Anda di halaman 1dari 11

JST (10) (1) 2021

JURNAL SENI TARI


Terakreditasi SINTA 4
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst

Koreografi Tari Gambyong Jangkung Kuning di Surakarta

Laras Shantika Nastiti1, Malarsih2


Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang, Indonesia.
Abstrak
Info Artikel
________________ Tari Gambyong Jangkung Kuning berasal dari Surakarta, merupakan susunan karya tari baru yang ikut
Sejarah Artikel andil dalam memperkaya jenis tari dengan genre Gambyong, disusun oleh Irwan Dhamasto pada tahun
2016. Bercerita mengenai figur seorang Timun Mas yang memulai masa akhil baligh dengan
Diterima : 3 April 2021 berbagai ancaman dari Buta Ijo yang ingin memperistri Timun Mas. Proses penyusunan karya tari
Disetujui : 10 Juni 2021 tidak terlepas dari bentuk koreografinya. Oleh karena itu, permasalahan yang dikaji mengenai
Dipublikasikan : 05 Juli bagaimana elemen dan proses koreografi Tari Gambyong Jangkung Kuning di Surakarta. Tujuan dari
2021 penelitian ini untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis bentuk serta proses koreografi Tari
Gambyong Jangkung Kuning di Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
________________ kualitatif dengan pendekatan koreografis. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian mengenai koreografi Tari Gambyong Jangkung Kuning mencakup
Keywords:
elemen dan proses koreografi. Elemen koreografi terdiri dari gerak, tema, desain musik, desain kostum,
Choreography, tata rias, tata pentas, dan tata lampu. Proses koreografi diperoleh melalui tahap: 1) penemuan ide; 2)
Choreography Process, eksplorasi; 3) improvisasi; 4) komposisi. Saran bagi koreografer, diharapkan dapat mempertahankan
Gambyong Jangkung eksistensi serta karakteristik dalam gerak Tari Gambyong Jangkung Kuning.
Kuning dance.
_________________
Abstract
Gambyong Jangkung Kuning dance comes from Surakarta, it is a new dance work that also enriches the type of
dance with the Gambyong’s genre, arranged by Irwan Dhamasto in 2016. Tells about the figure of a Timun Mas
who started puberty with various threats from Buta Ijo who want to marry her. The process of composing a dance
choreography cannot be separated from the form of the choreography. Then the research studies is about how the
choreography forms and processes of Gambyong Jangkung Kuning dance. The purpose of this research is to know,
describe, and analyze the forms and processes of Gambyong Jangkung Kuning dance. This research used qualitative
methods with choreographic approach. Data collection techniques including observation, interviews, and
documentation. This research results regarding form and processes choreographic of Gambyong Jangkung Kuning
dance. Choreography form consists of dance movement, themes, accompaniment music, costume, makeup, stage
room, and lighting. Choreography process is obtained through stages: 1) idea discovery, 2) exploration, 3)
improvisation, 4) composition. Suggestion for choreographer is expected in order to maintain the existence and
characteristict of Gambyong Jangkung Kuning dance movement.

© 2021UniversitasNegeri Semarang
 ISSN 2503-2585
Alamatkorespondensi:
Gedung B2 Lantai 2 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
Email : 1. shantikalala@gmail.com
2. malarsih@mail.unnes.ac.id

45
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

PENDAHULUAN serta memuat elemen-elemen tertentu dan


Tari Gambyong merupakan salah tema-tema tertentu.
satu tarian yang familiar di kalangan Menurut Widyastutiningrum,
masyarakat Jawa Tengah. Koreografi tari Proses dalam menyusun koreografi
Gambyong mengalami perkembangan adalah menemukan ide garapan, konsep
yang cukup pesat, terbukti ada beberapa garapan, kerangka garapan, dan skenario
jenis tari Gambyong yang muncul seperti garapan. Ide garapan adalah sesuatu yang
Gambyong Pareanom, Gambyong PKJT, masih abstrak masih berada didalam
Gambyong Pangkur, dan salah satu pikiran, belum terlihat, belum bisa
koreografi tari Gambyong yang tergolong dirasakan (Nurani, 2016, p. 64).
baru yaitu tari Gambyong Jangkung Proses koreografi terdiri dari
Kuning. Koreografi Gambyong Jangkung beberapa tahap yaitu eksplorasi,
Kuning diciptakan oleh Irwan Dhamasto improvisasi, dan komposisi (Hadi, 2012).
pada tahun 2016 di Surakarta. Bercerita Eksplorasi adalah tahapan awal proses
mengenai figur seorang Timun Mas yang koreografi, yaitu suatu penjajagan
memulai masa akhil baligh dengan terhadap objek atau fenomena untuk
berbagai ancaman dari Buta Ijo yang mendapatkan rangsangan, sehingga dapat
ingin memperistri Timun Mas. memperkuat daya kreativitas. Improvisasi
Koreografi merupakan poses diartikan sebagai penemuan gerak secara
penyeleksian atau pembentukan gerak kebetulan atau movement by chance,
menjadi wujud tari. Tujuan koreografi walaupun gerak-gerak tertentu muncul
adalah pengembangan aspek-aspek ruang, dari gerak yang pernah dipelajari atau
waktu, dan energi sehingga pengalaman ditemukan sebelumnya, tetapi ciri
koreografer harus diarahkan kepada spontanitas menandai hadirnya tahap
proses pengalaman gerak itu sendiri improvisasi (Hadi, 2012). Komposisi
(Hadi, 2003, p. 36). Koreografi sebagai merupakan proses pembentukan atau
pengertian konsep adalah proses penyatuan materi tari yang telah
perencanaan, penyeleksian, sampai dipertemukan. Melalui pengalaman-
kepada pembentukan (forming) gerak tari pengalaman tari sebelumnya yaitu
dengan maksud dan tujuan tertentu. eksplorasi dan improvisasi, proses
Prinsip-prinsip pembentukan gerak tari itu pembentukan menjadi kebutuhan
menjadi konsep penting dalam koreografi. koreografi. Produk kesatuan dari gerak-
Konsep koreografi diartikan sebagai gerak yang ditemukan dan dikembangkan
pembentukan atau penyusunan gerak- menjadi bentuk simbolis yaitu suatu tarian
gerak kemudian akan menghasilkan atau koreografi yang menyajikan ekspresi
sebuah karya tari (Hadi, 2012). unik dari penciptanya.
Koreografi Tari Gambyong
Jangkung Kuning menarik untuk diteliti METODE
karena koreografi tari Gambyong Koreografi Tari Gambyong
Jangkung Kuning memiliki perbedaan Jangkung Kuning menggunakan
dengan tari gambyong lainnya. Selama ini pendekatan penelitian kualitatif.
masyarakat Jawa Tengah lebih familiar Pendekatan kualitatif adalah metode
dengan tari Gambyong Pareanom, penelitian yang berlandaskan pada filsafat
Gambyong PKJT, maupun Gambyong potspositivisme, digunakan untuk
Pangkur. Oleh sebab itu perlu dilakukan meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
upaya pendokumentasian dan publikasi dimana peneliti sebagai instrumen kunci,
terhadap tari Gambyong Jangkung teknik pengumpulan data dilakukan
Kuning untuk menambah dengan triangulasi, analisis data bersifat
perbendaharaan masyarakat mengenai induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian
tari Gambyong. lebih menekankan pada makna
Penelitian ini dibedah (Sugiyono, 2015). Wujud data dalam
menggunakan konsep elemen koroegrafi penelitian ini adalah mendeksripsikan
dan proses koreografi milik Sumandiyo serta menganalisis koreografi dalam Tari
Hadi. Karya tari tersusun berdasarkan Gambyong Jangkung Kuning yang
gerak-gerak tari yang saling berkaitan

46
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

dilakukan dengan triangulasi data serta Penelitian koreografi Tari


analisis data yang bersifat kualitatif. Gambyong Jangkung Kuning di Surakarta
Penelitian Koreografi Tari menggunakan tiga teknik pengumpulan
Gambyong Jangkung Kuning data, terdiri dari observasi, wawancara,
menggunakan pendekatan koreografis. dan dokumentasi. Metode observasi
Menurut Hadi, pendekatan koreografis adalah metode yang digunakan untuk
merupakan suatu pemahaman melihat mengamati segala sesuatu, seseorang,
atau mengamati sebuah tarian yang dapat suatu lingkungan, atau situasi secara
dilakukan dengan menganalisis konsep- tajam terinci, dan mencatatatnya secara
konsep isi, bentuk, dan tekniknya (content, akurat dalam beberapa cara (Rohidi.,
form, and technique). Sebuah pemahaman 2011, p. 182). Peneliti melakukan
konsep isi tidak akan hadir tanpa bentuk, observasi secara langsung dan terstruktur.
sementara konsep bentuk sendiri tidak Observasi dilakukan dengan cara
akan terwujud dengan sempurna tanpa mengamati dan mendeskripsikan proses
teknik yang baik (Hadi, 2012). latihan serta pementasan Tari Gambyong
Penelitian dilakukan di Jetak, RT Jangkung Kuning di Pendapa
02 RW 02, Wonorejo, Gondangrejo, Prangwedanan Pura Mangkunegaran
Karanganyar, Jawa Tengah pada bulan dalam acara Setuponan pada tanggal 29
Desember 2018 sampai bulan Agustus Desember 2018.
2020 untuk memperoleh data yang Wawancara menurut Rohidi
diperlukan. Penelitian mengenai adalah suatu teknik yang digunakan untuk
Koreografi Tari Gambyong Jangkung memperoleh informasi tentang kejadian
Kuning di Surakarta membutuhkan yang oleh peneliti tidak dapat diamati
informan yang akurat dan dapat sendiri secara langsung (Rohidi., 2011).
dipercaya. Pengumpulan data dapat Penelitian dilakukan dengan
dilakukan dalam berbagai setting, beragai mewawancarai narasumber utama, Bapak
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari Irwan Dhamasto, S.Sn. selaku
sumber datanya, maka pengumpulan data koreografer. Hasil wawancara yaitu
dapat menggunakan sumber primer dan memperoleh informasi mengenai elemen
sumber sekunder (Sugiyono, 2016, p. 308). koreografi dan proses penyusunan
Sumber primer adalah sumber koreografi Tari Gambyong Jangkung
data yang langsung memberikan data Kuning. Narasumber kedua yaitu Bapak
kepada pengumpul data. Sumber data Asep Susanto, S.Sn. selaku penggarap
primer adalah Bapak Irwan Dhamasto, musik iringan, narasumber selanjutnya
S.Sn. selaku koreografer tari dan Bapak penari, yaitu Putri Fadila yang
Asep Susanto, S.Sn. selaku penggarap mendapatkan hasil mengenai kendala
musik iringan. Sumber data sekunder mempelajari Tari Gambyong Jangkung
merupakan sumber yang tidak langsung Kuning. Narasumber keempat yaitu Ibu
memberikan data kepada pengumpul Umiyati Sri Warsini yang mendapatkan
data, misalnya lewat orang lain atau lewat hasil waancara mengenai tanggapan dan
dokumen. Data sekunder diperoleh dari dukungan atas tersusunnya Tari
dokumen pementasan Tari Gambyong Gambyong Jangkung Kuning.
Jangkung Kuning berlokasi di Pendapa Dokumen merupakan catatan
Prangwedanan, Pura Mangkunegaran. peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
Peneliti juga memperoleh data sekunder bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
dari proses latihan Tari Gambyong karya-karya monumental dari seseorang
Jangkung Kuning. Sumber data lain (Sugiyono, 2016). Dokumentasi yang
diperoleh dari penari Gambyong dilakukan peneliti adalah melakukan
Jangkung Kuning, Saudari Putri Fadila, perekaman pementasan Tari Gambyong
narasumber keempat yaitu Ibu Umiyati Jangkung Kuning dalam acara Setuponan
Sri Warsini, serta jurnal ilmiah yang di Pendapa Prangwedanan Pura
terkait dengan elemen koreografi dan Mangkunegaran dan video dari situs
proses koreografi Tari Gambyong serta youtube, menjadi tari pembuka dalam
buku referensi yang terkait dengan acara Sendratari Ramayana di Taman
penelitian.

47
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

Balekambang Surakarta sebagai desain musik, desain kostum, tata rias,


dokumentasi penelitian. tata pentas, dan tata lampu.
Data yang telah diperoleh
selanjutnya diuji keabsahannya dengan Gerak
mencocokan menggunakan triangulasi Gerak dalam tari merupakan
teori, triangulasi sumber, dan triangulasi komponen utama, karena gerak adalah
teknik sehingga data penelitian dapat media untuk mengekspresikan sebuah
dinyatakan valid. Data yang sudah diuji tarian. Gerak sebagai bahan baku sebuah
keabsahannya, selanjutnya melakukan koreografi merupakan gerak yang sudah
penganalisisan dengan mereduksi, distilir atau didistorsi, artinya sudah
menyajikan data, dan menarik mengalami perubahan bentuk baik gerak
kesimpulan. Berikut langkah-langkah yang bersifat murni, yang tidak
yang dilakukan peneliti dalam menarik mengandung maksud-maksud tertentu
kesimpulan. maupun gerak maknawi atau mempunyai
Reduksi data dilakukan untuk maksud tertentu (Hadi, 2012).
merangkum dan memilih data-data Gerak dalam Tari Gambyong
mengenai elemen koreografi yang terdiri Jangkung Kuning tersusun berdasarkan
dari gerak, tema, desain musik, desain gendhing yang menggambarkan tentang
kostum, tata rias, tata pentas dan tata seorang bernama Timun Mas yang
lampu, serta proses koreografi meliputi memulai masa akhil baligh dengan
proses penemuan ide, eksplorasi, berbagai ancaman dari Buto Ijo yang ingin
improvisasi, dan komposisi. memperistri Timun Mas. Ibu Timun Mas
Penyajian data dilakukan setelah yang mengetahuinya, kemudian
mendapatkan data penelitian melalui memberikan senjata berupa trasi, uyah,
teknik observasi, wawancara, dan dan paku sebagai bekal Timun Mas untuk
dokumentasi, kemudian peneliti melarikan diri dari kejaran Buto Ijo.
melakukan pendeskripsian atau Syair dalam gendhing sarat akan
penyederhanaan data meliputi bentuk nilai-nilai perjuangan dan do’a. Sekaran
koreografi dan proses koreografi Tari yang terdapat dalam Tari Gambyong
Gambyong Jangkung Kuning. Jangkung Kuning memadukan antara
Penarikan kesimpulan, peneliti gerak Gambyongan dan Golekan. Gerak
melakukan kesimpulan dengan acuan yang tersusun merupakan gerak
data yang telah terkumpul mengenai representatif, yaitu gerak yang diperoleh
koreografi Tari Gambyong Jangkung atas dasar meniru atau imitatif dari objek
Kuning meliputi elemen koreografi dan tertentu. Tari Gambyong Jangkung
proses koreografi. Setelah menarik Kuning terbagi menjadi tiga struktur yaitu
kesimpulan maka akan terjadi kecocokan Maju Beksan, Beksan dan Mundur Beksan.
antara data yang diperoleh melalui teknik Perbedaan yang nampak apabila
observasi, wawancara, dan dokumentasi dibandingkan dengan Tari Gambyong
dengan teori yang digunakan. lain adalah dalam sajian Tari Gambyong
Jangkung Kuning diawali dengan gerak
HASIL DAN PEMBAHASAN Sembahan, memiliki maksud sebagai
Elemen Koreografi Tari Gambyong permohonan Timun Mas kepada Tuhan
Jangkung Kuning Yang Maha Esa untuk melindungi diri
Sebuah karya mengandung serta agar dapat melawan Buto Ijo. Akhir
elemen-elemen yang kemudian terbentuk sajian ditutup dengan gerak Sembahan
menjadi sebuah karya tari yang indah dan yang memiliki arti sebagai ucapan
menarik. Karya tari tersusun berdasarkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha
gerak-gerak tari yang saling berkaitan Esa karena telah melindungi Timun Mas.
serta memuat elemen-elemen tertentu dan Gerak dalam Tari Gambyong
tema-tema tertentu. Terkait dengan Tari Jangkung Kuning selain mengandung
Gambyong Jangkung Kuning, elemen nilai perjuangan dan do’a, juga tetap
koreografi pada Tari Gambyong menyisipkan gerakan wanita yang sedang
Jangkung Kuning terdiri dari gerak, tema, bersolek atau berdandan. Gerak yang
menggambarkan suasana penuh do’a

48
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

terdapat dalam Maju Beksan; gerak bagian Maju Beksan; gerak Sembahan,
Sembahan, Lumaksana Jangkung Kuning, Beksan; gerak Enjer Tawing, Mundur
Lumaksana Golekan, Enjer Tawing, Beksan; gerak Sembahan.
Nikelwarti, Beksan; gersk Sembahan, Makna dalam gerak Sembahan
Mundur Beksan; Nikelwarti. Gerak yang adalah permohonan Timun Mas kepada
menggambarkan suasana gembira Tuhan Yang Maha Esa untuk melindungi
terdapat dalam Beksan; gerak Kebar dirinya dari kejaran Buto Ijo. Ragam
Golekan (Tawing Kanan, Trap Jamang, Trap selanjutnya terdapat dalam ragam gerak
Puser Pentangan), Enjeran, Menthogan, Enjer Tawing yang memiliki arti mengenai
Batangan, Pilesan, Laku Telu Kebyak-Kebyok perasaan Timun Mas ketika sedang
Sampur, Tatapan, Gajah Oling, Abur- berjalan, apakah ada yang berusaha
Aburan. Gerak yang mengambil tema mengejarnya atau tidak. Ragam
imitatif, menggambarkan perlawanan selanjutnya dalam gerak Sembahan yang
Timun Mas terhadap Buto Ijo terdapat memiliki arti ucapan terimakasih Timun
dalam Beksan; gerak Sekaran Nyebar Paku, Mas kepada Tuhan Yang Maha Esa
Sekaran Nyebar Uyah, Sekaran Nyebar Trasi, karena telah melindungi dirinya dari
Sekaran Netnet Ndas Buto. kejaran Buto Ijo.
Tari Gambyong Jangkung
Kuning menceritakan mengenai seorang Desain Musik
gadis yang sedang akhil baligh atau Musik dan tari memiliki
menjelang dewasa yang menari dengan hubungan yang sangat erat. Keduanya
luwes dan bersifat erotis. Oleh sebab itu berasal dari sumber yang sama, yaitu
gerak tari Gambyong Jangkung Kuning dorongan atau naluri ritmis. Keberadaan
umumnya mengungkapkan kelincahan, musik di dalam tari mempunyai tiga aspek
keluwesan serta kekenesan wanita yang dasar yang erat kaitannya dengan tubuh
menarik. dan kepribadian manusia, yaitu melodi,
ritme (ritme metrikal), dan dramatik
Tema (Jazuli dalam Wulandari, 2016). Tari
Tema adalah inti sebuah cerita dapat lebih hidup bila ada iringan musik,
yang akan diungkapkan dalam tari. Tema karenanya musik berfungsi untuk
dipahami sebagai pokok permasalahan mengidupkan tari. Musik sebagai
yang mengandung isi atau makna tertentu pengiring tari membantu menghidupkan
dari suatu koreografi, baik bersifat literal tari dalam hal irama, tema, dan
maupun non-literal. Tema literal bersumber penjiwaannya. Musik untuk iringan tari
dari suatu lakon cerita, sedangkan tema dapat dikreasikan dalam berbagai jenis
non-literal adalah tema-tema individual musik yang disesuaikan dengan bentuk,
yang lepas dari unsur-unsur lakon (Hadi gerak, dan tema tari. Musik yang
dalam Sumaryono, 2003). Tari digunakan dapat berupa musik gramatika
Gambyong Jangkung Kuning merupakan barat (diatonic) atau tradisional (pentatonis).
tari dengan tema literal, yaitu tema yang Proses garap gendhing Jangkung
bersumber dari suatu lakon cerita. Tema Kuning disusun oleh Bapak Asep Susanto
literal digambarkan dalam gendhing selama kurang lebih satu bulan.
Jangkung Kuning yang merupakan latar Pementasan Tari Gambyong Jangkung
belakang tersusunnya Tari Gambyong Kuning sejauh ini menggunakan musik
Jangkung Kuning serta terdapat dalam iringan gamelan Jawa langsung. Musik
ragam gerak Sekaran Nyebar Trasi, Sekaran iringan dalam Tari Gambyong Jangkung
Nyebar Uyah dan Sekaran Nyebar Paku Kuning berfungsi sebagai ilustrasi
sebagai wujud perlindungan Timun Mas pendukung suasana tema tarian, irama
yang menghindar dari kejaran Buto Ijo. yang tercipta juga memberikan efek cepat
Tema cerita Tari Gambyong lambatnya gerak. Ritme musiknya tenang
Jangkung Kuning juga merupakan dan mengalun dengan tempo sedang,
konteks isi sebagai tema simbolik. melodi dalam gendhing Tari Gambyong
Ketertarikan konteks isi sebagai tema Jangkung Kuning mempunyai rasa kenes,
simbolik dalam tari Gambyong Jangkung manja yang khas terdapat dari Tari
Kuning diantaranya terdapat dalam Gambyong.

49
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

Musik iringan Tari Gambyong banyak memakai warna netral atau kalem,
Jangkung Kuning berasal dari Gendhing sehingga kain Jumputan yang digunakan
Jangkung Kuning yang telah diantaranya warna coklat, biru tua, merah
dikembangkan oleh Ki Nartasabdha, tua atau warna lain dengan warna lebih
seorang Dalang terkenal sekaligus gelap. Kesan seorang Timun Mas yang
pencipta gendhing yang produktif. hidup pada jaman dahulu dapat
Gendhing Jangkung Kuning oleh Ki tersampaikan secara jelas, orang Jawa
Nartasabdha merupakan laras pelog barang. pada jaman dahulu identik dengan kesan
Pementasan Tari Gambyong Jangkung natural. Timun Mas merupakan
Kuning diawali dengan genhing Kemudha penggambaran seorang gadis yang
pelog 5, sehingga garap gendhingnya sederhana, sehingga pemilihan aksesoris
mengalami sedikit perubahan menjadi juga menggunakan aksesoris klasik yang
pelog 5 karena mengikuti wilayah garap tidak menggunakan banyak permata agar
gendhing Kemudha. terkesan lebih njawani. Penggunaan
Keunikan Tari Gambyong aksesoris klasik lebih terlihat anggun dan
Jangkung Kuning yaitu ada beberapa kalem.
bagian penari melakukan gerak tari dan
nembang secara bersamaan. Penari Tata Rias
nembang di bagian awal (maju beksan) yaitu Tata rias dalam seni pertunjukan
ragam gerak Sembahan, Lumaksana tidak sekedar untuk mempercantik dan
Jangkung Kuning, Lumaksana Golekan, memperindah diri, tetapi merupakan
Enjer Tawing, selanjutnya penari nembang ekspresi peran sehingga bentuknya sangat
dibagian Beksan, yaitu ragam gerak beragam bergantung peran yang
Enjeran dan Menthogan, penari nembang dikehendaki (Maryono, 2015, p. 61). Bagi
kembali dalam ragam gerak Menthogan. seorang penari, tata rias wajah merupakan
Iringan Tari Gambyong Jangkung Kuning hal yang paling penting untuk mengubah
menggunakan alat musik gamelan Jawa karakter pribadi menjadi karakter yang
Laras Pelog yang meliputi gong, kempul, dibawakan sebagai wujud ekspresi serta
bonang barung, bonang penerus, demung, memberikan daya tarik tersendiri ketika
saron, kenong, kethuk, peking, slenthem, pementasan berlangsung. Tata rias yang
gender, siter, rebab, dan kendang. digunakan pada Tari Gambyong
Jangkung Kuning adalah rias korektif atau
Desain Kostum rias cantik. Rias korektif digunakan untuk
Kostum atau tata busana untuk mempertegas garis-garis wajah penari
tari hendaknya didesain dengan sehingga terlihat lebih cantik. Ada satu hal
mempertimbangkan beberapa aspek yaitu yang perlu diperhatikan, yaitu pemakaian
tema (pahlawan, percintaan, petani, eyeshadow pada kelopak mata
remaja, dan lain-lain), ciri khas daerah menggunakan warna-warna kalem atau
(tari dengan pijakan daerah tertentu akan soft yaitu perpaduan warna coklat dan
menonjolkam ciri daerah tersebut). hitam. Penggunaan warna kalem
Pemakaian kostum yang sesuai dengan disesuaikan dengan figur seorang Timun
tema tarian dapat memberikan penilaian Mas yang hidup sederhana.
lebih. Kostum Tari Gambyong Jangkung
Kuning sama seperti kostum Tari Tata Pentas
Gambyong yang lain, terdiri dari kain Tempat pertunjukan atau
jumputan, kain jarik, sampur, stagen, kamisol, panggung adalah tempat yang
sanggul, subal, aksesoris bros, cundhuk dipergunakan untuk pertunjukan tari
jungkat, cundhuk mentul, gelang, kalung, (Lathief, 1986). Ada beberapa bentuk
giwang, dan bunga, hanya saja lebih panggung atau pentas, yaitu bentuk
mengutamakan warna-warna yang soft konvensional seperti bentuk proscenium,
atau kalem. Pemilihan warna soft atau tapal kuda atau seperti huruf U, dan
kalem juga disesuaikan dengan isi cerita arena. Tempat pertunjukan seperti ini
yang menggambarkan figur seorang biasanya digunakan untuk pertunjukan
Timun Mas yang hidup pada jaman tari yang menggunakan aspek penyajian
dahulu. Orang Jawa jaman dahulu lebih secara lengkap. Adapun berbentuk

50
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

panggung tradisional yaitu pendopo, arena Proses terbentuknya Tari


atau lapangan. Bentuk tradisional ini Gambyong Jangkung Kuning berawal
biasanya digunakan untuk mengadakan dari ketertarikan terhadap melodi dan
pertunjukan tari tradisional. Keberadaan cakepan gendhing Jangkung Kuning.
panggung atau ruang pentas diperlukan Berdasarkan cakepan atau syairnya,
untuk menyajikan suatu pertunjukan. gendhing Jangkung Kuning sarat akan nilai-
Pementasan Tari Gambyong Jangkung nilai perjuangan dan do’a yang
Kuning dapat dilakukan di berbagai dipanjatkan oleh Timun Mas untuk
bentuk panggung, yaitu panggung terbuka memohon perlindungan kepada Tuhan
maupun panggung tertutup, dapat Yang Maha Esa, sedangkan melodi
dipentaskan diluar atau didalam ruangan gendhing nya mempunyai rasa kenes, manja
seperti didalam gedung, di pendapa, dan yang khas dalam tari Gambyong.
lain sebagainya. Luas panggung juga Penggambaran permohonan
dapat menyesuaikan dengan tempat perlindungan Timun Mas terdapat dalam
pementasan. Tari Gambyong Jangkung bagian Maju Beksan, penari melakukan
Kuning dapat disajikan dalam berbagai gerak tari dan nembang secara bersamaan
acara, diantaranya acara pernikahan, dengan syair sebagai berikut:
tarian pembuka dalam acara kehormatan,
dan lainnya. “Memuji mring Maha Kuasa
Ingkang peparing daya santosa
Tata Lampu Katentreman anjangkung titahnyo
Penataan lampu atau lighting Asih mring kawula bagya jiwa raga
sangat mendukung keberhasilan sebuah Puji syukur konjuk Gusti kang amurbeng
seni pertunjukan. Fungsi penataan lampu dumadi
tidak sekedar sebagai penerangan saja, Hayu hayu rahayu niskala
tetapi sekaligus penyinaran yang dapat Tansaho memuhung Gusti paringono
memberikan efek estetis lighting sehingga nugroho”
dapat membawa penonton memahami
sepenuhnya dari arti konsep pertunjukan . Terjemahan :
Pencahayaan panggung atau Haturkan puji pada Tuhan Yang Maha
lighting yang digunakan dalam Kuasa
pementasan Tari Gambyong Jangkung Yang memberikan kekuatan dan
kuning adalah warna general, tidak keselamatan
menggunakan warna-warna yang terlalu Juga ketentraman yang meliputi seluruh
mencolok. Warna general juga Makhluk-Nya
memberikan kesan lebih sederhana sesuai Kasih pada hamba, rasa bahagia jiwa dan
dengan penggambaran seorang Timun raga
Mas. Pencahayaan dalam pementasan Puji syukur kepada Tuhan yang
pertunjukan memiliki tujuan agar fokus menguasai seluruh ciptaan
penonton kepada penari di atas panggung Selamat selamat selamatlah tanpa
serta efek cahaya lampu dapat halangan
memberikan daya hidup pada tata busana Semoga Tuhan selalu memberikan
penari. anugerah

Proses Koreografi Tari Gambyong Proses Eksplorasi


Jangkung Kuning Eksplorasi adalah tahap awal
Proses penyusunan koreografi proses koreografi, yaitu suatu penjajagan
pada Tari Gambyong Jangkung Kuning atau pencarian terhadap objek atau
secara garis besar dibagi dalam dua tahap, fenomena untuk mendapatkan
yaitu proses penemuan ide dan proses rangsangan. Pencarian gerak mendasar
garap meliputi eksplorasi, improvisasi, pada rangsang tari menghadirkan gerak.
dan komposisi. Menurut Jacqueline Smith dalam
Sumaryono (2003, p. 76) rangsang tari
Proses Penemuan Ide terdiri dari rangsang dengar (auditif),
rangsang visual, rangsang kinestetik,

51
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

rangsang peraba, dan rangsang gagasan gendhing-gendhing Jawa,


(idesional). Terkait dengan Tari salah satunya gendhing
Gambyong Jangkung Kuning, maka Jangkung Kuning. syairnya
rangsang yang digunakan adalah rangsang secara tidak langsung
dengar (auditif), rangsang gagasan menceritakan tentang
(idesional), dan rangsang kinestetik. Timun Mas, kemudian Saya
Rangsang dengar (auditif) dapat tertarik untuk menyusun
dilakukan dengan mendengar sesuatu, karya tari berupa tari
misalnya suara angin, musik (ritme, Gambyong” (Irwan
suasana, melodi, dan sebagainya), suara Dhamasto, wawancara 7
manusia (teriakan, desahan, nyanyian, Agustus 2020).
puisi, dan sebagainya). Gagasan gerak Rangsang kinestetik merupakan
dapat terbentuk oleh dorongan melalui rangsang yang terjadi melalui rasa gerak,
pendengaran, yakni dengan dan frase gerak tertentu yang dapat
menginterpretasikan suara-suara yang dikembangkan sedemikian rupa
didengar. Suasana, karakter, ritme, berdasarkan kreativitas koreografer.
nuansa tari dapat disusun dalam struktur Rangsang kinestetik dapat digunakan
tertentu oleh rangsang tersebut, walaupun untuk membentuk tari yang memiliki
tari juga dapat hadir tanpa suara suatu gaya, suasana, jangkauan dinamik, pola
iringan. Rangsang dengar (auditif) atau bentuk, aspek-aspek atau frase gerak.
didalam Tari Gambyong Jangkung Rangsang kinestetik yang dikembangkan
Kuning berdasarkan ketertarikan Bapak oleh Bapak Irwan Dhamasto
Irwan Dhamasto terhadap melodi yang mengeksplorasi pola gerak gaya Surakarta
terdapat dalam gendhing Jangkung Kuning. dan Mangkunegaran kemudian
Rangsang gagasan (ideasional) dikembangkan dan diolah menjadi gerak
merupakan rangsang awal yang yang lincah dan gemulai sesuai dengan
menimbulkan gagasan atau permulaan ciri khas Tari Gambyong. Tari Gambyong
langkah sebelum menuju rangsang yang menurut gaya Surakarta memiliki sifat
lain. Gerak dirangsang dan dibentuk lebih kenes, sedangkan menurut Gaya
intens untuk menyampaikan gagasan Mangkunegaran memiliki sifat lebih
cerita. Rangsang gagasan dapat timbul lembut dan lebih kalem. Tari gaya
dari kegiatan membaca buku, Mangkunegaran memiliki sifat sebagai
mengadakan wawancara, membaca sarana meditasi, geraknya lebih tenang
cerita, mengetahui sejarah, legenda dan tidak memunculkan emosi berlebih,
dongeng, memahami tentang hubungan sesuai dengan Tari Gambyong Jangkung
kemanusiaan, dan sebagainya. Rangsang Kuning yang di dalamnya sarat akan
gagasan (idesional) di dalam Tari pemanjatan do’a agar Tuhan Yang Maha
Gambyong Jangkung Kuning berasal dari Esa senantiasa melindungi Timun Mas.
syair yang ada dalam gendhing Jangkung
Kuning, kemudian bertujuan untuk Improvisasi
menyampaikan gagasan cerita mengenai Gerak improvisasi yang disusun
figur seorang Timun Mas yang memulai oleh koreografer berpijak pada
masa akhil baligh dengan berbagai pembendaharaan gerak yang sudah ada
ancaman dari Buto Ijo yang ingin sebelumnya kemudian disesuaikan
memperistri Timun Mas. Ibu Timun Mas dengan cerita dalam tari. Koreografer
memberikan bekal senjata sebagai berusaha menyusun gerak menggunakan
perlindungan diri berupa trasi, uyah,dan rangsang dengar atau auditif dari iringan
paku untuk menghindar dari kejaran Buto gendhing Jangkung Kuning yang telah
Ijo. Rangsang gagasan dalam Tari tercipta terlebih dahulu, untuk selanjutnya
Gambyong Jangkung Kuning juga dapat memunculkan kreativitas
diperkuat dengan wawancara yang koreografer dalam menyusun gerak.
dilakukan peneliti kepada Bapak Irwan Improvisasi gerak yang tersusun
Dhamasto yang menyatakan bahwa: menggambarkan suasana yang penuh
“Awal mulanya, saya sangat akan perjuangan, sarat akan do’a yang
suka mendengarkan dipanjatkan, namun tetap menyisipkan

52
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

suasana gembira yang luwes dan kenes Kesatuan, Variasi, Transisi, Keterkaitan,
sesuai dengan ciri khas Tari Gambyong. Keseimbangan, Harmonis, dan Klimaks.
Rangkaian gerak dalam Tari Kesatuan keindahan gerak
Gambyong pada umumnya merupakan menjadi unsur terpenting dalam
susunan gerak yang secara khusus koreografi. Konsep keindahan suatu karya
terdapat dalam Tari Gambyong atau biasa merupakan gabungan unsur-unsur
disebut dengan sekaran gambyongan. keindahan. Unsur ini harus ada dan
Koreografer selanjutnya menyusun merupakan kesatuan yang utuh. Para
rangkaian gerak yang sesuai dengan irama penari Tari Gambyong Jangkung Kuning
kendhangan. Gerak yang tercipta melakukan gerak tari serta nembang secara
berdasarkan gerak-gerak tari yang bersamaan pada bagian Maju Beksan:
sebelumnya sudah ada kemudian diolah, gerak Sembahan, Lumaksana Jangkung
dipilah dan dikembangkan melalui gerak Kuning, Lumaksana Golekan, Enjer Tawing,
kepala, tangan, kaki, dan badan, hanya dan Beksan: gerak Enjeran dan Menthogan,
saja ada beberapa ragam gerak yang mengikuti irama gendhing dengan
digunakan sebagai identitas Tari menghayati kesatuan aspek gerak, ruang,
Gambyong Jangkung Kuning, terdapat dan waktu sehingga menghasilkan
dalam ragam gerak sekaran nyebar paku, pergerakan yang hidup dan dinamis.
sekaran nyebar uyah, sekaran nyebar trasi, Variasi merupakan proses
dan sekaran net-net ndas buto. pembentukan struktur tari. Variasi semua
Gerak yang telah tersusun dalam aspek dasar keindahan yang ada dan
Tari Gambyong Jangkung Kuning apabila hubungannya dengan unsur tari terdiri
dalam penerapannya penari mengalami dari gerak, ruang, dan waktu secara
kesulitan atau ketidaknyamanan maka kreatif. Kepentingan variasi gerakan
penari ikut andil dalam memilih dan dikembangkan dalam kerangka integritas.
memilah gerak sehingga menemukan Variasi gerak pada Tari Gambyong
gerak yang sesuai dan dirasa lebih nyaman Jangkung Kuning terdiri dari tiga bagian,
ketika diterapkan. yaitu: Maju Beksan, Beksan, dan Mundur
Beksan. Penyusunan variasi berdasarkan
Komposisi gerak, ruang, dan waktu, diawali dengan
Komposisi merupakan proses sebuah perjalanan Timun Mas yang
pembentukan atau penyatuan materi tari memohon perlindungan Tuhan Yang
yang telah ditemukan. Penyusunan materi Maha Esa agar selamat dari Buto Ijo. Tari
gerak tari yang telah ditemukan mendasar Gambyong Jangkung Kuning diawali
pada prinsip-prinsip dasar keindahan. Maju Beksan dengan ragam gerak Kapang-
Menurut Hayes dalam Mardhika (2018, Kapang atau berjalan secara perlahan
pp. 5–6) prinsip dasar keindahan terdiri menuju tempat pementasan. Gerak
dari 1) Unity (Kesatuan), 2) Variasi, 3) selanjutnya adalah Sembahan, yang
Kontras, 4) Transition (Transisi), 5) diibaratkan Timun Mas sedang
Repetation (Pengulangan), 6) Sequence memanjatkan do’a karena sedang
(Keterkaitan), 7) Balance (Keseimbangan), menghadapi masalah. Dilanjutkan
8) Harmony (Harmonis), dan 9) Klimaks. dengan gerak Lumaksana Jangkung Kuning,
Membentuk sebuah koreografi Lumaksana Golekan, Enjer Tawing, Srisig
tumbuh dari hasrat seorang seniman yang Ngrekoto, Nikelwarti. Masuk dalam bagian
sudah memiliki pengalaman untuk Beksan terdapat beberapa ragam gerak
memberi bentuk terhadap suatu yang antara lain Sembahan, Kipat Srisig Kanan,
ditemukan atau dikembangkan. Kipat Srisig Kiri, Kebar Golekan (Tawing
Penyusunan gerak tidak semata-mata Kanan, Trap Jamang, Trap Puser
menyatukan ragam jenis gerak tari, tetapi Pentangan), Srisig Kiri, Enjeran, Menthogan,
juga perlu memperhatikan nilai keindahan Srisig Kanan, Batangan, Pilesan, Sekaran
serta kedinamisan gerak dengan iringan Nyebar Paku, Laku Telu Kebyak Kebyok
musik maupun gerak dan penari. Terkait Sampur, Tatapan, Gajah Oling, Abur-
dengan Tari Gambyong Jangkung Aburan, Srisig Kiri, Menthogan, Srisig,
Kuning, maka komposisinya mencakup Tatapan, Sekaran Nyebar Uyah, Sekaran
Nyebar Trasi, Sekaran Net-Net Ndas Buto.

53
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

Bagian akhir yaitu Mundur Beksan terdiri Keseimbangan berkaitan dengan


dari gerak Srisig Kanan, Nikelwarti, Kapang- penyusunan tiap bagian gerak yang secara
Kapang Keluar Panggung. profesional diatur dan disusun menjadi
Transisi merupakan motif gerak kesatuan yang tepat melalui pengaturan
yang dipilih dan digunakan sebagai sarana pola lantai, dan bagian-bagian lain yang
untuk perpindahan atau transisi. Teknik saling berhubungan. Terkait dengan Tari
ini harus menyatu dalam kesatuan gerak Gambyong Jangkung Kuning,
yang akan disambungkan. Transisi keseimbangan gerak disusun dan diatur
didalam Tari Gambyong Jangkung dengan saling berhubungan berdasarkan
Kuning terdapat dalam bagian Maju cerita dalam gendhing Jangkung Kuning
Beksan: gerak Enjer Tawing, selanjutnya yang sarat dengan pemanjatan do’a.
melakukan gerak Srisig Ngrekoto sebagai Klimaks dalam konsep garapan
gerak transisi menuju gerak Nikelwarti. non-literal, koreografi membutuhkan
Bagian Beksan: gerak Sembahan, klimaks keutuhan struktur permulaan,
dilanjutkan dengan gerak Kipat Srisig tahap perkembangan hingga akhir
Kanan dan gerak Kipat Srisig Kiri sebagai penyelesainnya klimaks harus terjadi.
gerak transisi menuju gerak Kebar Golekan Koreografi literal baik dramatari maupun
(Tawing Kanan, Trap Jamang, Trap Puser koreografi dramatik, klimaks
Pentangan), dilanjutkan gerak Srisig Kiri menggambarkan titik puncak dramatik.
sebagai gerak transisi menuju gerak Konsep klimaks dapat dikembangkan
Enjeran. Gerak Menthogan, kemudian melalui bentuk kerucut tunggal maupun
melakukan gerak Srisig Kanan sebagai ganda. Terkait dengan Tari Gambyong
gerak transisi menuju gerak Batangan. Jangkung Kuning, klimaks dikembangkan
Gerak Abur-Aburan, dilanjutkan dengan melalui bentuk kerucut ganda, terdapat
gerak Srisig Kiri sebagai gerak transisi dalam bagian Maju Beksan gerak Sembahan,
menuju gerak Menthogan. Gerak Sekaran sebagai wujud do’a Timun Mas kepada
Net-Net Ndas Buto, kemudian masuk pada Tuhan Yang Maha Esa untuk melindungi
bagian Mundur Beksan dengan melakukan dirinya dari kejaran Buto Ijo dan Mundur
gerak Srisig Kanan sebagai gerak transisi Beksan dalam ragam gerak Sembahan,
menuju gerak Nikelwarti. ucapan terimakasih Timun Mas kepada
Keterkaitan atau kontinuitas Tuhan Yang Maha Esa karena sudah
dalam sebuah tarian yang menarik melindunginya.
perhatian para pengamat akan menopang Harmonis merupakan
vitalitas dan intensitas pengalaman, pengaturan bagian-bagian kekuatan
sehingga iring-iringan yang rapi dari garapan yang saling mempengaruhi dalam
berbagai macam aspek tari secara koreografi. Harmonisasi yang terdapat
berangsur-angsur menampilkan dalam ragam gerak Tari Gambyong
pengertian yang mendalam bagi pengamat. Jangkung Kuning disusun berdasarkan
Oleh sebab itu, bagian gerakan yang cerita dalam gendhing Jangkung Kuning
dirangkai atau disusun memiliki arti sama sehingga kekuatan garapannya saling
dan disimpulkan secara bersama. mempengaruhi yang menghasilkan
Keterkaitan dengan Tari Gambyong harmonisasi koreografi Tari Gambyong
Jangkung Kuning terdapat dalam ragam Jangkung Kuning yang ikut andil
gerak Sekaran Nyebar Uyah, Sekaran Nyebar memperkaya jenis tari dengan genre
Paku, Sekaran Nyebar Trasi Dan Sekaran Gambyong.
Net-Net Ndas Buto dengan gendhing
Jangkung Kuning yang bercerita mengenai SIMPULAN
pertahanan Timun Mas untuk Berdasarkan hasil penelitian dan
menghindari kejaran Buto Ijo dengan pembahasan mengenai Koreografi Tari
bekal dari Ibu Timun Mas berupa uyah, Gambyong Jangkung Kuning di Surakarta
paku, dan trasi. Ragam gerak sembahan yang dilakukan melalui observasi,
diawal dan akhir tarian yang diibaratkan wawancara, dan dokumentasi dapat
permohonan timun mas kepada Tuhan disimpulkan Tari Gambyong Jangkung
Yang Maha Esa agar melindungi dirinya Kuning merupakan wujud karya tari baru
dari Buto Ijo. yang memiliki keunikan pada pola garap

54
Laras Shantika Nastiti / Jurnal Seni Tari (10) (1) 2021

gerak serta beberapa mengambil tema DAFTAR PUSTAKA


gerak imitatif atau meniru yang bercerita Hadi, Y. S. (2003). Aspek-Aspek Dasar
mengenai Timun Mas, keunikan lainnya Koreografi Kelompok. Elkaphi.
ada beberapa bagian penari melakukan Hadi, Y. S. (2012). Koreografi : Bentuk,
gerak tari dan nembang secara bersamaan. Teknik, dan Isi. Cipta Media
Kemunculan Tari Gambyong Jangkung bekerjasama dengan Jurusan Tari
Kuning memberikan warna baru serta Fakultas Seni Pertunjukan ISI
memperkaya jenis tari dengan genre Yogyakarta.
Gambyong di Jawa Tengah. Lathief, H. (1986). Pentas Sebuah
Koreografi Tari Gambyong Perkenalan. Lagaligo Yogyakarta.
Jangkung Kuning dalam penyusunannya Mardhika, A. I. (2018). Sebuah Koreografi
berdasarkan proses koreografi meliputi Analogi Pion Dalam Permainan
proses penemuan ide, proses garap; Catur. Solah : Jurnal Seni Pertunjukan,
eksplorasi, improvisasi, dan komposisi 8(2), 1–23.
bertumpu pada nilai keindahan tari serta Maryono. (2015). Analisa Tari. ISI Press.
mengandung elemen-elemen koreografi Nurani, S. (2016). Koreografi Kesenian
yang saling berkaitan sehingga menjadi Gupolo Gunung Di Dusun Gejayan Desa
karya tari yang indah dan menarik. Banyusidi Kecamatan Pakis Kabupaten
Elemen-elemen koreografi dalam Magelang. Universitas Negeri
koreografi Tari Gambyong Jangkung Semarang.
Kuning meliputi unsur gerak, tema, Rohidi., T. R. (2011). Metodologi Penelitian.
desain musik, tata rias, desain kostum, Cipta Prima Nusantara.
tata pentas dan tata lampu. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, Pendidikan. Alfa Beta.
pembahasan dan kesimpulan yang telah Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
diuraikan, ada beberapa hal yang dapat Pendiidkan (Pendekatan Kuantitatif,
peneliti berikan saran dan diharapkan Kualitatif, dan R&D). Alfa Beta.
dapat dijadikan pertimbangan serta Sumaryono. (2003). Restorasi Seni Tari dan
perbandingan, antara lain: 1) Bagi Transformasi Budaya. Elkaphi.
koreografer, diharapkan dapat Wulandari, A. D. (2016). Koreografi Tari
mempertahankan eksistensi Tari Batik Jlamprang Kota Pekalongan.
Gambyong Jangkung Kuning serta Jurnal Seni Tari, 5(2).
mempertahankan karakteristik dalam
gerak Tari Gambyong Jangkung Kuning.
2) Musik iringan Tari Gambyong
Jangkung Kuning sejauh ini dalam
pementasannya masih menggunakan
iringan gamelan langsung, diharapkan
mempunyai rekaman musik berbentuk
mp3 sehingga apabila sewaktu-waktu
dibutuhkan sudah ada dan siap
digunakan. 3) Bagi masyarakat khususnya
penari, diharapkan dapat mengadakan
latihan rutin sehingga apabila sewaktu-
waktu ada pementasan, para penari sudah
siap dan pementasannya semakin lebih
baik. Masyarakat umum khususnya
penari diharapkan lebih aktif dalam
mengenal karya-karya baru sehingga
dapat membantu mempublikasikan Tari
Gambyong Jangkung Kuning agar lebih
dikenal.

55

Anda mungkin juga menyukai