Anda di halaman 1dari 17

NAMA : NOVA SELVIA

NIM : 2203141030

KELAS :A

STAMBUK : 2020

MATA KULIAH : PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Materi Seni Budaya Kelas VII Semester 1

Ruang, Waktu, dan, Tenaga pada Gerak Tari

Gerak adalah elemen dasar tari. Gerak mencakup ruang, waktu, dan tenaga. Jika kamu
melakukan gerakan di tempat tanpa berdiri berarti melakukan gerak di ruang pribadi, sedangkan
jika kamu bergerak berpindah tempat, maka kamu melakukan gerak di ruang umum. Gerak di
dalam ruang dapat dilakukan sendiri, berpasangan, dan berkelompok.

Elemen dasar tari adalah gerak. Di dalam gerak mencakup ruang, waktu, dan tenaga.

1. Ruang
Jika kamu melakukan gerakan di tempat tanpa berdiri berarti melakukan gerak di ruang
pribadi, sedangkan jika kamu bergerak berpindah tempat maka kamu melakukan gerak di
ruang umum. Gerak di dalam ruang dapat dilakukan sendiri, berpasangan atau
berkelompok.

2. Waktu
Setiap gerak yang dilakukan membutuhkan waktu baik gerak estetis maupun gerak
fungsional. Gerak fungsional seperti berjalan menuju ke sekolah tentu membutuhkan
waktu. Jika jarak yang ditempuh dekat maka waktu yang dibutuhkan lebih sedikit
dibandingkan dengan jarak yang jauh. Jika jarak yang jauh ingin sama cepatnya dengan
jarak yang dekat tiba di tempat, maka gerak yang dilakukan haruslah memiliki kecepatan
dua atau tiga kali dari jarak yang dekat.Perbedaan cepat atau lambat gerak berhubungan
dengan tempo. Jadi tempo merupakan cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Gerak tari
juga memiliki tempo. Fungsi tempo pada gerak tari untuk memberikan kesan dinamis
sehingga tarian enak untuk dinikmati.

3. Tenaga
Setiap kamu melakukan gerak, tentu memerlukan tenaga. Penggunaan tenaga dalam
gerak tari meliputi;
(a) intensitas, yang berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan
tingkat ketegangan gerak;

(b) aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras;

(c) kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga. Jika gerak yang
dilakukan memiliki intensitas tinggi tentu saja memerlukan tenaga yang kuat dan
sebaliknya, gerak dengan intensitas rendah memerlukan tenaga yang lemah atau
sedikit.

Pengolahan Ruang, Waktu, dan Tenaga sesuai Iringan 

Bentuk penyajian tari dapat berupa tari tunggal, tari berpasangan, dan tari  berkelompok.
Pengolahan pola lantai pada setiap bentuk penyajian tari tentu akan  berbeda. Tari tunggal
pengolahan pola lantai dilakukan secara individu, pada tari  berpasangan pengolahan lantai
dilakukan berdua dan pada tari kelompok dilakukan  memerlukan kerja sama.

Karakteristik gerak di dalam ruang, waktu,  dan tenaga antara lain;

(1) Menggunakan tubuh manusia sebagai instrumen  dan gerak sebagai mediumnya,

(2) Terkait dengan ruang, tenaga, waktu,  dan aliran,

(3) Terkait dengan ritme,

(4) Mempunyai bentuk dan gaya, 

(5) Alat komunikasi non verbal,

(6) Mengungkapkan emosi atau perasaan  dan pikiran manusia,

(7) Terkait dengan budaya.

Meragakan tari tidak hanya dituntut kemampuan gerak, tetapi juga kemampuan  memadukan dengan
iringan musik. Seorang  yang mampu menguasai gerak tari dengan  baik sesuai dengan iringan musik
berarti  memiliki kecerdasan kinestetik dan kecerdasan musikal.
Materi Seni Budaya Kelas VIII Semester 1

Keunikan Gerak Tari Tradisional

A. Tari Tradisional

Tari tradisional adalah suatu tarian yang tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu
yang dianut secara turun temurun oleh masyarakatnya. Pada dasarnya tari tradisional adalah
perasaan keindahan atau estetika para nenek moyang yang menjelma dalam bentuk gerak
yang teratur berkembang secara turun temurun. Sebagai warisan budaya yang turun temurun,
tari ini lahir di tiap daerah dengan versi yang berbeda-beda dan sesuai dengan kebutuhan
tema masing-masing.

unsur-unsur tari tradisional adalah ;

a. Tradisi

b. Ungkapan

c. Keindahan

d. gerak berirama.

Tari tradisional dibagi menjadi dua yaitu :

a. Tari tradisional kerakyatan

Jenis tari ini tumbuh dan berkembang dalam masyarakat umum atau rakyat biasa. Tarian
ini biasanya sebagai sarana hiburan, pergaulan dan rasa syukur.

Ciri-ciri tari tradisional kerakyatan antara lain :

1) Bentuk gerak, ekspresi, irama, rias dan busana sangat sederhana.

2) Bentuk penyajiannya biasanya berpasang-pasangan atau kelompok

Contoh tari tradisional kerakyatan ;

1. Tari Tayub (Jawa tengah)


2. Tari Jaipong (Jawa Barat)

3. Tari Janger (Bali)

4. Tari Payung dan tari Lilin (Sumatra Barat)

5. Tari Saman (Aceh)

b. Tari tradisional klasik

Jenis tari ini tumbuh dan berkembang di kalangan kaum bangsawan dan istana. Tarian
ini biasanya sebagai upacara kerajaan dan adat. Ciri-ciri tari tradisi klasik antara lain :

1. Bentuk gerakan sudah baku

2. Bentuk gerak, irama dan busananya berkesan mewah dan estetis.

Contoh tari tradisional klasik antara lain:

1. Tari Topeng Klana (Jawa Barat)

2. Tari Srimpi dan Bedhaya (Jawa Tengah)

3. Tari Beskalan dan tari Ngremo (Jawa Timur)

4. Tari Rejang (Bali)

5. Tari Pakarena (Sulawesi Selatan)

Tari tradisional memiliki fungsi antara lain :

1. Sebagai sarana upacara

Ciri utama tarian ini berkembang dalam tradisi yang kuat berlatar belakang keagamaan,
pemujaan, peristiwa alam dan kehidupan manusia. Contoh :

 Tari Rejang dari Bali (untuk upacara keagamaan)

 Tari Seblang dari Banyuwangi Jawa Timur (upacara panen padi)

 Tari Karonsih dari Jawa tengah ( untuk upacara perkawinan)

2. Sebagai sarana hiburan


Tarian hiburan berlatar belakang pergaulan menitik beratkan pada hiburan untuk
kepuasan pribadi bukan segi keindahan. Tarian ini pada umumnya dilakukan secara
berpasangan putra dan putri maupun kelompok. Contoh ;

 Tari lengger (Banyumas)

 Tari Tari tayub (jawa tengah)

 Tari Gandrung (Jawa Timur)

 Tari Ketuk Tilu (jawa Barat)

3. Sebagai sarana pertunjukan

Tari pertunjukan digarap untuk dipertontonkan dan memerlukan penggarapan yang


mantap, mempertimbangakan nilai-nilai artistik sehingga penikmat/penonton dapat
memperoleh pengalaman estetis dari hasil pengamatannya.

Contoh :

 Tari gambyong (Jawa tengah)

 Tari piring (Sumatra Barat)

 Tari Golek (Yogyakarta)

 Tari Ngremo (Jawa Timur)

4. Sebagai sarana pendidikan

Diartikan dengan bagaimana dampak positif dan aktivitas manusia dalam seni tari dan
bagaiman pengaruh posifnya terhadap kehidupan manusia secara individu maupu
kelompok. Pada prinsipnya fungsi tari dalam pendidikan memiliki kaitan dengan hal-hal
dengan pembentukan ketrampilan, pengetahuan, sikap dan mental.

Keunikan Gerak Tari Tradisional

1. Tari Saman

Tari saman berasal dari Aceh ditampilkan pada waktu perayaan kelahiran Nabi
Muhammad SAW . Jumlah penari saman 10 yang terdiri dari 8 penari dan 2 sebagai
pemberi aba-aba. Tari saman merupakan media penyampaian dakwah atau pesan. Tari
saman menggambarkan sikap sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan
kebersamaan. Keunikan tari Saman menampilkan kekompakan, gerak tepukan tangan
dan gerak tepuk dada juga menggunakan iringan musik yang berupa suara nyanyian
penari yang dipadukan dengan tepukan dada, tepukan tangan dan tepukan pangkal paha.
Dengan demikian seorang penari dituntut memiliki konsentrasi tinggi dan latihan yang
serius.

2. Tari Pendet

Merupakan tari tunggal yang berasal dari Bali yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler
tahun 70-an. Pada awalnya tari pendet adalah tarian pemujaan yang diperagakan di pura.
Tarian ini merupakan tarian selamat datang, ungkapan kegembiraan , kebahagiaan dan
rasa syukur melalui gerak yang lembut dan halus. Keunikan tarian ini adalah gerak
dinamis, unik pada gerakan dan hamper anggota tubuh bergerak dari kepala, jari-jari dan
mata. Tari pendet merupakan tarian dari Bali yang sederhana. Tari Pendet membawa
kelengkapan bokor yang berisi taburan bunga.

3. Tari Jaipong

Tari Jaipong merupakan kesenian dari kreativitas Gugum Gumbira dari Bandung Jawa
Barat. Ciri Khas tari Jaipong gaya kaleran adalah keceriaan, erotis, kegembiraan, humoris
, semangat, spontanitas dan kesederhanaan (alam adanya) juga didukung oleh garak yang
dipadukan dengan irama kendang. Penyajian tari Jaipong gaya kaleran berupa Tatalu,
Kembang Gadung, Buah Kawung Gopar, Tari pembukaan (Ibing pola) dan Jeblokan dan
Jabanan.

4. Tari Bondan

Tari Bondan merupakan tari tradisional klasik yang berasal dari Jawa Tengah. Tari
Bondan adalah tari gembira, mengungkapkan rasa kasih sayang ibu kepada anaknya.
Properti tari Bondan berupa boneka, payung dan kendi . Keunikan tari Bondan gerak
yang halus juga keahlian menari diatas kendi. Tari Bondan dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Tari Bondan Cindogo, melambangkan seorang ibu yang menjaga anaknya yang baru
lahir dan hati-hati dengan rasa kasih saying ditimnng-timang akhirnya meninggal
dunia.

2. Tari Bondan Mardisiwi, merupakan tarian yang sering menggunakan kendi, boneka
dan payung.

3. Tari Bondan Pegununga , melukiskan tingkah laku putri asal pegunungan yang
sedang asik menggarap ladang sawah.

B. Iringan Tari Tradisional


Musik sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu iringan internal dan
eksternal. Iringan internal memiliki arti iringan tersebut dilakukan sekaligus oleh penari.

Sedangkan iringan eksternal memiliki arti iringan yang berasal dari luar penari. Iringan ini
dapat berupa iringan dengan menggunakan alat musik yang dimainkan atau pemusik

Musik iringan tari memiliki fungsi sebagai berikut:

1) sebagai iringan gerakan;

2) ilustrasi;

3) membangun suasana.

Materi Seni Budaya Kelas IX Semester 1

Tari Kreasi

A. Pengertian Tari Kreasi

Tari kreasi merupakan pengembangan tari rakyat dan tari klasik. Tari kreasi baru muncul
karena ada panduan gerak dari daerah lain atau masuknya gerak tari dari negara lain,
dikembangkan dengan unsur tradisi dan iringan musik yang bervariasi.Tari kreasi
mempunyai bentuk mengekspresikan artistik yang bersifat individual dan lebih
mengutamakan ekspresi dan estetika dibanding pertunjukan.

Tari kreasi adalah tari yang koreografi nya bertolak pada tari tradisional atau
pengembangan dari pola tari yang sudah ada. Terbentuknya tari kreasi dipengaruhi oleh
gaya tari daerah lain, negara lain atau hasil kreativitas penciptanya.

B. Jenis Tari Kreasi.

Tari kreasi dikelompokkan menjadi 2 yaitu

1. Tari kreasi berpolakan tradisi

Tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi dalam hal
koreografi, musik/karawitan, tata busana, rias, dan tata teknik pentasnya, tanpa
menghilangkan esensi tradisinya.

2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (nontradisi) :


Tari kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola tradisi dalam hal
koreografi, musik, rias, busana dan tata teknik pentasnya. Salah satu tari kreasi
baru non tradisi yaitu tari kontemporer.

C. Keunikan Gerak Tari Kreasi.

Tari kreasi mengalami perkembangan dari pola – pola tarian nusantara yang telah ada.
Susunan tari kreasi tidak terikat pada

pola gerak dan aturan yang berlaku. Koreografi dan teknik gerak tari kreasi dapat
menyesuaikan pada keadaan yang saat ini sedang trend.

1. Tari Gegot.

Tari gegot merupakan tari Betawi yang diciptakan oleh Entong Sukirman dan Kartini
Kisam pada tahun 1976. Tari gegot merupakan tarian yang menggambarkan kehidupan
para remaja putri Betawi yang sedang bersenda gurau dalam menjalankan masa
remajanya, canda dan tawa mewarnai kehidupannya. Ide garapan tarian ini berangkat dari
karakter topeng, panji dan jingga, dimana dua karakter tersebut mewakili kehidupan
keseharian manusia.

2. Tari Saman.

Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan
peristiwa – peristiwa penting dalam adatnya. Syair dalam tarian saman menggunakan
bahasa Gayo. Selain itu, biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran
Nabi Muhammad SAW.

3. Tari Loliyana.

Tari Loliyana adalah tari kreasi yang berasal dari Maluk. Pertunjukan tari Loliyana
berdasarkan pada tradisi masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua. Tari Loliyana berasal
dari Upacara Panen Lola sehingga disebut tari Panen Lola. Tari Loliyana berasal dari kata
Lola, yaitu pekerjaan mengumpulkan hasil laut.
Materi Seni Budaya Kelas X Semester 1

Gerak Dasar Tari

A. Gerak Dalam Tari

Gerak adalah materi dasar dari tari. Tari tidak menggunakan tubuh manusia untuk
menghasilkan gerak. Agar dapat menari dengan baik perlu dibangun pengetahuan dan rasa
kinestetis (kinesthetic sense) pada tubuh dan bagian-bagiannya. Kinestetis menyadarkan
penari akan tubuhnya (body awareness). Kesadaran tubuh adalah kemampuan untuk
memahami dan mengendalikan seluruh bagian tubuh. Setiap tarian memiliki ciri khas atau
keunikan gerak. Tari tidak hanya terpaku pada gerak tari baku, tetapi dapat dikembangkan
menjadi gerak tari kreasi.

Macam-Macam Tari Dalam Nusantara

1. Tari Betawi

Tari Betawi ada 2 jenis, yaitu Topeng dan Cokek. Ragam gerak dasar pada tari Betawi
terdiri dari Gibang, selancar, rapat nindak, kewer, pakblang, goyang plastik dan
gonjingan. Ragam gerak tersebut dapat dikembangkan menjadi gerak yang lebih ritmis
dengan ruang gerak yang lebih luas.

2. Tari Bali

Dalam masyakat Bali, tari merupakan bagian kehidupan, hampir semua rutinitas upacara
keagaman, upacara adat, terdapat unsur tari. Ragam gerak dasar tari bali terdiri dari
ngumbang, agem, angsel, piles dan ngeseh. Gerak Tari Bali sangat dinamis dengan ciri
khas geraknya ditambah dengan gerakan mata (nyeledet).

3. Tari Jawa

Gerak pada Tari Jawa tertuju pada gerak yang tumbuh dan berkembang di keraton atau
istana. Gerak yang berkembang di keraton memiliki aturan-aturan tersendiri dalam
melakukannya. Setiap gerak memiliki makna dan filosofi tersendiri.

B. Gerak Pada Tari


Dalam gerak terkandung tenaga/energi yang mencakup ruang dan waktu. Gejala yang
menimbulkan gerak adalah tenaga, bergerak berarti memerluang ruang dan membutuhkan
waktu ketika proses gerak berlangsung. Rudolf Von Laban membagi aspek gerak menjadi
gerak bagian kepala, kaki, tangan, badan (the body), dan jarak. Rentangan atau tingkatan
gerak (space) yaitu gerak yang kuat, lemah, elastis, penekanan (dynamich).

Timbulnya gerak tari berasal dari hasil pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan)
dan distorsi (pengubahan), yang melahirkan dua jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak
maknawi. Gerak murni yang terdapat pada tari tradisi:

A. Pada gerak dasar kaki

 Adeg-adeg (Jawa) : Kesiapan sikap dasar kaki pada saat mulai menari

 Wedhi kengser (Jawa) dan seser (Sunda) : gerak menggeser telapak kaki ke samping
kanan dan kiri

 Trecet : gerakan bergeser ke samping (kiri atau kanan) dengan kaki jinjit dan lutut di
tekuk

 Trisig (Jawa) : gerakan berpindah tempat, maju mundur dan berputar dengan berlari
kecil, jinjit dan tubuh agak merendah

B. Pada gerak dasar tari bagian tangan dan lengan

 Gerakan ngiting

 Nyampurit (Sunda)

 Nyempurit (Jawa)

 Ngrayung

 Pa’blang dan kewer (Betawi)

 Capang (Sunda)

 Gerak ukel

C. Pada gerak dasar tari bagian kepala

 Gilek : kepala membuat lengkungan ke bawah, kiri dan kanan

 Galieur : gerak halus pada kepala yang dimulai dari menarik dagu, kemudian ditarik
dengan leher kembali ke arah tengah
 Pacak gulu dan jiling : gerak kepala ke kiri dan ke kanan secara cepat

Teknik Dalam Menari

Teknik berhubungan dengan cara melakukan gerak, prosedur berhubungan dengan tahapan-
tahapannya. Contohnya gerak berjalan, ada yang dilakukan dengan teknik jinjit. Prosedur untuk
melakukan gerak berjalan dengan jinjit dimulai dengan badan tertumpu pada tumit dan
melangkah setahap demi setahap. Agar lebih memahami gerak pada tari, lakukan latihan seperti
berikut :

A. Gerakan Badan

1. Hoyog : badan dicondongkan ke samping kanan atau kiri, seperti gambar di bawah ini.

2. Engkyek : badan dicondongkan ke kiri atau ke kanan dengan sikap tangan lurus ke
samping

3. Polatan : gerakan arah pandangan

4. Oklak : menggerakkan pundak ke depan dan belakang

5. Entrag : menghentakkan badan ke bawah berkali-kali, seolah-olah badan mengemper

B. Gerak Kepala

Dalam tari Jawa Barat yaitu galeong, gelieur dan gelengan kepala tengok kanan dan kiri.
Berikut contoh Galeong,
C. Gerak Kaki

1. Debeg : menghentakkan ujung telapak kaki, seperti gambar di bawah ini.

2. Gejuk : menghentakkan kaki kebelakang dengan jinjit. Berikut contohnya,

3. Kengser : bergerak ke kiri atau ke kanan dengan menggerakkan kedua telapak kaki

4. Trisig : lari kecil dengan berjinjit

5. Trecet : telapak kaki jinjit bergerak ke kiri dan ke kanan

6. Tunjak tancep : sikap berdiri diam

D. Gerak Tangan

1. Lenggang : menggerakkan kedua tangan dengan arah yang berlawanan,


2. Pakblang : meluruskan kedua tangan keatas dengan tepak tangan mengarah keatas dan
kebawah

3. Ngerayung : telapak tangan membuka dan ibu jari di tekuk ke telapak tangan

Materi Seni Budaya Kelas XI Semester 1

Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur

A. Konsep Gerak Dasar Tari Tradisional

Setiap tari memiliki gerak berbeda tetapi memiliki kesamaan yaitu memiliki tenaga, ruang
dan waktu. Selain gerak memerlukan tenaga dan ruang, gerak juga memerlukan waktu.
Setiap gerakan yang dilakukan membutuhkan waktu. Perbedaan cepat, lambat gerak
berhubungan dengan tempo. Jadi tempo merupakan cepat atau lambat gerak yang dilakukan.

B. Teknik & Proses Gerak Dasar Tari Tradisional

Pemahaman terhadap teknik gerak dasar tari tradisional adalah dasar untuk mengeksplorasi
keanekaragaman gerak yang dapat dirangkai menjadi sebuah tarian. Teknik gerak dasar ini
terdiri dari: gerak kepala, gerak badan, gerak tangan dan gerak kaki. Dari keempat teknik
inilah yang dapat dikembangkan menjadi sebuah kesatuan tarian yang utuh.

C. Eksplorasi: Merangkai Gerak Dasar Tari Tradisional

Teori yang diungkapkan oleh Hawkins (2003) untuk membuat komposisi gerak, terdiri:

1. Eksplorasi

yaitu pengalaman melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan ragam gerak. Pada
kegiatan ini berupa imajinasi melakukan interpretasi terhadap apa yang telah dilihat,
didengar, atau diraba.

2. Improvisasi

yaitu pengalaman secara spontanitas mencoba-coba atau mencari-cari kemungkinan


ragam gerak yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi.
3. Evaluasi

yaitu pengalaman untuk menilai dan menyeleksi ragam gerak yang telah dihasilkan pada
tahap improvisasi.

4. Komposisi

yaitu tujuan akhir mencari gerak untuk selanjutnya membentuk tari dari gerak yang siswa
temukan.

Eksplorasi Karya Tari Tradisional

A. Fungsi Tari

 Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai upacara

Tari yang berfungsi sebagai upacara, apabila tari tersebut memiliki ciri:
dipertunjukan pada waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai
sesajian.

 Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi

Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi, memiliki ciri gerak yang spontan.
Pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan untuk
kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat.

 Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis

Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis, adalah tari yang disiapkan untuk
dipertunjukan.

B. Simbol Tari

Mengamati simbol dalam gerak. Misalnya gerak tari memanah dalam tari Beksa Panah
dari Kalimantan Selatan. Gerak ini memiliki kesamaan antara gerak dalam tari dengan
gerak yang sebenarnya, atau dengan kata lain gerak memanah pada tari Beksa Panah
meniru dari gerak memanah. Dengan demikian maka gerak ini memiliki simbol gerak
bermakna.

Mengamati simbol dalam busana

Misalnya tari Gawil dari Jawa Barat: Busama yang dipakai penari adalah jenis busana
bangsawan Sunda pada abad 19. Simbol status kebangsawanan diperoleh dari motif, kain,
model jas dan tutup kepala, serta asesoris busana (kalung rantai dan kancing mas) yang
hanya dipakai oleh kalangan bangsawan Sunda.

C. Jenis Tari

 Tari tradisional yang ditampilkan oleh seorang penari

 Tari tradisional yang ditampilkan secara berpasangan

 Tari tradisional yang ditampilkan secara kelompok

D. Konsep Tari Tradisional

 Mengamati konsep tari tradisional

 Mengamati konsep tari tradisional klasik

 Konsep tari tradisional dalam tari tradisional klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

– Tari yang hidup di lingkungan keraton

– Gerak-gerak tarinya memiliki pakem (aturan) tertentu.

– Memiliki keindahan mengikuti aturan keraton.

– Ruang, tenaga dan waktu memiliki standar keraton.

– Diketahui penciptanya

Contoh tari tradisional klasik: Tari Serimpi, Tari Bedhaya, Tari Beksan Lawung, Tari
Pakarena, Tari Legong Kraton, dll.

Mengamati konsep tari tradisional kerakyatan

– Tari yang hidup di lingkungan rakyat yang sifatnya komunal

– Memiliki nilai yang berpijak pada tradisi setempat

– Terkadang memiliki kekuatan magis ritus tertentu

– Tidak diketahui penciptanya

Contoh tari tradisional kerakyatan: Sintren, Sisingaan, Ronggeng Gunung, Ronggeng


Ketuk, Seblang dll.
Materi Seni Budaya Kelas XII Semester 1

Manajemen Pergelaran Tari

A. Pengertian Manajemen Pergelaran Tari

Pentingnya memahami masalah manajamen dalam pergelaran tari sama pentingnya ketika
seniman mempersiapkan karya seni tari yang berkualitas. Karena dalam persoalan
manajemen terdapat beberapa tahapan yang mampu membantu seniman untuk
mempublikasikan karyanya pada apresiator. Selain memiliki nilai dan fungsi komersial, ada
pula kegiatan manajemen pergelaran tari dilakukan seniman tari untuk mengefi siensikan
berbagai persiapan agar kegiatan pergelaran tari dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

B. Prinsip-Prinsip Manajemen Pergelaran Tari

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, perlu dipahami terlebih dahulu beberapa prinsip-
prinsip manajemen yang pada akhirnya akan diterapkan dalam kegiatan pergelaran tari.

Berikut prinsip-prinsip manajemen.

 Prinsip Pembagian Kerja

 Prinsip Wewenang dan Tanggung Jawab

 Prinsip Tertib dan Disiplin

 Prinsip Kesatuan Komando

 Prinsip Keadilan dan Kejujuran

C. Fungsi Manajemen Pergelaran Tari

Beberapa sumber menyebutkan tentang fungsi manajemen dalam sebuah organisasi atau
kegiatan termasuk di antaranya untuk kegiatan pergelaran tari. Fungsi manajemen tersebut
meliputi sebagai berikut.
 Fungsi Perencanaan (Planning)

 Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

 Fungsi Pergerakan (Actuating)

 Fungsi Pengawasan (Controlling)

D. Pembentukan Panitia Pergelaran Tari

Selain penari dan pemain musik terdapat peran lain yang sama pentingnya dengan posisi
penari dan pemain musik. Peran tersebut adalah kepanitiaan pergelaran. Bagaimanapun
konsep pergelaran dibuat, unsur kepanitiaan ini penting dimunculkan. Hal ini dikarenakan
peran kepanitiaan ini memiliki andil sangat besar dalam menyukseskan kegiatan pertunjukan
tari yang diselenggarakan.

Tugas dan tanggung jawab kepanitiaan pergelaran ini membantu mengatur setiap tahapan
kegiatan pergelaran mulai dari tahapan awal, proses latihan, publikasi dan pemasaran
pertunjukan, sampai pada pengaturan jalannya pertunjukan agar berjalan dengan sukses.

Anda mungkin juga menyukai