Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 04, No.

02, hlm 76-83, 2016


http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

PENINGKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN


PENGUASAAN KONSEP MELALUI LABORATORIUM VIRTUAL
BEBASIS INKUIRI
Eki Yuliyanti1 , M. Hasan2, dan Muhammad Syukri3
1
Program Studi Pendidikan IPA Pogram Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh 23111
2
Program Studi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
3
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 23111
e-mail: Ekiyuliyanti@gmail.com;

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan generik sains dan
penguasaan konsep pada materi arus listrik searah serta memperoleh gambaran respon
mahasiswa terhadap penggunaan laboratorium virtual berbasis inkuiri. Penelitian ini dilakukan
dengan metode pre-eksperimental design melalui one group pretest-posttest design yang
dilaksanakan di Prodi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda
Aceh. Sampel yang terpilih menggunakan teknik porposive sampling yaitu angkatan 2014 unit 2
yang dijadikan kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan pretest dan posttest
untuk mengetahui peningkatan keterampilan generik sains dan penguasaan konsep, lembar
observasi untuk mengamati aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran, serta angket
untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan laboratorium virtual berbasis
inkuiri. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data N-gain berdistribusi normal. Persentase N-
gain keterampilan generik sains tertinggi terjadi pada indikator kesadaran tentang skala sebesar
60% dengan kategori sedang dan terendah terjadi pada indikator pemodelan sebesar 27,81%
dengan kategori rendah. Persentase rata-rata penguasaan konsep N-gain tertinggi pada sub
konsep kuat arus dan beda potensial listrik sebesar 62,72% dan yang terendah pada sub
konsep rangkaian hambatan listrik sebesar 33,33%. Mahasiswa memberikan tanggapan positif
terhadap penggunaan laboratorium virtual berbasis inkuiri. Dapat disimpulkan penggunaan
laboratorium virtual berbasis inkuiri dapat meningkatkan keterampilan generik sains dan
penguasaan konsep.

Kata Kunci: Keterampilan Generik Sains, Penguasaan Konsep, Laboratorium Virtual Berbasis
Inkuiri, Arus Listrik Searah

Abstract
This study aims to determine the increase in generic science skills and mastery of the concept of
the electric current the material and obtain a student response to the use of inquiry-based
virtual laboratory. This study was conducted using pre-experimental design with one group
pretest-posttest design Prodi held at the Faculty of Physical Education and Teaching UIN
Tarbiyah Ar-Raniry Banda Aceh. Samples were selected using purposive sampling technique in
2014 forces unit 2 which is used as the experimental class. Data collected by pretest and
posttest to determine the increase in generic science skills and mastery of concepts, observation
sheet to observe the activity of students during the learning process, as well as a questionnaire
to determine the response of students to the use of inquiry-based virtual laboratory. Normality
test results show that the data are normally distributed N-gain. The percentage of N-gain
generic science skills highest in awareness of the scale of the indicator by 60% in the medium
category and the lowest occurred in the modeling indicator of 27.81% with a low category. The
average percentage of N-gain mastery of the concept of the highest in sub concept of strong
currents and electric potential difference amounted to 62.72% and the lowest in the sub
concept series electrical resistance of 33.33%. Students give positive responses to the use of
inquiry-based virtual laboratory. It can be concluded the use of inquiry-based virtual labs can
increase generic science skills and mastery of concepts.

Keywords: Generic Skills Science, Control Concepts, Inquiry-Based Virtual Laboratory,


Electricity Unidirectional Flow

Eki Yulianti: Peningkatan Keterampilan Generik Sains.... |76


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 04, No.02, hlm 76-83, 2016
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

PENDAHULUAN
Kegiatan laboratorium merupakan hal penting dilaksanakan dalam pembelajaran fisika,
karena melalui kegiatan laboratorium aspek produk, proses dan sikap mahasiswa dapat lebih
dikembangkan. Pembelajaran fisika berbasis kegiatan laboratorium dapat meningkatkan
penguasaan konsep, keterampilan generik sains, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi
mahasiswa. Kemampuan-kemampuan tersebut sangat penting untuk membekali mahasiswa
dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam masyarakat Setiawan (2009).
Kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah
UIN Ar-Raniry Banda Aceh masih secara verifikasi, kurang memfasilitasi mahasiswa agar dapat
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan generik sains, sehingga berdampak
pada kualitas pembelajaran yang kurang bermakna. Hal ini terlihat juga pada saat pelaksanaan
praktikum mahasiswa kurang berperan, asisten laboratorium yang lebih berperan sebagai
pemberi pengetahuan, sehingga mahasiswa tidak terlatih menemukan pengetahuan dan
membangun konsep sendiri. Berdasarkan teori konstruktivisme, satu prinsip paling penting
dalam pembelajaran adalah dosen tidak hanya memberikan pengetahuan kepada mahasiswa,
tetapi mahasiswa harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya Aritta (2011).
Kebanyakan mahasiswa tidak mengerti apa yang dilakukannya pada saat praktikum.
Hasil koreksi laporan ditemukan bahwa mahasiswa tidak mampu dalam menetapkan teori atau
konsep yang mendasari suatu praktikum, kesalahan dalam membuat kesimpulan berdasarkan
praktikum, dan tidak mampu menginterpretasi data percobaan. Secara keseluruhan mahasiswa
mempunyai masalah terhadap kurangnya penguasaan konsep fisika pada bangku sekolah
khususnya pada konsep arus listrik searah Suparno (2013). Hal ini mengakibatkan pelaksanaan
pratikum riil (nyata) masih banyak kendala. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang
penggunaan laboratorium virtual pada konsep arus listrik searah dalam kegiatan praktikum
inkuiri untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains.
Menggunakan metode laboratorium virtual salah satu langkah untuk memudahkan
penguasaan konsep fisika. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai penggunaan
laboratorium virtual untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains.
Salam, dkk (2010) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis virtual dapat meningkatkan
penguasaan konsep mahasiswa pada topik arus listrik searah. Hasil penelitian Ariyanti, dkk
(2014) menunjukkan bahwa pemahaman konsep arus listrik searah siswa yang diajar
menggunakan media virtual lab lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Sedangkan Saptorini (2008) menyatakan penerapan model pembelajaran praktikum kimia
analisis instrumen berbasis inkuiri mampu meningkatkan penguasaan keterampilan generik
sains calon guru kimia.
Konsep kelistrikan banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, namun pada
kenyataannya mahasiswa masih kesulitan karena materi yang bersifat abstrak, sehingga
mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahaminya bahkan banyak yang salah konsep.
Kesalahan konsep yang banyak ditemukan seperti mahasiswa beranggapan tidak adanya
pengaruh dari hubungan singkat pada rangkaian listrik, adanya arus listrik yang mengalir
dalam kawat walaupun saklar diputuskan, besarnya tegangan pada rangkaian seri dan paralel
adalah sama sehingga menganggap besarnya daya pada rangkaian adalah sama, tidak
mengetahui tentang konsep Hukum 1 Kirchoff dan beranggapan bahwa besarnya arus listrik
yang mengalir dalam rangkaian paralel di semua titik adalah sama. Kebanyakan mahasiswa
masih menganggap bahwa besarnya kuat arus yang melewati hambatan pada rangkaian seri
dan paralel adalah sama, dengan demikian sangat diperlukan adanya pembuktian konsep di
laboratorium menggunakan metode laboratorium virtual dan kombinasi model inkuiri, hal ini
dapat memicu mahasiswa terangsang untuk berpikir menjawab permasalahan pada konsep arus
listrik searah yang sukar dipahami.
Penelitian Finkelstein, dkk (2005) menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah pengantar fisika aljabar pada sebuah universitas mengalami kesulitan dalam memahami
konsep-konsep kelistrikan. Berdasarkan uraian di atas, maka untuk meningkatkan penguasaan
konsep arus listrik searah perlu adanya suatu inovasi dalam pembelajaran yaitu penggunaan
laboratorium virtual berbasis inkuiri sebagai media pembelajaran. Pembelajaran ini berorientasi

77| JPSI-Vol.04, No.02, hlm.76-83, 2016


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 04, No.02, hlm 76-83, 2016
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

pada mahasiswa dimana keterlibatan mahasiswa secara langsung sangat diharapkan sehingga
terjadi peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains.

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design dan
metode deskriptif untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap penggunaan laboratorium
virtual berbasis inkuiri. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan keterampilan generik sains
dan penguasaan konsep. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest
design, dimana dalam rancangan ini yaitu satu kelompok eksperimen diukur variabel
dependennya (pretest), kemudian diberikan stimulus, dan diukur kembali variabel dependennya
(posttest), tanpa ada kelompok pembanding. Penelitian ini dilaksanakan pada satu kelas
eksperimen, yang diawali dengan memberikan pretest untuk mengidentifikasi kemampuan awal
mahasiswa. Kemudian dilaksanakan pembelajaran menggunakan laboratorium virtual. Setelah
pembelajaran selesai, dilakukan posttest untuk mengidentifikasi peningkatan keterampilan
generik sains dan penguasaan konsep mahasiswa.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester II pada pogram studi
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh yang berjumlah
194 orang. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian ini adalah unit 2 yang berjumlah 30
orang tahun ajaran 2014/2015. Adapun pemilihan sampel secara purposive random sampling.
Pengumpulan data digunakan tiga jenis instrumen, yakni soal tes, lembar observasi
keterampilan generik sains dalam praktikum inkuiri dan angket respon siswa. Pelaksanaan
praktikum dalam penelitian ini melibatkan 6 orang observer. Tiap kelompok praktikum
diobservasi oleh satu orang observer. Sebelum praktikum dilaksanakan, setiap observer
mendapatkan instruksi mengenai proses pembelajaran dan mekanisme penilaian pada lembar
observasi, dengan adanya langkah tersebut diharapkan observer memiliki presepsi yang relatif
sama.
Pelaksanaan penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu (1) Tahap persiapan
(penyusunan silabus, penyusunan LKM, penyusunan kisi-kisi instrumen tes, soal tes
penguasaan konsep terintegrasi dengan keterampilan generik sains, lembar observasi
mahasiswa dan lembar angket Selanjutnya, istrumen divalidasi, menguji coba instrumen,
menganalisis hasil uji coba dan melakukan revisi terhadap instrumen yang kurang sesuai. (2)
Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini diawali dengan pemberian pretes untuk melihat
bagaimana konsepsi awal mahasiswa pada konsep arus listrik searah. Dilanjutkan dengan
memberikan pembelajaran dengan menggunakan laboratorium virtual berbasis inkuiri yang
berlangsung selama tiga kali pertemuan dan diakhir pembelajaran diberikan posttes. (3) Tahap
analisis data, semua data sudah terkumpul, data dianalis dan disimpulkan. Setiap tahapan
penelitian ini dirumuskan dalam suatu alur penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Keterampilan Generik Sains Mahasiswa
Pada penelitian ini indikator keterampilan generik sains yang dibahas adalah (1)
pengamatan tak langsung, (2) sebab akibat, (3) pemodelan, (4) kesadaran tentang skala, (5)
kerangka logika taat asas, (6) bahasa simbolik dan (7) inferensi logika. Pemilihan indikator
berdasarkan hasil analisis konsep arus listrik searah. Hasil analisis N-Gain nilai pretest dan nilai
posttest untuk setiap indikator KGS secara umum terjadi peningkatan dengan katagori sedang,
kecuali pada indikator pemodelan yang dimasukkan dalam kategori rendah. Hasil ini serupa
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Nurhayati (2014) dengan menerapkan
model PBM dengan pendekatan inkuiri didapatkan rerata gain indikator keterampilan generik
sains mahasiswa termasuk dalam kategori sedang.
Berdasarkan Gambar 4.1 Indikator pengamatan tak langsung mengalami peningkatan
sebesar 53,32% dengan kategori sedang. Peningkatan ini terjadi karena selama proses
pembelajaran menggunakan laboratorium virtual berbasis inkuiri pada tahap orientasi masalah
mahasiswa mampu merancang sebuah rangkaian dan menggunakan voltmeter dan
amperemeter untuk mengukur kuat arus dan beda potensial, sehingga dapat memacu
keterampilan generik pengamatan tak langsung. Hal ini juga karenakan soal banyak yang

Eki Yulianti: Peningkatan Keterampilan Generik Sains.... |78


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 04, No.02, hlm 76-83, 2016
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

berkaitan dengan data percobaan dan indikator ranah kognitif pada tingkat mengingat (C1).
Deskripsi tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Brotosiswoyo (2001) yaitu
keterampilan generik untuk pengamatan tak langsung mudah dikuasai menurut kategori
Brotosiswoyo.
70,00%
60%
60,00% 53,32% 55%
48,31%
50,00% 44%
40,00% 32,78%
27,81%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Pengamatan tak langsung Sebab akibat Pemodelan
Kesadaran tentang skala Kerangka logika taat asas Bahasa simbolik
Inferensi logika
Gambar 4.1 Peningkatan keterampilan generik sains pada setiap indikator

Indikator keberhasilan hukum sebab akibat adalah: (1) menyatakan hubungan antar
dua variabel atau lebih dalam suatu gejala alam dan (2) memperkirakan gejala alam. Dalam
kegiatan praktikum berbasis inkuiri, indikator tersebut dilakukan sendiri oleh mahasiswa
sehingga kemampuan berpikir mahasiswa meningkat Brotosiswoyo, (2001). Hasil kerja di LKM,
mahasiswa telah mampu menentukan variabel, memberikan rumusan masalah dari praktikum
yang akan dilakukan walaupun sebahagian mahasiswa masih dibimbing dalam merumuskan
hipotesis. Pertanyaan variabel menuntut mahasiswa untuk menjabarkan variabel yang akan
diamati, sehingga mahasiswa dapat menafsirkan hasil pengamatannya terhadap demonstrasi
yang telah dilakukan. Indikator hukum sebab akibat terjadi peningkatan sebesar 44% dengan
kategori sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptorini (2008) dimana
persentase N-gain KGS pada indikator hukum sebab akibat diperoleh sebesar 48,00% dengan
kategori sedang. Perlakuan yang diberikan berupa praktikum analisis instrumen berbasis inkuiri
untuk meningkatkan keterampilan generik sains bagi mahasiswa.
Untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang diamati diperlukan bantuan pemodelan
matematik agar dapat diprediksikan dengan tepat bagaimana kecendrungan hubungan atau
perubahan suatu fenomena alam. Berdasarkan gambar 4.1 indikator pemodelan mendapatkan
peningkatan yang rendah dibandingkan indikator yang lainnya yaitu sebesar 27,81%. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aritta (2011) penguasaan KGS yang
terendah adalah pemodelan matematik sebesar 32,5 dengan kategori sedang, dikarenakan
penguasaan yang kurang pada dasar penurunan rumus matematik, sehingga mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal.
Keterampilan generik tentang skala menuntut mahasiswa mampu menerapkan konsep
untuk menghitung besarnya beda potensial yang dihasilkan oleh banyaknya energi persatuan
muatan dan mampu menganalisis konsep hukum Ohm melalui penafsiran grafik dari percobaan
yang dilakukan. Berdasarkan gambar 4.1 nilai persentase N-gain mahasiswa sebesar 60%,
indikator ini mengalami peningkatan yang tinggi dibandingkan dengan indikator lainnya. Hal ini
dikarenakan dalam LKM yang peneliti kembangkan berisi pertanyaan analisis yaitu buat analisis
perhitungan dengan nilai-nilai yang ada dalam rangkaian menggunakan konsep, disini
mahasiswa dilatih dalam mengembangkan keterampilan tentang skala numerik.
Kerangka logika taat azas adalah suatu pemikiran yang muncul karena adanya
keganjilan tentang beberapa hukum yang menjelaskan suatu gejala alam yang sama (Liliasari,

79| JPSI-Vol.04, No.02, hlm.76-83, 2016


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 04, No.02, hlm 76-83, 2016
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

2007). Berdasarkan gambar 4.1 persentase rata-rata N-gain sebesar 55% dengan kategori
sedang, hal ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan mahasiswa dalam menjelaskan
hubungan antara hambatan (R) dengan kuat arus listrik (I) yang mengalir dan beda potensial
antara ujung-ujung hambatan (V), peningkatan ini terjadi karena pada LKM berbasis inkuiri
yang peneliti kembangkan berupa pertanyaan analisis mahasiswa dituntut untuk menganalisis
hubungan antara hambatan (R) dengan kuat arus listrik (I) yang mengalir dan beda potensial
antara ujung-ujung hambatan (V).
Berdasarkan hasil analisis rerata skor pretest dan posttest peningkatan keterampilan
bahasa simbolik rata-rata N-gain sebesar 48,31%. Peningkatan keterampilan bahasa simbolik
terjadi karena pada indikator LKM menuntut mahasiswa agar mampu menuliskan satuan
dengan tepat dan membaca dan menganalisis grafik dengan benar. Secara umum, hasil dari
analisis deskriptif tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa telah mempunyai keterampilan
generik bahasa simbolik yang baik.
Inferensi logika adalah suatu penarikan kesimpulan logika berdasarkan apa yang telah
didiapat dari informasi yang mereka peroleh. Pada kegiatan ini, mahasiswa mampu
mengembangkan indikator inferensi logika dengan baik, dimana terlihat pada gambar 4.1 rerata
persentase N-gain mahasiswa sebesar 32,78% dengan kategori sedang. Hal ini dikarenakan
pada praktikum pertama mahasiswa belum begitu memahami kegiatan praktikum dengan baik,
namun setelah diberikan arahan dari pembimbing mahasiswa menjadi lebih mempersiapkan
kegiatan praktikum kedua. Sebelum melaksanakan praktikum mahasiswa telah mempelajari
konsep-konsep yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dipraktikumkan, sehingga setelah
selesai melaksanakan praktikum mahasiswa mampu menarik kesimpulan dan menghubungkan
dengan konsep yang telah dipelajari. Sehingga proses tersebut dapat membatu siswa dalam
membuat kesimpulan hasil percobaan dengan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Darmawan (2013) dengan penerapan metode pembelajaran eksperimen berbasis
inkuiri, keterampilan generik sains indikator inferensi logika mencapai nilai N-gain sebesar
64,93%, termasuk kategori sedang. Kemudian Wahyudi dan Nurhayati (2014) dengan
penerapan model PBM dengan pendekatan inkuiri rerata gain pada indikator inferensi logika
sebesar 0,61 dengan kategori sedang. Selanjutnya hasil penelitian Aritta (2011) menunjukkan
hasil yang sama pada indikator inferensi logika dengan kategori sedang.

2. Hasil Penguasaan Konsep


Konsep arus listrik searah yang diukur dalam penguasaan konsep terdiri atas empat sub
konsep yaitu Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik, Hukum Ohm dan Hambatan, Rangkaian
Hambatan Listrik dan Hukum Kirchoff. Perbandingan N-gain penguasaan konsep untuk setiap
sub konsep dapat dilihat pada gambar 4.2.
Berdasarkan analisis peningkatan masing-masing sub konsep penguasaan konsep yang
diteliti semuanya mengalami peningkatan. Namun peningkatan masing-masing indikator
berbeda, perbedaan peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata-rata N-gain yang diperoleh dari
masing-masing sub konsep yang diteliti.

Eki Yulianti: Peningkatan Keterampilan Generik Sains.... |80


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 04, No.02, hlm 76-83, 2016
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

70,00%
62,72%
60,00%

50,00% 46,95%
40,50%
40,00% 33,33%
30,00%

20,00%

10,00%

0,00%
Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Hukum Ohm dan Hambatan
Rangkaian Hambatan Listrik Hukum Kirchoff

Gambar 4.2 Peningkatan penguasaan konsep berdasarkan sub konsep

Berdasarkan gambar 4.2 terlihat bahwa rata-rata persentase N-gain untuk sub konsep
kuat arus dan beda potensial listrik sebesar 62,72% dengan kategori sedang. Penguasaan untuk
sub konsep arus listrik dan beda potensial lebih meningkat dari pada sub konsep yang lainnya.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh penerapan laboratorium virtual berbasis inkuiri yang
meningkatkan kemampuan generik sains dari mahasiswa tersebut. Gambaran di atas sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriyatman bahwa peningkatan terbesar terjadi
pada sub konsep arus listrik, yaitu sebesar 59,5%. Penelitian tersebut menerapkan model
pembelajaran inkuiri menggunakan simulasi komputer interaktif untuk meningkatkan
penguasaan konsep rangkain listrik arus searah, tingginya perolehan N-gain terjadi karena sub
konsep ini tergolong mudah dan sederhana. Rerata peningkatan setiap konsep berkategori
sedang. Hal ini juga disebabkan karena faktor perhitungan matematis mahasiswa yang masih
rendah. Dalam soal-soal materi arus listrik searah, selain konsep mahasiswa juga harus mampu
menguasain konsep perhitungan yang sebenarnya telah dipelajari sejak SMA. Namun
kenyataannya, masih terdapat mahasiswa yang belum mampu meyelesaikan perhitungan
matematis dalam soal arus listrik searah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ninik, dkk
(2012) yang menemukan bahwa, adanya pengaruh kemampuan matematik tinggi dan rendah
terhadap prestasi kognitif, psikomotorik dan afektif pada pembelajaran fisika. Selanjutnya hasil
penelitian Mundilarto (2003) meyebutkan tingkat pemahaman konsep fisika yang rendah
berakibat pada banyaknya kesalahan yang dilakukan mahasiswa ketika memecahkan soal-sola
fisika. Kesalahan-kesalahan dalam pemilihan, penulisan serta penggunaan rumus, kemudian
kesalahan memahami konsep matematik serta perhitungan.
Sedangkan pada indikator lain terjadi peningkatan dapat dilihat dari sikap rasa ingin
tahu lebih banyak dan rasa tanggung jawab untuk eksperimen mereka sendiri yang mengarah
pada peningkatan signifikan penguasaan konsep mahasiswa. Indikasi tersebut sesuai pendapat
Hofstein dan Lunetta (2004) yang menyatakan bahwa eksperimen berbasis inkuiri dapat
memainkan peran penting dalam ilmu pendidikan. Hal ini disebabkan ada kebutuhan untuk
melibatkan mahasiwa dengan tindakan fisik dan negosiasi sosial dalam proses pembelajaran
ilmu pengtahuan. Dengan demikian mahasiswa lebih terlatih karena mengalami sendiri kegiatan
ilmiah dalam proses pembelajaran.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, peningkatan rata-rata skor tes pada setiap
indikator KGS dan penguasaan konsep dipengaruhi oleh penggunaan laboratorium virtual
dengan pendekatan inkuiri, dikarenakan pendekan ini melatih mahasiswa untuk merancang
praktikumnya sendiri melalui diskusi, dan keatifan belajara berfokus pada mahasiswa. Hal ini
bertujuan untuk menekankan perkembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara
seimbang dengan cara belajar secara modern yang menguntungkan bagi mahasiswa yang

81| JPSI-Vol.04, No.02, hlm.76-83, 2016


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 04, No.02, hlm 76-83, 2016
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

memiliki kemampuan di atas rata-rata untuk mengembangkan pemahaman konsep sesuai


dengan gaya belajar masing-masing Sanjaya (2008). Hasil yang sama yang dilakukan oleh
Saptorini (2008) pada penelitian peningkatan ketrampilan generik sains bagi mahasiswa melalui
perkuliahan pratikum kimia analisis instrument berbasis inkuiri. Pada penelitian ini terjadinya
peningkatan KGS dan penguasaan konsep karena menggunakan laboratorium virtual berbasis
inkuiri terdapat unsur-unsur berikut: a) perhatian mahasiswa terfokus pada materi
pembelajara; b) materi pembelajaran berorientasi pada kebutuhan mahasiswa; c) keyakinan
dan kepercayaan diri mahasiswa tumbuh dan berkembang; dan d) meningkatnya respon positif
mahasiswa terhadap pembelajaran. Unsur-unsur tersebut menyebabkan terjadi peningkatan
penguasaan konsep arus listrik searah. selain itu pertanyaan analisis yang terdapat pada LKM
dapat mengembangkan kemampuan berpikir mahasiswa dan didukung dengan penggunaan
laboratorium virtual, sehingga mahasiswa dapat melakukan percobaan dimana dan kapan saja.

3. Respon Mahasiswa Terhadap Pengunaan Laboratorium Virtual Berbasis Inkuiri


Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan laboratorium virtual
berbasis inkuiri mendapatkan tanggapan positif dari mahasiswa, dimana rata-rata persentase
tanggapan mahasiswa sebesar 86,67% dengan kategori tertarik, diketahui secara umum
mahasiswa tertarik mengikuti pembelajaran materi arus listrik searah dengan menggunakan
laboratorium virtual berbasis inkuiri, karena media laboratorium virtual berbasis inkuiri
merupakan hal yang baru bagi mereka. Pembelajaran ini membuat mahasiswa lebih mudah
memahami materi arus listrik searah, dapat meningkatkan kemampauan untuk mengingat
suatu konsep, dapat meningkatkan minat belajar, motivasi mahasiswa, memudahkan
mahasiswa menganalisis kembali perhitungan dengan nilai-nilai yang ada sesuai dengan
konsep, dan membuat mahasiswa semangat dalam melakukan kegiatan praktikum pada materi
arus listrik searah, sehingga dapat meningkatakan penguasaan konsep dan keterampilan
generik sains mahasiswa.

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan keterampilan generik sains dan
penguasaan konsep dengan menggunakan laboratorium virtual berbasis inkuiri pada materi
arus listrik searah. Peningkatan tertinggi pada indikator kesadaran tentang skala dan
peningkatan penguasaan konsep tertinggi pada sub konsep arus, hambatan dan beda potensial
yaitu sebesar. Hasil uji t menunjukkan terdapat perbedaan atau mengalami peningkatan secara
signifikan nilai tes antara pretest dan posttest keterampilan generik sains dan penguasaan
konsep mahasiswa setelah menggunakan pembelajaran laboratorium virtual berbasis inkuiri
materi arus listrik searah.Tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan laboratorium virtual
berbasis inkuiri pada materi arus listrik searah mendapatkan respon positif dengan kategori
tertarik.

DAFTAR PUSTAKA
Aritta, M. 2011. Pengaruh Inkuiri Laboratorium Terbimbing Terhadap Keterampilan Generik
Sains Siswa SMA pada Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. ISSN 1312-565X Edisi Khusus.
No. 2.
Ariyanti, R, Suparwoto dan Muchlas. 2014. Pengaruh Implementasi Virtual Lab Berbasis
Multimedia Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Listrik Dinamis. Prosiding
Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, ISSN : 0853-0823, (Online).
Diakses 3 Februari 2015.
Brotosiswoyo, B. S. 2001. Hakikat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi. Jakarta: Proyek
Pengembangan Universitas Terbuka, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Depdiknas.
Darmawan, J. 2013. Penerapan Metode Pembelajarn Eksperimen Berbasis Inkuiri untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Sains Siswa Kelas XI SMA
pada Materi Fluida Statis. Tesis PPs Unsyiah Banda Aceh.
Decaprio, R. 2013. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Jokjakarta: Penerbit Diva Press.
Finkelstein, , Noah D., Adams, Wendy K., Keller, C. J., Kohl, Patrick B., Perkins, Katherine K.,
Podolefsky, Noah S. dan Reid, Sam. 2005. “When Learning About the Real World Is
Better Done Virtually: A Study of Subti- tuting Computer Simulations for Laboratory
Equipment”. Physics Education Research. APS (1) 1– 8

Eki Yulianti: Peningkatan Keterampilan Generik Sains.... |82


Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 04, No.02, hlm 76-83, 2016
http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi

Hofstein, A dan Lunetta, V. 2004. The Laboratory in Science Education: Foundation for The
Twenty-First Century. Science Education 88:28-54
Liliasari. 2007. Scientific Concepts and Generik Science Skills Relationship In The 21st Century
Science Education. Seminar Proceeding of The First International Seminar of Science
Education. October 2007. Bandung. 13-18.
Mundilarto. 2003. Kemampuan Mahasiswa Menggunakan Pendekatan Analistis kuantitatif
dalam Pemecahan Soal Fisika. Jurnal Pendidikan Matematik dan Sains, Edisi 3 tahun
VIII.
Ninik, M., Sunarno, W, dan Suparmi. 2012. Pembelajaran Fisika dengna Inkuiri Terbimbing
Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Diskusi Ditinjau dari Kemampuan
Matematik dan Kemampuan Verbal Siswa. Jurnal Inkuiri ISSN 2252-7893,
http://jurnal.pasca.uns.ac.id. Vol. 1, No.3 Hal. 227-234.
Salam, H., Setiawan, A. dan Hamidah, I. 2010. Pembelajaran berbasis virtual laboratory Untuk
meningkatkan penguasaan konsep pada Materi listrik dinamis. Jurnal Proceedings of The
4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI
Bandung, Indonesia, (online). Diakses 3 Februari 2015.
Sanjaya. Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Saptorini. 2008. Peningkatan Keterampilan Generik Sains bagi Mahasiswa Melalui Perkuliahan
Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,
vol. 2, no. 1, h. 190-198.
Suparno, P. 2013. Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wahyudi dan Nurhayati, 2014, Penerapan Model PBM dengan Pedekatan Inkuiri untuk
Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa pada Materi Optik Geometrik.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY ISSN: 0853-0823.

83| JPSI-Vol.04, No.02, hlm.76-83, 2016

Anda mungkin juga menyukai