Anda di halaman 1dari 8

Nurinda, dkk/ Unnes Journal of Biology Education 3 (1) (2014) 77-84

Unnes.J.Biol.Educ. 3 (1) (2014)

Unnes Journal of Biology Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujbe

ANALISIS BUTIR SOAL OLIMPIADE BIOLOGI SMA TINGKAT


KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

Sindy Nurinda, Ely Rudyatmi, Saiful Ridlo

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Indonesia


Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran Gunungpati Semarang Indonesia 50229

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kualitas butir soal olimpiade biologi SMA
Diterima: Januari 2014 tingkat kabupaten tahun 2013 di kabupaten Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek. Data kuantitatif
Disetujui: Februari 2014 berupa tingkat kesukaran, daya pembeda, efektivitas distraktor, validitas dan reliabilitas soal. Data
Dipublikasikan: April 2014 kualitatif penelitian berupa kesesuaian soal dari segi materi, konstruksi dan bahasa. Hasil penelitian
menunjukkan 32,5% soal sudah berkualitas baik secara kuantitatif maupun kualitatif, 8% soal baik
________________ secara kuantitatif tetapi tidak baik secara kualitatif, 23,3% soal baik secara kualitatif tetapi tidak
Keywords: baik secara kuantitatif dan 63,8% soal masih jelek.
biology olympiad for high
school; items analysis;
iteman 3.00 Abstract
____________________ ___________________________________________________________________
The objective of this research is to describe the test items quality of Regency Biology Olympiad for SMA 2013 in
Pacitan, Ponorogo, and Trenggalek regency. The quantitative data are difficulty level, discrimination index,
distractor effectiveness, validity and reliability of test items. The qualitative data includes the appropriate test
items viewed from the material, construction, and language. The research result shows that 32,5% items test
have good quality quantitatively and qualitatively, 8% items test have good qualitity quantitatively but not
qualitatively, 23,3% item test have good quality qualitatively but not quantitatively and 63,8 items test not
good.

© 2014 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6579
E-mail: rinda.five@gmail.com

77
Nurinda, dkk/ Unnes Journal of Biology Education 3 (1) (2014) 77-84

PENDAHULUAN merupakan salah satu software untuk analisis


butir soal. ITEMAN merupakan program
Olimpiade biologi SMA sebagai salah komputer yangdigunakan untuk menganalisis
satu program pemerintah dalam soal secara klasik. Program ini dikembangkan
mengembangkan bakat dan minat siswa di oleh Assessment Systems Corporation mulai
bidang sains dilaksanakan setiap tahun. Seleksi tahun1982 dan mengalami revisi pada tahun
olimpiade dilakukan mulai dari tingkat sekolah, 1984,1986, 1988, dan 1993; mulai dari versi 2.00
kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Pada sampai dengan versi 3. Program ini dapat
seleksi olimpiade tingkat kabupaten/kota digunakan untuk menganalisis data file jawaban
peserta olimpiade merupakan siswa SMA yang butir soal dalam format ASCII melalui manual
terpilih dari seluruh sekolah di tiap entry data atau dari mesin scanner, menskor dan
kabupaten/kota.Di kabupaten Pacitan, menganalisis data soal pilihan ganda dan skala
Ponorogo dan Trenggalek, pembinaan calon Linkert untuk 30 ribu siswa dan 250 butir soal,
peserta olimpiade biologi SMA di sekolah- menganalisis sebuah tes yang terdiri dari 10
sekolah sebagian besar menggunakan soal-soal skala (subtes) dan memberikan informasi
pada tahun sebelumnya. Soal-soal yang tentang validitas setiap butir (daya pembeda,
digunakan untuk pembinaan calon peserta tingkat kesukaran, proporsi jawaban pada setiap
belum diketahui kualitasnya. Padahal opsi), reliabilitas (KR-20/Alpha), standar error
semestinya kegiatan pembimbingan calon measurement (SEM), mean, variance, standar
peserta harus menggunakan soal-soal yang deviasi, skor median, skor minimum dan
berkualitas dan bermutu. maksimum serta frekuensi distribusi skor.
Kegiatan analisis butir soal dilakukan Program ini dapat dijalankan secara DOS
untuk mengetahui apakah soal yang dibuat dan maupun Windows.
digunakan baik, kurang baik atau jelek sehingga OSN biologi SMA tingkat kabupaten
dapat dilakukan perbaikan terhadap mutu soal dilaksanakan tiap tahun. Sehingga memerlukan
(Kaunang 2010). Menurut Nitko yang diacu adanya persiapan yang matang dari pihak
dalam Pedoman Analisis Butir Soal oleh sekolah meliputi pembinaan yang optimal
Depdiknas (2008) disebutkan bahwa analisis kepada para calon peserta OSN Biologi dengan
soal dapat digunakan untuk menentukan apakah menggunakan soal-soal yang telah dianalisis dan
suatu fungsi butir soal sesuai dengan yang diketahui kualitasnya. Soal olimpiade biologi
diharapkan, memberikan masukan kepada siswa SMA tahun 2013 belum dianalisis. Terkait
tentang kemampuan kognitif mereka serta dengan hal tersebut maka dilakukan penelitian
merevisi materi yang dinilai atau diukur. yang bertujuan untuk mengetahui kualitas soal
Analisis soal dapat dilakukan dengan dua cara olimpiade biologi SMA di kabupaten Pacitan,
yaitu dengan analisis secara kuantitatif dan Ponorogo dan Trenggalek.
analisis secara kualitatif. Pada analisis
kuantitatif, terdapat beberapa karakteristik butir METODE PENELITIAN
soal, yaitu taraf kesukaran, daya pembeda, dan
efektifitas distraktor, validitas butir dan Penelitian terhadap soal olimpiade biologi
reliabilitas (Mardapi 1998). Suatu soal akan SMA tingkat kabupaten tahun 2013
dikatakan baik apabila memiliki karakteristik dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten
butir soal yang sesuai. Analisis kualitatif Pacitan, Ponorogo, Trenggalek serta Jurusan
merupakan penilaian yang dimaksudkan untuk Biologi UNNES. Penelitian ini adalah penelitian
menganalisis butir soal ditinjau dari segi teknis, deskriptif yang dilakukan dengan menganalisis
isi dan keterkaitan soal dengan materi yang soal dan jawaban peserta olimpiade tingkat
diajarkan serta editorial. kabupaten tahun 2013. Metode pengumpulan
Analisis butir soal secara kuantitatif dapat data yang digunakan adalah dokumentasi.
dilakukan dengan bantuan program Iteman yang

78
Nurinda, dkk/ Unnes Journal of Biology Education 3 (1) (2014) 77-84

Data penelitian berupa kualitas butir soal Soal dengan daya beda baik dan cukup baik
secara kuantitatif dan kualitatif. Data penelitian adalah soal yang dapat membedakan siswa
secara kuantitatif ditekankan pada tingkat berkemampuan tinggi dan siswa berkemampuan
kesukaran soal, daya pembeda, efektifitas rendah. Dengan demikian terdapat 81,67% soal
distraktor, validitas dan reliabilitas yang yang baik digunakan. Hasil ini sesuai dengan
dihitung dengan program Iteman versi 3.00. pendapat Arikunto (2011) bahwa soal yang baik
Data penelitian secara kualitatif dikaji dari digunakan adalah soal yang memiliki daya
ketepatan materi, konstruksi soal, dan bahasa pembeda baik dan cukup baik, sedangkan soal
yang digunakan dengan penelaahan secara yang memiliki daya pembeda jelek sebaiknya
langsung oleh peneliti. Data penelitian dianalisis direvisi atau dihilangkan. Pada soal olimpiade
secara deskriptif. biologi SMA tingkat kabupaten tahun 2013
masih terdapat 18,33% soal yang memiliki daya
HASIL DAN PEMBAHASAN pembeda jelek. Soal yang memiliki daya
pembeda jelek artinya soal tersebut banyak
Hasil analisis butir soal dengan program dijawab benar oleh siswa yang berkemampuan
Iteman versi 3.00 menunjukkan proporsi soal rendah dan banyak dijawab salah oleh siswa
sukar sebanyak 58,33%, sedang 35,85%, sangat yang berkemampuan tinggi. Soal seperti ini
sukar 5% dan soal mudah 0,83%. Dengan seharusnya tidak digunakan kembali untuk
demikian soal olimpiade biologi SMA tahun pembimbingan calon peserta olimpiade. Apabila
2013 di kabupaten Pacitan, Ponorogo dan akan digunakan, maka soal perlu direvisi. Hal
Trenggalek tergolong sukar. Tingkat kesukaran ini sesuai dengan pendapat Kurpius&Stafford
soal disesuaikan dengan tujuan dari evaluasi. (2006) bahwa sebuah soal yang memiliki daya
Soal olimpiade memiliki tujuan untuk pembeda soal jelek harus dibuang atau
menyeleksi siswa yang unggul di bidang biologi dihilangkan meskipun nilai tingkat
sehingga diperlukan soal dengan tingkat kesukarannya dapat diterima. Ini dilakukan agar
kesukaran tinggi. Hal ini sesuai dengan soal dapat berfungsi sesuai dengan tujuan yang
pendapat Anastasia (2003) bahwa apabila tujuan diinginkan.
pembuatan soal untuk keperluan seleksi maka Hasil analisis efektifitas distraktor dengan
yang digunakan sebaiknya soalsukar dan program Iteman dapat diketahui74,16%
sedang. Soal yang berkategori mudah sebaiknya distraktor sudah efektif dan sisanya 25,83%
tidak digunakan sedangkan soal dengan kategori distraktor belum efektif. Distraktor dapat
sangat sukar dapat digunakan namun hanya dikatakan efektif apabila dipilih minimal 5%
dalam porsi yang sedikit. Soal olimpiade biologi dari keseluruhan peserta. Efektifitas distraktor
SMA tingkat kabupaten tahun 2013 yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya
memiliki kategori sangat sukar ada 5%. Menurut adalah homogenitas distraktor. Soal yang
Kurpius&Stafford (2006) penggunaan soal memiliki distraktor dengan statemen “semua
ekstrem sukar perlu digunakan agar seleksi benar”, “seluruhnya”, atau sejenisnya akan
semakin ketat dan tujuan penggunaan soal dapat cenderung dipilih oleh peserta tes. Contohnya
tercapai. Terkait dengan kedua pendapat pada soal nomor 65, distraktor E yang
tersebut, maka hasil penelitian ini sudah sesuai menggunakan pernyataan “seluruhnya” dari
dengan teori. Soal mudah seharusnya tidak hasil Iteman menunjukkan nilai Prop.Endorsing
digunakan dalam seleksi olimpiade. Akan tetapi, yang lebih besar dibandingkan nilai Prop.
masih terdapat 0,83% soal dengan kategori Endorsing distraktor yang lain. Contoh lainnya
mudah. Soal dengan kategori mudah sebaiknya pada soal nomor 31, distraktor soal ini juga
tidak digunakan kembali untuk pembimbingan. tidak homogen dan logis dilihat dari segi materi
Hasil analisis daya pembeda soal sehingga distraktor tidak berfungsi. Hasil ini
menunjukkan persentase soal dengan daya beda sesuai dengan hasil penelitian Rokhimah (2012)
baik 36,67%, cukup baik 45%, dan jelek 18,33%. dimana berfungsi atau tidaknya distraktor

79
Nurinda, dkk/ Unnes Journal of Biology Education 3 (1) (2014) 77-84

dipengaruhi oleh homogenitas distraktor dilihat ganda. Jumlah butir soal tersebut sudah cukup
dari segi materi, kalimat atau pernyataan yang panjang untuk sebuah tes.
memberikan petunjuk pada jawaban yang benar, Setelah diketahui tingkat kesukaran, daya
serta panjang pilihan jawaban soal. pembeda, efektifitas distraktor, validitas dan
Hasil analisis validitas butir soal reliabilitas yang sesuai untuk soal olimpiade,
menunjukkan 54,16% butir soal valid sedangkan maka diperoleh rekapitulasi hasil analisis
45,83% butir soal tidak valid. Soal yang valid kuantitatif soal olimpiade biologi SMA tingkat
adalah soal yang telah memiliki korelasi positif kabupaten tahun 2013. Soal yang baik memiliki
dengan skor totalnya dan hasil hitung rpbis persentase 40,8%, soal yang baik tetapi
(point biseral correlation) ≥ rtabel. Artinya butir- memerlukan revisi 13,4% sedangkan soal yang
butir soal tersebut sudah mampu mengukur jelek 45,8%. Soal yang baik adalah soal yang
kemampuan peserta Olimpiade biologi di memiliki tingkat kesukaran dari sedang hingga
kabupaten Pacitan, Ponorogo dan Trenggalek. sangat sukar, memiliki daya pembeda baik atau
Soal yang tidak valid dapat disebabkan oleh cukup baik, distraktor efektif, valid dan reliabel.
beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi Soal yang masih memerlukan revisi adalah soal
validitas menurut Sukardi (2008) salah satunya yang baik tetapi masih memiliki distraktor yang
adalah faktor dari dalam soal itu sendiri. belum efektif. Sedangkan soal jelek adalah soal
Berdasarkan hasil analisis kualitatif, sebanyak yang tidak valid. Soal jelek sebaiknya tidak
44,2% soal masih belum memiliki aspek materi, digunakan untuk pembimbingan calon peserta
konstruksi dan bahasa yang baik. Penggunaan olimpiade. Hal ini karena soal tersebut tidak
kosa kata dan kalimat yang sulit atau tidak dapat mengukur kemampuan peserta tes dengan
komunikatif dapat menyebabkan peserta tidak baik.
memahami maksud dari sebuah pertanyaan. Berdasarkan hasil analisis soal secara
Hasil analisis kualitatif menunjukkan masih kualitatif dengan menggunakan format
terdapat 5% soal yang tidak menggunakan penelaahan yang mencakup materi, konstruksi
bahasa yang komunikatif. Selain itu, hasil dan bahasa sebanyak 55,8% soal sudah memiliki
analisis juga menunjukkan sebanyak 9,2% kualitas yang baik sedangkan sebanyak 44,2%
pokok soal tidak disusun secara jelas hal ini soal masih perlu diperbaiki. Soal yang tergolong
menyebabkan multitafsir sehingga peserta sulit baik adalah soal yang memenuhi semua aspek.
memahami soal yang bersangkutan. Menurut Sudjana (2006) soal yang baik adalah
Nilai reliabilitas soal berdasarkan nilai soal yang memiliki rumusan pokok soal yang
koefisien alpha pada analisis dengan Iteman jelas, tidak mengandung pernyataan yang
diperoleh nilai 0,782. Hal ini berarti soal bersifat negatif ganda, alternatif jawaban
memiliki nilai keajegan yang tinggi. Tinggi homogen, distraktor berfungsi, pokok soal tidak
rendahnya koefisien reliabilitas dipengaruhi oleh menunjuk pada kunci jawaban, dan opsi yang
beberapa faktor. Menurut Depdiknas (2008), berbentuk angka disusun mulai dari yang
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai terkecil. Contoh soal yang baik pada soal
reliabilitas adalah panjang tes, panjang waktu olimpiade biologi SMA tahun 2013 tingkat
mengerjakan soal, homogenitas belahan dan kabupaten adalah soal nomor 45 berikut.
tingkat kesukaran soal.Pada pembahasan
tarafkesukaran soal dapat dilihat bahwa rata-rata 45. Perhatikan gambar di bawah ini:
soal Olimpiade memiliki tingkat kesukaran
sedang dan sukar. x Artinya soal tersebut masih
dapat dikerjakan oleh sebagian peserta
Olimpiade sehingga mempengaruhi nilai
reliabilitas menjadi tinggi. Selain itu soal
olimpiade biologi SMA tahun 2013 tingkat
kabupaten terdiri atas 120 butir soal pilihan

80
Nurinda, dkk/ Unnes Journal of Biology Education 3 (1) (2014) 77-84

Gambar tersebut merupakan tahapan konsep dasar untuk jenjang tertentu dengan
gastrula dari perkembangan embrio tingkat kesulitan analitis yang lebih kompleks,
katak. Bagian yang akan berkembang maka soal olimpiade seharusnya memiliki
menjadi rongga dada dan perut dimensi proses kognitif yang tinggi seperti C3,
adalah... C5 dan C6 karena dimensi proses kognitif C1,
A. I D. IV C2 dan C3 merupakan tingkatan ranah proses
B. II E. V kognitif yang paling rendah sehingga kurang
C. III sesuai untuk olimpiade. Hasil analisis ranah
kognitif untuk dimensi pengetahuan atau
Soal tersebut termasuk soal yang baik
knowledge menunjukkan sebanyak 20,8% soal
karena telah disusun sesuai dengan kisi-kisi,
termasuk ke dalam dimensi pengetahuan
pokok soal dirumuskan dengan jelas, gambar
faktual, 69,2% termasuk dimensi pengetahuan
yang digunakan sesuai dan dapat dipahami,
konseptual dan sebanyak 9,96% soal termasuk
pilihan jawaban berupa angka disusun sesuai
dimensi pengetahuan prosedural. Sebagian besar
dengan urutan dari kecil ke besar, dan bahasa
soal C3, C4, C5 dan C6 sudah termasuk ke
yang digunakan komunikatif sehingga mudah
dalam dimensi pengetahuan konseptual dan
untuk dipahami.
prosedural sehingga sesuai untuk olimpiade.
Berdasarkan analisis dari aspek materi,
Sedangkan soal C1 dan C2 sebagian besar
sebagian besar soal sudah sesuai dengan kisi-kisi
termasuk ke dalam dimensi faktual. Herlanti
materi yang diujikan dalam seleksi olimpiade
(2010) menyebutkan bahwa soal dengan dimensi
biologi. Sebuah soal harus dibuat berdasarkan
pengetahuan faktual termasuk ke dalam kategori
kisi-kisi dan dikembangkan sesuai dengan
berpikir tingkat rendah (low order thinking).
indikator. Akan tetapi pada soal olimpiade
Soal yang demikian tentu tidak sesuai jika
biologi SMA tingkat kabupaten tahun 2013
digunakan untuk soal olimpiade karena
masih terdapat 3,3% soal yang belum sesuai
olimpiade menuntut penggunaan soal high order
dengan kisi-kisi soal olimpiade biologi. Selain
thinking. Oleh karena itu perlu adanya
itu terdapat dua sub materi di dalam kisi-kisi
perbaikan pada jenjang kognitif soal olimpiade
yang tidak tercantum dalam soal, yaitu sub
dengan memperbanyak soal high order thinking.
materi imunitas dan makanan serta
Hasil analisis aspek konstruksi
hubungannya. Menurut Maiza (2013) sebuah
menunjukkan masih terdapat beberapa soal yang
soal dikatakan baik apabila sesuai dengan kisi-
perlu diperbaiki. Sebanyak 9,2% soal tidak
kisi soal yang ada. Soal yang tidak sesuai
disusun secara jelas dan sebanyak 4,2% soal
dengan kisi-kisi dapat menyebabkan soal
memiliki rumusan pilihan jawaban yang kurang
tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana
tepat. Contohnya pada soal nomor 31 berikut.
mestinya. Selain itu apabila terdapat kisi-kisi
materi yang tidak dimunculkan di dalam soal tes
31. Masalah jangka panjang utama yang
akan menyebabkan soal tersebut kurang dihasilkan dari pengairan berlebih
mengukur apa yang seharusnya diukur dari hasil adalah..
tes. Soal olimpiade seharusnya memiliki A. kekeringan dari tanaman budi
kesesuaian dengan kisi-kisi materi yang telah daya.
ada sehingga soal dapat berfungsi dengan baik. B. akumulasi garam di dalam tanah.
Perbandingan ranah kognitif C. erosi partikel tanah yang baik.
C1:C2:C3:C4:C5:C6 soal Olimpiade adalah D. meningkatkan populasi gulma
1:4:1:4:1:1. Soal dengan dimensi proses kognitif yang menggunakan air.
C2 (memahami) lebih banyak ditemui daripada E. pendinginan tanah yang
soal dengan ranah kognitif C4, C5 dan C6. Hal berlebihan.
ini bertolak belakang dengan pendapat Maiza
(2013) bahwa soal olimpiade adalah soal yang
dikerjakan oleh siswa yang telah menguasai

81
Nurinda, dkk/ Unnes Journal of Biology Education 3 (1) (2014) 77-84

Pokok soal di atas kurang jelas karena 19 butir soal sudah memiliki gambar, tabel dan
belum jelas pengairan apa yang dimaksudkan di grafik yang jelas dan sesuai. Gambar, tabel dan
dalam soal tersebut. Pokok soal yang tidak jelas grafik pada soal harus memiliki ukuran yang
dan rumusan pokok soal serta pilihan jawaban sesuai sehingga dapat terbaca, memiliki
yang tidak menggunakan keterangan seperlunya keterangan yang jelas sehingga dapat
dapat menyebabkan multitafsir sehingga siswa memberikan informasi yang diperlukan untuk
menjadi tidak dapat memahami soal dengan dapat memahami pertanyaan soal. Akan tetapi
baik. Akibatnya soal menjadi tidak valid. Selain hasil analisis menunjukkan masih terdapat 4
itu, pilihan jawaban soal juga tidak homogen. butir soal yang memiliki grafik dengan
Soal tersebut menanyakan tentang masalah keterangan yang kurang jelas. Soal tersebut
jangka panjang dari pengairan berlebih, namun apabila akan digunakan kembali untuk
opsi A menggunakan kata “kekeringan” yang pembimbingan calon peserta olimpiade
kontradiktif dengan soal dan tidak logis. Hal ini sebaiknya harus diperbaiki terlebih dahulu.
menyebabkan opsi A hanya dipilih kurang dari Hasil analisis dari aspek bahasa,
5% dari peserta tes atau tidak efektif. menunjukkan masih terdapat soal-soal yang
Pada soal olimpiade biologi SMA tahun memerlukan perbaikan. Contohnya soal nomor
2013 terdapat 22,5% soal memiliki panjang 24 berikut.
pilihan jawaban yang tidak sama. Menurut
Depdiknas (2008) peserta tes memiliki 24.Rubisco mengkatalisis proses karboksilasi
kecenderungan untuk memilih pilihan jawaban (carboxylation) dan juga oksigenasi dari
terpanjang sebagai kunci. Hasil penelitian ribulosa 1,5-bifosfat. Diantara ketiga
menunjukkan hal yang sama dengan pendapat senyawa di bawah ini, manakah yang
tersebut. Contohnya pada soal nomor 1, opsi C merupakan produk hasil dari aktivitas ini?
memiliki panjang jawaban yang lebih panjang
daripada opsi A, B, D dan E. Hasil analisis I. Glyceraldehyde 3-phosphate
dengan Iteman menunjukkan nilai II. 2-Phosphoglycolate
Prop.Endorsing untuk opsi C lebih besar dari III. 3-Phosphoglycerate
opsi yang lain yaitu 0,473 artinya opsi C dipilih
oleh 47,3% peserta tes. Dengan kata lain, A. Hanya I D. Hanya II dan III
panjang jawaban yang tidak sama menyebabkan B. Hanya I dan II E. Hanya III
distraktor menjadi tidak efektif. Selain itu, masih
C. Hanya II
terdapat 2,5% soal yang memiliki pilihan
jawaban dengan pernyataan “semua benar”,
“seluruhnya benar” dan sebagainya. Soal yang Soal di atas belum sesuai dengan kaidah
mengandung pernyataan “semua benar” di penulisan sesuai bahasa Indonesia yang benar.
dalam pilihan jawabannya adalah soal yang Kata yang merupakan bahasa asing
kurang baik karena tidak homogen. Siswa juga (carboxylation) seharusnya diketik miring. Pada
memiliki kecenderungan untuk memilih pilihan soal tersebut ribulosa 1,5-bifosfat diketik
jawaban dengan pernyataan tersebut. Pada soal menggunakan istilah bahasa Indonesia, tetapi
nomor 65, pilihan jawaban yang mengandung senyawa lain ditulis dengan istilah asing.
pernyataan “seluruhnya benar” menjadi kunci Apabila memang ingin menggunakan istilah
jawaban, hal tersebut seharusnya dihindari asing, sebaiknya tidak lagi menggunakan istilah
karena menurut Yani (2009) jika semua pilihan bahasa Indonesia. Selain itu, kata “hanya” pada
jawaban adalah benar, maka informasi apakah pilihan jawaban sebaiknya dihilangkan saja
peserta didik telah mengetahui dan memahami karena apabila diulang-ulang hanya akan
materi dengan baik tidak akan dapat diketahui. menghabiskan waktu peserta seleksi. Kata
Pada penelitian ini dari 23 soal yang “hanya” dalam pilihan jawaban tersebut bukan
menggunakan gambar, tabel dan grafik terdapat merupakan kata yang penting dan harus ada

82
Nurinda, dkk/ Unnes Journal of Biology Education 3 (1) (2014) 77-84

dalam kalimat sehingga meskipun kata tersebut kuantitatif maupun kualitatif. Akan tetapi, hasil
dihilangkan tidak akan mengubah arti. analisis menunjukkan masih terdapat banyak
Dari hasil analisis, diketahui masih kekurangan dalam soal olimpiade biologi SMA
terdapat 5% soal yang belum menggunakan tingkat kabupaten tahun 2013. Contohnya
bahasa yang komunikatif. Penggunaan bahasa kesalahan pada konstruksi soal dan penggunaan
yang tidak komunikatif dapat menyebabkan bahasa yang kurang komunikatif. Hal ini
peserta tes menjadi kesulitan dalam memahami dimungkinkan karena keterbatasan waktu
soal. Menurut Sugiharto (2010) sebuah soal penyusunan soal sehingga soal yang digunakan
yang tidak komunikatif, ambigu dan sulit untuk seleksi olimpiade biologi SMA tingkat
dimengerti akan menyebabkan penurunan kabupaten merupakan soal yang diambil dari
validitas butir soal yang bersangkutan. Soal soal-soal tahun sebelumnya baik dari seleksi
olimpiade seharusnya dibuat dengan tingkat provinsi, nasional maupun internasional
menggunakan bahasa yang lebih komunikatif, (IBO). Soal-soal yang diambil dari IBO
jelas dan tidak ambigu. Hal ini diperlukan agar sebaiknya diterjemahkan dengan menggunakan
hasil yang diperoleh dapat maksimal. bahasa Indonesia yang komunikatif. Sehingga
Soal olimpiade yang berkualitas ditinjau soal menjadi lebih mudah dipahami oleh peserta
dari segi kuantitatif harus memiliki tingkat tes.
kesukaran yang tinggi, daya pembeda baik, Faktor lain yang dapat mempengaruhi
distraktor efektif dan berfungsi baik, valid serta kualitas butir soal adalah peserta tes. Jumlah
reliabel. Sedangkan ditinjau segi kualitatif soal peserta tes serta tingkat kemampuan berpikir
juga harus memenuhi aspek materi, konstruksi peserta sangat berpengaruh terhadap hasil
dan bahasa. Pada penelitian ini, terdapat 39 atau analisis kualitas butir soal (Azwar 2011).
32,5% butir soal yang sudah baik dari segi Penelitian ini menggunakan lembar jawaban
kuantitatif maupun kualitatif. Soal-soal ini peserta tes dari tiga kabupaten yang berbeda.
sebaiknya digunakan untuk pembimbingan dan Tingkat kemampuan peserta juga berbeda-beda.
penyeleksian calon peserta olimpiade di sekolah. Semakin banyak dan bervariasi kemampuan
Dengan demikian diharapkan pembimbingan peserta tes maka hasil analisis akan lebih akurat
dan penyeleksian peserta olimpiade dapat dan representatif.
dilakukan secara optimal.
Kualitas butir soal secara keseluruhan SIMPULAN
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
adalah faktor penyusun soal. Menurut pedoman Berdasarkan hasil penelitian dan
pelaksanaan olimpiade oleh Ditjen Dikdasmen pembahasan dapat disimpulkan bahwa 32,5%
(2013) soal olimpiade biologi tingkat kabupaten soal sudah berkualitas baik secara kuantitatif
disusun oleh tim pusat. Pembuatan soal maupun kualitatif, 8% soal baik secara
sepenuhnya menjadi tanggungjawab kuantitatif tetapi tidak baik secara kualitatif,
Kemendiknas. Anggota tim penyusun soal 23,3% soal baik secara kualitatif tetapi tidak baik
merupakan dosen-dosen dan para ahli biologi secara kuantitatif dan 63,8% soal masih jelek.
dari berbagai universitas serta siswa mantan
peserta olimpiade biologi yang telah berhasil DAFTAR PUSTAKA
mendapatkan kemenangan di dalam ajang
International Biology Olympiad (IBO). Tim ini Anastasia US. 2003. Psycological Testing. New Jersey:
kemudian bekerja sama untuk membuat soal Prentice-Hall
olimpiade biologi mulai dari tingkat Arikunto S. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
kabupaten/kota, provinsi hingga tingkat Jakarta: Bumi Aksara.
nasional. Dengan susunan tim yang demikian
seharusnya soal yang dihasilkan adalah soal-soal Azwar S. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
yang benar-benar berkualitas baik secara

83
Nurinda, dkk/ Unnes Journal of Biology Education 3 (1) (2014) 77-84

[Depdiknas] Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Mardapi D. 1998. Analisis butir soal dengan teori tes
Panduan Analisis Butir Soal.Jakarta: Depdiknas. klasik dan teori respon butir. Jurnal
Kependidikan. Edisi Khusus Dies Tahun
[Ditjen Dikdasmen] Direktorat Jenderal Pendidikan XXVIII.
Dasar dan Menengah . 2013. Pedoman
Pelaksanaan Seleksi Olimpiade Sains Tingkat Rokhimah S. 2012. Analisis Soal Latihan Ujian
Kabupaten/Kota dan Provinsi . Jakarta: Ditjet Nasional Mata Pelajaran Biologi SMA di Kota
Dikdasmen. Semarang (Skripsi). Semarang: Universitas
Negeri Semarang
Herlanti Y. 2010. Meneropong kualitas soal tes buatan
guru biologi MTs Negeri se-Jakarta Selatan. Sudjana N. 2006. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
2(1):175-198
Sugiharto B. 2010. Validitas dan Reliabilitas. Online at
Kaunang ROW. 2010. Menganalisis butir soal. Jurnal http://bowo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2010/11
Inovasi 7(1):1-5. /validitas-reliabilitasbowo.pdf [diakses tanggal
28 Oktober 2013]
Kurpius SE & Stafford ME. 2006. Testing and
Measurement : A User-Friendly Guide. California : Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Sage Publications, Inc Aksara.

Maiza R. 2013. Analisis butir soal tes tertulis tingkat Yani M. 2009. Diktat Teknik Penulisan Soal Pilihan
SMP pada olimpiade Fisika se-Riau tahun Ganda. Banyuwangi: Pendais
2013. Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau 1:1-11.

84

Anda mungkin juga menyukai