Anda di halaman 1dari 9

SENI TARI

Tari adalah gerak tubuh yang secara berirama senada dengan alunan musik yang dilakukan
di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud,
dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan
memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari
seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari
rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Dansa adalah tari asal kebudayaan Barat yang
dilakukan pasangan pria-wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi
musik.

Unsur-unsur Seni Tari

1. Ragam Gerak

Ragam Gerak ialah salah satu unsur yang mempunyai peran penting untuk seni tari dan unsur
estetika dari tari. Gerakan dari tari berasal dari anggota tubuh. Anggota tubuh yang dapat
digunakan dalam menari yaitu pada anggota tubuh bagian atas, bagian tengah dan pada
bagian bawah. Anggota tubuh bagian atas terdiri dari kepala, mata dan raut wajah. Bagian
anggota tubuh pada bagian tengah yaitu terdiri dari anggota lengan atas, lengan bawah,
telapak tangan, jari-jari dan ruas jari. Sedangkan anggota tubuh pada bagian bawah terdiri
dari Kaki. Ragam gerak pada bagian kaki hampir sama untuk tarian di bagian timur.
Perbedaannya terletak pada tempo atau volume gerakannya.

 2. Bentuk Iringan

Pada unsur seni tari yang kedua yaitu suatu bentuk iringan tarian bisa berupa jenis music
iringan tari internal dan jenis musik iringan tari eksternal. Jenis music iringan tari internal
yaitu suatu iringan yang berasal dari tubuh penari itu sendiri. Contohnya yaitu Tepukan dada
dan telapak tangan pada Tarian Saman dari Aceh dan suara Cak pada tari kecak dari Bali.

Sedangkan jenis music iringan pada tari eksternal berasal dari sebuah tabuhan alat music.
Contohnya di Jawa tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat yang dikenal alat music gamelan,
pelog dan salendro.

 3. Kostum Tari

Kostum tari ialah suatu estetika yang tidak bisa dipisahkan dari wujud tarian. Kostum pada
tarian untuk upacara bentuknya lebih sederhana dan tidak mementingkan suatu estetika.
Berbeda dengan kostum tarian yang digunakan pada tarian pertunjukan atau tarian tontonan.
Kostum pada tarian tontonan atau pertunjukan bentuknya dirancang sedemikian rupa
sehingga menimbulkan sebuah kesan keindahan maupun mendalam dari penontonnya.

 4. Pola Lantai

Pola lantai ialah salah satu unsur yaitu suatu posisi yang dilakukan oleh sih penari tunggal
ataupun penari kelompok. Pola lantai pada suatu tarian bisa berupa simetris, asimetris,
lengkungan, garis lurus dan lingkaran.
Pada tarian upacara, pada jenis tarian yang satu ini biasa nya pola lantai berbentuk lingkaran.
Menurut para ahli, pola lantai yang berbentuk sebuah lingkaran menggambarkan berkaitan
erat dengan sesuatu yang sacral atau mistis. Lingkaran berpusat sebagai symbol alam dunia,
berpusat kepada bagian tertentu yang ditempati oleh sautu alam gaib. Contohnya : tarian
upacara dengan suatu pola lantai lingkaran yaitu tari kecak dari bali.

Fungsi Seni Tari

 1. Sebagai sarana keagamaan

Di dalam kehidupan keagamaan, sejak dahulu manusia menggunakan suatu tari-tarian


sebagai sarana berkomunikasi dengan Tuhan. Biasanya tari yang digunakan sebagai sarana
keagamaan bersifat sakral. Di Bali masih terdapat suatu tarian-tarian keagamaan sebagai
sarana komunikasi dengan para Dewa dan leluhurnya. Biasanya tarian ini dilakukan disebuah
Pura-pura. Contohnya yaitu tarian Sang Hyang, Kecak, Keris, Rejang.

 2.Sebagai sarana upacara adat

Tarian yang biasanya digunakan sebagai upacara adat terbagi atas 2 yaitu:

 Peristiwa Alamiah Tarian upacara adat ini bersifat alamiah biasanya berhubungan
dengan suatu kejadian alam. Contohnya yaitu Tari Ngaseuk (menanam padi) dari
Jawa Barat, Tari Seblang (panen padi) dari Jawa Timur, Tari Nelayan (memohon
keselamatan saat berlaut) dari Irian Jaya dan lain sebagainya.

 Peristiwa Kehidupan salah satu jenis tarian upacara adat ini biasa nya pada peristiwa
kehidupan umumnya yang berhubungan dengan sebuah kehidupan manusia.
Contohnya yaitu: Tari Sisingaan (upacara khitanan) dari Jawa Barat, Tari Wolane
(upacara perkawinan) dari Maluku, Tari Holana (menyambut kelahiran bayi) dari
NTT dan Tari Ngaben (upacara kematian) dari Bali

 3. Sebagai Sarana Pergaulan

Manusia ialah makhluk social yang membutuhkan suatu interaksi dengan individu lainnya
sehingga muncullah suatu keakraban. Untuk mendapatkan suasana keakraban tersebut,
manusia membutuhkan sebuah sarana. Salah satu dari sarana tersebut yaitu sebuah Tarian
Pergaulan. Tarian pergaulan ialah jenis tarian yang dipergunakan untuk menyatakan
kerukunan bermasyarakat. Salah satu contoh yang paling jelas dari tari pergaulan yaitu Tari
Jaipongan dimana penari dan penonton bisa menari bersama di satu panggung. Contohnya
yaitu Tari Tayub dari Jawa Timur, Tari Adu jago dari Surabaya dan Tari Manduda dari
Sumatera Barat.

4. Sebagai Tontonan

Seni tari yaitu sebagai tontonan atau sebuah pertunjukan. Hampir setiap daerah di Nusantara
mempunyai tarian tontonan. Tarian tontonan atau pertunjukan ialah jenis tarian yang
dihadirkan sebagai hiburan semata. yang bertujuan penonton yang menyaksikan tarian ini
akan merasa terhibur.
 Seni tari mempunyai peranan dalam masyarakat karena seni tari salah satu fungsi nya yaitu
sebagai sebuah ekpresi dan pengungkapan sebuah perasaan dari si penari. Hal ini dikarenakan
manusia adalah suatu makhluk sosial yang harus saling berkomunikasi sesama manusia dan
kepada sang pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Jenis-Jenis Seni Tari

1. Tari Tradisional

Di negara kita Indonesia hampir di setiap daerah mempunyai tari tradisional. pengertian dari
tari tradisional ialah suatu tarian yang berasal dari sebuah daerah dan diturunkan secara
turun-temurun hingga menjadi suatu budaya dari daerah tersebut. Umumnya tari tradisional
ini mengandung sebuah nilai-nilai filosofis seperti keagamaan, kepahlawanan dsb.

Tari tradisional di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu tari rakyat dan tari klasik (keraton).

 Tari Rakyat, Tarian rakyat atau tarian daerah ialah salah satu jenis tarian yang
berkembang pada masyarakat biasa. Tarian rakyat lahir sebagai suatu lambang dari
kebahagiaan dan sukacita. Contohnya jika pada musim panen tiba dan hasil panen
melimpah maka masyarakat akan mengadakan acara dan menari bersama untuk
merayakannya. Salah satu jenis tarian ini terus berkembang dan menjadi tradisi.
Tarian rakyat tidak mempunyai suatu aturan-aturan baku sehingga bentuk tariannya
sangat bervariasi
 Tari Klasik (Tari Keraton) salah satu jenis ini lahir dari dalam keraton atau dalam
kaum bangsawan. Karena tarian ini berkembang pada suatu lingkungan atas, maka
masyarakat biasa dilarang untuk menarikan tarian ini. Berbeda dengan tarian rakyat,
tari keraton ini mempunyai suatu aturan yang tertulis dan baku. Sehingga sejak zaman
tari ini lahir sampai sekarang tidak ada yang berubah.

 2. Tari Kreasi Baru

Tari kreasi baru ialahsalah satu jenis tari yang perkembangan dari tari tradisi yang ada. jenis
tarian yang sudah ada dan biasanya dipakai untuk upacara ritual, adat dan keagamaan lalu
dimodifikasi oleh sih penata tari sehingga tari ini bisa dinikmati oleh khalayak umum.
Contohnya yaitu pada Tari Rapai yang merupakan sebuah perpaduan dari gerak tari yang
berkembang di Aceh dan Semenanjung Malaya, yaitu Tari Seudati, Saman dan Zapin.

 3. Tari Kontemporer

Tari kontemporer ialah salah satu jenis tarian modern yang berkembang di Indonesia. Tarian
ini lahir sebagai sebuah reaksi atas pada seni tari klasik yang telah mencapai suatu titik akhir
yang didalam perkembangan teknisnya. tari kontemporer ialah salah satu jenis tari modern
yang sehingga tidak ada unsure tradisi lama lagi. Biasanya gaya tari kontemporer ini
bernuansa unik dan memakai jenis music dari computer. Sedangkan tari kreasi baru ialah
suatu tari tradisi yang sudah diedit tetapi tetap saja meninggalkan suatu unsur asli tradisinya.

Proses Penggarapan

1. Proses Eksplorasi
Eksplorasi adalah proses penjajahan dan pencarian motif-motif gerak melalui berbagai cara yang
dilakukan pada saat melakukan proses garap gerak tari. Pada langkah ekplorasi biasanya terbentuk
karena adanya rangsang awal yang ditangkap oleh pancaindera. Melalui rangsang inilah, praktik ide
dan gagasan mengembangkan gerak dapat dilakukan dan akan mewujudkan proses kreatif gerak
yang cenderung orisinal dari karya tari yang dibuat secara sederhana. Dalam proses eksplorasi ada
beberapa stimulus yang dapat digunakan oleh penata tari dalam melakukan proses garap. Beberapa
stimulus tersebut diantaranya berupa rangsangan auditif, visual, ideasional (gagasan) dan rangsang
kinestetik. Jenis – jenis rangsangan tersebut antara lain :

1. Rangsangan Dengar (Auditif) adalah salah satu tahapan pengembangan gagasan gerak yang
dilihat oleh suara atau bunyi suatu benda atau perbuatan sendiri. Contoh rangsang dengar
antara lain suara instrumen musik (gendang, seruling, gamelan dan lain-lain), suara manusia
(nyanyian, puisi, tangisan, dan lain-lain), suara alam (gemuruh ombak, angin, kicauan burung
dan lain-lain)
2. Rangsangan visual dapat muncul karena panca indera, rangsangan ini dapat timbul dari
objek gambar, warna, wujud, patung, melihat orang menari atau bergerak, dan lain
sejenisnya. Seorang penata tari melalui gambaran visual tersebut dapat mengambil
gagasan/konsep yang ada di balik hasil penglihatannya dan dengan segera mampu
bereksplorasi menciptakan gerak tarian yang diinginkan.
3. Rangsangan Kinestetik dalam tahap ini dapat dilakukan seperti pada saat mengolah gerak
berdasarkan pola hitungan
4. Rangsangan Gagasan (idesional) adalah rangsangan yang seringkali digunakan peñata tari
dalam membuat karyanya. Untuk menyampaikan gagasan atau cerita yang akan disajikan
biasanya gerak dirangsang dan dibentuk dengan kapasitas kemampuan penata tari.

Proses penemuan motif gerak juga dapat dapat melalui beberapa kegiatan eksplorasi lainya:

1. Eksplorasi kemampuan dasar teknik gerak untuk menemukan sebuah motif gerak, kemudian
divariasi kembangkan dari berbagai segi (aksi, kualitas, ruang, dan tata hubungan), dan
dimanipulasikan dengan tujuh cara (pengulangan sebagai elemen konstruksi) untuk
menemukan gerak yang diinginkan
2. Eksplorasi alam sebagai sumber untuk menemukan konsep tema gerak, kemudian
melakukan improvisasi, eksplorasi, evaluasi, seleksi, komposisi/pengorganisasian,
selanjutnya di variasikan dari berbagai segi.
3. Mengikuti kata hati, mengalami, dengan menerapkan prinsip laku telu (membuka diri, sabar
menanti) ; gerak meruang (pelan, lembut, tanpa tekanan, dan berkesinambungan) baru
meruang (atensi, makna)

Proses eksplorasi sangat berguna bagi pengalaman tari, termasuk berpikir, berimajinasi untuk
merasakan dan merespon.

2. Stilasi Gerak Tari

Stilisasi adalah proses penghalusan, memberikan kesan indah dari suatu gerak. Dalam berkarya tari
tentunya memerlukan bentuk-bentuk baru dari suatu gerak. Stilasi dilakukan pada hasil eksplorasi
gerak  untuk diubah/diperhalus dengan proses pengembangan. Proses pengembangan gerak ini
dapat dilakukan dengan cara mengubah volume gerak, level, kesan, ragam gerak, struktur dan
elemen lainnya.
Setelah proses pembentukan gerak, selanjutnya dilakukan pemilihan gerak yang sesuai dengan ide.
Pada tahap ini kegiatan memilih dan memilah gerak-gerak yang sudah diolah, diseleksi kembali
untuk disesuaikan dengan ide garapan. Pemilihan gerak setidak-tidaknya dapat digunakan seefektif
mungkin, sehingga mempunyai kualitas yang mantap dari karya yang akan dibuat.
Tahapan akhir dari proses eksplorasi adalah tahapan penggabungan dengan unsur-unsur pendukung
lainnya, baik dengan musik iringan tari, penggunaan properti tari, atau dengan penggunaan artistik
lainnya, termasuk penggunaan busana dan asesoris tari.

3. Improvisasi Gerak Tari

Improvisasi merupakan pengalaman secara spontanitas mencoba-coba/mencari-cari kemungkinan


ragam gerak yang telah diperoleh waktu improvisasi. Inti dari gerak improvisasi adalah bentuk-
bentuk gerak yang dilakukan penari yang pada setiap saat dapat dilakukan berbeda tetapi masih
disesuaikan dengan maksud pengadegan dari gerak itu sendiri.

Gerak improvisasi dapat dikategorikan sebagai adegan gerak yang disengaja dan tidak disengaja.
Adegan yang tidak disengaja oleh salah satu penari tersebut dapat dikategorikan sebagai gerak
improvisasi oleh si penari. Akan tetapi, pada pelaksanaanya juga gerak improvisasi dalam tari dapat
dilakukan secara sengaja sesuai dengan kebutuhan konsep garap.
Improvisasi dapat memberikan kesempatan yang lebih besar bagi imajinasi dan menciptakan
eksplorasi. Karena itu, di dalam improvisasi akan timbul suatu kepuasan rasa yang benar-benar sulit
untuk diungkapkan dengan kata-kata. Improvisasi memberikan pengalaman yang dapat mendorong
ingatan-ingatan tentang pengalaman hidup. Menyampaikan kesan-kesan dapat dijadikan sebagai
acuan dalam merespon imajinasi baru dan mengembangkan ide-ide gerak. Sehingga, lahirlah
kesadaran baru dalam bergerak.

4. Komposisi Tari
Membuat penataan tari atau mengkomposisikan tari memerlukan kreativitas yang berhubungan
dengan kemampuan berpikir menyangkut sikap dan perasaan seseorang. Kreativitas memerlukan
kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), orisinalitas berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkaya, memperinci) suati gagasan. Dengan demikian, orang kreatif ialah
orang yang menggunakan imajinasinya untuk memecahkan persoalan. Temuan gerakan dan cara
penyusunan ke dalam tarian secara bertahap telah dilambangkan melalui improvisasi dan eksplorasi.

Dalam komposisi tari diperlukan unsur-unsur gerak dan komposisi kelompok. Unsur gerak
mencangkup disain atas, yaitu gerak simetris dan asimetris, gerak lengkung, garis lurus, atau
horisontal. Unsur komposisi kelompok mencangkup disain lantai, yaitu musik, pentas, tata rias,
busana, properti, dan alat.

Level dalam Gerak Tari

1. Level Tinggi
Level tinggi pada gerak tari sering dilakukan pada tradisi tari balet. Penari balet sering
melakukan gerakan pada level tinggi dengan melayang. Untuk dapat melakukan gerak
melayang diperlukan teknik gerak dengan baik dan benar. 
Level tinggi juga dapat dijumpai pada tari tradisi di Indonesia.Misalnya tarian perang dari
suku Dayak salah seorang dari penari melompat dan memberi kesan dinamis dan kekuatan
yang luar biasa. Tarian dengan tema perang di setiap suku memiliki kemiripan level tinggi.
Level tinggi berfungsi juga untuk menunjukkan antara dua peran yang berbeda.

2. Level Sedang
Gerak pada level sedang hampir dimiliki oleh semua tari tradisional di Indonesia. Level
sedang ditunjukkan pada posisi penari berdiri secara lurus di atas pentas. Gerak yang
dilakukan memiliki kesan maskulinitas karena gerak seperti ini sering dilakukan oleh penari
pria. 
Properti dengan menggunakan tongkat sering di jumpai pada gerak tari Jawa, Sunda,
Kalimantan, dan
Papua, serta daerah lain. Tongkat dapat berupa tombak atau sejenisnya. Tongkat atau tombak
yang digunakan biasanya menunjukkan bahwa tari tersebut bertema peperangan.
Gerak level sedang juga ditunjukkan pada misalnya semua penari melakukan gerak rampak
dengan badan agak condong. Pose gerak seper ti ini memberi kesan kokoh dan kuat. Gerak
ini juga memberi
kesan maskulinitas yaitu gerakan yang biasa ditarikan untuk peran laki- laki.

3. Level Rendah
Berguling dari satu tempat ke tempat lain. Terus bergerak seolah tanpa lelah. Gerak berguling
yang dilakukan dalam tari disebut dengan level rendah. Ketinggian minimal dicapai penari
adalah pada saat rebah di lantai.

Ruang

Ruang merupakan elemen pertama dalam gerak tari dan disini diartikan bahwa elemen
merupkan unsur pokok dalam tari yang juga akan menentukan hasil dari gerak tari. Hal ini
bisa terjadi karena mustahil jika suatu gerakan tari lahir dengan tidak ada ruang gerak. Setiap
penari akan bisa memberikan gerakan karena adanya ruangan yang untuk bergerak. Ruang
gerakan dalam tari ini seperti :

 Posisi, adalah arah dalam gerakan tari yang arah nya berhadapan dan juga arah gerak
 Leve atau Tingkatan Gerak
 Jangkauan gerak

Posisi dalam gerakan tari merupakan aspek ruang yang ada dalam elemen tari. Dimana posisi
ini akan memberikan petunjuk arah yang hadap dan juga arah gerakan yang dilakukan oleh
penari. Arah hadap yang di lakukan oleh para penari saat melakukan gerakan tari salah satu
contohnya yaitu :

 Arah kedepan muka


 Arah kebelekang
 Arah Sudut Kanan dan Sudut Kiri
 Arah Samping Kanan dan Samping Kiri

Selain arah hadap yang di lakukan oleh para penari, maka penari juga memiliki arah gerak
yang di lakukan dalam pementasan tari, arah gerak yang dilakukan oleh para penari biasanya
adalah sebagai berikut ini :

 Arah Maju dan Mundur


 Arah Kesamping Kanan dan Samping Kiri
 Arah Zig – Zag
 Arah Berputar yang searah dengan Jarum Jam

Selain itu gerakan tari juga memiliki ruang yang lainnya yaitu Level atau sering di sebut
dengan tingkatan gerak. Bisa dijelaskan juga bahwa level yang masuk kedalam ruang lingkup
gerakan tari seperti berikut ini :

1. Level Atas : adalah level yang akan ditunjukkan oleh para penari dengan memberikan
penampilan gerakan tari yang di mulai dari posisi kaki menjinjit, kaki tetap menjinjit
dan sampai dengan gerakan – gerakan tari yang lain nya seperti lompat. (Baca
juga : Pengertian Seni Rupa 2 Dimensi)
2. Level Sedang : adalah level gerakan tari yang akan di tunjukkan oleh para penari
dengan berbagai posisi saat menari dengan duduk. (Baca juga : Cabang Seni Rupa)
3. Level Sedang : adalah level gerakan tari dengan posisi berdiri dan posisi kaki sedikit
menekuk sampai dengan posisi kaki di luruskan kembali. (Baca juga : Seni Lukis)

Sehingga setiap gerakan – gerakan yang di lakukan oleh penarim dalam tarian – tarian yang
berbeda maka tidak akan jauh dari aturan – aturan yang sudah ada dan aturan yang harus di
taati dalam melakukan gerakan tarian untuk memberikan petunjuk dari beberapa penata tarian
yang lainnya. Maka dari itu, gerakan yang ada di dalam komposisi gerakan tarian selalu
memberikan motivasi dan akan memberikan beberapa alasan tertentu.

Salah satu contoh yang ada dalam elemen ruang ini adalah gerakan trisik  yang ada di dalam
tarian Jawa.Dalam tarian trisik ini yang berasal dari jawa yaitu para penari akan melakukan
gerakan – gerakan yang sudah ada dengan melakukan posisi kaki sedikit menjinjit dan di
ikuti dengan gerakan – gerakan pendek atau lari – lari kecil. Dan jika penari tidak melakukan
gerakan seperti itu maka penari dianggap salah, sehingga penari juga harus hati – hati dan
harus mengikuti gerakan – gerakan yang seharusnya di lakukan.

Sehingga berdasarkan contoh – contoh yang sudah ada maka kita semua bisa menyimpulkan
bahwa gerakan yang ada di dalam elemen tari merupakan suatu gerakan yang sudah memiliki
aturan dan juga memiliki batasan dalam melakukan jangkauan gerak tari yang telah di
tentukan menurut aturan – aturan dalam tarian tersebut. Sehingga, gerakan tari juga akan
memiliki jangkauan – jangkauan yang tertentu sehingga dalam gerakan tari yang dilakukan
akan memiliki batasan – batasan dalam ruang gerak tertentu.

Di dalam rangkaian yang ada dalam gerakan tari yang telah di ungkapkan oleh para penari
yang ada maka ada beberapa :

 Perubahan
 Perbedaan
 Kombinasi Penggunaan Arah Hadap
 Arah Gerak
 Jangkauan Gerak
 Peraturan Level
Hal yang sudah di sebutkan di atas akan memberikan kontras masing – masing dan
selanjutnya dari kontras akan menghasilkan beberapa aksen sehingga memberikan kesan
yang menarik dan penuh dengan kekuatan. Maka di lihat dari sini letak potensi yang lahir nya
dari dinamika ruang.

Waktu atau Tempo

Setiap gerakan tari yang diungkapkan oleh para penari dalam tarian nya tidak hanya dengan
satu gerakan saja. Untuk mengungkapkan gerakan tari di dalam tarian maka pada dasarnya
merupakan salah satu susunan dari beberapa rangkaian gerakan yang memiliki pola. Apabila
penari ingin melakukan gerakan dari beberapa gerakan yang ada, secara tiba – tiba akan
terlihat alihan dari gerakan satu dan menuju ke gerakan yang selanjutnya.

Untuk saat ini akan terlihat kosong jika suatu saat sebagai nafas dari ungkapan gerakan tari
yang satu dengan gerakan yang lain nya maka hal ini akan menunjukkan bahwa di dalam
menyajikan suatu tarian sudah banyak waktu dan tempo yang akan di gunakan sebagai
sisipan di antara gerak tari. Walaupun sudah ada nya waktu yang disisipkan dalam sekejap,
maka dari itu ada unsur pokok dari gerak tari yang berada di samping tenaga dan juga
ruangan adalah waktu atau tempo.

Elemen waktu gerak tari yang berada di ruang lingkup seni sudah di dominasi oleh beberapa
ritme dari gerak dan juga tempo gerak. Ritme gerak adalah elemen yang ada di dalam seni
tari yang diawali dan juga diakhiri suatu gerakan atau beberapa rangkaian gerakan. Dan
sedangkan tempo adalah ukuran dari gerakan tari yang berupa waktu untuk menyelesaikan
gerakan tari dalam satu rangkaian. Untuk mengetahui dinamika tempo atau waktu maka
seorang penari juga harus bisa mengatur beberapa irama gerakan yang di lakukan. Selain ini,
para penari juga harus benar – benar cermat dalam melakukan gerakan dan mengontrol
perubahan – perubahan ritme dari gerakan atau irama yang cepat dan lambat, tempo pendek
dan tempo panjang.

Tenaga

Elemen seni tari juga meliputi tenaga dimana pengaturan dan pengendalian dari tenaga saat
melakukan pergerakan tari merupakan kunci utama yang harus dimiliki dan dikuasai oleh
para penari agar para penari lebih mudah melakukan pergerakan tari dan juga hasil tarian nya
lebih kreatif sehingga memberikan penampilan yang indah. Tenaga merupakan salah satu
kekuatan yang akan memberikan :

 Pengawakan
 Pengendalian
 Menghentikan Gerak

Timbulnya elemen tenaga yang ada di seluruh tubuh gerakan penari akan menjadikan gerakan
tubuh. Kemudian tenaga yang digunakan dalam gerakan tari ini yang akan menimbulkan
suatu dinamika tarian. Didalam gerakan tari yang sudah menjadi satu rangkaian maka tidak
hanya menggunakan tenaga dengan satu macam saja.

Dalam elemen gerakan tari yang berdasarkan tenaga ini ada beberapa tenaga juga : tenaga
ringan dan tenaga yang kuat. Maka dari itu semua para menari harus hati – hati dalam
melakukan gerakan tari dan harus lebih cermat serta menggunakan konsentrasi yang penuh
agar bisa memanfaatkan tenaga dengan baik dan sesuai. Setiap penari yang ingin melakukan
gerakan tari dengan menggunakan tenaga, maka penari bisa menggunakan tenaga dalam
melakukan gerakan seperti :

 Intensitas : adalah gerakan tari yang berkaitan dengan suatu kuantitas dari tenaga
dalam tarian sehingga akan menghasilkan suatu gerakan dengan tingkat ketenagaan.
 Aksen : adalah gerakan tari yang akan muncul ketika penari melakukan gerakan
dengan cara tiba – tiba dan kontras, hal ini sering juga di sebut dengan tekanan.
 Kualitas : adalah suatu gerakan tari yang timbul dengan cara menggunakan atau
menyalurkan tenaga. Jika di dalam gerakan yang akan melakukan memiliki intensitas
yang tinggi maka bisa menggunakan tenaga yang tinggi atau sebaliknya.

Tanpa menggunakan tenaga maka para penari juga tidak mungkin bisa menghasilkan gerakan
tari yang baik dan sempurna, karena tenaga adalah kekuatan yang akan mengawali,
memberikan pengendalian dan akan menghentikan gerakan. Untuk lebih jelasnya yaitu jika
anda melakukan pergerakan tangan dari arah depan ke belakang dalam pergerakan tari masal,
maka agar gerakan anda terlihat sama dengan yang lain nya maka tenaga yang anda gunakan
juga harus sama dengan tenaga para penari yang lainnya, agar memiliki ayunan yang sama.

Apabila seorang penari berdiri diatas punggung kedua penari yang lainnya maka tenaga yang
akan di gunakan oleh para penari yaitu untuk menahan teman yang naik di atas punggung
lebih banyak jika di bandingkan dengan penari yang berada di atas punggung. Kekuatan
tenaga yang di gunakan untuk menahan penari yang berada di atas punggung berada di kedua
kaki nya. Dan jika pergerakan nya pindah tempat maka kedua penari yang menjadi
penyangga akan memerlukan tenaga yang lebih kuat, karena gerakan berjalan dan diam di
tempat itu lebih tinggi yang berjalan.

Sehingga hubungan dari gerak tari dan tenaga adalah untuk melakukan pergerakan tari yang
membutuhkan tenaga. Tenaga bisa di wujudkan melalui hasil kualitas yang penari lakukan.
Penggunaan tenaga dalam gerakan tari ini akan di teruskan ke dalam gerakan tari yang
selanjutnya dilakukan oleh penari agar memberikan kesan yang indah dan dinamis dalam
gerakan tari.

Anda mungkin juga menyukai