SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Nurwahyu Amaliah
105441105616
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : fkip@unismuh.ac.id Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERNYATAAN
Nurwahyu Amaliah
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email : fkip@unismuh.ac.id Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web : www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
Nurwahyu Amaliah
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur yang teramat dalam atas kehadirat Allah SWT yang telah
ini, salawat dan salam tetap dipanjatkan ke pangkuan baginda rasulullah Muhammad
SAW, para sahabat dan sahabiah dan orang-orang yang tetap istiqomah di jalan Allah
SWT. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti seminar Proposal
dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan. Dengan Judul” Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve,
Create And Share (SSCS) Terhadap HOTS (High Order Thinking Skill) biologi siswa
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah menyita banyak waktu,
tenaga, curahan pikiran serta materi dan penulis menyadari bahwa tanpa bantuan
tersebut skripsi ini tidak akan tersusun sebagaimana mestinya. Oleh karena
serta terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: Penghormatan dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tuaku yaitu Ayahanda Hamzah Dg Mabe
dan Ibunda ST Saleha serta saudara saudari ku tercinta dengan penuh kasih sayang,
ikhlas, memberikan motivasi dikala saya lagi susah, memberi pengertian tentang
vi
hidup ini yang penuh perjuangan dan iringan doanya tanpa harus dibalas , telah
seperti ini, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, Erwin Akib, M.Pd,. Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
memudahkan dalam rangka penyusunan skripsi ini, Bapak Andi Adam, S.Pd,. M.Pd
Nurdiyanti, S.Pd,. M.Pd. sebagai pembimbing II, yang dengan tulus dan sabar bersedia
Guru pamong, yang telah banyak memberikan bimbingan baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga pelaksanaan penelitian dapat terlaksana dengan baik
dan lancar. Guru dan staf jajaran SMA Negeri 3 Gowa. Siswa yang telah menerima
Megawati, Irma erviani, Rahmat, Meyshi Dea Sindela, Indrawati K.T, Ririn Ayu
Pebrianti, Wilda Yanti, Wiranto, Ryan Okta Wijaya, Dilla Wulandari, Andry
Wahyudi, dan Maudy Umalah yang senantiasa menjadi pendengar terbaik bagi
vii
penulis dan teman-teman di Biologi B 016 yang tak bisa disebut satu persatu, Seluruh
Himpunanku HIMABIO terima kasih sudah memberi banyak pelajaran selama saya
di bangku kuliah mengajarkan saya banyak hal, masa sulit dan duka menjadikan kita
agar tetap kuat mampu dan lebih dewasa lagi. Semoga Allah memberikan kita
kesempatan untuk bertemu dan bertemu kembali, serta memberikan kesuksesan bagi
kita semua. Semoga tali persaudaraan itu tak pernah putus, walau tangan tak
Muhammadiyah Makassar terima kasih atas bantuan dan bekal disiplin ilmu
pengetahuan selama menimba ilmu di bangku kuliah, Bapak/ibu Dosen serta seluruh
Makassar yang telah memberikan pelayanan yang berguna dalam penyelesaian studi
pada jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar dan Keluarga besar saya yang di Makassar yang selalu
Oleh karena itu, penulis harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini dan akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
viii
Nurwahyu Amaliah
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... ii
ABSTRAK......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
x
3. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran SSCS ............. 16
E. Kerangka Berpikir.............................................................................. 32
F. Hipotesis ............................................................................................ 34
1. Populasi.......................................................................................... 37
2. Sampel............................................................................................ 37
F. Instrumen Penelitian............................................................................ 39
B. Pembahasan ........................................................................................ 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 61
B. Saran .................................................................................................... 61
xi
Daftar Pustaka..................................................................................................... 63
Lampiran-Lampiran
Riwayat Hidup
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.6 Standar Ketuntasan Hasil Belajar Biologi SMAN 3 Gowa ........................... 39
Tabel 4.2 Deskriptif Keterampilan HOTS Biologi Peserta Didik Kelas Eksperimen
Tabel 4.3 Kategorisasi Keterampilan HOTS Peserta Didik Kelas Eksperimen dan
Tabel 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Ekosistem Kelas
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol ............................................................................................................... 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol ................................................................................................................ 51
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bangsa. Melalui pendidikan suatu bangsa akan menjadi berkarakter dan memiliki
daya saing yang kuat dari bangsa-bangsa yang lainnya. Pendidikan juga akan
Daya Manusia yang handal, sedangkan guru merupakan ujung tombak dari
pendidikan tersebut.
Kegiatan belajar sebagai upaya untuk membentuk individu yang baik dapat
yakni seorang guru. Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam
kegiatan ini. Guru harus membuat siswa sadar untuk belajar dengan segala faktor
internal dan eksternal yang ada dalam diri mereka. Setiap siswa memiliki
dalam belajar. Karakteristik yang berbeda-beda inilah yang harus dijembatani oleh
seorang guru untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
1
2
lebih mudah dipahami dan dimengerti. Salah satu materi yang dipelajari dalam
secara luas untuk menemukan tantangan baru. Keterampilan berpikir tingkat tinggi ini
dalam situasi yang baru. Berpikir tingkat tinggi adalah berpikir pada tingkat lebih
tinggi dari pada sekedar menghafal fakta atau 4 mengatakan sesuatu kepada
seseorang persis seperti bagaimana sesuatu itu disampaikan (Heong dkk, 2011).
Tujuan keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik adalah agar peserta didik
pemecahan masalah juga dikemukakan oleh Huitt (1992) yang menyatakan bahwa
transisi baru untuk era informasi telah memusatkan perhatian pada proses pemecahan
karena dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan nyata yang akan dihadapi
di masa depan.
tentang materi yang akan dipelajari ataupun yang sedang dipelajari. Sedangkan dalam
pembelajaran biologi siswa harus terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang
melibatkan aspek sikap, proses, produk, dan aplikasi, sehingga siswa dapat
pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru ilmuwan yang menemukan fakta
baru. Kecenderungan dalam pembelajaran biologi saat ini siswa hanya mempelajari
biologi sebagai produk, menghafal konsep, teori, hukum, dan berorientasi pada
hafalan. Dampaknya sikap, proses dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.
Akibatnya pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak
sehingga dapat berpengaruh terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa yang
masih rendah. Hal ini tampak seperti hasil nilai siswa pada materi ekosistem , dimana
berpikir kritis siswa diduga disebabkan antara lain karena, Rendahnya pemahaman
siswa dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga sulit menjawab
tinggi. Belum terjadi suasana aktif dalam diskusi, dan kurangnya keterlibatan siswa
secara langsung dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan oleh guru
biologi yang mengajar di kelas, tak lepas dari metode ceramah, metode diskusi dan
metode demonstrasi. Hal ini dilakukan oleh guru karena guru mengejar target
kurikulum untuk menghabiskan materi pembelajaran atau bahan ajar dalam kurun
waktu tertentu. Guru juga lebih menekankan pada siswa untuk menghafal konsep-
konsep praktis, yang nantinya bisa digunakan oleh siswa akibatnya, siswa tidak
berperan aktif dalam pembelajaran, siswa hanya mengikuti instruksi dari guru untuk
mencapai ketuntasan pembelajaran sesuai kehendak guru. Dalam kondisi ini siswa
tidak dituntut untuk mengembangkan potensi berpikir tingkat tinggi mereka dalam
pembelajaran.
belajar siswa yang masih rendah menyebabkan hasil berpikir tingkat tinggi siswa juga
ikut rendah. Untuk meningkatkan berpikir tingkat tinggi siswa dibutuhkan suatu
pembelajaran yang efektif dan mampu mengoptimalkan potensi belajar siswa. Salah
satu caranya yaitu dengan menggunakan model yang dianggap sesuai adalah Search,
Solve, Create and Share ( SSCS ). Model pembelajaran ini pertama kali
dikembangkan oleh Pizzini pada tahun 1988 yang menyatakan bahwa model ini
3
mengkonstruksi pengetahuan.
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share ( SSCS )
Terhadap HOTS (High Order Thinking Skill) Biologi Siswa Kelas X Pada Materi
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh model Search, Solve, Create and Share ( SSCS )
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang telah
1. Untuk mengetahui pengaruh model Search, Solve, Create and Share ( SSCS )
siswa dengan menggunakan metode Search, Solve, Create and Share ( SSCS )
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
a. Bagi guru, model pembelajaran SSCS dapat menjadi salah satu alternatif
biologi siswa.
2. Manfaat praktis
memfasilitasi pembelajaran.
1. Konsep Berpikir
yang diterima melalui panca indera dan ditujukan untuk mencari suatu
urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau terencana dan sistematis
pada konteks ruang, waktu, dan media yang digunakan, serta menghasilkan
oleh sebab itu kemampuan untuk mengingat menjadi bagian terpenting dalam
6
7
jenis berpikir, yaitu: (1) metakognisi, (2) berpikir kritis, (3) berpikir kreatif, (4)
berpikir yaitu aktivitas mental baik yang berupa tindakan yang disadari maupun
tidak yang merupakan sebuah proses mengolah pengetahuan yang dilakukan oleh
dan berpikir kritis. Berpikir kreatif dan berpikir kritis dapat mengembangkan
seseorang untuk lebih inovatif, memiliki kreativitas yang baik, ideal dan
keterampilan tersebut, itu berarti bahwa peserta didik mampu berpikir, namun
sebagian dari peserta didik harus didorong, diajarkan, dan dibantu untuk dapat
(HOTS) harus diajarkan dan dipelajari. Seluruh peserta didik memiliki hak untuk
efektivitas belajar. Oleh karena itu, keterampilan berpikir ini dikaitkan dengan
proses belajar. Peserta didik yang dilatih dengan berpikir menunjukkan dampak
informasi yang telah diketahui. Tetapi kemampuan berpikir tingkat tinggi juga
dan hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari (Rusyna, 2014:
135).
a) Keterampilan berpikir tidak secara otomatis dapat dimiliki oleh peserta didik.
9
bidang studi.
1956 lalu kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl pada tahun 2001. Pada
terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking. Ketiga aspek tersebut yaitu
aspek analisa, aspek evaluasi, dan aspek mencipta. Tiga aspek lain dalam ranah
yang sama, yaitu aspek mengingat, aspek memahami, dan aspek aplikasi
(menerapkan) masuk dalam bagian berpikir tingkat rendah atau lower order
a) Mengingat
materi yang diajarkan, maka mengingat adalah kategori kognitif yang tepat.
b) Memahami
c) Mengaplikasikan
Kategori ini terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi untuk tugas
d) Menganalisis
e) Mengevaluasi
ditentukan oleh peserta didik. Standar yang digunakan bisa bersifat kuantitatif
f) Mencipta
dalam proses mencipta menuntut peserta didik membuat produk baru dengan
mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian menjadi suatu pola atau struktur
yang tidak pernah ada sebelumnya. Proses kognitif yang terlibat dalam
proses berpikir yang diacu secara luas adalah taksonomi Bloom. Dalam taksonomi
Bloom yang direvisi tersebut, dirumuskan enam level proses berpikir, yaitu
making). Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan
berpikir tinggi. Contohnya, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum
kemampuan untuk menjawab soal tersebut tidak termasuk higher order thinking
skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-soal yang memiliki
1. Bersifat divergen
dapat menumbuhkan ide atau solusi peserta didik dalam memberikan jawaban-
13
2. Menggunakan multirepresentasi
bagan, grafik, tabel, termasuk video), simbolis (simbol,ikon, inisial, isyarat), dan
Terdapat beberapa bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir
soal HOTS yaitu soal pilihan berganda dan uraian. Dalam pembuatan soal pilihan
ganda, soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda harus memuat stimulus yang
bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan
pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh
(distractor).
model pembelajaran yang setiap fase nya melibatkan peserta didik dan dapat
rinci kegiatan yang dilakukan peserta didik pada keempat fase di atas terdapat
tidak diketahui
tersebut
15
sekumpulan ide
solusi
dugaan jawaban
atau salah
( Irwan, 2011: 8)
16
para peserta didik akan mampu menjadi seorang eksplorer ( mencari penemuan
penguji baru yang inovatif), desainer (mengkreasi rencana dan model terbaru),
berkembang.
proses pembelajaran.
(Ramson, 2010:17)
SSCS
belajar mereka
5) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma
6) norma kelompok
berikut:
1) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum.
2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
4) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
5) Siswa lebih mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan
a). Search
yang diberikan kepada mereka. Selama fase pencarian ini, peserta didik dapat
menentukan ide-ide mereka dalam sebuah daftar apa yang diketahui dan apa
terhadap masalah yang ada. Peserta Didik juga dapat mempersempit daftar dan
b). Solve
19
Pada fase solve ini, peserta didik menghasilkan dan melaksanakan rencana
untuk mencari solusi dari soal yang ada atau membuat soal sendiri,
yang dalam hal ini berupa dugaan jawaban, memilih metode untuk memecahkan
c). Create
Pada fase ini, peserta didik menciptakan produk yang berupa solusi
masalah berdasarkan dugaan yang telah dipilih pada fase sebelumnya. Pada tahap
ini peserta didik menguji dugaan yang dibuat apakah benar atau salah. Di
samping itu, peserta didik menampilkan hasil yang sekreatif mungkin dan jika
d). Share
Fase ini merupakan fase terakhir dari model pembelajaran ini. Pada fase ini
peserta didik berkomunikasi dengan guru dan teman sekelompok atas temuan,
solusi atau kesimpulan yang mereka peroleh. Peserta Didik dapat menggunakan
media rekaman, video, poster, laporan, dan media lainnya. Pada fase ini peserta
didik dapat saling membagi ide, cara penyelesaian dan sebagainya, guna
Ramly dalam Handayani (2012), bahwa pada fase ini peserta didik
solusi. Dengan adanya diskusi ini, peserta didik akan menguji hasil temuan serta
C. Materi Ajar
1. Ekosistem
Ekosistem Istilah ekosistem pertama diusulkan oleh ahli ekologi dari Inggris
yaitu A.G Tansley pada tahun 1935. Ekosistem adalah satuan fungsional dasar
234).
Komponen ekosistem dibagi menjadi dua yaitu komponen biotik dan abiotik.
Komponen biotik adalah terdiri dari makhluk hidup yang terdiri dari produsen
Pola-pola interaksi yang terjadi pada suatu ekosistem tersebut dibedakan menjadi
d) Kompetisi yaitu jenis interaksi antar organisme yang saling bersaing untuk
e) Predatorisme yaitu interaksi antar organisme dimana yang satu memakan yang
2. Aliran Energi
mampu mengambil energi dari tempat lain. Energi menurut (Mufid, 2010: 25-26)
adalah sebagai kemampuan untuk melakukan suatu usaha. Energi tidak dapat
bentuk satu ke bentuk lain serta ditransfer antar objek atau sistem. Transfer antar
objek atau sistem ini melalui suatu aliran yang dinamakan aliran energi.
bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen
primer, ke konsumen tingkat tinggi sampai saproba (Sri & Maryati, 2012: 302).
Dalam bentuk kehidupan aliran energi dapat ditemukan pada peristiwa rantai
a) Rantai Makanan
Rantai makanan yaitu transfer atau pemindahan energi dari sumbernya melalui
serangkaian organisme yang dimakan dan yang memakan (Lianah, 2015: 123).
Tiap tingkatan dari rantai makanan disebut dengan taraf trofi. Taraf trofi tersusun
dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat
herbivora).
d) Taraf trofi IV, diduduki oleh karnivora yang memakan karnivora di taraf trofi
III.
23
Dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi
b) Jaring-jaring Makanan
3. Daur Biogeokimia
Kata “Bio” artinya adalah organisme hidup dan “geo” berarti batu, udara, dan air
dari bumi. Geokimia adalah ilmu pengetahuan alam yang penting yang membahas
kimia bumi dengan pertukaran unsur antara berbagai bagian dari kulit bumi dan
lingkungan melalui komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan dikenal dengan
24
yaitu daur gas (gas karbon, nitrogen dan belerang), daur padatan (fosfor), dan daur air
a) Daur Air
Terjadinya hujan sangat dipengaruhi oleh konveksi di atmosfer bumi dan lautan.
Konveksi adalah proses pemindahan panas oleh gerak massa suatu fluida dari suatu
daerah ke daerah lainnya. Air-air yang terdiri dari air laut, air sungai, air limbah, air
akibat adanya bantuan dari panas sinar matahari. Air tersebut kemudian menjadi uap
yang melayang ke udara dan bergerak terus naik ke atas. Sesampainnya di atas uap-
angin yang bergerak, awan-awan tersebut saling bertemu dan membesar dan
kemudian menuju ke atmosfer bumi yang suhunya lebih rendah dan akhirnya
25
membentuk butiran es dan air. Karena terlalu berat dan tidak mampu lagi ditopang
angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi, proses
ini disebut juga proses presipitasi. karena semakin rendah, mengakibatkan suhu
semakin naik maka es akan mencair dan turun menjadi hujan, namun jika suhunya
b) Daur Karbon
CO₂ di atmosfer berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik,
pembakaran batu bara, dan asap pabrik yang dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk
hewan, dan tumbuhan untuk berespirasi. Jika tumbuhan atau hewan mati dalam
waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan
dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO₂ di udara. CO₂
di atmosfer juga berikatan dengan air membentuk asam karbonat. Asam karbonat
akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lainnya.
26
bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan CO₂ di air.
c) Daur Nitrogen
Bentuk nitrogen di alam dapat berupa senyawa organik maupun senyawa anorganik.
dalam bentuk senyawa organik misalnya urea, protein, dan asam nukleat. Sedangkan
bentuk senyawa anorganik, misalnya amonia, nitrit, dan nitrat. Nitrogen di atmosfer
pindah melalui air hujan dan fiksasi nitrogen ke dalam tanah. Fiksasi nitrogen secara
biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar
molekul protein dan digunakan oleh tumbuhan. Jika tumbuhan atau hewan mati,
dan garam amonia yang larut dalam air. Gas amonia dan garam amonium oleh bakteri
menjadi nitrogen lagi atau oksida nitrogen melalui proses denitrifikasi. Hal ini terjadi
d) Daur Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik yaitu pada
tumbuhan dan hewan, dan senyawa fosfat anorganik yaitu terdapat dalam tanah.
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer
(pengurai) menjadi fosfat anorganik. fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau
air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis membentuk fosfat
28
anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap
e) Daur Sulfur
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik, atau sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali
mematikan makhluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian
bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat.
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan lalu semua makhluk hidup
mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri
terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan
mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida. Kemudian hidrogen
sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti
Thiobacillus.
Penelitian yang relevan ini sangat berguna untuk sebuah proses penelitian,
yang dimana penelitian yang relevan termasuk salah untuk mengetahui keaslian
penelitian agar tidak terjadi yang namanya duplikat. Setelah melakukan sebuah
Search, Solve, Create and Share terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi
nilai rata-rata tes awal sebesar 41,66 dan tes akhir sebesar 82,47, sehingga
hasil sebesar 65,63% dengan kategori sangat baik dan 34,38% dengan
kategori sangat baik sebesar 59,38% dan dengan kategori baik sebesar
40,63%.
belajar siswa secara klasikal sebelum diberi tindakan (T0) sebesar 25%
Solve, Create, and Share (SSCS) dan Cooperative Problem Solving (CPS),
eksperimen semu dan dilaksanakan dari bulan Desember 2012 - Juni 2013.
cluster random sampling yang terdiri dari dua kelas, XI IPA 1 dan XI IPA 3.
Kelas XI IPA 1 diberi pembelajaran dengan model SSCS dan kelas XI IPA 3
dan CPS terhadap prestasi belajar kognitif siswa, tetapi ada pengaruhnya
berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif, tetapi tidak ada pengaruhnya
prestasi belajar kognitif dan afektif, tetapi ada interaksinya terhadap prestasi
tetapi tidak ada interaksinya terhadap prestasi afektif; 6) ada interaksi antara
psikomotor”.
E. Kerangka Pikir
mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan, guru
Discovery learning, model Inquiri, diskusi dan model lainnya, akan tetapi pada
masih kurang maksimal atau kurang mendapatkan hasil yang diinginkan, hal itu
suatu permasalahan. Dari pemaparan hal - hal tersebut maka akan berdampak
pada rendahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill)
peserta didik terkhusus pada materi ekosistem. Dimana pada virus cakupan
materinya cukup banyak, sehingga saat ujian tiba nilai ujian peserta didik tidak
pembelajaran Share, Solve, Create And Share (SSCS) ini peserta didik dapat
terbiasa dihadapkan pada suatu keterampilan berpikir kritis yang terjadi dalam
tersebut, salah satu caranya yaitu dengan pengalaman peserta didik melalui
tahapan pembelajaran dari model search, solve, create and share (SSCS) ini.
Adapun peran guru dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order
Thinking Skill) ini sangatlah penting, karena terkait peran guru sebagai
motivator, fasilitator, dan pengarah dalam model pembelajaran yang diteliti ini..
Secara sistematis, kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada bagan
berikut Untuk lebih jelasnya lagi kerangka berpikir dinyatakan dalam bentuk
F. Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create And Share
(SSCS) terhadap High Order Thinking Skill Biologi Siswa kelas X Pada
H1 : Ada pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS)
terhadap High Order Thinking Skill Biologi Siswa kelas X Pada Materi
A. Desain Penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2018: 72). Jenis desain penelitian
akan diawali dengan pretest dan diakhiri dengan posttest setelah diberikan
perlakuan Secara umum model penelitian eksperimen ini disajikan pada tabel
3.1.
K. Eksperimen O1 X O3
Control O2 - O4
37
38
SSCS ) terhadap High Order Thinking Skill siswa kelas X pada Materi Ekosistem
Di SMA Negeri 3 Gowa akan dilakukan di SMA Negeri 3 Gowa. Penelitian ini
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa.
2. Sampel
kemampuan yang sama dan karakteristik yang diasumsikan sama. Hal ini
atau bersifat homogen. Setelah diambil dua kelas secara dipilih, terpilihlah kelas
pembelajaran Search, Solve, Create and Share ( SSCS ) dan X MIA 3 sebagai
adalah suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi
yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi
pembelajaran, pengajaran, dan penilaian. High order thinking skills ini meliputi
E. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua variabel, yaitu variabel bebas
2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini yaitu High Order
F. Instrumen Penelitian
dalam penelitian. Instrumen penelitian berfungsi sebagai alat bantu yang dipilih
pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS). Tes ini berupa soal
pilihan ganda sebanyak 25 nomor terdiri dari 5 option dan 5 nomor soal essay
2. Lembar observasi
Lembar observasi siswa dan guru ini digunakan untuk melihat bagaimana
Terdapat tiga aspek dalam ranah kognitif yang menjadi bagian dari
kemampuan berpikir tingkat tinggi atau high order thinking skill. Ketiga aspek
tersebut yaitu aspek analisis, aspek evaluasi dan aspek mencipta. Pengukuran
ketiga aspek tersebut melalui soal pilihan ganda dan soal essay dengan level
kognitif C4-C6.
tes kemampuan berpikir tingkat tinggi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel
3.4
dinyatakan tidak tuntas sedangkan siswa yang memperoleh nilai 77-100 maka
Menurut Prasetiyo (2013) data skor tes diperoleh dari tes yang
dilakukan sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest untuk kelompok
eksperimen maupun kontrol. Kemudian dari skor data yang diperoleh tersebut,
dicari selisih antara skor pretest dan posttest dengan menggunakan uji N-Gain
sebagai berikut :
Keterangan :
g = Gain skor ternormalisasi
xpretest = Skor tes awal
xposttes = Skor tes akhir
xmax = Skor maksimum
a. Pengujian Normalitas
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
Statistic 25. Jika signifikansi (Sig.) kurang dari 0,05 maka kesimpulannya data
tidak berdistribusi normal, jika signifikansi (Sig.) lebih dari 0,05 maka data
b. Uji Homogenitas
apakah antara dua kelompok atau lebih data memiliki varian yang sama atau
45
beda. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi lebih dari
0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data sama
(Purnomo, 2016).
c. Uji Hipotesis
normalitas dan homogen, apabila data populasi berdistribusi normal dan populasi
Statistic 25. Untuk mengambil keputusan dapat dilihat setelah dilakukan analisis
data, yaitu :
A. Hasil Penelitian
penelitian adalah seluruh kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa tahun ajaran 2021/2022.
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu, dimana kelas X MIA 2
sebagai kelas eksperimen sebanyak 30 peserta didik dan kelas X MIA 3 sebanyak 30
peserta didik sebagai kelas kontrol. Pada proses pembelajaran, kedua kelas diberikan
materi yang sama tapi dengan perlakuan yang berbeda. Di mana pada kelas
Solve, Create And Share (SSCS) sedangkan pada kelas kontrol diterapkan model
atau konvensional.
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui media tes yang terdiri dari pre-
test dan post-test. Pre-test merupakan tes awal yang diberikan kepada peserta didik
baik peserta didik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang bertujuan untuk
berbeda. Sedangkan post-test merupakan tes yang diberikan kepada peserta didik
baik pada peserta didik kelas eksperimen maupun kontrol yang bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik pada materi ekosistem. Data pre-test dan post-
47
48
tes diperoleh dari tes pilihan ganda sebanyak 25 butir soal dan 5 butir soal essay.
Ada dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis yang
aktivitas peserta didik terdiri dari sebelas aspek yang diamati. Data hasil
pengamatan aktivitas peserta didik disajikan dalam tabel 4.1 sebagai berikut
Berdasarkan data pada tabel 4.1, pada pertemuan pertama pada kelas
kriteria cukup aktif, hal ini ditunjukan oleh hasil persentase dengan angka
49
kriteria aktif, yang terakhir pada pertemuan ketiga diperoleh skor persentase
diperoleh skor persentase angka 61,09% dengan kriteria aktif, yang terakhir
pada pertemuan ketiga diperoleh skor persentase 75,46% dengan kriteria aktif.
kriteria tidak aktif, 21%-40% dengan kriteria kurang aktif, 41%-60% dengan
kriteria cukup aktif, 61%-80% dengan kriteria aktif, dan 81%-100% dengan
kriteria sangat aktif. Secara umum aktivitas peserta didik Kelas Eksperimen
sebesar 62,00% dan aktivitas peserta didik Kelas Kontrol dalam pembelajaran
pada materi Ekosistem yang diperoleh dari kedua sampel kelas yaitu kelas
ekosistem pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam Tabel
berikut:
HOTS (Pre-test dan Post-test) materi ekosistem pada kelas eksperimen dan
pada post-test, skor maksimum sebesar 51 pada Pre-Test dan sebesar 98 pada
Post-Test. Nilai rata-rata (mean) sebesar 36,92 pada Pre-Test dan sebesar
Search, Solve, Create And Share (SSCS) memperoleh skor minimum sebesar
pada Pre-Test dan sebesar 96 pada Post-Test. Nilai rata-rata (mean) sebesar
79,63 pada Pre-Test dan sebesar 84,06 pada Post-Test. Data skor
berikut :
HOTS Materi Ekosistem pada kelas eksperimen. Pada Pre-Test semua peserta
karena semuanya memperoleh skor berada pada rentang <75. Pada post-test
memperoleh skor berada pada rentang 75-80, terdapat 1 peserta didik (3,3%)
52
rentang <75.
Sedangkan pada kelas kontrol, pada pre-test semua peserta didik yang
semuanya memperoleh skor berada pada rentang < 75. Pada post-test
Tabel 4.4 ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Materi Ekosistem Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol.
Hots materi ekosistem pada kelas eksperimen, pada pre-test semua peserta
didik yang berjumlah 30 orang (100%) tidak ada yang tuntas karena semuanya
memperoleh skor berada pada rentang di bawah 76. Pada post-test terdapat 1
53
peserta didik (3,3%) yang tidak tuntas karena memperoleh skor berada pada
rentang di bawah 76. Serta sisanya sebanyak 29 peserta didik (96,7%) tuntas
kontrol, pada pre-test semua peserta didik yang berjumlah 30 orang (100%)
tidak ada yang tuntas karena semuanya memperoleh skor berada pada rentang
dibawah 76. Pada post-test terdapat 10 peserta didik (33,3%) yang tidak tuntas
karena memperoleh skor berada pada rentang dibawah 76. Serta sisanya
Diagram Pretest
100
80
60
40
20
0
Tidak Tuntas Tuntas
Diagram Posttest
100
80
60
40
20
0
Tidak Tuntas Tuntas
Gambar 4.2 Diagram Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
c. Uji N-gain
test dengan nilai post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adapun
nilai rata-rata N-Gain yaitu 80,76. Sedangkan pada kelas kontrol termasuk
dalam kategori cukup efektif karena nilai berada pada rata-rata N-Gain yaitu
55
penelitian. Untuk keperluan uji hipotesis ini, maka terlebih dahulu dilakukan uji
a. Uji normalitas
analisis terhadap data penelitian. Uji persyaratan yang pertama adalah uji
lebih dari 0.05. Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS Statistic 25 dapat
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol
Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa data hasil belajar
Pre-Test Dan Post-Test baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki
nilai signifikansi (Sig.) lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
b. Uji homogenitas
apabila nilai signifikansi (Sig.) lebih dari 0,05. Uji homogenitas dua buah
bantuan SPSS 25. Adapun hasil analisis uji homogenitas dapat dilihat pada
Tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol
Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari hasil uji
homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji N-Gain . Uji hipotesis dilakukan untuk menguji apakah ada tidaknya
sample T-test menggunakan SPSS 25 dapat dilihat bahwa uji hipotesis yang
diperoleh Nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari
nilai signifikansi (Sig.) 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
Create And Share (SSCS) secara luring dengan metode konvensional secara
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Gowa dengan sampel kelas X MIA
2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 3 sebagai kelas kontrol. Perlakuan
58
diberikan pada kelas eksperimen yaitu model pembelajaran Search, Solve, Create
And Share (SSCS) sedangkan pada kelas kontrol perlakuan yang diberikan adalah
model pembelajaran konvensional. Kedua kelas diberikan tes awal (pre-test) dan tes
akhir (post-test) serta melakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik selama
Solve, Create And Share (SSCS) sebagai model eksperimen lebih baik dibandingkan
dengan model pembelajaran konvensional yang digunakan. Dengan kata lain, secara
keterampilan HOTS peserta didik bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
model pembelajaran yang sesuai maka peserta didik akan lebih aktif dalam
Penerapan model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) dapat
mempengaruhi keterampilan HOTS peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari
kemampuan kognitif siswa lebih baik selama penerapan model pembelajaran Search,
Solve, Create And Share (SSCS), siswa lebih memahami satu sama lain, siswa
59
pengetahuan tentang materi yang sedang diajarkan dan siswa lebih cepat tanggap
dalam menyelesaikan permasalahan, rasa ingin tahu siswa lebih meningkat dengan
kemampuan dasar dari berpikir tingkat tinggi. Namun setiap model pembelajaran juga
memiliki faktor penghambat termasuk model pembelajaran Search, Solve, Create And
Share (SSCS), salah satu faktor penghambat model pembelajaran Search, Solve,
Create And Share (SSCS) adalah dibutuhkan waktu yang cukup banyak untuk
Berdasarkan hasil analisis SPSS diketahui bahwa kedua kelas tersebut belum
memenuhi syarat ketuntasan secara klasikal namun secara individual jumlah peserta
didik yang tuntas pembelajarannya pada kelas eksperimen dengan perlakuan model
pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) lebih banyak daripada jumlah
peserta didik yang tuntas pembelajarannya pada kelas kontrol dengan perlakuan
model pembelajaran konvensional. Hal ini juga didukung oleh hasil uji N-gain yang
menyatakan bahwa nilai N-gain yang diperoleh pada kelas eksperimen sebesar 80,76
atau berada di kategori tinggi sedangkan nilai N-gain yang diperoleh pada kelas
kontrol hanya sebesar 70,43 atau berada di kategori sedang, sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai keterampilan HOTS biologi pada kelas eksperimen lebih
unggul dibanding kelas kontrol. Sesuai dengan penelitian Susanti (2017) yaitu
diajarkan model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS), dengan rata-
rata hasil belajar peserta didik sesudah diberi perlakuan 82,47. Sesuai juga dengan
berpikir kritis kelas eksperimen dengan menggunakan model Search, Solve, Create
And Share lebih baik dibanding dengan rata-rata keterampilan berpikir kritis kelas
pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) karena pada model ini
pemecahan masalah. Model Search, Solve, Create And Share (SSCS) berpendekatan
dan memberi pertanyaan yang mencakup berpikir tinggi. Terjadinya suasana yang
aktif dalam diskusi, adanya keterlibatan peserta didik secara langsung dalam proses
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian Febriyanti (2014) yang menyatakan
bahwa model Search, Solve, Create And Share (SSCS) melibatkan peserta didik
peserta didik dan memecahkan masalah-masalah yang nyata. Serta dalam penelitian
Create And Share (SSCS) efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa.
dengan menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS)
terpusat kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian Lia (2014) yang
pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) lebih tinggi dibandingkan
siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini karena peserta
didik berpikir aktif untuk memecahkan masalah yang diberikan, menemukan solusi
dari permasalahan ini dengan bekerja sama maka bisa disimpulkan dengan logika.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa juga didukung oleh aktivitas yang
siswa menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan
media pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS), sebagian besar siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sedangkan pada kelas kontrol yang diajar
penelitian. Adapun uji statistik inferensial yang digunakan adalah uji normalitas, uji
homogenitas dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil SPSS diketahui bahwa data yang
didapatkan dalam penelitian ini berdistribusi normal dan homogen karena nilai
signifikansinya lebih besar dari 0,05 sehingga data tersebut layak untuk dilanjutkan
independent sample t-test mendapatkan hasil 0,000 nilai hasil pengujian tersebut
lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini ada
Search, Solve, Create And Share (SSCS) dengan metode konvensional untuk
peserta didik kelas X MIA SMA Negeri 3 Gowa. Dan penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Sari (2019) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di
SMA Negeri 9 Bandar Lampung didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05
yang sudah di uji t tidak berpasangan (independent sample t-test) maka disimpulkan
model pembelajaran SSCS (Search, Solve, Create And Share) berpengaruh terhadap
menggunakan model Search, Solve, Create And Share (SSCS) lebih tinggi dan
63
menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada model Search, Solve,
Create And Share (SSCS) terhadap keterampilan berpikir kritis peserta didik.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Ada pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS)
terhadap keterampilan HOTS siswa pada materi Ekosistem kelas X MIA Di SMA
Negeri 3 Gowa
2. Dimana ada peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Gowa pada
materi Ekosistem yang dapat dilihat pada hasil data deskriptif yang
pembelajaran Search, Solve, Create And Share (SSCS) lebih tinggi dengan rata-
rata 96,7% dari pada kelas kontrol yang tidak diterapkan model pembelajaran
Search, Solve, Create And Share (SSCS) dengan nilai rata-rata 66,7%.
B. Saran
sebagai berikut :
1. Pembelajaran biologi harus terus dikenalkan kepada siswa, namun tidak cukup
hanya dengan teori saja untuk membuat siswa memahami materi-materi yang
media dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam proses belajar
mengajar.
64
65
2. Kepada guru biologi agar dapat menerapkan media dalam pembelajaran jika
memang diperlukan karena dengan adanya media dapat membuat siswa tidak
melakukan penelitian agar kiranya pada saat penelitian dapat sejalan dengan apa
4. Penelitian ini hanya dilakukan pada mata pelajaran biologi dengan berbagai
keterbatasan, dan hanya terbatas pada satu variabel yaitu hasil belajar siswa,
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W, & Krathwohl, D.R. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arief, Maulana, dkk. 2014. Penerapan Pembelajaran Search Solve Create And
Share(SSCS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XI Ipa SMA.
Jurnal Pend.Kimia. Vol 1. No 1
Cimer, A. 2011. What makes biology learning difficult and effective: Student views.
Academic Journals. Vol.7 No 3 : 61-71.
Haryati, Sri, dkk. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Search, Solve, Create And
Share (Sscs) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Pada Pokok
Bahasan Kesetimbangan Kelarutan Di Kelas Xi Mia Sman 2 Pekanbaru.
Jurnal JOM FKIP. Vol 5. Edisi 2 Juli
Heong, Y.M., dkk. (2011). The Level of Marzano Higher Order Thinking Skills
Among Technical Education Students. International Journal of Social and
Humanity, Vol. 1, No. 2.
Herlina, M., Irwandi, & Santoso. (2014). Penguasaan Konsep dan Kemampuan
Berpikir Kritis Mahasiswa Menggunakan Model Search Solve Create and
Share (SSCS) dengan Model Problem Based Instruction (PBI) di Program
Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal
66
67
Idaman Elvira.2012. Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create Share (Sscs)
Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIII
MTS Darel Hikmah Pekanbaru. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 2. No 2
Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search Solve Create Share
(SSCS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis
Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 12. No . 1
Lianah. 2015. Pengantar Ekologi Unity Of Sciences. Semarang: CV. Karya Abadi
Jaya
Lia Kurniawati dan Bunga siti Fatimah. 2014. Problem Solving Learning Approach
Using Search Solve Create Share (Sscs) Model and The Student’s
Mathematical Logical Thinking Skills, in Proceedings of International
Conference On Research,Implementation And Education of Mathematics And
Sciences. Yogyakartas State University
Mulyani, Sri, dkk. 2014. “Pembelajaran Menggunakan Model Problem Solving Tipe
Search Solve Create And Share (SSCS) Dan Cooperative Problem Solving
(CPS) Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kemampuan
Matematis” Jurnal Inkuiri. Vol. 3 No 1 . ISSN : 2252-7893
No 3 66-71. Semarang.
Ramson. 2010. Model pembelajaran SSCS (search, solve, create, and share) untuk
meningkatkan pemahaman konsep berpikir kritis siswa SMP pada topic
cahaya. Tesis pada PPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan
Safitri, ririn. 2016. Buku Siswa Biologi Untuk SMA/MA Kelas X Peminatan
Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Surakarta : Mediatama
Sarastini, D.D., Raka, R., Sulastri. (2014). Pengaruh model pembelajaran SSCS
terhadap pemahaman konsep IPA siswa kelas V SD di gugus I kecamatan
buleleng. Singaraja: Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha . Vol. 2 No 1
LAMPIRAN
70
71
LAMPIRAN 1 Silabus
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Gowa
Kelas : X
KI 3 : 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
7. Fase Create √
a. Guru mendiskusikan kemungkinan penetapan audien
atau audiensi
8. Fase Share √
a. Guru menciptakan terjadinya interaksi antara
kelompok diskusi kelas
b. Guru membantu mengembangkan metode atau cara- √
cara dalam mengevaluasi hasil penemuan studi selama
presentasi
c. Guru Menanyakan hal-hal yang belum dipahami √
dalam persentase
d. Guru Mengevaluasikan semua hasil jawaban √
Ya Tidak
1. Guru melakukan salam pembuka serta memeriksa kesiapan √
Siswa
2. Guru memotivasi siswa dan memberi arahan dan petunjuk √
pembelajaran akan dilaksanakan baik sumber belajar, dan
media yang digunakan
3. Guru memberikan tes awal kepada siswa √
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta kegiatan yang √
akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
5. Fase Solve 5 10 15
a. Menghasilkan dan melaksanakan rencana
untuk mencari solusi (dengan bekerja
kelompok pada tahap ini siswa di
mungkinkan untuk bertukar pikiran dengan
anggota kelompoknya)
6. Fase Create 10 15 20
a. Menciptakan produk yang berupa solusi
masalah (siswa menguji dugaan jawaban yang
dibuat apakah sudah benar atau salah)
Skala penilaian :
Keterangan :
No Skor Kategori
1 81-100 % Sangat Aktif
2 61-80 % Aktif
3 41-60 % Cukup Aktif
4 21-40 % Kurang Aktif
5 0-20 % Tidak Aktif
Skala penilaian :
Keterangan :
No Skor Kategori
1 81-100 % Sangat Aktif
2 61-80 % Aktif
3 41-60 % Cukup Aktif
4 21-40 % Kurang Aktif
5 0-20 % Tidak Aktif
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Menjelaskan hubungan ekosistem dan ekologi
Membedakan komponen abiotik dengan komponen biotik dalam ekosistem
Menganalisis komponen ekosistem di sekitar lingkungan sekolah
Menganalisis interaksi antar komponen yang terjadi di sekitar lingkungan
sekolah
A. Penyajian Masalah
Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, yaitu suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu
tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu
terjadi oleh adanya arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi
antara komponen dalam ekosistem itu. Masing-masing komponen itu mempunyai
fungsi atau relung. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya
dan bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem itu pun terjaga.
Interaksi antara organisme hidup (biotik) dan komponen lingkungan yang
tidak hidup dan saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga terjadi aliran
135
Mengorganisasi Data
- Diskusikan dalam kelompokmu hasil yang kalian peroleh, berkaitan dengan
komponen-komponen ekosistem serta interaksi antar komponennya. Tulislah hasil
pengamatan kalian ke dalam tabel berikut ini!
NO Nama Komponen Abiotik Biotik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
- Petunjuk: berilah tanda (√) pada kolom biotik jika yang ditemukan
termasuk ke dalam kelompok komponen biotik, dan berilah tanda (√)
abiotik jika yang ditemukan termasuk ke dalam kelompok komponen
abiotik.
F. Analisis
1. Komponen apa saja yang paling banyak kalian temukan dan apa
peranannya?
2. Dari hasil pengamatan yang kalian lakukan, jenis individu dan populasi
apa saja yang kalian temukan?
137
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Setelah mengamati lingkungan sekitar siswa dapat mengidentifikasi
komponen penyusun ekosistem biotik dan abiotik dengan benar
Z
Siswa dapat memprediksi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
keseimbangan ekosistem
Siswa dapat mendeskripsikan mekanisme aliran energi pada suatu
ekosistem
A. Penyajian Masalah
Proses aliran energi di dalam ekosistem terjadi melalui peristiwa makan
dan dimakan yang terjadi di dalam rantai makanan. Pola-pola interaksi yang
terjadi dapat berupa persaingan (kompetisi), pemangsaan (predasi), dan kerjasama
(simbiosis). Kompetisi bisa terjadi antar individu sejenis dan beda jenis. Simbiosis
terdiri dari simbiosis mutualisme, komensalisme dan parasitisme.
B. Pengumpulan dan Verifikasi Data
Apa saja aliran energi di dalam ekosistem? Nah untuk menjawab dan mengeksplor
139
C. Tujuan Kegiatan
Peserta didik dapat menganalisis rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam
ekosistem yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
D. Eksperimen
Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
Prosedur Kerja
a) Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan
b) Mengamati lingkungan sekitar sekolah
c) Mencatat hasil yang diamati
d) Mengisi tabel pengamatan
E. Mengorganisasi Data dan Merumuskan Penjelasan
1. Rumusan Masalah
Jika kalian ingin mengetahui rantai makanan dan jaring-jaring makanan dalam
ekosistem tersebut, dapatkah kalian membuat rumusan masalahnya? Buatlah
rumusan masalah terkait dengan penelitian yang akan dilakukan bersama
kelompok.
2. Dugaan/hipotesis
Buatlah hipotesis terkait dengan penelitian yang akan kalian lakukan bersama
anggota kelompok
Mengorganisasi Data
- Diskusikan dalam kelompokmu hasil yang kalian peroleh, berkaitan dengan
140
2
3
4
5
6
7
2 1
2
3
4
5
6
F. Analisis
1. Buatlah rantai makanan berdasarkan hasil pengamatan kalian
5. Kesimpulan apa yang kalian dapatkan dari hasil kegiatan yang sudah
kalian lakukan!
142
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Siswa mampu menjelaskan berbagai jenis daur biogeokimia yang terjadi
dalam lingkungan sekitar
2. Siswa mampu menggambarkan jenis daur biogeokimia yang terjadi di
lingkungan sekitar
3. Siswa dapat menganalisis kearifan lokal sekitar tempat tinggal dalam upaya
menjaga ekosistem
A. Penyajian Masalah
Daur biogeokimia merupakan daur ulang air dan komponen-
komponen kimia (senyawa kimia) yang melibatkan peran serta dari
makhluk hidup termasuk manusia dan bebatuan/geofisik. Daur
biogeokimia mempunyai peranan sangat penting bagi kehidupan
manusia. Dalam suatu ekosistem, meskipun energy kimia sebagian
besar hilang pada setiap tingkat trofik, tetapi materi pada setiap
tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun
143
2. Dugaan/hipotesis
Buatlah hipotesis terkait dengan penelitian yang akan dilakukan bersama
anggota kelompok.
E. Analisis
1. Mengapa di mangkuk kecil terdapat air?
2. Jika di alam, siklus air diawali dari proses transpirasi dan evaporasi.
Jelaskan secara singkat siklus air di alam?
4. Kesimpulan apa yang kalian dapatkan dari hasil kegiatan yang sudah
kalian lakukan!
146
SOAL EVALUASI
Materi Ekosistem
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian
a) Tulislah terlebih dahulu identitas anda
b) Bacalah secara seksama sebelum Anda menjawab soal-soal di bawah ini!
c) Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, d, dan e yang menurut Anda
paling benar!
d) Terdapat soal 25 nomor soal pilihan ganda dan 5 nomor soal essay
e) Jawablah terlebih dahulu soal-soal yang menurut Anda paling mudah!
A. PILIHAN GANDA
d. 1-6-5-9
e. 10-6-7-4
5. Perhatikan rantai makanan pada ekosistem sawah di bawah ini !!
Matahari → padi → tikus → ular → elang
Taraf trofi pertama adalah…..
a. Matahari
b. Elang
c. Tikus
d. Ular
e. Padi
6. Perhatikan diagram jaring-jaring makanan berikut ini !
Singa Elang
Ular Kelinci
8. Dalam daur karbon, kadar karbon dioksida di udara yang sangat tinggi akan
menyebabkan gangguan pada ekosistem. Proses yang dilakukan oleh makhluk
hidup yang dapat mengurangi kadar karbon dioksida tersebut adalah….
a. Respirasi tumbuhan
b. Respirasi hewan
c. Fotosintesis tumbuhan
d. Fermentasi bakteri
e. Mineralisasi bakteri
9. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dan pabrik menyumbang peningkatan
kadar karbon dioksida di udara yang menyebabkan terganggunya pernapasan
manusia sebagai salah satu komponen biotik di ekosistem. Solusi yang tepat
untuk mengurangi hal tersebut adalah….
a. Membuat saringan karbon dioksida di tempat tempat tertentu
b. Memasang indikator kualitas udara
c. Menghentikan motor masuk kota
d. Menggalakan penanaman pohon
e. Memberikan penyuluhan kesehatan
10. Hutan merupakan suatu ekosistem darat yang besar pengaruhnya terhadap
kehidupan karena ulah manusia, seperti melakukan penebangan secara liar,
membakar hutan sehingga hutan menjadi rusak dan gundul. Upaya yang harus
dilakukan untuk menjaga agar hutan menjadi produktif adalah…
a. menjaga pelestarian hewan dan tumbuhan
b. menjaga keseimbangan air di sekitarnya
c. mencegah peremajaan hutan kembali
d. menerapkan aturan hukum bagi pelanggar pemanfaatan hutan
e. melakukan penebangan pohon yang diimbangi dengan penanaman kembali
11. Perhatikan gambar komponen penyusun sebuah akuarium berikut ini:
157
ekosistem
d. kesuburan tanah dan dekomposer berpengaruh terhadap tumbuhnya
tumbuhan
e. herbivor dipengaruhi dekomposer yang merupakan organisme pengurai
13. Disebuah perkarangan rumah terdapat pohon jati yang sedang rindang si
pemilik rumah ingin menanam jagung di areal sekitar pohon jati tersebut.
Sehingga jagung ternaungi oleh rindang pohon jati. Bila kandungan organik
tanah, kelembapan, dan semua faktor biotik dari dalam tanah optimal maka
diramalkan setelah dua bulan kemudian pertumbuhan jagung tersebut akan
a. Batang tinggi dan besar, buah besar, daun lebar hijau
b. Batang pendek dan besar, buah besar, daun lebar pucat
c. Batang tinggi dan kurus, buah kecil, daun kecil dan hijau
d. Batang tinggi dan kurus, buah besar dan daun kecil hijau
e. Batang pendek dan kecil, buah besar, dan daun lebar pucat
14. Acep memergoki Idris sedang membuang plastik bungkus snack dan kulit
pisang yang telah dimakannya di halaman sekolah. Acep menegur Idris untuk
membuang plastik bungkus snack dan kulit pisang di tempat sampah sesuai
jenisnya. Pernyataan paling tepat yang menjadi alasan Acep saat menegur
Idris adalah ....
a. komponen abiotik tanah dapat tercemar oleh sampah plastik karena tidak
terurai dekomposer
b. komponen abiotik tanah dapat subur karena kulit pisang diuraikan oleh
dekomposer
c. komponen biotik sekitar dapat terganggu oleh bau tidak sedap akibat
pembusukan kulit pisang
d. sampah plastik dapat didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat dan
ekonomis
e. sampah kulit pisang dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos ramah
lingkungan
15. Perhatikan tabel kualitas air berikut:
159
Gambar A Gambar B
Tumbuhan tali putri (gambar A) dan tumbuhan benalu (gambar B) merupakan
tumbuhan parasit yang menempel pada tumbuhan inang. Tatang berpendapat
bahwa tumbuhan tali putri merupakan parasit sejati dibanding tumbuhan benalu.
Setujukah kamu dengan pendapat Tatang?
a. tidak, karena benalu memiliki klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis
b. ya, karena tali putri tidak berklorofil sehingga menyerap hasil fotosintesis
inangnya.
c. ya, karena akar tali putri menancap lebih dalam ke batang inang yang
ditempati
d. tidak, karena sama-sama mengambil makanan dari inang yang ditempati
e. ya, karena tali putri melilit setiap bagian dari tubuh inangnya untuk
menyerap nutrisi
19. Bagja melakukan sebuah percobaan, dia meletakkan masing-masing ikan ke
dalam akuarium A dan B yang berisi air. Pada akuarium A diberi hydrilla,
sedangkan pada akuarium B tidak. Diketahui bahwa setelah beberapa hari
kemudian pada akuarium B ikan mati meskipun setiap hari diberi makan.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang paling tepat untuk percobaan
tersebut adalah ....
a. ketersediaan oksigen mempengaruhi kehidupan ikan
161
20. Aceng dan Dadang melakukan pengamatan terhadap dua lahan kebun yaitu
lahan terbuka dan lahan teduh. Pernyataan yang tepat tentang hubungan
antara faktor abiotik pada kedua lahan kebun tersebut yaitu ....
a. intensitas cahaya mempengaruhi kelembapan udara, dan berbanding lurus
b. suhu udara mempengaruhi kelembapan udara, dan berbanding lurus
c. suhu udara mempengaruhi kelembapan udara, dan bebanding terbalik
d. intensitas cahaya mempengaruhi suhu udara, dan berbanding terbalik
e. intensitas cahaya mempengaruhi kelembapan tanah, dan berbanding lurus
21. Ibu Yuyun ingin menanam berbagai macam tanaman anggrek tetapi tidak
memiliki pekarangan yang luas. Ibu Yuyun berinisiatif menanam anggrek
dengan menempelkannya di pohon mangga. Apakah ide yang diambil Ibu
Yuyun tersebut sudah tepat?
a. ya, karena anggrek dan pohon mangga merupakan hubungan netral
b. ya, karena keduanya merupakan hubungan simbiosis komensalisme
c. tidak, karena terjadi simbiosis parasitisme oleh anggrek terhadap pohon
mangga
d. tidak, karena terjadi kompetisi antara anggrek yang ternaungi oleh pohon
mangga
e. ya, karena bersimbiosis mutualisme, keduanya saling menguntungkan
Soal no. 22 dan 23 : perhatikan skema jaring-jaring makanan berikut.
B. SOAL ESSAY
Bacalah wacana di bawah ini dengan teliti !
Liputan6.com, Jakarta Di Bumi yang luar biasa, tinggal bermacam-macam
makhluk hidup didalamnya. Ada manusia, hewan, tumbuhan, mikroorganisme
dan semua hidup di habitatnya masing-masing. Semua makhluk hidup saling
membutuhkan, dan berinteraksi sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya masing-
masing. Dalam kehidupan ini ada hubungan timbal balik antara manusia,
tumbuhan,mikroorganisme dan tempat tumbuhnya. Faktanya, makhluk hidup
manapun tidak dapat lepas dari lingkungannya, baik itu biotik maupun abiotik.
164
Sumber utama ekosistem adalah cahaya matahari. Dengan interaksi antara kedua
komponen tersebut, macam-macam ekosistem akan selalu tumbuh berkembang
sehingga menimbulkan perubahan ekosistem. Jika anda pergi ke gunung, maka
anda akan menemukan ekosistem gunung. Di danau, anda akan menemukan
ekosistem danau. Intinya, macam-macam ekosistem yang ada di bumi tersusun
atas makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Sebagai contoh, ekosistem sungai
terdiri atas hewan tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup bersama-sama.
Pada ekosistem sungai ada ikan-ikan kecil, ular sawah, rumput di tepian sungai,
dan sebagainya. Dari kasus diatas bagaimana pertimbangan anda terkait kasus
flu burung yang tidak di dapat ditularkan dari manusia ke manusia! Apakah
memang kasus flu burung tersebut hanya menyebar melalui hewan unggas saja ?
1. Apakah permasalahan utama dari wacana di atas? Rumuskan permasalahan
tersebut dalam bentuk pertanyaan minimal 3 pertanyaan!
2. Dari soal no 1. Apakah kemungkinan jawaban dari rumusan permasalahan yang
telah kamu buat ?
3. Perhatikanlah gambar bagan beserta data pada piramida di bawah!!
Trofik 4
Trofik 3
Trofik 2
Trofik
1
Ular Kelinci
Katak Belalang
Tumbuhan
Trofik ketiga ditempati oleh….
a. Singa dan ular
b. Ular dan katak
c. Elang dan belalang
d. Kelinci dan belalang
e. Katak dan kelinci
1) 3)
5) 7)
1) Bak Akuarium berisi air 3) Ikan hias
2 5) Ikan hias 1 7) Lampu
2) 4)
6)
187
8)
2) Hiasan Batu 4) Ikan koi
6) Tanaman Air 8) Aerator
Berdasarkan gambar diatas, Komponen
akuarium yang tidak tepat menyusun
sebuah ekosistem adalah .....
a. 1), 2), 3), 6), dan 7)
b. 1), 4), 5), 6), dan 7)
c. 1), 5), 6), 7), dan 8)
d. 1), 2), 3), 7), dan 8)
e. 1), 3), 4), 6), dan 7)
12. Mengevaluasi Pada suatu daerah terdapat lahan yang C5 D 1
komponen tidak subur, sehingga tumbuhan yang
biotik dan tumbuh kurang baik, hewan pemakan
abiotik yang tumbuhan (Herbivor) juga
terdapat pada mengalami kekurangan makanan
suatu ekosistem sehingga banyak yang tidak mampu
bertahan hidup dan akhirnya mati.
Hewan dan tumbuhan yang mati
diuraikan oleh bakteri. Pernyataan
yang paling tepat sesuai dengan
kejadian di atas tentang hubungan
antara komponen abiotik dan
komponen biotik adalah....
a. kesuburan tanah dipengaruhi oleh
dekomposer yang terdapat di alam
b. tumbuhan tidak berpengaruh
188
Gambar A Gambar B
Tumbuhan tali putri (gambar A) dan
tumbuhan benalu (gambar B) merupakan
tumbuhan parasit yang menempel pada
komponen Tatang?
menyerap nutrisi
19. Menganalisis Bagja melakukan sebuah percobaan, dia C4 E 1
hubungan antara meletakkan masing-masing ikan ke
komponen- dalam akuarium A dan B yang berisi
komponen air. Pada akuarium A diberi hydrilla,
abiotik dan sedangkan pada akuarium B tidak.
biotik maupun Diketahui bahwa setelah beberapa
biotik dengan hari kemudian pada akuarium B ikan
abiotik dalam mati meskipun setiap hari diberi
suatu ekosistem makan. Berdasarkan uraian di atas,
hipotesis yang paling tepat untuk
percobaan tersebut adalah ....
a. ketersediaan oksigen mempengaruhi
kehidupan ikan
b. adanya pengaruh hydrilla terhadap
penyediaan makanan bagi ikan
c. adanya pengaruh hydrilla terhadap
kelimpahan karbon dioksida
d. ketersediaan hydrilla mempengaruhi
kebutuhan hidup ikan
e. adanya pengaruh hydrilla terhadap
ketersediaan oksigen bagi ikan
20. Menganalisis Aceng dan Dadang melakukan C4 B 1
hubungan antara pengamatan terhadap dua lahan
komponen- kebun yaitu lahan terbuka dan lahan
komponen teduh. Pernyataan yang tepat tentang
abiotik dan hubungan antara faktor abiotik pada
biotik maupun kedua lahan kebun tersebut yaitu ....
biotik dengan a. intensitas cahaya mempengaruhi
biotik dalam kelembapan udara, dan berbanding lurus
193
skor yang
Trofik 4 didapatkan
Trofik 3 yaitu 4
Trofik 2
Trofik
1
Buatlah kesimpulan mengenai
gambar di atas.
yang
didapatkan
yaitu 4
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
23. 202341 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 19 43
24. 202342 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 17 38
25. 202343 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 14 31
26. 202344 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 13 28
27. 202345 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 0 23 51
28. 202346 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 20
29. 202347 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 14 31
30. 202348 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 13 28
Keterangan :
Skor Penilain
216
23. 202341 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 4 3 3 4 40 90
24. 202342 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 4 3 3 3 4 40 90
25. 202343 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 3 3 4 4 39 88
26. 202344 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 4 3 4 40 90
27. 202345 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 43 95
28. 202346 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 4 3 3 4 39 87
29. 202347 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 4 3 39 88
30. 202348 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 4 3 4 4 40 90
Keterangan :
Skor Penilain
218
24. 202342 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 10 22
25. 202343 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 10 22
26. 202344 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8 17
27. 202345 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 11 25
28. 202346 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 11 25
29. 202347 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 13 28
30. 202348 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 11
Keterangan :
Skor Penilain
220
24. 202342 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 3 4 33 74
25. 202343 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 4 3 3 4 4 34 76
26. 202344 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 2 2 3 3 0 29 65
27. 202345 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 3 3 3 3 4 33 74
28. 202346 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 4 4 3 3 4 36 80
29. 202347 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3 3 4 3 39 87
30. 202348 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 3 2 3 2 2 27 60
Keterangan :
Skor Penilain
222
DINAS PENDIDIKAN
UPT SMA NEGERI 3 GOWA
Jln. Bontonompo Kel Tamallayang Kec. Bontonompo Kab. Gowa KodePos 92153
ABSEN SISWA
Kelas : X MIA 2
NO NIS L/P PERTEMUAN
24/02/2021 03/03/2021 09/03/2021
1. 202315 P
2. 202317 P
3. 202318 P
4. 202319 P
5. 202320 P
6. 202321 P
7. 202322 L
8. 202325 P
9. 202326 P
10. 202327 P
11. 202329 L
12. 202330 L
13. 202331 L
14. 202332 L
15. 202333 L
16. 202334 L
17. 202335 L
18. 202336 L
19. 202337 P
20. 202338 P
21. 202339 P
22. 202340 P
23. 202341 P
24. 202342 P
25. 202343 P
26. 202344 P
27. 202345 L
28. 202346 P
29. 202347 P
30. 202348 P
223
DINAS PENDIDIKAN
UPT SMA NEGERI 3 GOWA
Jln. Bontonompo Kel Tamallayang Kec. Bontonompo Kab. Gowa KodePos 92153
ABSEN SISWA
Kelas : X MIA 3
NO NIS L/P PERTEMUAN
24/02/202 03/03/2021 09/03/2021
1
1. 202349 P
2. 202350 P
3. 202351 P
4. 202352 P
5. 202353 P
6. 202354 P
7. 202355 P
8. 202356 P
9. 202357 P
10. 202358 P
11. 202359 P
12. 202361 L
13. 202362 L
14. 202364 L
15. 202365 P
16. 202366 P
17. 202367 P
18. 202368 P
19. 202369 P
20. 202370 P
21. 202371 P
22. 202372 P
23. 202373 P
24. 202374 L
25. 202376 P
26. 202377 P
27. 202378 P
28. 202379 P
29. 202380 P
30. 202383 L
224
Median 32,00
Variance 99,131
Minimum 10
Maximum 51
Keterampilan HOTS Range 41
Interquartile Range 13
Median 88,50
Variance 43,541
225
Minimum 72
Maximum 98
Range 26
Interquartile Range 8
Median 25,50
Variance 76,875
Minimum 10
Maximum 47
Range 37
Interquartile Range 11
Median 82,00
Variance 140,654
Minimum 50
Maximum 96
Range 46
Interquartile Range 19
Tests of Normality
a
Kelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Equal variances
1,557 ,217 3,844 58 ,000 ,10315 ,02684
assumed
NGain_Score
Equal variances
3,844 56,445 ,000 ,10315 ,02684
not assumed
228
LAMPIRAN 10 Dokumentasi
LAMPIRAN 11 Persuratan
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
RIWAYAT HIDUP
Alauddin tahun 2003 tamat tahun 2004, pada tahun yang sama melanjutkan
pendidikan di SD Inpres Bontomanai dan tamat tahun 2010, pada tahun yang
sama melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 26 Makassar dan tamat pada Tahun
2013, pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Makassar
dan tamat pada Tahun 2016. Pada tahun yang sama (2016), Dengan izin Allah