Anda di halaman 1dari 142

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


PKn MURID KELAS IV SDN 1 BAHARI KECAMATAN
SAMPOLAWA KABUPATEN BUTON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Penelitian pada Jurusan Pendidikan


Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar

Oleh

DASRIA RAHMAN
10540 3282 09

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132 Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info.com

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Dasria Rahman

Stambuk : 10540 3282 09

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam


Meningkatkan Hasil Belajar PKn Murid Kelas IV SDN 1 Bahari
Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton.

Setelah diperiksa ulang, skripsi ini memenuhi syarat untuk diujikan.

Makassar, Agustus 2014

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Muhajirah Hasanudin, M.Si Muhajir, S.Pd., M.Pd.

Mengetahui,
Dekan FKIP
Unismuh Makassar Ketua Jurusan PGSD

Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum. Sulfasyah, MA., Ph.D.


NBM : 858625 NBM. 970 635
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132 Makassar 90221
www.fkip-unismuh-info.com

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam


Meningkatkan Hasil Belajar PKn Murid Kelas IV SDN 1 Bahari
Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton.

Nama : Dasria Rahman

NIM : 10540 3282 09

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini telah memenuhi persyaratan
diujikan di hadapan Tim Penguji Ujian Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Muhajirah Hasanudin, M.Si Muhajir, S.Pd., M.Pd.

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan


Unismuh Makassar Ketua Jurusan PGSD

Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum. Sulfasyah, MA., Ph.D.


NBM. 858625 NBM. 970 635
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132 Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info.com

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dasria Rahman

Nim : 10540 3282 09

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Penerapan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn
Murid Kelas IV SDN 1 Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten
Buton.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila
pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2014

Yang Membuat Pernyataan

Dasria Rahman
Nim:10540 3282 09

Di ketahui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Muhajirah Hasanudin, M.Si Muhajir, S.Pd., M.Pd.


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Alamat : Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar Fax (0411) 860 132 Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info.com

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Dasria Rahman
Nim : 10540 3282 09
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan
menyusun sendiri skripsi ini (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2014

Yang membuat perjanjian

Dasria Rahman
Nim :10540 3282 09
Mengetahui,
Ketua Jurusan PGSD

Sulfasyah, MA., Ph.D.


NBM. 970 635
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

‫َﺐ‬
ْ ‫َﺎرﻏ‬
ْ ‫ﱢﻚ ﻓ‬
َ ‫َﺐ◌ َوإ َِﱃ َرﺑ‬
ْ ‫ْﺖ ﻓَﺎﻧْﺼ‬
َ ‫إِ ﱠن َﻣ َﻊ اﻟْﻌُ ْﺴ ِﺮ ﻳُ ْﺴﺮًا◌ ﻓَِﺈذَا ﻓَـَﺮﻏ‬

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Maka apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, Dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(QS. Alam Nasyrah: 6-8)

ۗ◌
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia
akan mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang diusahakan dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya.

( Q.S Al-Baqarah : 286 )

Berbuat yang terbaik hari ini karna hari ini adalah hidupku merencanakan yang terbaik
untuk hari esok karena hari esok adalah masa depanku menjadi diri sendiri merupakan hal
yang utama.

Kupersembahkan buah pena ini kepada Ayahanda dan Ibunda,


serta saudara-saudara ku tercinta yang telah memberikan
kasih sayang yang tulus, semangat, moral, material,
dan spiritual yang tiada tara. Manakala aku
gentar dan merasa sendiri, mereka senantiasa
memberiku kepercayaan dan doa yang tulus,
hadir seindah cahaya, sesejuk dan
sesegar telaga Alkautsar.
ABSTRAK

DASRIA RAHMAN. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn Murid Kelas IV SDN 1 Bahari Kecamatan
Sampolawa Kabupaten Buton. Skripsi ini dibimbing oleh Hj. Muhajirah Hasanudin
sebagai pembimbing I, dan pembimbing II Muhajir, Fakultas keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar PKn pembahasan konsep Globalisasi melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
pada murid kelas IV SDN I Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton

Penelitian ini termasuk penelitian deskritif yang didesain melalui penelitian


tindakan kelas (class room action research). penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
sebanyak dua siklus, tiap siklus dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan dan
dilaksanakan Mei sampai Juni. penelitian ini dilaksanakan kelas IV SDN I Bahari
Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton dengan jumlah murid 29 orang murid
sedangkan laki-lai sebanyak 12 orang murid dan 17 orang murid perempuan. Instrument
penelitian ini adalah tes dan lembar observasi, data dianalisis secara kuantitatif dan
kulaitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) prestasi belajar murid siklus I rata-rata
50,86 dan meningkat pada siklus II menjadi 71,38. Ketuntasan belajar pada siklus I
sebesar 13,79% atau 4 orang murid dan meningkat pada siklus II menjadi 82,75% atau
24 oramg murid. Jadi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar PKn konsep Globalisasi yaitu murid kelas IV SDN I Bahari
Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton. (2) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dapat meningkatkan keaktifan murid dalam belajar. Indikator peningkatan tersebut dapat
decermati berdasarkan hasil observasi dari siklus I ke siklus II yang menglami perubahan,
terutama pada perubahan sikap, motivasi, antusias, dan hasil belajar murid memahami
materi PKn konsep Globalisasi. Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa
dengan peningkatan hasil belajar tersebut berarti penggunaan model pemebelajarn
kooperatif tipe Jigsaw, bimbingan belajar kelompok kecil terbukti efektif meningkatkan
hasil belajar PKn murid kelas IV SDN 1 Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupeten
Buton.
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1 Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif ....................................... 26


Tabel 3.1 Hasil Observasi keaktifan Murid............................................................ 77
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar PKn siklus I................................................ 80
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes pada Siklus I… 81
Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar PKn siklus II…………………………… 83
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes pada Siklus II...... 84
Tabel 4.5 Diskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Murid Siklus I………………… 86
Tabel 4.6 Diskripsi Ketuntasan Hasil BelajarMurid Siklus II…………………... 87
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ...................................................................................... 33


Gambar 3.1 Skema Penelitian tindakan Kelas ........................................................... 34
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


LAMPIRAN 2. Lembar Kerja Murid
LAMPIRAN 3. Hasil Lembar Observasi Murid
LAMPIRAN 4. Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
LAMPIRAN 5. Daftar Nilai Evaluasi Murid Siklus I dan Siklus II
LAMPIRAN 6. Analisis Data
LAMPIRAN 7. Nama-nama Kelompok Dan jadwal Mengajar
LAMPIRAN 8. Jadwal Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II
LAMPIRAN 9. Foto Proses Pelaksanaan Belajar
LAMPIRAN 10. Riwayat Hidup
LAMPIRAN 11. Persuratan
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur khadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Penerapan Model

Pembelajran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn

Murid Kelas IV SD Negri 1 Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton”.

Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan akademis guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan

dalam bentuk bimbingan, saran, maupun dorongan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, selayaknya apabila dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang

telah membantu penulis. Terima kasih kepada kedua orang tua (La Ramli dan

Manjira) dan Saudara (Aliamu) yang telah banyak berkorban demi masa depan

penulis, terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan, keikhlasan dan doa

restunya. Dra. Hj. Muhajirah Hasanudin, M.Si selaku pembimbing 1 dan Muhajir,

S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing II yang ikhlas memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis. Dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima

kasih yang tulus dan ikhlas kepada :


Penulis juga menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Univesitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Andi Syukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Sulfasyah, MA., Ph.D. Pelaksana tugas Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Dra. Hj. Muhajirah Hasanudin, M.Si. Pembimbing I dan Muhajir, S.Pd., M.Pd.

Pembimbing II.

5. Seluruh dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Unismuh

yang telah membekali penulis berbagai pengetahuan selama kuliah sampai

pada penyusunan sikripsi ini.

6. Kepala sekolah SDN 1 Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton

sekaligus guru yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut.

7. Kepada teman-teman mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan

2009 kelas R yang selama ini menemani dan bersama-sama menempuh

pendidikan.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa uraian yang disajikan dalam penelitian

ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat diharapkan.

Makassar, Agustus 2014

Peneliti
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv

SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................ vi

ABSTRAK........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xi

KATAR PENGANTAR.................................................................................... xii

DAFTAR ISI..................................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINDAKAN........................................................................................ 8

A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 8

1. Belajar dan Pembelajaran.............................................................. 8

2. Pembelajaran PKn SD ................................................................... 19

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw................................. 23


B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 29

C. Kerangka Pikir .................................................................................... 32

D. Hipotesisi Tindakan ............................................................................. 33

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 34

A. Jenis Penelitian .................................................................................. 34

B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 35

C. Subjek Penelitian ............................................................................... 35

D. Prosedur Penelitian . ............................................................................ 35

E. Instrumen Penelitian ............................................................................ 40

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 41

G. Teknik Analisis Data............................................................................ 42

H. Indikator Keberhasilan ……………………………………………. 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 44

A. Deskripsi Kondisi Awal........................................................................ 44

B. Deskripsi Siklus I.................................................................................. 45

D. Deskripsi Siklus II ................................................................................ 47

C. Hasil Penelitian Siklus I dan II ............................................................. 49

E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 67

A. Kesimpulan .......................................................................................... 67

B. Saran .................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, mruid kurang di

dorong untuk meningkatkan kemampuan berpikir karena pembelajaran masih

diarahkan kepada kemampuan murid untuk menghafal informasi dan ini berlaku

untuk semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran PKn.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran. Agar murid secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengembalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara (Sanjaya, 2006: 2)”

Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berrnakna bagi negara

dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa

depannya. Untuk itu, diperlukan pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni (IPTEKS) yang berdasarkan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, dan

nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan

dan pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat

berbangsa dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan meliputi hubungan

antara warga negara, serta pendidikan pendahuluan bela negara yang semua ini

berpijak pada nilai-nilai budaya bangsa. Tujuan utama pendidikan


kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran

bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan

kebudayaan bangsa.

Pendidikan saat ini dihadapkan pada tujuan yang semakin canggih,

semakin meningkat baik ragamnya terlebih lagi kualitasnya. Disisi lain bahwa

tuntutan kurikulum di mana murid diharapkan mampu menguasai kompetensi

yang optimal. Optimal dalam arti bahwa disamping mampu mengetahui, mampu

juga memanfaatkannya. Namun dalam kenyataannya, murid hanya tahu banyak

fakta tapi kurang mampu memanfaatkannya secara efektif Sementara itu,

pemerintah dan masyarakat berharap agar lulusan dapat menjadi pemimpin,

manejer, inovator, operator yang efektif dan mampu beradaptasi dengan

perubahan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 15 Januari tahun

ajaran 2013-2014 semester II, bahwa hasil belajar PKn masih rendah. Hal ini

dapat dilihat dari rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh murid dari kriteria

ketuntasan minimal 6,5 diantara 23 murid masih ada 14 murid atau 60,86 murid

yang memperoleh nilai 6,4 kebawah dan hanya 9 atau 39,13 murid yang

memenuhi standar KKM. Rendahnya prestasi belajar murid pada mata pelajaran

PKn, bukan hanya disebabkan karena kurangnya minat murid untuk mempelajari

PKn, akan tapi lebih dipengaruhi oleh faktor strategi atau model yang diterapkan

oleh guru dalam membelajarkan murid.

Sehubungan dengan itu, peningkatan mutu KBM dalam mempersiapkan

murid menghadapi era globalisasi, merupakan kebutuhan yang mutlak dan


sangat mendesak. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu KBM, khususnya

mutu proses pembelajaran adalah peningkatan mutu guru sehingga memiliki

tingkat profesional yang memadai. Untuk meningkatkan mutu pendidikan

seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi keguruan. Sebagaimana

dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelaskan bahwa guru

dituntut untuk memiliki dan menguasai empat kompetensi keguruan yaitu:

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional yang dapat dicapai dengan adanya pendidikan profesi.

Dengan adanya keempat kompetensi tersebut, guru dapat berperan aktif dalam

mengelola kelas yang kondusif, dapat menggunakan media atau sumber

pengajaran, interaksi belajar mengajar, serta mengelola program pembelajaran.

Bertolak pada peningkatan pendidikan, maka guru memegang peranan

penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran, demikian pula murid yang

turut memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan,

khususnya dalam hal penerimaan materi pelajaran. Agar pembelajaran lebih

efektif, guru dituntut untuk menguasai manajemen kelas. Di dalam kelas guru

tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga harus mampu

mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan. Oleh sebab itu, beban yang

diemban oleh sekolah, dalam hal ini adalah beban guru sangat berat. Karena

gurulah yang berada pada garis depan dalam membentuk pribadi murid. Dengan

demikian, sistem pendidikan dikembangkan agar dapat menjadi lebih responsif

terhadap tuntutan masyarakat dan tantangan yang akan dihadapi di dunia kerja

yang akan datang.


Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan PKn, diperlukan berbagai

upaya pendukung. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki

sistem pengajaran di dalam kelas sehingga dibutuhkan kreativitas seorang guru

untuk dapat memilih model yang tepat dalam proses belajar mengajar. Salah

satu model pembelajaran yang dapat lebih mengaktifkan murid dalam belajar

sekaligus mengatasi kesulitan belajar murid adalah model pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran koperatif merupakan strategi belajar dimana murid

belajar dalam kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan

membantu memahami suatu bahan pelajaran, artinya belajar sebelum selesai jika

salah satu teman dalam kelompoknya belum menguasai bahan pelajaran.

Lundrgen dalam (Budiarti 2000:1)

Beberapa diantara model pembelajaran kooperatif adalah JIGSAW,

STAD, TAI, dan lain-lain. Model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw ini

dilakukan dengan mengelompokkan murid ke dalam tim 5 sampai 6 orang yang

diberi tanggung jawab mem

pelajari materi akademik yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa

subbab yang ditugaskan, kemudian anggota dari tim yang berbeda yang telah

mempelajari subbab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk

mendiskusikan subbab mereka. Selanjutnya, para murid itu kembali ke tim asal

mereka dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab mereka.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dianggap sebagai alternatif

pemecahan masalah dalam penelitian ini. Pembelajaran ini dapat menciptakan


situasi, dimana keberhasilan individu dipacu oleh masing-masing kelompok.

Setiap murid diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap sub materi yang telah

diberikan kepadanya serta melatih murid untuk mampu bekerja sama dengan

sistem pembagian tugas.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan

penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

khususnya pada pokok sistem pemerintahan tingkat pusat karena materi tersebut

diajarkan di kelas IV SD dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn Murid Kelas

IV SDN 1 Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton”.

B. Masalah penelitian

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah

a. Penyampaian materi yang tidak berfariasi dan cenderung membosankan

b. Metode yang digunakan oleh guru masi monoton dan kurang melibatkan

keaktifan murid

c. Murid cenderung pasif, kadang-kadang bosan atau jenuh belajar sehingga

penguasaaan materi pelajaran kurang

d. Nilai KMM untuk mata pelajaran PKn yaitu 65 namun nilai rata-rata murid

kelas IV setelah diadakan tes awal untuk tahun ajaran 2013/2014 semester

genap hanya mencapai 60.

2. Alternatif Pemecahan Masalah

Rendahnya kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar PKn murid harus
mendapatkan perhatian Karena dapat menyebabkan kegagalan murid dalam

belajar PKn. Salah satu solusi yang diberikan adalah penerapa model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. tipe pembelajaran ini menekankan keaktifan

murid dalam belajar sehingga diharapkan dapat lebih menguasai materi pelajaran

dan pada giliranya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam

pembelajaran PKn,

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

“Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar PKn murid kelas IV SDN 1 Bahari Kecamatan

Sampolawa Kabupaten Buton”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Untuk meningkatkan hasil belajar PKn murid kelas IV SDN I Bahari Kecamatan

Sampolawa Kabupaten Buton melalui penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat pada umumnya dan pihak terkait di bidang pendidikan khususnya.

Adapun manfaat secara teoritis dan praktis, antara lain:

1. Manfaat Teoritis
a. Bagi akademis/lembaga pendidikan, menjadi bahan instrumen yang

bermanfaat dalam rangka usaha meningkatkan mutu pendidikan dan ilmu

pengetahuan pada umumnya dan bidang PKn pada khususnya.

b. Bagi peneliti, menjadi masukan sekaligus perbandingan untuk

mengembangkan model-model pembelajaran yang lain.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi murid, memungkinkan murid lebih bersemangat belajar PKn sehingga

diharapkan hasil belajar murid akan meningkat.

b. Bagi guru, melalui penelitian yang akan dilaksanakan diharapkan guru dapat

mengembangkan keprofesionalannya dalam meningkatkan pembelajaran dan

mengoptimalkan proses belajar mengajar.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Pada hakikatnya, manusia belajar karena mempunyai bakat untuk belajar

yang dipacu oleh hasrat ingin tahu dan kadang oleh kemampuan untuk

mengetahui. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, melainkan meliputi

kegiatan yang lebih luas, yakni mengalami perubahan tingkah laku.

Belajar terjadi bila seseorang menghadapi suatu situasi yang di dalamnya

tidak dapat menyesuaikan diri dengan menggunakan bentuk-bentuk kebiasaan

untuk menghadapi tantangan atau apabila ia harus mengatasi rintangan dalam

aktivitasnya. Dengan demikian, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu

proses kegiatan yang menimbulkan kelakukan baru atau mengubah kelakuan

lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan

menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya.

Menurut Hamalik (2004: 27) bahwa:

“Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari
itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan latihan
melainkan pengubahan kelakuan”.
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini

terjadi melalui proses interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Sejalan yang dikemukakan Sunaryo (1989: 1)”Belajar merupakan suatu

kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan

tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan

keterampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku

yang positif, artinya untuk mencari kesempurnaan hidup.

Sesuai beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan

tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu baik dari segi pengetahuan

maupun sikapnya.

a) Tujuan Belajar

Tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran yang ingin dicapai dalam

penyelenggaraan pendidikan di mana tujuan belajar dikaitkan dengan

perubahan tingkah laku. Tujuan belajar sebenarnya sangat banyak dan

bervariasi. Tujuan belajar yang eksplisit mengusahakan untuk dicapai dengan

tindakan intruksional, lazim dinamakan intructional effects, yang biasa

berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai

hasil yang menyertai tujuan belajar intruksional lazim disebut nurturant

effects. Bentuknya berupa, kemampuan berfikir kritis dan kreatif, sikap

terbuka dan demokratis, menerima orang lain, dan sebagainya. Tujuan ini
merupakan konsekuensi logis dari peserta didik “menghidupi” (live in) suatu

sistem belajar tertentu. Di dalam tujuan belajar apabila dikatakan berhasil

adalah mampu menciptakan suasana belajar menyenangkan dan mampu

membuat murid bergairah dalam belajar serta mendapat hasil yang diinginkan.

b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2000:29) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

proses dan kegiatan belajar. Faktor-faktor itu antara lain :

(a) Faktor Kecerdasan

Tingkat kecerdasan manusia tidak sama; ada yang lebih tinggi.

Ada yang sedang, dan ada yang kurang. Orang yang tinggi

kecerdasannya dapat mengolah gagasan yang rumit, abstrak dan sulit,

dan dilakukan dengan cepat dan tanpa melalui banyak kesulitan

dibandingkan dengan orang yang kurang cerdas.

(b) Faktor Belajar

Yang dimaksud faktor belajar adalah semua segi kegiatan

belajar misalnya kurang dapat memusatkan perhatian pada pelajaran

yang sedang dihadapi, tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan

dengan proses belajar sehingga tidak dapat memahami pelajaran.

(c) Faktor Sikap

Banyak pengaruh sikap terhadap kegiatan dan keberhasilan

belajar. Sikap dapat menentukan apakah seseorang dapat belajar

dengan lancar atau tidak, gigih atau tidak, seorang mempelajari


pelajaran yang dihadapinya atau tidak dan masih banyak lagi yang

lain.

(d) Faktor Fisik

Yang dimaksud faktor fisik adalah faktor yang ada kaitannya

dengan kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang

sebagaimana telah diketahui, bahwa badan yang tidak sehat membuat

kosentrasi terganggu, sehingga menghambat kegiatan belajar.

(e) Faktor Emosi dan Sosial

Faktor emosi seperti rasa tidak senang dan rasa suka dan faktor

sosial seperti persaingan dan kerja sama yang sangat besar

pengaruhnya terhadap proses belajar. Pada faktor ini guru lebih

menekankan bagaimana murid bekerjasama dalam menyelesaikan soal

yang telah diberikan oleh guru agar murid lain dapat aktif.

(f) Faktor Lingkungan

Yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah keadaan dan

suasana tempat seseorang belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar

turut menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar.

b. Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran dan pengajaran tentu sering anda dengar.

Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning dan pengajaran terjemahan

dari teaching. Perbedaan diantara keduanya tidak saja pada arti leksikal,

namun juga pada implementasi kegiatan belajar mengajar. Tahukah anda, apa

perbedaan diantara keduanya.


Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan

mempelajari. Perbedaan esensial istilah ini dengan pengajaran adalah pada

tingkat ajar. Pada pengajaran guru mengajar, serta didik belajar, sementara

pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir

lingkungan terjadinya pengajaran. Guru mengajar dalam perspektif

pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya

untuk mempelajarinya. Jadi, subyek pembelajaran adalah peserta didik.

Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog

interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan

mekanis seperti halnya pengajaran.

Konstruksi pengajaran banyak menuai kritik. Pengajaran hanya

dipandang hanya melahirkan individu-individu berjiwa nekrofili. Implikasi

lebih jauh adalah pada saatnya nanti, peserta didik akan benar-benar

menjadikan diri mereka sebagai duplikasi guru mereka dulu. Paulo Freire

menganalokkan pengajaran sebagai pendidikan gaya bank atau banking

concept of education. Dalam proses ini guru diandaikan sebagai investor,

pengetahuan guru adalah sumber investasi, dan peserta didik adalah rekening

yang berisi catatan-catatan investasi yang dilakukan guru.

c. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang

melalui penguatan (reinforcement), sehingga terjadi perubahan yang bersifat

permanen dan persistem pada dirinya sebagai hasil pengalaman (learning is a


change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John

Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran behavioural

approach (Dwitagama, 2008: 1).

Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan

akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu

menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek

pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun

aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Hal tersebut sejalan dengan apa

yang dikemukakan oleh Winkel (1996: 244) bahwa “dalam taksonomi Bloom,

aspek belajar yang harus di ukur keberhasilannya adalah aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik sehingga dapat menggambarkan tingkah laku

menyeluruh sebagai hasil belajar murid”.

Pencapaian hasil belajar dapat diukur dengan melihat prestasi belajar

yang diperoleh maupun pada proses pembelajaran. Tingkah laku sebagai hasil

belajar juga tidak terlepas dari proses pembelajaran di kelas dan berbagai

bentuk interaksi belajar lainnya. Menurut Sudjana (1989: 3) bahwa hasil

belajar adalah “tingkah laku yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti

program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

Hasil belajar dalam hal ini meliputi wawasan kognitif, afektif, dan

psikomotorik”.

Adapun menurut Mappasoro (2006: 1-2) bahwa “hasil belajar adalah

sejumlah perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang disebabkan oleh

faktor lain di luar belajar seperti perubahan karena kematangan, perubahan


karena kelelahan fisik, dan sebagainya”. Hasil belajar dan prestasi belajar

ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu,

berbicara hasil belajar maka orientasinya adalah berbicara prestasi belajar

yang diukur dengan nilai tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah perubahan yang dicapai seorang pelajar setelah

mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang

diharapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Berdasarkan hal tersebut, maka hasil belajar yang dimaksudkan adalah

prestasi belajar yang diperoleh dari kegiatan belajar mengajar. Dengan

demikian, tujuan pembelajaran dipandang sebagai suatu harapan yang akan

diperoleh murid setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini

sebagaimana dikemukakan Nasution (1989: 61) bahwa “hasil belajar murid

dirumuskan sebagai standar kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk yang

lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum bidang studi”.

Dalam penelitian ini hasil pendidikan kewarganegaraan (PKn), hanya

dibatasi pada penguasaan bahan ajar yang diberikan dengan mengacu pada

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah disusun pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu skor tes hasil belajar murid setelah

mengikuti kegiatan belajar dengan model jigsaw.

2. Fungsi Hasil Belajar


Hasil belajar yang dicapai murid dapat dijadikan indikator untuk

mengetahui tingkat kemampuan, kesanggupan, penguasaan tentang materi

belajar. Sehingga hasil belajar dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari

tujuan evaluasi itu sendiri. Di dalam pengertian tentang evaluasi pendidikan

ialah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukan sampai

dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan murid dalam pencapaian tujuan

kurikuler.

Disamping itu hasil belajar dapat digunakan oleh guru-guru dan para

pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai sampai dimana

keefektifan pengalaman-pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar dan

metode-metode mengajar yang digunakan. Dengan demikian dapat dikatakan

betapa penting peranan dan fungsi hasil belajar dalam proses belajar-

mengajar. Secara lebih rinci fungsi hasil belajar dalam pendidikan dan

pengajaran dikelompokkan menjadi empat fungsi (Purnomo, 1996: 2), yaitu :

1) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta


keberhasilan murid setelah mengalami atau melakukan kegitan
belajar selama jangka waktu tertentu.
2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
3) Untuk keperluan bimbingan dan konseling (BK).
4) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum
sekolah yang bersangkutan.

Dengan demikian dapat dikatakan betapa penting peranan dan

fungsi hasil belajar dalam proses belajar-mengajar. Adapun menurut

Winkel (1996: 483-484) bahwa hasil belajar dapat digunakan.


“untuk mendapatkan informasi tentang masing-masing murid, sampai
sejauh mana mereka telah mencapai tujuan-tujuan intruksional. Hasil
belajar pada tahap evaluasi formatif merupakan bahan informasi untuk
memonitor kemajuan murid sejauh menyangkut pencapaian tujuan
intruksional untuk unit pelajaran tertentu, pada tahap evaluasi sumatif
dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk menentukan tingkat
keberhasilan murid dalam beberapa tujuan intruksional yang diuji
bersama-sama”.

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar

Belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku pada

subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sekian

banyak faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar, menurut

Sardiman (2006: 39) bahwa “secara garis besar dapat dibagi dalam klasifikasi

faktor internal (dari dalam) diri subjek belajar dan faktor eksternal (dari luar)

diri subjek belajar”. Hal yang sama dikemukakan Abdurrahman (1993: 114)

bahwa “hasil belajar murid secara pokok dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu (1)

faktor internal dan (2) faktor eksternal”.

Faktor internal terdapat pada diri murid itu sendiri, yang meliputi

faktor fisiologis-biologis dan faktor psikologis. Menurut Abdurrahman (1993:

114) bahwa faktor fisiologis-biologis yang berpengaruh terhadap hasil belajar

murid, antara lain:

“(1) bentuk atau postur tubuh, (2) kesegaran atau kebugaran, (3)
kesehatan atau keutuhan tubuh, (4) instink, refleks dan drift
(dorongan), (5) komposisi zat cair tubuh dan (6) rentang serta
susunan saraf. Adapun faktor psikologis, antara lain : (1)
kemampuan kognitif (pengenalan) berupa pengamatan, tanggapan,
ingatan, asosiasi/ reproduksi, fantasi dan intelegensi, (2)
kematangan emosi (perasaan) berupa kematangan emosi biolkogis
dan emosi rohani, (3) kekuatan konasi (kemauan), dan dorongan
kombinasi berupa minat, perhatian, dan sugesti”.

Sedangkan faktor eksternal merupakan kondisi yang berada di luar

murid yang terdiri atas faktor keluarga atau rumah tangga, faktor sekolah,

dan faktor lingkungan masyarakat.

Lebih lanjut Abdurrahman (1993: 115) mengemukakan faktor-faktor

yang berkaitan dengan keluarga dan lingkungan, antara lain:

“(1) suasana kehidupan dalam keluarga, (2) kondisi sosial


ekonomi, (3) perhatian orang tua terhadap pelajaran anaknya, (4)
pemberian motivasi dan dorongan untuk belajar, dan (5) fasilitas
belajar. Faktor sekolah berkaitan dengan (1) pengelolaan kelas dan
sekolah, (2) hubungan antara guru dengan murid, antara murid
dengan murid dan antara murid dengan guru, (3) pelaksanaan
bimbingan dan konseling, (4) fasilitas dan sumber belajar, (5)
penetapan dan penggunaan metode dan media pembelajaran, (6)
kondisi ruangan tempat belajar, (7) kerjasama antara orang tua”

4. Prinsip-prinsip Pengembangan Hasil Belajar

Pengembangan hasil belajar murid dapat dilakukan dengan cara

mengemas pelajaran dalam suasana menantang, merangsang dan menggugah

daya cipta murid untuk menemukan dan mengesankan. Gagne dalam Mulyasa

(2007: 111) menambahkan bahwa “jika seorang peserta didik dihadapkan

pada suatu masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan

masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru”. Jadi prinsip pemecahan

masalah memegang peranan penting dalam pengembangan hasil belajar

murid.
Menurut Abdurrahman (1993: 109-110) bahwa “beberapa prinsip yang

dapat digunakan dalam mengembangkan hasil belajar, antara lain: prinsip

motivasi, latar atau konteks, sosialisasi, belajar, dan belajar sambil bermain”

1) Prinsip Motivasi

Prinsip motivasi dimaksudkan untuk merangsang daya dorong pribadi

murid melakukan sesuatu (motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik).

Untuk motivasi intrinsik, gairahkanlah perasaan ingin tahu anak, keinginan

mencoba dan hasrat untuk lebih memajukan hasil belajar.

2) Prinsip Latar atau Konteks

Murid akan terangsang mempelajari sesuatu jika mengetahui adanya

hubungan langsung pada hal-hal yang sudah diketahui sebelumnya. Guru

hendaknya mengetahui apa kira-kira pengetahuan, keterampilan, sikap dan

pengalaman yang sudah dimiliki murid.

3) Prinsip Sosialisasi

Kegiatan belajar bersama dalam kelompok perlu dikembangkan di

kalangan murid, karena hasil belajar akan lebih baik. Pengelompokan

murid dapat dilakukan dengan pendekatan kemampuan, tempat tinggal,

jenis kelamin, dan minat.

4) Prinsip Belajar sambil Bermain

Bekerja merupakan tuntutan menyatakan diri untuk berprestasi pada diri

anak, karena itu berilah kesempatan mengembangkan kemampuan dan


hasil belajarnya melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar

sambil bermain.

2. Pembelajaran PKn SD

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai wahana untuk

mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warga Negara yang

demokratis dan bertanggung jawab. PKn berusaha membina perkembangan

moral anak didik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, agar dapat mencapai

perkembangan secara optimal dan dapat mewujudkan dalam kehidupan sehari-

hari. Menurut Djahiri (2008: 4) bahwa:

“PKN atau civic education adalah program pendidikan/pembelajaran


yang secara programatik-prosedural berupaya memanusiakan
(humanizing) dan membudayakan (civilizing) serta memberdayakan
(empowering) manusia/anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi
warga negara yang baik sebagaimana tuntutan yuridis konstitusional
bangsa/negara yang bersangkutan”.

Secara subtansi tidak saja mendidik generasi muda menjadi warga

Negara yang cerdas, demokrasi dan sadar aka nada hak dan kewajibannya

dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara merupakan

penekanan dalam istila pendidikan kewarganegaraan melainkan juga

membangun kesiapan warga Negara menjadi warga dunia.

Menurut Dwitagama (2008: 1-2) bahwa ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pelajaran PKn dalam rangka “nation and character

building”, antara lain :

1. PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang


berbagai disiplin ilmu yang releven, yaitu: ilmu politik, hukum,
sosiologi, antropologi, psokoliogi dan disiplin ilmu lainnya
yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan kajian-
kajian terhadap proses pengembangan konsep, nilai dan
perilaku demokrasi warganegara.
2. PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para
peserta didik. Pengembangan karakter bangsa merupakan
proses pengembangan warganegara yang cerdas dan berdaya
nalar tinggi. PKn memusatkan perhatiannya pada
pengembangan kecerdasan warga negara (civic intelegence)
sebagai landasan pengembangan nilai dan perilaku demokrasi.

Rujukan warga negara Indonesia (WNI) yang baik dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tujuan pendidikan diharapkan dapat

mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki

komitmen kuat dan kosisiten untuk mempertahankan (NKRI). Lebih lanjut

Djahiri (2008: 4) menyatakan bahwa:

“Landasan konstitusional di atas, maka Visi PKn NKRI adalah


lahirnya warga negara Indonesia dan kehidupan masyarakat
bangsa NKRI yang religius, cerdas, demokratis dan lawful ness,
damai, tenteram, sejahtera, modern dan berkepribadian Indonesia”.
Misi yang diembannya adalah program pendidikan; yang
membelajarkan dan melatih anak didik secara demokratis,
humanistik, dan fungsional”.

Pembelajaran PKn hendaknya dimaknai memberi pembekalan

pengetahuan melek politik-hukum, melatih, membina jati diri WNI

berkepribadian/ berbudaya Indonesia. Dari gambaran di atas maka jelas target

harapan pembelajaran PKn, yakni:

a. Secara programatik memuat bahan ajar yang utuh berupa bekal

pengetahuan untuk melek politik dan hukum yang berlaku (imperative)

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Sebagai bekal

pengetahuan tidak mutlak semua hal disampaikan melainkan dipilah dan


dipilih berdasarkan tiga kriteria dasar yakni: tingkat esensinya,

kegunaannya dan kritis tidaknya.

b. Secara Prosedural target sasaran pembelajarannya ialah penyampaian

bahan ajar pilihan dan fungsional kearah membina, mengembangkan dan

membentuk potensi anak didik secara dalam kehidupan murid dan

lingkungannya (fisik non fisik) sebagaimana diharapkan serta pelatihan

pelakonan pemberdayaan hal tersebut dalam dunia nyata secara

demokratis, humanis dan fungsional.

b. Visi, Misi dan Kompetensi Pendidikan kewarganegaraan

 Visi Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Departemen Pendidikan Nasional Repoblik Indonesia 43/DIKTI /KEP/2006.

Menurut Basrie (2002 : 179) Visi PKn menjadi sumber nilai dan

pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahamurid

dalam mengembangkan kepribadiannya selaku warga negara yang berperan

aktif menegakkan demokrasi menuju masyarakat madani. Sedangkan menurut

Cipto et al (2002 : 1) Visi PKn adalah mendidik dan mengembangkan

mahamurid maupun masyarakat agar menjadi warga negara yang beriman,

demokratis dan berkeadaban.

 Misi pendidikan Kewarganegaraan

Misi Pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar membantu murid

agar mampu untuk mewujudkan nilai-nilai dasar Perjuangan Bangsa Indonesia


serta kesadaran berbangsa, bernegara dalam menerapkan ilmunya secara

bertanggung jawab terhadap kemanusiaan (Basrie, 2002 : 179)

c. Maksud dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam pasal 4 menyebutkan bahwa PKn bertujuan untuk :


 Dapat memahami dan memabantu melaksanakan hak dan kewajiban

secara santun, demokratis, jujur serta ikhlas sebagai warga negara terdidik

dalam kehidupan selaku warga negara Republik Indonesia yang

bertanggung jawab.

 Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah dasar

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hendak diatasi

dengan penerapan pemikiran yang berlandaskan Pancasila, wawasan

nusantara dan ketahanan nasional secara kritis dan bertanggung jawab.

 Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan

serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban bagi nusa dan

bangsa.

Apabila dikaitkan dengan Pendidikan demokrasi menurut Winataputra

(2003) menyatakan, bahwa secara umum, PKn bertujuan untuk

mengembangkan potensi individu warga negara Indonesia. Oleh karena itu,

diharapkan setiap individu mempunyai wawasan, watak serta keterampilan

intetelektual dan sosial yang memadai sebagai warga negara. Dengan

demikian setiap warga negara dapat berpartisi secara cerdas dan bertanggung

jawab dalam berbagai dimensi kehidupaan masyarakat, bangsa, dan negara

serta dunia.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Bagaimana guru dapat memotivasi seluruh murid mereka untuk

belajar dan saling membantu satu sama lain. Bagaimana guru dapat

menyusun kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga murid akan berdiskusi,

berdebat dan menggeluti ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan-

keterampilan sehingga murid benar-benar memahami ide, konsep dan

keterampilan tersebut. Bagaimana guru dapat mengorganisasi kelas

sehingga murid saling menjaga satu sama lain, saling mengambil tanggung

jawab satu sama lain, dan untuk menghargai satu sama lain terlepas dari

suku, tingkat kinerja, atau ketidakmampuan karena cacat. Jawaban

pertanyaan-pertanyaan di atas adalah melalui pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis

yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu muridnya belajar

setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai

pemecahan masalah yang kompleks.

Model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi

pembelajaran di dalam kelas. Tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi selama

proses pembelajaran, sekarang kita tahu bahwa pembelajaran yang terbaik

tercapai di tengah-tengah percakapan diantara murid. Sedangkan terjadinya

kecenderungan dimana-mana bahwa para guru diseluruh dunia mengubah

deretan tempat duduk murid yang telah mereka duduki sekian lama dengan

menciptakan suatu lingkungan kelas baru dimana murid secara rutin saling
membantu satu sama lain guna menuntaskan bahan ajar akademiknya.

Beberapa model pembelajaran tim murid telah dikembangkan dan diteliti

secara luas. Terdapat 3 model pembelajaran kooperatif umum yang cocok

untuk seluruh mata pelajaran dan tingkat kelas yaitu STAD, TAI, dan Jigsaw.

Dari ketiga model pembelajaran kooperatif di atas, hanya ada satu metode

yang kami pergunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Menurut Loundgren (Budiarti, 2001: 1) bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan strategi dimana murid belajar dalam kelompok kecil

yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelasaikan tugas

kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami

suatu bahan pembelajaran artinya bahwa belajar belum selesai jika salah satu

teman sekelompok belum menguasai bahan pembelajaran.

Menurut Suherman (2003 : 218) menyatakan bahwa :

"Cooperative learning mencakupi suatu kelompok kecil murid


yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah
masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu
untuk mencapai tujuan bersama lainnya"

Pembelajaran kooperatif ialah sebuah model pembelajaran yang


mengutamakan pengembangan keterampilan kelompok yang berfungsi untuk
melancarkan komunikasi dan pembagian kelompok yang berfungsi untuk
melancarkan komunikasi dan pembagian tugas. Unsur-unsur dasar
pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim, dkk. (2001: 6) adalah sebagai
berikut :
1. Murid dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa
mereka ”sehidup sepenanggungan bersama”.
2. Murid bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
3. Murid haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4. Murid haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama diantaranya anggota kelompoknya.
5. Murid akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/
penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota
kelompok.
6. Murid berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7. Murid akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
8. Murid bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk
mentuntaskan materi belajarnya.
9. Kelompok dibentuk dari murid yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang dan rendah.
10.Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda.
11.Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang
individu.

Adapun tujuan pembelajaran kooperatif menurut Arend (Budiarti,


2001:1) yaitu : 1) Kemampuan akademik, 2) Penerimaan perbedaan individu,
dan 3) Pengembangan keterampilan sosial.
Sedangkan manfaat pembelajaran kooperatif menurut Thompson
(Budiarti, 2001: 12) yaitu:
“1)Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas; 2)
Meningkatkan rasa harga diri, 3) Memperbaiki sikap, terhadap,
materi, guru dan sekolah, 4) Memperbaiki kehadiran, 5) Saling
memahami adanya perbedaan individu, 6) Mengurangi konflik
antar pribadi, 7) Mengurangi sikap apatis, 8) Memperdalam
pemahaman, 9) Meningkatkan hasil belajar, dan 10)
Memperbesar retensi”.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Pada model pembelajaran kooperatif, ada 6 fase (langkah) utama

seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Fase (langkah) dalam model pembelajaran kooperatif

FASE TINGKAH LAKU


Fase -1. Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
dan memotivasi murid tersebut dan memotivasi murid.
Fase -2. Guru menyampaikan informasi kepada
Menyajlkan informasi murid dengan jalan demonstrasi atau lewat
bacaan.
Fase -3. Guru menjelaskan kepada murid
Mengorganisasikan bagaimana caranya membentuk kelompok
murid dalam kelompok belajar dan membantu setiap kelompok
belajar agar melakukan transisi secara efisien.
Fase -4.
Guru membimbing kelompok-kelompok
Membimbing belajar pada saat mereka mengerjakan
kelompok bekerja dan tugas.
belajar
Fase -5 . Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Evaluasi materi yang telah dipelajari oleh masing-
masing kelompok dan
mempresentasikannya.
Fase -6. Guru mencari cara untuk menghargai baik
Memberikan upaya maupun hasil belajar individu dan
penghargaan kelompok.

c. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran

kooperatif yang terdiri atas beberapa anggota dalam satu kelompok yang

bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya

(Slavin,2005).

Menurut Budiarti, 2001; 5)


Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif, dengan murid belajar dalam kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota
kelompok yang lain.
Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai

metode Cooperative Learning. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran

membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini

menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa pelajaran, seperti ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa.

Teknik ini cocok untuk semua kelas/tingkatan.

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang

pengalaman murid dan membantu murid mengaktifkan skemata ini agar

bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, murid bekerja dengan

sesama murid dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, disusun

langkah-langkah pokok sebagai berikut : (1) pemberian tugas, (2) pemberian

lembar ahli, (3) mengadakan diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini diatur secara instruksional sebagai

berikut (Slavin, 1995):

a. Membaca : murid memperoleh topik-topik ahli dan membaca


materi tersebut untuk mendapatkan informasi.
b. Diskusi kelompok ahli : murid dengan topik-topik ahli yang
sama bertemu untuk mendiskusikan topik tersebut.
c. Diskusi kelompok : ahli kembali ke kelompok asalnya untuk
menjelaskan topik pada kelompoknya.
d. Kuis: murid memperoleh kuis individu yang mencakup semua
topik.
e. Penghargaan kelompok : penghitungan skor kelompok dan
menentukan penghargaan kelompok

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw menurut Budiarti (2001; 5) antara lain :

a. Memilih Pendekatan

Pendekatan yang dipilih oleh peneliti adalah model Jigsaw. Pada

penerapannya murid dibagi menjadi beberapa kelompok dengan 4 atau 5

anggota kelompok belajar heterogen.

b. Memilih Materi yang sesuai

Dalam memilih materi ini, guru yang harus mengetahui dari

pengalamannya, topik mana yang cocok untuk pembelajaran kooperatif,

khususnya pada pendekatan Jigsaw, materi yang diajarkan secara alami

dapat dibagi menjadi beberapa subtopik.

c. Pembentukan Kelompok Murid


Tugas perencanaan yang penting lainnya dalam pembelajaran kooperatif

adalah pembentukan kelompok murid. Setiap kelompok murid dibentuk

dari murid-murid yang mempunyai tingkat kemampuan tinggi, sedang dan

rendah. Dalam model pembelajaran kooperatif, informasi umumnya

disampaikan dalam bentuk teks, lembar kegiatan dan panduan belajar.

e. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut Ibrahim, dkk (2001:7-8)

memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

a) Memungkinkan murid dapat mengembangkan kreatifitas, kemampuan dan


daya pemecahan masalah menurut kehendaknya. sendiri.

b) Hubungan antara guru dengan murid berjalan secara seimbang dan

memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga

memungkinkan harmonis.

c) Memotifasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif

d) Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas,

kelompok dan individual.

B. Penelitian yang relevan

Aktivitas belajar murid kelas IV SD Inpres Mattirowalie Kabupaten

Barru selama penerapan model pembelajaran jigsaw berlangsung terlihat lebih

aktif dibandingkan saat mengikuti pembelajaran tanpa penerapan model

pembelajaran Jigsaw. Hal ini dapat ditunjukkan, bahwa nilai rata-rata aktivitas

murid sebelum mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Jigsaw,

yaitu secara klasikal mencapai 3,42. Namun setelah diterapkannya model

pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran siklus I mengalami perubahan.

Rata-rata aktivitas belajar murid secara klasikal mencapai 3,6. Ini berarti dari

sebelum diadakannya tindakan sampai tindakan siklus I mengalami

peningkatan sebesar 0,18. Pada siklus II rata-rata aktivitas belajar murid juga

mengalami peningkatan sebesar 1,2 sehingga menjadi 4,8. Perbedaan aktivitas

belajar murid pada siklus II dapat diamati dari keantusiasan murid dalam

kegiatan pembelajaran jika dibandingkan dengan siklus I. Ketika murid

diberikan kesempatan bertanya, murid sangat aktif. Hal ini diindikasikan dari
banyaknya murid yang mengacungkan tangan dan bertanya. Ketertiban murid

juga sudah tampak pada pembagian kelompok, laporan kelompok ahli dan

laporan kelompok asal semua murid tampaknya sangat aktif dan antusias

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Bahkan ada murid yang

antusias untuk mencoba menjawab pertanyaan walaupun tidak ditunjuk oleh

guru. Pada siklus II ini, murid juga lebih serius memperhatikan penjelasan

guru jika dibandingkan pada siklus I. Penerapan model pembelajaran Jigsaw

pada pemebelajaran memahami masalah cahaya murid ternyata menumbuhkan

respons positif murid terhadap pelajaran IPA. Pada siklus I nilai rata-rata

respons murid adalah 48 (positif), kemudian nilai rata-rata respons murid

meningkat menjadi 49 ( sangat positif) pada siklus II. Murid merasa senang

melakukan kegiatan pembelajaran ini karena diterapkan dengan model

pembelajaran kooperati tipe Jigsaw.

Peningkatan hasil belajar murid hingga tercapainya tingkat

ketuntasan hasil belajar murid pada kegiatan memahami nilai-nilai edukatif

dalam cerpen murid kelas IV SD Inpres Mattirowalie Kabupaten Barru dengan

penerapan model pembelajaran Jigsaw terlihat pada perolehan skor tes

memahami masalah sosial murid pada siklus I dan II yang mengalami

peningkatan dan mencapai KKM, yaitu 72. Pada setiap tahap pembelajaran

skor murid selalu mengalami peningkatan, baik dari refleksi awal, siklus I, dan

siklus II. Perolehan skor rata-rata yang dicapai murid pada refleksi awal

adalah 68, skor rata-rata yang dicapai murid pada siklus I adalah 77, dan

perolehan skor pada siklus II adalah 90. Pada siklus I, tingkat penguasaan
murid terhadap masalah sosial pada aspek nilai religius 80%, nilai moral

84%, nilai sosial 80%, dan nilai budaya 68%. Pada siklus II, tingkat

penguasaan murid terhadap keempat aspek ini mengalami peningkatan, yaitu

pada aspek nilai religius 92%, nilai moral 92%, nilai sosial 88%, dan nilai

budaya 88%. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menerapkan model

pembelajaran tipe Jigsaw dalam meningkatkan kemampuan di dalam

memahami pelajaran IPA sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman

murid terhadap Masalah cahaya. Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw, disusun langkah-langkah pokok sebagai berikut : (1) pemberian

tugas, (2) pemberian lembar ahli, (3) mengadakan diskusi, (4) mengadakan

kuis. Fitri, Riskal (2011).

C. Kerangka Pikir

Hasil belajar PKn adalah hasil belajar yang dicapai murid setelah

mengikuti proses pembelajara PKn berupa seperangkat pengetahuan, sikap,

dan keterampilan dasar yang berguna bagi murid untuk kehidupan

sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang

meliputi: keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman

keyakinan dan keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional.

Untuk meningkatkan hasil belajar PKn, dalam pembelajarannya

harus menarik sehingga murid termotivasi untuk belajar. Diperlukan model

pembelajara interaktif dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada


murid sebagai subjek belajar. Guru merancang proses belajar mengajar

yang melibatkan murid secara integratif dan komprehensif pada aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga tercapai hasil belajar. Agar

hasil belajar PKn meningkat diperlukan situasi, cara dan strategi

pembelajaran yang tepat untuk melibatkan murid secara aktif baik pikiran,

pendengaran, penglihatan, dan psikomotor dalam proses belajar mengajar.

Adapun pembelajaran yang tepat untuk melibatkan murid secara totalitas

adalah pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe Jigsaw.

Pendekatan kooperatif tipe Jigsaw merupakan sebuah model

pembelajaran yang kooperatif dimana teknik yang terkandung di dalamnya

bisa memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk saling

berinteraksi, membagi ide dan mempertimbangkan jawaban yang benar.

Dalam pembelajaran PKn melalui pendekatan kooperatif tipe Jigsaw,

murid belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu

satu sama lain. Kelas disusun dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 5

atau 6 murid, dengan kemampuan yang heterogen. Jadi peningkatan

pembelajaran PKn cocok untuk model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Pembelajaran PKn
KONDISI 1. Minat murid pada mata pelajaran
AWAL PKn masih kurang
2. Metode yang digunakan adalah
metode ceramah
3. Nilai hasil belajar PKn di bawah 65

Model pembelajaran
TINDAKAN
UNTUK
1. Menerapkan model pembelajaran
PERBAIKAN kooperatif tipe Jigsaw
2. Menggunakan media gambar
sesuai dengan materi pembelajaran
3. Mengadakan evaluasi sesuai
Hasil belajar murid
KONDISI
AKHIR 1. Murid memperoleh Hasil belajar PKn
di atas 65. Dengan persentase
Ketuntasan Belajar 85.
2. Hasil belajar PKn meningkat

Gambar 2.2. Skema Kerangka Pikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis tindakan penelitian

ini adalah sebagai berikut “Jika model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

diterapkan dalam pembelajaran PKn, maka dapat meningkatkan hasil belajar

murid kelas IV SDN 1 Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton”.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(classroom action research). Menurut Umar dan Kaco (2007: 9) bahwa “PTK

bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam

menangani kegiatan belajar mengajar”. Terdapat beberapa macam model PTK,

namun yang akan dipilih dalam penelitian ini yaitu menggunakan model Kurt

Lewin, yang memperkenalkan bahwa dalam satu siklus terdiri empat langkah

yaitu: 1) planning, 2) acting, 3) observing, 4) reflecting. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengungkapkan kemampuan dan pengetahuan murid

terhadap pelajaran PKn melalui penelitian ini diharapkan masalah-masalah

dalam proses pembelajaran dapat dikaji. Penelitian akan mampu menentukan

model mana yang paling tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan

berbagai teknik dan strategi pembelajaran. Secara skematik disain PTK dapat

dilihat pada gambar 3.1.

Perencanaan

Refleksi Aksi

Observasi

Gambar 3.1. Skema Disain PTK menurut Kurt Lewin (Depdiknas, 2003
B. Waktu, Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SDN 1 Bahari Kecamatan Sampolawa

Kabupaten Buton yang dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013-2014.

Disertai pertimbangan penelitian lokasi karena hasil belajar murid masih rendah

sehingga perlu ditingkatkan.

C. Fokus Penelitian

Subjek penelitian ini adalah murid kelas IV SDN I Bahari Kecamatan

Sampolawa Kabupaten buton yang berjumlah 29 orang, terdiri dari 12 orang laki-

laki dan 17 orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahap yaitu dengan skema

sebagai berikut

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaa
n
Siklus II
Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Skema penelitian tindakan kelas ( Arikunto,dkk.2007)


Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan ini dijabarkan sebagai

berikut:

Siklus I

a. Tahap Persiapan Tindakan

1. Melihat kurikulum dengan membuat skenario pembelajaran pada pokok

bahasan Globasasi.

2. Menyusun RPP model Jigsaw.

3. Membuat LKS sebagai perangkat dalam model pembelajaran kooperatif

dengan pendekatan Jigsaw.

4. Menyusun kelompok belajar murid yang heterogen, artinya yang

mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah yang terdiri 5 atau 6

murid setiap kelompok pada kelompok asal dan kelompok ahli.

5. Merencanakan pengaturan tempat duduk untuk tiap kelompok asal dan

kelompok ahli.

6. Membuat gambaran observasi untuk melihat bagaimana kondisi murid

pada saat proses belajar mengajar di kelas berlangsung yang meliputi

motivasi, keaktifan, kerjasama, peran serta dan semangat.

7. Membuat jurnal guru untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dan

melihat data refieksi diri.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Siklus I dilaksanakan selama 5 kali pertemuan. Model ini mempunyai 2

kelompok murid yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Materi (tugas)

dibagi pada kelompok asal dan anggota dari kelompok asal yang mempunyai
tugas yang sama akan berkumpul untuk diskusi (kelompok ahli) setelah itu

mereka (kelompok ahli) kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan apa

yang mereka diskusikan sebelumnya.

1. Penyajian Materi
Penyajian materi dialokasikan dalam waktu 20 menit. Pelajaran dimulai

dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi murid untuk

belajar sekaligus menyajikan informasi (materi) melalui demonstrasi. Pada

saat ini murid berada pada kelompok asal yang beranggotakan 5 atau 6

orang murid yang heterogen, kemudian guru membagi tugas kepada tiap

murid dalam tiap-tiap kelompok asal.

2. Diskusi Kelompok Ahli


Diskusi kelompok dialokasikan dalam waktu 25 menit. Pada saat ini

anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berdiskusi saling memberi

pertanyaan dan jawaban untuk tugas tersebut. Guru pada saat ini harus

benar-benar memantau untuk melihat hasil kerja kelompok.

3. Laporan Kelompok Asal


Laporan kelompok asal dialokasikan dalam waktu 20 menit. Murid

kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan penyampaian

hasil tugasnya kepada anggota kelompoknya. Guru harus menekankan

bahwa murid harus bertanggung jawab kepada rekan sekelompoknya.

Secara bergiliran murid menyampaikan apa yang telah diperoleh dalam

diskusi kelompok ahli. Guru memantau untuk melihat hasil diskusi

kelompok asal.

4. Evaluasi Tentang Hasil Kerja Kelompok


Evaluasi hasil kerja kelompok dialokasikan dalam waktu 15 menit. Setiap

wakil dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan

kelompok lain memberikan tanggapan.

5. Penghargaan Tim

Penghargaan tim dialokasikan dalam waktu 10 menit. Sebagai penutup

guru memberikan penghargaan atas hasil kerja murid baik secara individu

maupun kelompok dalam bentuk pujian dari guru dan tepuk tangan dari

teman-temannya.

c. Tahap Pelaksanaan Pengamatan

Pada tahap ini, dilakukan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi.

1. Selama proses pembelajaran akan diadakan pengamatan tentang:

a) Keaktifan murid yaitu dengan melihat giat atau tekunnya murid dalam

bekeria sama dengan sesama anggota kelompok.

b) Motivasi yaitu menunjukkan kepada seluruh proses gerakan termasuk

situasi yang mendorong atau dorongan yang timbul dalam diri.

c) Kerja sama antar anggota kelompok yakni kekompakan murid dalam

mendiskusikan materi dalam kelompoknya.

d) Peran serta yaitu keikutsertaan tiap anggota kelompok dalam

berdiskusi.

e) Semangat yaitu keinginan yang muncul dari dalam diri untuk

melakukan sesuatu.

2. Agar dapat diperoleh informasi dari murid tentang kegiatan pembelajaran


yang telah dilakukan, maka pada akhir siklus ini murid akan dimintai

tanggapannya.

3. Hasil dari pelaksanaan tindakan akan dievaluasi dengan memberikan tes

diakhir siklus.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi kemudian dianalisis, begitu pula

untuk hasil evaluasi. Dari hasil yang didapatkan guru akan dapat rnerefleksikan

diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat

meningkatkan hasil belajar PKn dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

dengan pendekatan Jigsaw.

Selain data hasil observasi, dipergunakan pula jurnal yang dibuat oleh

peneliti pada saat guru selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran. Data dari

jurnal sebagai acuan bagi guru untuk dapat mengevaluasi dirinya sendiri. Pada

tahap ini akan dilihat sampai mana faktor-faktor yang diteliti telah tercapai. Hal-

hal yang dipandang masih kurang akan ditindak lanjuti pada siklus kedua dengan

suatu model tindakan ke arah yang lebih memperbaiki dengan tetap

mempertahankan apa yang sudah baik.

2. Tahapan Siklus II

Pada Siklus II ini, direncanakan selama 5 kali pertemuan dengan

pokok bahasan Globalisasi. Pada dasarnya langkah-langkah yang dilakukan

dalam siklus II ini setelah memperoleh refleksi, selanjutnya dikembangkan

dan dimodifikasi tahapan-tahapan yang ada pada Siklus I dengan beberapa

perbaikan dan penambahan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan setelah


direfleksikan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Lembar Observasi, digunakan untuk merekam aktivitas belajar murid

selama proses belajar mengajar berlangsung.

b. Tes hasil belajar, yaitu tes yang diberikan kepada murid disetiap akhir

siklus.

Angket respon murid, yaitu alat yang digunakan untuk mengetahui

tanggapan murid tentang mata pelajaran PKn dan model pembelajaran

yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung, yaitu

model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas murid

selama pembelajaran berlangsung di kelas dengan pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw.

2. Tes

Menurut Sukmadinata (2007: 223) bahwa “tes hasil belajar kadang-kadang

disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai

murid selama kurun waktu tertentu”. Oleh karena itu, data tentang hasil

belajar murid diambil dengan menggunakan tes akhir setiap siklus dalam
bentuk ujian. Tes yang digunakan merupakan tes yang dikembangkan sendiri

oleh peneliti.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif

dan kualitatif. Data yang diperoleh berupa nilai hasil tes belajar diolah dengan

menggunakan analisis kuantitatif, sedangkan hasil observasi aktivitas belajar

murid diolah dengan menggunakan analisis kualitatif, namun terlebih dahulu

diskoring dan ditabulasikan kemudian dihitung frekuensinya, sehingga menjadi

acuan untuk melakukan deskripsi.

Kategorisasi hasil belajar dilakukan berdasarkan nilai ideal dikurang nilai

terendah yang mungkin dicapai oleh murid kemudian dibagi dalam kategori skala

deskriptif, kemudian diperoleh kategorisasi lima skala deskriptif (Arikunto, 1993:

249), yaitu:

Tabel 3.1. Kategori Hasil Belajar

No. Kategori Hasil Belajar Skor

1 Baik Sekali 8,1 - 10

2 Baik 6,6 – 8,0

3 Cukup 5,6 – 6,5

4 Kurang 4,1 – 5,5

5 Gagal 0 – 4,0
Adapun kategorisasi aktivitas belajar murid menggunakan skala deskriptif

sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kategorisasi Aktivitas Belajar Murid

Aktivitas Belajar Murid


No.
Skala Persen Skala Deskriptif

1. 81 – 100 Baik sekali

2. 61 – 80 Baik

3. 41 – 60 Cukup

4. 0 – 40 Kurang baik

Sumber: (Sukmadinata, 2006)

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah bila hasil belajar

murid selama proses pembelajaran tiap siklus mengalami peningkatan dari siklus I

ke siklus II. Hal ini ditandai dengan daya serap individu minimal 65 % dan

ketuntasan klasikal 85% serta observasi murid dan pengelolaan pembelajaran

berada dalam kategori baik dan sangat baik.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Dalam bagian ini dipaparkan awal murid sebelum menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di SDN I Bahari Kecamatan Sampolawa

Kabupaten Buton, berdasarkan data yang diperoleh, proses pembelajaran

khususnya pembelajaran PKn umumnya metode yang di gunakan bersifat

monoton, metode yang sering disampaikan adalah metode ceramah, kadang-

kadang di selingi dengan tanya jawab yang tidak terarah cara penyampaian guru

seperti ini cenderung tidak melibatkan murid secara aktif ketika proses

pembelajaran berlangsung guru mengarahkan materi PKn hanya berupa informasi

yang tidak mengembangkan berpikir nilai, guru hanya membentuk budaya

menghafal dan bukan berpikir kritis. Sementara dari segi murid terlihat bahwa

selama proses pembelajaran PKn, murid hanya pasif di dalam pembelajaran.

Selain itu, masih banyak murid yang melakukan aktivitas lain sehingga

penyajian bahan pelajaran terhadap murid tidak begitu bermakna. Hal ini akan

membuat murid menjadi bosan dalam belajar dan materi yang disajikan hanya

terlewatkan begitu saja tanpa ada kesan terhadap murid. Melihat kondisi proses

pembelajaran tersebut maka peneliti menggunakan Model Kooperatif Tipe

Jigsaw.
B. Deskripsi Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada

siklus I mengambil pokok bahasan Globalisasi, peneliti juga menyiapkan lembar

obsevasi dalam setiap pertemuan. Perencanaan siklus I dilaksanakan lima kali

pertemuan pembahsan materi dan satu kali pertemuan pembahasan tes, yaitu pada

pertemuan pertama dilaksanakan pada 14-24 Mei 2014. Perencanaan pertemuan

pertama dilaksanakan sesuai dengan sintaks/tahap model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi murid,

mengorganisasikan murid dalam kelompok-kelompok belajar dan membagikan

materi yang berbeda untuk tiap kelompok. Pembelajaran pada pertemuan pertama

diimplimentasikan ke dalam pembelajaran secara nyata didalam kelas.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran mengenai Globalisasi dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas IV SDN I Bahari Kecamatan

Sampolawa Kabupaten Buton untuk tindakan siklus 1 yaitu :(1) Pada Siklus I

pada pertemuan pertama diterapkan model pembelajaran koopertaif tipe Jigsaw.

Pada model pembelajaran ini guru membentuk murid kedalam kelompok-

kelompok kecil yaitu membentuk 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5

sampai 6 orang, (2) Pada awal tatap muka, menyampaikan tujuan pembelajaran

dan memotivasi murid untuk terus belajar dan memperhatikan pelajaran yang

diberikan. Selain itu, menyampaikan model pembelajaran yang digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru menginformasikan bahwa


dalam pembelajaran ini, murid diharapkan bekerja berkelompok dan bertanggung

jawab dalam mengerjakan materi yang berbeda untuk tiap anggota kelompok

karena tiap anggota kelompok bertanggung jawab mengajarkan kepada teman

kelompoknya, (3) Membagi murid ke dalam 5 kelompok. Kelompok yang

dibentuk tersebut anggotanya secara heterogen artinya berdasarkan hasil akademis

dan jenis kelamin yang jumlahnya 5 sampai 6 orang setiap kelompok karena

jumlah murid 29 orang sementara materi yang akan dibagikan ada 5 pokok

bahasan selama siklus I, (4) Membagikan materi mengenai Globalisasi yang

berbeda, dalam satu kelompok bertanggung jawab mempelajari dan menguasai

materi yang diberikan dan bertanggung jawab mengajarkan kepada teman

kelompoknya nantinya, (5) Peneliti memberikan kesempatan kepada setiap murid

untuk mempelajari materi yang dibagikan untuk tiap anggota kelompok. Jika

murid mengalami kesulitan disarankan untuk meminta bantuan kepada peneliti.

Kegiatan akhir terdiri atas (1) memberi penghargaan pada kelompok

yang mempunyai kinerja baik, (2) guru dan murid bersama-sama menyimpulkan

materi, (3) Mengumpulkan laporan hasil pengamatan (tugas kelompok).

3. Tahap observasi

Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data untuk melihat

beberapa efek tindakan mengenai sasaran, atau untuk memantau perubahan yang

diinginkan. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dengan cara

mengamati aktivitas murid serta hasil evaluasi murid. Data yang dikumpulkan

tentunya sangat beragam sesuai instrument yang digunakan, biasa berupa

kemajuan nilai yang merupakan indikator meningkatnya penugasan konsep


ataupun hasil belajarnya, biasa juga berupa data kualitatif tentang suasana kelas,

fenomena-fenomena yang muncul dari murid yang disebabkan dari suasana

belajar yang dibangunya. Pemantauan perubahan inilah yang nantinya akan

menjadi bahan yang berguna dalam refleksi. Adapun penilaian pada saat observasi

adalah murid yang menyimak penjelasan guru atau pengarahan guru, yang

menjawab pertanyaan dengan benar, yang mengajukan tanggapan, yang

mengajukan pertanyaan, yang mencatat tugas/penjelasan yang diberikan guru,

yang aktif bekerjasama dengan kelompok.

4. Tahap Refleksi

Siklus I dilaksanakan lima kali pertemuan untuk peningkatan hasil

belajar PKn melalui model Kooperatif Tipe Jigsaw pada murid kelas IV SDN I

Bahari Kecamaan Sampolawa Kabupaten Buton. Sebelum memasuki materi

pokok, terlebih dahulu guru menyampaikan kepada murid tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai, menciptakan suasana yang membuat murid dapat termotivasi

belajar, membentuk kelompok, menyajikan materi pelajaran dengan menampilkan

media gambar, mengadakan tanya jawab, memberikan tugas kepada murid yang

ada pada LKS yang telah disediakan, dan murid ditugasi menyimpulkan materi

dengan menggunakan kata-kata sendiri. Pada tahap ini, masih ada beberapa murid

yang kurang memperhatikan yang pada akhirnya murid tersebut menemukan

kesulitan-kesulitan pada saat mengerjakan tugas. Pada akhir pertemuan pertama

guru memberikan latihan soal mengerjakan tugas. Namun, masih banyak murid

yang tidak menyelesaikan pekerjaannya dengan berbagai alasan. Pembelajaran

tahap akhir yakni memberi penghargaan kepada kelompok dan murid yang dapat
mendorong peningkatan pembelajaran. Namun, kalau dipresentasikan secara

klasikal belum terlalu banyak peningkatan. Hal ini disebabkan oleh murid belum

dapat menyesuaikan secara langsung model pembelajaran yang baru diterapkan

oleh guru. Faktor lain disebabkan pula oleh bimbingan bertanya jawab yang

kurang menarik, sulit menciptakan pertanyaan, kegiatan belajar mengajar kurang

memberikan kesempatan kepada murid untuk memecahkan masalah sendiri,

kurangnya kesempatan yang diberikan kepada murid untuk mengembangkan

pengetahuannya. Hal-hal tersebut yang dijadikan bahan pertimbangan dalam

proses pembelajaran selanjutnya yaitu siklus II.

C. Deskripsi Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II tidak jauh berbeda

dengan siklus I, yaitu: Peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran

(RPP) pada siklus I mengambil pokok bahasan Globalisasi, peneliti juga

menyiapkan lembar obsevasi dan alat peraga dalam setiap pertemuan.

Perencanaan siklus I dilaksanakan lima kali pertemuan pembahsan materi dan satu

kali pertemuan pembahasan tes, yaitu pada pertemuan pertama dilaksanakan pada

26 Mei-2 Juni 2014. Perencanaan pertemuan pertama dilaksanakan sesuai dengan

sintaks/tahap model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu menyampaikan

tujuan pembelajaran dan memotivasi murid, mengorganisasikan murid dalam

kelompok-kelompok belajar dan membagikan materi yang berbeda untuk tiap

kelompok.
2. Tahap Pelaksanaan

Struktur pelaksanaan pembelajaran siklus II hampir sama dengan

siklus I, yakni tetap mengulangi semua kegiatan pembelajaran. Hanya saja, semua

kegiatan tersebut lebih dioptimalkan sesuai dengan kekurangan siklus I.

Pelaksanaan pembelajaran mengenai Globalisasi dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di kelas IV SDN I Bahari Kecamatan

Sampolawa Kabupaten Buton untuk tindakan siklus 1 yaitu : (1) Pada Siklus II

pada pertemuan pertama diterapkan model pembelajaran koopertaif tipe Jigsaw.

Pada model pembelajaran ini guru membentuk murid kedalam kelompok-

kelompok kecil yaitu membentuk 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5

sampai 6 orang (2) Pada awal tatap muka, menyampaikan tujuan pembelajaran

dan memotivasi murid untuk terus belajar dan memperhatikan pelajaran yang

diberikan. Selain itu, menyampaikan model pembelajaran yang digunakan yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru menginformasikan bahwa

dalam pembelajaran ini, murid diharapkan bekerja berkelompok dan bertanggung

jawab dalam mengerjakan materi yang berbeda untuk tiap anggota kelompok

karena tiap anggota kelompok bertanggung jawab mengajarkan kepada teman

kelompoknya, (3) Membagi murid ke dalam 5 kelompok. Kelompok yang

dibentuk tersebut anggotannya secara heterogen artinya berdasarkan hasil

akademis dan jenis kelamin yang jumlahnya 5 sampai 6 orang setiap kelompok

karena jumlah murid 29 orang sementara materi yang akan dibagikan ada 5 pokok

bahasan selama siklus I, (4) Membagikan materi mengenai Globalisasi yang

berbeda dalam satu kelompok bertanggung jawab mempelajari dan menguasai


materi yang diberikan dan bertanggung jawab mengajarkan kepada teman

kelompoknya nantinya, (5) Peneliti memberikan kesempatan kepada setiap murid

untuk mempelajari materi yang dibagikan untuk tiap anggota kelompok.

Kegiatan akhir terdiri atas (1) memberi penghargaan pada kelompok

yang mempunyai kinerja baik, (2) guru dan murid bersama-sama menyimpulkan

materi, (3) Mengumpulkan laporan hasil pengamatan (tugas kelompok).

3. Tahap Observasi

Pada siklus II ini, hasil observasi menunjukkan bahwa peserta didik

mengalami peningkatan motivasi dan hasil belajar yang cukup tinggi dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Pemantauan perubahan inilah yang nantinya

akan menjadi bahan yang berguna dalam refleksi. Data yang dikumpulkan

tentunya sangat beragam sesuai instrument yang digunakan, biasa berupa

kemajuan nilai yang merupakan indikator yang meningkatnya penugasan konsep

ataupun hasil belajarnya, bisa juga berupa data kualitatif tentang suasana kelas,

fenomena-fenomena yang muncul dari murid yang disebabkan dari suasana

belajar yang dibangun sehingga murid mulai berani bertanya dan mengemukakan

pendapatnya. Adapun penilain pada saat observasi adalah murid yang menyimak

penjelasan guru atau pengarahan guru, yang menjawab pertanyaan dengan benar,

yang mengajukan tanggapan, yang mengajukan pertanyaan, yang mencatat

tugas/penjelasan yang diberikan guru, yang aktif bekerjasama dengan kelompok.

4. Tahap refleksi

Diakhir siklus ini interaksi muridmulai meningkat terhadap penggunaan

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang diberikan menunjukan


perubahan positif. Hal ini dilihat dari refleksi dimana mereka mulai menyenangi

model pembelajaranPKn konsep Globalisasi, aktivitas yang dibentuk dalam model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mereka anggap sebagai wadah melatih diri

untuk bekerja sama sehingga dengan belajar bersama-sama diantara sesama

anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas. Selain itu, murid

dapat mandiri dalam memahami isi bacaan yang dipelajari tanpa harus bergantung

kepada peneliti sebagai salah satu sumber informasi. Namun setelah kegiatan

berlangsung sampai pertemuan terakhir siklus II sudah nampak perubahan yang

terjadi, hal ini ditunjukan dengan minimnya muridmelakukan kegiatan yang tidak

berhubungan dengan proses belajar mengajar. Murid menunjukan antusias untuk

mengikuti pelajaran, disamping terjadinya peningkatan hasil belajar PKn selama

berlangsungnya penelitian dari siklus I sampai siklus II, tercatat perubahan yang

terjadi pada sikap murid. Perubahan tersebut merupakan data kuantitatif yang

diperoleh dari lembar observasi.

D. Hasil Penelitian

1. Pembahasan Siklus I

a. Analisis Data Hasil Observasi Murid

Dalam penelitian ini, pada siklus I dilakukan observasi terhadap aktivitas

belajar murid selama mengikuti proses pembelajaran PKn dengan menggunakan

Model pembelajaran yang meliputi observasi terhadap frekuensi murid yang

menyimak penjelasan guru atau pengarahan guru, yang menjawab pertanyaan

dengan benar, yang mengajukan tanggapan, yang mengajukan pertanyaan, yang

mencatat tugas/penjelasan yang diberikan guru, yang aktif bekerjasama dengan


kelompok, dan yang masih pasif (diam terus) dalam pembelajaran, yang masih

perlu bimbingan dan yang berbicara hal lain selama proses pembelajaran, yang

melakukan aktifitas negatif selama proses belajar mengajar (ribut, main-main,

dll). Dari kegiatan observasi terhadap aktivitas belajar murid pada siklus I maka

diperoleh hasil observasi aktivitas belajar murid yang digambarkan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Observasi Aktivitas Murid


Pada Siklus I

No Aktifitas Pertemuan

Rata- (%)
I II III IV
rata
Memperhatikan
11 14 15 17 17 50
1. penjelasan guru
Mengajukan
2. pertanyaan 8 10 12 15 11 37,93

3. Menjawab
8 12 14 16 13 44,83
pertanyaan
Mengajukan
4. 5 9 11 13 10 34,48
tanggapan
Mencatat
tugas/penjelasa
5. 16 18 20 22 19 65,52
n yang
diberikan guru
Kerjasama
6. dalam 8 10 14 16 12 41,38
kelompok
Meminta
7. bimbingan guru 13 15 17 20 65 224,13
saat kerja LKS
Fasif (diam
8. 15 11 7 6 10 34,48
terus)
Berbicara hal
9. 10 8 6 2 8 27,59
lain
Aktifitas
10. 8 6 5 2 5 17,24
menganggu
Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi aktivitas murid selama

pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: murid yang

menyimak penjelasan atau pengarahanguru hanya 11 orang, pada pertemuan

pertama, pertemuan kedua 14 orang, pertemuan ketiga 15 orang dan pertemuan

keempat 17 orang skor rata-ratanya adalah 17 sedangkan nilai presentase 50%.

Murid yang menjawab pertanyaan dengan benar hanya 8orang pada pertemuan

pertama, pertemuan kedua 12 orang, pertemuan ketiga 14 orang dan pertemuan

keempat 16 orang skor rata-ratanya adalah 13 sedangkan nilai presentase

44,83%.Murid yang mengajukan tanggapan sebanyak 5 orang,pada pertemuan

pertama, pertemuan kedua 9 orang, pertemuan ketiga 11 orang dan pertemuan

keempat 13 orang skor rata-ratanya adalah 10 sedangkan nilai presentase 34,48%.

Mengajukan pertanyaan hanya 8 orang,pada pertemuan pertama, pertemuan kedua

10 orang, pertemuan ketiga 12 orang dan pertemuan keempat 15 orang skor rata-

ratanya adalah 11 sedangkan nilai presentase 37,93%. Mencatat tugas/penjelasan

yang diberikan guru mencapai 16 orang, pada pertemuan pertama, pertemuan

kedua 18 orang, pertemuan ketga 20 orang dan pertemuan keempat 22 orang skor

rata-ratanya adalah 19 sedangkan nilai presentase 65,52%. Aktif bekerjasama

dengan kelompok sejumlah 8 orang, pada pertemuan pertama, pertemuan kedua

10 orang, pertemuan ketiga 14 orang dan pertemuan keempat 16 orang skor rata-

ratanya adalah 20 sedangkan nilai presentase 41,38%. Masih pasif (diam terus)

dalam pembelajaran mencapai 15 orang, pada pertemuan pertama, pertemuan

kedua 11 orang, pertemuan ketiga 7 orang dan pertemuan keempat 6 orang skor

rata-ratanya adalah 10 sedangkan nilai presentase 34,48%. Masih perlu bimbingan


sebanyank13 orangpada pertemuan pertama, pertemuan kedua 15 orang,

pertemuan ketiga 17 orang dan pertemuan keempat 20 orang skor rata-ratanya

adalah 65 sedangkan nilai presentase 224,13%. Berbicara hal lain selama proses

pembelajaran sebanyak 10 orangpada pertemuan pertama, pertemuan kedua 8

orang, pertemuan ketiga 6 orang dan pertemuan keempat 2 orang skor rata-ratanya

adalah 8 sedangkan nilai presentase 27,59%. Melakukan aktifitas negatif selama

proses belajar mengajar (ribut, main-main, dll) sebanyak 8 orang pada pertemuan

pertama, pertemuan kedua 6 orang, pertemuan ketiga 5 orang dan pertemuan

keempat 2 orang skor rata-ratanya adalah 5 sedangkan nilai presentase 17,24%.

Adapun penyebab malasnya murid adalah ketidak mengikuti pelajaran di

kelas bosan, sakit, dan izin.

b. Analisis Data Hasil Belajar Murid

Tabel 4.2 Statistik Hasil Belajar PKn Murid pada Sikilus I

Statistik Nilai Statistik

Subjek 29

Skor Ideal 100

Skor Tertinggi 80

Skor Terendah 15

Rentang Skor 65

Skor Rata-rata 50,86

Standar Deviasi 13,64


Hasil evaluasi murid setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw pada murid kelas IV SDN I Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten

Buton dalam proses pembelajaran siklus I tampak bahwa dari 29 jumlah

muridyang dites diperoleh nilai mean (rata-rata) peningkatan hasil belajar PKn

melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebesar 50,86. Nilai

yang dicapai murid tebesar dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 15, rentang

skor 65, nilai skor idealnya 100 dan standar deviasi sebanyak 13,64. Hal ini

berarti 13,64 merupakan ukuran penyebaran data yang dianggap paling baik

karena memiliki kebaikan secara matematis untuk pengukuran penyebaran.

Apabila skor hasil belajarPKnmelalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dikelompokkan ke dalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi nilai hasil

belajar PKn seperti disajikan pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil TesSiklus I

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase


(%)

0 – 34 Sangat Rendah 1 34,45%


35-54 Rendah 16 55,17%
55 – 64 Sedang 8 27,59%
65 – 84 Tinggi 4 13,79%
85 – 100 Sangat Tinggi 0 0
Jumlah 29 100%

4.3 Grafik Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Murid


Pada Siklus
20
15
10
Series1
5
0
0-20 35-54 55-64 65-84 85-100

Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa hasil belajar PKn

siklus I murid mendapatkan nilai dalam kategori sangat rendah, 1 atau 34,45 %

murid yang berada pada kategori rendah, 16 orang atau 55,17% berada dalam

kategori sedang,8 orang atau 27,59 % berada pada kategori tinggi,4 orang atau

13,79% murid yang berada dalam kategori sangat tinggi, 0. Kategori ketuntasan

dalam siklus I belum berhasil karena persentase ketuntasan kelas sebesar 13,79%

yaitu 4 murid dari 49 termasuk dalam kategori tuntas dan 8,620% atau 25 murid

dari 49 termasuk dalam kategori tidak tuntas, jadi Penelitian ini perlu dilanjutkan

pada siklus berikutnya karena berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, yaitu

peningkatan hasil belajar belum terlihat. Selanjutnya untuk melihat jumlah murid

yang mencapai standar ketuntasan belajar individual pada akhir siklus I dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Frekuensi dan Persentase Ketuntasan Belajar Individual


Murid Pada Siklus I

Persentase
No Persentase Skor Kriteria Frekuensi
(%)

1. 0 – 64 Tidak tuntas 25 86,20%


2. 65 - 100 Tuntas 4 3,79%

Jumlah 29 100
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dikemukakan bahwa dari 29 orang

murid kelas IV SDN 1 Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton terdapat

4 atau 3,79% murid yang mencapai nilai standar ketuntasan belajar individual.

Sedangkan murid yang belum mencapai nilai standar ketuntasan belajar individual

sebanyak 25 orang atau sekitar 86,20%.

2. Pembahasan Siklus II

a. Analisis Data Hasil Observasi Murid

Meningkatnya pemahaman murid tersebut dipengaruhi oleh

meningkatnya kinerja guru dan keaktifan murid dalam proses pembelajaran.

Kinerja guru dan keaktifan murid dalam proses pembelajaran pada siklus

IItermasuk dalam kategori sangat baik. Melalui teguran yang tegas, guru dapat

mengendalikan murid yang ribut sehingga suasana kelas lebih kondusif.

Pertukaran anggota kelompok secara heterogen, dan guru juga memotivasi murid

untuk aktif bertanya dan menjawab pertanyaan baik pertanyaan dari guru ataupun

murid dengansama halnya pada siklus I dan pada siklus II juga dilakukan

observasi terhadap aktivitas murid selama mengikuti proses pembelajaran,

diantaranya murid yang menyimak penjelasan guru atau pengarahan guru, yang

menjawab pertanyaan dengan benar, yang mengajukan tanggapan, yang

mengajukan pertanyaan,yang mencatat tugas/penjelasan yang diberikan guru,

yang aktif bekerjasama dengan kelompok, dan yang masih pasif (diam terus)

dalam pembelajaran, yang masih perlu bimbingan. Dan yang berbicara hal lain

selama proses pembelajaran, yangamelakukan aktifitas negatifselama proses

belajar mengajar (ribut, main-main, dll). Dari kegiatan observasi terhadap


aktivitas belajar murid pada siklus II maka diperoleh hasil observasi aktivitas

belajar murid yang digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.5Tabel Distribusi Prekuensi Hasil Observasi Aktivitas


Murid Pada Siklus II

No Aktifitas Pertemuan

Rata- (%)
I II III IV
rata
Memperhatika
n penjelasan 20 22 24 28 24 82,76
1.
guru
Mengajukan
2. pertanyaan 16 19 22 25 21 72,41

3. Menjawab
18 20 24 27 22 75,86
pertanyaan
Mengajukan
4. 15 17 20 22 19 65,51
tanggapan
Mencatat
tugas/penjelasa
5. 23 26 29 29 27 93,1
n yang
diberikan guru
Kerjasama
6. dalam 20 21 23 28 23 93,33
kelompok
Meminta
bimbingan
7. 20 21 0 26 22 75,86
guru saat kerja
LKS
Fasif (diam
8. 5 2 2 0 2 6,9
terus)
Berbicara hal
9. 0 0 0 0 0 0
lain
Aktifitas
10. 0 0 0 0 0 0
menganggu

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi aktivitas murid selama pelaksanaan

tindakan siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:Murid yang menyimak penjelasan


atau pengarahan guru hanya 20 orang, pada pertemuan pertama, pertemuan kedua

22 orang, pertemuan ketiga 24 orang dan pertemuan keempat 28 orang skor rata-

ratanya adalah 24 sedangkan nilai presentase 82,76%. Murid yang menjawab

pertanyaan dengan benar hanya 16 orang pada pertemuan pertama, pertemuan

kedua 19 orang, pertemuan ketiga 22 orang dan pertemuan keempat 25 orang skor

rata-ratanya adalah 21 sedangkan nilai presentase 72,41%.Murid yang

mengajukan tanggapan sebanyak 18 orang, pada pertemuan pertama, pertemuan

kedua 20 orang, pertemuan ketiga 24 orang dan pertemuan keempat 27 orang skor

rata-ratanya adalah 22 sedangkan nilai presentase 75,86%. Mengajukan

pertanyaan hanya 15 orang, pada pertemuan pertama, pertemuan kedua 17 orang,

pertemuan ketiga 20 orang dan pertemuan keempat 22 orang skor rata-ratanya

adalah 19 sedangkan nilai presentase 65,51%. Mencatat tugas/penjelasan yang

diberikan guru mencapai 23 orang, pada pertemuan pertama, pertemuan kedua 26

orang, pertemuan ketga 29 orang dan pertemuan keempat 29 orang skor rata-

ratanya adalah 27 sedangkan nilai presentase 93,1%. Aktif bekerjasama dengan

kelompok sejumlah 20 orang, pada pertemuan pertama, pertemuan kedua 21

orang, pertemuan ketiga 23 orang dan pertemuan keempat 128 orang skor rata-

ratanya adalah 23 sedangkan nilai presentase 93,33%. Masih pasif (diam terus)

dalam pembelajaran mencapai 20 orang, pada pertemuan pertama, pertemuan

kedua 21 orang, pertemuan ketiga 0 orang dan pertemuan keempat 26 orang skor

rata-ratanya adalah 22 sedangkan nilai presentase 75,86%. Masih perlu bimbingan

sebanyank 5 orang pada pertemuan pertama, pertemuan kedua 2 orang, pertemuan

ketiga 2 orang dan pertemuan keempat 0 orang skor rata-ratanya adalah 2


sedangkan nilai presentase 6,9%. Berbicara hal lain selama proses pembelajaran

pada empat pertemuan semuanya tuntas. Melakukan aktifitas negatif selama

proses belajar mengajar (ribut, main-main, dll), pada keempat pertemuan

semuanya tuntas. Meningkatnya keaktifan murid dalam mengikuti materi

pelajaran globalisasi pada siklus II, karena kendala-kendala yang terjadi pada

siklus I telah diadakan perbaikan, sehingga tercipta proses pembelajaran yang

menyenangkan. Murid yang malas sudah berkurang, dengan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw yang diterapkan murid berusaha memahami pelajaran

tanpa terasa tegang dan terpaksa.

b. Analisis Data Hasil Belajar Murid

Setelah selesainya tahap pelaksanaan siklus II dilakukan kembali tes hasil

belajar dalam bentuk ulangan harian. Adapun hasil analisis deskripsi terhadap

nilai hasil belajar murid kelas IV SDN I Bahari Kecamatan Sampolawa

Kabupaten Buton. Setelah melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

pada mata pelajaran PKn dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil BelajarPKnsiklus II


Statistik Nilai Statistik

Subjek 29
Skor Ideal 100
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 35
Rentang Skor 65
Skor Rata-rata 71,38
Standar Deviasi 13,82
Hasil evaluasi muridsetelah menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw pada murid kelas IV SDN I BahariI Kecamatan Sampolawa

Kabupaten Butondalam proses pembelajaran siklus II tampak bahwa dari 29

jumlah murid yang dites diperoleh nilai mean (rata-rata) peningkatan hasil belajar

PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebesar 71,38.

Nilai yang dicapai murid terbesar dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 35,

dari nilai skor tertinggi 100 dan nilai terendah yang dicapai 65 dengan rentang

skor dan standar deviasi sebanyak 13,82. Hal ini berarti 13,82 merupakan ukuran

penyebaran data yang dianggap paling baik karena memiliki kebaikan secara

matematis untuk pengukuran penyebaran. Apabila nilai hasil belajar murid

dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi

melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yang ditunjukkan pada tabe

4.7 berikut ini :

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes Siklus II

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase


(%)

0 – 34 Sangat Rendah 0 0%
35-54 Rendah 2 6,90%
55 – 64 Sedang 3 10,34%
65 – 84 Tinggi 19 65,52%
85 – 100 Sangat Tinggi 5 17,24%

Jumlah 29 100%
4.7 Grafik Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Murid
PadaSiklus II

20

15

10
Series1

0
0-20 35-54 55-64 65-84 85-100

Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa hasil belajar PKn

siklus II murid mendapatkan nilai dalam kategori sangat rendah, 0 atau 0 % murid

yang berada pada kategori rendah, 2 orang atau 6,90% berada dalam kategori

sedang, 3 orang atau 10,34 % berada pada kategori tinggi, 19 orang atau 65,52%

murid yang berada dalam kategori sangat tinggi, 5 orang atau 17,24%.

Peningkatan hasil belajar pada Murid Kelas IV SDN I Bahari Kecamatan

Sampolawa Kabupaten Buton pada siklus II ketuntasan hasil belajar murid

82,75% atau 24 orang dari 29 murid yang berada dalam kategori tuntasdan

termaksud kategori tidak tuntas 17,24% atau 5 orang dari 29murid, berarti

Penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya karena berdasarkan

tujuan yang ingin dicapai yaitu peningkatan hasil belajar sudah terlihat, maka

peneliti menganggap penelitian ini sudah cukup dengan menyimpulkan bahwa

terjadi peningkatan hasil belajar PKn yang mengalami peningkatan yang sangat

signifikan
Tabel 4.8Frekuensi Dan Persentase Ketuntasan Belajar Individual Murid
Pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase ( % )

0 – 64 Belum tuntas 5 17,24 %


65 - 100 Tuntas 24 82,75%
Jumlah 29 100

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dikemukakan bahwa dari 29 orang

murid kelas IV SDN I Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton, terdapat

sekitar 24 atau 82,75% murid yang mencapai nilai standar ketuntasan belajar

individual yang ditetapkan oleh dinas pendidikan nasional yaitu 65. Sedangkan 5

orang murid atau 17,24% yang belum mencapai nilai standar ketuntasan belajar

individual.

Berdasarkan hasil analisis siklus I dan siklus II setelah diterapkan model

Pembelajaran Kooperati Tipe Jigsaw menunjukkan meningkatnya hasil belajar

PKn murid kelas IV SDN I Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil analisis kuantitatif dan kualitatif tampak sebelum penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, proses belajar mengajar yang

diterapkan guru adalah pengajaran yang berpusat pada keaktifan guru dan ketika

murid diberi suatu masalah, mereka tidak mampu memecahkan masalah tersebut

dengan usaha sendiri. Berbeda setelah penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw tampak bahwa pada dasarnya model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw memang dapat meningkatkan hasil belajar murid. Hal ini terlihat selama
proses pembelajaran pada siklus I - II terjadi peningkatan perubahan nilai dan

perilaku murid dalam proses pembelajaran. Hal ini tidak terlepas dari adanya

pendekatan dari guru kepada murid berupa bimbingan dan pengelolahan kelas

yang maksimal dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

Dimana model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah sebuah

model belajar kooperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok murid dalam

bentuk kelompok kecil. Seperti diungkapkan oleh Lei dalam Rusman (2010:218)

bahwa:“ Pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar

kooperatif dengan murid belajar dalam kelompok kecil yang terdiri empat sampai

enam orang secara hetrogen dan murid bekerja sama saling ketergantungan positif

dan bertanggung jawab secara mandiri”. Dalam model kooperatif tipe Jigsaw ini

murid memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan dapat

meningkatkan keterampilan berkomunikasi anggota kelompok bertanggung jawab

terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari

dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

Lei dalam Rusman (2011:218) menyatakan bahwa: model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran

kooperatif yang fleksibel. Banyak riset telah dilakukan berkaitan dengan

pembelajaran kooperatif dengan dasar Jigsaw. Riset tersebut secara konsisten

menunjukkan bahwa murid yang terlihat didalam pembelajaran model kooperatif

model Jigsaw ini memperoleh hasil lebih baik mempunyai sikap yang lebih baik

dan lebih positif terhadap pembelajaran, disamping saling menghargai perbedaan

dan pendapat orang lain.


Aktivitas belajar murid akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar

sehingga hasil belajar sangat menentukan kehidupan murid ke depannya, maka

dari itu penelitian ini ingin melihat bagaimana aktivitas murid dalam mencapai

hasil belajar yang maksimal. Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun

kelompok.Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan

sesuatu.

Hasil belajar PKn pada siklus I menunjukkan bahwa, skor tertinggi yang

diperoleh murid adalah 80 dan skor terendah adalah 15. Bila nilai hasil belajar

murid kelas IV tersebut dirata-ratakan maka nilai yang diperoleh adalah 50,86.

Jika mengacu kepada nilai ketuntasan belajar maka banyaknya murid yang dalam

kategori tuntas adalah 12 orang murid, sedangkan sisanya yang berjumlah 17

orang berada dalam kategori tidak tuntas. Meninjau kembali indikator

keberhasilan dalam penelitian ini maka dapat dikatakan bahwa penelitian untuk

siklus I ini belum berhasil, karena itu penelitian ini selanjutnya diteruskan ke

siklus kedua dengan meninjau kembali (merefleksi) apa-apa yang harus dibenahi,

diperbaiki dan ditingkatkan untuk masuk ke siklus II agar nantinya hasil belajar

murid bisa lebih meningkat.

Selanjutnya setelah dilakukan refleksi maka diperoleh hasil belajar pada

siklus II yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar PKn. Hal itu dapat

dilihat dari meningkatnya skor perolehan murid setelah diadakan tes evaluasi

dimana skor tertinggi yang diperoleh murid adalah 100 sedangkan skor terendah

yang diperoleh adalah 35. Selain itu nilai rata-rata kelas untuk siklus II ini juga
mengalami peningkatan yaitu 71,38. Mengacu pada nilai ini ketuntasan belajar

murid maka dapat dilihat bahwa banyaknya murid yang mengalami ketuntasan

belajar pada siklus II ini adalah 24 murid jika dipersentasekan sebesar 82,75%

dalam kategori tuntas sedangkan jumlah murid yang masih berada dalam kategori

tidak tuntas adalah 5 orang yang jika dipersentasekan sebesar 17,24%. Hasil

evaluasi siklus II menunjukkan nilai rata-rata yang dicapai murid meningkat dari

tolak ukur keberhasilan penelitian. Dan ketuntasan belajar telah tercapai sehingga

tidak perlu lagi diadakan perbaikan pada siklus III.

Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar PKn pada murid

kelas IV SDN I Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton tahun pelajaran

2013/2014 dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw.Selanjutnya peningkatan hasil belajar murid selama proses pembelajaran

PKn melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada siklus I dan II.

Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Tes Belajar PKn Murid Kelas IV Pada Siklus I dan
Siklus II

Peningkatan dalam hasil belajar


No Tes
Tidak Tuntas Tuntas Rata-rata

1. Siklus I 25 4 50,86
2. Siklus II 5 24 71,38

Pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa adanya perubahan hasil tes belajar

PKn murid dari setiap siklus, yaitu pada akhir tes siklus I skor rata-rata yang

diperoleh murid adalah 50,486% berada pada kategori kurang. Pada akhir tes

siklus II skor rata-rata yang diperoleh murid adalah 72,38% berada pada kategori
tinggi. Dari tabel 4.7 di atas juga terlihat bahwa murid yang mencapai nilai

standar ketuntasan belajar individual juga bertambah jumlahnya yaitu dari 4

orang murid pada siklus I menjadi 24 orang murid pada siklus II.

Dengan melihat adanya peningkatan hasil belajar murid pada siklus II,

hal itu disebabkan oleh aktivitas belajar murid yang sangat berpengaruh di dalam

proses pembelajaran. Oleh karena itu penelitian ini dihentikan di siklus II, sesuai

dengan pendapat Wiratmadja (2006:45), bahwa siklus dapat diakhiri apabila apa

yang direncanakan sudah berjalan sebagaimana diharapkan dan data yang

ditampilkan dapat diamati, serta kondisi kelas dalam pembelajaran sudah stabil

dalam arti antara lain, guru sudah mampu dan menguasai keterampilan mengajar

yang baru.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan di atas, diperoleh

data bahwa melalui Model Pembelajaran Koooperatif Tipe Jigsaw dapat

meningkatkan hasil belajar PKn.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil setelah pelaksanaan penelitian tindakan

kelas model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selama dua siklus dapat

meningkatkan hasil belajar PKn konsep Globalisasi pada murid kelas IV SDN I

Bahari Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton.

Berdasarkan hasil analisis untuk tes siklus I dan siklus II, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar untuk murid kelas IV SD SDN I Bahari

Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton setelah dilakukan tindakan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

pada siklus I yang hanya 50,86. Skor tertinggi yang diperoleh murid adalah 80

dan skor terendah adalah 15 dan pada siklus II meningkat dengan nilai rata-rata

murid adalah 71,38 . Skor tertinggi yang diperoleh adalah 100, skor terendah

adalah 35.

Selanjutnya ketuntasan hasil belajar murid pada siklus I adalah 13,79 %

atau 25 orang murid dari 29 murid yang berada dalam kategori tuntas sedangkan

yang tidak tuntas adalah 86,20 % atau 4 orang murid dari 29 murid dan

selanjutnya meningkat pada siklus II adalah 82,75 % atau 24 orang murid dari 29

murid yang berada dalam kategori tuntas sedangkan yang berada dalam kategori

tidak tuntas adalah 17,24 % atau 5 orang murid dari 29 murid. Dari siklus I dan II

hasil belajar murid mengalami hasil belajar yang signifikan.

70
B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini agar tercapai hasil

yang optimal, maka beberapa hal yang disarankan sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat dapat

diaplikasikan dalam pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar PKn

2. Disarankan kepada guru terutama mata PKn bahwa dalam memilih

metode/model pembelajaran harus disesuaikan dengan mata pelajaran dan

kondisi murid di kelas

3. Diharapkan kepada para peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam

meningkatkan hasil belajar murid lebih mendalam lagi.


LAMPIRAN 1
SIKLUS 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 1 Bahari


Kelas/Semester : IV. B/ II
Mata Pelajaran : PKn
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungnya
B. Kompetensi Dasar
Memberikan contoh sederhana pengaruh Globalisasi di lingkunganya
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk :
Mengidentifikasi pengaruh globalisasi terhadap lingkunganya
b. Proses :
Menyebutkan pengaruh-pengaruh globalisasi terhadap lingkunganya
2. Afektif
a. Karakter :
Melakukan komunikasi, presentasi dan berpendapat
b. Sosial :
Membantu teman yang mengalami kesulitan
3. Psikomotorik
Terampil dalam menjelaskan pengaruh-pengaruh globalisasi
D. Tujuan Pembelajaran
1) Kognitif
a. Produk :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat mengidentifikasi
pengaruh globalisasi terhadap lingkunganya
b. Proses :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menyebutkan
penagruh globalisasi terhadap lingkunganya
2) Afektif
a. Karakter :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid melakukan komunikasi,
presentasi dan berpendapat
b. Sosial :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid dapat membantu temanya
yang sedang mengalami kesulitan
3) Psikomotorik
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid terampil dalam menjelaskan
pengaruh-pengaruh globalisasi
E. Materi Pokok Pembelajaran
Pengaruh terhadap globalisai
F. Model/ Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaran
Jigsaw
b. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Berdo’a bersama
b. Guru mengisi daftar hadir
c. Mengecek kesiapan murid
d. Apersepsi
2. Kegiatan inti
a. Pada saat ini kelompok asal yang beranggotakan 5 atau 6 orang murid
yang hetrogen kemudian guru membagi tugas melalui lembar kerja murid
(LKM) kepada setiap murid dalam tiap-tiap kelompok asal
b. Pada saat ini anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berdiskusi
saling memberi pertanyaan dan jawaban untuk tugas tersebut, guru pada
saat ini harus benar-benar memantau untuk melihat hasil kerja kelompok.
c. murid kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan
penyampaian hasil tugasnya kepada anggota kelompoknya.
d. Guru harus menekankan bahwa murid harus bertanggung jawab kepada
rekan kelompoknya
e. Secara bergiliran murid menyampaikan apa yang telah di peroleh dalam
diskusi kelompok ahli
f. Guru memantau untuk melihat hasil diskusi kelompok asal
g. Setiap wakil dan masing-masing kelompok mempersentasikan hasil
diskusi dan kelompok lain memberikan tanggapan
h. Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja murid baik secara
induvidu ataupun kelompok dalam bentuk pujian dari guru dan tepuk
tangan.
3. Kegiatan akhir
a. Guru memberikan evaluasi mengenai pengaruh terhadap globalisasi
b. Pesan-pesan moral
c. Guru menutup pelajaranya
H. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber
Buku PKn untuk kelas IV SD/MI.
b. Media pembelajaran
Gambar-gambar

I. Penilaian
a. Tes tertulis
b. Guru mengamati proses belajar murid dan keaktifan murid dalam kelas

Buton , 15 Mei 2014


Peneliti

Dasria Rahman
Nim: 10540 3282 09

Disetujui
Guru Pamong Kepala Sekolah

Hernayuliati, A.Ma La Ode Mursalim, A.Ma


NIP. NIP:19701231 200012 1 017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 1 Bahari


Kelas/Semester : IV. B/ II
Mata Pelajaran : PKn
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungnya
B. Kompetensi Dasar
Memberikan contoh sederhana pengaruh Globalisasi di lingkunganya
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk :
Mengidentifikasi dampak globalisasi terhadap lingkunganya
b. Proses :
Menyebutkan dampak-dampak globalisasi yaitu dampak positif dan
dampak negatif
2. Afektif
a. Karakter :
Bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas
b. Sosial :
Saling membantu dalam memberikan pemahaman mengenai materi
pelajaran
3. Psikomotorik
Terampil dalam menyebutkan dampak-dampak globalisasi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat mengidentifikasi
dampak globalisasi terhadap lingkunganya
b. Proses :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menyebutkan
dampak-dampak globalisasi yaitu dampak popsitif dan dampak negatif
2. Afektif
a. Karakter :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas
b. Sosial :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid saling membantu
memberikan pemahaman mengenai pelajaran
3. Psikomotorik
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menyebutkan dampak-
dampak globalisasi
E. Materi Pokok Pembelajaran
Dampak Globalisai
F. Model/ Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaran
Jigsaw
b. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Berdo’a bersama
b. Guru mengisi daftar hadir
c. Mengecek kesiapan murid
d. Apersepsi
2. Kegiatan inti
a. Pada saat ini kelompok asal yang beranggotakan 4 atau 5 orang murid yang
hetrogen kemudian guru membagi tugas melalui lembar kerja murid (LKM)
kepada setiap murid dalam tiap-tiap kelompok asal
b. Pada saat ini anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berdiskusi
saling memberi pertanyaan dan jawaban untuk tugas tersebut, guru pada
saat ini harus benar-benar memantau untuk melihat hasil kerja kelompok.
c. Siswa kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan
penyampaian hasil tugasnya kepada anggota kelompoknya.
d. Guru harus menekankan bahwa murid harus bertanggung jawab kepada
rekan kelompoknya
e. Secara bergiliran murid menyampaikan apa yang telah di peroleh dalam
diskusi kelompok ahli
f. Guru memantau untuk melihat hasil diskusi kelompok asal
g. Setiap wakil dan masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi
dan kelompok lain memberikan tanggapan
h. Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja murid baik secara induvidu
ataupun kelompok dalam bentuk pujian dari guru dan tepuk tangan.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan evaluasi mengenai dampak globalisasi
b. Pesan-pesan moral
c. Guru menutup pelajaranya
H. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber
PKn untuk kelas IV SD/MI.
b. Media pembelajaran
Gambar-gambar
I. Penilaian
a. Tes tertulis
b. Guru mengamati proses belajar murid dan keaktifan murid dalam kelas

Buton , 16 Mei 2014


peneliti

Dasria Rahman
Nim: 10540 3282 09

Disetujui,
Guru Pamong Kepala Sekolah

Hernayuliati, A.Ma La Ode Mursalim A.Ma


NIP. NIP:19701231 200012 1 017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 1 Bahari


Kelas/Semester : IV. B/ II
Mata Pelajaran : PKn
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungnya
B. Kompetensi Dasar
Memberikan contoh sederhana pengaruh Globalisasi di lingkunganya
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
Mengidentifikasi bukti globalisasi di masyarakat
b. Proses
Menyebutkan bukti-bukti globalisasi di masyarakat
2. Afektif
a. Karakter
1) Bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas
2) Disiplin dalam menanggapi tanggapan terhadap kelompok lain
b. Sosial
Saling membantu dalam memberikan pemahaman mengenai materi
pelajaran
3. Psikomotorik
Terampil dalam menjelaskan bukti-bukti globalisasi di masyarakat
D. Tujuan Pembelajaran
1) Kognitif
a. Produk
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat mengidentifikasi bukti
globalisasi di masyarakat
b. Proses :
1) Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menyebutka bukti-
bukti globalisasi di masyarakat
2) Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat dalam menanggapi
tanggapan terhadap kelompok lain
2) Afektif
a. Karakter
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas
b. Sosial
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid saling membantu
memberikan pemahaman mengenai pelajaran
3) Psikomotorik
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menjelaskan bukti-bukti
globalisasi di masyarakat
E. Materi Pokok Pembelajaran
Bukti Globalisai di Masyarakat
F. Model/ Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaran
Jigsaw
b. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal
1. Berdo’a bersama
2. Guru mengisi daftar hadir
3. Mengecek kesiapan siswa
4. Apersepsi
b. Kegiatan inti
1. Pada saat ini kelompok asal yang beranggotakan 4 atau 5 orang murid
yang hetrogen kemudian guru membagi tugas melalui lembar kerja
murid (LKM) kepada setiap murid dalam tiap-tiap kelompok asal
2. Pada saat ini anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berdiskusi
saling memberi pertanyaan dan jawaban untuk tugas tersebut, guru pada
saat ini harus benar-benar memantau untuk melihat hasil kerja
kelompok.
3. Siswa kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan
penyampaian hasil tugasnya kepada anggota kelompoknya.
4. Guru harus menekankan bahwa murid harus bertanggung jawab kepada
rekan kelompoknya
5. Secara bergiliran murid menyampaikan apa yang telah di peroleh dalam
diskusi kelompok ahli
6. Guru memantau untuk melihat hasil diskusi kelompok asal
7. Setiap wakil dan masing-masing kelompok mempersentasikan hasil
diskusi dan kelompok lain memberikan tanggapan
8. Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja murid baik secara
induvidu ataupun kelompok dalam bentuk pujian dari guru dan tepuk
tangan.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan evaluasi mengenai bukti globalisasi dimasyarakat
2. Pesan-pesan moral
3. Guru menutup pelajaranya
H. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber
PKn untuk kelas IV SD/MI.
I. Penilaian
a. Tes tertulis
b. Guru mengamati proses belajar murid dan keaktifan murid dalam kelas

Buton , 17 Mei 2014


Peneliti

Dasria Rahman
Nim: 10540 3282 09

Disetujui
Guru Pamong Kepala Sekolah

Hernayuliati, A.Ma La Ode mursalim, A.Ma


NIP. NIP.19701231 200012 1 017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 1 Bahari


Kelas/Semester : IV. B/ II
Mata Pelajaran : PKn
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungnya
B. Kompetensi Dasar
Memberikan contoh sederhana pengaruh Globalisasi di lingkunganya
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk :
Mengidentifikasi perubahan pola hidup masyarakat akibat globalisasi
b. Proses :
Menyebutkan perubahan-perubahan pola hidup masyarakat akibat
globalisasi
2. Afektif
a. Karakter :
Mengembangkan perilaku kreatif, rasa ingin tahu, dan mandiri
b. Sosial :
Bekerjasama mengamati perubahan-perubahan pola hidup masyarakat
3. Psikomotorik
Terampil dalam menjelaskan perilaku pola hidup masyarakat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat mengidentifikasi pola
hidup masyarakat akibat globalisasi
b. Proses :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menyebutka
perubahan-perubahan pola hidup masyarakat akibat globalisasi
2. Afektif
a. Karakter :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid Mengembangkan perilaku
kreatif, rasa ingin tahu, dan mandiri
b. Sosial :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid Bekerjasama mengamati
perubahan-perubahan pola hidup masyarakat
3. Psikomotorik
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid Terampil dalam menjelaskan
perilaku pola hidup masyarakat akibat globalisai
E. Materi Pokok Pembelajaran
Perubahan Pola Hidup atau Perilaku Masyarakat Akibat Globalisasi
F. Model/ Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaraNn
Jigsaw
b. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal
1. Berdo’a bersama
2. Guru mengisi daftar hadir
3. Mengecek kesiapan siswa
4. Apersepsi
b. Kegiatan inti
1. Pada saat ini kelompok asal yang beranggotakan 4 atau 5 orang murid
yang hetrogen kemudian guru membagi tugas melalui lembar kerja
murid (LKM) kepada setiap murid dalam tiap-tiap kelompok asal
2. Pada saat ini anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berdiskusi
saling memberi pertanyaan dan jawaban untuk tugas tersebut, guru pada
saat ini harus benar-benar memantau untuk melihat hasil kerja
kelompok.
3. Siswa kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan
penyampaian hasil tugasnya kepada anggota kelompoknya.
4. Guru harus menekankan bahwa murid harus bertanggung jawab kepada
rekan kelompoknya
5. Secara bergiliran murid menyampaikan apa yang telah di peroleh dalam
diskusi kelompok ahli
6. Guru memantau untuk melihat hasil diskusi kelompok asal
7. Setiap wakil dan masing-masing kelompok mempersentasikan hasil
diskusi dan kelompok lain memberikan tanggapan
8. Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja murid baik secara
induvidu ataupun kelompok dalam bentuk pujian dari guru dan tepuk
tangan.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan evaluasi mengenai perilaku masyarakat akibat
globalisasi
2. Pesan-pesan moral
3. Guru menutup pelajaranya
H. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber
PKn untuk kelas IV SD/MI.
b. Media pembelajaran
I. Penilaian
1) Tes tertulis
2) Guru mengamati proses belajar murid dan keaktifan murid dalam kelas

Buton , 23 Mei 2014


Peneliti

Dasria Rahman
Nim: 10540 3282 09

Disetujui
Guru Pamong Kepala Sekolah

Hernayuliati, A.Ma La Ode mursalim, A.Ma


NIP. NIP.19701231 200012 1 017
SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 1 Bahari


Kelas/Semester : IV. B / II
Mata Pelajaran : PKn
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungnya
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional
C. Indikator
a. Kognitif
1. Produk :
Mengidentifikasi keragaman budaya-budaya indonesia
2. Proses :
Menyebutkan keragaman-keragaman budaya indonesia
b. Afektif
1. Karakter :
a. Mengembangkan rasa ingin tahu
b. Bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas
2. Sosial :
Saling membantu dalam memberikan pemahaman mengenai materi
pelajaran
c. Psikomotorik
Terampil dalam menjelaskan budaya-budaya Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat mengidentifikasi
keragaman budaya
b. Proses :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menyebutkan
keragaman-keragaman budaya
2. Afektif
a. Karakter :
1. Selama mengikuti proses pembelajaran, murid Mengembangkan rasa
ingin tahu
2. Selama mengikuti proses pembelajaran, murid dapat bertanggung jawab
dalam menegrjakan tugas
b. Sosial :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid Saling membantu dalam
memberikan pemahaman mengenai materi pelajaran
3. Psikomotorik
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid terampil dalam Terampil dalam
menjelaskan budaya-budaya indonesia
E. Materi Pokok Pembelajaran
Keragaman Budaya
F. Model/ Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaran
Jigsaw
b. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal
1. Berdo’a bersama
2. Guru mengisi daftar hadir
3. Mengecek kesiapan murid
4. Apersepsi
b. Kegiatan inti
1. Pada saat ini kelompok asal yang beranggotakan 4 atau 5 orang murid
yang hetrogen kemudian guru membagi tugas melalui lembar kerja murid
(LKM) kepada setiap murid dalam tiap-tiap kelompok asal
2. Pada saat ini anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berdiskusi
saling memberi pertanyaan dan jawaban untuk tugas tersebut, guru pada
saat ini harus benar-benar memantau untuk melihat hasil kerja kelompok.
3. Siswa kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan
penyampaian hasil tugasnya kepada anggota kelompoknya.
4. Guru harus menekankan bahwa murid harus bertanggung jawab kepada
rekan kelompoknya
5. Secara bergiliran murid menyampaikan apa yang telah di peroleh dalam
diskusi kelompok ahli
6. Guru memantau untuk melihat hasil diskusi kelompok asal
7. Setiap wakil dan masing-masing kelompok mempersentasikan hasil
diskusi dan kelompok lain memberikan tanggapan
8. Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja murid baik secara
induvidu ataupun kelompok dalam bentuk pujian dari guru dan tepuk
tangan.
c. Kegiatan Akhir
9. Guru memberikan evaluasi mengenai keragaman budaya
10. Pesan-pesan moral
11. Guru menutup pelajaranya
H. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber
PKn untuk kelas IV SD/MI.
b. Media pembelajaran
Gambar-gambar
I. Penilaian
a. Tes tertulis
b. Guru mengamati proses belajar murid dan keaktifan murid dalam kelas

Buton , 26 Mei 2014


Peneliti

Dasria Rahman
Nim: 10540 3282 09

Disetujui,
Guru Pamong Kepala Sekolah

Hernayuliati, A.Ma La Ode Mursalimi, A.Ma


NIP. NIP.19701231 200012 1 017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 1 Bahari


Kelas/Semester : IV. B/ II
Mata Pelajaran : PKn
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungnya
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk :
Mengidentifikasi kebudayaan nasional dan misi kebudayaan internasional
b. Proses :
Menyebutkan hasil budaya yang sudah di kenal oleh Negara lain
2. Afektif
a. Karakter :
Melakukan komunikasi, presentasi dan berpendapat
b. Sosial :
Bekerjasama mengamati hasil budaya-budaya indonesia
3. Psikomotorik
Terampil dalam menyebutkan kebudayaan yang sudah dikenal oleh
Negara lain
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat mengidentifikasi
kebudayaan nasional dan misi kebudayaan internasional
b. Proses :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menyebutkan hasil
budaya yang sudah di kenal oleh Negara lain
2. Afektif
a. Karakter :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid Melakukan komunikasi,
presentasi dan berpendapat
b. Sosial :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid bekerjasama mengamati
hasil budaya-budaya indonesia
3. Psikomotorik
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid Terampil dalam
menyebutkan kebudayaan yang sudah dikenal oleh Negara lain
E. Materi Pokok Pembelajaran
Kebudayaan Nasional dan Misi Kebudayaan Internasional
F. Model/Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaran
Jigsaw
b. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal
1. Berdo’a bersama
2. Guru mengisi daftar hadir
3. Mengecek kesiapan murid
4. Apersepsi
b. Kegiatan inti
1. Pada saat ini kelompok asal yang beranggotakan 4 atau 5 orang murid
yang hetrogen kemudian guru membagi tugas melalui lembar kerja murid
(LKM) kepada setiap murid dalam tiap-tiap kelompok asal
2. Pada saat ini anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berdiskusi
saling memberi pertanyaan dan jawaban untuk tugas tersebut, guru pada
saat ini harus benar-benar memantau untuk melihat hasil kerja kelompok.
3. Siswa kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan
penyampaian hasil tugasnya kepada anggota kelompoknya.
4. Guru harus menekankan bahwa murid harus bertanggung jawab kepada
rekan kelompoknya
5. Secara bergiliran murid menyampaikan apa yang telah di peroleh dalam
diskusi kelompok ahli
6. Guru memantau untuk melihat hasil diskusi kelompok asal
7. Setiap wakil dan masing-masing kelompok mempersentasikan hasil
diskusi dan kelompok lain memberikan tanggapan
8. Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja murid baik secara
induvidu ataupun kelompok dalam bentuk pujian dari guru dan tepuk
tangan.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan evaluasi mengenai kebudayaan nasional dan misi
kebudayaan internasional
2. Pesan-pesan moral
3. Guru menutup pelajaranya
H. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber
PKn untuk kelas IV SD/MI.
b. Media pembelajaran
Gambar-gambar
I. Penilaian
a. Tes tertulis
b. Guru mengamati proses belajar murid dan keaktifan murid dalam kelas

Buton , 28 Mei 2014

Penelitian

Dasria Rahman
Nim: 10540 3282 09

Disetujui,
Guru Pamong Kepala Sekolah

Hernayaliati, A.Ma La Ode Mursalim, A.Ma


NIP. NIP.19701231 200012 1 017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDN 1 Bahari


Kelas/Semester : IV. B/ II
Mata Pelajaran : PKn
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Menunjukan sikap terhadap Globalisasi di lingkungnya
B. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk :
Menjelaskan contoh misi kesenian budaya kita yang pernah tampil di
tingkat internasional
b. Proses :
Menyebutkan misi kesenian yang pernah tampil di tingkat internasional
2. Afektif
a. Karakter :
1) Mengembangkan rasa ingin tahu
2) Disiplin dalam mengerjakan tugas
b. Sosial :
Bekerjasama mengamati contoh misi kesenian yang tampil di internasioal
3. Psikomotorik
Terampil dalam menyebutkan contoh kesenian budaya indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menjelaskan contoh
misi kesenian budaya kita yang pernah tampil di tingkat internasional
b. Proses :
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid dapat menyebutkan misi
kesenian yang pernah tampil di tingkat internasional
2. Afektif
a. Karakter :
1) Selama mengikuti proses pembelajaran, murid Mengembangkan rasa
ingin tahu
2) Selama mengikuti proses pembelajaran, murid dapat disiplin dalam
mengerjakan tugas
b. Sosial :
Selama mengikuti proses pembelajaran, murid Bekerjasama mengamati
contoh misi kesenian yang tampil di internasioal
3. Psikomotorik
Setelah mengikuti proses pembelajaran, murid terampil Terampil dalam
menyebutkan contoh kesenian budaya indonesia
E. Materi Pokok Pembelajaran
Keragaman Budaya
F. Model/ Metode Pembelajaran
a. Model pembelajaran
Jigsaw
b. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
G. Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal
1. Berdo’a bersama
2. Guru mengisi daftar hadir
3. Mengecek kesiapan siswa
4. Apersepsi
b. Kegiatan inti
1. Pada saat ini kelompok asal yang beranggotakan 4 atau 5 orang murid yang
hetrogen kemudian guru membagi tugas melalui lembar kerja murid (LKM)
kepada setiap murid dalam tiap-tiap kelompok asal
2. Pada saat ini anggota kelompok asal dengan tugas yang sama berdiskusi
saling memberi pertanyaan dan jawaban untuk tugas tersebut, guru pada
saat ini harus benar-benar memantau untuk melihat hasil kerja kelompok.
3. Siswa kembali dari diskusi kelompok ahli dan mempersiapkan
penyampaian hasil tugasnya kepada anggota kelompoknya.
4. Guru harus menekankan bahwa murid harus bertanggung jawab kepada
rekan kelompoknya
5. Secara bergiliran murid menyampaikan apa yang telah di peroleh dalam
diskusi kelompok ahli
6. Guru memantau untuk melihat hasil diskusi kelompok asal
7. Setiap wakil dan masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusi
dan kelompok lain memberikan tanggapan
8. Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja murid baik secara induvidu
ataupun kelompok dalam bentuk pujian dari guru dan tepuk tangan.
c. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan evaluasi mengenai keragaman budaya
2. Pesan-pesan moral
3. Guru menutup pelajaranya
H. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber
PKn untuk kelas IV SD/MI.
b. Media pembelajaran
Gambar-gambar
I. Penilaian
a. Tes tertulis
b. Guru mengamati proses belajar murid dan keaktifan murid dalam kelas

Buton , 30 Mei 2014


Peneliti

Dasria Rahman
Nim.10540 3282 09

Disetujui,
Guru Pamong Kepala Sekolah

Hernayuliati, A.Ma La Ode Mursalim, A.Ma


NIP. NIP.19701231 200012 1 017
Lampiran 2.
LEMBAR KERJA MURID
SIKLUS I

Kelompokkan gambar-gambar berikut ke dalam kelompok tradisional


atau modern dan berikan alasanya.

1. Kelompok : …………………………………

Alasanya :

2. Kelompok : ……………………………………

Alasanya:

3. Kelompok :……………………………………

Alasanya:

4. Kelompok :……………………………………

Alasanya:
5. Kelompok
:………………………………..

Alasanya:

6. Kelompok:
………………………………

Alasanya:

Siklus II

LEMBAR KERJA MURID


Kelompokkan gambar-gambar berikut ke dalam kelompok tradisional atau
budaya apa
Dan sebutkan asalnya.

1.
Kelompok
:…………………………………..

Asalnya :

2.

Kelompok
:………………………………..

Asalnya :

3.

Kelompok :………………………………

Asalya :
4.

Kelompok ……………………………..

Asalya :

5.

Kelompok…………………….

Asalya :
KUNCI JAWABAN
SIKLUS I

1. Tradisional

2. Modern

3. Modern

4. Tradisional

5. Modern

6. Tradisional

SIKLUS II

1. Tradisional

Asal Sumatra Barat

2. Tradisional

Asal papua

3. Tradisional

Asal Sumatra

4. Tradisional

Asal Jawa Barat

5. Tarian Teater

Teater Tanah airku


Lampiran 3. Hasil Persentase Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I dan II

OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

SELAMA PROSES BELAJAR MENGAJAR BERLANGSUNG

Mata pelajaran : PKn

Kelas/semester` : IV/II

Siklus I Siklus II

No Pertemuan Pertemuan
Aktivitas
I
I Rat Rat
I II I (%) I II IV (%)
V a2 III a2
I

1 Memperhatik
1 1 1 2 2 82,7
an penjelasan 12 15 50 24 28 24
4 5 7 0 2 6
guru

2 Mengajukan 1 1 1 37,9 1 1 72,4


8 11 22 25 21
pertanyaan 0 2 5 3 6 9 1

3 Menjawab 1 1 1 44,8 1 2 75,8


8 13 24 27 22
pertanyaan 2 4 6 3 8 0 6

4 Mengajukan 1 1 34,4 1 1 65,5


5 9 10 20 22 19
tanggapan 1 3 8 5 7 1

5 Mencatat
tugas/penjela 1 2 2 65,5 2 2
16 19 29 29 27 93,1
san yang 8 0 2 2 3 6

diberikan
guru

6 Kerjasama
1 1 1 41,3 2 2 82,7
dalam 8 12 26 28 24
0 4 6 8 0 4 5
kelompok

7 Meminta
bimbingan 1 1 2 1 1 34,4
13 65 224, 8 5 10
guru saat 5 7 0 5 2 8
13
kerja LKS

8 Fasif (diam
1
terus) 15 7 6 10 34,4 5 2 2 0 2 6,9
1
8

9 Berbicara hal 27,5


10 8 6 2 8 0 0 0 0 0 0
lain 9

10 Aktifitas
menganggu 17,2
8 6 5 2 5 0 0 0 0 0 0
(keluar 4
masuk kelas)
Lampiran 3. Lembar Observasi Belajar Mengajar

OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

SELAMA PROSES BELAJAR MENGAJAR BERLANGSUNG

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/Semester : IV / II

No Cara Mengajar/Kegiatan Mengajar Ya Tidak Ket


1. Memulai pelajaran (salam,doa,absensi,apersepsi)
2. Membuka pelajaran
3. Memberikan pertanyaan
4. Memberikan penguatan/keterangan mengajar
5. Menjelaskan materi dengan sistematis
6. Menggunakan media/alat peraga
7. Antusias dalam kegiatan mengajar
8. Mengelola pembelajaran dengan diskusi
9. Adanya variasi / gaya guru
10. Bahasa yang mudah dan jelas
11. Menulis di papan tulis bagian yang dijelaskan
12. Memberikan kesempatan murid untuk bertanya
13. Mengadakan kesimpulan
14. Melaksanakan penilaian
LAMPIRAN 4

SOAL TES SIKLUS 1

Mata pelajaran : PKn

Nama :

Kelas :

Pilihlah jawaban yang tepat dengan member tanda silang (x) pada huruf a, b, c,
atau d!

1. Proses masuknya segala sesuatu keruang lingkup dunia disebut…..


a. Moderinisasi c. emanisipasi
b. Globalisasi d. reformasi
2. Salah satu media elektronik yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi
adalah….
a. Radio c. tape recorder
b. Telepon d. televisi
3. Pengaruh globalisasi pada budaya makan dapa tdilihat dengan banyaknya…..
a. Perkebunan c. tempat ibadah
b. Kafe d. tempat pakaian
4. Arus globalisasi akan semakin cepat masuk jika bangsa kita melakukan dengan
Negara lain……
a. Peperangan c. penjajahan
b. Kerjasama d. sikap tertutup
5. Perubahan perilaku masyarakat sebagai dampak globalisasi dapat diamati melalui
berikut ini, kecuali…..
a. Gaya hidup c. tradisi
b. Pakaian d. kesehatan
6. Salah satu contoh globalisasi di bidang teknologi adalah…..
a. Model pakaiantrendi c. arusinformasi yang mendunia
b. Pertunjukan kesenian d.perdagangan dunia yang
terbuka
7. Kehidupan pada zaman purba sangant bergantung pada…..
a. Sumber daya alam c. ilmu pengetahuan
b. Teknologi d. trasportasi
8. Hal yang mempengaruhi kemajuan masyarakat adalah….
a. Iptek c. seni
b. Budaya d. bahasa
9. Informasimudahdidapatdalamwaktusingkat, contoh…..
a. Dampak negative globalisasi c. sebabterjadinyaglobalisasi
b. Dampakpositifglobalisasi d. globalisasidibidang agama
10. Berikut yang merupakan dampak positif dari globalisasi adalah……
a. Masuknya budaya negative c. menurunnya jati diri bangsa
b. Hilangnya identitas bangsa d. kecepatan dalam memperoleh
informasi
11. Berikut yang merupakan dampak negative dari globalisasi adalah……
a. Informasi mudah dan cepat c. handphone
b. Pesawat terbang d. rambut di cat kuning
12. Zaman ketika jarak, ruang, dan waktu tidak lagi menjadi batas adalah……
a. Prasejarah c. kuno
b. Sejarah d. globalisasi
13. Globalisasi berasal dari kata…….
a. Global c. lisasi
b. Globe d.loba
14. Pakaian praktis adalah………
a. Pakaian minim c. pakaian mahal
b. Sederhana, tetapi bermutu d. pakaian bermerek
15. Pengaruh globalisasi didunia budaya hiburan yang bersifat positif adalah……
a. Informasi ilmu pengetahuan c. kekerasan
b. Film perkelahian d. perjudian dan pengayaan
16. Globalisasi ditandai dengan meningkatnya di bidang……
a. Informasi c. teknologi dan informasi
b. Kebudayaan d. positif dan negative
17. Pengaruh globalisasi didunia hiburan yang bersifat negative adalah…..
a. Informasi dan pengetahuan c. kekerasan, perjudian, dan
penganiayaan
b. Teknologi dan informasi d. kebudayaan
18. Sebutkan bukti globalisasi yang ada dimasyarakat…….
a. Pariwisata dan telkomunikasi c. makan dan pakaian
b. Hiburan dan pergaulan d. negative dan positif
19. Bukti dan parawisata yang terkenal sekarang adalah……
a. Bali c. Kalimantan barat
b. Manado d. Makassar
20. Sebutkan bukti periklanan dalam mencetak ataupun elektronika dalah…..
a. Telkomunikasi c. kebudayaan
b. Koran dam majalah d. parawisata
SOAL TES SIKLUS II

Mata pelajaran : PKn

Nama :

Kelas :

Pilihlah jawaban yang tepat dengan member tanda silang (x) pada huruf a, b, c,
atau d!

21. Salah satu contoh pengaruh globalisasi di bidang budaya adalah……


c. Perubahan gaya hidup c. munculnya berbagai stasiun
d. Peningkatan alat kominikasi d. beraneka ragam ketidak
mampuan
22. Salah satu faktor ketidak mampuan bangsa mengolah kekayaan alam adalah….
c. Banyaknya perusahaan asing c. sumber daya alam sedekit
d. Sumber daya manusia rendah d. ketidakstabilan pemerintah
23. Semua perubahan dalam globalisasi akan kita hadapi jika kita berpegang pada…..
c. Ilmu pengehuant c. iman dant akwa
d. teknologi d. imtak dan iptek
24. Keuntungan adanya perusahaan asing di Indonesia adalah……
c. Meningkatnya ketergantungan pada asing c. menurunkan kemandirian
d. Menambahkan devisi negara d. mengurangi kecintaan produk
luar negri
25. Caltex merupakan perusahaan asing dari…..
c. Amerika serikat c. prancis
d. inggris d. RRC
26. Kebijakan ekonomi nasional harus menyesuaikan ekonomi internasional. Hal itu
disebabkan pengaruh globalisasi di bidang…..
c. politik c. sosial
d. ekonomi d. pertahanan dan keamanan
27. Sikap yang harus dimiliki oleh kita sebagai bangsa yang bermartabat adalah…..
c. Mempertebal keimanan c. ilmu pengetahuan
d. Mempertebal Teknologi d. trasportasi dan pengetahuan
28. Agar kita tetap memiliki kepribadian sebagai bangsa Indonesia, kita perlu
mengamalkan….
c. Nilai-nilai pancasila c. nilai-nilai agama
d. Nilai-nilai kebudayaan d. nilai-nilai bahasa
29. Nilai-nilai pancasila yang kita amalkan dapat mencegah pengaruh…..
c. Positif globalisasi c. sebab terjadinya globalisasi
d. Negative globalisasi d. globalisasi dibidang agama
30. Hal yang mempengaruhi kemajuan masyarakat adalah……
c. Iptek c. seni
d. budaya d. bahasa
31. Arus globalisasi yang didukung dengan teknologi komunikasi dicontohkan
dengan adanya……
c. koran c. handphone
d. majalah d. buku harian
32. Berikut yang termasuk dengan tradisi adalah……
c. Kebiasaan turun temurun dimasyarakat c. pola piker tradisional
d. kepercayaan d. nilai-nilai kehidupan
33. Bahasa daerah yang berasal dari Sumatra utara disebut…….
c. Sunda c. Riau
d. Batak d.Melayu
34. Lagu daerah yang berjudul “Ampar-Ampar Pisang” berasal dari………
c. Kalimantan selatan c. Papua
d. Sulawesi selatan d. Nusa Tenggara Barat
35. Kebudayaan daerah merupakan sumber daya……
c. Kebudayaan nasional c. Kesenian daerah
d. Kebudayaan asing d. Kesenian tradisional
36. Kain bermotif hasil kebudayaan jawa yang telah dikenal di Negara lain
adalah……
c. jins c. tenun
d. sutera d. batik
37. kain ikat banyak berkembang diwilayah timur Indonesia, yaitu di wilayah berikut
ini, kecuali…..
c. Nusa Tenggara Timur c. Kalimantan
d. Nusa Tenggara Barat d. Bali
38. Kain bermotif hasil kebudayaan jawa yang biasanya ditulis dengan tangan atau
dicetakan adalah…….
c. Batik c. Musik
d. Tarian d. Wayang
39. Bahasa daerah yang berasal dari Gayo dan Riau adalah……
c. Daerah Aceh dan Daerah Riau c. Kalimantan Baratdan Aceh
d. Daerah Sumatra Selatan dan Riau d. Makassardan Sumatra Barat
40. Pakaian yang digunakan oleh masyarakat di daerah tertentu. Biasanya
pakaian…..
c. Pakaian Daerah c. Pakaian Kebudayaan
d. Pakaian Adat d. Pakaian parawisata
LAMPIRAN 5

DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I - SIKLUS II

Siklus I Siklus II
No. Nama
Skor Nilai Skor Nilai
1. Andrika 10 50 7 35
2. Armiadin 9 45 13 65
3. Dikron 10 50 16 80
4. Dermin 9 45 15 75
5. Fardin 11 55 15 75
6. Fidelan 12 60 14 70
7. Findi 8 40 17 85
8. Hamzah Sandrian 9 45 17 85
9. Ilhamiyatul Ilahiyah 12 60 14 70
10. Korna Mayusari 9 45 16 80
11. La Erwin 12 60 16 80
12. Ld. Alfathun Mi’qad 11 55 15 75
13. Marsita 3 15 12 60
14. Mawar 9 45 14 70
15. Muh. Zakir 8 40 14 70
16. Novi 16 80 17 85
17. Novita 10 50 13 65
18. Nurmin 14 70 18 90
19. Nurul Afrida 8 40 14 70
20. Nurvia 16 80 15 75
21. Rostia Ningsi 8 40 12 60
22. Salma 14 70 13 65
23. Siti Safrida 11 55 14 70
24. Sufiarni 7 35 11 55
25. Viviani 7 35 7 35
26. Wahyu Hardiansyah 10 50 15 75
27. Wardianto 10 50 15 75
28. Wardin 11 55 15 75
29. Wd. Asrianti 11 55 20 100
Jumlah 295 1475 414 2070
Rata-rata 10,17 50,86 14,27 71,38
Lampiran 6 Anaisis Data

Siklus I

Banyaknya
Nilai (xi) fi.xi xi  x ( xi  x ) 2 f i ( xi  x ) 2
siswa (fi)
15 1 15 -35,86 1285,94 1285,94
35 2 70 -15,86 251,54 503,08
40 4 160 -10,86 117,94 471,76
45 5 225 -5,86 34,34 29,3
50 5 250 -0,86 0,74 3,7
55 5 275 4,14 17,14 85,7
60 3 180 9,14 83,54 250,62
70 2 140 19,14 366,34 672,68
80 2 160 29,14 849,14 1698,28
29 1475 5001,06

Nilai rata  rata x    x f. f i i

 i

1475

29
 50,86

Rentang skor R=X mak-X min

= 80 - 15

= 65

Standar Deviasi (S)

 f x 
n
2
i i x
s i 1

n 1
5001,06

28
 178,609
 13,64
Siklus II

Banyaknya ( xi  x ) 2 f i ( xi  x ) 2
Skor (xi) fi.xi xi  x
siswa (fi)
35 2 70 -36,38 1323,5 2647
55 1 55 -16,38 268,3 268,30
60 2 120 -11,38 129,5 259
65 3 195 -6,38 40,7 122,1
70 6 420 -1,38 1,9 11,4
75 7 525 3,62 13,1 91,7
80 3 240 8,62 74,3 222,9
85 3 255 13,62 185,5 556,5
90 1 90 18,62 346,7 346,7
100 1 100 28,62 819,1 819,1
29 2070 5344,7

Nilai rata  rata x    x f. f i i

 i

2070

29
 71,38

Rentang skor R = X mak-X min

= 100-35

= 65

Standar Deviasi (S)

 f x 
n
2
i i x
s i 1

n 1
5344,7

28
 190,88
 13,82
Lampiran 7. NAMA-NAMA KELOMPOK

Kelompok 2
Kelompok I
1. Siti Safrida
1. Darwin
2. Marsita
2. fardin
3. wa ode Asrianti
3. sufiarni
4. wardianto
4. Nurul Afrida
5 Andrika
5. fidelan
6. salma

Kelompok 3
1. Korna Mayusari
2. Nurvia
3. Dikron
4. Armiadin
5. vivian
6. mawar

Kelompok 4 Kelompk 5
1. Wahyu Ardiansya 1. Wardin
2. Muh. Zakir 2 Novi
3. La Ode Alfathul Miqad 3. Novita
4. Nurmin 4. La Erwin
5. Findi 5. Hamza Sandrian
6 Rostia Ningsi
Lampiran 7. JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN SIKLUS I DAN
SIKLUS II

NO HARI TANGGAL JAM MATERI

1 Kamis 15/05/2014 07.30-09.00 Globalisasi

2 Jumat 16/05/2014 09.00-10.30 Globalisasi

3 Sabtu 17/05/2014 07.30-09.00 Globalisasi

4 jumat 23/05/2014 09.00-10.30 Globalisasi

5 Sabtu 24/05/2014 07.30-09.00 Tes Siklus 1

6 Senin 26/05/2014 09.00-10.30 Globalisasi

7 Rabu 28/05/2014 07.30-09.00 Globalisasi

8 Jumat 30/05/2014 09.00-10.30 Globalisasi

9 Sabtu 31/05/2014 07.30-09.00 Globalisasi

10 Senin 02/06/2014 09.00-10.30 Tes Siklus 2


Lampiran 8. FOTO PROSES PELAKSANAAN BELAJAR MENGAJAR

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model


pembelajaran yang di gunakan kepada murid.

2. Menjelaskan materi Globalisasi


3. Mengelompokkan murid antara 5-6 orang

4. Membimbing kelompok belajar yang mengalami kesulitan pada LKS


5. Menyuruh anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas topik yang sama
berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini di sebut
kelompok ahli

6. Menyuruh mendiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada


teman kelompok ahli lainnya.

7. Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan mengajarkan
apa yang telah di pelajarinya.
8. Menyuruh siswa untuk mempersentasekan hasil kerja kelompoknnya.

9. Memberikan Evaluasi
10. foto bersama kelas IV SDN 1 Bahari
Dasria Rahman, lahir pada tanggal 1 Maret 1989 di

sebuah desa yakni desa Wapulaka kabupaten Buton

Provinsi Sulawesi Tenggara. Anak ke lima dari 8

bersaudara buah cinta dan kasih sayang dari pasangan

suami istri Ramli dan Manjira.

Penulis mulai memasuki dunia pendidikan tingkat dasar pada tahun 1997

di SD Negeri Wapuaka Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara dan

tamat pada tahun 2003. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan tingkat

menengah di MTs.S Bahari Kecamatan Sampolawa kabupaten Buton Provinsi

Sulawesi Tenggara pada tahun 2003 dan tamat pada tahun 2006. Kemudian pada

tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di MAN 1 Bau-Bau Kota Bau-

Bau Provinsi Sulawesi Tenggara selama tiga tahun dan berhasil menamatkan

studinya di sekolah tersebut pada tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis melanjutkan studinya kejenjang yang lebih tinggi

melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), dan diterima di

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar program studi Strata 1.

Pada tahun 2014 penulis menyelesaikan studi dengan menyusun karya

ilmiah yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PKn Murid Kelas IV SDN 1 Bahari

Kecamatan Sampolawa Kabupaten Buton.

Anda mungkin juga menyukai