Anda di halaman 1dari 11

TARI KAWUNG ANTEN DALAM GENRE TARI JAIPONGAN

SEBAGAI SUMBER GARAP PENYAJIAN TARI


Oleh: Siti Hani Rohaeni dan Edi Mulyana
Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung
Jln. Buah Batu No. 212 Bandung 40265
e-mail: mulyana.edi63@gmail.com

ABSTRAK
Repertoar tari Kawung Anten yang diciptakan oleh Gugum Gumbira
sekitar tahun 1990-an terinspirasi dari seorang putri panglima perang
bernama Jaya Perkosa dari Kerajaan Sumedang Larang. Tarian ini di-
wujudkan dengan pendekatan metode “gubahan tari” sehingga secara
esensial tidak merubah sumbernya. Oleh karena itu, konsep pengem-
bangan koreografi dilakukan melalui proses penyadapan dan penda-
laman di Padepokan Jugala. Adapun hasilnya adalah terbentuknya
perwujudan konsep pengembangan gaya penyajian baru dalam me-
nyajikan tari Kawung Anten.

Kata Kunci: Jaipongan, Kawung Anten.

ABSTRACT
The Dance of Kawung Anten in the Jaipongan Genre as a Source to Work on a Dance
Presentation, June 2018. The Kawung Anten dance repertoire created by Gugum Gumbira around the
1990s was inspired by a warlord's daughter named Jaya Perkosa from the Sumedang Larang Kingdom. This
dance is manifested by the approach of the method of "composition of the dance" so that it essentially does
not change the source. Therefore, the concept of developing choreography is done through the process of
tapping and deepening in Padepokan Jugala. The result is the formation of the embodiment of the concept of
developing a new presentation style in presenting the Kawung Anten dance.

Keywords: Jaipongan, Kawung Anten.

PENDAHULUAN
Munculnya Jaipongan yang diciptakan ngan dipengaruhi oleh Ketuk Tilu yaitu adanya
oleh Gugum Gumbira sekitar tahun 1970-an bukaan, pencugan, nibakeun, dan motif gerak
memberikan warna baru dalam ranah seni mincid.
pertunjukan di Jawa Barat, sehingga melahir- Selain itu, Jaipongan memiliki dinamika
kan gairah baru bagi para pelaku seni di Jawa yang bervariatif, enerjik, meskipun kebanya-
Barat. Jaipongan adalah sebuah repertoar tari kan tarian perempuan tapi kecenderungan
yang kekuatan geraknya bersumber dari berkarakter maskulin, hal ini dikarenakan
kesenian rakyat Jawa Barat seperti Penca Silat, secara koreografis banyak mengambil dari
Ketuk Tilu, Topeng Banjet dan Kiliningan/ Baji- gerak-gerak Penca Silat yang notabene gerak-
doran. Secara struktur koreografi, tari Jaipo- geraknya berkarakter tegas.

Naskah diterima pada 22 Februari, revisi akhir 20 Maret 2018| 66


Struktur tari Jaipongan terdiri dari; Bukaan adalah pohon enau, cangkaleng (kulangkaling).
yaitu ragam gerak yang yang meliputi najong, Anten adalah inti/pati yang bisa segala rupa.
depok, luncat, kuda-kuda pasang, capang, dan Selama proses garap penyajian tari di-
lube. Pencugan yaitu ragam gerak yang me- karenakan repertoar tari Kawung Anten tidak
liputi, jalak pengkor, selup, kuntul longok, giles, diajarkan pada mata kuliah Jaipongan, maka
kepeng, rogok, giwar, golong, dan tumpang tali- untuk mempelajari tarian tersebut melalui
teundeut. Nibakeun atau sering disebut dengan penyadapan dari Nia Karina. Sedangkan un-
ngagoongkeun yaitu ragam gerak yang meli- tuk pendalaman materi dan mempertebal
puti, gedig keupat atau luncat, soloyong muter teknik tari Kawung Anten penulis berkonsul-
takis. Mincid yaitu gerak interval atau gerak tasi dengan Gugum Gumbira, dan atas saran-
sisipan sebagai jembatan untuk dilanjutkan ke nya beliau merekomendasikan untuk belajar
gerak berikutnya. Gerak mincid sering disebut kepada Mira Tejaningrum. Dari proses penda-
sebagai variasi atau mamanis (Sunda) dari laman tersebut penyaji dapat mengusai tarian
rangkaian gerak Jaipongan secara keseluru- dan berbagai aspek yang berkaitan dengan
han. tarian ini diantaranya tentang struktur koreo-
Berbicara tentang Jaipongan, adapun salah grafi dengan motif-motif gerak yang ber-
satu jenis tari Jaipongan yang akan penulis sumber dan diolah dari kekayaan gerak-gerak
sajikan yaitu tari Jaipongan Kawung Anten Penca Silat dengan menggunakan duhung atau
karya Gugum Gumbira. Tari Jaipongan Ka- sejenis golok kecil khusus untuk wanita dan
wung Anten adalah salah satu tarian yang ekspresi tariannya.
diciptakan oleh Gugum Gumbira pada tahun Dalam sajian kali ini penyaji menyajikan
1990-an. Berbeda dengan karya Jaipongan tari Kawung Anten secara tunggal hal itu atas
lainnya yang tidak berorientasi kepada pe- saran dari Gugum Gumbira dengan alasan
nokohan, tarian ini berangkat dari seorang bahwa gaya kepenarian penyaji berbeda de-
tokoh wanita dari Sumedang yaitu Kawung ngan gaya-gaya kepenarian yang lain dalam
Anten. Sementara itu keunikan lain pada tari arti kalau penyaji menarikan tarian secara
Kawung Anten ini adalah peng-gunaan pro- tunggal akan muncul gaya pribadi.
perti yaitu Duhung (semacam golok tetapi Pada bagian koreografi dan bagian kara-
bentuknya lebih kecil). Tarian ini me-miliki witannya, penyaji mencoba mengolahnya atau
kerumitan tersendiri baik dalam teknik gerak mengembangkannya, tetapi tidak mengubah
maupun penjiwaannya. tarian dan iringannya secara utuh, karena
Menurut Gugum Gumbira (wawancara, di yang dikembangkan adalah pada bagian awal.
Bandung; 8 Mei 2017), bahwa: Setelah mempelajari tari Kawung Anten,
Penciptaan tari Kawung Anten pun terinspirasi penulis melihat berbagai kemungkinan atau
dari cerita di atas, yaitu kisah tentang Kerajaan peluang untuk dicoba dieksplorasi dalam
Padjadjaran akhir (Sumedang Larang), yang
mengisahkan seorang putri dari salah satu
upaya pengembangan repertoar tari ini men-
Panglima Perang Kerajaan Sumedang Larang jadi bentuk sajian baru tetapi tidak meng-
(Kandaga Lante) yaitu Jaya Perkosa yang ber- hilangkan esensi tariannya. Misalnya, pada
nama Kawung Anten.
bagian awal setelah intro musik akan di-

Sedangkan menurut Nia Karina (2012: 4), lantunkan lagu kidung. Pada bagian ini akan

makna dari nama Kawung Anten tersebut ada- ditampilkan satu orang penari (laki-laki) di

lah segala sesuatu yang bermanfaat. Kawung belakang layar yang dibentangkan dari atas ke

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 67


bawah (sillhouet), sebagai gambaran Jaya Per- METODE
kosa sedang memberikan amanah kepada Pendekatan metode garap dalam penyajian
Kawung Anten, sedangkan penulis duduk tari Kawung Anten adalah “gubahan tari”
(level medium) di depan layar dengan arah yang berarti pengembangan koreografi yang
hadap ke depan layar (diagonal) membela- penampilannya baru tetapi tidak menghilang-
kangi penonton diterangi cahaya lampu agak kan esesnsi tariannya. Seperti halnya dikata-
temaram. Kemudian kedua orang penari (sill- kan oleh Sal Murgiyanto (1986: 123), bahwa
houet) menari mengikuti lagu kidung yang dalam setiap cabang kesenian, bahan-bahan
dilantukan oleh juru kawih atau sinden. Akhir baku yang kita kenal baik dalam bentuknya
dari tarian ini adalah Jaya Perkosa memberi- yang biasa, dirubah oleh seorang seniman
kan duhung kepada Kawung Anten kemudian menjadi pola-pola yang indah dan tidak biasa.
lampu fadeout. Dalam “gubahan tari” bertujuan sebagai pen-
Berikutnya musik padungdung kendor, se- capaian hasil yang maksimal dalam menyaji-
cara perlahan-lahan bergerak memutar sambil kan suatu repertoar tari yang disajikan oleh
duduk dan memegang duhung, kemudian penyaji dengan tetap mempertahankan esensi
berjalan gengsor menuju ke arah depan. Ke- sumbernya.
mudian berdiri (leumpang ngalaga), melingkar
menuju tengah panggung. Leumpang ngalaga HASIL DAN PEMBAHASAN
oleh penulis diinterpretasikan sebagai simbol 1. Rancangan Sketsa Garap
kegagahan seorang putri seorang panglima Rangcangan atau sketsa garap merupakan
(Jaya Perkosa) Sumedang. Setelah berada di gambaran sederhana dari gagasan yang di-
tengah panggung (masih dalam irama pa- inginkan setelah mempelajari dan mengkaji
dungdung kendor) dimunculkan gerak-gerak materi yang telah ditetapkan. Adapun aspek-
penca dengan menggunakan duhung sebagai aspek yang memberikan peluang untuk dapat
property, koreografi yang tersusun mengambil dikembangkan, antara lain: desain koreografi
dari jurus-jurus penca Cikalong, Cimande, dan (ruang, tenaga, waktu), desain karawitan, de-
jurus Sah Bandar seperti, peupeuhan, giwar, sain artistik tari.
sogok, rogok, gibas, beset, besot, tajong, tejeh, giles, a. Desain koreografi
siku, dan lain-lain. Selanjutnya masuk pada Penyajian tari Kawung Anten ditampilkan
bagian tengah yang diawali dengan pengo- secara utuh, artinya gerak-gerak pokok masih
lahan gending untuk menjembatani dari ditampilkan, namun pada bagian-bagian ter-
irama/motif padungdung ke lagu paksi tuwung tentu ada pengembangan desain gerak. Selain
sebagai pengiring tarian Kawung Anten, pada itu, di samping adanya pengembangan pada
bagian tengah ketika properti (duhung) sedang bagian-bagian tertentu terdapat pemadatan
ditarikan, dikembangkan motif-motif gerak gerak, misalnya pengulangan gerak cukup
yang lebih bervariatif. Pada bagian akhir atau dilakukan satu atau dua kali supaya koreo-
ending, yang biasanya penari ke, luar dengan grafi yang tersaji tidak monoton.
gerakan mincid beset, masih on stage atau tidak b. Desain Karawitan Iringan Tari
keluar panggung, tetapi kembali menuju ke Waditra yang digunakan untuk mengiringi
arah layar belakang (setting). Hal tersebut di- tari Kawung Anten adalah seperangkat ga-
maksudkan untuk memunculkan kesan spec- melan berlaras salendro. Adapun pola atau
tacle. susunannya terdiri atas intro atau bagian awal,

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 68


bagian tengah, dan bagian akhir atau gending dan kalung. Dominasi warna merah pada ta-
penutup. Pada bagian awal akan dimunculkan rian ini mengadopsi dari warna beureum han-
bunyi kacapi tarawangsa yang dilanjutkan de- juang (marun) yang melambangkan karakter
ngan irama padungdung gancang, kemudian pa- lincah bergelora atau bersemangat.
dungdung kendor yang diambil dari iringan 2) Setting
penca silat, pada bagian awal, dalam irama Panggung yang dipergunakan pada reper-
padungdung dipadukan dengan instrumen ga- toar tari Kawung Anten ini adalah panggung
melan sebagai aksentuasi untuk mempertegas proscenium. Sedangkan untuk mempertegas
irama. Maksud dari permainan irama ini ada- nilai simbolik dari tariannya di-gunakan kain
lah untuk menggiring suasana pada tema yang putih (di bagian samping kiri belakang pang-
diinginkan yaitu heroik atau kepahlawanan. gung) yang dibentang dari atas ke bawah. Di
Pada bagian tengah iringan karawitan se- bagian belakang kain tersebut disimpan pohon
cara utuh yaitu, lagu Paksi Tuwung dalam hanjuang dengan menggunakan lampu vlad
embat opat wilet dan lagu Palimanan dalam yang tujuan untuk memunculkan silhouette.
embat dua wilet. Pada bagian akhir selain Adapun di depan kain bagian bawah akan
iringan gamelan dipadukan pula dengan tepak digunakan peninggi atau level berbentuk bulat
kendang penca yang pada penyajiannya tidak yang diterangi oleh lampu presnel yang di-
dibunyikan secara bersamaan tetapi saling simpan di atas.
mengisi. Dalam penggarapannya penulis ber-
konsultasi dengan Ismet Ruhimat sebagai 2. Proses Garap
penata musik iringan tari Kawung Anten. Proses garap adalah langkah-langkah yang
c. Desain Artistik Tari dilakukan oleh penyaji dalam pembentukan
1) Rias dan Busana Tari kekaryaan, dalam hal ini karya penyajian tari
Busana dan rias dalam pertunjukan tari “Kawung Anten”. Penyaji mendapat kesempat-
tidak dapat dipisahkan karena tata rias dan an menggali potensi untuk menjadi penyaji
busana selain sebagai penutup tubuh dan tari yang baik seperti kedalaman isi, teknik
mempercantik, juga secara estetis akan mem- gerak yang terfokuskan ke dalam bentuk sa-
perindah seorang penari, selain itu tata rias jian tari Jaipongan Kawung Anten. Peran pem-
dan busana dapat memperjelas karakter se- bimbing, komposer (penata karawitan), pang-
buah tarian. F. X. Widaryanto (2009: 76), me- rawit bahkan masukan-masukan dari pihak
ngungkapkan bahwa . . . busana dan tata rias lain sangat membantu selama proses garap
juga sebenarnya suatu rekayasa manusia un- tersebut.
tuk melahirkan suatu karya dalam bentuk lain a. Tahap Eksplorasi
sesuai dengan apa yang diharapkan dan di- Eksplorasi adalah proses penjelajahan dan
kehendaki dalam suatu garapan. pencarian motif-motif gerak melalui berbagai
Busana yang dikenakan pada tari Kawung cara yang dilakukan pada saat melakukan
Anten terdiri atas kebaya warna merah marun proses garap pada tarian untuk menghasilkan
(hanjuang beureum), kain (sinjang) berbentuk ragam gerak. Pada langkah eksplorasi biasa-
rok, dan ikat pinggang (benten) dari kulit. nya terbentuk dikarenakan adanya rangsang
Acsesories di bagian kepala simbol dari makuta awal yang ditangkap melalui intepretasi ter-
ditambah dengan untaian bunga melati. Ke- hadap apa yang dilihat, didengar agar dapat
mudian, menggunakan anting, gelang tangan, dengan bebas bergerak mengikuti kata hati.

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 69


Setelah penyaji mempunyai konsep, kemudian
membuat kerangka garap, barulah penyaji
mulai mewujudkannya melalui eksplorasi
yang berkaitan dengan pengolahan ruang, te-
naga, dan waktu. Menurut F. X. widaryanto
(2002: 43), bahwa;
Untuk menghasilkan koreografi yang sesuai
dengan isi garapan, proses eksplorasi sangatlah
dibutuhkan. Diawali dengan pencarian motif-
motif gerak yang akan diolah menjadi bahan Gambar 1. Penyadapan dengan Mira Tejaningrum
dasar pembuatan karya tari, sehingga meng- (Dokumentasi: Siti Hani, Juli 2017)
hasilkan pola gerak yang baru. Kemudian yang
dikembangkan diolah dengan elemen dasar tersebut dilakukan karena materi tari Kawung
tari seperti ruang, tenaga, dan waktu, juga ter-
Anten tidak dipelajari pada Mata Kuliah
dapat pengolahan pola lantai.
Jaipongan di Jurusan Tari ISBI Bandung.
Diawali dengan melihat beberapa video Disamping itu, penyaji telah mendapatkan
tari Kawung Anten, penyaji mulai mengek- teknik-teknik gerak Jaipongan selama kuliah
splorasi, membuat motif-motif gerak kemu- di ISBI Bandung kemudian, untuk pemanta-
dian merangkaikan dan menghubungkan-nya pan teknik geraknya penyaji berkonsultasi
menjadi suatu gerak yang baru dengan tidak dengan Gugum Gumbira (pencipta tari Ka-
mengubah pakem-pakem yang sudah ada. Se- wung Anten), bahkan secara praktik penyaji
lanjutnya hasil dari eksplorasi tersebut di- diarahkan langsung oleh Mira Tejaningrum
gabungkan dengan elemen dasar tari yaitu, te- (putri Gugum Gumbira). Ia memberikan pula
naga, ruang, dan waktu. proses penajaman secara kualitas terhadap
Pengalaman bergerak sangat penting ka- setiap gerak secara detail misalnya, penga-
rena dari pengalaman tersebut muncul in- turan tenaga (intensitas gerak), dan penjiwaan
spirasi-inspirasi baru. Dalam eksplorasi di tarian. Penajaman gerakan dilakukan selama
dalamnya terdapat penjajagan dari berbagai lima kali pertemuan yang disaksikan pula
objek dan didasari oleh pengalaman-peng- oleh Gugum Gumbira, bahkan beliau juga
alaman serta kesadaran secara penuh dalam mengarahkan teknik-teknik gerakan yang di-
memandang objek tersebut. Adapun eks- lakukan.
plorasi yang penyaji lakukan adalah: 2) Kegiatan Pendalaman
1) Kegiatan Penyadapan Kegiatan pendalaman yang dilakukan, se-
Seperti telah disebutkan di atas dalam me- lain di Studio JUGALA dilakukan pula pen-
ngawali proses eksplorasi penyaji melakukan dalaman di kampus dengan mendapat pen-
apresiasi terhadap beberapa video tentang tari dampingan dari dosen Mata Kuliah Jaipongan.
Kawung Anten. Hal tersebut dianggap penting Kemudian, penajaman penjiwaan tarian, yang
agar dalam proses selanjutnya mendapatkan dalam pelaksanaannya sangat sulit untuk di-
gambaran mengenai susunan koreografi tari lakukan karena penyaji harus menginterpre-
Kawung Anten. Selanjutnya, penyaji melaku- tasi sosok Kawung Anten, sedangkan penyaji
kan kegiatan penyadapan kepada Nia Karina tidak mendapatkan gambaran mengenai ka-
salah seorang alumni ISBI Bandung yang telah rakter sosok Kawung Anten tersebut. Adapun
lulus dalam penyajian tari Kawung Anten. Hal keterangan yang di dapat bahwa sosok Ka-

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 70


Pada bagian tengah penyaji hanya mengo-
lah ruang gerak serta dinamika dalam setiap
gerakannya agar tarian yang dibawakan tidak
sama dengan penyaji-penyaji lainnya, yang ba-
nyak diolah adalah teknik pengaturan perna-
pasan hal ini dianggap penting karena teknik
pengaturan pernapasan akan membantu dan
membangun kualitas gerak.
Gambar 2. Pendalaman bersama Gugum Gumbira Pada bagian akhir, tidak terlalu banyak
(Dokumentasi: Siti Hani, Juli 2017) mengembangkan gerak-gerak yang sudah ada,
hanya saja penyaji memberi variasi pada
wung Anten adalah seorang putri anak se- ending tarian, yang biasanya diakhiri dengan
orang Panglima Perang dari Kerajaan Sume- gerak mincid keluar panggung, pada bagian
dang Larang yang mendapatkan mandat dari ini diakhiri oleh gerak keupat menuju arah
ayahnya (Jaya Perkosa) untuk menjaga pohon belakang samping kanan panggung dan tidak
hanjuang sebagai simbol Kerajaan. Selain itu, keluar panggung.
dari beberapa video yang penyaji lihat, penyaji b. Tahap Evaluasi
mendapatkan gambaran bahwa sosok Kawung Proses evaluasi merupakan proses rancang
Anten adalah seorang perempuan berjiwa bangun yang dilakukan dalam upaya men-
kesatria, hal itu terlihat dari gerak-gerak yang capai struktur koreografi yang diinginkan ber-
disajikan sesuai dengan gambaran ceritanya. dasarkan konsep garap yang ditetapkan. Ke-
3) Kegiatan Studio giatan ini dilakukan dalam fase bimbingan.
Dalam proses kegiatan studio yang di- Kegiatan bimbingan merupakan proses
lakukan adalah melakukan penjelajahan gerak latihan yang jadwalnya telah ditetapkan oleh
secara improvisasi, hal tersebut berangkat dari pengelola Jurusan Tari secara terintegrasi un-
berbagai peluang yang ada. Adapun peluang tuk seluruh peserta ujian. Pada proses bim-
tersebut ada pada bagian awal. Pada bagian bingan ini penyaji mendapatkan dua orang
awal diolah berbagai gerak-gerak penca se- pembimbing, yaitu; Pembimbing I perannya
bagai proses penghubung sebelum masuk ke- pada pendampingan pengarahan dalam pem-
pada struktur koreogafi tari Kawung Anten. bentukan garapan secara praktik, sedangkan
Adapun penjelajahan yang dilakukan oleh pe- Pembimbing II perannya pada pendampingan
nyaji adalah dengan berimprovisasi yaitu pen- dan pengarahan pada sisi tulisannya. Namun
carian motif-motif gerak penca seperti besot, demikian, kedua pembimbing tersebut secara
siku, tejeh, gibas, gunting, takis, kepret, dan lain- harmonis saling mengisi dalam pemberian
lain. Meskipun sebagai gerak Penghubung, saran atau arahan baik pada garapan maupun
gerak-gerak penca tersebut disesuaikan pula pada tulisannya.
dengan gerak-gerak yang ada pada tarian po- c. Komposisi
kok. Setelah dikonsultasikan dengan Gugum Komposisi atau penyusunan koreografi se-
Gumbira, beliau tidak menyetujuinya hal ter- cara utuh merupakan suatu langkah yang
sebut karena berkaitan dengan permasalahan dilakukan dalam proses bimbingan, ini di-
hak cipta (HAKI). lakukan setelah proses latihan menggunakan
iringan karawitan langsung, bahkan dalam

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 71


prosesnya dilakukan langsung oleh penata putaran kedua menggunakan level ba-
karawitan tari Kawung Anten (Ismet Ruhi- wah, pada putaran terakhir banting ba-
mat). Oleh karena itu, baik koreografi maupun dan, buka kedua tangan secara per-
iringan karawitannya diproses dengan me- lahan, mincid kombinasi diantaranya tum-
ngacu pada struktur tarian secara utuh dari pang tali cindek dua kali, kaki kanan
awal sampai akhir. Pada bagian awal (teknik maju sambil kedua tangan bukaan, cindek
muncul) muncul adegan sillhouet sebagai dua kali, dan tangan kiri maju, ukel kem-
introduksi. Namun, bagian tersebut meru- bar cindek satu kali, kemudian mela-
pakan proses garap pengembangan hasil dari kukan gerakan yang sama namun de-
keinginan dan proses dialogis antara penyaji ngan irama mengalun.
dan penata karawitan, sedangkan pada bagian 3) Gerak tangan kosong, mincid keupat ecek
tengah terdapat beberapa penebalan elemen sagara, langkah kaki kanan posisi kaki
bunyi khususnya tepak kendang (kendang penca). adeg-adeg, tangan kanan dorong, tangan
Selain itu, pada bagian akhir yang biasanya kiri pegang duhung, gerak ini dilakukan
diakhiri dengan irama mincid, penyaji meng- secara bergantian dengan getak yang
kontraskan antara gerak keupat dengan kom- sama dan berbagai arah, lalu cangreud
posisi karawitan yang bervariatif kedua tangan, galieur.
Adapun dari hasil pengembangan koreo- 4) Selut siku kombinasi bulak balik, selut paku
garfi pada bagian awal ditambahkan gerak- kombinasi. Giwar kiri kanan, sambil lang-
gerak penca secara utuh untuk memunculkan kah ke depan sikut kiri, buka kedua
suasana heroik sesuai dengan gambaran tarian tangan sambil posisi kaki adeg-adeg kem-
yang sedang berlatih beladiri. Oleh karenanya, bar, lalu olah torso sambil kedua tangan
pada bagian awal ini memunculkan pola pe- diproses bukaan, tutup tangan kanan
nyajian baru yang berbeda dengan penyajian- sambil berbalik ke arah kanan, paku
penyajian sebelumnya. tangan kiri, banting tangan kanan, olah
Pada koreografi bagian tengah pada tarian torso sambil kedua tangan proses bu-
ini, tersusun gerak sesuai dengan sumbernya, kaan, lalu banting kiri, balik ke depan
yaitu: sambil jalak pengkor ber-samaan dengan
1) Depok geulis (depok nutup silang), kedua tangan kanan di ukel dua kali, lalu buka
tangan lurusdan telapak tangannya kedua tangan dengan tidak bertenaga.
kuncup di pinggir pinggang, tangan 5) Larap kasih. Maju beberapa langkah
kanan diputar, berputar sambil beranjak sambil kedua tangan didorong secara
berdiri, Adeg-adeg, buka kedua tangan, perlahan dan bergantian, meureup sam-
bukaan sambil kaki ngerecek, putar torso bil kedua tangan di tekuk, tumpang tali,
sambil tangan bergerak ke atas, posisi angkat naik turun tangan sebanyak tiga
kaki adeg-adeg, bukaan kembar, tumpang kali sambil melangkah, cindek, langkah
tali bukaan. kiri dan meureup sambil kedua tangan
2) Oyog obah banteng eluk paku, pring manis, diangkat dengan posisi ditekuk.
kincir patri, kincir raga. Sikut senting mi- 6) Tanjakan leupas kunci. Jalan lalu turun
ring, bukaan ukel rengkuh, angkat tangan dan angkat kedua tangan seolah-olah
kanan ke atas, luk paku, berputar nye- membawa kendi, lalu mundur sebanyak
repet, putar sebanyak tiga kali pada tujuh langkah, cindek tiga kali, depok,

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 72


kedua tangan di pinggir badan, lalu sejajar dengan tangan kanan, putarkan
buka kaki, tangan kiri sogok ke atas duhung sebanyak dua putaran simpen
seolah-olah membawa kendi, lalu mun- duhung.
dur sebanyak tujuh langkah, cindek tiga 9) Sentingan, selut kepret, cindek. Langkah
kali, depok, kedua tangan di pinggir kaki kanan proses dengan kedua ta-
badan, lalu buka kaki, tangan kiri sogok ngan, tangan kanan ke atas tangan kiri
ke atas dan tangan kanan nahan, balik ke bawah, lalu simpan tangan kanan di
badan, kaki kiri dilipat dan kaki kanan bahu, lakukan ke arah sebaliknya, putar
lurus, kedua tangan menahan tumpuan badan, dorong tangan kanan, sentingan,
dan tangan kanan nahan, balik badan, kepret tangan kanan, langkah kaki sam-
kaki kiri dilipat dan kaki kanan lurus, bil kedua tangan bergantian kepret
kedua tangan menahan tumpuan badan, lakukan ke arah cindek maju sambil
lalu luncat dua kali sambil posisi badan posisi badan rengkuh dan kedua tangan
di bawah, angkat badan secara perlahan lurus sambil dibolak-balik, cindek de-
lalu ngalageday, maju kaki kanan, kaki ngan tangan sembada.
kiri di belakang kaki kanan sambil gu- 10) Mincid acreg. Posisi badan rengkuh,
sur, tangan kanan diangkat sambil giwar lang-kahkan kaki secara bergantian,
dan tangan kiri tepat di samping badan, sesuai dengan tepak kendang, pada hi-
lakukan secara bergantian lalu tepuk tungan keempat balikan badan sambil
kedua tangan, angkat kedua tangan di kedua tangan diukelkan lalu titikan kaki
samping badan berbarengan dengan kiri dan posisi badan kembali rengkuh,
kaki kanan angkat, lalu angkat lagi lakukan sebanyak tiga kali balikan, adeg-
kedua tangan ke atas bersamaan dengan adeg bukaan kembar sambil kedua tangan
kedua kaki meloncat. maku, sabet, lalu tarik kedua tangan sam-
7) Gerak tangan isi; mincid gibas. Badan ber- bil posisi badan diagonal kanan depan.
putar sambil cabut duhung oleh tangan 11) Yuyu kangkang. Langkah kedua kaki
kanan, lalu mincid, di tempat empat kali, secara bergantian sambil kedua tangan
kemudian berputar dan mincid gibas, naik turun, dengan tangan larap kasih,
pada hitungan keenam ditambah gera- lalu kedua tangan proses sambil angkat,
kan berputar, lalu mincid gibas lagi dan turun dengan posisi badan ajeg rengkuh
pada hitungan ketujuh berputar, kemu- dan posisi kaki adeg-adeg bukaan kembar.
dian buka kedua tangan, dan sered ta- Lakukan dengan gerak yang sama dua
ngan kanan. kali, pada gerakan yang ketiga me-
8) Mapas handap depok satengah kombinasi, lakukan gerakan patah bahu sebelah ka-
leumpang kalincang. Simpan duhung tepat nan, lalu lakukan lagi dengan gerakan
di dada lalu putarkan badan dan tangan yang sama, cindek.
menjadi sembada kanan, kepala galeong 12) Puncak gunung. Luncat kaki kanan, po-
diikuti oleh tangan kiri, rengkuh, ke- sisi badan turun lalu angkat badan
mudian tusukan duhung sambil berputar perlahan proses dari bawah sampai atas
semua anggota badan sebanyak dua sambil berputar, lalu putarkan kedua
kali, depok satengah, lalu besot duhung, tangan secara bergantian sebanyak em-
sikut, bukaan, putar duhung, menjadi pat kali, kemudian simpan kedua

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 73


tangan di duhung, putarkan badan se- gantian sebanyak tiga kali lalu selut,
banyak enam kali, pada putaran tiga tarik badan sehingga berat badan di
awal dilakukan secara cepat, lalu cindek. kaki kanan, langkah kadek, angkat sikut,
13) Mincid. Posisi kedua tangan seperti putarkan duhung, sabet simpan tepat-nya
sembada lalu putarkan pergelangan dengan posisi diagonal, lalu mincid lagi
tangan bersamaan dengan kepala dan delapan kali, kemudian berputar, adeg-
badan, kedua kaki mincid secara ber- adeg bukaan kembar sambil tangan naik
gantian, lakukan sebanyak dua kali, lalu turun putar badan, lalu disambung de-
ambil duhung. ngan kepala cindek.
14) Papat kalima pancer. Langkah angkat 18) Akhir. Simpan duhung lalu badan
kaki kiri, lalu diikuti kaki kanan dan berputar, keupat menuju layar belakang,
titik di kaki kanan, bersamaan dengan badan malik, cindek.
tangan kanan pegang duhung diselutkan,
lalu langkah angkat kaki kanan, kiri- 3. Deskripsi Penyajian Tari Kawung Anten
kanan titikan kaki kiri, bersamaan a. Sinopsis :
dengan kaki yang di-titikkan, lakukan Pangningalikeun jeung pangjagakeun ieu han-
gerakan ini sebanyak enam kali, ke- juang, lamun engke ieu hanjuang pêrang cicirên
mudian angkat duhung, lalu tumpang tali ama gugur (Lihat dan jaga ini pohon hanjuang,
sambil cindek. kalau nanti pohong hanjuang ini layu itu tan-
15) Mincir muter. Langkahkan kaki secara danya ayah gugur/meninggal). Demikian ama-
bergantian sambil berputar, posisi ta- nat sang ayah Jaya Perkosa kepada putrinya
ngan kanan sambil memegang duhung Kawung Anten yang saat itu ia akan ber-
dan angkat ke atas, tangan kiri di perang melawan Kerajaan Cirebon. Tari Jai-
pinggang, pada hitungan ketujuh ke- pongan Kawung Anten mengisahkan seorang
delapan putarkan duhung lalu balikan putri dari Kerajaan Sumedang Larang yaitu
duhung ke tangan kiri posisi duhung Kawung Anten anak dari salah seorang Pang-
ditidurkan, begitu juga dengan posisi lima Perang dari Kerajaan tersebut (Jaya Per-
badan ikut berbalik. kosa) yang diberi amanat oleh ayahnya untuk
16) Suwuk duhung gugur gunung. Tangan menjaga pohon hanjuang sebagai simbol Ke-
kanan pegang duhung, duhung ditusuk- rajaan Sumedang Larang.
kan ke atas badan nunduk, kaki tajong, b. Struktur Koreografi
duhung sabet lalu banting badan lakukan Gugum Gumbira menyebutkan (dalam
sebanyak dua kali dengan arah hadap Endang Caturwati, 2007: 7), bahwa pencugan
yang berbeda, lalu duhung diputar di merupakan gerakan yang kuat dan terpatah-
atas tangan ukel. patah atau menunjukkan pada serangkaian
17) Mincid. Kaki langkah mincid, tangan jurus-jurus atau disebut ibing pola. Pernyata-
kanan pegang duhung dan tangan kiri di an inilah yang menguatkan penyaji, bahwa
pinggang, putarkan duhung secara ber- dalam pengembangan koreografi banyak me-
gantian oleh tangan kanan, pada waktu nggunakan gerak pencugan. Pada bagian awal
putaran ke dalam diputar sebanyak dua penyaji mengembangkan berbagai motif gerak
kali dan pada saat ke luar putarkan men-jadi satu frase ragam gerak dengan me-
duhung tiga kali. Lakukan secara ber- munculkan gerak-gerak penca. Hal ini penyaji

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 74


lakukan agar menggambarkan figur/sosok tidak terasa monoton atau mem-bosankan.
Kawung Anten yang sedang berlatih beladiri Begitu pula dengan tari Kawung Anten fungsi
dengan diiringi oleh irama penca yang di- tepak kendang sangat dominan.
kolaborasikan dengan motif-motif tabuhan ga- Tari Kawung Anten diiringi oleh lagu
melan. Paksi Tuwung naek lagu Palimanan dan
Perwujudan tarian dengan sajian awal termasuk lagu gede, menggunakan gamelan
yang digarap oleh penyaji diaplikasikan de- laras salendro, embat opat wilet dan embat dua
ngan pendekatan metode gubahan tari yaitu wilet. Untuk menambah suasana dan isi tarian,
melalui penjelajahan-penjelajahan gerak yang penyaji menggarap bagian awal dengan me-
dirangkaikan menjadi sebuah struktur koreo- munculkan iringan Penca Padungdung kendor
grafi yang utuh. Metode ini dipandang sebagai dan padungdung gancang, yang dipadukan
metode yang tepat untuk sebuah kreativitas dengan iringan gamelan sebagai aksen atau
dalam ranah karya seni penyajian yang sejalan variasi dengan tujuan untuk mempertegas
dengan koridor yang telah ditetapkan, ke- suasana dan untuk mencapai klimaks.
mudian metode gubahan tari dipilih sebagai d. .Penataan Atristik Tari
landasar pengembangan tari. Kata gubahan 1) Rias dan Busana
dalam tulisan ini mengandung arti meng- Tata rias yang dipergunakan dalam tari
kreasikan yang diselaraskan dengan koreo- Kawung Anten yaitu tata rias cantik yang
grafi sebelumnya agar lebih menarik dan se- disesuaikan dengan sosok Kawung Anten.
cara estetik kelihatan lebih indah. Namun de- Sedangkan busana yang dipergunakan ber-
mikian, hal-hal tersebut tidak akan menghi- orientasi dari busana tradisi tarian rakyat yang
langkan apalagi merusak esensi tari aslinya. sudah dikembangkan seperti kebaya, rok, ikat
c. Struktur Karawitan Iringan Tari pinggang, gelang, anting, kalung, bunga me-
Dalam ranah tarian Jawa Barat (Sunda) lati, dan senjata duhung. Meskipun berorien-
kedudukan waditra kendang boleh dikatakan tasi dari busana tarian rakyat tata rias tetap
sangat menonjol, hal itu dikarenakan secara memperlihatkan keagungan sorang putri ke-
fungsional waditra kendang dalam mengiringi rajaan.
tarian Sunda sangat dominan. Artinya, hampir
setiap geraknya selalu diisi oleh tepak kendang.
Dan inilah yang membedakan tari-tarian
Sunda dengan tari-tarian di luar Sunda. Be-
gitu pula dengan tari Jaipongan, dengan ke-
kayaan motif tepak kendangnya yang enerjik
sangat dominan dalam mengiringi dan me-
ngisi setiap aspek gerak-geraknya. Namun,
keberadaan waditra kendang sangat dominan
dalam mengiringi tarian Jaipongan. Hal ter-
sebut tidak mengurangi kedinamisan tarian-
Gambar 3. Busana Tari Kawung Anten
nya karena, pada setiap tampilannya selalu (Dokumentasi: Siti Hani, 2017)
digarap unsur-unsur pendukung lainnya se-
perti, dinamika, tempo, ruang dan lain-lain.
Dengan demikian, setiap tarian yang disajikan

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 75


2) Setting dan Mira Tejaningrum, akhirnya tingkat ke-
Pada tari Kawung Anten kali ini penyaji sulitan tersebut dapat di atasi.
menggunakan kain berwarna putih. Warna
putih sebagai simbol kesucian dengan watak DAFTAR PUSTAKA
cerah, tegas, dan lurus. Kain tersebut di- Caturwati Endang dan Lalan Ramlan, ed. 2007.
letakkan di belakang kiri panggung posisi Gugum Gumbira dari Chacha ke Jaipongan.
diagonal ke kanan depan, di belakang kain Bandung: Sunan Ambu Press STSI.
terdapat level/peninggi untuk memunculkan
Hanipah, Hani. 2012. “Karya Seni Penyajian
seorang penari laki-laki sebagai representasi
Tari Kawung Anten”. Skripsi. Bandung:
tokoh Jaya Perkosa, dan pohon Hanjuang Jurusan Tari STSI Bandung.
(sillhouet), kemudian di depan kain diletakkan
juga level/peninggi yang secara fungsional Karina, Nia. 2015. “Karya Seni Penyajian Tari
digunakan pula untuk menari. Kawung Anten” Skripsi. Bandung: Jurusan
Tari STSI Bandung.

KESIMPULAN
Mulyana, Edi. 2009. “Proses Kreatif Gugum
Kompetensi kepenarian bagi penyaji men- Gumbira dalam Penciptaan Jaipongan”. Tesis,
jadi alasan kuat untuk menyajikan suatu Pe- ISI Surakarta: Surakarta.
nyajian Tari Jaipongan Kawung Anten. Selain
sudah dianggap mahir dalam menarikannya Murgianto, Sal. 1993. Ketika Cahaya Merah Me-
dituntut pula untuk memunculkan kreativitas mudar. Jakarta: Deviri Ganan.
dalam membawakan tarian yang disajikannya
Nuriawati, Risa. 2015. “Rasjati” Skripsi Ban-
dengan tidak merubah esensi tarian tersebut.
dung: Jurusan Tari ISBI Bandung.
Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pe-
nyaji dapat menampilkan tari Kawung Anten
dengan tampilan baru tetapi tidak mengubah
koreografi aslinya, dalam arti bahwa gaya atau
style penyaji dalam menarikan Jaipongan Ka-
wung Anten berbeda dengan gaya penyajian
atau style penari lainnya.
Pengalaman dalam proses pembentukan
tarian yang dilakukan oleh penyaji cukup me-
nguras tenaga dan pikiran, karena selain me-
ngolah beberapa motif gerak, penyaji dituntut
pula untuk mengolah ekspresi dan penjiwaan
tarian, sehingga karakter tarian yang dimun-
culkan melalui sosok Kawung Anten dapat
tersampaikan. Pengolahan penjiwaan tarian
inilah yang dirasakan oleh penyaji sangat sulit
dan memakan waktu yang cukup lama.
Namun demikian, berkat latihan yang terus
menerus, serta proses pendalaman di studio
Jugala yang didampingi oleh Gugum Gumbira

Makalangan Vol. 5, No. 1, Edisi Juni 2018| 76

Anda mungkin juga menyukai