Disusun Oeh:
PGSD - 4
TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan b
erkah dan rahmat–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk
“Analisis Tari Gambyong”. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mat
a kuliah Seni Tari yang diampu oleh Bapak Wisnu Wirandi M.Sn. Proses penyusunanny
a tak lepas dari masukan berbagai pihak.
Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih atas bimbingannya. Penulis menyadari masi
h banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahas
a maupun isi. Sehingga penulis terbuka dalam menerima segala kritik saran yang memb
angun dari pembaca Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat bermanfaat untuk m
asyarakat umumnya, dan untuk akademisi pada khususnya.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
MAKALAH......................................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
BAB III...........................................................................................................................11
PENUTUP......................................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN..............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
II
BAB 1
PENDAHULUAN
Tari tradisional menurut Soedarsono (1986:93) adalah tari yang telah berumur cukup la
ma dan berakar pada tradisi yang telah ada.Tari tradisional berkaitan erat dengan kehidu
pan masyarakat dimana tarian itu tumbuh dan berkembang, karena tari tradisional inilah
yang menopang kebudayaan masyarakat tertentu sehingga menjadi aset daerah atau wari
san tradisi yang menjadi ciri khas daerah tersebut sehingga perlu dikembangkan dan diw
ariskan kepada generasi muda. Desa Baru mempunyai beberapa tarian tradisional, salah
satunya tari Gambyong. Menurut informasi dari Sampir (wawancara 27 Oktober, 2023),
Tari gambyong dibawa oleh masyarakat jawa yang bertragmisgrasi ke desa baru sebagai
salah satu bekal untuk sarana hiburan.(Kajian et al.) Alasan saya memilih Tari Gabyong
untuk diamati adalah karena saya tertarik untuk mengamati lebih dalam tentang nilai es
tetika dan nilai-nilai lain yang ada dalam Tari Gambyong, serta ingin mengtahui lebih d
alam lagi makna tari gambyong bagi Masyarakat setempat. Mengamati tari gambyong j
uga memberikan pengalaman yang indah dalam menghargai seni tradisional Jawa yang
elegan dan memikat. Yang membedakan tari gambyong dengan tarian lain adalah dari se
gi sejarahnya, Gambyong merupakan nama seorang penari tayub atau talèdhèk barangan
(Indreswari and Susanto). Tari Gambyong juga memiliki makna keindahan dari gerak le
mah gemulai yang menggambarkan sebuah kelembutan dan keindahan seorang Wanita.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tari Gambyong mempunyai makna yang sangat luas. Dalam tarian ini menggam
barkan tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan, dan hubungan antara manusia d
engan alam(Effelina et al.).Tari Gambyong merupakan tari tradisional yang termasuk da
lam jenis tari tunggal putri gaya Surakarta. Tari Gambyong memiliki 3 variasi, yaitu Ga
mbyong Pareanom, Gambyong Pancerana, dan Gambyong Pangkur. Gambyong Pareano
m adalah tari Gambyong pertama yang dikembangkan oleh Mangkunegaran. Dahulu tar
i Gambyong sendiri memang berasal dari tari kerakyatan yaitu kesenian tledhek (Widya
stutieningrum, 2011).
Kesenian tledhek oleh orang-orang masa kini sering digambarkan dengan penari
putri yang menggunakan busana angkin, jarik, selendang, dan menggunakan sanggul tek
uk. Memang bentuk busana tari Gambyong lebih dikenal menggunakan busana seperti tl
edhek sehingga busana tersebut menjadi busana yang baku untuk tari Gambyong (Effeli
na et al.) Tari gambyong sering digunakan sebagai petunjukan untuk Sinuhun Paku Buw
ono keenam dan untuk meyambut selamat datang saat ada tamu penting yang mengunju
ngi keraton Kasunanan Surakarta, Keberadaan Kraton Surakarta sangat erat dengan kos
mologi Jawa, Kraton sebagai pusat kosmos dianggap sebagai tempat yang keramat(Dar
mawan et al.). Dalam tarian Gambyong tanda yang menyifatkan keselarasan batin dan k
ehidupan sosial manusia (Effelina et al.).
Tari Gambyong merupakan salah satu tari tradisional dari Surakarta yang terken
al. Meskipun pada awalnya, tarian ini milik masyarakat sebagai upacara, namun dalam
perkembangannya pihak keraton Mangkunegara Surakarta menata ulang dan membakuk
an struktur geraknya. Sekarang ini, Tari Gambyong lebih sering digunakan dalam proses
penyambutan tamu-tamu kenegaraan atau kehormatan. Pada pementasannya, saat ini tar
i gambyong tidak hanya menampilkan gerakan baku seperti awal penciptaannya, akan te
2
tapi sudah mulai diinovasi dengan berbagai properti dan gerakan lain yang menjadikan t
arian inisemakin menarik (Ana, 2018). Tari Gambyong sudah tertulis di serat centhini k
emudian digarap oleh K.R.M.T. Wriksadiningrat untuk di pentaskan atau di tampilkan d
i kalangan bangsawan dan priyayi. Pada masa Mangkunegaran VIII Nyi Bei Mintoraras
menciptakan tari Gambyong versi baku atau resmi yang dikenal dengan Gambyong Prea
nom (Darmawan et al.). Tari gambyong juga memiliki symbol sebagai penghormatan ke
pada Dewi Sri. Tari gambyong memiliki tiga fungsi, diantaranya adalah sebagai seni prt
unjukan, sebagai acara pembuka, dan sebagai sarana hiburan.
a. Gerak Sekaran Rorok Asem, adalah gerak yang menggambarkan kalau acara perka
winan ini sudah dimulai
b. Gerak Trap Jamang, adalah gerak kaki kanan melangkah ke depan kaki kiri dilakuk
an berkebalikan, lengan tangan kanan atas kesamping kanan sedang, lengan tangan
atas kesamping kiri sedang tangan disamping telinga kanan, tangan kiri trap jamang,
tolehan kepala menghadap ke depan, lakukan berulang- ulang
c. Gerak Sekaran Kawilan, adalah gerakan dengan satu tangan dalam posisi tangan ka
nan lurus kesamping sedangan tangan kiri ditekuk sejajar dengan dada sambil bejal
an ke arah kiri. Posisi tangan kiri lurus kesamping sedangan tangan kanan ditekuk s
ejajar dengan dada sambil bejalan kearah kanan.
d. Gerak Egol, adalah gerakan dengan tangan kiri lurus kesamping sedangkan tangan
kanan ditekuk sejajar dengan dada sambil berpuat ditempat
e. Gerak Sekaran Kesetan Sampir Sampur, adalah gerakan dengan tangan kiri lurus ke
dengan sejajar dengan kepala, sedangkan tangan kiri ditekuk dengan telapak tangan
sejajar dengan telinga sambil berjalan di tempat.
f. Gerak Mentangan Seblak Sampur, gerakan ini mirip seperti menyibak selendang ata
u sampur yang menggantung di sisi badan, selendang disingkap ke belakang sambil
melakukan gerakan berputar membuat lingkaran (Kajian et al.).
3
2.2 FACTOR-FAKTOR PEMBEDA TARI GAMBYONG DENGAN TARIA
N LAIN
Ada beberapa factor yang membedakan tari Gambyong dengan tarian lain, diant
aranya yaitu:
Busana tari Gambyong bernuansa kuning dan hijau sebagai simbol dari kesubura
n dan kemakmuran. Hal ini berkaitan dengan tari Gambyong yang digunakan dalam upa
cara ritual pertanian di awal kemunculannya. Keberadaan para penari sebagai perwujud
4
an atau gambaran dari Dewi Padi atau Dewi Sri sebagai bentuk perhormatan agar kesub
uran padi dan perolehan hasil panen padi melimpah (Darmawan et al.).
Tari gambyong memiliki tiga fungsi, diantaranya adalah sebagai seni prtunjukan,
sebagai acara pembuka, dan sebagai sarana hiburan.
Dalam tari Gambyong yang merupakan tari tradisi tunggal putri terjadi perubahan bentu
k penyajian menjadi tari kelompok dengan jumlah penari yang disesuaikan dengan kein
5
ginan konsumen ataupun acara. Hal tersebut membuat tari ini memiliki sifat yang leluas
a dalam penyesuaian bentuk penyajian. Tetapi penyesuaian tersebut tidak mengubah ban
yak keaslian pada gerak dasarnya. Tari Gambyong yang memiliki sifat leluasa dapat dip
entaskan dalam berbagai acara sehingga perkembangan pada bentuk atau model busana
seiring waktu juga menyesuaikan permintaan dari klien atau pihak pemilik acara (Krisn
asari).
Pada awalnya tari Gambyong hanya ditarikan oleh 1 penari saja, namun berkem
bangnya zaman jumlah penari menjadi 3-5 bahkan tidak terbatas jumlahnya. Tari ini seri
ng digunakan di acara-acara penting dan dapat dipentaskan untuk pertunjukan seni. kost
um atau busana yang digunkan penari Gambyong. Para penari tari Gambyong di wajibk
an menggunakan kostum yang terdiri dari kemben, jarik, sanggul jawa, sampur kupu tar
6
Gambar 2. Jumlah Penari Tari Gambyong
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gambyong merupakan nama seorang penari tayub atau talèdhèk barangan (Indre
swari and Susanto). Tari Gambyong juga memiliki makna keindahan dari gerak lemah
gemulai yang menggambarkan sebuah kelembutan dan keindahan seorang Wanita. Tari
gambyong juga memiliki symbol sebagai penghormatan kepada Dewi Sri. Tari gambyon
g memiliki tiga fungsi, diantaranya adalah sebagai seni prtunjukan, sebagai acara pembu
ka, dan sebagai sarana hiburan. Ada beberapa keunikan dari tari Gambyong yaitu jumla
h penarinya terdiri 3-5 orang dan bahkan lebih, pada awalnya hanya 1penari saja namun
sejak adanya perkembangan jumlah penari tari Gambyong bertambah. Pakaiannya meng
gunakan kemben, sanggul, sampur,dll.
8
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Yova Maerizal, et al. Tari Gambyong Sebagai Wujud Ungkapan Selamat D
atang Masyarakat Surakarta.
Effelina, Cindy Dea, et al. TARI GAMBYONG PAREANOM ( Studi Pesan Komunikasi
Media Tradisional Dengan Menafsirkan Gambyong Pareanom Menggunakan Ana
lisis Semiologi Komunikasi ). 1993.
Indreswari, Johana Hesti, and Dwi Susanto. DISPOSISI TARI GAMBYONG “ Kesenian
Kelas Bawah M Enuju Budaya Aristokrat .” no. 2, 2021, pp. 9–18.
Kajian, Jurnal, et al. Bentuk Penyajian Tari Gambyong Dalam Pertunjukan Wayang Ku
lit Pada Pesta Perkawinan Di Desa Baru. no. 2, 2024.
9
10
11
12