Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING DALAM

PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR


Oleh: Via Yesika Saragih
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
Via.yesika21@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis pembelajaran Problem Solving
terhadap proses belajar mengajar Ilmu Pengetahuan Alam. Metode pembelajaran Problem
Solving sangat erat kaitannya dengan cara siswa mampu memecahkan masalah pada suatu
materi pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung tidak pasif, siswa
mampu berpendapat, dan mampu bekerjasama. Dengan pengunaan metode pembelajaran
Problem Solving hasil belajar siswa juga lebih meningkat khususnya pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar.

Kata kunci: Problem Solving, Ilmu Pengetahuan Alam.

Pendahuluan bagi siswa khususnya dalam pembelajaran IPA


Pendidikan adalah sarana penting bagi di SD. Proses pembelajaran IPA di SD
kehidupan manusia karena menjadi kebutuhan hendaknya melibatkan siswa dalam kegiatan
pokok bagi keseluruhan masyarakat. Tokoh pembelajarannya, karena siswa akan
utama lancarnya pendidikan yaitu pengajar mendapatkan pengalaman dalam menemukan
seperti guru dan dosen, patutnya sebagai konsep, fakta maupun pengetahuan baru yang
pendidik harus mampu peningkatkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
kemampuan ke lebih baik lagi. Menurut Masih ada guru beranggapan bahwa kegiatan
undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang pembelajaran berorientasi pada pengajar,
sistem pendidikan nasional menyatakan secara tidak langsung guru memaknai bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana kegiatan belajar mengajar sebagai kegiatan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses memindahkan informasi dari guru atau buku ke
pembelajaran peserta didik secara aktif untuk siswa. Dengan demikian, akan sulit bagi siswa
mengembangkan potensi dirinya”. Selain itu, untuk mengembangkan kreativitas yang
“Pendidikan Nasional berfungsi dimilikinya secara optimal.
mengembangkan kemampuan dan membentuk Hasil observasi yang telah dilakukan juga
watak serta peradapan bangsa yang menyebutkan bahwa pembelajaran IPA yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan dilakukan di salah satu sekolah menunjukkan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk bahwa siswa duduk, mendengarkan, mencatat,
mengembangkan potensi siswa agar menjadi dan menjawab pertanyaan jika diberi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada pertanyaan. Pembelajaran yang demikian itu
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan mengakibatkan siswa menjadi pasif, cepat
menjadi warga Negara yang demokratis serta bosan, mengantuk, dan kurang bersemangat
bertanggung jawab”. Ilmu Pengetahuan Alam dan perhatian siswa mudah teralihkan. Saat
(IPA) merupakan salah satu mata pelajaran diberikan pertanyaan oleh guru, jawaban siswa
pokok dalam kurikulum pendidikan di masih kurang jelas bahkan masih banyak siswa
Indonesia. yang hanya diam, hanya beberapa siswa saja
Menurut Usman Samatowa (2011:3) “IPA yang menjawab dan mau memberikan
merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa- komentar. Penyebab sebagian siswa hanya
peristiwa yang terjadi di alam”. Alam sekitar diam adalah pada saat siswa pemberikan
dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran materi siswa kurang memahami sehingga tidak

Via Yesika Saragih | Penerapan Model Problem Solving dalam Pembelajaran IPA
290
mampu mengungkapkan pendapatnya terkait Langkah-langkah Model Pembelajaran
dengan materi yang sudah dibahas. Selain itu, Problem Solving
siswa takut salah dan takut diejek teman jika Menurut Aris Shoimin (2014:137) langkah-
salah memberikan jawaban sehingga siswa langkah model pembelajaran Problem Solving
tidak mau untuk mencoba dan berusaha adalah sebagai berikut.
mengatasi permaslahan yang diberikan guru. a) Masalah sudah ada dan materi diberikan.
Melihat permasalahan tersebut, sebagai b) Siswa diberi masalah dan
guru yang kreatif pastinya akan menggunakan pemecahan/diskusi, kerja kelompok.
model penyampaian materi yang kreatif pula. Masalah tidak dicari, tetapi sudah disajikan
Jika penyampaian materi menggunakan model permasalahan untuk dicari solusinya.
pembelajaran yang kreatif dapat menjadikan c) Siswa ditugaskan mengevaluasi
materi pembelajaran yang tadinya sulit (evaluating) masalah.
dipahami menjadi mudah dipahami, d) Siswa memberikan kesimpulan dari
pembelajaran yang kurang menarik menjadi jawaban yang diberikan sebagai hasil akhir.
menarik bagi siswa. Pembelajaran bukan lagi Penerapan pemecahan terhadap masalah
menjadi suatu keterpaksaan tetapi lebih pada yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai
kebutuhan siswa. pengujian kebenaran pemecahan tersebut
Penggunaan model pembelajaran yang untuk dapat sampai kepada kesimpulan.
kurang sesuai dengan tujuan pembelajaran,
siswa kurang memperhatikan guru ketika Kelebihan Model Pembelajaran Problem
menjelaskan di depan kelas, proses belajar Solving
yang membosankan, kurang menarik karena Menurut Aris Shoimin (2014: 137-138)
penggunaan model pembelajaran yang kurang model pembelajaran Problem Solving memiliki
bervariasi, siswa jarang bertanya serta kelebihan antara lain sebagai berikut.
berpendapat di kelas, siswa tidak mengetahui a) Dapat membuat peserta didik lebih
cara memecahkan permasalahan yang menghayati kehidupan sehari-hari.
dihadapi, cepat putus asa dalam menghadapi b) Dapat melatih dan membiasakan para
soal atau permasalahan yang diberikan guru peserta didik untuk menghadapi dan
dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. memecahkan masalah secara terampil.
Permasalahan tersebut disolusikan dengan c) Dapat mengembangkan kemampuan
model pembelajaran Problem Solving. berfikir peserta didik secara kreatif.
d) Peserta didik sudah mulai dilatih untuk
Pembahasan memecahkan masalahnya.
Model Pembelajaran Problem Solving e) Melatih siswa untuk mendesain suatu
Menurut Janawi (2013:213) Model penemuan.
pembelajaran Problem Solving merupakan f) Berfikir dan bertindak kreatif
pembelajaran dimana peserta didik
dihadapkan pada kondisi bermasalah. Kekurangan Model Pembelajaran Problem
Ngalimun (2014:164) berpendapat bahwa Solving
Problem Solving adalah mencari atau Menurut Aris Shoimin (2014:138) model
menemukan cara penyelesaian suatu persoalan pembelajaran Problem Solving memiliki
yang belum diketahui cara menyelesaikannya kekurangan antara lain sebagai berikut.
baik secara individu maupun secara kelompok. a) Memerlukan cukup banyak waktu.
Aris Shoimin (2014: 136) mengemukakan b) Melibatkan lebih banyak orang.
bahwa model pembelajaran Problem Solving c) Dapat mengubah kebiasaan peserta didik
merupakan model pembelajaran yang belajar dengan mendengarkan dan
menonjolkan suatu keterampilan yang meliputi menerima informasi dari guru.
kemampuan untuk mencari informasi, d) Dapat diterapkan secara langsung yaitu
menganalisis situasi, dan mengidenfikasi untuk memecahkan masalah.
masalah dengan tujuan untuk menghasilkan e) Beberapa pokok bahasan sangat sulit
alternatif sehingga dapat mengambil suatu untuk menerapkan model ini. Misal
tindakan keputusan untuk mencapai sasaran. terbatasnya alat-alat laboratorium
menyulitkan siswa untuk melihat dan
mengamati serta akhirnya dapat

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 291
menyimpulkan kejadian atau konsep pada pembelajaran muatan IPA. Dengan model
tersebut. pembelajaran tersebut semakin sedikitnya
Berdasarkan pemaparan dia atas, maka siswa yang nilainya dibawah rata-rata, guru
dapat disimpulkan model pembelajaran juga mampu memperbaiki cara mengajar di
Problem Solving yang dimaksud dalam kelas yang berbeda dengan menggunakan
penelitian ini merupakan model pembelajaran model Problem Solving salah satunya.
yang menghadapkan siswa pada suatu masalah
dimana siswa ditugaskan untuk menganalisis Penerapan Model Problem Solving Pada
masalah tersebut, dan mencari kemungkinan- Materi IPA
kemungkinan jawaban dari pemecahan Penerapan model pembelajaran Problem
permasalahan yang ada serta menerapkan Solving cocok diterapkan pada pelajaran IPA
jawaban sekaligus sebagai pembuktian di SD terutama di kelas tinggi. Menurut Anjrah
hipotesis/jawaban yang telah dibuat sehingga Setyarka (2016:2) Model Problem Solving
diperoleh suatu kesimpulan atau pemecahan yang diterapkan sesuai dengan karakteristik
dari masalah tersebut. Dengan langkah- siswa kelas V yang sudah berfikir secara
langkah perumusan masalah, mencari jawaban sistematis, gemar menyelidiki, mencoba, dan
sementara, pemecahan masalah sekaligus bereksperimen berkaitan benda dan peristiwa
pembuktian jawaban. yang konkret”.
Siswa kelas tinggi juga memiliki sifat rasa
Pengertian IPA ingin tahu yang tinggi dengan menerapkan
Menurut Asih Widi Wisudawati dan Eka logika berfikir yang dimilikinya. Anjrah
Sulistyowati (2015: 22) Ilmu Pengetahuan Setyarka dalam Susanto (2016:3) “Siswa kelas
Alam merupakan ilmu yang pada awalnya V berada dalam tahap operasional konkret,
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan banyak aspek yang berkembang pada diri anak
percobaan (induktif) namun pada seperti aspek fisik, sosial, emosional, moral,
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan anak mulai berfikir logis dan sitematis
dan dikembangkan berdasarkan teori untuk mencapai pemecahan masalah”. Model
(deduktif). Pengetahuan IPA yang berupa Pembelajaran Problem Solving pada
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam
dan metakognitif. penelitian (Dewi Lestari. 2017:48)
menyimpulkan bahwa pembelajaran IPA siswa
Tujuan Pembelajaran IPA kelas V SD 1 Petir yang diajarkan dengan
IPA merupakan mata pelajaran pokok menggunakan model pembelajaran Problem
yang ada pada kurikulum di Indonesia. IPA di Solving efektif karena siswa terlibat langsung
SD mempunyai beberapa tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Model
yang sudah diatur dalam kurikulum. pembelajaran Problem Solving juga dapat
Pembelajaran IPA diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
meningkatkan kesadaran untuk menghargai pelajaran IPA.
segala sesuatu yang ada di alam sehingga dapat
meningkatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Simpulan
Maha Esa. Selain itu, dapat meningkatkan Pendidikan dasar adalah sekolah dasar,
kesadaran bahwa IPA berhubungan dengan dimana waktu yang ditempuh proses belajar
lingkungan, teknologi, dan masyarakat. mengajar sekolah dasar yaitu 6 tahun. Pada
Pembelajaran IPA juga diharapkan mampu proses pembelajaran tentunya harus
mengembangkan kemampuan siswa untuk menggunakan model yang efektif bagi siswa
menyelidiki, memecahkan masalah, dan terutama pada mata pelajaran IPA. IPA
membuat keputusan dengan bijaksana. Dengan merupakan salah-satu mata pelajaran umum
demikian, siswa dapat memperoleh bekal yang dipelajari disetiap sekolah dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang khususnya kelas tinggi. Dengan menggunakan
lebih tinggi dan bermanfaat dalam kehidupan model Problem Solving pada mata pelajaran
sehari-hari. (Asih Widi Wisudawati dan Eka IPA diharapkan siswa akan semakin mampu
Sulistyowati, 2015: 22). memecahkan masalah, semakin mudah
Pada model pembelajaran Problem memahami materi pada pembelajaran dan
Solving tersebut diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa tentunya.
meningkatkan hasil belajar siswa terutama

Via Yesika Saragih | Penerapan Model Problem Solving dalam Pembelajaran IPA
292
Saran Republik Indonesia. 2013. Undang-undang No
Penggunakan model pembelajaran 20 Tahun 2013 Tentang Pendidikan di
Problem Solving pada sekolah dasar terutama Indonesia.
pada pembelajaran IPA meningkatkan minat,
motivasi dan hasil belajar siswa. Model Shoimatul Ula. 2013. Revolusi Belajar:
pembelajaran Problem Solving diterapkan pada Optimalisasi Kecerdasan Melalui
materi yang berkaitan dengan menganalisis Pembelajaran Berbasis Kecerdasan
atau memecahkan suatu masalah. Majemuk. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Daftar Pustaka Usman Sumatowa. 2011. Pembelajaran IPA di


Asih Widi Wisudawati & Eka Sulistyowati Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.
2013. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: PT Bumi Aksari. Dewi Lestari. 2017. Pengaruh Model
Pembelajaran Problem Solving Terhadap
Aris Shoimin. 2014. 68 Model Pembelajaran Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD 1
Inovatif dalam Kurikulum 2013. Petir. PGSD.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Anjrah Setyarka. 2016. Penerapan Model
Janawi. 2013. Metodologi dan Pendekatan Pembelajaran Problem solving untuk
Pembelajaran. Yogyakarta: Ombak. meningkatkan kemampuan
menyelenggarakan soal cerita tentang
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model pcahan pada siswa kelas V SDN 1
Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Krakal.vol 4. Hlm.2-3.
Presindo.

Prosiding Seminar Nasional PGSD, 27 April 2019 | ISBN 978-602-6258-11-3


Peran Pedidikan Dasar dalam Menyiapkan Generasi Unggul di Era Revolusi Industri 4.0 293

Anda mungkin juga menyukai