Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

CASE METHOD

NAMA MATA KULIAH: SEJARAH SENI TARI DAN SENI PETUNJUKAN


NAMA MAHASISWA : NURJANNAH BATUBARA
NIM : 2231141006
KELAS : PENDIDIKAN TARI - A
DOSEN PENGAMPU : Dra. Rr. Ruth Hertami Dyah Nugrahaningsih M.Si.,Ph.D

PRODI PENDIDIKAN TARI


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
SEMESTER GENAP 2023 – 2024
Materi : Ketermarginalan Seni Petunjukan Rabab Piaman di Kecamatan Lubuk Alung
Pariaman Sumatera Barat

2. Penyajian Kasus :
Jurnal tersebut membahas tentang marginalisasi pertunjukan Rabab Piaman di
masyarakat Lubuk Alung, Pariaman. Kajian tersebut mengidentifikasi bentuk, faktor,
dan dampak marginalisasi tersebut. Bentuk marginalisasi tersebut antara lain adalah
berkurangnya konteks pertunjukan, menyusutnya wilayah pertunjukan, berkurangnya
jumlah seniman, dan kalah dalam kontestasi kehidupan sosial budaya . Faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap marginalisasi ada yang bersifat eksternal, seperti globalisasi
dan seni populer, dan internal, termasuk seniman dan penampilan Rabab Piaman.
Dampak dari marginalisasi ini antara lain hilangnya identitas budaya Pariaman,
menguatnya budaya pop, dan merosotnya aspek sosial budaya. Marginalisasi ini terlihat
dari kurang kreatifnya penyajian Rabab Piaman sehingga gagal menarik minat generasi
muda. Selain itu, gaya penyajian tradisional dianggap monoton dan tidak lagi
memuaskan bagi generasi sekarang, sehingga menyebabkan keterputusan dengan
konteks budaya dan merupakan tanda potensi kepunahan. Kajian ini juga menyoroti
tantangan yang dihadapi oleh bentuk seni tradisional dalam beradaptasi dengan norma-
norma masyarakat modern, seperti komersialisasi grup musik dan keengganan para
pemain Rabab Piaman untuk memodernisasi penampilan mereka untuk memenuhi
tuntutan generasi muda. Secara keseluruhan, jurnal ini menyajikan analisis komprehensif
mengenai marginalisasi pertunjukan Rabab Piaman di Lubuk Alung, Pariaman,
menyikapi wujudnya, faktor penyebabnya, serta dampak yang ditimbulkannya terhadap
identitas budaya dan dinamika sosial budaya masyarakat.
3. Tugas
Jurnal ini tidak secara eksplisit menyebutkan penggunaan semiotika atau pragmatik
dalam analisisnya terhadap marginalisasi pertunjukan Rabab Piaman di Lubuk Alung,
Pariaman. Kajian ini terutama berfokus pada metode penelitian kualitatif, meliputi
observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi, untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk,
faktor-faktor yang berkontribusi, dan dampak yang ditimbulkan dari marginalisasi.
Analisisnya dilakukan dengan menggunakan metode interaktif dan berkesinambungan
pada setiap tahapan penelitian. Kajian ini juga memanfaatkan teori dekonstruksi untuk
membahas faktor dan dampak marginalisasi. Namun penerapan semiotika atau
pragmatik secara spesifik dalam analisis tidak disebutkan dalam jurnal tersebut. Oleh
karena itu, penting untuk dicatat bahwa meskipun jurnal ini menyajikan analisis
komprehensif tentang marginalisasi kinerja Rabab Piaman, jurnal ini tidak secara
eksplisit membahas penggunaan semiotika atau pragmatik dalam metodologi
atau analisisnya.
4. Pemecahan kasus :
a. Sumber data:
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sitakara/article/view/2559

b. Elemen pertunjukan yang dikaji:


Unsur-unsur pertunjukan yang dikaji dalam jurnal tersebut antara lain berkurangnya
konteks pertunjukan, menyusutnya wilayah pertunjukan, berkurangnya jumlah seniman,
dan kalah dalam kontestasi kehidupan sosial budaya. Selain itu, kurangnya kreativitas
dalam penyajian Rabab Piaman yang kurang menarik perhatian generasi muda juga
menjadi permasalahan yang cukup signifikan.Kajian ini juga membahas tantangan yang
dihadapi bentuk kesenian tradisional dalam beradaptasi dengan norma masyarakat
modern, seperti komersialisasi grup musik dan keengganan para pemain Rabab Piaman
untuk memodernisasi penyajiannya guna memenuhi tuntutan generasi muda. Jurnal ini
juga membahas dampak globalisasi dan seni populer terhadap pertunjukan tradisional,
yang menyebabkan penurunan aspek sosial budaya dan potensi punahnya bentuk seni
tradisional. Unsur-unsur tersebut secara kolektif berkontribusi terhadap marginalisasi
pertunjukan Rabab Piaman di Lubuk Alung, Pariaman, dan dikaji secara menyeluruh
dalam jurnal.

c. Laporan: langkah-langkah kerja


Unsur-unsur pertunjukan Rabab Piaman yang dikaji dalam jurnal tersebut antara lain
berkurangnya konteks pertunjukan, menyusutnya wilayah pertunjukan, berkurangnya
jumlah seniman, dan kalah dalam kontestasi kehidupan sosial budaya. Selain itu,
kurangnyankreativitas dalam penyajian Rabab Piaman yang kurang menarik perhatian
generasi muda juga menjadi permasalahan yang cukup signifikan. Kajian ini juga
membahas tantangan yang dihadapi bentuk kesenian tradisional dalam beradaptasi
dengan norma masyarakat modern, seperti komersialisasi grup musik dan keengganan
para pemain Rabab Piaman untuk memodernisasi penyajiannya guna memenuhi tuntutan
generasi muda. Jurnal ini juga membahas dampak globalisasi dan seni populer terhadap
pertunjukan tradisional, yang menyebabkan penurunan aspek sosial budaya dan potensi
punahnya bentuk seni tradisional.

d. Validasi (Pembahasan):
Jurnal tersebut membahas tentang marginalisasi pertunjukan Rabab Piaman pada
masyarakat Lubuk Alung, Pariaman, dan memberikan kajian budaya yang kritis dan
emansipatoris terhadap fenomena tersebut. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif untuk mengumpulkan dan menganalisis data, meliputi observasi,
wawancara, dan analisis dokumentasi. Penelitian ini mengidentifikasi bentuk, faktor
penyebab, dan dampak yang ditimbulkan dari marginalisasi kinerja Rabab Piaman di
masyarakat. Kajian ini juga menerapkan teori subaltern dan dekonstruksi untuk
membahas marginalisasi bentuk seni tradisional. Temuan tersebut menyoroti
berkurangnya konteks pertunjukan, menyusutnya wilayah pertunjukan, berkurangnya
jumlah seniman, dan hilangnya kontestasi kehidupan sosial budaya sebagai bentuk
marginalisasi. Selain itu, kurangnya kreativitas dalam penyajian Rabab Piaman yang
gagal menarik minat generasi muda juga menjadi permasalahan yang signifikan. Kajian
ini juga menjawab tantangan yang dihadapi oleh bentuk seni tradisional dalam
beradaptasi dengan norma-norma masyarakat modern, seperti komersialisasi grup musik
dan keengganan para pemain Rabab Piaman untuk memodernisasi penampilan mereka
untuk memenuhi tuntutan generasi muda. Dampak dari marginalisasi ini antara lain
hilangnya identitas budaya Pariaman, menguatnya budaya pop, dan merosotnya aspek
sosial budaya . Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan analisis komprehensif
mengenai marginalisasi pertunjukan Rabab Piaman di Lubuk Alung, Pariaman,
menyikapi bentuk-bentuknya, faktor-faktor pendukungnya, serta dampak yang
ditimbulkannya terhadap identitas budaya dan dinamika sosial budaya masyarakat.
d. Perumusan Solusi:
Pemberdayaan Komunitas Lokal:
Mendorong partisipasi aktif masyarakat setempat dalam pelestarian dan pengembangan
seni pertunjukan Rabab Piaman.
Menggalakkan kegiatan yang melibatkan generasi muda dalam mempelajari dan
mewarisi tradisi seni tersebut.

Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan:


Mendukung program pendidikan formal dan informal untuk membantu
memperkenalkan seni pertunjukan Rabab Piaman kepada generasi muda.
Menyelenggarakan pelatihan bagi para pemain Rabab Piaman untuk meningkatkan
keterampilan mereka dan memastikan kelangsungan generasi berikutnya.

Pengembangan Sarana dan Prasarana:


Memperbaiki atau mengembangkan sarana dan prasarana yang mendukung pertunjukan
Rabab Piaman, seperti tempat pertunjukan, studio latihan, dan tempat pembuatan alat
musik tradisional.

Penggalian Potensi Pariwisata:


Memanfaatkan seni pertunjukan Rabab Piaman sebagai daya tarik pariwisata lokal,
regional, atau bahkan internasional.
Mengembangkan paket wisata budaya yang mencakup pertunjukan seni ini sebagai
bagian dari pengalaman wisata.

Pengembangan Kolaborasi dan Jaringan:


Membangun kerja sama dengan lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan pihak
swasta untuk mendukung keberlanjutan seni pertunjukan Rabab Piaman.
Menjalin kemitraan dengan kelompok seni, organisasi budaya, atau lembaga-lembaga
terkait lainnya.
Pengembangan Pasar dan Promosi:
Meningkatkan promosi seni pertunjukan Rabab Piaman melalui media sosial, pameran
seni, atau festival budaya.
Membantu para seniman untuk mengembangkan pasar dan meningkatkan daya tarik seni
pertunjukan ini di kalangan penonton yang lebih luas.Pemberdayaan Komunitas

Lokal:
Mendorong partisipasi aktif masyarakat setempat dalam pelestarian dan pengembangan
seni pertunjukan Rabab Piaman.
Menggalakkan kegiatan yang melibatkan generasi muda dalam mempelajari dan
mewarisi tradisi seni tersebut.

Pengembangan Program Pendidikan dan Pelatihan:


Mendukung program pendidikan formal dan informal untuk membantu
memperkenalkan seni pertunjukan Rabab Piaman kepada generasi muda.
Menyelenggarakan pelatihan bagi para pemain Rabab Piaman untuk meningkatkan
keterampilan mereka dan memastikan kelangsungan generasi berikutnya.

Pengembangan Sarana dan Prasarana:


Memperbaiki atau mengembangkan sarana dan prasarana yang mendukung pertunjukan
Rabab Piaman, seperti tempat pertunjukan, studio latihan, dan tempat pembuatan alat
musik tradisional.

Penggalian Potensi Pariwisata:


Memanfaatkan seni pertunjukan Rabab Piaman sebagai daya tarik pariwisata lokal,
regional, atau bahkan internasional.
Mengembangkan paket wisata budaya yang mencakup pertunjukan seni ini sebagai
bagian dari pengalaman wisata.
Pengembangan Kolaborasi dan Jaringan:
Membangun kerja sama dengan lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan pihak
swasta untuk mendukung keberlanjutan seni pertunjukan Rabab Piaman.
Menjalin kemitraan dengan kelompok seni, organisasi budaya, atau lembaga-lembaga
terkait lainnya.

Pengembangan Pasar dan Promosi:


Meningkatkan promosi seni pertunjukan Rabab Piaman melalui media sosial, pameran
seni, atau festival budaya.
Membantu para seniman untuk mengembangkan pasar dan meningkatkan daya tarik seni
pertunjukan ini di kalangan penonton yang lebih luas.

e. Penulisan hasil kerja :


Artikel ini adalah hasil Penelitian kajian budaya yang kritis dan emansipatoristentang
ketermarginalan Seni Pertunjukan Rabab Piaman dalam masyarakat nagari Lubuk
Alung. Dalam rangka mengungkap fenomena yang berkaitan dengan bentuk, faktor dan
dampak Ketermarginalan Seni Pertunjukan Rabab Piaman dalam masyarakat nagari
Lubuk Alung maka dilakukan penelitian kualitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan
observasi wawancara dan dokumantasi, serta dianalisis secara interaktif dan berlangsung
secara terus pada setiap tahap penelitian sehingga sampai tuntas. Hasil penelitian adalah
pertama,teridentifikasi bentuk ketermarginalan Rabab Piaman,yaknimenurunya konteks
pertunjukan, mengecilnya wilayah pertunjukan, berkurangnya seniman, dan kalah dalam
berkontestasi dalam kehidupan sosial budaya. Kedua, faktor-faktor penyebab
ketermarginalan Rabab Piaman yang terdiri atas faktor eksternal yang meliputi;
globalisasi, kesenian populer, kesenian tradisi dinamis, dan faktor internal yang meliputi;
seniman, dan penyajian Rabab Piaman.Ketiga, dampak ketermarginalan seni
pertunjukan Rabab Piaman yang meliputi hilangnya identitas budaya Pariaman (kearifan
lokal), menguatnya budaya pop, dan terpuruk secara sosial budaya.Untuk membahas
masalah faktor dan dampak ketermarginalan tersebut digunakan teori
dekonstruksi (Derida)

Anda mungkin juga menyukai