Anda di halaman 1dari 263

MAT SORE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND


SHARE ( SSCS ) TERHADAP HOTS (HIGH ORDER THINKING SKILL)
BIOLOGI SISWA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NEGERI
3 GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Nurwahyu Amaliah

105441105616

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : fkip@unismuh.ac.id Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Nurwahyu Amaliah
NIM : 105 4411 056 516
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create And
Share (SSCS) Terhadap High Order Thinking Skill
(HOTS) Biologi Siswa Kelas X Pada Materi Ekosistem Di
SMA Negeri 3 Gowa

Dengan ini menyatakan bahwa:


Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil Asli karya saya sendiri
dan bukan hasil Jiplakan dari orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima
sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, April 2021

Yang Membuat Pernyataan,

Nurwahyu Amaliah

ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : fkip@unismuh.ac.id Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id

SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurwahyu Amaliah


NIM : 105 4411 056 516
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, April 2021

Yang Membuat Perjanjian

Nurwahyu Amaliah

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Dan hanya kepada Tuhanmu lah engkau berharap” (QS. Al-Insyirah 94 : 8)

“Jika sesuatu ditakdirkan untukmu, sampai kapanpun tidak akan pernah


menjadi milik orang lain.”

Kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tuaku


saudara dan sahabat-sahabatku
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis
mewujudkan harapan menjadi kenyataan

iv
ABSTRAK

Nurwahyu Amaliah, 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create


And Share Terhadap High Order Thinking Skill Biologi Siswa Kelas X Pada Materi
Ekosistem Di SMA Negeri 3 Gowa. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing I Hilmi Hambali dan Pembimbing II Nurdiyanti.

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian


eksperimen semu (quasy experiment) yang menggunakan desain Nonequivalent
control group design yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model pembelajarn
Search, Solve, Create And Share Terhadap Keterampilan High Order Thinking Skill
Siswa X SMA Negeri 3 Gowa Pada Materi Ekosistem. Populasi dalam penelitian ini
adalah kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa yang terdiri dari 8 kelas. Sampel penelitian
ini yaitu kelas X MIA 2 Dan X MIA 3 yang dipilih secara purposive, variabel
penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu Model Pembelajaran Search, Solve,
Create And Share (SSCS) sedangkan variabel terikat yaitu High Order Thinking Skill
Siswa Pada Materi Ekosistem. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan pretest dan posttest dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 25 soal dan 5
soal essay yang terkait dengan materi Ekosistem dengan level kognitif C4-C6 .
Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial dengan bantuan SPSS (Statistical Product And Service Solutions) versi 25.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata pretest Siswa kelas Eksperimen 36,92
nilai rata-rata pretest siswa kelas Kontrol 79,63 dan nilai rata-rata posttest siswa kelas
Eksperimen adalah adalah 89,56 dan nilai rata-rata posttest kelas Kontrol adalah
84,06. Hasil uji independent t-test, signifikansi 0,000 < =0,05. Hal ini berarti bahwa
Hₒ ditolak dan H1 diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh model pembelajaran search, solve, create and share terhadap keterampilan
high order thinking skill biologi siswa kelas x pada materi ekosistem di SMA Negeri
3 Gowa

Kata kunci: SSCS, HOTS, Ekosistem

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur yang teramat dalam atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

ini, salawat dan salam tetap dipanjatkan ke pangkuan baginda rasulullah Muhammad

SAW, para sahabat dan sahabiah dan orang-orang yang tetap istiqomah di jalan Allah

SWT. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti seminar Proposal

dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan. Dengan Judul” Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve,

Create And Share (SSCS) Terhadap HOTS (High Order Thinking Skill) biologi siswa

kelas X pada materi Ekosistem Di SMA Negeri 3 Gowa.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah menyita banyak waktu,

tenaga, curahan pikiran serta materi dan penulis menyadari bahwa tanpa bantuan

tersebut skripsi ini tidak akan tersusun sebagaimana mestinya. Oleh karena

itu,dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan hormat dan penghargaan

serta terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: Penghormatan dan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tuaku yaitu Ayahanda Hamzah Dg Mabe

dan Ibunda ST Saleha serta saudara saudari ku tercinta dengan penuh kasih sayang,

ikhlas, memberikan motivasi dikala saya lagi susah, memberi pengertian tentang

vi
hidup ini yang penuh perjuangan dan iringan doanya tanpa harus dibalas , telah

mendidik dan membesarkan serta mendorongan penulis hingga sekarang menjadi

seperti ini, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, Erwin Akib, M.Pd,. Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, serta para pembantu dekan yang telah

memudahkan dalam rangka penyusunan skripsi ini, Bapak Andi Adam, S.Pd,. M.Pd

Penasehat Akademik sekaligus Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu menulis

selama menempuh perkuliahan, Ibu Hilmi Hambali, S.Pd,. M.Kes, sebagai

pembimbing 1 yang dengan tulus memberikan nasihat bimbingan, saran, serta

petunjuk selama penulis melakukan penyusunan dan penulisan skripsi ini,Ibu

Nurdiyanti, S.Pd,. M.Pd. sebagai pembimbing II, yang dengan tulus dan sabar bersedia

meluangkan waktunya serta petunjuk dan bimbingannya selama penulis menempuh

Perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibu Jumriah S.Pd. selaku

Guru pamong, yang telah banyak memberikan bimbingan baik secara langsung

maupun tidak langsung sehingga pelaksanaan penelitian dapat terlaksana dengan baik

dan lancar. Guru dan staf jajaran SMA Negeri 3 Gowa. Siswa yang telah menerima

saya dan mau diajar oleh saya.

Sampai pada penyusunan dan penulisan Skripsi ini, Sahabat seperjuangan

Megawati, Irma erviani, Rahmat, Meyshi Dea Sindela, Indrawati K.T, Ririn Ayu

Pebrianti, Wilda Yanti, Wiranto, Ryan Okta Wijaya, Dilla Wulandari, Andry

Wahyudi, dan Maudy Umalah yang senantiasa menjadi pendengar terbaik bagi

vii
penulis dan teman-teman di Biologi B 016 yang tak bisa disebut satu persatu, Seluruh

teman-temanku di Pendidikan Biologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Himpunanku HIMABIO terima kasih sudah memberi banyak pelajaran selama saya

di bangku kuliah mengajarkan saya banyak hal, masa sulit dan duka menjadikan kita

agar tetap kuat mampu dan lebih dewasa lagi. Semoga Allah memberikan kita

kesempatan untuk bertemu dan bertemu kembali, serta memberikan kesuksesan bagi

kita semua. Semoga tali persaudaraan itu tak pernah putus, walau tangan tak

bergandengan namun selalu ada di hati. Seluruh Dosen, Universitas

Muhammadiyah Makassar terima kasih atas bantuan dan bekal disiplin ilmu

pengetahuan selama menimba ilmu di bangku kuliah, Bapak/ibu Dosen serta seluruh

Karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan pelayanan yang berguna dalam penyelesaian studi

pada jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar dan Keluarga besar saya yang di Makassar yang selalu

memberikan Motivasi untuk bisa menyelesaikan studi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan.

Oleh karena itu, penulis harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini dan akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Billahi Fii Sabillil Haq Fastabiqul Khaerat, Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Makassar, Maret 2021

viii
Nurwahyu Amaliah

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN.................................................................................... ii

SURAT PERJANJIAN.................................................................................... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................... iv

ABSTRAK......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR....................................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. High Order Thinking Skill (HOTS) ..................................................... 5

1. Konsep Berpikir ........................................................................... 5

2. Konsep High Order Thinking Skill (HOTS) .................................. 6

3. Landasan Konsep High Order Thinking Skill (HOTS) ................. 8

4. Karakteristik Higher Order Thinking Skills (HOTS) ................... 10

B. Pembelajaran Model SSCS.................................................................. 12

1. Pengertian Model Pembelajaran SSCS ......................................... 12

2. Keunggulan Model Pembelajaran SSCS ........................................ 15

x
3. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran SSCS ............. 16

4. Tahapan Model Pembelajaran SSCS ............................................. 17

C. Materi Ajar .......................................................................................... 19

D. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 28

E. Kerangka Berpikir.............................................................................. 32

F. Hipotesis ............................................................................................ 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ................................................................................. 35

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................... 36

C. Populasi Dan Sampel ......................................................................... 37

1. Populasi.......................................................................................... 37

2. Sampel............................................................................................ 37

D. Definisi Operasional Variabel..... ........................................................ 37

E. Variabel Penelitian .............................................................................. 38

F. Instrumen Penelitian............................................................................ 39

G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 44

B. Pembahasan ........................................................................................ 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 61

B. Saran .................................................................................................... 61

xi
Daftar Pustaka..................................................................................................... 63

Lampiran-Lampiran

Riwayat Hidup

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Fase SSCS ........................................................................................................... 11

Tabel 2.2. Keunggulan Model Pembelajaran SSCS ......................................................... 13

Tabel 3.1. Bentuk Desain Pretest-Posttest Control Group .............................................. 33

Tabel 3.2. Rombel Siswa Kelas X Mia SMAN 3 Gowa ......................................................... 34

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ............................................................................................... 35

Tabel 3.4 Aktivitas Peserta Didik ...................................................................................... 38

Tabel 3.5 Kategori Keterampilan HOTS ........................................................................... 38

Tabel 3.6 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Biologi SMAN 3 Gowa ........................... 39

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Gain Ternomalisasi .............................................................. 40

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Persentase Aktivitas Peserta Didik ...................................... 43

Tabel 4.2 Deskriptif Keterampilan HOTS Biologi Peserta Didik Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ............................................................................................... 45

Tabel 4.3 Kategorisasi Keterampilan HOTS Peserta Didik Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ...................................................................................................... 46

Tabel 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Ekosistem Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................................................... 47

Tabel 4.5 Nilai Uji N-Gain ................................................................................................ 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol ............................................................................................................... 50

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol ................................................................................................................ 51

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar.2.1. Rantai Makanan ............................................................................................. 19

Gambar 2.2. Jaring-jaring Makanan ................................................................................. 20

Gambar 2.3.Daur Air ........................................................................................................... 21

Gambar 2.4. Daur Karbon ................................................................................................... 22

Gambar 2.5.Daur Nitrogen.................................................................................................. 23

Gambar 2.6.Daur Fosfor ...................................................................................................... 24

Gambar . 2.7. Daur Sulfur ................................................................................................... 25

Gambar . 2.7. Bagan Kerangka Pikir ................................................................................. 32

Gambar . 4.1. Diagram Data Hasil Pretest ...................................................................... 48

Gambar . 4.2. Diagram Data Hasil Posttest ..................................................................... 49

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Silabus ...................................................................................................

LAMPIRAN 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................................

LAMPIRAN 3 Lembar Observasi Guru ........................................................................

LAMPIRAN 4 Lembar Observasi Siswa ......................................................................

LAMPIRAN 5 Lembar Kerja Peserta Didik ..................................................................

LAMPIRAN 6 Tes Hasil Pretest Dan Posttest ...............................................................

LAMPIRAN 7 Daftar Nilai ............................................................................................

LAMPIRAN 8 Daftar Hadir Siswa ...............................................................................

LAMPIRAN 9 Analisis Data .........................................................................................

LAMPIRAN 10 Dokumentasi ........................................................................................

LAMPIRAN 11 Persuratan ............................................................................................

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan generasi penerus

bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa akan menjadi berkarakter dan memiliki

daya saing yang kuat dari bangsa-bangsa yang lainnya. Pendidikan juga akan

membentuk bagaimana para penerus bangsa di masa depan akan bertindak.

Pendidikan merupakan tombak yang sangat penting untuk mempersiapkan Sumber

Daya Manusia yang handal, sedangkan guru merupakan ujung tombak dari

pendidikan tersebut.

Kegiatan belajar sebagai upaya untuk membentuk individu yang baik dapat

dilakukan di sekolah. Pelaksanaan tersebut dapat dilakukan oleh seorang pendidik

yakni seorang guru. Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam

kegiatan ini. Guru harus membuat siswa sadar untuk belajar dengan segala faktor

internal dan eksternal yang ada dalam diri mereka. Setiap siswa memiliki

kemampuan, minat, perhatian, motivasi, kebiasaan, dan usaha yang berbeda-beda

dalam belajar. Karakteristik yang berbeda-beda inilah yang harus dijembatani oleh

seorang guru untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pembelajaran biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang

mempelajari tentang kehidupan makhluk hidup di bumi. Guru harus mampu

mengembangkan sistem pengajaran yang efektif dan efisien dalam mengembangkan

1
2

konsep-konsep biologi, sehingga siswa dapat menyerap informasi ilmiah dengan

lebih mudah dipahami dan dimengerti. Salah satu materi yang dipelajari dalam

pelajaran biologi yaitu ekosistem.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai penggunaan pikiran

secara luas untuk menemukan tantangan baru. Keterampilan berpikir tingkat tinggi ini

menghendaki seseorang untuk menerapkan informasi baru atau pengetahuan

sebelumnya dan memanipulasi informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban

dalam situasi yang baru. Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih

tinggi dari pada sekedar menghafal fakta atau 4 mengatakan sesuatu kepada

seseorang persis seperti bagaimana sesuatu itu disampaikan (Heong dkk, 2011).

Keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill) mencakup

kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Keterampilan

berpikir kritis diperlukan dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan.

Tujuan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik adalah agar peserta didik

dapat berkembang dalam menemukan dan mengkonstruksikan pengetahuan bagi

dirinya sendiri, terkhusus dalam hal mengenal masalah, menganalisis masalah,

menemukan dan menyusun rencana penyelesaian masalah. Pentingnya keterampilan

pemecahan masalah juga dikemukakan oleh Huitt (1992) yang menyatakan bahwa

transisi baru untuk era informasi telah memusatkan perhatian pada proses pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan. Susilo (2012:59) juga menyatakan bahwa

“Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain

ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan


3

masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya”. Dari pendapat tersebut terlihat

bahwa keterampilan pemecahan masalah sangat dibutuhkan oleh peserta didik 3

karena dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan nyata yang akan dihadapi

di masa depan.

Permasalahan atau soal yang dapat memicu keterampilan berpikir tingkat

tinggi adalah permasalahan komplek yang tidak diselesaikan dengan ingatan

sederhana, namun membutuhkan penerapan strategi dan proses tertentu. Kurangnya

aktivitas siswa dalam proses belajar menyebabkan kurangnya pemahaman siswa

tentang materi yang akan dipelajari ataupun yang sedang dipelajari. Sedangkan dalam

pembelajaran biologi siswa harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang

melibatkan aspek sikap, proses, produk, dan aplikasi, sehingga siswa dapat

mengalami proses pembelajaran secara utuh. Memahami fenomena alam melalui

pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru ilmuwan yang menemukan fakta

baru. Kecenderungan dalam pembelajaran biologi saat ini siswa hanya mempelajari

biologi sebagai produk, menghafal konsep, teori, hukum, dan berorientasi pada

hafalan. Dampaknya sikap, proses dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.

Akibatnya pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak

berorientasi pada capaian standar kompetensi.

Proses pembelajaran di SMA Negeri 3 Gowa aktivitas siswa masih kurang,

sehingga dapat berpengaruh terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang

masih rendah. Hal ini tampak seperti hasil nilai siswa pada materi ekosistem , dimana

sebanyak 65% dari jumlah siswa tidak mencapai nilai KKM.


2

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 3 Gowa rendahnya keterampilan

berpikir kritis siswa diduga disebabkan antara lain karena, Rendahnya pemahaman

siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga sulit menjawab

pertanyaan-pertanyaan dan memberi pertanyaan yang mencakup berpikir tingkat

tinggi. Belum terjadi suasana aktif dalam diskusi, dan kurangnya keterlibatan siswa

secara langsung dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan oleh guru

biologi yang mengajar di kelas, tak lepas dari metode ceramah, metode diskusi dan

metode demonstrasi. Hal ini dilakukan oleh guru karena guru mengejar target

kurikulum untuk menghabiskan materi pembelajaran atau bahan ajar dalam kurun

waktu tertentu. Guru juga lebih menekankan pada siswa untuk menghafal konsep-

konsep praktis, yang nantinya bisa digunakan oleh siswa akibatnya, siswa tidak

berperan aktif dalam pembelajaran, siswa hanya mengikuti instruksi dari guru untuk

mencapai ketuntasan pembelajaran sesuai kehendak guru. Dalam kondisi ini siswa

tidak dituntut untuk mengembangkan potensi berpikir tingkat tinggi mereka dalam

pembelajaran.

Melihat kondisi diatas proses pembelajaran di SMA Negeri 3 Gowa aktivitas

belajar siswa yang masih rendah menyebabkan hasil berpikir tingkat tinggi siswa juga

ikut rendah. Untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi siswa dibutuhkan suatu

pembelajaran yang efektif dan mampu mengoptimalkan potensi belajar siswa. Salah

satu caranya yaitu dengan menggunakan model yang dianggap sesuai adalah Search,

Solve, Create and Share ( SSCS ). Model pembelajaran ini pertama kali

dikembangkan oleh Pizzini pada tahun 1988 yang menyatakan bahwa model ini
3

merupakan salah satu model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk

mengkonstruksi pengetahuan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share ( SSCS )

Terhadap HOTS (High Order Thinking Skill) Biologi Siswa Kelas X Pada Materi

Ekosistem di SMA Negeri 3 Gowa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh model Search, Solve, Create and Share ( SSCS )

terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa Kelas X Pada

Materi Ekosistem Di SMA Negeri 3 Gowa ?

2. Bagaimanakah keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa dengan

menggunakan metode Search, Solve, Create and Share ( SSCS ) terhadap

keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa Kelas X Pada Materi

Ekosistem Di SMA Negeri 3 Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang telah

diuraikan maka digunakan sebagai berikut

1. Untuk mengetahui pengaruh model Search, Solve, Create and Share ( SSCS )

terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa Kelas X Pada

Materi Ekosistem Di SMA Negeri 3 Gowa ?


4

2. Mengetahui dan mendeskripsikan keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi

siswa dengan menggunakan metode Search, Solve, Create and Share ( SSCS )

terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa Kelas X Pada

Materi Ekosistem Di SMA Negeri 3 Gowa

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis

a. Bagi guru, model pembelajaran SSCS dapat menjadi salah satu alternatif

strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

biologi siswa.

b. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan soal-

soal pada pembelajaran biologi

2. Manfaat praktis

a. Penelitian ini akan memberikan pengalaman yang bermanfaat dalam

merancang pembelajaran Search, Solve, Create and Share ( SSCS ) dan

memfasilitasi pembelajaran.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan dalam menindak lanjuti

penelitian ini secara luas.


5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. High Order Thinking Skill (Berpikir Tingkat Tinggi)

1. Konsep Berpikir

Berpikir didefinisikan sebagai kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan

yang diterima melalui panca indera dan ditujukan untuk mencari suatu

kebenaran. Berpikir juga merupakan penggunaan otak secara sadar untuk

mencari sebab, berdebat, mempertimbangkan, memperkirakan, dan

merefleksikan suatu subjek (Rusyna, 2014: 130). Proses berpikir merupakan

urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis

pada konteks ruang, waktu, dan media yang digunakan, serta menghasilkan

suatu perubahan terhadap objek yang mempengaruhinya. Proses berpikir

merupakan peristiwa mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan

mengurutkan konsep-konsep, persepsi-persepsi, dan pengalaman sebelumnya

(Kuswana, 2013: 3).

Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami,

oleh sebab itu kemampuan untuk mengingat menjadi bagian terpenting dalam

mengembangkan kemampuan berpikir. Sehingga bisa dikatakan bahwa

kemampuan berpikir seseorang pasti diikuti kemampuan mengingat dan

memahami, tetapi belum tentu kemampuan mengingat dan memahami yang

dimiliki seseorang menunjukkan bahwa seseorang tersebut memiliki kemampuan

6
7

berpikir. Menurut Kuswana (2013: 24) kemampuan berpikir melibatkan enam

jenis berpikir, yaitu: (1) metakognisi, (2) berpikir kritis, (3) berpikir kreatif, (4)

proses kognitif (pemecahan masalah dan pengambilan keputusan), (5)

kemampuan berpikir inti (seperti representasi dan meringkas), (6) memahami

peran konten pengetahuan.

Dengan demikian, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

berpikir yaitu aktivitas mental baik yang berupa tindakan yang disadari maupun

tidak yang merupakan sebuah proses mengolah pengetahuan yang dilakukan oleh

akal manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh seseorang

(Kuswana, 2013: 25).

2. Konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS)

HOTS merupakan salah satu komponen dari keterampilan berpikir kreatif

dan berpikir kritis. Berpikir kreatif dan berpikir kritis dapat mengembangkan

seseorang untuk lebih inovatif, memiliki kreativitas yang baik, ideal dan

imaginatif. Ketika peserta didik tahu bagaimana menggunakan kedua

keterampilan tersebut, itu berarti bahwa peserta didik mampu berpikir, namun

sebagian dari peserta didik harus didorong, diajarkan, dan dibantu untuk dapat

mengaplikasikan berpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi

(HOTS) harus diajarkan dan dipelajari. Seluruh peserta didik memiliki hak untuk

belajar dan menerapkan keterampilan berpikir, seperti halnya pengetahuan yang

lainnya (Rusyna, 2014: 133).

HOTS atau keterampilan berpikir tingkat tinggi didefinisikan sebagai


8

penggunaan pikiran secara lebih luas untuk menemukan tantangan baru.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini menghendaki seseorang untuk

menerapkan informasi baru atau pengetahuan sebelumnya dan memanipulasi

informasi untuk menjangkau kemungkinan jawaban dalam situasi baru.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan aspek penting dalam mengajar

dan belajar. Keterampilan berpikir sangat penting dalam proses pendidikan.

Orang berpikir dapat mempengaruhi kemampuan belajar, kecepatan, dan

efektivitas belajar. Oleh karena itu, keterampilan berpikir ini dikaitkan dengan

proses belajar. Peserta didik yang dilatih dengan berpikir menunjukkan dampak

positif pada pengembangan pendidikan mereka (Heong dkk, 2011).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills) merupakan

aktivitas berpikir yang tidak sekedar menghafal dan menyampaikan kembali

informasi yang telah diketahui. Tetapi kemampuan berpikir tingkat tinggi juga

merupakan kemampuan mengkonstruksi, memahami, dan mentransformasi

pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk dipergunakan dalam

menentukan keputusan dan memecahkan suatu permasalahan pada situasi baru

dan hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari (Rusyna, 2014:

135).

Menurut Rusyna (2014: 136) Dalam keterampilan berpikir, terdapat

beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:

a) Keterampilan berpikir tidak secara otomatis dapat dimiliki oleh peserta didik.
9

b) Keterampilan berpikir bukan merupakan hasil langsung dari pengajaran suatu

bidang studi.

c) Pada kenyataannya peserta didik jarang melakukan transfer sendiri

keterampilan berpikir ini, sehingga perlu adanya latihan terbimbing.

d) Pengajaran keterampilan berpikir memerlukan model pembelajaran yang

berpusat kepada peserta didik (student centered).

3. Landasan Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Keterampilan berpikir tingkat tinggi pertama kali dimunculkan pada tahun

1956 lalu kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001. Pada

awalnya taksonomi Bloom menggunakan kata benda yaitu pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Setelah direvisi menjadi

mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

(Basuki & Hariyanto, 2016: 12-14).

Dalam taksonomi Bloom yang direvisi oleh Anderson dan Krathwohl,

terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan

berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking. Ketiga aspek tersebut yaitu

aspek analisa, aspek evaluasi, dan aspek mencipta. Tiga aspek lain dalam ranah

yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek memahami, dan aspek aplikasi

(menerapkan) masuk dalam bagian berpikir tingkat rendah atau lower order

thinking (Suyono & Hariyanto, 2014: 167).

Anderson dan Krathwohl (2010: 99-133) menjelaskan masing-masing

indikator dalam taksonomi Bloom (revisi) sebagai berikut:


10

a) Mengingat

Proses mengingat merupakan mengambil pengetahuan yang dibutuhkan

dari memori jangka panjang. Jika tujuan pembelajarannya merupakan

menumbuhkan kemampuan untuk meretensi materi pelajaran sama seperti

materi yang diajarkan, maka mengingat adalah kategori kognitif yang tepat.

b) Memahami

Memahami merupakan proses mengkonstruksi makna dari pesan-pesan

pembelajaran, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar

komputer. Peserta didik memahami ketika mereka menghubungkan

pengetahuan baru dan pengetahuan lama atau pengetahuan baru dipadukan

dengan kerangka kognitif yang telah ada.

c) Mengaplikasikan

Proses kognitif mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-

prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.

Kategori ini terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi untuk tugas

yang hanya berbentuk soal latihan dan mengimplementasikan untuk tugas

yang merupakan masalah yang tidak familiar.

d) Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah materi menjadi bagian-bagian

kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian-bagian dan struktur

keseluruhannya. Kategori proses menganalisis ini meliputi proses kognitif

membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.


11

e) Mengevaluasi

Mengevaluasikan didefinisikan sebagai membuat keputusan berdaar

kriteria dan standar. Kriteria-kriteria yang sering digunakan adalah kualitas,

efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Masing-masing dari kriteria tersebut

ditentukan oleh peserta didik. Standar yang digunakan bisa bersifat kuantitatif

maupun kualitatif. Kategori mengevaluasi mencakup proses kognitif

memeriksa (keputusan yang diambil berdasarkan kriteria internal) dan

mengkritik (keputusan yang diambil berdasarkan kriteria eksternal).

f) Mencipta

Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah

keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan yang diklasifikasikan

dalam proses mencipta menuntut peserta didik membuat produk baru dengan

mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian menjadi suatu pola atau struktur

yang tidak pernah ada sebelumnya. Proses kognitif yang terlibat dalam

mencipta pada umumnya sejalan dengan pengalaman belajar yang telah

dimiliki sebelumnya. Proses kognitif tersebut yaitu merumuskan,

merencanakan, dan memproduksi.

4. Karakteristik Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Karakteristik Instrumen Penilaian Berbasis HOTS Salah satu taksonomi

proses berpikir yang diacu secara luas adalah taksonomi Bloom. Dalam taksonomi

Bloom yang direvisi tersebut, dirumuskan enam level proses berpikir, yaitu

mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4),


12

mengevaluasi (C5), menciptakan (C6). Revisi taksonomi yang dilakukan oleh

Anderson & Karthwohl tersebut memberikan gambaran bahwa mengingat,

memahami, dan menerapkan termasuk dalam kemampuan berpikir tingkat rendah.

Sedangkan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta termasuk kemampuan

berpikir tingkat tinggi. Di bawah ini beberapa karakteristik instrumen penilaian

berpikir tingkat tinggi (HOTS): Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) bukanlah kemampuan untuk

mengingat, mengetahui, atau mengulang. Kemampuan berpikir tingkat tinggi

termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), berpikir

kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kemampuan

berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision

making). Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan

berpikir tinggi. Contohnya, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum

(uncommon word) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, tetapi

kemampuan untuk menjawab soal tersebut tidak termasuk higher order thinking

skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki

tingkat kesukaran yang tinggi (Sinaga, 2020 : 113)

Menurut Sinaga (2020 :113) Adapun karakteristik pembuatan soal-soal

berbasis HOTS , yaitu :

1. Bersifat divergen

Maksud bersifat divergen adalah instrumen penilaian berbasis HOTS ini

dapat menumbuhkan ide atau solusi peserta didik dalam memberikan jawaban-
13

jawaban. Karena bersifat divergen, instrumen penilaian berbasis HOTS lebih

mudah dirancang dalam tugas esai, uraian, dan kinerja.

2. Menggunakan multirepresentasi

Dalam instrumen penilaian berbasis HOTS sebaiknya menggunakan

multirepresentasi antara lain seperti verbal (berbentuk kalimat), visual (gambar,

bagan, grafik, tabel, termasuk video), simbolis (simbol,ikon, inisial, isyarat), dan

matematis (angka, rumus, persamaan).

3. Berbasis permasalahan kontekstual

Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam

kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik dapat menerapkan konsep-konsep

pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah nyata.

4. Menggunakan bentuk soal beragam

Terdapat beberapa bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir

soal HOTS yaitu soal pilihan berganda dan uraian. Dalam pembuatan soal pilihan

ganda, soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda harus memuat stimulus yang

bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan

pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh

(distractor).

B. Pembelajaran Model SSCS

1. Pengertian Model Pembelajaran SSCS

Baroto (Ramson, 2010:15) mengatakan “SSCS (Search Solve Create Share

) adalah model pembelajaran yang menggunakan pendekatan Problem solving,


14

didesain untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan

pemahaman terhadap konsep ilmu”. Sedangkan menurut Pizzini ( Irwan, 2011:5)

mengatakan “Model pembelajaran SSCS ini mengacu pada empat langkah

penyelesaian masalah yang urutannya dimulai pada menyelidiki masalah

(search), merencanakan pemecahan masalah (solve), mengkonstruksi pemecahan

masalah (create), dan yang terakhir adalah mengkomunikasikan penyelesaian

yang diperolehnya (share)”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SSCS adalah

model pembelajaran yang setiap fase nya melibatkan peserta didik dan dapat

memfasilitasi terjadinya latihan berpikir peserta didik dalam pelajaran karena

fase search menyangkut ide-ide lain yang mempermudah dan mengidentifikasi

sehingga mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat diselidiki. Secara

rinci kegiatan yang dilakukan peserta didik pada keempat fase di atas terdapat

pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Fase SSCS


Fase Kegiatan yang dilakukan

Search 1. Memahami soal atau kondisi yang diberikan kepada

peserta didik, yang berupa apa yang diketahui, apa yang

tidak diketahui

2. Melakukan observasi dan investigasi terhadap kondisi

tersebut
15

3. Membuat pertanyaan-pertanyaan kecil dan

4. Menganalisis informasi yang ada sehingga terbentuk

sekumpulan ide

Solve 1. Menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk mencari

solusi

2. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan

kreatif, membentuk hipotesis yang dalam hal ini merupakan

dugaan jawaban

3. Memilih metode untuk memecahkan masalah

4. Mengumpulkan data dan menganalisis.

Create 1. Menciptakan produk yang berupa solusi masalah yang

berdasarkan dugaan yang telah dipilih pada fase

sebelumnya. 2. Menguji dugaan yang dibuat apakah benar

atau salah

3. Menampilkan hasil yang sekreatif mungkin.

Share 1. Berkomunikasi dengan guru, teman sekelompok dan

kelompok lain atas temuan solusi masalah. Peserta didik

dapat menggunakan laporan.

2. Mengartikulasikan pemikiran mereka, menerima umpan

balik dan mengevaluasi solusi.

( Irwan, 2011: 8)
16

Melalui proses problem solving ini, Ramson (2010:17) menjelaskan bahwa

para peserta didik akan mampu menjadi seorang eksplorer ( mencari penemuan

terbaru), inventor (mengembangkan ide atau gagasan untuk mampu menjadi

penguji baru yang inovatif), desainer (mengkreasi rencana dan model terbaru),

pengambilan keputusan, berlatih bagaimana menetapkan pilihan yang bijaksana,

dan sebagai komunikator (mengembangkan metode dan teknik untuk bertukar

pendapat dan berinteraksi)

2. Keunggulan model pembelajaran SSCS

Keunggulan model pembelajaran SSCS dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah (problem solving) menurut Ramson (2010:17) yaitu:

Tabel 2.2 Keunggulan Model Pembelajaran SSCS


Bagi Guru Bagi Peserta Didik

1) Dapat melayani minat siswa yang 1) Kesempatan untuk memperoleh

lebih luas. pengalaman langsung pada proses

2) Dapat melibatkan keterampilan pemecahan masalah.

berpikir tingkat tinggi dalam 2) Kesempatan untuk mempelajari dan

pembelajaran biologi. memantapkan materi-materi biologi

3) Melibatkan semua siswa secara aktif dengan cara lebih bermakna.

dalam proses pembelajaran. 3) Mengelola informasi dari biologi.

4) Meningkatkan pemahaman antara 4) Menggunakan keterampilan berpikir

sains teknologi dan masyarakat dengan tingkat tinggi.


17

memfokuskan pada masalah-masalah 5) Memberi pengalaman bagaimana

real dalam kehidupan sehari-hari. pengetahuan sains diperoleh dan

berkembang.

6) Memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanggung jawab terhadap

proses pembelajaran.

7) Bekerja sama dengan orang lain.

(Ramson, 2010:17)

3. Keunggulan dan kelemahan model pembelajaran model pembelajaran

SSCS

a). Keunggulan model pembelajaran SSCS

Menurut Shinta (2012:30) Pembelajaran kooperatif tipe SSCS mempunyai

beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut :

1) Meningkatkan kemampuan bertanya siswa

2) Meningkatkan dan memperbaiki interaksi antar siswa

3) Mengembangkan dan membuat siswa bertanggung jawab terhadap cara

belajar mereka

4) Siswa memperoleh pengalaman langsung pada proses pemecahan masalah

5) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma

6) norma kelompok

b). Kelemahan model pembelajaran SSCS


18

Menurut Shinta (2012:30) Selain keunggulan tersebut pembelajaran

kooperatif tipe SSCS Juga memiliki kelemahan – kelemahan diantaranya sebagai

berikut:

1) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai

target kurikulum.

2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya

guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

3) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat

melakukan pembelajaran kooperatif.

4) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

5) Siswa lebih mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan

4. Tahapan Model Pembelajaran SSCS

Kemudian Pizzini dalam (Handayani, 2012) mengemukakan penjelasan

mengenai empat fase tersebut, antara lain:

a). Search

Fase Search meliputi kegiatan penyelidikan awal tentang suatu masalah

yang diberikan kepada mereka. Selama fase pencarian ini, peserta didik dapat

menentukan ide-ide mereka dalam sebuah daftar apa yang diketahui dan apa

yang ditanyakan sebagai hasil dari penyelidikan mereka secara mendalam

terhadap masalah yang ada. Peserta Didik juga dapat mempersempit daftar dan

memilih satu pada dua pertanyaan guna penyelidikan lebih lanjut.

b). Solve
19

Pada fase solve ini, peserta didik menghasilkan dan melaksanakan rencana

untuk mencari solusi dari soal yang ada atau membuat soal sendiri,

mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif, membentuk hipotesis

yang dalam hal ini berupa dugaan jawaban, memilih metode untuk memecahkan

masalah, mengumpulkan data dan menganalisis, serta menyelesaikannya.

c). Create

Pada fase ini, peserta didik menciptakan produk yang berupa solusi

masalah berdasarkan dugaan yang telah dipilih pada fase sebelumnya. Pada tahap

ini peserta didik menguji dugaan yang dibuat apakah benar atau salah. Di

samping itu, peserta didik menampilkan hasil yang sekreatif mungkin dan jika

perlu peserta didik dapat menggunakan grafik, poster atau model.

d). Share

Fase ini merupakan fase terakhir dari model pembelajaran ini. Pada fase ini

peserta didik berkomunikasi dengan guru dan teman sekelompok atas temuan,

solusi atau kesimpulan yang mereka peroleh. Peserta Didik dapat menggunakan

media rekaman, video, poster, laporan, dan media lainnya. Pada fase ini peserta

didik dapat saling membagi ide, cara penyelesaian dan sebagainya, guna

menambah pemahaman peserta didik sendiri. Ditambahkan oleh Awang dan

Ramly dalam Handayani (2012), bahwa pada fase ini peserta didik

mengartikulasikan pemikiran mereka, menerima umpan balik dan mengevaluasi

solusi. Dengan adanya diskusi ini, peserta didik akan menguji hasil temuan serta

mengembangkan argumennya dalam membuktikan suatu pernyataan.


20

C. Materi Ajar

1. Ekosistem

Ekosistem Istilah ekosistem pertama diusulkan oleh ahli ekologi dari Inggris

yaitu A.G Tansley pada tahun 1935. Ekosistem adalah satuan fungsional dasar

dalam ekologi, karena organisme (komunitas-komunitas) biotik maupun abiotik

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

lingkungannya, serta interaksi-interaksi yang terjadi di dalamnya (Safitri, 2016:

234).

Komponen ekosistem dibagi menjadi dua yaitu komponen biotik dan abiotik.

Komponen biotik adalah terdiri dari makhluk hidup yang terdiri dari produsen

(tumbuhan), konsumen (hewan/manusia), dan detritivor. Setiap komponen tersebut

saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhannya (Mufid, 2010: 165). Sedangkan

komponen abiotik adalah komponen-komponen ekosistem berupa benda tak hidup

yang ada di lingkungan makhluk hidup (Lianah, 2015: 36).

Interaksi-interaksi di dalam ekosistem tentunya bermacam-macam, ada yang

saling menguntungkan, merugikan, tidak berpengaruh, atau bersifat predatorisme.

Pola-pola interaksi yang terjadi pada suatu ekosistem tersebut dibedakan menjadi

(Safitri, 2016: 236):

a) Simbiosis mutualisme yaitu interaksi antara organisme yang saling


21

menguntungkan. Contohnya kupu-kupu dengan tanaman berbunga.

b) Simbiosis parasitisme yaitu interaksi organisme yang saling merugikan.

Contohnya tali putri dengan tanaman inangnya.

c) Simbiosis komensalisme yaitu interaksi antar organisme yang satu

diuntungkan dan yang lainnya dirugikan. Contohnya tanaman anggrek dengan

pohon yang ditumpanginya.

d) Kompetisi yaitu jenis interaksi antar organisme yang saling bersaing untuk

bisa bertahan hidup. Contohnya kambing dengan kucing

e) Predatorisme yaitu interaksi antar organisme dimana yang satu memakan yang

lainnya. Contohnya harimau dengan rusa.

2. Aliran Energi

Semua organisme dapat mempertahankan organisasi hidupnya selama masih

mampu mengambil energi dari tempat lain. Energi menurut (Mufid, 2010: 25-26)

adalah sebagai kemampuan untuk melakukan suatu usaha. Energi tidak dapat

diciptakan atau dimusnahkan (hukum I termodinamika), tetapi dapat diubah dari

bentuk satu ke bentuk lain serta ditransfer antar objek atau sistem. Transfer antar

objek atau sistem ini melalui suatu aliran yang dinamakan aliran energi.

Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke

bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen

primer, ke konsumen tingkat tinggi sampai saproba (Sri & Maryati, 2012: 302).

Dalam bentuk kehidupan aliran energi dapat ditemukan pada peristiwa rantai

makanan dan jaring-jaring makanan.


22

a) Rantai Makanan

Gambar 2.1 Rantai Makanan


(Sumber: Rantai Makanan – anastasia kiswari (wordpress.com))

Rantai makanan yaitu transfer atau pemindahan energi dari sumbernya melalui

serangkaian organisme yang dimakan dan yang memakan (Lianah, 2015: 123).

Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut dengan taraf trofi. Taraf trofi tersusun

dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat

memakan (Safitri, 2016: 238) yaitu :

a) Taraf trofi I, diduduki oleh produsen (tumbuhan hijau).

b) Taraf trofi II, diduduki oleh herbivora (organisme pemakan tumbuhan)

c) Taraf trofi III, diduduki oleh karnivora (organisme pemakan hewan

herbivora).

d) Taraf trofi IV, diduduki oleh karnivora yang memakan karnivora di taraf trofi

III.
23

Dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi

sekian banyak rantai makanan yang membentuk jaring-jaring makanan.

b) Jaring-jaring Makanan

Gambar 2.2 Jaring-jaring Makanan


(Sumber: Contoh Rantai Makanan – Kliksma.com)

Jaring-jaring makanan yaitu gabungan dari berbagai rantai makanan. Tiap-tiap

rantai makanan yang ada di dalam ekosistem disambung-sambungkan membentuk

gabungan rantai makanan yang lebih kompleks (Maryati, 2012: 302-304).

3. Daur Biogeokimia

Kata “Bio” artinya adalah organisme hidup dan “geo” berarti batu, udara, dan air

dari bumi. Geokimia adalah ilmu pengetahuan alam yang penting yang membahas

kimia bumi dengan pertukaran unsur antara berbagai bagian dari kulit bumi dan

lautannya, sungai-sungai dan perairan lainnya. Peredaran bahan abiotik dari

lingkungan melalui komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan dikenal dengan
24

Daur Biogeokimia. Daur biogeokimia dikelompokan ke dalam beberapa tipe daur,

yaitu daur gas (gas karbon, nitrogen dan belerang), daur padatan (fosfor), dan daur air

(hidrologi). Masing-masing daur dijelaskan seperti berikut (Safitri, 2016: 246-247):

a) Daur Air

Gambar 2.3 Daur Air


(Sumber: daur + air +-.jpg (960×614) (bp.blogspot.com))

Terjadinya hujan sangat dipengaruhi oleh konveksi di atmosfer bumi dan lautan.

Konveksi adalah proses pemindahan panas oleh gerak massa suatu fluida dari suatu

daerah ke daerah lainnya. Air-air yang terdiri dari air laut, air sungai, air limbah, air

waduk dan sebagainya tersebut umumnya mengalami proses penguapan (evaporasi)

akibat adanya bantuan dari panas sinar matahari. Air tersebut kemudian menjadi uap

yang melayang ke udara dan bergerak terus naik ke atas. Sesampainnya di atas uap-

uap mengalami pemadatan (kondensasi) sehingga terbentuklah awan. Akibat terbawa

angin yang bergerak, awan-awan tersebut saling bertemu dan membesar dan

kemudian menuju ke atmosfer bumi yang suhunya lebih rendah dan akhirnya
25

membentuk butiran es dan air. Karena terlalu berat dan tidak mampu lagi ditopang

angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi, proses

ini disebut juga proses presipitasi. karena semakin rendah, mengakibatkan suhu

semakin naik maka es akan mencair dan turun menjadi hujan, namun jika suhunya

sangat rendah maka akan turun salju.

b) Daur Karbon

Gambar 2.4 Daur Karbon


(Sumber: daur+C.JPG (963×672) (bp.blogspot.com))

CO₂ di atmosfer berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik,

pembakaran batu bara, dan asap pabrik yang dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk

berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan manusia,

hewan, dan tumbuhan untuk berespirasi. Jika tumbuhan atau hewan mati dalam

waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan

dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO₂ di udara. CO₂

di atmosfer juga berikatan dengan air membentuk asam karbonat. Asam karbonat

akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang

memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lainnya.
26

Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO₂yang mereka keluarkan menjadi

bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan CO₂ di air.

c) Daur Nitrogen

Gambar 2.5 Daur Nitrogen


(Sumber: OIP.ZReShZX29kyW7matMe2qqAHaGc (474×412) (bing.com))

Bentuk nitrogen di alam dapat berupa senyawa organik maupun senyawa anorganik.

dalam bentuk senyawa organik misalnya urea, protein, dan asam nukleat. Sedangkan

bentuk senyawa anorganik, misalnya amonia, nitrit, dan nitrat. Nitrogen di atmosfer

pindah melalui air hujan dan fiksasi nitrogen ke dalam tanah. Fiksasi nitrogen secara

biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar

polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Fiksasi nitrogen adalah reaksi

yang mengikat nitrogen di atmosfer menjadi amonia, dilakukan oleh Rhizobium di


27

akar tumbuhan polong-polongan fiksasi menghasilkan nitrat. Nitrat diubah menjadi

molekul protein dan digunakan oleh tumbuhan. Jika tumbuhan atau hewan mati,

makhluk pengurai melakukan amonifikasi yaitu merombaknya menjadi gas amonia

dan garam amonia yang larut dalam air. Gas amonia dan garam amonium oleh bakteri

Nitrosomonas yaitu Nitrobacter diubah menjadi nitrat. Nitrat akan ditransformasikan

menjadi nitrogen lagi atau oksida nitrogen melalui proses denitrifikasi. Hal ini terjadi

apabila oksigen dalam tanah terbatas.

d) Daur Fosfor

Gambar 2.6 Daur Fosfor


(Sumber: DAUR+FOSFOR.jpg (328×288) (bp.blogspot.com))

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik yaitu pada

tumbuhan dan hewan, dan senyawa fosfat anorganik yaitu terdapat dalam tanah.

Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer

(pengurai) menjadi fosfat anorganik. fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau

air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak

terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis membentuk fosfat
28

anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap

oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.

e) Daur Sulfur

Gambar 2.7 Daur Sulfur


(Sumber: daur+sulfur.JPG (905×675) (bp.blogspot.com))

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik, atau sulfur dioksida atau hidrogen

sulfida. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali

mematikan makhluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian

bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat.

Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan lalu semua makhluk hidup

mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri

terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan

mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida. Kemudian hidrogen

sulfida digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan melepaskan


29

sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti

Thiobacillus.

D. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan ini sangat berguna untuk sebuah proses penelitian,

yang dimana penelitian yang relevan termasuk salah untuk mengetahui keaslian

penelitian agar tidak terjadi yang namanya duplikat. Setelah melakukan sebuah

pencarian, penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

1. Penelitian ini dilakukan oleh Susanti (2017) dengan judul “Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share terhadap

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik Kelas XI SMA Unggul

Negeri 4 Palembang Pada Pembelajaran Materi Sistem Ekskresi” Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran

Search, Solve, Create and Share terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi

peserta didik kelas XI SMA Unggul Negeri 4 Palembang. Teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Pengambilan data tes kemampuan berpikir tingkat tinggi dilakukan di kelas

XI MIPA 4 dengan jumah peserta didik sebanyak 32 orang. Hasil analisis

menunjukkan peningkatan tes kemampuan berpikir tingkat tinggi diperoleh


30

nilai rata-rata tes awal sebesar 41,66 dan tes akhir sebesar 82,47, sehingga

diperoleh n-gain sebesar 0,70 dengan kategori sedang.. Hasil lembar

observasi aktivitas peserta didik menunjukkan adanya pengaruh model

pembelajaran SSCS sebesar 74,01% dengan kategori aktif. Pemberian

angket respon peserta didik untuk keterampilan guru mengajar menunjukkan

hasil sebesar 65,63% dengan kategori sangat baik dan 34,38% dengan

kategori baik sedangkan respon peserta didik terhadap penerapan model

pembelajaran Search, Solve, Create and Share yang termasuk dalam

kategori sangat baik sebesar 59,38% dan dengan kategori baik sebesar

40,63%.

2. Penelitian ini dilakukan oleh Haryati (2018) dengan judul “implementation

of search, solve, create and share (SSCS) learning model to improve

students’ learning achievement on the subject of solubility equilibrium in

class xi science Sman 2 Pekanbaru” Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran SSCS

dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pokok bahasan

kesetimbangan kelarutan di kelas XI MIA SMAN 2 Pekanbaru. Peningkatan

prestasi belajar peserta didik pada pokok bahasan kesetimbangan kelarutan

di kelas XI MIA SMAN 2 Pekanbaru melalui model pembelajaran SSCS

berada pada kategori tinggi dengan N-gain sebesar 0,83.

3. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan Arief Maulana (2014) “Penerapan

Model Pembelajaran Search Solve Create And Share (SSCS) Untuk


31

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas Xi Ipa Sma” Penerapan Model

Pembelajaran Search Solve Create and Share (SSCS) dapat meningkatkan

hasil belajar kimia siswa SMA XI IPA 2 SMAN 1 Indralaya. Siswa

membangun sendiri konsep-konsep kimia yang dipelajari sehingga siswa

dapat memahami konsep-konsep kimia dan tidak menghafal konsep tersebut.

Peningkatan hasil belajar kimia dapat diketahui dari persentase ketuntasan

belajar siswa secara klasikal sebelum diberi tindakan (T0) sebesar 25%

dengan nilai rata-rata 57,81.

4. Berdasarkan penelitian Widiyatmoko Arief (2016) ”Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran Search, Solve,

Create, and Share (SSCS) menggunakan pendekatan problem solving

terhadap keterampilan berpikir kritis siswa. Keterampilan berpikir kritis

dapat dikembangkan melalui pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan pemecahan masalah. Desain yang digunakan dalam penelitian ini

adalah quasi eksperimen dengan nonequivalent control group design. Hasil

tes keterampilan berpikir kritis siswa setelah pembelajaran pada kelas

eksperimen meningkat sebesar 0,59, sedangkan pada kelas kontrol

meningkat sebesar 0,34. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kelas

eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Keterampilan berpikir

kritis siswa menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelas

eksperimen dan kontrol dengan perhitungan nilai Z=5,01. Berdasarkan hasil

penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Search, Solve,


32

Create, and Share efektif terhadap keterampilan berpikir kritis siswa”.

5. Berdasarkan penelitian Mulyani Sri (2014) “Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh penggunaan model problem solving tipe Search,

Solve, Create, and Share (SSCS) dan Cooperative Problem Solving (CPS),

kemampuan berpikir kritis, kemampuan matematis, dan interaksi variabel-

variabelnya terhadap prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan metode

eksperimen semu dan dilaksanakan dari bulan Desember 2012 - Juni 2013.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA N 1 Ngemplak

Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Sampel diperoleh dengan teknik

cluster random sampling yang terdiri dari dua kelas, XI IPA 1 dan XI IPA 3.

Kelas XI IPA 1 diberi pembelajaran dengan model SSCS dan kelas XI IPA 3

diberi pembelajaran dengan model CPS. Data dikumpulkan dengan metode

tes untuk prestasi belajar kognitif, kemampuan berpikir kritis, dan

kemampuan matematis, angket untuk prestasi afektif, dan lembar observasi

untuk psikomotor siswa. Hipotesis diuji menggunakan Anava (Analisis

Variansi) dan Kruskal-Wallis one way analysis of variance. Dari hasil

analisis data disimpulkan: 1) tidak ada pengaruh penggunaan model SSCS

dan CPS terhadap prestasi belajar kognitif siswa, tetapi ada pengaruhnya

terhadap prestasi afektif dan psikomotor; 2) ada pengaruh kemampuan

berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif, tetapi tidak ada pengaruhnya

terhadap prestasi afektif dan psikomotor; 3) ada pengaruh kemampuan

matematis terhadap prestasi kognitif, tetapi tidak ada pengaruhnya terhadap


33

prestasi afektif dan psikomotor; 4) tidak ada interaksi antara model

pembelajaran SSCS dan CPS dengan kemampuan berpikir kritis terhadap

prestasi belajar kognitif dan afektif, tetapi ada interaksinya terhadap prestasi

psikomotor; 5) ada interaksi antara model pembelajaran SSCS dan CPS

dengan kemampuan matematis terhadap prestasi kognitif dan psikomotor,

tetapi tidak ada interaksinya terhadap prestasi afektif; 6) ada interaksi antara

kemampuan berpikir kritis dan kemampuan matematis terhadap prestasi

kognitif, tetapi tidak ada interaksinya terhadap prestasi afektif dan

psikomotor; 7) tidak ada interaksi antara model pembelajaran SSCS dan

CPS, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan matematis terhadap

prestasi kognitif dan afektif, tetapi ada interaksinya terhadap prestasi

psikomotor”.

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan beberapa teori pembelajaran yang telah dikemukakan dapat

didapatkan kesimpulan bahwa pembelajaran yaitu proses yang diupayakan guru

untuk mengelola kegiatan belajar - mengajar yang dilakukan untuk dapat

mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, guru

biologi kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa menggunakan model pembelajaran

Discovery learning, model Inquiri, diskusi dan model lainnya, akan tetapi pada

setiap model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran sehari-hari

masih kurang maksimal atau kurang mendapatkan hasil yang diinginkan, hal itu

dikarenakan guru kesulitan dalam memberikan pemahaman pada sistem


34

pembelajaran, membimbing dalam melakukan penyelidikan dan melakukan

evaluasi terhadap penyelidikan dan penyajian hasil karya yakni penyelesaian

suatu permasalahan. Dari pemaparan hal - hal tersebut maka akan berdampak

pada rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill)

peserta didik terkhusus pada materi ekosistem. Dimana pada virus cakupan

materinya cukup banyak, sehingga saat ujian tiba nilai ujian peserta didik tidak

mencapai KKM yang telah ditentukan.

Maka dari itu peneliti menginginkan adanya sebuah perubahan dalam

peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill)

siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa dengan diterapkannya model

pembelajaran Share, Solve, Create And Share (SSCS) ini peserta didik dapat

terbiasa dihadapkan pada suatu keterampilan berpikir kritis yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari sehingga pada akhirnya dituntut untuk dapat

menyelesaikan keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill)

tersebut, salah satu caranya yaitu dengan pengalaman peserta didik melalui

tahapan pembelajaran dari model search, solve, create and share (SSCS) ini.

Adapun peran guru dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order

Thinking Skill) ini sangatlah penting, karena terkait peran guru sebagai

motivator, fasilitator, dan pengarah dalam model pembelajaran yang diteliti ini..

Secara sistematis, kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada bagan

berikut Untuk lebih jelasnya lagi kerangka berpikir dinyatakan dalam bentuk

bagan seperti pada gambar 2.4 di bawah ini :


35

Kemampuan memahami siswa yang masih rendah dan


Model pembelajaran Guru yang masih menggunakan
Model pembelajaran yang masih konvensional

Model pembelajaran Search,


Solve, Create And Share (SSCS)
kelas eksperimen

Kemampuan memahami siswa meningkat dan


Kemampuan Bepikir tingkat Tinggi (HOTS)
ikut meningkat

Gambar 2.8 Bagan Kerangka Berpikir

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka hipotesis


36

penelitian dirumuskan sebagai berikut :

H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create And Share

(SSCS) terhadap High Order Thinking Skill Biologi Siswa kelas X Pada

Materi Ekosistem Di SMA Negeri 3 Gowa.

H1 : Ada pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS)

terhadap High Order Thinking Skill Biologi Siswa kelas X Pada Materi

Ekosistem Di SMA Negeri 3 Gowa.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuasi

eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen merupakan sebuah metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2018: 72). Jenis desain penelitian

ini yaitu “nonequivalent control group design”. Kelompok pertama sebagai

kelompok eksperimen I dan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol, dan

akan diawali dengan pretest dan diakhiri dengan posttest setelah diberikan

perlakuan Secara umum model penelitian eksperimen ini disajikan pada tabel

3.1.

Tabel 3.1 Bentuk Desain Pretest-Posttest Control Group


Kelompok Pretest Perlakuan posttest

K. Eksperimen O1 X O3

Control O2 - O4

Sumber: Sugiyono, 2018: 112


Keterangan :
O1 dan O2 : Kelompok eksperimen dan kontrol sama-sama
diberikan pretest untuk mengetahui keterampilan
berpikir kritis siswa
X : Perlakuan model pembelajaran untuk eksperimen
menggunakan SSCS (Search, Solve, Create and Share )

37
38

dan eksperimen II menggunakan tidak menggunakan


model
O3 : Posttest pada kelompok eksperimen berupa model
pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create and Share)
O4 : Posttest pada kelompok eksperimen yang tidak
menggunakan model pembelajaran

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (

SSCS ) terhadap High Order Thinking Skill siswa kelas X pada Materi Ekosistem

Di SMA Negeri 3 Gowa akan dilakukan di SMA Negeri 3 Gowa. Penelitian ini

akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa.

Tabel 3.2 Rombel Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa


Rombel Jumlah siswa
X MIA 1 35
X MIA 2 35
X MIA 3 35
X MIA 4 35
X MIA 5 32
X MIA 6 32
X MIA 7 32
X MIA 8 28
Total 264
39

Sumber: SMA Negeri.3 Gowa 2020

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik “purposive” dengan alasan bahwa kedua kelas tersebut memiliki

kemampuan yang sama dan karakteristik yang diasumsikan sama. Hal ini

dikarenakan pembagian kelas di sekolah tersebut tidak berdasarkan peringkat

atau bersifat homogen. Setelah diambil dua kelas secara dipilih, terpilihlah kelas

X MIA 2 sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menerapkan model

pembelajaran Search, Solve, Create and Share ( SSCS ) dan X MIA 3 sebagai

kelas kontrol yang diajar dengan tidak menggunakan model pembelajaran

Search, Solve, Create and Share ( SSCS )

Tabel 3.3 Sampel Penelitian


Sampel Jumlah
X MIA 2 35 siswa
X MIA 3 35 siswa
Total 70 Siswa

D. Definisi Operasional Variabel

1. Model Pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create And Share)

Model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create And Share) merupakan

model pembelajaran yang berorientasi pada pemecahan masalah (problem

solving). Model pembelajaran SSCS memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengeksplorasi ide secara mandiri, merumuskan masalah,


40

mengharuskan peserta didik mampu menuliskan solusi dan langkah-langkah

penyelesaian sistematis serta mengharuskan peserta didik untuk aktif berdiskusi

selama proses pembelajaran. Model pembelajaran SSCS bersifat konstruktivistik

yang melibatkan peserta didik secara aktif sehingga memungkinkan terjadinya

proses konstuksi pengetahuan dengan baik yang pada akhirnya akan

meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan.

2. High Order Thinking Skill

High Order Thinking Skill biologi konsep ekosistem yang dimaksud

adalah suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi

yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi

pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi bloom, dan taksonomi

pembelajaran, pengajaran, dan penilaian. High order thinking skills ini meliputi

di dalamnya kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif,

berpikir kritis, kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan.

E. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua variabel, yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

1. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini yaitu model

pembelajaran Search, Solve, Create and Share ( SSCS )

2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini yaitu High Order

Thinking Skill siswa pada materi Ekosistem Di SMAN 3 Gowa.


41

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting

dalam penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bantu yang dipilih

dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data.

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa instrumen yang digunakan,

diantaranya sebagai berikut.

1. Tes hasil belajar biologi

Tes hasil belajar biologi merupakan instrumen penelitian yang digunakan

untuk mengukur High Order Thinking Skill siswa menggunakan model

pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS). Tes ini berupa soal

pilihan ganda sebanyak 25 nomor terdiri dari 5 option dan 5 nomor soal essay

dengan level kognitif C4-C6.

2. Lembar observasi

Lembar observasi siswa dan guru ini digunakan untuk melihat bagaimana

proses pembelajaran antara siswa dan guru dengan menggunakan model

pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS)

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Deskriptif

Analisis data yang digunakan dalam proses penelitian adalah analisis

deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015:207), teknik analisis deskriptif

kuantitatif merupakan analisis data dengan cara mendeskripsikan atau


42

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan untuk umum.

Terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari

kemampuan berpikir tingkat tinggi atau high order thinking skill. Ketiga aspek

tersebut yaitu aspek analisis, aspek evaluasi dan aspek mencipta. Pengukuran

ketiga aspek tersebut melalui soal pilihan ganda dan soal essay dengan level

kognitif C4-C6.

Tingkat kelayakan instrumen tes kemampuan berpikir tingkat tinggi yang

dikembangkan menggunakan kriteria hasil analisis kelayakan instrumen tes

kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kriteria hasil analisis kelayakan instrumen

tes kemampuan berpikir tingkat tinggi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel

3.4

Tabel 3.4 Aktivitas peserta didik


No Skor Kategori
1 81-100 % Sangat Aktif
2 61-80 % Aktif
3 41-60 % Cukup Aktif
4 21-40 % Kurang Aktif
5 0-20 % Tidak Aktif
Sumber : (Riduwan, 2013)

Tabel 3.5 Kategori keterampilan HOTS (High Order Thinking Skill)


Tingkat ketuntasan Kategori
92-100 Sangat baik
81-91 Baik
75-80 Cukup
<75 Kurang
Sumber : (Hidayatullah, 2018)
43

Tabel 3.6 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Biologi SMAN 3 Gowa

Tingkat Penguasaan Ketuntasan Belajar


0 ≤ x < 77 Tidak Tuntas
77≤ x ≤ 100 Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, siswa yang memperoleh nilai 0 sampai 76

dinyatakan tidak tuntas sedangkan siswa yang memperoleh nilai 77-100 maka

dinyatakan tuntas. Siswa dikatakan lulus apabila memenuhi KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum). Ketuntasan klasikal dapat dirumuskan sebagai berikut

Menurut Prasetiyo (2013) data skor tes diperoleh dari tes yang

dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest untuk kelompok

eksperimen maupun kontrol. Kemudian dari skor data yang diperoleh tersebut,

dicari selisih antara skor pretest dan posttest dengan menggunakan uji N-Gain

sebagai berikut :

Keterangan :
g = Gain skor ternormalisasi
xpretest = Skor tes awal
xposttes = Skor tes akhir
xmax = Skor maksimum

Adapun nilai gain ternormalisasi yang telah diperoleh dapat

diinterpretasikan terhadap kriteria gain seperti tabel 3.6 berikut :


44

Tabel 3.7 : Kriteria Indek N-Gain


Presentase (%) Tafsiran
˂ 40 Kurang
40-55 Cukup
56-75 Sedang
˃76 Tinggi
Sumber : Hake (1999)

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis Statistik Inferensial ini digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian yang dilakukan. Sebelum mengadakan uji statistic inferensial, maka

terlebih dahulu dilakukan pengujian Normalitas, yaitu sebagai berikut:

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan SPSS

Statistic 25. Jika signifikansi (Sig.) kurang dari 0,05 maka kesimpulannya data

tidak berdistribusi normal, jika signifikansi (Sig.) lebih dari 0,05 maka data

berdistribusi normal (Purnomo, 2016)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian populasi data

apakah antara dua kelompok atau lebih data memiliki varian yang sama atau
45

beda. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi lebih dari

0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data sama

(Purnomo, 2016).

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji

normalitas dan homogen, apabila data populasi berdistribusi normal dan populasi

berdistribusi homogen maka dilakukan pengujian hipotesis dengan uji N-Gain

Independent Sample T-test. Perhitungan pada penelitian ini menggunakan SPSS

Statistic 25. Untuk mengambil keputusan dapat dilihat setelah dilakukan analisis

data, yaitu :

1) Jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 maka H1 ditolak

2) Jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka H1 diterima


46
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Gowa dengan populasi

penelitian adalah seluruh kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa tahun ajaran 2021/2022.

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu, dimana kelas X MIA 2

sebagai kelas eksperimen sebanyak 30 peserta didik dan kelas X MIA 3 sebanyak 30

peserta didik sebagai kelas kontrol. Pada proses pembelajaran, kedua kelas diberikan

materi yang sama tapi dengan perlakuan yang berbeda. Di mana pada kelas

eksperimen adanya perlakuan yang diterapkan yaitu model pembelajaran Search,

Solve, Create And Share (SSCS) sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model

pembelajaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran yang berpusat pada guru

atau konvensional.

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui media tes yang terdiri dari pre-

test dan post-test. Pre-test merupakan tes awal yang diberikan kepada peserta didik

baik peserta didik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum diberikan perlakuan yang

berbeda. Sedangkan post-test merupakan tes yang diberikan kepada peserta didik

baik pada peserta didik kelas eksperimen maupun kontrol yang bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi ekosistem. Data pre-test dan post-

47
48

tes diperoleh dari tes pilihan ganda sebanyak 25 butir soal dan 5 butir soal essay.

Ada dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis yang

menggunakan statistik deskriptif dan hasil analisis yang menggunakan statistik

inferensial. Uraian dari masing-masing deskripsi hasil analisis sebagai berikut :

1. Analisis Statistik Deskriptif

a. Deskripsi Aktivitas Peserta Didik

Data aktivitas peserta didik diperoleh melalui instrumen observasi aktivitas

peserta didik yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Indikator

aktivitas peserta didik terdiri dari sebelas aspek yang diamati. Data hasil

pengamatan aktivitas peserta didik disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Persentase Aktivitas Peserta Didik

Presentase (%) Kriteria


Pertemuan Kelas Kelas Kelas Kelas Kontrol
Eksperimen Kontrol Eksperimen

I 49,83 48,56 Cukup aktif Cukup aktif

II 63,05 61,09 Aktif Aktif

III 73,08 75,46 Aktif Aktif


Jumlah Rata- 62,00 61,70 Aktif Aktif
rata

Berdasarkan data pada tabel 4.1, pada pertemuan pertama pada kelas

eksperimen terlihat bahwa keterlaksanaan proses pembelajaran berada pada

kriteria cukup aktif, hal ini ditunjukan oleh hasil persentase dengan angka
49

49,83%. Pertemuan kedua diperoleh skor persentase angka 63,05% dengan

kriteria aktif, yang terakhir pada pertemuan ketiga diperoleh skor persentase

angka 73,08% dengan kriteria aktif.

Selanjutnya pada pertemuan pertama kelas kontrol terlihat bahwa

keterlaksanaan proses pembelajaran berada di kriteria cukup aktif, hal ini

ditunjukan oleh hasil persentase dengan angka 48,56%. Pertemuan kedua

diperoleh skor persentase angka 61,09% dengan kriteria aktif, yang terakhir

pada pertemuan ketiga diperoleh skor persentase 75,46% dengan kriteria aktif.

Dengan ketetapan kriteria skor persentase mulai 0%-20% dengan

kriteria tidak aktif, 21%-40% dengan kriteria kurang aktif, 41%-60% dengan

kriteria cukup aktif, 61%-80% dengan kriteria aktif, dan 81%-100% dengan

kriteria sangat aktif. Secara umum aktivitas peserta didik Kelas Eksperimen

dalam pembelajaran termasuk ke dalam kriteria aktif dengan persentase

sebesar 62,00% dan aktivitas peserta didik Kelas Kontrol dalam pembelajaran

termasuk kedalam kriteria aktif dengan persentase sebesar 61,70%.

b. Deskripsi Keterampilan HOTS Biologi Peserta Didik Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol.

Analisis data deskriptif merupakan hasil analisis data yang nantinya

akan menunjukkan deskripsi dari keterampilan HOTS biologi peserta didik

pada materi Ekosistem yang diperoleh dari kedua sampel kelas yaitu kelas

eksperimen dan kontrol. Berikut merupakan hasil analisis deskriptif materi


50

ekosistem pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel

berikut:

Tabel 4.2 Deskripsi keterampilan HOTS Biologi Peserta Didik Kelas


Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Statistik
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
Jumlah Sampel 30 30 30 30
Range 41 26 37 46
Skor Minimum 10 72 10 50
Skor Maksimum 51 98 47 96
Mean 36,92 89,56 79,63 84,06
Standar Deviasi 9,956 6,599 8,768 11,860
Varians 99,131 43,541 76,875 140,654
Sumber : Data Olah lampiran

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa keterampilan

HOTS (Pre-test dan Post-test) materi ekosistem pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol yang masing-masing menggunakan 30 sampel. Pada kelas

eksperimen yang diberikan perlakuan Search, Solve, Create And Share

(SSCS), memperoleh skor minimum sebesar 10 pada Pre-Test dan sebesar 72

pada post-test, skor maksimum sebesar 51 pada Pre-Test dan sebesar 98 pada

Post-Test. Nilai rata-rata (mean) sebesar 36,92 pada Pre-Test dan sebesar

89,56 pada Post-Test.


51

Selanjutnya, pada kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan model

Search, Solve, Create And Share (SSCS) memperoleh skor minimum sebesar

10 pada Pre-Test dan sebesar 50 pada post-test, skor maksimum sebesar 47

pada Pre-Test dan sebesar 96 pada Post-Test. Nilai rata-rata (mean) sebesar

79,63 pada Pre-Test dan sebesar 84,06 pada Post-Test. Data skor

Keterampilan HOTS peserta didik materi Ekosistem pada Tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Kategorisasi Keterampilan HOTS Peserta didik Materi Ekosistem


Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Interval
Kategori Predikat Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
Skor
F % F % F % F %
92-100 Baik Sekali A 0 0 2 6,7 0 0 2 6,7
81-91 Baik B 0 0 25 83,3 0 0 10 33,3
75-80 Cukup C 0 0 2 6,7 0 0 8 26,7
< 75 Kurang D 30 100 1 3,3 30 100 10 33,3
Jumlah 30 100 30 100 36 100 30 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa keterampilan

HOTS Materi Ekosistem pada kelas eksperimen. Pada Pre-Test semua peserta

didik yang berjumlah 30 orang (100%) memperoleh kategori sangat kurang

karena semuanya memperoleh skor berada pada rentang <75. Pada post-test

terdapat 2 peserta didik (6,7%) yang memperoleh kategori cukup karena

memperoleh skor berada pada rentang 75-80, terdapat 1 peserta didik (3,3%)
52

yang memperoleh kategori kurang karena memperoleh skor berada pada

rentang <75.

Sedangkan pada kelas kontrol, pada pre-test semua peserta didik yang

berjumlah 30 orang (100%) memperoleh kategori sangat kurang karena

semuanya memperoleh skor berada pada rentang < 75. Pada post-test

terdapat 8 peserta didik (26,6%) yang memperoleh dengan kategori kurang

karena memperoleh skor berada pada rentang 75 – 80, Serta terdapat 10

peserta didik (33,3%) yang memperoleh kategori kurang karena memperoleh

skor berada pada rentang <75.

Tabel 4.4 ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Materi Ekosistem Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol.

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Tingkat Ketuntasan
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
Penguasaan Belajar
F % F % F % F %
Tidak
0 > x < 76 30 100 1 3,3 30 100 10 33,3
Tuntas
77 > x <
Tuntas 0 0 29 96,7 0 0 20 66,7
100
Jumlah 30 100 30 100 30 100 30 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa keterampilan

Hots materi ekosistem pada kelas eksperimen, pada pre-test semua peserta

didik yang berjumlah 30 orang (100%) tidak ada yang tuntas karena semuanya

memperoleh skor berada pada rentang di bawah 76. Pada post-test terdapat 1
53

peserta didik (3,3%) yang tidak tuntas karena memperoleh skor berada pada

rentang di bawah 76. Serta sisanya sebanyak 29 peserta didik (96,7%) tuntas

karena memperoleh skor pada rentang 77 – 100. sedangkan pada kelas

kontrol, pada pre-test semua peserta didik yang berjumlah 30 orang (100%)

tidak ada yang tuntas karena semuanya memperoleh skor berada pada rentang

dibawah 76. Pada post-test terdapat 10 peserta didik (33,3%) yang tidak tuntas

karena memperoleh skor berada pada rentang dibawah 76. Serta sisanya

sebanyak 20 peserta didik (66,7%) tuntas karena memperoleh skor berada

pada rentang 77-100.

Diagram Pretest
100

80

60

40

20

0
Tidak Tuntas Tuntas

Prettest Eksperimen Prettest Kontrol

Gambar 4.1 Diagram Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan


Kontrol
54

Diagram Posttest
100

80

60

40

20

0
Tidak Tuntas Tuntas

Posttest Eksperimen Posttest Kontrol

Gambar 4.2 Diagram Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

c. Uji N-gain

Uji N-gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara nilai pre-

test dengan nilai post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adapun

hasil perhitungan N-gain adalah pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Nilai Uji N-gain

Kelas Nilai Rata-Rata Kategori


Eksperimen 80,76 Tinggi
Kontrol 70,43 Sedang

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 diatas, terlihat bahwa data

keterampilan HOTS pada kelas eksperimen termasuk kategori Efektif karena

nilai rata-rata N-Gain yaitu 80,76. Sedangkan pada kelas kontrol termasuk

dalam kategori cukup efektif karena nilai berada pada rata-rata N-Gain yaitu
55

70,43, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai keterampilan HOTS biologi

pada kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol.

2. Analisis Statistik Inferensial

Teknik analisis data inferensial dilakukan untuk menjawab hipotesis

penelitian. Untuk keperluan uji hipotesis ini, maka terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji normalitas

Sebelum pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan

analisis terhadap data penelitian. Uji persyaratan yang pertama adalah uji

normalitas. Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi

berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan yaitu dengan

menggunakan uji SPSS Statistic 25 dengan uji Normality Test (Kolmogorov-

Smirnov). Data dikatakan berdistribusi normal, jika nilai signifikansi (Sig.)

lebih dari 0.05. Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS Statistic 25 dapat

dilihat pada Tabel sebagai berikut

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol

Kelas Nilai Sig. Keterangan


Pre-Test Eksperimen 0,200 Berdistribusi Normal
Post-Test Eksperimen 0,200 Berdistribusi Normal
Pre-Test Kontrol 0,200 Berdistribusi Normal
Post-Test Kontrol 0,116 Berdistribusi Normal
56

Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa data hasil belajar

Pre-Test Dan Post-Test baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki

nilai signifikansi (Sig.) lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

kelompok data tersebut berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Berdasarkan hasil data dari uji normalitas yang dilakukan, di

dapatkanlah data dari sampel berdistribusi normal. Setelah melakukan uji

normalitas tersebut, selanjutnya dilakukan uji homogenitas yang di mana

bertujuan untuk mengetahui tingkat kesamaan varians antara dua kelompok

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dan dikatakan homogen

apabila nilai signifikansi (Sig.) lebih dari 0,05. Uji homogenitas dua buah

variabel dapat diperoleh melalui uji Homogenity Of Variance Test dengan

bantuan SPSS 25. Adapun hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada

Tabel berikut :

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol

Kelas Sig. Keterangan


Eksperimen 0,224 Homogen
Kontrol 0,224 Homogen

Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari hasil uji

homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan hasil


57

yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok data tersebut

homogen.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji

Independent Sample T-test pada SPSS 25 yang sebelumnya telah dilakukan

Uji N-Gain . Uji hipotesis dilakukan untuk menguji apakah ada tidaknya

pengaruh penerapan model pembelajaran Search, Solve, Create And Share

(SSCS) melalui pembelajaran luring terhadap keterampilan HOTS peserta

didik pada materi Ekosistem kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa.

Adapun hasil pengujian hipotesis menggunakan uji independent

sample T-test menggunakan SPSS 25 dapat dilihat bahwa uji hipotesis yang

dilakukan pada keterampilan HOTS kelas eksperimen dan kelas kontrol

diperoleh Nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari

nilai signifikansi (Sig.) 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan (nyata) antara penggunaan model pembelajaran Search, Solve,

Create And Share (SSCS) secara luring dengan metode konvensional secara

luring untuk meningkatkan keterampilan HOTS Biologi peserta didik materi

ekosistem pada kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa.

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Gowa dengan sampel kelas X MIA

2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol. Perlakuan
58

diberikan pada kelas eksperimen yaitu model pembelajaran Search, Solve, Create

And Share (SSCS) sedangkan pada kelas kontrol perlakuan yang diberikan adalah

model pembelajaran konvensional. Kedua kelas diberikan tes awal (pre-test) dan tes

akhir (post-test) serta melakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik selama

proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, perbedaan model pembelajaran yang

digunakan secara keseluruhan menunjukkan bahwa model pembelajaran Search,

Solve, Create And Share (SSCS) sebagai model eksperimen lebih baik dibandingkan

dengan model pembelajaran konvensional yang digunakan. Dengan kata lain, secara

keseluruhan penggunaan model pembelajaran Search, Solve, Create And Share

(SSCS) mempunyai perbedaan yang sangat besar terdapat peningkatan Keterampilan

HOTS biologi siswa pada konsep ekosistem.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa analisis statistik deskriptif

digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai karakteristik pencapaian

keterampilan HOTS peserta didik bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan

model pembelajaran yang sesuai maka peserta didik akan lebih aktif dalam

pembelajaran. Dalam penggunaannya, model harus disesuaikan juga dengan materi.

Penerapan model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) dapat

mempengaruhi keterampilan HOTS peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari

kemampuan kognitif siswa lebih baik selama penerapan model pembelajaran Search,

Solve, Create And Share (SSCS), siswa lebih memahami satu sama lain, siswa
59

mampu menyalurkan ide-ide yang baru sehingga menambah wawasan dan

pengetahuan tentang materi yang sedang diajarkan dan siswa lebih cepat tanggap

dalam menyelesaikan permasalahan, rasa ingin tahu siswa lebih meningkat dengan

kemampuan dasar dari berpikir tingkat tinggi. Namun setiap model pembelajaran juga

memiliki faktor penghambat termasuk model pembelajaran Search, Solve, Create And

Share (SSCS), salah satu faktor penghambat model pembelajaran Search, Solve,

Create And Share (SSCS) adalah dibutuhkan waktu yang cukup banyak untuk

menyelesaikan satu materi pembelajaran, sulitnya mengontrol siswa agar mengikuti

tahap-tahap model pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis SPSS diketahui bahwa kedua kelas tersebut belum

memenuhi syarat ketuntasan secara klasikal namun secara individual jumlah peserta

didik yang tuntas pembelajarannya pada kelas eksperimen dengan perlakuan model

pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) lebih banyak daripada jumlah

peserta didik yang tuntas pembelajarannya pada kelas kontrol dengan perlakuan

model pembelajaran konvensional. Hal ini juga didukung oleh hasil uji N-gain yang

menyatakan bahwa nilai N-gain yang diperoleh pada kelas eksperimen sebesar 80,76

atau berada di kategori tinggi sedangkan nilai N-gain yang diperoleh pada kelas

kontrol hanya sebesar 70,43 atau berada di kategori sedang, sehingga dapat

disimpulkan bahwa nilai keterampilan HOTS biologi pada kelas eksperimen lebih

unggul dibanding kelas kontrol. Sesuai dengan penelitian Susanti (2017) yaitu

kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik mengalami peningkatan setelah


60

diajarkan model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS), dengan rata-

rata hasil belajar peserta didik sesudah diberi perlakuan 82,47. Sesuai juga dengan

hasil penelitian Widiyatmoko, (2016) membuktikan bahwa rata-rata keterampilan

berpikir kritis kelas eksperimen dengan menggunakan model Search, Solve, Create

And Share lebih baik dibanding dengan rata-rata keterampilan berpikir kritis kelas

kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Terjadinya peningkatan keterampilan HOTS setelah diajarkan model

pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) karena pada model ini

mengajarkan suatu proses pemecahan masalah dan mengebangkan keterampilan

pemecahan masalah. Model Search, Solve, Create And Share (SSCS) berpendekatan

problem solving (pemecahan masalah) didesain untuk mengembangkan keterampilan

berpikir kritis dan meningkatkan pemahaman terhadap konsep ilmu. Sehingga

terjadinya peningkatan pemahaman peserta didik dalam menerima pelajaran yang

diberikan oleh guru, sehingga peserta didik mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan

dan memberi pertanyaan yang mencakup berpikir tinggi. Terjadinya suasana yang

aktif dalam diskusi, adanya keterlibatan peserta didik secara langsung dalam proses

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Febriyanti (2014) yang menyatakan

bahwa model Search, Solve, Create And Share (SSCS) melibatkan peserta didik

dalam menyelidiki suatu permasalahan yang dapat meningkatkan minat bertanya

peserta didik dan memecahkan masalah-masalah yang nyata. Serta dalam penelitian

Lukitasari (2016) juga menunjukkan bahwa Model pembelajaran Search, Solve,


61

Create And Share (SSCS) efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis

siswa.

Siswa berperan aktif dalam pembelajaran dimulai dari mengamati

permasalahan yang disajikan, menemukan permasalahan, berpikir aktif untuk

memecahkan masalah, kemudian membuat solusi dengan melakukan praktikum

bersama dengan masing-masing anggota kelompok serta komunikatif dalam

menyampaikan masing-masing hasil yang diperoleh. Oleh karena itu pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS)

terpusat kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian Lia (2014) yang

menyatakan kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model

pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) lebih tinggi dibandingkan

siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini karena peserta

didik berpikir aktif untuk memecahkan masalah yang diberikan, menemukan solusi

dari permasalahan ini dengan bekerja sama maka bisa disimpulkan dengan logika.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa juga didukung oleh aktivitas yang

dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Pada lembar observasi aktivitas

siswa menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan

media pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS), sebagian besar siswa

terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada kelas kontrol yang diajar

tanpa menggunakan media pembelajaran teka-teki silang, hanya terdapat beberapa

siswa yang aktif.


62

Analisis statistik inferensial dilakukan untuk menganalisis data hasil

penelitian. Adapun uji statistik inferensial yang digunakan adalah uji normalitas, uji

homogenitas dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil SPSS diketahui bahwa data yang

didapatkan dalam penelitian ini berdistribusi normal dan homogen karena nilai

signifikansinya lebih besar dari 0,05 sehingga data tersebut layak untuk dilanjutkan

ke tahap pengujian selanjutnya yaitu pengujian hipotesis.

Berdasarkan hasil SPSS hasil pengujian hipotesis menggunakan uji N-gain

independent sample t-test mendapatkan hasil 0,000 nilai hasil pengujian tersebut

lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini ada

perbedaan efektifitas yang signifikan (nyata) antara penggunaan model pembelajaran

Search, Solve, Create And Share (SSCS) dengan metode konvensional untuk

meningkatkan keterampilan HOTS Biologi peserta didik materi ekosistem pada

peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa. Dan penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian Sari (2019) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di

SMA Negeri 9 Bandar Lampung didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05

yang sudah di uji t tidak berpasangan (independent sample t-test) maka disimpulkan

model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create And Share) berpengaruh terhadap

kemampuan berpikir kritis siswa kelas X di SMAN 9 Bandar Lampung.

Serta dalam penelitian Herlina (2014) yang menunjukkan bahwa peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan uji N-gain pada pembelajaran

menggunakan model Search, Solve, Create And Share (SSCS) lebih tinggi dan
63

berbeda nyata secara signifikan dibandikan model pembelajaran PBI dan

Konvensional. Dan pada penelitian Widiyatmoko (2016) Pada hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada model Search, Solve,

Create And Share (SSCS) terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan didapatkan disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS)

terhadap keterampilan HOTS siswa pada materi Ekosistem kelas X MIA Di SMA

Negeri 3 Gowa

2. Dimana ada peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa pada

materi Ekosistem yang dapat dilihat pada hasil data deskriptif yang

menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang diterapkan model

pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) lebih tinggi dengan rata-

rata 96,7% dari pada kelas kontrol yang tidak diterapkan model pembelajaran

Search, Solve, Create And Share (SSCS) dengan nilai rata-rata 66,7%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

1. Pembelajaran biologi harus terus dikenalkan kepada siswa, namun tidak cukup

hanya dengan teori saja untuk membuat siswa memahami materi-materi yang

diajarkan sehingga sebaiknya para pendidik kedepannya lebih memvariasikan

media dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar

mengajar.

64
65

2. Kepada guru biologi agar dapat menerapkan media dalam pembelajaran jika

memang diperlukan karena dengan adanya media dapat membuat siswa tidak

jenuh dalam menerima pelajaran.

3. Hendaknya untuk peneliti agar melakukan observasi terlebih dahulu sebelum

melakukan penelitian agar kiranya pada saat penelitian dapat sejalan dengan apa

yang sudah direncanakan sejak awal.

4. Penelitian ini hanya dilakukan pada mata pelajaran biologi dengan berbagai

keterbatasan, dan hanya terbatas pada satu variabel yaitu hasil belajar siswa,

maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut sehingga aplikasi media

pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini dapat digunakan secara

maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W, & Krathwohl, D.R. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arief, Maulana, dkk. 2014. Penerapan Pembelajaran Search Solve Create And
Share(SSCS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI Ipa SMA.
Jurnal Pend.Kimia. Vol 1. No 1

Arikunto . 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Basuki, I. & Hariyanto. 2016. Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya


Offset.

Cimer, A. 2011. What makes biology learning difficult and effective: Student views.
Academic Journals. Vol.7 No 3 : 61-71.

Febriyanti, D., S. Ilya, & C. Nurmaliyah. (2014). Peningkatan Keterampilan Generik


Sains melalui Penerapan Model SSCS (Search, Solve, Create And Share) pada
Materi Mengklasifikasikan Makhluk Hidup di MTsN Model Banda Aceh.
Jurnal Biologi Edukasi, 6 (2): 43-47.

Hartanti, Sri, Agnes. 2012. Dasar-dasar Biologi Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika

Handayani. 2012. Pengaruh Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Tipe SSCS


Terhadap Perilaku Kreatif Peserta Didik : Studi Quasi Eksperimen Pada
Pembelajaran Ekonomi Kelas X di SMAN 3 Sumedang. Tesis Pada SPs UPI
Bandung : tidak diterbitkan.

Haryati, Sri, dkk. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Search, Solve, Create And
Share (Sscs) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Pokok
Bahasan Kesetimbangan Kelarutan Di Kelas Xi Mia Sman 2 Pekanbaru.
Jurnal JOM FKIP. Vol 5. Edisi 2 Juli

Heong, Y.M., dkk. (2011). The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills
Among Technical Education Students. International Journal of Social and
Humanity, Vol. 1, No. 2.

Herlina, M., Irwandi, & Santoso. (2014). Penguasaan Konsep dan Kemampuan
Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Model Search Solve Create and
Share (SSCS) dengan Model Problem Based Instruction (PBI) di Program
Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal

66
67

Ilmiah, 2 (3): 169-184.


Ibrahim, A., Sariwulan D., & Ana R. W. 2014. Penerapan learning log class untuk
mendiagnosis kesulitan belajar siswa SMA pada materi sistem ekskresi
manusia. Formica Education Online. Vol. 1 No 1.

Idaman Elvira.2012. Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create Share (Sscs)
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII
MTS Darel Hikmah Pekanbaru. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 2. No 2

Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search Solve Create Share
(SSCS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis
Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 12. No . 1

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

Kuswana, W.S. 2013. Taksonomi Berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Lianah. 2015. Pengantar Ekologi Unity Of Sciences. Semarang: CV. Karya Abadi
Jaya

Lia Kurniawati dan Bunga siti Fatimah. 2014. Problem Solving Learning Approach
Using Search Solve Create Share (Sscs) Model and The Student’s
Mathematical Logical Thinking Skills, in Proceedings of International
Conference On Research,Implementation And Education of Mathematics And
Sciences. Yogyakartas State University

Lukitasari, C. A. (2016). Efektivitas Model Pembelajaran Search, Solve, Create And


Share (Sscs) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X
MAN Yogyakarta I Pada Materi Alat-Alat Optik. Berkala Fisika Indonesia,
8(1).

Maryati, Sri. 2012. Biologi Dasar. Jakarta: Erlangga

Mufid, Sofyan Anwar. 2010. Ekologi Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyani, Sri, dkk. 2014. “Pembelajaran Menggunakan Model Problem Solving Tipe
Search Solve Create And Share (SSCS) Dan Cooperative Problem Solving
(CPS) Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kemampuan
Matematis” Jurnal Inkuiri. Vol. 3 No 1 . ISSN : 2252-7893

Rahmawati, N. T., Junaedi, I. & Kurniasih, A. W. 2013. “Keefektifan Model


Pembelajaran SSCS Berbantuan Kartu Masalah Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa”. Unnes Journal of Mathematics Education. Vol.2
68

No 3 66-71. Semarang.

Ramson. 2010. Model pembelajaran SSCS (search, solve, create, and share) untuk
meningkatkan pemahaman konsep berpikir kritis siswa SMP pada topic
cahaya. Tesis pada PPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Riduwan. (2010). Metode dan teknik menyusun tesis. Bandung: Alfabeta.

Rusyna, A. 2014. Keterampilan Berpikir: Pedoman Praktis Para Peneliti


Keterampilan Berpikir. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Safitri, ririn. 2016. Buku Siswa Biologi Untuk SMA/MA Kelas X Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Surakarta : Mediatama

Sarastini, D.D., Raka, R., Sulastri. (2014). Pengaruh model pembelajaran SSCS
terhadap pemahaman konsep IPA siswa kelas V SD di gugus I kecamatan
buleleng. Singaraja: Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha . Vol. 2 No 1

Shinta, Fitri. 2012. Perbandingan hasil belajar Matematika siswa menggunakan


model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan Tipe SSCS di MTs Darul
Hikmah, Skripsi PekanBaru : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sultan
Syarif Kasim Riau. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 4. No. 2. ISSN :
1693-2654

Sinaga, Jahra Fadhillatu. 2020. Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis HOTS


(Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi). Prosiding Seminar Nasional PBSI-
III. Universitas Negeri Medan : Medan

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta

Susanti, Rahma, dkk. 2017. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Search,


Solve, Create and Share terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Peserta Didik Kelas XI SMA Unggul Negeri 4 Palembang Pada Pembelajaran
Materi Sistem Ekskresi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

Susilo, A. B. 2012. “Pengembangan Model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah


untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Berpikir Kritis Siswa SMP”.
Journal of Primary Educational. Vol. 1 No 1 57-63. Semarang.

Widiyatmoko, Arief, dkk. 2016. “Keefektifan Model Pembelajaran Search, Solve,


Create And Share (SSCS) Terhadap Keterampilan Berpikir kritis Siswa”.
Unne Scince Education Jurnal. Vol. 5 No 2 . ISSN : 2252-6617
69

LAMPIRAN
70
71

LAMPIRAN 1 Silabus
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Gowa
Kelas : X

KI 1 : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2 : 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

MEDIA, ALAT, BAHAN


KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKA
POKOK SI
WAKTU
72

MEDIA, ALAT, BAHAN


KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKA
POKOK SI
WAKTU
9. Ekologi: ekosistem, aliran energi, siklus/daur biogeokimia, dan interaksi dalam ekosistem
1.1.Mengagumi keteraturan Ekologi Mengamati Tugas 3  Alam sekitar
dan kompleksitas  Komponen  Mengamati ekosistem dan  Melakukan minggu  Gambar/model ekosistem
ciptaan Tuhan ekosistem komponen yang menyusunnya penanaman x 3 JP  Charta daur biogeokimia
tentang  Aliran energi  Mengamati video terbentuknya pohon di  Alat-alat yang sesuai
keanekaragaman  Daur hujan dari proses penguapan. lingkungan dengan kegiatan yang
hayati, ekosistem biogeokimia. sekitar dilakukan
dan lingkungan  Interaksi Menanya sekolah
hidup. dalam  Apa saja komponen ekosistem  Membuat
1.2. Menyadari dan ekosistem dan bagaimana hubungan antar poster
mengagumi pola komponen? tentang
pikir ilmiah dalam  Bagaimana terjadi aliran energi pelestarian
kemampuan di alam? lingkungan
mengamati  Siklus apa yang berlangsung di (Penghijaua
bioproses alam untuk menjaga n,
1.3. Peka dan peduli keseimbangan? penghemata
terhadap n energy,
permasalahan Mengumpulkan Data air,
lingkungan hidup, (Eksperimen/Eksplorasi) pengelolaan
menjaga dan  Melakukan pengamatan sampah, dll)
menyayangi ekosistem di lingkungan
lingkungan sebagai sekitarnya dan Observasi
manisfestasi mengidentifikasi komponen-  -
pengamalan ajaran komponen yang menyusun
agama yang
73

MEDIA, ALAT, BAHAN


KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKA
POKOK SI
WAKTU
dianutnya ekosistem Portofolio
2.1. Berperilaku ilmiah:  Menganalisis hubungan  -
teliti, tekun, jujur antara komponen biotik dan
terhadap data dan abiotik serta hubungan Tes
fakta, disiplin, antara biotik dan biotik  Pemahaman
tanggung jawab, dan dalam ekosistem tersebut tentang
peduli dalam dan mengaitkannya dengan berbagai
observasi dan ketidak seimbangan istilah baru
eksperimen, berani lingkungan dalam
dan santun dalam  Mendiskusikan kemungkinan ekosistem
mengajukan yang dilakukan berkaitan  Pemahaman
pertanyaan dan dengan pemulihan ketidak tentang
berargumentasi, seimbangan lingkungan komponen
peduli lingkungan,  Mengamati adanya interaksi ekosistem,
gotong royong, dalam ekosistem dan aliran interaksi,
bekerjasama, cinta energi aliran energi,
damai, berpendapat  Mendiskusikan daur dan siklus
secara ilmiah dan biogeokimia menggunakan biogeokimia
kritis, responsif dan bagan/charta
proaktif dalam dalam  Mendiskusikan
setiap tindakan dan ketidakseimbangan
dalam melakukan lingkungan dan
pengamatan dan memprediksi kemungkinan
percobaan di dalam proses yang tidak seimbang
kelas/laboratorium
74

MEDIA, ALAT, BAHAN


KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKA
POKOK SI
WAKTU
maupun di luar
kelas/laboratorium Mengasosiasikan
2.2. Peduli terhadap  Mendiskusikan data berbagai
keselamatan diri dan komponen ekosistem dan
lingkungan dengan mengaitkannya dengan
menerapkan prinsip keseimbangan ekosistem yang
keselamatan kerja ada
saat melakukan  Mendiskusikan dan
kegiatan menyimpulkan bahwa di alam
pengamatan dan terjadi keseimbangan antara
percobaan di komponen dan proses
laboratorium dan di biogeokimia
lingkungan sekitar  Menyimpulkan bahwa di alam
3.9. Menganalisis jika terjadi ketidak seimbangan
informasi/data dari komponen ekosistem harus
berbagai sumber dilakukan upaya rehabilitasi
tentang ekosistem agar keseimbangan proses bisa
dan semua interaksi berlangsung
yang berlangsung
didalamnya. Mengkomunikasikan
 Menjelaskan secara lisan
4.9. Mendesain bagan komponen ekosistem, proses
tentang interaksi biogeokimia, ketidak
antar komponen seimbangan ekosistem dan
ekosistem dan aliran energi
75

MEDIA, ALAT, BAHAN


KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKA
POKOK SI
WAKTU
jejaring makanan
yang berlangsung
dalam ekosistem
dan menyajikan
hasilnya dalam
berbagai bentuk
media.

10. Perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah


1.1.Mengagumi keteraturan dan Keseimbang Mengamati Tugas 3  Foto perubahan lingkungan
kompleksitas ciptaan an Membaca hasil studi dari berbagai  Membuat minggu  Charta lingkungan alami
Tuhan tentang lingkungan laporan media mengenai karya daur x 3 JP dan lingkungan yang rusak
keanekaragaman  Kerusakan perusakan lingkungan, ulang limbah  LKS percobaan pengaruh
hayati, ekosistem dan lingkungan/ mendiskusikan secara kelompok dari mulai polutan terhadap makhluk
lingkungan hidup. pencemara untuk menemukan faktor mendesain, hidup
1.2. Menyadari dan mengagumi n penyebab terjadinya perusakan. memilih
pola pikir ilmiah dalam lingkungan. bahan,
kemampuan mengamati
bioproses  Pelestarian Menanya membuat,
1.3. Peka dan peduli terhadap lingkungan Apa yang dimaksud dengan menaksir
permasalahan lingkungan ketidakseimbangan lingkungan harga satuan
hidup, menjaga dan Limbah dan dan apa saja penyebabnya produk yang
menyayangi lingkungan daur ulang. dihasilkan,
sebagai manifestasi
pengamalan ajaran agama
 Jenis-jenis Mengumpulkan Data mengkomunik
yang dianutnya limbah. (Eksperimen/Eksplorasi) asikan hasil
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti,  Proses  Melakukan percobaan polusi air karya
76

MEDIA, ALAT, BAHAN


KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKA
POKOK SI
WAKTU
tekun, jujur terhadap data daur ulang /udara untuk menemukan daya  Membuat
dan fakta, disiplin, tanggung tahan makhluk untuk laporan media
jawab, dan peduli dalam
observasi dan eksperimen,
kelangsungan kehidupannya. informasi
berani dan santun dalam Melalui kerja kelompok. populer
mengajukan pertanyaan dan  Mengumpulkan informasi tentang
berargumentasi, peduli sebagai bahan diskusi atau kerusakan
lingkungan, gotong royong, sebagai topic yang akan alam yang
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah didiskusikan mengenai masalah terjadi di
dan kritis, responsif dan perusakan lingkungan wilayahnya
proaktif dalam dalam setiap  Membuat usulan cara baik laporan
tindakan dan dalam pencegahan dan pemulihan lisan, tulisan,
melakukan pengamatan dan dalam bentuk
percobaan di dalam
kerusakan lingkungan akibat
kelas/laboratorium maupun polusi video, atau
di luar kelas/laboratorium  Studi literatur tentang jenis- lukisan/banne
2.2. Peduli terhadap jenis limbah serta pengaruhnya r/poster
keselamatan diri dan terhadap kesehatan dan
lingkungan dengan Observasi
menerapkan prinsip
perubahan lingkungan
keselamatan kerja saat  Mendiskusikan tentang  Sikap ilmiah
melakukan kegiatan pemanasan global, penipisan dalam
pengamatan dan percobaan lapisan ozon dan efek rumah mengamati,
di laboratorium dan di kaca apa penyebabnya dan berdiskusi,
lingkungan sekitar
bagaimana mencegah dan membuat
3.10. Menganalisis data
perubahan lingkungan dan menanggulanginya. karya, dan
dampak dari perubahan  Membuat daur ulang limbah merefleksikan
perubahan tersebut bagi diri terhadap
kehidupan
77

MEDIA, ALAT, BAHAN


KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKA
POKOK SI
WAKTU
Mengasosiasikan perilaku
4.10. Memecahkan masalah  Menyimpulkan hasil pengrusakan
lingkungan dengan membuat
desain produk daur ulang pengamatan, diskusi, lingkungan
limbah dan upaya pengumpulan informasi serta
pelestarian lingkungan. studi literatur tentang dampak Portofolio
kerusakan lingkungan  Usulan/ide/ga
penyebab, pencegahan serta gasan
penanggulangannya. tindakan
nyata upaya
Mengkomunikasikan pelestarian
 Usulan / himbauan tindakan lingkungan
nyata pelestarian lingkungan dan budaya
dan hemat energi yang harus hemat energi
dilakukan di tingkat sekolah dan
tiap individu siswa yang Tes
dilakukan di rumah, sekolah,  Pemahaman
dan area pergaulan siswa tentang
 Laporan hasil pengamatan konsep
secara tertulis kerusakan
 Presentasi secara lisan tentang lingkungan
kerusakan lingkungan dan daur dan upaya
ulang limbah pelestarian
dengan
menggunakan
bagan/diagra
78

MEDIA, ALAT, BAHAN


KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN PENILAIAN ALOKA
POKOK SI
WAKTU
m
 Konsep-
konsep baru
tentang
pelestarian
lingkungan
dan
pembuatan
produk daur
ulang
79

LAMPIRAN 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105

LAMPIRAN 3 Lembar Observasi Guru


106
107
108
109
110
111

FORMAT LEMBAR OBSERVASI GURU


Pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create, And Share terhadap
keterampilan High Order Thinking Skill siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa
Materi : Ekosistem
Hari/tanggal :
Kelas : X Mia 2 (Eksperimen)
PETUNJUK
Berilah tanda centang (√) pada kolom skor dengan nilai yang sesuai!
Hasil
No. Aspek yang diamati Pengamatan
Ya Tidak
1. Guru melakukan salam pembuka serta memeriksa kesiapan
Siswa √
2. Guru memotivasi siswa dan memberi arahan dan petunjuk √
pembelajaran akan dilaksanakan baik sumber belajar, dan
media yang digunakan
3. Guru memberikan tes awal kepada siswa √
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta kegiatan V
yang akan dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung
5. Fase Search √
a. Guru menciptakan situasi yang dapat mempermudah
munculnya pertanyaan yang mengarahkan kegiatan
b. Guru membantu siswa dalam pengelompokan dan √
penjelasan permasalahan yang muncul
6. Fase Solve √
a. Guru menciptakan situasi yang menantang bagi siswa
untuk berpikir
112

b. Guru membantu siswa mengaitkan pengalaman yang √


sedang di kembangkan dengan ide, pendapat atau
gagasan siswa tersebut
c. Guru memfasilitasi siswa dalam memperoleh √
informasi dan data

7. Fase Create √
a. Guru mendiskusikan kemungkinan penetapan audien
atau audiensi

b. Guru menyediakan ketentuan dalam analisis data dan √


teknik penayanngannya

c. Guru menyediakan ketentuan dalam menyiapkan √


presentasi

8. Fase Share √
a. Guru menciptakan terjadinya interaksi antara
kelompok diskusi kelas
b. Guru membantu mengembangkan metode atau cara- √
cara dalam mengevaluasi hasil penemuan studi selama
presentasi
c. Guru Menanyakan hal-hal yang belum dipahami √
dalam persentase
d. Guru Mengevaluasikan semua hasil jawaban √

Gowa, Maret 2021


Observer

(Ririn Ayu Pebrianti)


113

FORMAT LEMBAR OBSERVASI GURU


Pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create, And Share terhadap
keterampilan High Order Thinking Skill siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa
Materi : Ekosistem
Hari/tanggal :
Kelas : X Mia 3 (Kontrol)
PETUNJUK
Berilah tanda centang (√) pada kolom skor dengan nilai yang sesuai!
No. Hasil
Aspek yang diamati Pengamatan

Ya Tidak
1. Guru melakukan salam pembuka serta memeriksa kesiapan √
Siswa
2. Guru memotivasi siswa dan memberi arahan dan petunjuk √
pembelajaran akan dilaksanakan baik sumber belajar, dan
media yang digunakan
3. Guru memberikan tes awal kepada siswa √
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta kegiatan yang √
akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung

5. Guru menjelaskan materi dengan memberi contoh dalam √


kehidupan sehari-hari
6. Guru kembali menjelaskan sedikit tentang materi ajar melalui √
PPT kepada siswa

7. Guru memberikan lembar kerja (LKPD) kepada siswa terkait √


materi pembelajaran

8. Guru bersama siswa membahas jawaban dari lembar kerja yang √


sudah dikerjakan oleh siswa
114

9. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari √


pada setiap pertemuan

10. Guru memberikan gambaran umum pada siswa terkait materi √


yang dibahas di pertemuan selanjutnya

11. Guru melakukan salam penutup untuk mengakhiri √


pembelajaran

Gowa, Maret 2021


Observer

(Ririn Ayu Pebrianti)


115

LAMPIRAN 4 Lembar Observasi Siswa


116
117
118
119
120
121

FORMAT LEMBAR OBSERVASI SISWA


Pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create, And Share terhadap
keterampilan High Order Thinking Skill siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa
Materi : Ekosistem
Hari/tanggal :
Kelas : X MIA 2 (Eksperimen)
Pertemuan
No. Aspek yang diamati 1 2 3

1. Kesiapan siswa menerima pelajaran 30 30 30


2. Memperhatikan dan mengikuti dengan seksama 30 30 30
3. Memperhatikan dan mengikuti dengan serius 28 30 30
ketika pembelajaran berlangsung
4. Fase Search 10 15 20
a. Memahami soal atau kondisi yang
diberikan oleh guru (misalnya siswa dapat
menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan dari suatu masalah yang
diberikan dengan tepat)
b. Melakukan observasi dan investigasi 5 10 15
terhadap informasi yang disampaikan guru
(misalnya siswa mengajukan pertanyaan
tentang apa yang disampaikan oleh guru)

c. Membuat pertanyaan-pertanyaan kecil 5 12 20


terhadap informasi yang disampaikan guru

d. Menganalisis informasi yang ada sehingga 5 10 15


terbentuk sekumpulan atau beberapa ide
122

5. Fase Solve 5 10 15
a. Menghasilkan dan melaksanakan rencana
untuk mencari solusi (dengan bekerja
kelompok pada tahap ini siswa di
mungkinkan untuk bertukar pikiran dengan
anggota kelompoknya)

b. Mengembangkan pemikiran rencana kritis 5 15 18


dan keterampilan kreatif membentuk
hipotesis yang dalam hal berupa dugaan
jawaban (siswa mampu memecahkan suatu
masalah yang diberikan yang mengarah
pada jawaban yang benar dengan lengkap)

c. Memilih metode untuk memecahkan 10 15 18


masalah ( siswa dapat menuliskan atau
mengungkapkan langkah-langkah yang
akan digunakan dalam memecahkan suatu
masalah yang diberikan dengan konsep-
konsep sains)

d. Mengumpulkan data-data kemudian 20 25 27


menganalisis (siswa setelah membaca,
mendengarkan dan melihat mampu
menganalisis semua informasi yang ada
untuk memecahkan masalah)
123

6. Fase Create 10 15 20
a. Menciptakan produk yang berupa solusi
masalah (siswa menguji dugaan jawaban yang
dibuat apakah sudah benar atau salah)

b. Siswa menggunakan keterampilan mereduksi 5 10 15


data menjadi suatu penjelasan tingkat paling
sederhana
c. Siswa mengevaluasi proses berpikir mereka 5 10 15
sendiri dengan mengembangkan produk yang
dihasilkan

d. Menampilkan hasil sekreatif mungkin (siswa 8 10 15


menggabungkan kumpulan ide yang
dihasilkan)
7. Fase Share 30 30 30
a. Siswa mempresentasikan LKPD yang telah
dihasilkan sesuai arahan guru

b. Menerima umpan balik dari teman 30 30 30


kelompok lain
c. Menanyakan hal-hal yang belum dipahami 8 18 22
dalam persentase
d. Mengevaluasikan semua hasil jawaban 5 15 20

8. Peserta didik yang berdoa 30 30 30

9. Peserta didik yang menjawab salam 30 30 30

Rata-rata 14,95 19,05 22,14


Presentase (%) 49,83 63,05 73,08
124

Skala penilaian :

Keterangan :
No Skor Kategori
1 81-100 % Sangat Aktif
2 61-80 % Aktif
3 41-60 % Cukup Aktif
4 21-40 % Kurang Aktif
5 0-20 % Tidak Aktif

Gowa, Maret 2021


Pengamat

(Ririn Ayu Peberianti)


125

FORMAT LEMBAR OBSERVASI SISWA


Pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create, And Share terhadap
keterampilan High Order Thinking Skill siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa
Materi : Ekosistem
Hari/tanggal :
Kelas : X MIA 3 (Kontrol)
Pertemuan
No. Aspek yang diamati 1 2 3

1. Siswa yang menanggapi salam dari guru 30 30 30


berdoa bersama
2. Siswa yang memperhatikan dan mengikuti 20 25 28
dengan seksama
3. Siswa yang memperhatikan guru dalam 20 25 28
menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Siswa yang menanggapi pertanyaan guru 8 12 15
5. Siswa yang memperhatikan ppt dan penjelasan 20 25 30
yang diberikan guru
6. Siswa yang mengikuti perintah guru saat 15 20 25
pembagian kelompok dengan teratur

7. Siswa aktif dalam pembelajaran 15 18 28

8. Siswa yang bertanya tentang materi 7 10 12


pembelajaran yang disampaikan
9. Siswa yang menyampaikan pendapat ketika 7 10 15
berdiskusi dalam kelompok sendiri
10. Siswa yang mengemukakan pendapatnya saat 5 12 18
berdiskusi antar kelompok
11. Siswa yang menjawab pertanyaan dari 7 12 18
kelompok lain
126

12. Siswa yang menyimpulkan hasil pembelajaran 5 11 15


hari ini
13. Siswa yang memperhatikan penyampaian guru 15 20 25
untuk pertemuan selanjutnya
14. siswa yang berdoa dan menjawab salam 30 30 30

Rata-rata 14,57 18,57 22,64


Presentase (%) 48,56 61,09 75,46

Skala penilaian :

Keterangan :
No Skor Kategori
1 81-100 % Sangat Aktif
2 61-80 % Aktif
3 41-60 % Cukup Aktif
4 21-40 % Kurang Aktif
5 0-20 % Tidak Aktif

Gowa, Maret 2021


Pengamat

(Ririn Ayu Peberianti)


127

LAMPIRAN 5 Lembar Kerja Peserta Didik


128
129
130
131
132
133
134

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
EKOSISTEM
Kelas/semester :
Kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ...................................................
2. ...................................................
3. ...................................................
4. ...................................................
5. ....................................................

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Menjelaskan hubungan ekosistem dan ekologi
 Membedakan komponen abiotik dengan komponen biotik dalam ekosistem
 Menganalisis komponen ekosistem di sekitar lingkungan sekolah
 Menganalisis interaksi antar komponen yang terjadi di sekitar lingkungan
sekolah

A. Penyajian Masalah
Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, yaitu suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu
tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu
terjadi oleh adanya arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi
antara komponen dalam ekosistem itu. Masing-masing komponen itu mempunyai
fungsi atau relung. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya
dan bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem itu pun terjaga.
Interaksi antara organisme hidup (biotik) dan komponen lingkungan yang
tidak hidup dan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga terjadi aliran
135

energi melalui peristiwa makan dan dimakan sehingga membentuk rantai


makanan dan jaring-jaring makanan yang terjadi dalam suatu sistem merupakan
sistem ekologi atau ekosistem.
B. Pengumpulan dan Verifikasi Data
Apa saja komponen-komponen ekosistem dan bagaimana interaksi yang
mungkin terjadi antar komponen dalam ekosistem? Nah untuk menjawab dan
mengeksplor pengetahuan lebih jauh mari kita lakukan percobaan berikut ini!
C. Tujuan Kegiatan
Peserta didik dapat menganalisis komponen penyusun ekosistem di
lingkungan sekitar sekolah.
D. Eksperimen
Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
Prosedur Kerja
a) Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan
b) Mengamati lingkungan sekitar sekolah
c) Mencatat hasil yang diamati
d) Mengisi tabel pengamatan
E. Mengorganisasi Data dan Merumuskan Penjelasan
1. Rumusan Masalah
Jika kalian ingin mengetahui komponen-komponen apa saja yang ada dalam
ekosistem serta interaksi antar komponen tersebut, dapatkah kalian membuat

rumusan masalahnya? Buatlah rumusan masalah terkait dengan penelitian yang


kalian lakukan bersama kelompok.
2. Dugaan/hipotesis
Buatlah hipotesis terkait dengan penelitian yang akan dilakukan bersama anggota
kelompok.
136

Mengorganisasi Data
- Diskusikan dalam kelompokmu hasil yang kalian peroleh, berkaitan dengan
komponen-komponen ekosistem serta interaksi antar komponennya. Tulislah hasil
pengamatan kalian ke dalam tabel berikut ini!
NO Nama Komponen Abiotik Biotik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
- Petunjuk: berilah tanda (√) pada kolom biotik jika yang ditemukan
termasuk ke dalam kelompok komponen biotik, dan berilah tanda (√)
abiotik jika yang ditemukan termasuk ke dalam kelompok komponen
abiotik.
F. Analisis
1. Komponen apa saja yang paling banyak kalian temukan dan apa
peranannya?

2. Dari hasil pengamatan yang kalian lakukan, jenis individu dan populasi
apa saja yang kalian temukan?
137

3. Jelaskan interaksi simbiosis muta yang terjadi antara komponen abiotik


dengan komponen biotik pada ekosistem yang Anda amati!
138

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
EKOSISTEM
Kelas/semester :
Kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ...................................................
2. ...................................................
3. ...................................................
4. ...................................................
5. ....................................................

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
 Setelah mengamati lingkungan sekitar siswa dapat mengidentifikasi
komponen penyusun ekosistem biotik dan abiotik dengan benar
Z
 Siswa dapat memprediksi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keseimbangan ekosistem
 Siswa dapat mendeskripsikan mekanisme aliran energi pada suatu
ekosistem
A. Penyajian Masalah
Proses aliran energi di dalam ekosistem terjadi melalui peristiwa makan
dan dimakan yang terjadi di dalam rantai makanan. Pola-pola interaksi yang
terjadi dapat berupa persaingan (kompetisi), pemangsaan (predasi), dan kerjasama
(simbiosis). Kompetisi bisa terjadi antar individu sejenis dan beda jenis. Simbiosis
terdiri dari simbiosis mutualisme, komensalisme dan parasitisme.
B. Pengumpulan dan Verifikasi Data
Apa saja aliran energi di dalam ekosistem? Nah untuk menjawab dan mengeksplor
139

pengetahuan lebih jauh mari kita lakukan percobaan berikut ini!

C. Tujuan Kegiatan
Peserta didik dapat menganalisis rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam
ekosistem yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
D. Eksperimen
Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
Prosedur Kerja
a) Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan
b) Mengamati lingkungan sekitar sekolah
c) Mencatat hasil yang diamati
d) Mengisi tabel pengamatan
E. Mengorganisasi Data dan Merumuskan Penjelasan
1. Rumusan Masalah
Jika kalian ingin mengetahui rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam
ekosistem tersebut, dapatkah kalian membuat rumusan masalahnya? Buatlah
rumusan masalah terkait dengan penelitian yang akan dilakukan bersama
kelompok.

2. Dugaan/hipotesis
Buatlah hipotesis terkait dengan penelitian yang akan kalian lakukan bersama
anggota kelompok

Mengorganisasi Data
- Diskusikan dalam kelompokmu hasil yang kalian peroleh, berkaitan dengan
140

rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem. Tulislah hasil


pengamatan kalian ke dalam tabel berikut ini!

No Jenis Ekosistem No Jenis Tingkat Trofik Keterangan


Hewan/Tumbuhan
1 1

2
3
4
5
6
7
2 1
2
3
4
5
6

F. Analisis
1. Buatlah rantai makanan berdasarkan hasil pengamatan kalian

2. Bagaimana energi mengalir atau berpindah dari satu makhluk hidup ke


makhluk hidup lainnya dalam suatu ekosistem? Berdasarkan hasil
pengamatan kalian!
141

3. Mungkinkah makhluk hidup dalam ekosistem tersebut menempati


tingkatan yang ganda, misalnya makhluk hidup “A” dapat menempati
tingkatan konsumen I atau konsumen II sekaligus?

4. Berdasarkan hasil pengamatan kalian, jelaskan perbedaan antara rantai


makanan dengan jaring-jaring makanan!

5. Kesimpulan apa yang kalian dapatkan dari hasil kegiatan yang sudah
kalian lakukan!
142

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
EKOSISTEM
Kelas/semester :
Kelompok :
Nama anggota kelompok :
1. ...................................................
2. ...................................................
3. ...................................................
4. ...................................................
5. ....................................................

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Siswa mampu menjelaskan berbagai jenis daur biogeokimia yang terjadi
dalam lingkungan sekitar
2. Siswa mampu menggambarkan jenis daur biogeokimia yang terjadi di
lingkungan sekitar
3. Siswa dapat menganalisis kearifan lokal sekitar tempat tinggal dalam upaya
menjaga ekosistem

A. Penyajian Masalah
Daur biogeokimia merupakan daur ulang air dan komponen-
komponen kimia (senyawa kimia) yang melibatkan peran serta dari
makhluk hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik. Daur
biogeokimia mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan
manusia. Dalam suatu ekosistem, meskipun energy kimia sebagian
besar hilang pada setiap tingkat trofik, tetapi materi pada setiap
tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun
143

bahan organic tersebut didaur ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke


dalam komponen biotik melalui udara, tanah, air. Air sebagai
pelarut universal merupakan komponen terbesar penyusun tubuh
organisme. Air juga mengalami daur ulang di alam. Daur ulang air
dan unsur-unsur kimia melibatkan makhluk hidup dan batuan
(geofisik) sehingga disebut dengan daur biogeokimia.
B. Pengumpulan dan Verifikasi Data
Apa saja daur biogeokimia dalam ekosistem? Nah untuk menjawab dan
mengeksplor pengetahuan lebih jauh mari kita lakukan percobaan
berikut ini!
C. Tujuan Kegiatan
Peserta didik dapat mengetahui daur biogeokimia yang ada di alam
melalui percobaan model siklus air
D. Eksperimen
Alat dan Bahan
1. Plastik bening
2. Mangkuk kecil
3. Karet atau tali rafia
4. Air
5. Mangkuk besar
6. Pemberat
Prosedur Kerja
1. Isilah mangkuk besar dengan air kira-kira 1/3 bagian dan letakkan
mangkuk kecil di tengah-tengah mangkuk besar
2. Tutuplah mangkuk besar dengan plastik transparan dan ikatlah
penutup plastik tersebut dengan kuat
3. Letakkan pemberat di atas plastik penutup tepat dibagian tengah-
tengah
4. Letakkan alat tersebut di bawah terik matahari (selama 20 menit)
5. Amatilah apa yang terjadi! Deskripsikan hasil pengamatan kalian
pada bagian hasil pengamatan
144

E. Mengorganisasi Data dan Merumuskan Penjelasan


1. Rumusan Masalah
Jika kalian ingin mengetahui tentang daur biogeokimia tersebut,
dapatkah kalian membuat rumusan masalahnya? Buatlah rumusan
masalah terkait dengan penelitian yang akan dilakukan bersama
kelompok.

2. Dugaan/hipotesis
Buatlah hipotesis terkait dengan penelitian yang akan dilakukan bersama
anggota kelompok.

E. Analisis
1. Mengapa di mangkuk kecil terdapat air?

2. Jika di alam, siklus air diawali dari proses transpirasi dan evaporasi.
Jelaskan secara singkat siklus air di alam?

3. Jika terjadi pencemaran air, misalnya ada tumpahan minyak di laut,


bagaimanakah proses siklus air?
145

4. Kesimpulan apa yang kalian dapatkan dari hasil kegiatan yang sudah
kalian lakukan!
146

LAMPIRAN 6 Tes Hasil Pretest Dan Posttest


147
148
149
150
151
152
153

SOAL EVALUASI
Materi Ekosistem
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian
a) Tulislah terlebih dahulu identitas anda
b) Bacalah secara seksama sebelum Anda menjawab soal-soal di bawah ini!
c) Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, d, dan e yang menurut Anda
paling benar!
d) Terdapat soal 25 nomor soal pilihan ganda dan 5 nomor soal essay
e) Jawablah terlebih dahulu soal-soal yang menurut Anda paling mudah!

A. PILIHAN GANDA

1. Serangga yang merusak cabai merah semakin banyak, sehingga petani


melepaskan beberapa burung gereja di lokasi perkebunannya. Tak lama setelah
itu, cabai merah yang dihasilkan melimpah karena tidak lagi diserang serangga
dan banyak penduduk yang membeli salah satunya Ghazy yang menyukai
sambal, yang juga sering membeli cabai kepada petani, kemudian membuat
sambal dan dimakannya bersama dengan nasi hangat. Berdasarkan cerita di
atas, konsumen tingkat pertama adalah…
a. cabai merah
b. petani
c. burung gereja
d. bakteri
e. ghazy
2. Berikut ini beberapa rantai makanan yang ditemukan di alam:
1) Kerbau → Kutu → Burung
2) Bangkai hewan → Teripang → Gurita
3) Rumput → Belalang → Burung → Ular
154

4) Hancuran dedaunan → Cacing tanah → Ayam → Manusia.


Rantai makanan detritus ditunjukan oleh nomor
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
3. Hutan merupakan suatu ekosistem darat yang besar pengaruhnya terhadap
kehidupan karena ulah manusia, seperti melakukan penebangan secara liar,
membakar hutan sehingga hutan menjadi rusak dan gundul. Upaya yang harus
dilakukan untuk menjaga agar hutan menjadi produktif adalah…
a. menjaga pelestarian hewan dan tumbuhan
b. menjaga keseimbangan air di sekitarnya
c. mencegah peremajaan hutan kembali
d. menerapkan aturan hukum bagi pelanggar pemanfaatan hutan
e. melakukan penebangan pohon yang diimbangi dengan penanaman kembali
4. Berikut adalah beberapa organisme di alam
1) Padi
2) Papaya
3) Ayam
4) Elang
5) Ular
6) Tikus
7) Kucing
8) Serigala
9) Musang
10) Jagung
Rantai makanan yang dapat terjadi adalah….
a. 1-3-6-7
b. 2-3-6-8
c. 10-6-5-4
155

d. 1-6-5-9
e. 10-6-7-4
5. Perhatikan rantai makanan pada ekosistem sawah di bawah ini !!
Matahari → padi → tikus → ular → elang
Taraf trofi pertama adalah…..
a. Matahari
b. Elang
c. Tikus
d. Ular
e. Padi
6. Perhatikan diagram jaring-jaring makanan berikut ini !
Singa Elang

Ular Kelinci

Katak Belalang Tumbuhan


Trofik ketiga ditempati oleh….
a. Singa dan ular
b. Ular dan katak
c. Elang dan belalang
d. Kelinci dan belalang
e. Katak dan kelinci
7. Pada jaring-jaring makan no 6, ular dapat menempati dua tingkat trofik yang
berbeda yaitu….
a. Trofik I dan II
b. Trofik II dan III
c. Trofik III dan IV
d. Trofik II dan IV
e. Trofik IV dan V
156

8. Dalam daur karbon, kadar karbon dioksida di udara yang sangat tinggi akan
menyebabkan gangguan pada ekosistem. Proses yang dilakukan oleh makhluk
hidup yang dapat mengurangi kadar karbon dioksida tersebut adalah….
a. Respirasi tumbuhan
b. Respirasi hewan
c. Fotosintesis tumbuhan
d. Fermentasi bakteri
e. Mineralisasi bakteri
9. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan pabrik menyumbang peningkatan
kadar karbon dioksida di udara yang menyebabkan terganggunya pernapasan
manusia sebagai salah satu komponen biotik di ekosistem. Solusi yang tepat
untuk mengurangi hal tersebut adalah….
a. Membuat saringan karbon dioksida di tempat tempat tertentu
b. Memasang indikator kualitas udara
c. Menghentikan motor masuk kota
d. Menggalakan penanaman pohon
e. Memberikan penyuluhan kesehatan
10. Hutan merupakan suatu ekosistem darat yang besar pengaruhnya terhadap
kehidupan karena ulah manusia, seperti melakukan penebangan secara liar,
membakar hutan sehingga hutan menjadi rusak dan gundul. Upaya yang harus
dilakukan untuk menjaga agar hutan menjadi produktif adalah…
a. menjaga pelestarian hewan dan tumbuhan
b. menjaga keseimbangan air di sekitarnya
c. mencegah peremajaan hutan kembali
d. menerapkan aturan hukum bagi pelanggar pemanfaatan hutan
e. melakukan penebangan pohon yang diimbangi dengan penanaman kembali
11. Perhatikan gambar komponen penyusun sebuah akuarium berikut ini:
157

1) Bak Akuarium berisi air 3) Ikan hias 2 5) Ikan hias 1 7) Lampu

2) Hiasan Batu 4) Ikan koi 6) Tanaman Air 8) Aerator


Berdasarkan gambar diatas, Komponen akuarium yang tidak tepat menyusun
sebuah ekosistem adalah .....
a. 1), 2), 3), 6), dan 7)
b. 1), 4), 5), 6), dan 7)
c. 1), 5), 6), 7), dan 8)
d. 1), 2), 3), 7), dan 8)
e. 1), 3), 4), 6), dan 7)
12. Pada suatu daerah terdapat lahan yang tidak subur, sehingga tumbuhan yang
tumbuh kurang baik, hewan pemakan tumbuhan (Herbivor) juga mengalami
kekurangan makanan sehingga banyak yang tidak mampu bertahan hidup dan
akhirnya mati. Hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh bakteri.
Pernyataan yang paling tepat sesuai dengan kejadian di atas tentang hubungan
antara komponen abiotik dan komponen biotik adalah....
a. kesuburan tanah dipengaruhi oleh dekomposer yang terdapat di alam
b. tumbuhan tidak berpengaruh terhadap keadaan tanah sebagai komponen
abiotik
c. herbivor tidak terpengaruh keadaan tumbuhan yang menyusun sebuah
158

ekosistem
d. kesuburan tanah dan dekomposer berpengaruh terhadap tumbuhnya
tumbuhan
e. herbivor dipengaruhi dekomposer yang merupakan organisme pengurai
13. Disebuah perkarangan rumah terdapat pohon jati yang sedang rindang si
pemilik rumah ingin menanam jagung di areal sekitar pohon jati tersebut.
Sehingga jagung ternaungi oleh rindang pohon jati. Bila kandungan organik
tanah, kelembapan, dan semua faktor biotik dari dalam tanah optimal maka
diramalkan setelah dua bulan kemudian pertumbuhan jagung tersebut akan
a. Batang tinggi dan besar, buah besar, daun lebar hijau
b. Batang pendek dan besar, buah besar, daun lebar pucat
c. Batang tinggi dan kurus, buah kecil, daun kecil dan hijau
d. Batang tinggi dan kurus, buah besar dan daun kecil hijau
e. Batang pendek dan kecil, buah besar, dan daun lebar pucat
14. Acep memergoki Idris sedang membuang plastik bungkus snack dan kulit
pisang yang telah dimakannya di halaman sekolah. Acep menegur Idris untuk
membuang plastik bungkus snack dan kulit pisang di tempat sampah sesuai
jenisnya. Pernyataan paling tepat yang menjadi alasan Acep saat menegur
Idris adalah ....
a. komponen abiotik tanah dapat tercemar oleh sampah plastik karena tidak
terurai dekomposer
b. komponen abiotik tanah dapat subur karena kulit pisang diuraikan oleh
dekomposer
c. komponen biotik sekitar dapat terganggu oleh bau tidak sedap akibat
pembusukan kulit pisang
d. sampah plastik dapat didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat dan
ekonomis
e. sampah kulit pisang dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos ramah
lingkungan
15. Perhatikan tabel kualitas air berikut:
159

Karakteristik Kualitas Air


A B C
Ph 7 7 7-8
Suhu 32ºC 36ºC 30ºC
O2 terlarut (DO) 6 ppm 2 ppm 3-5 ppm
Lingkungan yang tidak seimbang terdapat pada ......
a. kualitas air A, kadar DO terlalu tinggi sehingga organisme air tidak hidup
b. kualitas air B, suhu terlalu tinggi sehingga semua produsen terhambat
pertumbuhannya
c. kualitas air A, suhu dan DO terlalu tinggi sehingga rantai makanan tidak
terjadi
d. kualitas air B, DO terlalu rendah sehingga organisme air banyak yang mati
e. kualitas air C, karena suhu terlalu rendah sehingga organisme air banyak
yang mati
16. Koswara menemukan jamur dan rumput di kebunnya, dari penemuan tersebut
ia menyimpulkan bahwa jamur tidak sama dengan rumput yang berperan
sebagai produsen. Kesimpulan yang diambil Koswara adalah ....
a. salah, karena jamur juga menghasilkan makanan sendiri sehingga disebut
produsen
b. salah, karena jamur hanya dapat dimangsa, dan tidak bisa memangsa
organisme lain
c. benar, karena jamur memiliki racun yang berbahaya bagi pemangsanya
d. salah, karena jamur dapat dimangsa oleh konsumen yang beragam
e. benar, karena jamur tidak memiliki klorofil dan bersifat sebagai pengurai
17. Tumbuhan memerlukan karbondioksida dan sinar matahari untuk
berfotosintesis, hasil dari fotosintesis menghasilkan oksigen yang diperlukan
oleh kambing untuk bernapas, tumbuhan dimanfaatkan kambing untuk
kelangsungan hidup, sampah dari metabolisme kambing berupa
karbondioksida dan kotoran. Pernyataan yang paling tepat tentang hubungan
antar sesama komponen biotik adalah ....
a. tumbuhan membutuhkan karbondioksida dan kotoran kambing
160

b. tumbuhan menghasilkan oksigen


c. kambing membutuhkan tumbuhan dan karbondioksida
d. kambing membutuhkan tumbuhan
e. kambing membutuhkan oksigen.
18. Perhatikan gambar dibawah!

Gambar A Gambar B
Tumbuhan tali putri (gambar A) dan tumbuhan benalu (gambar B) merupakan
tumbuhan parasit yang menempel pada tumbuhan inang. Tatang berpendapat
bahwa tumbuhan tali putri merupakan parasit sejati dibanding tumbuhan benalu.
Setujukah kamu dengan pendapat Tatang?
a. tidak, karena benalu memiliki klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis
b. ya, karena tali putri tidak berklorofil sehingga menyerap hasil fotosintesis
inangnya.
c. ya, karena akar tali putri menancap lebih dalam ke batang inang yang
ditempati
d. tidak, karena sama-sama mengambil makanan dari inang yang ditempati
e. ya, karena tali putri melilit setiap bagian dari tubuh inangnya untuk
menyerap nutrisi
19. Bagja melakukan sebuah percobaan, dia meletakkan masing-masing ikan ke
dalam akuarium A dan B yang berisi air. Pada akuarium A diberi hydrilla,
sedangkan pada akuarium B tidak. Diketahui bahwa setelah beberapa hari
kemudian pada akuarium B ikan mati meskipun setiap hari diberi makan.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang paling tepat untuk percobaan
tersebut adalah ....
a. ketersediaan oksigen mempengaruhi kehidupan ikan
161

b. adanya pengaruh hydrilla terhadap penyediaan makanan bagi ikan


c. adanya pengaruh hydrilla terhadap kelimpahan karbon dioksida
d. ketersediaan hydrilla mempengaruhi kebutuhan hidup ikan
e. adanya pengaruh hydrilla terhadap ketersediaan oksigen bagi ikan

20. Aceng dan Dadang melakukan pengamatan terhadap dua lahan kebun yaitu
lahan terbuka dan lahan teduh. Pernyataan yang tepat tentang hubungan
antara faktor abiotik pada kedua lahan kebun tersebut yaitu ....
a. intensitas cahaya mempengaruhi kelembapan udara, dan berbanding lurus
b. suhu udara mempengaruhi kelembapan udara, dan berbanding lurus
c. suhu udara mempengaruhi kelembapan udara, dan bebanding terbalik
d. intensitas cahaya mempengaruhi suhu udara, dan berbanding terbalik
e. intensitas cahaya mempengaruhi kelembapan tanah, dan berbanding lurus
21. Ibu Yuyun ingin menanam berbagai macam tanaman anggrek tetapi tidak
memiliki pekarangan yang luas. Ibu Yuyun berinisiatif menanam anggrek
dengan menempelkannya di pohon mangga. Apakah ide yang diambil Ibu
Yuyun tersebut sudah tepat?
a. ya, karena anggrek dan pohon mangga merupakan hubungan netral
b. ya, karena keduanya merupakan hubungan simbiosis komensalisme
c. tidak, karena terjadi simbiosis parasitisme oleh anggrek terhadap pohon
mangga
d. tidak, karena terjadi kompetisi antara anggrek yang ternaungi oleh pohon
mangga
e. ya, karena bersimbiosis mutualisme, keduanya saling menguntungkan
Soal no. 22 dan 23 : perhatikan skema jaring-jaring makanan berikut.

22. Organisme yang berpotensi melakukan interaksi secara kompetisi adalah....


162

a. burung pipit dan elang


b. katak dan tikus
c. belalang dan tikus
d. ulat dan tikus
e. burung pipit dan tikus
23. Akibat yang dapat terjadi apabila populasi katak habis diburu manusia adalah
....
a. populasi elang berkurang
b. populasi tikus tidak terpengaruh
c. populasi sawi bertambah banyak
d. populasi ulat bertambah banyak
e. populasi belalang terpengaruh
24. Berikut ini merupakan pernyataan yang berkaitan dengan proses makan
dimakan antar makhluk hidup, yaitu:
1) Dalam proses makan dan dimakan, populasi pemakan adalah populasi
dominan
2) Semakin kompleks jaring-jaring makan dan dimakan perpindahan energi
semakin besar
3) Semakin panjang rantai pemakan dan dimakan, energi yang dialirkan
semakin kecil
4) Karnivor puncak merupakan spesies yang rawan mengalami kepunahan
5) Proses makan dan dimakan terhenti apabila konsumen 3 mengalami
kepunahan
6) Rantai makanan yang terputus akan mengakibatkan munculnya organisme
yang baru Pernyataan yang tidak tepat mengenai proses makan dan
dimakan yaitu ....
a. (1), (2), dan (3)
b. (2), (3), dan (4)
c. (3), (4), dan (5)
d. (1), (5), dan (6)
e. (2), (5), dan (6)
163

25. Perhatikan skema peredaran materi dan energi berikut.

Kesimpulan yang tepat berdasarkan skema peredaran materi dan energi di


atas adalah ....
a. materi dan energi akan mengalami siklus di dalam ekosistem
b. materi dan energi mengalami satu aliran menuju dekomposer
c. materi mengalami siklus, energi mengalami aliran
d. materi mengalami aliran, energi mengalami siklus
e. aliran materi dan energi berakhir di decomposer

B. SOAL ESSAY
Bacalah wacana di bawah ini dengan teliti !
Liputan6.com, Jakarta Di Bumi yang luar biasa, tinggal bermacam-macam
makhluk hidup didalamnya. Ada manusia, hewan, tumbuhan, mikroorganisme
dan semua hidup di habitatnya masing-masing. Semua makhluk hidup saling
membutuhkan, dan berinteraksi sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya masing-
masing. Dalam kehidupan ini ada hubungan timbal balik antara manusia,
tumbuhan,mikroorganisme dan tempat tumbuhnya. Faktanya, makhluk hidup
manapun tidak dapat lepas dari lingkungannya, baik itu biotik maupun abiotik.
164

Sumber utama ekosistem adalah cahaya matahari. Dengan interaksi antara kedua
komponen tersebut, macam-macam ekosistem akan selalu tumbuh berkembang
sehingga menimbulkan perubahan ekosistem. Jika anda pergi ke gunung, maka
anda akan menemukan ekosistem gunung. Di danau, anda akan menemukan
ekosistem danau. Intinya, macam-macam ekosistem yang ada di bumi tersusun
atas makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Sebagai contoh, ekosistem sungai
terdiri atas hewan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup bersama-sama.
Pada ekosistem sungai ada ikan-ikan kecil, ular sawah, rumput di tepian sungai,
dan sebagainya. Dari kasus diatas bagaimana pertimbangan anda terkait kasus
flu burung yang tidak di dapat ditularkan dari manusia ke manusia! Apakah
memang kasus flu burung tersebut hanya menyebar melalui hewan unggas saja ?
1. Apakah permasalahan utama dari wacana di atas? Rumuskan permasalahan
tersebut dalam bentuk pertanyaan minimal 3 pertanyaan!
2. Dari soal no 1. Apakah kemungkinan jawaban dari rumusan permasalahan yang
telah kamu buat ?
3. Perhatikanlah gambar bagan beserta data pada piramida di bawah!!

Trofik 4

Trofik 3

Trofik 2

Trofik
1

Buatlah kesimpulan mengenai gambar di atas.


4. Prily memiliki halaman rumah berisikan tanaman dan rumput sedangkan
halaman rumah petrus disemen dan terdapat tanaman yang ditempatkan di
dalam pot. Saat musim hujan banyak genangan air di rumah petrus. Petrus pun
merasa sangat terganggu. Solusi apakah yang dapat kamu berikan kepada
165

petrus agar dapat mengatasi masalahnya ?


5. Buatlah model daur biogeokimia yang anda ketahui!
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181

RUBRIK PENILAIAN PRETEST DAN POSTEST

No Indikator Soal Ranah Kunci Skor


Kogniti Jawab
f an
1. Menganalisis Serangga yang merusak cabai merah C4 C 1
komponen semakin banyak, sehingga petani
ekosistem melepaskan beberapa burung gereja di
lokasi perkebunannya. Tak lama
setelah itu, cabai merah yang
dihasilkan melimpah karena tidak lagi
diserang serangga dan banyak
penduduk yang membeli salah satunya
Ghazy yang menyukai sambal, yang
juga sering membeli cabai kepada
petani, kemudian membuat sambal dan
dimakannya bersama dengan nasi
hangat. Berdasarkan cerita di atas,
konsumen tingkat pertama adalah…
a. cabai merah
b. petani
c. burung gereja
d. bakteri
e. ghazy
2. Menganalisis Berikut ini beberapa rantai makanan yang C4 D 1
komponen ditemukan di alam:
ekosistem 1) Kerbau → Kutu → Burung
2) Bangkai hewan → Teripang →
Gurita
3) Rumput → Belalang → Burung →
Ular
4) Hancuran dedaunan → Cacing
182

tanah → Ayam → Manusia.


Rantai makanan detritus ditunjukan
oleh nomor
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 3 dan 4
3. Mengkorelasika Hutan merupakan suatu ekosistem darat C4 E 1
n komponen yang besar pengaruhnya terhadap
ekosistem kehidupan karena ulah manusia,
seperti melakukan penebangan secara
liar, membakar hutan sehingga hutan
menjadi rusak dan gundul. Upaya
yang harus dilakukan untuk menjaga
agar hutan menjadi produktif adalah…
a. menjaga pelestarian hewan dan
tumbuhan
b. menjaga keseimbangan air di
sekitarnya
c. mencegah peremajaan hutan
kembali
d. menerapkan aturan hukum bagi
pelanggar pemanfaatan hutan
e. melakukan penebangan pohon yang
diimbangi dengan penanaman kembali
4. Siswa dapat Berikut adalah beberapa organisme di C4 D 1
menentukan ciri alam
organisme yang 11) Padi
menduduki 12) Papaya
183

tingkat trofik 13) Ayam


pertama 14) Elang
15) Ular
16) Tikus
17) Kucing
18) Serigala
19) Musang
20) Jagung
Rantai makanan yang dapat terjadi
adalah….
a. 1-3-6-7
b. 2-3-6-8
c. 10-6-5-4
d. 1-6-5-9
e. 10-6-7-4
5. Disajikan rantai Perhatikan rantai makanan pada C4 E 1
makanan siswa ekosistem sawah di bawah ini !!
dapat Matahari → padi → tikus → ular →
menganalisis elang
organisme yang Taraf trofi pertama adalah…..
menduduki a. Matahari
tingkat trofik b. Elang
pertama c. Tikus
d. Ular
e. Padi
6. Disajikan jaring- Perhatikan diagram jaring-jaring C4 B 1
jaring makanan. makanan berikut ini !
Siswa dapat
menganalisis
organisme yang
menduduki
184

tingkat trofik Singa Elang


ketiga

Ular Kelinci

Katak Belalang
Tumbuhan
Trofik ketiga ditempati oleh….
a. Singa dan ular
b. Ular dan katak
c. Elang dan belalang
d. Kelinci dan belalang
e. Katak dan kelinci

7. Disajikan jaring- Pada jaring-jaring makan no 6, ular dapat C4 C 1


jaring makanan. menempati dua tingkat trofik yang
Siswa dapat berbeda yaitu….
menganalisis a. Trofik I dan II
tingkat trofik b. Trofik II dan III
dari organisme c. Trofik III dan IV
d. Trofik II dan IV
e. Trofik IV dan V
8. Disajikan Dalam daur karbon, kadar karbon C4 C 1
permasalahan dioksida di udara yang sangat tinggi
tentang akan menyebabkan gangguan pada
banyaknya ekosistem. Proses yang dilakukan oleh
karbon dioksida makhluk hidup yang dapat
di udara. Siswa mengurangi kadar karbon dioksida
dapat tersebut adalah….
185

menganalisis a. Respirasi tumbuhan


proses yang b. Respirasi hewan
dilakukan c. Fotosintesis tumbuhan
makhluk hidup d. Fermentasi bakteri
untuk e. Mineralisasi bakteri
mengurangi hal
tersebut
9. Disajikan Peningkatan jumlah kendaraan bermotor C4 D 1
permasalahan dan pabrik menyumbang peningkatan
yang dapat kadar karbon dioksida di udara yang
mengganggu menyebabkan terganggunya
ekosistem. pernapasan manusia sebagai salah satu
Siswa dapat komponen biotik di ekosistem. Solusi
menganalisis yang tepat untuk mengurangi hal
soslusi untuk tersebut adalah….
mengurangi ha a. Membuat saringan karbon dioksida
tersebut di tempat tempat tertentu
b. Memasang indikator kualitas udara
c. Menghentikan motor masuk kota
d. Menggalakan penanaman pohon
e. Memberikan penyuluhan kesehatan
10. Memacahkan Hutan merupakan suatu ekosistem darat C4 E 1
masalah yang besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan kehidupan karena ulah manusia,
tanaman yang seperti melakukan penebangan
dipengaruhi secara liar, membakar hutan
factor biotik dan sehingga hutan menjadi rusak dan
abiotik gundul. Upaya yang harus dilakukan
untuk menjaga agar hutan menjadi
produktif adalah…
186

a. menjaga pelestarian hewan dan


tumbuhan
b. menjaga keseimbangan air di
sekitarnya
c. mencegah peremajaan hutan
kembali
d. menerapkan aturan hukum bagi
pelanggar pemanfaatan hutan
e. melakukan penebangan pohon yang
diimbangi dengan penanaman kembali
11. Mengidentifikas Perhatikan gambar komponen penyusun C5 D 1
i komponen sebuah akuarium berikut ini:
penyusun
ekosistem

1) 3)

5) 7)
1) Bak Akuarium berisi air 3) Ikan hias
2 5) Ikan hias 1 7) Lampu

2) 4)

6)
187

8)
2) Hiasan Batu 4) Ikan koi
6) Tanaman Air 8) Aerator
Berdasarkan gambar diatas, Komponen
akuarium yang tidak tepat menyusun
sebuah ekosistem adalah .....
a. 1), 2), 3), 6), dan 7)
b. 1), 4), 5), 6), dan 7)
c. 1), 5), 6), 7), dan 8)
d. 1), 2), 3), 7), dan 8)
e. 1), 3), 4), 6), dan 7)
12. Mengevaluasi Pada suatu daerah terdapat lahan yang C5 D 1
komponen tidak subur, sehingga tumbuhan yang
biotik dan tumbuh kurang baik, hewan pemakan
abiotik yang tumbuhan (Herbivor) juga
terdapat pada mengalami kekurangan makanan
suatu ekosistem sehingga banyak yang tidak mampu
bertahan hidup dan akhirnya mati.
Hewan dan tumbuhan yang mati
diuraikan oleh bakteri. Pernyataan
yang paling tepat sesuai dengan
kejadian di atas tentang hubungan
antara komponen abiotik dan
komponen biotik adalah....
a. kesuburan tanah dipengaruhi oleh
dekomposer yang terdapat di alam
b. tumbuhan tidak berpengaruh
188

terhadap keadaan tanah sebagai


komponen abiotik
c. herbivor tidak terpengaruh keadaan
tumbuhan yang menyusun sebuah
ekosistem
d. kesuburan tanah dan dekomposer
berpengaruh terhadap tumbuhnya
tumbuhan
e. herbivor dipengaruhi dekomposer yang
merupakan organisme pengurai
13. Mencipta Disebuah perkarangan rumah terdapat C6 D 1
pertumbuhan pohon jati yang sedang rindang si
tanaman yang pemilik rumah ingin menanam
dipengaruhi jagung di areal sekitar pohon jati
factor biotik dan tersebut. Sehingga jagung ternaungi
abiotik oleh rindang pohon jati. Bila
kandungan organik tanah,
kelembapan, dan semua faktor biotik
dari dalam tanah optimal maka
diramalkan setelah dua bulan
kemudian pertumbuhan jagung
tersebut akan
a. Batang tinggi dan besar, buah besar,
daun lebar hijau
b. Batang pendek dan besar, buah
besar, daun lebar pucat
c. Batang tinggi dan kurus, buah
kecil, daun kecil dan hijau
d. Batang tinggi dan kurus, buah besar
dan daun kecil hijau
e. Batang pendek dan kecil, buah besar,
189

dan daun lebar pucat


14. Menilai Acep memergoki Idris sedang membuang C5 A 1
penjelasan plastik bungkus snack dan kulit
komponen pisang yang telah dimakannya di
biotik dan halaman sekolah. Acep menegur
abiotik yang Idris untuk membuang plastik
terdapat pada bungkus snack dan kulit pisang di
suatu ekosistem tempat sampah sesuai jenisnya.
Pernyataan paling tepat yang
menjadi alasan Acep saat menegur
Idris adalah ....
a. komponen abiotik tanah dapat
tercemar oleh sampah plastik
karena tidak terurai dekomposer
b. komponen abiotik tanah dapat subur
karena kulit pisang diuraikan oleh
dekomposer
c. komponen biotik sekitar dapat
terganggu oleh bau tidak sedap
akibat pembusukan kulit pisang
d. sampah plastik dapat didaur ulang
menjadi produk yang bermanfaat dan
ekonomis
e. sampah kulit pisang dapat didaur ulang
menjadi pupuk kompos ramah
lingkungan
15. Menganalisi Perhatikan tabel kualitas air berikut: C4 D 1
hubungan antara Karakteristi Kualitas Air
k A B C
komponen-
komponen Ph 7 7 7-8
abiotik dan Suhu 32ºC 36ºC 30ºC
190

biotik maupun O2 terlarut 6 2 3-5


(DO) ppm ppm ppm
biotik dengan
Lingkungan yang tidak seimbang
abiotik dalam
terdapat pada ......
suatu ekosistem
a. kualitas air A, kadar DO terlalu
tinggi sehingga organisme air tidak hidup
b. kualitas air B, suhu terlalu tinggi
sehingga semua produsen
terhambat pertumbuhannya
c. kualitas air A, suhu dan DO terlalu
tinggi sehingga rantai makanan tidak
terjadi
d. kualitas air B, DO terlalu rendah
sehingga organisme air banyak yang mati
e. kualitas air C, karena suhu terlalu
rendah sehingga organisme air banyak
yang mati
16. Koswara menemukan jamur dan rumput C4 A 1
di kebunnya, dari penemuan tersebut
ia menyimpulkan bahwa jamur tidak
sama dengan rumput yang berperan
sebagai produsen. Kesimpulan yang
diambil Koswara adalah ....
a. salah, karena jamur juga
menghasilkan makanan sendiri
sehingga disebut produsen
b. salah, karena jamur hanya dapat
dimangsa, dan tidak bisa memangsa
organisme lain
c. benar, karena jamur memiliki racun
yang berbahaya bagi pemangsanya
191

d. salah, karena jamur dapat dimangsa


oleh konsumen yang beragam
e. benar, karena jamur tidak memiliki
klorofil dan bersifat sebagai pengurai

18. Perhatikan gambar dibawah! C5 C 1

Gambar A Gambar B
Tumbuhan tali putri (gambar A) dan
tumbuhan benalu (gambar B) merupakan
tumbuhan parasit yang menempel pada

Mempertimbang tumbuhan inang. Tatang berpendapat

kan hubungan bahwa tumbuhan tali putri merupakan

antara parasit sejati dibanding tumbuhan benalu.

komponen- Setujukah kamu dengan pendapat

komponen Tatang?

abiotik dan a. tidak, karena benalu memiliki

biotik maupun klorofil sehingga dapat melakukan

biotik dengan fotosintesis

biotik dalam b. ya, karena tali putri tidak berklorofil

suatu ekosistem sehingga menyerap hasil


fotosintesis inangnya.
c. ya, karena akar tali putri menancap
lebih dalam ke batang inang yang
ditempati
d. tidak, karena sama-sama mengambil
makanan dari inang yang ditempati
e. ya, karena tali putri melilit setiap
bagian dari tubuh inangnya untuk
192

menyerap nutrisi
19. Menganalisis Bagja melakukan sebuah percobaan, dia C4 E 1
hubungan antara meletakkan masing-masing ikan ke
komponen- dalam akuarium A dan B yang berisi
komponen air. Pada akuarium A diberi hydrilla,
abiotik dan sedangkan pada akuarium B tidak.
biotik maupun Diketahui bahwa setelah beberapa
biotik dengan hari kemudian pada akuarium B ikan
abiotik dalam mati meskipun setiap hari diberi
suatu ekosistem makan. Berdasarkan uraian di atas,
hipotesis yang paling tepat untuk
percobaan tersebut adalah ....
a. ketersediaan oksigen mempengaruhi
kehidupan ikan
b. adanya pengaruh hydrilla terhadap
penyediaan makanan bagi ikan
c. adanya pengaruh hydrilla terhadap
kelimpahan karbon dioksida
d. ketersediaan hydrilla mempengaruhi
kebutuhan hidup ikan
e. adanya pengaruh hydrilla terhadap
ketersediaan oksigen bagi ikan
20. Menganalisis Aceng dan Dadang melakukan C4 B 1
hubungan antara pengamatan terhadap dua lahan
komponen- kebun yaitu lahan terbuka dan lahan
komponen teduh. Pernyataan yang tepat tentang
abiotik dan hubungan antara faktor abiotik pada
biotik maupun kedua lahan kebun tersebut yaitu ....
biotik dengan a. intensitas cahaya mempengaruhi
biotik dalam kelembapan udara, dan berbanding lurus
193

suatu ekosistem b. suhu udara mempengaruhi


kelembapan udara, dan berbanding lurus
c. suhu udara mempengaruhi
kelembapan udara, dan bebanding
terbalik
d. intensitas cahaya mempengaruhi
suhu udara, dan berbanding terbalik
e. intensitas cahaya mempengaruhi
kelembapan tanah, dan berbanding
lurus
21. Mengkontraskan Ibu Yuyun ingin menanam berbagai C5 B 1
hubungan antara macam tanaman anggrek tetapi tidak
komponen- memiliki pekarangan yang luas. Ibu
komponen Yuyun berinisiatif menanam anggrek
abiotik dan dengan menempelkannya di pohon
biotik maupun mangga. Apakah ide yang diambil
biotik dengan Ibu Yuyun tersebut sudah tepat?
biotik dalam a. ya, karena anggrek dan pohon
suatu ekosistem mangga merupakan hubungan netral
b. ya, karena keduanya merupakan
hubungan simbiosis komensalisme
c. tidak, karena terjadi simbiosis
parasitisme oleh anggrek terhadap pohon
mangga
d. tidak, karena terjadi kompetisi
antara anggrek yang ternaungi oleh
pohon mangga
e. ya, karena bersimbiosis mutualisme,
keduanya saling menguntungkan
22. Menganalisis Soal no. 22 dan 23 : perhatikan skema C4 C 1
194

interaksi antar jaring-jaring makanan berikut.


komponen
dalam suatu
ekosistem

22. Organisme yang berpotensi


melakukan interaksi secara kompetisi
adalah....
a. burung pipit dan elang
b. katak dan tikus
c. belalang dan tikus
d. ulat dan tikus
e. burung pipit dan tikus
23. Menyimpulkan Akibat yang dapat terjadi apabila C5 E 1
interaksi antar populasi katak habis diburu manusia
komponen adalah ....
dalam suatu a. populasi elang berkurang
ekosistem b. populasi tikus tidak terpengaruh
c. populasi sawi bertambah banyak
d. populasi ulat bertambah banyak
e. populasi belalang terpengaruh
24. Menyusun Berikut ini merupakan pernyataan yang C6 E 1
mekanisme berkaitan dengan proses makan
aliran energi dimakan antar makhluk hidup, yaitu:
pada suatu 7) Dalam proses makan dan
ekosistem dimakan, populasi pemakan
adalah populasi dominan
8) Semakin kompleks jaring-jaring
makan dan dimakan perpindahan
energi semakin besar
195

9) Semakin panjang rantai pemakan


dan dimakan, energi yang
dialirkan semakin kecil
10) Karnivor puncak merupakan
spesies yang rawan mengalami
kepunahan
11) Proses makan dan dimakan
terhenti apabila konsumen 3
mengalami kepunahan
12) Rantai makanan yang terputus
akan mengakibatkan munculnya
organisme yang baru Pernyataan
yang tidak tepat mengenai proses
makan dan dimakan yaitu ....
a. (1), (2), dan (3)
b. (2), (3), dan (4)
c. (3), (4), dan (5)
d. (1), (5), dan (6)
e. (2), (5), dan (6)
25. Menganalisis Perhatikan skema peredaran materi dan C4 D 1
mekanisme aliran energi berikut.
energi pada suatu
ekosistem

Kesimpulan yang tepat berdasarkan


skema peredaran materi dan energi di
atas adalah ....
196

a. materi dan energi akan mengalami


siklus di dalam ekosistem
b. materi dan energi mengalami satu
aliran menuju dekomposer
c. materi mengalami siklus, energi
mengalami aliran
d. materi mengalami aliran, energi
mengalami siklus
e. aliran materi dan energi berakhir di
decomposer

No Indikator Soal Jawaban Ranah


kognitif
1. Memeberik Bacalah wacana di bawah ini  Jika peserta didik C4
an dengan teliti ! menjawab dengan
penjelasan Liputan6.com, Jakarta Di sebanyak 3 maka
sederhana Bumi yang luar biasa, tinggal skor yang
Mengidentif bermacammacam makhluk hidup didapatkan yaitu 4
ikasi atau didalamnya. Ada manusia, hewan,  jika peserta didik
197

merumuska tumbuhan, mikroorganisme dan menjawab kurang


n masalah semua hidup di habitatnya dari 3 maka skor
tentang masing-masing. Semua makhluk nilai yang
komponen hidup saling membutuhkan, dan didapatkan yaitu 3-1
ekosistem berinteraksi sesuai dengan
kebutuhan dan fungsinya masing-
masing. Dalam kehidupan ini ada
hubungan timbal balik antara
manusia,
tumbuhan,mikroorganisme dan
tempat tumbuhnya. Faktanya,
makhluk hidup manapun tidak
dapat lepas dari lingkungannya,
baik itu biotik maupun abiotik.
Sumber utama ekosistem adalah
cahaya matahari. Dengan interaksi
antara kedua komponen tersebut,
macam-macam ekosistem akan
selalu tumbuh berkembang
sehingga menimbulkan perubahan
ekosistem. Jika anda pergi ke
gunung, maka anda akan
menemukan ekosistem gunung.
Di danau, anda akan menemukan
ekosistem danau. Intinya, macam-
macam ekosistem yang ada di
bumi tersusun atas makhluk hidup
dan makhluk tak hidup. Sebagai
contoh, ekosistem sungai terdiri
atas hewan tumbuhan dan
mikroorganisme yang hidup
198

bersama-sama. Pada ekosistem


sungai ada ikan-ikan kecil, ular
sawah, rumput di tepian sungai,
dan sebagainya. Dari kasus diatas
bagaimana pertimbangan anda
terkait kasus flu burung yang
tidak di dapat ditularkan dari
manusia ke manusia! Apakah
memang kasus flu burung tersebut
hanya menyebar melalui hewan
unggas saja ?
1. Apakah permasalahan utama dari
wacana di atas? Rumuskan
permasalahan tersebut dalam
bentuk pertanyaan minimal 3
pertanyaan
2. mengidentif Dari soal no 1. Apakah  Jika peserta didik C4
ikasi atau kemungkinan jawaban dari menjawab dengan
merumuska rumusan permasalahan yang sebanyak 3 maka
n kriteria telah kamu buat ? skor yang
untuk didapatkan yaitu 4
menentukan  jika peserta didik
jawaban menjawab kurang
yang dari 3 maka skor
mungkin nilai yang
didapatkan yaitu 3-1
3. Menyimpul Perhatikanlah gambar bagan Jika peserta didik C5
kan bagan beserta data pada piramida di mampu
piramida bawah!! menyimpulka
energi n dengan
benar maka
199

skor yang
Trofik 4 didapatkan

Trofik 3 yaitu 4

Trofik 2

Trofik
1
Buatlah kesimpulan mengenai
gambar di atas.

4. merumuska Prily memiliki halaman rumah Jika peserta didik C4


n alternatif berisikan tanaman dan rumput mampu
alterartif sedangkan halaman rumah merumuskan
untuk solusi petrus disemen dan terdapat masalah
tanaman yang ditempatkan di dengan benar
dalam pot. Saat musim hujan maka skor
banyak genangan air di rumah yang
petrus. Petrus pun merasa sangat didapatkan
terganggu. Solusi apakah yang yaitu 4
dapat kamu berikan kepada
petrus agar dapat mengatasi
masalahnya ?

5. Membuat Buatlah model daur biogeokimia Jika peserta didik C6


kreasi yang anda ketahui! mampu
model daur mengambarka
biogeokimia n model daur
biogeokimia
dengan benar
maka skor
200

yang
didapatkan
yaitu 4
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212

LAMPIRAN 7 Daftar Nilai


DAFTAR NILAI SISWA X MIA 2
PRETEST DAN POSTEST KELAS EKSPERIMEN
NO NISN P/L PRETEST POSTEST
1. 202315 P 30 90
2. 202317 P 45 87
3. 202318 P 40 90
4. 202319 P 21 85
5. 202320 P 35 87
6. 202321 P 31 86
7. 202322 L 20 80
8. 202325 P 30 89
9. 202326 P 48 91
10. 202327 P 44 88
11. 202329 L 25 87
12. 202330 L 15 85
13. 202331 L 46 87
14. 202332 L 24 86
15. 202333 L 41 92
16. 202334 L 38 87
17. 202335 L 31 88
18. 202336 L 45 90
19. 202337 P 20 87
20. 202338 P 45 92
21. 202339 P 40 80
22. 202340 P 30 87
23. 202341 P 43 90
24. 202342 P 38 90
25. 202343 P 31 88
26. 202344 P 28 90
27. 202345 L 51 95
28. 202346 P 20 87
29. 202347 P 31 88
30. 202348 P 28 90
213

DAFTAR NILAI SISWA X MIA 3


PRETEST DAN POSTEST KELAS KONTROL
NO NISN P/L PRETEST POSTEST
1. 202349 P 21 79
2. 202350 P 15 65
3. 202351 P 30 76
4. 202352 P 47 95
5. 202353 P 31 76
6. 202354 P 27 84
7. 202355 P 20 70
8. 202356 P 25 85
9. 202357 P 20 75
10. 202358 P 46 92
11. 202359 P 27 71
12. 202361 L 20 70
13. 202362 L 10 88
14. 202364 L 34 66
15. 202365 P 40 88
16. 202366 P 34 87
17. 202367 P 35 65
18. 202368 P 25 82
19. 202369 P 20 81
20. 202370 P 31 78
21. 202371 P 28 77
22. 202372 P 26 89
23. 202373 P 31 85
24. 202374 L 22 74
25. 202376 P 22 76
26. 202377 P 17 65
27. 202378 P 25 74
28. 202379 P 25 80
29. 202380 P 28 87
30. 202383 L 11 60
214

Rekap nilai Pretest kelas eksperimen


No Nisn Nomor Soal Skor Nilai
Pilihan Ganda Essay
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5
C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 6 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 6 4 4 4 5 4 6
1. 202315 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14 30
2. 202317 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 20 45
3. 202318 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 18 40
4. 202319 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 21
5. 202320 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16 35
6. 202321 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 14 31
7. 202322 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20
8. 202325 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 30
9. 202326 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 22 48
10. 202327 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 20 44
11. 202329 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 12 25
12. 202330 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15
13. 202331 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 21 46
14. 202332 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 24
15. 202333 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 19 41
16. 202334 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 17 38
17. 202335 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14 31
18. 202336 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 20 45
19. 202337 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 20
20. 202338 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 20 45
21. 202339 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 18 40
22. 202340 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14 30
215

23. 202341 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 19 43
24. 202342 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 17 38
25. 202343 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14 31
26. 202344 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 13 28
27. 202345 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 23 51
28. 202346 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20
29. 202347 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 14 31
30. 202348 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 13 28

Keterangan :

Skor Penilain
216

Rekap nilai Posttest kelas eksperimen


No Nisn Nomor Soal Skor Nilai
Pilihan Ganda Essay
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5
C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 6 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 6 4 4 4 5 4 6
1. 202315 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 4 3 3 4 40 90
2. 202317 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 4 3 3 4 39 87
3. 202318 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 4 4 40 90
4. 202319 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 3 3 3 4 4 38 85
5. 202320 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3 3 4 4 4 39 87
6. 202321 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 3 3 4 38 86
7. 202322 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3 3 3 3 4 36 80
8. 202325 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 3 3 3 4 40 89
9. 202326 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 3 4 41 91
10. 202327 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 4 3 39 88
11. 202329 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 4 3 3 4 39 87
12. 202330 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2 3 4 4 38 85
13. 202331 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 4 3 3 4 39 87
14. 202332 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 4 3 3 4 4 38 85
15. 202333 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3 3 4 41 92
16. 202334 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 4 3 3 3 4 39 87
17. 202335 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 3 4 4 3 39 88
18. 202336 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 4 3 4 4 40 90
19. 202337 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 4 3 3 4 39 87
20. 202338 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3 4 4 41 92
21. 202339 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 3 3 3 4 36 80
22. 202340 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 3 3 4 3 4 39 87
217

23. 202341 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 4 3 3 4 40 90
24. 202342 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 3 3 3 4 40 90
25. 202343 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 3 3 4 4 39 88
26. 202344 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 4 3 4 40 90
27. 202345 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 43 95
28. 202346 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 4 3 3 4 39 87
29. 202347 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 4 3 39 88
30. 202348 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 4 3 4 4 40 90

Keterangan :

Skor Penilain
218

Rekap nilai Pretets kelas kontrol

No Nisn Nomor Soal Skor Nilai


Pilihan Ganda Essay
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5
1. 202315 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10 21
2. 202317 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 15
3. 202318 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14 30
4. 202319 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 47
5. 202320 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14 31
6. 202321 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 12 27
7. 202322 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20
8. 202325 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 11 25
9. 202326 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 20
10. 202327 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 20 46
11. 202329 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 12 27
12. 202330 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20
13. 202331 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 10
14. 202332 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 15 34
15. 202333 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 18 40
16. 202334 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 15 34
17. 202335 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 16 35
18. 202336 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 11 25
19. 202337 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 9 20
20. 202338 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 31
21. 202339 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 13 28
22. 202340 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 12 26
23. 202341 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 14 31
219

24. 202342 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 10 22
25. 202343 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 10 22
26. 202344 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 17
27. 202345 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 11 25
28. 202346 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 11 25
29. 202347 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 13 28
30. 202348 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 11

Keterangan :

Skor Penilain
220

Rekap nilai Posttest kelas kontrol

No Nisn Nomor Soal Skor Nilai


Pilihan Ganda Essay
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 2 3 4 5
1. 202315 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 3 3 3 3 4 35 79
2. 202317 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 2 2 3 3 0 29 65
3. 202318 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 3 2 2 4 4 34 76
4. 202319 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3 4 4 43 95
5. 202320 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 3 3 2 4 4 34 76
6. 202321 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 3 3 3 4 38 84
7. 202322 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2 2 3 2 4 32 70
8. 202325 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 3 4 4 4 38 85
9. 202326 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 3 4 34 75
10. 202327 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 3 4 4 4 42 92
11. 202329 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 4 3 3 2 3 32 71
12. 202330 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 3 2 3 3 3 32 70
13. 202331 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 4 4 3 4 40 88
14. 202332 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 3 3 2 2 1 30 66
15. 202333 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 3 3 4 40 88
16. 202334 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 4 3 3 2 4 39 87
17. 202335 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 2 2 3 3 0 29 65
18. 202336 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 3 3 3 4 37 82
19. 202337 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 4 3 3 4 36 81
20. 202338 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 3 3 3 3 4 35 78
21. 202339 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 4 3 3 3 2 35 77
22. 202340 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 4 3 4 3 4 40 89
23. 202341 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 4 3 3 3 4 38 85
221

24. 202342 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 3 4 33 74
25. 202343 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 3 3 4 4 34 76
26. 202344 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 2 2 3 3 0 29 65
27. 202345 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 3 3 3 3 4 33 74
28. 202346 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 4 4 3 3 4 36 80
29. 202347 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 4 3 39 87
30. 202348 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 3 2 3 2 2 27 60

Keterangan :

Skor Penilain
222

LAMPIRAN 8 Daftar Hadir Siswa

DINAS PENDIDIKAN
UPT SMA NEGERI 3 GOWA
Jln. Bontonompo Kel Tamallayang Kec. Bontonompo Kab. Gowa KodePos 92153

ABSEN SISWA
Kelas : X MIA 2
NO NIS L/P PERTEMUAN
24/02/2021 03/03/2021 09/03/2021
1. 202315 P   
2. 202317 P   
3. 202318 P   
4. 202319 P   
5. 202320 P   
6. 202321 P   
7. 202322 L   
8. 202325 P   
9. 202326 P   
10. 202327 P   
11. 202329 L   
12. 202330 L   
13. 202331 L   
14. 202332 L   
15. 202333 L   
16. 202334 L   
17. 202335 L   
18. 202336 L   
19. 202337 P   
20. 202338 P   
21. 202339 P   
22. 202340 P   
23. 202341 P   
24. 202342 P   
25. 202343 P   
26. 202344 P   
27. 202345 L   
28. 202346 P   
29. 202347 P   
30. 202348 P   
223

DINAS PENDIDIKAN
UPT SMA NEGERI 3 GOWA
Jln. Bontonompo Kel Tamallayang Kec. Bontonompo Kab. Gowa KodePos 92153

ABSEN SISWA
Kelas : X MIA 3
NO NIS L/P PERTEMUAN
24/02/202 03/03/2021 09/03/2021
1
1. 202349 P   
2. 202350 P   
3. 202351 P   
4. 202352 P   
5. 202353 P   
6. 202354 P   
7. 202355 P   
8. 202356 P   
9. 202357 P   
10. 202358 P   
11. 202359 P   
12. 202361 L   
13. 202362 L   
14. 202364 L   
15. 202365 P   
16. 202366 P   
17. 202367 P   
18. 202368 P   
19. 202369 P   
20. 202370 P   
21. 202371 P   
22. 202372 P   
23. 202373 P   
24. 202374 L   
25. 202376 P   
26. 202377 P   
27. 202378 P   
28. 202379 P   
29. 202380 P   
30. 202383 L   
224

LAMPIRAN 9 Analisis Data


Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

Mean 33,20 1,818

95% Confidence Interval for Lower Bound 29,48


Mean Upper Bound 36,92

5% Trimmed Mean 33,43

Median 32,00

Variance 99,131

Pre Eksperimen Std. Deviation 9,956

Minimum 10

Maximum 51
Keterampilan HOTS Range 41

Interquartile Range 13

Skewness -,222 ,427

Kurtosis -,111 ,833

Mean 87,10 1,205

95% Confidence Interval for Lower Bound 84,64


Mean Upper Bound 89,56
Post Eksperimen
5% Trimmed Mean 87,31

Median 88,50

Variance 43,541
225

Std. Deviation 6,599

Minimum 72

Maximum 98

Range 26

Interquartile Range 8

Skewness -,671 ,427

Kurtosis -,234 ,833

Mean 26,43 1,601

95% Confidence Interval for Lower Bound 23,16


Mean Upper Bound 29,71

5% Trimmed Mean 26,20

Median 25,50

Variance 76,875

Pre Kontrol Std. Deviation 8,768

Minimum 10

Maximum 47

Range 37

Interquartile Range 11

Skewness ,475 ,427

Kurtosis ,510 ,833

Post Kontrol Mean 79,63 2,165


226

95% Confidence Interval for Lower Bound 75,20


Mean Upper Bound 84,06

5% Trimmed Mean 80,20

Median 82,00

Variance 140,654

Std. Deviation 11,860

Minimum 50

Maximum 96

Range 46

Interquartile Range 19

Skewness -,675 ,427

Kurtosis -,276 ,833

Tests of Normality
a
Kelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
Pre Eksperimen ,087 30 ,200 ,984 30 ,928
*
Post Eksperimen ,113 30 ,200 ,947 30 ,137
Keterampilan HOTS *
Pre Kontrol ,101 30 ,200 ,966 30 ,440

Post Kontrol ,144 30 ,116 ,939 30 ,085

*. This is a lower bound of the true significance.


227

a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances


Keterampilan HOTS

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,480 3 116 ,224

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of t-test for Equality of Means


Variances

F Sig. t Df Sig. (2-tailed) Mean Std. Error 95% Confidence Interva


Difference Difference Lower

Equal variances
1,557 ,217 3,844 58 ,000 ,10315 ,02684
assumed
NGain_Score
Equal variances
3,844 56,445 ,000 ,10315 ,02684
not assumed
228

KLP Pre Test Post Test Post-Pre 100-Pre Ngain


1 30 90 60,00 70,00 ,86
1 45 93 48,00 55,00 ,87
1 40 77 37,00 60,00 ,62
1 21 85 64,00 79,00 ,81
1 35 88 53,00 65,00 ,82
1 31 86 55,00 69,00 ,80
1 35 84 49,00 65,00 ,75
1 30 89 59,00 70,00 ,84
1 48 94 46,00 52,00 ,88
1 44 90 46,00 56,00 ,82
1 25 87 62,00 75,00 ,83
1 15 85 70,00 85,00 ,82
1 35 78 43,00 65,00 ,66
1 24 86 62,00 76,00 ,82
1 41 92 51,00 59,00 ,86
1 38 76 38,00 62,00 ,61
1 31 98 67,00 69,00 ,97
1 50 90 40,00 50,00 ,80
1 33 75 42,00 67,00 ,63
1 26 92 66,00 74,00 ,89
1 40 80 40,00 60,00 ,67
1 30 83 53,00 70,00 ,76
1 43 94 51,00 57,00 ,89
1 38 92 54,00 62,00 ,87
1 10 72 62,00 90,00 ,69
1 28 92 64,00 72,00 ,89
1 51 96 45,00 49,00 ,92
1 20 87 67,00 80,00 ,84
1 31 89 58,00 69,00 ,84
1 28 93 65,00 72,00 ,90
2 21 79 58,00 79,00 ,73
2 15 65 50,00 85,00 ,59
2 30 76 46,00 70,00 ,66
2 47 95 48,00 53,00 ,91
2 31 76 45,00 69,00 ,65
2 27 84 57,00 73,00 ,78
2 20 70 50,00 80,00 ,63
2 25 85 60,00 75,00 ,80
2 20 75 55,00 80,00 ,69
229

2 46 92 46,00 54,00 ,85


2 27 71 44,00 73,00 ,60
2 20 70 50,00 80,00 ,63
2 10 88 78,00 90,00 ,87
2 34 66 32,00 66,00 ,48
2 40 88 48,00 60,00 ,80
2 34 87 53,00 66,00 ,80
2 35 65 30,00 65,00 ,46
2 25 82 57,00 75,00 ,76
2 20 81 61,00 80,00 ,76
2 31 78 47,00 69,00 ,68
2 28 77 49,00 72,00 ,68
2 26 89 63,00 74,00 ,85
2 31 85 54,00 69,00 ,78
2 22 74 52,00 78,00 ,67
2 22 76 54,00 78,00 ,69
2 17 65 48,00 83,00 ,58
2 25 74 49,00 75,00 ,65
2 25 80 55,00 75,00 ,73
2 28 87 59,00 72,00 ,82
2 11 60 49,00 89,00 ,55
230

LAMPIRAN 10 Dokumentasi

Pretest kelas eksperimen Pretest kelas kontrol

Posttest kelas eksperimen Posttest kelas kontrol


231

Peneriman materi kelas eksperimen

Penerimaan materi kelas kontrol


232

Diskusi kelompok kelas eksperimen

Diskusi kelompok kelas kontrol


233

Pengamatan kelas kontrol

Pengamatan kelas eksperimen


234

LAMPIRAN 11 Persuratan
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246

RIWAYAT HIDUP

Nurwahyu Amaliah, lahir di Kota Makassar, Provinsi

Sulawesi Selatan pada tanggal 25 April 1998. Anak

Pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Ayahanda

Hamzah Dg Mabe dengan Ibunda ST. Saleha.

Pendidikan yang ditempuh yaitu masuk di TK RA Uin

Alauddin tahun 2003 tamat tahun 2004, pada tahun yang sama melanjutkan

pendidikan di SD Inpres Bontomanai dan tamat tahun 2010, pada tahun yang

sama melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 26 Makassar dan tamat pada Tahun

2013, pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Makassar

dan tamat pada Tahun 2016. Pada tahun yang sama (2016), Dengan izin Allah

SWT, pada tahun 2016 penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Perguruan

Tinggi dan Alhamdulillah diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Makassar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program

Studi Pendidikan Biologi, Program Strata 1 (S1).

Anda mungkin juga menyukai