Anda di halaman 1dari 117

PRESPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP GERAKAN DAKWAH

KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH


DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat guna Memperoleh Gelar Sarjana


pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruandan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Zainal Syah

10538239912

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2016
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Prespektif Masyarakat terhadap Gerakan Dakwah


Komunitas Jama’ah Tabligh di Kota Makassar

Mahasiswa yang bersangkutan :

Nama : ZAINAL SYAH

NIM : 10538 2399 12

Jurusan : Pendidikan Sosiologi S1

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, skripsi ini dinyatakan telah memenuhi
persyaratan untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Agustus 2016

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Hambali, S.Pd.,M.Hum Muhammad Nawir, S.Ag., M.Pd

Diketahui:
Dekan FKIP Ketua Jurusan
Unismuh Makassar Pendidikan Sosiologi

Dr. AndiSukriSyamsuri, M.Hum. Dr. H. Nursalam, M.Si


NBM: 858625 NBM: 951829
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Prespektif Masyarakat terhadap Gerakan Dakwah


Komunitas Jama’ah Tabligh di Kota Makassar

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : ZAINAL SYAH

NIM : 10538 2399 12

Jurusan : Pendidikan Sosiologi S1

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Makassar, Agustus 2016

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Hambali, S.Pd.,M.Hum Muhammad Nawir, S.Ag., M.Pd

Diketahui:
Dekan FKIP Ketua Jurusan
Unismuh Makassar Pendidikan Sosiologi

Dr. AndiSukriSyamsuri, M.Hum. Dr. H. Nursalam, M.Si


NBM: 858625 NBM: 951829
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : ZAINAL SYAH

NIM : 10538 2399 12

Jurusan : Pendidikan Sosiologi S1

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Prespektif Masyarakat terhadap Gerakan Dakwah


Komunitas Jama’ah Tabligh di Kota Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji
adalah hasil karya sendiri dan bukan ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2016

Yang Membuat Pernyataan

ZAINAL SYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertandatangan di bawahini:


Nama : ZAINAL SYAH

NIM : 10538 2399 12

Jurusan : Pendidikan Sosiologi S1


Fakulta : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:


1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjuplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2016


Yang Membuat Perjanjian

ZAINAL SYAH

Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.Si


NBM: 951829
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : ZAINAL SYAH


STAMBUK : 10538 2399 12
JURUSAN : Pendidikan Sosiologi S1
PEMBIMBING I : Drs. Hambali, S.Pd.,M.Hum.
JUDUL SKRIPSI : Prespektif Masyarakat terhadap Gerakan Dakwah
Komunitas Jama’ah Tabligh di Kota Makassar
No. Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.Si


NBM: 951829
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA MAHASISWA : ZAINAL SYAH


STAMBUK : 10538 2399 12
JURUSAN : Pendidikan Sosiologi S1
PEMBIMBING II : Muhammad Nawir, S.Ag., M.Pd
JUDUL SKRIPSI : Prespektif Masyarakat terhadap Gerakan Dakwah
Komunitas Jama’ah Tabligh di Kota Makassar
No. Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi

Dr. H. Nursalam, M.Si


NBM: 951829
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Orang berakal akan lebih


banyak mempergunakan kedua
telinganya dari pada mulut.
Sebab perlu kita menyadari
bahwa diberi dua telinga dan
satu mulut supaya lebih banyak
mendengar dari pada berbicara
(Abu Hatim Ibnu Hibban)

Persembahan untuk orang tua dan keluarga yang


telah membentangkan jembatan kehidupan. Serta
kepada seluruh pencintah dakwah yang rela
meneteskan darah dan keringat demi membentuk
jiwa robbani.

vi
SAHAN

i538239912 diterima dan disahkan


at Keputusan Rektor Universitas
438 Hl 2016 M, Sebagai salah satu
didikan pada Junrsan Pendidikan
dikan Universitas Muhaminadiyatt
her 2016

08 Rabiul Awal, 1438 H


ssar, --------
08 Desember 2016 Ir{

r ,{'R
/
TIAN

Fengawas Umum Dr H Abd. him {M, (


i*- #t#
Kenra Dr. H. Andi Hlrm )
.,.

SeLrmris Khaeruddin )
.:

Fsoguji :

1^ Drx" Hambali, S.Pd.= M.Hunr' (

2. Dr. Jaelan Llsman, M.Si. ( )

3. lr. H. I\{. Syaiful Saieh. M.Si

4. Dr. Muhammad Nawir. M.Pd.

Mengetahui

Ketua Juntsan

ffirT'l'i--ffi

ffi g
NBM:951829
PERSETUJTTAN PEMBIMBING

Komuritas
terhadap GerakanDakwah
iul SL:ripsi : Persfektif Masyarakat

Jama'ah Tabligh di
Kota Makassar

*nla : Zainal SYah

liIM : T0538239912

husm : Pendidikan Sosiologi

: Keguruan dan Itrmu


Fsndidikan
F*ultas
ini telah mernentihi syarat untuk
ulang, skripsi
letelah diteliti dan diparfiisa
Iimu
Fal':ultas Keguruan dan
:ipertanggung jalv*kT di depan trm penguji skripsi
Makassat'
? endidikan Universitas Muharnmadiyah
2016
Ivlakassar' 0B Desember

Disahkan oleh:

?:.': Pembimbingll
''.,' -'A
Pembimbing i

\"*^"t'-
Nawir' nn'PO'
M'rIuu' Djr.Mirha #mad
nrs; 1lamh6{* f; ,Pd"

Mengetahui

,_--1
KATA PENGANTAR

Tidak ada kata lain yang lebih baik diucapkan selain puji dan syukur ke

hadirat Allah Swt. Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan pertolongan

kepada hambaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Begitu pula shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan

Nabi Muhammad saw. serta keluarganya dan para sahabat-sahabatnya dan orang-

orang yang mengikutibeliau. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi

berbagai hambatan dan kesulitan. Namun hal tersebut dapat teratasi berkat kerja

keras dan tekad yang bulat serta adanya bantuan dari semua pihak.

Penulis telah berusaha untuk menjadikan skripsi ini sebagai sebuah karya

yang bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Namun dibalik semua itu,

kesempurnaan tiada milik manusia kecuali milik yang Maha Sempurna. Untuk itu,

saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan

menuju kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa melangkah untuk mencapai suatu tujuan,

hambatan dan rintangan menemani silih berganti. Namun, berkat rahmat dan

hidayah-Nya disertai usaha dan doa serta ikhtiar sehingga semua itu dapat dijalani

dengan ikhlas dan tawadhu.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tingginya serta salam penuh hormat dengan segenap cinta, Ananda haturkan

kepada Ayahanda La Izina dan Ibunda Wa Dhaifa yang selalu mencurahkan cinta

dan kasih sayangnya serta keikhlasan dalam mendidik dan mengiringi doa restu

viii
yang tulus demi tercapainya impian. Kepada kakak Zaif, Via, Harnia, Zui, Nali,

dan Lina serta keluarga besar yang tidak bisa ku sebutkan namanya satu-persatu

yang selama ini telah memberikan dorongan, motivasi, dan bantuannya dalam

menjalani proses perkuliahan serta segenap keluargaku yang tak henti-hentinya

mengirimkan doa demi kesuksesanku.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada: (1). Drs. Hambali, S.Pd., M.Hum, (2). Muhammad Nawir, S.Ag., M.Pd,

pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan

motivasi selama proses penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada (1).

Dr. H. Abdul Rahman Rahhim, S.E M.M, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, (2) Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, (3). Dr. H. Nursalam,

M.Si dan (4). Muhammad Akhir, S. Pd, M. Pd. Ketua jurusan dan Sekretaris

jurusan pendidikan sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar, dan segenap dosen dan para staf pegawai dalam

lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih pula kepada Kepala Kecamatan Kota Makassar

beserta jajarannya, dan masyarakat Kecamatan Makassar yang telah memberikan

izin untuk melakukan penelitian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Saudar seiman LPKSM

Makassar, FIK-PERMATA, dan sahabat-sahabat terkasih mahasiswa Angkatan

ix
2012 Jurusan Pendidikan Sosiologi khususnya kelas D yang telah bersama-sama

menjalani masa-masa perkuliahan, yang penuh keceriaan dan saling membantu.

Mengiringi penghargaan dan ucapan terima kasih penulis kepada semua

pihak yang turut membantu secara langsung maupun tidak langsung kepada

penulis selama penyelesaian skripsi ini. Semoga segala bantuan yang diberikan

kepada penulis mendapatkan pahala yang berlipat dari Allah swt. Mudah-

mudahan kita semua senantiasa mendapatkan rahmat dan hidayah-Nya. Amin.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya.

Makassar, September 2016

Penulis,

x
ABSTRAK

Zainal Syah. 2016. Prespektif Masyarakat terhadap Gerakan Dakwah


Komunitas Jama’ah Tabligh di Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dibimbing oleh Hambali dan Muhammad Nawir.

Penelitian tentang Prespektif Masyarakat terhadap gerakan dakwah


komunitas Jama’ah Tabligh di Kota Makassar. Rumusan masalah dari penelitian
ini adalah bagaimanakah tahapan dalam gerakan dakwah komunitas Jama’ah
Tabligh di kota Makassar dan bagaimanakah prespktif masyarakat terhadap
gerakan dakwah komunitas Jam’ah Tabligh di kota Makassar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tahapan dalam gerakan dakwah komunitas Jama’ah
Tabligh di kota Makassar dan prespktif masyarakat terhadapa gerakan dakwah
komunitas Jam’ah Tabligh di kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif, pengumpulan data digunakan dengan cara, wawancara
mendalam, observasi, dokumentasi, partisipatif. Dalam penelitian ini, yang
menjadi sasaran penelitian adalah masyarakat yang mengenal dan pernah menjadi
bagian dari Jama’ah Tabligh serta pihak pemerintahan setempat terutama di kota
Makassar, yang dianggap bisa memberikan informasi atau data yang sesuai
dengan penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, gerakan dakwah yang dilakukan
para komunitas Jama’ah Tabligh adalah untuk menebarkan ajaran agama demi
terwujudnya genersi islam yang menerapkan pedoman yaitu al-quran dan sunnah
Rasullulah dalam kehidupannya. Berdakwah dengan penerapan berjamaah untuk
saling mendukung dan memudahkan dalam menebarkan risalah dan tidak adanya
rasa kecenderungan dalam menyampaikan suatu hal. Kerelaan dalam menempati
mesjid tidak menghalangi niat dan keinginan untuk berdakwah malah menjadikan
basis untuk mengenalkan ajaran islam secara kaffah serta pembagian tugas
diantara masing-masing memudahkan untuk bergerak sekaligus menciptakan rasa
solidaritas yang tinggi diatara kelompok sehingga berbagai persoalan dapat
terselesaikan dengan jalan musyawarah.

Kata Kunci: gerakan dakwah, prespektif masyarakat, komunitas, jama’ah tabligh.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

E. Defenisi Operasional............................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 9

A. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 9

B. Gerakan Dakwah .................................................................................... 10

C. Komunitas Jama’ah Tabligh .................................................................. 17

1. Komunitas ....................................................................................... 17

xi
2. Jama’ah Tabligh ............................................................................... 19

D. Landasan Teori Sosiologi ...................................................................... 36

E. Kerangka Pikir ........................................................................................ 40

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 43

A. Jenis Penelitian........................................................................................ 43

B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 43

C. Fokus Penelitian ........................................................................................44

D. Sasaran Penelitian ................................................................................... 44

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 45

F. Data dan Sumber Data Penelitian .......................................................... 45

G. Teknik Pengempulan Data ...................................................................... 46

H. Teknik Analisis Data............................................................................... 48

I. Teknik Pengabsahan Data ....................................................................... 49

BAB IV DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN DAN DESKRIPSI

KHUSUS LATAR PENELITIAN ........................................................ 52

A. Deskripsi Umum Kota Makassar sebagai Daerah Penelitian.................. 52

B. Deskripsi Khusus Latar Penelitian .......................................................... 57

BAB V TAHAPAN DALAM GERAKAN DAKWAH JAMA’AH

TABLIGH DI KOTA MAKASSAR ................................................... 59

A. Tahapan Dakwah..................................................................................... 59

B. Metode Dakwah ..................................................................................... 61

C. Isi atau Pesan Dakwah ........................................................................... 62

D. Kewajiban Berdakwah ............................................................................ 63

xii
BAB VI PRESPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP GERAKAN

DAKWAH JAMA’AH TABLIGH DI KOTA MAKASSAR ................ 65

A. Gerakan Dakwah Jama’ah Tabligh di Kota Makassar............................ 65

B. Prespektif Masyarakat terhadap Gerakan Dakwah Jama’ah Tabligh ..... 66

C. Pengaruh Gerakan Dakwah Jama’ah Tabligh terhadap Masyarakat

di Kota Makassar...................................................................................... 67

BAB VII GERAKAN DAKWAH KOMUNITAS JAMA’AH

TABLIGH DALAM SEBUAH PERUBAHAN TEORETIS............. 69

A. Sinergitas Interaksinal Simbolis terhadap Gerakan Dakwah

Komunitas Jamah’ah Tabligh ................................................................. 69

B. Keterkaitan Teori Agama dan Masyarakat terhadap Gerakan

Dakwah Komunitas Jama’ah Tabligh ..................................................... 69

BAB VIII PENUTUP.......................................................................................... 71

A. Simpulan ................................................................................................. 71

B. Saran........................................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

3.1. Data dan Sumber Data ........................................................................ ...... 44

4.1. Daftar Kecamatan di Makassar .................................................................. 49

4.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 52

4.2 Jumlah Tempat Ibadah .............................................................................. 53

xiv
i
DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1. Bagan Kerangka Pikir .............................................................................. 36

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dalam sebuah struktur dalam kehidupan membentuk

sebuah sistem yang diarahkan pada suatu keteraturan dan keseimbangan agar

kehidupan dapat bergulir dengan penuh harmonisasi. Dalam sebuah masyarakat

adanya nilai dan norma sangat dibutuhkan untuk menjamin kebersamaan. Proses

kegiatan ritual atau praktek agama setiap masyarakat selalu menghadapi persoalan

dalam menentukan peranan sosial yang telah dibangun kepada setiap generasinya.

Keyakinan agama yang bersifat pribadi atau individual dapat terwujud

dalam tindakan kebersamaan. Keyakinan tersebut disebabkan bahwa hakekat

agama yang menekankan ajaran dalam kebersamaan dengan orang lain. Kegiatan

keagamaan dalam bentuk maupun metode daalam upacara keagamaan sebuah

kelompok amatlah penting karena setiap aplikasi dan implementasi dakwah,

dalam suatu kebersamaan terutama masyarakat dilandasi oleh suatu doktrin

keyakinan keagamaan dari anggota agar menjadi kuat dan baik.

Dalam suatu pandangan masyarakat pengelolaan dan keteraturan yang

ditetapkan dengan mengindahkan norma dan nilai yang berlaku baik secara

tertulis maupun tidak tertulis. Keteraturan inilah yang diharapkan dalam

bertindak, berkeyakinan, dan mewujudkan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan

Al-Quran dan Hadits.

1
2

Dalam kehidupan kelompok keagamaan atau masyarakat, tradisi

keagamaan yang dimiliki oleh manusia dapat menyatukan keanekaragaman,

interpretasi, dan sistem keyakinan keagamaan dalam kelompok. Hal itu,

disebabkan karena setiap kelompok keagamaan mempunyai kegiatan-kegiatan

yang terarah dan terpimpin berdasarkan norma yang disepakati bersama, serta

mewujudkan norma-norma dan nilai dalam bermasyarakat.

Salah satu negara yang menjamin keberagaman dalam suatu agama adalah

Indonesia. Beragam budaya dan keyakinan dalam bingkai kesatuan yakni bhineka

tunggal ika yaitu berbeda-beda tetap satu jua.

Berkembangnya suatu kebangsaan memiliki ciri tersendiri yang berbeda

dengan kebangsaan sebagaimana yang tumbuh pada negara-negara lain.

Begitupun dengan negara Indonesia faham kebangsaan Indonesia tidak

berkonotasi etnis tetapi mengakui kemajemukan yang ada dalam kerangka

persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa Indonesia tidak didasarkan atas persamaan

suku, agama, ataupun daerah. Akan tetapi didasarkan atas persamaan kehendak

untuk hidup bersatu di tanah air Indonesia sebagai suatu bangsa untuk bersama-

sama berjuang mencapai cita-cita kebangsaan.

Pemahaman di atas berkonsekuensi pada pengakuan secara sadar terhadap

adanya kemajemukan sebagai kenyataan yang harus diterima dan tidak menjadi

penghalang peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Bahkan

menjadi dasar pembangunan demokrasi. Indonesia juga merupakan negara yang

menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan beragama serta memberikan
3

perlindungan penuh terhadap pemeluk agama dalam mengamalkan dan

menjalankan praktek keyakinan dan kepercayaan yang dianut.

Pemerintah telah mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan

yang diantaranya adalah Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam

Negeri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penyiaran Agama

dan Bantuan Luar Negeri Kepada Lembaga Keagamaan di Indonesia

Penerbitan perundang-undang terhadap aturan dalam beragama agar

kehidupan bermasyarakat menumbuhkan sikap hidup beragama yang saling

menghormati antara umat beragama. Hal ini menjadi acuan bahwa Indonesia

merupakan negara multikultural.

Sulawesi Selatan tepatnya sekarang ini terdapat 15 organisasi

kemasyarakat yang berbasis agama dan memiliki perberbedaan-perbedaan dalam

kaidah fiqih. Adapun oraganisasi masyarakat keagamaan seperti, Nahdatul Ulama,

Muhammadiah, Majelis Dakwah Islamiyah, Persatuan Tarbiatul Islamiyah, Hisbut

Tahrir Indonesia, Lembaga Dakwah Islam Indonesia, KPPSI, Iftikarul Amin,

Lembaga 7 Syariah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, Wahdah Islamiah, Jamaah

Tabligh, Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia, Tarekat Khalwatiah Samman,

Tarekat Khalwatiah Yusuf, Tarekatul Muhammadiah.

Jama’ah Tabligh sendiri adalah gerakan transnasional yang muncul

pertama kali di India. Gerakan ini didirikan oleh Syekh Muhammad Ilyas.

Aktivitas Jama’ah Tabligh memusatkan kegiatannya di masjid-masjid dan

mushalla-mushalla dengan tujuan untuk meramaikan masjid dan mengajak

kembali umat ini agar mencintai masjid. Aktifitas tersebut diantaranya yaitu
4

musyawarah, taklim, silaturahmi, muzakarah tentang pentingnya iman dan amal,

dan sebagainya.

Kegiatan terpenting mereka adalah dakwah yang dikemas dalam bentuk

khuruj. Kelompok Penyampai ini bergerak mulai dari kalangan bawah, kemudian

merangkul seluruh masyarakat Muslim tanpa memandang tingkatan sosial dan

ekonominya dalam mendekatkan diri kepada ajaran Islam sebagaimana yang

dibawa oleh nabi Muhammad. Saat ini Jama'ah Tabligh telah berkembang

keseluruh pelosok dunia, dan gerakan dakwah mereka hampir ditemukan disetiap

negara, termasuk di Indonesia.

Jama’ah Tabligh masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh seorang

amir bernama Miaji Isa pada tahun 1952 dan berkembang pada tahun 1974. Meski

belum ada survei yang valid, indikasi pertumbuhan Jama’ah Tabligh di Indonesia

secara jelas bisa dilihat dari semakin maraknya aktivitas mereka di tengah-tengah

kaum muslim negeri ini, hingga anggota Jama’ah Tabligh sekarang dengan mudah

dapat ditemukan diberbagai pelosok daerah di tanah air yang salah satunya

terdapat di kota Makassar yaitu di mesjid Jami terdapat di jalan kerung-kerung.

Seruan untuk menyampaikan amat terasa dalam kelompok Jama’ah Tabligh

karena Suatu jama’ah dapat terwujud karena adanya kesamaan tujuan yang ingin

dicapai oleh para anggotanya, dan mereka merasa bahwa dengan kelompok

tersebut tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana.

Kehidupan manusia dimanapun tidak akan pernah berjalan mulus dan

selalu dibayangi perasaan ketidak adilan, kegagalan, dan rasa frustasi. Disinilah

peran agama sebagai fungsional kehidupan manusia dalam usaha tersebut. Usaha-
5

usaha menetralkan hal-hal buruk dalam kehidupan manusia dilakukan dalam suatu

gerakan suatu jamaah menjadi lebih efektif. Gerakan suatu jamaah lebih

meyakinkan dibandingkan dengan usaha-usaha pribadi.

Dalam suatu usaha kebersamaan terkandung konteks sistem yang lebih

besar dibandingkan dengan beban yang ditanggung secara infiradi (individu).

Perkembangan masyarakat untuk mendakwahkan ajaran Islam semakin

bertambah.

Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa di dalam gerakan dakwah

Jama’ah Tabligh ada pengelolaan yang dinamis dan bergerak setiap hari, setiap

minggu, setiap bulan, bahkan setiap tahun. Dengan gerakan yang tiada henti ini,

dirasakan sebuah perkembangan dan kemajuannnya di masyarakat, sehingga

wilayah gerakan dakwah setiap waktu bertambah baik halaqah maupun mahala,

demikian juga jumlah personil da’i sebagai pemegang panji dalam syi’ar Islam.

Jumlah yang banyak dalam sebuah penyebaran Islam memberikan sebuah

respon yang baik terhadap kalangan penebar dakwah. Penerimaan masyarakat

tidak lepas dari pendekatan emosional yang memberikan kenyamanan kepada

pendengar terhadap pesan yang disampaikan. Pergulatan antara zaman semakin

berbeda maraknya penyimpangan dalam hal ajaran di tubuh Islam yang

bercampur aduk dari berbagai kesyirikan, takhayul, dan bid’ah. Memberikan

respon terhadap kekawatiran bagi para penganutnya.

Apalagi hawa nafsu selalu menguasai untuk menjerumuskan seseorang

dalam jurang kefanatikan dan kesengsaraan. Ajaran yang manis akan terasa

nyaman diterima dan mudah direalisasikan. Tapi ajaran yang dicampur antara
6

tuntunan nabi kita Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam dicampur dengan

ksyirikan maka akan memperoleh kesia-siaan. Keikutsertaan seseorang dalam

sebuah forum mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam masyarakat ajakan

yang memberikan kedekatan dengan sang penciptaanya memunculkan realitas

beragam apalagi metode dakwah yang disampaikan terbilang unik dibandingkan

aliran keagamaan yang lain yaitu, mengajak dengan mendatangi di rumah, di

mesjid bahkan pada saat berpapasan di jalan.

Hal ini menjadi sebuah fenomena dalam masyarakat terhadap pergerakan

oleh Jama’ah Tabligh. Untuk itu, perlu adanya perhatian untuk mengamati atau

meniliti. Maka peniliti mengangkat judul Prespektif Masyarakat terhadap gerakan

dakwah Komunitas Jama’ah Tabligh di Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dari penilitian ini adalah:

1. Bagaimanakah tahapan dalam gerakan dakwah Jama’ah Tabligh

dikalangan masyarakat di kota Makassar?

2. Bagaimanakah prespektif masyarakat terhadap gerakan dakwah

Jama’ah Tabligh di kota Makassar?

C. Tujuan Penilitian

1. Untuk mengetahui tahapan dalam gerakan dakwah Jama’ah Tabligh

dikalangan masyarakat di kota Makassar.

2. Untuk mengetahui prespektif masyarakat terhadap gerakan dakwah

Jama’ah Tabligh dengan lingkungan sekitar di kota Makassar.


7

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat sejalan

dengan tujuan penelitian diatas, Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna

baik secara teoretis atau praktis.

1. Manfaat Teoretis

Diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan memberikan

masukan pemikiran khususnya pada masyarakat, mengenai prespektif masyarakat

terhadap ajaran Jama’ah Tabligh di kota Makassar. Selain itu, juga dapat

dijadikan landasan untuk memperkaya wawasan umum tentang perkembangan

aliran yang sedang berkembang di tubuh Islam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat

Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan

masukan maupun rujukan bagi masyarakat, untuk lebih memahani dalam

penerimaaan ajaran dalam agama sebagai landasan hidupnya.

b. Bagi institusi atau lembaga

Peneliti mencoba untuk memberikan konstribusi berupa pemikiran

temuan-temuan dalam masyarakat terhadap pemikiran dalam hal keagamaan.

Sehingga nantinya diharapkan dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain dalam

melakukan pembaharuan.

a. Bagi tokoh agama atau ulama

Mengarahkan masyarakat untuk memahami dan merenungkan berbagai

paham ajaran Islam yang kaffah serta untuk memberikan arahan sesuai pedoman

al-qur’an dan hadist sebagai tuntunan dalam hidup.


8

b. Bagi peniliti

Penilitian ini, menjadi sebuah ilmu untuk dikembangkan dan menjadi titik

permulaan dalam mendapatkan informasi bagi peniliti serta untuk kemashalatan

umat.

E. Definisi Operasional

1. Prespektif adalah konteks sistem dan persepsi visual serta cara dalam

mengamati objek terlihat pada mata manusia berdasarkan sifat spesial.

Prespektif dalam masyarakat dikaitkan dengan sudut pandang seseorang

dalam mengamati objek yang diamati melalui indera manusia.

2. Istilah community dapat diterjemaahkan sebagai masyarakat setempat yang

menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa. Dari hal

demikian, dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat

setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh derajat

hubungan sosial yang tertentu. Disamping itu, harus ada suatu perasaan

diantara anggota bahwa mereka saling memerlukan dan tempat tinggal

memberikan kehidupan kepada semua.

3. Jama’ah Tabligh merupakan sebuah nama bagi mereka yang

menyampaikan. Jama’ah ini awalnya tidak mempunyai nama, akan tetapi

cukup Islam saja. Bahkan Muhammad Ilyas mengatakan seandainya aku

harus memberikan nama pada usaha ini maka akan aku beri nama

"gerakan iman".
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Hasil Penilitian yang Relevan

Beberapa hasil penilitian yang terkait dengan prespektif masyarakat

terhadap ajaran komunitas Jama’ah Tabligh di Kota Makassar yaitu, diantaranya

penilitian yang dilakukan oleh:

1. Sukrianto, 2011 tentang “Peranan Jama’ah Tabligh dalam Meningkatkan

Semangat Keagamaan Masyarakat”. Hasil penilitian tersebut menunjukan

bahwa perubahan sikap masyarakat dalam kegiatan keagamaan dan ajaran-

ajaran Agama sebelum dan sesudah adanya Jama’ah Tabligh di wilayah

tersebut. Perubahan itu seperti munculnya gairah untuk melaksanakan

dasar-dasar ajaran agama Islam seperti shalat Berjamaah di Masjid,

senantiasa mengadakan silaturrahim, dzikir-dzikir, membaca Al-qur’an,

dan membantu manusia lain yang mengalami kesulitan.

2. Saputra, 2011 tentang “Kitab Fadhail A’mal (Perspektif Jama’ah

Tabligh)”. Hasil penilitian tersebut menunjukan bahwa isi kitab Fadhail

A’mal serta pandangan Jama’ah Tabligh mengenai anjuran membaca kitab

tersebut ketika berdakwah/khuruj maupun setelah kembali dari berdakwah.

3. Reza, 2015 tentang “Metode Dakwah Jama’ah Tabligh”. Hasil penilitian

tersebut menunjukan bahwa metode dakwah Jama’ah Tabligh dalam

menyampaikan pesan dakwahnya kepada mad’u dengan cara mendatangi

individu secara face to face dan door to door.

9
10

B. Gerakan Dakwah

Islam memepersepsikan dakwah adalah segala bentuk yang di lakukan

untuk membela dan menyebarluaskan ajaran-ajaran Islam itu sudah dapat di

kategorikan sebagai kegiatan dakwah. Kegiatan dakwah merupakan penentu

dalam menjaga eksistensi Islam, karena dengan adanya dakwah ajaran Islam bisa

sampai kepada masyarakat.

1. Dakwah

Kata dakwah berasal dari bahasa Arab - - (da’a- yad’u-

da’watan) rtinya: Ajakan, seruan, undangan, paggilan,doa, permohonan atau

semacamnya.

Syaikh Ali Mahfudh dalam (Munir 2009: 7), bahwa pengerian “dakwah

adalah mendorong manusia agar melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk,

menyuruh mereka berbuat kebajikan dan melarang dari perbuatan mungkar, agar

mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.”

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan tentang dakwah

yaitu suatu bentuk usaha yang dilakukan dengan sadar dan terencana. yang

bertujuan untuk memperbaiki situasi kearah yang lebih baik dengan mengajak

manusia untuk kembali ke jalan Allah swt.

2. Unsur-unsur dakwah

a) Da’i (pelaku dakwah)

Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun

perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat

organisasi/lembaga. Secara umum kata da’i ini sering disebut dengan sebutan

mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun sebenarnya sebutan


11

ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung mengartikannya

sebagai orang yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti penceramah

agama, khatib (orang yang berkhotbah), dan sebagainya. Siapa saja yang

menyatakan sebagai pengikut Nabi Muhammad hendaknya menjadi seorang da’i,

dan harus dijalankan sesuai dengan hujjah yang nyata dan kokoh. Dengan

demikian, penting baginya untuk mengetahui kandungan dakwah baik dari sisi

akidah, syariah, maupun dari akhlak.

Sehingga Da’i dituntut sedapat mungkin untuk dapat mengetahui cara

menyampaikan dakwah tentang kebesaran-kebesaran Allah seperti penciptaan

alam semesta dan seluruh isinya, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk

memberikan solusi terhadap problema yang dihadapi manusia, juga metode-

metode yang digunakan untuk menjadikan pemikiran dan perilaku manusia tidak

salah dan tidak melenceng dari ajaran agama.

b) Mad’u (penerima dakwah)

Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia

penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagi kelompok, baik sebagai

manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia

secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah

bertujuan untuk mengajak mereka mengikuti agama Islam. Sedangkan kepada

orang-orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas

iman, Islam dan ihsan.


12

c) Maddah (materi dakwah)

Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi ysng disampaikan da’i

kepada mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah

adalah ajaran Islam itu sendiri.

Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat

masalah pokok, yaitu:

1) Masalah akidah (keimanan)

Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah Islamiyah.

Aspek akidah ini yang akan membentuk moral (akhlaq) manusia. Oleh karena itu,

yang pertama kali dijadikan materi dalam dakwah adalah masalah akidah atau

keimanan. Akidah yang menjadi materi utama dakwah ini mempunyai ciri-ciri

yang membedakannya dengan kepercayaan agama lain, yaitu keterbukaan melalui

persaksian (syahadat). Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan

bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam, bukan Tuhan kelompok atau bangsa

tertentu.

2) Masalah syariah

Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh

umat Islam. Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat

Islam di berbagai penjuru dunia, dan sekaligus merupakan hal yang patut

dibanggakan. Kelebihan dari materi syariah Islam antara lain, adalah bahwa ia

tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Syariah ini bersifat universal, yang

menjelaskan hak-hak umat muslim dan non muslim, bahkan hak seluruh umat

manusia. Dengan adanya materi syariah ini, maka tatanan sistem dunia akan

teratur dan sempurna.


13

Disamping mengandung dan mencakup kemaslahatan sosial dan moral,

maka materi dakwah dalam bidang syariah ini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran yang benar, pandangan yang jernih, dan kejadian secara cermat

terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat stiap persoalan pembaruan,

sehingga umat tidak terperosok ke dalam kejelekan, karena yang diinginkan

dalam dakwah adalah kebaikan. Kesalahan dalam meletakkan posisi yang benar

dan seimbang di antara beban syariat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh

Islam, maka akan menimbulkan sesuatu yang membahayakan terhadap agama dan

kehidupan.

3) Masalah Mu’amalah

Islam merupakan agama yang menekankan urusan mu’amalah lebih besar

porsinya daripada urusan ibadah. Islam lebih banyak memerhatikan aspek

kehidupan sosial daripada aspek kehidupan ritual. Islam adalah agama yang

menjadikan seluruh bumi ini masjid, tempat mengabdi kepada Allah. Ibadah

dalam mu’amalah di sini, diartikan sebagai ibadah yang mencakup hubungan

dengan Allah dalam rangkka mengabdi kepada Allah.

4) Masalah Akhlak

Pembahasan akhlak berkaitan dengan masalah tabiat atau kondisi

temperatur batin yang memengaruhi perilaku manusia. Kebahagiaan dapat dicapai

melalui upaya terus menerus dalam mengamalkan perbuatan terpuji berdasarkan

kesadaran dan kemauan. Siapa yang mendambakan kebahagiaan, maka ia harus

berusaha secara terus menerus menumbuhkan sifat-sifat baik dan tumbuh dan

berurat akar secara aktual dalam jiwa.


14

Abdullah Darraz dalam (Syahril: 26) menggemukakan bahwa “akhlak

adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap yang membawa

kecenderungan kepada pemilihan pada perilaku yang baik atau perilaku yang

buruk”.

Berdasarkan pengertian ini, maka ajaran akhlak dalam Islam pada

dasarnya meliputi kualitas pebuatan manusia yang merupakan ekspresi dari

kondisi kejiwaannya. Akhlak dalam Islam bukanlah norma baru yang tidak dapat

diimplementasikan, dan bukan pula sekumpulan etika yang terlepas dari kebaikan

norma sejati. Dengan demikian, yang menjadi materi akhlak dalam Islam adalah

mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang

harus dipenuhinya. Karena semua manusia harus mempertanggung jawabkan

setiap perbuatannya, maka Islam mengajarkan criteria perbuatan dan kewajiban

yang mendatangkan kebahagiaan, bukan siksaan. Bertolak dari prinsip perbuatan

manusia ini, maka materi akhlak membahas tentang norma luhur yang harus

menjadi jiwa dari perbuatan manusia, serta etika atau tata cara yang harus

dipraktikkan dalam perbuatan manusia sesuai dengan jenis sasarannya.

Dalam rangka mewujudkan kesempurnaan martabat manusia dengan

membangun sebuah tatanan hidup bermasyarakat yang harmonis, maka harus ada

aturan legal formal yang terkandung dalam syariat dan ajaran etis moral yang

terkandung dalam akhlak. Oleh karena itu, bidang (domain) akhlak Islam memilki

cakupan yang sangat luas dan memiliki objek yang luas juga.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa apa yang menjadi sifat

Allah swt. pasti dinilai baik oleh manusia, sehingga harus dipraktikkan dalam
15

perilaku sehari-hari. Dalam mewujudkan sifat itu, manusia harus konsisten

dengan esensi kebaikannya sehingga dapat diterapkan secara proporsional.

Materi akhlak ini diorientasikan untuk dapat menentukan baik dan buruk

akal dan qalbu berupaya untuk menemukan standar umum melalui kebiasaan

masyarakat. Karena ibadah dalam Islam sangat erat kaitannya dengan akhlak.

3. Wasilah (Media Dakwah)

Wasilah (media) dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan

materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. untuk menyampaikan ajaran Islam

kepada umat, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah.

Hamzah Ya’qub dalam (Sayhril: 28) membagi wasilah dakwah menjadi

lima macam, yaitu tulisan, lisan, lukisan, audiovisual dan akhlak.

a) Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menngunakan

lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat membentuk pidato,

ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.

b) Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar,

surat-menyurat (korespondensi), spanduk dan sebagainya.

c) Audiovisual adalah media dakwah yang dapt merangsang indra

pendengaran, indra penglihatan atau kedua-duanya, seperti telvisi, film

slide, OHP, internet, dan sebagainya.

d) Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang

mencerminkan ajaran Islam secara langsung dapat dilihat dan didengarkan

oleh mad’u.
16

4. Thariqah (metode Dakwah)

Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian

suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk

mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia.

Munir (2009: 6) menggemukakan bahwa metode adalah “suatu cara atau

jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.”

Dalam kaitannya dengan pengajaran ajaran Islam, maka pembahasan

selalu berkaitan dengan hakikat penyampaian materi kepada orang-orang agar

dapat diterima dan dicerna dengan merujuk pada firman Allah :

   



  

  

    

   

   

 

Terjemahnya: “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya

dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Q.S An-

nahl:125)
17

Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu: bi al-hikmah; mau’izatul

hasanah; dan mujadalahbiallati hiya ahsan.

Munir (2009: 8-17) menguraikan tiga pokok metode (thariqah) dakwah

tersebut sebagai berikur:

1) Bi al-hikmah, yaitu berdakwah dengan memerhatikan situasi dan kondisi

sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka,

sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka

tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.

2) Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat

atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih saying,

sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh

hati mereka.

3) Mujadalah Biallati Hiya Ahsan yaitu berdakwah dengan cara bertukar

pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak

memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang

menjadi sasaran dakwah.

C. Komunitas Jama’ah Tabligh

1. Komunitas

Istilah community dapat diterjemaahkan sebagai masyarakat setempat yang

menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku, atau bangsa. Apabila kelompok itu

besar maupun kecil hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa

kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama,

kelompok masyarakat setempat tersebut. Faktor yang menjadi dasar adalah


18

interaksi yang lebih besar antara para anggota dibandingkan dengan penduduk

luar batas wilayah. (Soekanto 2012:132-133)

Dari hal demikian, dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan

masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh

derajat hubungan sosial yang tertentu. Disamping itu, harus ada suatu perasaan

diantara anggota bahwa mereka saling memerlukan dan tempat tinggal

memberikan kehidupan kepada semua.

a. Unsur-unsur komunitas

Adapun unsur-unsur perasaan komuniti yaitu sebagai berikut:

1) Seperasaan

Seperasaan timbul akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasi

dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut

sehingga kesemuanya dapat menyebut dirinya kelompok kami, perasaan

kami dan sebagainnya.

2) Sepenanggungan

Setiap individu sadar akan peran dalam kelompok dan keadaan masyarakat

sendiri memungkinkan peran dalam kelompok yang dijalankan sehingga

dia mempunyai kedudukan yang pasti dalam dirinya.

3) Saling memerlukan

Individu yang tergabung dalam masyarakat setempat akan merasakan

dirinya tergantung pada komuniti yang meliputi kebutuhan fisik maupun

kebutuhan-kebutuhan psikologis.

b. Ciri-ciri Komunitas
19

1). Adanya kesatuan wilayah (teritorialitas) terbatas.

2). Adanya kesatuan adat-istiadat

3). Berlaku nilai-nilai kolektif.

4). Adanya rasa identitas dan loyalitas terhadap komunitas.

c. Tipe-tipe komunitas

1). Jumlah penduduk

2). Luas, kekayaan, dan kepadatan daerah pedalaman.

3).Fungsi-fungsi khusus masyarakat setempat terhadap keseluruhan

masyarakat.

4). Organisasi masyarakat yang bersangkutan.

2. Jama’ah Tabligh

a. Sejarah berdirinya Jama’ah tabligh

Jama’ah Tabligh bukanlah organisasi yang berasal dari Indonesia tetapi,

sebuah organisasi transnasional yang berasal dari India. Pendiri Jama’ah Tabligh

adalah Muhammad Ilyas al-Kandahlawy, lahir pada tahun 1303 H di desa

Kandahlah di kawasan Muzhafar Nagar, Utara Banladesh India. Ia wafat pada

tanggal 11 Rajab 1363 H. Nama lengkap beliau ialah Muhammad Ilyas bin

Muhammad Isma'il Al-Hanafi Ad-Diyubandi Al-Jisyti Al-Kandahlawi kemudian

Ad-Dihlawi.

Al-Kandahlawi merupakan asal kata dari Kandahlah, sebuah desa yang

terletak di daerah Sahranfur. Sementara Ad-Dihlawi adalah nama lain dari Dihli

(New Delhi) ibukota India. Di negara inilah markas gerakan Jama’ah Tabligh

berada. Pergerakan ini berdasarkan atas asas Islam, dalam prakteknya, mereka
20

berusaha untuk merealisasikan ajaran-ajaran agama Islam dalam kehidupan

sehari-hari.

Dapat dikatakan tujuan utama pergerakan ini adalah untuk menyebarkan

agama Islam dan menghidupkan makna-makna yang terkandung di dalam hadits-

hadits Rasullulah. Jama’ah Tabligh berdiri di India, jamaah ini muncul

dilatarbelakangi oleh aib yang merata dikalangan umat Islam. Maulana Ilyas

menyadari bahwa orang-orang Islam telah terlena jauh dari ajaran-ajaran iman.

Dia juga merasakan bahwa ilmu agama sudah tidak dimaksudkan untuk tujuan

agama. Ilmu-ilmu sudah tidak berharga karena tujuan dan maksud mereka

mendapatkannya telah keluar dari jalur semestinya dan hasil serta keuntungan dari

pengajian-pengajian mereka itu tidak akan tercapai lagi.

Selain itu, keadaan umat Islam India yang saat itu sedang mengalami

kerusakah akidah, dan kehancuran moral. Umat Islam sangat jarang

mendengarkan syiar-syiar Islam. Di samping itu, juga terjadi pencampuran antara

yang baik dan yang buruk, antara iman dan syirik, antara sunnah dan bid’ah.

Bukan hanya itu, mereka juga telah melakukan kemusrikan dan pemurtadan yang

diawali oleh para misionaris Kristen, di mana Inggris saat itu sedang menjajah

India. Gerakan misionaris ini didukung Inggris dengan dana yang sangat besar.

Mereka berusaha membolak-balikkan kebenaran Islam, dengan menghujat ajaran-

ajarannya dan menjelek-jelekkan Rasulullah saw.

Muhammad Ilyas berusaha dan berpikir bagaimana membendung

kristenisasi dan mengembalikan kaum Muslimin yang lepas ke dalam pangkuan

Islam. Itulah yang menjadi kegelisahan Muhammad Ilyas. Muhammad Ilyas

menghawatirkan umat Islam India yang semakin hari semakin jauh dengan nilai-
21

nilai Islam, khusunya daerah Mewat yang ditandai dengan rusaknya moral dan

mengarah kepada kejahiliyahan dengan melakukan kemaksiatan, kemusrikan dan

kosongnya masjid-masjid yang tidak digunakan untuk ibadah dan melakukan

dakwah-dakwah Islam.

Hal ini kemudian menguatkan i‘tikadnya untuk berdakwah yang kemudian

diwujudkannya dengan membentuk gerakan jama’ah pada tahun 1926 yang

bertujuan untuk mengembalikan masyarakat dalam ajaran Islam, guna menata

kegiatan jama’ah ini dibentuklah suatu cara dakwah jama’ah yang disebut hirarki,

yang berbeda dari organisasi dakwah lainnya, yang kemudian dikenal dengan

gerakan Jama’ah Tabligh.

Selajutnya dia meninggalkan kota Madinah setelah tinggal disana selama

lima bulan dan tiba di Kandahlawi pada tanggal 13 Rabi’ul Akhir 1345,

bertepatan pada tanggal 25 september 1926. Setelah pulang dari haji beliau

memulai usaha dakwah dan mengajak orang lain untuk bergabung dalam usaha

yang sama. Dia mengajarkan kepada khlayak ramai tentang rukun-rukun Islam,

seperti syahadat, sholat, dan lain sebagainya. Pada tahun 1351 H/1931 M, ia

menunaikan haji yang ketiga ke Tanah Suci Makkah. Kesempatan tersebut

dipergunakan untuk menemui tokoh-tokoh India yang ada di Arab guna

mengenalkan usaha dakwah. Ketika beliau pulang dari haji, beliau mengadakan

kunjungan ke Mewat, dengan disertai jama’ah dengan jumlah seratus orang.

Dalam kunjungan tersebut ia selalu membentuk jamaah-jamaah yang dikirim ke

kampung-kampung untuk berjaulah (berkeliling dari rumah ke rumah) guna

menyampaikan pentingnya agama.


22

Nama Jama’ah Tabligh merupakan sebuah nama bagi mereka yang

menyampaikan. Jama’ah ini awalnya tidak mempunyai nama, akan tetapi cukup

Islam saja. Bahkan Muhammad Ilyas mengatakan seandainya aku harus

memberikan nama pada usaha ini maka akan aku beri nama "gerakan iman".

Jama’ah Tabligh resminya bukan merupakan kelompok atau ikatan, tapi

gerakan Muslim untuk menjadi muslim yang menjalankan agamanya, dan hanya

satu-satunya gerakan Islam yang tidak memandang asal-usul mahdzab atau aliran

pengikutnya.

Pendirian jama’ah ini juga diilhami tentang tafsir firman Allah didalam al-

Qur’an yaitu:

   

  

  

   

   

    

 

 

Terjemahan “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi

mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasik”. (Q.S Ali Imran ayat : 110).

Makna “ukhrijat” adalah keluar untuk mengadakan perjalanan (siyahah)

dan menyampaikan dakwah kepada ummat manusia. Dari sinilah awal mula
23

istilah Jama’ah Tabligh, yang dijadikan perjalanan dakwah oleh pendirinya.

Sesuai dengan nama gerakan ini, aktifitas dakwah sangat mereka tonjolkan. Itu

mereka lakukan, diantaranya dengan cara keluar (khuruj) dari masjid ke masjid

dan dari rumah ke rumah.

Jama’ah Tabligh pertama kali masuk di Indonesia sejak tahun 1952, di

bawa oleh rombongan dari india, yang dipimpin oleh Miaji Isa. Gerakan ini mulai

marak pada tahun 1970. mereka menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya.

Tak jelas berapa jumlah mereka, karena secara statistik memang sangat susah

untuk dihitung. Tetapi yang jelasnya, mereka ada di mana-mana diseluruh penjuru

Nusantara. Di Indonesia sendiri jamaah tabligh berpusat di masjid tua, masjid

jami kebon jeruk. Jalan hayan wuruk Jakarta.

Jama’ah Tabligh memiliki keunikan tersendiri dalam mensosialisasikan

pemahamannya yang berbeda dengan kelompok keagamaan pada umumnya.

Dalam mensosialisasikan ajaran Islam sebagai misinya, Jama’ah Tabligh

berupaya menampilkan perilaku dan menggunakan metode yang dipakai oleh

Nabi Muhammad saw. dan sahabatnya.

Diantara perilaku yang dimaksud adalah mengenakan jubah dan sorban,

memanjangkan jenggot, menggunakan siwak selain sikat gigi dan pasta. Sedang

metode yang dimaksud adalah menyampaikan pemahaman agamanya secara

langsung kepada individu yang ditemui. Keunikan lainnya juga dapat dilihat

ketika mereka melakukan kegiatan dakwah yaitu tidak menggunakan media massa

seperti televisi, surat kabar, buletin. majalah maupun radio dalam berdakwah

sebagaimana para dai dan penceramah yang pada umumnya menggunakan media

informasi dalam berdakwah di era modern seperti saat ini.


24

Realitas menunjukkan bahwa keberadaan Jama’ah Tabligh telah mampu

menciptakan perubahan baik pada individu maupun masyarakat dan itu dapat

terlihat dari cukup banyaknya anggota masyarakat yang ikut serta dalam kegiatan

mereka. Sehingga hampir setiap hari dijumpai kelompok-kelompok Jama’ah

Tabligh melaksanakan khuruj fi sabilillah untuk melaksanakan dakwah Islamiyah,

dengan penekanan pada aspek amar ma’ruf. Berbagai macam kelompok lapisan

masyarakat, mulai dari lapisan bawah, hingga lapisan atas misalnya kelompok

tukang becak, bentor, ojek, gojek, sopir pete-pete, penjual keliling dan kelompok-

kelompok lainnya misalnya, mahasiswa, dosen, mantan rektor, bupati , pegawai

negeri sipil, militer dan kepolisian dijadikan sasaran dakwah. Hasilnya, banyak

anggota masyarakat yang disebutkan di atas berubah sikap dan perilaku

keagamaannya serta ikut berkecimpung dalam kegiatan dakwah Jama’ah Tabligh.

Perubahan itu meliputi munculnya gairah untuk melaksanakan dasar-dasar

ajaran agama Islam seperti shalat Berjamaah di Masjid, senantiasa mengadakan

silaturrahim, dzikir-dzikir membaca al-quran, dan membantu manusia lain yang

mengalami kesulitan. Sedangkan dalam konteks makro kemasyarakatan,

perubahan yang dialami oleh masing-masing individu menciptakan suasana

keagamaan pada masyarakat tersebut.

Jama’ah Tabligh tersebar keseluruh dunia, antara lain tersebar di Pakistan

dan Bangladesh negara-negara Arab dan keseluruh dunia Islam. Jamaah ini

mempunyai banyak pengikut di Suriah, Yordania, Palestina, Libanon, Mesir,

Sudan, Irak dan Hijaz. Dakwah mereka telah tersebar disebagian besar negara-

negara Eropa, Amerika, Asia dan Afrika. Mereka memiliki semangat dan daya

juang yang tinggi serta tidak mengenal lelah dalam berdakwah di Eropa dan
25

Amerika. Bahkan pada Tahun 1978, Liga Muslim Dunia mensubsidi

pembangunan Masjid Tabligh di Dewsbury, Inggris, yang kemudian menjadi

markas besar Jama’ah Tabligh di Eropa. Pimpinan mereka disebut Amir atau

Zamidār atau Zumindār.

Sedangkan Pimpinan pusatnya bertempat di Nizhamuddin Delhi. Dari

sinilah semua urusan dakwah internasionalnya diatur. Jamaah Tabligh memiliki

karakteristik dakwah yang khas, yaitu dengan mempromosikan keutamaan ibadah,

menghindari diskusi fiqih dan akidah yang menurut mereka sebagai biang

pemecah umat, serta memiliki penampilan yang kontroversial. Jama’ah Tabligh

merupakan nama yang lebih populer di Malaysia. Sedangkan di Pakistan mereka

terkenal dengan sebutan al-Jamaah at-Tablighiyah atau al-Jamaah al-Ilyasiyyah.

Sementara di Indonesia mereka lebih terkenal dengan Jama’ah Tabligh.

Jamaah ini memiliki berbagai sebutan. Ada yang menyebutnya, ‘Jama’ah

Tabligh, jamaah jaula, jamaah kompor, jamaah silaturahmi, jamaah dakwah,

bada’i, dan lain sebagainya. Sebutan-sebutan tersebut muncul ditujukan terhadap

jamaah ini karena itulah mungkin yang terpandang oleh mereka secara zhahir.

Disebut jamaah jaulah, karena jamaah ini terlihat sering berkililing ditengah umat.

Disebut Jama’ah Tabligh, karena jamaah ini sering bertabligh. Disebut jamaah

jenggot, karena jamaah ini kebanyakan memelihara jenggot dan mencukur kumis.

Disebut jamaah dakwah karena jamaah ini rajin bedakwah kemana-mana. Disebut

jamaah silaturahmi, karena jamaah ini terkenal sering bersilaturahmi. Ada juga

yang menyebutnya sebagai jamaah pengangguran, karena menyangka ini adalah

kumpulan para penganggur, sehingga terlihat sering berkumpul-kumpul di masjid.


26

Demikianlah berbagai sebutan terhadap jamaah ini yang dikaitkan dengan

amalan-amalan jamaah. Semua sebutan itu adalah masalah nama. Sedangkan

jamaah ini sendiri tidak pernah memiliki nama resmi. Tidak ada akte nama, akte

pendirian, akte organisasi, akte yayasan, akte lembaga ataupun surat-surat yang

menyatakan nama jamaah ini. Juga tidak ada kop surat atau papan nama di

markas-markas Jama’ah Tabligh yang menyebutkan nama jamaah ini. Juga tidak

ada kartu anggota atau tanda pengenal yang menyebutkan nama jamaah ini.

b. Konsep ajaran Jama’ah Tabligh

Agama Islam telah menetapkan beberap pokok ajaran dalam kitab.

Pedoman dalam menepaki hidup baik di dunia maupun yang berkaitan dengan

alam ghaib. al-quran dan hadist dari nabi Muhammad, beribu-ribu tahun yang lalu

telah menjelaskan berbagai hukum-hukum dalam hal ibadah serta muamalah.

Berbagai problem kehidupan yang dialami di bumi dijelaskan dalam kitab al-

quran. Bahkan ada ayat yang tidak mampu dipahami oleh akal, maka akan

dijelaskan dalam sunnah Rasullulah. keaslian dari hadist beliau terpelihara karena

diriwayatkan dari sahabat yang terpercaya dan amanah.

Jama’ah Tabligh dalam mengamalkan ilmu untuk mengajak serta

mendakwahkan ajaran memiliki kitab-kitab rujukan yang digunakan untuk

pegangan dalam menyelesaikan suatu perkara. Kitab yang banyak dijadikan

rujukan dikalangan Jama’ah Tabligh adalah kitab Tablighin Nishshab, Fadhilah

Amal, Kitab Al-Hadistul Muntakhabah, dan lain-lain.

Adapun muatan isi kitab fadhilah amal yang disusun secara tematik atau

merupakan himpunan dari beberapa kitab, yaitu Kitab Fadhilah Sholat, Kitab

Fadhilah Dzikir, Kitab Fadhilah Tabligh, Kitab Fadhilah Qur’an, Kitab Fadhilah
27

Ramadhan, Kitab Fadhilah Shodaqah, Kitab Fadhilah Haji, Kitab Fadhilah

Dagang, Fadhilah Janggut, Hikayat Kisah-Kisah Para Shahabat tabi’in tabi’ut.

Kitab Hayatush Shahābah. Kitab ini terdiri dari 3 jilid tebal yang berisi

hadist-hadist. Kitab Al-Hadistul Muntakhabah. Kitab ini merupakan himpunan

hadist-hadist pilihan untuk enam sifat para sahabat. Selain itu, mereka juga

mengkaji kitab-kitab lain yang sama dengan yang dikaji dikalangan pondok

pesantren salaf, seperti mabadi fiqh, fathūl qarib, fathūl mu’in dan lain

sebagainya.

Dalam menyampaikan dakwahnya Jama’ah Tabligh mempunyai ajaran

pokok atau enam prinsip (doktrin) yang menjadi asas dakwahnya, yaitu:

1) Kalimat agung (syahadat) atau Kalimah Tayyibah.

Makna dari kalimat tersebut ialah bahwa semua makluk hidup tidak

mempunyai kekuatan apapun selain kekuatan dari Allah Swt. Menetapkan dan

meyakini bahwa hannya Allah yang mengurus dan mengatur semua makhluk dan

segala sifat-sifatnya (rubuiyah). Sedangkan Muhammadar rasūlullāh bermakna

mengakui bahwa satu-satunya jalan hidup untuk mendapatkan kejayaan dunia dan

akhirat hanya dengan mengikuti cara hidup Rasulullah. Cara hidup lain hanya

akan membawa kita kepada kegagalan.

2) Menegakkan shalat.

Setelah menyakini kalimat syaadatain maka harus melakukan kewajiban

yaitu shalat dengan penuh kekhususan. Shalat dengan konsentrasi batin dan

rendah diri dengan mengikuti cara yang dicontohkan Rasulullah. Membawa sifat-

sifat ketaatan kepada Allah dalam shalat kedalam kehidupan sehari-hari.


28

Shalat adalah suatu ritual ibadah untuk menyambungkan hubungan antara hamba

dengan Allah. Sedangkan untuk mendapatkan hakikat shalat adalah dengan

mendakwahkan pentingnya shalat, latihan shalat, belajar menyelesaikan masalah

dengan shalat, dan berdoa kepada Allah agar diberikan taufiq untuk mengerjakan

shalat dengan khusyu.

3) Ilmu dan dzikir.

Ilmu dan dzikir adalah sebuah kesatuan yang saling berkaitan. Orang

melakukan dzikir tanpa mengetahui ilmu maka akan melakukannya dengan

ngawur. Begitu pula dengan ilmu tanpa dzikir ibaratkan berjalan tanpa arah dan

tujuan. Ilmu untuk mengetahui perintah Allah dalam setiap suasana dan keadaan.

Dzikir adalah menghadirkan Allah dalam setiap perintah-Nya. Melaksanakan

perintah Allah dalam setiap saat dan menghadirkan keagungan Allah mengikuti

cara Rasulullah. Ilmu dibagi menjadi dua yaitu ilmu fadlail dan ilmu masa’il.

Untuk mendapatan ilmu ma’a dhikir adalah dakwah pentinya ilmu fadlail,

memperbanyak duduk di halaqah ta’lim, mempraktikkannya dan berdoa kepada

Allah Swt. Sedangkan untuk mendapatkan hakikat ilmu masa’il adalah berdakwah

mengikuti halaqah masa’il dan bertanya kepada ulama.

4) Memuliakan setiap Muslim.

Menunaikan kewajiban pada sesama Muslim tanpa menuntut hak kita

ditunaikannya dan tidak mau merepotkan Muslim yang lain. Karena menurut

mereka merepotkan orang lain hannya akan merusak amal. Tujuan memuliakan

sesama Muslim adalah agar kita dapat menyampaikan hak dan kewajiban kita

kepada sesama Muslim.

5) Ikhlas
29

Ikhlas berarti meluruskan, memperbaiki, dan membersihakan niat.

Membersihkan niat dalam beramal, semata-mata hannya karena Allah. Ikhlas

adalah suatu rahasia antara hamba dengan penciptanya yang tidak diketahui oleh

siapapun. Ikhlas merupakan ruh dari semua amal perbuatan yang kita lakukan dan

tujuan kita beramal hanya karena Allah.

6) Berjuang fi sabilillah (keluar).

Memperbaiki diri, yaitu menggunakan diri, harta, dan waktu seperti yang

diperintahkan Allah. Menghidupkan agama pada diri sendiri dan manusia

diseluruh alam dengan menggunakan harta dan diri mereka. Ajaran dakwah dari

Jama’ah Tabligh ini bukan monopoli Jama’ah Tabligh. Tapi ada perbedaan

dakwah versi Jama’ah Tabligh dengan gerakan Islam lain, diantaranya, Dakwah

Jama’ah Tabligh mendatangi kaum Muslim dengan upaya sendiri tanpa diundang,

Modal harta dan diri, berhubungan dengan inti ajaran Islam yaitu tauhid (akar)

dan bukan masalah fiqh (ranting), tidak ikut suasana dan keadaan, setempat dan

juga tidak mempengaruhi, karena sifat menghindari khilafiah, keutamaan Amal,

Muslim yang imannya lemah, menghindari politik atau kekuasaan dan tidak

terkesan dengan harta.

c. Gerakan dan Amaliyah Jama’ah Tabligh

Gerakan Dakwah yang dilakukan Jama’ah Tabligh merupakan upaya

pencerahan sebagai penerus misi risalah kenabian Nabi Muhammad yang diutus

oleh Allah Swt. Mereka mengajak umat Islam untuk kembali kuat seperti pada

masa Rasulullah dan para sahabat. Semangat inilah yang menjadikan Jama’ah

Tabligh melakukan dakwah dengan cara berkeliling dari masjid ke masjid.

Anggota Jama’ah Tabligh percaya dan yakin dengan menolong agama Allah maka
30

mereka akan ditolong oleh Allah. Tujuan Jama’ah Tabligh adalah menumbuhkan

kesadaran beragama dan kesadaran memahami ajaran agama untuk diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari. Jama’ah Tabligh dalam melakukan dakwahnya

mempunyai 6 prinsip dasar yaitu:

1) Mengajak umat Islam untuk berdakwah menyebarkan agama Islam yang

merupakan tanggung jawab setiap Muslim.

2) Tidak menunggu orang datang, akan tetapi berinisiatif mendatangi mereka.

3) Berbaur dengan masyarakat tanpa memandang status sosial.

4) Objek yang mendasar adalah materi dakwah mengenai keyakinan atau

iman.

5) Sebaik-baik umat adalah pendakwah yang menarik secara langsung

jama’ah yang non Muslim.

6) Tidak mempermasalahkan perbedaan pendapat (khilafiyah) dan tidak boleh

ikut campur dalam urusa perpolitikan.

Jama’ah Tabligh dalam melakukan dakwahnya mempunyai cara tersendiri

yang tidak sama dengan gerakan dakwah yang berada di Indonesia pada

umumnya yang dilakukan seperti NU, Muhammadiyah, Hizbut Tahrir Indonesia,

LDII dan lain-lainnya. Mereka melakukan dakwahnya dengan cara berkeliling

dari masjid ke masjid. Jama’ah Tabligh menganggap bahwa dari Masjidlah

dakwah Islam pertama kali disebar oleh Nabi Muhammad.

Cara atau model dakwah Jama’ah Tabligh ini dibuat berbeda agar menarik

perhatian masyarakat. Kegiatan dakwah Jama’ah Tabligh biasanya dilakukan

dengan dakwah bi al-hal bi al-lisan. Dalam mengaplikasikan dakwah tersebut

Jama’ah Tabligh membentuk beberapa model dakwah yang terdiri dari khūruj fī
31

sabīlillāh, Jama’ah jaulah, dan menjadikan masjid sebagai amal maqami basis

tempat pergerakan dakwah-dakwah tersebut. Istilah-istilah tersebut dengan adanya

model-model dakwah Jama’ah Tabligh dapat dijelaskan sebagi berikut:

(a) Khūruj fī sabīlillāh

Khūruj fī sabīlillāh adalah meluangkan waktu untuk secara total

berdakwah, yang biasanya dari masjid ke masjid dan dipimpin oleh seorang Amir.

Ketika keluar seorang Karkun (orang yang keluar) tidak boleh memikirkan

keluarga, harta benda itu semuanya harus di tinggalkan dan pergi untuk

memikirkan agama.

Khūruj yang dilakukan oleh Jama’ah Tabligh yang dilakukan dengan cara

berkelompok dan mencari masjid atau mushalla-mushalla sebagai tempat tinggal

mereka dan sebagai tempat pusat komando. Khūruj ini dilakukan agar masyarakat

terangsang agar mau menghidupkan masjid dan mushalla mereka.

Khūruj ini biasanya terdiri dari 3 orang dan maksimal 10 orang yang di

komandoi oleh salah satu diantara mereka. Seruan Jama’ah Tabligh dilakukan

kepada semua orang yang berada disekitar masjid atau mushalla yang mereka

tempati. Mereka melakukannya dengan cara-cara mereka sendiri tanpa ditentukan

oleh pimpinan pusat Jama’ah Tabligh.

Adapun ketentuan-ketentuan mengikuti khūruj fī sabīlillāh anggota

Jama’ah Tabligh harus mengikuti tahapan-tahapan yaitu, Setiap anggota dalam

setiap hari harus khūruj fī sabīlillāh selama 2,5 jam setiap hari, Dalam seminggu

harus mengikuti khūruj selama sehari, Setiap bulan minimal 3 hari, Setiap setahun

minimal 40 hari, dan Seumur hidup minimal 1 tahun.


32

Dengan demikian, mereka harus mempunyai program atau jadwal untuk

melakukan khūruj atau keluar dijalan Allah. Khūruj ini dilakukan dengan tujuan

membangun ahklak yang mulia dan berbudi luhur dan selanjutnya mereka dapat

berdakwah kepada orang lain yang ada di sekitar mereka sendiri. Selain itu,

masyarakat senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah yang wajib maupun

yang sunnah serta meluruskan keyakinama yang sesuai dengan yang dicontohkan

oleh Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya.

Sebelum berangkat khūruj terdapat pembekalan yang dilakukan oleh

pimpinannya, antara lain:

(b) Bayan Hidayah

Bayan hidayah adalah bayan yang dilakukan ketika sebelum

pemberangkatan jamaah ketempat pengiriman da’i. Supanya da’i faham dan

mengerti yang harus dilakukan ketika sampai tujuan. Dan biasanya juga bayan

hidayah ini berupa motivasi–motivasi penyemangat untuk berdakwah agar khūruj

yang dilaksanakan berjalan dengan lancar dan semangat dari dalam hati.

(c) Musyawarah

Musyawarah adalah musyawarah tentang keperluan yang perlu di

persiapkan dalam khūruj fī sabīlillāh, dan mudzakarah tentang adab-adab syafar.

(d) Bayan Wabsi

Bayan wabsi adalah bayan yang dilakukan setelah pulang dari ihad atau pulang

dari berdakwah. Atau laporan yang diberikan oleh karkun kepada penggurus

markas. Adapun yang dilaporkan adalah tentang kondisi tempat yang telah dituju,

kondisi karkun yang ada, agenda yang telah dilakukan selama bepergian di jalan
33

Allah dan jamaah diminta untuk bermusyawarah terkait rancangan waktu pergi

untuk khuruj lagi.

(e) Bayan Karghozari

Bayan ini dilakukan setelah kembali dari khūruj, mereka para jamaah

dianjurkan untuk melaporkan kondisi Islam di daerah yang telah disinggahi

selama dalam berdakwah dan para jamaah mendapatkan beberapa nasehat-nasehat

atau amalan-amalan yang harus dijaga ketika di dalam rumah.

(f) Jaulah

Jaulah dalam bahasa arab berarti berkeliling. Jaulah merupakan suatu

poros atau sebuah tulang punggung dakwah, dan dakwah adalah tulang punggung

agama. Jaulah ibarat menebar benih-benih hidayah kepada hati manusia. Jaulah

dapat juga diartiakan kegiatan yang dilakukan secara berkeliling dari satu rumah

ke rumah yang lain untuk mengajak umat Islam shalat di mesjid sekaligus untuk

mendengarkan bayan atau ceramah agama yang disampaikan setelah salât fardhu.

Silaturahmi atau yang sering disebut dengan jaulah yang dilakasanakan oleh

Jama’ah Tabligh dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah

kelompok yang berada di dalam masjid. Mereka di dalam masjid diibaratkan

sebagai penyambung hidayah-hidayah Allah kepada masyarakat sekitar. Biasanya

mereka melakukan berbagai hal yang berkenaan dengan berdzikir, menyebut asma

Allah dengan penuh kekhusuan dan berdoa sampai kelmpok yang lain kembali ke

masjid. Sedangkan kelompok yang kedua keluar masjid untuk berdakwah

menunjukan jalan yang dridhoi oleh Allah dan berdzikir menyebut asma Allah

dalam hati. Mereka melakukannya penuh dengan keikhlasan yang sangat-sangat

mendalam.
34

Jama’ah Tabligh dalam melaksanakan dakwahnya mempunyai beberapa

pendekatan terhadap orang-orang tertentu. Pendekatan itu biasanya dilakukan

kepada masyarakat seperti:

(1) Ulama

Jama’ah Tabligh biasanya pertama kali yang akan mereka datangi ketika

melakukan dakwahnya adalah ulama. Mereka menganggap, bahwa ulama adalah

seorang yang harus didatangi dan dimintai doa agar mereka mendapatkan barokah

dari sang ulama tersebut.

(2) Umaro

Menghadap bukan hanya sekedar pemberitahuan atau setor identitas akan

tetapi juga kita jelaskan tentang pentingnya usaha dakwah dihidupkan di tengah-

tengah masyarakat.

(3) Karkun atau Da’i

Seseorang yang pernah bergabung dengan usaha dakwah Jama’ah Tabligh

atau pernah khūruj fī sabīlillāh. Mereka melakukan pendekatan terhadap karkun

atau da’i dengan menghargai semua pengorbanannya. Karena mereka mau

mengorbankan harta bendanya dan meluangkan waktu untuk berdakwah. Mereka

juga tidak memaksa terhadap karkun untuk ikut dengan mereka, akan tetapi cukup

dengan mendoakannya.

(4) Orang Yang Belum Shalat


35

Orang yang sebelum shalat tidak akan diajak shalat terlebih dahulu.

Biasanya seandainya diajak shalat mereka akan menolak, akan tetapi mereka

diajak untuk belajar atau taklim.

(5) Anak Yang Belum Baligh

Pendekatan terhadap anak yang belum baligh adalah hal yang termudah

diantara yang lain, karena anak yang belum baligh cukup diajak mengaji saja.

(6) Pemuda atau Pelajar

Pendekatan yang dilakukan terhadap pemuda atau pelajar ialah dengan

cara mencari tahu siapa yang menanggung biayanya. Selain itu,, pemuda ini akan

diajak ke masjid seandainya tidak mau akan diajak ke rumahnya dan seandainya

tidak mau juga maka akan diantar ke tempat nongkrongnya.

(7) Fuqara’ atau Masakin

Fuqara’ atau Masakin akan diberikan tentang pentingnya iman, islam.

Para pendakwah ini juga akan menceritakan tentang kisah-kisah Nabi dan Rasul.

Mereka juga akan menyantuni para fuqara’ dan masakin setiap minggunya dan

setiap bulannya.

(8) Mastūrah

Dakwah yang dilakukan oleh seorang wanita yang sudah berkeluarga.

Tugas dakwah bukan untuk kaum laki-laki saja, tetapi juga tanggung jawab

seorang perempuan. Usaha dakwah Mastūrah juga mempunyai tata tertib atau

peraturan yang sangat ketat karena melibatkan perempuan. Adapun Peraturan dan

tata tertib yang harus dipatuhi oleh Mastrūah ialah, harus musyawarah dengan

markas, tidak boleh mastrūah tanpa musyawarah markas oleh laki-laki, Dengan

mahram haqiqi bagi jamaah mastūrah tiga hari ialah isteri, anak wanita, ibu dan
36

suadara wanita. Sedangkan untuk mastūrah yang lebih tiga hari hanya boleh

dilakukan oleh isteri. Menggunakan burkah atau dengan yang dapat menutup

wajah, kaki, tangan.

Selain tata tertib atau aturan harus memenuhi syarat-syarat yaitu, Harus

laki-laki yang pernah khuruj tiga hari, sedangkan wanita harus pernah datang

dalam acara malam ijtimā’ atau ta’lim mastūrah, untuk amir jamaah mastūrah

harus pernah khūruj selama 40 hari dan pernah menjadi amir, Jamaah

mastūrah.15 hari harus pasangan suami isteri yang pernah khūruj mastūrah

selama 3 hari, untuk amir mastūrah harus harus pernah khūruj selama 40 hari dan

sudah pernah khuruj mastūrah selama 15 hari. Jamaah mastūrah 40 hari dalam

negeri dan negeri tetangga harus pernah khūruj 4 bulan, khuruj mastūrah 15 hari

atau lima kali khuruj mastūrah tiga kali dan di tafaqud oleh Syura Indonesia.

Jamaah mastūrah 2 bulan ke India dan Pakistan harus pernah khūruj mastūrah 15

hari atau 40 hari, di tafaqud oleh Syura Indonesia dan mendapatkan Syura

Nizamuddin, Harus mendapatkan izin dari tempat yang akan dituju. Tidak

dibolehkan membawa anak. Wanita yang hamil boleh mengikuti mastūrah selama

3 hari. Wanita yang ikut mastūrah harus tinggal di rumah, tidak boleh tinggal di

masjid. Jumlah mastūrah minmal 4 pasang suami isteri dan maksimal tujuh

pasang suami isteri. Sebelum berangkat jama’ah mastūrah harus mendengarkan

bayan hidayah dan ketika pulang diberikan bayan wafsi.

D. Landasan Teori Sosiologi

1. Teori Interaksional Simbolik

Interaksi simbolik adalah manusia memiliki dirinya sendiri, dia mampu

menjadi subjek sekaligus objek bagi dirinya sendiri, sehingga dia dapat
37

melakukan tindakan sesuai keinginannya sendiri. Para filsuf terdahulu telah

menunjukan perbedaan pendapat antara ide dan materi. Pikiran dan kesadaran

semata-mata dianggap sebagai pembagian dari fisik yang bergerak, sedangkan

hubungan antara individu yang mengalami dan objek yang dialami digambarkan

dalam realitas fisik yang direduksi menjadi pengodisian pasif terhadap keberadaan

kesadaran alam yang bersifat mekanik.

Pandangan yang demikian menghasilkan doktrin bahwa alam merupakan

sesuatu yang berdiri sendiri dan dikuasai oleh pemikiran atau sebaliknya

pemikiran justru dirusak melalui proses reduksi menjadi bagian-bagian materi.

Untuk mengatasi dualisme yang berkembang dan bertentangan serta mengatasi

dualisme tradisional melaui konsep dialektika hubungan antara manusia dengan

manusia dengan alam.

Upe (2010:222) mengungkapkan bahwa ”individu-Individu pada

prinsipnya merupakan mahluk yang aktif dan sensitive. Dengan demikian,

individu bukanlah budak masyarakat begitu pula sebaliknya, individu membentuk

masyarakat sebagaimana masyarakat membentuk individu”.

Individu melakukan tindakan dalam pikiran yang bersifat abstrak atau

disebut idé yang belum diamati. Dalam otak proses belajar mental bersifat tertutup

sebelum dimulai tindakan yang sebenarnya yang bersifat kongkret berupa prilaku

yang dapat dilihat. Sedangkan yang dimaksud dengan berpikir merupakan suatu

preoses di mana individu berinteraksi dengan dirinya sendiri dan lingkungannya

dengan menggunakan simbol-simbol yang bernakna.

Misalnya, pada kasus manusia Pengunaan isyarat-isyarat sebagai simbol

merupakan bahasa atau komunikasi tertib masyarakat akan tercipta apabila ada
38

interaksi dan komunikasi melalui simbol-simbol. Isyarat sebagai simbol-simbol

signifikan tersebut telah muncul pada diri individu yang membuat respon dengan

penuh makna. Isyarat-isyarat tersebut dalam bentuk ini membawa pada suatu

respon dan tindakan yang dipahami oleh masyarakat yang telah ada. Melalui

simbol-simbol inilah maka akan terjadi pemikiran. Esensi pemikiran

dikonstrusikan dari pengalaman isyarat maka yang terinternalisasi dari proses

eksternalisasi sebagai bentuk interkasi dengan orang lain. Oleh karena itu,

perbincangan isyarat memiliki makna, maka stimulus dan respon memiliki

kesamaan untuk semua partisipasi.

Makna itu dilahirkan dari proses sosial dan hasil proses interkasi dengan

dirinya. Individu terlebih dahulu akan memilih salah satu atau beberapa diantara

stimulus yang tertuju kepadanya dan stimulus yang datang tidak langsung

ditanggapi begitu saja tanpa proses pemaknaan atau pemikiran terlebih dahulu.

Ada empat tahapan tindakan yang saling berhubungan satu kesatuan dialektis

yaitu:

a) Impuls

Impuls merupakan dorongan hati yang meliputi rangsangan spontan yang

berhubungan dengan alat indera dan reaksi aktor terhadap stimulus yang diterima.

b) Persepsi

Persepsi merupakan ketika aktor mengadakan penyelidikan dan berinteraksi

terhadap rangsagan yang berhubungan dengan implus.

c) Manipulasi
39

Manipulasi merupakan penentuan tindakan berkenan dengan objek

tersebut. Tahap ini, merupakan tahapan yang penting dalam proses tindakan agar

reaksi tidak terjadi secara spontanitas.

d) Konsumsi

Pada tahap ini tindakan sosial yang melibatkan dua orang atau lebih, yang

dalam interaksi mereka menggunakan gerak dan isyarat. Isyarat yang digunakan

adalah bahasa. Bahasa memainkan peran penting dalam munculnya suatu respon

baik pada pihak yang memberi rangsangan maupun pihak penerima.

Pengalaman tersebut dengan mengambil peran orang lain atau sikap orang

lain. Unsur kunci dalam pencapaian kesadaran diri adalah simbol. Simbol

merupakan sesuatu yang berada demi yang lain. Efek dari pemahaman ini yaitu

manusia dapat belajar terus-menerus untuk memikirkan objek secara simbolik.

Pemikiran akan membebaskan manusia dari pembatas pengalaman hanya atas apa

yang betul-betul dirasakan, dilihat, dan didengar. Semua interaksi dari manusia

kemudian akan melibatkan suatu pertukaran simbol.

Kesimpulannya, kesadaran seorang aktor sangat tergantung pada proses

pemahaman terhadap pengalaman dirinya pada perkembangannya, akan

memunculkan suatu bentuk perilaku. Perilaku ini merupakan penafsiran dari

simbol yang benar-benar terjadi.

Adapun kaitan dengan Jama’ah Tabligh adalah proses penyampain

dakwah yang dilakukan ketika bertemu dengan masyarakat setempat dengan

memberikan ajaran untuk mengamalkan ajaran Islam yang secara kaffah. Pakaian

khas, cara penyampaian yang unik, dan bahasa yang lemah lembut menjadi ciri

bagi para Jama’ah Tabligh.


40

2. Teori Agama dan Masyarakat

Agama sebagai sesuatu kepercayaan dan praktik yang telah dipersatukan

yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus. Terdapat dua unsur yang penting

sebagai syarat sesuatu dianggap agama, yaitu adanya sifat kudus atau suci dan

praktik-praktik ritual dari agama.

a). Sifat kudus dari agama

Sifat kudus sesuatu yang kudus itu dikelilingi oleh ketentuan-ketentuan

tatacara keagamaan dan larangan-lararangan yang memaksakan pemisahan

radikal dari yang duniawi.

b). Praktik ritual agama

Selain melibatkan sifat-sifat kudus dalam suatu agama, praktik ritualpun

menjadi selalu mengiringi agama sebagai fenomena sosial.

Terdapat dua jenis praktek ritual yang saling berhubungan erat antara yang

satu dengan yang lain yaitu, praktek ritual agama yang negatif yang terwujud

dalam bentuk larangan-larangan dalam suatu ritual keagamaan. Sedangkan

praktek ritual yang positif terimplementasi dalam bentuk upacara-upacara

keagamaan, dan inilah yang merupakan inti. Inti dari ritual ini ialah untuk

menyatukan diri dengan keimanan secara lebih khusyu sehingga berfungsi untuk

memperbaruhi tanggung jawab seseorang terhadap ideal-ideal keagamaan.

Dengan kata lain, sifat-sifat dari objek tersebut tidak mungkin

menimbulkan perasaan keramat, jika masyarakat itu sendiri tidak

mengkaramatkan objek tersebut. Agama juga dalam masyarakat menguatkan

solidaritas di mana praktek ritual secara terus menerus menekankan ketaatan serta

memainkan peranan penguatan kelompok.


41

Jama’ah Tabligh berperan menyampaikan ajaran dalam masyarakat untuk

mengembalikan masyarakat kearah yang diajarkan oleh agama. Penampilan yang

mencerminkan sunnah yang dianjurkan memberikan sebuah prespektif bahwa

mereka mengikuti ajaran yang dibawah oleh Nabi Muhammad sebaai rahmatan

alamin. Ini tampak dari ajaran untuk meramaikan mesjid dengan kegiatan sholat

berjamaah, talim, dan kegiatan lain. Serta adanya silaturahim dari rumah-rumah

masyarakat dan selalu diadakan musyawarah untuk menguatkan antara

masyarakat dan kelompok dari Jama’ah Tabligh tersebut.

E. Kerangka Pikir

Kehidupan masyarakat tidak luput dari adanya sebuah keyakinan dan

kepercayaan. kepercayaan yang muncul pertama kali adalah hal yang diluar

kemammpuan manusia, lalu muncul kepercayaan akan animisme dan dinamisme.

Berbagai ajaran mengenai Islam termuat dalam kitab-kitab yang diuraikan oleh

para tokoh-tokoh demi untuk melanjutkan risalah agama. Salah satu aliran dalam

agama Islam yang menebarkan dakwah yaitu Jama’ah Tabligh dengan

menerapkan ajaran sesuai konsep yang dijabarkan dalam kitab muntakhab hadist.

Mengajarkan dakwahnya Jama’ah Tabligh menerapkan ajaran berupa,

Kalimah agung (syahadat) atau Kalimah Tayyibah, menegakkan shalat, iIlmu dan

dzikir, memuliakan setiap Muslim, ikhlas, berjuang fi sabilillah (keluar).

Selain itu, Jama’ah Tabligh juga mengfungsikan mesjid dan mushola

untuk tempat bermukim. Jama’ah Tabligh menganggap bahwa dari Masjidlah

dakwah Islam pertama kali disebar oleh Nabi Muhammad. Dakwah yang

disampaikan dengan mengajak orang lain untuk shalat dan memakmurkan mesjid

dengan metode dakwah door to door. Ajakan untuk kembali melaksanakan


42

sunnah Rasulullah seperti memanjankan jenggot, celana tidak isbal, baju gamis,

menggunakan siwak, makan satu tempat bersama-sama dan sebagainya.

Berbagai macam yang dilakukan oleh Jama’ah Tabligh memberikan

presepsi yang timbul dikalangan masyarakat. keunikan tersendiri yang berbeda

dari organisasi masyarakat lainnya. Proses dari dakwah sehingga masyarakat

memberikan berbagai penamaan yang mengidentikan dengan hal berdakwahnya,

tempat yang ditempati, cara berpakaian dan sebagainya.

Masyarakat

Metode Dakwah Jama’ah Tabligh

Kitab Rujukan Tahapan berdakwah


43

Bagan 2.1: Kerangka Pikir

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian prespektif masyarakat terhadap ajaran komunitas

Jama’ah Tabligh dikota Makassar penulis menggunakan penelitian kualitatif.

Penilitian kualitatif adalah suatu proses kegiatan penelitan yang dilakukan secara

wajar dan natural sesuia dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya

manipulasi atau rekayasa, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data

kualitatif. (Tahir, 2015:65).

Dalam penelitian kualitatif dikenal pula metode kualitatif. Model metode

kualitatif ini dalam pengamatan terhadap data penilitian tidak dibatasi dan
44

diisolasi namun senantiasa memiliki sifat holistik yaitu penafsiran terhadap data

dalam hubungan dengan berbagai aspek yang mungkin ada.

Adapun tipe penelitian yang digunakan penulis adalah tipe penelitian

deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek-subjek penelitian, berdasarkan

fakta-fakta yang nyata atau sebagaimana mestinnya.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2016 di Sulawesi Selatan

tepatnya di kota Makassar, lokasi penelitian tersebut didasarkan pertimbangan

bahwa kota Makassar salah satu wilayah yang menjadi sentra dalam pusat

perkembangan dakwah. Adapun titik sentral yang menjadi tempat kegiatan dalam

penilitian ini yaitu salah satu markas Jama’ah Tabligh di mesjid Jami’ jalan
43
kerung-kerung kota Makassar.

C. Sasaran Penelitian

Penentuan terhadap orang yang akan memberikan informasi atau data

sebagai bahan penyusunan penelitian atau sampel dalam penelitian ini adalah

ditentukan secara purposive sampling, yaitu Pemilihan sekelompok subjek yang

didasarkan ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut-paut yang erat

dengan populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Tahir, 2015:51).

Adapun informan yang ditetapkan sebagai sample ialah masyarakat yang

pernah diajak dalam dakwah sebanyak 7 orang, Jama’ah Tabligh 3 orang dan 2
45

orang pihak pemerintah. Untuk data sampel disajikan lewat tabel yang berisi

nama, umur, dan status sosial.

D. Fokus Penelitian

Pada tahap ini peneliti harus memfokuskan penelitian. Sebab penelitian

kualitatif tidak dimulai dengan hal yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan

persepsi seseorang terhadap suatu masalah. Penentuan fokus bergantung pada

paradigma yang dianut seseorang peniliti sebagai peniliti, evaluator, atau sebagai

peniliti kebijakan (Tahir, 2015:76).

Berdasarkan pengertian demikian, yang menjadi titik sentral pada

penilitian ini adalah prespektif masyarakat terhadap ajaran komunitas Jama’ah

Tabligh di kota Makassar.

E. Instrument penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

gejala-gejala alam maupun gejala-gejala sosial yang diamati. Adapun alat yang

digunakan dalam penilitian ini adalah hand phone, alat perekam atau handycam

dan lembar observasi. Instrument penelitian adalah untuk memperoleh data yang

diperlukan pada saat penilitian melangkah pada pengumpulan informasi yang

terdapat dilapangan (Tahir, 2015:52).

F. Data dan Sumber Data

Pada tahap ini, jenis data yang digunakan tebagi menjadi dua yaitu data

primer dan data sekunder.


46

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dan

observasi.

2. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil telaah buku referensi

atau dokumentasi.

Sampel dalam penilitian kualitatif adalah semua orang, dokumentasi, dan

peristiwa-peristiwa atau suatu keadaan budaya serta agama yang detetapkan

peniliti untuk diobservasi, diteliti, diwawancarai sebagai narasumber informasi

yang dianggap berhubungan dengan masalah penelitian (Kaelan, 2012:76).

Adapun data dan sumber yang akan diteliti adalah dijelaskan melalui tabel

berikut:

TUJUAN DATA SUMBER DATA

T1 Untuk mengetahui tahapan dalam Jama’ah Tabligh,

menyampaikan ajaran Jama’ah Tabligh Masyarakat, dan

dikalangan masyarakat di kota


Partisipan
Makassar. Adapun indikator dalam

tahapan penyampaian yaitu, secara

individu, dan berkelompok.

T2 Untuk mengetahui prespektif Masyarakat dan

masyarakat terhadap gerakan dakwah


Pemerintahan
Jama’ah Tabligh di kota Makassar.
47

Adapun indikator dalam penyampaian

gerakan dakwahnya yaitu, dari rumah

kerumah, di mesjid dan pada saat

bertemu langsung.

Tabel 3.1: Data dan Sumber data

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan penggunaan metode observasi

dilakukan untuk mengamati secara langsung di lapangan. Observasi adalah

metode proses yang dilakukan peniliti terhadap suatu objek dengan cara

mencatatat pola perilaku objek atau benda yang diteliti, observasi juga dapat

dilakukan dengan mengamati langsung individu-individu yang akan diteliti

(Tahir, 2015:54).

Dalam penilitian pengambilan data dengan metode observasi dapat

dibedakan menjadi tiga macam observasi yaitu, observasi langsung, obeservasi

tidak langsung, dan observasi partisipasi.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan

tanya-jawab dengan tujuan mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang

komunitas Jama’ah Tabligh. Wawancara adalah metode pengumpulan data yang

dipergunakan oleh peniliti dalam percakapan maupun Tanya-jawab baik secara


48

langsung maupun tidak langsung dengan responden yang disusun secara

sistematis untuk mencapai tujuan penilitian (Tahir, 2015:53).

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pemanfaatan informasi melalui dokumen tertentu yang

dianggap mendukung.

4. Partisipasi

Partisipasi merupakan pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Peniliti

mengamati yang dikerjakan oleh orang tentang pekerjaan, perkataan, dan

berpartisipasi atau aktif dalam penilitian.

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis secara deskriptif

kualitatif yaitu, analisis yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan- pertanyaan,

tanggapan- tanggapan serta tafsiran dengan fakta atau keadan lokasi penilitian.

Dalam tahapan mengenalisis data kualitatif ada beberapa yang perlu

dilakukan yaitu, Membaca atau mempelajari data, menandai kata-kata kunci, dan

gagasan yang ada dalam data, menemukan tema-tema yang berasal dari data,

menulis model yang ditemukan, dan kode yang telah ditemukan.


49

Bermacam-macam cara yang yang sesuai dengan predikat dalam penilitian

kualitatif namun ada empat tahapan dalam analisis yang sering digunakan yaitu

sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Laporan-laporan dirangkum dan dipilih hala-hal yang pokok difokuskan

pada hal-hal yang penting , dicari tema atau polanya. Reduksi memberikan

gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah

penilitian untuk mencari kembali data serta dapat pula mencari suatu dalam

memberikan kode kepada aspek-aspek tertentu (Kaelan, 2012:132).

2. Display Data

Data yang bertumpuk-tumpuk dan laporan lapangan yang tebal sulit untuk

ditangani, sulit mencari intinya dan sulit pula melihat gambaran keseluruhan. Oleh

karena itu, harus diusahakan membuat berbagai macam pengklasifikasian

sistematis atau networks. Peniliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam

dalam tumpukan dan dapat dikuasai petanya.

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Sejak semula peneliti berusaha mencari makna data yang dikumpulkan.

Untuk itu, mencari pola, tema, hubungan, persamaan, dan lainnya. Jadi dari awal

data yang diperoleh berupaya mengambil kesimpulan. Kesimpulan harus pula

senantisa diverifikasi selama penelitian berlangsung. verivikasi adalah persetujuan

bersama agar lebih menjamin validitas.

4. Analisis Lapangan
50

Analisis dilakukan sesudah berakhirnya pengumpulan data. Penilitian

mengarah untuk mencocokan dengan data yang dicatat. Hal demikian dilakukan

sebagaian dari pekerjaan analisis data selama masih berada pada latar penilitian

yang tentu masih akan diperdalam sesudah meninggalkan lapangan dan mulai

mengadakan analisis secara intensif (Kaelan, 2012: 133-134).

I. Teknis Pengabsahan Data

Keabsaan data merupakan teknik yang digunakan untuk meyakinkan

publik atau masyarakat mengenai data yang diperoleh agar dapat dipertanggung

jawabkan kebenaranya. Sehingga peniliti dapat berhati-hati dalam memasukan

data hasil penilitian. Untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif

dapat digunakan uji kredibilitas.

1. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi

dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini akan

membentuk hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin baik dan

kehadiran peneliti tidak lagi dianggap sebagai orang asing yang

mengganggu perilaku masyarakat yang sedang dipelajari.

2. Meningkatkan ketekunan, yaitu melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan tersebut kepastian data dan urutan

peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis, karena peneliti

dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan

itu salah atau tidak.


51

3. Triangulas, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga jenis triangulasi

yaitu:

a. Triangulasi sumber yaitu, untuk menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Pengumpulan

dan pengujian data yang telah diperoleh melaui instansi yang

bersangkutan.

b. Triangulasi teknik yaitu, pengujian kredibilitas dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan cara yang berbeda.

c. Triangulasi waktu yaitu, data yang telah dikumpulkan dengan mengetahui

objek yang dimintai data. Misalnya, teknik wawancara dilakukan di pagi

hari pada saat orang yang memberikan data masih dalam kondisi vit agar

memperoleh data masih valid.

4. Analisis kasus negatif, yaitu kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan

hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Disini peneliti mencari data

yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan.

Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan ditemukan, maka

data tersebut sudah dapat dipercaya.

5. Menggunakan bahan referensi, yaitu adanya pendukung untuk

membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya data hasil

wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data

tentang interaksi manusia atau suatu keadaan perlu didukung oleh foto-

foto.
52

6. Mengadakan membercheck, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada pemberi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh

pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data,

maka data tersebut dapat dikatakan valid, sehingga semakin kredibel data

tersebut dan begitupun sebaliknya.

BAB IV

DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN DAN


DESKRIPSI KHUSUS LATAR PENELITIAN

A. Deskripsi Umum Kota Makassar sebagai Daerah Peneltian

1. Sejarah singkat kota Makassar

Awal kota Makassar berada di muara sungai Tallo dengan pelabuhan

niaga kecil di wilayah itu. Penghujung abad XV Sumber-sumber Portugis


53

memberitakan, bahwa bandar Tallo awalnya berada dibawah Kerajaan Siang

disekitar Pangkajene. Akan tetapi, pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu

dengan sebuah kerajaan kecil lainnya yang bernama Gowa, dan mulai melepaskan

diri dari kerajaan Siang, bahkan menyerang dan menaklukan kerajaan-kerajaan

sekitarnya.

Akibat semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai Tallo,

mengakibatkan pendangkalan sungai Tallo, sehingga bandarnya dipindahkan ke

muara sungai Jeneberang, disinilah terjadi pembangunan kekuasaan kawasan

istana oleh para ningrat Gowa-Tallo yang kemudian membangun pertahanan

benteng Somba Opu, yang untuk selanjutnya seratus tahun kemudian menjadi

wilayah inti Kota Makassar.

Pada masa pemerintahan Raja Gowa XVI ini didirikan pula Benteng

Rotterdam dibagian utara, Pemerintahan Kerajaan masih dibawah kekuasaan

Kerajaan Gowa, pada masa itu terjadi peningkatan aktifitas pada sektor

perdagangan lokal, regional dan Internasional, sektor politik serta sektor

pembangunan fisik oleh kerajaan. Masa ini merupakan puncak kejayaan Kerajaan

Gowa, namun dengan adanya perjanjian bungaya menghantarkan Kerajaan Gowa

pada awal keruntuhan. Komoditi ekspor 52


utama Makassar adalah beras, yang dapat

ditukar dengan rempah-rempah di Maluku maupun barang-barang manufaktur

asal Timur Tengah, India dan Cina di Nusantara Barat.

Pada pertengahan pertama abad ke-17, Makassar berupaya merentangkan

kekuasaannya kesebagian besar Indonesia Timur dengan menaklukkan Pulau

Selayar dan sekitarnya, kerajaan-kerajaan Wolio di Buton, Bima di Sumbawa,


54

Banggai dan Gorontalo di Sulawesi bagian Timur dan Utara serta mengadakan

perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di Seram dan pulau-pulau lain di Maluku.

Secara internasional, sebagai salah satu bagian penting dalam Dunia Islam, Sultan

Makassar menjalin hubungan perdagangan dan diplomatik yang erat dengan

kerajaan-kerajaan Banten dan Aceh di Indonesia Barat, Golconda di India dan

Kekaisaran Otoman di Timur Tengah.

Hubungan Makassar dengan dunia Islam diawali dengan kehadiran Abdul

Ma'mur khatib tunggal atau Dato' Ri Bandang yang berasal dari Minangkabau

Sumatera Barat yang tiba di Tallo (sekarang Makassar) pada bulan September

1605. Beliau mengislamkan raja Gowa ke-XIV I Mangngarangi Daeng Manrabia

dengan gelar Sultan Alauddin (memerintah 1593-1639), dan dengan Mangkubumi

I Mallingkaang Daeng Manyonri Karaeng Katangka yang juga sebagai raja Tallo.

Kedua raja ini, yang mulai memeluk agama Islam di Sulawesi Selatan. Pada

tanggal 9 Nopember 1607, tepatnya hari Jum’at, diadakanlah sholat jum’at

pertama di Mesjid Tallo dan dinyatakan secara resmi penduduk Kerajaan Gowa-

Tallo tetah memeluk Agama Islam, pada waktu bersamaan juga diadakan sholat

jum’at di Mesjid Mangallekana di Somba Opu. Tanggal inilah yang selanjutnya

diperingati sebagai hari jadi kota Makassar sejak tahun 2000, yang sebelumnya

hari jadi kota Makassar jatuh pada tanggal 1 April.

2. Kondisi Geografis dan Iklim Kota Makassar

Secara geografis kota Makassar berada pada koordinat antara 119º 18'

27,79" - 119º 32' 31,03" Bujur Timur dan antara 5º 3' 30,81" - 5º 14' 6.49" Lintang

Selatan, atau berada pada bagian barat daya Pulau Sulawesi yang berbatasan
55

sebelah utara Kabupaten Pakajene, sebelah timur Kabupaten Maros, sebelah

selatan Kabupaten Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar.

Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2. Luas laut dihitung

dari 12 mil dari daratan sebesar 29,9 Km2, Karena berada pada daerah

khatulistiwa dan terletak di pesisir pantai Selat Makassar, maka suhu udara

berkisar antara 20º C - 36º C, curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm, dan jumlah

hari hujan rata-rata 108 hari pertahun. Iklim di kota Makassar hanya mengenal

dua musim sebagaimana wilayah Indonesia lainnya, yaitu musim hujan dan

musim kemarau.

3. Topografi, Geologi, dan Hidrologi

a) Topografi

Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2

(datar) dan kemiringan lahan 3-15: (bergelombang) dengan hamparan daratan

rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut. Dari

kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan air pada

musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan naiknya air

pasang.

Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua

bagian yaitu : Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir

pantai. Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan

Antang Kecamatan Panakukang.

b) Geologi
56

Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah kota Makassar terdiri dari tanah

inceptisol, Jenis tanah incepsitol terdapat hampir diseluruh wilayah kota

Makassar, merupakan tanah yang tergolong sebagai tanah muda dengan tingkat

perkembangan lemah yang dicirikan oleh horizon penciri kambik. Tanah ini

terbentuk dari berbagai macam bahan induk, yaitu aluvium (fluviatil dan marin),

batu pasir, batu liat, dan batu gamping. Sedangkan Tanah Ultisol merupakan tanah

berwarna kemerahan yang banyak mengandung lapisan tanah liat dan bersifat

asam. Warna tersebut terjadi akibat kandungan logam terutama besi dan aluminium

yang teroksidasi (weathered soil). Umum terdapat di wilayah tropis pada hutan

hujan, secara alamiah cocok untuk kultivasi atau penanaman hutan.

Selain itu juga merupakan material yang stabil digunakan dalam

konstruksi bangunan. Tanah ultisol berkembang dari bantuan sedimen masam

(batu pasir dan batuliat) dan sedikit dari bantuan volkan tua. Penyebaran utama

terdapat pada landform tektonik/struktural dengan relief datar hingga berbukit dan

bergunung.

Tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dan memiliki

kejenuhan basa sebesar kurang dari 35 persen pada kedalaman 125 cm atau lebih

di bawah batas atas horizon argilik atau kandik. Tanah ini telah mengalami

pelapukan lanjut dan terjadi translokasi liat pada bahan induk yang umumnya

terdiri dari bahan kaya aluminiumsilika dengan iklim basah, sifat-sifat utamanya

mencerminkan kondisi telah mengalami pencucian intensif, diantaranya miskin

unsur hara N, P, dan K, sangat masam sampai masam, miskin bahan bahan

organik, lapisan bawah kaya aluminium (AI), dan peka terhadap erosi.
57

Parameter yang menentukan persebaran jenis tanah di wilayah kota

Makassar adalah jenis tanah batuan, iklim, dan geomorfologi lokal, sehingga

perkembangannya ditentukan oleh tingkat pelapukan batuan pada kawasan

tersebut. Kualitas tanah mempunyai pengaruh yang besar terhadap intensitas

penggunaan lahannya. Tanah-tanah yang sudah berkembang horisonnya akan

semakin intensif dipergunakan, terutama untuk kegiatan budidaya. Sedangkan

kawasan-kawasan yang mempunyai perkembangan lapisan tanahnya masih tipis

biasa di manfaatkan untuk kegiatan budi daya.

Penentuan kualitas tanah dan penyebarannya ini akan sangat berarti

dalam pengembangan wilayah di Makassar, karena wilayah Makassar terdiri dari

laut, dataran rendah dan dataran tinggi, sehingga perlu dibuatkan prioritas-

prioritas penggunaan lahan yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan

intensitas pemanfaatnya.

4. Kondisi Demografi

Kota Makassar adalah kota yang letaknya berada dekat dengan pantai,

membentang sepanjang koridor Barat dan Utara, lazim dikenal sebagai kota

dengan ciri “Waterfront City”, di dalamnya mengalir beberapa sungai yamg

kesemuanya bermuara ke dalam kota (Sungai Tallo, Jeneberang, Pampang).

Sunga Jeneberang misalnya, yang mengalir melintasi wilayah Kabupaten Gowa

dan bermuara kebagian selatan Kota Makassar merupakan sungai dengan

kapasitas sedang (debit air 1-2 m/detik). Sedangkan sungai Tallo dan Pampang

yang bermuara di bagian utara Makassar adalah sungai dengan kapasitas rendah

berdebit kira-kira hanya mencapai 0-5 m/detik di musim kemarau.


58

Kota yang sebagian besar wilayahnya merupakan daerah dataran

rendah, yang membentang dari tepi pantai sebelah barat dan melebar hingga

kearah Timur sejauh kurang lebih 20 km dan memanjang dari arah selatan ke

utara merupakan koridor utama kota yang termasuk dalam jalur-jalur

pengembangan, pertokoan, perkantoran, pendidikan dan pusat kegiatan industri di

Makassar.

B. Deskripsi Khusus Jama’ah Tabligh di Kota Makassar

Jama’ah Tabligh pertama kali masuk di Makassar pada tahun 1987 yang

dibawa oleh rombongan dari pakistan yang di pimpin oleh maulana mustakim.

Dan pada tahun yang sama menyusul pula jamaah dari india yang di antaranya

ada orang dari Jakarta salah satunya bernama dr noor (seorang dokter spesialis

penyakit dalam) yang pertama di Indonesia dan sempat menjadi dokter pribadi

presiden Soeharto. Jamaah kedua inilah yang mencoba kembali memasuki daerah-

daerah yang sebelumnya pernah yang menolak untuk di masuki Oleh Jama’ah

Tabligh.

Hampir 30 tahun sudah jamaah tabligh mulai merambah di daerah

Sulawesi Selatan tepatnya pada tahun 1987 dan secara tidak langsung menjadikan

Kota Makassar sebagai pusat kegiatannya. Pusat kegiatan jamaah tabligh di Kota

Makassar, pada awalnya berada di jalan Pontiku di salah satu Madrasah Ibtidaiah

Muhammadiyah, kemudian pindah ke Masjid Mamajang Raya yang terletak di

jalan Veteran Selatan. Akan tetapi kurang lebih sepuluh tahun terakhir pusat

kegiatannya di pusatkan di Masjid Jami kerung-kerung Makassar.

Lokasi tersebut, beberapa waktu yang lalu merupakan kawasan Taman

Hiburan Rakyat (THR) di kota Makassar. Dalam kurun waktu yang relative
59

singkat, suasana kehidupan masyarakat di sekitar jalan Kerung-Kerung telah

banyak berubah, dari suasana yang kurang agamais menjadi agamais.

BAB V

TAHAPAN DALAM GERAKAN DAKWAH


JAMA’AH TABLIGH DI KOTA MAKASSAR
A. Tahapan Dakwah
60

Setiap pelaksanan dakwah ada beberapa hal yang harus atau dikerjakan

biasanya mereka mengindahkan hal-hal yang harus dipatuhi pada saat berdakwah

seperti yang diunggkapkan oleh A: kepada peniliti ketika diwawancarai, bahwa:

“Pada saat keluar berdakwah ada hal yang harus diperhatikan dan

diamalkan yang paling penting ada dua puluh lebih yang harus

diperhatikan, diamalakan, dihindari, dan dipatuhi.” (hasil wawancara, 23

Juli 2016)

Hal yang senada juga diungkapkan oleh NN, yang menyatakan:

“Sebelum keberangkatan maka akan diarahkan untuk mendengarkan

nasehat dan motifasi dakwah. Selain itu, ada sekitar dua puluhan hal-hal

yang harus diperhatikan pada saat keluar berdakwah.” (hasil wawancara,

29 Juni 2016)

Sesuia dengan hasil wawancara dan observasi maka penjelasanya sebagai

berikut:

1. Bayan Hidayah

Bayan hidayah adalah bayan yang dilakukan ketika sebelum

pemberangkatan jamaah ketempat pengiriman da’i. Supanya da’i faham dan

mengerti yang harus dilakukan ketika sampai tujuan. Dan biasanya juga bayan

hidayah ini berupa motivasi–motivasi penyemangat untuk berdakwah agar khūruj

yang dilaksanakan berjalan dengan lancar dan semangat dari dalam hati.
59
2. Musyawarah

Musyawarah adalah musyawarah tentang keperluan yang perlu di

persiapkan dalam khūruj fī sabīlillāh, dan mudzakarah tentang adab-adab syafar.


61

3. Bayan Wabsi

Bayan wabsi adalah bayan yang dilakukan setelah pulang dari ihad atau

pulang dari berdakwah. Atau laporan yang diberikan oleh karkun kepada

penggurus markas.

4. Bayan Karghozari

Bayan ini dilakukan setelah kembali dari khūruj, mereka para jamaah

dianjurkan untuk melaporkan kondisi Islam di daerah yang telah disinggahi

selama dalam berdakwah dan para jamaah mendapatkan beberapa nasehat-nasehat

atau amalan-amalan yang harus dijaga ketika di dalam rumah.

Selama mereka khuruj ada beberapa peraturan yang sering mereka sebut

dengan adab atau ushul dakwah inilah yang menjadi ciri khah Jamaah Tabligh

yang meliputi, empat hal yang diperbanyak: dakwah, taklim, zikir ibadah, dan

khidmat, empat hal yang harus dikurangi, makan minum yang berlebihan, istrahat

atau tidur, berbicara yang sia-sia atau yang tidak perlu, meninggalkan masjid atau

langgar, empat hal yang harus dijaga hubungan dengan amir (ketua tim) dan

jamaah lainnya, amalan infiradi dan jama’i, kehormatan masjid, sabar dan

tahammul (tahan ujian), mpat hal yang harus ditinggalkan meminta kepada selain

Allah, mengharap kepada yang selain Allah, menggunakan barang orang lain

tanpa izin, boros dan mubazir.

B. Metode Dakwah

Metode atau cara berdakwah terbagi beberapa bagian yaitu, al-hikmah,

yaitu berdakwah dengan memerhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah

dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam

menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa


62

atau keberatan. Selanjutnya Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan

memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa

kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat

menyentuh hati mereka. Sedangkan Mujadalah Biallati Hiya Ahsan yaitu

berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang

sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan

pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah. Jama’ah Tabligh atau masyarakat

yang hendak melaksanakan khuruj akan dibekali berbagai hal untuk kelangsungan

dan kelancaran dalam kegiatan dakwahnya. Biasanya dakwah harus terstruktur

dan teratur disetiap bagian. Seperti yang diungkapkan oleh NA, bahwa:

“Pada saat keluar berdakwah ada musyawarah pengangkatan oleh amir

dikalangan jamaah tabligh untuk memimpin perjalanan dakwahnya.

Mereka berdakwah dengan mendatangi dirumah-rumah agar penyampaian

secara langsung dan penyampaiannya sangat sopan seperti orang yang

sudah lama kenal.” (hasil wawancara, 29 Juni 2016)

Senada dengan perkataan NA menurut penrnyataan salah satu informan

yaitu MAA mengatakan bahwa:

“Pada saat akan berdakwah ada musyawarah yang dilakukan untuk

membahas aktifitas yang akan dikerjakan serta orang-orang yang

diserahkan amanah kepada setiap orang untuk mengerjakan pekerjaan

dakwah.” (hasil wawancara, 6 Juli 2016)

Berdasarkan hasil wawancara dari informan dan observasi langsung maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat keluar berdakwah dikalangan Jama’ah
63

Tabligh akan bermusyawarah untuk mengangakat amir dan beberapa orang untuk

berdakwah dikalangan masyarakat serta berbagai strategi dalam mengajak

masyarakat untuk aktif dalam dakwah mereka.

C. Isi atau Pesan Dakwah

Dalam pelaksanaan aktivitas dakwah ini, mereka mengajak orang lain

untuk bergabung ke dalam Jama’ah Tabligh untuk bergabung namun sifatnya

sama sekali tidak memaksa, mereka menyampaikan secara targhib yaitu berita

kabar gembira bagi orang yang melaksanakan perintah Allah Swt, berkenaan

dengan hal-hal mengembirakan seperti halnya pahala, dan lain-lain.

Penyampaian yang baik akan cepat direspon seseorang apalagi materi

yang disampaikan dialami oleh seseorang. Begitupun dengan materi yang

disampaikan oleh jama’ah tabligh. Seperti yang diungkapkan oleh A, bahwa:

“Penyampaian ajaran kepada masyarakat lebih mengarah pada kabar

gembira. Seperti pada saat mendakwai para peminum penyampikan pada

orang yang sering minum-minuman keras maka kami datang dengan rasa

persaudaraan dan tidak menyalahkan perbuatan yang dilakukan yang

terpenting dia mau bertobat dan meninggalkan perbuatan buruk tersebut.”

(hasil wawancara, 26 Juli 2016).

Hal senada juga disampaikan oleh IS, bahwa:

“Hal yang disampaikan kepada saya pertama kalinya adalah tentang iman

dan Islam setelah itu tentang kisah para sahabat. Mereka lebih cenderung

tentang keuntungan dalam berdakwah ibaratnya seperti kita berdagang


64

tetapi kita berdagang untuk akhirat serta dakwah mereka sangat sopan dan

lembut.” (hasil wawancara, 16 Juli 2016)

Dari pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa penyampaian untuk

mengajak orang lain menjalankan Islam dengan penyampaian yang

memperhatikan karakter seseorang dan tidak menjastifikasi seseorang secara

langsung bahwa perbuatanya haram atau buruk tapi dengan kabar gembira.

D. Kewajiban Berdakwah

Kewajiban berdakwah mengarah kepada setiap orang yang memiliki

kriteria tertentu. Seperti yang diungkapkan oleh S, bahwa:

“Setiap orang diarahkan untuk mengajak orang lain untuk berdakwah

makanya pada saat diajak mereka langsung diarahkan untuk sama-sam turun

berdakwah meskipun belum terlalu mendalami Islam akan tetapi kader atau orang

diajaknya diikut sertakan berdakwah.” (hasil wawancara, 23 Juli 2016)

Hal senada juga disampaikan oleh MAA, bahwa:

“Kewajiban berdakwah untuk semua umat manusia dalam al-Quran bahwa

kita umat yang menyeru terhadap kebaikan dan kemungkaran untuk itu kita harus

membantu orang-orang yang menyiarkan agama Allah.” (hasil wawancara, 6 Juli

2016)

Dari berbagai wawancara dan observasi maka dapat disimpulkan alasan

seseorang mengajak dan terjun langsung untuk berdakwah karena itu adalah

ajaran untuk mangarahkan seseorang sesuai dengan pedoman dalam al-Quran.

beberapa ayat al-qur’an yang dijadikan landasan dakwah Jamaah tabligh sebagai

pedoman dalam melaksanakan kegiatan dakwahnya dapat kita temukan dalam al-

Qur’an sebagaimana firman Allah:


65

   

  

  

    

   

   

  

Terjemahannya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi

mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasik (Q.S Ali Imran 3:110).

BAB VI
66

PRESPEKTIF MASYARAKAT TERHADAP GERAKAN DAKWAH

JAMA’AH TABLIGH DI KOTA MAKASSAR

1. Gerakan Dakwah Jama’ah Tabligh di Kota Makassar

Aktivitas dakwah yang paling signifikasi dari Jamaah Tabligh adalah

aktivitas dakwah yang mereka sebut dengan khuruj, khuruj terbagi ke beberapa

tahapan, yaitu 3 hari, 40 hari, dan 4 bulan. 3 hari dilakukan dalam setiap bulan, 40

hari dilakukan dalam setiap tahun, dan 4 bulan dilakukan minimal dalam seumur

hidup. Adapaun jumlah anggota mereka yang melaksanakan khuruj adalah

berjumlah maksimal 14 orang sedangkan jumlah idealnya 12 orang dan apabila

timnya merupakan sepasang suami istri, maka maksimalnya 7 pasang dan

minimalnya 4 pasang. Biasanya mereka berdakwah dengan berkelompok seperti

yang diungkapkan oleh MT, bahwa:

“Berkelompoknya mereka pada saat berdakwah agar seseorang saling

mendukung. Sesuai dengan pengalaman sewaktu mereka datang ke rumah

untuk izin bahwa ada jamaah di luar Makassar. apabila yang satu orang

bercerita sekaligus menyampaikan kebaikan dan habis bahan yang

diceritakan maka teman yang lain akan ikut bercerita agar dakwah mereka

sampai pada saya dan suasana tidak sunyi. Mereka juga tidak memandang

dari golongan namun siapa saja yang bertemu maka akan diajak untuk

bergabung dikelompoknya.” (hasil wawancara, 23 Juli 2016)

Hal senada juga diungkapkan oleh A, yang menyatakan bahwa:

“Berdakwah dengan berkelompok karena ada pembagian tugas diantara

kami yaitu, ada yang memimpin, mengajarkan tentang hadits, menasihati,


65
penunjuk jalan dan, berdzikir di mesjid serta untuk memudahkan dan
67

menguatkan dalam berdakwah. Pada berdakwah tidak ada status yang

harus dibanggakan namun hanya semata-mata kami hamba Allah.” (hasil

wawancara, 26 Juli 2016)

Berdasarkan hasil wawancara dari informan di atas dapat disimpulkan

bahwa Berkelompoknya mereka dalam berdakwah untuk memberikan kemudahan

diantara mereka pada saat mendakwai orang-orang dan memberikan rasa

keterikatan diantara mereka. Manajemen dakwah yang baik inilah yang

memperluas kelompok aliran ini disetiap daerah.

2. Prespektif Masyarakat terhadap Gerakan Dakwah Jama’ah Tabligh

Perkembangan dalam menebarkan dakwah untuk kemaslahatan agama ini

selalu menyisahkan sebuah sudut pandang dari berbagai kalangan terutama

masyarakat yang belum memahami akan sebuah ajaran. Jama’ah Tabligh berperan

untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat untuk dapat memahami

tentang tuntunan hidup di dunia. Namun respon seseorang akan berlainan dengan

orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh IS, bahwa:

“Kehadiran Jama’ah Tabligh di mesjid ini ikut meramaikan dan

memakmurkan mesjid. Mereka berdakwah dan mengajak saudara-saudara

sesama Islam adalah sebuah kebaikan yang harus kita ikuti. Ini juga

sebagai rasa kesadaran untuk menjalankan syariat meskipun tidak terlalu

banyak yang hadir saya kagum dengan keteguhan dakwahnya.namun

mereka juga harus memperhatikan keadaan keluarga yang ditinggalkan.”

(hasil wawancara, 16 Juli 2016)

Dari pernyataan informan IS senada disampaikan oleh D, bahwa:


68

“Dakwah mereka sangat khas berbeda dengan yang lain. Tanpa ada rasa

malu mendatangi rumah-rumah untuk mengajak orang mendengarkan

ceramah dan mengajak sholat di mesjid. Meskipun yang ikut 1 atau 2

orang tetapi mereka tetap datang lagi berdakwah.” (hasil wawancara, 20

Juli 2016)

Dari pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa keberadaan Jama’ah

Tabligh di lingkugan masyarakat menjadi suatu hal yang menarik untuk dicermati.

Apalagi dakwahnya memiliki ciri khas tersendiri. Strategi mendatangi rumah

untuk untuk melaksanakan sholat dan memakmurkan mesjid. Meskipun yang

mendengarkan hanya beberapa orang tapi semangat patang menyerah untuk

menyampaikan ajaran Islam.

3. Pengaruh Gerakan Dakwah Jama’ah Tabligh terhadap Masyarakat

di Kota Makassar

Biasanya sebuah keberhasilan akan diukur dan diamati dengan pencapaian

pada pribadi dalam perubahan. Seperti yang diungkapkan oleh D, bahwa:

“Ada perubahan ketika jamaah ini berkunjung di daerah kami. Mesjid

mulai bertambah jamaahnya dan adanya berbagai kegiatan yang dilakukan

di mesjid”. (hasil wawancara, Juli 2016)

Hal senada juga disampaikan oleh NA, mengatakan bahwa:

“Kami merasakan sebuah perbedaan dengan kedatangan jamaah ini.

Awalnya hanya beberapa saja namun beberapa hari jamaah mesjid

bertambah dan orang-orang yang dulu malas pergi sholat kemesjid dan ada
69

juga yang langsung berupah penampilannya mengikuti para Jama’ah

Tabligh.” (hasil wawancara, 29 Juni 2016)

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa adanaya sebuah

perubahan dalam masyarakat mengalami sebuah proses meskipun yang hanya

beberapa orang namun dengan kemunculan jamaah ini memberikan suatu

perubahan yaitu bertambahnya jamaah mesjid bahkan pribadi yang dipandang

jarang ke mesjid mengalami kesadaran untuk memakmurkan mesjid.


70

BAB VII

GERAKAN DAKWAH KOMUNITAS JAMA’AH TABLIGH

DALAM SEBUAH PEMBAHASAN TEORETIS

A. Sinergitas Interaksional Simbolis terhadap Gerakan Dakwah


Komunitas Jama’ah Tabligh
Interaksi simbolik adalah manusia memiliki dirinya sendiri, dia mampu

menjadi subjek sekaligus objek bagi dirinya sendiri, sehingga dia dapat

melakukan tindakan sesuai keinginannya sendiri. Begitupun dengan kehadiran

Jama’ah Tabligh di tengah-tengah masyarakat memberikan nuansa baru dalam

menerapkan ajaran Islam secara Kaffah.

Perkembangan Islam diberbagai belahan dunia tentu bagian yang tidak

terpisahkan adalah kegiatan dakwah. Paham-paham Islam yang dianut oleh

manusia diseluruh dunia merupakan bukti nyata kegiatan dakwah yang dilakukan

oleh para praktisi dakwah.

Dakwah akan terus berkembang sampai kapanpun, karena dakwah

merupakan suatu bentuk sosialisasi ajaran Islam kepada masyarakat dalam

berbagai aspek kehidupan. Jama’ah Tabligh ketika melakukan dakwah dengan

cara jaulah, karkun dan khuru. Hal ini untuk memikat para kader-kader agar dapat

bergabung dalam komunitas ini. Pakaian khas, cara penyampaian yang unik, dan

bahasa yang lemah lembut menjadi ciri bagi para Jama’ah Tabligh.

B. Keterkaitan Teori Agama dan Masyarakat terhadap Gerakan


Komunitas Dakwah Komunitas Jama’ah Tabligh
Agama sebagai sesuatu kepercayaan dan praktik yang telah dipersatukan

yang berkaitan dengan hal-hal yang kudus. Terdapat dua unsur yang penting

sebagai syarat sesuatu dianggap agama, yaitu adanya sifat kudus atau suci dan

69
71

praktik-praktik ritual dari agama. Jama’ah Tabligh berperan menyampaikan ajaran

dalam masyarakat untuk mengembalikan masyarakat kearah yang diajarkan oleh

agama.

Penampilan yang mencerminkan sunnah yang dianjurkan memberikan

sebuah prespektif bahwa mereka mengikuti ajaran yang dibawah oleh Nabi

Muhammad sebaai rahmatan alamin. Ini tampak dari ajaran untuk meramaikan

mesjid dengan kegiatan sholat berjamaah, talim, dan kegiatan lain. Serta adanya

silaturahim dari rumah-rumah masyarakat dan selalu diadakan musyawarah untuk

menguatkan solidaritas antara masyarakat dan kelompok dari Jama’ah Tabligh

tersebut.
72

BAB VIII

PENUTUP

A. Simpulan

Penilitian yang mengfokuskan pada berbagai tahapan atau langkah dalam

mengajarkan ajaran Islam melalui gerakan dakwah serta prespektif masyarakat

terhadap gerakan dakwah sebagai reaksi untuk mengetahui arah pergerakan salah

satu aliran dalam Islam yaitu jama’ah Tabligh.

1. Tahapan Gerakan Dakwah Jama’ah Tabligh di Kota Makassar

Permasalahan yang diteliti dapat disimpulkan yaitu, Jama’ah Tabligh pada

saat jaulah atau sering dikenal dengan dakwah keliling serta pelaksanaan khuruj

akan melaksanakan pembekalan atau arahan tentang pedoman atau panduan dalam

berdakwah serta tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan. Selama mereka

khuruj ada beberapa peraturan yang sering mereka sebut dengan adab atau ushul

dakwah inilah yang menjadi ciri khah Jamaah Tabligh yang meliputi, empat hal

yang diperbanyak: dakwah, taklim, zikir ibadah, dan khidmat, empat hal yang

harus dikurangi, makan minum yang berlebihan, istrahat atau tidur, berbicara

yang sia-sia atau yang tidak perlu, meninggalkan masjid atau langgar, empat hal

yang harus dijaga hubungan dengan amir (ketua tim) dan jamaah lainnya, amalan

infiradi dan jama’i, kehormatan masjid, sabar dan tahammul (tahan ujian), mpat

hal yang harus ditinggalkan meminta kepada selain Allah, mengharap kepada

yang selain Allah, menggunakan barang orang lain tanpa izin, boros dan mubazir.

Proses penyampaian ajaran dilakukan dengan dakwah bil-lisan atau

penyampaian secara langsung dengan mendatangi orang-orang untuk diajak sholat

71
73

di mesjid, seta penyampaian akan keindahan surga serta ampunan Allah yang

maha luas.

Landasan dakwah Jama’ah Tabligh sebagai pedoman dalam melaksanakan

kegiatan dakwahnya dapat kita temukan dalam al-Qur’an sebagaimana firman

Allah:

   

  

  

    

   

   

  

Terjemahannya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk

manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan

beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi

mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah

orang-orang yang fasik (Q.S Ali Imran 3:110).

2. Prespektif Masyarakat terhadap Gerakan Dakwah Jama’ah Tabligh di Kota

Makassar

Permasalahan yang diteliti dapat disimpulkan yaitu, suatu perbuatan yang

dilakukan tidak lepas dari kontrol dan pengamatan masyarakat. Meskipun, baik

tapi reaksi seseorang akan berbeda dalam memandang sesuatu. Apalagi maraknya

berbagai kasus yang melanda dunia dengan isu-isu yang menjelekan Islam serta

sebuah tradisi yang belum terlalu dikenal di kalangan masyarakat terutama di

Indonesia. Menjadikan suatu ajaran dikatakan asing karena belum pernah dilihat
74

atau diketahui sebelumnya. Kehadiran Jama’ah Tabligh di tengah-tengah

memberikan sebuah pencerahan kepada masyarakat akan makna keberadaan di

muka bumi ini. Selain itu, fungsi mesjid sebagai tempat beribadah sekaligus

tempat untuk proses belajar dan mengajar kembali terlihat makmur. Kehadiran

Jama’ah Tabligh juga memberikan suasana baru tentang pemaknaan ajaran Islam

yang sesuai dengan sunnah serta masyarakat dapat menjalankan syariat dengan

kaffah serta menjadikan panduan dalam kehidupan.

3. Saran

Berangkat dari kesimpulan tentang prespektif masyarakat terhadap gerakan

dakwah Jama’ah Tabligh tersebut di atas maka peneliti mengemukakan saran

sebagai berikut:

1. Perencanaan yang baik dan memperhatikan kondisi keluarga yang

ditinggalkan.

2. Para Jama’ah Tabligh harus dapat memahami kondisi tempat masyarakat

yang didatangi pada saat melaksanakan dakwah.

3. Perlu adanya pemahaman bersama di antara mubaligh dengan orang yang

dinasehati.

4. Sosialisasi kepada masyarakat akan ajaran Islam yaitu Al-Quran dan

sunnah Rasullulah dan tetap menyusuaikan dengan kultur budaya

masyarakat.

5. Kerjasama antara stekholder untuk berjalannya dakwah secara tertib


75

DAFTAR PUSTAKA

Agus. 2015. Peran Komunikasi pada Kesbangpol dalam Pembinaan Umat


Melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kabupaten
Maros. Tesis. Makassar: Unhas (12/5/2016).
Al-Kandahlawi, Maulana Zakaria 2002. Fadhilah Amal. Yogyakarta: Ash-Shaff.
An Nadhr M. Ishaq Shahab, Khuruj fisabilillah Sarana Tarbiyah untuk
Membentuk Sifat Imaniyah, terjemahan oleh Abu Sayyid Akmal.
Bandung: Pustaka Zaadul Ma’ad.
Elahi, Maulana Ashiq. 1995. Enam Prinsip Tabligh. Dikeluarkan H.M. Yaqub
Anshari Malaysia Dewan Pakistan
Kaelan. 2012. Metode Penilitian Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta:
Paradigma
Khalimi. 2010. Ormas-Ormas Islam (Sejarah, Akar Teologi dan Politik, Jakarta:
Gaung Persada Press.
Latepo, Ibrahim dan Suharto. 2014. Efektifitas Manajemen Jama’ah Tabligh
dalan Menyebarkan Dakwah di Kota Palu. Palu: Istiqra.
Maulana, Manshur. 2007. Masturah (Usaha Dakwah di Kalangan Wanita).
Bandung: Pustaka Ramadlan.
Mudzhar, Atho, M. 2009. “Instrumen Internasional dan Peraturan Perundangan
Indonesia tentang Kebebasan dan Perlindungan Beragama” diakses
tanggal (12/5/2016).
Muhammad Mansur Nomani, Riwayat Hidup Syaikh Maulana Ilyas. Bandung:
Zaadul Ma’ad.
Mukhlis, Muhammad. 2011. Telaah Hadis-Hadis yang Digunakan sebagai
Hujjah Jama’ah Tabligh Masjid Jami’ Kebon Jeruk Jakarta Barat.
Skripsi. Jakarta: Universitas Syarif Hidayatullah.
Munir, M. 2009. Metode dakwah. Jakarta: Kencana
Nuh, Nuhrison. (Ed). Respon Masyarakat terhadap Peran dan Paham
Keagamaan Kontemporer di Indonesia. Jakarta: Puslitbang Kehidupan
Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama R.I.
Reza. 2015. Metode Dakwah Jama’ah Tabligh. Skripsi. Makassar: Universitas
Islam Negeri Makassar.
76

Saputra. 2011. Kitab Fadhail A’mal (Prespektif Jama’ah Tabligh). Skripsi.


Makassar: Universitas Islam Negeri Makassar.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Sukardi. 2010. Metodelogi Penilitian Pendidikan Kopetensi dan Prakteknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
74
Sukrianto. 2011. Peranan Jama’ah Tabligh dalam Meningkatkan Semangat
Keagamaan Masyarakat. Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri
Makassar.
Sunarto, Kamanto. 2011. Sosiologi The Basics. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Syahril, Muh. 2012. Efektifitas Manajemen Jama’ah Tabligh dalam
Mengembangkan Dakwah di Kecamatan Makassar Kelurahan Maccini
Parang Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri Makassar.
Tahir, Muh. 2015. Metodelogi Penilitian. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Upe, Ambo. 2010. Tradisi Aliran dalam Sosiologi dari Filosofi Positivistic ke
Post Posivistik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
http://Riau 1. kemenag. go. id. (Di akses pada tanggal 12/5/2016).
http://www.eramuslim.com/umum/jamaah-tabligh-di-tengah-kritisi-positif-dan
negatif.htm. (Di akses pada tanggal 12/5/2016).
www.google.co.id/?gws_rd=cr&ei=lFOV4HFNcPZvAS847aQAw#q=sejarah+lah
irnya+jamah+tabligh+di+kota+makassar
Data Hasil Penelitian

Nama
No Umur Pekerjaan Keterangan
Informan
Pada saat keluar berdakwah ada
musyawarah pengangkatan oleh
amir dikalangan jamaah tabligh
untuk memimpin perjalanan
dakwahnya. Saya sangat terkesan
35
1. Nur Alam Pelayaran dengan cara mengajak masyarakat
tahun
untuk memakmurkan mesjid.
Namun saat diajak ada ajaran yang
kurang saya setujui yaitu mereka
berakidah sebagaimana kaum
tasawuf.
Kehadiran Jama’ah Tabligh di
mesjid ini ikut meramaikan dan
memakmurkan mesjid. Mereka
berdakwah dan mengajak saudara-
saudara sesama Islam adalah
sebuah kebaikan yang harus kita
24 Pengurus ikuti. Ini juga sebagai rasa
2. Irsan Said
tahun Mesjid kesadaran untuk menjalankan
syariat Islam meskipun tidak
terlalu banyak yang hadir saya
kagum dengan keteguhan
dakwahnya. Mereka juga rela
meninggalkan keluarga untuk
berdakwah.
Pada saat akan berdakwah ada
musyawarah yang dilakukan untuk
membahas aktifitas yang akan
dikerjakan serta orang-orang yang
Ust. Muh. 26 Pengajar diserahkan amanah kepada setiap
3.
Awe Anshori tahun dan Dai orang untuk mengerjakan
pekerjaan dan dakwah. Pada saat
mengajar penyampaian harus
sopan dan meteri diajarkan yaitu
iman dan Islam. Saya keluar
berdakwah maka akan diberikan
bayan hidayah dan ada sekitar dua
puluhan hala-hal yang harus saya
perhatikan pada saat keluar.
Sebagian saya sudah lupa tapi
yang dilakukan seperti berdzikir,
mendengarkan talim, mematuhi
amir atau pemimpin
Mesjid tempat yang strategis
untuk mengajarkan Islam. Di
zaman rasullulah mesjid bukan
hanya tempat beribadah namun
digunakan juga ta’lim, kajian, dan
kegiatan sosial dengan orang-
38 Wiraswast
4. Nur. Najed orang dan sekaligus untuk
tahun a
memakmurkan mesjid. Ada juga
orang yang baru diajak sudah
berpenampilan seperti Jama’ah
Tabligh yaitu memakai gamis dan
merawat jenggot. Namun mereka
harus memperhatikan juga adab.
Dakwah mereka sangat khas
berbeda dengan yang lain. Tanpa
ada rasa malu mendatangi rumah-
rumah untuk mengajak orang
mendengarkan ceramah dan
20
5. Darmansyah Mahasiswa mengajak sholat di mesjid.
tahun
Meskipun yang ikut 1 atau 2 orang
tetapi mereka tetap datang lagi
berdakwah meskipun didaerah
saya jama’ah tabligh banyak yang
tidak setuju dengan dakwahnya
Pada saat saya keluar untuk
berdakwah atau khuruj saya
membagi sesuai dengan
35 perencanaan yang telah saya buat.
6. Ust. Rasyid Wirausaha
tahun Sekaligus menyiapkan bekal untuk
kebutuhan pada saat keluar
berdakwah dan sekaligus buat
keluarga. Saya saat keluar
berdakwah tidak meminta pada
orang-orang atau yang lainnya.
Namun mengeluarkan dana
masing-masing sesuai dengan
kesanggupan yang dimiliki dan
tidak ada paksaan harus sekian
berapa ribu. Saya percaya masih
ada Allah yang memberikan
rezeki. Nama jamaah ini bukanlah
Jama’ah tabligh namun
masyarakatlah yang memberikan
nama. Jamaah ini tidaklah
memiliki kepengurusan atau
perlengkapan seperti lembaga
dakwah lainnya. Andaikan kalau
saya memberi nama maka
namanya adalah dakwah amal
usaha
Mesjid yang ditempati adalah
infak dari pemda oleh almarhum
walikota Amiruddin Maulana.
Berkelompoknya mereka pada
saat berdakwah agar seseorang
saling mendukung. Ini sesuai
dengan pengalaman saya sewaktu
43 Sekretaris mereka datang ke rumah untuk
7. Muh.Tahir
tahun Kelurahan izin bahwa ada jamaah di luar
makassar. Apabila yang satu orang
bercerita sekaligus menyampaikan
kebaikan dan habis bahan yang
diceritakan maka teman yang lain
akan ikut bercerita agar dakwah
mereka sampai pada saya dan
suasana tidak sunyi
Pada saat saya keluar berdakwah
ada hal yang harus diperhatikan
Pelajar
18 dan diamalkan yang paling
8. Abdullah Tahfis
tahun penting ada empat yaitu, dakwah
Quran
illallah, ta’lim wa ta’lim, dzikir
wal ibadah dan hikmah sedangkan
yang tidak boleh disentuh,
perbedaan pendapat, aib
masyarakat, politik dan status
sosial. Saya pernah keluar ikut
rombongan untuk keluar dakwah.
Ketika hendak kembali ke daerah
uang untuk perjalanan tidak
mencukupi maka saya
melaksanakan sholat hajat
meminta hanya kepada Allah,
karena segalanya kembali kepada
pencipta. Setelah sholat shubuh
saat pelaporan pada amir segala
permasalahan maka saya
mengaduhkan masalah tersebut
dan banyak teman-teman yang
membantu menutupinya
Saya kalau mau keluar khuruj atau
berdakwah sudah mempersiapkan
segalanya jauh-jauh hari agar pada
saat turun tidak lagi susah
mempersiapkan segalanya dan
sudah siaplah untuk keluar
berdakwah. Apalagi libur di
perusahaan tidak sama dengan
pegawai negeri yang libur sampai
28 Wiraswast berhari-hari. Saya keluar hanya
9. Syam Sandin
tahun a tiga hari menyesuaikan dengan
libur di perusaahan saya bekerja
Pemilihan mesjid sebagai tempat
bermalam merupakan jalan
dakwah, siapa saja berhak untuk
tinggal dan beribadah serta
mengajarkan orang-orang tentang
ajaran Islam yang kaffah agar
manusia tidak lari di tempat
maksiat
Saya mengenal jamaah ini ketika
43
10. Samsuddin Pedagang berkunjung kedaerah kami.
tahun
dakwahnya sangat berbeda dengan
yang lain dan ucapanya sangat
sopan. Ada perubahan ketika
jamaah ini berkunjung di daerah
kami. Mesjid mulai bertambah
jamaahnya dan adanya berbagai
kegiatan yang dilakukan di mesjid.
Dakwah ini mencontoh teladan
dari nabi kita Muhammad. Kalau
ada yang berubah itu adalah
hidayah yang diberikan Allah
Berdakwah dengan berkelompok
karena ada pembagian tugas
diantara kami yaitu, ada yang
memimpin, mengajarkan tentang
hadits, menasehati, penunjuk jalan
dan, berdzikir di mesjid serta
untuk memudahkan dan
menguatkan dalam berdakwah.
Penyampaian ajaran kepada
27 masyarakat lebih mengarah pada
11. Ust. Amir Guru
tahun kabar gembira. Seperti pada saat
mendakwai para peminum
penyampikan pada orang yang
sering minum-minuman keras
maka kami datang dengan rasa
persaudaraan dan tidak
menyalahkan perbuatan yang
dilakukan yang terpenting dia mau
bertobat dan meninggalkan
perbuatan buruk tersebut.
Saya merasakan sebuah perbedaan
dengan kedatangan jamaah ini.
Awalnya hanya beberapa saja
namun beberapa hari jamaah
24 Pengurus mesjid bertambah dan orang-orang
12. Ilham
tahun Mesjid yang dulu malas pergi sholat
kemesjid dan ada juga yang
langsung berupah penampilannya
mengikuti para Jama’ah Tabligh.
Dakwahnya juga sangat unik serta
tidak ada rasa malu atau janggu
dalam mengajak orang.
Jamaah ini sering berkunjung dan
tinggal beberap hari dimesjid ada
kegiatan pembacaan hadist, ta’lim.
Dan keluar berdakwah disekitar
mesjid. Saya menyebut jamaah ini
Jama’ah Tabligh karena sering
23 Pengurus berkelompok. Namun setelah
13. Hariadin
tahun Mesjid mengenal lebih jauh ternyata tidak
ada namanya mereka hanya
berdakwah menyampaikan
makanya banyak orang menyebut
Jamaah Tabligh. Bahkan ada yang
bilang jamaah jenggot atau nama
yang berkaitan dengan jamaah ini
Data Hasil Penelitian

Nama
No Umur Pekerjaan Keterangan
Informan
Jamaah ini merupakan
pergerakan dakwah yang bagus
mereka mengajak orang untuk
sholat. Saya merasakan sebuah
perbedaan dengan kedatangan
jamaah ini. Awalnya hanya
beberapa saja namun beberapa
hari jamaah mesjid bertambah
dan orang-orang yang dulu malas
pergi sholat kemesjid dan ada
juga yang langsung berupah
penampilannya mengikuti para
25
1. Nur Alam Pelayaran Jama’ah Tabligh. Pada saat
tahun
keluar berdakwah ada
musyawarah pengangkatan oleh
amir dikalangan jamaah tabligh
untuk memimpin perjalanan
dakwahnya. Mereka berdakwah
dengan mendatangi dirumah-
rumah agar penyampaian secara
langsung dan penyampaiannya
sangat sopan seperti orang yang
sudah lama kenal Namun ada
dalam ajarannya mereka lebih
mengarah pada kaum tasawuf
Kehadiran Jama’ah Tabligh di
mesjid ini ikut meramaikan dan
memakmurkan mesjid. Mereka
berdakwah dan mengajak
24 Pengurus saudara-saudara sesama Islam
2. Irsan Said
tahun Mesjid adalah sebuah kebaikan yang
harus kita ikuti. Ini juga sebagai
rasa kesadaran untuk
menjalankan syariat meskipun
tidak terlalu banyak yang hadir
saya kagum dengan keteguhan
dakwahnya serta kerelaan untuk
meniggalkan keluarganya.
Kehadiran Jama’ah Tabligh di
mesjid ini ikut meramaikan dan
memakmurkan mesjid. Mereka
berdakwah dan mengajak
saudara-saudara sesama Islam
adalah sebuah kebaikan yang
harus kita ikuti. Ini juga sebagai
rasa kesadaran untuk
menjalankan syariat meskipun
tidak terlalu banyak yang hadir
saya kagum dengan keteguhan
dakwahnya. namun mereka juga
harus memperhatikan keadaan
keluarga yang ditinggalkan
Dakwah ini mencontoh teladan
dari nabi kita Muhammad. Kalau
ada yang berubah itu adalah
hidayah yang diberikan Allah
Saya keluar berdakwah maka
akan diberikan bayan hidayah dan
ada sekitar dua puluhan hala-hal
yang harus saya perhatikan pada
saat keluar. Sebagian saya sudah
lupa tapi yang dilakukan seperti
berdzikir, mendengarkan talim,
mematuhi amir atau pemimpin.
Pada saat akan berdakwah ada
Muh. Awe 26 Pengajar
3. musyawarah yang dilakukan
Anshori tahun dan Dai
untuk membahas aktifitas yang
akan dikerjakan serta orang-orang
yang diserahkan amanah kepada
setiap orang untuk mengerjakan
pekerjaan dakwah. kewajiban
berdakwah untuk semua umat
manusia dalam al-Quran bahwa
kita umat yang menyeru terhadap
kebaikan dan kemungkaran untuk
itu kita harus membantu orang-
orang yang menyiarkan agama
Allah
Sebelum keberangkatan maka
akan diarahkan untuk
mendengarkan nasehat dan
motifasi dakwah. Selain itu, ada
sekitar dua puluhan hal-hal yang
harus diperhatikan pada saat
keluar berdakwah Aliran ini
sangat getol kadernya. Masih
beberapa hari orang diajak sudah
38
4. Nur Najed Wiraswasta memakai gamis dan merawat
tahun
jenggot. Mesjid tempat yang
strategis untuk mengajarkan
Islam. Di zaman rasullulah
mesjid bukan hanya tempat
beribadah namun digunakan juga
ta’lim, kajian, dan kegiatan sosial
dengan orang-orang dan
sekaligus untuk memakmurkan
mesjid
Dakwah mereka sangat khas
berbeda dengan yang lain. Tanpa
ada rasa malu mendatangi rumah-
rumah untuk mengajak orang
mendengarkan ceramah dan
20
5. Darmansyah Mahasiswa mengajak sholat di mesjid.
tahun
Meskipun yang ikut 1 atau 2
orang tetapi mereka tetap datang
lagi berdakwah. Meskipun
banyak masyarakat di kampong
tidak menyukai dakwahnya.
Pada saat saya keluar untuk
berdakwah atau khuruj saya
membagi sesuai dengan
32
6. Ust. Rasyid Wirausaha perencanaan yang telah saya buat.
tahun
Sekaligus menyiapkan bekal
untuk kebutuhan pada saat keluar
berdakwah dan sekaligus buat
keluarga. Saya saat keluar
berdakwah tidak meminta pada
orang-orang atau yang lainnya.
Namun mengeluarkan dana
masing-masing sesuai dengan
kesanggupan yang dimiliki dan
tidak ada paksaan harus sekian
berapa ribu. Saya percaya masih
ada Allah yang memberikan
rezeki Nama jamaah ini bukanlah
Jama’ah tabligh namun
masyarakatlah yang memberikan
nama. Jamaah ini tidaklah
memiliki kepengurusan atau
perlengkapan seperti lembaga
dakwah lainnya. Andaikan kalau
saya memberi nama maka
namanya adalah dakwah amal
usaha
Mesjid di tempati adalah wakaf
dari wali kota almarhum
Amiruddin Maulana
Berkelompoknya mereka
Berkelompoknya mereka pada
saat berdakwah agar seseorang
saling mendukung. Sesuai dengan
pengalaman sewaktu mereka
datang ke rumah untuk izin
bahwa ada jamaah di luar
42
7. Muh. Tahir PNS Makassar. apabila yang satu
tahun
orang bercerita sekaligus
menyampaikan kebaikan dan
habis bahan yang diceritakan
maka teman yang lain akan ikut
bercerita agar dakwah mereka
sampai pada saya dan suasana
tidak sunyi. Mereka juga tidak
memandang dari golongan namun
siapa saja yang bertemu maka
akan diajak untuk bergabung
dikelompoknya. Penyampaian
untuk mengajak orang sholat
serta ajaranya tentang hari
akhirat.
Berdakwah dengan berkelompok
karena ada pembagian tugas
diantara kami yaitu, ada yang
memimpin, mengajarkan tentang
hadits, menasihati, penunjuk jalan
dan, berdzikir di mesjid serta
untuk memudahkan dan
menguatkan dalam berdakwah
serta Pada saat keluar berdakwah
ada hal yang harus diperhatikan
dan diamalkan yang paling
penting ada dua puluh lebih yang
harus diperhatikan, diamalakan,
dihindari, dan dipatuhi. Pada
Pelajar berdakwah tidak ada status yang
18
8. Abdulah Tahfiz harus dibanggakan namun hanya
tahun
Quran semata-mata kami hamba Allah.
Saya pernah keluar ikut
rombongan untuk keluar dakwah.
Ketika hendak kembali ke daerah
uang untuk perjalanan tidak
mencukupi maka saya
melaksanakan sholat hajat
meminta hanya kepada Allah,
karena segalanya kembali kepada
pencipta. Setelah sholat shubuh
saat pelaporan pada amir segala
permasalahan maka saya
mengaduhkan masalah tersebut
dan banyak teman-teman yang
membantu menutupinya
Saya kalau mau keluar khuruj
atau berdakwah sudah
28
9. Syam Sandin Wiraswasta mempersiapkan segalanya jauh-
tahun
jauh hari agar pada saat turun
tidak lagi susah mempersiapkan
segalanya dan sudah siaplah
untuk keluar berdakwah. Apalagi
libur di perusahaan tidak sama
dengan pegawai negeri yang libur
sampai berhari-hari. Saya keluar
hanya tiga hari menyesuaikan
dengan libur di perusaahan saya
bekerja. Pemilihan mesjid sebagai
tempat bermalam merupakan
jalan dakwah, siapa saja berhak
untuk tinggal dan beribadah serta
mengajarkan orang-orang tentang
ajaran Islam yang kaffah agar
manusia tidak lari di tempat
maksiat
Hal yang disampaikan kepada
saya pertama kalinya adalah
tentang iman dan Islam setelah
itu tentang kisah para sahabat.
Mereka lebih cenderung tentang
keuntungan dalam berdakwah
ibaratnya seperti kita berdagang
tetapi kita berdagang untuk
akhirat serta dakwah mereka
sangat sopan dan lembut. Maka
saya tertarik dan sekarang
43
10. Syamsuddin Pedagang bergabung. Biasanya
tahun
penyampaian atau ajaran di
sampaikan kepada orang-orang
mengenai iman. Setiap orang
diarahkan untuk mengajak orang
lain untuk berdakwah makanya
pada saat diajak mereka langsung
diarahkan untuk sama-sam turun
berdakwah meskipun belum
terlalu mendalami Islam akan
tetapi kader atau orang diajaknya
diikut sertakan berdakwah
27 Berdakwah dengan berkelompok
11. Ust. Amir PNS
tahun karena ada pembagian tugas
diantara kami yaitu, ada yang
memimpin, mengajarkan tentang
hadits, menasehati, penunjuk
jalan dan, berdzikir di mesjid
serta untuk memudahkan dan
menguatkan dalam berdakwah
Penyampaian ajaran kepada
masyarakat lebih mengarah pada
kabar gembira. Seperti pada saat
mendakwai para peminum
penyampikan pada orang yang
sering minum-minuman keras
maka kami datang dengan rasa
persaudaraan dan tidak
menyalahkan perbuatan yang
dilakukan yang terpenting dia
mau bertobat dan meninggalkan
perbuatan buruk tersebut
Saya merasakan sebuah
perbedaan dengan kedatangan
jamaah ini. Awalnya hanya
beberapa saja namun beberapa
hari jamaah mesjid bertambah
dan orang-orang yang dulu malas
24 pergi sholat kemesjid dan ada
12. Ilham Mahasiswa
tahun juga yang langsung berupah
penampilannya mengikuti para
Jama’ah Tabligh. Gerakan
dakwah berorintasi kepada orang-
orang yang jarang kemesjid.
Pergerakan demikian adalah
metode untuk berdakwah
Jamaah ini sering datang ke
mesjid namun mereka sebelum
tinggal minta izin kepada
23 Pengurus pengurus dan mereka sangat
13. Hariadin
tahun Mesjid sopan dan tidak segan-segan
mendakwai. Saya menyebut
jamaah ini Jama’ah Tabligh
karena sering berkelompok.
Namun setelah mengenal lebih
jauh ternyata tidak ada namanya
mereka hanya berdakwah
menyampaikan makanya banyak
orang menyebut Jamaah Tabligh.
Bahkan ada yang bilang jamaah
jenggot atau nama yang berkaitan
dengan jamaah ini.
14. Ust. Syahrul 27 Guru Gerakan dakwah mereka secara
tahun berkelompok adalah cara untuk
merekrut kader. Penyampaian
dakwah dan cara mengajak sangat
berkesan ada sebuah perubahan
dengan adanya mereka di
masyarakat. Orang-orang mulai
datang sholat di mesjid namun
ada yang harus diluruskan dalam
ajarannya seperti pada khuruj
dengan berbagai tahapan.
Memang baik untuk tetap
menjaga keimanan agar tetap
terjaga namun bukan sebuah
keharusan apalagi ada
tanggungan yang harus
diperhatikan.
Data Informan Penelitian

Nama
No Umur Pekerjaan Alamat
Informan

1. Nur Alam 25 tahun Pelayaran Banta-bantaeng

2. Irsan Said 24 tahun Pengurus Mesjid Rapoccini

Muh. Awe
3. 26 tahun Pengajar dan Dai Talasalapang
Anshori

4. Nur Najed 38 tahun Wiraswasta Inpeks Antang

5. Darmansyah 20 tahun Mahasiswa Rapoccini

6. Ust. Rasyid 32 tahun Wirausaha Sultan Alauddin

7. Muh. Tahir 42 tahun PNS Mardikaya Utara

8. Abdulah 18 tahun Pelajar Tahfiz Quran Kerung-kerung

9. Syam Sandin 28 tahun Wiraswasta Mardikaya Utara

Kerung-kerung
10. Syamsuddin 43 tahun Pedagang
No.13

11. Ust. Amir 27 tahun PNS Rapoccini

12. Ilham 24 tahun Mahasiswa Manuruki

13. Hariadin 23 tahun Pengurus Mesjid Manuruki

14. Ust. Syahrul 27 tahun Guru Abdul Daeng

Sirua
Pedoman wawancara 1

1. Siapa nama anda ?


2. Berapa usia anda?
3. Apa pekerjaan anda?
4. Mengapakah dakwah Jama’ah tabligh berbeda dengan kelompok Islam yang lain?
5. Siapa saja orang yang dijadikan objek dakwah jama’ah Tabligh?
6. Mengapa mesjid menjadi tempat bermukimnya Jama’ah tabligh?
7. Apa yang disampaikan Jama’ah Tabligh ketika berdakwah?
8. Apakah ada perubahan dengan kehadiran Jama’ah tabligh di masyarakat?
9. Apa respon anda dengan muncul Jama’ah Tabligh di masyarakat?
10. Siapakah yang menamakan Jama’ah Tabligh pertama kalinya?
Pedoman wawancara 2

1. Siapa nama anda ?


2. Berapa usia anda ?
3. Apa pekerjaan anda ?
4. Apakah ada pembekalan atau pelatihan sebelum keluar berdakwah?
5. Apakah ada pembagian tugas pada saat berdakwah?
6. Apakah ada aturan yang harus dipatuhi ketika melaksanakan dakwah?
7. Bagaimanakah anda mengatur dakwah dengan rutinitas yang harus dikerjakan?
8. Apakah ada sarana lain untuk menyampaikan ajaran dalam berdakwah?
9. Apakah ada kegiatan khusus selama melakukan Khuruj?
10. Apakah ada landasan untuk harus berdakwah?
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai