SKRIPSI
OLEH
i
SURAT PERNYATAAN
Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah asli hasil karya saya sendiri,
bukan hasil jiplakan atau dibuatkan oleh siapa pun. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima
sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Sekretariat. Jln. Sultan Alauddin No. 259 Telp. 866972 Makassar
Catatan : Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika konsultasi ke masing-
masing pembimbing minimal 3 kali.
Makassar, September 2012
Mengetahui,
Plt. Ketua Prodi PGSD
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Sekretariat. Jln. Sultan Alauddin No. 259 Telp. 866972 Makassar
Catatan : Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika konsultasi ke masing-
masing pembimbing minimal 3 kali.
Makassar, September 2012
Mengetahui,
Plt. Ketua Prodi PGSD
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Atas nama:
Nama : Andi Nur Wahida
NIM : K.10540 3828 09
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar/ PGSD S.1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Dra. Hj. Sitti Fatimah Tola, M. Si. Drs. H. Mas’ud Ibrahim, M. Si.
Mengetahui,
Dekan FKIP Plt. Ketua Prodi PGSD
v
HALAMAN PENGESAHAN
Atas nama:
Nama : Andi Nur Wahida
NIM : K.10540 3828 09
Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar/ PGSD S.1
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Dra. Hj. Sitti Fatimah Tola, M. Si. Drs. H. Mas’ud Ibrahim, M. Si.
Mengetahui,
Dekan FKIP Plt. Ketua Prodi PGSD
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.
Persembahan:
Alhamdulillah, karena Ke-AgunganMu ya Robbi skripsi
ini terselesaikan dan kupersembahakan untuk:
1. Ayahanda, dan Ibunda tercinta yang dengan tulus
selalu mendo’akan aku.
2. Suamiku tercinta yang selalu memberikan dukungannya
baik lahir maupun bathin.
3. Saudaraku dan seluruh keluarga yang selalu
memberikan motivasi.
4. Sahabat-sahabatku di Jurusan PGSD Konversi 09
Wahidah Jabbar, Irmayani Ismail, Ummul Chaeri, dan
Gadis serta yang tidak sempat saya tulis terima kasih
atas Spirit dan Bantuannya.
5. Semua pihak yang tidak sempat saya tulis.
vii
ABSTRAK
Andi Nur Wahida. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Integratif pada Murid Kelas III SDN Balang Baru I Makassar. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S.1. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hj. Sitti Fatimah
Tola dan H. Mas’ud Ibrahim.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar murid pada mata
pelajaran IPS di kelas III SDN Balang Baru I Kota Makassar melalui penerapan
Model Pembelajaran Integratif. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes hasil belajar dan
observasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif. Subjek penelitian murid kelas III SDN Balang Baru I Kota Makassar pada
tahun pembelajaran 2012/2013 sebanyak 32 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada siklus I terdapat 18 murid atau (56,25%) yang masuk dalam kategori
tuntas sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 27 murid atau (84,37%) dengan
nilai KKM (65). Nilai rata-rata hasil tes belajar pada siklus I adalah 63,19 dan pada
siklus II meningkat menjadi 75,66.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPS dengan menerapkan
model pembelajaran Integratif, murid menjadi lebih aktif, kreatif dan tidak merasa
terbebani dalam memahami materi pembelajaran. Dari penelitian ini diperoleh
simpulan bahwa model pembelajaran Integratif dapat meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas serta sikap murid kelas III SDN Balang Baru I Kota Makassar dalam proses
pembelajaran. Peneliti menyarankan agar model pembelajaran Integratif dapat
digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan mewujudkan
kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi murid.
viii
KATA PENGANTAR
ix
Ibu Junaedah, S. Pd. sebagai kepala sekolah dan bapak/ibu guru serta seluruh
staf tata usaha SDN Balang Baru Kota Makassar yang telah memberikan izin
penelitian dan petunjuknya selama ini. Semua pihak yang ikut serta memberikan
dukungan dan bantuannya.
Akhirnya, kepada Allah swt jualah kita berserah diri, semoga hari esok senantiasa
lebih baik dari pada hari ini, Amien.
Makassar, September 2012
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ....................................................................................... ii
KONTROL BIMBINGAN ..................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Masalah Penelitian ...................................................................................... 4
1. Identifikasi Masalah ............................................................................ 4
2. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
3. Pemecahan Masalah ............................................................................ 4
4. Pemecahan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................................ 5
xi
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............................. 10
4. Model Pembelajaran Integratif ............................................................. 18
5. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ..................................................... 23
B. Kerangka Pikir ........................................................................................... 24
C. Hipotesis Tindakan ..................................................................................... 26
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat minat dan
Mata pelajaran IPS dalam kurikulum Sekolah Dasar pada tahun 2006 sejak
IPS diberikan dari kelas I sampai VI. Seorang guru dalam pendidikan memegang
peranan yang penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
pengalaman teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Kedua hal ini
menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang
1
2
dipahami bagi murid. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat
dan menarik, dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi murid, sehingga mengalami
nasionalisme. Sebab IPS merupakan kajian ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa
pada masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang jelas. Kenyataan di sekolah
menunjukkan bahwa hasil belajar IPS masih rendah, dan motivasi belajar murid
sangat rendah.
Salah satu model pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru dalam kelas
keterlibatan murid sehingga guru nampak lebih aktif. Kebiasaan bersikap pasif dalam
proses pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar murid takut dan malu
observasi dan wawancara dengan guru kelas III penulis memperoleh informasi bahwa
hasil belajar IPS masih rendah, dalam proses pembelajaran murid memahami konsep
IPS tanpa penalaran, interaksi antar murid sangat minim, dan guru mendominasi
proses pembelajaran. Menurut data yang diperoleh dari guru tersebut, rata-rata nilai
IPS murid kelas III SDN Balang Baru I Makassar pada semester I adalah 61,40 dan
3
2010/2011 dengan standar KKM (65). Pada semester I sebanyak 11 orang murid yang
orang murid yang mendapatkan nilai di bawah KKM atau tidak tuntas dari 25 orang
murid.
efektif dan menarik, di mana murid dapat belajar secara efektif dan menyenangkan,
dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan mengemukakan
pendapat. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model
pembelajaran Integratif.
mengajar yang melibatkan interbidang studi dan antarbidang studi untuk memberikan
mengembangkan dan meningkatkan pola pikir dan daya pikir murid terhadap objek
yang sedang dipelajari selain itu, model pembelajaran ini berguna untuk menciptakan
IPS Melalui Model Pembelajaran Integratif pada Murid Kelas III SDN Balang
Baru I Makassar”.
4
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
2. Rumusan Masalah
model pembelajaran integratif dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas III SDN
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
hasil belajar IPS melalui Model Pembelajaran Integratif pada murid kelas III SDN
D. Manfaat Penelitian
para pendidik khusunya guru SD agar pemilihan dan penerapan model pembelajaran
dapat disesuaikan dengan kondisi murid yang dihadapi agar peningkatan hasil belajar
BAB II
A. Kajian Pustaka
1. Belajar
Belajar tidak hanya dapat dilakukan dalam lingkungan formal dan informal
saja seperti di sekolah ataupun di tempat-tempat kursus tapi juga dapat diperoleh di
mana saja dan kapan saja berdasarkan pengalaman yang dilalui dan saat berinteraksi
dengan lingkungan.
Dengan belajar peserta didik dapat mengetahui hal-hal yang baru dan dapat
meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya, mengubah dari tidak tahu menjadi tahu,
dari yang salah menjadi benar, dan dari kurang baik menjadi baik menurut Riberu
dalam (Paputungan, 2010). Dengan kata lain, belajar merupakan suatu upaya untuk
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
Ketika proses belajar berakhir, maka manusia akan memperoleh suatu hasil belajar.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau aspek dalam mencapai
6
7
suatu tujuan pendidikan. Dapat pula dikatakan bahwa hasil belajar dapat dilihat pada
perubahan tingkah laku yang didapatkan dari pengalaman dan interaksinya dengan
lingkungan.
Kualitas hasil belajar dan pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi
proses dan hasil belajar yang dicapai murid, dari segi proses pembelajaran dikatakan
berhasil apabila seluruhnya atau sebagian besar murid terlibat secara aktif, baik fisik,
mental maupun sosial dalam proses pemebelajaran. Selain itu semangat belajar dan
kegairahan yang tinggi serta rasa percaya diri yang baik. Sedangkan dari segi hasil,
positif pada diri murid seluruhnya atau setidak-tidaknya perubahan mencapai 75%.
2. Hasil Belajar
Benjamin Bloom (dalam Satriana, 2009) menjadi tiga kawasan (domain) yaitu:
a. Domain kognitif
yang terdiri atas enam macam kemampuan yang disusun secara hierarkis dari yang
makna arti suatu hal), penerapan (kemampuan menggunakan hal-hal yang telah
dipelajari untuk menghadapi situasi yang baru dan nyata), analisis (kemampuan
berarti), dan penilaian atau evaluasi (kemampuan memberikan harga suatu hal
berdasarkan aspek intern, kelompok, ekstern, atau yang telah ditetapkan terlebih
dahulu);
b. Domain afektif
menghayati sesutu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional yang
suatu hal), penghayatan nilai (kemampuan untuk menerima nilai yang terikat
ada pada dirinya), dan karakterisasi diri (kemampuan untuk memiliki pola hidup
dimana sistem nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah
lakunya);
c. Domain psikomotor
Peningkatan ini tidak sekedar meningkat belaka, tetapi peningkatan yang hasilnya
profesional, warga masyarakat, warga negara, dan sebagai mahluk Tuhan Yang Maha
Esa. Hasil pendidikan diberikan kepada lingkungan dan diterima oleh lingkungan,
Menurut Mulyasa (Haryani, 2009: 14) bahwa hasil belajar murid dapat dilihat
dalam jangka pendek, jangka menengah dan dalam jangka panjang, dengan indikator-
belajarnya.
adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang. Serta tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan
hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi
individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik (Indra,
2009).
Hasil belajar yang dicapai murid dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
faktor dari dalam murid dan faktor dari luar murid (lingkungan). Faktor yang datang
dari diri murid terutama kemampuan yang dimilikinya. Menurut Sudjana (2005:39)
bahwa ”faktor kemampuan murid besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar
yang dicapai. Hasil belajar murid disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan murid
mempengaruhi hasil belajar murid akan tetapi faktor dari luar diri murid juga tidak
dapat diabaikan, karena kemampuan murid tidak dapat berkembang dengan baik
apabila tidak didukung oleh faktor lingkungan yang baik begitupun sebaliknya,
oleh kemampuan yang baik maka hasil belajar murid juga tidak dapat optimal.
11
guru berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajaran dengan
baik dan sistematis. Namun terkadang, keberhasilan yang dicita-citakan akan tetapi.
Kegagalan yang ditemui, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang
belajar murid antara lain adalah tujuan, guru, murid, kegiatan pengajaran, bahan dan
alat evaluasi. Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai
berikut:
a) Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam
mempengaruhi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung
lingkungan belajar untuk mencapai tujuan. Jika kegiatan belajar murid dan kegaitan
dicapai.
untuk merumuskan tujuan terlebih dahulu karena tanpa merumuskan tujuan terlebih
dalam setiap kali kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu
secara tepat. 2) pokok bahasan dapat dibuat secara seimbang, sehingga tidak ada
materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit. 3) guru dapat
menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan
dalam setiap jam pelajaran. 4) guru dapat menentukan urutan dan rangking materi
dari tujuan pembelajaran sangat bermanfaat, baik bagi guru yang mengajar maupun
bagi murid yang diajar sebab salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam
dan efisisen. Dengan demikian peningkatan hasil belajar murid akan tercapai secara
optimal.
b) Guru
teoritis ketiga jenis kompetensi tersebut dapat dipisah-pisahkan satu sama lainnya,
akan tetapi secara praktis sesungguhnya ketiga jenis kompetensi tersebut tidak
mungkin dapat dipisah-pisahkan. Diantara ketiga jenis kompetensi itu saling menjalin
secara terpadu dalam diri guru. Guru yang terampil mengajar tentu harus pula
memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan sosialisasi dalam masyarakat.
penerimaan tenaga pengajar sebab, tenaga pengajar (guru) memegang posisi yang
sangat sentral dalam menentukan arah pendidikan kedepan di republik yang kita
cintai ini. guru yang memiliki kompetensi profesional akan melahirkan murid yang
berkemampuan, berkepribadian dan berdaya saing tinggi dan sebaliknya guru yang
kurang profesinal akan melahirkan sumber daya murid yang bermutu rendah.
2004:6).
Tugas guru sebagai pengajar harus senantiasa berubah dan berbenah sebab,
dan hasil belajar murid sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif
14
dan akan lebih mampu mengelolah kelas sehingga hasil belajar murid berada pada
pentingnya untuk diperhatikan adalah kemampun kepribadiaan sebab hal ini juga
peningkatan hasil belajar murid. Seorang guru yang bekepribadian unggul harus
menjadi contoh bagi murid, karena pada dasarnya guru adalah representasi dari
sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat
menjadi teladan yang dapat ditiru. Seorang guru sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar yang dapat ditunjukkan muridnya. Untuk itu, apabila seseorang ingin menjadi
yang dapat meningkatkan kompetensi kepribadian guru. Seorang guru yang memiliki
kepribadian yang baik melahirkan ketertarikan dan semangat belajar yang tinggi bagi
c) Murid
Murid adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah. Orang tuanyalah
yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan
dikemudian hari. Kepercayaan orang tua murid diterima oleh guru dengan kesadaran
dan penuh keikhlasan. Maka guru menjadi pengembang tanggung jawab yang
diserahkan.
15
Tanggung jawab guru bukan hanya terhadap seorang murid, akan tetapi
tanggung jawab guru cukup banyak. Semua murid yang menjalani proses pendidikan
di suatu sekolah menjadi tanggung jawab guru yang mengajar di sekolah tersebut.
Banyaknya murid di sekolah jelas tidak mempunyai karakter yang sama sebab murid
tersebut berasal dari latar belakang, keluarga, sosial, ekonomi yang berbeda-beda,
kepribadian mereka ada yang pendiam, ada yang periang, ada yang suka bicara serta
ada juga yang kreatif dan sebagainya. Intelektual mereka juga memiliki kecerdasan
yang bervariasi.
Murid yang dengan ciri mereka masing-masing itu berkumpul di dalam kelas
untuk menerima pelajaran dari guru. Banyak sedikitnya jumlah murid dalam suatu
kelas mempengaruhi proses pengelolaan kelas yang berimplikasi pada hasil belajar
murid. Jumlah murid yang terlalu padat dalam satu kelas dapat menimbulkan konflik
antara murid, selain itu bagi murid yang tidak mendapatkan perhatian yang memadai
yang lain adalah perilaku murid yang bermula dari minat yang berlainan. Hal ini
oleh murid dengan senang hati dan sebaliknya pelajaran yang kurang disenangi jarang
16
dipelajari sehingga isi pelajaran tersebut tidak dikuasai, hal ini mempengaruhi hasil
belajarnya.
Angka yang terdapat dalam raport adalah bukti nyata dari keberhasilan belajar
anak. Angka-angka itu bervarisai mulai dari angka yang rendah sampai angka yang
tinggi. Hal itu menunjukkan perbedaan tingkat kemampuan murid menguasi bahan
pelajaran pada bidang studi yang berlainan. Daya serap murid juga bermacam-macam
untuk dapat menguasai setiap bidang studi. Hal ini menunjukkan bahwa murid
d) Kegiatan pembelajaran
dengan murid dengan bahan ajar (materi) sebagai perantaranya. Guru yang mengajar,
murid yang belajar. Maka guru adalah orang yang menciptakan lingkungan belajar
bagi kepentingan belajar murid. Murid adalah orang yang diantar dalam lingkungan
belajar yang telah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru berusaha mempengaruhi
gaya belajar murid. Tetapi disini gaya mengajar guru lebih dominan mempengaruhi
Gaya mengajar guru dapat dibedakan menjadi empat gaya diantaranya: gaya
mengajar klasik, gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi dan gaya
bagi guru yang mendekati murid secara kelompok maka akan memandang murid
pembelajaran yang berlainan, yang pada gilirannya melahirkan hasil belajar yang
berbeda pula. Namun perpaduan dari kedua pendekatan pembelajaran tersebut akan
pada hasil belajar yang optimal. Seorang guru yang kurang bervariasi model
mengajarnya akan menciptakan suasana belajar yang kaku sehingga muncul rasa
bosan pada murid yang akan berimplikasi pada menurunnya pencapaian hasil belajar
yang diinginkan.
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang
sudah dipelajari oleh murid untuk kepentingan ulangan. Bahan pembelajaran sendiri
dikemas dalam bentuk buku paket untuk dipelajari oleh murid. Murid dan guru
di kelas.
Bila tiba masa ulangan, semua bahan yang telah diprogramkan harus selesai
dalam jangka waktu tertentu selanjutnya dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan
item-item soal evaluasi. Gurulah yang membuat dengan perencanaan sistematis dan
menggunakan alat evaluasi. Alat-alat evaluasi yang digunakan umumnya tidak hanya
18
benar-salah dan pilihan ganda, tetapi juga menjodohkan, melengkapi dan juga dibuat
Menyadari akan hal itu, jarang ditemukan pembuatan item-item soal yang hanya
menggunakan satu alat evaluasi. Tetapi guru biasanya menggabungkannya lebih dari
satu alat evaluasi. Hal tersebut dilakukan agar hasil evaluasi menjadi objektif untuk
dengan materi ajar. Model ini memperbolehkan guru untuk fokus pada materi,
Integratif dibagi menjadi interbidang studi atau antar bidang studi. Interbidang studi
artinya beberapa aspek dalam suatu bidang studi di integrasikan. Adapun antar bidang
studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, antar
Dalam pembalajaran IPS, integratif antar bidang studi jarang digunakan. Saat
materi ke murid tetapi diawali dengan materi membaca atau yang lainnya.
murid. Materi tidak dipisah-pisahkan dan justru merupakan kesatuan yang perlu
Beberapa ciri khas dari model pembelajaran integratif antara lain (Indrati,
2010):
3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi murid sehingga
Pembelajaran Integratif berpusat pada murid (student centered), hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan murid sebagai
subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
belajar.
murid (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, murid dihadapkan pada
sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu
hari.
21
5) Bersifat fleksibel
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,
1) Pendahuluan
2) Kegiatan Inti
Peserta didik duduk berkelompok secara heterogen terdiri atas peserta didik
pandai, peserta didik sedang, dan peserta didik yang kurang pandai setiap kelompok
terdiri atas 4 atau 5 orang. Awal pembelajaran peneliti memberikan motivasi kepada
peserta didik berupa pertanyaan. Setiap anggota kelompok diberi tugas. Peneliti
3) Penutup
dengan soal berbentuk uraian, berjumlah 5 soal dengan rentang nilai antara 0-100
kelebihan yakni:
3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.
orang lain.
oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam
penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran Integratif akan merasa sulit untuk
mengaitkan tema dengan mateti pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi
pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti, yang diorganisir dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Berdasarkan pengertian ini
ditunjukkan bahwa salah satu ciri utama pembelajaran IPS adalah kerjasama disiplin
aspeknya, tentu tidak dapat dipisahkan seperti ilmu-ilmu sosial yang membahas dari
berbagai sudut pandangya, seperti sejarah, geografi, psikologi, ekonomi politik, dan
sebagainya. Terdapat beberapa tujuan Pendidikan IPS yang berlaku secara universal,
masyarkat yang lebih luas, dalam kelompok bangsa dan negaranya, dan akhirnya
masyarakat dunia. Berdasarkan spesifikasi pengertian hasil belajar, fungsi dan tujuan
tersebut nampak betapa bidang studi Pendidikan IPS di SD merupakan bidang studi
24
yang penting. Untuk mencapai tujuan yang amat strategis tersebut tentu dibutuhkan
B. Kerangka Pikir
pasif, dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan murid
dilihat dari hasil belajar murid yang kurang memuaskan. Motivasi belajar murid akan
ciri khasnya adalah menggabungkan beberapa tema dari mata pelajaran berbeda.
Sehingga murid tidak mudah jenuh dalam menerima pembelajaran mengingat mereka
akan berdampak positif terhadap motivasi belajarnya dan meningkatkan hasil belajar
permasalahan yang menyebabkan murid kurang berminat dan kurang aktif terhadap
proses pembelajaran yang berakibat pada rendahnya hasil belajar. Untuk mengetahui
hal tersebut penelitian ini dirancang melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Secara
- Murid
a. Hasil balajar IPS redah
b. Motivasi belajar siswa rendah.
c. Memahami konsep IPS tanpa
Kondisi Awal penalaran.
- Guru
a. Menerapkan metode konvensional.
b. Tidak memberi kesempatan bertanya
kepada siswa.
c. Interaksi dengan siswa sangat minim.
Langkah-langkahya
Tindakan yang Dilakukan a. Penjelasan secara singkat
b. Siswa di bagi dalam beberapa kelompok
c. Memberikan motivasi kepada peserta didik
d. Setiap anggota kelompok diberi tugas.
e. Peneliti membimbing peserta didik dalam
mengerjakan tugas.
f. siswa mempresentasikan hasil tugasnya.
g. Tugas evaluasi
h. Kesimpulan.
C. Hipotesis Tindakan
penelitian ini adalah “jika guru menerapkan model pembelajaran integratif, maka
hasil belajar IPS murid kelas III SDN Balang baru Kota Makassar dapat meningkat”.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
belajar murid kelas III SDN Balang Baru I pada mata pelajaran IPS. Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas III SDN Balang Baru I Kota
Makassar, dengan jumlah murid adalah 32 orang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 18
semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 selama 2 bulan yaitu pada bulan Juli
sampai bulan September, Waktu tersebut dimulai dari tahap pengurusan surat-surat
izin penelitian.
B. Prosedur Penelitian
mengukur hasil belajar IPS murid kelas III SDN Balang baru I melalui penggunaan
27
28
Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi
1. Siklus pertama
a. Tahap perencanaan
menetapkan rencana yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada
murid kelas III SDN Balang Baru I. Rencana yang disusun berkaitan dengan
Integratif.
refleksi yang dilakukan. Juga menyusun alat evaluasi untuk mengukur kemampuan
murid dalam menyelesaikan soal IPS, lembar kegiatan murid (LKM), dan format
b. Tahap pelaksanaan
peningkatan hasil belajar IPS. Hal ini merupakan tindak lanjut dari perencanaan
dalam siklus pertama, yaitu dengan memberikan pembelajaran IPS dengan materi
sebagai aksi pertama dalam pembelajaran IPS. Materi yang akan diajarkan pada
pertemuan pertama dan kedua. Selanjutnya pada pertemuan ketiga, murid diberikan
tes sebagai kegiatan evaluasi, berupa soal penyelesaian masalah IPS berkaitan dengan
Integratif.
c. Tahap Pengamatan
berkaitan dengan pembelajaran IPS, seperti: keaktifan atau partisipasi murid dalam
d. Tahap Refleksi
hasil-hasil atau dampak dari aksi atau tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran
IPS dengan menggunakan model pembelajaran Integratif dalam siklus pertama. Dari
hasil refleksi, guru dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi tersebut
2. Siklus II
Tahapan pelaksanaan siklus kedua, sama dengan tahapan pada siklus pertama,
C. Jenis Data
Jenis data yang akan diterapkan adalah data kuantitatif, berupa hasil belajar
murid dan data kualitatif berupa keaktifan murid dalam mengikuti pembelajaran IPS.
D. Instrumen Penilaian
Tes hasil belajar diambil dengan menggunakan tes pada akhir setiap siklus.
2. Lembar observasi
observasi.
31
1. Teknik tes
dalam materi pembelajaran IPS. Tes dilakukan pada awal penelitian, pada akhir setiap
pebelajaran dan pada akhir setelah diberikan serangkaian pembelajaran . Tes berisi
pertanyaan tertulis dalam bentuk soal-soal hubungan antara struktur kerangka tubuh
manusia dengan fungsinya dalam pemecahan masalah yang diberikan pada akhir
tindakan setiap siklus, dan dilakukan sebanyak dua kali dengan isi tes berbeda.
Tes penelitian siklus pertama dan kedua masing-masing terdiri atas 5 soal,
yaitu:
2. Tekhnik observasi
menggunakan model pembelajaran Integratif di kelas III SDN Balang Baru Makassar.
deskriptif untuk mengukur hasil belajar IPS murid kelas III SDN Balang Baru I
melalui penggunaan model pembelajaran Integratif berdasarkan hasil tes (2 kali tes),
dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase, yang didukung oleh hasil
observasi. Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai rata-rata skor hasil tes sesuai
murid III SDN Balang Baru I diterapkan, maka hasil belajarnya akan meningkat,
yang dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata hasil belajar IPS berdasarkan
melihat hasil belajar murid berdasarkan pada kategorisasi standar yang ditetapkan
Skor Kategori
0 – 34 Sangat kurang
35 – 54 Kurang
55 – 64 Cukup
65 – 84 Baik
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bila terjadi
peningkatan hasil belajar murid dalam mata pelajaran IPS setelah diterapkan model
pembelajaran Integratif, yang ditandai dengan peningkatan hasil belajar dari siklus
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1992. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Haryani, Sri. 2009. “Peningkatan Hasil Belajar Biologi Murid Kelas VII Semester II
SMP Sidohardo Wonogiri dengan Metode Concept Mapping”. Diakses pada:
http://biologi-murid-kelas-vii-semester-ii-smp-html-etd.eprints.ums.c.id
/4295 /1/A420050060.html. Diakses 6 Januari 2012.
Rafida. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Murid Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di Kelas V SD Inpres Bontoala 1
Kabupaten Gowa.Skripsi. Jurusan PGSD UNM.
Satriana, Dwi. 2009. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui metode Kerja kelompok
Murid Kelas IV SD Negeri Baraya I Makassar. Skripsi. Makassar: FMIPA
UNM Makassar.
34
35
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Usman, Muh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
34
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. SIKLUS I
Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan pada murid kelas III SDN
Balang Baru I Kota Makassar pada tahun 2012/2013 pada bulan Juli 2011 sampai
yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus memiliki empat tahap yaitu tahap
a. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai
berikut:
1) Menelaah materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas III SDN Balang
34
35
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan 1
adalah Sebelum pembelajaran dimulai guru meneliti dan mengecek kesiapan murid
memperlihatkan media yang sesuai dengan materi (budi pekerti). Diadakan apersepsi
dengan tanya jawab seputar materi budi pekerti, tanya jawab singkat tentang materi.
murid pada siklus I pertemuan I, yaitu masih banyak murid bermain ketika
ketika guru menjelaskan, dan bercerita sama teman sebangkunya dalam mengerjakan
soal yang diberikan. Keberanian murid dalam berpendapat belum nampak dan murid
yang aktif bertanya masih kurang. Murid masih kurang sigap dalam menjawab
dengan waktunya. Tidak ada seorang murid pun yang mananggapi peran temannya
yang lain dikarenakan murid belum terbiasa dengan model pembelajaran yang
dipakai. Banyak murid yang belum dapat menyimpulkan materi yang dipelajarinya.
2) Pertemuan 2
2011. Adapun pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah
sebelum pembelajaran dimulai guru meneliti dan mengecek kesiapan murid untuk
media yang sesuai dengan materi (budi pekerti). Diadakan apersepsi dengan tanya
jawab seputar materi budi pekerti, tanya jawab singkat tentang materi. Guru
siklus I pertemuan II, yaitu: Murid mulai siap dalam mengikuti pembelajaran, murid
soal yang diberikan, murid sudah mulai tanggap dalam menyelesaikannya. Sebagian
murid sudah mananggapi peran temannya yang lain. Murid mulai belajar
belajar yang diberikan guru belum optimal dan media yang dipergunakan belum
menyuruh murid menulis yang akan diucapkan sehingga pada saat memberi komentar
c. Observasi
Aktivitas dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengumpulkan data hasil
belajar berupa data kuantitatif. Data penelitian berupa hasil belajar murid diperoleh
dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir siklus pertama dan siklus kedua setelah
belajar murid. Gambaran umum tentang data hasil belajar ilmu pengetahuan sosial
39
konsep budi pekerti setelah diterapkan model pembelajaran Integratif pada murid
kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru Kota Makassar sebagai berikut:
Jumlah murid 32
Nilai minimum 45
Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar murid kelas III
Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar mata pelajaran Ilmu
Hasil belajar murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota
Ilmu Pengetahuan Sosial konsep budi pekerti sebesar 63,19 dapat diuraikan kategori
Nasional (Rafida, 2010:37), skor tes hasil belajar murid dikelompokkan ke dalam
lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar pada
Siklus I
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 34 Sangat kurang - 0
35 – 54 Kurang 4 12,50
55 – 64 Cukup 10 31,25
65 – 84 Baik 17 53,13
Jumlah 32 100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 32 murid kelas III Sekolah Dasar Negeri
Balang Baru I Kota Makassar persentase skor hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan menerapkan model pembelajaran Integratif, tidak terdapat murid (0%) yang
berada pada kategori sangat kurang, terdapat 4 murid (12,50%) berada pada kategori
kurang, 10 murid (31,25%) berada pada kategori cukup, 17 murid (53,13%) berada
pada kategori baik, dan 1 murid (3,15%) berada pada kategori baik sekali.
ketuntasan belajar murid pada siklus I dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi belajar murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I
Kota Makassar pada siklus I
No Persentase skor Kategori Frekuensi Persentase
1 0 – 64 Tidak tuntas 14 43,75
2 65 – 100 Tuntas 18 56,25
Jumlah 32 100
Sumber: Hasil evakuasi siklus I
41
Dari tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pada siklus I persentase ketuntasan
murid sebesar 43,75% yaitu 14 murid dari 32 murid termasuk kategori tidak tuntas
pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial konsep budi pekerti, ada beberapa
1) Kegiatan belajar mengajar murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang
2) Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa hasil tes evaluasi pada siklus I
melalui model pembelajaran Integratif pada murid kelas III Sekolah Dasar
2. SIKLUS II
a. Perencanaan
nilai 65. Tahap perencanaan siklus II memperhatikan hal-hal antara lain mempelajari
kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) untuk kelas III sekolah
dasar.
laporan guru kelas bahwa pokok bahasan yang akan dibahas pada saat penelitian
adalah pokok bahasan tentang budi pekerti, membuat kembali lembar observasi untuk
instrumen penelitian.
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan I
pertama ini adalah Sebelum pembelajaran dimulai guru meneliti dan mengecek
Diadakan apersepsi dengan tanya jawab seputar materi kegiatan ekonomi, tanya
murid pada siklus II pertemuan I, yaitu: murid aktif memperhatikan penjelasan guru,
bertanya apa yang kurang dimengerti. Dalam mengerjakan soal yang diberikan, murid
sudah banyak menyelesaikan sesuai dengan waktunya dan benar. Keberanian murid
tertentu saja yang terlihat aktif. Murid belum seluruhnya tanggap dalam menanggapi
jawaban temannya yang lain. Banyak murid dapat menyimpulkan materi yang
dipelajarinya.
2) Pertemuan 2
2012. Adapun pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah
Sebelum pembelajaran dimulai guru meneliti dan mengecek kesiapan murid untuk
media yang sesuai dengan materi (budi pekerti). Diadakan apersepsi dengan tanya
jawab seputar materi budi pekerti, tanya jawab singkat tentang materi. Guru
pendapat dan media yang dipergunakan sudah baik dan disenangi murid sehingga
murid dapat memperhatikan dengan baik dan seksama. Murid berani mengemukakan
mendemonstrasikan
c. Observasi
56,25%.
Aktivitas dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini mengumpulkan data hasil
belajar berupa data kuantitatif. Data penelitian berupa hasil belajar murid diperoleh
dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir siklus pertama dan siklus kedua setelah
belajar murid. Gambaran umum tentang data hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
konsep jenis-jenis usaha dan budi pekerti setelah diterapkan model pembelajaran
Integratif pada murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar
sebagai berikut:
Jumlah murid 32
Nilai minimum 55
Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar murid kelas III
Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar mata pelajaran Ilmu
Integratif sebesar 75,66. Hasil belajar tersebut dapat diuraikan pada kategori nilai
(Rafida, 2010:37), skor tes hasil belajar murid dikelompokkan ke dalam lima
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar pada
Siklus II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 – 34 Sangat kurang - 0
35 – 54 Kurang - 0
55 – 64 Cukup 5 15,63
65 – 84 Baik 20 62,50
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 32 murid kelas III Sekolah Dasar Negeri
Balang Baru I Kota Makassar persentase skor hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
yang berada pada kategori sangat kurang, tidak terdapat murid (0,00%) berada pada
kategori kurang, 5 murid (15,63%) berada pada kategori cukup, 20 murid (62,50%)
berada pada kategori baik, dan 7 murid (21,88%) berada pada kategori baik sekali.
ketuntasan belajar murid pada siklus I dapat dilihat dari tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Deskripsi belajar murid kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang
Baru I Kota Makassar siklus II.
Jumlah 20 100
Sumber: Hasil evakuasi siklus II
48
Dari tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa pada siklus II persentase ketuntasan
murid sebesar 84,37% dari 32 murid termasuk kategori tuntas dan 15,63% dari 32
e. Refleksi Siklus II
Penelitian Tindakan kelas (PTK) dalam upaya peningkatan hasil belajar ilmu
Integratif pada murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar
setelah siklus II dilaksanakan dan dinyatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari
B. Pembahasan
Pengetahuan Sosial materi budi pekerti. Hal ini disebabkan oleh pemahaman murid
terhadap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru belum dikuasai dengan baik.
perbaikan kegiatan yang dianggap perlu yakni lebih memotivasi murid pada saat
belajar murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar, selain itu
49
guru harus lebih tegas dalam menegur murid yang tidak memperhatikan penjelasan
Pada siklus II, terlihat bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial konsep
budi pekerti pada murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota
Makassar mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, seperti yang terlihat pada
Tabel 4.7. Persentase rata-rata dan ketuntasan hasil belajar murid kelas
III Sekolah Dasar Negeri Balang Baru I Kota Makassar
Tidak
Skor Tuntas
Siklus Tuntas
Minimum Maksimum Rata-rata Frek. % Frek. %
Siklus I 45 85 63,19 18 56,25 14 43,75
100%
100
80
56.25% Siklus I
60 Siklus II
43.75%
40
15.63%
20
0
Tuntas Tidak Tuntas
Dari tabel 4.7 dan grafik 4.1 di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor
maka hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada murid kelas III Sekolah Dasar
Negeri Balang Baru I Kota Makassar tahun ajaran 2011/2012 mengalami peningkatan
BAB V
A. Kesimpulan
berikut:
1. Pada tes siklus I, sebanyak 14 orang atau 43,75% murid mendapatkan nilai di
bawah 65. Sebanyak 18 orang atau 56,25% murid masuk dalam kategori
tuntas yaitu memperoleh nilai KKM 65 dengan nilai rata-rata kelas 63,19.
2. Pada tes siklus II, 5 orang atau 15,63% murid mendapatkan nilai di bawah 65.
Sebanyak 27 orang atau 84,37% murid masuk dalam kategori tuntas yaitu
dan frekuensi keaktifan serta aktivitas murid Sekolah Dasar Negeri Balang
B. Saran
51
52
Sosial.
realita dan konteks tertentu yang diwujudkan dalam kehidupan nyata sehingga
murid memahami bahwa konsep Ilmu Pengetahuan Sosial yang abstrak dapat
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1992. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Haryani, Sri. 2009. “Peningkatan Hasil Belajar Biologi Murid Kelas IIIII Semester II
SMP Sidohardo Wonogiri dengan Metode Concept Mapping”. Diakses pada:
http://biologi-murid-kelas-vii-semester-ii-smp-html-etd.eprints.ums.c.id
/4295 /1/A420050060.html. Diakses 6 Januari 2012.
Rafida. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Murid Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui
Pendekatan Pembelajaran Kontekstual di Kelas III SD Inpres Bontoala 1
Kabupaten Gowa.Skripsi. Jurusan PGSD UNM.
53
54
Satriana, Dwi. 2009. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui metode Kerja kelompok
Murid Kelas IV SD Negeri Baraya I Makassar. Skripsi. Makassar: FMIPA
UNM Makassar.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Usman, Muh. Uzer. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
55
LAMPIRAN
SURAT KETERANGAN
No. : ……………………………
Yang bertanda tangan di bawah ini, kepala SDN Balang Baru I Kota Makassar
menerangkan bahwa:
Benar telah melaksanakan penelitian di sekolah kami guna tugas akhir dengan judul
skripsi:
“MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN INTEGRATIF PADA MURID KELAS III SDN BALANG
BARU I MAKASSAR”
Junaedah, S. Pd.
Nip: 19681014 198803 2 007
SURAT KETERANGAN VALIDASI
Dari mahasiswa,
Irayanti, S. Pd.
NIP. 19790428 200701 2 015