Anda di halaman 1dari 126

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING


MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MURID
KELAS III SDN KALASERE’NA
KEC. BONTONOMPO
KAB. GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Skripsi Guna Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

IHDAR CHAIR ILHAM


105401105517

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Sultan Alauddin No. 257 Makassar 70421 Telp (0411) 866772, 881573

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : IHDAR CHAIR ILHAM


Nim : 105401105517
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
NYARING MENGGUNAKAN MEDIA CERITA
BERGAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA MURID KELAS III SDN KALASE’RENA
KEC. BONTONOMPO KAB. GOWA

Setelah diperiksa dan diteliti, skripsi ini telah memenuhi persyaratan

untuk diseminarkan.

Makassar, Juli 2021

Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II

Sulfasyah, M.A, Ph.D Abdan Syakur, S.Pd., M.Pd


Mengetahui,
Dekan FKIP Ketua Prodi
Universitas Muhammadiyah Makassar Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Aliem Bahri, S.Pd, M.Pd

ii
iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jl. Sultan Alauddin No. 257 Makassar 70421 Telp (0411) 866772, 881573

LEMBAR PENGESAHAN

Mahamurid yang bersangkutan :

Nama : IHDAR CHAIR ILHAM


Nim : 105401105517
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING
MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
MURID KELAS III SDN KALASE’RENA KEC.
BONTONOMPO KAB. GOWA

Makassar, Juli 2021

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Sulfasyah, M.A, Ph.D Abdan Syakur, S.Pd., M.Pd

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi


Universitas Muhammadiyah Makassar Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Aliem Bahri, S.Pd, M.Pd

iii
iv

SURAT PERJANJIAN

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, benar bahwa saya

yang menyusunnya sendiri (tidak dibuat oleh siapapun)

2. Dalam penyusunan skripsi ini, selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Fakultas.

3. Saya tidak melakukan perjanjian (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila melanggar perjanjian seperti yang tertera pada butir 1, 2, dan 3 maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Makassar, Juli 2021

Yang Membuat Perjanjian

IHDAR CHAIR ILHAM

Mengetahui,

Ketua Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Aliem Bahri, S.Pd, M.Pd

iv
v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : IHDAR CHAIR ILHAM


Nim : 105401105517
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA
NYARING MENGGUNAKAN MEDIA CERITA
BERGAMBAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA MURID KELAS III SDN KALASE’RENA
KEC. BONTONOMPO KAB. GOWA

Dengan ini menyatakan bahwa :

Skripsi yang saya ajukan di depan TIM Penguji adalah ASLI hasil karya saya

sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

Makassar, Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

IHDAR CHAIR ILHAM

Diketahui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Sulfasyah, M.A, Ph.D Abdan Syakur, S.Pd., M.Pd

v
vi

MOTO
Allahummasalli alaa saidina Muhammad
Asyhadu allaailahaillallah wa asyhaduanna
Muhammadarrasulullah

Hidup adalah realita yang penuh dengan tantangan dan masalah,

Tantangan dan masalah dalam hidup tak akan teratasi dengan

berpangku tangan,

Tak akan terselesaikan hanya dengan membaca nyaring,

Namun haruslah dengan kerja keras dan doa.

Masalah bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi

Masalah akan menjadikan hidup lebih berwarna ………

vi
vii

PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada ayahanda “Muhammad

Ilcham”, ibundaku “Nurwahidah” tercinta, yang telah

memberikan dukungan moral atau spritual dan material selama

ananda mengikuti pendidikan serta kepada saudaraku yang

tersayang yang telah mencurahkan kasih sayang yang tulus, yang

selalu berdoa untuk keselamatanku, yang mencintai dan

menyayangiku dengan sepenuh hati sehingga menjadi tumpuan

bagiku untuk meraih kesuksesan

vii
viii

ABSTRAK

IHDAR CHAIR ILHAM. 2021. Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring


Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Murid Kelas III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa, FKIP, Unismuh
Makassar dibimbing oleh ibu Sulfasyah dan bapak Abdan Syakur.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca nyaring pada mata
pelajaran bahasa Indonesia pada murid kelas III SDN Kalase’rena Kec.
Bontonompo Kab. Gowa melalui penggunaan media cerita bergambar. Subjek
penelitian ini adalah murid kelas III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab.
Gowa dengan jumlah murid 20 orang yang terdiri dari 8 orang murid laki-laki dan
12 orang murid perempuan. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan
menggunakan dua siklus, tiap siklus terdiri dari 3 x pertemuan sesuai dengan
perubahan yang akan dicapai. Pertemuan pertama dan kedua untuk proses
pembelajaran, dan pertemuan ketiga untuk kegiatan penilaian kemampuan
membaca nyaring. Tiap siklus terdiri atas beberapa kegiatan sesuai dengan
hakikat penelitian. Kedua siklus tersebut dilakukan selama 2 bulan ditambah
dengan merangkum semua hasil penelitian yang ada. Hasil temuan dalam
penelitian ini adalah peningkatan kemampuan membaca nyaring pada mata
pelajaran bahasa Indonesia pada murid kelas III SDN Kalase’rena Kec.
Bontonompo Kab. Gowa melalui penggunaan media cerita bergambar adalah dari
siklus I yang ketuntasan belajarnya hanya mencapai 50% dengan rata-rata 63,45
kemudian naik menjadi 100% pada siklus II dengan rata-rata 83,35 Sehubungan
dengan kesimpulan di atas, maka disarankan kepada guru supaya dapat memilih
dan menggunakan media pembelajaran yang tepat dalam melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam aspek membaca nyaring.

Kata Kunci : Kemampuan Membaca Nyaring, Media Cerita Bergambar.

viii
ix

KATA PENGANTAR

‫ اَش َهد اَن‬، ‫علَى امى ِّر الدُّويَا َوالدِّي ِّه‬ َ ‫ َوبِّ ِّه وَست َ ِّعيه‬، ‫ب العَا ل َميه‬ ِّ ‫اَل َحمد ِِّلِّ َر‬
‫عبده َو َرسىله َل وَ ِّبي‬ َ ‫ َواَش َهد اَن م َح َّمدًا‬، ‫َلاِّلَهَ ا َِّّل هللا َوحدَه َلش َِّري َك لَه‬
‫س ِّي ِّدوَا‬
َ ، ‫س ِّليه‬َ ‫اء َوالمر‬ ِّ َ‫ف الَو ِّبي‬ ِّ ‫علَى اَش َر‬ َ ‫س ََلم‬َّ ‫ص ََلة َوال‬َّ ‫ َوال‬، ‫بَعدَه‬
‫ ا َ َّما َب َعد‬، ‫صح ِّب ِّه اَج َم ِّعيه‬ َ ‫علَى ا َ ِّل ِّه َو‬
َ ‫َو َمى َلوَام َح َّمد َو‬
Assalamu Alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, karena atas

limpahan rahmat taufik dan karuniaNyalah sehingga skripsi yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita

Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas III SDN

Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa” dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada sang pemimpin yang

patut kita teladani yakni Nabiyullah Muhammad saw, para sahabat dan

keluarganya yang patut kita jadikan sebagai uswatun hasanah dalam

melaksanakan segala aktivitas demi kesejahteraan dan kemakmuran hidup dunia

dan akhirat kelak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari

berbagai pihak, untuk itu penulis sangat berhutang budi dan sepatutnya berterima

kasih kepada Ayahanda Muhammad Ilcham, Ibunda Nurwahidah, yang ikhlas

mendoakan, membimbing, dan selalu mendukung dan memotivasi penulis hingga

seperti sekarang. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

disampaikan kepada : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas

ix
x

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem

Bahri, S.Pd, M.Pd., Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulfasyah,

M.A, Ph.D, Dosen Pembimbing I, Abdan Syakur, S.Pd., M.Pd., Dosen

Pembimbing II, Segenap pegawai administrasi Universitas Muhammadiyah

Makassar, yang telah memberikan pelayanan administrasi kepada penulis, Hj.

Syohoriah, S.Pd., Kepala Sekolah SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab.

Gowa, dan Dra. Husniati guru kelas III, serta para guru dan staf SDN Kalase’rena

Kec. Bontonompo Kab. Gowa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengadakan penelitian di sekolah ini, sekaligus membantu dalam proses

penelitian.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

terdapat kekurangan-kekurangan sehingga penulis mengharapkan adanya saran

dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Makassar, Juli 2021

Penulis

x
xi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ ...... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 8
A. Kajian Teori ........................................................................ 8
1. Penelitian Relevan ......................................................... 8
2. Media ............................................................................. 10
1) Pengertian Media ...................................................... 10
2) Jenis – Jenis Media ................................................... 11
3) Fungsi Media Pembelajaran ...................................... 13
4) Kriteria Pemilihan Media .......................................... 14
5) Penggunaan Media Cerita Bergambar ...................... 17
3. Kemampuan Membaca Nyaring .................................... 20
1) Pengertian Membaca Nyaring ................................... 20
2) Manfaat Membaca Nyaring ...................................... 22
3) Indikator Membaca Nyaring ..................................... 23
4) Strategi Membaca Nyaring ....................................... 25
5) Pelaksanaan Pengajaran Membaca Nyaring di Kelas 26
B. Kerangka Pikir ..................................................................... 28
C. Hipotesis Tindakan ............................................................. 31

iv
xii

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN ....................... 32


A. Jenis Penelitian ................................................................... 32
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................. 32
C. Fokus Penelitian ................................................................. 32
D. Prosedur Penelitian .............................................................. 33
E. Instrument Penelitian .......................................................... 37
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 38
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 38
H. Indikator Keberhasilan Pembelajaran.................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 40
A. Hasil Penelitian ................................................................... 40
1. Deskripsi Tindakan Pada Siklus I ................................. 40
2. Deskripsi Tindakan Pada Siklus II ............................... 53
B. Pembahasan ........................................................................ 67
BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................ 71
A. Simpulan .............................................................................. 71
B. Saran ................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 73
LAMPIRAN – LAMPIRAN ...................................................................... 75
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 115
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai informasi di era digital saat ini semakin mudah diterima dan

semakin gencar masuk ke negara kita. Hal ini disebabkan oleh semakin bervariasi

dan canggihnya media informasi, baik media informasi media cetak maupun

elektronik. Hasil-hasil penelitian serta kemajuan ilmu dan teknologi begitu cepat

dipublikasikan dan disebarkan. Akibatnya, banyak informasi yang tidak sempat

diserap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kecepatan membaca yang masih

perlu ditingkatkan.

Membaca memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tidak

dapat dipungkiri bahwa hampir seluruh aspek kehidupan manusia pada era

digitalisasi seperti sekarang ini menuntut kemampuan membaca yang efektif.

Bahkan, dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kebutuhan primer manusia

modern.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat gemar

membaca. Melalui membaca, masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan

menambah wawasan baru untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan hidup

pada masa mendatang. Membaca merupakan sebuah jembatan bagi siapa saja

yang berkeinginan meraih kemajuan dan kesuksesan, baik di lingkungan

akademik, maupun di dunia pekerjaan.

1
2

Dalam dunia pendidikan, kegiatan membaca merupakan hal yang sangat

penting karena sangat menentukan kualitas dan keberhasilan seseorang di dalam

studinya. Farida Rahim (2012 : 2) mengemukakan bahwa “membaca pada

hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya

sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, pikiran,

psikolinguistik, dan metakognitif. Membaca merupakan suatu proses yang

kompleks dan rumit. Artinya pada kegiatan membaca terlibat kegiatan berpikir

seperti mengingat, memahami, membedakan, menganalisis, mengorganisasi, dan

menerapkan hal-hal yang terkandung di dalam bacaan. Murid yang mempunyai

minat baca yang tinggi akan memperoleh pemahaman yang tinggi terhadap

bacaan yang dibacanya.

Kemampuan membaca setiap murid dapat dipengaruhi oleh faktor internal

dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut sangat menunjang kecepatan dan

keefektifan membaca. Faktor kemampuan internal dan eksternal menyebabkan

kecepatan dan keefektifan membaca murid berbeda dengan kecepatan dan

keefektifan membaca oleh murid yang lain.

Mengenai cara membaca dikenal empat macam, yaitu : biasa, melihat

dengan cepat, mengulas, dan kecepatan tinggi. Seseorang dapat dikatakan

memahami isi bacaan secara baik apabila ia dapat (a) mengenal kata-kata atau

kalimat yang ada dalam bacaan atau mengetahui maknanya, (b) menghubungkan

makna konotatif maupun denotatif, (c) mengetahui seluruh makna secara

kontekstual, dan (d) membuat pertimbangan nilai isi bacaan yang didasarkan pada

pengalamannya.
3

Kemampuan membaca nyaring merupakan kegiatan membaca dengan

menyuarakan tulisan yang dibacanya dengan ucapan, intonasi yang tepat agar

pendengar dan pembaca dapat menangkap informasi yang disampaikan oleh

penulis, baik yang berupa pikiran, sikap ataupun pengalaman. Membaca nyaring

perlu diterapkan guru dalam pembelajaran sebab merupakan hal yang

menyenangkan bagi murid. Kegiatan membaca nyaring sangat penting karena

banyak keuntungan yang diperoleh murid. Oleh karena itu, guru perlu membuat

suatu program kegiatan membaca nyaring yang efektif.

Pembelajaran membaca nyaring di SD hendaknya berorientasi pada standar

kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia. Standar kompetensi dasar membaca

nyaring yang diamanatkan kurikulum sulit direalisasikan apabila pembelajaran

membaca nyaring masih menggunakan model konvensional. Hal ini disebabkan

terlalu rumitnya prosedur yang harus dijalani oleh guru dan murid, serta waktu

yang dibutuhkan cukup lama. Akibatnya guru merasa terbebani dengan jam

mengajar yang relatif padat dan alokasi waktu yang tersedia relatif sempit.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada bulan Februari 2021,

kemampuan membaca nyaring pada murid Kelas III di SDN Kalase’rena Kec.

Bontonompo Kab. Gowa masih rendah, guru cenderung lebih dominan pada

pembelajaran teori kebahasaan sehingga menyebabkan kemampuan membaca

nyaring belum tercapai secara maksimal. Terbukti murid masih belum mampu

membaca nyaring dengan baik. Kekurangmampuan murid dalam membaca

nyaring umumnya disebabkan karena metode yang digunakan sangat monoton

dan tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik minat baca
4

seorang murid. Selain itu juga diperoleh informasi bahwa Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan SDN Kalase’rena pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia adalah 70 dengan ketuntasan klasikal 80 %. Nilai KKM untuk mata

pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 70 namun nilai rata-rata murid kelas III untuk

tahun ajaran 2020/2021 semester genap hanya mencapai 68,50. Dari 20 murid

yang terdaftar pada tahun ajaran 2020/2021 terdapat 11 murid yang mendapat

nilai di bawah KKM dan hanya 9 murid yang mendapatkan nilai di atas KKM

yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan media

pembelajaran inovatif melalui penggunaan media gambar cerita dengan maksud

agar murid dapat tertarik dalam membaca nyaring sebuah cerita.

Manfaat membaca secara umum adalah pembaca dapat belajar dari

pengalaman orang lain. Dengan membaca buku, murid dapat menyerap atau

mengetahui berbagai ragam informasi yang sangat berharga baginya. Selain itu,

manfaat khusus membaca adalah pembaca dapat terhindar dari kerusakan jaringan

otak di masa tua. Hernowo (2016 : 18) mengemukakan bahwa membaca juga

dapat menumbuhkan saraf-saraf baru di otak sekaligus membentuk jaringan baru.

Berdasarkan uraian di atas manfaat membaca dapat dipastikan bahwa murid yang

tidak memiliki kemampuan membaca akan mengalami kesulitan dalam mengikuti

pendidikan serta akan mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, pengajaran membaca perlu diperhatikan dan

ditindaklanjuti oleh guru terutama oleh guru bahasa Indonesia di Sekolah dasar.

Mengukur tingkat kemampuan membaca di sekolah dasar, diperlukan

pilihan-pilihan media pembelajaran dan kegiatan membaca oleh guru di samping


5

perhatian pada materi dan isi bacaan. Berkaitan dengan hal itu, menurut hemat

penulis suatu media pembelajaran membaca nyaring yang menarik dan perlu

dikembangkan karena selama ini belum dilakukan secara maksimal oleh guru

bahasa Indonesia di SD, yaitu media cerita bergambar. Murid perlu dilatih dan

disuguhi pelajaran membaca nyaring dengan menggunakan media cerita

bergambar.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan Kemampuan Membaca

Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Murid Kelas III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka adapun rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Proses Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Menggunakan

Media Cerita Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas

III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa?

2. Bagaimana Hasil Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Menggunakan

Media Cerita Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas

III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
6

1. Untuk mengetahui proses peningkatan kemampuan membaca nyaring

menggunakan media cerita bergambar pada mata pelajaran bahasa Indonesia

murid kelas III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa.

2. Untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan membaca nyaring

menggunakan media cerita bergambar pada mata pelajaran bahasa Indonesia

murid kelas III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Media cerita bergambar dalam penelitian ini bermanfaat sebagai salah

satu media pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Penelitian ini bermanfaat sebagai acuan dalam pembelajaran

peningkatan kemampuan membaca nyaring.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam usaha

memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi murid

Dapat menjadi alat ukur dalam mengetahui kemampuan membaca

nyaring murid sehingga dapat mendukung peningkatkan kemampuan

membaca nyaring murid di masa mendatang.

b. Bagi guru

Sebagai informasi dan acuan ilmiah bagi guru untuk melaksanakan

evaluasi terhadap program yang telah dilakukan, sekaligus

mengembangkan dan meningkatkan program yang akan dilaksanakan.


7

c. Bagi peneliti

Dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain untuk menggunakan media

cerita bergambar pada mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai guru

professional.
8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Susana Beto (2016) dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita

Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Murid Kelas III SD

Negeri Dukuh 2 Sleman”, Skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media cerita bergambar

dapat meningkatkan proses kemampuan membaca nyaring murid. Hal ini

ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas kemampuan membaca nyaring awal

yang semula 60 pada siklus I mengalami peningkatan rata-rata kelas menjadi

66 dan pada siklus II rata-rata kelas menjadi 76.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Setiani (2019) dengan judul

“Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Menggunakan Media

Cerita Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Murid Kelas

III SD Negeri 84 Kota Bengkulu”, Skripsi, Institut Agama Islam Negeri

Bengkulu. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada Siklus I dan

Siklus II penggunaan media cerita bergambar pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia terbukti telah meningkatkan kemampuan membaca murid. Hal

tersebut terlihat dari hasil persentase ketuntasan belajar murid pada tahap Pra

Siklus 40%, Siklus I sebesar 60% dan meningkat pada siklus II yaitu sebesar

80%. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran buku

8
9

cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan membaca murid pada

pelajaran Bahasa Indonesia pada murid Kelas III SD Negeri 84 Kota

Bengkulu.

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Anindya Sari (2014) dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Melalui Media Cerita

Bergambar Murid Kelas III.B SD Negeri Panggang Bantul”, Skripsi,

Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penggunaan media cerita bergambar dapat meningkatkan proses pembelajaran

membaca nyaring. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan dalam

merespon guru saat melakukan tanya jawab tentang isi cerita yaitu sebesar 50%

dan peningkatan dalam menyimpulkan isi cerita yang dibacanya yaitu sebesar

41,67%. Hal ini menyebabkan kemampuan membaca nyaring murid meningkat.

Peningkatan kemampuan membaca nyaring melalui media cerita bergambar pada

siklus I sebesar 5,06, kondisi awal 63 meningkat menjadi 68,06. Pada siklus II

meningkat sebesar 12,59, kondisi awal 63 meningkat menjadi 75,59.

Berdasarkan penelitan di atas, persamaan dari penelitian ini adalah

menggunakan menggunakan media cerita bergambar dalam meningkatkan

kemampuan membaca nyaring murid, sedangkan perbedaannya adalah

terdapat pada lokasi penelitian yang berbeda sehingga karakteristik murid pun

berbeda.
10

2. Media

1) Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang artinya tengah,

perantara atau pengantar. Kata media, merupakan bentuk jamak dari kata

“medium”, yang secara etimologi berarti perantara atau pengantar. Dagun

(2016 : 634 ) mengemukakan bahwa media merupakan perantara/penghubung

yang terletak antara dua pihak, atau sarana komunikasi seperti koran,

majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk.

Putri (2011 : 20) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah

teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran.Jadi media pembelajaran adalah alat bantu yang dapat

digunakan untuk pembelajaran. Sadiman (2012 : 7) juga mengemukakan

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam hal ini

adalah proses merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta

perhatian siswa sehingga proses belajar dapat terjalin.

Arsyad (2014 : 4) mengemukakan bahwa media adalah semua bentuk

perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar

ide, gagasan atau pendapat, sehingga ide, gagasan atau pendapat yang

dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Dalam konteks dunia

pendidikan, Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2014 : 3) mengungkapkan bahwa

media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,


11

keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media

dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,

photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal.

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media

adalah alat untuk menyampaikan informasi kepada penerima dan segala

sesuatu yang dapatdigunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatianagar terjadi

komunikasi yang efektif dan efisien.

2) Jenis-jenis Media

Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka media pembelajaran

pun mengalami perkembangan melalui pemanfaatan teknologi itu sendiri.

Berdasarkan teknologi tersebut, Azhar Arsyad (2011 : 32) mengklasifikasikan

media atas empat kelompok, yaitu : a) Media hasil teknologi cetak, b) Media

hasil teknologi audio-visual, c) Media hasil teknologi yang berdasarkan

computer, dan d) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Riyana (2014 : 170) mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung pada sudut mana

melihatnya.

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi atas:

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media

yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
12

2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media

visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan

berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain

sebagainya.

3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur

suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya

rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab

mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak,

seperti radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik dapat

mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak

tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

2) Media yang memunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu,

seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:

1) Media yang diproyeksikan,

2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio,

dan lain sebagainya.


13

3) Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media dalam proses pembelajaran menurut Daryanto (2016 : 8),

adalah sebagai berikut :

a) Menyaksikan benda dan makhluk hidup yang ada di masa lampau, sukar

didapat dan sukar diamati secara langsung.

b) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung.

c) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau terjadi di masa

lampau.

d) Dengan mudah membandingkan sesuatu.

e) Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat,

atau sebaliknya.

f) Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara

langsung.

g) Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatua alat.

h) Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu

objek secara serempak.

i) Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat dan temponya masing-

masing.

Menurut Yudhi Munadi (2013 : 37), fungsi media pembelajaran

berdasarkan analisis yang didasarkan pada medianya dan didasarkan pada

penggunanya terbagi menjadi lima, yaitu :

a) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar, sebagai penyalur,

penyampai dan penghubung.


14

b) Fungsi semantik, menambah perbendaharaan kata yang benar-benar

dipahami peserta didik.

c) Fungsi manipulatif, mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi

keterbatasan inderawi.

d) Fungsi psikologis, media pembelajaran memiliki fungsi atensi, fungsi

afektif dan kognitif, imajinatif dan motivasi.

e) Fungsi sosio-kultural, mengatasi hambatan sosiokultural antarpeserta

komunikasi.

Berdasarkan penjelasan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa penggunaan media dala. kegiatan belajar mengajar memiliki pengaruh

yang besar terhadap alat-alat indera. Penggunaan media akan lebih menjamin

terjadinya pemahaman yang lebih baik pada murid. Murid yang belajar lewat

mendengarkan saja akan berbeda tingkat pemahaman dan lamanya ingatan

bertahan, dibandingkan dengan murid yang belajar lewat mendengarkan dan

melihat. Media juga mampu membangkitkan dan membawa murid ke dalam

suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosional dan

mental. Tentu hal ini berpengaruh terhadap semangat murid belajar dan

kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara kepada

peningkatan pemahaman belajar terhadap materi ajar.

4) Kriteria Pemilihan Media

Setiap media memunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi

kemampuannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.

Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan


15

dasar yang harus dimiliki pendidik dalam kaitannya dengan keterampilan

pemilihan media pengajaran. Di samping itu, memberikan kemungkinan pada

pendidik untuk menggunakan berbagai jenis media secara bervariasi.

Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, pendidik

akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif. Maka,

sebelum menggunakan media dalam pembelajaran, pendidik harus

memahami karakteristik, jenis serta pengelompokan media yang akan

digunakannya. Pendidik harus menyakinkan dirinya bahwa media yang akan

digunakan tersebut, benar-benar bisa memberikan nilai positif terhadap

kualitas pembelajaran yang akan dilakukan.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran bertujuan untuk

mempermudah murid dalam memahami materi pembelajran. Hal ini berkaitan

pada pemilihan media yang harus disesuaikan dengan kebutuhan murid

sehingga media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan murid. Menurut

zugol (dalam H. Rayandra Asyar, 2012 : 80), beberapa faktor yang dapat

digunakan dalam memilih media meliputi :

a) Tujuan dan manfaat

b) Murid

c) Metode pembelajaran, dan

d) Kemampuan teknologi yang tersedia.

Sementara Dina Indriana (2011 : 28-31), menyebutkan faktor –faktor

yang menentukan tepat atau tidaknya pemilihan media pembelajaran sebagai

berikut :
16

a) Kesesuaian dengan tujuan pengajaran, ialah menyesuaikan media

pengajaran dengan tujuan umum maupun khusus yang ada pada setiap

mata pelajaran.

b) Kesesuaian media pembelajaran dengan materi yang diajarkan, selain itu

juga mempertimbangkan dengan tingkat kedalaman yang akan dicapai

dalam proses pembelajaran.

c) Kesesuaian dengan fasilitas pendukung, kondisi lingkungan, dan waktu.

Sebab ini merupakan faktor terpenting, jika tidak terdapat fasilitas

pendukung maka media yang baik akan sia-sia dan tidak dimanfaatkan

dengan sempurna.

d) Kesesuaian dengan karakteristik murid, pendidik harus mengetahui

karakteristi murid untuk bisa disesuaikan dengan media pembelajaran

yang akan digunakan.

e) Kesesuaian dengan gaya belajar murid, sebab gaya belajar murid sangat

mempengaruhi efektifitas penggunaan media pembelajaran.

f) Kesesuaian dengan teori yang digunakan, penggunaan media tidak boleh

dilakukan dengan hanya merujuk pada pilihan guru, tetapi harus

menggunakan teori.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

dalam memilih media harus memperhatikan kriteria yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi di kelas. Salah satu indikator keberhasilan dalam

proses kegiatan belajar di kelas dengan penggunaan media yang tepat agar

tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan baik


17

5) Penggunaan Media Cerita Bergambar

Sebelum menjelaskan pengertian media gambar, terlebih dahulu

diuraikan pengertian kata gambar. Sugono, dkk. (2012 : 123) dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, mengatakan bahwa gambar adalah tiruan barang

(orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan

pensil dan lain sebagainya pada kertas tersebut; lukisan. Di antara media

pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal

ini dikarenakan murid lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika

gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah

tentu akan menambah semangat murid dalam mengikuti proses pembelajaran.

Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, di antaranya :

a. Media cerita bergambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara

visual ke dalam bentuk 2 dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang

bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque

proyektor (Hamalik, 2014 : 87).

b. Media cerita bergambar adalah media yang paling umum dipakai, yang

merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana

saja (Sadiman, 2012 : 32).

c. Media cerita bergambar merupakan peniruan dari benda-benda dan

pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap

lingkungan.

Dari uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa media gambar adalah

alat atau sarana yang berupa gambar yang dapat menimbulkan daya tarik dan
18

dapat mempengaruhi murid. Gambar tersebut merupakan cerita atau

peristiwa. Media gambar juga merupakan perwujudan lambang dari hasil

peniruan-peniruan benda, pemandangan, curahan pikiran, atau ide-ide yang

divisualisasikan ke dalam bentuk 2 dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar

situasi dan lukisan yang berhubungan dengan pokok bahasan.

Penggunaan media pembelajaran ada dalam komponen metode

mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-

murid dan interaksi murid dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu,

fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar

yang dipergunakan guru. Hamalik (2014 : 12) mengatakan bahwa secara garis

besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :

a. Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada

pendidikan.

b. Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan

pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang

sama kepada setiap orang.

c. Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan

prestasi kerja secara maksimal.

d. Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan.

e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan

menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi

kemediaan yang modern.


19

Menurut Rahadi (2013 : 32) ada beberapa karakteristik media gambar,

sebagai berikut :

a. Harus autentik, artinya dapat menggambarkan objek atau peristiwa seperti

jika murid melihat langsung.

b. Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok

dalam gambar tersebut.

c. Ukuran gambar proporsionsl, sehingga murid mudah membayangkan

ukuran yang sesungguhnya benda atau objek yang digambar.

d. Memadukan antara keindahan dengan kesesuiannya untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

e. Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan

gambar yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus

dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Sadiman (2012 : 45) menguraikan bahwa kelebihan yang dimiliki oleh

media gambar adalah sifatnya konkret dan lebih realistis dalam memunculkan

pokok masalah, jika dibandingkan dengan bahasa verbal, dapat mengatasi

batasan ruang dan waktu, dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita,

memperjelas masalah bidang apa saja, harganya murah dan mudah didapat

serta digunakan. Sementara kelemahan media gambar, meliputi: hanya

menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat dilihat

oleh sekelompok murid, gambar diinterpretasikan secara personal dan

subjektif, serta gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga

kurang efektif dalam pembelajaran.


20

Dengan demikian, media gambar merupakan salah satu teknik media

pembelajaran yang efektif kerena mengombinasikan fakta dan gagasan secara

jelas, kuat dan terpadu melaui pengungkapan kata-kata dan gambar.

3. Kemampuan Membaca Nyaring

1) Pengertian Membaca Nyaring

Rahim (2012 : 24) menjelaskan bahwa membaca nyaring adalah

kegiatan membaca dengan bersuara dengan memperhatikan struktur kata

(akata, kata majemuk dan frasa) dan kalimat, intonasi, dan jeda. Ellis dkk

(Rahim, 2012 : 23) membaca nyaring adalah aktifitas atau kegiatan membaca

bersuara dengan memperhatikan ekspresi serta intonasi dengan tujuan yang

menghasilkan siswa yang lancar membaca.

Membaca nyaring dapat juga diartikan sebagai kegiatan membaca yang

memperhatikan 5 indikator membaca yaitu, pelafalan, lafal yang diucapkan

dalam membaca harus sesuai dengan EYD. Intonasi, tinggi rendahnya suara

yang diucapkan sesuai dengan alur cerita. Volume, membaca dengan suara

yang dapat didengar oleh semua pendengarnya. Kelancaran, membaca dengan

lancer dan tidak mengeja. Jeda, memperhatikan tanda baca yang ada dalam

membaca supaya mengetahui dengan benar isi teks bacaan.

Setiowati (2007 : 15) menyatakan bahwa membaca nyaring adalah cara

membaca dengan bersuara, yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokal

maupun konsonan, nada atau lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca,

pengelompokan kata atau frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata

dan ekspresi. Membaca nyaring yang baik menuntut agar si pembaca


21

memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena

dia haruslah melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata

dengan para pendengar. Pembaca juga harus mengelompokkan kata-kata

dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar. Membaca

nyaring adalah membaca dengan bersuara yang bertujuan supaya

pendengarnya juga mengetahui isi teks bacaan tersebut. Tetapi pendengar

juga tidak akan bisa mengetahui isi teks bacaan dengan jelas kalau teks

bacaan yang dibacakan tidak jelas, maka dari itu pembaca nyaring juga harus

memperhatikan lafal, jeda, volume, intonasi serta membaca dengan lancar.

Pembaca nyaring dengan ekspresi yang sesuai dalam isi teks bacaan akan

membuat pendengarnya lebih mudah mengetahui isi cerita.

Dapat diambil kesimpulan dari pendapat tersebut bahwa keterampilan

membaca nyaring adalah membaca bersuara dengan memperhatikan ejaan

serta lafal, sehingga dapat menghasilkan suara bacaan yang baik dan benar.

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan jenis kompetensi

membacayang menuntut persyaratan yang ketat. Membaca nyaring bukan

sekedar menyuarakan huruf. Jika hal ini yang terjadi maka pemahaman

materi yang dibaca akan gagal diperoleh. Membaca nyaring atau membaca

bersuara merupakan kelanjutan dari membaca permulaan. Pada membaca

permulaan tekanan ada pada kelancaran dan ketepatan penyuaraan huruf,

pada membaca nyaring atau membaca bersuara difokuskan pada tekanan kata,

lagu kalimat atau intonasi, jeda, dan menguasai tanda baca, keempatnya harus

tepat. Jika ketepatan ini diabaikan, maka murid akan mengalami kesulitan
22

pada waktu membaca dalam hati atau membaca intensif. Mereka hanya bisa

membaca tetapi sulit menemukan pemahaman yang dikandung dalam bacaan.

Dapat diambil kesimpulan dari pendapat tersebut bahwa membaca

nyaring adalah membaca bersuara dengan memperhatikan lafal dan intonasi.

Tarigan (Alek dan Achmad 2010: 74) mengungkapkan bahwa membaca

adalah suatu proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pesan yang

disampaikan oleh penulis melalui bahasa kata-kata tulis. Pendapat lain

dikemukakan oleh Lado (Alek dan Achmad 2010 : 75) bahwa membaca

adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Abbas (2006 :

101) menjelaskan bahwa membaca merupakan kemampuan berbahasa yang

bersifat reseptif.

2) Manfaat Membaca Nyaring

Kemampuan membaca nyaring memang sangat diperlukan. Rahim

(2012 : 124-125) mengemukakan bahwa membaca nyaring untuk murid

merupakan kegiatan berharga yang bisa meningkatkan keterampilan

menyimak, menulis, dan membantu perkembangan murid untuk mencintai

buku dan membaca cerita sepanjang hidup mereka.

Kegiatan yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan

keterampilan berbahasa murid memerlukan membaca nyaring. Program yang

kaya dengan membaca nyaring dibutuhkan untuk semua murid karena

membantu murid memperoleh fasilitas menyimak, memperhatikan sesuatu

secara lebih baik, memahami suatu cerita, mengingat secara terus menerus
23

pengungkapan kata-kata, serta mengenali kata-kata baru yang muncul dalam

konteks lain.

Selain itu, manfaat membaca nyaring tidak hanya dirasakan oleh murid

tetapi juga dapat dirasakan oleh guru. Rahim (2012 : 124) mengemukakan

bahwa membaca bersuara mengonstribusikan seluruh perkembangan murid

dalam banyak cara, di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Membaca nyaring memberikan guru suatu cara yang tepat dan valid untuk

mengevaluasi kemajuan keterampilan membaca yang utama, khususnya

pemenggalan kata, frasa, dan untuk menemukan kebutuhan pengajaran

yang spesifik.

b. Membaca nyaring memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk

pembaca dan bagi yang mendengar untuk meningkatkan keterampilan

menyimaknya.

c. Membaca nyaring juga bisa melatih murid untuk mendramatisasikan cerita

dan memerankan pelaku yang terdapat dalam cerita.

d. Membaca nyaring menyediakan suatu media dimana guru dengan

bimbingan yang bijaksana, bisa bekerja untuk meningkatkan kemampuan

penyesuaian diri, terutama lagi dengan murid yang pemalu.

3) Indikator Membaca Nyaring

Asmani (2011 : 188) mengemukakan bahwa ada 5 indikator

kemampuan membaca nyaring yaitu :

a) Pelafalan, lafal yang diucapkan dalam membaca tidak menunjukkan ciri

kedaerahan dan sesuai dengan EYD. Tidak membaca dengan


24

menggunakan logat daerahnya masing-masing namun menggunakan EYD.

Pendengar akan merasa nyaman dan mudah menangkap isi bacaan ketika

pembaca membacakan teks dengan baik dan benar.

b) Intonasi, tinggi rendahnya suara yang diucapkan sesuai dengan alur cerita

dan tidak terburu-buru dalam membaca. Pembaca harus membaca dengan

ekspresi dan intonasi yang tepat sehingga pendengar akan dengan mudah

mengetahui isi teks cerita bacaan.

c) Volume, membaca dengan suara keras dan terdengar oleh semua

pendengarnya. Supaya pendengar dapat mengetahui isi teks bacaan maka

pembaca harus membaca teks bacaan dengan suara yang keras sekiranya

dapat didengar oleh semua pendengarnya.

d) Kelancaran Membaca, membaca dengan jelas dan lancar dengan mengeja

kata demi kata. Hal tersebut akan membingungkan pendengar, karena

tidak jelas ketika didengarkan dan akan menyulitkan pendengar ketika

akan mengetahui isi dari teks bacaan. Maka dari itu pembaca harus

membaca teks bacaan dengan lancar tanpa ada kata yang dieja.

e) Jeda, memperhatikan tanda baca yang ada dalam bacaan supaya dapat

mengetahui isi dari teks bacaan. Tanda baca dalam suatu teks bacaan juga

sangat berpengaruh pada si pembaca dan pendengar untuk mengetahui isi

teks bacaan. Jika teks bacaan dibaca tidak dengan memperhatikan tanda

baca maka pembaca dan pendengar pun akan kebingungan dalam

mengetahui isi teks bacaan.


25

4) Strategi Membaca Nyaring

Dalam pelaksanaan membaca nyaring, ada murid yang sudah lancar

membaca dan ada juga murid yang mengalami kesulitan dalam membaca.

Dalam hal ini guru harus memperhatikan tingkat kemampuan membaca

murid. Beto (2016 : 19-20) menjelaskan tentang strategi guru dalam

menghadapi murid yang mengalami kesulitan dalam membaca, diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Bacalah bacaan atau cerita untuknya dan bicarakanlah gambar-gambar,

orang-orang dan kejadiannya.

b. Kemudian, baca ulang sambal menunjukkan setiap kata sembari jari anda

bergerak mengikuti garis tulisan.

c. Ajaklah murid anda menyimak dan memperhatikan kata-kata pada saat

anda sedang membaca.

d. Bacalah ulang cerita bersama-sama, kadang-kadang berhentilah sejenak

agar murid meneruskan membaca sendiri sebuah kata atau menyelesaikan

sebuah kalimat.

e. Pada saat kemampuan dan rasa percaya diri murid meningkat, doronglah

dia untuk banyak membaca materi tersebut dan kurangi peranan anda

dalam membaca materi.

f. Pada saat murid membacakan materi untuk anda, ingatlah untuk

memujinya pada saat dia membaca sebuah kalimat dengan benar,

mengoreksi kesalahannya sendiri, dan mengucapkan sebuah kata setelah

anda membantunya.
26

g. Sebaiknya jangan membuat pertanyaan negatif atau memusatkan perhatian

pada kesalahan-kesalahannya. Jika dia belum benar dalam membaca

sebuah kata, jelaskan belum benar dalam membaca sebuah kata, jelaskan

maksudnya misalnya arti sebuah kata atau beri contoh benda atau kata

yang dimaksudkan.

h. Jika dia tetap belum dapat memahami kata tersebut dengan benar, bacalah

sendiri kata tersebut, kemudian mintalah agar dia meneruskan membaca.

5) Pelaksanaan Pengajaran Membaca Nyaring di Kelas

Pengajaran membaca nyaring dilaksanakan di kelas rendah (kelas I, II,

dan III). Menurut Tarigan (2012 : 26), daftar keterampilan berikut ini sangat

menolong para guru dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan dalam membaca nyaring pada kelas rendah.

Kelas I :

1. Menggunakan ucapan yang tepat.

2. Menggunakan frase yang tepat (kata demi kata).

3. Menggunakan intonasi suara yang wajar agar makna mudah terpahami.

4. Memiliki perawakan dan sikap yang baik serta merawat buku dengan baik.

5. Menguasai tanda-tanda baca sederhana, seperti: titik (.) koma (,) tanda

tanya (?) tanda seru (!).

Kelas II :

1. Membaca dengan terang dan jelas.

2. Membaca dengan penuh perasaan, ekspresi.

3. Membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata.


27

KELAS III :

1. Membaca dengan penuh perassaan, ekspresi.

2. Mengerti serta memahami bahan bacaan.

Pembelajaran membaca nyaring lebih ditekankan pembelajaran

membaca nyaring oleh guru. Dalam hal ini guru sebagai model, murid

memperhatikan guru dalam membaca nyaring tersebut. Buku “The New

Read-Aloud Handbook” yang populer di Amerika Serikat (dalam Rahim,

2012 : 126-127) meninjau keuntungan dan kesenangan murid pada membaca

nyaring dan apa yang boleh/tidak boleh dilakukan dalam membaca nyaring,

adalah sebagai berikut :

1. Mulai membacakan cerita pada awal pertama di kelas.

2. Sebelum membaca cerita atau puisi, akrabilah lebih dahulu materi bacaan

tersebut. Dengan demikian, guru akan mengetahui bagian cerita yang perlu

mendapat tekanan, kata atau konsep yang diperlukan sebelum membaca

untuk menghindari kebingungan, dan suasana hati yang perlu ditampilkan.

3. Wacana yang panjang sebaiknya diperpendek, supaya pengajaran

membaca lebih lancar, dan latihlah membaca suatu cerita atau bagian

cerita dengan nyaring sebelum membacakannya pada murid.

4. Selalu mendiskusikan isi bahan bacaan dengan murid untuk

membangkitkan minat murid pada buku.

5. Suruh murid duduk dengan senang dalam setengah lingkaran di sekitar

anda dan singkirkan semua gangguan. Adakan kontak mata selama

membaca cerita berlangsung.


28

6. Duduk pada kursi rendah dekat murid dan peganglah buku sedemikian

rupa sehingga mereka bisa melihat ilustrasi.

7. Jadikan kegiatan ini mengasyikkan, ekspresikanlah emosi-emosi yang

dibangkitkan oleh cerita atau puisi dan bawalah sastra ke dalam suasana

yang hidup melalui gerakan, sound effect, dan perubahan nada suara.

8. Apabila memungkinkan doronglah murid berpartisipasi dalam membaca,

misalnya mereka mungkin ingin menceritakan buku atau

mendeklamasikan suatu puisi.

9. Secara periodik, berilah mereka pertanyaan untuk meningkatkan

pemahaman dan minat murid.

10. Jika tidak mungkin menyelesaikan seluruh bagian atau bab pada suatu

bacaan, cobalah berhenti pada bagian cerita yang menegangkan.

B. Kerangka Pikir

Media adalah suatu pembawa pesan dalam kegiatan pembelajaran.

Pesan yang dimaksud adalah materi pelajaran. Media juga merupakan sumber

belajar yang memungkinkan anak didik memeroleh pengetahuan dan

keterampilan. Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk

memberikan atau menyampaikan pesan kepada seseorang guna meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Salah satu jenis media yang efektif

dalam menyampaikan materi pembelajaran adalah media gambar.

Penggunaan media cerita bergambar bagi peningkatan kemampuan

membaca nyaring merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang efektif

pada mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pembelajaran ini


29

bertujuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan berbahasa murid

memerlukan membaca nyaring. Program yang kaya dengan membaca nyaring

dibutuhkan untuk semua murid karena membantu murid memperoleh fasilitas

menyimak, memperhatikan sesuatu secara lebih baik, memahami suatu cerita,

mengingat secara terus menerus pengungkapan kata-kata, serta mengenali

kata-kata baru yang muncul dalam konteks lain.

Penggunaan media bergambar dilakukan sebagai sarana untuk

meningkatkan kemampuan membaca nyaring karena permasalahan yang

dihadapi oleh kebanyakan guru adalah cara mengatasi rendahnya kemampuan

membaca nyaring murid. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti melakukan

penelitian tentang penggunaan media cerita bergambar bagi peningkatan

kemampuan membaca nyaring.

Dalam penelitian ini difokuskan pada salah satu pemanfaatan media

bergambar yang dijadikan alat bantu belajar-mengajar di kelas berupa bentuk

cerita bergambar. Pemanfaatan media ini akan digunakan untuk

mengoptimalkan pembelajaran kegiatan membaca nyaring. Hasil penerapan

tersebut merupakan bahan analisis untuk mengungkap dan menghasilkan

temuan penelitian ini. Secara sederhana, alur penelitian ini digambarkan

seperti berikut ini :


30

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :

Kurikulum 2013

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis

Membaca
Nyaring

Media Cerita
Bergambar

Siklus N

Analisis

Temuan

Bagan Kerangka Pikir


31

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka hipotesis tindakan yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah jika media cerita bergambar

diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia, maka kemampuan

membaca nyaring murid Kelas III di SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo

Kab. Gowa akan meningkat.


32

BAB III

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

research) yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki kemampuan

membaca nyaring pada jenjang sekolah dasar. Pada sisi lain, tujuan dari

penelitian tindakan kelas ini adalah untuk lebih meningkatkan

profesionalisme guru dalam proses mengajar. Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bersiklus yang terdiri dari 4 (empat)

tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas III SDN Kalase’rena

Kec. Bontonompo Kab. Gowa pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.

Subjek penelitian sebanyak 20 murid yang terdiri dari 8 orang murid laki-laki

dan 12 orang murid perempuan.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini yaitu media cerita bergambar dan kemampuan

membaca nyaring. Kedua fokus penelitian ini dioperasionalkan sebagai

berikut:

1. Media cerita bergambar adalah media yang merupakan reproduksi bentuk

asli dalam dimensi yang berupa foto atau lukisan.

32
33

2. Kemampuan membaca nyaring adalah kegiatan menyuarakan tulisan dari

pembaca yang melibatkan penglihatan, ingatan, pendengaran, dan ingatan

yang bersangkut paut dengan otot-otot manusia yang bertujuan untuk

menangkap serta informasi, pikiran dan perasaan seorang pengarang.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus, tiap

siklus terdiri dari 3 x pertemuan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai.

Pertemuan pertama dan kedua untuk proses pembelajaran, dan pertemuan

ketiga untuk kegiatan penilaian kemampuan membaca nyaring. Tiap siklus

terdiri atas beberapa kegiatan sesuai dengan hakikat penelitian. Kegiatan-

kegiatan pada siklus II merupakan pengulangan dan perbaikan dari kegiatan

siklus I. Adapun bagan siklus penelitian ini adalah sebagai berikut :

Perencanaan

Siklus I Pelaksanaan
Refleksi Tindakan

Pengamatan/evaluasi

Perencanaan

Siklus II Pelaksanaan
Refleksi
Tindakan

Pengamatan/evaluasi
34

Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut:

Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap yang paling pertama dilakukan

sebelum tahap-tahap selanjutnya. Sekaligus pada tahap ini dilakukan semua

persiapan yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung. Beberapa bentuk

kegiatan yang dilakukan pada perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Mempelajari dan menelaah kurikulum yang berhubungan dengan materi

yang akan diajarkan selama penelitian berlangsung.

2) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dalam hal penggunaan pendekatan, metode, model

pembelajaran, dan strategi yang digunakan.

3) Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat dan kendala-kendala yang

dihadapi guru dalam proses belajar mengajar.

4) Setelah menemukan faktor penghambat dan kesulitan guru tersebut,

kemudian merumuskan alternatif pendekatan, metode, model

pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

5) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

6) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan murid.

7) Membuat alat evaluasi.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap untuk mengimplementasikan

semua yang direncanakan pada tahap perencanaan, atau dengan kata lain
35

tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap perencanaan. Hal-hal yang

dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kesiapan murid untuk mengikuti proses belajar.

2) Guru memberikan orientasi pada murid tentang tujuan pembelajaran dan

memperkenalkan model pembelajaran yang akan dipakai saat proses

belajar.

3) Membahas materi pelajaran menggunakan media cerita bergambar.

4) Membimbing murid yang mengalami hambatan atau kesulitan dalam

belajar.

5) Melakukan evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar murid

pada akhir pembelajaran.

3. Observasi

Tahap selanjutnya adalah melakukan observasi pada pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat yaitu

lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas murid. Selain

hal tersebut, pada tahap ini juga dilakukan observasi berbagai dinamika

kegiatan proses belajar mengajar yang dapat mempengaruhi kegiaatn

pembelajaran.

4. Refleksi

Seluruh hasil pembelajaran yang diperoleh pada tahap-tahap

sebelumnya melalui lembar observasi akan direfleksi pada tahap ini,

kemudian menilai dan mempelajari hasil belajar murid pada siklus I, dan
36

hasil refleksi inilah yang selanjutnya dijadikan acuan bagi peneliti untuk

merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

Beberapa hal yang dilakukan pada tahap perencanaan pada siklus II

adalah sebagai berikut:

1) Setelah melakukan refleksi pada siklus I dan apabila ditemukan

kekurangan dan kelemahan-kelemahan, maka pada tahap ini dilakukan

perencanaan dengan mencari alternatif perbaikannya.

2) Melanjutkan tahap perencanaan yang telah dilakukan pada siklus I

dengan beberapa perbaikannya.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah melanjutkan langkah-

langkah yang telah dilakukan pada siklus I dan melaksanakan beberapa

perencanaan baru yang dirancang dan disesuaikan dengan materi yang ada

pada siklus II dan dari hasil perbaikan pada siklus I.

3. Observasi

Proses observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan proses

observasi yang dilakukan pada siklus I, yaitu peneliti melakukan

pengamatan dan mencatat seluruh aktivitas guru dan murid selama proses

belajar mengajar berlangsung berdasarkan lembar observasi yang telah

dibuat.
37

4. Refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti meninjau kembali hal-hal yang

dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya serta hasil yang diperoleh murid

dengan membandingkan proses dan hasil belajar murid pada siklus I dengan

siklus II dan hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi pada

siklus I dan siklus II dianalisis untuk mendapatkan kesimpulannya.

E. Instrument Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang

aktivitas murid dalam proses belajar dan hasil belajar murid di dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah :

1) Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman murid

terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. Tes dilaksanakan pada setiap

akhir siklus setelah diberikan serangkaian tindakan.

2) Wawancara dilaksanakan dengan subjek penelitian pada setiap akhir

pembelajaran yang akan digunakan sebagai bahan refleksi untuk tindakan

selanjutnya. Wawancara dimaksud untuk (a) mengetahui secara lebih

mendalam terhadap latar kesulitan yang dihadapi murid dalam

menyelesaikan soal-soal yang diberikan, (b) mengetahui sejauhmana

murid telah benar-benar menunjukkan kinerja yang diharapkan dalam

membaca nyaring.

3) Pengamatan difokuskan untuk segala aktivitas murid apakah terlibat aktif

dalam pelaksanaan tindakan, peneliti yang mengajar guru kelas III dan

guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai teman sejawat.


38

4) Catatan lapangan bertujuan untuk melengkapi data hasil wawancara dan

observasi. Catatan ini memuat interaksi murid dan guru selama

pembelajaran kooperatif dan perencanaan pembelajaran yang telah

tersusun.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian

ini adalah :

1. Sumber Data. Sumber data adalah personal penelitian yang terdiri dari

peneliti, guru, dan murid.

2. Jenis data :

a. Data kualitatif adalah data hasil observasi tentang aktivitas murid

dalam mengikuti proses pembelajaran.

b. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari tes setiap akhir siklus.

3. Cara pengambilan data :

a. Data mengenai tingkat kemampuan membaca nyaring yang

dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar setiap akhir siklus.

b. Data mengenai aktivitas murid yang dikumpulkan dengan

menggunakan lembar observasi selama proses pembelajaran dibantu

oleh seorang observer.

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan statistik

deskriptif yaitu rata-rata dan persentase, tabel frekuensi, persentase nilai


39

terendah dan tertinggi, sedangkan analisis kualitatif yang digunakan adalah

kategorisasi skor skala 5. Menurut Nurkancana (2014 : 45) bahwa skor skala

5 minimal adalah pembagian yang terdiri dari 5 tingkatan penguasaan.

Kategori Skor Murid

Tingkat Penguasaan Kategori

85 – 100 Sangat Tinggi

65 – 84 Tinggi

55 – 64 Sedang

35 – 54 Rendah

0 – 34 Sangat Rendah

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila (1) terjadi

peningkatan skor rata-rata hasil belajar murid Kelas III SDN Kalase’rena

Kec. Bontonompo Kab. Gowa dari siklus I ke siklus II, (2) Nilai ketuntasan

individu atau nilai KKM mencapai skor 70 dan ketuntasan secara klasikal

mencapai 80% dari 20 murid.


40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan pembahasan dari hasil

penelitian di lapangan dengan metode kuantitatif. Data ini didapatkan dari

hasil tes kemampuan membaca nyaring melalui pengggunaan media cerita

bergambar. Aspek-aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah (1)

Ketepatan intonasi, (2) Ketepatan artikulasi, dan (3) Kelancaran Membaca

Nyaring. Setelah melaksanakan penelitian tindakan melalui penggunaan

media cerita bergambar dalam pembelajaran yang terdiri dari dua siklus

kegiatan, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari 3 kali

pertemuan Pertemuan pertama dan kedua adalah membacakan media ceita

bergambar seri sedangkan pertemuan ketiga adalah membuat cerita

berdasarkan gambar seri yang diberikan lalu menceritakan cerita yang telah

dibuatnya. Berikut ini hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Deskripsi Tindakan Pada Siklus I

a. Pertemuan 1 (Senin, 19 Juli 2021)

1) Tahap Perencanaan

a) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui penggunaan media cerita

bergambar.

b) Membuat dan menyusun media cerita bergambar yang akan dibacakan

secara nyaring olah setiap murid pada pembelajaran tatap muka.

c) Menyiapkan pedoman observasi

40
41

2) Tahap Pelaksanaan

a) Berdoa bersama.

b) Mengabsen murid.

c) Mengelola kesiapan murid untuk belajar.

d) Memotivasi murid.

e) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

f) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

g) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

h) Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tentang model

pembelajaran yang akan digunakan.

i) Guru membagi media cerita bergambar ke semua murid kelas III.

j) Guru menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada setiap murid.

k) Setiap murid membacakan media cerita bergambar yang telah

dibagikan pada saat pertemuan tatap muka, kemudian murid juga

membacakan kembali dengan nyaring dan menceritakan media cerita

bergambar tersebut menggunakan kata-kata sendiri.

l) Guru memberikan evaluasi.

Tahap pelaksanaan pada pertemuan 1, setiap murid diarahkan

memperhatikan cerita bergambar seri yang dibagikan dengan judul “Angin

Puting Beliung”. Setelah itu, minta murid membacakan nyaring cerita pada

gambar “Angin Puting Beliung” pada saat pertemuan tatap muka

berlangsung. Guru memberi contoh cara membacakan cerita yang ada

pada media cerita bergambar dengan baik dan benar. Guru memberikan
42

kesempatan kepada setiap murid mempelajari kembali media cerita

bergambar “Angin Puting Beliung”, kemudian setiap murid diarahkan

menceritakan kembali media gambar menggunakan bahasa sendiri pada

saat pertemuan tatap muka berlangsung. Dari kegiatan di atas diperoleh

data dalam penelitian pada pertemuan yang dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 4.1 : Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III


SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa
Pada Siklus I Pertemuan 1

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 6

2. Irman √ √ √ 6

3. Kirani √ √ √ 6

4. Fandi √ √ √ 5

5. Juwita √ √ √ 7

6. Amelia √ √ √ 7

7. Kartini √ √ √ 5

8. Syahrul √ √ √ 5

9. Ari √ √ √ 7

10. Riswan √ √ √ 5

11. Fathan √ √ √ 6

12. Syifa √ √ √ 6

13. Nurqalbi √ √ √ 7

14. Fathir √ √ √ 5

15. Nirmala √ √ √ 5
43

16. Shanum √ √ √ 6

17. Irnayanti √ √ √ 7

18. Syahrul √ √ √ 5

19. Andika √ √ √ 7

20. Jihan √ √ √ 6

Jumlah 3 11 6 0 13 7 8 12 0 119
Persentase 15% 55% 30% 0% 65% 35% 40% 60% 0% 59,5%

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

pada pertemuan 1 hanya 59,5% dan masih perlu ditingkatkan. Maka dari

itu penelitian ini akan dilanjutkan ke pertemuan kedua dengan media cerita

bergambar yang berbeda.

b. Pertemuan 2 (Kamis, 22 Juli 2021)

1) Tahap Perencanaan

a) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui penggunaan media cerita

bergambar.

b) Membuat dan menyusun media cerita bergambar yang akan dibacakan

nyaring olah setiap murid pada saat pertemuan tatap muka

berlangsung.

c) Menyiapkan pedoman observasi

2) Tahap Pelaksanaan

a) Berdoa bersama.

b) Mengabsen murid.

c) Mengelola kesiapan murid untuk belajar.

d) Memotivasi murid.
44

e) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

f) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

g) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

h) Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tentang model

pembelajaran yang akan digunakan.

i) Guru membagi media gambar ke semua murid kelas III.

j) Guru menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada setiap murid.

k) Setiap murid membacakan media gambar yang telah dibagikan,

kemudian murid juga menceritakan media gambar tersebut

menggunakan kata-kata sendiri pada saat pertemuan tatap muka

berlangsung.

l) Guru memberikan evaluasi.

Tahap pelaksanaan pada pertemuan 2, setiap murid diarahkan

memperhatikan media cerita bergambar yang dibagikan dengan judul

“Gunung Meletus”. Setelah itu, minta murid membacakan cerita pada

gambar “Gunung Meletus” pada saat pertemuan tatap muka berlangsung.

Guru memberi contoh cara membacakan cerita yang ada pada media

gambar dengan baik dan benar. Guru memberikan kesempatan kepada

setiap murid mempelajari kembali media gambar seri “Gunung Meletus”,

kemudian setiap murid diarahkan membacakan kembali secara nyaring

media cerita bergambar pada saat pertemuan tatap muka berlangsung. Dari

kegiatan di atas diperoleh data dalam penelitian pada pertemuan yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini :


45

Tabel 4.2 : Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III


SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa
Pada Siklus I Pertemuan 2

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 7

2. Irman √ √ √ 6

3. Kirani √ √ √ 6

4. Fandi √ √ √ 6

5. Juwita √ √ √ 8

6. Amelia √ √ √ 7

7. Kartini √ √ √ 6

8. Syahrul √ √ √ 6

9. Ari √ √ √ 7

10. Riswan √ √ √ 6

11. Fathan √ √ √ 7

12. Syifa √ √ √ 6

13. Nurqalbi √ √ √ 7

14. Fathir √ √ √ 6

15. Nirmala √ √ √ 6

16. Shanum √ √ √ 6

17. Irnayanti √ √ √ 7

18. Syahrul √ √ √ 6

19. Andika √ √ √ 8

20. Jihan √ √ √ 7

Jumlah 6 11 3 0 17 2 10 10 0 131
Persentase 30% 55% 15% 0% 85% 10% 50% 50% 0% 65,5%
46

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

pada pertemuan 2 hanya 65,5% dan masih perlu ditingkatkan. Maka dari

itu penelitian ini akan dilanjutkan ke pertemuan ketiga dengan media

gambar yang berbeda.

c. Pertemuan 3 (Sabtu, 24 Juli 2021)

1) Tahap Perencanaan

a) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui penggunaan media cerita

bergambar.

b) Membuat dan menyusun media cerita bergambar yang akan dibacakan

nyaring olah setiap murid.

c) Menyiapkan pedoman observasi

2) Tahap Pelaksanaan

a) Berdoa bersama.

b) Mengabsen murid.

c) Mengelola kesiapan murid untuk belajar.

d) Memotivasi murid.

e) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

f) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

g) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

h) Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tentang model

pembelajaran yang akan digunakan.

i) Guru membagi media cerita bergambar ke semua murid kelas III.

j) Guru menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada setiap murid.


47

k) Setiap murid membacakan nyaring media cerita bergambar yang telah

dibagikan, kemudian murid juga menceritakan media cerita

bergambar tersebut menggunakan kata-kata sendiri pada saat

pertemuan tatap muka berlangsung.

l) Guru memberikan evaluasi.

Tahap pelaksanaan pada pertemuan 3, setiap murid diarahkan

memperhatikan cerita bergambar yang dibagikan dengan judul “Akibat

Tidak Mencuci Tangan”. Setelah itu, minta murid membaca nyaring cerita

yang ada pada media cerita bergambar yang sudah diamati lalu arahkan

kembali semua murid menceritakan media cerita bergambar menggunakan

bahasa sendiri pada saat pertemuan tatap muka berlangsung. Dari kegiatan

di atas diperoleh data dalam penelitian pada pertemuan yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 : Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III


SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa
Pada Siklus I Pertemuan 3

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 7

2. Irman √ √ √ 7

3. Kirani √ √ √ 6

4. Fandi √ √ √ 6

5. Juwita √ √ √ 8

6. Amelia √ √ √ 7
48

7. Kartini √ √ √ 6

8. Syahrul √ √ √ 7

9. Ari √ √ √ 8

10. Riswan √ √ √ 6

11. Fathan √ √ √ 7

12. Syifa √ √ √ 6

13. Nurqalbi √ √ √ 7

14. Fathir √ √ √ 6

15. Nirmala √ √ √ 7

16. Shanum √ √ √ 6

17. Irnayanti √ √ √ 7

18. Syahrul √ √ √ 7

19. Andika √ √ √ 8

20. Jihan √ √ √ 7

Jumlah 6 13 1 3 15 2 10 10 0 136
Persentase 30% 65% 5% 15% 75% 10% 50% 50% 0% 68%

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

pada pertemuan 3 hanya 68% dan masih perlu ditingkatkan. Maka dari itu

penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II dengan media cerita bergambar

yang berbeda.
49

Tabel 4.4 : Data Nilai Akhir Kemampuan Membaca Nyaring Murid


Kelas III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa
Melalui Penggunaan Media Cerita Bergambar Pada Siklus I

Nilai Kemampuan Membaca


Nyaring Nilai
No. Nama Murid Jumlah Akhir
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3

1. Paradiba 60 70 70 200 67

2. Irman 60 60 70 190 63

3. Kirani 60 60 60 180 60

4. Fandi 50 60 60 170 57

5. Juwita 70 80 80 230 77

6. Amelia 70 70 70 210 70

7. Kartini 50 60 60 170 57

8. Syahrul 50 60 70 180 60

9. Ari 70 70 80 220 73

10. Riswan 50 60 60 170 57

11. Fathan 60 70 70 200 67

12. Syifa 60 60 60 180 60

13. Nurqalbi 70 70 70 210 70

14. Fathir 50 60 60 170 57

15. Nirmala 50 60 70 180 60

16. Shanum 60 60 60 120 40

17. Irnayanti 70 70 70 210 70

18. Syahrul 50 60 70 180 60

19. Andika 70 80 80 230 77

20. Jihan 60 70 70 200 67

Jumlah 1.269

Rata – Rata 63,45


50

NA = Nilai Pert. 1 + Nilai Pert. 2 + Nilai Pert. 3


3

Nilai Rata-Rata = Nilai Keseluruhan


Jumlah Keseluruhan Siswa

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

pada siklus I hanya 63,45 dan masih perlu ditingkatkan. Maka dari itu

penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus II.

Deskripsi peningkatan kemampuan membaca nyaring murid secara

kuantitatif berdasarkan hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 4.5 : Statistik Skor Penguasaan Murid pada Tes Siklus I

Statistik Nilai Statistik

Subjek 20

Skor Ideal 100

Skor Maksimum 77

Skor Minimum 40

Skor Rata-Rata 63,45

KKM 70

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 20 murid diperoleh skor

maksimum 77, skor minimum 40, dan rata-rata kelas hanya 63,45 berada

di bawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70 dari skor ideal 100.

Apabila skor hasil kemampuan membaca nyaring melalui

pennggunaan media cerita bergambar dikelompokkan ke dalam lima


51

kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil


Kemampuan Membaca Nyaring Murid Pada Siklus I

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase


1. 0 – 34 Sangat Rendah - 0%
2. 35 – 54 Rendah 1 5%
3. 55 – 64 Sedang 10 50 %
4. 65 – 84 Tinggi 9 45 %
5. 85 – 100 Sangat Tinggi - 0%
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada murid yang

berada dalam kategori sangat rendah (0%), terdapat 1 murid yang berada

dalam kategori rendah (5%), kategori sedang 10 murid (50%), kategori

tinggi hanya 9 murid (45%), dan tidak terdapat murid yang berada dalam

kategori sangat tinggi (0%) pada siklus I. Dapat disimpulkan bahwa

peningkatan kemampuan membaca nyaring yang diperoleh murid melalui

penggunaan media cerita bergambar pada siklus I mencapai rata-rata 63,45

dan berada dalam kategori sedang.

Apabila peningkatan kemampuan membaca nyaring murid pada

siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.7 : Deskripsi Ketuntasan Belajar Murid Pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase


0 – 64 Tidak Tuntas 11 55%
65 – 100 Tuntas 9 45%
Jumlah 20 100
52

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus I, dari 20 murid

hanya 9 murid (45%) yang tuntas belajarnya dan yang tidak tuntas

sebanyak 11 murid (55%). Artinya masih banyak murid yang memerlukan

perbaikan. Oleh karena itu, akan diusahakan perbaikan pada siklus II.

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi siklus I tercatat sikap yang terjadi pada setiap

murid terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Sikap murid tersebut diperoleh

dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang dicatat pada setiap

siklus. Lembar observasi tersebut untuk mengetahui perubahan sikap

murid selama proses belajar mengajar berlangsung di kelas.

Adapun sikap murid dari siklus I adalah sebagai berikut :

1. Pada siklus I tampak masih ada murid yang tidak hadir mengikuti

pelajaran baik itu yang tidak hadir tanpa keterangan maupun yang sakit.

2. Perhatian murid pada siklus I masih belum fokus dan gairah belajar

masih kurang.

3. Murid yang bertanya mengenai materi yang diajarkan oleh guru pada

siklus I ini masih kurang dan didominasi oleh murid yang pintar saja.

4) Tahap Refleksi

Pada siklus I, proses pembelajaran diawali dengan pengenalan

media cerita bergambar. Penggunaan media cerita bergambar ini pada

awalnya masih banyak murid yang kurang tertarik dengan ditandainya

beberapa aspek yang masih memiliki skor rendah, yakni aspek ketepatan
53

intonasi dan aspek artikulasi perlu untuk diperbaiki. Cara membaca

nyaring murid juga cenderung tidak memerhatikan tanda baca.

2. Deskripsi Tindakan Pada Siklus II

a. Pertemuan 1 (Senin, 26 Juli 2021)

1) Tahap Perencanaan

a) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui penggunaan media cerita

bergambar.

b) Membuat dan menyusun media cerita bergambar yang akan dibacakan

nyaring olah setiap murid.

c) Menyiapkan pedoman observasi

2) Tahap Pelaksanaan

a) Berdoa bersama.

b) Mengabsen murid.

c) Mengelola kesiapan murid untuk belajar.

d) Memotivasi murid.

e) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

f) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

g) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

h) Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tentang model

pembelajaran yang akan digunakan.

i) Guru membagi media cerita bergambar ke semua murid kelas III.

j) Guru menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada setiap murid.


54

k) Setiap murid membacakan nyaring media cerita bergambar yang telah

dibagikan, kemudian murid juga menceritakan media gambar tersebut

menggunakan kata-kata sendiri pada saat pertemuan tatap muka

berlangsung.

l) Guru memberikan evaluasi.

Tahap pelaksanaan pada pertemuan 1, setiap murid diarahkan

memperhatikan media cerita bergambar yang dibagikan dengan judul

“Gempa Bumi”. Setelah itu, minta murid membacakan nyaring cerita pada

gambar “Gempa Bumi” pada saat pertemuan tatap muka berlangsung.

Guru memberi contoh cara membacakan cerita yang ada pada media cerita

bergambar dengan baik dan benar. Guru memberikan kesempatan kepada

setiap siswa mempelajari kembali media cerita bergambar seri “Gempa

Bumi”, kemudian setiap murid diarahkan membaca nyaring media cerita

bergambar pada saat pertemuan tatap muka berlangsung. Dari kegiatan di

atas diperoleh data dalam penelitian pada pertemuan yang dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.8 : Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III


SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa
Pada Siklus II Pertemuan 1

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 8

2. Irman √ √ √ 7

3. Kirani √ √ √ 8
55

4. Fandi √ √ √ 8

5. Juwita √ √ √ 8

6. Amelia √ √ √ 7

7. Kartini √ √ √ 8

8. Syahrul √ √ √ 7

9. Ari √ √ √ 9

10. Riswan √ √ √ 7

11. Fathan √ √ √ 8

12. Syifa √ √ √ 8

13. Nurqalbi √ √ √ 7

14. Fathir √ √ √ 8

15. Nirmala √ √ √ 8

16. Shanum √ √ √ 7

17. Irnayanti √ √ √ 8

18. Syahrul √ √ √ 8

19. Andika √ √ √ 8

20. Jihan √ √ √ 8

Jumlah 12 8 0 9 11 0 14 6 0 155
Persentase 60% 40% 0% 45% 55% 0% 70% 30% 0% 77,5%

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

pada pertemuan 1 hanya 77,5% dan masih perlu ditingkatkan. Maka dari

itu, penelitian ini akan dilanjutkan ke pertemuan kedua dengan media

cerita bergambar yang berbeda.


56

b. Pertemuan 2 (Kamis, 29 Juli 2021)

1) Tahap Perencanaan

a) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui penggunaan media cerita

bergambar.

b) Membuat dan menyusun media cerita bergambar yang akan dibacakan

nyaring olah setiap murid.

c) Menyiapkan pedoman observasi

2) Tahap Pelaksanaan

a) Berdoa bersama.

b) Mengabsen murid.

c) Mengelola kesiapan murid untuk belajar.

d) Memotivasi murid.

e) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

f) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

g) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

h) Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tentang model

pembelajaran yang akan digunakan.

i) Guru membagi media cerita bergambar ke semua murid kelas III.

j) Guru menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada setiap murid.

k) Setiap murid membacakan nyaring media cerita bergambar yang telah

dibagikan, kemudian siswa juga menceritakan media cerita bergambar

tersebut menggunakan kata-kata sendiri pada saat pertemuan tatap

muka berlangsung.
57

l) Guru memberikan evaluasi.

Tahap pelaksanaan pada pertemuan 2, setiap murid diarahkan

memperhatikan media gambar bercerita yang dibagikan dengan judul

“Banjir”. Setelah itu, minta murid membaca nyaring cerita pada gambar

“Banjir” pada saat pertemuan tatap muka berlangsung. Guru memberi

contoh cara membacakan cerita yang ada pada media cerita bergambar

dengan baik dan benar. Guru memberikan kesempatan kepada setiap

murid mempelajari kembali media cerita bergambar “Banjir”, kemudian

setiap murid diarahkan membaca nyaring dan menceritakan kembali media

cerita bergambar menggunakan bahasa sendiri pada saat pertemuan tatap

muka berlangsung. Dari kegiatan di atas diperoleh data dalam penelitian

pada pertemuan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9 : Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III


SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa
Pada Siklus II Pertemuan 2

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 8

2. Irman √ √ √ 8

3. Kirani √ √ √ 8

4. Fandi √ √ √ 9

5. Juwita √ √ √ 8

6. Amelia √ √ √ 8

7. Kartini √ √ √ 9
58

8. Syahrul √ √ √ 8

9. Ari √ √ √ 9

10. Riswan √ √ √ 8

11. Fathan √ √ √ 9

12. Syifa √ √ √ 9

13. Nurqalbi √ √ √ 8

14. Fathir √ √ √ 8

15. Nirmala √ √ √ 9

16. Shanum √ √ √ 9

17. Irnayanti √ √ √ 8

18. Syahrul √ √ √ 8

19. Andika √ √ √ 9

20. Jihan √ √ √ 8

Jumlah 15 5 0 16 4 0 17 3 0 168
Persentase 75% 25% 0% 80% 20% 0% 85% 15% 0% 84%

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

pada pertemuan 2 sudah mencapai 84%, meskipun demikian penelitian

tetap akan dilanjutkan pada pertemuan ketiga agar hasil bisa lebih

maksimal.

c. Pertemuan 3 (Sabtu, 31 Juli 2021)

1) Tahap Perencanaan

a) Menyiapkan skenario pembelajaran melalui penggunaan media cerita

bergambar.

b) Membuat dan menyusun media cerita bergambar yang akan dibacakan

nyaring olah setiap murid.


59

c) Menyiapkan pedoman observasi

2) Tahap Pelaksanaan

a) Berdoa bersama.

b) Mengabsen murid.

c) Mengelola kesiapan murid untuk belajar.

d) Memotivasi murid.

e) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

f) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.

g) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai.

h) Guru menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tentang model

pembelajaran yang akan digunakan.

i) Guru membagi media cerita bergambar ke semua murid kelas III.

j) Guru menjelaskan tugas yang akan diberikan kepada setiap murid.

k) Setiap murid membacakan media cerita bergambar yang telah

dibagikan, kemudian murid juga menceritakan media cerita

bergambar tersebut menggunakan kata-kata sendiri pada saat

pertemuan tatap muka berlangsung.

l) Guru memberikan evaluasi.

Tahap pelaksanaan pada pertemuan 3, setiap murid diarahkan

memperhatikan media cerita bergambar yang dibagikan dengan judul

“Akibat Tidak Bekerja Sama”. Setelah itu, minta murid membaca nyaring

ceirta yang terdapat pada media cerita bergambar yang sudah diamati lalu

arahkan kembali semua murid menceritakan media cerita bergambar


60

menggunakan bahasa sendiri pada saat pertemuan tatap muka berlangsung.

Dari kegiatan di atas diperoleh data dalam penelitian pada pertemuan yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.10 : Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III


SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa
Pada Siklus II Pertemuan 3

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 9

2. Irman √ √ 9

3. Kirani √ √ √ 9

4. Fandi √ √ √ 9

5. Juwita √ √ √ 9

6. Amelia √ √ √ 9

7. Kartini √ √ √ 9

8. Syahrul √ √ √ 8

9. Ari √ √ √ 9

10. Riswan √ √ √ 9

11. Fathan √ √ √ 9

12. Syifa √ √ √ 9

13. Nurqalbi √ √ √ 9

14. Fathir √ √ √ 8

15. Nirmala √ √ √ 9

16. Shanum √ √ √ 9

17. Irnayanti √ √ √ 9

18. Syahrul √ √ √ 9
61

19. Andika √ √ √ 9

20. Jihan √ √ √ 8

Jumlah 17 3 0 20 0 0 20 0 0 177
Persentase 85% 15% 0% 100% 0% 0% 100% 0% 0% 88,5%

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

pada pertemuan 3 sudah mencapai 82% sehingga penelitian ini tidak perlu

lagi dilanjutkan ke siklus III karena telah mencapai nilai ketuntasan

individu atau nilai KKM 70 dan ketuntasan secara klasikal mencapai 80%

dari 20 murid.

Tabel 4.11 : Data Nilai Akhir Kemampuan Membaca Nyaring Murid


Kelas III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa
Melalui Penggunaan Media Cerita Bergambar
Pada Siklus II

Nilai Kemampuan Membaca


Nyaring Nilai
No. Nama Siswa Jumlah
Akhir
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3
1. Paradiba 80 80 90 250 83

2. Irman 70 80 90 240 80

3. Kirani 80 80 90 250 83

4. Fandi 80 90 90 260 87

5. Juwita 80 80 90 250 83

6. Amelia 70 80 90 240 80

7. Kartini 80 90 90 260 87

8. Syahrul 70 80 80 230 77

9. Ari 90 90 90 270 90

10. Riswan 70 80 90 240 80


62

11. Fathan 80 90 90 260 87

12. Syifa 80 90 90 260 87

13. Nurqalbi 70 80 90 240 80

14. Fathir 80 80 80 240 80

15. Nirmala 80 90 90 260 87

16. Shanum 70 90 90 250 83

17. Irnayanti 80 80 90 250 83

18. Syahrul 80 80 90 250 83

19. Andika 80 90 90 260 87

20. Jihan 80 80 80 240 80

Jumlah 1.667

Rata – Rata 83,35

NA = Nilai Pert. 1 + Nilai Pert. 2 + Nilai Pert. 3


3

Nilai Rata-Rata = Nilai Keseluruhan


Jumlah Keseluruhan Murid

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh

pada siklus II telah mencapai 83,35 sehingga penelitian ini tidak perlu lagi

dilanjutkan ke siklus III karena nilai telah mencapai ketuntasan individu

atau nilai KKM 70 dan juga telah mencapai ketuntasan secara klasikal

80% dari 20 v.

Deskripsi peningkatan kemampuan membaca nyaring murid secara

kuantitatif berdasarkan hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah

ini :
63

Tabel 4.12 : Statistik Skor Penguasaan Murid Pada Tes Siklus II

Statistik Nilai Statistik


Subjek 20
Skor Ideal 100
Skor Maksimum 90
Skor Minimum 77
Skor Rata-Rata 83,35
KKM 70

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 20 murid diperoleh skor

maksimum 90, skor minimum 77, dan rata-rata kelas hanya 83,35 berada

di atas nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70 dari skor ideal 100.

Apabila skor hasil kemampuan membaca nyaring melalui

penggunaan media cerita bergambar dikelompokkan ke dalam lima

kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.13 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil


Keterampilan Membaca Ekstensif Murid Pada Siklus II

No. Skor Kategori Frekuensi Persentase


1. 0 – 34 Sangat Rendah - 0%
2. 35 – 54 Rendah - 0%
3. 55 – 64 Sedang - 0%
4. 65 – 84 Tinggi 13 65 %
5. 85 – 100 Sangat Tinggi 7 35 %
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada murid yang

berada dalam kategori sangat rendah (0%), tidak terdapat murid yang

berada dalam kategori rendah (0%), kategori sedang 0 murid (0%),


64

kategori tinggi 13 murid (65%), dan sudah terdapat 7 murid yang berada

dalam kategori sangat tinggi (35%) pada siklus II. Dapat disimpulkan

bahwa peningkatan kemampuan membaca nyaring yang diperoleh murid

melalui penggunaan media cerita bergambar pada siklus II mencapai rata-

rata 83,35 dan berada dalam kategori tinggi (baik).

Apabila peningkatan kemampuan membaca nyaring murid pada

siklus II dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.14 : Deskripsi Ketuntasan Belajar Murid Pada Siklus I1

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 64 Tidak Tuntas 0 0%

65 – 100 Tuntas 20 100 %

Jumlah 20 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus II, semua murid

(100%) berada dalam kategori tuntas dan tidak ada satupun murid yang

tidak tuntas (0%). Artinya, semua murid kelas III mengalami peningkatan

yang sangat signifikan dibandingkan pada siklus I.

Untuk melihat peningkatan kemampuan membaca nyaring melalui

penggunaan media cerita bergambar dalam setiap siklus tercatat pada tabel

berikut :
65

Tabel 4.15 : Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Murid


Pada Setiap Siklus

Skor Perolehan Murid Tuntas Tidak Tuntas

Siklus
Min Maks Rata-Rata Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Siklus I 40 70 63,45 9 40 % 11 55 %

Siklus II 77 90 83,35 20 100 % 0 0%

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan skor rata-rata kemampuan membaca nyaring setelah

menggunakan media cerita bergambar. Dari kategori kurang pada siklus I

dengan skor rata-rata 63,35 meningkat menjadi 83,35 pada siklus II

dengan kategori tinggi. Dalam tabel juga menunjukkan bahwa pada siklus

II ketuntasan dalam kegiatan belajar mengajar juga tercapai. Hal ini

ditandai dengan jumlah murid yang mencapai ketuntasan belajar

meningkat, yaitu dari 9 murid (45%) meningkat menjadi 20 murid (100%),

sedangkan murid yang tidak tuntas mengalami penurunan yang sangat

signifikan. Hal ini ditandai dengan jumlah murid yang tidak tuntas pada

siklus I berjumlah 11 murid (55%) menurun pada siklus II menjadi 0

murid (0%).

Ketuntasan belajar murid pada siklus II lebih banyak daripada

siklus I memberikan indikasi bahwa kemampuan membaca nyaring murid

mengalami peningkatan yang sangat signifikan setelah menggunakan

media cerita bergambar.


66

3. Tahap Observasi

Selama penelitian, selain terjadi peningkatan kemampuan membaca

nyaring pada siklus I dan Siklus II tercatat sejumlah perubahan yang

terjadi pada setiap murid terhadap pelajaran bahasa Indonesia. Perubahan

tersebut diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang

dicatat pada setiap siklus. Lembar observasi tersebut untuk mengetahui

perubahan sikap murid selama proses belajar mengajar berlangsung di

kelas.

Adapun perubahan sikap murid pada siklus II adalah sebagai

berikut :

a) Pada siklus II tampak perubahan dengan ketidakhadiran murid hampir

tidak ada dibandingkan dengan siklus I.

b) Perhatian murid pada siklus II mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat

dari perhatian murid dalam menerima pelajaran yang diberikan lebih

fokus dan gairah belajar murid juga mengalami peningkatan

c) Murid yang bertanya mengenai materi yang belum dipahami mulai

merata. Bukan hanya murid yang pintar saja yang aktif, tetapi semua

murid baik yang berkemampuan rendah juga mulai aktif dan berani

bertanya.

d) Sudah tidak terdapat murid yang melakukan kegiatan lain pada saat

proses belajar mengajar berlangsung.


67

4. Tahap Refleksi

Pada siklus II terlihat peningkatan kemampuan membaca nyaring.

Hal ini terlihat dari keberhasilan proses dapat dilihat dari peran murid

selama proses pembelajaran dan situasi pembelajaran. Dalam

pembelajaran siklus II ini, murid terlihat sangat aktif dan berantusias

dibandingkan pertemuan siklus I. Pemberian masukan (feedback)

menjadikan murid lebih percaya diri. Siswa berani bertanya dan menjawab

pertanyaan guru. Kepercayaan diri itu pula yang membuat kegiatan

membaca nyaring cerita yang terdapat pada media cerita bergambar yang

dilakukan oleh murid menjadi lebih baik. Murid berani untuk berekspresi

dalam bercerita, mereka juga mampu membaca dengan menggunakan

intonasi dan artikulasi yang lebih baik. Berdasarkan pengamatan, situasi

pembelajaran pada pertemuan siklus II ini sudah jauh labih baik dari

pertemuan sebelumnya.

B. Pembahasan

Proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia sebaiknya

diterapkan dalam pembelajaran yang menarik dan tidak membuat murid

menjadi bosan. Bahasa Indonesia SD adalah program untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa

Indonesia. Untuk meningkatkan kemampuan membaca nyaring salah satunya

adalah dengan memberikan pemecahan masalah terhadap permasalahan yang

menghambat murid. Hal ini dapat dilaksanakan antara lain dengan

mengadakan penelitian tindakan kelas. Peneliti bersama Guru Kelas IIII


68

mengidentifikasi permasalahan yang menghambat pembelajaran. Berdasarkan

hasil pengamatan pada pembelajaran pratindakan Bahasa Indonesia, guru

belum menggunakan media cerita bergambar. Guru menggunakan metode

ceramah dan diskusi untuk mempermudah menyampaikan tujuan

pembelajaran. Beberapa murid belum menguasai materi yang dijadikan bahan

diskusi dalam pembelajaran. Murid cenderung diam bila guru memberikan

tugas, bahkan ada pula yang tidak menyetor tugas pada saat pertemuan tatap

muka berlangsung. Kemampuan membaca nyaring tidak datang begitu saja,

tetapi perlu dilatih secara berkala agar dapat berkembang maksimal.

Keterampilan diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik.

Guru sebaiknya memberikan banyak kesempatan murid untuk berlatih

dan praktik secara langsung. Kemampuan membaca nyaring diperoleh

melalui jalur sekolah direncanakan secara khusus dan latihan-latihan. Guru

sebaiknya merancang pembelajaran yang secara berkala dapat meningkatkan

kemampuan membaca nyaring murid. Setiap murid diberikan dorongan dan

motivasi untuk mengemukakan pandangan dan pendapatnya, sehingga makin

lama terbentuk kebiasaan memperhatikan, memahami, dan menanggapi

secara kristis pembicaraan orang lain.

Bertitik tolak dari hal ini guru dan peneliti berusaha untuk memperbaiki

agar permasalahan yang dihadapi segera dapat dipecahkan. Peneliti

berdiskusi dengan guru melakukan penelitian tindakan kelas untuk

melaksanakan proses pembelajaran kemampuan membaca nyaring mata

pelajaran Bahasa Indonesia di kelas II dengan menggunakan media cerita


69

bergambar. Peneliti menyiapkan sejumlah perangkat yang dibutuhkan, antara

lain RPP, lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan kegiatan diskusi

dan evaluasi media gambar.

Pada tindakan Siklus I terjadi peningkatan, tetapi kurang signifikan

karena masih terdapat kendala yang menyebabkan peningkatan kemampuan

membaca nyaring melalui penggunaan media cerita bergambar belum

maksimal, sehingga diperlukan adanya perbaikan tindakan pada Siklus II

yaitu peneliti mengganti media cerit bergambar yang sebelumnya

menggunakan gambar buatan sendiri diubah menjadi gambar hasil dari

download di internet. Selain itu, peneliti memberikan motivasi berupa pujian

dan semangat supaya kegiatan menjadi lebih kondusif dan murid lebih

semagat mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan murid dalam membaca nyaring. Setelah terjadi

perbaikan tindakan, maka persentase peningkatan kemampuan membaca

nyaring murid melalui media cerita bergambar sudah signifikan.

Berdasarkan pembahasan di atas, hasil kegiatan membaca nyaring

melalui penggunaan media cerita bergambar terlihat bahwa kemampuan

membaca nyaring murid kelas III SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab.

Gowa dapat dikatakan meningkat dengan baik. Kegiatan yang digunakan

untuk menstimulasi kemampuan membaca nyaring murid kelas III SDN

Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa adalah melalui penggunaan media

cerita bergambar.
70

Keberhasilan lain yang didapat dicapai selain berdasarkan hasil yang

telah didapat yaitu melalui catatan lapangan. Dalam catatan lapangan dapat

terlihat bahwa melalui kegiatan membaca nyaring dengan menggunakan

media cerita bergambar bisa membawa suasana baru yang menggembirakan

sehingga semua murid menjadi antusias mengikuti kegiatan tanpa paksaan.

Pada penelitian ini, di setiap akhir pembelajaran para murid selalu ingin

mengulangi kegiatan membaca nyaring melalui penggunaan media cerita

bergambar. Hal ini menunjukkan bahwa proses kegiatan ini sesuai dengan

yang dikehendaki dan direncanakan oleh peneliti.


71

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan peningkatan kemampuan membaca nyaring murid dari

Siklus I dan Siklus II maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia melalui penggunaan media cerita bergambar

terbukti dapat :

1. Meningkatkan kemampuan membaca nyaring murid kelas III SDN

Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa Kabupaten Kalasere’na. Hal ini

dapat dilihat dari siklus I yang ketuntasan belajarnya hanya mencapai 50%

dengan rata-rata 63,45 kemudian naik menjadi 100% pada siklus II

dengan rata-rata 83,35.

2. Relevansi hasil penelitian ini dengan hasil penelitian terdahulu adalah

adanya kesamaan hasil akhir berupa keberhasilan penggunaan media cerita

bergambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaannya, peneliti

terdahulu menggunakan kurikulum 2006 (KTSP), sedangkan peneliti

sekarang menggunakan kurikulum 2013.

B. Saran

1. Dalam upaya peningkatan kemampuan membaca nyaring murid di semua

jenjang pendidikan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

meningkatkan kompetensi guru dalam bidangnya masing-masing.

71
72

2. Guru sebaiknya menjadikan media cerita bergambar sebagai suatu

alternatif pembelajaran bahasa Indonesia dalam meningkatkan

kemampuan membaca nyaring murid.

3. Karena hal ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, maka sebaiknya hal

ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia ataupun pelajaran lainnya.

4. Dengan selesainya skripsi ini diharapkan menjadi sumbangsih pemikiran

bagi guru-guru dan siswa serta dijadikan sebagai bahan tambahan

peningkatan kualitas untuk tahun-tahun berikutnya.

5. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat merumuskan atau melengkapi

penelitian ini, sehingga apa yang kita inginkan bersama dapat mencapai

hasil yang lebih akurat dan dapat dipercaya.


73

DAFTAR PUSTAKA

Alek dan H.Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta Kencana.

Asyar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta :


Referensi Jakarta.

Ayu Setiani. 2019. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring


Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Untuk Murid Kelas III SD Negeri 84 Kota Bengkulu. Institut
Agama Islam Negeri Bengkulu.

Agustina, Putri. 2011. Psikologi Perkembangan. Surakarta : PGSD UMS.

Asmani. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan.


Jakarta : Diva Press.

Arsyad Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Beto, Susana. 2016. Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Mengunakan
Media Cerita Bergambar pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk
Murid Kelas III SD Negeri Dukuh 2 Sleman. Skripsi. Yogyakarta: FKIP
Universitas Sanata Darma.

Dagun, S. M. 2016. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan Edisi Revisi. Jakarta :


Lembaga Pengakajian Kebudayaan Nusantara (LPKN).

Daryanto. 2014. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah.


Yogyakarta : Gava Media.

Hamalik, Oemar. 2014. Kurikulum dan Pebelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hernowo. 2016. Quantum Reading : Cara Cepat Nan Bermanfaat untuk


Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: PT. Mizan
Pustaka.

Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogjakarta : DIVA
Press.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran ( Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta :


Referensi.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Bumi


Aksara.

73
74

Rahim, Farida. 2012. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Edisi Keempat),


Jakarta : Bumi Aksara.

Sadiman Arief. 2012. Media Pembelajaran : Pengertian, Pengembangan dan


Pemanfaatannya Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sugono. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tarigan. 2013. Keterampilan Berbahasa. Bandung: CV Angkasa.

Yeni Anindya Sari. 2014. Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Melalui


Media Cerita Bergambar Murid Kelas III.B SD Negeri Panggang
Bantul. Skripsi : Universitas Negeri Yogyakarta.
75

L
A
M
P
I
R
A
N
76

LAMPIRAN 1

Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III SDN Kalase’rena


Kec. Bontonompo Kab. Gowa Pada Siklus I Pertemuan 1

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 6

2. Irman √ √ √ 6

3. Kirani √ √ √ 6

4. Fandi √ √ √ 5

5. Juwita √ √ √ 7

6. Amelia √ √ √ 7

7. Kartini √ √ √ 5

8. Syahrul √ √ √ 5

9. Ari √ √ √ 7

10. Riswan √ √ √ 5

11. Fathan √ √ √ 6

12. Syifa √ √ √ 6

13. Nurqalbi √ √ √ 7

14. Fathir √ √ √ 5

15. Nirmala √ √ √ 5

16. Shanum √ √ √ 6

17. Irnayanti √ √ √ 7

18. Syahrul √ √ √ 5

19. Andika √ √ √ 7

20. Jihan √ √ √ 6

Jumlah 3 11 6 0 13 7 8 12 0 119
Persentase 15% 55% 30% 0% 65% 35% 40% 60% 0% 59,5%
77

LAMPIRAN 2

Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III SDN Kalase’rena


Kec. Bontonompo Kab. Gowa Pada Siklus I Pertemuan 2

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 7

2. Irman √ √ √ 6

3. Kirani √ √ √ 6

4. Fandi √ √ √ 6

5. Juwita √ √ √ 8

6. Amelia √ √ √ 7

7. Kartini √ √ √ 6

8. Syahrul √ √ √ 6

9. Ari √ √ √ 7

10. Riswan √ √ √ 6

11. Fathan √ √ √ 7

12. Syifa √ √ √ 6

13. Nurqalbi √ √ √ 7

14. Fathir √ √ √ 6

15. Nirmala √ √ √ 6

16. Shanum √ √ √ 6

17. Irnayanti √ √ √ 7

18. Syahrul √ √ √ 6

19. Andika √ √ √ 8

20. Jihan √ √ √ 7

Jumlah 6 11 3 0 17 2 10 10 0 131
Persentase 30% 55% 15% 0% 85% 10% 50% 50% 0% 65,5%
78

LAMPIRAN 3

Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III SDN Kalase’rena


Kec. Bontonompo Kab. Gowa Pada Siklus I Pertemuan 3

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 7

2. Irman √ √ √ 7

3. Kirani √ √ √ 6

4. Fandi √ √ √ 6

5. Juwita √ √ √ 8

6. Amelia √ √ √ 7

7. Kartini √ √ √ 6

8. Syahrul √ √ √ 7

9. Ari √ √ √ 8

10. Riswan √ √ √ 6

11. Fathan √ √ √ 7

12. Syifa √ √ √ 6

13. Nurqalbi √ √ √ 7

14. Fathir √ √ √ 6

15. Nirmala √ √ √ 7

16. Shanum √ √ √ 6

17. Irnayanti √ √ √ 7

18. Syahrul √ √ √ 7

19. Andika √ √ √ 8

20. Jihan √ √ √ 7

Jumlah 6 13 1 3 15 2 10 10 0 136
Persentase 30% 65% 5% 15% 75% 10% 50% 50% 0% 68%
79

LAMPIRAN 4

Data Nilai Akhir Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III


SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa Melalui
Penggunaan Media Cerita Bergambar Pada Siklus I

Nilai Kemampuan Membaca Nyaring


No. Nama Murid Jumlah Nilai Akhir
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3
1. Paradiba 60 70 70 200 67

2. Irman 60 60 70 190 63

3. Kirani 60 60 60 180 60

4. Fandi 50 60 60 170 57

5. Juwita 70 80 80 230 77

6. Amelia 70 70 70 210 70

7. Kartini 50 60 60 170 57

8. Syahrul 50 60 70 180 60

9. Ari 70 70 80 220 73

10. Riswan 50 60 60 170 57

11. Fathan 60 70 70 200 67

12. Syifa 60 60 60 180 60

13. Nurqalbi 70 70 70 210 70

14. Fathir 50 60 60 170 57

15. Nirmala 50 60 70 180 60

16. Shanum 60 60 60 120 40

17. Irnayanti 70 70 70 210 70

18. Syahrul 50 60 70 180 60

19. Andika 70 80 80 230 77

20. Jihan 60 70 70 200 67

Jumlah 1.269

Rata – Rata 63,45


80

LAMPIRAN 5

Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III SDN Kalase’rena


Kec. Bontonompo Kab. Gowa Pada Siklus II Pertemuan 1
Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 8

2. Irman √ √ √ 7

3. Kirani √ √ √ 8

4. Fandi √ √ √ 8

5. Juwita √ √ √ 8

6. Amelia √ √ √ 7

7. Kartini √ √ √ 8

8. Syahrul √ √ √ 7

9. Ari √ √ √ 9

10. Riswan √ √ √ 7

11. Fathan √ √ √ 8

12. Syifa √ √ √ 8

13. Nurqalbi √ √ √ 7

14. Fathir √ √ √ 8

15. Nirmala √ √ √ 8

16. Shanum √ √ √ 7

17. Irnayanti √ √ √ 8

18. Syahrul √ √ √ 8

19. Andika √ √ √ 8

20. Jihan √ √ √ 8

Jumlah 12 8 0 9 11 0 14 6 0 155
Persentase 60% 40% 0% 45% 55% 0% 70% 30% 0% 77,5%
81

LAMPIRAN 6

Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III SDN Kalase’rena


Kec. Bontonompo Kab. Gowa Pada Siklus II Pertemuan 2

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 8

2. Irman √ √ √ 8

3. Kirani √ √ √ 8

4. Fandi √ √ √ 9

5. Juwita √ √ √ 8

6. Amelia √ √ √ 8

7. Kartini √ √ √ 9

8. Syahrul √ √ √ 8

9. Ari √ √ √ 9

10. Riswan √ √ √ 8

11. Fathan √ √ √ 9

12. Syifa √ √ √ 9

13. Nurqalbi √ √ √ 8

14. Fathir √ √ √ 8

15. Nirmala √ √ √ 9

16. Shanum √ √ √ 9

17. Irnayanti √ √ √ 8

18. Syahrul √ √ √ 8

19. Andika √ √ √ 9

20. Jihan √ √ √ 8

Jumlah 15 5 0 16 4 0 17 3 0 168
Persentase 75% 25% 0% 80% 20% 0% 85% 15% 0% 84%
82

LAMPIRAN 7

Data Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III SDN Kalase’rena


Kec. Bontonompo Kab. Gowa Pada Siklus II Pertemuan 3

Kelancaran
Ketepatan Ketepatan
Membaca
No. Nama Intonasi Artikulasi Nilai
Nyaring
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Paradiba √ √ √ 9

2. Irman √ √ 9

3. Kirani √ √ √ 9

4. Fandi √ √ √ 9

5. Juwita √ √ √ 9

6. Amelia √ √ √ 9

7. Kartini √ √ √ 9

8. Syahrul √ √ √ 8

9. Ari √ √ √ 9

10. Riswan √ √ √ 9

11. Fathan √ √ √ 9

12. Syifa √ √ √ 9

13. Nurqalbi √ √ √ 9

14. Fathir √ √ √ 8

15. Nirmala √ √ √ 9

16. Shanum √ √ √ 9

17. Irnayanti √ √ √ 9

18. Syahrul √ √ √ 9

19. Andika √ √ √ 9

20. Jihan √ √ √ 8

Jumlah 17 3 0 20 0 0 20 0 0 177
Persentase 85% 15% 0% 100% 0% 0% 100% 0% 0% 88,5%
83

LAMPIRAN 8

Data Nilai Akhir Kemampuan Membaca Nyaring Murid Kelas III


SDN Kalase’rena Kec. Bontonompo Kab. Gowa Melalui
Penggunaan Media Cerita Bergambar Pada Siklus II

Nilai Kemampuan Membaca Nyaring


No. Nama Murid Jumlah Nilai Akhir
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3
1. Paradiba 80 80 90 250 83

2. Irman 70 80 90 240 80

3. Kirani 80 80 90 250 83

4. Fandi 80 90 90 260 87

5. Juwita 80 80 90 250 83

6. Amelia 70 80 90 240 80

7. Kartini 80 90 90 260 87

8. Syahrul 70 80 80 230 77

9. Ari 90 90 90 270 90

10. Riswan 70 80 90 240 80

11. Fathan 80 90 90 260 87

12. Syifa 80 90 90 260 87

13. Nurqalbi 70 80 90 240 80

14. Fathir 80 80 80 240 80

15. Nirmala 80 90 90 260 87

16. Shanum 70 90 90 250 83

17. Irnayanti 80 80 90 250 83

18. Syahrul 80 80 90 250 83

19. Andika 80 90 90 260 87

20. Jihan 80 80 80 240 80

Jumlah 1.667

Rata – Rata 83,35


84

LAMPIRAN 9

MEDIA CERITA BERGAMBAR “ANGIN PUTING BELIUNG”


SIKLUS I PERTEMUAN 1
85

LAMPIRAN 10

MEDIA CERITA BERGAMBAR “GUNUNG MELETUS”


SIKLUS I PERTEMUAN 2
86

LAMPIRAN 11

MEDIA CERITA BERGAMBAR “AKIBAT TIDAK MENCUCI TANGAN”


SIKLUS I PERTEMUAN 3
87

LAMPIRAN 12

MEDIA CERITA BERGAMBAR “GEMPA BUMI”


SIKLUS II PERTEMUAN 1
88

LAMPIRAN 13

MEDIA CERITA BERGAMBAR “BANJIR”


SIKLUS II PERTEMUAN 2
89

LAMPIRAN 14

MEDIA CERITA BERGAMBAR “AKIBAT TIDAK BEKERJA SAMA”


SIKLUS II PERTEMUAN 3
90

LAMPIRAN 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS I PERTEMUAN 1

Satuan Pendidikan : SDN Kalasere’na


Tema 2 / Subtema 1 : Bermain di Lingkunganku / Bermain di
Lingkungan Rumah
Pembelajaran : 1 (Pertama)
Kelas / Semester : III (Tiga) / I (Ganjil)
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP
Alokasi Waktu : 5 x 35 Menit ( 1 Hari Pertemuan )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan bimbingan guru, murid dapat membedakan panjang pendek nada pada
lagu anak menggunakan simbol dengan benar.
2. Dengan bimbingan guru, murid dapat menyanyikan lagu anak dengan
memperhatikan panjang dan pendek nada pada lagu dengan benar.
3. Dengan mendengarkan guru membaca media cerita bergambar “Angin Putting
Beliung”, murid dapat membaca nyaring dengan intonasi dan artikulasi yang
tepatdengan tepat.
4. Dengan menggunakan media cerita bergambar “Angin Putting Beliung”, murid
dapat menceritakan kembali teks bacaan di atas dengan menggunakatan kata
sendiri secara lisan dengan tepat tepat.
5. Dengan mengamati contoh dan bimbingan guru, murid dapat menyatakan kalimat
matematika yang berkaitan dengan perkalian dengan benar.
6. Dengan berdiskusi, murid dapat menyatakan perkalian dua bilangan sebagai
penjumlahan berulang dengan benar.
7. Dengan bimbingan guru, murid dapat menghitung hasil kali dua bilangan dengan
hasil bilangan cacah sampai 100 dengan tepat.

B. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Pertama : ( ) Waktu
 Guru memberikan salam dan mengajak berdo’a
dipimpin oleh salah seorang murid.
 Mengecek kehadiran murid.
 Menyanyikan lagu nasional dan Mars PPK. Guru
Pembuka memberikan penguatan tentang pentingnya 20 Menit
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Guru menyampaikan tema, subtema, tujuan dan manfaat
pembelajaran pada pertemuan tersebut dan ruang
lingkup materi.
Ayo Mengamati :
Inti  Pada awal pembelajaran, murid diarahkan untuk 145 Menit
mengamati cerita bergambar “Angin Putting
91

Beliung”.
 Murid diarahkan oleh guru untuk mengajukan
pertanyaan menggunakan kata tanya siapa, mengapa,
di mana, bagaimana, dan kapan berdasarkan gambar
yang diamati.
 Murid lain diminta menjawab pertanyaan yang
diajukan.
 Berdasarkan cerita bergambar “Angin Putting
Beliung”, Murid diarahkan untuk membaca nyaring
bacaan tersebut secara bergantian di depan kelas.
 Berdasarkan cerita bergambar “Angin Putting
Beliung”, murid menceritakan kembali cerita
tersebut dengan menggunakan kata sendiri secara
lisan.

Ayo Bernyanyi “Berdayung” :


 Guru membimbing murid menyanyikan lagu
“Berdayung”.
 Sebelum menyanyi, terlebih dahulu dijelaskan bahwa
dalam bernyanyi harus memperhatikan nada.
 Murid diminta membaca teks yang berkaitan dengan
panjang pendek nada.
 Guru menjelaskan cara menyanyikan nada 2 ketuk
dan 1 ketuk pada lagu.
 Guru membimbing murid menyanyikan lagu
“Berdayung” dengan benar.
 Murid menyanyikan lagu “Berdayung” dengan
memperhatikan panjang pendek nada.

Ayo Berdiskusi :
 Murid berdiskusi menentukan nada 2 ketuk dan 1
ketuk pada lagu dengan menggunakan simbol.
 Dalam hal ini guru memberikan bimbingan kepada
murid yang mengalami kesulitan.
 Hasil diskusi disampaikan di depan kelas dan kepada
murid diarahkan untuk saling memberikan
komentarnya.

Ayo Membaca dan Menulis :


 Guru membacakan teks ““Angin Putting Beliung””
dan murid diarahkan untuk mendengarkan dengan
saksama.
 Murid menceritakan isi teks yang telah didengarnya
secara lisan di depan kelas, kemudian murid lain
diminta untuk memberikan tanggapan.
 Murid membaca kembali teks ““Angin Putting
Beliung””.
 Murid menjawab pertanyaan yang berhubungan
dengan teks bacaan.
92

Ayo Mengamati :
 Murid memperhatikan contoh penyelesaian masalah
perkalian yang dimulai dengan penjumlahan
berulang. Fokus guru: dalam memberikan contoh di
awal diharuskan menggunakan benda konkret
terlebih dahulu.
 Guru menjelaskan konsep perkalian sebagai
penjumlahan berulang.
 Murid diarahkan untuk menyelesaikan beberapa
masalah sederhana yang berkaitan dengan perkalian
dengan menggunakan benda konkret.

Ayo Berdiskusi :
 Murid berdiskusi dengan teman sebangku untuk
menyelesaikan sebuah soal yang berkaitan dengan
konsep perkalian.
 Murid diminta menyampaikan hasil diskusinya
kepada teman-temannya.
 Murid saling menanggapi hasil diskusi yang telah
disampaikan.

Ayo Berlatih :
 Murid menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan
dengan perkalian.
 Murid yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal diberikan bimbingan oleh guru.
 Murid mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
 Murid diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan
menambahkan informasi dari murid lainnya.
Penutup  Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk 10 Menit
menumbuhkan rasa nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
murid.

C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Penilaian Sikap ( Observasi dan Pencatatan Sikap Murid Selama Proses
Kegiatan Belajar)
No. Hari / Tanggal Nama Murid Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
93

2. Penilaian Pengetahuan
 Tes Tertulis

3. Penilaian Keterampilan
1. Membaca Teks Bacaan Dengan Lafal dan Intonasi Yang Tepat
2. Menyanyikan Lagu Anak

PROGRAM TINDAK LANJUT


 Murid yang memperoleh nilai KD ‹ KKM mengikuti program remedial.
 Murid yang memperoleh nilai KD ≥ KKM mengikuti program pengayaan.
Remedial :
Memberikan remedial bagi Murid yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pengayaan :
Memberikan pengayaan bagi Murid yang melebihi target pencapaian kompetensi.

Kalasere’na, 19 Juli 2021


Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas III

HJ. SYOHORIAH, S.Pd Dra. HUSNIATI


Nip. 19620827 198203 2 004 Nip. 19631231 198206 2 084
94

LAMPIRAN 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LURING


SIKLUS I PERTEMUAN 2

Satuan Pendidikan : SDN Kalasere’na


Tema 2 / Subtema 1 : Bermain di Lingkunganku / Bermain di
Lingkungan Rumah
Pembelajaran : 2 (Kedua)
Kelas / Semester : III (Tiga) / I (Ganjil)
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP
Alokasi Waktu : 5 x 35 Menit ( 1 Hari Pertemuan )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan bimbingan guru, murid dapat menentukan tekanan kuat dan lemah pada
lagu anak berbirama dua atau tiga dengan benar.
2. Dengan bimbingan guru, murid dapat memainkan/menyuarakan tekanan kuat dan
lemah pada lagu anak berbirama dua atau tiga dengan benar.
3. Dengan mendengarkan guru membaca media cerita bergambar “Gunung
Meletus”, murid dapat membaca nyaring dengan intonasi dan artikulasi yang
tepatdengan tepat.
4. Dengan menggunakan media cerita bergambar “Gunung Meletus”, murid dapat
menceritakan kembali teks bacaan di atas dengan menggunakatan kata sendiri
secara lisan dengan tepat tepat.
5. Dengan melakukan pengamatan, murid dapat menuliskan hasil pengamatan
sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar dengan ejaan yang
tepat.
6. Dengan mengamati contoh dan bimbingan guru, murid dapat menyatakan kalimat
matematika yang berkaitan dengan masalah tentang perkalian dengan benar.
7. Dengan mengamati contoh, murid dapat menyatakan perkalian dua bilangan
sebagai penjumlahan berulang dengan benar.
8. Dengan menyatakan perkalian dua bilangan sebagai penjumlahan berulang,
murid dapat menghitung hasil kali dua bilangan dengan hasil bilangan cacah
sampai 100 dengan benar.

B. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN


Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Kedua : ( ) Waktu
 Guru memberikan salam dan mengajak berdo’a
dipimpin oleh salah seorang murid.
 Mengecek kehadiran murid.
Pembuka  Menyanyikan lagu nasional dan Mars PPK. Guru 20 Menit
memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Guru menyampaikan tema, subtema, tujuan dan manfaat
95

pembelajaran pada pertemuan tersebut dan ruang


lingkup materi.
Ayo Bernyanyi “Berdayung” :
 Pada awal pembelajaran, murid menyanyikan lagu
“Berdayung” dengan memperhatikan tekanan kuat
dan tekanan lemah. Sebelumnya diberikan
penjelasan terlebih dahulu oleh guru tentang tekanan
kuat dan lemah pada lagu.
 Murid secara bersama-sama menyanyikan lagu
“Berdayung” berdasarkan arahan guru.

Ayo Mengamati :
 Murid mengamati sebuah gambar dan membaca
balon percakapan yang ada di samping gambar.
 Pada balon percakapan dijelaskan ciri-ciri dan
kegunaan gambar, kemudian murid diminta
menebak gambar yang telah dijelaskan pada balon
percakapan tesebut.

Ayo Menulis :
 Murid menjawab pertanyaan tentang gambar
berdasarkan teks yang ada pada balon percakapan
dengan tulisan tegak bersambung.
 Murid menukarkan jawaban yang telah ditulis
dengan teman sebangkunya, kemudian bersama guru
murid saling memeriksa jawaban.
Inti 145 Menit
Ayo Membaca Nyaring :
 Murid membaca nyaring teks tentang “Gunung
Meletus”. Sebelumnya murid diminta membaca
judul teks terlebih dahulu, kemudian berdasarkan
judul tersebut murid memprediksi isi teks yang akan
dibaca.
 Masing-masing murid menyebutkan isi teks yang
telah dibaca.
 Murid diarahkan untuk menyesuaikan prediksi yang
dilakukan sebelumnya dengan isi teks yang
sebenarnya.

Ayo Bermain “Menyusun Kartu Huruf” :


 Setelah membaca teks “Gunung Meletus”, murid
berdiskusi untuk menemukan kata-kata sulit dan
mencari maknanya.
 Untuk menguji pemahaman, murid mengerjakan
latihan dengan menyusun dengan tepat huruf yang
masih acak menjadi kata yang bermakna.

Ayo Mencoba :
 Murid dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri atas 4-5 orang.
96

 Murid melakukan percobaan berdasarkan langkah


kerja yang ada pada buku siswa.
 Murid melakukan pengamatan terhadap percobaan
yang dilakukan, kemudian menuliskan hasil
pengamatan dan simpulan dari kegiatan tersebut.
 Hasil pengamatan masing-masing kelompok
dibacakan di depan kelas secara bergantian.
 Masing-masing kelompok diarahkan untuk saling
memberikan tanggapan maupun saran atas hasil
pengamatan yang dibacakan.

Ayo Mengamati :
 Murid kemudian dikenalkan kembali dengan
penjumlahan berulang sebagai konsep perkalian.
 Murid berdiskusi dengan teman sebangku untuk
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan
konsep perkalian.
 Murid menjelaskan konsep perkalian sebagai
penjumlahan berulang.

Ayo Berlatih :
 Murid menyelesaikan soal-soal latihan tentang
perkalian.
 Murid menukarkan jawaban dengan teman sebangku,
kemudian murid bersama guru saling memeriksa
jawaban yang telah ditukarkan.
 Murid mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
 Murid diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan
menambahkan informasi dari murid lainnya.
Penutup  Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk 10 Menit
menumbuhkan rasa nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
murid.

C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Penilaian Sikap ( Observasi dan Pencatatan Sikap Murid Selama Proses
Kegiatan Belajar)
No. Hari / Tanggal Nama Murid Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
97

2. Penilaian Pengetahuan
 Tes Tertulis
Contoh Instrumen Tes Tertulis :

3. Penilaian Keterampilan
a. Menyanyikan Lagu Anak
b. Menuliskan Hasil Pengamatan Sederhana Tentang Keragaman Benda

PROGRAM TINDAK LANJUT


 Murid yang memperoleh nilai KD ‹ KKM mengikuti program remedial.
 Murid yang memperoleh nilai KD ≥ KKM mengikuti program pengayaan.
Remedial :
Memberikan remedial bagi murid yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pengayaan :
Memberikan pengayaan bagi murid yang melebihi target pencapaian kompetensi.

Kalasere’na, 22 Juli 2021


Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas III

HJ. SYOHORIAH, S.Pd Dra. HUSNIATI


Nip. 19620827 198203 2 004 Nip. 19631231 198206 2 084
98

LAMPIRAN 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS I PERTEMUAN 3

Satuan Pendidikan : SDN Kalasere’na


Tema 2 / Subtema 1 : Bermain di Lingkunganku / Bermain di
Lingkungan Rumah
Pembelajaran : 3 (Ketiga)
Kelas / Semester : III (Tiga) / I (Ganjil)
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, PJOK, PPKn
Alokasi Waktu : 5 x 35 Menit ( 1 Hari Pertemuan )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan melakukan pengamatan tentang sifat-sifat benda, murid dapat
menuliskan hasil pengamatan sederhana dengan benar.
2. Dengan mendengarkan guru membaca media cerita bergambar “Akibat Tidak
Mencuci Tangan”, murid dapat membaca nyaring dengan intonasi dan artikulasi
yang tepatdengan tepat.
3. Dengan menggunakan media cerita bergambar “Akibat Tidak Mencuci Tangan”,
murid dapat menceritakan kembali teks bacaan di atas dengan menggunakatan
kata sendiri secara lisan dengan tepat tepat.
4. Dengan mengamati guru mendemonstrasikan permainan “Kepala Pundak Lutut
Kaki”, murid dapat menjelaskan prosedur variasi gerakan menekuk tanpa
berpindah tempat dengan benar.
5. Dengan bimbingan guru, murid dapat mempraktikkan variasi gerak menekuk
tanpa berpindah tempat benar.
6. Dengan kegiatan tanya jawab, murid dapat mengelompokkan berbagai hal yang
harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumah dengan benar.
7. Dengan kegiatan tanya jawab, murid dapat mengelompokkan berbagai hal yang
tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari di rumah dengan benar.

B. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Ketiga : ( ) Waktu
 Guru memberikan salam dan mengajak berdo’a
dipimpin oleh salah seorang murid.
 Mengecek kehadiran murid.
 Menyanyikan lagu nasional dan Mars PPK. Guru
Pembuka memberikan penguatan tentang pentingnya 20 Menit
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Guru menyampaikan tema, subtema, tujuan dan
manfaat pembelajaran pada pertemuan tersebut dan
ruang lingkup materi.
Ayo Mengamati dan Membaca :
Inti  Pada awal pembelajaran, murid diarahkan 145 Menit
mengamati dan membaca nyaring teks percakapan
99

“Akibat Tidak Mencuci Tangan” dengan teman


sebangkunya.
 Kemudian, dua orang murid diminta membacakan
teks “Akibat Tidak Mencuci Tangan” ke depan
kelas, sedangkan murid lain diarahkan untuk
mendengarkan.
 Murid menceritakan isi teks cerita bergambar
“Akibat Tidak Mencuci Tangan”.
 Murid dan guru melakukan tanya jawab tentang isi
teks cerita bergambar “Akibat Tidak Mencuci
Tangan”.

Ayo Menulis :
 Murid menjawab pertanyaan berdasarkan teks
percakapan “Balon dan Perahu Kertas”.
 Murid saling bertukar pikiran dari jawaban yang
telah ditulis.

Ayo Mencoba:
 Murid dibagi menjadi beberapa kelompok yang
terdiri atas 4-5 orang.
 Murid melakukan percobaan berdasarkan langkah
kerja yang ada pada buku siswa.
 Murid melakukan pengamatan terhadap percobaan
yang dilakukan, kemudian menuliskan hasil
pengamatan dan simpulan dari kegiatan tersebut.
 Hasil pengamatan masing-masing kelompok
dibacakan di depan kelas secara bergantian.
 Masing-masing kelompok diarahkan untuk saling
memberikan tanggapan maupun saran atas hasil
pengamatan yang dibacakan.

Ayo Membaca dan Menulis :


 Murid mendengarkan guru membaca teks “Meniup
Balon”.
 Murid menyebutkan isi teks bacaan yang telah
didengar.
 Beberapa orang murid menceritakan isi teks
tersebut menggunakan bahasa sendiri.
 Murid menjawab pertanyaan berdasarkan teks
bacaan “Meniup Balon”.
 Murid saling bertukar pikiran dari jawaban yang
telah ditulis.
 Murid menceritakan kembali secara lisan isi teks
“Meniup Balon”.

Ayo Bermain “Kepala Pundak Lutut Kaki” :


 Murid mengamati gambar Beni dan teman-teman
yang sedang bermain “Kepala Pundak Lutut Kaki”.
 Murid bertanya jawab tentang gambar dan
100

mendengarkan guru menjelaskan aturan dalam


bermain “Kepala Pundak Lutut Kaki”.
 Murid dibimbing melakukan permainan tersebut.
Cara Bermain Kepala Pundak Lutut Kaki :
 Ajak murid membuat suatu lingkaran, dengan
guru berada di tengah-tengahnya.
 Guru memimpin permainan dengan bernyanyi
lagu “Kepala, pundak, lutut, kaki” sambil
membuat gerakan sesuai lirik lagunya.
Kemudian, minta murid untuk mengikuti
gerakan guru.
 Ketika murid sudah mulai hafal, berikan
mereka 2-3 instruksi yang berbeda atau buat
variasi lirik yang lainnya, misalnya, “Kepala,
pundak kanan, kaki tendang depan belakang”
dan sebagainya.
 Permainan juga bisa divariasikan dengan
melakukan gerakan yang tidak sesuai dengan
lirik lagu misalnya: “kepala” namun guru
memegang “kaki”. Dalam hal ini murid tetap
diarahkankan melakukan gerakan sesuai lirik
lagu. Tujuannya untuk melatih konsentrasi
murid.
 Setelah mengulang permainan beberapa kali,
mintalah siswa untuk bergantian menjadi
pemimpin. Ajak mereka untuk menciptakan
gerakan yang lebih sulit.
 Murid menceritakan pengalamannya setelah
mengikuti permainan.

Ayo Berlatih :
 Murid mengamati gambar gerak dasar berjalan.
murid mengamati gerakan yang diperagakan oleh
guru.
 Murid diberi kesempatan untuk menanyakan segala
hal yang ingin diketahuinya mengenai gerak dasar
berjalan.
 Murid mencoba memperagakan gerak dasar
berjalan.
 Guru mengamati kemampuan murid dalam gerak
dasar berjalan.
 Murid memperagakan gerak berjalan bersama
sesuai formasi yang ditentukan.
 Murid mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
 Murid diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan
Penutup menambahkan informasi dari murid lainnya. 15 Menit
 Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan rasa nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
101

 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu


murid.

C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Penilaian Sikap ( Observasi dan Pencatatan Sikap Murid Selama Proses
Kegiatan Belajar)
No. Hari / Tanggal Nama Murid Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
3.
4.
5.

2. Penilaian Pengetahuan
 Tes Tertulis
Contoh Instrumen Tes Tertulis :
Setelah mendengarkan isi teks yang dibacakan gurumu, jawablah pertanyaan
berikut!
1. Bagaimana bentuk udara ketika ditiupkan ke balon?
2. Bagaimana bentuk udara ketika ditiupkan ke kantong plastik?
3. Apakah sama bentuk udara ketika ditiupkan ke balon dan kantong plastik?
4. Bagaimana menurutmu sifat udara?
5. Ceritakan kembali secara lisan isi teks “Meniup Balon”!

3. Penilaian Keterampilan
1) Melakukan Pengamatan dan Mengelompokkan Keragaman Benda
Berdasarkan Bentuknya
2) Menuliskan Aturan Yang Berlaku di Lingkungan Rumah
3) Melakukan Permainan “Kepala Pundak Lutut Kaki”

Kalasere’na, 24 Juli 2021


Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas III

HJ. SYOHORIAH, S.Pd Dra. HUSNIATI


Nip. 19620827 198203 2 004 Nip. 19631231 198206 2 084
102

LAMPIRAN 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II PERTEMUAN 1

Satuan Pendidikan : SDN Kalasere’na


Tema 2 / Subtema 2 : Bermain di Lingkunganku / Bermain di
Rumah Teman
Pembelajaran : 1 (Pertama)
Kelas / Semester : III (Tiga) / I (Ganjil)
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP
Alokasi Waktu : 5 x 35 Menit ( 1 Hari Pertemuan )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mendengarkan guru membaca teks cerita bergambar “Gempa Bumi”,
murid dapat menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan benar.
2. Dengan teks cerita bergambar “Gempa Bumi”, murid dapat membaca nyaring
teks di atas dengan lafal dan intonasi yang tepat.
3. Dengan mengamati gambar gerakan kepala, murid dapat mengidentifikasi gerak
bagian kepala dengan benar.
4. Dengan mengamati gambar gerakan tangan, murid dapat mengidentifikasi gerak
bagian tangan dengan benar.
5. Dengan bimbingan guru, murid dapat melakukan gerakan lain yang berbeda
dengan yang ada pada gambar dengan benar.
6. Dengan berdiskusi, murid dapat menyatakan kalimat matematika yang berkaitan
dengan masalah perkalian dengan benar.
7. Dengan berdiskusi, murid dapat memecahkan masalah sehari-hari yang
melibatkan perkalian dengan benar.

B. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Pertama : ( ) Waktu
 Guru memberikan salam dan mengajak berdo’a
dipimpin oleh salah seorang murid.
 Mengecek kehadiran murid.
 Menyanyikan lagu nasional dan Mars PPK. Guru
Pembuka memberikan penguatan tentang pentingnya 20 Menit
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Guru menyampaikan tema, subtema, tujuan dan manfaat
pembelajaran pada pertemuan tersebut dan ruang
lingkup materi.
Ayo Mengamati :
 Murid mengamati gambar “Gempa Bumi”.
 Murid mengajukan pertanyaan terhadap gambar yang
Inti 145 Menit
diamati.
 Murid lain menjawab pertanyaan yang diajukan
temannya.
103

 Murid dan guru melakukan tanya jawab tentang


gambar yang telah diamati.

Ayo Membaca dan Menulis :


 Salah seorang murid membaca nyaring teks cerita
bergambar “Gempa Bumi” dengan intonasi dan
artikulasi yang tepat.
 Murid lain mendengarkan teks yang dibacakan.
 Murid menuliskan jawaban dari pertanyaan
berdasarkan teks yang dibacakan.
 Murid kembali membaca teks “Gempa Bumi”.
 Murid saling memeriksa jawaban yang telah ditulis
bersama teman sebangkunya.
 Murid dan guru melakukan tanya jawab terhadap
jawaban yang telah ditulis siswa. (
 Guru memberikan penguatan terhadap materi yang
dibicarakan.

Ayo Bermain “Mempraktikkan Gerakan Berdasarkan


Gambar”:
 Murid mengamati gambar rangkaian gerakan kepala
(menggeleng ke kiri, menggeleng ke kanan,
mengadah dan menunduk).
 Murid menjelaskan cara melakukan gerakan
berdasarkan gambar.
 Murid mempraktikkan gerakan berdasarkan gambar.
 Guru memperagakan gerakan berdasarkan gambar
dan murid mengamati.
 Guru membimbing murid mempraktikkan gerakan
kepala sesuai gambar.
 Murid mengamati gambar rangkaian gerakan tangan
(mengayun ke atas, mengayun ke bawah, mengayun
ke kiri, mengayun ke kanan).
 Murid menjelaskan cara melakukan gerakan
berdasarkan gambar.
 Murid mempraktikkan gerakan berdasarkan gambar.
 Guru memperagakan gerakan berdasarkan gambar
dan murid mengamati.
 Guru membimbing murid mempraktikkan gerakan
tangan sesuai gambar.
 Guru memperagakan koordinasi gerakan kepala dan
tangan, kemudian murid untuk mengamati.
 Guru membimbing murid melakukan koordinasi
gerakan kepala dan tangan dengan hitungan.
 Guru membimbing murid untuk melakukan gerakan
lain yang berbeda sesuai kreativitas murid.

Ayo Berdiskusi dan Berlatih :


 Murid mendiskusikan contoh soal yang berkaitan
dengan perkalian.
104

 Murid dan guru melakukan tanya jawab tentang


contoh penyelesaian soal perkalian.
 Murid berdiskusi menyelesaikan beberapa soal
mengubah penjumlahan berulang menjadi bentuk
perkalian.
 Murid mengerjakan latihan tentang perkalian
(mengubah penjumlahan berulang menjadi bentuk
perkalian).
 Murid mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
 Murid diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan
menambahkan informasi dari murid lainnya.
Penutup  Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk 15 Menit
menumbuhkan rasa nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
murid.

C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Penilaian Sikap ( Observasi dan Pencatatan Sikap Murid Selama Proses
Kegiatan Belajar)
No. Hari / Tanggal Nama Murid Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
3.
4.
5.

2. Penilaian Pengetahuan
 Tes Tertulis
Contoh Instrumen Tes Tertulis :
105

3. Penilaian Keterampilan
a. Menyebutkan Isi Teks Pendek Yang Dibacakan
b. Mempraktikkan Gerak Bagian Kepala dan Tangan Dengan Hitungan

PROGRAM TINDAK LANJUT


 Murid yang memperoleh nilai KD ‹ KKM mengikuti program remedial.
 Murid yang memperoleh nilai KD ≥ KKM mengikuti program pengayaan.
Remedial :
Memberikan remedial bagi murid yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pengayaan :
Memberikan pengayaan bagi murid yang melebihi target pencapaian kompetensi.

Kalasere’na, 26 Juli 2021

Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas III

HJ. SYOHORIAH, S.Pd Dra. HUSNIATI


Nip. 19620827 198203 2 004 Nip. 19631231 198206 2 084
106

LAMPIRAN 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II PERTEMUAN 2

Satuan Pendidikan : SDN Kalasere’na


Tema 2 / Subtema 2 : Bermain di Lingkunganku / Bermain di
Rumah Teman
Pembelajaran : 2 (Kedua)
Kelas / Semester : III (Tiga) / I (Ganjil)
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, PPKn, PJOK
Alokasi Waktu : 5 x 35 Menit ( 1 Hari Pertemuan )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar, murid dapat menjelaskan prosedur variasi gerakan
meliukkan badan tanpa berpindah tempat dengan benar.
2. Dengan mengamati gambar dan bimbingan guru, murid mempraktikkan variasi
gerak meliukkan badan tanpa berpindah tempat dengan benar.
3. Dengan bimbingan guru, murid dapat melakukan permainan “Lingkaran Simpai”
dengan benar.
4. Dengan mendengarkan teman membaca nyaring teks “Banjir”, murid dapat
menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan dengan benar.
5. Dengan mendengarkan teman membaca teks “Banjir”, murid dapat mencatat isi
teks pendek yang dibacakan dengan benar.
6. Dengan teks cerita bergambar “Banjir”, murid dapat membaca nyaring teks di
atas dengan lafal dan intonasi yang tepat.
7. Dengan bimbingan guru dan orang tua, murid dapat melakukan pengamatan
sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar dengan benar.
8. Dengan melakukan pengamatan, murid dapat mengelompokkan keragaman benda
di lingkungan sekitar berdasarkan wujudnya dengan benar.
9. Dengan berdiskusi, murid dapat mengidentifikasi berbagai sikap yang mematuhi
dan tidak mematuhi aturan dengan benar.
10.Dengan bimbingan guru, murid dapat mensimulasikan kegiatan sesuai aturan
dengan benar.

B. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN


Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Kedua : ( ) Waktu
 Guru memberikan salam dan mengajak berdo’a
dipimpin oleh salah seorang murid.
 Mengecek kehadiran murid.
 Menyanyikan lagu nasional dan Mars PPK. Guru
Pembuka 20 Menit
memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
 Guru menyampaikan tema, subtema, tujuan dan manfaat
pembelajaran pada pertemuan tersebut dan ruang
107

lingkup materi.
Ayo Mengamati :
 Murid mengamati gambar percakapan dan menyimak
teks
 Murid mengamati gambar “Beni dan Teman-Teman
Bermain Lingkaran Simpai”.
 Murid mengajukan pertanyaan terhadap gambar
yang telah diamati.
 Murid lain menjawab pertanyaan yang diajukan
temannya.
 Murid menceritakan gambar yang telah diamati.
 Guru dan murid melakukan tanya jawab tentang
gambar tersebut.

Ayo Berdiskusi :
 Murid berdiskusi dengan teman sebangku membahas
bentuk dan wujud benda.
 Murid menuliskan hasil diskusinya di buku siswa.

Ayo Membaca dan Menulis :


 Murid mendengarkan temannya membaca nyaring
teks cerita bergambar “Banjir”.
 Murid mengajukan pertanyaan berdasarkan teks
yang didengar.
 Murid lain menjawab pertanyaan yang diajukan
Inti temannya. 145 Menit
 Murid menuliskan jawaban dari pertanyaan
berdasarkan teks yang dibacakan.
 Murid kembali membaca nyaring teks cerita
bergambar “Banjir”.
 Murid saling memeriksa jawaban yang telah ditulis
bersama teman sebangkunya.
 Murid dan guru melakukan tanya jawab terhadap
jawaban yang telah ditulis siswa.
 Guru memberikan penguatan terhadap materi yang
dibicarakan.

Ayo Mengamati :
 Murid mengamati benda-benda di sekitar rumah.
 Murid mengelompokkan benda-benda tersebut ke
dalam kelompok benda padat dan bukan benda
padat.

Ayo Berdiskusi :
 Murid dan guru melakukan tanya jawab tentang
pentingnya sikap mematuhi aturan.
 Murid berdiskusi dengan teman sebangkunya. Murid
menentukan sikap yang menunjukkan mematuhi
aturan dan yang tidak mematuhi aturan dari
beberapa contoh sikap yang ada pada tabel.
108

Ayo Bermain Peran :


 Tiga orang murid secara bergantian memperagakan
teks percakapan tentang aturan membuang sampah.
 Murid lain diminta memperhatikan dan memberi
tanggapan.
 Setelah itu, murid menceritakan dan bertanya jawab
tentang isi teks percakapan.
 Murid mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
 Murid diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan
menambahkan informasi dari murid lainnya.
Penutup  Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk 15 Menit
menumbuhkan rasa nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
murid.

C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Penilaian Sikap ( Observasi dan Pencatatan Sikap Murid Selama Proses
Kegiatan Belajar)
No. Hari / Tanggal Nama Murid Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
3.
4.
5.

2. Penilaian Pengetahuan
 Tes Tertulis
Contoh Instrumen Tes Tertulis :
109

3. Penilaian Keterampilan
a. Menyebutkan Isi Teks Pendek Yang Dibacakan
b. Melakukan Permainan “Lingkaran Simpai”

PROGRAM TINDAK LANJUT


 Murid yang memperoleh nilai KD ‹ KKM mengikuti program remedial.
 Murid yang memperoleh nilai KD ≥ KKM mengikuti program pengayaan.
Remedial :
Memberikan remedial bagi murid yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pengayaan :
Memberikan pengayaan bagi murid yang melebihi target pencapaian kompetensi.

Kalasere’na, 29 Juli 2021

Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas III

HJ. SYOHORIAH, S.Pd Dra. HUSNIATI


Nip. 19620827 198203 2 004 Nip. 19631231 198206 2 084
110

LAMPIRAN 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS II PERTEMUAN 3

Satuan Pendidikan : SDN Kalasere’na


Tema 2 / Subtema 2 : Bermain di Lingkunganku / Bermain di
Rumah Teman
Pembelajaran : 3 (Ketiga)
Kelas / Semester : III (Tiga) / I (Ganjil)
Muatan Pelajaran : Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP
Alokasi Waktu : 5 x 35 Menit ( 1 Hari Pertemuan )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mendengarkan teman membaca nyaring teks gambar bercerita “Akibat
Tidak Bekerja Sama”, murid dapat menyebutkan isi teks pendek yang dibacakan
dengan benar.
2. Dengan mendengarkan teman membaca nyaring teks cerita bergambar “Akibat
Tidak Bekerja Sama”, murid dapat mencatat isi teks pendek yang dibacakan
dengan cermat.
3. Dengan mengamati gambar tentang koordinasi gerak, murid dapat
mengidentifikasi koordinasi gerak dengan benar.
4. Dengan mengamati gambar dan bimbingan guru, murid dapat melakukan
koordinasi gerak kepala, tangan, dan kaki dengan hitungan dengan benar.
5. Dengan membaca teks “Benda Gas”, murid dapat melakukan pengamatan
sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar dengan cermat.
6. Dengan melakukan pengamatan, murid dapat mengelompokkan keragaman benda
di lingkungan sekitar berdasarkan wujudnya dengan benar.
7. Dengan berdiskusi, murid dapat melengkapi tabel perkalian dengan benar.
8. Dengan bimbingan guru, murid dapat memecahkan masalah sehari-hari yang
melibatkan perkalian dengan benar.

B. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN


Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
Pembelajaran Ketiga : ( ) Waktu
 Guru memberikan salam dan mengajak berdo’a dipimpin
oleh salah seorang murid.
 Mengecek kehadiran murid.
 Menyanyikan lagu nasional dan Mars PPK. Guru
Pembuka memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan 20 Menit
semangat Nasionalisme.
 Guru menyampaikan tema, subtema, tujuan dan manfaat
pembelajaran pada pertemuan tersebut dan ruang lingkup
materi.
Ayo Mengamati :
Inti 145 Menit
 Tiga orang murid membaca teks percakapan “Beni,
111

Dayu, dan Siti”.


 Murid mengajukan pertanyaan tentang teks percakapan
yang telah dibacakan.
 Murid lain menjawab pertanyaan yang diajukan
temannya.
 Guru dan murid melakukan tanya jawab tentang teks
percakapan tersebut.

Ayo Membaca dan Menulis :


 Salah seorang murid membaca nyaring teks cerita
bergambar “Akibat Tidak Bekerja Sama”. 'Siswa lain
diminta untuk mendengarkan.
 Murid mengajukan pertanyaan terhadap teks yang telah
dibacakan.
 Murid lain diminta untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan temannya.
 Guru dan murid melakukan tanya jawab tentang teks
cerita bergambar “Akibat Tidak Bekerja Sama” tersebut.
 Murid menuliskan jawaban dari pertanyaan
berdasarkan teks yang dibacakan.
 Murid saling memeriksa jawaban yang telah ditulis
bersama teman sebangkunya.
 Murid dan guru melakukan tanya jawab terhadap
jawaban yang telah ditulis siswa.
 Guru memberikan penguatan terhadap materi yang
dibicarakan.

Ayo Bermain “Mempraktikkan Gerakan Berdasarkan


Gambar”:
 Murid mengamati gambar koordinasi gerakan kepala,
tangan, dan kaki.
 Murid menjelaskan cara melakukan gerakan
berdasarkan gambar.
 Murid mempraktikkan gerakan berdasarkan gambar.
 Guru memperagakan gerakan berdasarkan gambar dan
murid diminta mengamati.
 Guru membimbing murid mempraktikkan gerakan kaki
dengan hitungan sesuai gambar.
 Guru membimbing murid untuk mempraktikkan
gerakan yang berbeda sesuai kreativitas siswa.

Ayo Mengamati :
 Murid dan guru melakukan tanya jawab tentang
“Kegiatan Beni dan Temanteman Bermain Pesawat
Kertas”.
 Murid menjelaskan bagaimana cara pesawat kertas
terbang.
112

Ayo Berlatih:
 Murid mengamati tabel perkalian.
 Murid dan guru melakukan tanya jawab tentang tabel
perkalian.
 Murid melengkapi tabel dengan bilangan yang tepat.
 Murid menentukan penggali bilangan dari hasil
perkalian yang di tentukan.
 Murid mampu mengemukan hasil belajar hari ini.
 Guru memberikan penguatan dan kesimpulan.
 Murid diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan
10
Penutup menambahkan informasi dari murid lainnya.
Menit
 Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan
rasa nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
 Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu murid.

C. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Penilaian Sikap ( Observasi dan Pencatatan Sikap Murid Selama Proses
Kegiatan Belajar)
No. Hari / Tanggal Nama Murid Catatan Perilaku Butir Sikap
1.
2.
3.
4.
5.

2. Penilaian Pengetahuan
 Tes Tertulis
113

3. Penilaian Keterampilan
a. Melakukan Pengamatan dan Mengelompokkan Keragaman Benda
Berdasarkan Wujudnya
b. Mempraktikkan Koordinasi Gerakan Kepala, Tangan, dan Kaki Dengan
Hitungan

PROGRAM TINDAK LANJUT


 Murid yang memperoleh nilai KD ‹ KKM mengikuti program remedial.
 Murid yang memperoleh nilai KD ≥ KKM mengikuti program pengayaan.
Remedial :
Memberikan remedial bagi murid yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pengayaan :
Memberikan pengayaan bagi murid yang melebihi target pencapaian kompetensi.

Kalasere’na, 31 Juli 2021


Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Kelas III

HJ. SYOHORIAH, S.Pd Dra. HUSNIATI


Nip. 19620827 198203 2 004 Nip. 19631231 198206 2 084
114

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDHAR CHAIR ILHAM. 2021. Dilahirkan di

Cambajawaya tepatnya pada tanggal 14 April 2000.

Penulis anak kedua dari dua bersaudara buah hati

pasangan Muhammad Ilcham dan Nurwahidah.

Adapun jenjang sekolah penulis adalah :

1. Sekolah Dasar Negeri Cambajawaya dari tahun 2005 - 2011.

2. SMP Negeri 1 Bontonompo Selatan dari tahun 2011 - 2014.

3. SMA Negeri 3 Gowa dari tahun 2014 - 2017.

Pada akhir studi, penulis menyelesaikan Skripsi dengan judul “Peningkatan

Kemampuan Membaca Nyaring Menggunakan Media Cerita Bergambar Pada

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Murid Kelas III SDN Kalase’rena Kec.

Bontonompo Kab. Gowa”.

Anda mungkin juga menyukai