Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN : 2808-1218

p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

Analisis Kualitas Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Guru Kimia Kelas X SMAN 4
Enrekang

Quality Analysis of Class X Chemistry Teacher Learning Outcomes Evaluation


Instrument at SMAN 4 Enrekang

Nurmia 1*, Maryono 2, Muhammad Anwar 3,


1,2,3
Jurusan Kimia, Universitas Negeri Makassar (contoh)
*Email: nnurmia25@unm.ac.id

(085342349049)

ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui
kualitas instrumen evaluasi hasil belajar siswa berdasarkan validitas, realibilitas,
daya pembeda, indeks kesukaran, dan efektifitas pengecoh, serta menentukan
presentase soal yang termasuk High order thinking skill di kelas X MIPA SMA
Negeri 4 Enrekang. Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X
MIPA SMAN 4 Enrekang yang berjumlah 123 peserta didik. Pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar dan pedoman wawancara guru.
Data tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas instrumen evaluasi hasil belajar guru kimia
memiliki validitas isi yang tinggi. Adapun kelayakan tes hasil belajar kimia
berdasarkan: (1) Jumlah kategori item soal validitas tinggi adalah 10%; (2)
Reliabilitas item soal memiliki kategori tinggi dengan r11 = 0,78; (3) Jumlah item
soal kategori daya pembeda baik sekali adalah 6,67%; (4) Jumlah item soal
kategori tingkat kesukaran sangat baik adalah 24,17%; (5) Untuk efektifitas
fungsi opsi kunci efektif 46,67%, efektifitas fungsi opsi kunci tidak efektif
53,33%, dan efektifitas fungsi opsi pengecoh efektif 50,83%, efektifitas fungsi
opsi tidak efektif 49,17%, (6) Soal-soal yang termasuk kedalam soal-soal High
Order Thinking Skill sebesar 23,33%.

Kata Kunci : Analisis 1, Validitas 2, Realibilitas 3, Tingkat Kesukaran 4, Daya Pembeda 5,


Efektifitas Pengecoh 6, High Order Thinking Skill7.

ABSTRACT
This research is a descriptive study that aims to determine the quality of the evaluation instrument
for student learning outcomes based on validity, reliability, discriminating power, difficulty index,
and the effectiveness of the deluder, as well as determining the percentage of questions that
include High order thinking skills in class X MIPA SMA Negeri 4 Enrekang. The subjects of this
study were all 123 students in class X MIPA at SMAN 4 Enrekang. Data collection was carried out
using learning achievement tests and teacher interview guidelines. The data were analyzed using
descriptive analysis. The results showed that the quality of the chemistry teacher's learning
outcomes evaluation instrument had high content validity. The feasibility of the chemistry learning
outcomes test is based on: (1) The number of item categories with high validity is 10%; (2) The
reliability of the question item has a high category with r11 = 0.78; (3) The number of items in the

1
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
e-ISSN : 2808-1218
p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

category of excellent discrimination is 6.67%; (4) The number of items in the category of very
good difficulty level is 24.17%; (5) The effectiveness of the effective lock option function is
46.67%, the effectiveness of the ineffective option function is 53.33%, and the effectiveness of the
effective deluder option function is 50.83%, the effectiveness of the ineffective option function is
49.17%, (6) Problem -questions that are included in the High Order Thinking Skill questions are
23.33%.

Keywords : Analysis1, Validity 2, Reliability 3, Difficulty Level 3, Distinguishing Power 4,


Detractor Effectiveness 5, High Order Thinking Skill 6.

sudah ditentukan. Peranana tes dalam


PENDAHULUAN rangka peningkatan mutu pendidikan
Secara harfiah kata evaluasi sangat penting karena tes adalah suatu
berasal dari bahasa Inggris evaluation; prosedur yang sistematis untuk
dalam bahasa Arab; al-taqdir; dalam mengamati perilaku seseorang dan
bahasa Indonesia berarti; penilaian. dijelaskan dalam bentuk skor atau
Akar katanya adalah value; dalam sistem kategori. Suatu tes yang dapat
bahasa Arab; al-qimah; dalam bahasa dikatakan baik sebagai alat pengukur,
Indonesia berarti; nilai (Wulan dan harus memenuhi persyaratan tes, yaitu
Rusdiana, 2014). Tujuan evaluasi memiliki validitas, realibilitas,
sendiri adalah untuk melacak proses objektivitas, praktibilitas, dan
belajar peserta didik apakah sudah ekonomis (Arikunto, 2013).
sesuai dengan rencana pelaksanaan Berdasarkan hal ini, tes yang
pembelajaran yang telah diterapkan, berkualitas adalah tes yang valid
mengecek hasil belajar peserta didik dalam arti tepat ukur dan konsisten
apakah ada kekurangan atau tidak hasil yang dicapai, mudah dalam
dalam proses pembelajaran, mencari pengadministrasian, mudah dalam hal
solusi dari kekurangan yang peserta penggunaan, dan mudah dalam
didik alami dan menyimpulkan menganalisis, mengartikan dan
seberapa menguasainya peserta didik menginterpretasikan hasilnya.
dalam kompetensi yang diterapkan. Tes sebagaimana diuraikan di
Kualitas hasil evaluasi dalam atas, adalah tes yang proses
prakteknya dipengaruhi oleh beberapa pembuatannya memerlukan waktu,
hal, antara lain tes yang digunakan. direncanakan secara khusus,
Menurut Arikunto (2013), tes dilaksanakan secara prosedur yang
merupakan alat atau prosedur yag benar, dibuat oleh tenaga ahli (guru-
diguakan untuk mengetahui atau guru) yang menguasai materi atau
subtansi dari pelajaran yang akan
dibuat tesnya, dan menguasai teknik
mengukur sesuatu dalam suasan, dalam pembuatan tes yang baik dan
dengan cara dan aturan-aturan yang benar . Dilihat dari cara

2
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
e-ISSN : 2808-1218
p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

penyusunannya, tes dapat dibedakan ini berkaitan dengan ketercapaian KD


atas dua jenis, yaitu tes buatan guru pada KI-3 yang dilakukan oleh guru
(teacher- made test) dan tes standar mata pelajara (Kemendikbud, 2017).
(standardized test) (Arikunto, 2013). Salah satu cara agar peserta
Penilaian yang dilaksanakan didik mampu berpikir tingkat tinggi
pada akhir semester genap oleh satuan adalah dengan menyajikan soal-soal
pendidikan untuk mengukur yang memiliki kriteria High order
pencapaian kompetensi peserta didik thinking skills. High order thinking
pada akhir semester adalah Penilaian skills (HOTS) atau keterampilan
Akhir Tahun (PAT). Cakupan materi berpikir tingkat tinggi merupakan
pada penilaian akhir tahun meliputi bagian dari taksonomi Bloom yang
seluruh indikator yang yang termasuk dalam kategori analyze
merepresentasikan kompetensi dasar (C4), evaluate (C5) dan create (C6)
pada semester genap pada tingkat yang dapat digunakan dalam
kelas yang sama (Kemdikbud, 2017). penyusunan soal. Pendidik harus
Tujuan penilaian ini adalah untuk memiliki pengetahuan dan keahlian
mengetahui hasil kognitif yang dicapai untuk menunjang pekerjaannya,
oleh para peserta didik, yakni seberapa sehingga dapat mengembangkan
jauh peserta didik telah mencapai keterampilan berpikir tingkat tinggi
kompetensi yang ditetapkan. Proses peserta didik tingkat SMA (Aydin dan
penilaian aspek kognitif dilakukan Yilmaz, 2010). Terkadang tidak semua
dengan teknik ujian yang kompetensi dasar dapat dibuatkan soal
menggunakan instrumen soal. yang bersifat High Order Thinking
Instrumen soal yang digunakan oleh Skills. Oleh karena itu, kejelian dan
guru umumnya masih menggunakan ketelitian dari tenaga pendidik sangat
butir soal yang ada di buku teks, diperlukan.
lembar kegiatan peserta didik, atau Berdasarkan dokumentasi yang
kumpulan soal yang telah diberikan dilakukan di SMAN 4 Enrekang
peserta didik. Kondisi ini membuat terdapat empat kelas yaitu X MIPA 1,
peserta didik cenderung hanya X MIPA 2, X MIPA 3, dan X MIPA 4.
menggunakan ingatan dalam Guru mata pelajaran kimia membuat
menyelesaikan soal (Hartini & sendiri instrumen penilaian hasil
Sukardjo, 2015). Penilaian belajar untuk ulangan harian, ulangan
pengetahuan merupakan penilaian tengah semester, dan ulangan akhir
untuk mengukur kemampuan peserta semester. Bentuk soal yang digunakan
didik berupa pengetahuan faktual, di sekolah dalam Ujian Akhir
konseptual, prosedural, dan Semester (UAS) adalah bentuk tes
metakognitif, serta kecakapan berpikir objektif (pilihan ganda). Soal dalam
tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian Ujian Akhir Semester harus memiliki

3
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
e-ISSN : 2808-1218
p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

kualitas yang baik agar dapat Enrekang untuk mengetahui


mengukur kemampuan hasil belajar bagaimana guru kimia membuat
peserta didik secara tepat dan akurat. instrumen evaluasi hasil belajar yang
Untuk itu, soal harus dianalisis. untuk diberikan kepada peserta didik.
mengetahui kualitas soal tersebut. Teknik yang digunakan
Menurut Arikunto (2013), analisis soal peneliti dalam pengumpulan data
bertujuan untuk mengadakan adalah dokumentasi dan wawancara.
identifikasi soal-soal yang baik, Teknik dokumentasi merupakan suatu
kurang baik, dan soal yang jelek. teknik pengumpulan data dengan
Dengan analisis soal dapat diperoleh menghimpun dan menganalisis
informasi tentang kekurangan sebuah dokumen-dokumen, baik dokumen
soal dan petunjuk untuk mengadakan tertulis, gambar maupun elektronik.
perbaikan. Teknik dokumentasi digunakan untuk
Berdasarkan uraian diatas, mendapatkan data berupa lembar Soal
maka telah dilakukan suatu penelitian Ujian Akhir Semester Genap mata
yang berjudul tentang Analisis pelajaran Kimia kelas X MIPA SMAN
Kualitas Instrumen Evaluasi Hasil 4 ENREKANG dan lembar jawaban
Belajar Guru Kimia SMAN 4 peserta didik. Kemudian dilakukan
Enrekang. wawancara guru untuk mengetahui
proses pembuatan instrumen evaluasi
METODE hasil belajar guru kimia kelas X
SMAN 4 Enrekang. Wawancara
Penelitian ini merupakan merupakan teknik pengumpulan data
penelitian deskriptif. Penelitian sebagai studi pendahuluan untuk
deskriptif merupakan penilitian yang mendapatkan permasalahan yang
ditujukan untuk menggambarkan dialami.
fenomena yang ada secara verbal atau
dengan kalimat dan numerik, yang
berlangsung pada saat ini atau masa HASIL DAN PEMBAHASAN
lampau.
Hasil penelitian menunjukkan
Penelitian dilakukan di SMAN bahwa kualitas hasil belajar guru
4 Enrekang pada semester genap kimia memiliki kualitas yang tinggi.
Tahun ajaran 2021/2022. Instrumen Kualitas intrumen tersebut dapat
penelitian yang digunakan pada dilihat dari hasil analisis validitas,
penelitian ini adalah lembar validasi riliabilitas, daya pembeda, indeks
isi dan pedoman wawancara. kesukaran, dan efektifitas pengecoh
Wawancara dilakukan dengan guru serta pengelompokan soal berdasarkan
kimia kelas X MIPA SMAN 4 soal-soal High Order Thinking Skill.

4
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
e-ISSN : 2808-1218
p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

Tabel 1. Uji Validitas

Tingkat Jumlah Nomor Soal Persentase


(%)
Tinggi 3 10, 24, 25 10
Cukup 17 3, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 56,67
20, 23, 26, 29, 30
Rendah 16 1, 2, 4, 14, 22, 27 20
Sangat rendah 4 6, 15, 21, 28 13,33
Jumlah 30 30 100
Rata-rata 0,43
Untuk uji validitas pada dinyatakan valid, begitu juga arti
penelitian ini menggunakan rumus sebaliknya. Peserta didik kelas X
korelasi product moment. Jika MIPA SMAN 4 Enrekang berjumlah
rhitung > rtabel (0.176) maka 123 orang.
Tabel 2. Reliabilitas

Kelas Reliabilitas Jumlah Butir Soal


X MIPA 0,78 30
Reliabilitas merupakan Apabila realibilitas pada suatu soal
ketetapan atau keajegan alat tersebut menunjukkan angka diantara 0,70 < r
dalam penilaian apa yang dinilainya. < 0,89 maka korelasi soal memiliki
Artinya, kapan pun alat penilaian realibilitas yang tinggi. Azwar
tersebut digunakan akan memberikan (1996) mengartikan realibilitas
hasil yang relative sama. sebagai keterpercayaan,
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas keterandalan, keajegan, konsistensi,
pada soal-soal pilihan ganda UAS dan kestabilan. Maka dapat diketahui
Kimia tahun ajaran 2021-2022 kelas bahwa instrument evaluasi hasi
X MIPA SMAN 4 Enrekang dapat belajar guru kimia kelas X SMAN 4
digolongkan reliabilitasnya tinggi Enrekang tersusun oleh butir-butir
dengan besar koefisien korelasi r11 = soal yang mampu menunjukkan
0,78. Semakin tinggi indeks keajegan hasil atas pengukuran yang
reliabilitas suatu tes, semakin tinggi dilakukan sehingga soal dapat
juga keajegan atau ketepatannya. dipercaya.

Tabel 3. Daya Pembeda

Daya Kriteria Jumlah Nomor Soal Persentase


Pembeda (%)
0,00 – 0,200 Jelek 7 6, 11, 21, 23, 28, 29, 30 23,33
0,21 – 0,40 Cukup 10 3, 4, 7, 8, 14, 15, 17, 19, 22, 24 33,33
0,41 – 0,70 Baik 11 1, 2, 5, 9, 10, 12, 16, 18, 25, 26, 27 36,67

5
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
e-ISSN : 2808-1218
p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

Daya Kriteria Jumlah Nomor Soal Persentase


Pembeda (%)
0,71 – 1,00 Baik 2 13, 20 6,67
Sekali
Jumlah 30 30 100
Rata-rata 0,36
Berdasarkan dari hasil berkemampuan rendah. Nilai daya
pnelitian yang diperoleh pada Tabel pembeda dinyatakan melalui indeks
3 dilihat dari daya pembeda soal daya pembeda. Makin tinggi atau
UAS kelas X MIPA sebanyak 11 makin besar indeks daya pembeda
soal sudah termasuk baik. Artinya soal, makin besar soal tersebut dapat
peserta didik kelas bawah lebih membedakan antara kelas atas dan
banyak menjawab pilihan jawaban kelas bawah. Karena intrumen
yang benar dibandingkan dengan evaluasi hasil belajar kimia
peserta didik kelas atas. Daya didominasi oleh daya pembeda
pembeda soal adalah kemampuan dengan kriteria cukup, baik dan baik
soal untuk membedakan kelompok sekali maka daya pembeda mampu
peserta tes berkemampuan tinggi dan membedakan antara kelas atas dan
kelompok peserta tes yang kelas bawah.
.
Tabel 4. Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Jumlah Nomor Soal Persentase (%)


0,00 – 0,30 adalah 3 6, 14, 28 10
soal sukar
0,31 -0,70 adalah 10 1, 2, 9, 12, 13, 15, 18, 20, 26, 27 33,33
soal sedang
0,71 – 1,00 adalah 17 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 16, 17, 19, 56,67
soal mudah 21, 22, 23, 24, 25, 29, 30
Jumlah 30 30 100
Rata-rata 0,68
Menurut Arifin (2012) untuk sebanyak 3 soal kategori sukar, 10 soal
memperoleh prestasi belajar yang kategori sedang, dan 17 soal kategori
baik, sebaiknya proposrsi antara mudah. Hasil perbandingan tersebut
tingkat kesukaran soal tersebar secara menunjukkan instrument evaluasi hasil
normal. Proporsi soal diatur untuk soal belajar UAS kelas X MIPA
sukar 25%, soal sedang 50%, soal mempunyai proporsi yang tidak
mudah 25% atau soal sukar 20%, soal seimbang dengan kata lain dapat
sedang 60%, soal mudah 20%, atau dikatakan soal UAS pada kelas X
soal sukar 15 %, soal sedang 70%, MIPA didominasi oleh tingkat
soal mudah 15%. Berdasarkan Tabel 4 kesukaran dengan kriteria mudah.
pada kelas X MIPA diketahui Semakin rendah angka indeks

6
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
e-ISSN : 2808-1218
p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

kesukaran soal, maka soal tersebut mempertinggi usahanya dalam


semakin sukar karena sedikit peserta memecahkan soal. Sebaliknya, soal
tes yang menjawab dengan benar soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
tersebut. Soal yang baik adalah soal peserta didik menjadi tidak memiliki
yang tidak terlalu sukar dan tidak semangat untuk mencobanya karena
terlalu mudah, soal yang terlalu mudah diluar kemampuannya.
tidak merangsang peserta didik untuk

Tabel 5. Evektifitas Pengecoh

Kategori IP Jumlah Pengecoh Persentase (%)


Sangat Baik = 76% - 125% 29 24,17
Baik = 51% - 75% atau 126% - 150% 20 16,67
Kurang Baik = 26% - 50% atau 151% 28 23,33
- 175%
Jelek = 0% - 25% atau 176% - 200% 31 25,83
Sangat Jelek = Lebih dari 200% 12 10
Jumlah 30 100
Suatu distraktor (pengecoh) memiliki efektifitas fungsi opsi
dapat dikatakan berfungsi baik jika pengecoh yang berfungsi efektif
jumlah pemilih kelompk atas dan sebesar 50,83% dan pengecoh yang
kelompok bawah tidak kuurang dari 2 tidak efektif 49,17%. Hasil tersebut
orang peserta dididk dan jumlah menunjukkan bahwa pengecoh pada
pemilih kelompok bawah harus lebih intrumen evaluasi hasil belajar kimia
besar dari keompok atas. Berdasarkan pada UAS X MIPA SMAN 4
hasil analisis penelitian menunjukkan Enrekang sebagian besar memiliki
intrumen evaluai hasil belajar pengecoh yang efektif.

Tabel. 6 Pengelompokan Soal-soal High Order Thinking Skill

Nomor Soal Level Kognitif


9, 12. 13, 14, 15, 24, 27 C4
Jumlah 7

sebanyak 45%, C4-analisis sebanyak


Menurut Helmawati (2019), persentasi 10%, 5) C5-evaluasi sebanyak 10%,
penilaian pembelajaran ada aspek
kognitif hendaknya didistribusikan dan 6) C6-kreasi sebanyak 5%. Hasil
penelitian tidak menunjukkan proporsi
sebagai berikut ; 1) C1-pengetahuan yang sama untuk persentasi penilaian
sebanyak 5%, 2) C2-pemahaman pembelajaran. Hasil enelitian
sebanyak 10%, 3) C3-penerapan menunjukkan bahwa tidak ada item

7
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
e-ISSN : 2808-1218
p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

soal yang mask dalam level kognitif peserta didik sangat dipengaruhi oleh
C5 dan C6. Hasil ini menunjukkan pembelajaran. Untuk itu guru
bahwa kemampuan guru kimia dalam diharapkan dapat menerapkan
membuat instrument evaluasi hasil pembelajaran berbasis HOTS yang
belajar UAS masih didominasi oleh mengedepankan unsur C4, C5 dan C6
unsur low order thinking skills. (Iskandar dan Senam (2015).
Kemampuan berpikir tingkat tinggi

KESIMPULAN DAN SARAN Direktorat Jenderal Pendidikan


Islam Kementrian Agama
A. Kesimpulan
Rata-rata r product moment Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-
validitas item soal 0,43; reliabilitas dasar Evaluasi Pendidikan.
item soal memiliki kategori tinggi Jakarta: PT Bumi Aksara.
dengan r11 = 0,78; Rata-rata daya
pembeda item soal 0,36; Rata-rata Aydin, N., Yilmaz, A. (2010). The
tingkat kesukaran item soal 0,68; effect of constructivist
Jumlah item soal kategori IP sangat approach in chemistry
baik adalah 24,17%,; Soal-soal yang education on students' higher
termasuk kedalam soal-soal High order cognitive skills. Journal
Order Thinking Skill sebesar 23,33%. of Education. No. 3 Vol. 39.

B. Saran Darma, budi. 2021. Statistika


Guru perlu ada perbaikan aspek Penelitian Menggunakan SPSS
konstruksi dan bahasa pada tes hasil (Uji Validitas, Uji Reliabilitas,
belajar peserta didik dan Sekolah perlu Regresi Linier Sederhana,
mengadakan pelatihan pembuatan soal Regresi Linier Berganda, Uji t,
berkategori High Order Thinking Skill. Uji F, R2). Jakarta:
GUEPEDIA.
DAFTAR PUSTAKA Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anastasia, A dan Urbina, S. 1997. Tes
Psikologi Edisi Bahasa Farida, Ida. 2017. Evaluasi
Indonesia. Jakarta: Pembelajaran Berdasarkan
PT.Prenhalindo. Kurikulum Nasional. Bandung:
IKAPI.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi
Pembelajaran. Jakarta: Hartini, & Sukardjo. (2015).
Pengembangan Higher Order

8
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
e-ISSN : 2808-1218
p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

Thinking Multiple Choice Test Rahayu, Tika Dwi, Bambang Hari


untuk Mengukur Keterampilan Purnomo, Sukidin. 2014.
Berpikir Kritis IPA Kelas VII Analisis Tingkat Kesukaran
SMP/MTs. Jurnal Inovasi Dan Daya Beda Pada Soal
Pendidikan IPA. No. 1. Vol. 1. Ujian Tengah Semester Ganjil
Bentuk Pilihan Ganda Mata
Kemdikbud. 2017. Panduan Penilaian Pelajaran Ekonomi Kelas X Di
oleh Pendidik dan Satuan SMA Negeri 5 Jember Tahun
Pendidikan Sekolah Menengah Ajaran 2012-2013. Jurnal
Atas. Jakarta: Direktorat Edukasi UNEJ. Vol. 1. No. 1.
Pembinaan SMA Ditjen
Pendidikan Dasar dan Retnawati, Heri. 2016. Analisis
Menengah. Kuantitatif Instrumen
Penilaian. Yogyakarta: Parama
Kemendikbud. 2019. Modul Publishing.
Penyusunan Soal HOTS.
Jakarta: Direktorat Jendral Sani, R. A. 2019. Cara Membuat Soal
Pendidikan Dasar Menengah HOTS. Tangerang: Tira Smart

Mirwati, Sidin Ali, Jikebet Saludung. Sartika dan Yusmaita. 2020.


2015. Evaluasi Program Pengembangan Assesmen
Pembelajaran Kimia Pada Literasi Kimia Pada Materi
SMA NEGERI 3 Hokum-Hukum Dasar Kimia
WATANSOPPENG. Jurnal Dan Stoikiometri Kelas X
Penelitian dan Evaluasi Sma/Ma. Jurnal Edukimia.
Pendidikan. Vol. 1. No. 1. Vol. 2. No. 3.

Purniasari, Laksmi, Muhammad Sudijono, Anas. 2011. Evaluasi


Masykuri, Dan Sri Retno Dwi Pedidikan. Jakarta: Raja
Ariani. 2021. Analisis Butir Grafindo
Soal Ujian Sekolah Mata
Pelajaran Kimia SMAN 1 Sudirman. 1992. Ilmu Pendidikan.
Kutowinangun Tahun Bandung: PT Remaja
Pelajaran 2019/2020 Rosdakarya.
Menggunakan Model
ITEMAN Dan RASCH. Jurnal Supriadi, Gito. 2020. Pengembangan
Pendidian Kimia. Vol. 10. No. Instrumen Penilaian Berbasis Higher
2. Order Thinking Skill (HOTS).
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

9
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
e-ISSN : 2808-1218
p-ISSN : 2808-1226

ChemEdu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia)


Volume x Nomor x, bulan tahun, halaman
http://ojs.unm.ac.id/index.php/ChemEdu/index
email : chemedu@unm.ac.id

Surapranata, Sumarna. 2009. Validasi, Utomo, Budi. 2018. Analisis Validitas


Reliabilitas, dan Interpretasi Isi Butir Soal Sebagai Salah
Hasil Tes. Bandung: Remaja Satu Upaya Pengingkatan
Rosdakarya. Kualitas Pembelajaran Di
Madrasah Berbasis Nlai-Nilai
Surapranata , Sumarna. 2005. Analisis, Islam. Jurnal Pendidikian
Validitas, Reliabilitas dan Matematik. Vol. 2. No. 1.
Intrepretasi Hasil Tes.
Bandung: PT Remaja Wulan, Ratna Elis Dan Rusdiana.
Rosdakarya. 2014. Evaluasi Pembelajaran
Dengan Pedekatan Kurikulum
Surapranata, sumarna. 2005. Panduan 2013. Bandung: Pustaka Setia
penulisan testertulis Bandung.
implementesi kurikulum 2004.
Bandung: remja rosakarya

10
(Received: Februari-2021; Reviewed: Juni-2021; Accepted: Juli-2021; Published: Agustus-2021) ©2021 – ChemEdu Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-NC-4.0 (https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)

Anda mungkin juga menyukai