Anda di halaman 1dari 250

SKRIPSI

PENERAPAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM DALAM DISCOVERY


LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X MIA MA DDI CAMBALAGI
(STUDI MATERI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI)

ASMA THUSHALIHA
1713040019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
SKRIPSI

PENERAPAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM DALAM DISCOVERY


LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X MIA MA DDI CAMBALAGI
(STUDI MATERI REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI)

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika Dan


Ilmu Pengetahuan Alam untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Kimia

ASMA THUSHALIHA

1713040019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah

hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang

dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Bila dikemudian hari ternyata

pernyataan saya terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang

telah ditetapkan oleh FMIPA Universitas Negeri Makassar.

Yang membuat pernyataan,

Nama : Asma Thushaliha

NIM : 1713040019

Tanggal : November 2021

i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Tetap Kuat!! Untukmu yang tengah sabar, Allah tahu kamu mampu, tetaplah
kuat menghadapi segalanya”

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab
kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman”
(Q.S. Ali Imran (3) : 139)

Karya ini kupersembahan sebagai tanda bukti dan


cinta kasihku kepada Ummi’ku Wisamah, S.Pd.
dan Bapakku Jaya, S.Pd.I, serta untuk adik-
adikku yang tersayang dan untuk seluruh
keluargaku yang tercinta, dan tak lupa untuk
saudaraku yang seiman, seagama, dan almamater

iv
ABSTRAK

Asma Thushaliha. 2021. Penerapan Aplikasi Google Classroom dalam


Discovery Learning untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas X MIA MA DDI Cambalagi (Studi Materi Reaksi Reduksi dan
Oksidasi). Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia. Jurusan Kimia. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Makassar.
Dibimbing oleh Sugiarti dan Pince Salempa.

Penelitian ini mengkaji tentang peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta
didik melalui penerapan aplikasi Google Classroom dalam Discovery Learning
pada peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini disusun dengan tujuan
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan aplikasi Google Classroom dalam model Discovery Learning
peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi. Pengumpulan data
menggunakan observasi, angket motivasi belajar dan hasil belajar siklus I dan
siklus II. Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus I memiliki persentase
64,95% pada kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan
persentase 92,10% dalam kategori sangat baik. Hasil observasi keterlaksanaan
pembelajaran pada siklus I memiliki persentase 86,67% pada kategori sangat baik
dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan persentase 100% pada kategori
sangat baik. Hasil motivasi belajar peserta didik memiliki persentase 67,22%
dalam kategori cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 81,88%
dalam kategori baik. Hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan,
pada siklus I terdapat 47,83% peserta didik yang memenuhi KKM dan mengalami
peningkatan pada siklus II yaitu 86,96%. Maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan aplikasi Google Classroom dalam Discovery Learning dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI
Cambalagi pada materi reaksi redoks.

Kata Kunci: Google Classroom, Discovery Learning, Motivasi Belajar, Hasil


Belajar.

vi
ABSTRACT

Asma Thushaliha. 2021. Application of the Application Google Classroom in


Discovery Learning to Improve Motivation and Learning Outcomes of Class X
MIA MA DDI Cambalagi Students (Study of Reduction and Oxidation Reaction
Material). Essay. Chemistry Education Study Program. Chemistry Department.
Faculty of Math and Science. Makassar public university. Supervised by Sugiarti
and Pince Salempa.

This study examines the improvement of students' motivation and learning


outcomes through the application of the Google Classroom application in
Discovery Learning to students of class X MIA 1 MA DDI Cambalagi. The type
of research used is classroom action research. This study was structured with the
aim of increasing the motivation and learning outcomes of students by using the
Google Classroom application in the Discovery Learning model of class X MIA 1
MA DDI Cambalagi students. Collecting data using observation, learning
motivation questionnaires and learning outcomes in cycle I and cycle II. The
results of the observation of student activities in the first cycle had a percentage of
64.95% in the good category and increased in the second cycle with a percentage
of 92.10% in the very good category. The results of the observation of the
implementation of learning in the first cycle had a percentage of 86.67% in the
very good category and increased in the second cycle with a percentage of 100%
in the very good category. The results of students' learning motivation had a
percentage of 67.22% in the sufficient category and increased in the second cycle
to 81.88% in the good category. Student learning outcomes also increased, in the
first cycle there were 47.83% of students who met the KKM and an increase in the
second cycle, namely 86.96%. So it can be concluded that the application of the
Google Classroom application in Discovery Learning can increase the motivation
and learning outcomes of class X MIA 1 MA DDI Cambalagi students on redox
reaction material.

Keywords: Google Classroom, Discovery Learning, Learning Motivation,


Learning Outcomes.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Puji syukur penulis panjatkan atas

karunia dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan juga salam dan shalawat

kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam atas selesainya skripsi

yang berjudul Penerapan Aplikasi Google Classroom dalam Discovery Learning

untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA MA

DDI Cambalagi (Studi Materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi). Skripsi ini disusun

untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana S1 pada

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Makassar.

Penulis tak dapat memungkiri bahwa terdapat banyak masalah, tantangan

dan hambatan dalam penyelesaian skripsi ini, akan tetapi berkat dukungan,

dorongan, bimbingan, motivasi dan semangat dari berbagai pihak sehingga skripsi

ini dapat terealisasi dengan baik. Oleh karenanya, dengan penuh hormat dan

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih terkhusus kepada kedua

orangtua penulis yaitu Ayahanda Jaya, S.Pd.I dan Ibunda Wisamah, S.Pd yang tak

lepas lisan dan hatinya memanjatkan doa untuk kelancaran pendidikan penulis,

serta kepada ketiga saudara penulis yaitu Adik Muh. Abrar, Nurul Muhlisah, dan

Ahmad Muwaqif serta keluarga besar penulis lainnya atas kasih sayang yang tak

terhingga, pengorbanan dan segala doanya untuk penulis.

v
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Dr. Sugiarti, M.Si (Penasehat

akademik sekaligus Pembimbing I) dan Ibu Prof. Dr. Pince Salempa, M.Si

(Pembimbing II) yang dengan kesungguhan hati senantiasa memberikan

bimbingan, mendengarkan segala keluh kesah penulis dan memotivasi penulis

mulai dari pengajuan judul hingga sekarang ini.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. selaku Rektor

Universitas Negeri Makassar.

2. Bapak Drs. Suwardi Annas, M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.

3. Bapak Dr. Muhammad Anwar, M.Si., selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA

UNM, Ibu Dr. Netti Herawati, S. Pd., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Kimia

FMIPA UNM, dan Ibu Dr. Hj. Army Auliah, M.Si., selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar, atas segala

bantuannya dalam administrasi maupun dalam perkuliahan.

4. Ibu Dr. Halimah Husain, M.Si dan Bapak Drs. Muh. Yunus, M.Si selaku

penyelaras dan penguji skripsi yang turut memberikan saran masukan penulis

demi perbaikan skripsi ini.

5. Bapak Uztadz Muh. Jamil, S.Ag., M.Pd.I., selaku Kepala MA DDI

Cambalagi. Ibu Suriani, S.Pd selaku guru kimia MA DDI Cambalagi, dan

adik-adik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi yang telah membantu penulis

dalam penelitian ini.

vi
6. Rekan-rekan kelas Pendidikan Kimia A 2017 (FOSFOR 17) dan Angkatan

2017 (EKSITASI) yang senantiasa memberi semangat dan menemani selama

menempuh pendidikan.

7. Risna Amalia, Fauziah Namira, Jumriati, Shafirah Soalihin, Haslinda

Mutiara, Tuski dan Efrain Arnold Maraya atas bantuan, nasehat, semangat,

dan motivasi kepada penulis.

8. Eka Irmawati, S.Pd., Nurfitasari, Nurul Wafiqah, Nurul Faidah Takdir yang

selalu memberikan semangat, motivasi dan selalu menghibur penulis.

9. Seluruh pihak yang membantu penyelesaian tugas akhir ini, semoga menjadi

pahala kebaikan bagi mereka untuk bekal pada hari kemudian kelak.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanya

milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi mendekati

kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala

kita berserah diri semoga senantiasa kita diberi petunjuk dan hidayah-Nya. Akhir

kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Makassar, November 2021


Penulis

Asma Thushaliha

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.......................................................................iii

ABSTRAK.............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................7
C. Pertanyaan Penelitian..........................................................................................7
D. Tujuan Penelitian................................................................................................8
E. Manfaat Penelitian...............................................................................................8
F. Batasan Istilah......................................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................11


A. Kajian Pustaka...................................................................................................11
B. Kerangka Pikir...................................................................................................41
C. Hipotesis Tindakan............................................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................45
A. Jenis Penelitian..................................................................................................45
B. Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................49
C. Desain Penelitian...............................................................................................49
D. Subjek Penelitian...............................................................................................51
E. Instrumen dan Perangkat Pembelajaran............................................................51
F. Prosedur Penelitian............................................................................................54
G. Teknik Pengumpulan Data................................................................................61

vii
H. Teknik Analisis Data.........................................................................................62
I. Indikator Keberhasilan........................................................................................65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................67
A. Hasil Penelitian.................................................................................................67
B. Pembahasan.......................................................................................................89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................105
A. Kesimpulan.....................................................................................................105
B. Saran................................................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................108
LAMPIRAN........................................................................................................112

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal.


2.1 Contoh Persamaan Senyawa Ion Biner....…………….….…… 36
2.2 Contoh Penamaan Bilangan Oksidasi Lebih dari Satu….…… 36
2.3 Contoh Penamaan Senyawa Ion Poliatom.......................……... 36
2.4 Contoh Penamaan Senyawa Kovalen Atom Non Logam...…… 38
2.5 Contoh Penamaan Non Logam Membentuk Senyawa......……. 38
3.1 Langkah-Langkah Pembelajaran.............................…………… 53
3.2 Pedoman Penskoran Butir Angket Motivasi Belajar........……... 60
3.3 Kriteria Keberhasilan Motivasi Belajar Peserta Didik...……... 60
3.4 Kriteria Ketuntasan Perorangan MA DDI Cambalagi......…... 61
3.5 Kriteria Ketuntasa Keterlaksanaan Pembelajaran.....………... 62
4.1 Analisis Persentase Rata-Rata Keterlaksanaan Pembelajaran… 67
4.2 Analisis Persentase Rata-Rata Aktivitas Belajar Peserta Didik.. 67
4.3 Kriteria Tingkat Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I.......… 70
Persentase Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar Peserta
4.4 71
Didik Siklus I.....................................................……………..
4.5 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I……………….. 72
4.6 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I...……………. 73
4.7 Analisis Persentase Rata-rata Aktivitas Belajar Peserta Didik.. 77
4.8 Kriteria Tingkat Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus II.......... 79
Persentase Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar Peserta
4.9 80
Didik Siklus II....................................................…………….....
4.10 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II...……………..... 81
4.11 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II...……………. 82

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Alir Kerangka Pikir............................................................44


Gambar 3.1. Proses Penelitian Tindakan Kelas.....................................................48

x
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Hal
Lampiran Persuratan.......................................................................................... 108
A
A.1 Rencana Pengajuan Judul................................................................. 109
A.2 Undangan Seminar Proposal Penelitian............................................ 110
A.3 Surat Izin Penelitian.......................................................................... 111
A.4 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian.................................. 112
A.5 Undangan Seminar Hasil.................................................................. 113
A.6 Undangan Ujian Skripsi................................................................... 114
Lampiran Perangkat dan Instrument Pembelajaran………..............………… 116
B
B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran………………….......……...... 151
B.2 Lembar Kegiatan Peserta Didik…………………………................ 144
B.3 Kisi-Kisi Motivasi Belajar…………………………………............ 174
B.4 Angket Motivasi Belajar…………………………………............... 175
B.5 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar……………………………................... 178
B.6 Soal Tes Akhir Siklus……………………………………............... 181
B.7 Kisi-Kisi Keterlaksanaan Pembelajaran……………………........... 189
B.8 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran……………........ 190
B.9 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik…………........ 193
B.10 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik……….............. 194
Lampiran Data dan Analisis Data Penelitian………………………................ 190
C
C.1 Validasi Item……………………………………………………….. 197
C.2 Data tabulasi skor motivasi belajar peserta didik siklus I dan siklus 201
II...................................................................................................…..
C.3 Analisis data motivasi belajar peseta didik siklus I dan siklus II...... 203
C.4 Skor motivasi belajar peserta didik per indikator siklus I dan siklus 209
II.........................................................................................................
C.5 Data dan Analisis Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I dan 213
Siklus II..........................……………………………………………
C.6 Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I 217
dan Siklus II.......................................................................................
C.7 Analisis Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I 221
dan Siklus II.......................................................................................
Lampiran Dokumentasi ………………………………………………………. 227
D
Lampiran Riwayat Hidup.................................................................................... 234
E

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu bangsa.

Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya diperlukan berbagai upaya

dan usaha serta modal untuk menghasilkan generasi muda yang cerdas dan

berakhlak mulia. Perkembangan masyarakat sebagai akibat ilmu pengetahuan dan

teknologi yang canggih maka kepala lembaga pendidikan yang ada di Indonesia

berupaya meningkatkan mutu proses pembelajaran, agar prestasi belajar peserta

didik dapat lebih meningkat dengan penerapan metode pembelajaran yang lebih

efektif dan tepat dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia demi

kejayaan masa mendatang.

Pendidikan merupakan suatu tolak ukur kemajuan suatu bangsa, yang

dimana bangsa tersebut dikatakan maju apabila pendidikannya juga maju. Seiring

berkembangnya globalisasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

pendidikan terus menerus berjalan sesuai dengan perkembangan zaman. Masa

sekarang, pendidikan telah diperkenalkan dengan teknologi-teknologi yang dapat

membantu dalam perkembangan pendidikan, sehingga teknologi dan pendidikan

memiliki hubungan yang sangat erat dan memiliki peranan yang sangat penting

dalam memajukan dunia pendidikan.

1
2

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui observasi

kelas dan wawancara dengan peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi

Kabupaten Maros menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran Kimia sebesar 67,73 dengan jumlah peserta didik yang

mencapai atau melebihi nilai KKM 75 sebanyak 7 orang peserta didik. Masalah

rendahnya hasil belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi adalah

peserta didik menganggap bahwa mata pelajaran Kimia kurang menarik. Selain

itu, dimasa sekarang terdapat virus Covid-19 yang menghambat proses

pembelajaran.

Sekolah MA DDI Cambalagi membuat keputusan bahwa pembelajaran

dilakukan secara luring dengan konsekuensi waktu pembelajaran dikurangi

menjadi 60 menit setiap mata pelajaran. Akibatnya kondisi seperti ini guru hanya

melaksanakan proses pembelajaran dengan model kooperatif dan metode ceramah

serta pemberian penugasan kepada peserta didik. Proses pembelajaran yang

seperti itu peserta didik kurang termotivasi untuk belajar karena pembelajarannya

hanya dilakukan oleh satu pihak yaitu dari guru. Kurangnya motivasi belajar

peserta didik juga dipengaruhi oleh pemanfaatan media yang belum optimal,

sehingga pembelajaran berjalan secara monoton tanpa ada variasi tertentu.

Menyikapi permasalahan yang berkaitan dengan motivasi dan hasil belajar

peserta didik, perlu dilakukan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif,

inovatif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif. Proses pembelajaran seperti itu harus memberikan kesempatan

untuk mengembangkan kreativitas, dan kemandirian peserta didik sesuai dengan


3

minat, bakat, dan perkembangan fisik peserta didik. Supaya aktivitas tersebut

dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan model pembelajaran dan media

pembelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran. Tentunya untuk

mencapai keberhasilan tersebut diperlukan kemauan dalam diri peserta didik

untuk meningkatkan hasil belajarnya (Perbawaningsih, 2005).

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh guru adalah memperbaiki

proses pembelajaran. Dimana, guru dapat merancang dan mengorganisasikan

kegiatan peserta didik agar dapat memperoleh kesempatan dan memahami materi

dari kegiatan pembelajaran. Peneliti disini akan mencoba menerapkan media

aplikasi google classroom pada model discovery learning.

Menurut Roestiyah (2001: 20), discovery learning ialah suatu cara

mengajar yang melibatkan peserta didik dalam proses kegiatan mental melalui

tukar pendapat, diskusi, presentasi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar

peserta didik dapat belajar sendiri. Peserta didik secara aktif akan menemukan

sendiri konsep-konsep dalam pembelajaran dengan pengarahan secukupnya dari

guru. Pembelajaran discovery learning memungkinkan proses pembelajaran yang

diperoleh peserta didik lebih bermakna sehingga tertanam dengan baik dalam

pengetahuan yang diperoleh peserta didik.

Pembelajaran dengan penemuan, peserta didik didorong untuk belajar

strategi besar melalui keterlibatan aktif mereka dengan konsep-konsep dari

prinsip-prinsip, dan guru mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman

dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-

prinsip untuk diri mereka sendiri. Pembelajaran aktif ini akan lebih menekankan
4

pada model pembelajaran, dengan esensi mengaktifkan peserta didik dalam

pembelajaran yang dilaksanakan dengan strategi pembelajaran yang berbasis

kepada peserta didik dan dalam pembelajaran ini guru lebih berperan sebagai

fasilitator, bukan sebagai pemberi materi (Warsono dan Hariyanto, 2012: 15).

Salah satu media yang cocok yang mendukung model pembelajaran

discovery learning adalah media aplikasi google classroom. Peneliti memilih

media aplikasi google classroom dikarenakan google classroom merupakan salah

satu bentuk aplikasi Learning Management Sysytem (LSM) yang sekarang ini

paling banyak digunakan oleh peserta didik dan cara mengaksesnya juga

tergolong mudah. Semua materi pembelajaran dapat disampaikan melalui media

aplikasi google classroom. Dimana, media aplikasi ini merupakan suatu inovasi

dalam media pembelajaran yang sangat efektif.

Menurut Hammi (dalam Bintarawati dan Yudin 2020: 179) menjelaskan

bahwa media aplikasi google classroom (Ruang Kelas Google) merupakan sebuah

aplikasi yang memungkinkan terciptanya ruang kelas di dunia maya. Selain itu,

google classroom bisa menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas, bahkan

menilai tugas-tugas yang dikumpulkan. Hal ini dapat memudahkan guru dan

peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran yang lebih kondusif lagi.

Aplikasi google classroom ini juga dapat digunakan untuk memberikan

materi pembelajaran kimia seperti reaksi reduksi dan oksidasi (Redoks).

Dikarenakan aplikasi ini memiliki keunggulan yang dapat meningkatkan

kerjasama dan komunikasi, penyimpanan data yang terpusat pada google


5

classroom, dan materi pembelajaran dapat disampaikan melalui file Microsoft

word, file PDF, file power point, dan video pembelajaran.

Materi redoks yang sering kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,

seperti reaksi perkaratan besi, fotosintesis, dan pembakaran minyak bumi. Jika

diterapkan model pembelajaran discovery learning, akan membentuk sistem

belajar yang berbeda. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengangkat materi redoks

karena dianggap tepat dan sesuai untuk diterapkan melalui media aplikasi google

classroom pada model discovery learning. Peserta didik dapat terdorong aktif

dalam proses pembelajaran dengan menghubungkan konsep-konsep abstrak

dengan konteks yang nyata dialam sekitar.

Penerapan media aplikasi google classroom pada model discovery

learning dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pembelajaran dengan

model discovery learning akan meningkatkan keterlibatan peserta didik secara

aktif untuk mendapatkan informasi, mengurangi ketergantungan kepada guru,

melatih peserta didik untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber informasi

selain guru, sehingga peserta didik akan termotivasi dalam proses pembelajaran

kimia khususnya pada materi reaksi redoks. Media aplikasi google classroom

digunakan pada model ini dikarenakan dapat memberikan penekanan terhadap

peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar dengan dilengkapinya fitur

batas pengumpulan tugas, dan adanya kolom diskusi sehingga peserta didik akan

termotivasi untuk belajar.

Menurut Lestari (2020: 5) menjelaskan bahwa motivasi merupakan daya

penggerak dalam diri peserta didik yang menimbulkan keinginan belajar, baik
6

secara ekstrinsik maupun intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

muncul dari luar individu yang dapat berupa ajakan, suruhan, paksaan dari orang

lain yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu. Sebaliknya,

motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu untuk

melakukan suatu tindakan tanpa suatu paksaan dari luar. Motivasi ini sangat

diharapkan tumbuh pada diri peserta didik selama penggunaan media aplikasi

google classroom pada model discovery learning pada materi reaksi redoks.

Materi reaksi redoks dianggap cocok untuk meningkatkan motivasi belajar peserta

didik dikarenakan reaksi redoks banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,

selain itu dengan konsep-konsep yang abstrak dalam pembelajarannya maka akan

meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik mengenai reaksi redoks sehingga

peserta didik dapat menggali lebih dalam terkait materi ini.

Hasil belajar peserta didik juga dipengaruhi oleh motivasi belajar peserta

didik. Dimana, hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu

setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan peserta didik,

sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukanlah penelitian untuk

meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan untuk mengetahui hasil belajar

peserta didik dengan menggunakan media aplikasi google classroom pada model

discovery learning di kelas X MIA pada studi materi Reaksi Reduksi dan Oksidasi

di Madrasah Aliyah DDI Cambalagi.


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Langkah-langkah apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi

belajar peserta didik kelas X MIA MA DDI Cambalagi ketika diterapkan

aplikasi Google Classroom dalam Discovery Learning pada materi reaksi

redoks ?

2. Langkah-langkah apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik kelas X MIA MA DDI Cambalagi ketika diterapkan aplikasi

Google Classroom dalam Discovery Learning pada materi reaksi redoks ?

C. Pertanyaan Penelitian

1. Mengapa langkah-langkah yang diterapkan aplikasi Google Classroom dalam

Discovery Learning dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas

X Mia MA DDI Cambalagi pada materi redoks ?

2. Mengapa langkah-langkah yang diterapkan aplikasi Google Classroom dalam

Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas

X MIA MA DDI Cambalagi pada materi redoks ?


8

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat meningkatkan motivasi

belajar peserta didik kelas X MIA MA DDI Cambalagi setelah diterapkan

media aplikasi google classroom pada model discovery learning pada materi

redoks.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik kelas X MIA MA DDI Cambalagi setelah diterapkan media

aplikasi google classroom pada model discovery learning pada materi

redoks.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terdiri dari:

a. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menerapkan pembelajaran kimia

khususnya materi reaksi reduksi dan oksidasi untuk menerapkan media

aplikasi google classroom pada model discovery learning kepada peserta

didik. Sehingga dapat menciptakan inovasi-inovasi dalam proses

pembelajaran yang akan terus berkembang dan menarik perhatian peserta

didik untuk mengikuti pelajaran yang diberikan.

b. Bagi sekolah, dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi sebagai strategi pembelajaran yang mampu memperbaiki dan

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.


9

c. Bagi peneliti lain, dapat menjadikan referensi dan informasi dalam

melakukan penelitian yang berkaitan dengan media aplikasi google classroom

pada model discovery learning pada materi redoks.

F. Batasan Istilah

1. Model pembelajaran Discovery Learning. Discovery learning adalah suatu

rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan

peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan

logis sehingga peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang dipelajari.

Penelitian ini, dilakukan dengan bantuan observer untuk mengamati

pelaksanaan model pembelajaran discovery learning. Aspek-aspek yang

diamati oleh observer merupakan kesesuaian guru terhadap prosedur

pelaksanaan model pembelajaran discovery learning. Terdapat 6 indikator

tahapan pelaksanaan model discovery learning, yaitu stimulasi, identifikasi

masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan menarik

kesimpulan.

2. Google classroom. Google classroom merupakan media aplikasi berbasis

online yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.

Aplikasi ini akan menyediakan kelas online yang dapat digunakan untuk

mengirim materi pelajaran reaksi redoks, pengumpulan tugas, dan pemberian

dan pengumpulan evaluasi.

3. Motivasi belajar. Motivasi belajar adalah suatu perubahan yang teradapat

dalam diri peserta didik yang ditandai timbulnya perasaan dan reaksi untuk
10

mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi belajar terdiri dari dua yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsi. Motivasi intrinsik adalah motivasi

yang berasal dari dalam diri peserta didik, sebaliknya motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang muncul dari luar diri peserta didik.

4. Hasil belajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pembelajaran dan

hasil belajar sebagai produk dari proses belajar. Hasil belajar dilihat dari nilai

tes hasil belajar kognitif peserta didik setelah diajarkan materi redoks.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran Discovery Learning

Model adalah prosedur yang sistematis tentang pola belajar untuk

mencapai tujuan belajar serta sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan

dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran merupakan cara-

cara yang ditempuh oleh guru secara sistematis dalam mempersiapkan situasi

pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kalancaran proses belajar

dan tercapainya prestasi belajar yang memuaskan. Untuk mencapai hal-hal

tersebut maka guru harus dapat memilih dan mengembangkan model

pembelajaran yang tepat, efisien, dan efektif sesuai kebutuhan peserta didik serta

materi yang diajarkan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan

mempengaruhi belajar sehingga peserta didik benar-benar memahami materi yang

diajarkan (Hosnan, 2014: 337).

Peranan guru sebagai pengelola proses pembelajaran sangat menentukan

kualitas belajar peserta didik, yang pada akhirnya akan bermuara pada hasil

belajar. Pemilihan model pembelajaran, guru harus harus mempertimbangkan

kesesuaian model tersebut dengan materi pelajaran dan kebutuhan peserta didik.

Kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang

beragam untuk peserta didik yang berkemampuan sedang dan tentunya berbeda

dengan peserta didik yang pandai. Model pembelajaran yang baik digunakan

11
12

sebagai acuan perencanaan dalam pembelajaran di kelas yang memiliki

kesesuaian dengan perangkat-perangkat pembelajaran dan bahan ajar yang

diajarkan (Trianto, 2009: 53).

Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang

dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivisme. Model ini menekankan

pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu,

melalui keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran berbasis penemuan, peserta didik didorong untuk belajar sebagian

besar melalaui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan

prinsip-prinsip, dan guru mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman

dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-

prinsip untuk diri mereka sendiri (Hosnan, 2014: 280-281).

Model pembelajaran penemuan dirancang dengan pertimbangan bahwa

pada umumnya peserta didik belum memiliki kompetensi untuk menemukan suatu

konsep secara mandiri. Pembelajaran ini, peserta didik dihadapkan pada situasi

yang didalamnya mereka bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Peserta

didik didorong untuk berfikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga dapat

menemukan prinsip-prinsip umum berdasarkan bahan-bahan atau data-data

yang telah disediakan oleh guru. Pembelajaran model ini, guru sebagai fasilitator

yang membantu dan menfasilitasi peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

Jadi, dalam pembelajaran ini guru tidak aktif tetapi peserta didiklah

yang aktif (Warsono dan Hariyanto, 2012: 15).


13

Pembelajaran discovery learning adalah suatu model untuk

mengembangkan cara belajar peserta didik aktif dengan menemukan sendiri,

menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan,

tidak akan mudak dilupakan oleh peserta didik. Dnegan belajar penemuan, peserta

didik juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri

masalah yang dihadapi (Hosnan, 2014: 282).

Menurut Bell (dalam Hosnan, 2014: 282), mengemukakan beberapa tujuan

spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut :

1. Pembelajaran berbasis penemuan, peserta didik memiliki kesempatan untuk

terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

2. Melalui pembelajaran berbasis penemuan, peserta didik belajar menemukan

pola dalam situasi konkret maupun abstrak, juga peserta didik banyak

meramalkan informasi tambahan yang diberikan.

3. Peserta didik juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancau

dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat

dalam menemukan.

4. Pembelajaran dnegan penemuan membantu peserta didik membentuk cara

kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan

menggunakan ide-ide orang lain.

5. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-

keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui

penemuan lebih bermakna.


14

6. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa

kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam

situasi belajar yang baru.

Menurut Mulyasa (2014: 144), menjelaskan bahwa prosedur model

pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut :

1. Stumulasi (stimulation)

Kegiatan ini guru memberikan stumulan, dapat berupa bacaan, gambar, dan

cerita sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dibahas, sehingga pesreta

didik mendapat pengalaman belajar melalui kegiatan membaca, mengamati

situasi atau melihat gambar.

2. Identifikasi masalah (problem statement)

Tahap ini peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang

dihadapi dalam pembelajaran. Mereka diberi pengalaman untuk menanya,

mengamati, mencari informasi, dan mencoba merumuskan masalah.

3. Pengumpulan data (data collecting)

Tahap ini, peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan

informasi yang dapat digunakan untuk menemukan alternatif pemecahan

masalah yang dihadapi

4. Pengolahan data (data processing)

Kegiatan mengolah data akan melatih pesreta didik untuk mencoba dan

mengeksplorasi kemampuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada

kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga melatih keterampilan berpikir

logis dan aplikatif.


15

5. Verifikasi (verification)

Tahap ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran dan

keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagi kegiatan, antara lain

bertanya kepada teman, berdiskusi, dan mencari berbagai sumber yang

relevan, serta mengasosiasikannya, sehingga menjadi suatu kesimpulan.

6. Generalisasi (generalization)

Kegiatan ini, peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil

simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga

kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

Menurut Hosnan (2014: 287-289) menjelaskan bahwa kelebihan dan

kelemahan model pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan model pembelajaran discovery learning

a. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-

keterampilan dan proses kognitif.

b. Meningkatkan kemampuan pesreta didik untuk memecahkan masalah

(problem solving).

c. Strategi ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan

sesuai dengan kecepatannya sendiri.

d. Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan

melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

e. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses

belajar yang baru.

f. Pesreta didik akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
16

g. Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

h. Mendorong peserta didik berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

i. Menimbulkan rasa senang pada peserta didik, karena tumbuhnya rasa

menyelidiki dan berhasil.

j. Mendorong keterlibatan keaktifan peserta didik.

k. Mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

l. Melatih peserta didik untuk belajar mandiri.

m. Pesreta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sebab ia berpikir dan

menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.

2. Kelemahan model pembelajaran discovery learning

a. Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalahpahaman antara

guru dan peserta didik.

b. Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang

umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator dan

membimbing peserta didik belajar dengan baik.

c. Menyita pekerjaan guru.

d. Tidak semua peserta didik mampu melakukan penemuan.

e. Tidak berlaku untuk semua topik. Umumnya topik-topik yang berhubungan

dnegan prinsi dapat digunakan dengan model penemuan.

2. Google Classroom

Google Classroom adalah layanan berbasis internet yang disediakan

oleh Google sebagai sebuah aplikasi e-learning (pembelajaran dalam jaringan).


17

Aplikasi ini di desain untuk membantu pendidik membuat dan membagikan

tugas kepada peserta didik secara paperless. Pengguna aplikasi ini harus

memiliki akun Google terlebih dahulu agar dapat mengakses Aplikasi Google

Classroom (Hakim, 2016).

Dengan kata lain pengertian Google Classroom adalah aplikasi yang

dikhususkan sebagai media pembelajaran online atau istilahnya kelas online

sehingga dapat memudahkan guru dalam membuat, membagikan dan

mengelompokkan setiap tugas tanpa menggunakan kertas. Penggunaan google

classroom akan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, guru dan peserta

didik dapat setiap saat bertatap muka melalui kelas online google classroom.

Peserta didik juga dapat berperan aktif di dalam kelas online tersebut dengan cara

belajar, menyimak, mengirim tugas, memberikan tanggapan, berdiskusi mengenai

materi yang di sampaikan oleh guru.

Langkah-langkah pembuatan Google Classroom dibedakan berdasarkan

penggunaannya, yaitu membuat Google Classroom digunakan oleh guru dan

peserta didik. Google Classroom dapat di akses dengan menggunakan PC dan

smartphone. Berikut langkah-langkah membuat Google Classroom menggunakan

komputer:

a. Guru

1) Buka www.classroom.google.com lalu klik Sign In untuk memulai.

2) Membuka ruang kelas pada Google Classroom.

3) Klik lanjutkan untuk memulai membuat kelas dengan menggunakan Google

Classroom.
18

4) Untuk selanjutnya akan diminta memilih peran apakah sebagai seorang

peserta didik atau guru, klik “saya sebagai guru”. Kemudian, untuk memulai

membuat kelas digital pilihan tanda (+) yang ada ditab, selanjutnya tuliskan

nama kelas, kemudian klik (buat) untuk memulai kelas baru.

5) Jika berhasil, tampilan selanjutnya yaitu laman dashboard pada Classroom.

6) Pada tab Peserta didik klik undang peserta didik untuk bergabung ke kelas

dengan cara menampilkan kode kelas.

7) Pada tab aliran klik tanda (+) untuk menambahkan tugas, pengumuman,

video, materi tugas, dan sebagainya.

8) Klik pilih tema pada sudut kanan atas untuk menambah atau merubah gambar

tema pada kelas Google Classroom.

9) Pada tab tentang, guru dapat menambah deskripsi mengenai ruang kelas,

pengaturan kalender dan folder Google Drive.

b. Peserta didik

1) Buka www.classroom.google.com lalu klik Sign In untuk memulai membuka

ruang kelas pada Google Classroom.

2) Klik lanjutkan untuk memulai menggunakan Classroom.

3) Untuk selanjutnya akan diminta memilih peran apakah sebagai seorang

peserta didik atau guru, klik “saya sebagai peserta didik”. Kemudian, lakukan

pendaftaran atau gabung kelas dengan cara klik tanda (+) dan klik gabung

dengan kelas.

4) Masukkan kode kelas sesuai dengan kelas atau mata pelajaran yang diikuti

5) Jika berhasil, tampilan selanjutnya yaitu laman dashboard pada Classroom.


19

3. Motivasi Belajar

Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk

menggerakkan, menggarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia

terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau

tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri

seseorang (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan (Frederick J. Mc Donald dalam Nashar, 2004: 39). Tetapi

menurut Clayton Alderfer dalam Nashar (2004: 42) Motivasi belajar adalah

kecenderungan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong

oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. Motivasi

belajar juga merupakan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan diri secara

optimum, sehingga mampu berbuat yang lebih baik, berprestasi dan kreatif

(Abraham Maslow dalam Nashar, 2004: 42). Jadi, motivasi belajar adalah kondisi

psikologis yang mendorong peserta didik untuk belajar dengan senang dan belajar

secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar peserta

didik yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-

kagiatannya.

Motivasi merupakan daya penggerak dalam diri peserta didik yang

menimbulkan keinginan belajar, baik secara ekstrinsik maupun intrinsik. Motivasi

intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri individu untuk melakukan

suatu tindakan tanpa suatu paksaan dari luar. Peserta didik yang termotivasi secara

intrinsik dapat terlihat dari aktivitasnya yang tekun dalam mengerjakan tugas-

tugas belajar karena ingin mencapai tujuan belajar. Peserta didik yang memiliki
20

motivasi intrinsik akan menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam

belajar.motivasi intrinsik bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan

untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi intrinsik

muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan karena ingin mendapat pujian atau

ganjaran (Lestari, 2020: 5).

Menurut Simatupang (2019: 134-135) menjelaskan bahwa, motivasi

ekstrinsik berbeda dari motivasi intrinsik karena dalam motivasi ini keinginan

peserta didik untuk belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan atau

rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut dapat berupa pujian, celaan,

nasehat, semangat, hadiah, hukuman dan teguran dari guru. Pada motivasi ini,

guru snagat berperan dalam rangka menumbuhkan motivasi ekstrinsik. Pemberian

motivasi ekstrinsik harus disesuaikan dnegan kebutuhan peserta didik, karena jika

peserta didik diberikan motivasi ekstrinsik secara berlebihan maka motivasi

instrinsik yang sudah ada dalam diri peserta didik akan hilang. Motivasi ekstrinsik

dapat membangkitkan motivasi instrinsik, sehingga motivasi ekstrinsik sangat

dipelrukan dalam pembelajaran, yang tergolong bentuk motivasi belajar ekstrinsik

antara lain :

a. Belajar untuk memenuhi kewajiban.

b. Belajar untuk menghindari hukuman yang telah disepakati.

c. Belajar untuk memperoleh hadiah yang dijanjikan guru.

d. Belajar untuk meningkatkan status sosial.

e. Belajar untuk memperolah pujian dari orang lain.


21

f. Belajar untuk tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi

persyaratan kenaikan jenjang.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 89-92), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

a. Cita-cita atau aspirasi peserta didik

Cita-cita peserta didik untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat

belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi

belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan

mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan belajar

Kemampuan belajar meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri

peserta didik. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi.

Peserta didik yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih

termotivasi dalam belajar, karena peserta didik seperti itu lebih sering

memperoleh kesuksesan dan karena kesuksesan memperkuat motivasinya.

c. Kondisi jasmani dan rohani

Kondisi peserta didik yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan

dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat

melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada

kondisi psikologis.

d. Kondisi lingkungan peserta didik

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri

peserta didik. Lingkungan peserta didik sebagaimana juga lingkungan individu


22

pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat kondisi lingkungan

berasal dari ketiga lingkungan tersebut.

e. Unsur-unsur dinamis belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya

dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama

sekali.

f. Upaya guru membelajarkan peserta didik

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam

membelajarkan peserta didik mulai dari penguasaan materi, cara

menyampaikannya, menarik perhatian peserta didik.

Menurut Hamalik (2003:161) mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan . Tanpa motivasi

maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya menggerakkan perbuatan ke

arah pencapaian tujuan yang di inginkan.

c. Motivasi berfungsi penggerak . Motivasi ini berfungsi sebagai mesin,

besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

4. Hasil Belajar

Menurut Anni (2002: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga

merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan


23

belajar (Nashar, 2004: 77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil

masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari

lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh

terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh peserta didik untuk mencapai

tujuan belajar (Keller dalam Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat dikatakan telah

belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi

tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian

tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat

hasil belajar.

Menurut Dalyono (1997: 55-60) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar

disebabkan oleh dua faktor yaitu:

a. Faktor Intern

1) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat dapat

mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika

kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.

2) Intelegensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan

belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi baik (IQ-nya tinggi)

umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga besar

pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang

mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang
24

dipelajari, maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang

hanya memiliki intelegansi tinggi saja atau bakat saja.

3) Minat dan motivasi

Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari

sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain

karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh

pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu pula

seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan

kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat.

Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau

pendorong.

4) Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.

Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan

ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.

b. Faktor eksternal

1) Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak

dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya

penghasilan dan perhatian.

2) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan

anak. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan


25

kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan

sebagainya, semua ini mempengaruhi keberhasilan belajar.

3) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat

tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan,

terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini

akan mendorong anak giat belajar.

4) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat mempengaruhi hasil belajar.

Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas

dan sebagainya semua ini akan mempengaruhi kegairahan belajar.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan

menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Anni

(2006:7-12) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil

belajar kognitif melibatkan peserta didik kedalam proses berpikir seperti

menginggat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis dan evaluasi.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap,

nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimulai dari yang

sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan,

penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.


26

c. Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut gerakan-

gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks

keterampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan dibidang

pisik, gerakan-gerakan skil mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada

keterampilan yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non

discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.

Pengukuran dan evaluasi hasil belajar mempunyai hubungan yang sangat

erat. Dimana, evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran, artinya keputusan

(judgement) yang harus ada dalam setiap evaluasi berdasar data yang diperoleh

dari pengukuran. Untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman belajar yang telah

dimiliki peserta didik, dilakukan pengukuran tingkat pencapaian peserta didik.

Dari hasil pengukuran ini guru memberikan evaluasi atas keberhasilan pengajaran

dan selanjutnya melakukan langkahlangkah guna perbaikan proses belajar

mengajar berikutnya.

Salah satu tahap kegiatan evaluasi, baik yang berfungsi formatif

maupun sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran.

Menurut Darsono (2000, 110-111) pengumpulan informasi hasil belajar dapat

ditempuh melalui dua cara yaitu:

a. Teknik tes

Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka mengakhiri

tahun ajaran atau semester. Pada akhir tahun sekolah mengadakan tes akhir
27

tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu,

tes objektif, tes jawaban singkat, dan tes uraian.

b. Teknik non tes

Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat

juga dilakukan melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik non tes

lebih banyak digunakan untuk mengungkap kemampuan psikomotorik dan

hasil belajar efektif.

5. Materi Kimia Reaksi Reduksi-Oksidasi

a. Alokasi Waktu

Materi reaksi redoks diajarkan di kelas X MIA pada semester genap tahun

pelajaran 2020/2021. Alokasi waktu materi reaksi redoks yaitu 3 minggu x 2 JP.

Pertemuan materi redoks dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan, dimana setiap

pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 30 menit). Siklus I dilakukan 2 kali

pertemuan pada pertemuan pertama dan kedua dengan masing-masing pertemuan

dilaksanakan 2 x 30 menit, dan evaluasi untuk siklus I dilakukan satu kali

pertemuan tanpa proses pembelajaran dengan waktu 2 x 30 menit. Siklus II

dilakukan 1 kali pertemuan yaitu pada pertemuan ketiga dengan waktu 2 x 30

menit, dan evaluasi siklus II dilakukan 1 kali tanpa proses pembelajaran dengan

waktu 2 x 30 menit.

b. Kompetensi Inti

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya


28

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan.

c. Kompetensi Dasar dan indikator Pencapaian Kompetensi

1) Kompetensi Dasar (KD)

3.9. Mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep bilangan

oksidasi unsur.

4.9. Menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang

diperoleh dari data hasil percobaan dan atau melalui percobaan.

2) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

a) Pertemuan Pertama

3.9.1. Menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari pengikatan dan

pelepasan oksigen.

3.9.2. Menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari pelepasan dan

penerimaan elektron.

3.9.3. Menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari peningkatan dan

penurunan bilangan oksidasi.


29

3.9.4. Memahami penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.

b) Pertemuan Kedua

3.9.5. Mengidentifikasi zat yang bersifat reduktor atau oksidator pada suatu reaksi

redoks.

4.9.1. Menganalisis reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada contoh data hasil

percobaan.

4.9.2. Menganalisis zat yang bersifat reduktor atau oskidator pada contoh data

hasil percobaan.

c) Pertemuan Ketiga

3.9.6. Menuliskan tata nama senyawa menurut IUPAC.

3.9.7. Menuliskan tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi.

4.9.3. Menentukan tata nama senyawa suatu reaksi redoks yang diperoleh dari

data hasil percobaan.

d. Materi Reaksi Reduksi-Oksidasi

Reaksi redoks merupakan kegiatan dari reaksi oksidasi dan reduksi. Reaksi

redoks sangat mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perkaratan besi,

perubahan warna daging apel menjadi kecokelatan kalau dikupas merupakan

contoh peristiwa oksidasi. Pada bagian ini kita akan mempelajari lebih mendalam

mengenai reaksi reaksi redoks ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen,

pelepasan dan penerimaan elektron dan berdasarkan perubahan bilangan oksidasi

Proses terjadinya reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari yaitu

terjadinya proses pengikatan dan pelepasan elektron, terjadinya penambahan dan

pengurangan bilangan oksidasi, bilangan oksidasi adalah bilangan yang


30

menunjukkan muatan yang yang disumbangkan oleh suatu atom molekul atau ion

yang di bentuknya, terjadinya reaksi pengikatan dan pelepasan oksigen dalam

reaksi redoks (Goldberg, 2007).

Contoh:

a. Reaksi oksidasi:

2Zn (s) + O2(g) → 2ZnO(s)

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

b. Reaksi reduksi:

2PbO2(g) → 2PbO (s) + O2(g)

2CuO (s) → 2Cu (s) + O2(s)

Konsep reaksi oksidasi reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi.

Reaksi reaksi redoks dapat pula ditinjau dari perubahan bilangan oksidasi atom

atau unsur sebelum dan sesudah reaksi. Reaksi reaksi redoks adalah reaksi yang

ditandai terjadinya perubahan bilangan oksidasi dari atom unsur sebelum dan

sesudah reaksi. Bilangan oksidasi adalah muatan yang dimiliki oleh atom jika

elektron valensinya cenderung tertarik ke atom lain yang berikatan dengannya dan

memiliki keelektronegatifan lebih besar. Aturan penentuan bilangan oksidasi:

a. Bilangan oksidasi atom dalam unsur bebas sama dengan 0 (nol).

Contoh: Bilangan oksidasi atom dalam unsur Na, Fe, H 2, P4, , dan S8 sama

dengan 0 (nol).

b. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.

Contoh:

1) Bilangan oksidasi ion Na+sama dengan +1;


31

2) Bilangan oksidasi ion Mg2+sama dengan +2;

3) Bilangan oksidasi ion Fe3+sama dengan +3;

4) Bilangan oksidasi ion Br- sama dengan –1;

5) Bilangan oksidasi ion S2–sama dengan –2

c. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam senyawa netral sama dengan 0

(nol).

Contoh:

Senyawa NaCl mempunyai muatan = 0. Jumlah biloks Na + biloks Cl- = (+1) +

(–1) = 0.

d. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam ion poliatomik sama dengan

muatan ionnya.

Contoh:

Ion NO3– bermuatan = –1, maka biloks N = +3 biloks O = -2

e. Bilangan oksidasi Fluor dalam senyawanya = –1.

Contoh:

Bilangan oksidasi F dalam NaF dan ClF3 sama dengan –1

f. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawanya sama dengan -2 , kecuali

dalam senyawa biner fluorid, peroksida, dan superoksida

Contoh:

a. Bilangan oksidasi O dalam H2O, CO2, dan SO2sama dengan –2;

b. Bilangan oksidasi O dalam senyawa peroksida, H 2O2dan Na2O2 sama dengan

–1;

c. Bilangan oksidasi O dalam senyawa fluorida, OF2 sama dengan +2;


32

d. Bilangan oksidasi O dalam senyawa superoksida KO2 dan CsO2 sama

dengan –1 .

g. Bilangan oksidasi hidrogen (H) jika berikatan dengan non-logam sama

dengan+1.Bilangan oksidasi H jika berikatan dengan logam alkali dan alkali

tanah sama dengan –1.

Contoh:

Bilangan oksidasi H dalam HF dan H2O sama dengan +1 Bilangan oksidasi H

dalam NaH dan CaH2 sama dengan –1

h. Bilangan oksidasi logam golongan IA (alkali) dalam senyawanya sama

dengan +1

i. Bilangan oksidasi logam golongan IIA (alkali tanah) dalam senyawanya

dengan+2

j. Bilangan oksidasi logam transisi dalam senyawanya dapat lebih dari satu.

b. Tata Nama Senyawa

1. Tata nama senyawa ionik

Senyawa ionik terdiri dari kation anion. Kation umumnya adalah suatu ion

logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom.

1) Penulisan senyawa ion biner

Senyawa biner artinya senyawa yang terdiri dari dua atom yakni atom logam

(kation) dan nonlogam (anion). Aturan penulisan senyawa ion biner adalah

sebagai berikut:

a. Unsur pertama dituliskan sesuai dengan nama unsur tersebut.


33

b. Unsur kedua dituliskan sesuai dengan nama unsur tersebut ditambahkan

dengan akhiran –ida seperti pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Contoh penamaan senyawa ion biner.


Rumus Molekul Nama Senyawa
NaBr Natrium bromida
KI Kalium iodida
KF Kalium fluorida
CaCl2 Kalsium klorida
MgBr2 Magnesium bromida

c. Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi (pada

logam golongan B), maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan

menuliskan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda kurung

dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam tersebut, seperti

pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Contoh penamaan bilangan oksidasi lebih dari satu.


Rumus Molekul Nama Senyawa
FeCl2 Besi (II) klorida
FeCl3 Besi (III) klorida
SnO Seng (II) oksida
SnO2 Seng (IV) oksida

2) Penulisan senyawa poliatom

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal yang disebut monoatom dan ion

yang tersusun dari beberapa unsur yang disebut poliatom. Aturan penamaan

senyawa ion poliatom yakni dengan menuliskan nama kation diikuti dengan

nama anion, seperti pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Contoh penamaan senyawa ion poliatom.


Rumus Nama Rumus Nama Rumus Nama
CH3COO- Asetat ClO- Hipoklorit BrO- Bromit
OH- Hidroksida ClO2- Klorit BrO3- Bromat
34

Rumus Nama Rumus Nama Rumus Nama


CN- Sianida ClO3- Klorat PO33- Fosfit
MnO4 -
Permanganat ClO4 -
Perklorat PO4 3-
Fosfat
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama

senyawa ion poliatomik.

a) Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali ion amonium (NH4+).

b) Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen, kecuali CN – dan

NH4+. Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran -it, dan

untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi akhiran -at.

Contoh :

SO32– diberi nama sulfit sedangkan SO42- diberi nama sulfat.

c) Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu, apabila suatu senyawa

belum netral, ion-ion yang berbeda muatannya harus disamakan terlebih

dahulu dengan menambahkan angka indeks. 

Contoh :

Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan 2+ sedangkan

NO3 bermuatan –1, untuk membentuk senyawa yang netral diperlukan 2

NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2.

2. Tata nama senyawa kovalen

Aturan penulisan senyawa kovalen adalah sebagai berikut:

1) Untuk senyawa yang terdiri dari dua non logam, penulisan diawali dengan

non logam pertama diikuti dengan non logam kedua dengan ditambahkan

akhiran –ida, seperti pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Contoh penamaan senyawa kovalen atom non logam

Rumus Molekul Nama Senyawa


35

HCl Hidrogen klorida


ClF Klorin fluorida
HBr Hidrogen bromida
IBr Iodin brimida

2) Jika 2 jenis nonlogam dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa,

maka digunakan awalan Yunani. Indeks 1 (mono) tidak perlu disebutkan

kecuali untuk karbon monoksida, seperti pada Tabel 2.5.

1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Tabel 2.5 Contoh penamaan nonlogam membentuk senyawa

Rumus Molekul Nama Senyawa


CO Karbon monoksida
CO2 Karbon dioksida
NO Nitrogen oksida
N2O Dinitrogen oksida

6. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu

Classroom Action Research yang artinya penelitian yang melakukan tindakan

yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar

peserta didik semakin meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama

kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946 yang selanjutnya

dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave

Ebbult dan lainnya (Sanjaya, 25:2009).


36

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian pembelajaran berkonteks

kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang

dihadapi guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mendapatkan hal-

hal baru pembelajaran demi pengikatan mutu dan hasil pembelajaran. Menurut

Shumsky (dalam Pandiangan ) kelebihan penelitian tindakan kelas adalah :

a. Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam penelitian tindakan

kelas.

b. Tumbuhnya kreativitas dan pemikiran kritis lewat interaksi dalam penelitian

tindakan kelas.

c. Adanya kerja sama yang saling merangsang untuk berubah.

d. Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan dialogis dalam

penelitian tindakan kelas.

Dasar utama pelaksanaan tindakan kelas adalah untuk perbaikan.

Perbaikan terkait dan memiliki konteks dengan proses pembelajaran. tujuan

pengiring yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain terjadinya proses

latihan dalam jawabatan selama proses pelatihan berlangsung. Guru akan banyak

berlatih mengaplikasikan berbagai alternatif peningkatan layanan pembelajaran.

dengan kata lain guru memperoleh pengalaman tentang praktik pembelajaran

secara reflektif, dan bukan bertujuan mendapatkan ilmu penelitian. Penelitian

tindakan kelas sebagai pendekatan kolaboratif untuk menyelidiki, menelaah

atau mengkaji dan menentukan sesuatu, yang memungkinkan orang

menggunakan tindakan yang sistematis untuk menyelaraskan suatu

permasalahan (Pandiangan ).
37

Peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh

guru, dalam pelaksanaannya diawali dengan kesadaran akan adanya permasalahan

yang dirasakan oleh guru itu sendiri, yang dianggap menghambat pencapaian

tujuan pendidikan sehingga dapat berdampak kurang baik terhadap proses atau

hasil belajar peserta didik dan implementasi sesuatu program sekolah. Sadar akan

mengenai adanya permasalahan tersebut maka guru kemudian mengidentifikasi

permasalahan-permasalahan kemudian memfokuskan permasalahan lebih tajam

jika perlu mengumpulkan tambahan data lapangan secara lebih sistematis sesuai

dengan kajian pustaka yang relevan. Adapun tujuan PTK menurut Kunandar (63:

2008) adalah sebagai berikut :

a. Memcahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dipahami

langsung dalam interaksi antara guru dengan peserta didik yang sedang

belajar, meningkatkan profesionalisme, guru dan menumbuhkan budaya

akademik dikalangan guru.

b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus

mengingat masyarakat berkembang secara cepat.

c. Meningkatkan relevansi pendidikan, hal ini mulai dicapai melalui

peningkatan proses pembelajaran.

d. Sebagai alat training in service yang mempelajari guru dengan skill dan

metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran

dirinya.

e. Sebagai alat untuk lebih inovatif terhadap pembelajaran.


38

f. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di

kelas, dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan, dan

meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

g. Meningkatkan sifat profesional guru dan tenaga kependidikan.

h. Menumbuh kembangkan budaya akademik di lingkungan akdemik.

i. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan.

B. Kerangkan Pikir

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori bahwa proses

pembelajaran kimia khususnya materi reaksi redoks di kelas X MIA 1 MA DDI

Cambalagi dilakukan secara luring dan bersifat konvensional. Guru menggunakan

metode ceramah dalam proses pembelajaran, sehingga guru lebih sering berperan

aktif di dalam kelas dibandingkan peserta didik yang mengakibatkan peserta didik

menjadi pasif dan bahkan dalam penugasan yang diberikan oleh guru masih ada

peserta didik yang tidak mengumpulkannya tepat waktu. Proses pembelajaran

pada mata pelajaran kimia masih belum optimal yang dibuktikan peserta didik

yang jarang bahkan tidak bertanya atau berpendapat pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran seperti inilah yang menyebabkan kurangnya motivasi

peserta didik untuk belajar. Motivasi belajar peserta didik yang tergolong rendah

dapat ditandai dari sikap peserta didik yang tidak tepat waktu mengumpulkan

tugas. Rendahnya motivasi belajar peserta didik juga berdampak pada rendahnya

hasil belajar peserta didik karena tidak adanya dorongan, dan adanya rasa
39

kebosanan saat belajar sehingga peserta didik kurang fokus pada saat

pembelajaran berlangsung.

Melihat situasi seperti itu, perlu melakukan pemecahan masalah yaitu guru

harus mampu menciptakan suasana belajar yang optimal dengan menerapkan

model pembelajaran dan media pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Peserta didik diharapkan mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri,

sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Salah satu model pembelajaran dan

media pembelajaran yang menjadi alternatif pemecahan masalah tersebut adalah

model pembelajaran discovery learning dan media aplikasi google classroom.

Media aplikasi google classroom merupakan suatu perangkat lunak yang

dapat membantu guru untuk membuat dan membagikan materi dan tugas kepada

peserta didik secara paperless. Media aplikasi google classroom dapat digunakan

sebagai distribusi tugas, submit tugas, bahkan menilai tugas-tugas yang

dikumpulkan peserta didik. Selain itu, file atau dokumen yang ada pada aplikasi

google classroom dapat dibuka kembali sehingga peserta didik dapat memahami

materi reaksi redoks dengan baik

Penggunaan media aplikasi google classroom ditunjang oleh model

pembelajaran discovery learning. Discovery learning adalah proses pembelajaran

dimana peserta didik tidak langsung dihadapkan pada hasil akhir dari

pembelajaran, namun peserta didik dituntut untuk dapat menemukan sendiri hasil

akhir pembelajaran melalui rangsangan berupa pertanyaan-pertanyaan yang

mengarahkan peserta didik. Model pembelajaran discovery learning ini, peserta

didik tidak berperan sebagai penerima informasi, melainkan peserta didik yang
40

menggali informasi tersebut dan mengembangkannya sesuai dengan

pemahamannya masing-masing. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator proses

pembelajaran dan mengkonfirmasi atas jawaban dan pertanyaan yang

disampaikan oleh peserta didik.

Berdasarkan hal tersebut, media aplikasi google classroom dengan

keunggulan distribusi tugas dan submit tugas dapat dimanfaatkan untuk

pembelajaran luring secara efisien. Oleh karena itu, dengan menggunakan aplikasi

google classroom sebagai media pembelajaran dalam memberikan materi dan

pengumpulan tugas yang digabung dengan model discovery learning, peserta

didik mampu memahami konsep yang diajarkan dan dapat dibuka kembali diluar

pembelajaran. Menerapkan model discovery learning dalam proses pembelajaran

ini diharapkan peserta didik mampu mengembangkan pengetahuannya demi

tercapainya tujuan pembelajaran yang lebih terstruktur. Sehingga, peserta didik di

kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi diharapkan mampu meningkatkan motivasi

dan hasil belajarnya pada materi reaksi redoks. Bentuk kerangka pikir dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.


41

Pembelajaran luring dengan


model yang monoton

Menyebabkan

Peserta didik menjadi pasif

Akibatnya

Motivasi belajar yang Hasil belajar yang


menurun rendah

Solusi

Pembelajaran luring menggunakan media


aplikasi google classroom dengan model
discovery learning

Harapan

Motivasi dan hasil belajar kimia materi raksi


redoks peserta didik meningkat
Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang, kajian teori, tinjauan umum materi dan

kerangka pikir yang telah diuraikan, maka dirumuskan hipotesis yaitu model

pembelajaran discovery learning dengan langkah pembelajaran stimulus,

identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi, dan

generalisasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik melalui

aplikasi google classroom pada peserta didik kelas X MIA MA DDI Cambalagi

pada materi pokok reaksi reduksi dan oksidasi.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Suyadi (2012: 3) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah

pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap suatu kegiatan belajar yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan kelas

merupakan upaya untuk memperbaiki pelaksanaan praktek pendidikan yang

dilakukan guru kelas dengan melakukan suatu tindakan-tindakan dalam

pembelajaran (Wiriatmadja, 2007: 12).

Menurut Arikunto (2006: 92) menyatakan bahwa model penelitian

tindakan kelas yang didasarkan oleh konsep pokok bahwa penelitian tindakan

terdiri dari empat komponen pokok yang saling berhubungan satu sama lainya,

sehingga tidak bisa dipisahkan dan membentuk siklus. Komponen pokok tersebut

terdiri dari:

1. Perancanaan atau planning

Perencanaan tindakan (planning) merupakan tahap awal dalam pelaksanaan

penelitian tindakan kelas. Tahap ini peneliti memfokuskan permasalahan

yang akan diteliti terkait motivasi dan hasil belajar peserta didik dan

menentukan cara yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan

menerapkan media aplikasi google classroom pada model discovery learning.

Google classroom ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran yang

42
43

dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran dari

discovery learning. Hal-hal yang disiapkan untuk menunjang proses

pembelajaran ini adalah perangkat pembelajaran seperti RPP dan LKPD,

instrumen pembelajaran berupa lembar angket keterlaksanaan pembelajaran,

lembar angket aktivitas belajar peserta didik, tes hasil belajar, dan angket

motivasi belajar peserta didik.

a. Lembar angket keterlaksanaan pembelajaran memuat tentang

keterampilan guru dalam mengelola kelas, dan pemahaman penggunaan

aplikasi google classroom dalam model discovery learning disetiap

sintaksnya.

b. Lembar angket aktivitas belajar peserta didik memuat tentang adanya

respon peserta didik terkait yang disampaikan oleh guru dan

menggunakan aplikasi google classroom dalam langkah-langkah

pembelajaran discovery learning.

c. Tes hasil belajar memuat tentang soal-soal mengenai materi reaksi redoks

untuk mengukur pemahaman peserta didik setelah diterapkannya aplikasi

google classroom dalam model discovery learning.

d. Lembar angket motivasi belajar peserta didik memuat tentang hasrat,

keinginan, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan, kegiatan

yang menarik, dan lingkungan belajar yang baik sehingga peserta didik

dapat diajar dengan baik dengan menggunakan aplikasi google classroom

dalam model discovery learning.


44

2. Tindakan atau acting

Tahap tindakan (acting) merupakan implementasi dari tahap perencanaan

tindakan. Tahap ini, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan 2

siklus, dimana siklus 1 dilakukan 2 kali pertemuan dan siklus 2 dilakukan 1

kali pertemuan. Berikut perlakuan yang diberikan pada masing-masing siklus

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tindakan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II


Siklus I Siklus II
a. Pemberian Rangsangan Refleksi tindakan siklus I
(Stimulation)
Tahap ini guru memberikan
stimulus melalui aplikasi google
classroom dengan mengirimkan
video pada aplikasi google
classroom untuk diamati oleh
peserta didik.
a. Identifikasi Masalah (Problem Refleksi tindakan siklus I
Statement)
Tahap ini guru mengarahkan
pewakilan kelompok peserta didik
untuk menuliskan masalah yang
ditemukan dari stimulus pada
kolom komentar yang disediakan
pada google classroom.
b. Pengumpulan Data (Data Refleksi tindakan siklus I
Collection)
Tahap ini guru mengarahkan
peserta didik untuk mencari dan
membaca literatur yang dikirimkan
guru ke dalam aplikasi google
classroom.
c. Pengolahan Data (Data Processing) Refleksi tindakan siklus I
Tahap ini guru mengarahkan
peserta didik untuk berdiskusi
dengan teman kelompoknya
masing-masing dan dilanjutkan
dengan menuliskan hasil diskusinya
pada kolom komentar pada aplikasi
google classroom serta dipaparkan
oleh perwakilan kelompok peserta
45

Siklus I Siklus II
didik secara langsung.
d. Pembukatian (verification) Refleksi tindakan siklus I
Tahap ini guru mengarahkan
peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan kepada masing-masing
kelompok dengan cara
menyampaikan secara langsung
pertanyaan yang diberikan.
e. Menarik Kesimpulan Refleksi tindakan siklus I
(Generalization)
Tahap ini guru mengarahkan
peserta didik untuk menuliskan
kesimpulan yang diperoleh ke
dalam kertas selembar kemudian
kesimpulan tersebut difoto dan
dikumpulkan melalui aplikasi
google classroom.

3. Pengamatan atau observating

Tahap pengamatan (observating) dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan

(acting). Tahap ini, peneliti melakukan pengamatan yang telah disusun

melalui lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar aktivitas

belajar peserta didik. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran diisi

oleh observer untuk melihat apakah peneliti atau guru melaksanakan

pembelajaran berdasarkan langkah-langkah pembelajaran didalam RPP atau

belum. Lembar aktivitas belajar peserta didik diisi oleh peneliti untuk melihat

apakah peserta didik kelas X MIA 1 telah melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang telah disusun dalam RPP atau belum. Selain itu, lembar

observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar aktivitas belajar peserta

didik bertujuan untuk melihat perkembangan proses pembelajaran yang

diterapkan dengan media aplikasi google classroom pada model discovery


46

learning agar dapat dijadikan evaluasi dan landasan dalam melakukan

refleksi.

4. Refleksi atau reflecting

Refleksi (reflecting) adalah kegiatan evaluasi untuk melihat penerapan media

aplikasi google classroom dalam discovery learning telah menunjukkan

perubahan atau tidak. Tahap ini, peneliti memulai dengan menentukan

tindakan yang dilakukan untuk pemecahan masalah yang ditemukan pada

tindakan siklus I. Setelah itu, peneliti menentukan atau mengambil keputusan

untuk melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena permasalahan telah

terpecahkan. Selain itu, peneliti juga mencari cara agar mampu meningkatan

motivasi dan hasil belajar peserta didik selama penerapan media aplikasi

google classroom dalam discovery learning.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Maret sampai Mei

tahun pelajaran 2020/2021 di MA DDI Cambalagi yang bertempat di Desa

Tupabbiring Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart

(Arikunto, 2006: 93). Dalam desain ini terdiri dari empat langkah yang

merupakan satu siklus atau putaran. Artinya, langkah ke-1 sampai langkah ke-4
47

merupakan siklus I dan akan kembali ke langkah ke-1 membentuk siklus II, begitu

seterusnya meskipun sifatnya berbeda. Model Kemmis dan MC Taggart dapat

dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus (2x putaran).

Setiap siklus akan dijelaskan di bawah ini :

1. Siklus I

Siklus ini difokuskan penerapan media aplikasi google classroom dalam

discovery learning untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta

didik. Keberhasilan atau ketuntasan belajar dapat diukur dari kemampuan peserta

didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang diterapkan melalui media

aplikasi google classroom dalam discovery learning, misalnya keseriusan peserta

didik mengerjakan tugas dan evaluasi sehingga menghasilkan nilai yang

memuaskan.
48

2. Siklus II

Siklus ini difokuskan sebagai penyempurnaan pada aspek tertentu

berdasarkan hasil refleksi siklus I terkait masalah motivasi belajar dan hasil

belajar peserta didik selama mengikuti pembelajaran dan evaluasi. Hasil refleksi

dari siklus II inilai yang menjadi komponen penting untuk menentukan apakah

siklus penelitian akan diberhentikan atau diteruskan.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI

Cambalagi tahun pelajaran 2020/2021 dengan jumlah peserta didik sebanyak 23

orang, yang terdiri dari peserta didik laki-laki 7 orang dan peserta didik

perempuan 16 orang. Dan subjek pelaku tindakan yaitu peneliti.

E. Instrumen dan Perangkat Pembelajaran

1. Instrumen Penelitian

a. Angket motivasi belajar. Angket motivasi belajar merupakan alat untuk

mengumpulkan data motivasi belajar peserta didik yang akan diisi oleh

peserta didik kelas X MIA 1 yang berisikan indikator-indikator yang terkait

dengan motivasi belajar. Berikut indikator yang diamati dalam motivasi

belajar peserta didik :

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil. Hasrat dan keinginan untuk

berhasil dalam belajar disebut sebagai motif berprestasi, dimana motif ini

menunjukkan suatu keinginan untuk berhasil baik dalam mengerjakan


49

tugas untuk memperoleh kesempurnaan, maupun usaha untuk

mendapatkan dan memahami pelajaran.

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Dorongan dan kebutuhan

dalam belajar ini dilatar belakangi dengan dorongan peserta didik untuk

menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan jika kegagalan

tersebut terjadi.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Harapan didasari pada

keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tentang

gambaran hasil tindakan mereka.

4) Adanya penghargaan dalam belajar. Pemberian penghargaan atau

pengakuan terhadap hasil belajar yang baik terhadap peserta didik.

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Suasana yang menarik

menyebabkan proses belajar peserta didik menjadi bermakna, karena

sesuatu yang bermakna akan selalu diingat dan dipahami. Seperti, diskusi

saat proses pembelajaran.

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang

kondusif merupakan salah satu factor pendorong belajar peserta didik

sehingga mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi

kesulitan atau masalah dalam belajar.

b. Tes hasil belajar. Tes hasil belajar berjumlah 5 nomor untuk masing-masing

siklus I dan siklus II yang dalam bentuk essay. Tes ini digunakan untuk

mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi reaksi redoks

selama proses pembelajaran, sebagai data untuk melihat peningkatan motivasi


50

dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan media aplikasi google

classroom dalam model pembelajaran discovery learning.

c. Lembar observasi. Lembar observasi merupakan lembar keterlaksanaan

proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan media aplikasi

google classroom dalam model pembelajaran discovery learning. Lembar

observasi terdiri dari dua, yaitu lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran dan lembar observasi aktivitas belajar peserta didik.

1) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran diisi oleh observer.

2) Lembar observasi aktivitas belajar peserta didik diisi oleh peneliti dan

diisi berdasarkan rubrik yang telah dibuat dengan tujuan mengetahui

keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan media aplikasi google

classroom dalam model pembelajaran discovery learning dalam

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik.

2. Perangkat Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Bentuk RPP dalam penelitian ini

adalah rencana pembelajaran yang menggambarkan penerapan media aplikasi

google classroom dalam sintaks model pembelajaran discovery learning

secara sistematis pada materi reaksi redoks yang diterapkan di dalam kelas X

MIA 1 MA DDI Cambalagi di mana pengorganisasian pembelajaran

bertujuan sebagai pedoman bagi peneliti untuk mengajar.

b. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD adalah lembaran yang berisi

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKPD disusun berdasarkan
51

sintaks model pembelajaran discovery learning. LKPD ini diisi secara

langsung dan pengumpulannya melalui media aplikasi google classroom.

F. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bersiklus yang teridiri dari 2

siklus. Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan yaitu pada pertemuan 1 dan

pertemuan 2. Siklus 2 dilaksanakan pada pertemuan 3. Alokasi waktu untuk

masing-masing pertemuan adalah 2 x 30 menit atau 1 jam yang telah disesuaikan

dengan kebijakan jam pelajaran di MA DDI Cambalagi dimasa pandemi yang

dilaksanakan secara luring. Setiap pertemuan dilakukan proses pembelajaran dan

evaluasi.

1. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

1) Mengumpulkan informasi awal dengan melakukan wawancara dengan

guru, misalnya model, metode, dan media pembelajaranapa saja yang

pernah dilakukan dalam mata pelajaran kimia; bagaimana hasil belajarnya;

apakah peserta didik tertarik atau tidak bosan. Selain wawancara kepada

guru, juga dilakukan wawancara dengan peserta didik, misalnya

bagaimana perasaannya dengan belajar kimia; apakah ada kesulitan selama

belajar kimia; nilai kimia yang didapatkan selama ini sudah puas atau

belum; dan membaca beberapa referensi seperti jurnal mengenai masalah

yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya

pelajaran kimia pada materi reaksi redoks.


52

2) Menentukan model pembelajaran dan media pembelajaran yang cocok

dengan materi reaksi redoks.

3) Melakukan konsultasi kepada guru bidang studi kimia mengenai subjek

penelitian dan waktu penelitian.

4) Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP terkait penerapan media

aplikasi google classroom dalam model pembelajaran discovery learning.

RPP yang dibuat merujuk pada proses pembelajaran langsung dalam

sintaks model pembelajaran discovery learning.

5) Membuat LKPD sebagai perangkat pembelajaran dengan merujuk pada

sintaks model pembelajaran discovery learning.

6) Membuat kelas pada aplikasi google classroom.

7) Membuat bahan ajar mengenai materi reaksi redoks yang akan diajarkan

dengan media aplikasi google classroom melalui model pembelajaran

discovery learning.

8) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran dan tes hasil belajar pada setiap siklus sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai.

b. Tindakan dan pengamatan (acting and observating)

1) Melaksanakan pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 sesuai

dengan RPP yang sudah disusun. Adapun langkah-langakah

pembelajaran secara umum dapat dilihat pada Tabel 3.1

2) Proses observasi dilakukan oleh dua orang observer yang telah ditunjuk

dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.


53

3) Mengevaluasi peserta didik dengan materi-materi yang telah diajarkan

dengan model pembelajaran discovery learning.

4) Observer juga memberikan catatan berupa hambatan dan saran kepada

peneliti sebagai bahan pertimbangan melakukan pembelajaran pada

pertemuan selanjutnya.

5) Menganalisis data hasil observasi dan tes evaluasi peserta didik untuk

mengetahui skor akhir yang diperoleh.

Tabel 3.1 Langkah-Langkah Pembelajaran


Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik. 5 menit
2. Guru menanyakan kabar peserta didik.
3. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
5. Guru menyampaikan apersepsi kepada peserta didik dengan
memberikan pertanyaan :
“Apakah ada yang pernah mendengar kata reaksi kimia? Ketika
mendengar kata reaksi kimia, apa yang adik-adik pikirkan ?”

Jawaban yang diharapkan muncul :


“Reaksi kimia adalah proses yang menghasilkan perubahan
antar senyawa kimia”.
6. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari yaitu :
a. Konsep reaksi reduksi dan oksidasi
b. Penentuan bilangan oksidasi.
7. Guru menyampaikan tujuan dari materi yang akan dipelajari.
a. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik
mampu menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi
ditinjau dari pengikatan dan pelepasan oksigen.
b. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik
mampu menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi
ditinjau dari pelepasan dan penerimaan elektron.
c. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik
mampu menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi
54

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
d. Jika diberikan contoh senyawa atau ion, peserta didik
mampu memahami penentuan bilangan oksidasi unsur
dalam senyawa atau ion dengan benar.
e. Jika diberikan contoh data hasil percobaan, peserta didik
mampu menganalisis reaksi oksidasi dan reaksi reduksi
pada reaksi redoks.
8. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan
memberitahukan manfaat dan pentingnya mempelajari konsep
redoks.
“Setelah adik-adik mempelajari materi konsep redoks, adik-adik
akan mengetahui bahwa disekitar kita banyak sekali reaksi
kimia yang terjadinya khusunya yang mengalami reaksi redoks”
9. Guru menyampaikan model dan metode pembelajaran yang akan
dilakukan.
“Untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut, kita akan
belajar dengan model Discovery Learning melalui bantuan
media aplikasi Google Classroom. Jadi, Google Classroom
disini akan menjadi tempat pengumpulan dan pemberian tugas
sehingga, ibu bisa melihat siapa yang mendengarkan arahan ibu
dengan baik”.
10. Guru membagi kelompok secara acak dengan beranggotakan 5
orang.
11. Guru membagikan LKPD-01 : Konsep Reaksi Redoks kepada
tiap kelompok.
12. Guru membagikan kode kelas Google Classroom kepada peserta
didik.
13. Guru meminta peserta didik masuk ke kelas Google Classroom.
Kegiatan Inti
Stimulation (Pemberian Rangsangan) 50 menit
1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati stimulus pada
Google Classroom.
a. Perkaratan besi

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
55

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
MjY5NjQwNzE4MjU3/details

b. Proses pembakaran

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
Mjc2MzU0MTIzODM5/details
c. Proses fotosintesis

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
MjY5NjQwNzE4MzQ0/detais

Problem Statement (Identifikasi Masalah)


2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah atau menuliskan pertanyaan yang
berkaitan dengan stimulus yang diberikan melai google
classroom.
Pertanyaan yang diharapkan muncul :
a. Mengapa besi ketika dibiarkan di tempat terbuka menjadi
berkarat ?
b. Mengapa api semakin besar ketika ada angin atau udara?
c. Yang manakah bertindak sebagai reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi pada proses fotosintesis?
Jawaban yang diharapkan muncul :
a. Karena besi mengikat oksigen yang ada dalam udara
sehingga menghasilkan karat (Fe2O3) yang disebut dnegan
reaksi oksidasi.
b. Karena udara mengandung gas O2. Dimana, atom C yang
terdapat pada permukaan yang dibakar akan mengikat gas
O2 sehingga ditandai dengan besarnya api hal inilah yang
disebut reaksi oksidasi. Dan atom oksigen akan tereduksi
menjadi H2O.
56

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
c. Yang bertindak sebagai reaksi oksidasi adalah oksigen,
karena mengalami kenaikan biloks. Dan yang bertindak
sebagai reduksi adalah karbon, karena mengalami
penurunan biloks.

Data Collection (Pengumpulan Data)


3. Guru mengarahkan peserta didik untuk mencari dan membaca
literatur terkait dengan materi yang diajarkan melalui sumber
yang relevan baik melalui materi yang dikirimkan guru pada
google classroom maupun melalui buku teks, jurnal, maupun
artikel-artikel yang terpercaya.

Data Processing (Pengolahan Data)


4. Guru mengarahkan peserta didik bersama dengan teman
kelompoknya untuk mendiskusikan informasi yang telah
diperoleh dari pengumpulan data.

Verification (Pembuktian)
5. Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk membacakan
hasil diskusinya.
6. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi presentasi yang dilakukan .
7. Guru menambahkan dan meluruskan konsep yang telah dimiliki
peserta didik.

Generalization (Menarik Kesimpulan)


8. Guru mengarahkan peserta didik untuk menuliskan
kesimpulannya masing-masing sesuai hasil belajarnya dan sesuai
kalimatnya sendiri pada kolom komentar pada google classroom.

Kegiatan Akhir
1. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload kesimpulan 5 menit
yang telah dituliskan melalui google classroom.
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload LKPD yang
telah diisi melalui google classroom.
3. Guru memberikan peserta didik evaluasi pembelajaran melalui
google classroom.
4. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload hasil
evaluasi pembelajaran melalui google classroom.
57

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
5. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
“Alhamdulillah adik-adik, meskipun penyakit Covid-19 masih
marak disekitar kita, tetapi semangat belajar dari adik-adik
tidak pudar. Dan kegiatan pembelajaran hari ini berjalan
dengan lancar. Dilihat dari adik-adik telah aktif dalam proses
pembelajaran ini dan yang masih malu atau belum berani
berbicara semoga pertemuan berikutnya bisa aktif dalam
pembelajaran”.
6. Guru memberikan informasi untuk pertemuan berikutnya :
“Pertemuan berikutnya kita akan mempelajari Pengoksidasi dan
Pereduksi”.
7. Guru menutup pembelajaran dan meminta peserta didik
mengucapkan hamdalah.
8. Guru mengucapkan salam.

c. Refleksi (Reflecting)

Refleksi dilaksanakan setelah tahap pada siklus I selesai. Dimana hasil

yang diperoleh dari tahap observasi dijadikan acuan untuk merencanakan tindakan

pada siklus berikutnya. Tahap ini, peneliti mulai menentukan apakah tindakan

yang dilakukan sebagai pemecahan masalah sudah mencapai tujuan pembeljaaran

atau belum. Apabila hasil refleksi pada siklus I belum memenuhi indikator

keberhasilan, maka perlu dilanjutkan ke siklus II, dengan demikian diharapkan

akan terjadi peningkatan pada siklus II.

2. Siklus II (Lanjutan)

Siklus II dilakukan dengan proses tidak jauh berbeda dengan tahap pada

siklus I. Siklus II muncul berdasarkan lanjutan dari siklus I yang diperoleh dari

hasil refleksi terkait masalah motivasi dan hasil belajar peserta didik selama

mengikuti pembelajaran dan evaluasi diakhir siklus I. Kegiatan pada siklus II


58

peneliti lakukan untuk menegtahui apakah tindakan yang telah dilakukan telah

menunjukkan keberhasilan atau tidak. Kemudian, kegiatan lain yang dilakukan

oleh peneliti pada siklus II adalah mengolah data hasil soal evaluasi pada siklus II

yang akan dijadikan sebagai hasil akhir dari siklus II yang telah dilakukan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Angket motivasi belajar. Angket motivasi belajar diberikan kepada peserta

didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi untuk diisi oleh masing-masing

peserta didik. Jenis angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup,

karena angket diberikan secara langsung kepada peserta didik yang memuat

jawaban atau menyediakan jawaban sehingga peserta didik hanya tinggal

memilih pilihan yang terdapat pada angket. Hasil dari pengisian angket ini

digunakan sebagai data yang akan dianalisis untuk melihat peningkatan

motivasi belajar dan sebagai acuan untuk lanjut ke siklus berikutnya.

2. Tes hasil belajar. Tes hasil belajar ini diberikan kepada peserta didik setelah

mengikuti proses pembelajaran setiap pertemuan. Jenis tes yang digunakan

yaitu tes kognitif berupa tes subjektif (essay) dengan materi redoks. Hasil dari

tes ini digunakan sebagai salah satu data yang dianalisis sebagai acuan untuk

lanjut ke siklus berikutnya.

3. Lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana

proses pembelajaran dengan menerapkan media aplikasi google classroom


59

pada model pembelajaran discovery learning. Instrumen ini diisi oleh

observer yang telah ditunjuk oleh peneliti sehingga dapat mengetahui tingkat

keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan media aplikasi google

classroom pada model pembelajaran discovery learning.

H. Teknik Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan untuk setiap komponen instrumen

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Angket motivasi belajar. Angket ini diberi skor berdasarkan rubrik penilaian

yang telah dibuat yang berisi pernyataan-pernyataan yang disesuaikan dengan

pembelajaran yang dilakukan berdasarkan penerapan media aplikasi google

classroom dalam discovery learning. Pedoman penskoran dalam angket

motivasi belajar mengacu pada skala likert, dimana disetiap item pernyataan

atau pertanyaan menyediakan 5 pilihan jawaban favorable (item positif) dan

unfavorable (item negatif) yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Berikut pedoman penskoran

setiap butir pernyataan atau pertanyaan angket motivasi belajar berdasarkan

pilihan dan sifat butir yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Butir Angket Motivasi Belajar


Pedoman Penskoran
Pilihan Respon
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-Ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
(Sumber: Sugiyono, 2009)
60

Penilaian angket yang telah diperoleh dapat diolah dengan menggunakan

rumus seperti yang ditulis dalam Purwanto (2010: 102) sebagai berikut:

R
NP = x 100%
SM

Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap

Dari perhitungan data angket motivasi belajar peserta didik maka akan

memperoleh persentase nilai yang dapat ditransformasikan pada penentuan

skala persentase pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Keberhasilan Motivasi Belajar Peserta Didik

Persentase Kriteria
86-100 % Sangat baik
76-880% Baik
60-75% Cukup
55-59% Kurang
≤ 54% Kurang sekali
(Sumber: Purwanto, 2010: 102)

b. Tes hasil belajar. Langkah-langkah pengolahan data dengan menilai hasil

belajar peserta didik melalui penerapan media aplikasi google classroom pada

pembelajaran discovery learning. Data nilai hasil belajar diperoleh dengan

menggunakan persamaan (Slameto dalam Maru, 2015):

Jumlah skor yang benar


Nilai peserta didik = x 100
Jumlah skor maksimal

Penelitian ini mendeskripsikan hasil belajar kimia peserta didik ditinjau dari

aspek ketuntasan belajarnya. Kriteria ketuntasan belajar yang dimaksud


61

mengacu pada kriteria ketuntasan yang dterapkan oleh guru kimia MA DDI

Cambalagi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.4 kategori kriteria ketuntasan

minimal (KKM).

Tabel 3.4 Kriteria Ketuntasan Perorangan MA DDI Cambalagi


Tuntas perorangan Kategori
≥75 Tuntas
≤75 Tidak tuntas
(Sumber: MA DDI Cambalagi Maros)

Adapun persentase ketuntasan kelas peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI

Cambalagi dapat dicari dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Jumlah siswa yang tuntas


Tk = x 100 %
Jumlah siswa dalam kelas
Keterangan:
Tk = tuntas kelas

c. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi

keterlaksanaan pembelajaran ini diberikan skor berdasarkan rubrik penilaian

yang telah dibuat yang berisi pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak” dimana

jawaban “Ya” diberi skor 1 sedangkan jawaban “Tidak” diberi skor 0. Data

dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskritif yaitu persentasi

keterlaksanaan pembelajaran. Persentasi keterlaksanaan pembelajaran dapat

dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini:

skor yang diperoleh


Persentasi Keterlaksanaan Pembelajaran = x 100 %
skor maksimum

Adapun persentase ketuntasan keterlaksanaan pembelajaran di kelas X MIA

dapat mengacu pada penentuan skala persentase seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kriteria ketuntasan keterlaksanaan pembelajaran


Persentase Ketuntasan Kategori
>80% Sangat baik
62

Persentase Ketuntasan Kategori


>60%-80% Baik
>40%-60% Cukup
>20%-40% Kurang
≤20% Sangat kurang
(Sumber: Widyoko, 2012)

I. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil dan siklus pembelajaran dihentikan

apabila terjadi peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik yang

dibandingkan dengan siklus sebelumnya pada peserta didik kelas X MIA 1 MA

DDI Cambalagi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Motivasi belajar peserta didik dikatakan berhasil apabila 80% peserta didik

terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini mengacu pada Mulyasa

(2002: 131) bahwa dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

seluruh peserta didik dalam kelas setidaknya memiliki 80% peserta didik

yang terlibat aktif baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam proses

pembelajaran.

2. Mengacu pada Kementerian Pendidikan Nasional dalam kriteria dan indikator

keberhasilan pembelajaran (2008) yang menyatakan bahwa sebuah

pembelajaran dikatakan tuntas apabila lebih dari 80% peserta didik telah

memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh

sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di MA DDI Cambalagi yang memiliki

KKM untuk mata pelajaran Kimia adalah 75, maka apabila terdapat peserta
63

didik yang memperoleh nilai minimal 75 dengan persentase ketuntasan sama

atau lebih 80% maka kelas dianggap tuntas secara klasikal.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di MA DDI Cambalagi Kabupaten Maros,

dimana peserta didik kelas X MIA 1 yang berjumlah 23 orang sebagai

subjek penelitian. Penelitian ini berlangsung sebanyak dua siklus, dimana

siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan satu

kali pertemuan. Hasil penelitian yang diperoleh dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum

melakukan penelitian. Adapun tahap perencanaan terdiri dari :

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP yang telah

disesuaikan dengan silabus MA DDI Cambalagi dan LKPD terkait penerapan

aplikasi google classroom dalam discovery learning yang dibuat untuk proses

pembelajaran secara langsung.

2) Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran, tes hasil belajar dan angket motivasi belajar peserta didik pada

setiap siklus. Lembar observasi dan catatan lapangan akan diisi oleh observer,

sedangkan tes hasil belajar dan angket motivasi akan diisi oleh peserta didik.

Instrumen ini telah divalidasi oleh dosen kimia FMIPA UNM.

64
65

3) Berkoordinasi dengan observer mengenai cara pengisian lembar observasi

selama mengamati proses pembelajaran. Observer dalam penelitian ini terdiri

dari dua orang yaitu satu orang guru kimia MA DDI Cambalagi dan satu

orang mahasiswa jurusan kimia FMIPA UNM.

4) Menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera/hp.

b. Pelaksanaan Tindakan (acting)

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada peneitian ini telah

disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya (Lampiran B.1).

RPP yang digunakan terdiri dari tiga kali pertemuan dan dua kali

pertemuan untuk melakukan tes hasil belajar disetiap akhir siklus. Siklus I

terdiri dari dua kali pertemuan yang masing-masing berlangsung selama 2

x 30 menit. Pertemuan pertama sub pokok materinya adalah konsep reaksi

redoks dan penentuan bilangan oksidasi. Pertemuan kedua sub pokok

materinya adalah pengoksidasi dan pereduksi.

c. Pengamatan (observating)

Observasi dilakukan oleh seorang observer dengan mengamati

keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang bertindak

sebagai guru dan aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik ketika

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media aplikasi google

classroom dalam model discovery learning. Pengamatan aktivitas belajar

peserta didik dilakukan observer dengan cara berkeliling untuk melihat

berapa banyak peserta didik yang melakukan setiap indikator dalam

lembar observasi.
66

1) Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer pada

pertemuan 1 diperoleh persentase keterlaksanaan pembelajaran sebesar

86,67% pada kategori sangat baik dan pada pertemuan 2 diperoleh

keterlaksanaan pembelajaran sebesar 86,67% pada kategori sangat baik

(Sumber: Lampiran B.7). Perolehan persentase rata-rata keterlaksanaan

pembelajaran pada siklus I dapat kita lihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Analisis persentase rata-rata keterlaksanaan pembelajaran


Hasil Analisis Data
Siklus I
Persentase (%) Kategori
Pertemuan 1 86,67% Sangat Baik
Pertemuan 2 86,67% Sangat Baik
Rata-Rata (%) 86,67% Sangat Baik
(Sumber: Lampiran C.6)

2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus I

Berdasarkan aktivitas peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI

Cambalagi Kabupaten Maros pada pelaksanaan tindakan siklus I pada

pertemuan 1 dengan sub materi konsep redoks dan bilangan oksidasi dan

pertemuan 2 dengan sub materi pereduksi, pengoksidasi, dan reaksi

autoredoks dihasilkan persentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik

sebesar 64,42%. Berikut analisis persentase aktivitas belajar peserta didik

dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Analisis Persentase Rata-Rata Aktivitas Belajar Peserta Didik


Kegiatan Rata-
Aspek Yang Pert. 1 Pert. 2
Pembelajara Rata Kategori
Diamati (%) (%)
n (%)
Pendahuluan 1. Peserta didik 65 60,87 62,94 Baik
memberikan
67

Kegiatan Rata-
Aspek Yang Pert. 1 Pert. 2
Pembelajara Rata Kategori
Diamati (%) (%)
n (%)
respon kepada
guru terkait
apersepsi dan
motivasi yang
diberikan.
2. Peserta didik 60,87 65,22 63,05 Baik
mencatat tujuan
pembelajaran
yang
disampaikan
oleh guru.
3. Peserta didik 47,83 91,30 69,57 Baik
masuk ke kelas
google
classroom.
4. Peserta didik 47,83 91,30 69,57 Baik
mengamati
stimulus yang
diberikan
melalui google
classroom.
Kegiatan Inti 5. Peserta didik 47,83 73,91 60,87 Baik
(Penerapan mengidentifikas
Media i masalah
Aplikasi berdasarkan
Google stimulus yang
Classroom diberikan.
dalam 6. Peserta didik 39,13 69,57 54,35 Cukup
Discovery berdiskusi
Learning) bersama teman
kelompok dan
mengkaji
literatur yang
relevan seperti
buku atau
jurnal.
7. Peserta didik 4,35 47,83 26,09 Kurang
mengacungkan
tangan untuk
memberikan
tanggapan atau
pertanyaan
kepada
68

Kegiatan Rata-
Aspek Yang Pert. 1 Pert. 2
Pembelajara Rata Kategori
Diamati (%) (%)
n (%)
kelompok yang
telah presentasi.
8. Peserta didik 78,26 86,96 82,61 Sangat
menuliskan Baik
kesimpulan
hasil belajar.
9. Peserta didik 47,83 69,57 58,7 Cukup
mengupload
catatan
kesimpulan
hasil belajar
dan LKPD yang
telah diisi
melalui google
classroom.
10. Peserta didik 13 87 50 Cukup
mengerjakan
evaluasi dan
mengupload
hasil
evaluasinya
melalui google
classroom.
11. peserta didik 78,26 73,91 76,09 Baik
memberikan
respon kepada
guru terkait
Penutup
refleksi
pembelajaran
yang
disampaikan.
Persentase Rata-Rata Aktivitas Belajar Peserta Didik 64,95% Baik
(Sumber: Lampiran C.7)
Data hasil observasi aktivitas belajar peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut ;

a) Persentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada kegiatan pembelajaran

pendahuluan sebesar 66,28% dengan kategori aktivitas belajar peserta didik

yaitu Baik. Meskipun telah masuk dalam kategori baik, tapi masih terdapat
69

item dari kegiatan pendahuluan yang memiliki persentase rendah, yaitu item

menulis tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh pemikiran peserta didik

bahwa tujuan pembelajaran tersebut bukanlah bagian dari materi pelajaran

reaksi redoks. Tindakan yang dilakukan guru adalah memberikan pemahaman

kepada peserta didik bahwa tujuan pembelajaran adalah acuan yang harus

dicapai dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan pembelajaran kita hanya

belajar terus menerus tanpa menyadari capaian pemahaman dari materi yang

diajarkan.

b) Persentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada kegiatan pembelajaran

inti dengan menerapkan media aplikasi google classroom dalam model

discovery learning sebesar 52,49% dengan kategori aktivitas belajar peserta

didik yaitu Cukup. Rendahnya persentase aktivitas belajar peserta didik pada

fase kegiatan ini disebabkan oleh adanya beberapa item yang tidak terpenuhi

dengan baik, seperti pada tahap data collection dan data processing. Hal ini

disebabkan karena pada tahap ini peserta didik memanfaatkannya untuk

membuat keramaian di dalam kelas dan juga dimanfaatkan untuk keluar

masuk kelas dengan tujuan tetentu, sehingga dapat mengganggu konsentrasi

belajar. Tindakan yang digunakan oleh guru adalah memberikan teguran dan

atau memberikan sanksi kepada peserta didik yang melakukan keributan dan

yang sering keluar masuk kelas dengan meminta untuk mengerjakan soal

ataupun memberikannya suatu pertanyaan. Item yang tergolong rendah juga

didapat pada tahap verification hal ini dikarenakan kurangnya dorongan dan

keberanian dalam diri peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya.


70

Adanya pemikiran bahwa jawaban yang salah dan kurangnya percaya diri

peserta didik. Tindakan yang dilakukan pada fase ini adalah kegiatan

memberikan pertanyan dan menjawab pertanyaan dilakukan dalam google

classroom sehingga peserta didik dapat merangkai kalimatnya sendiri dengan

baik tanpa takut dan bisa mengurangi rasa malu peserta didik terhadap teman

kelasnya.

c) Persentase aktivitas belajar peserta didik pada kegiatan pembelajaran penutup

sebesar 76,09% dengan kategori aktivitas belajar peserta didik yaitu Baik.

Fase ini sudah menghasilkan persentase yang tergolong baik, namun masih

terdapat kekurangan seperti mengupload LKPD dan evaluasi yang diberikan

masih terdapat peserta didik yang terlambat kumpul. Hal ini disebabkan,

banyaknya waktu yang digunakan pada fase-fase sebelumnya, sehingga

peserta didik ada yang tergesa-gesa untuk mengumpulkan LKPD dan

evaluasinya melalui aplikasi google classroom. Tindakan yang dilakukan

adalah mengontrol waktu pembelajaran dengan memperhatikan waktu

disetiap fase kegiatan pembelajaran sehingga pada fase penutup memiliki

waktu yang cukup optimal untuk mengumpulkan tugas-tugas kelompok

maupun individu peserta didik.

3) Hasil Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I

Berdasarkan keseluruhan nilai motivasi belajar yang diperoleh peserta

didik pada siklus I, jika dikelompokkan berdasarkan kategori tingkat

motivasi belajar di kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi, maka diperoleh


71

data frekuensi dan persentase tingkat motivasi belajar peserta didik seperti

pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Kriteria Tingkat Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I


Skala Motivasi Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)
86 – 100 Sangat Baik 0 0
76 – 85 Baik 1 4,35
60 – 75 Cukup 20 86,96
55 – 59 Kurang 0 0
0 – 54 Kurang Sekali 2 8,69
Jumlah 23 100
(Sumber: Lampiran C.3)

Tabel 4.3 di atas menunjukka bahwa dari 23 orang peserta didik pada

kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi pada tes siklus I diketahui bahwa terdapat 2

orang peserta didik atau 8,68% berada pada kategori kurang sekali, 20 orang

peserta didik atau 86,68% berada pada kategori cukup, 1 orang peserta didik atau

4,35% berada pada kategori baik, dan tidak ada peserta didik yang terdapat pada

kategori sangat baik dan kurang.

Apabila motivasi belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi

dianalisis berdasarkan indikator motivasi belajar maka diperoleh persentase sesuai

pada tabel 4.4.

Tabel. 4.4 Persentase Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas
X MIA 1 MA DDI Cambalagi
No Indikator Persentase Kategori
1. Adanya hasrat dan keinginan 73,39% Cukup
berhasil
2. Adanya dorongan dan 73,04% Cukup
kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita 67,39% Cukup
masa depan
4. Adanya penghargaan dalam 71,88% Cukup
belajar
5. Adanya kegiatan yang 59,35% Kurang
72

No Indikator Persentase Kategori


menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan beljar 58,26% Kurang
yang kondusif sehingga
memungkinkan peserta didik
dapat diajar dengan baik
Rata-rata 67,22% Cukup
(Sumber: Lampiran C.3)
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh bahwa rata-rata motivasi belajar peserta

didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi sebesar 67,22% yang memiliki kategori

cukup. Hal ini menandakan bahwa penerapan media aplikasi google classroom

dalam discovery learning untuk melihat melihat motivasi belajar peserta didik

kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi belum mencapai pada indikator keberhasilan

80% peserta didik yang terlibat aktif dalam pembelajaran kimia pada siklus I.

4) Hasil Belajar Tindakan Siklus I

Berdasarkan pelaksanaan siklus I dengan dua kali pertemuan

pemberian materi menggunakan media aplikasi google classroom dalam

model discovery learning, sehingga dipertemuan ketiga dilakukanlah tes

hasil belajar untuk mengetahui hasil belajar peserta didik kelas X MIA 1

MA DDI Cambalagi pada siklus I. Berdasarkan hasil tes belajar tersebut,

maka diperoleh nilai berdasarkan analisis penerapan media aplikasi google

classroom dalam discovery learning yang menunjukkan rata-rata nilai

hasil belajar peserta didik sebesar 72,52 dengan nilai tertinggi 88 dan nilai

terendah 52. Kategori nilai hasil belajar peserta didik, maka diperoleh

frekuensi dan persentase seperti pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 1 MA DDI
Cambalagi Siklus I
73

Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)


82 - 100 Sangat Baik 5 21,74
71 - 81 Baik 10 43,48
60 - 70 Cukup 6 26,09
49 - 59 Kurang 2 8,70
< 40 Sangat Kurang 0 0,00
Jumlah 23 100
(Sumber: Lampiran C.5)
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 23 orang peserta didik kelas X

MIA 1 MA DDI Cambalagipada tes hasil belajar siklus I melalui penerapan media

aplikasi google classroom dalam discovery learning diketahui bahwa tidak

terdapat peserta didik yang memiliki nilai sangat kurang, terdapat 2 orang peserta

didik atau 8,70% yang memiliki kategori nilai kurang, terdapat 6 orang peserta

didik atau 26,09% yang memiliki kategori nilai cukup, terdapat 10 orang peserta

didik atau 43,48% yang memiliki kategori nilai baik, dan terdapat 5 orang peserta

didik atau 21,74% yang memiliki kategori nilai sangat baik.

Apabila hasil belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI

Cambalagi dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar setelah

penerapan media aplikasi google classroom dalam discovery learning

maka dihasilkan frekuensi dan persentase yang dapat dilihat pada Tabel

4.6.

Tabel 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 1 MA DDI
Cambalagi pada Siklus I
Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)
0 - 74 Tidak Tuntas 12 52,17
75 - 100 Tuntas 11 47,83
Jumlah 23 100
(Sumber: Lampiran C.5)
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa dari 23 orang peserta didik

kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi terlihat bahwa terdapat 12 orang


74

peserta didik atau 52,17% yang tidak tuntas nilai hasil belajarnya dan

terdapat 11 orang peserta didik atau 47,83% yang tuntas hasil belajarnya

dan memenuhi nilai KKM. Hal ini menandakan bahwa penerapan media

aplikasi google classroom dengan discovery learning pada siklus I belum

memenuhi indikator keberhasilan hasil belajar karena belum mencapai

persentase nilai hasil belajar 80% dan nilai rata-rata pada siklus I masih

dibawah standar nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar peserta didik masih

dalam kategori cukup dengan persentase 64,95%, motivasi belajar peserta didik

juga masih dalam kategori cukup dengan persentase 67,22% dan hasil tes akhir

siklus I memiliki persentase 47,83% peserta didik yang tuntas mencapai nilai

KKM dan belum mencapai ketuntasan klasikal 80%. Hasil refleksi siklus I inilah

yang dijadikan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan yang dilaksanakan

pada siklus II sehingga terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta

didik. Berikut kekurangan pada siklus I dan perbaikan yang dilakukan pada siklus

II pada tabel 4.7 sebagai berikut :

Kekurangan Siklus I Perbaikan Siklus II


1) Guru belum mampu mengelola 1) Selama pembelajaran berlangsung,
waktu pembelajaran dengan guru perlu melihat, mengingat, dan
optimal, sehingga ada satu fase memberikan batasan waktu ditiap
yang menyita waktu pembelajaran fase dan diterapkan secara konsisten
yang cukup banyak yaitu pada fase sehingga ketika waktu yang
kegiatan inti dengan tahap diberikan telah mencukupi, maka
pengelolaan data dan tahap kegiatan pada fase tersebut
pembuktian. dihentikan.

2) Peneliti hanya terpaku pada peserta 2) Peneliti harus dapat memberikan


didik yang cenderung selalu aktif perhatian yang lebih dan motivasi
75

Kekurangan Siklus I Perbaikan Siklus II


pada tahap pembuktian di dalam kepada peserta didik yang lain untuk
kelas yang berjumlah 8 orang mendorong mereka mengaktifkan
sehingga peserta didik tersebut suasana belajar dalam kelas dan
seringkali mendominasi dalam peneliti juga harus memancing
proses pembelajaran dan 15 peserta didik untuk percaya diri dan
lainnya masih memiliki perasaan berani untuk mengemukakan
yang malu, gugup dan atau kurang pertanyaan, pendapat, tanggapan,
aktif dalam mengemukakan dan menjawab pertanyaan dari
pertanyaan, pendapat, tanggapan, peneliti yang berkaitan dengan
dan menjawab pertanyaan dari materi pembelajaran
peneliti yang berkaitan dengan
materi pembelajaran.
3) Terdapat peserta didik yang 3) Peneliti dapat memberikan teguran
membuat keramaian dalam kelas dan sanksi kepada peserta didik
dan .kurangnya motivasi peserta seperti memberikan pertanyaan dan
didik dalam belajar yang dilihat meminta untuk mengerjakan soal,
dari dari adanya beberapa peserta sehingga dengan seperti itu pesreta
didik yang sengaja keluar dan didik tersebut dapat membentuk
masuk kelas saat pembelajaran motivasinya untuk belajar
berlangsung khususnya pada tahap
pengelolaan data, sehingga hal
tersebut dapat menghambat
berjalannya proses pembelajaran.
4) Persentase keberhasilan indikator 4) Guru dapat memberikan dorongan
motivasi belajar dan ketuntasan kepada peserta didik agar terbentuk
hasil belajar peserta didik yang motivasinya dalam belajar.
peneliti dapatkan dari siklus I
belum mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan
80%

2. Siklus II

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan acuan

pada hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I. Tahap ini, dirumuskan

perencanaan siklus II yang sama dengan pelaksanaan siklus I dengan

memperhatikan permasalahan atau kekurangan yang muncul pada siklus I.

Melihat keterlaksanaan pembelajaran masih ada kekurangan, serta


76

motivasi dan hasil tes akhir siklus I pada kelas X MIA 1 MA DDI

Cambalagi menunjukkan belum mencapai indikator keberhasilan, maka

dilanjutkan ke siklus II.

Tahap ini peneliti kembali menyiapkan perangkat pembelajaran

seperti RPP, LKPD, tes akhir siklus II dan angket motivasi belajar peserta

didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi, serta instrumen penelitian yang

digunakan untuk melihat keterlaksaan pembelajaran yaitu lembar

observasi guru dan lembar observasi aktivitas peserta didik.

b. Pelaksanaan tindakan

Tindakan siklus II hanya dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu pada hari

Jum’at tanggal 9 April 2021 dan diikuti oleh peserta ddik kelas X MIA 1 MA DDI

Cambalagi yang berjumlah 23 orang, yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 16

orang perempuan. Pembeajaran untuk pelaksanaan tindakan siklus II ini

berlangsung selama 2 x 30 menit atau 2 jam pelajaran. Proses pembelajaran ini

dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dengan

menerapkan media aplikasi google classroom dengan discovery learning, dan

kegiatan penutup.

c. Pengamatan (observating)

1) Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II

Tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan

tindakan pada siklus II dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dibuat. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh observer pada


77

proses pembelajaran siklus II diperoleh persentase keterlaksanaan

pembelajaran sebesar 100% pada kategori sangat baik.

2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Peserta Didik Siklus II

Berdasarkan penyajian dan analisis data lembar observasi aktivitas

belajar berdasarkan penerapan media aplikasi google classroom dalam

discovery learning, diperoleh persentase rata-rata aktivitas belajar peserta

didik pada siklus II yaitu 92,10% dengan kategori baik. Rincian data

kuantitatif hasil observasi aktivitas belajar peserta didik dapat dilihat pada

tabel 4.7.

Tabel. 4.7 Analisis Persentase Rata-Rata Aktivitas Belajar Peserta Didik Kelas X
MIA 1 MA DDI Cambalagi Siklus II
Kegiatan Pert. 3
Aspek Yang Diamati Kategori
Pembelajaran (%)
1. Peserta didik memberikan respon 82,61 Sangat
kepada guru terkait apersepsi dan Baik
motivasi yang diberikan.
2. Peserta didik mencatat tujuan 78,26 Baik
pembelajaran yang disampaikan
Pendahuluan
oleh guru.
3. Peserta didik masuk ke kelas 95,65 Sangat
google classroom. Baik
4. Peserta didik mengamati 100 Sangat
stimulus yang diberikan melalui Baik
google classroom.
Kegiatan Inti 5. Peserta didik mengidentifikasi 86,96 Sangat
(Penerapan masalah berdasarkan stimulus Baik
Media yang diberikan.
Aplikasi 6. Peserta didik berdiskusi bersama 82,61 Sangat
Google teman kelompok dan mengkaji Baik
Classroom literatur yang relevan seperti
dalam buku atau jurnal.
Discovery 7. Peserta didik mengacungkan 65,22 Baik
Learning) tangan untuk memberikan
tanggapan atau pertanyaan
kepada kelompok yang telah
presentasi.
8. Peserta didik menuliskan 91,30 Sangat
78

Kegiatan Pert. 3
Aspek Yang Diamati Kategori
Pembelajaran (%)
kesimpulan hasil belajar. Baik

9. Peserta didik mengupload 86,96 Sangat


catatan kesimpulan hasil belajar Baik
dan LKPD yang telah diisi
melalui google classroom.
10. Peserta didik mengerjakan 78,26 Baik
evaluasi dan mengupload hasil
evaluasinya melalui google
classroom.
11. peserta didik memberikan respon 100 Sangat
Penutup kepada guru terkait refleksi Baik
pembelajaran yang disampaikan.
Persentase Rata-Rata Aktivitas Belajar Peserta 92,10% Baik
Didik
(Sumber: Lampiran C.7)
Data hasil observasi aktivitas belajar peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai

berikut ;

a) Persentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada kegiatan pembelajaran

pendahuluan sebesar 89.13% dengan kategori aktivitas belajar peserta didik

yaitu Sangat Baik. Persentase yang diperoleh sudah memiliki peningkatan

dari siklus I, khususnya pada item penulisan tujuan pembelajaran. dimana,

peserta didik sudah terdorong untuk menuliskan tujuan pembelajaran. Fase ini

juga sudah mencapai dan bahkan melewati indikator keberhasilan yaitu 80%.

b) Persentase rata-rata aktivitas belajar peserta didik pada kegiatan pembelajaran

inti dengan menerapkan media aplikasi google classroom dalam model

discovery learning sebesar 80% dengan kategori aktivitas belajar peserta

didik yaitu Baik. Fase ini sudah memperlihatkan adanya peningkatan dari fase

kegiatan inti yang dilakukan pada siklus I sebesar 52,49%, meningkat


79

menjadi 80%. Peningkatan persentase tersbeut menandakan bahwa tindakan

yang dilakukan pada tahap data collection, data processing, dan verification

dilaksanakan dengan baik yang dilihat dari tercapainya indikator keberhasilan

80%.

c) Persentase aktivitas belajar peserta didik pada kegiatan pembelajaran penutup

sebesar 100% dengan kategori aktivitas belajar peserta didik yaitu Sangat

Baik. Fase penutup juga mengalami peningkatan dari siklus I yang awalny

hanya diperoleh persentase sebesar 76,09% meningkat menjadi 100%.

Menandakan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I dilaksanakan

dengan baik, khususnya dalam penggunaan wkatu pembelajaran yang

digunakan secara konsisten, sehingga pengumpulan tugas-tugas peserta didik

baik tugas kelompok dan tugas individu dikumpulkan dengan tepat waktu.

Hasil di atas menunjukkan bahwa persentase peserta didik yang melakukan

aktivitas belajar pada siklus II telah meningkat jika dibandingkan dengan siklus I.

Hal ini juga dibuktikan dengan meningkatnya kategori aktivitas belajar peserta

didik untuk tiap aspek yang diamati. Data ini menunjukkan bahwa tindakna-

tindakan yang dilakukan pada siklus II dapat meningkatkan aktivitas belajar

peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi dengan penerapan aplikasi

google classroom dalam discovery learning.

3) Hasil Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus II

Berdasarkan keseluruhan nilai motivasi belajar yang diperoleh peserta didik

pada siklus II, jika dikelompokkan berdasarkan kategori tingkat motivasi belajar
80

di kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi, maka diperoleh data frekuensi dan

persentase tingkat motivasi belajar peserta didik seperti pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Kriteria Tingkat Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 1 MA
DDI Cambalagi pada Siklus II
Skala Motivasi Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)
86 – 100 Sangat Baik 4 17,39
76 – 85 Baik 17 73,91
60 – 75 Cukup 2 8,70
55 – 59 Kurang 0 0
0 – 54 Kurang Sekali 0 0
Jumlah 23 100
(Sumber: Lampiran C.4)
Tabel 4.8 di atas menunjukka bahwa dari 23 orang peserta didik

pada kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi pada tes siklus II diketahui

bahwa tidak terdapat peserta didik yang berada pada kategori kurang

sekali dan kategori kurang, terdapat 2 orang peserta didik atau 8.70%

berada pada kategori cukup, terdapat 17 orang peserta didik atau 73,91%

berada pada kategori baik, dan terdapat 4 orang peserta didik atau 17,39%

pada kategori sangat baik.

Apabila motivasi belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi

dianalisis berdasarkan indikator motivasi belajar maka diperoleh persentase sesuai

pada tabel 4.9.

Tabel. 4.9 Persentase Ketercapaian Indikator Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas
X MIA 1 MA DDI Cambalagi
No Indikator Persentase Kategori
1. Adanya hasrat dan keinginan 81,91% Baik
berhasil
2. Adanya dorongan dan 79,42% Baik
kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita 86,09% Sangat Baik
masa depan
4. Adanya penghargaan dalam 82,03% Baik
belajar
5. Adanya kegiatan yang 80,22% Baik
81

menarik dalam belajar


6. Adanya lingkungan beljar 81,45% Baik
yang kondusif sehingga
memungkinkan peserta didik
dapat diajar dengan baik
Rata-rata 81,880% Baik
(Sumber: Lampiran C.4)
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh bahwa rata-rata motivasi belajar

peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi sebesar 81,880% yang

memiliki kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan

motivasi belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi dari

siklus I ke siklus II, yang dimana pada siklus I diperoleh nilai rata-rata

motivasi belajar peserta didik sebesar 67,22% dalam kategori cukup dan

mengalami peningkatan menjadi 81,880% dalam kategori baik.

Berdasarkan hal tersebut, bahwa penerapan media aplikasi google

classroom dalam discovery learning untuk melihat melihat motivasi

belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi sudah mencapai

pada indikator keberhasilan 80%.

4) Hasil Belajar Tindakan Siklus II

Tes hasil belajar peserta didik dilakukan setelah pelaksanaan tindakan

kelas pada siklus II untuk mengetahui hasil belajar pesreta didik kela X

MIA 1 MA DDI Cambalagi pada materi reaksi redoks dengan sub materi

tata nama senyawa dengan menerapkan media aplikasi google classroom

dalam discovery learning. Berdasarkan tes hasil belajar pada siklus II,

maka diperoleh nilai hasil belajar dari analisis deskriptif yang

menunjukkan nilai rata-rata peserta didik sebesar 80,70 dengan nilai


82

terendah sebesar 60 dan nilai tertinggi sebesar 96. Kategori nilai hasil

belajar peserta didik, maka diperoleh frekuensi dan persentase seperti pada

Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 1 MA DDI
Cambalagi Siklus II
Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)
82 - 100 Sangat Baik 10 43,48
71 - 81 Baik 11 47,83
60 - 70 Cukup 2 8,70
49 - 59 Kurang 0 0,00
< 40 Sangat Kurang 0 0,00
Jumlah 23 100
(Sumber: Lampiran C.5)
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa dari 23 orang peserta didik

kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi pada tes hasil belajar siklus II melalui

penerapan media aplikasi google classroom dalam discovery learning

diketahui bahwa tidak terdapat peserta didik yang memiliki nilai kurang

dan sangat kurang, terdapat 2 orang peserta didik atau 8,70% yang

memiliki kategori nilai cukup, terdapat 11 orang peserta didik atau

47,83% yang memiliki kategori nilai baik, dan terdapat 10 orang peserta

didik atau 43,48% yang memiliki kategori nilai sangat baik.

Apabila hasil belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI

Cambalagi dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar setelah

penerapan media aplikasi google classroom dalam discovery learning

maka dihasilkan frekuensi dan persentase yang dapat dilihat pada Tabel

4.10.

Tabel 4.11 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 1 MA DDI
Cambalagi pada Siklus II
Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)
83

0 - 74 Tidak Tuntas 3 13,04


75 - 100 Tuntas 20 86,96
Jumlah 23 100
(Sumber: Lampiran C.5)
Berdasarkan data pada tabel 4.11 terlihat bahwa dari 23 orang peserta

didik terdapat 20 orang peserta didik atau 86,96% yang memenuhi kriteria nilai

KKM dan 3 murid lainnya atau 13,04% memiliki hasil belajr yang belum tuntas.

Hal ini menunjukkan bahw apada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal telah

tercapai karena ketuntasan klasikal telah mencapai 80% dan nilai rata-rata pada

siklus II sudah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.

5) Refleksi

Berdasarkan uraian hasil penyajian dan analisis data di atas, dapat diketahui

bahwa terjadi peningkatan baik dari segi keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas

belajar, motivasi belajar, dan ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas X MIA 1

MA DDI Cambalagi. Proses pembelajaran pada siklus II ini, peneliti telah mampu

memberikan penyelesaian terkait kekurangan-kekurangan dalam siklus I. Peneliti

telah mampu mengelola waktu pembelajaran dengan baik dan peneliti juga telah

mampu melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun

dalam RPP sehingga dapat menerapkan aplikasi google classroom dalam model

discovery learning dengan baik.

Respon peserta didik juga sangat baik ketika menggunakan media aplikasi

google classroom. Peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi telah

memperlihatkan ketertarikannya dalam menggunakan aplikasi google classroom

dalam proses pembelajaran yang dilihat dari fokus dan perhatiannya sudah tertuju

pada pembelajaran baik yang disampaikan melalui google classroom maupun


84

secara langsung. Hal ini juga didukung oleh nilai persentase rata-rata aktivitas

belajar peserta didik yang awalnya dari siklus I diperoleh 64,42% meningkat

menjadi 92,10% pada siklus II.

Penerapan media aplikasi google classroom dalam discovery learning telah

mampu meningkatkan motivasi belajar pesertata didik, dimana peserta didik

terlihat lebih antusias dan juga telah berani dalam menyampaikan pertanyaan,

pendapat, tanggapan, dan menjawab pertanyaan. Persentase rata-rata motivasi

belajar peserta didik siklus II sudah mencapai kriteria keberhasilan yang

ditetapkan yaitu 80%, karena persentase rata-rata pada siklus I 67,22% dan pada

siklus II telah meningkat menjadi 81,880%.

Hasil belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi juga

berbanding lurus dengan meningkatnya ketuntasan kelas dalam tes akhir belajar,

dimana persentase peserta didik yang mencapai nilai KKM 75 pada siklus II

sudah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 80%. Persentase

peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi yang berhasil mencapai nilai 75

pada siklus I adalah 47,83% dan pada siklus II meningkat menjadi 86,96%.

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

indikator keberhasilan tindakan telah mencapai, baik pada aspek proses

pembelajaran, motivasi maupun pada hasil belajar peserta didik. Oleh sebab itu,

bahwa dengan menerapkan media aplikasi google classroom dalam discovery

learning dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas X MIA

1 MA DDI Cambalagi, maka penelitian tindakan tidak dilanjutkan pada siklus

berikutnya.
85

B. PEMBAHASAN

Hasil analisis pada siklus I sampai dengan siklus II menunjukkan

bahwa penerapan media aplikasi google classroom dalam discovery

learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta

didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi. Hal ini didukung dengan nilai

rata-rata persentase indikator motivasi belajar dan hasil belajar peserta

didik yang meningkat tiap siklusnya sampai berhasil mencapai kriteria

keberhasilan yang telah ditetapkan.

Meningkatnya nilai rata-rata persentase baik pada motivasi belajar

maupun pada hasil belajar ditiap siklus I dan II didasari oleh langkah-

langkah pembelajaran model discovery learning yang berjalan dengan baik

di dalam kelas. Langkah-langkah model pembelajaran discovery learning

terdiri dari enam kegiatan yaitu stimulus, identifikasi masalah,

pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi, dan generalisasi.

Siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan pertama dan

pertemuan kedua yang terdiri dari tiga fase, yaitu fase pendahuluan, fase

kegiatan inti dengan menerapkan media aplikasi google classroom dalam

discovery learning, dan fase penutup. Fase pendahuluan dimanfaatkan

untuk membina suasana pembelajaran yang responsif. Fase ini guru

mengarahkan peserta didik agar siap melaksanakan proses pembelajaran

dengan memberikan salam, menanyakan kabar peserta didik, memeriksa

kehadiran, menyampaikan apersepsi, motivasi, tujuan pembelajaran yang


86

akan dicapai terkait materi reaksi redoks, model dan media palikasi yang

akan digunakan, serta mengarahkan peserta didik untuk mendownload

aplikasi google classroom kemudian ikut bergabung ke dalam kelas yang

tersedia dalam aplikasi google classroom yang akan berperan sebagai

media untuk membantu jalannya proses pembelajaran. Waktu yang

digunakan pada pertemuan pertama dalam fase ini cukup banyak, karena

peserta didik baru mendownload aplikasi google classroom dan guru juga

memberikan petunjuk kepada peserta didik mengenai tata cara penggunaan

aplikasi google classroom. Kekurangan lainnya yang dijumpai pada fase

ini adalah ketersediaan hp peserta didik, dimana hanya beberapa peserta

didik yang membawa hp ke sekolah sehingga hanya 11 orang peserta didik

yang masuk ke dalam kelas google classroom dari 23 peserta didik pada

pertemuan pertama. Pertemuan kedua mengalami peningkatan, dimana

hampir keseluruhan peserta didik kelas X MIA 1 telah masuk ke dalam

kelas google classroom terhitung telah mencapai 21 orang peserta didik

dan tersisa 2 orang peserta didik yang belum masuk ke dalam kelas google

classroom dikarenakan peserta didik pada hari itu tidak masuk sekolah.

Waktu pembelajarannya masih melewati batas wkatu yang telah

ditentukan, akan tetapi tidak terlalu banyak seperti pada pertemuan

pertama.

Fase ini diperoleh persentase aktivitas belajar peserta didik sebesar

66,28% dalam kategori baik pada siklus I. Meskipun fase ini telah

mencapai kategori baik, tapi masih terdapat kekurangan yang dilakukan


87

pada fase ini. Kegiatan yang memiliki persentase rendah yaitu pada

pertemuan pertama pada kegiatan peserta didik untuk masuk ke dalam

google classroom, dimana hal ini disebabkan karena hanya beberapa

peserta didik yang membawa alat teknologi berupa hp ke sekolah.

Sehingga, peserta didik yang tidak membawa hp tersebut tidak masuk ke

dalam google classroom. Kegiatan ini mulai meningkat pada pertemuan

kedua dengan persentase 91,30% yang menandakan bahwa terdapat 21

orang peserta didik dari 23 orang peserta didik yang sudah masuk ke

dalam kelas aplikasi google classsroom. Selain itu, adanya rasa canggung

dan keterampilan guru yang cenderung kaku dalam memberikan pelajaran

kepada peserta didik pada pertemuan pertama sehingga peserta didik

terlihat kurang tertarik dengan pelajaran yang dibawakan. Hal ini menjadi

refleksi pada pertemuan kedua, sehingga guru lebih menyiapkan diri dan

memberikan semangat kepada peserta didik agar peserta didik tidak

merasa bosan dan membangkitkan harapannya untuk belajar.

Fase kegiatan inti pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua

dilakukan dengan menggunakan media aplikasi google classroom dalam

model discovery learning yang bertujuan untuk mengefisienkan waktu dan

mempermudah jalannya proses pembelajaran. Tahap stimulation

(pemberian stimulus) pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua

memanfaatkan media aplikasi google classroom, dimana guru

mengirimkan stimulus dalam bentuk video ke dalam kelas yang terdapat

pada google classroom sehingga peserta didik dapat melihat dan


88

mengamati stimulus tersebut melalui akun google classroom yang dimiliki

masing-masing. Peserta didik yang tidak membawa hp atau yang tidak

masuk ke dalam kelas google classroom pada pertemuan pertama, guru

memberikan kemudahan dengan mengizinkan mereka untuk bergabung

dengan temannya sehingga mereka juga dapat melihat dan mengamati

stimulus pada media aplikasi google classroom. Pertemuan kedua, peserta

didik sudah bisa melihat video stimulus tersebut melalui hp yang

dibawanya masing-masing.

Tahap problem statement (identifikasi masalah) pada pertemuan

pertama dan pertemuan kedua adalah tetap melibatkan aplikasi google

classroom karena masalah yang muncul berasal dari stimulus yang telah

guru kirimkan melalui aplikasi google classroom. Tahap ini, guru

mengarahkan peserta didik untuk memberikan pertanyaan atau suatu

permasalahan yang kurang dipahami dari stimulus yang mereka lihat pada

google classroom. Kemudian, guru juga mengarahkan perwakilan

kelompok peserta didik untuk mengetik masalah yang mereka temukan

tersebut ke dalam kolom komentar google classroom untuk diidentifikasi

manakah masalah yang betul-betul berkaitan dengan materi peremuan

pertama yaitu konsep redoks dan penentuan biloks dan pertemuan kedua

yaitu Oksidator dan reduktor. Selain itu, peserta didik juga diarahkan

untuk menuliskannya dalam LKPD yang telah dibagikan.

Tahap data collection (pengumpulan data) pada pertemuan

pertama dan pertemuan kedua, guru mengarahkan peserta didik untuk


89

mencari referensi terkait masalah yang telah diidentifikasi melalui buku

ataupun melalui materi yang telah dikirimkan guru ke dalam kelas google

classroom. Tahap data processing (pengolahan data), guru mengarahkan

peserta didik untuk mendiskusikan keterkaitan antara informasi yang

diperoleh dengan masalah yang telah diidentifikasi dan mengaitkan pula

informasi tersebut dengan materi yang diajarkan yaitu konsep redoks dan

penentuan bilangan oksidasi. Tahap ini terlihat bahwa pada pertemuan

pertama dan kedua hanya beberapa orang saja yang berdiskusi dengan

teman kelompoknya, dan tahap ini juga ditemukan bahwa terdapat peserta

didik yang memanfaatkan tahap ini untuk membuat keributan dan bahkan

keluar masuk kelas.

Tahap verification (pembuktian), pertemuan pertama dan

pertemuan kedua guru mengarahkan perwakilan dari setiap kelompok

untuk menuliskan hasil diskusi yang telah mereka lakukan dalam kelas

google classroom, setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari

peserta didik yang mereka sampaikan secara langsung sesuai dengan

kelompok manakah yang akan mereka berikan pertanyaan. Pertemuan

pertama terlihat hanya 1 orang peserta didik dari 23 orang peserta didik

yang menyampaikan pertanyaannya, hal ini disebabkan bahwa peserta

didik masih ragu, malu, dan tidak ada keberanian dalam dirinya untuk

mencoba mengeluarkan pendapat yang diketahuinya. Sehingga, ini

menjadi refleksi untuk pertemuan kedua dimana guru memberikan

motivasi dan dorongan kepada peserta didik untuk berani mengemukakan


90

pendapatnya. Guru memberitahukan kepada peserta didik bahwa

kelompok yang tidak memiliki pertanyaan, maka presentasi dari kelompok

tersebut tidak berhasil. Sehingga, peserta didik dari kelompok yang lain

bisa terdorong untuk memberikan pertanyaannya. . Setelah memberikan

tindakan tersebut, pada pertemuan kedua sudah terdapat peningkatan

dimana terdapat 11 orang peserta didik dari 23 orang peserta didik yang

mengutarakan baik pendapatnya sendiri maupun pertanyaan kepada

kelompok yang ingin diberikan pertanyaan. Meskipun telah terdapat

penigkatan tetapi belum cukup memuaskan. Sehingga, ini menjadi

refleksi untuk pertemuan ketiga pada siklus II dimana guru memberikan

motivasi dan dorongan kepada peserta didik untuk lebih berani lagi dalam

mengemukakan pendapatnya. Guru juga menginformasikan kepada peserta

didik bahwa hal tersebut termasuk dalam penilaian keaktifan, sehingga hal

ini dapat meningkatkan dorongan dalam diri peserta didik akan kebutuhan

nilai yang diharapkannya. Tahap ini terdapat kekurangan karena pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua guru tidak menambahkan

ataupun meluruskan konsep yang dipahami peserta didik.

Tahap generalization (menarik kesimpulan), pada pertemuan

pertama dan pertemuan kedua guru mengarahkan peserta didik untuk

mengetik kesimpulan terkait materi pembelajaran yang mereka pahami

pada kolom komentar google classroom. Peserta didik menuliskan

kesimpulannya sesuai dengan kalimatnya sendiri sehingga mereka mudah

untuk memahami materi yang disampaikan.


91

Persentase yang diperoleh pada fase kegiatan inti ini sebesar

52,49% dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan karena hanya beberapa

peserta didik yang memiliki sifat keberanian untuk mengajukan diri baik

dalam hal memberikan tanggapan, pertanyaan maupun menjawab. Selain

itu, kurangnya peserta didik yang ikut membantu dalam menyelesaikan

masalah kelompok dan adapula yang sibuk dengan urusannya sendiri

dengan menimbulkan keramaian dalam kelas sehingga dapat mengganggu

konsentrasi teman-temannya yang lain. Akan tetapi, permasalahan tersebut

lebih banyak terjadi pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua

permasalahan tersebut mulai sedikit berkurang.

Fase penutup, fase ini dilakukan dengan memberikan evaluasi

kepada peserta didik dengan tujuan untuk melihat apakah peserta didik

tersebut betul-betul memahami materi yang telah didiskusikan atau tidak.

Evaluasi ini dikirimkan oleh guru melalui aplikasi google classroom dan

peserta didik diarahkan untuk mengerjakannya dalam buku tugasnya

masing-masing dan memfoto evaluas tersebut lalu mengirimkannya ke

dalam google classroom. Kegiatan ini pada pertemuan pertama terlihat

bahwa hanya 2 orang peserta didik yang mengirimkan evaluasinya tepat

waktu, sedangkan pada pertemuan kedua sudah hampir keseluruhan

peserta didik X MIA 1 yang mengirimkannya tepat waktu terhitung

sebanyak 17 orang dari 23 orang peserta didik X MIA 1 dan selebihnya

dikatakan terlambat mengirimkan evaluasinya. Berdasarkan lembar

observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dilihat oleh observer pada


92

pertemuan pertama dan pertemuan kedua bahwa pada pertemuan pertama

guru tidak melakukan refleksi terkait proses pembelajaran yang dilakukan

pada hari tersebut dan tidak menyampaikan materi selanjutnya yang akan

dipelajari. Hal ini disebabkan karena guru melupakan tahap kegiatan

tersebut pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga, guru

langsung saja meutup pelajaran dengan mengucapkan salam. Kekurangan

yang dijumpai pada pertama diperbaiki pada pertemuan kedua, sehingga

guru telah merefleksi proses pembelajaran dipertemuan kedua dan

menyampaikan kepada peserta didik terkait materi selanjutnya yang akan

diperlajari bersama.

Fase ini menghasilkan nilai persentase sebesar 76,09% dalam

kategori baik. Dimana, peserta didik cukup aktif dalam menanggapi

arahan-arahan dari guru. Sehingga, dengan ketiga indikator aktivitas

belajar peserta didik tersebut maka diperoleh persentase rata-rata pada

siklus I ini sebesar 64,95% dalam kategori baik. Berdasarkan observasi

keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I diperoleh persentase 86,67%

dalam kategori sangat baik.

Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada

pertemuan pertama dan pertemuan kedua bahwa nilai rata-rata persentase

motivasi belajar pada siklus I hanya mencapai 67,22% dalam kategori

cukup, artinya hanya 67,22% peserta didik yang terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Nilai persentase tersebut yang diperoleh juga belum


93

mencapai persentase indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu

80%, sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.

Selain mengamati motivasi belajar peserta didik, hasil belajar

peserta didik juga diperhatikan. Peneliti mengukur hasil belajar peserta

didik dengan menggunakan soal tes akhir siklus yang diberikan disetiap

akhir siklus. Peserta didik mengerjakan soal tes akhir siklus dalam bentuk

soal uraian. Peneliti menggunakan persentase ketuntasan klasikal yakni

80% dari jumlah peserta didik yang mencapai KKM yang telah ditetapkan

oleh sekolah yaitu 75.

Berdasarkan hasil tes akhir siklus I peserta didik dengan materi

konsep redoks, penentuan bilangan oksidasi, oksidator, dan reduktor hanya

diperoleh nilai rata-rata hasil belajar peserta didik sebesar 75,52 dengan

persentase ketuntasan kelas sebasar 47,83%, artinya hanya 47,83% dari

100% peserta didik yang memperoleh nilai minimal 75 sehingga kelas X

MIA 1 MA DDI Cambalagi belum dianggap tuntas secara klasikal. Nilai

rata-rata dan nilai persentase ketuntasan kelas tersebut belum mencapai

nilai KKM 75 dan persentase ketuntasan klasikal 80% yang telah

ditentukan. Hal ini disebabkan karena pada saat proses pembelajaran

berlangsung hanya beberapa peserta didik yang memiliki keberanian untuk

mengajukan diri baik dalam hal memberikan tanggapan, pertanyaan

maupun menjawab pertanyaan atau permasalahan dalam diskusi. Salain

daripada itu, kurangnya peserta didik yang ikut membantu dalam

menyelesaikan permasalahan kelompok dan adapula yang sibuk dengan


94

urusannya masing-masing. Sehingga, peserta didik yang menunjukkan

kurang serius dan aktif dalam proses pembelajaran maka mereka tidak

paham dan tidak memahami materi yang diajarkan. Belum tercapainya

nilai KKM dan persentase ketuntasan klasikal yang telah ditentukan

karena adanya beberapa kekurangan, maka penelitian ini dilanjutkan ke

siklus II.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai

pada indikator keberhasilan yang telah ditentukan, maka dibuatlah

perencanaan pada siklus II yaitu peningkatan kemampuan dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada peserta didik, peningkatan

motivasi belajar peserta didik agar berperan aktif dan tambah serius dan

bersemangat lagi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran melalui

penerapan aplikasi google classroom dalam discovery learning,

peningkatan ketegasan guru dalam menghadapi peserta didik yang

melakukan keramaian atau membuat keributan di dalam kelas, dan

peningkatan pendampingan peserta didik saat melakukan diskusi yang

sedang berlangsung.

Siklus II dilaksanakan pada pertemuan ketiga, dimana pertemuan

ketiga juga terdiri dari tiga fase yaitu fase pendahuluan, fase kegiatan inti,

dan fase penutup. Fase pendahuluan pada pertemuan ketiga ini memiliki

kegiatan yang sama dengan pertemuan pertama dan pertemuan kedua yaitu

memberikan salam, menanyakan kabar peserta didik, memeriksa

kehadiran, menyampaikan apersepsi, motivasi, tujuan pembelajaran,


95

model dan media aplikasi yang akan digunakan dalam kelas. Fase ini,

seluruh peserta didik sudah berhasil masuk ke dalam kelas google

classroom dan seluruh peserta didik X MIA 1 sudah bisa melihat dan

mengoperasikan aplikasi google classroom dengan akunnya masing-

masing. Fase ini diperoleh persentase aktivitas belajar peserta didik

sebesar 89,13% dalam kategori sangat baik. Fase ini mengalami

peningkatan dari siklus I yang hanya memperoleh persentase sebesar

66,28%.

Fase kegiatan inti pada pertemuan ketiga ini juga dilakukan dengan

menerapkan media aplikasi google classroom dalam model discovery

learning yang memiliki enam tahap. Tahap pertama yaitu stimulation

(pemberian stimulus), dimana tahap ini guru memberikan stimulus berupa

video kepada peserta didik dan peserta didik melihat, menyimak, dan

mengamati stimulus tersebut melalui media aplikasi google classroom

menggunakan hpnya masing-masing. Tahap ini seluruh peserta didik X

MIA 1 sudah bisa melihat stimulus tersebut tanpa meminjam hp temannya

dan mengganggu temannya.

Tahap problem statement (identifikasi masalah) dilakukan dengan

mengarahkan peserta didik untuk merumuskan masalah terkait stimulus

yang diberikan melalui google classroom dan perwakilan peserta didik

dari kelompok tersebut menyampaikan masalah yang ditemukannya

tersebut melalui aplikasi google classroom. Tahap data collection

(pengumpulan data) peserta didik diarahkan untuk mencari referensi


96

melalui buku paket yang dimilikinya dan melalui materi yang telah guru

kirimkan pada kelas google classroom. Tahap ini bertujuan untuk mencari

referensi yang relevan untuk menjawab masalah atau pertanyaan yang

telah dirumuskannya. Informasi atau jawaban terkait masalah yang telah

ditemukan tersebut didiskusikan dengan teman kelompoknya masing-

masing pada tahap data processing (pengolahan data). Tahap data

processing (pengolahan data) dilakukan untuk melatih kemampuan

berpikir peserta didik dengan menghubungkan masalah yang telah dibuat

dengan konsep yang ditemukan. Peserta didik pada tahap ini sudah terlihat

ikut berpartisipasi dengan kelompoknya masing-masing dan sudah tidak

ada lagi peserta didik yang keluar masuk dalam kelas.

Tahap verification (pembuktian) dilakukan dengan mengarahkan

pesreta didik untuk mengetikkan hasil diskusinya pada kelas google

classroom sehingga peserta didik dari kelompok lain dapat melihatnya.

Tahap ini juga dilakukan dengan sesi tanya jawab, dimana pelaksanaan

sesi tanya jawab ini dilakukan dalam google classroom. Peserta didik yang

ingin bertanya kepada suatu kelompok dapat mengetik pertanyaannya pada

kolom komentar google classroom sesuai dengan kelompok ingin

diberikan pertanyaan. Kemudian, proses menyampaikan jawaban dari

pertanyaan tersebut dilakukan dengan menyampaikannya secara langsung.

Hal ini bertujuan untuk mengefisienkan waktu yang digunakan dalam

pertemuan ini, karena pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua

wkatu yang digunakan melewati abats yang telah ditentukan dari sekolah.
97

Tahap ini, keaktifan dari peserta didik mengalami peningkatan yaitu

terdapat 15 orang peserta didik dari 23 orang peserta didik yang

mengemukakan pertanyaan pada kolom komentar google classroom dan

dari masing-masing anggota kelompok tersebut telah bergantian untuk

menjawab pertanyaan yang diberikan.

Tahap generalization (menarik kesimpulan) dilakukan dengan

mengarahkan semua peserta didik untuk mengetik kesimpulan dari materi

yang dibawakan pada pertemuan ketiga dan mengirimnya pada media

aplikasi google classroom. Penyampaian kesimpulannya peserta didik

lakukan sesuai dengan kalimatnya sendiri sehingga mereka dapat dengan

mudah untuk memahami materi tata nama senyawa reaksi redoks. Fase ini

menghasilkan persentase aktivitas belajar peserta didik sebesar 79,50%

dalam kategori baik. Hal ini menandakan bahwa pada siklus II ini, dengan

menerapkan media aplikasi google classroom dalam discovery learning

mengalami peningkatan dari siklus I 52,49 dalam kategori cukup.

Fase penutup dilakukan dengan memberikan evaluasi kepada

peserta didik melalui google classroom. Evaluasi ini peserta didik tuliskan

jawabannya pada buku tugasnya masing-masing setelah itu peserta didik

foto evaluasi tersebut dan mengirimnya dalam google classroom. Tahap

ini terlihat bahwa seluruh peserta didik X MIA 1 sudah tidak terlambat

lagi mengirimkan evaluasinya dalam aplikasi google classroom.

Berdasarkan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang

dilakukan oleh observer dimana kegiatan pada fase penutup telah


98

dilakukan semuanya dan tidak melewati waktu pembelajaran yang

dilakukan. Kegiatan yang dilakukan pada fase penutup ini adalah

merefleksi pembelajaran yang dilakukan dan menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam. Fase ini diperoleh persentase aktivitas belajar

peserta didik sebesar 100% dalam kategori sangat baik. Hal ini

menandakan bahwa seluruh peserta didik pada fase terlibat sangat aktif

dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan siklus I yang hanya

memperoleh persentase 76,09% dalam kategori baik.

Berdasarkan kegiatan pembelajaran pada siklus II menghasilkan

nilai rata-rata persentase aktivitas belajar peserta didik sebesar 89,54%,

dimana aktivitas belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi

dalam menerapkan media aplikasi google classroom dalam model

discovery learning mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II

sehingga dapat memicu peningkatan motivasi belajar peserta didik

sehingga diperoleh nilai rata-rata persentase motivasi belajar peserta didik

pada siklus II sebesar 81,85%. Hal ini, juga ditandai dengan sikap peserta

didik yang kelihatan senang dan bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran pada siklus II.

Meningkatnya kegiatan pembelajaran di dalam kelas, maka

motivasi belajar peserta didik pada siklus II juga mengalami peningkatan

yaitu 81,88% dalam kategori baik. Artinya, terdapat 81,88% peserta didik

yang aktif dalam proses pembelajaran. Nilai persentase tersebut telah

mencapai dan bahkan melewati dari persentase ketuntasan klasikal yang


99

telah ditetapkan yaiu 80%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan

media aplikasi google classroom dalam discovery learning dapat

meningkatkan motivasi belajar peserta didik kela X MIA 1 MA DDI

Cambalagi kabupaten Maros.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Daniati, dkk (2020: 605) menyatakan bahwa penggunaan e-learning

berbasis google classroom dapat membuktikan bahwa motivasi belajar

peserta didik meningkat, karena peserta didik cenderung lebih

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran apabila dalam proses

pembelajaran tersebut dikaitkan dengan penggunaan teknologi. Begitupun

pada penelitian Nifriyanti dan Nurbaeti (2019: 58) menyatakan bahwa

proses pembelajaran yang berbantuan dengan google classroom lebih

meningkatkan proses pembelajaran, dimana proses pembeljaaran ini

berkaitan dengan penampilan, cara kerja maupun fasilitas yang diberikan

oleh google classroom sehingga penggunaan google classroom dapat

memotivasi peserta didik dalam belajar.

Penerapan media aplikasi google classroom dalam model

discovery learning dapat menunjang proses pembelajaran karena

implementasi dari aplikasi google classroom mampu meningkatkan

motivasi peserta didik untuk mengumpulkan tugas, memiliki materi

pembelajaran, dan melakukan diskusi bersama (Batita, 2019). Selanjutnya

menurut Nirfiyanti dan Nurbaeti (2019: 57), dengan google classroom,

peserta didik dapat dimudahkan untuk menyimpan dokumen seperti materi


100

maupun tugas-tugas yang teah diupload pada form google classroom.

Sehingga, jika peserta didik tidak sempat menulis atau mencetak materi

tersebut, maka peserta didik dapat mengaksesnya kembali dengan

membuka aplikasi google classroomnya masing-masing. Selain itu,

peserta didik juga dimudahkan dalam menerima informasi

penting yang diberikan oleh guru secara cepat sehingga menjadi

efektif dan efisien dalam segi waktu (Nirfiyanti dan Nurbaeti,

2019: 57).

Sejalan dengan peningkatan yang terdapat pada aktivitas belajar peserta

didik, kegiatan pembelajaran, dan motivasi belajar peserta didik, maka setelah

diberikan tindakan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar peserta

didik X MIA 1 MA DDI Cambalagi sebesar 80,70 dengan persentase ketuntasan

kelas sebesar 86,96%, artinya terdapat 86,96% peserta didik dari 100% peserta

didik kelas X MIA 1 yang memperoleh nilai KKM 75. Hasil yang diperoleh

tersebut telah mencapai bahkan melewati nilai KKM 75 dan persentase ketuntasan

klasikal yang ditentukan yaitu 80%, selain itu hasil yang diperoleh tersebut juga

telah mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Maka, penerapan media

aplikasi google classroom dalam discovery learning dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi Kabupaten Maros.

Hasil penelitian yang diperoleh ini juga sesuai dengan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Longa (2021: 56) yang menyatakan

bahwa penggunaan aplikasi google classroom dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh


101

peserta didik, karena materi pembelajaran dapat diunggah ke aplikasi

google classroom, sehingga peserta didik dapat belajar dengan mudah.

Sejalan dengan itu, Subidjo (2019: 283) menyatakan bahwa ketika

pembelajaran secara langsung yang menggunakan media pembelajaran

secara e-learning berbasis google classroom, dapat membantu peserta

didik untuk meningkatkan nilai kognitifnya. Hal itupun juga dikemukakan

oleh Ambarsari (2020: 119-120) yang menyatakan bahwa keterlaksanaan

model pembelajaran discovery learning yang berbantuan dengan aplikasi

google classroom memberikan dampak positif bagi peserta didik, terutama

dalam hal peningkatan hasil belajarnya, karena aplikasi google classroom

yang diterapkan dalam proses pembelajaran mampu memberikan

kontribusi nyata dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa penerapan media

aplikasi google classroom dalam discovery learning dapat meningkatkan

motivasi belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II, begitupun juga dari

segi hasil belajar peserta didik yang juga meningkat dari siklus I ke siklus

II. Meskipun masih ada beberapa aspek yang belum mencapai kategori

sangat baik dalam penelitian ini. Maka dari itu dengan memperhatikan

penggunaan media aplikasi google classroom dalam langkah-langkah

pembelajaran dari model discovery learning, dapat dinyatakan mampu

meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA

DDI Cambalagi Kabupaten Maros.


102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan

pada BAB IV, maka kesimpulan yang telah didapat dari hasil penelitian

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Motivasi belajar

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI

Cambalagi, dengan diterapkannya proses pembelajaran melalui media aplikasi

google classroom dalam discovery learning. Hal ini ditunjukkan oleh adanya

persentase peningkatan rata-rata motivasi belajar pada siklus I sebesar 67,22%

dalam kategori cukup dan meningkat pada siklus II dnegan persentase rata-rata

nilai motivasi belajar sebesar 81,88% dalam kategori baik.

2. Hasil belajar

Penerapan media aplikasi google classroom dalam discovery learning

dapat meningkat hasil belajar peserta didik kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi.

Hal ini dibuktikan dengan peningkatan ketuntasan kelas dan tercapainya indikator

keberhasilan yang ditentukan peneliti dari tes akhir siklus I dan siklus II.

Persentase peserta didik yang tuntas dalam mencapai nilai KKM pada siklus I

sebesar 47,83%, dan meningkat pada siklus II menjadi 86,96%. Sehingga,

penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan dalam dua siklus mampu
103

meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan melihat tercapainya indikator

keberhasilan klasikal yang telah ditentukan 80% dan jumlah peserta didik yang

mencapai nilai KKM 75.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pengalaman yang

diperoleh peneliti ketika melakukan penelitian, maka saran-saran yang

peneliti dapat berikana dalah sebagai berikut :

1. Bagi guru bidang studi Kimia MA DDI Cambalagi

Guru hendaknya lebih mampu memanfaatkan media e-learning seperti

aplikasi google classroom agar dapat membantu berlangsungnya proses

pembelajaran dengan baik. Selain itu, guru juga dapat meenerapkan model

pembelajaran yang inovatif sehingga peserta didik tidak bosan dengan

pembelajaran dan akan lebih bersemangat untuk berlajar.

2. Bagi sekolah MA DDI Cambalagi

Sekolah sebaiknya lebih mampu mengontrol dan mengarahkan guru untuk

mampu memberikan pembelajaran yang bisa membangkitkan semangat

belajar peserta didik. Terutama dalam hal pemanfaatan media yang dizaman

sekarang sudah lebih canggih lagi karena telah ada yang tersedia melalui

teknologi.

3. Bagi peneliti berikutnya

Sebaiknya peneliti berikutnya diharapkan mampu melakukan penelitian

tindakan kelas seperti ini dengan media aplikasi yang berbeda. Agar mampu
104

membandingkan antara keefektifan media aplikasi google classroom yang

dilakukan oleh peneliti sekarang dengan peneliti berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Ambassari, Tyas. 2020. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik dengan
Media Pembelajaran Discovery Learning melalui Google Classroom di
SMA Negeri 1 Bayal. Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan
Antropologi. Vol. 4. No.1.

Anni, Chatarina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Antrakusuma, B., Haryono & Utomo, S. B. (2015). Pembelajaran Model Student


Team Achievement Division (STAD) Berbantuan E-Learning untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Peserta didik pada Materi
Redoks Kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Teras Tahun Pelajaran 2014/2015.
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). Vol. 4. No. 4.

Batita, Mourisih Sofie, Satrios Hadi, dan Admaja Dwi Herlambang. 2019.
Analisis Perbandingan Blended Learning Berbasis Edmodo dan Google
Classroom ditinjau dari Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal
Pengembang Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. Vol. 6. No. 2.

Bintarawati, Dwining, dan Yudin Citriadin. 2020. Implementasi Kelas Virtual


dengan Google Classroom Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia di
SMA Negeri Bekasi. SPIN Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia. Vol. 2.
No. 2.

Dahiya, S., S. Jaggi, K.K. Chaturvedi, A. Bhardwaj, Goyal R.C., dan Varghese C.
2016. An E-learning System for Agricultural Education. Indian Research
Journal of Extension Education. Vol. 12. No. 3.

Dalyono, M dan TIM MKDK IKIP Semarang. 1997. Psikologi Pendidikan.


Semarang. IKIP Semarang Press.

Daniati, Bambang Ismanto, dan Iga Luhsasi. 2020. Upaya Peningkatan Motivasi
dan Hasil Belajar Mahasiswa dengan Penerapan Model E-Learning
Berbasil Google Classroom pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Kependidikan. Vol. 6. No. 3.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang


Press.

105
106

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Goldberg, E David. 2008. Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.

Hakim, Abdul Barir. 2016. Efektifitas Penggunaan E-learning Moodle, Google


Classroom dan Edmodo. Jurnal I-STATEMENT. Vol. 2. No. 1.

Hamalik, Oemar. 2003. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembeljaaran


Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lestari, Endang Titik. 2020. Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Peserta didik
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Longa, Albina Evarista. 2021. Penggunaan Aplikasi Google Classroom dalam


Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas X IPS
3 SMA Negeri 1 Maumere. Journal Icon Teacher Education. Vol. 2. No.
2.

Mulyasa. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan


Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

Nirfiyanti dan Nurbaeti. 2019. Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom


dalam Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar
Mahasiswa. Jurnal Penelitian Matematika dan pendidikan Matematik.
Vol. 2. No. 1.

Perbawaningsih, J. 2005. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Sikap Dan Perilaku


Terhadap Personal Computer. Jakarta: UI-Press.

Pratikno, P. & Syarief, S.H. (2014). Penerapan Model Pengajaran Langsung


dengan Strategi Mind Mapping pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi di
107

Kelas X SMA Negeri 17 Surabaya. UNESA Journal of Chemical


Education. Vol.3. No.2.

Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahayu, Endang Sadbudhy, dan I Made Nuryata. 2010. Pembelajaran Masa Kini.
Jakarta: Sekarmita Training Publishing.

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rosali, Eli Satiyasih. 2020. Aktifitas Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi
Covid-19 Di Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi
Tasikmalaya. Geography Science Education Journal (GEOSEE). Vol. 1.
No. 1.

Sanjaya, Wina. 2006. Perencanaan dan desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana.

Simatupang, Halim. 2019. Strategi Belajar Mengajar Abad Ke-21. Surabaya:


Pustaka Media Guru.

Subidjo, Ari. 2019. Penggunaan Media Pembelajaran IPA Berbasis Google


Classroom pada Materi Alat Optik untuk Meningkatkan Respon Motivasi
dan Hasil Belajar Siswa di SMP Neg. 4 Surabaya. Journal Education and
Development. Vol. 7. No. 3.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:


Alfabeta.

Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta: Andi.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Edisi 4.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Warsono dan Hariyanto. 2012. Pembelajaran Aktif dan Assesmen. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Widyoko, Putro Eko S., 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.
108

Wiriatmadja, R. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
109

Lampiran A :
PERSURATAN
PERANGKAT DAN
INSTRUMEN
PEMBELAJARAN
110

LAMPIRAN A.1 : RENCANA PENGAJUAN JUDUL


111

LAMPIRAN A.2 : UNDANGAN SEMINAR PROPOSAL PENELITIAN


112

LAMPIRAN A.3 : SURAT IZIN PENELITIAN


113

LAMPIRAN A.4 : SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN


PENELITIAN
114

LAMPIRAN A.5 : UNDANGAN SEMINAR HASIL


LAMPIRAN A.6 : UNDANGAN UJIAN SKRIPSI

115
Lampiran B :
PERANGKAT DAN
INSTRUMEN
PEMBELAJARAN

116
LAMPIRAN B.1 : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : MA DDI Cambalagi Maros


Kelas/semester : X/II
Mata Pelajaran : Kimia
Materi pokok : Reaksi Reduksi Oksidasi
Pertemuan Ke- :1
Alokasi Waktu : (2 x 30) menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin ahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan pradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada idang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

117
118

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi 3.9.1 Menjelaskan pengertian reduksi
dan oksidasi menggunakan dan oksidasi ditinjau dari
konsep bilangan oksidasi unsur. pengikatan dan pelepasan oksigen
3.9.2 Menjelaskan pengertian reduksi
dan oksidasi ditinjau dari
pelepasan dan penerimaan
elektron.
3.9.3 Menjelaskan pengertian reduksi
dan oksidasi ditinjau dari
peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi.
3.9.4 Memahami penentuan bilangan
oksidasi unsur dalam senyawa
atau ion.
4.9 Menganalisis beberapa reaksi 4.9.1 Menganalisis reaksi oksidasi dan
berdasarkan perubahan bilangan reaksi reduksi pada contoh data
oksidasi yang diperoleh dari data hasil percobaan.
hasil percobaan dan atau melalui
percobaan.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari pengikatan dan
pelepasan oksigen.
2. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari pelepasan dan
penerimaan elektron.
3. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
4. Jika diberikan contoh senyawa atau ion, peserta didik mampu memahami
penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion dengan benar.
5. Jika diberikan contoh data hasil percobaan, peserta didik mampu
menganalisis reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada reaksi redoks.
119

D. Materi Pembelajaran
1. Reaksi Reduksi Oksidasi
Reaksi oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat,
contohnya :
C(s) + O2(g) → CO2(g)
1
H2(g) + O → H2O(l)
2 2(g)
Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat,
contohnya :
1
HgO(s) → Hg(l) + O
2 2(g)
FeO(s) → Fe(s) + CO2(g)
Konsep reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen ternyata kurang universal (luas) karena reaksi kimia tidak hanya
melibatkan oksigen saja. Namun, juga menggunakan konsep transfer elektron.
Dimana, oksidasi adalah pelepasan elektron. Sedangkan, reduksi adalah reaksi
pengikatan elektron. Dengan menggunakan konsep tersebut, maka dapat
dijelaskan terjadinya reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada reaksi antara gas
klorin dengan logam natrium sebagai berikut.
1
Na(s) + Cl → NaCl(s)
2 2(g)
Dalam reaksi tersebut, terdapat dua peristiwa yaitu :
Na(s) → Na+(s) + e- .........(oksidasi)
1
Cl2(g) + e- → Cl-(s) .........(reduksi)
2
Berdasarkan konsep ini, dapat ditunjukkan bahwa peristiwa reaksi oksidasi dan
reduksi berlangsung secara bersamaan.
Reaksi transfer elektron terjadi pada senyawa-senyawa yang berikatan ion.
Ion positif terbentuk karena suatu atom melepaskan elektronnya dan ion negatif
terbentuk karena suatu atom mengikat elektron. Oleh karena itu, konsep reaksi
redoks yang didasarkan pada transfer (perpindahan) elektron cukup memuaskan
untuk menjelaskan reaksi-reaksi pembentukan senyawa ion.
120

2. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur merupakan bilangan
bulat positif atau negative yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk
senyawa. Bilangan oksidasi unsur ditentukan dengan memperhatikan ikatan dan
struktur ikatan dan struktur zat. Bilangan oksidasi pada senyawa ion merupakan
muatan rill dari ion- ion dalam senyawa tersebut. Aturan Bilangan Oksidasi
(Biloks) Berikut aturan standar yang belaku dalam penentuan bilangan oksidasi:
a. Biloks Unsur Bebas adalah = 0 Contoh: biloks Na, Al, H2, P4, O2, Cl2, Br2
adalah = 0
c. Biloks Ion Unsur = Muatan Ion Contoh: biloks Na+ adalah = +1, biloks Al3+
adalah = +3, biloks Cl– adalah = -1
d. Biloks Logam Gol IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) dalam Senyawa = +1 Contoh:
biloks K dalam senyawa KCl adalah = +1
e. Biloks Logam Gol IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam Senyawa adalah = +2
Contoh: biloks Ba dalam senyawa Ba(OH)2 adalah = +2
f. Biloks Logam Gol IIIA (Al, Ga, In, Tl) dalam Senyawa adalah = +3 Contoh:
Biloks Al dalam senyawa Al2(SO4)3 adalah = +3
g. Biloks Unsur Gol VIIA (F, Cl, Br, I, At) dalam Senyawa Biner (terdiri 2 jenis
unsur) adalah = -1 Contoh: biloks Cl dalam senyawa AlCl3 adalah = -1
h. Biloks Unsur H bila Berikatan dengan Non-Logam adalah = +1 tetapi bila H
berikatan dengan Logam Biloks H = -1 Contoh: biloks H dalam senyawa
HNO3 adalah = +1. Biloks H dalam senyawa AlH3 adalah = -1
i. Biloks O bila dalam Senyawa Non-Peroksida adalah = -2 tetapi bila dalam
Senyawa Peroksida; Biloks O = -1 Contoh: biloks O dalam senyawa H 2O
adalah = -2. Biloks O dalam senyawa H2O2, dan BaO2 adalah = -1
j. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Senyawa = 0 Contoh: Jumlah
biloks Na dan Cl adalah = 0 karena biloks Na = +1 sedangkan biloks Cl = -1
(jika dijumlah maka +1 plus -1 = 0).
121

i. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Ion = Muatan Ion Contoh:


Jumlah biloks S dan O pada ion SO 4 2- adalah = -2 (biloks S = +6, biloks O =
-2 dikali 4 atom)
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : TPACK (technologi, pedagogical, and content
knowledge).
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning.
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

F. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media Pembelajaran
a. Aplikasi Google Classroom
b. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
2. Alat/Bahan Pembelajaran
a. Smartphone
b. Laptop
c. Papan Tulis
d. Spidol
3. Sumber Belajar
a. Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas X: Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik. 5 menit
2. Guru menanyakan kabar peserta didik.
3. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
5. Guru menyampaikan apersepsi kepada peserta didik dengan
memberikan pertanyaan :
122

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
“Apakah ada yang pernah mendengar kata reaksi kimia? Ketika
mendengar kata reaksi kimia, apa yang adik-adik pikirkan ?”

Jawaban yang diharapkan muncul :


“Reaksi kimia adalah proses yang menghasilkan perubahan
antar senyawa kimia”.
6. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari yaitu :
a. Konsep reaksi reduksi dan oksidasi
b. Penentuan bilangan oksidasi.
7. Guru menyampaikan tujuan dari materi yang akan dipelajari.
a. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik
mampu menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi
ditinjau dari pengikatan dan pelepasan oksigen.
b. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik
mampu menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi
ditinjau dari pelepasan dan penerimaan elektron.
c. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik
mampu menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi
ditinjau dari peningkatan dan penurunan bilangan
oksidasi.
d. Jika diberikan contoh senyawa atau ion, peserta didik
mampu memahami penentuan bilangan oksidasi unsur
dalam senyawa atau ion dengan benar.
e. Jika diberikan contoh data hasil percobaan, peserta didik
mampu menganalisis reaksi oksidasi dan reaksi reduksi
pada reaksi redoks.
8. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan
memberitahukan manfaat dan pentingnya mempelajari konsep
redoks.
“Setelah adik-adik mempelajari materi konsep redoks, adik-adik
akan mengetahui bahwa disekitar kita banyak sekali reaksi
kimia yang terjadinya khusunya yang mengalami reaksi redoks”
9. Guru menyampaikan model dan metode pembelajaran yang akan
dilakukan.
“Untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut, kita akan
belajar dengan model Discovery Learning melalui bantuan
media aplikasi Google Classroom. Jadi, Google Classroom
disini akan menjadi tempat pengumpulan dan pemberian tugas
sehingga, ibu bisa melihat siapa yang mendengarkan arahan ibu
dengan baik”.
10. Guru membagi kelompok secara acak dengan beranggotakan 5
orang.
11. Guru membagikan LKPD-01 : Konsep Reaksi Redoks kepada
123

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
tiap kelompok.
12. Guru membagikan kode kelas Google Classroom kepada peserta
didik.
13. Guru meminta peserta didik masuk ke kelas Google Classroom.
Kegiatan Inti
Stimulation (Pemberian Rangsangan) 50 menit
1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati stimulus pada
Google Classroom.
a. Perkaratan besi

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
MjY5NjQwNzE4MjU3/details
b. Proses pembakaran

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
Mjc2MzU0MTIzODM5/details
c. Proses fotosintesis

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
MjY5NjQwNzE4MzQ0/detais

Problem Statement (Identifikasi Masalah)


2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah atau menuliskan pertanyaan yang
124

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
berkaitan dengan stimulus yang diberikan melai google
classroom.
Pertanyaan yang diharapkan muncul :
a. Mengapa besi ketika dibiarkan di tempat terbuka menjadi
berkarat ?
b. Mengapa api semakin besar ketika ada angin atau udara?
c. Yang manakah bertindak sebagai reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi pada proses fotosintesis?
Jawaban yang diharapkan muncul :
a. Karena besi mengikat oksigen yang ada dalam udara
sehingga menghasilkan karat (Fe2O3) yang disebut dnegan
reaksi oksidasi.
b. Karena udara mengandung gas O2. Dimana, atom C yang
terdapat pada permukaan yang dibakar akan mengikat gas
O2 sehingga ditandai dengan besarnya api hal inilah yang
disebut reaksi oksidasi. Dan atom oksigen akan tereduksi
menjadi H2O.
c. Yang bertindak sebagai reaksi oksidasi adalah oksigen,
karena mengalami kenaikan biloks. Dan yang bertindak
sebagai reduksi adalah karbon, karena mengalami
penurunan biloks.

Data Collection (Pengumpulan Data)


3. Guru mengarahkan peserta didik untuk mencari dan membaca
literatur terkait dengan materi yang diajarkan melalui sumber
yang relevan baik melalui materi yang dikirimkan guru pada
google classroom maupun melalui buku teks, jurnal, maupun
artikel-artikel yang terpercaya.

Data Processing (Pengolahan Data)


4. Guru mengarahkan peserta didik bersama dengan teman
kelompoknya untuk mendiskusikan informasi yang telah
diperoleh dari pengumpulan data.

Verification (Pembuktian)
5. Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk membacakan
hasil diskusinya.
6. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi presentasi yang dilakukan .
7. Guru menambahkan dan meluruskan konsep yang telah dimiliki
peserta didik.
125

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Generalization (Menarik Kesimpulan)
8. Guru mengarahkan peserta didik untuk menuliskan
kesimpulannya masing-masing sesuai hasil belajarnya dan sesuai
kalimatnya sendiri pada kolom komentar pada google classroom.
Kegiatan Akhir
12. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload 5 menit
kesimpulan yang telah dituliskan melalui google classroom.
13. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload LKPD
yang telah diisi melalui google classroom.
14. Guru memberikan peserta didik evaluasi pembelajaran melalui
google classroom.
15. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload hasil
evaluasi pembelajaran melalui google classroom.
16. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
“Alhamdulillah adik-adik, meskipun penyakit Covid-19 masih
marak disekitar kita, tetapi semangat belajar dari adik-adik
tidak pudar. Dan kegiatan pembelajaran hari ini berjalan
dengan lancar. Dilihat dari adik-adik telah aktif dalam proses
pembelajaran ini dan yang masih malu atau belum berani
berbicara semoga pertemuan berikutnya bisa aktif dalam
pembelajaran”.
17. Guru memberikan informasi untuk pertemuan berikutnya :
“Pertemuan berikutnya kita akan mempelajari Pengoksidasi dan
Pereduksi”.
18. Guru menutup pembelajaran dan meminta peserta didik
mengucapkan hamdalah.
19. Guru mengucapkan salam.

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Instrumen Tes
Jenis Instrumen
Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
Penilaian
Tes tertulis Pillihan ganda Soal pilihan ganda
126

Pilihan Ganda :
1. Reaksi berikut termasuk reaksi oksidasi jika dilihat dari kemampuan
menerima atau melepaskan oksigen adalah....
A. 2Na2O(s) → 4Na(s) + O2(g)
B. 2BaO2(s) → 2BaO(s) + O2(s)
C. 2K(s) + O2(g) → 2K2O(s)
D. Cu2O(s) + H2(g) → 2Cu(s) + H2O(g)
E. 2Na2O2(s) → 2Na2O(s) + O2(g)
2. Perhatikan beberapa persamaan reaksi berikut !
1) 4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(g)
2) 2SO3(g) → 2SO2(g) + O2(g)
3) C(s) + O2(g) → CO2(g)
4) 2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
Berdasarkan persamaan di atas yang merupakan peristiwa oksidasi adalah ....
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4
E. Tidak ada jawaban benar
3. Pernyataan yang kurang tepat tentang reaksi redoks adalah ….
A. Oksidasi melibatkan pengikatan oksigen
B. Reduksi melibatkan pelepasan elektron
C. Oksidasi melibatkan kenaikan biloks
D. Reduktor berfungsi mereduksi zat lain
E. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi
4. Perhatikan reaksi-reaksi berikut ini:
(1) C(s) + O2(g) → CO2(g)
(2) MgO(s) → Mg(s) + ½ O2(g)
(3) 2S(s) + 3O2(g) → SO3(g)
(4) H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g)
127

Di antara reaksi-reaksi di atas yang merupakan reaksi reduksi adalah…...


A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (1) dan (3)
D. (1) dan (2)
E. (2) dan (4)
5. Di antara reaksi-reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks adalah ….
A. CuO(s) + 2HCl(aq) → CuCl2(aq) + H2O(l)
B. CuO(s) + H2(g) → Cu(s) + H2O(g)
C. NaOH(aq) + Ag+(aq) → AgOH(aq) + Na+(aq)
D. Fe2O3(s) + 3H2SO4(aq) → Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l)
E. ZnO(s) + 2HCl(g) → ZnCl2(g) + H2O(g)
6. Perubahan berikut yang mengalami oksidasi adalah ....
A. Cr2O3(s) → Cr3+(s)
B. CrO42-(aq) → Cr2O72-(aq)
C. MnO42-(aq) → MnO4-(aq)
D. CrO42-(aq) → CrO3(s)
E. CrO42-(aq) → Cr2O3(s)
7. Unsur mangan dapat membentuk banyak senyawa, di bawah ini senyawa
mangan dengan bilangan oksidasi tertinggi adalah .....
A. MnO2
B. KMnO4
C. K2MnO4
D. MnO
E. MnCl2
8. Bilangan oksidasi atom besi, belerang, dan oksigen dalam senyawa Fe2(SO4)3
berturut-turut adalah ….
A. +3, +6, +2
B. +3, -6, +2
C. +3, +6, -2
128

D. -3, +6, +2
E. -3, +6, -2
Perhatikan pernyataan dibawah ini untuk menjawab soal nomor 5 dan 6 :
Dalam dunia pertanian, banyak digunakan pupuk untuk menambah kualitas tanah.
Salah satu jenis pupuk kimia adalah pupuk ZA. Pupuk ini digunakan untuk
menambah hara nitrogen dan sulfur untuk tanaman. ZA adalah singkatan dari
istilah zwavelzure ammoniak, yang berarti ammonium sulfat ((NH 4)2SO4 ).
Senyawa ini terdiri dari ion ammonium dan ion sulfat.
9. Berapakah bilangan oksidasi untuk unsur belerang (S) pada ion yang
menyusun senyawa tersebut ?
A. +6
B. 6
C. -6
D. 1
E. -1
10. Berapakah bilangan oksidasi unsur N pada senyawa tersebut ?
A. +3
B. -3
C. +6
D. 0
E. -6

2. Pedoman Penskoran
No. Jawaban Keterangan Skor
1. C 2K(s) + O2(g) → 2K2O(s) 1
2. B 1 dan 3 1
3. B Reduksi melibatkan pelepasan electron 1
4. E (2) dan (4) 1
5. B CuO(s) + H2(g) → Cu(s) + H2O(g) 1
6. C MnO42-(aq) → MnO4-(aq) 1
7. B KMnO4 1
8. C +3, +6, -2 1
9. A +6 1
10. B -3 1
129

No. Jawaban Keterangan Skor


Skor Penilaian 10

Persamaan mengkonversi skor ke nilai :


skor yang diperoleh
Nilai = x 100
jumlah skor
Kriteria penilaian :
A = 85 – 100 = Baik sekali
B = 70 – 84 = Baik
C = 60 – 69 = Cukup
D = <60 = Kurang

Maros, 2021
Guru Mata Pelajaran Kimia Mahasiswa

Suriani, S.Pd Asma Thushaliha


NIP. NIM. 1713040019
130

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : MA DDI Cambalagi Maros


Kelas/Semester : X/II
Mata Pelajaran : Kimia
Materi pokok : Reaksi Reduksi Oksidasi
Pertemuan Ke- :2
Alokasi Waktu : (2 x 30) menit

B. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin ahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan pradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada idang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
131

C. Kompetensi Dasar dan indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi 3.9.5 Mengidentifikasi zat yang bersifat
dan oksidasi menggunakan reduktor atau oksidator pada
konsep bilangan oksidasi unsur. suatu reaksi redoks.
4.9 Menganalisis beberapa reaksi 4.9.2 Menganalisis zat yang bersifat
berdasarkan perubahan bilangan reduktor atau oksidator pada
oksidasi yang diperoleh dari data contoh hasil percobaan.
hasil percobaan dan atau melalui
percobaan.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Jika diberikan contoh persamaan reaksi redoks, peserta didik dapat
mengidentifikasi zat yang bersifat reduktor atau oksidator pada suatu reaksi
redoks dengan benar.
2. Jika diberikan kesempatan mengolah data, peserta didik dapat menganalisis
zat yang bersifat reduktor atau oksidator pada contoh hasil percobaan dengan
benar.

E. Materi Pembelajaran
a. Oksidator
Zat pengoksidasi, dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai oksidator,
memiliki 2 makna.
1) Pengertian pertama, oksidator adalah spesies kimia yang
menghilangkan elektron dari spesies lainnya. Ini adalah salah satu komponen
dalam reaksi oksidasi-reduksi (redoks).
2) Pengertian lainnya, oksidator adalah spesies kimia yang memindahkan atom
elektronegatif, biasanya oksigen, ke dalam substrat. Pembakaran, ledakan
pada umumnya, dan reaksi redoks organik melibatkan reaksi perpindahan
atom.
b. Reduktor
Suatu zat pereduksi (disebut juga reduktor) adalah unsur atau senyawa yang
kehilangan (atau “mendonasikan”) elektron kepada spesies kimia lainnya dalam
132

suatu reaksi kimia redoks. Karena zat pereduksi kehilangan elektron, maka
dikatana ia mengalami oksidasi.
Contoh :
Oksidasi

Fe(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2(g)

Reduksi

Fe bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan HCl sebagai pengoksidasi


(oksidator). Sedangkan FeCl2 merupakan hasil oksidasi dan gas H 2 merupakan
hasil reduksi. Atom Cl dalam hal ini tidak mengalami oksidasi maupun reduksi.

c. Perbedaan oksidator dan reduktor


Oksidator atau zat pengoksidasi merupakan zat yang mengalami reduksi. Zat
ini menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Contoh zat pengoksidasi termasuk
halogen, natrium nitrat, dan asam nitrat.
Reduktor atau zat pereduksi merupakan zat yang mengalami oksidasi. Zat ini
menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Contoh-contoh zat pereduksi termasuk
alkali tanah, asam format, dan senyawa sulfit

F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : TPACK (technologi, pedagogical, and content
knowledge).
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning.
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, praktikum dan penugasan.

G. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media Pembelajaran
a. Aplikasi Google Classroom
b. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
2. Alat/Bahan Pembelajaran
a. Smartphone
133

b. Laptop
c. Papan Tulis
d. Spidol
3. Sumber Belajar
a. Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas X: Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik. 5 menit
2. Guru menanyakan kabar peserta didik.
3. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
5. Guru menyampaikan apersepsi kepada peserta didik dengan
memberikan pertanyaan :
“Apakah ada yang masih ingat materi pelajaran kita pertemuan
yang lalu mengenai konsep redoks ?”
Jawaban yang diharapkan muncul :
“Konsep reaksi redoks dapat ditinjau berdasarkan pengikatan
dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, dan
peningkatan dan penurunan biloksnya. Serta menentukan biloks
setiap unsur pada suatu senyawa”.
6. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari yaitu :
a. Pengoksidasi dan pereduksi.
7. Guru menyampaikan tujuan dari materi yang akan dipelajari.
1. Jika diberikan contoh persamaan reaksi redoks, peserta didik
dapat mengidentifikasi zat yang bersifat reduktor atau
oksidator pada suatu reaksi redoks dengan benar.
2. Jika diberikan kesempatan mengolah data, peserta didik
dapat menganalisis zat yang bersifat reduktor atau oksidator
dan reaksi autoredoks pada contoh hasil percobaan dengan
benar.
8. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan
memberitahukan manfaat dan pentingnya mempelajari konsep
redoks.
134

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
“Setelah adik-adik mempelajari materi pengoksidasi dan
pereduksi, adik-adik akan mengetahui sifat-sifat tersebut ketika
menemukan peristiwa yang mengalami reaksi redoks
dikehidupan sekitar”
9. Guru menyampaikan model dan metode pembelajaran yang akan
dilakukan.
“Seperti pertemuan lalu, kita akan menggunakan model
Discovery Learning dengan bantuan media aplikasi Google
Classroom”.
10. Guru membagi kelompok secara acak dengan beranggotakan 5
orang.
11. Guru membagikan LKPD-02 : Reduktor dan Oksidator kepada
tiap kelompok.
Kegiatan Inti
Stimulation (Pemberian Rangsangan) 50 menit
1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati stimulus pada
Google Classroom. Mengenai reaksi yang terjadi antara vixal,
kaporit, dan KOH yang dicampur dan menghasilkan gelembung.

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
MjY5NjM5MzY2MjE1/details

Problem Statement (Identifikasi Masalah)


2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah atau menuliskan pertanyaan yang
berkaitan dengan stimulus yang diberikan.
Pertanyaan yang diharapkan muncul :
“Mengapa reaksi antara vixal, kaporit, dan KOH bisa
menghasilkan gelembung?”
Jawaban yang diharapkan muncul :
“Karena, pada vixal mengandung HCl yang merupakan gas.
Yang apabila direaksikan dengan kaporit akan menghasilkan
gas Cl2 yang ditandai adanya gelembung. Gas Cl2 yang
mengalir pada larutan KOH akan menhasilkan KCl, KClO dan
135

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
H2O. Dimana, Cl2 dari vixal akan mengalami reduksi menjadi
KCl dari (0) menjadi (-1). Selain menjadi reduksi, juga
mengalami oksidasi pada KClO dari (0) menjadi (+1)”

Data Collection (Pengumpulan Data)


3. Guru mengarahkan peserta didik untuk mencari dan membaca
literatur terkait dengan materi yang diajarkan melalui sumber
yang relevan baik melalui materi yang dikirimkan guru pada
google classroom maupun melalui buku teks, jurnal, maupun
artikel-artikel yang terpercaya.

Data Processing (Pengolahan Data)


4. Guru mengarahkan peserta didik bersama dengan teman
kelompoknya untuk mendiskusikan informasi yang telah
diperoleh dari pengumpulan data.

Verification (Pembuktian)
5. Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk membacakan
hasil diskusinya.
6. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi presentasi yang dilakukan.
7. Guru menambahkan dan meluruskan konsep yang telah dimiliki
peserta didik.

Generalization (Menarik Kesimpulan)


8. Guru mengarahkan peserta didik untuk menuliskan
kesimpulannya masing-masing sesuai hasil belajarnya dan sesuai
kalimatnya sendiri pada kolom komentar pada google classroom.
Kegiatan Akhir
1. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload kesimpulan 5 menit
yang telah dituliskan melalui google classroom.
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload LKPD yang
telah diisi melalui google classroom.
3. Guru memberikan peserta didik evaluasi pembelajaran melalui
google classroom.
4. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload hasil
evaluasi pembelajaran melalui google classroom.
5. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
“Alhamdulillah adik-adik, meskipun penyakit Covid-19 masih
136

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
marak disekitar kita, tetapi semangat belajar dari adik-adik
tidak pudar. Dan kegiatan pembelajaran hari ini berjalan
dengan lancar. Dilihat dari adik-adik yang telah aktif dalam
proses pembelajaran ini dan tetap dipertahankan keaktifannya”.
6. Guru memberikan informasi untuk pertemuan berikutnya :
“Pertemuan berikutnya kita akan mempelajari Tata Nama
Senyawa”.
7. Guru menutup pembelajaran dan meminta peserta didik
mengucapkan hamdalah.
8. Guru mengucapkan salam.

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Instrumen Tes
Jenis Instrumen
Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
Penilaian
Tes tertulis Pillihan ganda Soal pilihan ganda

Pilihan Ganda :
1. Perhatikan reaksi berikut :
2Ag+(aq) + Zn(s) → 2Ag(s) + Zn2+(aq)
Berdasarkan reaksi di atas, pernyataan yang benar adalah....
A. Zn sebagai oksidator dan Ag reduktor
B. Zn Sebagai oksidator dan Ag+ reduktor \
C. n Sebagai reduktor dan Ag oksidator
D. Zn sebagai reduktor dan Ag+ oksidator
E. Zn2+ sebagai reduktor dan Ag+ oksidator
2. Analisis perubahan bilangan oksidasi pada reaksi berikut:
MnO2(aq)+2H2SO4(aq)+2NaCl(aq) → MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + Cl2(l)
Yang bertindak sebagai reduktor pada reaksi di atas adalah.....
A. MnO2
B. H2SO4
C. NaCl
D. MnSO4
E. Na2SO4
137

3. Jika logam besi dibiarkan di udara, maka dapat terjadi reaksi:


4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
Dalam hal ini, unsur besi merupakan.....
A. Zat yang teroksidasi
B. Zat hasil reduksi
C. Zat hasil oksidasi
D. Zat yang mengalami reduksi
E. Zat yang tereduksi
4. Diantara spesi yang dicetak miring di bawah ini, yang merupakan oksidator
adalah ….
A. Fe(s) + 2H+(aq) → Fe2+(aq) + H2(g)
B. 2I-(aq) + Cl2(aq) → I2(aq) + 2Cl-(aq)
C. Sn2+(aq) + 2Fe3+(aq) → Sn4+(aq) + 2Fe2+(aq)
D. 5I(-(aq) + IO3-(aq) → 3I2(aq) + 3H2O(l)
E. 2Ag+(aq) + Cu(s) → 2Ag(s) + Cu2+(aq)
5. Pada reaksi redoks :
MnO2 + 4HCl → MnCl + 2H2O + 2Cl2
Bilangan oksidasi Mn mengalami perubahan dari ....
A. +4 menjadi +2
B. +4 menjadi +1
C. +2 menjadi +4
D. +2 menjadi +1
E. +2 menjadi +4
6. Dalam reaksi :
I2 + 6OH- → IO3- + 3H2O
Bilangan oksidasi I berubah dari ...
A. 0 menjadi +5 dan -1
B. 0 menjadi +4 dan -1
C. 0 menjadi +3 dan -1
D. +1 menjadi -5 dan -1
E. -1 menjadi +5 dan +1
138

7. Pada persamaan KClO3 terjadi reaksi :


2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
Peristiwa oksidasi terjadi pada ...
A. Atom Cl pada KClO3 menjadi KCl
B. Atom K pada KClO3 menjadi KCl
C. Atom O pada KClO3 menjadi KCl
D. Atom O pada KClO3 menjadi O2
E. Atom Cl pada KCl menjadi KClO3
8. Reaski yang menunjukkan reduksi atom S adalah ....
A. 2S + 3O2 → 2SO3
1
B. H2S + O → SO2 + H2O
2 2
C. 3SO32- + 2NO3- + 2H+ → 3SO42- + 2NO + H2O
D. 2S2O32- + I2 → S4O62- + 2I-
E. SO2 + 2H2 → S + 2H2O
9. Dalam reaksi :
2KClO3(s) + 3S(s) → 3SO2(g)
Yang bertindak sebagai oksidator adalah ...
A. KClO3
B. S
C. KCl dan SO2
D. KCl
E. SO2
10. Oksidator dan reduktor pada reaksi redoks :
Cr2O72-+ 6Fe2+ + 14H+ → 2Cr3++ + 6Fe3+ + 7H2O
Adalah ...
A. Cr2O72- dan Fe2+
B. Fe2+ dan Fe3+
C. Cr2O72- dan Cr3+
D. Fe2+ dan Cr3+
E. Fe2+ dan Cr2O72-
139

2. Pedoman Penskoran
No. Jawaban Keterangan Skor
1. D Zn sebagai reduktor dan Ag+ oksidator 1
2. C NaCl 1
3. A Zat yang teroksidasi 1
4. E 2Ag+(aq) + Cu(s) → 2Ag(s) + Cu2+(aq) 1
5. A +4 menjadi +2 1
6. A 0 menjadi +5 dan -1 1
7. D Atom O pada KClO3 menjadi O2 1
8. E SO2 + 2H2 → S + 2H2O 1
9. A KClO3 1
10. A Cr2O72- dan Fe2+ 1
Skor Penilaian 10

Persamaan mengkonversi skor ke nilai :


skor yang diperoleh
Nilai =
jumlah skor
x 100%

Kriteria penilaian :
A = 85 – 100 = Baik sekali
B = 70 – 84 = Baik
C = 60 – 69 = Cukup
D = <60 = Kurang

Maros, 2021
Guru Mata Pelajaran Kimia Mahasiswa

Suriani, S.Pd Asma Thushaliha


NIP. NIM. 1713040019
140

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : MA DDI Cambalagi Maros


Kelas/semester : X/II
Mata Pelajaran : Kimia
Materi pokok : Reaksi Reduksi Oksidasi
Pertemuan Ke- :3
Alokasi Waktu : (2 x 30) menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin ahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan pradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada idang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
141

B. Kompetensi Dasar dan indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Mengidentifikasi reaksi reduksi 3.9.1 Menuliskan tata nama senyawa
dan oksidasi menggunakan menurut IUPAC.
konsep bilangan oksidasi unsur. 3.9.2 Menuliskan tata nama senyawa
berdasarkan bilangan oksidasi.
4.1 Menganalisis beberapa reaksi 4.9.1 Menentukan tata nama senyawa
berdasarkan perubahan bilangan suatu reaksi redoks yang
oksidasi yang diperoleh dari data diperoleh dari data hasil
percobaan.
hasil percobaan dan atau melalui
percobaan.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Jika diberikan contoh senyawa, peserta didik dapat menuliskan tata nama
senyawa menurut IUPAC.
2. Jika diberikan contoh senyawa, peserta didik dapat menuliskan tata nama
senyawa berdasarkan bilangan oksidasi.
3. Jika diberikan contoh hasil percobaan, peserta didik dapat menentukan tata
nama senyawa sutau reaksi redoks.

D. Materi Pembelajaran
a. Tata nama senyawa ionik
Senyawa ionik terdiri dari kation anion. Kation umumnya adalah suatu ion
logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom.
3) Penulisan senyawa ion biner
Senyawa biner artinya senyawa yang terdiri dari dua atom yakni atom logam
(kation) dan nonlogam (anion). Aturan penulisan senyawa ion biner adalah
sebagai berikut:
a. Unsur pertama dituliskan sesuai dengan nama unsur tersebut.
b. Unsur kedua dituliskan sesuai dengan nama unsur tersebut ditambahkan
dengan akhiran –ida.
142

Contoh penamaan senyawa ion biner :


Rumus Molekul Nama Senyawa
NaBr Natrium bromida
KI Kalium iodida
KF Kalium fluorida
CaCl2 Kalsium klorida
MgBr2 Magnesium bromida
c. Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi (pada
logam golongan B), maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan
menuliskan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda kurung dengan
angka Romawi di belakang nama unsur logam tersebut.
Contoh penamaan bilangan oksidasi lebih dari satu :
Rumus Molekul Nama Senyawa
FeCl2 Besi (II) klorida
FeCl3 Besi (III) klorida
SnO Seng (II) oksida
SnO2 Seng (IV) oksida

4) Penulisan senyawa poliatom


Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal yang disebut monoatom dan ion
yang tersusun dari beberapa unsur yang disebut poliatom. Aturan penamaan
senyawa ion poliatom yakni dengan menuliskan nama kation diikuti dengan
nama anion.
Contoh penamaan senyawa ion poliatom :
Rumus Nama Rumus Nama Rumus Nama
CH3COO- Asetat ClO- Hipoklorit BrO- Bromit
OH- Hidroksida ClO2- Klorit BrO3 -
Bromat
CN -
Sianida ClO3- Klorat PO3 3-
Fosfit
MnO22- Permanganat ClO4- Perklorat PO43- Fosfat
MnO4 2-
Manganat SO32- Sulfit AsO32- Arsenit
CO32- Karbonat SO42- Sulfat AsO42- Arsenat
S2O32- Tiosulfat CrO42- Kromat SbO33- Antimonit
NO2 -
Nitrit Cr2O72- Dikromat SbO43- Antimonat
NO3- Nitrat C2O42- Oksalat NH4+ Amonium
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama
senyawa ion poliatomik.
d) Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali ion amonium (NH4+).
143

e) Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen, kecuali CN – dan


NH4+. Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran -it, dan
untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi akhiran -at.
Contoh :
SO32– diberi nama sulfit sedangkan SO42- diberi nama sulfat.
f) Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu, apabila suatu senyawa
belum netral, ion-ion yang berbeda muatannya harus disamakan terlebih
dahulu dengan menambahkan angka indeks. 
Contoh :
(1) Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan 2+ sedangkan
NO3 bermuatan –1, untuk membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2.
(2) Ion Ca2+ dan ion PO43-. Oleh karena Ca bermuatan +2
dan PO4 bermuatan -3, untuk membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka senyawanya menjadi
Ca3(PO4)2.

b. Tata nama asam dan basa


1) Tata nama asam
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang ketika dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan ion H+. Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali asam
organik dan air. Tata nama asam dituliskan dengan menggunakan awalan kata
asam diikuti dengan nama ion negatif (anion).
Contoh penamaan asam :
Rumus Molekul Nama Senyawa
HF Asam fluorida
HCl Asam klorida
HBr Asam bromida
HI Asam iodida
H2SO4 Asam sulfat
HClO Asam hipoklorit
HClO2 Asam klorit
HClO3 Asam klorat
HClO4 Asam perklorat
144

Rumus Molekul Nama Senyawa


HNO3 Asam nitrat
H2C2O4 Asam oksalat
H3PO3 Asam fosfit
H3PO4 Asam fosfat
H2CO3 Asam karbonat
CH3COOH Asam asetat

2) Tata nama basa


Menurut Arhenius, basa adalah zat yang ketika dilarutkan dalam air akan
memghasilkan ion OH-.aturan penulisan basa yakni dengan menuliskan nama
kation diikuti dengan kata hidroksida.
Contoh penamaan basa :
Rumus Molekul Nama Senyawa
LiOH Litium hirdoksida
KOH Kalium hidroksida
Mg(OH)2 Magnesium hidroksida
Ca(OH)2 Kalsium hidroksida
Fe(OH)2 Besi (III) hidroksida
Cu(OH)2 Tembaga (II) hidroksida

c. Tata nama senyawa kovalen


Aturan penulisan senyawa kovalen adalah sebagai berikut:
3) Untuk senyawa yang terdiri dari dua non logam, penulisan diawali dengan
non logam pertama diikuti dengan non logam kedua dengan ditambahkan
akhiran –ida.
Contoh penamaan senyawa kovalen yang terdiri dari atom non logam :
Rumus Molekul Nama Senyawa
HCl Hidrogen klorida
ClF Klorin fluorida
HBr Hidrogen bromida
IBr Iodin brimida
145

4) Jika 2 jenis nonlogam dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa,
maka digunakan awalan Yunani. Indeks 1 (mono) tidak perlu disebutkan
kecuali untuk karbon monoksida.
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 =hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Contoh penamaan senyawa kovalen :
Rumus Molekul Nama Senyawa
CO Karbon monoksida
CO2 Karbon dioksida
NO Nitrogen oksida
N2O Dinitrogen oksida
N2O3 Dinitrogen trioksida
N2O5 Dinitrogen pentaoksida
CS2 Karbon disulfida
CCl4 Karbon tetraklorida
P2O5 Difosfor pentaoksida

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : TPACK (technologi, pedagogical, and content
knowledge).
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning.
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, dan penugasan.

F. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media Pembelajaran
a. Aplikasi Google Classroom
b. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)
2. Alat/Bahan Pembelajaran
a. Smartphone
146

b. Laptop
c. Papan Tulis
d. Spidol
3. Sumber Belajar
a. Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas X: Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 2004. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru memberikan salam kepada peserta didik. 5 menit
2. Guru menanyakan kabar peserta didik.
3. Guru mengarahkan peserta didik untuk berdoa sebelum
pembelajaran dimulai.
4. Guru memeriksa kehadiran peserta didik.
5. Guru menyampaikan apersepsi kepada peserta didik dengan
memberikan pertanyaan :
“Apakah ada yang masih ingat materi pelajaran kita pertemuan
yang lalu mengenai reduktor, oksidator, dan reaksi
autoredoks ?”
Jawaban yang diharapkan muncul :
“Reduktor adalah zat pereduksi, oksidator adalah zat
pengoksidasi, dan autoredoks adalah reaksi redoks yang
mengalami oksidator dan reduktor pada zat yang sama”.
6. Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari yaitu :
“Tata Nama Senyawa”
7. Guru menyampaikan tujuan dari materi yang akan dipelajari.
1. Jika diberikan contoh senyawa, peserta didik dapat
menuliskan tata nama senyawa menurut IUPAC.
2. Jika diberikan contoh senyawa, peserta didik dapat
menuliskan tata nama senyawa berdasarkan bilangan
oksidasi.
3. Jika diberikan contoh hasil percobaan, peserta didik dapat
menentukan tata nama senyawa sutau reaksi redoks.
8. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan
memberitahukan manfaat dan pentingnya mempelajari konsep
redoks.
147

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
“Setelah adik-adik mempelajari materi tata nama senyawa,
maka adik-adik dapat mengetahui nama-nama senyawa kimia
yang ada disekitarkita”
9. Guru menyampaikan model dan metode pembelajaran yang akan
dilakukan.
“Seperti pertemuan lalu, kita akan menggunakan model
Discovery Learning dengan bantuan media aplikasi Google
Classroom”.
10. Guru membagi kelompok secara acak dengan beranggotakan 5
orang.
11. Guru membagikan LKPD-03 : Tata Nama Senyawa kepada tiap
kelompok.
Kegiatan Inti
Stimulation (Pemberian Rangsangan) 50 menit
1. Guru meminta peserta didik untuk mengamati stimulus pada
Google Classroom. Mengenai tata nama senyawa pada suatu
senyawa kimia.

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
MjY5NjUzMzEzNTA3/details

Problem Statement (Identifikasi Masalah)


2. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah atau menuliskan pertanyaan yang
berkaitan dengan stimulus yang diberikan.
Pertanyaan yang diharapkan muncul :
a. Mengapa perlu dilakukan penamaan pada senyawa kimia?
b. Mengapa pada senyawa NO2- memiliki nama nitrit,
sedangkan pada senyawa NO3- memiliki nama nitrat ?
c. Mengapa pada senyawa SnO memiliki nama Timah (II)
oksida, sedangkan pada senyawa SnO2 memiliki nama Timah
(IV) oksida ?
Jawaban yang diharapkan muncul :
a. Agar kita dapat mengetahui dan mengenali nama-nama
senyawa kimia.
148

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
b. Karena keduanya merupakan senyawa ion poliatom yang
mengandung oksigen, jadi penamaannya dilihat jumlah
oksigennya. Yang lebih banyak mengandung oksigen diberi
akhiran –at, sedangkan yang mengandung lebih sedikit
oksigen diberi akhiran –it.
c. Meskipun keduanya memiliki unsur Sn yang sama, namun
keduanya memiliki bilangan biloks yang berbeda. Sehingga
ini mempengaruhi penamaan senyawanya. Pada SnO
dinamakan Timah (II) oksida karena Sn memiliki biloks =
+2. Sedangkan, pada SnO2 dinamakan Timah (IV) oksida
karena Sn memiliki biloks = +4.

Data Collection (Pengumpulan Data)


9. Guru mengarahkan peserta didik untuk mencari dan membaca
literatur terkait dengan materi yang diajarkan melalui sumber
yang relevan baik melalui materi yang dikirimkan guru pada
google classroom maupun melalui buku teks, jurnal, maupun
artikel-artikel yang terpercaya.

Data Processing (Pengolahan Data)


3. Guru mengarahkan peserta didik bersama dengan teman
kelompoknya untuk mendiskusikan informasi yang telah
diperoleh dari pengumpulan data.

Verification (Pembuktian)
4. Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk membacakan
hasil diskusinya.
5. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
menanggapi presentasi yang dilakukan.
6. Guru menambahkan dan meluruskan konsep yang telah dimiliki
peserta didik.

Generalization (Menarik Kesimpulan)


7. Guru mengarahkan peserta didik untuk menuliskan
kesimpulannya masing-masing sesuai hasil belajarnya dan sesuai
kalimatnya sendiri pada kolom komentar pada google classroom.
Kegiatan Akhir
1. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload kesimpulan 5 menit
yang telah dituliskan melalui google classroom.
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload LKPD yang
149

Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
telah diisi melalui google classroom.
3. Guru memberikan peserta didik evaluasi pembelajaran melalui
google classroom.
4. Guru mengarahkan peserta didik untuk mengupload hasil
evaluasi pembelajaran melalui google classroom.
5. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan.
“Alhamdulillah adik-adik, meskipun penyakit Covid-19 masih
marak disekitar kita, tetapi semangat belajar dari adik-adik
tidak pudar. Dan kegiatan pembelajaran hari ini berjalan
dengan lancar. Dilihat dari adik-adik yang telah aktif dalam
proses pembelajaran ini dan tetap dipertahankan keaktifannya”.
6. Guru memberikan informasi untuk pertemuan berikutnya :
“Pertemuan berikutnya kita akan melaksanakan ulangan harian
terkait materi reaksi redoks yang telah kita pelajari”.
7. Guru menutup pembelajaran dan meminta peserta didik
mengucapkan hamdalah.
8. Guru mengucapkan salam.

H. Penilaian Hasil Belajar


1. Instrumen Tes
Jenis Instrumen
Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
Penilaian
Tes tertulis Uraian Soal Uraian

Uraian :
a. Tuliskan nama senyawa-senyawa berikut !
a. KCl
b. MgO
c. Al(OH)3
d. FeCl2
e. HBr
f. H2SO4
g. HClO3
h. C2H2O4
i. KOH
150

j. NaOH
b. Tuliskan rumus senyawa yang memiliki nama berikut !
a. Natrium klorida
b. Hidrogen sulfida
c. Besi (III) klorida
d. Tembaga (II) oksida
e. Asam nitrat
f. Asam klorida
g. Asam fosfat
h. Asam perklorat
i. Magnesium hidroksida
j. Besi (II) hidroksida

2. Pedoman Penskoran
No. Jawaban Soal Uraian Skor
1 a. KCl = Kalium klorida 5
b. MgO = Magnesium oksida
c. Al(OH)3 = Aluminium hidroksida
d. FeCl2 = Besi (II) klorida
e. HBr = Asam bromida
f. H2SO4 = Asam sulfat
g. HClO3 = Asam klorat
h. C2H2O4 = Asam oksalat
i. KOH = Kalium hidroksida
j. NaOH = Natrium hidroksida
2. a. Natrium klorida = NaCl 5
b. Hidrogen sulfida = H2S
c. Besi (III) klorida = FeCl3
d. Tembaga (II) oksida = CuO
e. Asam nitat = HNO3
f. Asam klorida = HCl
g. Asam fosfat = H3PO4
h. Asam perklorat = HClO4
i. Magnesium hidroksida = Mg(OH)2
j. Besi (II) hidroksida = Fe(OH)2
Skor Penilaian 10
151

Persamaan mengkonversi skor ke nilai :


skor yang diperoleh
Nilai =
jumlah skor
x 100%

Kriteria penilaian :
A = 85 – 100 = Baik sekali
B = 70 – 84 = Baik
C = 60 – 69 = Cukup
D = <60 = Kurang

Maros, 2021
Guru Mata Pelajaran Kimia Mahasiswa

Suriani, S.Pd Asma Thushaliha


NIP. NIM. 1713040019
152

LAMPIRAN B.2 : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


153

A. Kompetensi Dasar
1.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep bilangan
oksidasi unsur.
4.9 Menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang
diperoleh dari data hasil percobaan dan atau melalui percobaan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.1 Menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari pengikatan dan
pelepasan oksigen
3.1.2 Menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari pelepasan dan
penerimaan elektron.
3.1.3 Menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
3.1.4 Memahami penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
4.9.1 Menganalisis reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada contoh data hasil
percobaan.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari pengikatan dan
pelepasan oksigen.
2. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari pelepasan dan
penerimaan elektron.
3. Jika diberikan kesempatan mencari literatur, peserta didik mampu
menjelaskan pengertian reduksi dan oksidasi ditinjau dari peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
4. Jika diberikan contoh senyawa atau ion, peserta didik mampu memahami
penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion dengan benar.
154

5. Jika diberikan contoh data hasil percobaan, peserta didik mampu


menganalisis reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada reaksi redoks.

D. Materi Pembelajaran
1. Reaksi Reduksi Oksidasi
Reaksi oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat,
contohnya :
C(s) + O2(g) → CO2(g)
1
H2(g) + O2(g) → H2O(l)
2
Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat,
contohnya :
1
HgO(s) → Hg(l) + O
2 2(g)
FeO(s) → Fe(s) + CO2(g)
Konsep reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen ternyata kurang universal (luas) karena reaksi kimia tidak hanya
melibatkan oksigen saja. Namun, juga menggunakan konsep transfer elektron.
Dimana, oksidasi adalah pelepasan elektron. Sedangkan, reduksi adalah reaksi
pengikatan elektron. Dengan menggunakan konsep tersebut, maka dapat
dijelaskan terjadinya reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada reaksi antara gas
klorin dengan logam natrium sebagai berikut.
1
Na(s) + Cl → NaCl(s)
2 2(g)
Dalam reaksi tersebut, terdapat dua peristiwa yaitu :
Na(s) → Na+(s) + e- .........(oksidasi)
1
Cl2(g) + e- → Cl-(s) .........(reduksi)
2
Berdasarkan konsep ini, dapat ditunjukkan bahwa peristiwa reaksi oksidasi dan
reduksi berlangsung secara bersamaan.
Reaksi transfer elektron terjadi pada senyawa-senyawa yang berikatan ion.
Ion positif terbentuk karena suatu atom melepaskan elektronnya dan ion negatif
terbentuk karena suatu atom mengikat elektron. Oleh karena itu, konsep reaksi
155

redoks yang didasarkan pada transfer (perpindahan) elektron cukup memuaskan


untuk menjelaskan reaksi-reaksi pembentukan senyawa ion.

2. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur merupakan bilangan
bulat positif atau negative yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk
senyawa. Bilangan oksidasi unsur ditentukan dengan memperhatikan ikatan dan
struktur ikatan dan struktur zat. Bilangan oksidasi pada senyawa ion merupakan
muatan rill dari ion- ion dalam senyawa tersebut. Aturan Bilangan Oksidasi
(Biloks) Berikut aturan standar yang belaku dalam penentuan bilangan oksidasi:
a. Biloks Unsur Bebas adalah = 0 Contoh: biloks Na, Al, H 2, P4, O2, Cl2, Br2
adalah = 0.
b. Biloks Ion Unsur = Muatan Ion Contoh: biloks Na + adalah = +1, biloks Al3+
adalah = +3, biloks Cl– adalah = -1.
c. Biloks Logam Gol IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr) dalam Senyawa = +1 Contoh:
biloks K dalam senyawa KCl adalah = +1.
d. Biloks Logam Gol IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Ra) dalam Senyawa adalah = +2
Contoh: biloks Ba dalam senyawa Ba(OH)2 adalah = +2.
e. Biloks Logam Gol IIIA (Al, Ga, In, Tl) dalam Senyawa adalah = +3 Contoh:
Biloks Al dalam senyawa Al2(SO4)3 adalah = +3.
f. Biloks Unsur Gol VIIA (F, Cl, Br, I, At) dalam Senyawa Biner (terdiri 2 jenis
unsur) adalah = -1 Contoh: biloks Cl dalam senyawa AlCl3 adalah = -1.
g. Biloks Unsur H bila Berikatan dengan Non-Logam adalah = +1 tetapi bila H
berikatan dengan Logam Biloks H = -1 Contoh: biloks H dalam senyawa
HNO3 adalah = +1. Biloks H dalam senyawa AlH3 adalah = -1.
h. Biloks O bila dalam Senyawa Non-Peroksida adalah = -2 tetapi bila dalam
Senyawa Peroksida; Biloks O = -1 Contoh: biloks O dalam senyawa H2O
adalah = -2. Biloks O dalam senyawa H2O2, dan BaO2 adalah = -1.
156

i. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Senyawa = 0 Contoh: Jumlah


biloks Na dan Cl adalah = 0 karena biloks Na = +1 sedangkan biloks Cl = -1
(jika dijumlah maka +1 plus -1 = 0).
j. Jumlah Biloks Unsur-Unsur yang Membentuk Ion = Muatan Ion Contoh:
Jumlah biloks S dan O pada ion SO 42- adalah = -2 (biloks S = +6, biloks O =
-2 dikali 4 atom).

Stimulation

Silahkan perhatikan secara seksama video yang terdapat pada google


classroom.
a. Perkaratan Besi.

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
MjY5NjQwNzE4MjU3/details
b. Proses pembakaran

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
Mjc2MzU0MTIzODM5/details

c. Proses fotosintesis

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
MjY5NjQwNzE4MzQ0/detais
157

Problem Statement

Identifikasikan masalah-masalah pada stimulus yang telah diberikan. Kemudian,


rumuskan beberapa pertanyaa terkait dengan tujuan pembelajaran ! Serta
rumuskan hipotesisnya !.

 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................

Data Collection

Kumpulkan data-data yang relevan dari pertanyaan yang kalian tuliskan melalui
buku paket atau referensi lain !

 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
158

Data Processing

Jawablah pertanyaan yang telah dirumuskan berdasarkan data-data yang


dikumpulkan !

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Verification

Diskusikan dengan kelompok kaliang masing-masing mengenai hasil pengolahan


data dan buktikan apakah sesuai dengan hipotesis atau tidak !

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
159

Generalization

Buatlah kesimpulan terkait dengan hasil diskusi kalian !

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Maros, 2021
Mahasiswa Penelitian

Asma Thushaliha
Nim. 1713040019
160

PENGOKSIDASI DAN
PEREDUKSI
161

A. Kompetensi Dasar
3.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep bilangan
oksidasi unsur.
4.9 Menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang
diperoleh dari data hasil percobaan dan atau melalui percobaan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.5 Mengidentifikasi zat yang bersifat reduktor atau oksidator pada suatu reaksi
redoks.
4.9.2 Menganalisis zat yang bersifat reduktor dan oksidator pada contoh hasil
percobaan.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Jika diberikan contoh persamaan reaksi redoks, peserta didik dapat
mengidentifikasi zat yang bersifat reduktor atau oksidator pada suatu reaksi
redoks dengan benar.
2. Jika diberikan kesempatan mengolah data, peserta didik dapat menganalisis
zat yang bersifat reduktor atau oksidator pada contoh hasil percobaan dengan
benar.

D. Materi Pembelajaran
1. Oksidator
Zat pengoksidasi, dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai oksidator,
memiliki 2 makna.
a) Pengertian pertama, oksidator adalah spesies kimia yang
menghilangkan elektron dari spesies lainnya. Ini adalah salah satu komponen
dalam reaksi oksidasi-reduksi (redoks).
b) Pengertian lainnya, oksidator adalah spesies kimia yang memindahkan atom
elektronegatif, biasanya oksigen, ke dalam substrat. Pembakaran, ledakan
pada umumnya, dan reaksi redoks organik melibatkan reaksi perpindahan
atom.
162

2. Reduktor
Suatu zat pereduksi (disebut juga reduktor) adalah unsur atau senyawa yang
kehilangan (atau “mendonasikan”) elektron kepada spesies kimia lainnya dalam
suatu reaksi kimia redoks. Karena zat pereduksi kehilangan elektron, maka
dikatana ia mengalami oksidasi.
Contoh :
Oksidasi

Fe(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(aq) + H2(g)

Reduksi

Fe bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan HCl sebagai pengoksidasi


(oksidator). Sedangkan FeCl2 merupakan hasil oksidasi dan gas H 2 merupakan
hasil reduksi. Atom Cl dalam hal ini tidak mengalami oksidasi maupun reduksi.

b. Perbedaan oksidator dan reduktor


Oksidator atau zat pengoksidasi merupakan zat yang mengalami reduksi. Zat
ini menyebabkan zat lain mengalami oksidasi. Contoh zat pengoksidasi termasuk
halogen, natrium nitrat, dan asam nitrat.
Reduktor atau zat pereduksi merupakan zat yang mengalami oksidasi. Zat ini
menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Contoh-contoh zat pereduksi termasuk
alkali tanah, asam format, dan senyawa sulfit

Stimulation

Silahkan perhatikan secara seksama video yang terdapat pada google


classroom.
Reaksi yang terjadi antara vixal, kaporit, dan KOH yang dicampur dan
menghasilkan gelembung.

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
MjY5NjM5MzY2MjE1/details
163

Problem Statement

Identifikasikan masalah-masalah pada stimulus yang telah diberikan. Kemudian,


rumuskan beberapa pertanyaa terkait dengan tujuan pembelajaran ! serta
rumuskan hipotesisnya !.

 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................

Data Collection

Kumpulkan data-data yang relevan dari pertanyaan yang kalian tuliskan melalui
buku paket atau referensi lain !

 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
164

Data Processing

Jawablah pertanyaan yang telah dirumuskan berdasarkan data-data yang


dikumpulkan !

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Verification

Diskusikan dengan kelompok kaliang masing-masing mengenai hasil pengolahan


data dan buktikan apakah sesuai dengan hipotesis atau tidak !

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
165

Generalization

Buatlah kesimpulan terkait dengan hasil diskusi kalian !

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Maros, 2021
Mahasiswa Penelitian

Asma Thushaliha
Nim. 1713040019
166
167

A. Kompetensi Dasar
3.9 Mengidentifikasi reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan konsep bilangan
oksidasi unsur.
4.9 Menganalisis beberapa reaksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi yang
diperoleh dari data hasil percobaan dan atau melalui percobaan.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1.6 Menuliskan tata nama senyawa menurut IUPAC.
3.1.7 Menuliskan tata nama senyawa berdasarkan bilangan oksidasi.
4.9.3 Menentukan tata nama senyawa suatu reaksi redoks yang diperoleh dari data
hasil percobaan.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Jika diberikan contoh senyawa, peserta didik dapat menuliskan tata nama
senyawa menurut IUPAC.
2. Jika diberikan contoh senyawa, peserta didik dapat menuliskan tata nama
senyawa berdasarkan bilangan oksidasi.
3. Jika diberikan contoh hasil percobaan, peserta didik dapat menentukan tata
nama senyawa sutau reaksi redoks.

D. Materi Pembelajaran
a. Tata nama senyawa ionik
Senyawa ionik terdiri dari kation anion. Kation umumnya adalah suatu ion
logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom.
1) Penulisan senyawa ion biner
Senyawa biner artinya senyawa yang terdiri dari dua atom yakni atom logam
(kation) dan nonlogam (anion). Aturan penulisan senyawa ion biner adalah
sebagai berikut:
a. Unsur pertama dituliskan sesuai dengan nama unsur tersebut.
b. Unsur kedua dituliskan sesuai dengan nama unsur tersebut ditambahkan
dengan akhiran –ida.
168

Contoh penamaan senyawa ion biner :


Rumus Molekul Nama Senyawa
NaBr Natrium bromida
KI Kalium iodida
KF Kalium fluorida
CaCl2 Kalsium klorida
MgBr2 Magnesium bromida
c. Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi (pada
logam golongan B), maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan
menuliskan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda kurung dengan
angka Romawi di belakang nama unsur logam tersebut.
Contoh penamaan bilangan oksidasi lebih dari satu :
Rumus Molekul Nama Senyawa
FeCl2 Besi (II) klorida
FeCl3 Besi (III) klorida
SnO Seng (II) oksida
SnO2 Seng (IV) oksida

2) Penulisan senyawa poliatom


Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal yang disebut monoatom dan ion
yang tersusun dari beberapa unsur yang disebut poliatom. Aturan penamaan
senyawa ion poliatom yakni dengan menuliskan nama kation diikuti dengan
nama anion.
Contoh penamaan senyawa ion poliatom :
Rumus Nama Rumus Nama Rumus Nama
CH3COO- Asetat ClO- Hipoklorit BrO- Bromit
OH- Hidroksida ClO2- Klorit BrO3- Bromat
CN- Sianida ClO3- Klorat PO33- Fosfit
MnO22- Permanganat ClO4- Perklorat PO43- Fosfat
MnO42- Manganat SO32- Sulfit AsO32- Arsenit
CO32- Karbonat SO42- Sulfat AsO42- Arsenat
S2O32- Tiosulfat CrO42- Kromat SbO33- Antimonit
NO2- Nitrit Cr2O72- Dikromat SbO43- Antimonat
NO3- Nitrat C2O42- Oksalat NH4+ Amonium

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nama
senyawa ion poliatomik.
169

a) Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali ion amonium (NH4+).


b) Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen, kecuali CN – dan
NH4+. Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran -it, dan
untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi akhiran -at.
Contoh :
SO32– diberi nama sulfit sedangkan SO42- diberi nama sulfat.
c) Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu, apabila suatu senyawa
belum netral, ion-ion yang berbeda muatannya harus disamakan terlebih
dahulu dengan menambahkan angka indeks. 
Contoh :
(1) Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan 2+ sedangkan
NO3 bermuatan –1, untuk membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2.
(2) Ion Ca2+ dan ion PO43-. Oleh karena Ca bermuatan +2
dan PO4 bermuatan -3, untuk membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka senyawanya menjadi
Ca3(PO4)2.

b. Tata nama asam dan basa


1) Tata nama asam
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang ketika dilarutkan kedalam air akan
menghasilkan ion H+. Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali asam
organik dan air. Tata nama asam dituliskan dengan menggunakan awalan kata
asam diikuti dengan nama ion negatif (anion).
Contoh penamaan asam :
Rumus Molekul Nama Senyawa
HF Asam fluorida
HCl Asam klorida
HBr Asam bromida
HI Asam iodida
H2SO4 Asam sulfat
HClO Asam hipoklorit
HClO2 Asam klorit
170

Rumus Molekul Nama Senyawa


HClO3 Asam klorat
HClO4 Asam perklorat
HNO3 Asam nitrat
H2C2O4 Asam oksalat
H3PO3 Asam fosfit
H3PO4 Asam fosfat
H2CO3 Asam karbonat
CH3COOH Asam asetat

2) Tata nama basa


Menurut Arhenius, basa adalah zat yang ketika dilarutkan dalam air akan
memghasilkan ion OH-.aturan penulisan basa yakni dengan menuliskan nama
kation diikuti dengan kata hidroksida.
Contoh penamaan basa :
Rumus Molekul Nama Senyawa
LiOH Litium hirdoksida
KOH Kalium hidroksida
Mg(OH)2 Magnesium hidroksida
Ca(OH)2 Kalsium hidroksida
Fe(OH)2 Besi (III) hidroksida
Cu(OH)2 Tembaga (II) hidroksida

c. Tata nama senyawa kovalen


Aturan penulisan senyawa kovalen adalah sebagai berikut:
1) Untuk senyawa yang terdiri dari dua non logam, penulisan diawali dengan
non logam pertama diikuti dengan non logam kedua dengan ditambahkan
akhiran –ida.
Contoh penamaan senyawa kovalen yang terdiri dari atom non logam :
Rumus Molekul Nama Senyawa
HCl Hidrogen klorida
ClF Klorin fluorida
HBr Hidrogen bromida
IBr Iodin brimida
171

2) Jika 2 jenis nonlogam dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa,
maka digunakan awalan Yunani. Indeks 1 (mono) tidak perlu disebutkan
kecuali untuk karbon monoksida.
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 =hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Contoh penamaan senyawa kovalen :
Rumus Molekul Nama Senyawa
CO Karbon monoksida
CO2 Karbon dioksida
NO Nitrogen oksida
N2O Dinitrogen oksida
N2O3 Dinitrogen trioksida
N2O5 Dinitrogen pentaoksida
CS2 Karbon disulfida
CCl4 Karbon tetraklorida
P2O5 Difosfor pentaoksida

Stimulation

Silahkan perhatikan secara seksama video yang terdapat pada google


classroom.
Reaksi yang terjadi antara vixal, karbit, dan bayclin yang dicampur dan
menghasilkan nyala api dan ledakan.

https://classroom.google.com/c/NTQ0Njc0NzkyMDBa/p/
MjY5NjUzMzEzNTA3/details
172

Problem Statement

Identifikasikan masalah-masalah pada stimulus yang telah diberikan. Kemudian,


rumuskan beberapa pertanyaa terkait dengan tujuan pembelajaran ! serta
rumuskan hipotesisnya !.

 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................

Data Collection

Kumpulkan data-data yang relevan dari pertanyaan yang kalian tuliskan melalui
buku paket atau referensi lain !

 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
 ....................................................................................................................
....................................................................................................................
.................................................................................................................
173

Data Processing

Jawablah pertanyaan yang telah dirumuskan berdasarkan data-data yang


dikumpulkan !

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Verification

Diskusikan dengan kelompok kaliang masing-masing mengenai hasil pengolahan


data dan buktikan apakah sesuai dengan hipotesis atau tidak !

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
174

Generalization

Buatlah kesimpulan terkait dengan hasil diskusi kalian !

...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Maros, 2021
Mahasiswa Penelitian

Asma Thushaliha
Nim. 1713040019
175

LAMPIRAN B.3 : Kisi-Kisi Motivasi Belajar

KISI-KISI MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : MA DDI Cambalagi


Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Reaksi Redoks
Jumlah Soal : 20 butir soal

Pernyataan
Jenis Indikator Jumlah
Motivasi Positif Negatif Soal
Intrinsik 1. Adanya hasrat dan keinginan 1,2,4,5 6,7 5
berhasil.
2. Adanya dorongan dan 3 8 3
kebutuhan dalam belajar.
3. Adanya harapan dan cita-cita 9 10 2
masa depan.
Ekstrinsik 4. Adanya penghargaan dalam 11,16 12 3
belajar.
5. Adanya kegiatan yang menarik 17,18 14,19 4
dalam belajar.
6. Adanya lingkungan belajar 13 15,20 3
yang kondusif sehingga
memungkinkan peserta didik
dapat diajar dengan baik.
Jumlah 11 9 20
176

LAMPIRAN A.4 : Angket Motivasi Belajar

Lembar Angket Motivasi Belajar Peserta Didik


Siklus I dan Siklus II
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Petunjuk pengisian:
A. Pada angket ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dan pilihlah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihan anda.
B. Angket ini diberikan untuk mengetahui seberapa besar motivasi peserta didik
dalam belajar materi larutan penyangga. Hasil angket ini digunakan sebagai
pertimbangan untuk memperbaiki kualitas dan motivasi pembelajaran Kimipa
di sekolah. Oleh karena itu, isilah angket ini dengan jujur. Jawaban tidak akan
mempengaruhi nilai.
C. Berilah tanda cek (√) pada jawaban yang akan anda pilih: Keterangan pilihan
jawaban
SS : Jika kamu sangat setuju dengan pernyataan yang ada.
S : Jika kamu setuju dengan pernyataan yang ada.
R : Jika kamu ragu-ragu dengan pernyataan yang ada.
TS : Jika kamu tidak setuju dengan pernyataan yang ada.
STS : Jika kamu sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada.

NO. PERNYATAAN SS S R TS STS


1. Saya ingin belajar kimia dengan media
aplikasi google classroom pada model
Discovery Learning karena pengumpulan
tugasnya secara terpisah melalui google
classroom sehingga dapat dilihat kembali
diluar pembelajaran.
2. Saya mengulang pelajaran reaksi redoks
melalui aplikasi google classroom dalam
discovery learning pada tahap verification
sampai paham dan bertanya kepada guru.
3. Saya mengerjakan LKPD sesuai dengan
langkah pembelajaran discovery learning
dan menyelesaikannya tepat waktu dengan
mengumpulnya melalui google classroom.
4. Saya semangat mencari informasi pada
tahap data collection saat belajar dengan
media aplikasi google classroom pada
177

NO. PERNYATAAN SS S R TS STS


model discovery learning.
5. Saya tidak mudah putus asa saat
mengalami kesulitan jaringan untuk
mencari informasi dalam belajar
menggunakan google classroom pada
model discovery learning.
6. Saya tidak serius dalam belajar kimia
sehingga langkah pembelajaran discovery
learning tidak kondusif dan tugas lainnya
yang diberikan guru “terlambat” dikumpul
pada google classroom.
7. Jika pendapat saya jelek, saya mudah
menyerah dan malas untuk belajar pada
tahap generalization dengan media aplikasi
google classroom pada model discovery
learning.
8. Saya hanya mengandalkan materi yang
dikirim guru melalui google classroom
dalam model discovery learning dan malas
mencari informasi terkait materi reaksi
redoks dari berbagai sumber.

9. Saya tidak malu bertanya di kolom chat


aplikasi google classroom dalam model
discovery learning apabila ada yang
kurang saya pahami dalam penjelasan
guru.
10. Saya malu atau malas bertanya di kolom
chat aplikasi google classroom dalam
model dsicovery learning apabila ada yang
kurang saya pahami dalam penjelasan
guru.
11. Saya rajin mengerjakan tugas ketika
menggunakan aplikasi google classroom
dalam model discovery learning karena
guru akan memberikan pujian.
12. Saya malas menjawab pertanyaan guru
atau teman baik secara langsung maupun
melalui google classroom pada model
discovery learning serta menjawab tugas-
tugas yang diberikan karena saya tidak
suka dan takut salah menjawab dan diejek
teman jika salah.
178

NO. PERNYATAAN SS S R TS STS


13. Pembelajaran yang dilakukan dengan
media aplikasi google classroom pada
model discovery learning membuat saya
nyaman dalam belajar sehingga saya dapat
berkonsentrasi saat belajar kimia.
14. Pembelajaran yang dilakukan dengan
media aplikasi google classroom pada
model discovery learning membuat saya
kesulitan dalam belajar karena
penyampaian materi, pengerjaan tugas dan
pengumpulan tugas dilakukan terpisah
sehingga saya sulit berkonsentrasi saat
belajar kimia.
15. Saya merasa diskusi menggunakan media
google classroom pada model discovery
learning pada pembelajaran kimia banyak
menyita waktu dan materi reaksi redoks
yang diperoleh sangat sedikit.
16. Saya rajin belajar dengan media aplikasi
google classroom pada model discovery
learning agar saya mendapat nilai tertinggi
dalam pelajaran kimia sehingga saya
mendapat pujian.
17. Jika diskusi dengan menggunakan aplikasi
google classroom pada model discovery
learning sedang berlangsung dan pendapat
saya berbeda, maka saya akan
menanggapinya.
18. Saya berusaha untuk mempertahankan
pendapat saya saat diskusi dengan
menggunakan media aplikasi google
classroom pada model discovery learning
sedang berlangsung.
19. Saya merasa gugup ketika berpendapat
baik di depan teman dan guru ataupun
melalui aplikasi google classroom pada
model discovery learning.
20. Saya tertarik menyimak video
pembelajaran melalui aplikasi google
classroom dalam discovery learning.
Maros, 2021
Responden

(.................................................)
179

LAMPIRAN B.5 : KISI-KISI TES HASIL BELAJAR

KISI-KISI SOAL TES AKHIR SIKLUS I (SIKLUS PERTAMA)

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pelajaran : Reaksi Redoks
Bentuk Soal/Jumlah Soal : Uraian / 5 nomor

Aspek No. Jumlah


Kompetensi Dasar Indikator
Kognitif Item Soal
3.10 Mengidentifikasi 3.10.1 Menjelaskan C2 1.a 6
reaksi reduksi dan pengertian
oksidasi reduksi dan
menggunakan konsep oksidasi ditinjau
bilangan oksidasi dari pengikatan
unsur. dan pelepasan
oksigen
C2 1.b
3.10.2 Menjelaskan
pengertian
reduksi dan
oksidasi ditinjau
dari pelepasan
dan penerimaan
elektron. C2 1.c
3.10.3 Menjelaskan
pengertian
reduksi dan
oksidasi ditinjau
dari peningkatan
dan penurunan
C3 2
bilangan
oksidasi.
3.10.4 Memahami
penentuan
bilangan oksidasi
unsur dalam
senyawa atau C3 4
ion.
3.10.5 Mengidentifikasi
zat yang bersifat
reduktor atau
oksidator pada
C4 5.a
180

Aspek No. Jumlah


Kompetensi Dasar Indikator
Kognitif Item Soal
suatu reaksi
redoks.
3.10.6 Memprediksi
reaksi
autoredoks.
4.10 Menganalisis 4.10.1Menganalisis C4 3 2
beberapa reaksi reaksi oksidasi
berdasarkan dan reaksi reduksi
perubahan bilangan pada contoh data
oksidasi yang hasil percobaan.
diperoleh dari data 4.10.2Menganalisis zat C4 5.b
hasil percobaan dan yang bersifat
atau melalui reduktor atau
percobaan. oksidator dan
reaksi autoredoks
pada contoh hasil
percobaan.
181

KISI-KISI SOAL TES AKHIR SIKLUS II (SIKLUS KEDUA)

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : X/Genap
Materi Pelajaran : Reaksi Redoks
Bentuk Soal/Jumlah Soal : Uraian / 5 nomor

Aspek No. Jumlah


Kompetensi Dasar Indikator
Kognitif Item Soal
3.9 Mengidentifikasi 3.9.3 Menuliskan tata C2 1,
reaksi reduksi dan nama senyawa 2
oksidasi menurut IUPAC.
menggunakan konsep 3.9.4 Menuliskan tata C2 3, 5
bilangan oksidasi nama senyawa
unsur. berdasarkan
bilangan oksidasi.
4.9 Menganalisis 4.9.2 Menentukan tata C2 4
beberapa reaksi nama senyawa
berdasarkan suatu reaksi
perubahan bilangan redoks yang
oksidasi yang diperoleh dari data
diperoleh dari data hasil percobaan.
hasil percobaan dan
atau melalui
percobaan.
182

LAMPIRAN A.6 : SOAL TES AKHIR SIKLUS

SOAL TES AKHIR SIKLUS I (SIKLUS PERTAMA)

2. Jelaskan pengertian reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan :


a. Pengikatan dan pelepasan oksigen.
b. Penerimaan dan pelepasan elektron (transfer elektron).
c. Peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.
3. Tentukan bilangan oksidasi atom belerang pada H2S dan SO42-!
4. Berdasarkan percobaan pengolahan bijih besi (Fe) diperoleh reaksi sebagai
berikut :
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
Tentukan bilangan oksidasi masing-masing unsur tersebut dan tunjukkan
manakah oksidasi dan reduksi !
5. Tentukan manakah yang termasuk oksidasi, reduksi, reduktor, dan oksidator
pada reaksi berikut ini :
CO2(g) + 4H2(g) → CH4(g) + 2H2O(g)
183

KUNCI JAWABAN SOAL TES AKHIR SIKLUS I (SIKLUS PERTAMA)

1. a. Reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen oleh suatu senyawa.


Sedangkan, reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu
senyawa.
b. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Sedangkan, reaksi
reduksi adalah reaksi penerimaan elektron.
c. Reaksi oksidasi adalah reaksi peningkatan bilangan oksidasi. Sedangkan,
reaksi oreduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.
2. Diketahui : Biloks H = +1
Ditanyakan : atom S pada H2S = ....?
Penyelesaian :
Jumlah biloks 2 atom H + 1 atom S = 0
2 (+1) + biloks S = 0
+2 + biloks S = 0
biloks S = -2
Jadi, biloks S dalam H2S = -2.
Diketahui : Biloks O = -2
Ditanyakan : atom S pada SO42- = ....?
Penyelesaian :
Jumlah biloks 1 atom S + 4 atom O = -2
biloks S + 4 (-2) = -2
biloks S + (-8) = -2
biloks S = -2 + 8 = +6
jadi, biloks S dalam SO4 = +6
2-

3. Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)


Biloks Fe pada Fe2O3 = +3
Biloks Fe (unsur bebas) = 0
Jadi, Fe mengalami penurunan biloks yang menandakan Fe merupakan reaksi
reduski.
Biloks C pada CO = +2
Biloks C pada CO2 = +4
Jadi, C mengalami kenaikan biloks yang menandakan C merupakan reaksi
oksidasi.
4. CO2(g) + 4H2(g) → CH4(g) + 2H2O(g)
Biloks C pada CO2 = +4 Biloks H pada H2 = 0
Biloks C pada CH4 = -4 Biloks H pada H2O = +1
Oksidasi : atom H, dari 0 menjadi +1
Reduksi : atom C, dari +4 menjadi -4
Reduktor : H2
Oksidator : CO2
184

RUBRIK PENILAIAN/PENSKORAN FORMATIF (SIKLUS I)

No. Skor Skor


Aspek Yang Dinilai
Soal Maksimal
1a i. Jika menjelaskan pengertian reaksi redoks 3
berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen secara tepat.
ii. Jika menjelaskan pengertian reaksi redoks 2
berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen secara kurang tepat.
iii. Jika menjelaskan pengertian reaksi redoks 1
berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen secara tidak tepat.
0
iv. Jika tidak menjawab atau kosong.
1b v. Jika menjelaskan pengertian reaksi redoks 3
berdasarkan penerimaan dan pelepasan
elektron (transfer elektron) secara tepat.
vi. Jika menjelaskan pengertian reaksi redoks 2
berdasarkan penerimaan dan pelepasan
elektron (transfer elektron) secara kurang 9
tepat.
vii. Jika menjelaskan pengertian reaksi redoks 1
berdasarkan penerimaan dan pelepasan
elektron (transfer elektron) secara tidak tepat. 0
viii. Jika tidak menjawab atau kosong
1c ix. Jika menjelaskan pengertian reaksi redoks 3
berdasarkan peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi secara tepat.
x. Jika menjelaskan pengertian reaksi redoks 2
berdasarkan peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi secara kurang tepat.
xi. Jika menjelaskan pengertian reaksi redoks 1
berdasarkan peningkatan dan penurunan
bilangan oksidasi secara tidak tepat.
0
xii. Jika tidak menjawab atau kosong.
2 H2S
xiii. Jika menuliskan cara penentuan bilangan 4
oksidasi atom belerang pada H2S dengan
tepat dan benar.
xiv. Jika menuliskan cara penentuan bilangan 3
oksidasi atom belerang pada H2S dengan
tidak tepat namun benar.
xv. Jika menuliskan cara penentuan bilangan 2
oksidasi atom belerang pada H2S dengan
tepat namun tidak benar.
185

xvi. Jika menuliskan cara penentuan bilangan 1


oksidasi atom belerang pada H2S dengan
tidak tepat dan tidak benar.
xvii. Jika tidak menjawab atau kosong. 0 8
SO42-
xviii. Jika menuliskan cara penentuan bilangan 4
oksidasi atom belerang pada SO42- dengan
tepat dan benar.
xix. Jika menuliskan cara penentuan bilangan 3
oksidasi atom belerang pada SO42- dengan
tidak tepat namun benar.
xx. Jika menuliskan cara penentuan bilangan 2
oksidasi atom belerang pada SO42- dengan
tepat namun tidak benar. 1
xxi. Jika menuliskan cara penentuan bilangan
oksidasi atom belerang pada SO42- dengan
tidak tepat dan tidak benar. 0
xxii. Jika tidak menjawab atau kosong.
3xxiii. Jika menuliskan reaksi, menentukan bilangan 5
oksidasi masing-masing unsur, dan
menunjukkan oksidasi dan reduksi dengan
benar.
xxiv. Jika menuliskan reaksi, menentukan bilangan 4
oksidasi sebagian unsur, dan menunjukkan
oksidasi dan reduksi dengan benar.
xxv. Jika menuliskan reaksi, tidak menentukan 3
bilangan oksidasi, dan menunjukkan oksidasi 5
dan reduksi dengan benar. 2
xxvi. Jika menuliskan reaksi, menentukan bilangan
oksidasi, dan tidak menunjukkan oksidasi
atau reduksi dengan tidak benar 1
xxvii. Jika menuliskan reaksi, tidak menentukan
bilangan oksidasi, dan tidak menunjukkan
oksidasi dan reduksi. 0
xxviii. Jika tidak menjawab atau kosong.
4xxix. Jika menentukan oksidasi, reduksi, reduktor, dan 3
oksidator dengan benar.
xxx. Jika menentukan oksidasi, reduksi, reduktor, dan 2
oksidator dengan kurang benar. 3
xxxi. Jika menentukan oksidasi, reduksi, reduktor, dan 1
oksidator dengan tidak benar.
xxxii. Jika tidak menjawab atau kosong. 0
JUMLAH SKOR MAKSIMAL 25
186

SOAL TES AKHIR SIKLUS II (SIKLUS KEDUA)

1. Tersusun atas unsur apa senyawa di bawah ini :


b. NaBr
c. MgCl2
d. Na2S
Dan tuliskan dan jelaskan nama pada masing-masing senyawa tersebut !
2. Tuliskan rumus kimia dari nama-nama senyawa berikut :
a. Litium sulfida
b. Barium iodida
c. Aluminium hidrida
3. Jelaskan jika diketahui bilangan oksidasi unsur Ca = +2 dan O = -2, maka
nama senyawanya adalah ....
4. Tuliskan tata nama senyawa reaksi hasil percobaan di bawah ini :
Zn + 2NH4Cl → ZnCl2 + 2NH3 + H2
5. Tuliskan nama dan rumus senyawa, jika diketahui senyawa tersebut terdiri
dari 1 ion logam Cr3+ dan 3 ion poliatom ClO4-. Jelaskan !
187

KUNCI JAWABAN SOAL TES AKHIR SIKLUS II (SIKLUS KEDUA)

1. a) NaBr tersusun atas kation Na+ (atom natrium) dan anion Br- (atom brom).
Keduanya termasuk unsur logam dan nonlogam. Namun, kation sama dengan
nama atomnya dan nama anion sama dengan nama atom diberi akhiran –ida
(bromida). Dengan demikian, nama NaBr menjadi Natrium bromida.
b) MgCl2 tersusun atas atom Mg+ (atom magnesium) dan atom Cl2- (atom
klor). Keduanya tersusun atas unsur logam dan nonlogam yang dinamakan
Magnesium klorida.
c) Na2S tersusun tersusun atas 2 atom Na+ (atom natrium) dan atom S (sulfur).
Keduanya tersusun atas unsur logam dna nonlogam yang dinamakan Natrium
sulfida.
2. a) Litium = Li+ dan sulfida = S2-
Rumus senyawanya Li2S
b) Barium = Ba2+ dan iodida = I-
Rumus senyawanya BaLi2
c) Aluminium = Al3+ dan hidrida = H-
Rumus senyawanya = AlH3
3. Ca merupakan kalsium dan O merupakan oksigen yang akan membentuk
CaO bernama Kalsium oksida.
4. Zn + 2NH4Cl → ZnCl2 + 2NH3 + H2
Zn = Seng
NH4Cl = Ammonium klorida
ZnCl2 = Seng klorida
NH3 = Ammonia
H2 = Hidrogen
5. Senyawa yang terdiri atas 1 ion logam Cr 3+ dan 3 ion poliatom ClO4-. Ion
ClO4- memiliki muatan -1 dan jumlah ion ClO 4- ada 3. Sehingga, muatannya
adalah -3. Untuk menetralkan muatan -3, logam Cr harus memiliki muatan
3+. Jadi, dapat disimpulkan logam Cr memiliki bilangan oksida +3. Sehingga,
rumus kimianya adalah Cr(ClO4)3 yang dinamakan Kromium (III) perklorat.
188

RUBRIK PENILAIAN/PENSKORAN FORMATIF (SIKLUS II)

No. Skor Skor


Aspek Yang Dinilai
Soal Maksimal
1a i. Jika menjelaskan nama unsur yang tersusun pada 3
senyawa NaBr secara tepat.
ii. Jika menjelaskan nama unsur yang tersusun pada 2
senyawa NaBr secara kurang tepat.
iii. Jika menjelaskan nama unsur yang tersusun pada 1
senyawa NaBr secara tidak tepat.
iv. Jika tidak menjawab atau kosong. 0
1b v. Jika menjelaskan nama unsur yang tersusun pada 3
senyawa MgCl2 secara tepat.
vi. Jika menjelaskan nama unsur yang tersusun pada 2
senyawa MgCl2 secara kurang tepat. 9
vii. Jika menjelaskan nama unsur yang tersusun pada 1
senyawa MgCl2 secara tidak tepat.
viii. Jika tidak menjawab atau kosong. 0
1c ix. Jika menjelaskan nama unsur yang tersusun pada 3
senyawa Na2S secara tepat.
x. Jika menjelaskan nama unsur yang tersusun pada 2
senyawa Na2S secara kurang tepat.
xi. Jika menjelaskan nama unsur yang tersusun pada 1
senyawa Na2S secara tidak tepat.
xii. Jika tidak menjawab atau kosong. 0
2a xiii. Jika menuliskan rumus kimia Litium Sulfida 2
secara tepat.
xiv. Jika menuliskan rumus kimia Litium Sulfida 1
secara kurang tepat.
xv. Jika menjawab sala, tidak menjawab atau 0
kosong.
2b xvi. Jika menuliskan rumus kimia Barium Iodida 2
secara tepat.
xvii. Jika menuliskan rumus kimia Barium Iodida 1
6
secara kurang tepat.
xviii. Jika menjawab sala, tidak menjawab atau 0
kosong.
2c xix. Jika menuliskan rumus kimia Aluminium 2
Hidrida secara tepat.
xx. Jika menuliskan rumus kimia Aluminium 1
Hidrida secara kurang tepat.
xxi. Jika menjawab sala, tidak menjawab atau 0
kosong.
3 xxii. Jika menjelaskan nama senyawa Kalsium oksida 3 3
dengan tepat.
xxiii. Jika menjelaskan nama senyawa Kalsium oksida 2
189

dengan kurang tepat.


xxiv. Jika menjelaskan nama senyawa Kalsium oksida 1
dengan tidak tepat.
xxv. Jika tidak menjawab atau kosong 0
4xxvi. Jika menuliskan tata nama senyawa dalam reaksi 3
dengan benar, lengkap, dan terurut.
xxvii. Jika menulsikan tata nama senayawa dalam 2
reaksi dengan tidak lengkap, namun benar
dan terurut.
xxviii. Jika menuliskan tata nama senyawa dalam reaksi 1 3
dengan tidak benar, namun lengkap dan
terurut.
xxix. Jika menuliskan tata nama senyawa dalam reaksi 0
dengan tidak benar, tidak lengkap, tidak
terurut dan tidak menjawab atau kosong.
5 xxx. Jika menjelaskan tata nama dan pembentukan 4
rumus senyawa dengan tepat.
xxxi. Jika menjelaskan tata nama dan pembentukan 3
rumus senyawa dengan kurang tepat.
xxxii. Jika menjelaskan tata nama dan pembentukan 2
4
rumus senyawa dengan tidak tepat.
xxxiii. Jika tidak menjelaskan secara tepat, namun 1
menuliskan nama dan rumusnya dengan
tepat.
xxxiv. Jika tidak menjawab atau kosong. 0
JUMLAH SKOR MAKSIMAL 25
190

LAMPIRAN B.7 : KISI-KISI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN

KISI – KISI LEMBAR OBSERVASI


PENERAPAN MEDIA APLIKASI GOOGLE CLASSROOM DALAM
DISCOVERY LEARNING

No Aspek yang Banyaknya Nomor


Fase
. Diamati Butir Butir
1. Pendahuluan Keterampilan 5 1, 2, 3, 4, 5.
membuka pelajaran.
2. Kegiatan Inti Penggunaan model 2 6, 11
(Model pembelajaran
pembelajaran Discovery learning
Discovery learning Penggunaan media 3 7, 12, 13
dengan media aplikasi Google
aplikasi Google classroom
classroom) Strategi dalam 1 8
Kegiatan Belajar
Mengajar
Mengaktifkan 1 9
suasana kegiatan
belajar mengajar
Penguasaan materi 1 10
pelajaran
8. Penutup Keterampilan 2 14, 15
menutup
pembelajaran
191

LAMPIRAN B.8 : LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN


PEMBELJAARAN

LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN METODE PEMBELARAN BLENDED LEARNING
MENGGUNAKAN MEDIA APLIKASI GOOGLE CLASSROOM

Hari/Tanggal :
Sekolah :
Kelas/Semester :
Materi Pokok :
Pertemuan :
Pengamat :
Petunjuk :
Lembar ini diisi oleh pengamat, yang memuat aspek-aspek pengukuran dari
penerapan media aplikasi google classroom dalam Discovery Learning. Berilah
tanda checklist (✔) pada kolom yang sesuai dengan pengamatan Anda!
Keterangan :
Ya = Bila sintaks terlaksana dengan baik dan benar
Tidak = Bila sintaks tidak terlaksana
Keterlaksanaan
No. Aspek yang Diamati
Ya Tidak Keterangan

1. Guru memberikan salam


kepada peserta didik.
2. Guru mempersiapkan
peserta didik untuk
belajar.
3. Guru memberikan
apersepsi dan motivasi.
4. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
5. Guru membagi
kelompok yang
beranggotakan 5 orang
192

Keterlaksanaan
No. Aspek yang Diamati
Ya Tidak Keterangan

dan membagikannya
LKPD.
6. Guru menerapkan model
pembelajaran Discovery
Learning pada kegiatan
pembelajaran.
7. Guru menerapkan media
aplikasi Google
Classroom pada
kegiatan pembelajaran.
8. Guru mengarahkan
peserta didik berdiskusi
dan menyampaikan hasil
diskusi terkait materi
pelajaran dengan
mencari informasi
melalui buku, jurnal,
atau artikel terpercaya.
9. Guru meminta peserta
didik menyampaikan
hasil diskusi dan
kelompok lain untuk
menanggapi.
10. Guru menambahkan dan
meluruskan konsep
peserta didik.
11. Guru mengarahkan
peserta didik membuat
kesimpulan.
12. Guru mengarahkan
peserta didik
mengupload kesimpulan
dan LKPD yang dibuat
melalui google
classroom.
13. Guru memberikan
evaluasi melalui google
193

Keterlaksanaan
No. Aspek yang Diamati
Ya Tidak Keterangan

classroom dan
mengarahkan peserta
didik mengupload hasil
evaluasi ke google
classroom.
14. Guru merefleksi
pembelajaran dan
menyampaikan materi
pertemuan berikutnya.
15. Guru menutup
pembelajaran dan
mengucapkan salam.

Maros, 2021
Pengamat

(...............................................)
194

LAMPIRAN B.9 : KISI-KISI OBERVASI AKTIVITAS BELAJAR


PESERTA DIDIK

KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI


AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK
PENERAPAN MODEL APLIKASI GOOGLE CLASSROOM DALAM
DISCOVERY LEARNING

Langkah Banyaknya Nomor


Aktivitas yang Diamati
Pembelajaran Butir Butir
Pendahuluan 1. Peserta didik memberikan 3 1,2,3
respon kepada guru terkait
apersepsi yang diberikan.
2. Peserta didik mencatat
tujuan pembelajaran yang
diberikan oleh guru.
Kegiatan Inti 3. Peserta didik mampu 3 3, 9, 10
(Model mengoperasikan media
pembelajaran aplikasi Google classroom
Discovery 4. Peserta didik melakukan 3 4, 5, 6
learning dengan kegiatan pembelajaran
media aplikasi melalui model pembelajaran
Google Discovery learning
classroom) 5. Peserta didik aktif selama 7
1
berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar. 8
6. Peserta didik mampu 1
menarik kesimpulan
Penutup 7. Peserta didik memberikan 1 11
respon terkait refleksi
pembelajaran
195

LAMPIRAN B.10 : LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR


PESERTA DIDIK

PENERAPAN MODEL APLIKASI GOOGLE CLASSROOM DALAM


DISCOVERY LEARNING

Sekolah : MA DDI Cambalagi Maros


Kelas/ Semester : X/ Genap
Mata Pelajaran : Kimia
Pokok Bahasan : Reaksi Redoks
Pertemuan ke- :
Hari / Tanggal :
Waktu :
Petunjuk pengisian:
Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dilakukan pengamatan pada kegiatan
pembelajaran kimia di kelas dengan cara:
1. Memberikan penilaian dengan mengamati aktivitas peserta didik selama
proses pembelajaran.
2. Penilaian aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dilakukan dengan
cara memberi tanda cek (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan fakta
diamati.
Aspek yang diamati
No. Urut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
196

Aspek yang diamati


No. Urut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Keterangan :
1. Peserta didik memberikan respon kepada guru terkait apersepsi dan motivasi yang
diberikan.
2. Peserta didik mencatat tujuan pembelajaran yang disampaikan.
3. Peserta didik masuk ke kelas google classroom.
4. Peserta didik mengamati stimulus yang diberikan melalui google classroom.
5. Peserta didik mengidentifikasi masalah berdasarkan stimulus yang diberikan.
6. Peserta didik berdiskusi bersama teman kelompok dan mengkaji literatur yang
relevan seperti buku atau jurnal.
7. Peserta didik mengacungkan tangan untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan
kepada kelompok yang telah mempresentasikan hasil diskusinya
8. Peserta didik menuliskan kesimpulan hasil belajar pada google classroom..
9. Peserta didik mengupload LKPD yang telah diisi melalui google classroom.
10. Peserta didik mengerjakan evaluasi dan mengupload hasil evaluasinya melalui
google classroom.
11. Peserta didik memberikan respon kepada guru terkait refleksi pembelajaran yang
disampaikan.
197

Lampiran C :
DATA DAN ANALISIS
DATA PENELITIAN
198

LAMPIRAN C.1 : VALIDASI ITEM

VALIDASI SOAL SIKLUS I

Nomor Soal
Nomor Urut 1 Skor
2 3 4
a b c
1 3 3 3 8 5 3 25
2 3 3 3 8 5 3 25
3 3 3 3 8 5 3 25
4 3 3 3 8 4 3 24
5 3 3 3 8 4 3 24
6 3 3 3 8 4 3 24
7 3 3 3 8 4 3 24
8 3 3 3 8 4 3 24
9 3 3 3 8 4 3 24
10 3 3 3 8 4 3 24
11 3 3 3 8 4 3 24
12 3 3 3 8 4 3 24
13 3 3 2 8 4 3 23
14 3 3 3 7 4 3 23
15 2 2 3 8 3 3 21
16 3 3 3 6 3 3 21
17 2 2 3 8 3 3 21
18 3 3 3 6 3 2 20
19 2 2 2 8 3 2 19
20 2 2 2 6 3 2 17
Jumlah 56 56 57 153 77 57 456
r tab 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44
Validitas

r hit 0,76 0,76 0,61 0,66 0,86 0,86


ket. Valid Valid Valid Valid Valid Valid
199

RELIABILITAS SOAL SIKLUS I

Nomor Soal
Nomor Urut 1 Skor
2 3 4
a b c
1 3 3 3 8 5 3 25
2 3 3 3 8 5 3 25
3 3 3 3 8 5 3 25
4 3 3 3 8 4 3 24
5 3 3 3 8 4 3 24
6 3 3 3 8 4 3 24
7 3 3 3 8 4 3 24
8 3 3 3 8 4 3 24
9 3 3 3 8 4 3 24
10 3 3 3 8 4 3 24
11 3 3 3 8 4 3 24
12 3 3 3 8 4 3 24
13 3 3 2 8 4 3 23
14 3 3 3 7 4 3 23
15 2 2 3 8 3 3 21
16 3 3 3 6 3 3 21
17 2 2 3 8 3 3 21
18 3 3 3 6 3 2 20
19 2 2 2 8 3 2 19
20 2 2 2 6 3 2 17
Jumlah 56 56 57 153 77 57 456
Varians
4,91
Reliabilita Total
s Varians
0,17 0,17 0,13 0,56 0,45 0,13 1,61
Item

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Nilai Yang Ditetapkan Nilai Cronbach Alpha Kesimpulan

0,60 0,72 RELIABEL


200

VALIDASI SOAL SIKLUS II

Nomor Soal
Nomor Urut 1 Skor
2 3 4 5
a b c
1 3 3 3 6 3 3 4 25
2 3 3 3 6 3 3 4 25
3 3 3 3 6 3 3 4 25
4 3 3 3 5 3 3 4 24
5 3 3 3 5 3 3 3 23
6 3 3 3 6 2 3 3 23
7 3 3 2 6 3 3 3 23
8 3 3 3 5 3 3 3 23
9 3 3 3 6 2 3 3 23
10 3 3 3 6 3 3 1 22
11 3 3 3 5 3 1 4 22
12 3 3 3 6 1 3 2 21
13 3 2 3 6 1 2 3 20
14 2 2 2 6 2 3 3 20
15 3 3 3 5 1 2 3 20
16 1 2 3 6 3 2 3 20
17 2 2 2 6 3 1 3 19
18 3 3 2 4 1 2 4 19
19 3 3 2 3 2 2 1 16
20 1 2 2 2 2 1 2 12
Jumlah 54 55 54 106 47 49 60 425
r tab 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44
r hit 0,61 0,56 0,65 0,75 0,45 0,71 0,55
Validitas

VALID

VALID

VALID

VALID
VALID

VALID

VALID

ket.
201

RELIABILITAS SOAL SIKLUS II

Nomor Soal
Nomor Urut 1 Skor
2 3 4 5
a b c
1 3 3 3 6 3 3 4 25
2 3 3 3 6 3 3 4 25
3 3 3 3 6 3 3 4 25
4 3 3 3 5 3 3 4 24
5 3 3 3 5 3 3 3 23
6 3 3 3 6 2 3 3 23
7 3 3 2 6 3 3 3 23
8 3 3 3 5 3 3 3 23
9 3 3 3 6 2 3 3 23
10 3 3 3 6 3 3 1 22
11 3 3 3 5 3 1 4 22
12 3 3 3 6 1 3 2 21
13 3 2 3 6 1 2 3 20
14 2 2 2 6 2 3 3 20
15 3 3 3 5 1 2 3 20
16 1 2 3 6 3 2 3 20
17 2 2 2 6 3 1 3 19
18 3 3 2 4 1 2 4 19
19 3 3 2 3 2 2 1 16
20 1 2 2 2 2 1 2 12
Jumlah 54 55 54 106 47 49 60 425
Varian
10,30
Reliabilita s Total
s Varian 0,2 0,2 1,2 0,6 0,5 0,8
0,43 4,20
s Item 0 2 7 6 8 4

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Nilai Yang Nilai Cronbach


Kesimpulan
Ditetapkan Alpha

0,60 0,64 RELIABEL


LAMPIRAN C.2 : DATA TABULASI SKOR MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SIKLUS I DAN SIKLUS II
A. SIKLUS I
INDIKATOR PERNYATAAN
NO NO. URUT SKOR
P1(+) P2(+) P3(+) P4(+) P5(+) P6(-) P7(-) P8(-) P9(+) P10(-) P11(+) P12(-) P13(+) P14(-) P15(-) P16(+) P17(+) P18(+) P19(-) P20(-)
1 1 4 3 3 5 5 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 3 1 3 64
2 2 5 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 4 3 1 1 70
3 3 5 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 4 4 4 3 1 1 69
4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 1 4 4 4 3 1 1 69
5 5 2 5 5 4 5 3 4 2 5 3 4 4 4 2 2 2 5 5 2 1 69
6 6 4 3 4 3 4 4 4 3 5 2 3 5 4 2 3 4 4 5 5 2 73
7 7 2 5 5 4 5 3 4 2 5 3 5 3 4 2 5 2 5 5 1 1 71
8 8 5 5 5 4 4 5 5 5 3 3 5 5 4 3 3 4 3 3 2 2 78
9 9 5 3 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 4 1 4 4 4 3 1 1 71
10 10 2 3 5 3 2 4 5 3 2 2 3 4 3 2 2 2 3 2 1 1 54
11 11 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 60
12 12 2 3 5 3 2 4 5 3 2 2 3 4 3 2 2 4 3 2 1 5 60
13 13 4 3 4 2 4 4 4 3 5 2 3 2 4 3 2 5 3 4 3 2 66
14 14 4 3 4 3 4 5 5 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 1 70
15 15 5 3 1 2 3 4 2 3 2 5 1 4 4 3 5 5 3 4 5 4 68
16 16 4 4 4 5 4 2 2 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 5 2 66
17 17 2 5 3 3 4 5 5 4 4 4 5 5 3 2 3 3 5 5 2 3 75
18 18 5 5 5 5 5 1 1 1 5 1 5 1 5 1 1 5 5 5 1 1 64
19 19 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 3 4 4 72
20 20 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 71
21 21 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 1 1 73
22 22 3 1 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 52
23 23 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 1 2 66
Jumlah Skor Peritem 88 81 90 86 87 83 85 74 84 71 87 78 87 53 68 83 86 83 51 46 1551

202
203

B. SIKLUS II
INDIKATOR PERNYATAAN
NO NO. URUT SKOR
P1(+) P2(+) P3(+) P4(+) P5(+) P6(-) P7(-) P8(-) P9(+) P10(-) P11(+) P12(-) P13(+) P14(-) P15(-) P16(+) P17(+) P18(+) P19(-) P20(-)
1 1 5 4 5 5 4 3 2 1 4 5 4 2 5 5 5 3 5 5 5 5 82
2 2 4 3 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 2 5 3 4 5 5 4 5 86
3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 3 5 3 3 3 79
4 4 5 4 5 4 4 5 4 3 4 5 5 5 4 2 5 5 3 4 5 4 85
5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 88
6 6 5 4 4 5 2 5 4 3 5 5 5 4 5 4 2 4 4 3 5 5 83
7 7 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 4 4 4 4 87
8 8 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 3 79
9 9 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 81
10 10 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 82
11 11 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 77
12 12 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 79
13 13 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 5 5 5 4 4 3 4 5 77
14 14 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 2 2 5 4 5 5 5 4 5 80
15 15 5 4 4 5 2 5 4 3 5 5 5 4 3 4 2 4 5 3 5 5 82
16 16 4 5 4 5 5 4 4 3 5 3 5 4 5 4 2 5 5 4 4 2 82
17 17 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 5 2 4 4 4 5 77
18 18 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 82
19 19 5 4 5 4 5 1 3 3 5 4 5 2 4 5 3 5 4 4 3 3 77
20 20 4 4 3 5 3 5 4 3 5 5 4 4 5 5 3 5 4 4 3 3 81
21 21 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 90
22 22 4 3 4 4 5 4 5 3 5 4 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 80
23 23 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 85
Jumlah Skor Peritem 101 96 94 103 88 96 88 79 101 97 105 87 98 95 89 96 97 91 86 94 1881
LAMPIRAN C.3 : ANALISIS DATA MOTIVASI BELAJAR PESERTA
DIDIK SIKLUS I DAN SIKLUS II
A. SIKLUS I

Data persentase skor motivasi belajar peserta didik dapat diperoleh dengan

rumus:

R
NP = x 100%
SM

Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap

No Nomor Urut Peserta Didik Analisis


64
1. 1 NP = x 100% = 64%
100
70
2. 2 NP = x 100% = 70%
100
69
3. 3 NP = x 100% = 69%
100
69
4. 4 NP = x 100% = 69%
100
69
5. 5 NP = x 100% = 69%
100
73
6. 6 NP = x 100% = 73%
100
71
7. 7 NP = x 100% = 71%
100
78
8. 8 NP = x 100% = 78%
100
71
9. 9 NP = x 100% = 71%
100
54
10. 10 NP = x 100% = 54%
100
11. 11 60
NP = x 100% = 60%
100

204
205

No Nomor Urut Peserta Didik Analisis

60
12. 12 NP = x 100% = 60%
100
66
13. 13 NP = x 100% = 66%
100
70
14. 14 NP = x 100% = 70%
100
68
15. 15 NP = x 100% = 68%
100
66
16. 16 NP = x 100% = 66%
100
75
17. 17 NP = x 100% = 75%
100
64
18. 18 NP = x 100% = 64%
100
72
19. 19 NP = x 100% = 72%
100
71
20. 20 NP = x 100% = 71%
100
73
21. 21 NP = x 100% = 73%
100
52
22. 22 NP = x 100% = 52%
100
66
23. 23 NP = x 100% = 66%
100

Pedoman Kriteria Keberhasilan Motivasi Belajar Peserta Didik

Persentase Kriteria
86-100 % Sangat baik
76-85% Baik
60-75% Cukup
55-59% Kurang
≤ 54% Kurang sekali
(Sumber: Purwanto, 2010: 102)
206

Tabel Data Persentasi Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I


No. No. Urut Peserta Didik Persentasi (%) Kriteria
1. 1 64% Cukup
2. 2 70% Cukup
3. 3 69% Cukup
4. 4 69% Cukup
5. 5 69% Cukup
6. 6 73% Cukup
7. 7 71% Cukup
8. 8 78% Baik
9. 9 71% Cukup
10. 10 54% Kurang Sekali
11. 11 60% Cukup
12. 12 60% Cukup
13. 13 66% Cukup
14. 14 70% Cukup
15. 15 68% Cukup
16. 16 66% Cukup
17. 17 75% Cukup
18. 18 64% Cukup
19. 19 72% Cukup
20. 20 71% Cukup
21. 21 73% Cukup
22. 22 52% Kurang Sekali
23. 23 66% Cukup
207

B. SIKLUS II

Data persentase skor motivasi belajar peserta didik dapat diperoleh dengan

rumus:

R
NP = x 100%
SM

Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh peserta didik
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap

No Nomor Urut Peserta Didik Analisis


82
1. 1 NP = x 100% = 82%
100
86
2. 2 NP = x 100% = 86%
100
79
3. 3 NP = x 100% = 79%
100
85
4. 4 NP = x 100% = 85%
100
88
5. 5 NP = x 100% = 88%
100
83
6. 6 NP = x 100% = 83%
100
87
7. 7 NP = x 100% = 87%
100
79
8. 8 NP = x 100% = 79%
100
81
9. 9 NP = x 100% = 81%
100
82
10. 10 NP = x 100% = 82%
100
77
11. 11 NP = x 100% = 77%
100
208

No Nomor Urut Peserta Didik Analisis


79
12. 12 NP = x 100% = 79%
100
77
13. 13 NP = x 100% = 77%
100
80
14. 14 NP = x 100% = 80%
100
82
15. 15 NP = x 100% = 82%
100
82
16. 16 NP = x 100% = 82%
100
77
17. 17 NP = x 100% = 77%
100
82
18. 18 NP = x 100% = 82%
100
77
19. 19 NP = x 100% = 77%
100
81
20. 20 NP = x 100% = 81%
100
90
21. 21 NP = x 100% = 90%
100
80
22. 22 NP = x 100% = 80%
100
85
23. 23 NP = x 100% = 85%
100

Pedoman Kriteria Keberhasilan Motivasi Belajar Peserta Didik

Persentase Kriteria
86-100 % Sangat baik
76-85% Baik
60-75% Cukup
55-59% Kurang
≤ 54% Kurang sekali
(Sumber: Purwanto, 2010: 102)
209

No. No. Urut Peserta Didik Persentasi (%) Kriteria


1. 1 82% Baik
2. 2 86% Sangat Baik
3. 3 79% Baik
4. 4 85% Baik
5. 5 88% Sangat Baik
6. 6 83% Baik
7. 7 87% Sangat Baik
8. 8 79% Baik
9. 9 81% Baik
10. 10 82% Baik
11. 11 77% Baik
12. 12 79% Baik
13. 13 77% Cukup
14. 14 80% Baik
15. 15 82% Baik
16. 16 82% Baik
17. 17 77% Cukup
18. 18 82% Baik
19. 19 77% Baik
20. 20 81% Baik
21. 21 90% Sangat Baik
22. 22 80% Baik
23. 23 85% Baik
Tabel Data Persentasi Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I
LAMPIRAN C.4 : SKOR MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PER INDIKATOR (SIKLUS I DAN SIKLUS II)

A. SKOR MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SIKLUS I PER INDIKATOR

KATEGORI MOTIVASI / INDIKATOR


Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indiktor 4 Indikator 5 Indikator 6
P2 P4 P5 P6 P7 P1 P3 P8 P9 P10 P11 P12 P16 P14 P17 P18 P19 P13 P15 P20
(+) (+) (+) (-) (-) (+) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (+) (-) (+) (-) (-)
81 86 87 83 85 88 90 74 84 71 87 78 83 53 86 83 51 87 68 46
422 252 155 248 273 201

Persentase motivasi belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran kimia pada siklus I dengan menerapkan media aplikasi

google classroom dalam discovery learning adalah sebagai berikut :

1. Indikator 1 (Adanya hasrat dan keinginan berhasil)

R 422
NP = x 100% = x 100% = 73,39%
SM 575

2. Indikator 2 (Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar)

R 252
NP = x 100% = x 100% = 73,04%
SM 345

3. Indikator 3 (Adanya harapan dan cita-cita masa depan)

210
211

R 155
NP = x 100% = x 100% = 67,39%
SM 230

4. Indikator 4 (Adanya penghargaan dalam belajar)

R 248
NP = x 100% = x 100% = 71,88%
SM 345

5. Indikator 5 (Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar)

R 273
NP = x 100% = x 100% = 59,35%
SM 460

6. Indikator 6 (Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat diajar dengan baik)

R 201
NP = x 100% = x 100% = 58,26%
SM 345
212

B. SKOR MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK SIKLUS II PER INDIKATOR

KATEGORI MOTIVASI / INDIKATOR


Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indiktor 4 Indikator 5 Indikator 6
P2 P4 P5 P6 P7 P1 P3 P8 P9 P10 P11 P12 P16 P14 P17 P18 P19 P13 P15 P20
(+) (+) (+) (-) (-) (+) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (+) (-) (+) (-) (-)
96 103 88 96 88 101 94 79 101 97 105 87 91 95 97 91 86 98 89 94
471 274 198 283 369 281

Persentase motivasi belajar peserta didik setelah mengikuti pembelajaran kimia pada siklus I dengan menerapkan media aplikasi

google classroom dalam discovery learning adalah sebagai berikut :

1. Indikator 1 (Adanya hasrat dan keinginan berhasil)

R 471
NP = x 100% = x 100% = 81,91%
SM 575

2. Indikator 2 (Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar)

R 274
NP = x 100% = x 100% = 79,42%
SM 345

3. Indikator 3 (Adanya harapan dan cita-cita masa depan)

R 198
NP = x 100% = x 100% = 86,09%
SM 230
213

4. Indikator 4 (Adanya penghargaan dalam belajar)

R 283
NP = x 100% = x 100% = 82,03%
SM 345

5. Indikator 5 (Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar)

R 369
NP = x 100% = x 100% = 80,22%
SM 460

6. Indikator 6 (Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat diajar dengan baik)

R 281
NP = x 100% = x 100% = 81,45%
SM 345
LAMPIRAN C.5 : DATA DAN ANALISIS DATA HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK SIKLUS I DAN SIKLUS II
A. SIKLUS I

No. Skor Item


Urut 1 Skor
Nilai Kategori Keterangan
Peserta 2 3 4 Total
a b c
Didik
1 2 2 2 8 2 2 18 72 Baik Tidak Tuntas
2 2 1 3 5 2 2 15 60 Cukup Tidak Tuntas
3 2 2 3 8 2 2 19 76 Baik Tuntas
4 2 1 2 5 1 3 14 56 Kurang Tidak Tuntas
5 2 1 3 5 2 2 15 60 Cukup Tidak Tuntas
6 2 1 3 5 2 2 15 60 Cukup Tidak Tuntas
Sangat
7 3 3 3 8 2 2 21 84 Tuntas
Baik
8 2 2 3 8 3 2 20 80 Baik Tuntas
Sangat
9 3 3 3 8 1 4 22 88 Tuntas
Baik
10 2 2 2 8 2 2 18 72 Baik Tidak Tuntas
11 1 1 2 6 1 4 15 60 Cukup Tidak Tuntas
12 3 3 3 4 1 2 16 64 Cukup Tidak Tuntas
13 1 1 2 5 1 3 13 52 Kurang Tidak Tuntas
14 3 3 3 6 2 3 20 80 Baik Tuntas
15 3 3 3 8 1 2 20 80 Baik Tuntas
16 2 1 3 7 1 4 18 72 Baik Tidak Tuntas
Sangat
17 3 3 3 7 1 4 21 84 Tuntas
Baik
18 3 3 3 8 1 2 20 80 Baik Tuntas
19 3 2 3 5 2 4 19 76 Baik Tidak Tuntas
20 2 2 3 8 2 3 20 80 Baik Tuntas
Sangat
21 3 3 3 7 3 2 21 84 Tuntas
Baik
22 1 1 1 8 2 3 16 64 Cukup Tidak Tuntas
Sangat
23 3 3 3 8 2 2 21 84 Tuntas
Baik
Jumlah 1668
Tidak
Rata-Rata Kelas 72,52 Baik Tuntas

214
215

Kategori Hasil Belajar Peserta Didik


Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

82 - 100 Sangat Baik 5 21,74

71 - 81 Baik 10 43,48

60 - 70 Cukup 6 26,09

49 - 59 Kurang 2 8,70

< 40 Sangat Kurang 0 0,00

Jumlah 23 100

Kriteria Ketuntasan Kelas


Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

0 - 74 Tidak Tuntas 12 52,17

75 - 100 Tuntas 11 47,83

Jumlah 23 100
216

B. SIKLUS II

No.Urut Skor Item


Skor
Peserta 1 2 Nilai Kategori Keterangan
3 4 5 Total
Didik a b c a b c
1 2 2 2 2 2 2 3 3 1 19 76 Baik Tuntas
2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 19 76 Baik Tuntas
3 2 2 1 2 2 1 3 3 3 19 76 Baik Tuntas
4 2 2 2 2 2 2 3 3 1 19 76 Baik Tuntas
Tidak
5 1 1 1 2 2 2 3 3 1 16 64 Cukup
Tuntas
Tidak
6 1 1 1 2 2 2 2 3 1 15 60 Cukup
Tuntas
Sangat
7 3 3 3 2 2 2 3 3 3 24 96 Tuntas
Baik
Sangat
8 3 3 3 2 2 0 3 3 3 22 88 Tuntas
Baik
Sangat
9 3 3 3 2 2 2 3 3 3 24 96 Tuntas
Baik
Sangat
10 3 3 3 2 2 1 3 3 3 23 92 Tuntas
Baik
11 3 3 3 2 2 0 1 3 3 20 80 Baik Tuntas
12 3 3 1 2 2 1 3 3 1 19 76 Baik Tuntas
13 2 2 2 2 2 2 3 3 2 20 80 Baik Tuntas
Tidak
14 2 2 2 2 2 2 3 2 1 18 72 Baik
Tuntas
Sangat
15 3 3 3 2 2 2 1 3 3 22 88 Tuntas
Baik
Sangat
16 2 2 2 2 2 2 3 3 3 21 84 Tuntas
Baik
17 2 2 2 1 2 2 3 3 2 19 76 Baik Tuntas
Sangat
18 2 2 2 2 2 2 3 3 3 21 84 Tuntas
Baik
Sangat
19 2 2 2 2 2 2 3 3 3 21 84 Tuntas
Baik
Sangat
20 2 2 2 2 2 2 3 3 3 21 84 Tuntas
Baik
Sangat
21 3 3 3 2 2 1 3 3 3 23 92 Tuntas
Baik
22 3 3 3 2 2 0 1 3 2 19 76 Baik Tuntas
23 2 2 2 2 2 1 3 3 3 20 80 Baik Tuntas
Jumlah 1856
Rata-Rata Kelas 80,70 Baik Tuntas
217

Kategori Hasil Belajar Peserta Didik

Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

82 - 100 Sangat Baik 10 43,48

71 - 81 Baik 11 47,83

60 - 70 Cukup 2 8,70

49 - 59 Kurang 0 0,00
Sangat
< 40 0 0,00
Kurang
Jumlah 23 100

Kriteria Ketuntasan Belajar Peserta Didik

Nilai Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

0 - 74 Tidak Tuntas 3 13,04

75 - 100 Tuntas 20 86,96

Jumlah 23 100
218

LAMPIRAN C.6 :
ANALISIS DATA LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I DAN SIKLUS II

A. SIKLUS I
DATA HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I

Kegiatan Pert. 1 Pert.2


Aspek Yang Diamati
Pembelajaran Obs 1 Obs 2 Obs 1 Obs 2
1. Guru memberikan salam
1 1 1 1
kepada peserta didik.
2. Guru mempersiapkan
peserta didik untuk 1 1 1 1
belajar.
3. Guru memberikan
1 1 0 0
apersepsi dan motivasi.
Pendahuluan
4. Guru menyampaikan
1 1 1 1
tujuan pembelajaran.
5. Guru membagi
kelompok yang
beranggotakan 5 orang 1 1 1 1
dan membagikannya
LKPD.
Kegiatan Inti 1. Guru menerapkan media
(Penerapan aplikasi Google
1 1 1 1
Media Aplikasi Classroom pada kegiatan
Google belajar mengajar.
Classroom dalam 2. Guru menerapkan model
Discovery pembelajaran Discovery
1 1 1 1
Learning) Learning pada kegiatan
belajar mengajar.
3. Guru mengarahkan
peserta didik berdiskusi
dan menyampaikan hasil
diskusi terkait materi
1 1 1 1
pelajaran dengan
mencari informasi
melalui buku, jurnal,
atau artikel terpercaya.
4. Guru meminta peserta 1 1 1 1
didik menyampaikan
hasil diskusi dan
kelompok lain untuk
menanggapi.
219

Kegiatan Pert. 1 Pert.2


Aspek Yang Diamati
Pembelajaran Obs 1 Obs 2 Obs 1 Obs 2
5. Guru menambahkan dan 0 0 0 0
meluruskan konsep
peserta didik.
- 6. Guru mengarahkan
peserta didik membuat 1 1 1 1
kesimpulan.
7. Guru mengarahkan
peserta didik
mengupload kesimpulan
1 1 1 1
dan LKPD yang dibuat
melalui google
classroom.
8. Guru memberikan
evaluasi melalui google
classroom dan
mengarahkan peserta 1 1 1 1
didik mengupload hasil
evaluasi ke google
classroom.
1. Guru merefleksi
pembelajaran dan
0 0 1 1
menyampaikan materi
Penutup pertemuan berikutnya.
2. Guru menutup
pembelajaran dan 1 1 1 1
mengucapkan salam.
Jumlah 13 13 13 13
Skor Total 26 26
Persentase (%) 86,67 86,67
Kategori Sangat Baik Sangat Baik

F
Persentasi Keterlaksanaan Pembelajaran = x 100 %
A

Keterangan :
F : Jumlah skor rencana tindakan pembelajaran yang terlaksana
A : Jumlah skor rencana pembelajaran keseluruhan
Persentase Ketuntasan Kategori
>80% Sangat baik
>60%-80% Baik
>40%-60% Cukup
>20%-40% Kurang
220

≤20% Sangat kurang


B. SIKLUS II
DATA HASIL OBSERVASI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Kegiatan Pert. 1
Aspek Yang Diamati
Pembelajaran Obs 1 Obs 2
1. Guru memberikan salam kepada
1 1
peserta didik.
2. Guru mempersiapkan peserta didik
1 1
untuk belajar.
3. Guru memberikan apersepsi dan
1 1
Pendahuluan motivasi.
4. Guru menyampaikan tujuan
1 1
pembelajaran.
5. Guru membagi kelompok yang
beranggotakan 5 orang dan 1 1
membagikannya LKPD.
1. Guru menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning 1 1
pada kegiatan belajar mengajar.
2. Guru menerapkan media aplikasi
Google Classroom pada kegiatan 1 1
belajar mengajar.
3. Guru mengarahkan peserta didik
berdiskusi dan menyampaikan hasil
diskusi terkait materi pelajaran dengan 1 1
mencari informasi melalui buku,
Kegiatan Inti
jurnal, atau artikel terpercaya.
(Penerapan
4. Guru meminta peserta didik
Media Aplikasi
menyampaikan hasil diskusi dan 1 1
Google
kelompok lain untuk menanggapi.
Classroom dalam
5. Guru menambahkan dan meluruskan
Discovery 1 1
konsep peserta didik.
Learning)
6. Guru mengarahkan peserta didik
1 1
membuat kesimpulan.
7. Guru mengarahkan peserta didik
mengupload kesimpulan dan LKPD
1 1
yang dibuat melalui google
classroom.
8. Guru memberikan evaluasi melalui
google classroom dan mengarahkan
1 1
peserta didik mengupload hasil
evaluasi ke google classroom.
Penutup 1. Guru merefleksi pembelajaran dan 1 1
menyampaikan materi pertemuan
221

Kegiatan Pert. 1
Aspek Yang Diamati
Pembelajaran Obs 1 Obs 2
berikutnya.
2. Guru menutup pembelajaran dan
1 1
mengucapkan salam.
Jumlah 15 15
Skor Total 30
Persentase (%) 100
Kategori Sangat Baik

F
Persentasi Keterlaksanaan Pembelajaran = x 100 %
A

Keterangan :
F : Jumlah skor rencana tindakan pembelajaran yang terlaksana
A : Jumlah skor rencana pembelajaran keseluruhan

Persentase
Kategori
Ketuntasan
>80% Sangat baik
>60%-80% Baik
>40%-60% Cukup
>20%-40% Kurang
≤20% Sangat kurang
222

LAMPIRAN C.7 : ANALISIS HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR


PESERTA DIDIK (SIKLUS I DAN SIKLUS II)

A. SIKLUS I

Pertemuan I :
Aktivitas Yang Diamati
Persentase
No. Urut Jumlah
(%)
Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 8,33 Sangat Kurang


2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 8,33 Sangat Kurang
3 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 5 41,67 Cukup
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 8,33 Sangat Kurang
5 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 41,67 Cukup
6 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 2 16,67 Sangat Kurang
7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 8 67 Baik
8 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 75 Baik
9 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9 75 Baik
10 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 4 33,33 Kurang
11 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 5 41,67 Cukup
12 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 25 Kurang
13 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 50 Cukup
14 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 6 50 Cukup
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sangat Kurang
16 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 8 66,67 Baik
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 83,33 Sangat Baik
18 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 6 50 Cukup
19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 8 66,67 Baik
20 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 9 75 Baik
21 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 7 58,33 Cukup
22 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8,33 Sangat Kurang
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 83,33 Sangat Baik
Jumlah 15 14 11 11 11 9 3 18 11 3 18
Persentase
(%) 65 60,87 47,83 47,83 47,83 39,13 13,04 78,26 47,83 13,04 78,3

Sangat Sangat
Kategori Baik Baik Cukup Cukup Cukup Kurang Baik Cukup Baik
Kurang Kurang
223

Pertemuan II :
Aktivitas Yang Diamati
No. Persentase
Jumlah Kategori
Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (%)

1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 75,00 Baik
2 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 16,67 Sangat Kurang
3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 75,00 Sangat Baik
4 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 75,00 Sangat Baik
5 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 66,67 Baik
6 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 5 41,67 Cukup
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
10 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 75,00 Baik
11 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 33,33 Kurang
12 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 67 Baik
13 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 25 Kurang
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
15 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 5 42 Cukup
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 Sangat Baik
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 83,33 Sangat Baik
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 83,33 Sangat Baik
19 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 75,00 Baik
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 Sangat Baik
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 Sangat Baik
22 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 16,67 Sangat Kurang
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
Jumlah 14 15 21 21 17 16 13 20 16 20 17
Perse
ntase 60,87 65,22 91,30 91,30 73,91 69,57 56,52 86,96 69,57 87 73,9
(%)
Sangat Sangat Sangat Sangat
Kategori Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik
Baik Baik Baik Baik
224

ANALISIS HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK


SIKLUS I
Rata-
Kegiatan Pert. 1 Pert. 2 Kategori
Aspek Yang Diamati Rata
Pembelajaran (%) (%)
(%)
1. Peserta didik 65 60,87 62,94 Baik
memberikan respon
kepada guru terkait
apersepsi dan motivasi
yang diberikan.
2. Peserta didik 60,87 65,22 63,05 Baik
Pendahuluan
mencatat tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh
guru.
3. Peserta didik masuk 47,83 91,30 69,57 Baik
ke kelas google
classroom.
Rata-Rata 66,28 Baik
Kegiatan Inti 4. Peserta didik 47,83 91,30 69,57 Baik
(Penerapan mengamati stimulus
Media yang diberikan
Aplikasi melalui google
Google classroom.
Classroom 5. Peserta didik 47,83 73,91 60,87 Baik
dalam mengidentifikasi
Discovery masalah berdasarkan
Learning) stimulus yang
diberikan.
6. Peserta didik 39,13 69,57 54,35 Cukup
berdiskusi bersama
teman kelompok dan
mengkaji literatur
yang relevan seperti
buku atau jurnal.
7. Peserta didik 4,35 47,83 26,09 Kurang
mengacungkan tangan
untuk memberikan
tanggapan atau
pertanyaan kepada
kelompok yang telah
presentasi.
8. Peserta didik 78,26 86,96 82,61 Sangat
menuliskan Baik
kesimpulan hasil
belajar.
225

Rata-
Kegiatan Pert. 1 Pert. 2 Kategori
Aspek Yang Diamati Rata
Pembelajaran (%) (%)
(%)
9. Peserta didik 47,83 69,57 58,7 Cukup
mengupload catatan
kesimpulan hasil
belajar dan LKPD
yang telah diisi
melalui google
classroom.
10. Peserta didik 13 87 50 Cukup
mengerjakan evaluasi
dan mengupload hasil
evaluasinya melalui
google classroom.
Rata-Rata 52,49 Cukup
11. Peserta didik 78,26 73,91 76,09 Baik
memberikan respon
Penutup kepada guru terkait
refleksi pembelajaran
yang disampaikan.
Rata-Rata 76,09 Baik
64,95% Baik
Persentase Rata-Rata Aktivitas Belajar Peserta Didik
B. SIKLUS II
Aktivitas Yang Diamati
Pe rsentase
No. Urut Jumlah Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (%)

1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 66,67 Baik
2 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 33,33 Kurang
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 83,33 Sangat Baik
4 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 66,67 Baik
5 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 50,00 Cukup
6 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 58,33 Cukup
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
9 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9 75 Sangat Baik
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
11 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 66,67 Baik
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
15 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 67 Baik
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 Sangat Baik
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 91,67 Sangat Baik
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 92 Sangat Baik
22 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 8 66,67 Baik
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10 83 Sangat Baik
Jumlah 19 18 22 23 20 19 15 21 20 18 23
Persentase
(%) 82,6087 78,26087 95,65 100,00 86,96 82,61 65,22 91,30 86,96 78,26087 100
Kategori Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik

226
ANALISIS HASIL OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

SIKLUS II

Kegiatan Pert. 3
Aspek Yang Diamati Kategori
Pembelajaran (%)
1. Peserta didik memberikan respon kepada 82,61 Sangat
guru terkait apersepsi dan motivasi yang Baik
diberikan.
Pendahuluan 2. Peserta didik mencatat tujuan 78,26 Baik
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru.
3. Peserta didik masuk ke kelas google 95,65 Sangat
classroom. Baik
Rata-Rata 89,13 Baik
4. Peserta didik mengamati stimulus yang 100 Sangat
diberikan melalui google classroom. Baik
5. Peserta didik mengidentifikasi masalah 86,96 Sangat
berdasarkan stimulus yang diberikan. Baik
6. Peserta didik berdiskusi bersama teman 82,61 Sangat
Kegiatan Inti kelompok dan mengkaji literatur yang Baik
(Penerapan relevan seperti buku atau jurnal.
Media Aplikasi 7. Peserta didik mengacungkan tangan untuk 65,22 Baik
Google memberikan tanggapan atau pertanyaan
Classroom kepada kelompok yang telah presentasi.
dalam 8. Peserta didik menuliskan kesimpulan hasil 91,30 Sangat
Discovery belajar. Baik
Learning) 9. Peserta didik mengupload catatan 86,96 Sangat
kesimpulan hasil belajar dan LKPD yang Baik
telah diisi melalui google classroom.
10. Peserta didik mengerjakan evaluasi dan 78,26 Baik
mengupload hasil evaluasinya melalui
google classroom.
Rata-Rata 79,50 Baik
11. peserta didik memberikan respon kepada 100 Sangat
Penutup guru terkait refleksi pembelajaran yang Baik
disampaikan.
Rata-Rata 100 Baik
89,54% Baik
Persentase Rata-Rata Aktivitas Belajar Peserta Didik

227
228

Lampiran D :
DOKUMENTASI
229

DOKUMENTASI

A. Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi


1. Siklus I
230

2. Siklus II
231

B. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 1 MA DDI Cambalagi


1. Siklus I

2. Siklus II
232

C. PROSES PEMBELAJARAN

(Tampilan Beranda Google Classroom)

(Guru memberikan stimulus melalui Google Classroom)

(Peserta didik berdiskusi mengenai masalah atau pertanyaan yang berkaitan dengan
stimulus yang dilihat dari Google Classroom)
233

(Peserta didik mencari literatur terkait (Peserta didik bersama dengan teman
materi yang diberikan) kelompoknya mendiskusikan
informasi yang telah diperoleh)

(Peserta didik bersiap untuk mengupload LKPD melalui Google Classroom)

(Tampilan ketika penugasan yang diberikan kepada pesreta didik dikumpul melalui
Google Classroom)
234

D. LKPD
Lampiran E :
RIWAYAT HIDUP

235
236

RIWAYAT HIDUP

Asma Thushaliha, lahir di Ancu Bone pada tanggal


2 Mei 1999. Penulis adalah anak pertama dari empat
bersaudara. Penulis merupakan anak kandung dari
pasangan Jaya dan Wisamah. Penulis mengawali
pendidikan formal di MI Assalam Ancu pada tahun
2005 hingga tahun 2011. Kemudian, melanjutkan
pendidikanya di SMP Negeri 1 Kajuara pada tahun
2011 hingga tahun 2014. Setelah itu, pada tahun 2014
melanjutkan pendidikan di MA Negeri 4 Bone hingga
tahun 2017. Pada tahun 2017, penulis masuk ke
Universitas Negeri Makassar (UNM) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) pada Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNM. Selama menempuh
pendidikan sebagai mahasiswa, penulis juga aktif dalam organisasi dan kepanitian HMJ
KIMIA FMIPA UNM dan asisten Laboratorium Kimia FMIPA UNM, serta mengikuti
program kegiatan kampus mengajar yaitu PERMATA SAKTI. Selain itu, penulis juga
aktif dalam komunitas Relawan Pendidikan Indonesia (RPI) dan Pemerhati Seni dan
Budaya Bone (PSBB) Sangdara.

Anda mungkin juga menyukai