengikuti gerakan tangan yang berada di posisi
Perpaduan penggunaan intensitas dan aksen/ atas memberikan kesan manis.
tekanan memberikan kesan harmonisasi dan Nilai keindahan gerak aburan I dilihat
keindahan gerak yang sederhana dan lembut. dari aspek waktu dapat dilihat dari aspek
tempo, ritme, durasi, dan irama. Penggunaan
70 , Vol. 18, No. 1, April 2020: 62 - 71

durasi yang lama yaitu 5x8+4 hitungan namun elemen kepala yang menoleh kearah depan
dilakukan dengan tempo dan ritme yang memberikan kesan anggun dan manis.
cepat memberikan kesan lincah dan energik. Nilai keindahan gerak awe-awe dapat
Penggunaan irama dengan pengelolaan cepat dilihat dari aspek ruang, waktu, dan tenaga.
lambatnya gerak dilakukan dengan baik, Aspek ruang dapat dilihat dari garis, volume,
sehingga memberikan kesan menarik. arah, dan fokus pandangan. Penggunaan
Nilai keindahan gerak aburan I dilihat garis, menggunakan garis lengkung sehingga
dari aspek tenaga dapat dilihat dari intensitas, memberikan kesan luwes. Penggunaan volume
aksen/tekanan, dan kualitas. Penggunaan gerak yang sedang memberikan kesan feminin.
intensitas yang sedang memberikan kesan Arah perpindahan gerak penari yang sederhana
yang manis dipadukan dengan penggunaan namun aktif memberikan kesan variatif.
aksen/tekanan pada bagian kepala memberikan Fokus pandangan penari mengarah ke depan
kesan menarik dan lincah. Perpaduan memberikan kesan percayadiri.
penggunaan intensitas dan aksen/tekanan yang Nilai keindahan gerak awe-awe dilihat
sedang, dilihat dari pergerakan kepala dan dari aspek waktu dapat dilihat dari aspek
kaki menghasilkan kualitas gerak yang bagus, tempo, ritme, durasi dan irama. Penggunaan
sehingga memberikan kesan yang seimbang tempo yang sedang memberikan kesan manis
dan tidak berlebihan. (Apriani, 2018: 3). Durasi yang digunakan
Nilai keindahan gerak aburan I dilakukan pada gerakan awe-awe tidak terlalu lama
dengan lincah dan energik. Kelincahan dan yaitu 2x8+4 hitungan, sehingga memberikan
keenergikan gerak terlihat dari langkah kaki kesan yang tidak membosankan. Irama gerak
(tranjal) yang memberikan kesan ramai dan yang digunakan memberikan daya hidup pada
dinamis. Gerakan tubuh pada gerak aburan I gerakan, sehingga memberikan kesan aktif dan
membentuk garis lengkung karena badan ikut menarik.
meliuk-liuk mengikuti langkah kaki sehingga Nilai keindahan gerak awe-awe dilihat
memberikan kesan lembut namun terkesan dari aspek tenaga dapat dilihat dari intensitas,
lincah. aksen/tekanan, dan kualitas. Penggunaan
intensitas tenaga yang sedang memberikan
kesan seimbang dan terkontrol. Penggunaan
aksen/tekanan yang besar memberikan kesan
tegas. Kualitas gerak yang menampilkan
antara gerak yang mengencang dan mengendor
memberikan kesan energik dan lincah.

Gambar 3. Salah Satu Sikap dari Ragam


Gerak Aburan I
(Foto: Mutiara, 26 September 2018)

Gerak awe-awe pada elemen badan dan


elemen tangan bergerak dengan meliuk-liuk,
sehingga memberikan kesan luwes. Gerakan Gambar 4. Salah Satu Sikap dari Ragam
elemen kaki yang dipadukan dengan gerak Gerak Awe-Awe
kaki menjinjit memberikan kesan lincah. Posisi (Foto: Mutiara, 26 September 2018)
Estetika Gerak Tari Dadi ... (Mutiara Putri Titisantoso, Indriyanto, Usrek Tani Utina) 71

Nilai keindahan gerak awe-awe dilakukan Astini, Siluh Made dan Usrek Tani Utina. 2007.
dengan meliuk namun bertekanan dan seksi. “Tari Pendhet Sebagai Tari Bali-Balihan
Gerak liukan badan yang dipadukan dengan (Kajian Koreografi)”. Harmonia. Nomor
gerakan kaki yang jinjit memberikan kesan 2. Hlm. 6. Semarang: Universitas Negeri
lincah dan terlihat seksi. Penggunaan tekanan Semarang.
ketika kaki bergerak bergantian jinjit dengan Djelantik. 1999. Estetika Sebuah Pengantar.
tempo yang sedang memberikan kesan manis. Bandung: Mayarakat Seni Pertujukan
Indonesia.
KESIMPULAN Indriyanto. 2011. “Pengaruh Tari Jawa Pada
Keindahan Tari Dadi Ronggeng dapat Tari Baladewan Banyumasan”. Harmonia.
dilihat melalui tata hubungan antar unsur gerak Hal. 57-67. Semarang: Universitas Negeri
yang dilakukan. Pola penggunaan ruang, waktu, Semarang.
dan tenaga menghasilkan nilai keindahan Noviyanti, Siti Risa., Sutiyono, S. 2017. Bentuk,
yang khas. Gerak pada Tari Dadi Ronggeng Perubahan Fungsi, dan Nilai-nilai Edukatif
menghasilkan keindahan gerak yang lembut pada Musik Tari Japin Tahlul di Amuntai.
namun tetap bertenaga dan memiliki daya tarik Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni,
dan pesona yang tinggi pada penarinya, sehingga 15(1), 97-112.
terlihat energik, seksi, dan ceria. Keindahan Jazuli, M. 1994. Telaah Teoretis Seni Tari.
gerak yang terdapat pada Tari Dadi Ronggeng Semarang: IKIP Semarang Press.
nampaknya akan sangat disayangkan jika tidak Junaedi, Deni. 2017. Estetika: Jalinan Subjek,
ada pembakuan gerak terhadap karya tersebut, Objek dan Nilai. Yogyakarta: ArtCiv.
dengan adanya keindahan gerak tersebut Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
diharapkan ada pembakuan gerak sehingga (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dam
Tari Dadi Ronggeng dapat dijadikan sebagai R&D). Bandung: Alfabeta.
media pembelajaran dan sarana apresiasi bagi Utina, Usrek Tani. 2009. “Pembelajaran
generasi milenial saat ini. Tari Berkonteks Tematik Berdasarkan
Kurikulum Berbasis Kometensi di TK
DAFTAR PUSTAKA Pembina Singorojo Kabupaten Kendal”.
Apriani, Farida Nur., Sutiyono. 2018. Deskripsi Harmonia. Hlm. 4. Semarang: Universitas
Simbol Gerak Tari Jathil Obyog Massal 95- Negeri Semarang.
an dalam Kesenian Reyog di Desa Pulung,
Kabupaten Ponorogo. Imaji: Jurnal Seni
dan Pendidikan Seni, Vol. 16, No. 1, 3.

Anda mungkin juga menyukai