RIVENI WAJDI
Nomor Stambuk : 105650003415
RIVENI WAJDI
Nomor Stambuk: 105650003415
Kepada
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Dekan Ketua Prodi
Fisipol Unismuh Makassar Ilmu Komunikasi
Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.si Dr.H. Muh. Tahir, M.Si
NBM. 730727 NBM. 811413
ii
PENERIMAAN TIM
Telah diterima oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
TIM PENILAI
Ketua Sekretaris
Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si
NBM: 730727 NBM: 1084366
Penguji :
2. Wardah, S.Sos, M A ( )
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain atau ditulis/dipublikasikan orang lain atau
apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
yang Menyatakan,
Riveni Wajdi
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
AssalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh
skripsi ini setelah melalui beberapa proses yang sangat panjang mulai dari proses
Muhammadiyah Makassar)”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
akademisi untuk menyelesaikan pendidikan jenjang strata satu (S1) dan untuk
memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
namun dengan kekuatan doa dan dukungan dari orang-orang yang terkasihlah
yang penulis jadikan acuan untuk terus maju hingga akhirnya mampu
skripsi ini masih jauh dari kata sempurna sebagai suatu karya ilmiah, hal ini di
sebabkan oleh faktor keterbatasan penulis sebagai manusia yang masih berada
dukungan, semangat, kritik, dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
vi
demi penyempurnaan skripsi ini, tetapi Alhamdulillah dapat penulis atasi dan
Secara istimewa, penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada
ayahanda Rivai Anwar dan Ibunda Andi Aini Ali serta saudara(i) ku yang telah
sehingga penulis dapat sukses dalam segala aktivitas terutama dalam menuntut
Muhammadiyah Makasssar.
2. Ibu Dr.Hj.Ihyani Malik, S.Sos., M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik.
3. Bapak Dr. H. Muh. Tahir, M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan
Ibu Dian Muhtadiah Hamna, S.Ip, M.Ikom Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
4. Bapak Amin Umar, S.Ag, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Arni, S.Kom,
5. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi dan seluruh karyawan Fakultas Ilmu
6. Ucapan terima kasih tak terhingga kepada Bapak Abdul Kadir serta keluarga
besar Abu Bakar Ali dan Keluarga Besar Aries Dg. Manannrang yang telah
vii
7. Ucapan terima kasih untuk Sahabat dan teman-teman seperjuangan Ilmu
Komunikasi (IK A/B) dan khususnya, Nurfahmi, Yuyun dan teman teman
“Cabs & kolabs” lainnya yang telah memberikan semangat dan dukungan
8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan
WassalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatu
Penulis
Riveni Wajdi
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 11
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 12
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian .............................................................................. 55
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan....................................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................................... 94
B. Saran................................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 96
LAMPIRAN ............................................................................................................. 101
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial dan juga makhluk individu, seperti yang
dikemukakan oleh Soekanto (1994: 124) sejak lahir manusia sudah mempunyai
dua hasrat atau keinginan pokok yaitu keinginan untuk menjadi satu dengan
yang harus dihayati sebagai wujud nyata bahwa manusia memang makhluk sosial.
Terkadang teman yang dekat dan datang kepada Anda silih berganti. Meskipun
begitu, tak jarang juga ada yang berhasil membangun pertemanan bertahun-tahun.
interaksi sosial, yaitu memiliki teman dan persahabatan yang berkualitas. Mereka
menjalani banyak hal penting dalam perkembangan dan fungsi sosial, termasuk
beberapa aspek seperti variabel demografi (usia, jenis kelamin, ras, dan status
seseorang dengan yang lainnya. Teman memiliki pengaruh besar pada perilaku
1
2
dan gaya hidup seseorang. Persahabatan akan membawa kebaikan dan keburukan
pada saat bersamaan. Artinya, jika kita berteman dengan orang baik maka kita
akan terpengaruh untuk menjadi orang baik juga, sebaliknya jika berteman dengan
orang jahat kita akan terpengaruh menjadi orang jahat juga (Dariyo, 2004: 47).
Dalam hubungan persahabatan antara dua orang atau lebih terjalin melalui
momen yang menentukan apakah seseorang akan diterima sebagai sahabat atau
tidak.
Komunikasi adalah suatu proses interaksi antara sesama makhluk tuhan baik
tindakan. Pengertian komunikasi ini paling tidak melibatkan dua orang atau lebih
Komunikasi verbal dan nonverbal yang tulus, atau terdapat sesuatu yang
manusia membutuhkan dorongan semangat dan salah satu cara terbaik untuk
3
tentang diri sendiri karena melalui interaksi seseorang akan melihat dirinya seperti
yang dilihat orang, bersenang-senang dan mengurangi rasa sakit dengan berbagi
tujuan berkomunikasi dalam persahabatan itu untuk mengenal watak satu sama
lain, menjaga hubungan persahabatan, mengubah sikap dan perilaku dan saling
yang lebih matang dengan teman sebayanya yaitu dengan relasi pertemanan
(Hurlock, 2004: 209). Dorongan ke arah teman sebaya ini kemudian menciptakan
mengembangkan keterampilan dan minat, dan dan berbagi masalah dan perasaan
bersedia menghabiskan waktu dengan mereka dan ikut bergabung dalam aktivitas
dan hiburan bagi remaja itu sendiri. Physical support, yaitu karena teman
menyediakan waktu, sumber daya, dan pertolongan, Ego support karena teman
4
membantu remaja untuk mempertahankan kesan bahwa diri mereka itu kompeten,
dibandingkan dengan orang lain, atau mereka berada dalam posisi yang tepat.
Intimacy/ affection yaitu karena teman menyatakan suatu hubungan yang hangat,
Menurut Brandt & Murphy (2002: 276) relasi pertemanan pada remaja
mempunyai kualitas positif dan negatif. Kualitas relasi pertemanan positif disebut
sebagai support, yaitu sifatnya saling mendukung satu sama lain. Di antaranya;
relasi pertemanan negatif disebut dengan Conflict, yaitu sesuatu yang merupakan
sumber konflik di antara mereka. Kualitas negatif itu antara lain: perselisihan dan
Dari segi sosiologis manusia sebagai makhluk sosial akan merasa puas dan
bahagia jika saat berada dalam kehidupan bersama sedangkan manusia sebagai
makhluk individu ia merasa bahagia saat bisa memuaskan dirinya. Maka dari itu
itu muncullah kelompok teman sebaya sebagai sarana para remaja dalam
Teori Bandura dalam (Anni, 2004: 64) Bahwa perilaku yang dilakukan
manusia lihat dapatkan pada banyak hal yang akan memengaruhi dasar perilaku di
dan negatif. Serta teori social interaction, interaksi sosial lah yang yang membuat
melibatkan proses komunikasi verbal dan nonverbal yang hanya dipahami oleh
abstrak yang hanya dipahami oleh sesama anggota komunitas. Lambang atau
simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang lainnya,
verbal), perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama
(Mulyana, 2005:84).
manusia untuk melakukan interaksi yang saling memengaruhi satu sama lain,
sengaja atau tidak sengaja dan tidak berbatas pada bentuk komunikasi verbal,
tetapi juga dalam hal komunikasi nonverbal seperti ekspresi muka, sentuhan,
akan pula menjadi kebiasaan pelakunya. Definisi perilaku komunikasi tidak akan
tujuan tertentu.
baik itu berupa verbal ataupun non verbal yang ada pada tingkah laku seseorang.
kualitas kerja sama karena ditonton kelompok. Menurut Robert Zajonz (1965)
berpendapat bahwa kehadiran orang lain dapat menjadi efek pembangkit energi
terhadap perilaku seseorang. (3) Polarisasi, yaitu kecondongan pada posisi yang
7
lebih sulit atau berlebihan. Jika sebelum ikut berdiskusi para anggota kelompok
mendukung sesuatu, dia akan tetap mendukung hal tersebut lebih kuat.
Jika hubungan berjalan baik dan lebih akrab maka penyesuaian tersebut
berhasil. Sebaliknya jika terjadi suatu masalah dalam hubungan itu maka
menjadi lebih kuat akan tetapi mungkin juga akan mengalami kemunduran
sifat, pihak ketiga, Harapan semu, sex, pekerjaan dan masalah ekonomi.
mendampinginya. Oleh sebab itu manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-
pasangan dan bersuku-suku supaya ya mereka saling mengenal satu dengan yang
orang lain untuk bertahan hidup. Tidak bisa dipungkiri Mahasiswa tidak bisa
8
terlepas dari interaksi sosial. Mahasiswa selalu melakukan interaksi sosial dengan
teman sebayanya, dosen ataupun orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi
sosial adalah cara untuk bersosial dan pertemanan adalah salah satu buah dari
Mengutip dari psikolog Ayoe Sutomo pada tabloid Nova.com, Inner circle
sebenarnya sebuah circle pertemanan yang berisi orang-orang yang terdekat yang
dianggap nyaman untuk berbagi kisah dan pengalaman. Pertemanan yang berisi
sehingga tidak membuat situasi menjadi buruk. Akan tetapi gaya pertemanan ini
Berdasarkan observasi awal terhadap beberapa circle telah saya amati sejak
lama terutama pada circle yang terdapat saya di dalamnya. Pada beberapa circle,
kerap muncul Toxic friends. Terkadang mereka menebar kebencian, tidak suka
jika orang lain bahagia, cemburu dengan orang lain, pesimis dan lain-lain.
Aura negatif yang mereka sebarkan tak jarang membuat teman lain pada
circle tersebut “teracuni” dan membenarkan apapun yang tidak selalu benar
asalkan keluar dari mulut salah satu teman pada circle tersebut. Pertemanan
seperti ini membuat kita menjadi lelah. Lelah membenci orang, lelah selalu
9
berprasangka buruk. Padahal tidak semua hal tersebut benar. Dan kebanyakan
tidak (sama sekali tidak) berhubungan dengan hidup kita. Sebuah riset yang
seseorang.
memancing konflik antar pihak. Maxwell menjajarkan Toxic behavior dengan tiga
ciri kepribadian patologis yang biasa disebut “karakter gelap” atau Dark Triad,
machiavellianisme (penjilat).
Toxic friendship dapat disadari saat persahabatan yang kita jalankan selalu
sebaliknya toxic friendship membuat kita tidak berdaya. Parahnya lagi terkadang
membuat kita merasa tersiksa, stres bahkan bisa memengaruhi fisik kita. Kita
tidak boleh membiarkan kan hal ini terjadi dan terjebak dalam circle toxic
friendship.
10
Pada penelitian ini, peneliti tertarik meneliti pada mahasiswa Fakultas Ilmu
bersama. Apalagi pada fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
bersama.
yang dianggap layak untuk seseorang. Pada lingkungan inilah ilmu pengetahuan
serta pengalaman yang diperoleh para mahasiswa yang yang dapat membentuk
Sebaya”.
11
B. RUMUSAN MASALAH
Muhammadiyah Makassar?
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Akademis
sosial.
bidang tersebut
b. Manfaat Praktis.
.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENELITIAN TERDAHULU
B. LANDASAN KONSEPTUAL
1. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
atau istilah yang terbentuk dari dua kata. Dapat dilihat kata komunikasi dalam
dari dua kata (portmanteau) yang digabungkan menjadi satu. (Rustan & hakki,
2017: 27). Jenis & Kelly menyebutkan Komunikasi adalah suatu proses melalui
komunikator dan komunikan. Menurut Beamer dan Varner (2008: 177) dalam
suatu proses penyampaian pendapat, pikiran, perasaan kepada orang lain yang di
Hovland dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, bahwa ilmu
komunikasi adalah: Suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara
dan sikap Effendy (2003: 13). Hovland menjelaskan bahwa tidak hanya cara
16
penyampaian informasi yang menjadi objek studi ilmu komunikasi, Selain itu
terdapat juga pendapat umum (public opinion) dan juga sikap (attitude).
b. Unsur-unsur Komunikasi
saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in
which channel? to whom? with what effect?). berikut model komunikasi Lasswell
Bagan 2.1
Model komunikasi Lasswell
(Sumber : Romli, 2017: 8)
17
tersebut. Menurut Harold Lasswell yaitu siapa (who), apa (says what), media
(trough what), untuk siapa (to whom), dampak (effect). Dengan begitu komunikasi
akan berlangsung dengan baik apabila ada kesamaan arti atau makna antara
non verbal.
Pada tahap selanjurnya ketika pesan telah sampai dan mendapat feedback,
2) Pesan
demikian ada empat jenis pesan, yaitu: pesan verbal disengaja, pesan
tidak disengaja. Pesan verbal adalah semua jenis komunikasi lisan yang
menggunakan satu kata atau lebih. Pesan verbal disengaja adalah usaha
secara lisan. Pesan verbal tidak disengaja adalah sesuatu yang dikatakan
yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata yang kita gunakan.
Misal: gerakan tangan, sikap tubuh, cara busana, ekspresi wajah, dan lain-
lain. Pesan non verbal disengaja adalah pesan nonverbal yang ingin kita
3) Saluran
sendiri
19
c. Proses Komunikasi
sebagai media atau saluran. Di dalam pola ini terdapat dua lambang yakni
verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kerap kali
melalui isyarat dengan menggunakan bahasa tubuh antara lain: mata, kepala,
berada pada jarak yang jauh, sehingga memudahkan akses informasi menjadi
semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi informasi yang
semakin canggih.
sehingga mengabaikan faktor tanggapan balik. Dalam formula yang dibuat oleh
Lasswell terdapat lima unsur yang dijelaskan, yaitu siapa mengatakan apa, kepada
20
siapa dan apa akibatnya. Tipe yang menggunakan komunikasi ini adalah
pesan.
d. Tipe-Tipe Komunikasi
KOMUNIKASI
VOKAL NONVOKAL
Tabel 2.1
Sumber : Ronald B. Adler, George Rodman, Understanding Human
Communication, Second Edition, hal.96
komunikasi verbal yang termasuk dalam komunikasi vokal adalah Bahasa lisan,
nada suara, desah, jeritan dan kualitas vokal; dan yang termasuk dalam klasifikasi
a. Komunikasi Verbal
verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata- kata, entah lisan maupun
tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar manusia.
bertengkar.
1. Bahasa
2. kata.
kata sendiri. Ini mencakup bagaimana kita mengucapkan kata- kata (infleksi,
benda- benda yang memengaruhi citra pribadi dan pola interaksi (pakaian,
1. Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah kegiatan menyampaikan pesan melalui raut wajah, gerak-
2. Tanda
dari kata-kata.
3. Tindakan/ Perbuatan
4. Objek
menggantikan kata-kata.
23
2. Pola Komunikasi
Kata pola komunikasi berasal dari dua suku kata yakni pola dan
komunikasi. Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 885) dapat
diartikan sebagai bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan dalam kamus Ilmiah
Diantara orang-orang yang berada dalam suatu organisasi akan terjadinya saling
pertukaran pesan, pertukaran pesan ini melalui jalan tertentu yang dinamakan pola
komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara satu individu lainnya dalam
organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan interaksi individu dengan
dengan komponen lainnya (Soejanto, 2005 : 27). Menurut Syaiful Bahri (2004 : 1)
pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau
lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Pola komunikasi adalah sistem
bahasa verbal maupun nonverbal serta media komunikasi lainnya seperti media
teknologi informasi, media radio visual, surat kabar, majalah dan lain-lain.
Sumber informasi yang didapatkan hanya melalui pemimpin yang menjadi satu-
satunya sumber informasi. Dalam pola roda semua komunikasi mengalir melalui
2012).
informasi itu kepada A, inilah jaringan komunikasi yang formal. Jika terjadi
2014 : 387)
25
2) Pola Komunikasi Y
C berinteraksi dengan satu orang lain. Kelemahan ini teratasi dengan pola
untuk menyampaikan informasi, namun setiap anggota hanya dapat menerima dan
memberi informasi maksimum dengan dua orang saja. Biasanya berlaku ketika
E
diskusi, atau juga dalam sebuah kelompok yang bersifat
C
partisipatif.
Kelebihan dari pola ini adalah bahwa bias informasi akan terminimalkan
informasi secara bebas di antara semua anggota kelompok. Semua orang dapat
bersumber dari salah satu sumber, misalnya A ke semua arah dan direspon
kembali kepada A. Di sini terlihat, setiap orang dapat menjadi sumber dan sasaran
3. Perilaku Komunikasi
berkomunikasi baik tindakan komunikasi verbal maupun non verbal kata biasa
yaitu semua jenis pesan melalui kata-kata atau simbol-simbol yang berarti sama.
situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons terhadap stimuli social
yang telah terkondisikan. Oleh sebab itu, komunikasi verbal adalah komunikasi
verbal akan tetapi mereka juga menggunakan simbol-simbol atau isyarat untuk
Antropolog terkenal, Ashley Montagu (1967: 450). dengan tegas menulis: "The
28
verbal”
Kelompok pemikiran yang diwakili oleh para ahli seperti LaPierre (1934),
Bogardus (1931), Chave (1928), Gordon Allport (1935) dan Mead (1934), tokoh
2015: 5) yang pendapat mereka tentang sikap jauh lebih rumit, menurut kelompok
pemikiran ini, sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara-cara tertentu. Proses mental yang terjadi dalam diri manusia
tidak dapat kita amati secara langsung. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan tentang
apa apa yang bisa menyebabkan seseorang yang berperilaku tertentu yaitu
berdasarkan apa yang ditampilkan orang tersebut. Perilaku seseorang dapat pula
disebut tingkah laku, segala bentuk kegiatan individu yang bereaksi terhadap
stimulus atau rangsangan. Rangsangan dapat berasal dari luar lingkungan taupun
dari dalam dirinya sendiri. Tindakan dan stimulus merupakan hubungan sebab
akibat.
29
stimulus (rangsangan dari luar). oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
aspek kebutuhan untuk memenuhi suatu tujuan atau tindakan akhir yang sangat
disukai suatu objek. Moefad (2007: 17) berpendapat tentang perilaku, perilaku itu
terjadi karena adanya dorongan-dorongan yang kuat dari diri dalam diri seseorang
itu sendiri yang difikirkan, dipercayai dan apa yang di rasakan, dorongan-
dorongan itu yang disebut motivasi. Motivasi adalah faktor yang menyebabkan
aktifitas lainnya. Jika diamati perilaku manusia pada kehidupan pribadi atau
oleh motivasi positif dan negatif, hal ini yang mendorong individu untuk
bertindak mendekati kondisi atau objek yang diinginkan dengan kata lain hasrat
dan kebutuhannya.
“Psychology is the science that attempts to describe, apa /a predict, and control
1. Faktor biologis
2. Faktor sosiopsikologis,
4. Teori S-O-R
dari teori ini adalah respon yang merupakan reaksi balik dari individu ketika
memperkirakan suatu kaitan efek antara pesan-pesan media massa dan reaksi
audiens, dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Teori ini semula
berasal dari psikologi, yang kemudian menjadi teori dalam komunikasi. Hal ini
merupakan hal yang wajar karena objek material dari psikologi dan ilmu
2003: 225).
(SR) dengan asumsi dasar bahwa media massa menimbulkan efek yang terarah,
komunikasi merupakan proses aksi dan reaksi. Teori ini mengasumsikan bahwa
suatu stimulus (kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol) tertentu akan
Teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus
yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus
untuk mengubah sikap. Jadi bisa dilihat bahwa perilaku dapat berubah hanya jika
32
stimulus yang menerpa benar-benar melebihi dari apa yang didalamnya. (Effendy,
2003: 225).
antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-unsur pada model ini adalah pesan
5. Toxic Friendship
Toxic Friendship: “Knowing the Rules and Dealing with the Friends Who Breaks
yang beracun sering kali mendatangi seseorang bila sedang membutuhkan sesuatu
saja, juga berusaha mengisolasi sesesorang dari kawan-kawannya yang lain, selalu
merasa iri, memfitnah orang lain demi menjaga eksklusivitas pertemanan, dan
hobby berkompetisi.
mendefinisikan Toxic friend pada dampak yang diberikan yaitu “If anything that
is done to you by your friend causes stress, hair loss, weight loss, weight gain,
anxiety, depression, anger and other health issues, it is Toxic. If your friend
makes you feel like hurting somebody, then you are in a Toxic relationship”
Jika diterjemahkan secara bebas maka Toxic friends adalah sesuatu yang
dilakukan oleh teman anda dan menyebabkan anda stress, rambut rontok, berat
kemarahan dan masalah kesehatan lainnya maka itu disebut beracun. Jika teman
anda membuat anda harus merasa menyakiti orang lain maka anda terjebak dalam
Tidak berbeda jauh dengan pendapat Suzzane dan Gilliard, Yager (2006:
Toxic friendship adalah jenis persahabatan yang merusak dan berbahaya, serta
34
bersifat satu arah. Persahabatan semu tidak ada saling berbagi, tidak ada
menguntungkan satu pihak dan selalu berusaha membuat segala hal berakhir
dengan buruk.
definisi maka, Toxic friendship adalah hubungan persahabatan yang beracun dan
tidak sehat serta hanya menguntungkan di satu sisi dan merugikan di satu sisi
saja dan berusaha mengisolasi dari hubungan sosial lainnya. Persahabatan beracun
a) Pengkritik, tidak dapat menghargai hasil karya atau prestasi yang dicapai
oleh orang lain, merasa cemburu karena orang lain lebih sukses dan lebih
baik dibandingkan dirinya, serta mencoba merendahkan dengan
mengatakan hal yang buruk tentang kesuksesan yang dicapai orang lain.
b) Tidak Ada Empati, Artinya dalam hubungan tidak adanya sifat memahami
dari sudut pandang seseorang untuk merasakan, menyayangi dan
menunjukkan simpati kepada orang lain.
c) Keras Kepala, Artinya tidak mau mendengar kata orang lain, menganggap
pendiriannya selalu benar, tidak mau mengakui bahwa dirinya salah, tidak
mau mengalah, enggan untuk meminta bantuan orang lain.
d) Selalu Bergantung, Artinya tidak dapat hidup tanpa orang lain, tidak bisa
hidup mandiri, selalu membutuhkan kehadiran orang lain, selalu
membutuhkan bantuan dari orang lain, serta takut akan kehilangan orang
lain.
35
antaranya:
a) “Your friend only seems to “like you” or want to spend time with you when
he or she needs something from you” jika diterjemahkan secara bebas
artinya teman anda terlihat menyukai anda atau ingin menghabiskan waktu
bersama anda saat teman anda membutuhkan sesuatu dari anda.
b) “Your friend tries to isolate you from other relationships in you life,
perhaps by badmouthing romantic partners or other friends” jika
diterjemahkan secara bebas artinya teman anda berusaha untuk
memisahkan anda dari hubungan sosial dalam hidup anda, mungkin
mengatakan hal buruk tentang pasangan atau teman yang lainnya.
c) “You find yourself trying to make excuses for your friend’s behavior or to
defend him or her from other friends who more clearly see their
shortcomings or poor treatment of you” jika diterjemahkan secara bebas
artinya anda sadar mencoba membuat alasan atas perilaku teman anda atau
membela teman anda dari teman-teman lain yang lebih jelas melihat
kekurangan atau perlakuan yang buruk dari teman anda.
d) “Friends who monopolize conversations or only want to discuss their own
lives and experiences, without giving you time to share your perspectives
or feeling” jika diterjemahkan secara bebas artinya teman yang
memonopoli pembicaraan atau hanya ingin membicarakan kehidupan dan
pengalaman mereka, tanpa memberi anda waktu untuk berbagi pemikiran
ataupun perasaan anda.
e) “Friends who view you as “competition” in any activity may be future
Toxic friends, depending on how far they push their competitive spirit”
jika diterjemahkan secara bebas artinya teman yang memandang anda
sebagai “saingan” dalam segala aktivitas, tergantung dimasa mendatang
seberapa jauh teman bercun akan mendorong semangat kompetitif mereka.
f) “Friends who are not shy about asking to borrow money but are slow to
return it should be reminded that friendship and banking are two separate
functions” jika diterjemahkan secara bebas artinya teman yang tidak malu
untuk meminjam uang tetapi terlambat dalam mengembalikannya, ingat
pertemanan dan perbankan adalah dua fungsi yang berbeda/terpisah.
namun merugikan bagi orang lain. Pasalnya persahabatan yang dilakukan sudah
dari awal tidak didasari dengan niat yang baik maka akibatnya pun buruk. Hanya
36
Menurut Yager (2006: 137) rasa percaya diri rendah adalah sebuah masalah
di mana dirinya merasa tidak pantas menjadi sahabat untuk orang lain, dirinya
merasa sadar diri akan kekurangannya yang terlalu berlebih dan membuat
percaya diri rendah akan berusaha merendahkan dirinya sendiri, juga akan
merendahkan orang lain yang menjadi sahabatnya. Rasa percaya diri rendah dapat
hubungan yang berawal dari kenalan menjadi biasa menjadi dekat hingga menjadi
ide maupun pikiran satu sama lain, namun disatu sisi keakraban membuka potensi
timbulnya rasa kehilangan, kecewa dan sakit, sehingga pada akhirnya terasa berat
yaitu semua isyarat yang bukan kata-kata. Dalam konteks ini hubungan
pengkhianatan.
d.) Depresi
berupa suasana hati yang buruk secara berkepanjangan, kehilangan minat terhadap
segala hal dan merasa kekurangan energi. Seseorang yang mengalami depresi
dapat memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan sekitar, tidak terkecuali pada
meski pada sahabatnya sendiri, contohnya berkhianat, tidak dapat berkata jujur,
e.) Kepribadian
bisa dalam diri sendiri maupun orang lain, bagaimana dia bersikap seolah semua
masing.
38
antaranya:
1) Kompetisi berlebih
2) Kecemburuan
3) Balas dendam
4) Kemarahan
5) Penghianatan
6) Depresi
antaranya:
sifat kompetitif merupakan hal normal, selagi tidak meremehkan prestasi dari
kompetisi berada di luar kendali maka membuka jalan untuk saling menjatuhkan
satu sama lain, tidak menghargai, tidak peduli, bersikap acuh serta mengecilkan
b.) Kecemburuan
utama di belakang persahabatan yang dilihat sebagai hal negatif. Cemburu adalah
mengenai kesuksesan atau contoh yang diberikan untuk mengusik hati seseorang
39
dendam.
maupun kemarahan yang sudah melewati batas. Balas dendam merupakan reaksi
dari perasaan yang tidak berdaya untuk memengaruhi orang lain supaya
d.) Kemarahan
maupun kemarahan yang sudah melewati batas. Balas dendam merupakan reaksi
dari perasaan yang tidak berdaya untuk memengaruhi orang lain supaya
e.) Pengkhianatan
tindakan paling akhir dari balas dendam, dalam konteks ini kecemburuan,
perasaan kecewa pada teman sendiri dan menganggap semua ini karena kesalahan
teman. Pengkhianatan terjadi karena ada rasa ketidakmampuan dalam diri untuk
mengakui prestasi teman sendiri serta perasaan kecewa karena prestasi yang
insecurity :
“The kind of childhood you had, past traumas, recent experiences of failure
or rejection, loneliness, social anxiety, negative beliefs about yourself,
perfectionism, or having a critical parent or partner can all contribute to
insecurity” jika diterjemahkan secara bebas maka insecurity merupakan
perasaan di mana dipengaruhi oleh masa kecil yang dimiliki, trauma masa
lalu, pengalaman akan kegagalan dan penolakan, kesendirian, kecemasan
sosial, pandangan negatif akan diri sendiri, perfeksionis, atau mempunyai
orang tua atau pasangan yang pengkritik.
41
yang positif akan membawa individu menjadi pribadi yang yang lebih positif
Maka bisa dikatakan pergaulan yang buruk dapat memengaruhi kebiasaan yang
baik.
dianggap lebih mendominasi ke arah yang positif, namun tidak bisa dipungkiri
akan menimbulkan konflik maupun stres. Kualitas persahabatan bisa dilihat dari
Menurut Rachel Morrison & Terry Nolan (2007: 34), Dimensi dari
serta menurutnnya tingkat persaingan, konflik dan bentuk perilaku negatif lainnya
buruknya suatu hubungan emosional antara sahabat yang dilandasi oleh rasa
keterbukaan.
621) adalah :
b) Terjadinya konflik
f) Pemecahan konflik
43
a) Ketertarikan secara fisik dan kepribadian yaitu aspek yang penting untuk
c) Timbal balik adalah salah satu aspek persahabatan yang memiliki rasa
berpikir inisiatif, bersikap sopan, selalu jujur, penolong, adanya kesamaan dan
kualitas perteman itu kesetiaan, pembukaan diri, dukungan harga diri, keakraban,
e. Fungsi Persahabatan
Menurut Gottman dan Parker dalam Dariyo (2004: 130-131) dan Davis
yaitu:
Tabel 2.2
Konsep Dasar dan Definisi Operasional
C. KERANGKA PIKIR
RESPOND
STIMULUS
ORGANISME
Dampak Toxic Friendship
Perilaku Komunikasi toxic
MAHASISWA FISIPOL
friendship kompetisi berlebih,
ANGKATAN 2015-2016 kecemburuan
Pengkritik UNIVERSITAS balas dendam
MUHAMMADIYAH kemarahan
Tidak ada empati MAKASSAR penghianatan
depresi
Keras kepala
insecure (rasa tidak aman)
Selalu bergantung
46
47
D. Fokus Penelitian
Komunikasi Toxic Friendship dengan teman Sebaya di Fakultas Ilmu Sosial dan
tempat ini karena seringnya terjadi konflik yang tidak disadari oleh pelaku Toxic
atau pun korban, dan pengaruh atau dampak dari perilaku tersebut.
E. Deskripsi Fokus
Agar penelitian ini lebih terarah dan mudah dalam pencarian data,maka
1. Perilaku komunikasi
2. Toxic Friendship
Toxic friendship adalah hubungan pertemanan yang merugikan salah satu sisi.
Sementara itu, sisi satunya lebih banyak diuntungkan karena adanya satu sisi
3. Teman sebaya
Teman sebaya adalah orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-
kira sama.
4. Komunikasi verbal
6. Pengkritik,
Pengkritik adalah perilaku tidak dapat menghargai hasil karya atau prestasi
yang dicapai oleh orang lain, merasa cemburu karena orang lain lebih sukses
mengatakan hal yang buruk tentang kesuksesan yang dicapai orang lain.
Tidak ada empati artinya dalam hubungan tidak adanya sifat memahami dari
8. Keras Kepala,
Keras kepla artinya tidak mau mendengar kata orang lain, menganggap
pendiriannya selalu benar, tidak mau mengakui bahwa dirinya salah, tidak
9. Selalu Bergantung,
Selalu bergantung artinya tidak dapat hidup tanpa orang lain, tidak bisa hidup
bantuan dari orang lain, serta takut akan kehilangan orang lain.
karena melihat seringnya terjadi konflik sosial dan konflik menjadi suatu yang
mahasiswa akan pentingnya gaya pertemanan. Oleh karena itu, peneliti merasa
dengan teman sebaya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
digunakan dalam proses penelitian ini berkisar selama kurang lebih dua bulan
1. Jenis Penelitian
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai
(gabungan).
2. Tipe Penelitian
yaitu peneliti berusaha mengungkapkan suatu realita atau fakta fenomena sosial
49
50
Unismuh Makassar
Pada penelitian ini sumber data yang digunakan ada dua yaitu:
1. Data Primer
dengan tatap muka langsung, yaitu dengan beberapa mahasiswa yang berkaitan
2. Data Skunder
literature yang berhubungan sama objek yang diteliti. yang berkaitan dengan
D. Informan Penelitian
teman, guru dalam penelitian (Sugiyono, 2012: 54). Peneliti mengunakan teknik
puposive sampling yaitu memilih informan yang paling tahu tentang apa yang
menjelajahi objek/ situasi sosial yang diteliti. Guba dan Lincoln mengusulkan cara
penelitian diakhiri mana kala tidak ada lagi informasi baru yang diperoleh dari
dalam penentuan jumlah subjek penelitian (Ivona S. Lincoln dan Egon G.Cuba,
1985). Peneliti pun mengambil sampel sebagai informan yaitu mahasiswa yang
memenuhi kriteria yang akan diteliti yaitu, mahasiswa yang berteman secara
berkelompok yang terdapat seseorang atau lebih yang termasuk dalam salah satu
1. Pengritik
3. Keras kepala
4. Selalu bergantung
Daftar informan
Tabel 3.1
Daftar Informan
menggunakan teknik:
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
1. Reduksi Data
menentukan pola dan temanya. Oleh sebab itu data yang disajikan lebih jelas
setelah melalui proses reduksi dalam hal ini gambaran tentang Perilaku
Makassar.
2. Penyajian data
Dalam penlitian ini saya menyaikan data bersifat naratif yang di bentuk
Cara mudah dan terpenting dalam uji pengabsahan hasil peneliti dengan
1. Triangulasi sumber
sumber satu dengan sumber yang lainnya yang berbeda (Moleong, 2003 : 130)
54
2. Triangulasi Teknik
3. Tianggulasi Waktu
Waktu dapat memengaruhi kredibilitas data. Data yang diambil pada waktu
yang berbeda biasanya mendapatan hasil yang berbeda, maka dari itu akan
dilakukan pengecekan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1963 yang beralamat di JL. Sultan Alauddin No. 259, Gunung Sari, Kec.
Bantaeng.
55
56
sangat besar bagi agama, bangsa dan Negara, baik di masa sekarang maupun
dua fakultas yakni fakultas keguruan dan seni jurusan bahasa Indonesia, dan
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan umum (PU), dan
pendidikan sosial (PS) yang dipimpin oleh rector Dr. H. Sudan. Pada tahun
tahun 1965 membuka fakultas baru yaitu: fakultas ilmu agama dan dakwah
terakreditasi BAN-PT.
Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik adalah salah satu fakultas di
telah menghasilkan ribuan alumni yang telah tersebar diberbagai instansi, baik
Terdapat tiga program studi di dalam Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu
2. Ilmu Pemerintahan
58
3. Ilmu komunikasi
90221
Email : fisip@unismuh.ac.id
Visi
Fakultas yang unggul, terpercaya dan mandiri dalam bidang
pemikiran dan pengkajian ilmu-ilmu sosial dan ilmu politik yang bernuansa
Misi
1) Menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan
akuntabel.
sinergitas antara kajian ilmu sosial dan politik dengan dunia kerja.
religius.
59
3. Struktur Organisasi
Bagan 4.1
Struktur organisasi Unismuh Makassar
60
Makassar)
merupakan sesuatu yang harus dihayati sebagai wujud nyata bahwa manusia
memang makhluk sosial. Terkadang teman yang dekat dan datang silih
berkomunikasi baik tindakan komunikasi verbal maupun non verbal kata biasa
nonverbal yaitu semua jenis pesan melalui kata-kata atau simbol-simbol yang
berarti sama.
antara seseorang dengan yang lainnya. Teman memiliki pengaruh besar pada
dan keburukan pada saat bersamaan. Artinya, jika berteman dengan orang
buruk maka akan berdampak buruk juga terhadap diri kita yang biasa disebut
Toxic friendship.
61
tidak sehat serta hanya menguntungkan di satu sisi dan merugikan di satu sisi
lainnya. Ciri dari Persahabatan beracun yaitu pengkritik, tidak ada empati,
indikator yaitu, pengkritik, tidak ada empati, keras kepala, dan selalu
bergantung.
1. Pengkritik
atau prestasi yang dicapai oleh orang lain, merasa cemburu karena orang lain
lebih sukses dan lebih baik dibandingkan dirinya, serta mencoba merendahkan
dengan mengatakan hal yang buruk tentang kesuksesan yang dicapai orang
kelompok pertemanan:
62
jurusan yang sama di kampus dan ketertarikan pada pada kepribadian yang
baik dan ramah (Baron & Byrne, 2011: 9-10). Lalu Dini menceritakan tentang
Dalam hal ini penulis memfokuskan pada poin Pengkritik. Dini menjelaskan
friendship yaitu verbal dan nonverbal. Dini merasa temannya yang suka
mengkritik dirinya yang terlihat buruk belum tentu baik dan harus diikuti. Ada
baiknya kita memfilter apa yang dapat menjadi masukan membangun dan apa
kualitas pertemanan yaitu hubungan timbal balik adalah salah satu aspek
“Iya banyak yang jahat sekarang ikut-ikutan bully saya, tidak ada
empati, keras kepala, bergantung dengan orang lain, dan pengkritik.
Ada pi maunya baru bisa temani”
friendship yaitu tidak ada empati, keras kepala, bergantung dengan orang lain
dan pengkritik. Dalam hal ini penulis memfokuskan pada poin Pengkritik.
friendship yaitu:
komunikasi toxic friendship yaitu verbal dan non verbal. Lebih dalam Hikma
temannya dan selalu jadi bahan candaan. Hikma berpendapat fungsi sahabat
individu harus bersedia mengorbankan diri dari segi tenaga, waktu, dan
dan memiliki prosocial behavior (perilaku sosial) yang baik dalam sebuah
pertemanan remaja belajar dari teman untuk penyesuaian sosial pada remaja
wajar terjadi dal pernah dialami semua orang. Selanjutnya Muliati menjelasan
“Oh ada kak salah satu dari mereka suka bicara orang lain di
belakangnya suka calla-calla orang. Biar kita-kita sahabatnya biasa
jadi korban.”
menjelaskan teman tersebut suka menghina orang lain dari belakang bahkan
“Dengan kata-kata biasa kak, sama lihat-lihat sinis orang baru bisik-
bisik. Kentara sekali mi itu kak kalau ada lagi dia hina orang. Bahkan
sampai di depanku dia bilang bilangika kakak”
66
friendship teman Muliati yaitu Verbal dan Nonverbal. Ia menghina orang lain
Lebih dalam Muliati menceritakan tentang contoh kasus yang ia pernah alami:
bahwa kepribadian dan kurangnya percaya diri dapat menjadi faktor penyebab
(2007: 34) Perilaku sosial dibimbing oleh aturan aturan yang telah diprogram
secara genetis dalam jiwa manusia (faktor biologis) atau faktor lingkungan
pertemanan remaja belajar dari teman untuk penyesuaian sosial pada remaja
persahabatan dapat memberikan informasi agar dapat memacu bakat atau pun
informasi yang menarik (Dariyo, 2004: 130) dan Social Comparison yaitu
persahabatan dapat memberi stimulasi yang positif bagi sahabat agar lebih
pertemanannya:
toxic :
“iya ada yang pernah yang berperilaku toxic¸tapi tidak selalu tapi
pernah membuat suasana jadi negatif beberapa kali”
68
yang dia alami yaitu pengkritik. Toxic friend tersebut suka mengatakan hal
“ berperilaku toxic? Iya kayak itu sering. Sering membuat hal negatif.
Contohnya ketika seorang teman memberikan kritik, mengkritik tanpa
memberikan saran dan kritikannya.”
Hasan mengatakan salah satu temannya berperilaku komunikasi toxic
yaitu pengritik. Lebih dalam ia menceritakan tentang contoh kasus yang selalu
ia alami:
69
korbannya.
teman sebaya yaitu perilaku pengkritik, yaitu salah satu bentuk perilaku
komunikasi verbal dan nonverbal berupa kecaman atau celaan terhadap diri
membully atau pun men-judge seseorang yang dapat berdampak pada perilaku
korbannya.
hubungan tidak adanya sifat memahami dari sudut pandang seseorang untuk
“Biasa ada pi maunya baru dia temanika, biasa kalau minta bantuan
sama temanku ada pi suapan atau sogokan makan kalau mau dibantu”
Menurut perkataan Hikma teman yang tidak ada empati datang di saat
ada yang ia inginkan dan membantu jika diberi keuntungan. Dengan kata lain
contoh kasusnya:
friend yang dimiliki Meydi adalah tidak ada empati. Karena ia tega menghina
miliki karena faktor kesamaan yaitu mendaftar di kampus yang sama dan
“Pernah ada diantara mereka yang toxic tapi sekarang tidak akrabmi
karena mungkin dia sudah paham kalau kami yang lain sudah tidak
nyaman ada dia circle pertemanan kami”
“Diantara Kami berempat, Dia memiliki sikap Bossy. Dia terus mau
dengar baru tidak mau sekali menerima masukan dari anak anak yang
lain. Egois, Tidak ada empatinya sama sekali”
seperti “bos” yang hanya bisa memerintah namun tidak mau mendengarkan
memiliki perilaku toxic yaitu tidak ada empati. Seperti contoh kasus yang
meminta bantuan tapi tidak mau membantu orang lain dan terkesan memaksa.
temannya:
segala hal dan merasa kekurangan energi. Seseorang yang mengalami depresi
“Faktor biologis karena dia anak pertama terus suka dia perintah-
perintah adiknya juga. makanya terbawa sampai di luar lingkungan
keluarganya”
biologis. Menurt Wilson dalam Rakhmat (2007: 34) Faktor biologis yaitu
73
perilaku sosial dibimbing oleh aturan aturan yang telah diprogram secara
genetis dalam jiwa manusia. Reskiani mengatakan sahabat yang baik itu
seperti:
(Baron & Byrne, 2011: 9-10). Dan Parker dalam Dariyo (2004: 130-131) salah
satu fungsi persahabatan adalah Ego Support yaitu dukungan antara individu
moral, motivasi dan semangat hidup untuk segera mengatasi masalah yang
sedang dihadapinya.
kurang berkonsentrasi.
friend.
“iya saya memiliki kelompok pertemanan, Dulu saya kenal dia dari
Instagram. Dia itu berteman sama teman-teman SMA ku, Ternyata
satu kampus ka di sini sama jurusan juga. Terus pas ketemu sama-
sama ka baku tau, singkat cerita berteman mka”
adanya kesamaan yaitu circle petemanan yang sama dan kampus serta jurusan
yang sama. Seperti yang telah dijelaskan faktor kesamaan menurut Baron &
Byrne (2011: 9-10) Kesamaan adalah salah satu alasan untuk mempersatukan
“Ohh teman beracun? Ada tapi sudah tidak sama mi karena musuh
dalam selimut haha. Karena dia bisa dibilang teman yang suka
mengambil keuntungan terus suka menjelek-jelekkan saya di mata
orang lain. Bisa dibilang kacang lupa sama kulitnya, tidak peduli
dengan orang lain”
komunikasi toxic friendship teman tersebut yaitu tidak ada empati. Selaras
dengan hal tersebut, Menurut (Yager, 2006: 88-89) Tidak Ada Empati,
75
Artinya dalam hubungan tidak adanya sifat memahami dari sudut pandang
yaitu memaki dirinya di depan orang lain dan nonverbal yaitu bertindak
pernah dialaminya
Namun toxic friend tersebut berusaha menjatuhkan bisnis yang Fatima rintis
activity may be future Toxic friends, depending on how far they push their
mereka.
76
sosial dibimbing oleh aturan aturan yang telah diprogram secara genetis dalam
jiwa manusia dan Faktor sosiopsikologis, Karena manusia mahluk sosial, dari
Menurut Gottman dan Parker dalam Dariyo (2004: 130-131) dan Davis
sebaya yaitu perilaku tidak ada empati. Salah satu perilaku dari seorang toxic
77
terhadap orang lain. Mereka cenderung mendekat disaat memiliki tujuan, tidak
perduli terhadap masalah orang lain jika tidak mendapatkan keuntungan, dan
suka memerintah.
3. Keras Kepala
bahwa dirinya salah, tidak mau mengalah, tidak mau untuk meminta bantuan
orang lain.
dijelaskan pada poin pengkritik, melanjut kan pada poin keras kepala. Ia
“Keras kepala ketika kita memberikan saran tapi dia tidak mau
mendengar padahal kita menyampaikan saran tersebut demi
kebaikannya. Dan suka mengkritik bahwa ini itu tidak baik sedangkan
yang dia lakukan belum tentu benar.”
Pada poin ini penulis memfokuskan pada perilaku keras kepala. Dini
menjelaskan bahwa toxic friend tersebut keras kepala karena tidak mau
mendengarkan saran yang diberikan Dini padahal saran tersebut dinilai baik
urusanku karena saya sendiri yang jalani". Sudah baik itu karena ku
tanya ki untuk kebaikannya karena saya tidak mau lihat ki disakiti”
kepala tidak pernah mendengarkan saran dari dia.padahal maksud Dini sangat
baik, tapi dia tetap pada pediriannya. Selanjutnya Dini berpendapat tentang
“Your friend only seems to “like you” or want to spend time with you when he
or she needs something from you” jika diterjemahkan secara bebas artinya
teman anda terlihat menyukai anda atau ingin menghabiskan waktu bersama
temannya tersebut:
Dariyo (2004: 130-131) dan Davis dalam Fauziah (2014: 85) menjelaskkan
persahabatan dapat memberikan informasi agar dapat memacu bakat atau pun
informasi yang menarik, Ego Support dukungan antara individu yang menjalin
dan perhatian maka sahabat dapat memiliki kekuatan moral, motivasi dan
semangat hidup untuk segera mengatasi masalah yang sedang dihadapinya dan
pertemanan remaja akan membela satu sama lain serta melawan jika terdapat
sebaya adalah perilaku keras kepala yaitu salah satu perilaku toxic friend yang
tidak mau mendengar pendapat atau saran temannya dan mengagap dirinya
selalu benar. Mereka susah untuk mengakui kesalahan dan susah untuk
bekerja sama. Perilaku keras kepala dapat merugikan salah satu pihak pada
keadaan tertentu.
4. Selalu Bergantung
selalu bergantung, artinya tidak dapat hidup tanpa orang lain, tidak
membutuhkan bantuan dari orang lain, serta takut akan kehilangan orang lain
ketertarikan secara fisik dan kepribadian itu termasuk aspek yang penting
Byrne, 2011: 9-10). selanjutnya Isma menceritakan adanya toxic friend pada
kelompok pertemanannya.
“Pernah sesekali, tapi ada satu orang yang kayak apa di', kaya apa-apa
minta tolong apa-apa minta ke saya terus ki. Iya kayak bergantung.
Tidak bisa dia selesaikan urusannya sendiri atau karena kebiasaan
ditolong terus jadi ndak malu mi untuk minta apa-apa . tapi dia datang
di saat ada kepentingan tertentu misalnya minta tugas, pinjam uang
atau lain-lain.”
bergantung kepada dirinya. Tidak segan untuk meminta tugas dan bahkan
meminjam uang darinya. Isma melanjutkan contoh kasus yang kerap ia alami
“Kayak kalau minta tugas "Isma liatka dule tugas mu, ku lupa kerja
tadi malam" atau kalo pinjam uang "Isma pinjam dule uang mu
belumpa narik bela" atau alasan belum dikirimkan dan lain lain,
sambil pasang muka melasnya biasa dengan nada paksaan. Jadi kayak
tidak enak ka kali tidak bantu ki walaupun saya juga lagi susah”
Menurut Suzanne White (2015) “Friends who are not shy about asking
to borrow money but are slow to return it should be reminded that friendship
and banking are two separate functions” jika diterjemahkan secara bebas
81
artinya teman yang tidak malu untuk meminjam uang tetapi terlambat dalam
yaitu:
Bentuk komunikasi toxic friend tersebut verbal yaitu dengan kata kata
“Menurut saya dia berperilaku Toxic seperti itu karena kurangnya rasa
percaya diri untuk menyelesaikan masalah pribadi sendiri agar tidak
perlu selalu memaksakan keadaan dan mungkin dia berpikir kita
sudah sangat akrab jadi tidak segan untuk meminta minta dengan
saya”
terjadinya Toxic friendship, di antaranya rasa percaya diri rendah yaitu tidak
dan tantangan keakraban yaitu karena terlalu akrab makanya ia tidak segan
tersebut yaitu:
seperti mereka. Terakhir Isma menjelaskan tentang sahabat yang baik itu
seperti:
moral, motivasi dan semangat hidup untuk segera mengatasi masalah yang
memberi stimulasi yang positif bagi sahabat agar lebih berkembang menjadi
pribadi yang lebih baik (Gottman dan Parker dalam Dariyo, 2004: 130-131)
kehadiran orang lain. Salah satu perilaku toxic friend ini bisa dikatakan sangat
menyusahkan, karena selalu meminta bantuan meskipun pada hal yang sepele
dari perilaku komunikasi toxic friendship yaitu verbal berupa kata-kata secara
yaitu perilaku sosial dibimbing oleh aturan aturan yang telah diprogram secara
memengaruhi perilakunya.
84
diakibatkan oleh pertemanan yang tidak sehat. Menurut (Yager, 2006: 93-116)
insecure.
Dari hasil wawancara dari beberapa informan yang telah di teliti maka
berikut:
halnya ketika kompetisi berada di luar kendali maka membuka jalan untuk
saling menjatuhkan satu sama lain, tidak menghargai, tidak peduli, bersikap
tindakan buruk.
angkatan 2015 ini yang telah menceritakan tentang masalah yang pernah dia
hadapi bersama salah satu toxic friend yang berperilaku komunikasi toxic
target jualanku bisa dibilang sama dengan dia karena temanku itu
berteman juga sama dia, tidak di kampus dan diluar kampus hampir
semuanya sama. Kalau mau saingan, yah bersaing secara baik tidak
perlu menjatuhkan orang lain. Tapi tetap ja percaya kalau rezeki
sudah diatur oleh Allah swt”
Fatima merasa terkhianati, karena temannya yang dia ajar tentang cara
karena ada rasa ketidakmampuan dalam diri untuk mengakui prestasi teman
sendiri serta perasaan kecewa karena prestasi yang dimiliki tidak sebanding
menjadi saingan bisnisnya. Namun ia selalu percaya kalau rezeki sudah di atur
2. Kecemburuan
datang kepada saya ketika dia sedang sedih atau ada masalah dengan
pasangannya itu”
memilih orang lain di saat senang, dan seperti melupakannya. Sedangkan pada
saat sedih atau berada dalam masalah dia mencarinya untuk meminta bantuan
saja.
“like you” or want to spend time with you when he or she needs something
from you” jika diterjemahkan secara bebas artinya teman anda terlihat
menyukai anda atau ingin menghabiskan waktu bersama anda saat teman anda
tersebut yaitu:
toxic tersebut.
3. Balas dendam
menceritakan tentang masalah yang pernah dia hadapi bersama salah satu
toxic friend yang berperilaku komunikasi toxic friendship yaitu tidak ada
87
“Dampaknya tidak nyaman kalau ada dia. Jadi sekarang saya sama
yang lain tidak peduli juga kalau dia banyak maunya, dia saja selalu
acuh. Balas dendam lah masa dia terus mau diikuti hehehe”
Menurut Suzanne White (2015) salah satu ciri toxic friendship yaitu, Friends
who monopolize conversations or only want to discuss their own lives and
memberi anda waktu untuk berbagi pemikiran ataupun perasaan anda. Dapat
“Yang saya lakukan itu yah menjauh dari mereka, karna semakin
sering bersama di lingkungan tersebut maka kemungkinan besar juga
saya akan terseret ke pertemanan yang tidak sehat”
non verbal yaitu lebih baik menjauh dari toxic friendship sebelum terseret ke
4. Kemarahan
bergantung. mengatakan:
88
angkatan 2016 yang merasa marah karena perilaku toxic friendnya yang selalu
“dampaknya saya merasa marah saat itu terjadi karena itu tidak baik
dan tidak patut untuk di contoh”
mengatasi masalah toxic friend yang berada pada circle pertemanannya yaitu:
mengatakan bahwa:
“merasa tidak nyaman yang membuat saya kadang merasa marah dan
sedikit merasakan depresi”
89
pernah ia alami :
dengan mencari lingkungan baru yang lebih baik agar terhindar dari dampak
negatif.
5. Depresi
sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah; menarik diri dari orang lain; tidak
dalam aktivitas yang sering dilakukan (Davison, Neale dan Kring, 2012: 11)
menghina dirinya.
Begitu juga dengan penampilannya yang mereka rasa kurang rapi. Hikma juga
“dampak yang saya rasakan itu lebih sulit mengekspresikan diri dan
sulit berkembang karena komunikasinya searah.”
diatas peneliti menemukan bahwa pola komunikasi dari toxic friendship yaitu
tersebut yaitu:
tentang perilaku buruknya. Tetapi jika toxic friend tersebut masih belum bisa
dipengaruhi oleh masa kecil yang dimiliki, trauma masa lalu, pengalaman
negatif akan diri sendiri, perfeksionis, atau mempunyai orang tua atau
dari salah satu temannya yang toxic, contohnya mengritik penampilannya saat
“Jujur insecure sekali ka kak, karena sejak ku tahu dia ceritai ka kalau
ke kampuska, merasa ka setiap dia liatika atau dekatika kayak merasa
minder ka kak, kayak takutka apa lagi dia mau bilangika ini”
minder dan takut saat berada di sekitar temannya karena perilaku sahabat
“saya merasa diri saya negatif dan tidak nyaman jika didekatnya.
Sampai sampai saya merasa diri saya stagnan begini begini saja tidak
berkembang”
negatif saat berada di sekitar toxic friend hingga sulit berkembang. Maka
tersebut.
friendship dapat berdampak buruk bagi circle pertemanan itu sendiri. Salah
satu pihak pasti menjadi korbannya. Dampak dari Toxic friendship yaitu
a. Secara verbal
1. Membicarakannya
b. Secara nonverbal
2. Memutuskan Komunikasi
3. Mendiamkan
toxic friendship, (Yager, 2006: 88-89) yaitu indikator Pengkritik, keras kepala,
tidak ada empati, dan selalu bergantung. Bentuk Komunikasinya yaitu verbal
dan nonverbal. serta dampak yang dirasakan dari Perilaku Komunikasi toxic
dialami beberapa mahasiswa yaitu pengkritik dan tidak ada empati. Kemudian
B. Simpulan
dengan teman sebaya pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yaitu pengkritik, tidak ada empati,
keras kepala, dan selalu bergantung yang disampaikan secara verbal dan
94
95
C. Saran
Intimacy/ affection.
berdampak buruk pada diri anda segera tinggalkan toxic friends tersebut.
Daftar Pustaka
Adler, Ronald B., George Rodman. (1985). Understanding Human
Communication Second Edition. New York: Holt,
Anni, Catharina Tri, dkk. (2004). Psikologi Belajar. Semarang : UPT UNNES
Anoraga, Pandji. (2009). Psikologi Kerja, Cetakan kelima, Jakarta: Rineka Cipta
Bahri, Syaiful. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Berndt, T.J. & Murphy, L.M. (2002). Influence of friends and friendships: :
Myths, truths, and research recommendations. In R. V. Kail
(Ed.), Advances in child development and behavior, Vol. 30 (p. 275–
310). Academic Press.
Dayakisni, Tri, & Hudaniah. (2012). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press
96
97
Degges-White, S., & Van Tieghem, J. P. (2015). Toxic Friendships: Knowing the
Rules and Dealing with the Friends who Break Them. Rowman &
Littlefield.
Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung :
Citra Aditya Bakti. Elvinaro, Ardianto.
Hariyanto, E., & Juniarti, D. K (2017). Komunikasi Publik Di Era Indrustri 4.0 :
memetik pelajaran dari strategi komunikasi utang pemerintah.
Jakarta : @jualinbukumu.
Janah, S. A. (2020). Pesan Tocix Friendship Dalam Film Animasi 3d (Analisis Isi
pada Film Ralph Breaks The Internet: Wreck-It Ralph 2) (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang)
98
Jumadi, E., Wahab, B. A., & Okianna, O. (2013). Pengaruh Teman Sebaya
Terhadap Gaya Hidup Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP
UNTAN (Doctoral dissertation, Tanjungpura University).
Lucas, Martin dan Wilson, Kim. (1989). Memelihara Gairah Kerja: Psikologi
untuk “orang kantoran”, Terjemahan Ansis Kleden, Jakarta: Arcan
M. Gilliard, Joyce.( 2016). The Little Book About Toxic Friends, How to
Recognize a Toxic Relationship. Xlibris
Parker, J., & Asher, R. (1993). Friendship and Friendship Quality in Middle
Child-hood: Links with Peer Group Accep-tance and Feelings of
Loneliness and Social Dissatisfaction. Journal of Developmental
Psychology. 4, 611-621
Rachel Morrison & Terry Nolan. (2017). Too much of a good thing? Difficulties
with workplace friendships. Journal Business Review. Volume 9
No.2.
Rozak, A., & Rahiem, M. D. H. (2020). Hubungan Status Sosial Ekonomi dalam
Pemilihan Pertemanan Sebaya (Mahasiswa FITK UIN
Jakarta) (Bachelor's thesis, Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta).
Shaffer, David R.( 2005). Social and Personality Development. USA: Thomson .
Yager, Ph. D, Jan. (2006). When Friendship Hurts Mengatasi Teman Berbahaya
& Mengembangkan Persahabatan yang Menguntungkan.
diterjemahkan oleh Arfan Achyar. Tangerang: AgroMedia Pustaka
L
A
M
P
I
R
A
N
101
102
Pertanyaan wawancara
pertemanan?
Toxic?
non verbal?
7. Bisakah kamu menceritakan salah satu contoh kasus yang pernah terjadi?
8. Apa dampak yang kamu rasakan saat berada dalam kondisi/circle pertemanan
10. Menurut kamu sifat Toxic friendship terbentuk karena faktor biologis ataukah
faktor lingkungan?
12. Pertanyaan terakhir ya, Bagaimana cara kamu merespon Toxic Friendship?
103
DOKUMENTASI
104
105
106
107
108
109
RIWAYAT HIDUP