Anda di halaman 1dari 76

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN INTEGRATIF PADA MURID KELAS III


SDN BALANG BARU I MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsi


pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S.1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

ANDI NUR WAHIDA


K.10540 3828 09

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S.1


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR
2012

i
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Mahasiswa : ANDI NUR WAHIDA
NIM : K.10540 3828 09
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Integratif pada Murid Kelas III SDN Balang Baru I Makassar.

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah asli hasil karya saya sendiri,
bukan hasil jiplakan atau dibuatkan oleh siapa pun. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima
sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2012


Yang membuat Pernyataan

Andi Nur Wahida


K.10540 3828 09

ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Sekretariat. Jln. Sultan Alauddin No. 259 Telp. 866972 Makassar

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI


Nama Mahasiswa : Andi Nur Wahida
Stambuk : K.10540 3828 09
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Dosen Pembimbing : 1. Dra. Hj. Sitti Fatimah Tola, M. Si.
Judul Skripsi : Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Integratif pada Murid Kelas III SDN Balang Baru I Makassar.
Konsultasi Pembimbing I
No. Hari/ Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Catatan : Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika konsultasi ke masing-
masing pembimbing minimal 3 kali.
Makassar, September 2012
Mengetahui,
Plt. Ketua Prodi PGSD

St. Fithriani Saleh, S. Pd., M. Pd.


NBM. 858 638

iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Sekretariat. Jln. Sultan Alauddin No. 259 Telp. 866972 Makassar

KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI


Nama Mahasiswa : Andi Nur Wahida
Stambuk : K.10540 3828 09
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Dosen Pembimbing : 2. Drs. H. Mas’ud Ibrahim, M. Si.
Judul Skripsi : Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Integratif pada Murid Kelas III SDN Balang Baru I Makassar.
Konsultasi Pembimbing I
No. Hari/ Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan

Catatan : Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika konsultasi ke masing-
masing pembimbing minimal 3 kali.
Makassar, September 2012
Mengetahui,
Plt. Ketua Prodi PGSD

St. Fithriani Saleh, S. Pd., M. Pd.


NBM. 858 638

iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING

“Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Integratif pada


Murid Kelas III SDN Balang Baru I Makassar".

Atas nama:
Nama : Andi Nur Wahida
NIM : K.10540 3828 09
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar/ PGSD S.1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Setelah diperiksa dan diteliti, telah memenuhi syarat untuk diujikan.

Makassar, September 2012


Disetujui Oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Hj. Sitti Fatimah Tola, M. Si. Drs. H. Mas’ud Ibrahim, M. Si.

Mengetahui,
Dekan FKIP Plt. Ketua Prodi PGSD

Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. Sulfasya, S. Pd., M.A.


NBM. 858 625 NBM: 970 635

v
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul "Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model


Pembelajaran Integratif pada Murid Kelas III SDN Balang Baru I Makassar".

Atas nama:
Nama : Andi Nur Wahida
NIM : K.10540 3828 09
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar/ PGSD S.1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Setelah diperiksa dan diteliti, telah memenuhi syarat untuk diujikan.

Makassar, September 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Hj. Sitti Fatimah Tola, M. Si. Drs. H. Mas’ud Ibrahim, M. Si.

Mengetahui,
Dekan FKIP Plt. Ketua Prodi PGSD

Dr. A. Sukri Syamsuri, M. Hum. Sulfasya, S. Pd., M.A.


NBM. 858 625 NBM: 970 635

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.

Persembahan:
Alhamdulillah, karena Ke-AgunganMu ya Robbi skripsi
ini terselesaikan dan kupersembahakan untuk:
1. Ayahanda, dan Ibunda tercinta yang dengan tulus
selalu mendo’akan aku.
2. Suamiku tercinta yang selalu memberikan dukungannya
baik lahir maupun bathin.
3. Saudaraku dan seluruh keluarga yang selalu
memberikan motivasi.
4. Sahabat-sahabatku di Jurusan PGSD Konversi 09
Wahidah Jabbar, Irmayani Ismail, Ummul Chaeri, dan
Gadis serta yang tidak sempat saya tulis terima kasih
atas Spirit dan Bantuannya.
5. Semua pihak yang tidak sempat saya tulis.

vii
ABSTRAK

Andi Nur Wahida. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Integratif pada Murid Kelas III SDN Balang Baru I Makassar. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S.1. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hj. Sitti Fatimah
Tola dan H. Mas’ud Ibrahim.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar murid pada mata
pelajaran IPS di kelas III SDN Balang Baru I Kota Makassar melalui penerapan
Model Pembelajaran Integratif. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes hasil belajar dan
observasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif. Subjek penelitian murid kelas III SDN Balang Baru I Kota Makassar pada
tahun pembelajaran 2012/2013 sebanyak 32 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada siklus I terdapat 18 murid atau (56,25%) yang masuk dalam kategori
tuntas sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 27 murid atau (84,37%) dengan
nilai KKM (65). Nilai rata-rata hasil tes belajar pada siklus I adalah 63,19 dan pada
siklus II meningkat menjadi 75,66.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menerapkan
model pembelajaran Integratif, murid menjadi lebih aktif, kreatif dan tidak merasa
terbebani dalam memahami materi pembelajaran. Dari penelitian ini diperoleh
simpulan bahwa model pembelajaran Integratif dapat meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas serta sikap murid kelas III SDN Balang Baru I Kota Makassar dalam proses
pembelajaran. Peneliti menyarankan agar model pembelajaran Integratif dapat
digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan mewujudkan
kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi murid.

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, itulah ucapan yang paling pantas penulis


ucapkan sebagai tanda syukur kepada Allah swt. Penulis merasa yakin bahwa atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini sebagai
akibat keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Sehubungan dengan hal
tersebut, penulis mengharapkan saran-saran yang bermanfaat dari pembaca demi
pengembangan dunia pendidikan pada umumnya dan penyempurnaan skripsi ini pada
khususnya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya.
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang memberikan dukungannya baik material
maupun spiritual.
Dra. Hj. Sitti Fatimah Tola, M. Si., sebagai pembimbing I dan Drs. H. Mas’ud
Ibrahim, M. Si. sebagai pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
Dr. H. Irwan Akib, M. Pd sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar. Bapak Dr. A. Syukri Syamsuri, M. Hum, sebagai Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Ibu St. Fithriani Saleh, S. Pd., M. Pd., sebagai plt.
Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan arahan dan
petunjuk dalam proses penyelesaian studi. Bapak/Ibu Dosen, yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama penulis mengikuti perkuliahan. Para staf Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang
memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis.

ix
Ibu Junaedah, S. Pd. sebagai kepala sekolah dan bapak/ibu guru serta seluruh
staf tata usaha SDN Balang Baru Kota Makassar yang telah memberikan izin
penelitian dan petunjuknya selama ini. Semua pihak yang ikut serta memberikan
dukungan dan bantuannya.
Akhirnya, kepada Allah swt jualah kita berserah diri, semoga hari esok senantiasa
lebih baik dari pada hari ini, Amien.
Makassar, September 2012

Penulis

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... ii
KONTROL BIMBINGAN ..................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ...................................................................................... 4
1. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4
2. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
3. Pemecahan Masalah ............................................................................ 4
4. Pemecahan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS


TINDAKAN
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 6
1. Belajar ................................................................................................. 6
2. Hasil Belajar ........................................................................................ 7

xi
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............................. 10
4. Model Pembelajaran Integratif ............................................................. 18
5. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ..................................................... 23
B. Kerangka Pikir ........................................................................................... 24
C. Hipotesis Tindakan ..................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Subjek Penelitian ......................................................................... 27
B. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 27
C. Jenis Data ................................................................................................... 30
D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 32
G. Indikator Keberhasilan ............................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 34
B. Pembahasan ................................................................................................ 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 51
B. Saran ........................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 52
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Departemen


Pendidikan Nasional ................................................................... 33
2. Tabel 4.1 Statistik Hasil Belajar Murid Pada Siklus I ............................... 39
3. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Murid Pada
Siklus I ........................................................................................ 40
4. Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Belajar Murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri
Balang Baru I Kota Makassar Ppada Siklus I ............................. 40
5. Tabel 4.4 Statistik Hasil Belajar Murid Pada Siklus II .............................. 46
6. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Murid Pada
Siklus II ...................................................................................... 47
7. Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Belajar Murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri
Balang Baru I Kota Makassar pada Siklus II ............................. 47
8. Tabel 4.7 Persentase rata-rata dan Ketuntasan Hasil Belajar Murid
Kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar .. 49

xiii
DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK

Bagan 3.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ............................. 28


Bagan 4.1. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II............. 49

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Hadir Murid Siklus I


2. Daftar Hadir Murid Siklus II
3. Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan I
4. Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan II
5. Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan I
6. Perangkat Pembelajaran Siklus II Pertemuan II
7. Tes Hasil Belajar Siklus I
8. Tes Hasil Belajar Siklus II
9. Data Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
10. Persetujuan Judul
11. Pengantar LP3M
12. Permohonan Izin Penelitian dari Balitbangda
13. Permohonan Izin Penelitian dari Kesbang
14. Surat Keterangan Validasi
15. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
16. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

xv
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu interaksi antara pendidik dengan anak didik.

Pendidikan diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan

dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Berkaitan dengan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional maka pendidik

mempunyai peranan penting dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan. Standar

Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2005 menjelaskan bahwa proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan

perkembangan fisik serta fsikologi peserta didik.

Mata pelajaran IPS dalam kurikulum Sekolah Dasar pada tahun 2006 sejak

diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) maka pembelajaran

IPS diberikan dari kelas I sampai VI. Seorang guru dalam pendidikan memegang

peranan yang penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam

pengalaman teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Kedua hal ini

sangat penting karena seorang guru dalam pembelajaran bukanlah sekedar

menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang

sedang disampaikan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan mudah

1
2

dipahami bagi murid. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat

dan menarik, dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi murid, sehingga mengalami

ketidaktuntasan dalam belajarnya.

Mata pelajaran IPS merupakan bagian-bagian dari ilmu sosial yang

mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menumbuhkan rasa

nasionalisme. Sebab IPS merupakan kajian ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa

pada masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang jelas. Kenyataan di sekolah

menunjukkan bahwa hasil belajar IPS masih rendah, dan motivasi belajar murid

sangat rendah.

Salah satu model pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru dalam kelas

adalah pembelajaran konvensional dengan metode yang monoton mengakibatkan

minimnya motivasi belajar murid, karena cenderung menghafalkan tahun, nama

tokoh, dan rentetan peristiwa. Pembelajaran konvensional cenderung meminimalkan

keterlibatan murid sehingga guru nampak lebih aktif. Kebiasaan bersikap pasif dalam

proses pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar murid takut dan malu

bertanya pada guru tentang materi yang kurang dipahami.

Permasalahan tersebut juga terjadi di SDN Balang Baru I, berdasarkan hasil

observasi dan wawancara dengan guru kelas III penulis memperoleh informasi bahwa

hasil belajar IPS masih rendah, dalam proses pembelajaran murid memahami konsep

IPS tanpa penalaran, interaksi antar murid sangat minim, dan guru mendominasi

proses pembelajaran. Menurut data yang diperoleh dari guru tersebut, rata-rata nilai

IPS murid kelas III SDN Balang Baru I Makassar pada semester I adalah 61,40 dan
3

pada semester II mengalami sedikit peningkatan yaitu 64,70 di tahun pembelajaran

2010/2011 dengan standar KKM (65). Pada semester I sebanyak 11 orang murid yang

mendapatkan nilai di bawah KKM (65), sedangkan pada semester II sebanyak 14

orang murid yang mendapatkan nilai di bawah KKM atau tidak tuntas dari 25 orang

murid.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang

efektif dan menarik, di mana murid dapat belajar secara efektif dan menyenangkan,

dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan mengemukakan

pendapat. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model

pembelajaran Integratif.

Model pembelajaran integratif merupakan suatu konsep model belajar

mengajar yang melibatkan interbidang studi dan antarbidang studi untuk memberikan

pengalaman yang bermakna kepada murid. Pembelajaran integratif berguna untuk

mengembangkan dan meningkatkan pola pikir dan daya pikir murid terhadap objek

yang sedang dipelajari selain itu, model pembelajaran ini berguna untuk menciptakan

suasana pembelajaran yang kondusif dan partisipatif dalam kelas.

Maka berdasarkan pemikiran tersebut, maka penulis merasa perlu

melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Meningkatkan Hasil Belajar

IPS Melalui Model Pembelajaran Integratif pada Murid Kelas III SDN Balang

Baru I Makassar”.
4

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

a. Rendahnya hasil balajar IPS murid.

b. Motivasi belajar murid rendah.

c. Murid memahami konsep IPS tanpa penalaran

d. Dalam memberikan pembelajaran, guru menerapkan metode konvensional.

e. Interaksi antara guru dan murid sangat minim

f. Murid tidak diberikan kesempatan mengemukakan ide dan mengkonstruksi

sendiri dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

bagaimana permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimana

model pembelajaran integratif dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas III SDN

Balang Baru I?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan

hasil belajar IPS melalui Model Pembelajaran Integratif pada murid kelas III SDN

Balang Baru I Makassar.


5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi tambahan pengetahuan bagi

para pendidik khusunya guru SD agar pemilihan dan penerapan model pembelajaran

dapat disesuaikan dengan kondisi murid yang dihadapi agar peningkatan hasil belajar

dapat tercapai. Selain itu dengan penelitian ini diharapkan:

1. Dapat menambah wawasan tentang efektivitas penggunaan Model

Pembelajaran Integratif dalam pembelajaran terhadap hasil belajar IPS murid.

2. Dapat memberikan masukan pemikiran bagi para guru dan pengembangan

dunia pendidikan pada umumnya tentang penggunaan Model Pembelajaran

Integratif untuk menyelenggarakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian yang relevan.


6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Belajar

Belajar tidak hanya dapat dilakukan dalam lingkungan formal dan informal

saja seperti di sekolah ataupun di tempat-tempat kursus tapi juga dapat diperoleh di

mana saja dan kapan saja berdasarkan pengalaman yang dilalui dan saat berinteraksi

dengan lingkungan.

Margaret Gredler, terjemahan (Sugiharto, 2007:1) mengemukakan belajar

adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap..

Dengan belajar peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang baru dan dapat

meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya, mengubah dari tidak tahu menjadi tahu,

dari yang salah menjadi benar, dan dari kurang baik menjadi baik menurut Riberu

dalam (Paputungan, 2010). Dengan kata lain, belajar merupakan suatu upaya untuk

memperbaiki, mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan afektif,

psikomotorik, dan kinestetik peserta didik.

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dan interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Ketika proses belajar berakhir, maka manusia akan memperoleh suatu hasil belajar.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau aspek dalam mencapai

6
7

suatu tujuan pendidikan. Dapat pula dikatakan bahwa hasil belajar dapat dilihat pada

perubahan tingkah laku yang didapatkan dari pengalaman dan interaksinya dengan

lingkungan.

Kualitas hasil belajar dan pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi

proses dan hasil belajar yang dicapai murid, dari segi proses pembelajaran dikatakan

berhasil apabila seluruhnya atau sebagian besar murid terlibat secara aktif, baik fisik,

mental maupun sosial dalam proses pemebelajaran. Selain itu semangat belajar dan

kegairahan yang tinggi serta rasa percaya diri yang baik. Sedangkan dari segi hasil,

proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang

positif pada diri murid seluruhnya atau setidak-tidaknya perubahan mencapai 75%.

2. Hasil Belajar

Keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas hierarki atau taksonomi menurut

Benjamin Bloom (dalam Satriana, 2009) menjadi tiga kawasan (domain) yaitu:

a. Domain kognitif

Domain kognitif mencakup kemampuan intelektual mengenai lingkungan

yang terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang

paling sederhana sampai yang paling kompleks yaitu pengetahuan (kemampuan

mengingat kembali apa yang telah dipelajari), pemahaman (kemampuan menangkap

makna arti suatu hal), penerapan (kemampuan menggunakan hal-hal yang telah

dipelajari untuk menghadapi situasi yang baru dan nyata), analisis (kemampuan

menjabarkan sesuatu menjadi bagian – bagian sehingga struktur organisasinya dapat


8

dipahami), dan sintesis (memadukan bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan yang

berarti), dan penilaian atau evaluasi (kemampuan memberikan harga suatu hal

berdasarkan aspek intern, kelompok, ekstern, atau yang telah ditetapkan terlebih

dahulu);

b. Domain afektif

Domain afektif mencakup kemampuan emosional dalam mengalami dan

menghayati sesutu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional yang

disusun secara hierarkis yaitu: kesadaran (kemampuan untuk ingin memperhatikan

suatu hal), penghayatan nilai (kemampuan untuk menerima nilai yang terikat

kepadanya), pengorganisasian nilai (kemampuan untuk memiliki sistem nilai yang

ada pada dirinya), dan karakterisasi diri (kemampuan untuk memiliki pola hidup

dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah

lakunya);

c. Domain psikomotor

Domain psikomotor yaitu kemampuan-kemampuan motorik menggiatkan dan

mengkoordinasikan gerakan terdiri dari: gerakan refleks (kemampuan melakukan

tindakan-tindakan yang terjadi tidak sengaja dalam menjawab sesuatu perangsang),

gerakan dasar (kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang bersifat pembawaan

dan terbentuk dari kombinasi gerak refleks), kemampuan perseptual (kemampuan

menterjemahkan perangsang yang diterima melalui alat indera menjadi gerakan-

gerakan yang tepat), kemampuan jasmani (kemampuan dan gerakan-gerakan dasar

merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan yang terlatih), gerakan-


9

gerakan yang terlatih (kemampuan melakukan gerakan-gerakan canggih dan rumit

dengan tingkat efisiensi tertentu), dan komunikasi nondiskusif (kemampuan

melakukan komunikasi dengan isyarat gerakan badan).

Taksonomi tujuan-tujuan dari bloom disebut dengan “Taksonomi Bloom”

dapat menjelaskan tentang kualitas hasil pendidikan. Tujuan langsung pendidikan

adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Peningkatan ini tidak sekedar meningkat belaka, tetapi peningkatan yang hasilnya

dapat dipergunakan meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, pekerja,

profesional, warga masyarakat, warga negara, dan sebagai mahluk Tuhan Yang Maha

Esa. Hasil pendidikan diberikan kepada lingkungan dan diterima oleh lingkungan,

sebagai masukan yang digunakan sesui kepentingannya.

Menurut Mulyasa (Haryani, 2009: 14) bahwa hasil belajar murid dapat dilihat

dalam jangka pendek, jangka menengah dan dalam jangka panjang, dengan indikator-

indikator sebagai berikut:

a) Sekurang-kurangnya 75% isi dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat

dipahami, diterima dan diterapkan oleh para murid di kelas.

b) Sekurang-kurangnya 75% peserta didik merasa mendapat kemudahan,

senang dan memiliki kemudahan yang tinggi.

c) Para peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.

d) Materi yang dikomunikaasikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik,

dan memandang hal ini sangat berguna bagi kehidupannya kelak.


10

Sehingga muncul motivasi untuk meningkatkan hasil belajar hasil

belajarnya.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar

adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan

berulang-ulang. Serta tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan

hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi

individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan

merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik (Indra,

2009).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai murid dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu

faktor dari dalam murid dan faktor dari luar murid (lingkungan). Faktor yang datang

dari diri murid terutama kemampuan yang dimilikinya. Menurut Sudjana (2005:39)

bahwa ”faktor kemampuan murid besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar

yang dicapai. Hasil belajar murid disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan murid

dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan”.

Berdasarkan asumsi di atas, faktor kemampuan memang dominan

mempengaruhi hasil belajar murid akan tetapi faktor dari luar diri murid juga tidak

dapat diabaikan, karena kemampuan murid tidak dapat berkembang dengan baik

apabila tidak didukung oleh faktor lingkungan yang baik begitupun sebaliknya,

bagaimanapun bagusnya dukungan lingkungan yang tersedia kalau tidak ditopang

oleh kemampuan yang baik maka hasil belajar murid juga tidak dapat optimal.
11

Betapa tingginya nilai keberhasilan suatu pendidikan sampai-sampai seorang

guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajaran dengan

baik dan sistematis. Namun terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan akan tetapi.

Kegagalan yang ditemui, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang

menghambatnya. Dan sebaliknya jika keberhasilan itu menjadi kenyataan maka

berbagai faktor tentu mendukungnya. Berbagai faktor yang mempengaruhi hasil

belajar murid antara lain adalah tujuan, guru, murid, kegiatan pengajaran, bahan dan

alat evaluasi. Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai

berikut:

a) Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam

kegiatan pembelajaran. Kepastian dari proses pembelajaran berpangkal dari jelas

tidaknya perumusan tujuan pembelajaran. Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan

mempengaruhi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung

guru mempengaruhi kegiatan belajar murid. Guru dengan sengaja menciptakan

lingkungan belajar untuk mencapai tujuan. Jika kegiatan belajar murid dan kegaitan

mengajar guru bertentangan, dengan sendirinya tujuan pembelajaran pun gagal

dicapai.

Untuk menghindari kegagalan dalam pembelajaran seorang guru dituntut

untuk merumuskan tujuan terlebih dahulu karena tanpa merumuskan tujuan terlebih

dahulu, maka kegiatan pembelajaran menjadi sia-sia.


12

Tujuan merupakan sebagai pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai

dalam setiap kali kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu

aspek yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala

kegiatan pembelajaran muaranya pada pencapaian tujuan.

Keuntungan yang dapat diperoleh dalam penuangan tujuan pembelajaran

adalah sebagai berikut: 1) waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan

secara tepat. 2) pokok bahasan dapat dibuat secara seimbang, sehingga tidak ada

materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit. 3) guru dapat

menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan

dalam setiap jam pelajaran. 4) guru dapat menentukan urutan dan rangking materi

secara tepat sehingga materi pembelajaran sistematis pembahasannya (Anwar, 2012).

Berdasarkan asumsi di atas dapat dipahami bahwa keuntungan yang diperoleh

dari tujuan pembelajaran sangat bermanfaat, baik bagi guru yang mengajar maupun

bagi murid yang diajar sebab salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam

pembelajaran yaitu memudahkan murid untuk memahami pelajaran secara sistematis

dan efisisen. Dengan demikian peningkatan hasil belajar murid akan tercapai secara

optimal.

b) Guru

Kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang

harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang manapun. Kompetensi-kompetensi

lainnya adalah kompetensi kepribadian dan kompetensi kemasyarakatan. Secara


13

teoritis ketiga jenis kompetensi tersebut dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya,

akan tetapi secara praktis sesungguhnya ketiga jenis kompetensi tersebut tidak

mungkin dapat dipisah-pisahkan. Diantara ketiga jenis kompetensi itu saling menjalin

secara terpadu dalam diri guru. Guru yang terampil mengajar tentu harus pula

memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan sosialisasi dalam masyarakat.

Suatu kewajaran bagi pemerintah merumusakan Undang-Undang sistem

penerimaan tenaga pengajar sebab, tenaga pengajar (guru) memegang posisi yang

sangat sentral dalam menentukan arah pendidikan kedepan di republik yang kita

cintai ini. guru yang memiliki kompetensi profesional akan melahirkan murid yang

berkemampuan, berkepribadian dan berdaya saing tinggi dan sebaliknya guru yang

kurang profesinal akan melahirkan sumber daya murid yang bermutu rendah.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti

berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan

melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada murid (Usman,

2004:6).

Tugas guru sebagai pengajar harus senantiasa berubah dan berbenah sebab,

perkembangan baru terhadap pandangan pembelajaran membawa konsekuensi kepada

guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena proses pembelajaran

dan hasil belajar murid sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru.

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif
14

dan akan lebih mampu mengelolah kelas sehingga hasil belajar murid berada pada

tingkat yang optimal.

Selain kemampuan mengajar guru yang diutamakan yang tidak kalah

pentingnya untuk diperhatikan adalah kemampun kepribadiaan sebab hal ini juga

menjadi penentu kelancaran proses pembelajaran yang akan berimplikasi pada

peningkatan hasil belajar murid. Seorang guru yang bekepribadian unggul harus

menjadi contoh bagi murid, karena pada dasarnya guru adalah representasi dari

sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat

menjadi teladan yang dapat ditiru. Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar yang dapat ditunjukkan muridnya. Untuk itu, apabila seseorang ingin menjadi

guru yang profesional maka harus selalu meningkatkan wawasan pengetahuan

akademis dan praktis melalui jalur pendidikan berjenjang atau pelatihan-pelatihan

yang dapat meningkatkan kompetensi kepribadian guru. Seorang guru yang memiliki

kepribadian yang baik melahirkan ketertarikan dan semangat belajar yang tinggi bagi

muridnya sehingga prestasi belajar murid dapat ditingkatkan secara signifikan.

c) Murid

Murid adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tuanyalah

yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan

dikemudian hari. Kepercayaan orang tua murid diterima oleh guru dengan kesadaran

dan penuh keikhlasan. Maka guru menjadi pengembang tanggung jawab yang

diserahkan.
15

Tanggung jawab guru bukan hanya terhadap seorang murid, akan tetapi

tanggung jawab guru cukup banyak. Semua murid yang menjalani proses pendidikan

di suatu sekolah menjadi tanggung jawab guru yang mengajar di sekolah tersebut.

Banyaknya murid di sekolah jelas tidak mempunyai karakter yang sama sebab murid

tersebut berasal dari latar belakang, keluarga, sosial, ekonomi yang berbeda-beda,

kepribadian mereka ada yang pendiam, ada yang periang, ada yang suka bicara serta

ada juga yang kreatif dan sebagainya. Intelektual mereka juga memiliki kecerdasan

yang bervariasi.

Apabila guru tidak memiliki kecerdasan dan keterampilan dalam mengelolah

perbedaan-perbedaan potensi murid maka proses pembelajaran sulit mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan (Fathurrohman, 2007:116)

Murid yang dengan ciri mereka masing-masing itu berkumpul di dalam kelas

untuk menerima pelajaran dari guru. Banyak sedikitnya jumlah murid dalam suatu

kelas mempengaruhi proses pengelolaan kelas yang berimplikasi pada hasil belajar

murid. Jumlah murid yang terlalu padat dalam satu kelas dapat menimbulkan konflik

antara murid, selain itu bagi murid yang tidak mendapatkan perhatian yang memadai

dari guru akan berdampak pada kedisiplinan murid tersebut.

Murid yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi pelajaran

yang lain adalah perilaku murid yang bermula dari minat yang berlainan. Hal ini

mempengaruhi kegiatan belajar murid. Biasanya pelajaran yang disenangi, dipelajari

oleh murid dengan senang hati dan sebaliknya pelajaran yang kurang disenangi jarang
16

dipelajari sehingga isi pelajaran tersebut tidak dikuasai, hal ini mempengaruhi hasil

belajarnya.

Angka yang terdapat dalam raport adalah bukti nyata dari keberhasilan belajar

anak. Angka-angka itu bervarisai mulai dari angka yang rendah sampai angka yang

tinggi. Hal itu menunjukkan perbedaan tingkat kemampuan murid menguasi bahan

pelajaran pada bidang studi yang berlainan. Daya serap murid juga bermacam-macam

untuk dapat menguasai setiap bidang studi. Hal ini menunjukkan bahwa murid

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.

d) Kegiatan pembelajaran

Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru

dengan murid dengan bahan ajar (materi) sebagai perantaranya. Guru yang mengajar,

murid yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar

bagi kepentingan belajar murid. Murid adalah orang yang diantar dalam lingkungan

belajar yang telah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi

gaya belajar murid. Tetapi disini gaya mengajar guru lebih dominan mempengaruhi

gaya belajar murid.

Gaya mengajar guru dapat dibedakan menjadi empat gaya diantaranya: gaya

mengajar klasik, gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi dan gaya

mengajar interaksional (Ali, 1992:59).

Pendekatan yang guru ambil dalam kegiatan pembelajaran akan menghasilkan

kegiatan murid yang bermacam-macam. guru yang menggunakan pendekatan

individual misalnya, berusaha memahami murid sebagai makhluk individual dan


17

bagi guru yang mendekati murid secara kelompok maka akan memandang murid

sebagai makhluk berkelompok. Dari dua pendekatan tersebut lahirlah kegiatan

pembelajaran yang berlainan, yang pada gilirannya melahirkan hasil belajar yang

berbeda pula. Namun perpaduan dari kedua pendekatan pembelajaran tersebut akan

mendatangkan hasil belajar yang lebih baik.

Strategi penggunaan model pembelajaran amat menentukan kualitas hasil

belajar. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi akan mengantarkan murid

pada hasil belajar yang optimal. Seorang guru yang kurang bervariasi model

mengajarnya akan menciptakan suasana belajar yang kaku sehingga muncul rasa

bosan pada murid yang akan berimplikasi pada menurunnya pencapaian hasil belajar

yang diinginkan.

e) Bahan dan alat evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang

sudah dipelajari oleh murid untuk kepentingan ulangan. Bahan pembelajaran sendiri

dikemas dalam bentuk buku paket untuk dipelajari oleh murid. Murid dan guru

sebaiknya mempunyai buku paket tersebut guna kepentingan kegiatan pembelajaran

di kelas.

Bila tiba masa ulangan, semua bahan yang telah diprogramkan harus selesai

dalam jangka waktu tertentu selanjutnya dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan

item-item soal evaluasi. Gurulah yang membuat dengan perencanaan sistematis dan

menggunakan alat evaluasi. Alat-alat evaluasi yang digunakan umumnya tidak hanya
18

benar-salah dan pilihan ganda, tetapi juga menjodohkan, melengkapi dan juga dibuat

soal ujian yang berbentuk essay.

Masing-masing alat evaluasi itu mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Menyadari akan hal itu, jarang ditemukan pembuatan item-item soal yang hanya

menggunakan satu alat evaluasi. Tetapi guru biasanya menggabungkannya lebih dari

satu alat evaluasi. Hal tersebut dilakukan agar hasil evaluasi menjadi objektif untuk

mengukur tingkat pencapaian hasil belajar murid.

4. Model Pembelajaran Integratif

Model pembelajaran Integratif (Suyatno, 2009:45) adalah model

pembelajaran yang menggabungkan keterampilan induktif, keterampilan deduktif

dengan materi ajar. Model ini memperbolehkan guru untuk fokus pada materi,

keterampilan berfikir atau pada keduanya secara bersamaan.

Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam suatu proses.

Integratif dibagi menjadi interbidang studi atau antar bidang studi. Interbidang studi

artinya beberapa aspek dalam suatu bidang studi di integrasikan. Adapun antar bidang

studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, antar

IPS dengan bahasa Indonesia atau dengan bidang studi lainnya.

Dalam pembalajaran IPS, integratif antar bidang studi jarang digunakan. Saat

mengajarkan sejarah bangsa Indonesia, guru tidak secara langsung menyodorkan

materi ke murid tetapi diawali dengan materi membaca atau yang lainnya.

Perpindahnya diatur secara tipis, bahkan guru yang pandai megintegrasikan

penyampaian materi dapat menyebabkan murid tidak merasakan perpindahan materi.


19

Pengintegrasiannya diaplikasikan sesuai dengan kompetensi dasar yang perlu dimiliki

murid. Materi tidak dipisah-pisahkan dan justru merupakan kesatuan yang perlu

dikemas secara menarik.

a. Ciri-ciri Model Pembelajaran Integratif

Beberapa ciri khas dari model pembelajaran integratif antara lain (Indrati,

2010):

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.

2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan model pembelajaran

integratif bertolak dari minat dan kebutuhan murid.

3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi murid sehingga

hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir murid.

5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui murid dalam lingkungannya.

6) Mengembangkan keterampilan sosial murid, seperti kerjasama, toleransi,

komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

b. Karakteristik Pembelajaran Integratif

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran Integratif

memiliki karakteristik-karakteristik (Sapta, 2010) sebagai berikut:


20

1) Berpusat pada murid

Pembelajaran Integratif berpusat pada murid (student centered), hal ini sesuai

dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan murid sebagai

subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu

memberikan kemudahan-kemudahan kepada murid untuk melakukan aktivitas

belajar.

2) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran integratif dapat memberikan pengalaman langsung kepada

murid (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, murid dihadapkan pada

sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih

abstrak.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran Integratif pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak

begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang

paling dekat berkaitan dengan kehidupan murid.

4) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran

Pembelajaran Integratif menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata

pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Murid mampu

memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu

murid dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-

hari.
21

5) Bersifat fleksibel

Pembelajaran integratif bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat

mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,

bahkan mengaitkannya dengan kehidupan murid dan keadaan lingkungan dimana

sekolah dan murid berada.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan murid.

Murid diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya

sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

c. Skenario Pembelajaran Integratif

Peneliti melakukan skenario pembelajaran (Ramadhan, 2008) sebagai berikut

yang dimulai dari tahap.

1) Pendahuluan

Peneliti memberikan pengarahan singkat tentang kegiatan belajar; waktu

yang digunakan 5 menit.

2) Kegiatan Inti

Peserta didik duduk berkelompok secara heterogen terdiri atas peserta didik

pandai, peserta didik sedang, dan peserta didik yang kurang pandai setiap kelompok

terdiri atas 4 atau 5 orang. Awal pembelajaran peneliti memberikan motivasi kepada

peserta didik berupa pertanyaan. Setiap anggota kelompok diberi tugas. Peneliti

membimbing peserta didik dalam mengerjakan tugas. Setiap kelompok


22

mempresentasikan hasil tugasnya. Setiap kelompok menarik kesimpulan mengenai

materi pelajaran yang telah dibahas.

3) Penutup

Peneliti memberikan tugas latihan di akhir kegiatan; Diadakan ulangan harian

dengan soal berbentuk uraian, berjumlah 5 soal dengan rentang nilai antara 0-100

yang harus diselesaikan.

d. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Integratif

Menurut Kunandar (Ramadhan, 2008), pembelajaran integratif mempunyai

kelebihan yakni:

1) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.

2) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan

dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.

3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

4) Mengembangkan keterampilan berpikir peserta didik sesuai dengan

persoalan yang dihadapi.

5) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

6) Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan

orang lain.

7) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang

dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Selain kelebihan di atas pembelajaran Integratif memiliki beberapa

kelemahan. Kelemahan pembelajaran Integratif tersebut terjadi apabila dilakukan


23

oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam

penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran Integratif akan merasa sulit untuk

mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika

skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi

sebuah narasi yang kering tanpa makna.

5. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPS adalah suatu program pendidikan yang memilih bahan

pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti, yang diorganisir dan disajikan

secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Berdasarkan pengertian ini

ditunjukkan bahwa salah satu ciri utama pembelajaran IPS adalah kerjasama disiplin

ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial.

Mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat dengan berbagai

aspeknya, tentu tidak dapat dipisahkan seperti ilmu-ilmu sosial yang membahas dari

berbagai sudut pandangya, seperti sejarah, geografi, psikologi, ekonomi politik, dan

sebagainya. Terdapat beberapa tujuan Pendidikan IPS yang berlaku secara universal,

yang menggambarkan bahwa Pendidikan IPS merupakan bentuk pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap yang memungkinkan anak berpartisipasi dalam

kelompoknya, kelompok utama dalam keluarga dan sekolah, selanjutnya dalam

masyarkat yang lebih luas, dalam kelompok bangsa dan negaranya, dan akhirnya

masyarakat dunia. Berdasarkan spesifikasi pengertian hasil belajar, fungsi dan tujuan

tersebut nampak betapa bidang studi Pendidikan IPS di SD merupakan bidang studi
24

yang penting. Untuk mencapai tujuan yang amat strategis tersebut tentu dibutuhkan

upaya inovatif dalam proses belajar mengajar.

B. Kerangka Pikir

Pada kenyataannya Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini

menggunakan model ekspositori, dimana pembelajaran berpusat pada guru, murid

pasif, dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan murid

mengalami kejenuhan yang berakibat kurangnya minat belajar. Indikasinya dapat

dilihat dari hasil belajar murid yang kurang memuaskan. Motivasi belajar murid akan

tumbuh apabila proses pembelajaran dilaksanakan secara bervariasi, baik melalui

variasi model, metode, pendekatan, maupun media pembelajaran.

Model pembelajaran integratif merupakan sebuah inovasi pembelajaran yang

ciri khasnya adalah menggabungkan beberapa tema dari mata pelajaran berbeda.

Sehingga murid tidak mudah jenuh dalam menerima pembelajaran mengingat mereka

masih berada di kelas rendah.

Dengan bervariasinya tema pembelajaran yang diterima oleh murid tentunya

akan berdampak positif terhadap motivasi belajarnya dan meningkatkan hasil belajar

mereka. Penerapannya dilaksanakan dengan mengidentifikasi kondisi awal segala

permasalahan yang menyebabkan murid kurang berminat dan kurang aktif terhadap

proses pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar. Untuk mengetahui

hal tersebut penelitian ini dirancang melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Secara

sederhana kerangka penelitian sebagai berikut:


25

Bagan.2.1 Skema Kerangka Pikir

- Murid
a. Hasil balajar IPS redah
b. Motivasi belajar siswa rendah.
c. Memahami konsep IPS tanpa
Kondisi Awal penalaran.
- Guru
a. Menerapkan metode konvensional.
b. Tidak memberi kesempatan bertanya
kepada siswa.
c. Interaksi dengan siswa sangat minim.

Model Pembelajaran Integratif


Siklus I dan Siklus II

Langkah-langkahya
Tindakan yang Dilakukan a. Penjelasan secara singkat
b. Siswa di bagi dalam beberapa kelompok
c. Memberikan motivasi kepada peserta didik
d. Setiap anggota kelompok diberi tugas.
e. Peneliti membimbing peserta didik dalam
mengerjakan tugas.
f. siswa mempresentasikan hasil tugasnya.
g. Tugas evaluasi
h. Kesimpulan.

Kondisi Akhir Hasil Belajar Meningkat


70% - 75%
26

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka rumusan hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah “jika guru menerapkan model pembelajaran integratif, maka

hasil belajar IPS murid kelas III SDN Balang baru Kota Makassar dapat meningkat”.
27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil

belajar murid kelas III SDN Balang Baru I pada mata pelajaran IPS. Penelitian

tindakan kelas dengan tahapan pelaksanaan berdaur ulang, meliputi: kegiatan

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, serta refleksi.

Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas III SDN Balang Baru I Kota

Makassar, dengan jumlah murid adalah 32 orang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 18

orang pada tahun pembelajaran 2012/2013. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada

semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 selama 2 bulan yaitu pada bulan Juli

sampai bulan September, Waktu tersebut dimulai dari tahap pengurusan surat-surat

izin penelitian.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus untuk

mengukur hasil belajar IPS murid kelas III SDN Balang baru I melalui penggunaan

model pembelajaran Integratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas

dengan dua siklus, meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

27
28

Bagan 3.1 Tahapan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas menurut


Arikunto (2009:16)

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus I Pengamatan

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan Siklus II Pengamatan

Refleksi
1. Siklus pertama

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan merupakan langkah awal dalam penelitian dengan

menetapkan rencana yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada

murid kelas III SDN Balang Baru I. Rencana yang disusun berkaitan dengan

langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Integratif.

Perencanaan ini juga mencakup tentang kegiatan aksi, pengamatan, dan

refleksi yang dilakukan. Juga menyusun alat evaluasi untuk mengukur kemampuan

murid dalam menyelesaikan soal IPS, lembar kegiatan murid (LKM), dan format

observasi proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran IPS berlangsung selama 6 x


29

35 menit (3 kali pertemuan) pada siklus pertama, dalam bentuk kegiatan

pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran Integratif.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang akan dilakukan sebagai upaya perbaikan atau

peningkatan hasil belajar IPS. Hal ini merupakan tindak lanjut dari perencanaan

dalam siklus pertama, yaitu dengan memberikan pembelajaran IPS dengan materi

soal pemecahan masalah IPS dengan menggunakan model pembelajaran Integratif

sebagai aksi pertama dalam pembelajaran IPS. Materi yang akan diajarkan pada

siklus pertama yaitu: budi pekerti. Kegiatan pembelajaran berlangsung pada

pertemuan pertama dan kedua. Selanjutnya pada pertemuan ketiga, murid diberikan

tes sebagai kegiatan evaluasi, berupa soal penyelesaian masalah IPS berkaitan dengan

materi yang diajarkan (budi pekerti) dengan menggunakan model pembelajaran

Integratif.

c. Tahap Pengamatan

Tahap Pengamatan merupakan observasi tehadap proses pembelajaran IPS

dengan menggunakan model pembelajaran Integratif yang dilaksanakan selama

proses tindakan, sekaligus mengamati dampak dari tindakan yang dilaksanakan

berkaitan dengan pembelajaran IPS, seperti: keaktifan atau partisipasi murid dalam

pembelajaran dan kesesuaian penggunaan model pembelajaran Integratif dengan

materi penyelesaian soal IPS.


30

d. Tahap Refleksi

Tahap Refleksi merupakan kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan atas

hasil-hasil atau dampak dari aksi atau tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran

IPS dengan menggunakan model pembelajaran Integratif dalam siklus pertama. Dari

hasil refleksi, guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi tersebut

sebagai masukan dalam membuat kerja penelitian untuk siklus kedua.

2. Siklus II

Tahapan pelaksanaan siklus kedua, sama dengan tahapan pada siklus pertama,

yaitu: tahap perencanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan

dengan melakukan perbaikan-perbaikan sesuai hasil refleksi pada siklus I.

C. Jenis Data

Jenis data yang akan diterapkan adalah data kuantitatif, berupa hasil belajar

murid dan data kualitatif berupa keaktifan murid dalam mengikuti pembelajaran IPS.

D. Instrumen Penilaian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah:

1. Tes hasil belajar

Tes hasil belajar diambil dengan menggunakan tes pada akhir setiap siklus.

2. Lembar observasi

Data tentang proses pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar

observasi.
31

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan observasi.

1. Teknik tes

Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman murid

dalam materi pembelajaran IPS. Tes dilakukan pada awal penelitian, pada akhir setiap

pebelajaran dan pada akhir setelah diberikan serangkaian pembelajaran . Tes berisi

pertanyaan tertulis dalam bentuk soal-soal hubungan antara struktur kerangka tubuh

manusia dengan fungsinya dalam pemecahan masalah yang diberikan pada akhir

tindakan setiap siklus, dan dilakukan sebanyak dua kali dengan isi tes berbeda.

Tes penelitian siklus pertama dan kedua masing-masing terdiri atas 5 soal,

yaitu:

- Proses benar dan jawaban benar, nilainya 20

- Proses benar tapi jawaban salah, nilainya 10

- Proses salah dan jawaban salah, nilainya 0

2. Tekhnik observasi

Observasi dimaksudkan untuk mengamati proses pembelajaran IPS dengan

menggunakan model pembelajaran Integratif di kelas III SDN Balang Baru Makassar.

Objek pengamatan yaitu pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS dengan

menggunakan model pembelajaran Integratif yang dilaksanakan selama proses

tindakan, sekaligus mengamati dampak dari tindakan yang dilaksanakan berkaitan

dengan pembelajaran IPS, seperti: Keaktifan atau partisipasi murid dalam


32

pembelajaran, dan kesesuaian penggunaan model pembelajaran Integratif dengan

materi penyelesaian soal IPS.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis

deskriptif untuk mengukur hasil belajar IPS murid kelas III SDN Balang Baru I

melalui penggunaan model pembelajaran Integratif berdasarkan hasil tes (2 kali tes),

dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase, yang didukung oleh hasil

observasi. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata skor hasil tes sesuai

hasil belajar IPS murid berdasarkan hasil tes.

Pengujian hipotesis penelitian bahwa jika model pembelajaran Integratif pada

murid III SDN Balang Baru I diterapkan, maka hasil belajarnya akan meningkat,

yang dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata hasil belajar IPS berdasarkan

hasil tes antara tes pertama dan tes kedua.

Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas untuk

melihat hasil belajar murid berdasarkan pada kategorisasi standar yang ditetapkan

Departemen Pendidikan Nasional (Rafida, 2010:37). Kategorisasi tersebut terdiri atas

5 kriteria penilaian terhadap hasil belajar yaitu sebagai berikut:


33

Tabel 3.1 Penskoran dan Kategorisasi Penilaian Hasil Belajar Murid.


Berdasarkan Ketetapan.

Skor Kategori

0 – 34 Sangat kurang

35 – 54 Kurang

55 – 64 Cukup

65 – 84 Baik

85 – 100 Baik Sekali

Sumber: Departemen Pendidikan Nasional.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bila terjadi

peningkatan hasil belajar murid dalam mata pelajaran IPS setelah diterapkan model

pembelajaran Integratif, yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar dari siklus

pertama ke siklus kedua, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 yaitu

minimal 75% murid yang mengikuti tes memperoleh nilai ≥ 65.


34

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1992. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Haryani, Sri. 2009. “Peningkatan Hasil Belajar Biologi Murid Kelas VII Semester II
SMP Sidohardo Wonogiri dengan Metode Concept Mapping”. Diakses pada:
http://biologi-murid-kelas-vii-semester-ii-smp-html-etd.eprints.ums.c.id
/4295 /1/A420050060.html. Diakses 6 Januari 2012.

Indra, Munawar. 2009. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik.


http://zaifbio.wordpress.com. Diakses 6 Januari 2012.

Indrati, Yuke. 2010. Pembelajaran Tematik Kelas. http://www.pelitakarawang.com.


Diakses 4 Agustus 2010.

Mulyasa, Enco. 2005. Menjadi Guru yang Profesional Menciptakan Pembelajaran.


Yogyakarta: Kanisus.

Paputungan, Kifli. 2010. “Pengertian Peta Konsep”. Diakses pada: http://


kiflipaputungan.wordpress.com/2010/05/05/pengertian-peta-konsep concept-
map/. Diakses 6 Januari 2012.

Rafida. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Murid Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di Kelas V SD Inpres Bontoala 1
Kabupaten Gowa.Skripsi. Jurusan PGSD UNM.

Ramadhan, Tarmizi. 2008. Model Pembelajaran Tematik, Kelebihan dan


Kelemahannya. http://tarmizi.wordpress.com. Diakses 4 Agustus 2010.

Sapta, Andy. 2010. Pembelajaran Tematik. http://andy-sapta.blogspot.com. Diakses 4


Agustus 2010.

Satriana, Dwi. 2009. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui metode Kerja kelompok
Murid Kelas IV SD Negeri Baraya I Makassar. Skripsi. Makassar: FMIPA
UNM Makassar.

34
35

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sugiharto. dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Suyatno. 2008. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka.


Sidoarjo.

Uno, Hamzah. B. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman. (2004). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Muh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. SIKLUS I

Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan pada murid kelas III SDN

Balang Baru I Kota Makassar pada tahun 2012/2013 pada bulan Juli 2011 sampai

dengan September 2012 dengan menerapkan model pembelajaran Integratif. Tahap-

tahap pelaksanaan penelitian menggunakan prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas

yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus memiliki empat tahap yaitu tahap

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yang terdiri dari

2 pertemuan pemberian materi dan 1 pertemuan untuk evaluasi.

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai

berikut:

1) Menelaah materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN Balang

Baru I Kota Makassar.

2) Menentukan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan siklus 1,

dengan menerapkan model pembelajaran Integratif.

3) Membagi murid kedalam beberapa kelompok.

34
35

4) Menyiapkan daftar hadir murid atau absensi.

5) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

6) Membuat lembar observasi untuk mengetahui pemahaman murid terhadap

materi yang diajarkan.

7) Membuat soal untuk evaluasi siklus I.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan 1

Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 3 September

2012. Adapun pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama ini

adalah Sebelum pembelajaran dimulai guru meneliti dan mengecek kesiapan murid

untuk menerima pelajaran serta mengkondisikan kelas sedemikian rupa agar

pembelajaran nantinya dapat berlangsung secara kondusif. Guru menunjukkan/

memperlihatkan media yang sesuai dengan materi (budi pekerti). Diadakan apersepsi

dengan tanya jawab seputar materi budi pekerti, tanya jawab singkat tentang materi.

Guru mengelompokkan murid ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok

melakukan Integratif secara bergantian dan kelompok lain memberikan komentar

tentang penampilan temannya. Guru membantu mensupervisi dan memberi sugesti

demi kelancaran pelaksanaan simuasi. Memberi kesempatan kepada pengamat untuk

menyampaikan kritik serta memberi kesempatan kepada pemegang peranan untuk

melakukan krarifikasi. Kemudian membuat kesimpulan. Guru memberikan

tugas/evaluasi terhadap murid.


36

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I, aktivitas belajar

murid pada siklus I pertemuan I, yaitu masih banyak murid bermain ketika

melakukan Integratif dan cenderung malu-malu. Murid belum menampakkan

kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Masih banyaknya murid yang kurang

memperhatikan penjelasan guru. Seperti sibuk dengan sendirinya, manggambar

ketika guru menjelaskan, dan bercerita sama teman sebangkunya dalam mengerjakan

soal yang diberikan. Keberanian murid dalam berpendapat belum nampak dan murid

yang aktif bertanya masih kurang. Murid masih kurang sigap dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan. Masih banyak murid yang tidak dapat menyelesaikan sesuai

dengan waktunya. Tidak ada seorang murid pun yang mananggapi peran temannya

yang lain dikarenakan murid belum terbiasa dengan model pembelajaran yang

dipakai. Banyak murid yang belum dapat menyimpulkan materi yang dipelajarinya.

2) Pertemuan 2

Pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 2 Desember

2011. Adapun pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah

sebelum pembelajaran dimulai guru meneliti dan mengecek kesiapan murid untuk

menerima pelajaran serta mengkondisikan kelas sedemikian rupa agar pembelajaran

nantinya dapat berlangsung secara kondusif. Guru menunjukkan/ memperlihatkan

media yang sesuai dengan materi (budi pekerti). Diadakan apersepsi dengan tanya

jawab seputar materi budi pekerti, tanya jawab singkat tentang materi. Guru

mengelompokkan murid ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok melakukan

Integratif secara bergantian dan kelompok lain memberikan komentar tentang


37

penampilan temannya. Guru membantu mensupervisi dan memberi sugesti demi

kelancaran pelaksanaan simuasi. Memberi kesempatan kepada pengamat untuk

menyampaikan kritik serta memberi kesempatan kepada pemegang peranan untuk

melakukan krarifikasi. Kemudian membuat kesimpulan. Guru memberikan

tugas/evaluasi terhadap murid.

Dari pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I, aktivitas belajar murid pada

siklus I pertemuan II, yaitu: Murid mulai siap dalam mengikuti pembelajaran, murid

mulai memperhatikan penjelasan guru mengenai budi pekerti. Dalam mengerjakan

soal yang diberikan, murid sudah mulai tanggap dalam menyelesaikannya. Sebagian

murid sudah mananggapi peran temannya yang lain. Murid mulai belajar

menyimpulkan materi yang dipelajarinya.

Dalam kegiatan pembelajaran siklus I, guru telah melaksanakan kegiatan

dengan baik meskipun masih terdapat kekurangan-kekurangan seperti kondisi

pelaksanaan pembelajaran belum optimal, murid masih kurang berminat, motivasi

belajar yang diberikan guru belum optimal dan media yang dipergunakan belum

memadai. Agar murid berani mengemukakan pendapat, berani menyajikan

temuannya, serta dapat berpikir kritis, peneliti memberikan bimbingan dengan

menyuruh murid menulis yang akan diucapkan sehingga pada saat memberi komentar

cukup membacakan pendapatnya sebagai langkah awal dalam berbicara.

c. Observasi

1) Analisis data hasil observasi siklus 1

Berdasarkan data hasil observasi siklus 1 dapat disimpulkan sebagai berikut:


38

a) Jumlah murid yang memperhatikan penjelasan guru pada pertemuan I

sebanyak 17 orang atau 53,13% dan pada pertemuan II meningkat

menjadi 19 orang dengan persentase 59,38%.

b) Murid yang bertanya pada saat pembelajaran berlangsung pada pertemuan

I sebanyak 10 orang atau 31,25% dan pada pertemuan II meningkat

menjadi 12 orang atau 37,50%.

c) Murid yang memberikan jawaban pada saat guru mengajukan pertanyaan

pada pertemuan I sebanyak 9 orang atau 28,13% dan pada pertemuan II

terjadi peningkatan menjadi 14 orang dengan persentase 43,75%.

d) Murid yang menanggapi jawaban dari temannya pada pertemuan I

sebanyak 8 orang atau 25,00% dan pada pertemuan II meningkat menjadi

10 orang dengan persentase 31,25%.

e) Murid yang menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan I

sebanyak 21 orang atau 65,63% dan pada pertemuan II meningkat

menjadi 23 orang dengan persentase 71,88%.

d. Deskriptif Pelaksanaan Siklus I

Aktivitas dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengumpulkan data hasil

belajar berupa data kuantitatif. Data penelitian berupa hasil belajar murid diperoleh

dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir siklus pertama dan siklus kedua setelah

diterapkan model pembelajaran Integratif sebagai upaya untuk meningkatkan hasil

belajar murid. Gambaran umum tentang data hasil belajar ilmu pengetahuan sosial
39

konsep budi pekerti setelah diterapkan model pembelajaran Integratif pada murid

kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru Kota Makassar sebagai berikut:

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Murid pada Siklus I

Statistik Nilai Statistik

Jumlah murid 32

Skor ideal 100

Nilai minimum 45

Nilai maksimum 100

Skor rata-rata 63,19


Sumber: Hasil evakuasi siklus I

Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar murid kelas III

Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial konsep budi pekerti melalui penerapan model pembelajaran

Integratif sebesar 63,19.

Hasil belajar murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota

Makassar melalui penggunaan model pembelajaran Integratif pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial konsep budi pekerti sebesar 63,19 dapat diuraikan kategori

nilai berdasarkan lima kelompok berdasarkan ketetapan Departemen Pendidikan

Nasional (Rafida, 2010:37), skor tes hasil belajar murid dikelompokkan ke dalam

lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
40

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar pada
Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 – 34 Sangat kurang - 0

35 – 54 Kurang 4 12,50

55 – 64 Cukup 10 31,25

65 – 84 Baik 17 53,13

85 – 100 Baik Sekali 1 3,15

Jumlah 32 100

Sumber: Hasil evakuasi siklus I

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 32 murid kelas III Sekolah Dasar Negeri

Balang Baru I Kota Makassar persentase skor hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

dengan menerapkan model pembelajaran Integratif, tidak terdapat murid (0%) yang

berada pada kategori sangat kurang, terdapat 4 murid (12,50%) berada pada kategori

kurang, 10 murid (31,25%) berada pada kategori cukup, 17 murid (53,13%) berada

pada kategori baik, dan 1 murid (3,15%) berada pada kategori baik sekali.

Apabila hasil belajar murid pada siklus I dianalisis, maka persentase

ketuntasan belajar murid pada siklus I dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi belajar murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I
Kota Makassar pada siklus I
No Persentase skor Kategori Frekuensi Persentase
1 0 – 64 Tidak tuntas 14 43,75
2 65 – 100 Tuntas 18 56,25
Jumlah 32 100
Sumber: Hasil evakuasi siklus I
41

Dari tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pada siklus I persentase ketuntasan

murid sebesar 43,75% yaitu 14 murid dari 32 murid termasuk kategori tidak tuntas

dan 56,25% % dari 32 murid termasuk kategori tuntas.

4. Refleksi Hasil Kegiatan

Setelah diberikan tindakan melalui penggunaan model pembelajaran Integratif

pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial konsep budi pekerti, ada beberapa

yang harus diperhatikan sebagai berikut:

1) Kegiatan belajar mengajar murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang

Baru I Kota Makassar berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan siklus I

menunjukkan masih ada murid yang masih bermain, berbicara, atau

mengganggu temannya yang sedang belajar.

2) Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa hasil tes evaluasi pada siklus I

belum sepenuhnya mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu, Upaya

Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial konsep budi pekerti

melalui model pembelajaran Integratif pada murid kelas III Sekolah Dasar

Negeri Balang Baru I Kota Makassar masih perlu ditingkatkan. Dengan

demikian diperlukan lanjutan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial konsep budi pekerti dengan melaksanakan siklus

berikutnya (siklus II).


42

2. SIKLUS II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa

pelaksanaan siklus I belum berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

nilai 65. Tahap perencanaan siklus II memperhatikan hal-hal antara lain mempelajari

kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) untuk kelas III sekolah

dasar.

Membuat kembali rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan

laporan guru kelas bahwa pokok bahasan yang akan dibahas pada saat penelitian

adalah pokok bahasan tentang budi pekerti, membuat kembali lembar observasi untuk

melihat aktivitas belajar murid pada saat proses pembelajaran menerapkan

penggunaan model pembelajaran Integratif dan merancang kembali soal sebagai

instrumen penelitian.

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan I

Pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 10

September 2012. Adapun pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan

pertama ini adalah Sebelum pembelajaran dimulai guru meneliti dan mengecek

kesiapan murid untuk menerima pelajaran serta mengkondisikan kelas sedemikian

rupa agar pembelajaran nantinya dapat berlangsung secara kondusif. Guru

menunjukkan/memperlihatkan media yang sesuai dengan materi (budi pekerti).


43

Diadakan apersepsi dengan tanya jawab seputar materi kegiatan ekonomi, tanya

jawab singkat tentang materi. Guru mengelompokkan murid ke dalam beberapa

kelompok, setiap kelompok melakukan Integratif secara bergantian dan kelompok

lain memberikan komentar tentang penampilan temannya. Guru membantu

mensupervisi dan memberi sugesti demi kelancaran pelaksanaan simuasi. Memberi

kesempatan kepada pengamat untuk menyampaikan kritik serta memberi kesempatan

kepada pemegang peranan untuk melakukan krarifikasi. Kemudian membuat

kesimpulan. Guru memberikan tugas/evaluasi terhadap murid.

Dari pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I siklus II, aktivitas belajar

murid pada siklus II pertemuan I, yaitu: murid aktif memperhatikan penjelasan guru,

bertanya apa yang kurang dimengerti. Dalam mengerjakan soal yang diberikan, murid

sudah banyak menyelesaikan sesuai dengan waktunya dan benar. Keberanian murid

dalam mengemukakan pendapat belum muncul secara keseluruhan, hanya murid

tertentu saja yang terlihat aktif. Murid belum seluruhnya tanggap dalam menanggapi

jawaban temannya yang lain. Banyak murid dapat menyimpulkan materi yang

dipelajarinya.

2) Pertemuan 2

Pembelajaran pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 12 September

2012. Adapun pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah

Sebelum pembelajaran dimulai guru meneliti dan mengecek kesiapan murid untuk

menerima pelajaran serta mengkondisikan kelas sedemikian rupa agar pembelajaran

nantinya dapat berlangsung secara kondusif. Guru menunjukkan/ memperlihatkan


44

media yang sesuai dengan materi (budi pekerti). Diadakan apersepsi dengan tanya

jawab seputar materi budi pekerti, tanya jawab singkat tentang materi. Guru

mengelompokkan murid ke dalam beberapa kelompok, setiap kelompok melakukan

Integratif secara bergantian dan kelompok lain memberikan komentar tentang

penampilan temannya. Guru membantu mensupervisi dan memberi sugesti demi

kelancaran pelaksanaan simuasi. Memberi kesempatan kepada pengamat untuk

menyampaikan kritik serta memberi kesempatan kepada pemegang peranan untuk

melakukan krarifikasi. Kemudian membuat kesimpulan. Guru memberikan

tugas/evaluasi terhadap murid.

Dalam kegiatan pembelajaran siklus II, guru telah melaksanakan kegiatan

dengan baik meskipun kekurangan-kekurangan dari siklus I suda diperbaiki. seperti

kondisi pelaksanaan pembelajaran sudah optimal, sehingga murid menjadi berminat,

motivasi belajar yang diberikan guru membuat murid berani mengemukakan

pendapat dan media yang dipergunakan sudah baik dan disenangi murid sehingga

murid dapat memperhatikan dengan baik dan seksama. Murid berani mengemukakan

pendapat, berani menyajikan temuannya, serta dapat berpikir kritis, peneliti

memberikan bimbingan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil untuk

mendemonstrasikan

c. Observasi

1. Analisis data hasil observasi siklus II

Berdasarkan data hasil observasi siklus II dapat disimpulkan sebagai berikut:


45

a) Jumlah murid yang memperhatikan penjelasan guru pada pertemuan I

sebanyak 25 orang atau 78,13% dan pada pertemuan II meningkat

menjadi 29 orang dengan persentase 90,63%.

b) Murid yang bertanya pada saat pembelajaran berlangsung pada

pertemuan I sebanyak 18 orang atau 56,25% dan pada pertemuan II

terjadi peningkatan menjadi 21 orang atau 65,63%.

c) Murid yang memberikan jawaban pada saat guru mengajukan

pertanyaan pada pertemuan I sebanyak 16 orang atau 50,00% dan pada

pertemuan II terjadi peningkatan menjadi 18 orang dengan persentase

56,25%.

d) Murid yang menanggapi jawaban dari temannya pada pertemuan I

sebanyak 14 orang atau 43,75% dan pada pertemuan II meningkat

menjadi 17 orang dengan persentase 53,13%.

e) Murid yang menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan I

sebanyak 29 orang atau 90,63% dan pada pertemuan II tidak terjadi

peningkatan atau penurunan (statis).

d. Deskriptif Pelaksanaan Siklus II

Aktivitas dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengumpulkan data hasil

belajar berupa data kuantitatif. Data penelitian berupa hasil belajar murid diperoleh

dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir siklus pertama dan siklus kedua setelah

diterapkan model pembelajaran Integratif sebagai upaya untuk meningkatkan hasil


46

belajar murid. Gambaran umum tentang data hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

konsep jenis-jenis usaha dan budi pekerti setelah diterapkan model pembelajaran

Integratif pada murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Murid pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Jumlah murid 32

Skor ideal 100

Nilai minimum 55

Nilai maksimum 100

Skor rata-rata 75,66

Sumber: Hasil evakuasi siklus II

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar murid kelas III

Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial konsep budi pekerti melalui penerapan model pembelajaran

Integratif sebesar 75,66. Hasil belajar tersebut dapat diuraikan pada kategori nilai

berdasarkan lima kelompok berdasarkan ketetapan Departemen Pendidikan Nasional

(Rafida, 2010:37), skor tes hasil belajar murid dikelompokkan ke dalam lima

kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:


47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar pada
Siklus II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 34 Sangat kurang - 0

35 – 54 Kurang - 0

55 – 64 Cukup 5 15,63

65 – 84 Baik 20 62,50

85 – 100 Baik Sekali 7 21,88


Jumlah 32 100
Sumber: Hasil evakuasi siklus II

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 32 murid kelas III Sekolah Dasar Negeri

Balang Baru I Kota Makassar persentase skor hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

dengan menerapkan model pembelajaran Integratif, tidak terdapat murid (0,00%)

yang berada pada kategori sangat kurang, tidak terdapat murid (0,00%) berada pada

kategori kurang, 5 murid (15,63%) berada pada kategori cukup, 20 murid (62,50%)

berada pada kategori baik, dan 7 murid (21,88%) berada pada kategori baik sekali.

Apabila hasil belajar murid pada siklus I dianalisis, maka persentase

ketuntasan belajar murid pada siklus I dapat dilihat dari tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Deskripsi belajar murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang
Baru I Kota Makassar siklus II.

No Persentase skor Kategori Frekuensi Persentase

1 0-64 Tidak tuntas 5 15,63

2 65-100 Tuntas 27 84,37

Jumlah 20 100
Sumber: Hasil evakuasi siklus II
48

Dari tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa pada siklus II persentase ketuntasan

murid sebesar 84,37% dari 32 murid termasuk kategori tuntas dan 15,63% dari 32

murid termasuk kategori tidak tuntas.

e. Refleksi Siklus II

Dari siklus II yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa hasil

Penelitian Tindakan kelas (PTK) dalam upaya peningkatan hasil belajar ilmu

pengetahuan sosial materi budi pekerti melalui penerapan model pembelajaran

Integratif pada murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar

setelah siklus II dilaksanakan dan dinyatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari

meningkatnya kemampuan murid memahami budi pekerti melalui penerapan model

pembelajaran Integratif pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

B. Pembahasan

Pada siklus I selama kegiatan pembelajaran berlangsung murid yang

sebelumnya kurang semangat dalam mengikuti proses pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial materi budi pekerti. Hal ini disebabkan oleh pemahaman murid

terhadap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum dikuasai dengan baik.

Setelah diadakan refleksi kegiatan pada siklus I, maka dilakukan beberapa

perbaikan kegiatan yang dianggap perlu yakni lebih memotivasi murid pada saat

mengikuti proses pembelajaran, Hal ini dilakukan untuk membangkitkan semangat

belajar murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar, selain itu
49

guru harus lebih tegas dalam menegur murid yang tidak memperhatikan penjelasan

materi karena akan berpengaruh dengan hasil belajar.

Pada siklus II, terlihat bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial konsep

budi pekerti pada murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota

Makassar mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, seperti yang terlihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4.7. Persentase rata-rata dan ketuntasan hasil belajar murid kelas
III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar
Tidak
Skor Tuntas
Siklus Tuntas
Minimum Maksimum Rata-rata Frek. % Frek. %
Siklus I 45 85 63,19 18 56,25 14 43,75

Siklus II 55 100 75,66 20 100 5 15,63


Sumber: Hasil evakuasi siklus I dan Siklus II

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

100%
100

80
56.25% Siklus I
60 Siklus II
43.75%

40
15.63%
20

0
Tuntas Tidak Tuntas

Grafik 4.1 Perbandingan ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II


50

Dari tabel 4.7 dan grafik 4.1 di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor

perolehan murid dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan. Berdasarkan tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Integratif

maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada murid kelas III Sekolah Dasar

Negeri Balang Baru I Kota Makassar tahun ajaran 2011/2012 mengalami peningkatan

yang sesuai diinginkan oleh peneliti.


51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil setelah penelitian tindakan kelas

dengan menerapkan model pembelajaran Integratif selama dua siklus sebagai

berikut:

1. Pada tes siklus I, sebanyak 14 orang atau 43,75% murid mendapatkan nilai di

bawah 65. Sebanyak 18 orang atau 56,25% murid masuk dalam kategori

tuntas yaitu memperoleh nilai KKM 65 dengan nilai rata-rata kelas 63,19.

2. Pada tes siklus II, 5 orang atau 15,63% murid mendapatkan nilai di bawah 65.

Sebanyak 27 orang atau 84,37% murid masuk dalam kategori tuntas yaitu

memperoleh KKM 65 dengan nilai rata-rata kelas 75,66.

3. Penerapan model pembelajaran Integratif dapat meningkatkan hasil belajar

dan frekuensi keaktifan serta aktivitas murid Sekolah Dasar Negeri Balang

Baru I Kota Makassar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial selama

pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I dan siklus II.

B. Saran

Penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar Ilmu

Pengetahuan Sosial, disarankan agar:

51
52

1. Untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial murid, maka

diharapkan guru atau peneliti dapat menerapkan model pembelajaran

Integratif sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial.

2. Pengenalan konsep Ilmu Pengetahuan Sosial sebaiknya diperkenalkan melalui

realita dan konteks tertentu yang diwujudkan dalam kehidupan nyata sehingga

murid memahami bahwa konsep Ilmu Pengetahuan Sosial yang abstrak dapat

dibangun dari fenomena-fenomena alam dan sebaliknya murid akan

merasakan bahwa konsep Ilmu Pengetahuan Sosial yang abstrak dapat

menjadi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.


53

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 1992. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Anwar. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Masmedia Buana Pustaka. Sidoarjo.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Haryani, Sri. 2009. “Peningkatan Hasil Belajar Biologi Murid Kelas IIIII Semester II
SMP Sidohardo Wonogiri dengan Metode Concept Mapping”. Diakses pada:
http://biologi-murid-kelas-vii-semester-ii-smp-html-etd.eprints.ums.c.id
/4295 /1/A420050060.html. Diakses 6 Januari 2012.

Indra, Munawar. 2009. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik.


http://zaifbio.wordpress.com. Diakses 6 Januari 2012.

Indrati, Yuke. 2010. Pembelajaran Tematik Kelas. http://www.pelitakarawang.com.


Diakses 4 Agustus 2010.

Mulyasa, Enco. 2005. Menjadi Guru yang Profesional Menciptakan Pembelajaran.


Yogyakarta: Kanisus.

Paputungan, Kifli. 2010. “Pengertian Peta Konsep”. Diakses pada: http://


kiflipaputungan.wordpress.com/2010/05/05/pengertian-peta-konsep concept-
map/. Diakses 6 Januari 2012.

Ramadhan, Tarmizi. 2008. Model Pembelajaran Tematik, Kelebihan dan


Kelemahannya. http://tarmizi.wordpress.com. Diakses 4 Agustus 2010.

Rafida. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Murid Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di Kelas III SD Inpres Bontoala 1
Kabupaten Gowa.Skripsi. Jurusan PGSD UNM.

Sapta, Andy. 2010. Pembelajaran Tematik. http://andy-sapta.blogspot.com. Diakses 4


Agustus 2010.

53
54

Satriana, Dwi. 2009. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui metode Kerja kelompok
Murid Kelas IV SD Negeri Baraya I Makassar. Skripsi. Makassar: FMIPA
UNM Makassar.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Sugiharto. dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka.


Sidoarjo.

Uno, Hamzah. B. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Muh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
55

LAMPIRAN
SURAT KETERANGAN
No. : ……………………………

Yang bertanda tangan di bawah ini, kepala SDN Balang Baru I Kota Makassar
menerangkan bahwa:

Nama : Andi Nur Wahida


NIM : K. 10540 3828 09
Fak./Jurusan : FKIP/PGSD
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Benar telah melaksanakan penelitian di sekolah kami guna tugas akhir dengan judul
skripsi:
“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN INTEGRATIF PADA MURID KELAS III SDN BALANG
BARU I MAKASSAR”

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan seperlunya.

Makassar, September 2012


Kepala Sekolah

Junaedah, S. Pd.
Nip: 19681014 198803 2 007
SURAT KETERANGAN VALIDASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Irayanti, S. Pd.


NIP : 19790428 200701 2 015
Jabatan : Guru kelas III SDN Balang Baru I Makassar.

Telah membaca instrumen mahasiswa yang akan mengadakan penelitian guna


memperoleh data dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul:

“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN INTEGRATIF PADA MURID KELAS III SDN BALANG
BARU I MAKASSAR”

Dari mahasiswa,

Nama : Andi Nur Wahida


NIM : K. 10540 3828 09
Jurusan : PGSD
Fakultas : FKIP

Setelah memeriksa dan dikoreksi tiap butir instrumen maka dinyatakan


memenuhi validasi isi.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

Makassar, September 2012


Validator

Irayanti, S. Pd.
NIP. 19790428 200701 2 015

Anda mungkin juga menyukai