NIM : E1E020075
KELAS : 3C PGSD
1. LATAR BELAKANG
Tari Tortor adalah jenis tarian purba dari suku Batak yang berasal dari provinsi
Sumatra Utara yang meliputi daerah kabupaten Tapanuli Utara, Humbang
Hasundutan, Toba, Samosir, dan Tapanuli Tengah. Dan saat ini, tari tortor
menjadi bagian penting dalam adat suku Batak Toba, baik dalam acara adat
pernikahan ataupun pentas seni di seluruh Indonesia. Melalui tarian ini lah
masyarakat adat Batak menyampaikan harapan dan seluruh doa-doanya. Peragaan
sikap dan perasaan melalui tortor selalu menggambarkan kondisi dan situasi yang
dialami.
Namun, saat ini tema dan makna filosofi tortor sebagai sarana ritual keagamaan
telah beralih fungsi menjadi sarana hiburan sekaligus media komunikasi sesama
warga. akan tetapi, tari Tor- tor tidak hanya dilakukan untuk penyambutan tamu
saja. Tari Tor- Tor juga juga dilakukan pada saat ada yang meninggal. Tarian Tor-
tor ini akan disebut sebagai manortot matee (tarian mati). Adapun perbedaannya
hanya terletak pada ekspresi wajah penari. pada saat tor- tor untuk yang sudah
meninggal ekspresi penari akan terlihat sedih dan tarian akan dilakasanakan
dengan khidmat, kebalikan dengan tari Tor- tor untuk persembahan ataupun
perkawinan. tidak semua orang yang meninggal yang akan mengadakan tari Tor-
tor. Hanya orang tua yang telah anak yang sudah menikah semua atau sudah lepas
tanggung jawab adalam hal mengurus anak- anak mereka dan telah memiliki cucu
dari anak- anak mereka dan disetujui oleh keluarga dan kepala adat
Unsur-unsur dalam seni tari terdiri dari beberapa unsur utama dan
pendukung. Unsur utama seni tari ada tiga, yakni wiraga, wirama dan
wirasa. Berikut ini penjelasan tentang unsur-unsur utama dalam seni tari:
1. Wiraga
Unsur pertama dalam seni tari adalah raga atau wiraga, yang memiliki arti
bahwa penari wajib menampilkan gerakan badan, baik posisi duduk
maupun berdiri. Wiraga diambil dari bahasa Jawa yang berarti 'raga', dan
dikenal sebagai gerakan tari.
Pada saat menari, para penari harus menunjukkan semua gerakan tubuh
yang ritmis, dinamis, dan estetis. Seni tari memiliki gerak murni yang
tariannya tidak memiliki maksud tertentu.
Setiap gerakan yang dibawakan penari, memiliki makna tertentu dan bisa
ditebak oleh penonton atau penikmat tari.
2. Wirama
Dalam seni tari mempunyai unsur irama atau wirama. Jadi, setiap gerakan
tari harus bersifat ritmis sesuai alunan musik yang mengiringinya.
Irama atau musik yang digunakan dalam seni tari, biasanya berasal dari
rekaman lagu atau langsung dari instrumen yang dibawakan oleh pemusik.
Musik atau irama yang ada dalam unsur seni tari bisa membuat suasana
menjadi lebih hidup, harmonis, dan sesuai makna tarian tersebut.
3. Wirasa
Unsur seni tari selanjutnya ialah rasa atau wirasa yang berarti tarian
tersebut bisa menyampaikan sebuah pesan perasaan, dari setiap gerakan
yang dibawakan oleh penari. Pesan atau perasaan tersebut bisa
tersampaikan dari ekspresi yang dibawakan oleh penari.
Bagi seorang penari, penjiwaan dan ekspresi wajah saat menari sangat
penting. Jika seorang penari mendapatkan karakter sebagai perempuan,
maka ia harus menari dengan gerakan lemah gemulai dan mimik wajah
yang ramah.
Unsur wirasa ini juga harus menyatu dengan irama yang dibawakan pada
saat menari.
2. Pola Lantai
Tarian akan indah apabila penari bisa menguasai pola lantai. Jadi, dalam
menari tak hanya berada di tengah panggung, tetapi juga bergerak ke sana
ke mari sehingga tidak membuat penonton bosan karena terlalu monoton.
Hal itu sangat penting dalam tarian agar antarpenari tidak saling
bertabrakan sehingga gerakan yang ditampilkan dapat selaras, kompak,
dan teratur.
3. Setting Panggung
4. Properti
1. Ruang
2. Waktu
cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Jika gerakan dilakukan secara
cepat, maka waktu yang dibutuhkan sedikit. Namun, jika gerakan
dilakukan secara lambat, maka waktu yang dibutuhkan akan lebih banyak.
Fungsi tempo pada gerak tari untuk memberikan kesan dinamis sehingga
tarian enak untuk dinikmati
3. Tenaga
Menurut sejarah, tari tor tor digunakan dalam acara ritual yang
berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-
patung batu (merupakan simbol leluhur). Kemudian patung-patung
tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan
yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan
tangan.
Jika kita lihat, jenis tari tor tor banyak ragamnya. Ada yang dinamakan tor
tor pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta
besar. Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu
dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut agar jauh dari mara bahaya.
Selanjutnya ada tari tor tor sipitu cawan (tari tujuh cawan). Tari ini biasa
digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tari ini juga berasal dari 7
putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit
bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (pisau tujuh sarung).
Terakhir, ada tor tor tunggal panaluan yang merupakan suatu budaya
ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah.Tunggal
panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk
mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah
perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu benua atas, benua tengah, dan
benua bawah.
Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk acara seremoni ketika orang tua
atau anggota keluarganya meninggal dunia. Sebagai tari tradisional suku
Batak, kini tari tor tor biasanya hanya digunakan untuk menyambut turis.
Ada beberapa alasan atau hal yang menurut saya tari tor-tor ini cocok
diajarkan untuk anak sekolah dasar. Diantaranya yang paling utama yaitu
tarian ini memiliki gerakan yang sangat sederhana. Dimana gerakan
tangan dan kaki pada tarian ini cukup terbatas dan merupakan salah satu
ciri khas dari tarian tor-tor ini. Gerakan yang mudah inilah yang membuat
sangat pantas untuk diajarkan kepada anak SD mengingat umur mereka
masih kecil dan tidak boleh dibebankan dengan tarian yang memiliki
banyak gerakan karna nantinya akan membebankan mereka. Disamping itu
juga, tarian ini tidak tidak hanya mudah dan indah tetapi tarian ini
memiliki makna tersendiri yaitu sebagai penyampaian batin, baik kepada
roh-roh leluhur maupun kepada orang yang dihormati (tamu-tamu) dan
disampaikan dalam bentuk tarian yang menunjukkan rasa hormat. Dulunya
tarian hanya dijadikan sebagai ritual atau upacara sakral, namun seiring
berkembangnya zaman, tarian ini juga dijadikan sebagai hiburan bagi
masyarakat. Nah dari situ kita bisa mengajak peserta didik untuk sekaligus
memahami bahwa budaya di indonesia memiliki kesenian tari tradisional
yang harus dikembangkan terutama pada lingkungan sekolah dasar.
Hasil Analisis salah satu Tarian tradisi NTB
TARI NGURI
1. LATAR BELAKANG
Tarian di tata sangat rapi dengan ragam gerak yang memiliki berbagai
makna dan gaya khas dari Sumbawa. Tari yang diciptakan oleh H.
Mahmud ini kemudian banyak dikenal oleh masyarakat melalui berbagai
acara budaya yang diadakan di daerah Sumbawa.
Unsur-unsur dalam seni tari terdiri dari beberapa unsur utama dan
pendukung. Unsur utama seni tari ada tiga, yakni wiraga, wirama dan
wirasa. Berikut ini penjelasan tentang unsur-unsur utama dalam seni tari:
1. Wiraga
Unsur pertama dalam seni tari adalah raga atau wiraga, yang memiliki arti
bahwa penari wajib menampilkan gerakan badan, baik posisi duduk
maupun berdiri. Wiraga diambil dari bahasa Jawa yang berarti 'raga', dan
dikenal sebagai gerakan tari.
Pada saat menari, para penari harus menunjukkan semua gerakan tubuh
yang ritmis, dinamis, dan estetis. Seni tari memiliki gerak murni yang
tariannya tidak memiliki maksud tertentu.
Setiap gerakan yang dibawakan penari, memiliki makna tertentu dan bisa
ditebak oleh penonton atau penikmat tari.
2. Wirama
Dalam seni tari mempunyai unsur irama atau wirama. Jadi, setiap gerakan
tari harus bersifat ritmis sesuai alunan musik yang mengiringinya.
Irama atau musik yang digunakan dalam seni tari, biasanya berasal dari
rekaman lagu atau langsung dari instrumen yang dibawakan oleh pemusik.
Musik atau irama yang ada dalam unsur seni tari bisa membuat suasana
menjadi lebih hidup, harmonis, dan sesuai makna tarian tersebut.
3. Wirasa
Unsur seni tari selanjutnya ialah rasa atau wirasa yang berarti tarian
tersebut bisa menyampaikan sebuah pesan perasaan, dari setiap gerakan
yang dibawakan oleh penari. Pesan atau perasaan tersebut bisa
tersampaikan dari ekspresi yang dibawakan oleh penari.
Bagi seorang penari, penjiwaan dan ekspresi wajah saat menari sangat
penting. Jika seorang penari mendapatkan karakter sebagai perempuan,
maka ia harus menari dengan gerakan lemah gemulai dan mimik wajah
yang ramah.
Unsur wirasa ini juga harus menyatu dengan irama yang dibawakan pada
saat menari.
2. Pola Lantai
Tarian akan indah apabila penari bisa menguasai pola lantai. Jadi, dalam
menari tak hanya berada di tengah panggung, tetapi juga bergerak ke sana
ke mari sehingga tidak membuat penonton bosan karena terlalu monoton.
Hal itu sangat penting dalam tarian agar antarpenari tidak saling
bertabrakan sehingga gerakan yang ditampilkan dapat selaras, kompak,
dan teratur.
3. Setting Panggung
4. Properti
1. Ruang
2. Waktu
cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Jika gerakan dilakukan secara
cepat, maka waktu yang dibutuhkan sedikit. Namun, jika gerakan
dilakukan secara lambat, maka waktu yang dibutuhkan akan lebih banyak.
Fungsi tempo pada gerak tari untuk memberikan kesan dinamis sehingga
tarian enak untuk dinikmati
3. Tenaga
Seperti yang dikatakan sebelumnya, tarian ini berawal dari tradisi adat
masyarakat Sumbawa yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan
pengabdian masyarakat terhadap pemimpin mereka. Selain terdapat nilai
historis di dalamnya, tarian ini juga memiliki berbagai nilai-nilai tentang
kehidupanseperti kesopanan, keramahan, kelembutan serta bagaimana
peran masyarakatterhadap pemimpin untuk menciptakan kesejahteraan
bersama.
Menurut saya pribadi, ada beberapa hal yang membuat tari nguri cocok
untuk diajarkan kepada anak- anak Sekolah Dasar. Alasan yang paling
utama yaitu dikarenakan gerakan tarian ini tidak terlalu cepat tempo
gerakannya atau cenderung lambat, sederhana dan gerakannnya sangat
indah dan gemulai sehingga cocok untuk melatih kelenturan peserta didik.
Dilihat juga dari sisi makna tari nguri ini selain sebagai bentuk
penghormatan atau pengabdian kepada pemimpin, juga memiliki nilai-
nilai tentang kehidupan seperti kesopanan, keramahan, dan kelembutan.
Nah nilai-nilai tersebut sangat pantas untuk kita tanamkan kepada peserta
didik agar mereka memiliki perilaku yang baik serta melatih anak untuk
patuh terhadap pemimpin. Contohnya mematuhi ketua kelas ataupun ketua
kelompok yang posisinya sebagai pemimpin dalam berdiskusi juga untuk
mendengarkan pendapat teman-temannya sebagaimana makna asli tari ini
seperti yang dibahas sebelumnya untuk mematuhi atau mengabdi kepada
pemimpin.