Anda di halaman 1dari 116

KREATIFITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN

KESEHATAN DALAM MEMODIFIKASI SARANA DAN


PRASARANA DI SMP NEGERI SAMOSIR TAHUN PELAJARAN
2022/2023

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Syarat- Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

FELIX WIJAYA SITUMORANG

NIM. 6183111064

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi Oleh Felix Wijaya Situmorang , Nim : 6183111064


Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Dengan Judul

“KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN


KESEHATAN DALAM MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA
DI SMP NEGERI SE KABUPATEN SAMOSIR TAHUN PELAJARAN
2022/2023”

Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Diuji Dalam Ujian Meja Hijau

Medan, 11 April 2023


Dosen Pembimbing

Dr. Asep Suharta, M.Pd


NIP. 196702201992031003

i
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul KREATIVITAS

GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DALAM

MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA DI SMP NEGERI SE KABUPATEN

SAMOSIR TAHUN PELAJARAN 2022/2023, beserta seluruh isinya adalah sepenuhnya

karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara

yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung konsekuensi atau sanksi apabila di kemudian

hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian skripsi ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak

manapun.

Medan, April 2023

Yang Membuat Pernyataan

Felix situmorang

Nim. 6183111064

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

penelitian yang berjudul “Kreativitas Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan Dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana Di SMP Negeri Se Kabupaten

Samosir”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Medan. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat

berjalan sendiri. Ada orang-orang luar biasa diluar pribadi penulis yang tanpa henti-

hentinya memberikan motivasi, bantuan dan dorongan baik materil maupun moril sehingga

penulis mampu berjuang untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada

pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung dan tidak langsung di dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini, terutama yang saya hormati:

1. Bapak. Dr. Syamsul Gultom, S.Km, M.Kes., selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keoalahragaan

Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Dr. Hariadi, M.Kes selaku Wakil Dekan 1 FIK UNIMED

4. Bapak Dr. Imran Akhmad, S.Pd selaku wakil Dekan II FIK UNIMED

5. Ibu Dr.Novita, S.Pd, M.Pd selaku wakil Dekan III FIK UNIMED

iii
6. Bapak Dr.Ibrahim, S.Pd, M.Os selaku Ketua Jurusan PJKR Fakultas FIK

Universitas Negeri Medan.

7. Bapak Usman Nasution, S.Pd, M.Pd selaku Sekretaris jurusan PJKR FIK

UNIMED.

8. Bapak Dr. Asep Suharta, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selama

ini telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh Staf Akademik dan Administrasi FIK UNIMED yang telah

memberikan kemudahan dalam hal administrasi selama mengikuti proses

perkuliahan

10. Teristimewa kepada kedua orang tua yang sangat saya sayangi, Bapak Dingkan

Situmorang dan Ibu Ati Nurmaya Simaremare yang selalu setia memberikan

dukungan dan perhatian dalam bentuk materil maupun non materil.

Terimakasih atas segala usaha dan kerja keras selama ini yang selalu mendidik

dan membesarkan saya dengan penuh kasih sayang dan penuh kesabaran yang

luar biasa, tanpa kalian saya tidak akan bisa menjadi apa-apa, saya sangat

menyayangi kalian.

11. Saudara kandung abang, kakak dan adik yang sangat penulis cintai dan sayangi

Kak Luberta Situmorang, Kak Iyen Situmorang, Bg Pandu Situmorang, Gabe

situmorang dan Diva Situmorang . Terimakasih untuk semua motivasi, doa

serta dukungan yang tidak ada habisnya bagi penulis, dukungan dalam bentuk

material maupun non material yang membantu penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

12. Kepada keluarga besar dari pihak ayah maupun ibu, sepupu-sepupu yang sangat

penulis kasihi. Terimakasih karna selalu memberikan dukungan kepada penulis.

iv
13. Kepada seluruh guru Penjasorkes SMP negeriSse Kabupaten Samosir yang

telah bersedia menjadi objek dalam mengadakan penelitian.

14. Kepada teman-teman Mahasiswa, khususnya Program studi PJKR 2018 kelas B

Reguler yang selama ini menjadi keluarga dan rekan seperjuangan KKNI

selama 4 tahun, semoga kelak saat kita sukses kita tidak saling melupakan dan

menjadi generasi penerus bangsa Indonesia.

15. Dan semua pihak yang memberikan dukungan dan doa kepada penulis yang

tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih untuk semuanya.

Semoga segala bantuan, dukungan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada

penulis menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha

Esa. Peneliti juga berharap agar Proposal Peneltian ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2023

Felix situmorang
Nim.6183111064

v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kreatifitas guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan dalam memodifikasi sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bermaksud untuk
mengetahui dan menemukan informasi serta gambaran tentang Kreatifitas Guru Penjas dalam
Memodifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjas di SMP Negeri samosir untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran pendidikan Jasmani. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total
sampling yaitu teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Adapun sampel penelitian ini yaitu seluruh guru pendidikan jasmani di SMP Negeri
samosir dengan jumlah 24 orang. Berikut jumlah guru Penjas di SMP Negeri samosir. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat kreatifitas guru Penjasorkes dalam menyikapi keterbatasan
sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SMP Negeri se- Kabupaten Samosir dalam
kategori Cukup (37%). Berdasarkan faktor kemampuan melihat atau memecahkan masalah dalam
kategori Cukup (46%), faktor kemampuan menciptakan dan menerapkan ide dalam kategori Cukup
(42%), dan faktor sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru dalam kategori Cukup (37%).
Kata Kunci : Kualitatif, Kreatifitas, Guru, Pendidikan Jasmani.

ABSTRACT
Study This aim For Know teacher creativity physical sport And health in modify means
infrastructure learning education physical sport And health. Study This is study descriptive
qualitative, that is For know And find information as well as description about The Creativity of
Physical Education Teachers in Modify Means And Infrastructure Learning Penjas at State Middle
School samosir For support success learning education physical. Sample in study This using total
sampling ie technique determination sample Where all member population used as sample. As for
sample study This that is all education teachers physical education in public junior high schools
samosir with total 24 people. Following the number of Physical Education teachers in State Junior
High Schools samosir. Results study show that level the creativity of Physical Education teachers
in address limitations means And infrastructure learning Penjasorkes in State Junior High Schools
throughout the Regency Samosir in category Enough (37%). Based on factor ability see or solve
problem in category Enough (46%), factor ability create And put the idea into practice category
Enough (42%), and factor attitude accept And open to things new in category Enough (37%).
Keywords : Kualitatif, Kreatifitas, Guru, Pendidikan Jasmani.

vi
DAFTAR ISI

PERNYATAAN.......................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................................x
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................................................6
1.3 Batasan Masalah.........................................................................................................................7
1.4 Rumusan Masalah......................................................................................................................7
1.5 Tujuan Penelitian........................................................................................................................7
1.6 Manfaat Penelitian.....................................................................................................................7
BAB II. KAJIAN TEORI.......................................................................................................9
2.1 Hakikat Kreatifitas.......................................................................................................................9
2.2 Hakikat Pendidikan Jasmani......................................................................................................14
2.3 Hakikat Guru Pendidikan Jasmani.............................................................................................17
2.4 Hakikat modifikasi....................................................................................................................19
2.5 Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani..................................................................20
2.6 Profil Sekolah Menengah Pertama Negeri samosir...................................................................22
2.7 Penelitian Yang Relevan............................................................................................................26
2.8 Kerangka Berpikir......................................................................................................................28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................30
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................................................30
3.2 Populasi dan Sampel.................................................................................................................30
3.3 Metode Penelitian....................................................................................................................31
3.4 Desain Penelitian......................................................................................................................32
3.5 Instrumen Penelitian................................................................................................................32
3.6 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................................34
3.7 Teknik Analisis Data..................................................................................................................36
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................39

vii
4.1 Data Penelitian.........................................................................................................................39
4.2 Pembahasan.............................................................................................................................49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................54
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................................54
5.2 Saran.........................................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................56
LAMPIRAN...........................................................................................................................59

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir...................................................................................36

Gambar 4.1 Histogram Kreativitas Guru....................................................................49

Gambar 4.2 Histogram Faktor Kesanggupan Memandang maupun Pemecahan


Masalah.......................................................................................................................52

Gambar 4.3 Histogram Faktor Kesanggupan Penciptaan serta Penerapan Ide...........55

Gambar 4.4 Histogram Faktor Sikap Terbuka akan Hal yang Baru...........................58

Gambar 4.5 Lapangan Bola Voly di SMA N 1 Palipi.................................................67

Gambar 4.6 Pemodifikasian Pemukul Kasti di SMP N 1 Pangururan........................67

Gambar 4.7 Tongkat Lari Estafet pada SMP N 2 Ronggur Nihuta.............................68

Gambar 4.8 Pemodifikasian Kasur Busa di SMP N 1 Simanindo..............................68

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Guru Penjas SMP Negeri di Kab. Samosir.....................................39
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket.........................................................................................40
Tabel 3.3 Pembobotan Skor Opsi/Jawaban.................................................................45
Tabel 4.1 data Analisis Statistik Deskriptif pada Kreatifitas Guru Penjasorkes
ketika Mengatasi Keterbatasan Sarana serta Prasarana Pembelajaran
Penjasorkes di SMP Negeri Samosir...........................................................................47
Tabel 4.2 Nilai serta Pengkategorian K`reatifitas Guru Penjasorkes Secara
Keseluruhan.................................................................................................................48
Tabel 4.3 Distribusi Saluran Kreatifitas Semua Guru Pendidikan jasmani................49
Tabel 4.4 Skor serta Pengelompokkan Kreatifitas Guru Penjasorkes
Berlandaskan Faktor Kesanggupan Memandang maupun Pemecahan Masalah........51
Tabel 4.5 Alokasi Frekuensi Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani
Berlandaskan Bagian Kesanggupan Memandang maupun Pemecahan Masalah.......52
Tabel 4.6 Alokasi Frekuensi Kreatifitas Guru Penjasorkes Berlandaskan
Faktor Kesanggupan Penciptaan serta Penerapan Ide.................................................55
Tabel 4.7 Nilai serta Pengkategorian Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani
Berlandaskan Faktor Sikap Terima serta Terbuka akan Hal yang Baru.....................57
Tabel 4.8 Alokasi Frekuensi Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani
Berlandaskan Faktor Sikap Terima serta Terbuka akan Hal yang Baru.....................57

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan

seseorang yang menuntun masa depan dan arah hidup seseorang. Pendidikan

sebagai Proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup

mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi kesempatan kepada

siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas

jasmani. Menurut Purba & Yusnadi, (2016;19) bahwa pendidikan dapat

diartikan sebagai suatu proses yang merupakan usaha sadar dan penuh

tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan

mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan dan

pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaannya. Suksesnya

pembelajaran Pendidikan Jasmani sangat dipengaruhi oleh beberapa Faktor.

Faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dan siswa ,relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat atau sarana pembelajaran, dan waktu sekolah (Slameto,

2010;64)

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, bahwa pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

1
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2
2

Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan

keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayataan

nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup

sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang

seimbang.

Dalam pembelajaran pendidikan jasmani sarana dan prasarana merupakan salah

satu unsur Penting penunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran

pendidikan jasmani dan tidak jarang pula menimbulkan dan menjadi masalah di

beberapa sekolah karena sekolah kurang memperhatikan penyediaan dan pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan jasmani, padahal sarana dan prasarana tersebut sangat

penting ketersediaanya untuk mencapai tujuan pendidikan Jasmani. Hal ini sesuai

dengan pendapat Suryobroto, (2004;34) menyatakan bahwa sarana prasarana

Pendidikan Jasmani merupakan salah satu unsur penunjang keberhasilan pembelajaran

pendidikan jasmani, dan merupakan unsur paling menjadi masalah, khususnya di

Indonesia.

Sebagai seorang guru pendidikan jasmani tentu sangat memerlukan suatu

strategi dan keterampilan pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat

berlangsung secara efektif dan efesien. Untuk mencapai hal itu, tentu tidak mudah

terlebih mata pelajaran pendidikan jasmani berlangsung di lapangan, sehingga

memiliki tingkat kerumitan yang berbeda bila dibandingkan dengan di kelas. Seorang

guru pendidikan jasmani harus mampu mengatasi persoalan dalam pendidikan jasmani

di sekolah, karena dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan menemukan berbagai

faktor yang dapat menghambat proses pembelajaran di sekolah. Dalam suatu proses

pembelajaran tentunya sangat sangat dibutuhkan kejelian guru untuk melihat dan
3

mencarmati apa yang harus dilakukan dalam menghadapi kondisi siswa maupun

suasana kelas yang berbeda-beda, bahkan setiap mata pelajaran wajib yang harus

ditempuh siswa di sekolah tentunya memiliki karakter dan suasana kelas maupun

minat siswa yang berbeda-beda. Oleh karena itu pada pembelajarannya diperlukan

tenaga pengajar atau guru profesional yang memiliki kreatifitas dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Seorang guru harus jeli dan mampu membaca serta menganalisis keperluan dan

proses pembelajaran sehingga mempermudah pencapaian tujuan pendidikan melalui

aktivitas jasmani. Pembelajaran penjas banyak mengalami kendala, sehingga

memerlukan perhatian khusus dari semua pihak yang terkait. Adapun kendala- kendala

yang dihadapai tersebut diantaranya:

1. Jumlah materi yang terlalu banyak sehingga materi yang satu belum

dikuasai sudah harus diganti dengan materi yang lain.

2. Waktu tatap muka terlalu sedikit dengan jumlah materi yang banyak.

3. Sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang lengkap.

Dalam menghadapi kendala- kendala dan masalah, yang kaitannya dengan

keterbatasan sarana dan prasarana, guru pendidikan jasmani dapat melakukan

modifikasi serta membuat peralatan- peralatan yang sederhana sebagai media bermain.

Sebagai usaha untuk meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam mengikuti

pembelajaran, seorang guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menciptakan

suasana yang kondusif, terutama pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Untuk mengantisipasi masalah yang ada guru harus memberi jalan keluar

dalam melakukan pembelajaran yang berlangsung dilapangan atau didalam ruangan


4

agar pembelajaran berjalan dengan efesien dan guru seharusnya tidak bersikap pasrah,

menerima, dan pasif, namun harus dapat menyikapi serta mau mengatasinya. Upaya

yang dapat dilakukan Guru adalah dengan memunculkan ide dan mengembangkan

kreatifitasnya untuk menciptakan inovasi pembelajaran yang baik yaitu dengan

melakukan modifikasi sarana dan prasarana.

Dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya atau mereka juga dapat

menggunakan sarana dan prasarana lain dengan fungsi yang sama sebagai pengganti

sarana dan prasarana yang sebenarnya seperti memodifikasi alat/bola, lapangan,

aturannya, sesuai dengan kriteria materi yang diajarkan jika sarana dan prasarana yang

ada di sekolah sudah memadai sehingga dapat digunakan siswa untuk menerima

pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.

Kreatifitas guru penjas dilihat dari kemampuannya menciptakan ide- ide baru

sebagai bagian dari pemecahan masalah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

sebagaimana mestinya. Guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu

menciptakan sesuatu yang baru atau memodifikasi yang sudah ada dan jika belum

menarik guru harus bisa membuat alat dengan memodifikasi sehingga siswa tertarik

dalam mengikuti kegiatan olahraga.

Berdasarkan observasi awal kondisi dan jumlah sarana dan prasarana olahraga

pada hari Senin, 08 Agustus 2022 di SMP Negeri di Kabupaten Samosir ternyata

masih banyak sarana dan prasarana yang belum tersedia di sekolah. Masih ada sekolah

yang tidak memiliki lapangan sendiri untuk olahraga, halaman yang kurang luas untuk

melakukan aktivitas olahraga, sehingga pembelajaran olahraga di lapangan akan

terganggu bahkan terhambat. Sarana dan prasarana di SMP Negeri di Kabupaten


5

Samosir masih belum sesuai dengan standar ketentuan sarana dan prasarana menurut

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 57 tahun 2021.

Untuk sarana permainan Atletik yang tersedia di sekolah hanya sedikit

dibandingkan dengan jumlah siswa sehingga siswa harus mengantri untuk

mendapatkan giliran. Lapangan bulu tangkis juga tidak banyak yang tidak tersedia

disekolah sehingga di butuhkan kreatifitas guru agar pembelajaran dapat terlaksana

dengan baik maka kualitas pembelajaran bisa di tingkatkan dan diharapkan materi

yang disampaikan dapat diterima murid dengan mudah. Berdasarkan hasil observasi

tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

kesehatan masih mengalami hambatan dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana

yang tersedia disekolah.

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Senin 08 Agustus 2022 dengan guru

pendidikan jasmani SMP N 1 Palipi dan guru pendidikan jasmani SMP N 3

Nainggolan, Guru menyatakan bahwa sarana prasarana pendidikan jasmani masih

minim. Jumlah alat tidak sebanding dengan jumlah siswa, pembelajaran kurang

berjalan dengan efektif, kesempatan siswa masih kurang dalam mempraktikkan

materi pembelajaran, guru pendidikan jasmani sebagian masih ada yang pasrah dan

monoton dalam memberikan materi atau pembelajaran karena keterbatasan sarana

dan prasarana tersebut.

Menghadapi kendala-kendala dan masalah yang ada kaitannya dengan

keterbatasan sarana dan prasarana, guru pendidikan jasmani dapat melakukan

modifikasi serta membuat peralatan-peralatan yang sederhana sebagai media untuk

bermain. Sebagai usaha meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam mengikuti

pelajaran, seorang guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menciptakan suasana


6

yang kondusif, terutama pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Besarnya tuntutan terhadap guru pendidikan jasmani di SMP agar dapat

menciptakan kreatifitas sebagai upaya menyiasati permasalahan sarana dan prasarana

yang kurang memadai dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, maka

mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang upaya guru pendidikan

jasmani mengembangkan kreatifitas memodifikasi sarana dan Prasarana di SMP

samosir sebagai upaya pencapaian peningkatan mutu pendidikan melalui pendidikan

jasmani.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka peneliti perlu melakukan

penelitian yang berjudul Kreatifitas Guru Penjas dalam Memodifikasi Sarana dan

Prasarana Pembelajaran Penjas di SMP Negeri Samosir Tahun Ajaran 2022/2023.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka fokus masalah ini adalah

pada kreatifitas guru penjasorkes dalam memodifikasi sarana dan prasarana

pembelajaran pendidikan jasmani olahraga kesehatan serta lingkungan di SMP Negeri

samosir Tahun 2022.

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas maka subfokus

penelitian sebagai berikut :

1. Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan di SMP N Samosir.

2. Tidak sebandingnya antara jumlah sarana dan prasarana yang ada dengan

jumlah siswa sehingga proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga

dan kesehatan berjalan kurang baik.

3. Belum diketahuinya tingkat kreatifitas guru pendidikan jasmani olahraga


7

dan kesehatan dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana di SMP

N Samosir.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, perlu adanya

pembatasan masalah. Maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu

“Bagaimana Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani dalam memodifikasi sarana dan

prasarana pembelajaran di SMP N Samosir ? ”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kreatifitas Guru Penjas dalam memodifikasi sarana dan prasarana

pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan serta memodifikasi

lingkungan di SMP Se Kabupaten tahun 2022.

1.5 Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

Mengetahui kreatifitas guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam

memodifikasi sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

kesehatan.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan

informasi seperti:

 Manfaat Teoritis

Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan megenai sarana dan


8

prasarana pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang ada di

lingkungan sekolah.

 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adaalah:

a. Sebagai masukan bagi sekolah dan lembaga pendidikan untuk lebih

memperhatikan dalam pengembangan sarana dan prasarana pendidikan jasmani,

olahraga, dan kesehatan.

b. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

dalam merawat, memelihara, dan memodifikasi serta mengembangkan sarana

dan prasarana Penjas agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta memberikan

pengalaman belajar yang menumbuhkan keterampilan peneliti terutama dibidang

yang dikaji.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Kreatifitas

Kreatifitas merupakan suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang

baru untuk diterapkan dalam masalah, sehingga muncul beberapa pengertian

mengenai kreatifitas menurut para ahli, pendapat Elizabeth B.Hurlock bahwa

kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi,

produk atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan belum dikenal

pembuatan sebelumnya. Hal tersebut dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis

pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman, dapat pula hal tersebut berupa

pembentukkan pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman

sebelumnya.

Menurut Lestari & Zakiah (2019;44), kreatifitas adalah modifikasi sesuatu

yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama

yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru. Menurut Munandar, (2009;47)

mengemukakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi

baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang sudah ada.

Kreatifitas guru dapat dilihat pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang

menyenangkan, aktif, dan kreatif adalah kewajiban dari setiap guru sebagai

pendidik. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sikdiknas bahwa

pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan

yang bermakna, meyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis (Undang-Undang,

9
2015).

10
10

Guru kreatif adalah seorang yang menguasai keilmuan (expert), memiliki

otonomi di kelas (pembelajaran). Guru kreatif menetapkan tujuan, maksud,

membangun kemampuan dasar (basic skills), mendorong pencapaian pengetahuan

tertentu, men-stimulasi keingintahuan dan eksplorasi, membangun motivasi,

mendorong percaya diri dan berani mengambil risiko, fokus pada penguasaan ilmu

dan kompetisi, mendukung pandangan positif, memberikan keseimbangan dan

kesempatan memilih dan menemukan, mengembangkan pengelolaan diri

(kemampuan atau keterampilan metakognitiv), menyelenggarakan pembelajaran

dengan menggunakan berbagai teknik dan strategi untuk men- fasilitasi lahirnya

tampilan (perwujudan) kreatif, membangun lingkungan yang kondusif terhadap

tumbuhnya kreatifitas, dan mendorong imajinasi dan fantasi (Pentury, 2017;18).

Kreatifitas sebagai proses kemampuan memahami kesenjangan-kesenjangan atau

hambatan-hambatan dan mengomunikasikan hasil hasilnya, serta sedapat mungkin

memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. kreatifitas itu bukan

semata-mata merupakan bakat kreatif atau kemampuan kreatif yang dibawa sejak lahir,

melainkan merupakan hasil dan hubungan interaktif dan dialektis antara potensi kreatif

individu dengan proses belajar dan pengalaman dan lingkungannya. Setiap individu

memiliki potensi kreatif, tetapi dalam kenyataannya tidak semuanya berwujud menjadi

kemampuan dan keterampilan kreatif (Ali & Astori, 2017;47).

Kenyataan ini bisa terjadi karena sesungguhnya kreatifitas itu tidak muncul dalam

kevakuman melainkan merupakan basil dan resultant dan interdependensi dengan

lingkungannya. Beberapa uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kreatifitas pada intinya

merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa

gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dari hal-
11

hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada

sebelumnya.

Menurut Devid Cambel (dalam Sarjono, 2015) bahwa ciri pokok orang kreatif

adalah:

a. Kelincahan mental berpikir dari segala arah dan kemampuan untuk bermainmain

dengan ide-ide, gagasan-gagasan, konsep, lambing-lambang, kata-kata dan khususnya

melihat hubungan-hubungan yang tidak biasa Antara ide-ide, gagasan-gagasan dan

sebagainya. Berpikir ke segala arah (convergen thingking) adalah kemampuan untuk

melihat masalah atau perkara dari berbagai arah, segi dan mengumpulkan fakta yang

penting serta mengarahkan fakta itu pada masalah atau perkara yang dihadapi.

b. Kelincahan mental berpikir kesegala arah (divergen thinking) adalah kemampuan

untuk berpikir dari satu ide, gagasan menyebar ke segala arah.

c. Fleksibel konseptual (conseptual, fleksibility) adalah kemampuan untuk secara

sepontan mengganti cara pandang, pendekatan, kerja yang tidak sesuai.

d. Orisinalitas (originality) adalah kemampuan untuk memunculkan ide, gagasan,

pemecahan, cara kerja yang tak lazim (meski tak selalu baik) yang jarang bahkan

“mengejutkan”

e. Lebih menyukai kompleksitas dari pada simplisitas, dari penyelidikan ditemukan

bahwa pada umumnya orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan dari pada

kemudahan, memilih tantangan dari pada keamanan, cenderung pada tali-temalinya

(complexity) dari pada (simplixity).

f. Latar belakang yang merangsang. Orang-orang kreatif biasanya sudah lama hidup

dalam bidang tulis menulis, seni, studi, penelitian dan pengembangan ilmu serta

penerapanya, dan dalam suasanya ingin belajar, ingin bertambah tahu, ingin maju
12

dalam bidang-bidang yang digeluti

g. Kecakapan dalam banyak hal. Pada manusia kreatif pada umumnya banyak minat dan

kecakapan dalam berbagai bidang (multiple skill).

Dalam Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didik (Depdiknas 2014: 19),

disebutkan ciri kreatifitas Antara lain :

a. Menunjukkan rasa ingin tahu yang luar biasa.

b. Menciptakan berbagai ragam dan jumlah gagasan guna memecahkan persoalan

c. Sering mengajukan tanggapan yang unik dan pintar

d. Tidak terhambat mengemukakanpendapat

e. Berani mengambil resiko

f. Suka mencoba

g. Peka terhadap keindahan dan segi estetika dari lingkungannya.

Jordan E. Ayana (dalam Herianingtyas & Harmawati, 2017;548), mengatakan

bahwa manusia kreatif memiliki kehidupan sosial yang mengasikkan dan merangsang,

berinteraksi dengan banyak orang,serta menjelajahi tempat-tempat menawan, sehingga

mereka terus-menerus belajar dan berbuat.

Lebih lanjutnya lagi di katakana pula oleh Jordan E. Ayan (2012: 42), bahwa ada

empat unsur pembentuk jiwa kreatif yaitu C.O.R.E, yang merupakan singkatan dari:

a. Cari tahu atau rasa ingin tahu menyangkut juga kekuatan untuk bertanya.

b. Olah keterbukaan/bersikapterbuka, maksudnya bersikap fleksibel dan hormat

menghadapi hal baru.

c. Resiko, maksudnya keberanian meninggalkan zona kenyamanan atau berani

merangsang resiko.
13

d. Energi, dalam hal ini adalah pendorong kerja dan pemercik hasrat serta menyangkut

seberapa besar hasrat melakukan sesuatu.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, yang di maksud kreatifitas dalam

penelitian ini adalah kemampuan untuk menciptakan ide, gagasan, dan atau berkreasi

untuk memecahkan atau mengatasi masalah. Ciri kreatifitas atau orang kreatif secara garis

besar menurut para ahli dapat di simpulkan, yaitu : memiliki kemampuan dalam melihat

masalah, memiliki kemampuan menciptakan ide atau gagasan untuk memecahkan masalah,

terbuka pada hal-hal baru serta tanggap menerima hal-hal tersebut.

Secara garis besar dalam pembahasan kreatifitas yang telah dikemukakan oleh para

ahli dapat disimpulkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kreatifitas

seorang guru adalah sebagai berikut (Kusworowati, 2016;12) :

1. Kemampuan melihat masalah.

Guru dapat melatih keterampilan bidang sampai batas tertentu, mengajarkan

ketrampilan kreatif saat menghadapi masalah untuk memunculkan gagasan baru sebagai

pemecah masalah. Pengetahuan dan pengalaman diharapakan dapat menjadi pemecah

masalah sehingga pembelajaran tetap berlangsung.

2. Kemampuan menciptakan ide-ide sebagai upaya pemecahan masalah.

Kemampuan guru menciptakan ide, dapat disimpulkan bahwa guru termasuk dalam

kategori kreatif dalam menciptakan ide dalam pembelajaran ketrampilan. Menciptakan ide

atau gagasan dalam usahan mencapai keberhasilan belajar, terutama dalam pembelajaran

ketrampilan di Sekolah Menengah Pertama bukanlah cara yang mudah. Hal tersebut dapat

dilakukan jika guru tidak banyak belajar atau telah memiliki pengalaman dalam

memberikan pelajaran.
14

3. Terbuka terhadap hal-hal baru.

Guru terbuka terhadap hal-hal baru dalam mengatasi keterbatasan sarana prasarana

pembelajaran ketrampilan disekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru

ketrampilan selalu berusaha mengembangkan diri terutama dalam aspek pembelajaran di

sekolah. Informasi didapat dari berbagai sumber seperti internet, buku, pengalaman dan

melakukan eksperimen sebelum memberikan pembelajaran kepada siswa. Pelajaran

ketrampilan mengalami perkembangan, hal ini sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang menuntut pelajaran keterampilan penjadi pembelajaran yang dapat

diterapkan diluar sekolah.

2.2 Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah proses yang mengedepankan aktivitas jasmani untuk

mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani di sekolah bertujuan untuk membuat

badan sehat dan bugar serta perkembangan dalam hal pola hidup sehat. Selain itu dengan

pendidikan jasmani juga dapat membentuk karakter seorang anak (Lutan & Suherman,

2000). Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh proses pendidikan

secara keseluruhan. Menurut Bandi Utama (2019: 2), pendidikan jasmani merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan yang pada umumnya yang

mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor melalui

aktivitas jasmani. Aktivitas dapat berupa permainan maupun olahraga, dalam hal ini

aktivitas tersebut bukan sekedar aktivitas menggerakkan badan tanpa tujuan, namun

aktivitas tersebut dapat dijadikan sebagai pengalaman dan proses belajar. Sedangkan

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Agus Susworo Dwi Mahendro (2016:

42-43), mendeskripsikan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran

melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,


15

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif,

sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Definisi lain menurut Agus S. Suryobroto (2014: 9),

pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku

hidup aktif, dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani.

Tujuan pendidikan jasmani menurut Perdiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan

bahwa untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan

berpikir kritis, keterampilan sosial, penelaran, stabilitas emosional, tindakan moral dan

aspek pola hidup yang sehat (Lestari, 2020).

Secara umum tujuan pendidikan jasmani diklasifikasikan kedalam empat kategori

menurut Suherman (dalam Gunawan, 2012), yaitu:

a. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktifitas-

aktifitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fiisk dari berbagai organ tubuh seseorang

(phisical fitnes)

b. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak

secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful).

c. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan

menginterprestasikan keseluruhan pengetahuan tentag pendidikan jasmani dalam

lingkungannya sehingga memungkinkan tubuh dan berkembangnya pengetahuan,

sikap, dan tanggung jawab siswa.

d. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam

menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

Depdikbud menyatakan bahwa tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan adalah

membantu siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui
16

pengertian, pengembangan sikap positif dan keterampilan gerak serta berbagai aktivitas

jasmani agar dapat:

a. Memacu pertumbuhan termasuk tambahnya tinggi badan dan berat badan secara

harmonis;

b. Mengembangkan kesehatan dan kesegaran jasmani, keterampilan gerak dan cabang

olahraga;

c. Mengerti akan pentingnya kesehatan, kesegaran jasmani dan olahraga terhadap

perkembangan jasmani dan mental;

d. Mengerti peraturan dan dapat menwasiti pertandingan cabang-cabang olahraga

e. Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan penyakit

dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari; dan

f. Menumbuhkan sikap positif dan mampu mengisi waktu luang dengan bermain.

Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari keseluruhan proses pendidikan

dengan tujuan peningkatan kinerja manusia melalui media kegiatan fisik untuk

mengembangkan dan memelihara tubuh manusia. Selanjutnya penelitian oleh Dwiyogo &

Cholifah (2016) menjelaskan pendidikan jasmani menjadi sangat penting dalam hal

perkembangan dan aktivitas fisik sejak masa anak-anak sampai dewasa. Sehingga dalam

proses pertumbuhan, aktivitas jasmani menjadi bagian penting dan berperan dalam proses

tumbuh kembangnya peserta didik. pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran penting

dan wajib yang harus ada di sekolah. Selain itu hasil penelitian oleh Meyviliano & Ugelta

(2017) menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran matakuliah

pendidikan jasmani memiliki karakter yang lebih unggul dari pada mahasiswa yang tidak

mengikuti pembelajaran mata kuliah pendidikan jasmani. Ini menunjukkan bahwa

pentingnya matapelajaran pendidikan jasmani untuk peserta didik guna menjaga kebugaran
17

jasmaninya.

Pentingnya mata pelajaran pendidikan jasmani tidak terlepas dari guru pendidikan

jasmani yang berkualitas dan profesional. Hasil penelitian Arifin (2017) menunjukkan

peran guru pendidikan jasmani ialah kualitas SMPM meningkat dengan berbagai aktivitas

jasmani. Filosofi atau cara pandang guru terhadap tugas pokok dan fungsinya juga perlu

dikuatkan dan dikemabangkan

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada intinya pendidikan

jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani sebagai

wahananya yang bertujuan mengarahkan siswa ke dalam hal yang positif. Hal positif yang

dimaksud yaitu peserta didik dapat meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan

keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan

kecerdasan emosi.

2.3 Hakikat Guru Pendidikan Jasmani

Seorang pendidik dalam hal ini guru, merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan setiap upaya pendidikan. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam

menentukan kualitas pembelajaran dan hasilnya dalam undang undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen Bab I Pasal 1 dijelaskan bahwa “Guru

adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dijelaskan pada

Bab II pasal 4 bahwa kedudukan seorang Guru sebagai tenaga professional berfungsi

meningkatkan martabat dan guru sebagai agen pembelajaran berfungsi meningkatkan mutu

pendidikan professional.

Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab III pasal 7
18

menjelaskan, bahwa guru sebagai tenaga profeional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya

berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan

akhlak mulia

c. Memiliki kualitas akademik dan luar akademik dan latar pendidikan sesuai dengan

bidang tugas

d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas profesionalan

f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai prestasi kerja

g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dalam belar sepanjang hayat.

h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan

i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang

berkaitan dengan tugas keprofesinalan guru.

Sukintaka (2014: 72-74), menyatakan bahwa agar mempunyai profil guru

pendidikan jasmani, maka seseorang guru memiliki banyak kriteria atau setidaknya yang

harus di penuhi Antara lain:

a. Sehat jasmani, rohani, berprofil olahragawan

b. Mempunyai kemampuan motorik

c. Tidak gagap
d. Tidak buta warna

e. Pandai dan cerdas


19

f. Energik dan berketrampilan motorik

Cukup banyak dan kompleks syarat untuk mempunyai dan menjadi seorang guru

pendidikan jasmani, mengingat pentingnya pendidikan jasmani sebagai sebuah profesi.

Sebagai seorang yang professional guru harus mampu dan mau melihat masalah dan

memecahkan atau mengatasinya, salah satunya dengan kreatifitas. Kreatifitas guru dapat

digunakan sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah yang ada, salah satunya yang

berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Sebagai seorang yang

professional 15 guru harus selalu berusaha dan bertanggung jawab untuk keberhasilan

proses pembelajaran pendidikan jasmani, salah satu wujudnya dengan memunculkan dan

mengembangkan kreatifitas sebagai upaya mengatasi masalah dan menciptakan proses

pembelajaran yang baik dan berkualitas.

Berdasarkan hakikat kreatifitas dan hakikat guru pendidikan jasmani yang telah

dijelaskan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kreatifitas guru pendidikan jasmani

adalah kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencipta atau berkreasi untuk

memecahkan masalah yang ada tau muncul.

2.4 Hakikat modifikasi

Kamus besar Bahasa Indoneia (2020: 75), menyebutkan bahwa modifikai

mengangandung arti pengubahan, sedangkan memodifikasi berarti melakukan modifikasi

atau melakukan perubahan. Menurut Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2013; 1),

memodifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan guru agar pembelajaran

mencerminkan DAP (Developmentally Appropriate Prace), yaitu memperhatikan

perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut.

Sementara lebih lanjut disebutkan bahwa aspek analisa modifikasi tidak lepas dari
20

pengetahuan guru tentang : Tujuan, karaktristik materi, kondisi lingkungan dan evaluasi.

Dalam memodifikasi sarana dan prasarana yang harus diperhatikan atau menjadi

perhatian oleh guru adalah partisipasi maksimal siswa, keselamatan, efektifitas dan efisien

gerak siswa, karakteristik siswa dan keterkaitan atau kesesuaian kebutuhan materi.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa modifikasi adalah

kegiatan melakukan perubahan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Guru perlu

menyadari bahwa tujuan modifikasi ini untuk mengatasi masalah yang ada , jangan sampai

menjadi bomerang yang dapat membuat masalah baru atau memperburuk masalah yang

telah ada. Jadi guru harus memikirkan dan mempertimbangkan modifikasi yang dibuatnya

agar sesuai dengan tujuan yang ada dalam pendidikan jasmani.

2.5 Hakikat Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani


Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2012: 999), dijelaskan bahwa “sarana adalah

segala sesuatu yang dapat sebagai alat dalam mencapai tujuan dan maksud”, sedangkan

“prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama suatu proses” menurut

Agus S. Suryobroto (2014: 4), sarana dan prasarana didefinisikan sebagai berikut : “

Sarana atau alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan

jasmani, mudah di pindah bahkan dibawa oleh pelakunya atau siswa. Contoh : bola, raket,

pemukul, tongkat, bed, suttlecock, dll. Prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu yang

di perlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah (bias semi

permanen) tetapi berat atau sulit di bawa. Contoh : Matras, peti lompat, kuda-kuda, palang

tunggal, dll. Prasarana dan fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam

pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanen atau tidak dapat berpindah- pindah.

Contoh: lapangan, aula, kolam renang, dll.”

Menurut Widodo & Nurina (2016), sarana pendidikan jasmani adalah peralatan
21

yang mendukung kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani yang sifatnya dinamis, dapat

berpindah – pindah, dari suatu tempat ke tempat lain misalnya bola, raket, net, dan lain –

lain. Sarana atau alat sangat penting memberikan motivasi pada siswa dengan sungguh –

sungguh agar tujuan aktivitas dapat tercapai. Sarana atau alat merupakan benda yang

dibutuhkan dalam pelajaran pendidikan jasmani dan alat tersebut sangat mudah dibawa

sehingga sarana atau alat tersebut sangat praktis dalam pelaksanaan pembelajaran.

Sedangkan menurut (Sukiyandari, 2018) mengemukakan sarana pendidikan

jasmani adalah alat olahraga yang digunakan dalam pembelajaran untuk kelancaran dan

membantu kelancaran tujuan pendidikan jasmani dalam waktu yang pendek, dapat

dipindah –pindahkan, harga lebih murah dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan siswa.

Fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang meliputi semua lapangan

dan bangunan olahraga beserta perlengkaplannya untuk melaksanakan progam kegiatan

olahraga. Sarana dan prasarana pendidikan jasmani juga mempunyai banyak tujuan dan

manfaat sebagaimana yang diungkapkan Agus S. Suryobroto (2004: 4-6), tujuan sarana

dan prasarana Antara lain :

a. Memperlancar jalanya pembelajaran.

b. Memudahkan gerakan.

c. Mempersulit gerakan.
d. Memacu siswa dalam gerak.

e. Kelangsungan aktivitas

f. Menjadikan siswa tidak takut melakukan gerakan.

Selanjutnya Menurut Suryobroto (dalam Hernawati, 2019) manfaat sarana

prasarana pendidkan jasmani dalam penddidkan jasmani sebagai berikut:

1. Dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan siswa, karena siswa bersikap,


22

berpikir, dan bergerak. Dalam hal inni dengan adanya sarana dan prasrana dapat lebih

memotivasi siswa dalam bersikap, berpikir dan melakukan aktivitas jasmani atau fisik.

2. Gerakan lebih mudah atau lebih sulit. Dengan sarana dan prasarana dapat

memudahkan gerakan yang sulit contoh: guling lenting lebih mudah dibantu dengan

peti lompat dibanding dengan tampa menggunakan peti lompat. Sebaliknya dalam

kaitannya mempersulit gerakan yang mudah, sebagai contoh:secara umum melakukan

gerakan awal tampa alat lebih mudah dibanding dengan menggunakan alat.

3. Dapat dijadikan sebagi tolak ukur keberhasilan. Contoh: seberapa tinggi siswa dapat

melakukan lompat tinggi, maka diperlukan tiang dan mistar lompat tinggi.

4. Menarik perhatian siswa. Siswa akan lebih tertarik menggunakan alat yang diberikan

hiasan atau warna yang menarik dari pada lazimnya.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan

prasarana memliki manfaat untuk proses pembelajaran seperti memotivasi siswa dengan

adanya sarana dan prasarana pendidikan jasmani dapat lebih memotivasi siswa dalam

bersikap, berpikir dan melakukan aktivitas jasmani atau fisik.

2.6 Profil Sekolah Menengah Pertama Negeri samosir

Adapun rincian mengenai Sekolah Menengah Pertama samosir adalah sebagai

berikut :

2.6.1 SMP NEGERI 1 PALIPI

SMP NEGERI 1 PALIPI dengan Akreditas (B) terletak di desa Pallombuan , kec

Palipi, Kab. Samosir yang terdiri dari 16 Ruang kelas, 1 laboratorium dan 1 perpustakaan

dengan jumlah siswa 476 dan 20 guru. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

kurikulum 2013.

2.6.2 SMP N 1 SIANJURMULAMULA


23

SMP N 1 SIANJURMULAMULA dengan Akreditas (B) terletak di desa Saei

marihit, kec sianjur mula mula, Kab. Samosir yang terdiri dari 24 ruang kelas, 2

laboratorium dan 1 Perpustakaan dengan jumlah siswa 530 dan 24 guru. Kurikulum yang

digunakan saat ini adalah kurikulum 2013.

2.6.3 SMP SATU ATAP N 2 SIANJURMULAMULA

SMP SATU ATAP N 2 SIANJURMULAMULA dengan Akreditas (B) terletak di

desa Bonan Dolok, kec sianjur mula mula, kab. Samosir yang

terdiri dari 5 ruang kelas, 1 laboratorium dan 1 perpustakaan dengan jumlah siswa 85 dan 6

guru. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013.

2.6.4 SMP N 1 RONGGURNIHUTA

SMP N 1 RONGGURNIHUTA dengan Akreditas (B) terletak di desa

ronggurnihuta, kec. Ronggurnihuta, kab. Samosir yang terdiri dari 10 ruang kelas, 2

laboratorium dan 1 perpustakaan dengan jumlah siswa 274 dan 14 guru. Kurikulum yang

digunakan saat ini adalah kurikulum 2013.

2.6.5 SMP N 2 RONGGURNIHUTA

SMP N 2 RONGGURNIHUTA dengan Akreditas (B) terletak di desa salaon tonga-

tonga, kec.Ronggurnihuta, Kab. Samosir yang terdiri dari 9 ruang kelas,3 laboratorium dan

1 Perpustakaan dengan jumlah siswa 230 dan 15 Guru. Kurikulum yang digunakan saat ini

adalah Kuikulum 2013.

2.6.6 SMP N 1 NAINGGOLAN

SMP N 1 NAINGGOLAN dengan Akreditas (A) terletak di Sirumahombar, kec.

Nainggolan, Kab. Samosir yang terdiri dari 535 jumlah siswa dan 34 Guru. Kurikulum

yang digunakan saat ini adalah Kuikulum 2013.

2.6.7 SMP N 2 NAINGGOLAN


24

SMP N 2 NAINGGOLAN dengan Akreditas (B) terletak di Sirumahombar, kec.

Nainggolan, Kab. Samosir yang terdiri dari 14 Ruang kelas 263 jumlah siswa dan 24

Guru. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum 2013.

2.6.8 SMP SATU ATAP N 3 NAINGGOLAN

SMP SATU ATAP N 3 NAINGGOLAN dengan Akreditas (B) terletak di

Sirumahombar, kec. Nainggolan, Kab. Samosir yang terdiri dari 5 Ruang kelas 263 jumlah

siswa dan 24 Guru. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum 2013.

2.6.9 SMP N 1 ONANRUNGGU

SMP N 1 ONANRUNGGU dengan Akreditas (A) terletak di Onanrunggu

Pakpahan, kec. Onanrunggu, Kab. Samosir yang terdiri dari

10 Ruang kelas 237 jumlah siswa dan 24 Guru. Kurikulum yang digunakan saat ini

adalah Kuikulum 2013.

2.6.10 SMP N 2 SATU ATAP ONANRUNGGU

SMP N 2 ONANRUNGGU dengan Akreditas (A) terletak di Sipira, kec.

Onanrunggu, Kab. Samosir yang terdiri dari 11 Ruang kelas 122 jumlah siswa dan 15

Guru. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum 2013.

2.6.11 SMP N 1 SIMANINDO

SMP N 1 SIMANINDO dengan Akreditas (B) terletak di Ambarita, kec.

Simanindo, Kab. Samosir yang terdiri dari 18 Ruang kelas, 2 Laboratorium,1

Perpustakaan dan 553 jumlah siswa. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum

2013.

2.6.12 SMP NEGERI 2 SIMANINDO

SMP N 2 SIMANINDO dengan Akreditas (B) terletak di Simarmata, kec.

Simanindo, Kab. Samosir yang terdiri dari 13 Ruang kelas 217


25

jumlah siswa dan 17 Guru. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum 2013.

2.6.13 SMP NEGERI 3 SIMANINDO

SMP N 3 SIMANINDO dengan Akreditas (B) terletak di Lontung, kec. Simanindo,

Kab. Samosir yang terdiri dari 22 Ruang kelas 208 jumlah siswa dan 18 Guru. Kurikulum

yang digunakan saat ini adalah Kuikulum 2013.

2.6.14 SMP NEGERI 4 SIMANINDO

SMP N 4 SIMANINDO dengan Akreditas (B) terletak di Cinta dame 1, kec.

simanindo, Kab. Samosir yang terdiri dari 35 Ruang kelas, 7 Laboratorium,4 Perpustakaan,

dengan jumlah guru 14 dan 211 jumlah siswa. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

Kuikulum 2013.

2.6.15 SMP N 1 PANGURURAN

SMP N 1 PANGURURAN dengan Akreditas (A) terletak di Pangururan, kec.

Pangururan, Kab. Samosir yang terdiri dari 27 Ruang kelas, 1 Laboratorium,1

Perpustakaan dan 814 jumlah siswa. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum

2013.

2.6.16 SMP N 2 PANGURURAN

SMP N 2 PANGURURAN dengan Akreditas (A) terletak di Hariaratolu, kec.

Pangururan, Kab. Samosir yang terdiri dari 20 Ruang kelas, 1 Laboratorium,1

Perpustakaan dan 471 jumlah siswa. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum

2013.

2.6.17 SMP N 3 PANGURURAN

SMP N 3 PANGURURAN dengan Akreditas (A) terletak di Hutabolon, kec.

Pangururan, Kab. Samosir yang terdiri dari 15 Ruang kelas, 2 Laboratorium,1

Perpustakaan dan 336 jumlah siswa. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum

2013.
26

2.6.18 SMP SATU ATAP N 4 PANGURURAN

SMP SATU ATAP N 4 PANGURURAN dengan Akreditas (C) terletak di

Hutanamora, kec. Pangururan, Kab. Samosir yang terdiri dari 5 Ruang kelas, 1

Laboratorium,2 Perpustakaan dan 348 jumlah siswa. Kurikulum yang digunakan saat ini

adalah Kuikulum 2013.

2.6.19 SMP SATU ATAP N 5 PANGURURAN

SMP SATU ATAP N 5 PANGURURAN dengan Akreditas (B) terletak di Lumban suhi

suhi, kec. Pangururan, Kab. Samosir yang terdiri dari 5 Ruang kelas, 1 Laboratorium,1

Perpustakaan dan 93 jumlah siswa. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum 2013.

2.6.20 SMP N 1 SITIOTIO

SMP N 1 SITIOTIO dengan Akreditas (B) terletak di Cinta maju, kec. Sitiotio,

Kab. Samosir yang terdiri dari 10 Ruang kelas, 2 Laboratorium,1 Perpustakaan dan 276

jumlah siswa. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah Kuikulum 2013.

2.6.21 SMP N 2 SITIOTIO

SMP N 2 SITIOTIO dengan Akreditas (A) terletak di Sabulan, kec.Sitiotio, Kab.

Samosir yang terdiri dari 9 Ruang kelas, 1 Laboratorium,1 Perpustakaan dan 88 jumlah

siswa. Kurikulum yang dilakukan saat ini adalah Kuikulum 2013.

2.6.22 SMP N 3 SITIOTIO

SMP N 3 SITIOTIO dengan Akreditas (B) terletak di Holbung, kec. Sitiotio, Kab.

Samosir yang terdiri dari 9 Ruang kelas, 1 Laboratorium,1 Perpustakaan dan 88 jumlah

siswa. Kurikulum yang digunakan 2013.

2.7 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sarjono

(2010) berjudul “ Kreatifitas Guru Penjasorkes dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana

Pembelajaran di SMP se- Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen” Penelitian


27

tersebut adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian

populasi, sehingga seluruh anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah guru penjasorkes SMP yang berjumlah 12 orang guru dari 12 SMP

yang ada di Kecamatan Poncowarno Kabupaten Kebumen. Pengambilan data digunakan

instrumen berupa angket ujicoba instrumen dilakukan terhadap 26 orang guru di luar

populasi. Uji validitas menggunakan rumus Product Moment dari karl person dan uji

reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Reliabilitas instrumen kreatifitas sebesar

0,947, reabilitas faktor 1 sebesar 0,824, faktor 2 sebesar 0,872, dan faktor 3 sebesar 0,862.

Analisis data digunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan presentase. Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan bahwa kreatifitas guru penjasorkes dalam memodifikasi sarana

dan prasarana pembelajaran di SMP seKecamatan Poncowarno berada pada kategori tinggi

dari 12 orang guru penjasorkes di SMP se-Kecamatan Poncowarno; terdapat 41,7%

kreatifitas sangat tinggi dan 58,3% kreatifitas tinggi; serta tidak ada seorangpun guru yang

kreatifitas berada pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah (1) kemampuan dalam

melihat masalah yang berhubungan dengan sarana dan prasarana pendidikan jasmani,

berada pada kategori tinggi; (2) kemampuan guru dalam menciptakan dan menerapkan ide

untuk memecahkan masalah melalui modifikasi berada pada kategori tinggi; dan (3) sikap

terbuka dan mau menerima hal-hal baru untuk kemajuan pembelajaran pendidikan jasmani

berada pada kategori baik.

Penelitian yang dilakukan Andi Suhawan (2015) dengan judul Tingkat Kreatifitas

Guru Penjasorkes dalam Menyikapi Keterbatasan Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Penjas Melalui Modifikasi di SMP se-Kecamatan Paliyan Kabupaten Gunungkidul.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei dan

pengambilan datanya menggunakan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
28

Sekolah Menengah Pertama yang berada di Kecamatan Paliyan Kabupaten Gunungkidul

yang berjumlah 21 sekolah dan subjeknya 21 guru penjasorkes. Hasil penelitian

menunjukan bahwa tingkat kreatifitas guru penjasorkes dalam menyikapi keterbatasan

sarana dan prasarana pembelajaran penjas melalui modifikasi di SMP se-Kecamatan

Paliyan berada pada kategori sedang. Dari 21 guru penjasorkes di SMP se-Kecamatan

Paliyan, kategori “Sangat Rendah” sebesar 4,76% (1 guru), kategori “Rendah” sebesar

19,05% (4 guru), kategori “Sedang” sebesar 47,62% (10 guru), kategori “Tinggi” sebesar

19,05% (4 guru), dan kategori “Sangat Tinggi” sebesar 9,52% (2 guru).

2.8 Kerangka Berpikir

KEGIATAN BELAJAR
MENGAJAR

KEBERHASILAN PROSES BELAJAR


MENGAJAR PENDIDIKAN

PERSIAPAN GURU METODE SARANA DAN EVALUASI


SEBELUM MENGAJAR PEMBELAJARAN PRASARANA PEMBELAJAR
AN

SARANA DAN
PRASARANA
TERBATAS

GURU DITUNTUT
KREATIF

BELUM DIKETAHUI
TINGKAT KREATIFITAS
GURU

PERLU INVESTIGASI
TINGKAT KREATIFITAS
GURU
29

DILAKUKAN SURVEI
MENGGUNAKAN
ANGKET

SOLUSI

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri di Kabupaten Samosir

Provinsi Sumatera Utara pada bulan Maret sampai April 2023.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru pendidikan

jasmani di Sekolah Menengah Pertama Negeri Samosir berjumlah 24 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu teknik

penentuan sampel dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Adapun sampel penelitian ini yaitu seluruh guru pendidikan jasmani di SMP

Negeri samosir dengan jumlah 24 orang. Berikut jumlah guru Penjas di SMP

Negeri samosir.

30
31

Tabel 3.1 Jumlah guru penjas SMP Negeri pendidikan jasmani di Kab. Samosir
JUMLAH GURU
NO NAMA SEKOLAH
PENJAS
1. SMP N 1 PALIPI 2
2. SMP N 1 SIANJURMULA-MULA 1
3. SMP SATU ATAP N 2 SIANJURMULA- 1
MULA
4. SMP N 1 RONGGURNIHUTA 1
5. SMP N 2 RONGGURNIHUTA 1
6. SMP N 1 NAINGGOLAN 1
7. SMP N 2 NAINGGOLAN 1
8. SMP SATU ATAP N 3 NAINGGOLAN 1
9. SMP N 1 ONANRUNGGU 1
10. SMP N 2 SATU ATAP ONANRUNGGU 1
11. SMP N 1 SIMANINDO 1
12. SMP N 2 SIMANINDO 1
13. SMP N 1 PANGURURAN 2
14. SMP N 2 PANGURURAN 1
15. SMP N 3 PANGURURAN 1
16. SMP SATU ATAP N 4 PANGURURAN 1
17. SMP SATU ATAP N 5 PANGURURAN 1
18. SMP N 3 SIMANINDO 1
19. SMP N 1 SITIOTIO 1
20. SMP N 2 SITIOTIO 1
21. SMP N 3 SITIOTIO 1
22. SMP N 4 SIMANINDO 1
JUMLAH 24 GURU

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang bermaksud untuk

mengetahui dan menemukan informasi serta gambaran tentang Kreatifitas Guru Penjas

dalam Memodifikasi Sarana dan Prasarana Pembelajaran Penjas di SMP Negeri

samosir untuk menunjang keberhasilan pembelajaran pendidikan Jasmani. Penelitian

ini menggunakan metode Survei dengan pengambilan data menggunakan angket yang

diberikan kepada guru Penjas.


32

3.4 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Karena penelitian ini menurut Sugiyono (2012: 13), yaitu penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel

yang lain. Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif merupakan data

yang diperoleh dari populasi penelitian yang dianalisis sesuai dengan metode statistik

yang digunakan. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran dan keterangan- keterangan mengenai kreatifitas guru

pendidikan jasmani dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah

menengah pertama Kabupaten Samosir.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket untuk mengetahui tingkat

kreatifitas guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana pada pembelajaran

pendidikan jasmani. Menurut Sugiyono (2011:142) angket atau kuesioner adalah

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan,

menurut Arikunto (2013:194) angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Tabel 3.2 Kisi – kisi angket untuk mengetahui tingkat kreatifitas guru adalah sebagai
berikut:
Butir soal
Variabel Faktor Indikator
Positif Negatif
33

Kreatifitras guru Kemampuan Melihat masalah 1,2,3,5 4


penjas dalam guru penjas sebelum mengajar
memodifikasi dalam melihat Penjasorkes
sarana dan masalah Melihat masalah 6,7, 8
prasarana penjas di pada saat mengajar
SMP se Kab. Penjasorkes
Samosir Melihat masalah 9
sesudah mengajar
Penjasorkes
Kemampuan Ide dalam 10,11, 17
dalam memodifikasi 12,13,
menciptakan sarana dan
ide prasarana
memodifikasi Penerapan ide 14,16, 15
sarana dan dalam 17,18
prasarana memodifikasi
sarana dan
prasarana
Sarana dan 19,20,
Prasarana apa aja 21,22
yang sudah dibuat
dalam
pembelajaran
Penjas
Sikap Pemanfaatan 23,24, 25,26
menerima dan informasi dan
terbuka dengan teknologi
hal-hal yang Pengetahuan 27, 28
baru. 29,30,
31,32
Menguasai Materi 34,35, 33
36,37

Memahami 38
karakteristik Siswa
Memotivasi Siswa 39,40

Dari butir-butir pernyataan yang telah ditentukan seperti di atas dibagi menjadi

dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif atau pernyataan yang sifatnya

mendukung gagasan atau ide, dan pernyataan negatif atau yang tidak mendukung

gagasan atau ide.

Penelitian ini juga tidak menutup kemungkinan adanya sikap kurang


34

bersungguh-sungguh guru dalam mengisi angket karena tidak ada sanksi apapun bagi

guru tersebut meski peneliti memohon untuk memberikan pernyataan dengan jujur dan

sebenar-benarnya. Dalam penelitian ini dalam memberikan angket peneliti juga

senantiasa memberikan penjelasan tentang pentingnya dan manfaat penelitian ini.

Penskoran yang dipergunakan adalah berdasarkan pada skala likert. Modifikasi

skala likert mempunyai empat alternatif jawaban, yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju

(S)”,”Kurang Setuju (KS)” dan “Tidak Setuju (TS)”. Alternatif jawaban yang

dihasilkan lebih meyakinkan. Pembobotan skor dari setiap jawaban adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. Pembobotan Skor Opsi/Jawaban


Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Kurang Setuju 2 3
Tidak Setuju 1 4

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Menurut Sugiyono

(2013;199) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila

peneliti tahu dengan pasti variable yang diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden, bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas, sehingga

kuesioner dapat diartikan langsung dalam waktu tidak terlalu lama. Pengumpulan data
35

dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden untuk mendapatkan

data tentang kreatifitas guru penjas dalam memodifikasi sarana dan prasarana

pembelajaran penjas di SMP Samosir.

3.6.1 Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen akan dinyatakan valid apabila mempunyai validitas tinggi, dan

instrumen akan dinyatakan tidak valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti.

Dalam penelitian ini instrumen yang di gunakan adalah angket, dan salah satu

ukuran validitas untuk angket adalah validitas konstruk (contruck validity). Dalam

menguji validitas ini digunakan statistic teknik bagian total (Sutrisno Hadi, 1991 ; 23-

27).

Langkah selanjutnya untuk mengoreksi kolerasi moment tangkar menjadi

kolerasi bagian total adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi bagian total

N : banyaknya subjek uji coba

∑𝑋 : jumlah skor tiap butir

∑𝑌 : jumlah skor total

∑ 𝑋2 : jumlah kuadrat skor tiap butir

∑ 𝑌2 : jumlah kuadrat skor total

∑ 𝑋𝑌 : jumlah perkalian skor tiap butir dengan jumlah skor total (Arikunto, 2013:213).
36

Suatu butir angket dikatakan valid apabila memiliki harga 𝑟𝑥𝑦 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau

dengan kata lain harga reseptor xy lebih besar dari reseptor tabel, maka dikatakan item

soal atau instrumen tersebut valid. Sebaliknya, apabila harga reseptor xy lebih kecil dari

reseptor tabel, maka dikatakan item soal atau instrumen tersebut tidak valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.

Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2013:221).

Dalam Penelitian ini menggunakan Uji Reliabilitas dengan formula Alpha,

dengan rumus :

Keterangan :

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah

data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata- kata dan bukan rangkaian angka serta

tidak dapat disusun dalam kategori-kategori/ struktur klasifikasi. Data bisa saja

dikumpulkan dalam aneka macam cara (observasi, wawancara, intisari dokumen,

rekaman) dan biasanya diproses terlebih dahulu sebelum siap digunakan (melalui
37

pencatatan, pengetikan, penyuntingan), tetapi analisis kualitatif tetap menggunakan

kata-kata yang biasanya disusun ke dalam teks yang diperluas, dan tidak menggunakan

perhitungan matematis atau statistika sebagai alat bantu analisis.

Secara garis besar pekerjaan dalam analisis data dalam penelitian ini sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2006 : 235-239), yaitu meliputi:

1. Persiapan, dimana dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap identitas

responden, kelengkapan data lembar instrumen, dan sebagainya.

2. Tabulasai, termasuk dalam tahap ini adalah memberikan skor, memberikan

kode (coding) untuk pengolahan data dengan menggunakan komputer dan

pengelompokan jawaban ke dalam kategori.

3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian, maksudnya adalah

pengolahan data yang diperoleh dengan menmggunakan rumus atau aturan

yang ada sesuai dengan pendekatan atau desain penelitian.

Setelah data diolah dan sudah diketahui hasilnya kemudian dilakukan

pendeskripsian dan penarikan kesimpulan di mana dalam penelitian ini mengenai

kreatifitas guru dalam memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik

deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase. Untuk mencari besarnya

frekuensi relatif (persentase) dengan rumus sebagai berikut:

P = 𝐹 X 100%
𝑁

Keterangan :

P : angka persentase
38

F : frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : jumlah frekuensi/banyaknya individu (Sudijono, 2004:43).

Sedangkan untuk mengetahui data tiap faktor maka dilakukan pengkategorian

sesuai dengan instrumen maka dibagi menjadi 5 kategori yaitu: sangat tinggi,

tinggi,sedang, rendah, dan sangat rendah (Sudijono 2000:16).

Tabel 3.3 Pengkategorian Instrumen


No. Interval Kategori
1. M+1,5 SD ke atas Sangat Baik (SB)
2. M+0,5 SD s.d. M+1,5 SD Baik (B)
3. M-0,5 SD s.d M+0,5 SD Cukup (C)
4. M-1,5 SD s.d M-0,5 SD Kurang Baik (KB)
5. M-1,5 SD ke bawah Tidak Baik (TB)

Keterangan :

SD = Standar Deviasi

M = Mean (rata rata).


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Hasil yang didapat dalam riset terkait kreatifitas guru Pendidikan

Jasmani menanggulangi kekurangan sarana serta prasarana pembelajaran

Pendidikan jasmani di Sekolah Menengah Pertama Negeri Samosir butuh

dijelaskan hasilnya dengan menyeluruh dan berlandaskan faktor serta indikator

masing-masing melaui penyajian hasil peneltian yang berlandaskan data

analisis statistik deskriptif mencakup data kalkulasi nilai terendah (Min), nilai

tertinggi (Max), Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), serta Setandar Deviasi

(SD). Kemudian, data dibagi kedalam 5 pengkategorian yang berlandaskan

skor Mean (M) serta Standar Deviasi (SD) yang didapat. Adapun masing-

masing hasil analisis statistik deskriptif dalam penelitian ialah :

Tabel 4.1 data Analisis Statistik Deskriptif pada Kreatifitas Guru Penjasorkes ketika
Mengatasi Keterbatasan Sarana serta Prasarana Pembelajaran Penjasorkes
di SMP Negeri Samosir
Data Min Max Mean Median Modus Standar Deviasi
Kreatvitas guru 112 140 124 122 121 8
Kemampuan melihat atau
33 51 44 44 43 3
memecahkan masalah
Kemampuan menciptakan
34 43 39 39 46 4
dan menerapkan ide
Sikap menerima serta
terbuka terhadap hal-hal 49 63 56 56 53 3
baru

39
40
40

Pada riset analisis hasil yang dipakai ialah analisis statistik deskriptif

persentasi. Selanjutnya hasil riset digolongkan kedalam 5 pengkategorian

yakni Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang Baik (KB), serta Tidak

Baik (TB). Riset akan dikategorikan memakai Patokan Acuan Norma (PAN)

dari Anas Sudijono yang berlandaskan skor Mean (M) serta Setandar Deviasi

(SD). Demi kejelasan data analis deskriftif terkait kreatifitas guru Penjasorkes

disaat menanggulangi kekurangan sarana serta prasarana pembelajaran

Pendidikan jasmani pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Samosir dan

berlandaskan penyebab serta indikatornya masing-masing yang melandasinya

ialah :

4.1.1 Kreatifitas Guru Penjasorkes Secara Menyeluruh

Berdasarkan data statistik deskriptif hasil krativitas guru Pendidikan jasmani

dengan menyeluruh, ditemukan data nilai terendah (Min) =112; nilai paling tinggi (Max)

= 140; Mean(M) = 124; Median (Me) = 122; Modus (Mo) = 121; serta Standard Deviasi

(SD) = 8. Lebih jelasnya nilai serta penggolongan kreatifitas guru Pendidikan jasmani

dengan menyeluruh didapatkan hasil berikut ini :

Tabel 4.2 Nilai serta Pengkategorian K`reatifitas Guru Penjasorkes Secara Keseluruhan
Krativitas Guru Penjasorkes
Rsponden
Nilai Kategori
R-1 121 Cukup
R-2 125 Cukup
R-3 135 Baik
R-4 112 Kurang Baik
R-5 137 Sangat Baik
R-6 114 Kurang Baik
R-7 126 Cukup
R-8 140 Sangat Baik
R-9 129 Baik
R-10 124 Cukup
R-11 114 Kurang Baik
R-12 126 Cukup

40
41

R-13 121 Cukup


R-14 134 Baik
R-15 131 Baik
R-16 114 Kurang Baik
R-17 119 Kurang Baik
R-18 116 Kurang Baik
R-19 138 Sangat Baik
R-20 121 Cukup
R-21 114 Kurang Baik
R-22 115 Kurang Baik
R-23 123 Cukup
R-24 121 Cukup
Jumlah 2970
Rata-rata 124 Cukup
Berlandaskan formula kategori yang sudah ditetapkan, analisis hasil demi mencari

kreatifitas guru pendidikan jasmani ketika menanggulangi kekurangan sarana serta

prasarana pembelajaran Pendidikan jasmani di SMPN Samosir ialah :

Tabel 4.3 Dstribusi Saluran Kreatifitas Semua Guru Pendidikan jasmani


Interval Kategori Frekunsi Persentasi
≥ 136 Sangat Baik (SB) 3 13%
128 – 135 Baik (B) 4 17%
120 - 127 Cukup (C) 9 37%
112 – 119 Kurang Baik (KB) 8 33%
< 112 Tidak Baik (TB) 0 0%
Jumlah 24 100%
(Sudijono 2000:16)

KREATIFITAS GURU

40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Sangat Baik (B) Cukup (C) Kurang Tidak Baik
Baik (SB) Baik (KB) (TB)
Gambar 4.1 Histogram Kreatifitas Seluruh Guru Penjasorkes

41
42

Berlandaskan pada tabel frekuensi diatas yang telah dijelaskan secara visual

malalui gambar histogram yang menunjukkan seluruh kreatifitas guru pendidikan jasmani

dalam menanggulangi kekurangan sarana serta prasarana pembelajaran Pendidikan jasmani

pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP) Samosir diperoleh 3 guru (13%) tergolong

penggolongan Sangat Baik dengan nilai ≥134, 4 guru (17%) dalam kategori Baik dengan

skor 128-135, 9 guru (37%) pada penggolongan Cukup dengan skor 120-127, 8 guru

(33%) pada penggolongan Kurang Baik dengan nilai 112 - 119, Serta tidak ada ditemukan

guru yang tergolong dalam kategori Tidak Baik.

4.1.1.1 Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani Berlandaskan Faktor Kemampuan


Melihat maupun Memecahkan Masalah

Data analisis statistik deskriptif hasil kreatifitas guru Pendidikan jasmani

berlandaskan bagian kecakapan memandang maupun menyelesaikan masalah dtemukan

data nilai terendah (Min) = 21; nilai paling tinggi (Max) = 34; Mean (M) = 28; Median

(Me) = 28; Modus (Mo) = 28; serta Standard Deviasi (SD) = 3. Untuk lebih jelasnya nilai

serta pengkategorian kreatifitas guru pendidikan jasmani berlandaskan faktor kesanggupan

memandang maupun pemecahan masalah ditemukan hasil berikut:

Tabel 4.4 Skor serta Pengelompokkan Kreatifitas Guru Penjasorkes Berlandaskan Faktor
Kesanggupan Memandang maupun Pemecahan Masalah

Faktor Kesanggupan Memandang maupun


Responden Pemecahan Masalah
Nilai Pengkategorian
R-1 30 Baik
R-2 27 Cukup
R-3 31 Baik
R-4 24 Kurang Baik
R-5 32 Baik
R-6 21 Tidak Baik
R-7 31 Baik
R-8 31 Baik
R-9 28 Cukup
R-10 30 Baik
R-11 22 Tidak Baik

42
43

R-12 27 Cukup
R-13 28 Cukup
R-14 28 Cukup
R-15 31 Baik
R-16 26 Cukup
R-17 25 Kurang Baik
R-18 28 Cukup
R-19 34 Sangat Baik
R-20 28 Cukup
R-21 27 Cukup
R-22 30 Baik
R-23 29 Cukup
R-24 28 Cukup
Jumlah 676
Cukup
Rata-rata 28
Berlandaskan formula pengkategorian yang sudah ditetapkan, analisis hasil demi

mencari kreatifitas guru Pendidikan Jasmani berlandaskan bagian kesanggupan

memandang atapun pemecahan masalah ialah:

Tabel 4.5 Alokasi Frekuensi Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani Berlandaskan Bagian
Kesanggupan Memandang maupun Pemecahan Masalah

Frekuens Persentas
Interval Kategori
i e
≥ 33 Sangat Baik (SB) 1 4%
30 – 32 Baik (B) 8 33%
26 – 29 Cukup (C) 11 46%
23 – 25 Kurang Baik (KB) 2 8%
< 23 Tidak Baik (TB) 2 8%
Jumlah 24 100%

43
44

FAKTOR KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANDANG


DAN MEMECAHKAN MASALAH

50%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Sangat Baik Baik (B) Cukup (C) Kurang Baik Tidak Baik
(SB) (KB) (TB)

Gambar 4.2 Histogram Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani Berlandaskan Bagian


Kesanggupan Memandang maupun Pemecahan Masalah
Berlandaskan pada tabel frekuensi diatas yang telah dijelaskan dengan visual

melalui gambar histogram yang menunjukkan seluruh kreatifitas guru pendidikan jasmani

dalam menanggulangi kekurangan sarana serta prasarana pembelajaran Pendidikan jasmani

pada SMPN Samosir berlandaskan bagian kesanggupan memandang maupun pemecahan

masalah ditemukan 1 guru (4%) tergolong pada penggolongan Sangat Baik dengan total

nilai ≥33, 8 guru (33%) pada pengkategorian Baik dengan nilai 30-32, 11 guru (46%) pada

pengkategorian Cukup dengan nilai 26 - 29, 2 guru (8%) pada pengkategorian Kurang Baik

dengan nilai 23-25, 2 guru (8%) pada pengkategorian Tidak Baik pada total skor <23.

Maka dari itu diperoleh kesimpulan yakni kreatifitas guru Pendidikan jasmani ketika

menanggulangi kekurangan sarna serta prasarana pembelajaran Pendidikan jasmani pada

Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri Samosir berlandaskan bagian kesanggupan

memandang maupun pemecahan masalah ialah tergolong pada pengkategorian Cukup.

44
45

4.1.1.2 Kreatifitas Guru Penjasorkes Berlandaskan Faktor Kemampuan Penciptaan


serta Penerapan Ide

Analisis statistik deskriptif data kreatifitas guru Pendidikan jasmani berlandaskan

faktor kesanggupan menciptakan serta penerapan ide ditemukan data nilai terendah (Min)

= 34; nilai tertinggi (Max) = 46; Mean (M) = 39; Median (Me) = 39; Modus (Mo) = 46;

serta Standard Deviasi (SD) = 4. Untuk lebih jelasnya nilai serta pengakategorian

kreatifitas guru Pendidikan jasmani berlandaskan faktor kesanggupan menciptakan serta

penerapan ide ditemukan data yakni ialah:

Tabel 4.5 Nilai serta Pengkategorian Kreatifitas Guru Penjasorkes Berdasarkan Faktor
Kemampuan Menciptakan serta Penerapan Ide

Responden Faktor Kesanggupan Penciptaan


serta Penerapan Ide
Nilai Pengkategorian
R-1 36 Cukup
R-2 40 Cukup
R-3 46 Sangat Baik
R-4 34 Kurang Baik
R-5 46 Sangat Baik
R-6 35 Kurang Baik
R-7 35 Kurang Baik
R-8 46 Sangat Baik
R-9 40 Cukup
R-10 39 Cukup
R-11 40 Cukup
R-12 44 Baik
R-13 37 Cukup
R-14 44 Baik
R-15 41 Baik
R-16 35 Kurang Baik
R-17 39 Cukup
R-18 34 Cukup
R-19 46 Sangat Baik
R-20 38 Cukup
R-21 38 Cukup
R-22 35 Kurang Baik
R-23 38 Cukup
R-24 39 Cukup
Jumlah 945
Cukup
Rata-rata 39

45
46

Berlandaskan formula pengkategorian yang sudah ditetapkan, analisis hasil demi

mencari kreatifitas guru Pendidikan jasmani berlandaskan faktor kesanggupan

menciptakan serta penerapan ide ialah yakni:

Tabel 4.6 Alokasi Frekuensi Kreatifitas Guru Penjasorkes Berlandaskan Faktor


Kesanggupan Penciptaan serta Penerapan Ide
Interval Pengkategorian Frekuensi Persentasi
≥45 Sangat Baik (SB) 4 16%
41 - 44 Baik (B) 3 13%
37 – 40 Cukup (C) 10 42%
33 – 36 Kurang Baik (KB) 7 29%
< 33 Tidak Baik (TB) 0 0%
Jumlah 24 100%

FAKTOR KESANGGUPAN PENCIPTAAN


SERTA PENERAPAN IDE
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Sangat Baik (B) Cukup (C) Kurang Tidak Baik
Baik (SB) Baik (KB) (TB)
Gambar 4.3 Histogram Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani Berlandaskan Faktor Kesanggupan
Penciptaan serta Penerapan Ide
Berlandaskan pada tabel frekuensi diatas yang telah dijelaskan visual malalui

gambar histogram yang menunjukkan seluruh kreatifitas guru pendidikan jasmani disaat

menanggulangi kekurangan sarana serta prasarana pembelajaran Pendidikan jasmani pada

SMP negeri Samosir berlandaskan faktor kesanggupan penciptaan serta penerapan ide

ditemukan 4 guru (16%) pada pengelompokkan kategori Sangat Baik dengan nilai ≥45, 3

guru (13%) pada kategori Baik dengan nilai 40-44, 10 guru (42%) pada kategori Cukup

dengan total nilai 37-40, 7 guru (29%) pada kategori Kurang Baik dengan nilai 33-36,

46
47

Serta tidak ditemukan guru (0 %) pada pengelompokkan kategori Tidak Baik. Dengan

demikian ditarik kesimpulan yakni kreatifitas guru Pendidikan jasmani ketika

menanggulangi kekurangan sarana serta prasarana pembelajaran pendidikan jasmani pada

Sekolah Menengah Pertama negeri Samosir berlandaskan faktor kesanggupan menciptakan

serta penerapan ide ialah pada pengkategorian Cukup.

4.1.1.3 Kreatifitas Guru Penjsorkes Berlandaskan Faktor Sikap Terima serta


Terbuka Akan Hal yang Baru

Analisis statistik deskriptif hasil kreatifitas guru Pendidikan jasmani berlandaskan

pada faktor sifat terima serta terbuka akan hal yang baru ditemukan data nilai terendah

(Min) = 49; nilai terttinggi (Max) = 63; Mean (M) = 56; Median (Me) = 56; Modus (Mo) =

55; serta Standard Deviasi (SD) = 3. Untuk lebih jelas terkait nilai dan pengkategorian

kreatifitas guru pendidikan jasmani berlandaskan faktor sikap terima serta terbuka akan hal

yang baru ditemukan hasil yakni :

Tabel 4.7 Nilai serta Pengkategorian Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani Berlandaskan
Faktor Sikap Terima serta Terbuka akan Hal yang Baru

Faktor Sikap Terima dan


Responde
Terbuka akan Hal yang Baru
n
Nilai Pengkategorian
R-1 55 Cukup
R-2 58 Baik
R-3 58 Baik
R-4 54 Cukup
R-5 59 Baik
R-6 58 Baik
R-7 60 Baik
R-8 63 Sangat Baik
R-9 61 Sangat Baik
R-10 55 Cukup
R-11 52 Kurang Baik
R-12 55 Cukup
R-13 56 Cukup
R-14 62 Sangat Baik
R-15 59 Baik
R-16 53 Kurang Baik
R-17 55 Cukup
47
48

R-18 54 Cukup
R-19 58 Baik
R-20 55 Cukup
R-21 49 Tidak Baik
R-22 50 Tidak Baik
R-23 56 Cukup
R-24 54 Kurang Baik
Jumlah 1349
Cukup
Rata-Rata 56

Berlandaskan pada rumus pengkategorian yang sudah ditetapkan, analisis hasil

demi mencari kreatifitas guru pendidikan jasmani berlandaskan faktor sikap terima serta

terbuka akan hal yang baru ialah yakni:

Tabel 4.8 Alokasi Frekuensi Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani Berlandaskan Faktor
Sikap Terima serta Terbuka akan Hal yang Baru

Skor Pengkategorian Frekuensi Persentasi


≥ 61 Sangat Baik (SB) 3 13%
58 - 60 Baik (B) 7 29%
54 – 57 Cukup (C) 9 37%
51 – 53 Kurang Baik (KB) 3 13%
< 51 Tidak Baik (TB) 2 8%
Jumlah 24 100%

FAKTOR SIKAP TERIMA SERTA TERBUKA AKAN


HAL YANG BARU

40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Sangat Baik (B) Cukup (C) Kurang Tidak Baik
Baik (SB) Baik (KB) (TB)
Gambar 4.4 Histogram Kreatifitas Guru Pendidikan jasmani Berlandaskan Faktor Sikap Terbuka
akan Hal yang Baru
Berlandaskan pada tabel frekuensi diatas yang telah dijelaskan dengan visual

melalui gambar histogram yang menunjukkan seluruh kreatifitas guru Pendidikan jasmani

dalam menanggulangi kekurangan sarana serta prasarana pembelajaran Pendidikan jasmani


48
49

pada Sekolah Menengah Pertama negeri Samosir berlandaskan faktor sikap terima serta

terbuka akan hal-hal baru ditemukan 3 guru (13%) pada pengkategorian Sangat Baik

dengan nilai ≥ 61, 7 guru (29%) pada pengkategorian Baik dengan nilai 58-60, 9 guru

(37%) pada pengkategorian Cukup dengan nilai 54-57, 3 guru (13%) pada kategori Kurang

Baik dengan nilai 51-53, 2 guru (8%) pada pengkategorian Tidak Baik dengan nilai < 51.

Dengan demikian ditarik kesimpulan kreatifitas guru Pendidikan jasmani saat

menanggulangi kekurangan sarana serta prasarana pembelajaran Pendidikan jasmaani pada

Sekolah Menengah Pertama Samosir berlandaskan faktor sikap terima dan terbuka akan

hal yang baru adalah pada pengkategorian Cukup.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani

Secara menyeluruh kreatifitas guru Pendidikan jasmani saat menanggulangi

kekurangan sarana serta prasarana pembelajaran Pendidikan jasmani pada Sekolah

Menengah Pertama negeri Samosir ialah tergolong pada kategori Cukup. Dikarenakan guru

akan melakukan modifikasi terhadap sarana prasarana yang tidak tersedia di sekolah untuk

keberlangsungan permbelajaran pendidikan jasmani.

Kekurangan sarana serta prasarana tidaklah menjadi penghambat pada prosedur

pembelajaran Pendidikan jasmani pada Sekolah Menengah Pertama negeri Samosir.

Kesanggupan menanggulangi kekurangan tersebut didukung dengan kreattivitas yang telah

dipunyai oleh guru Pendidikan jasmani, mencakup: 1) pada bagian kesanggupan

memandang maupun pemecahan masalah, 2) pada bagian kesanggupan saat penciptaan

serta penerapan ide pemodifikasian sarana serta prasarana pendidikan jasmani, 3)

Kesanggupan dalam memiliki sikap terima serta terbuka akan hal yang baru. Peneliti juga

melaksanakan pengamatan melaui data sekunder dengan tujuan memperkuat data primer

49
50

yakni pengamatan disaat penbelajaran pendidikan jasmani pada berbagai sekolah

menengah pertama (SMP) negeri Samosir.

Salah satu contoh kreatifitas guru pendidikan jasmani dapat ditilik saat

penbelajaran materi voly di SMP N 1 Palipi. Kekurangan sarana serta prasarana bola voly

tidaklah menjadi halangan pada prosedur penbelajaran. Lapangan bola voly dibentuk agak

kecil dari ukuran yang sesungguhnya yang seperti biasanya disebut dengan istilah bola

voly mini. Garis lapangan terbuat dari tali plastik. Tiang net pula dibentuk dari potongan

kayu. Net memakai net yang sebenarnya. Oleh sebab itu, pembelajaran dapat tetap

berlangsung dan berjalan lancar hingga harapan dari penbelajaran dapat dicapai dengan

baik serta siswa/siswi bisa mengikutti penbelajaran dengan maksimal.

Gambar 4.5 Lapangan Bola Voly di SMP N 1 Palipi


Pengamatan lain dilakukan pada saat pembelaaran kasti di SMP N 1 Pangururan.

Kraetivitas guru pendidikan jasmani tampak disaat pembelajaran bola kasti. Keterbatasan

pemukul bola kasti tidaklah penghalang bagi prosedur penbelajaran. Pada hal ini guru

membentuk pemukul bola kasti yang dibuat dari sebuah kayu yang membentuk pemukul

dipermainan bola kasti. Melalui hal ini, penbelajaran terus berjalan dengan semestinya.

50
51

Gambar 4.6 Pemodifikasian Pemukul Kasti pada pembelajaran kasti di SMP N 1


Pangururan.
Pengamatan lain dilakukan pada saat pembelajaran lari estafet di SMP N 2 Ronggur

nihuta. Kreatifitas guru pendidikan jasmani dalam menghadapi kekurangan tongkat lari

esstafet tidaklah merupakan penghambat saat penbelajaran lari estafet. Sebagai guru

mengubah tongkat estafet tadi yang dibuat melalui tongkat sapu, dipotong sesuai dengan

ukurannya. Lalu dibagian luar bambu di cat dengan memanfaatkan cat warna merah,

hingga akan kelihatan lebih memukau dan siap untuk digunakan dalam pembelajaran lari

estafet.

Gambar 4.7 Pemodifikasian Tongkat di Pembelajaran Lari Estafet pada SMP N 2 Ronggur
Nihuta.
Pengamatan lain dilakukan di SMP N 1 Simanindo. Kreatifitas guru pendidikan

jasmani dapat dilihat dalam mempersiapkan kasur busa untuk dipakai pada pembelajaran

senam lantai. Kekurangan dari matras dengan tujuan senam lantai, matras diubah menjadi
51
52

sebuah kasur yang berbentuk busa. Dengan demikian, penbelajaran pendidikan jasmani

masih akan berlangsung dengan semestinya.

Gambar 4.8 Pemodifikasian Kasur Busa di Pembelajaran Senam Lantai di SMP N 1


Simanindo.
Bentuk Kreatifitas guru sudah terlihat dari pengamatan yang dilakukan peneliti di

beberapa sekolah yang menunjukkan guru berupaya mencari jalan keluar dari minimnya

sarana dan prasarana yang seringkali tidak tersedia di sekolah sehingga menuntut

kreatifitas guru dalam memanfaatkan barang-barang yang tersedia di sekitar sekolah

maupun lingkungan sekolah.

4.2.1.1 Faktor Kesanggupan Memandang ataupun Pemecahan Masalah

Kesanggupan guru pendidikan jasmani dalam memandang maupun memecahkan

masalah tergolong cukup kreatif saat mengatasi kekurangan sarana serta prasarana

pembelajaran Pendidikan jasmani di SMP N Samosir. Guru dituntut bisa melakukan

pengembangan kapasitas demi peningkatan pembelajaran dengan sanggup memandang

masalah sebelum, saat, serta sesudah pembelajaran Pendidikan jasmani, dan lebih

meninjau prosedur penbelajaran, serta berupaya mencari solusi disaat mendapat masalah

pada pembelajaran Pendidikan jasmani dengan berbagai pertimbangan ketika memilih

solusi dari masalah tersebut.

4.2.1.2 Faktor Kesanggupan Penciptaan serta Penerapan Ide

Berlandaskan pada analisis hasil riset dalam faktor kesanggupan penciptaan serta

penerapan ide demi pengukuran kreatifitas guru Pendidikan jasmani saat menanggulangi
52
53

kekurangan sarana serta prasarana ialah pada pengkategorian Cukup. Pada bagian

kesanggupan penciptaan serta penerapan ide, guru telah cukup krieatif saat menanggulangi

kekurangan sarana serta prasarana penbelajaran Pendidikan jasmani, guru telah bisa

melakukan penciptaan serta penerapan ide untuk pemodifikasian sarana serta prasarana,

dan mempunyai kesanggupan dalam penciptaan, pengembangan, serta menggunakan faktor

dari lingkungan yang tersedia disaat pencapaian tujuan penbelajaran yang baik,

keberlancaran berfikir ditampilkan oleh ide-ide serta buah pikiran yang bisa dipakai dalam

pemecahana masalah serta menanggulangi kekurangan sarana prasarana Pendidkan

jasmani, telah dapat menghasilkan buah pikiran sebagai jawaban demi menyelesaikan

masalah, dan dapat menciptakan buah pikiran yang beragam serta asli dari yang

sebelumnya belumlah tersedia disaat menanggulangi kekurangan sarana serta prasarana

penbelajaran Pendidikan jasmani.

4.2.1.3 Faktor Sikap Terima serta Terbuka akan Hal yang Baru

Berlandaskan analisis riset penelitian dalam bagian sikap terima serta terbuka akan

hal yang baru demi menilai kreatifitas guru Pendidikan jasmani saat menanggulangi

kekurangan sarana serta prasarana penbelajaran ialah tergolong kategori Cukup. Pada

faktor sikap terima serta terbuka akan hal yang baru cukup kreatif saat menanggulangi

kekurangan sarana serta prasarana penbelajaran Pendidikan jasmani, guru telah cukup

dapat meningkatkan pemahaman dan menggunakan imformasi dengan internet serta

tekhnologi pada penbelajaran Pendidikan jasmani sebagai contoh menggunakan alat audio

ataupun visual, guru telah mampu mengoptimalisasikan sarana serta prasarana yang telah

tersedia sesuai dengan keadaan sekolah, guru memiliki sifat pro-aktif demi ikut serta

pelatihan serta seminar untuk para guru pendidikan jasmani. Proses ini ialah salah satu

usaha demi meningkatkan mutu pembelajaran Penjasorkes. Aktivitas ini bisa

53
54

meningkatkan pemahaman serta kesadaran ilmiah yang membantu prosedur penbelajaran

pendidikan jasmani.

Sebagai guru pendidikan jasmani pula aktif saat aktivitas diluar sekolah, yakni

melalui aktivitas KKG (Kelompok Kerja Guru) yang dilaksanakan tiap satu bulan dalam

sekali. Aktivitas ini pula membahas terkait kendala-kendala disaat prosedur penbelajaran

salah satunya kekurangan sarana serta prasarana, saling bertukar fikiran dengan guru

lainnya yakni pendidikan jasmani yakni cara supaya tujuan dari penbelajaran dapat dicapai

dengan maksimal.

54
54

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tingkat kreatifitas guru Penjasorkes dalam menyikapi keterbatasan

sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SMP Negeri se- Kabupaten

Samosir dalam kategori Cukup (37%). Berdasarkan faktor kemampuan melihat

atau memecahkan masalah dalam kategori Cukup (46%), faktor kemampuan

menciptakan dan menerapkan ide dalam kategori Cukup (42%), dan faktor

sikap menerima dan terbuka terhadap hal-hal baru dalam kategori Cukup

(37%).

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari simpulan di atas, saransaran yang dapat disampaikan adalah:

1. Bagi guru Penjasorkes, perlu ditingkatkan lagi kreatifitasnya dalam mengatasi

keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di SMP Negeri se-

Kabupaten Samosir. Guru juga diharapkan lebih maksimal dalam memanfaatkan

sarana dan prasarana yang ada dan kerja keras untuk menciptakan ide-ide dalam

memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes.

2. Bagi pihak sekolah maupun pemerintah Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir,

perlu meningkatkan kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana pembelajaran

Penjasorkes di SMP Negeri Samosir, dan memberikan pelatihan kepada guru-guru

Penjasorkes SMP Negeri Samosir untuk meningkatkan kreatifitas guru-guru

54
55

sehinggga memperlancar pembelajaran Penjasorkes, supaya tujuan dari

pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik.

55
55

3. Bagi calon guru Penjasorkes, diharapkan dapat belajar untuk mengembangkan

kreatifitas melalui memanfaatkan maupun memodifikasi sarana dan prasarana

pembelajaran Penjasorkes, karena tidak semua sekolah mempunyai kelengkapan

sarana dan prasarana yang memadai maupun standar.

4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini

dengan melakukan penelitian pada materi lebih luas yang berkaitan dengan

kreatifitas guru Penjasorkes dalam mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana

pembelajaran Penjasorkes, sehingga dapat dijadikan solusi yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., & Astori, M. (2017). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. In
Bumi Aksara (Vol. 1, Issue 2).

Andika, K., Suparno, & Saptono, A. (2016). PENGARUH KREATIFITAS GURU


DALAM PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN EMOSIONALSISWA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA
Aprilyadi, Usra, M., & Yusfi, H. (2021). Survei Kreatifitas Guru Penjaskes
Dalam Menghadapi Pembelajaran Secara Daring di Sekolah Menengah
Pertama Survey on the Creativity of Physical Education Teachers in Facing
Online Learning at State Junior High Schools Covid-19 pelajaran
PendidikanJasmani. Journal Coaching Education Sports, 2(2), 151–161.
https://ejurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/JCESPORTS/article/view/736/5 95
Arifin, S. (2017). Peran Guru Pendidikan Jasmani Dalam Pembentukan Pendidikan
Karakter Peserta Didik. Multilateral Jurnal Pendidikan Jasmani Dan
Olahraga, 16(1). https://doi.org/10.20527/multilateral.v16i1.3666
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arnawati. (2018). Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Mengelola Pembelajaran
Ekonomi Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Di Sma Negeri 11 Sinjai.
Jurnal Pendidikan Ekonomi Fe Unm, 151(2), 10–17.
https://eprints.unm.ac.id/11260/1/JURNAL.pdf
Daliana, R., & Rasyid, A. (2018). Implementasi Kebijakan Sekolah Dalam Dewanti,
O. S., & Pardijono. (2015). KETERSEDIAAN SARANA DAN
PRASARANA PADA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMA
Dwiyogo, W. D., & Cholifah, P. S. (2016). Continuing Professional Development
(CPD) for Physical Education Teacher in Elementary School through
Blended Learning. In International Conference on Education (ICE2) 2018:
Education and Innovation in Science in the Digital Era, . 948-955.
https://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/ice/article/download/126/12 1
Erlina Listyarini (2006) Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani dalam Pembelajaran
Permainan Sepak Bola di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan
Jasamani. 5 (1).
https://www.academia.edu/4405421/Kreatifitas_Guru_Penjas.
Fitri, Y. M., & Mayar, F. (2019). Eksistensi Guru dalam Mengembangkan
Kreatifitas Anak di TK. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(6), 1227–
1233.https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/347/311/663
Gunawan, A. (2012). Model Pengembangan Permainan Bola Basket.
1(1).https://lib.unnes.ac.id/19362/1/6101408213.dfhttps://eprints.unm.ac.id/13
Herianingtyas, N. L., & Harmawati, R. E. (2017). Optimalisasi Kemampuan Berpikir
Kreatif dalam Pembelajaran Sains melalui Discovery Learning Berwawasan
Lingkungan. Prosiding SNPBS, 547–556.

56
Kusworowati, T. (2016). Kreativitas Guru Ketrampilan dalam Mengatasi Keterbatasan
Sarana Prasarana Pembelajaran. FKIP UST, 1.
Lestari, I., & Zakiah, L. (2019). Kreativitas dalam Konteks Pembelajaran (Issue Juni).
Lutan, R., & Suherman, A. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. In Departemen
Pendidikan Nasional (1st ed.). https://books.google.co.id/books?
id=D9_YDwAAQBAJ&pg=PA369&lpg=PA369&dq=Prawirohardjo,+Sarwono.
+2010.+Buku+Acuan+Nasional+Pelayanan+Kesehatan++Maternal+dan+Neonatal.
+Jakarta+:
+PT+Bina+Pustaka+Sarwono+Prawirohardjo.&source=bl&ots=riWNmMFyEq&si
g=ACfU3U0HyN3I

Meyviliano, A., & Ugelta, S. (2017). Character Building Mahasiswa Melalui Mku
Pendidikan Jasmani. Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan, 2(1), 1–6.
https://www.researchgate.net/publication/326627051_CHARACTER_BUIL
DING_MAHASISWA_MELALUI_MKU_PENDIDIKAN_JASMANI/link/
Muliadi. (2021). Kreatifitas Guru Pendidikan Jasmani dalam Memodifikasi Sarana
dan Prasarana Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5, 22–31.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/2826/2413
Mustafa, P. S. (2020). Kontribusi Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan di Indonesia dalam Membentuk Keterampilan Era Abad 21.
NEGERI DI KABUPATEN GRESIK. Jurnal Ketersediaan Sarana Dan Prasarana
Pada Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga Dan Kesehatan, 03(02), 345–348.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan- jasmani/issue/archive
Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta.
Nizarman. (2021). Kreatifitas guru penjas di SMA Negeri 3 Seluma pada masa pandemi
(pembelajaran dari rumah dan pembelajaran tatap muka terbatas). JPT : Jurnal
Pendidikan Tematik, 2(3), 316–322.
https://www.siducat.org/index.php/jpt/article/view/333
Nugraha, B. (2015). Pendidikan Jasmani Olahraga Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak,
4(1), 557–564. https://doi.org/10.21831/jpa.v4i1.12344
Nurfasha, S. R. (2021). Kreatifitas Guru Ditengah Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Pendidikan. OFS Preprint, 1(1), 1–2. https://osf.io/r43h8
OLAHRAGA Oleh: Olahraga Prestasi, 12(1), 97–110.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpres/article/viewFile/9500/7626
Pentury, H. J. (2017). Pengembangan Kreatifitas Guru dalam Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Ilmu Kependidikan, 4(3), 265–272.
Perdana, W. P. (2015). Kreatifitas Guru Dalam Memodifikasi Sarana dan
prasarana penjas se-kab. Jepara. SKRIPSI.
https://lib.unnes.ac.id/21768/1/6101410033-S.pdf

57
Purba, E., & Yusnadi. (2016). Filsafat Pendidikan (1st ed.). Unimed Press.

Prasetyo, D. H. (2013). Pengaruh Minimnya Sarana Dan Prasarana Dalam


Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan Di Daerah
Terpencil. Africa’s Potential for the Ecological Intensification of Agriculture,
53(9), 1689–1699.
Qomarrullah, R. (2015). MODEL AKTIVITAS BELAJAR GERAK BERBASIS
PERMAINAN SEBAGAI MATERI AJAR PENDIDIKAN JASMANI.
Rahmiga, S. (2019). Kurangnya Sarana Dan Prasarana Belajar Di Sekolah.
Relisa, S., Murdiyaningrum, Y., & Lismaynati, S. (2019). Kreatifitas Guru dalam
implementasi kurikulum 2013. In Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Risna. (2019). POROFIL SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
JASMANIOLAHRAGA DAN KESEHATAN SMA NEGERI 1 BANTAENG. 1(1),
1–11.
Sarjono, B. (2015). Pengembangan Kreativitas Melalui Pembelajaran. In Gramedia.
https://books.google.co.id/books?
id=D9_YDwAAQBAJ&pg=PA369&lpg=PA369&dq=Prawirohardjo,
+Sarwono.+2010.+Buku+Acuan+Nasional+Pelayanan+Kesehatan+
+Maternal+dan+Neonatal.+Jakarta+:
+PT+Bina+Pustaka+Sarwono+Prawirohardjo.&source=bl&ots=riWNmMFyEq
&sig=ACfU3U0HyN3I
Sari, Z. O., & Septiasari, E. A. (2016). PENTINGNYA KREATIFITAS DAN
KOMUNIKASI PADA PENDIDIKAN JASMANI DAN DUNIA
Suryobroto, A. S. (2004). Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani. In Universitas
Negeri Yogyakarta (1st ed.). Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Teknologi Pendidikan, 4(2), 1–8. Hasil Telusur%0AHasil
web%0A%0AKURANGNYA SARANA DAN PRASARANA BELAJAR

58
LAMPIRAN

Lampiran 1
Surat Penunjukan PS

59
Lampiran 2
Surat Keputusan Dekan

60
Lampiran 3
Surat Permohonan Judul Skripsi

61
Lampiran 4
SURAT IZIN PENELITIAN

62
Lampiran 5
SK Seminar

63
Lampiran 5
Berita Acara

64
Lampiran 6
Format Revisi

65
Lampiran 7
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP N 1 PALIPI

66
Lampiran 8
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP N 1 NAINGGOLAN

67
Lampiran 9
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP N 2 NAINGGOLAN

68
Lampiran 10
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP N 1 ONANRUNGGU

69
Lampiran 11
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP N 1 PANGURURAN

70
Lampiran 12
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP N SATU ATAP 4

71
PANGURURAN

Lampiran 13
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP N 1 SITIO TIO

72
Lampiran 14
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP N 2 SITIO TIO

73
Lampiran 15

74
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN PENELITIAN DI SMP N 2
RONGGURNIHUTA

Lampiran 16

75
Sertifikat Kompetensi Dasar

Lampiran 17

76
KREATIFITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN
KESEHATAN DALAM MEMODIFIKASI SARANA DAN PRASARANA DI SMP
NEGERI SAMOSIR TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Petunjuk :
Berilah tanda centang (√) pada alternatif jawaban yang tersedia sesuai dengan pernyataan
bapak/ibu.
Identitas responden
Nama :
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
NO Pernyataan SS S KS TS
1 Saya mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah
sarana dan prasarana yang tersedia dalam membuat
rencana pembelajaran
2 Saya memeriksa kondisi sarana dan prasarana penjas
terlebih dahulu sebelum mengajar
3 Saya dalam mengajar tetap berpedoman pada rencana
pembelajaran yang telah dibuat walaupun jumlah sarana
dan prasarana terbatas
4 Saya tidak akan mengajar jika sarana dan prasarana di
sekolah tidak mendukung pembelajaran
5 Saya telah memperhitungkan bagaimana pembelajaran
berlangsung dengan keterbatasan sarana dan prasarana
olahraga.
6 Keterbatasan sarana dan prasarana bukan hambatan
dalam mengajar pendidikan jasmanai.
7 Saya akan berkreasi mengatasai masalah yang timbul
karena keterbatasan sarana dan prasarana saat
pembelajaran penjas berlangsung.
8 Bila terdapat masalah yang timbul pada saat mengajar,
saya tidak berusaha mencari solusinya selagi peserta
didik tidak tahu.
9 Saya tidak menata kembali sarana dan prasarana seperti
semula setelah selesai pembelajaran.
10 Saya membuat lapangan mini dan atau memanfaatkan
lapangan lain untuk mendukung aktivitas pembelajaran
yang saya lakukan.
11 Pada saat mengajar, saya akan memanfaatkan alat yang

77
ada disekitar untuk alat permainan.
12 Pada saat mengajar, memodifikasi peraturan adalah cara
untuk membuat permainan lebih menarik.
13 Saya akan memberikan alternatif pembelajaran lain
kepada peserta didik ketika sarana dan prasarana di
sekolah tidak memenuhi.
14 Saya berusaha mencari cara yang lebih efektif dan
efesien dalam memanfaatkan sarana dan prasarana
pendidikan jasmani.
15 Jika sarana dan prasarana kurang, saya akan
menghindari materi yang akan diajarkan kepada peserta
didik.
16 Saya selalu berkreasi saat kekurangan sarana dan
prasarana.
17 Saya menggunakan sarana dan prasarana yang sudah
dimodifikasi sekolah untuk menunjang pembelajaran.
18 Apabila sekolah tidak memiliki cakram,Tongkat estafet,
lembing dan tolak peluru penggunaan alat lain yang
fungsinya sama adalah solusi yang tepat.
19 Apabila sekolah tidak memiliki stopwatch, maka
menggunakan jam tangan untuk mengetahui waktu lari
siswa.
20 Saya memberikan Tugas kepada peserta didik untuk
membuat alat olahraga yang sederhana untuk
menunjang pembelajaran Penjas.
21 Saya mengganti alat yang tidak tersedia dengan alat
modifikasi yang saya buat maupun yang siswa buat.
22 Pada saat mengajar, saya menggunakan media gambar
untuk menjelaskan materi pembelajaran.
24 Pada saat mengajar, sayang menampilkan video untuk
menjelaskan materi pembelajaran.
25 Apabila sekolah tidak memiliki tape dan kaset recorder,
maka senam aerobik tidak diajarkan.
26 Saya tidak memanfaatkan internet untuk menambahkan
berita dan informasi pendidikan jasmani.
27 Merawat adalah salah satu usaha saya untuk menjaga
keutuhan sarana dan prasarana yang akan digunakan
dalam pembelajaran.
28 Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan
prasarana menghambat tercapainya tujuan pembelajaran
pendidikan jasmani
29 Saya memanfaatkan segala sarana dan prasarana untuk
menunjang pembelajaran.
30 Saya perlu memodifikasi sarana dan prasarana jika
terdapat yang rusak.
31 Membuat alat-alat permainan sendiri sesuai dengan
kondisi, situasi, kebutuhan karena disekolah tidak

78
tersedia.
32 Modifikasi lapangan dalam keterbatasan sarana dan
prasarana memperlancar proses pembelajaran
pendidikan jasmani.
33 Mencari permainan-permainan dengan memanfaatkan
sarana dan prasarana dari berbagai sumber bagi saya
tidak perlu.
34 Sebelum mengajar, saya mempelajari terlebih dahulu
materi yang saya ajarkan terutama dalam
mempersiapkan sarana dan prasarana.
36 Menggunakan sarana dan prasarana dalam pembelajaran
sesuai dengan materi pembelajaran.
37 Saya berusaha menemukan cara-cara yang lebih efektif
dan efisien dalam mengajar serta dalam memanfaatkan
sarana dan prasarana pendidikan jasmani.
38 Ketika menemukan ide dalam memodifikasi sarana dan
prasarana saya langsung merealisasikannya dengan
memikirkan efeknya bagi siswa, materi, lingkungan dan
lainnya.
39 Saya memanfaatkan layar LCD untuk menampilkan
video motivasi siswa maupun atlet.
40 Saya membuat lapangan mini atau memanfaatkan
lapangan lain untuk mendukung aktivitas pembelajaran.

UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

VALIDITAS ANGKET FAKTOR KEMAMPUAN MELIHAT MASALAH

Kemampuan Melihat Masalah


No K.Res
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah
1 R-1 3 4 3 3 4 2 4 3 4 30
2 R-2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
3 R-3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 31
4 R-4 3 2 4 2 3 2 3 2 3 24
5 R-5 4 4 3 3 4 4 3 3 4 32
6 R-6 2 3 2 3 2 2 3 2 2 21
7 R-7 3 4 4 3 4 4 3 3 3 31
8 R-8 4 3 3 4 3 4 3 3 4 31
9 R-9 4 3 2 4 3 3 2 4 3 28

79
10 R-10 4 4 4 3 3 3 2 3 4 30
11 R-11 3 2 1 3 3 3 2 2 3 22
12 R-12 3 4 2 4 4 2 3 2 3 27
13 R-13 3 4 3 2 4 3 2 4 3 28
14 R-14 3 3 4 3 1 4 3 3 4 28
15 R-15 4 4 3 2 4 3 4 3 4 31
16 R-16 3 2 3 3 3 3 4 3 2 26
17 R-17 2 3 4 2 3 3 2 3 3 28
18 R-18 3 3 3 3 3 3 3 4 3 28
19 R-19 4 3 4 4 4 4 4 3 4 34
20 R-20 4 3 3 3 3 2 4 3 3 28
21 R-21 3 4 2 3 3 3 2 4 3 27
22 R-22 4 3 3 2 4 3 4 4 3 30
23 R-23 3 4 4 4 3 2 4 3 2 29
24 R-24 4 2 3 3 3 3 3 3 4 28
rTabel .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404
Rxy .630 .473 .516 .576 .536 .531 .463 .475 .585
Kategori Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

VALIDITAS FAKTOR PENCIPTAAN SERTA PENERAPAN IDE

80
Penciptaan serta penerapan ide
N K.R
o es Juml
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 ah
1 R-1 2 3 2 3 3 3 2 4 3 2 4 2 3 36
2 R-2 3 4 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 4 40
3 R-3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 46
4 R-4 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 34
5 R-5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 46
6 R-6 3 1 2 3 3 4 2 3 4 2 4 2 2 35
7 R-7 4 3 4 2 4 2 3 2 2 1 2 3 3 35
8 R-8 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 46
9 R-9 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 2 4 3 40
1 R-
3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 4 4 3
0 10 39
1 R-
2 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4
1 11 40
1 R-
4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 2
2 12 44
1 R-
1 4 3 3 4 3 4 4 3 3 1 2 2
3 13 37
1 R-
3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4
4 14 44
1 R-
3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2
5 15 41
1 R-
2 3 3 1 3 3 4 3 3 2 3 2 3
6 16 35
1 R-
3 2 4 4 3 3 3 1 2 4 3 3 4
7 17 39
1 R-
2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3
8 18 34
1 R-
3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4
9 19 46
2 R-
4 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 3
0 20 38
2 R-
3 3 4 2 3 4 1 3 4 3 2 2 4
1 21 38
2 R-
3 4 2 3 4 3 2 2 3 1 3 3 2
2 22 35
2 R-
3 4 3 2 2 3 3 4 1 4 3 3 3
3 23 38
2 R-
2 3 3 4 4 3 2 3 3 1 4 3 4
4 24 39
.47 .41 .58 .54 .51 .48 .45 .59 .40 .54 .57 .40 .41
rXy
5 9 2 4 2 8 6 4 7 1 7 5 6
rTabel .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404

Kategor vali vali vali vali vali vali vali vali vali vali vali vali vali
i d d d d d d d d d d d d d

81
82
VALIDITAS ANGKET FAKTOR MENERIMA DAN TERBUKA AKAN HAL BARU

N K.Re Terima dan terbuka akan hal baru


o s
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
1 R-1 2 4 3 2 3 4 2 3 4 3 2 4 3 2 4 3 4 3 55
2 R-2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 58
3 R-3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 58
4 R-4 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 54
5 R-5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 1 3 2 2 4 4 3 4 59
6 R-6 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 58
7 R-7 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 2 3 4 4 3 3 60
8 R-8 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 63
9 R-9 3 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 61
10 R-10 4 3 3 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 55
11 R-11 2 2 2 3 4 2 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3 4 4 52
12 R-12 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 2 4 3 2 3 3 4 55
13 R-13 3 4 4 3 2 2 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3 56
14 R-14 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 62
15 R-15 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 59
16 R-16 2 2 1 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 2 4 4 53
17 R-17 4 2 3 3 3 4 2 4 2 3 4 3 4 3 2 4 3 2 55
18 R-18 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 54
19 R-19 3 4 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 58
20 R-20 4 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 4 55
21 R-21 2 2 4 2 3 3 2 2 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 49
22 R-22 4 4 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 2 2 50
23 R-23 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56
24 R-24 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 2 4 54

83
rXy .455 .433 .519 .594 .535 .439 .413 .539 .442 .868 .424 .443 .535 .430 .558 .542 .489 .533
rTabel .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404 .404
Kategori vali vali Vali vali vali vali vali vali vali vali vali vali Vali vali vali vali vali vali
d d d d d d d d d d d d d d d d d d

84
TABULASI PERHITUNGAN DATA ANGKET KREATIFITAS GURU

Kreativitas Guru Penjasorkes


No K.Res
Kemampuan Melihat Masalah Penciptaan serta penerapan ide Terima dan terbuka akan hal baru

1 1 1 1 2 2 2 2 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 11 12 13 14 5 16 7 18 9 20 1 22 23 4 25 6 27 8 29 30 31 32 33 4 35 36 37 38 9 40
1 R-1 3 4 3 3 4 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 2 4 3 2 4 2 3 2 4 3 2 3 4 2 3 4 3 2 4 3 2 4 3 4 3
2 R-2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4
3 R-3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3
4 R-4 3 2 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3
5 R-5 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 1 3 2 2 4 4 3 4
6 R-6 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3 3 4 2 3 4 2 4 2 2 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3
7 R-7 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 2 3 2 2 1 2 3 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 2 3 4 4 3 3
8 R-8 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
9 R-9 4 3 2 4 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4
10 R-10 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2
11 R-11 3 2 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 4 2 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3 4 4
12 R-12 3 4 2 4 4 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 2 4 3 2 3 3 4
13 R-13 3 4 3 2 4 3 2 4 3 1 4 3 3 4 3 4 4 3 3 1 2 2 3 4 4 3 2 2 3 4 3 2 3 4 2 3 4 3 4 3
14 R-14 3 3 4 3 1 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3
15 R-15 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3
16 R-16 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 1 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 2 1 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 2 4 4
17 R-17 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 3 1 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 4 2 3 4 3 4 3 2 4 3 2
18 R-18 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
19 R-19 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3
20 R-20 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 4

85
21 R-21 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 4 1 3 4 3 2 2 4 2 2 4 2 3 3 2 2 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3
22 R-22 4 3 3 2 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 2 2 3 1 3 3 2 4 4 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 2 2
23 R-23 3 4 4 4 3 2 4 3 2 3 4 3 2 2 3 3 4 1 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
24 R-24 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 2 3 3 1 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 2 4
Total

86
UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

A. Faktor Kemampuan Melihat atau Memecahkan Masalah

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 24 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 24 100.0
Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.630 9

B. Faktor Kemampuan Menciptakan dan Menerapkan Ide

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 24 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 24 100.0
Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.659 13

C. Faktor Sikap Menerima dan Terbuka Terhadap Hal-hal Baru

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 24 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 24 100.0
Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.605 18
87
Hasil Observasi Awal Sarana dan Prasarana pendidikan jasmani di SMP Negeri
di kabupaten Samosir.

SARANA DAN
NO NAMA SEKOLAH JLH KET
PRASARANA
1 SMP N 1 PALIPI Bola kaki 2 Baik
Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 2 Baik
Bet tenis 4 Baik
Cone 12 Baik
Bulu tangkis 12 Baik
Shuttlecock 24 Baik
Tolak Peluru 3 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Sepak Bola 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
2 SMP N 1 Bola Kaki 2 Baik
SIANJURMULA- Bola Voli 2 Baik
MULA Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Cone 10 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 6 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Sepak bola 1 Baik
Stopwatch 1 Baik
Lapangan voli 1 Baik
Lapangan badminton 2 Baik
3 SMP N SATU ATAP 2 Bola kaki 3 Baik
SIANJURMULA- MULA Bola Voli 4 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Cone 5 Baik
Bet tenis 2 Baik
Bulu tangkis 2 Kurang
baik

88
Lapangan voli 1 Kurang
Baik
Meteran 1 Baik
Stopwatch 1 Baik
Cakram 2 Baik
Lembing 1 Baik
4 SMP N 1 Bola kaki 2 Baik
RONGGURNIHUTA Bola Voli 1 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 6 Baik
Bet tenis 4 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan voli 1 Baik
Lapangan Sepak bola 1 Baik
Stopwatch 1 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 1 Rusak
5 SMP N 2 Bola kaki 3 Baik
RONGGURNIHUTA Bola Voli 7 Baik
Matras 3 Baik
Meja tenis 1 Kurang
Baik
Meteran 1 Baik
Cakram 2 Baik
Tolak Peluru 3 Baik
Lembing 3 Baik
Lapangan Futsal 1 Baik
Lapangan voli 1 Baik
6 SMP N 1 Bola kaki 3 Baik
NAINGGOLAN Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 2 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 8 Baik
Bulu tangkis 4 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik

89
Lapangan Sepak Bola 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
7 SMP N 2 Bola kaki 2 Baik
NAINGGOLAN Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 4 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 1 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Futsal 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
8 SMP SATU ATAP Bola kaki 2 Baik
NEGERI 3 Bola voli 1 Baik
NAINGGOLAN Matras 1 Baik
Bulu tangkis 2 Baik
Shuttlecock 6 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Voli 1 Baik
9 SMP N 1 Bola kaki 2 Baik
ONANRUNGGU Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 2 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 4 Kurang
Baik
Shuttlecock 6 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 1 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Sepak Bola 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
10 SMP N 2 SATU ATAP Bola kaki 2 Baik
ONAN RUNGGU Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
90
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 6 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 4 Baik
Shuttlecock 6 Baik
Tolak Peluru 2 Kurang
Baik
Lembing 1 Baik
Cakram 1 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Sepak Bola 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1
11 SMP N 1 SIMANINDO Bola kaki 2 Baik
Bola voli 4 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
Stopwatch 1 Baik
Bulu tangkis 6 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 3 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Futsal 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
Lapangan badminton 1 Baik
12 SMP N 1 Bola Futsal 2 Baik
PANGURURAN Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 2 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 12 Baik
Shuttlecock 24 Baik
Tolak Peluru 4 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Futsal 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
91
Lapangan Badminton 1 Baik
13 SMP N 2 Bola Futsal 2 Baik
PANGURURAN Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 10 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 3 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Futsal 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
14 SMP N 3 Bola Futsal 2 Baik
PANGURURAN Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 8 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Futsal 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
15 SMP SATU ATAP N 4 Bola Kaki 2 Baik
PANGURURAN Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 6 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 4 Baik
Shuttlecock 6 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik

92
Lapangan Sepak Bola 1 Kurang
Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
16 SMP SATU ATAP N 5 Bola Kaki 2 Baik
PANGURURAN Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 6 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 6 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Sepak Bola 1 Kurang
Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
17 SMP N 2 SIMANINDO Bola Futsal 2 Baik
Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 2 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 12 Baik
Shuttlecock 24 Baik
Tolak Peluru 4 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Futsal 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
Lapangan Badminton 1 Baik
18 SMP N 1 SITIOTIO Bola Kaki 2 Baik
Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 6 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
93
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Sepak Bola 1 Kurang
Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
19 SMP N 2 SITIOTIO Bola kaki 2 Baik
Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 4 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 1 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Sepak Bola 1 Kurang
Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
20 SMP N 3 SITIOTIO Bola Kaki 2 Baik
Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Kurang
Baik
Bola tenis 6 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 6 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Sepak Bola 1 Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
21 SMP N 3 SIMANINDO Bola Kaki 2 Baik
Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 2 Baik
Bola tenis 12 Baik
Bet tenis 4 Baik
94
Bulu tangkis 8 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 4 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Sepak Bola 1 Kurang
Baik
Lapangan Bola Voli 1 Baik
22 SMP N 4 SIMANINDO Bola Kaki 2 Baik
Bola voli 2 Baik
Matras 2 Baik
Meja tenis 1 Baik
Bola tenis 6 Baik
Bet tenis 4 Baik
Bulu tangkis 6 Baik
Shuttlecock 12 Baik
Tolak Peluru 2 Baik
Lembing 2 Baik
Cakram 2 Baik
Meteran 1 Baik
Lapangan Voli 1 Baik
Lapangan Sepak Bola 1 Baik
Cone 1 Baik

Lampiran 18
Dokumentasi Penelitian

95
96
97
98
99

Anda mungkin juga menyukai