Anda di halaman 1dari 116

HALAMAN SAMPUL

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM


MENANAMKAN PEMAHAMAN PENTINGNYA SIKAP MODERASI
BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN SISWA DI SMA NEGERI 2
PAMEKASAN

SKRIPSI

OLEH :
FAHMI IMAM NUR KHALIS
NIM. 20381011021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
NOVEMBER 2023

i
HALAMAN JUDUL

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM


MENANAMKAN PEMAHAMAN PENTINGNYA SIKAP MODERASI
BERAGAMA DALAM KEHIDUPAN SISWA DI SMA NEGERI 2
PAMEKASAN

SKRIPSI
Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Madura
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

OLEH :
FAHMI IMAM NUR KHALIS
NIM. 20381011021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

NOVEMBER 2023

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Menanamkan


Pemahaman Pentingnya Sikap Moderasi Beragama Dalam Kehidupan Siswa Di
Sma Negeri 2 Pamekasan” ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Pamekasan, 3 November 2023


Pembimbing,

Drs. H. Nor Hasan, M.Ag.


NIP. 196708131994031002

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Menanamkan


Pemahaman Pentingnya Sikap Moderasi Beragama Dalam Kehidupan Siswa Di
Sma Negeri 2 Pamekasan” yang disusun oleh Fahmi Imam Nur Khalis ini telah
dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggal
28 November 2023.

Dewan Penguji Skripsi:

1. Dr. H. Nor Hasan, M.Ag (Ketua) : ( )

2. Mad Sa’i, M.Pd.I (Anggota): ( )

3. Suwantoro, M.Pd.I (Anggota): ( )

Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Madura

Prof. Dr. Siswanto, M.Pd.I


NIP. 197802152005011005

iv
ABSTRAK
Fahmi Imam Nur Khalis, 2023, Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam
Menanamkan Pemahaman Pentingnya Sikap Moderasi Beragama Dalam
Kehidupan Siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan, Skripsi, Program Studi Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agma Islam Negeri Madura (IAIN),
Dosen Pembimbing: Drs. H. Nor Hasan, M.Ag.

Kata Kunci: Pendidikan Multikultural, Moderasi Beragama.

Moderasi beragama merupakan sikap yang penting untuk dimiliki oleh


seseorang khususnya warga negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman
kepercayaan. Dengan adanya sikap moderasi beragama maka diharapkan tidak
terjadi sikap egois, diskriminatif dan radikal dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Salah satu cara untuk memberikan pemahaman akan pentingnya sikap
moderasi beragama adalah dengan melalui jalur pendidikan. Pendidikan
multikultural merupakan jawaban yang tepat untuk memberikan pemahaman akan
pentingnya sikap moderasi beragama tersebut. Hal ini sebagaimana telah
diimplementasikan di lembaga pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan.
Berdasarkan hal tersebut, maka ada dua permasalahan yang menjadi kajian
utama penelitian ini, yaitu: Pertama, bagaimana implementasi pendidikan
multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi
beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan? Kedua, bagaimana
hasil implementasi pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman
pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2
Pamekasan?.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
deskriptif/naratif. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sumber data dari
penelitian ini adalah manusia dan non manusia. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.
Kemudian data yang diperoleh di cek keabsahannya melalui tiga cara, yakni
perpanjangan keikutsertaan peneliti di lokasi penelitian, pendalaman observasi, dan
triangulasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, Implementasi pendidikan
multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi
beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan sudah berjalan
dengan baik. Hal ini disebabkan oleh perencanaan yang matang, strategi dan
kebijakan dari pihak sekolah yang tepat, terdapat dua faktor pendukung yakni guru
mau diajak bekerja sama dalam memberikan pemahaman pentingnya sikap
moderasi beragama dan kesadaran dari siswa sendiri sudah cukup tinggi, dan yang
terakhir tidak ada faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan multikultural
di SMA Negeri 2 Pamekasan. Kedua, Pelaksanaan pendidikan multikultural di
SMA Negeri 2 Pamekasan dikatakan sudah berjalan dengan baik dan mampu
mencapai hasil sebagaimana yang telah diharapkan, hal ini dapat dibuktikan dengan
terciptanya lingkungan belajar yang harmonis serta peserta didik mampu hidup
berdampingan secara damai di lingkungan sekolah diantara keberagaman yang ada.

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan

nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

yang berjudul “Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Menanamkan

Pemahaman Pentingnya Sikap Moderasi Beragama Dalam Kehidupan Siswa

di SMA Negeri 2 Pamekasan” ini tepat waktu sesuai dengan target yang telah

ditentukan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada

junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita dari

alam jahiliyah menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Dalam proses penulisan tugas akhir berupa skripsi ini tidak dapat terwujud

dan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan

dukungan, arahan, serta bimbingan, serta perhatiannya demi kelancaran penulisan

tugas akhir berupa skripsi ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini dengan

sepenuh hati penulis mengucapkan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. H. Saiful Hadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Madura

2. Prof. Dr. Siswanto, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Madura

sekaligus Dosen Penasihat Akademik (DPA) yang selalu membimbing dan

mengarahkan penulis dalam segala permasalahan akademik.

3. Muliatul Maghfiroh, M.Pd.I. selaku Ketua Prodi (Kaprodi) Pendidikan Agama

Islam IAIN Madura.

4. Drs. H. Nor Hasan, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah sudi

meluangkan waktu dalam mencurahkan tenaga, pikiran, untuk membimbing,

vi
mengarahkan, serta membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas

akhir berupa skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Madura, khususnya dosen PAI yang selama kurang

lebih 3 tahun ini telah sudi untuk mengajarkan ilmunya yang Insya Allah sangat

bermanfaat bagi penulis.

6. Kedua orang tua tercinta bapak Moh. Imam dan Ibu Salis Kholisah, kedua adik

tercinta Elfi Imamitha Nur Khalis dan Fajrel Imam Nur Khalis beserta seluruh

keluarga besar, serta calon pendamping hidup saya yakni Milin Qurratul Aini

yang telah memberikan semangat, dukungan, baik dari segi materi dan do’a-

do’a baiknya dalam berbagai hal kepada penulis yang tidak henti-hentinya

dicurahkan sampai saat ini.

7. Kepada teman-teman dan sahabat seperjuangan yaitu keluarga besar PAI C

angkatan 2020 yang telah mau berjuang bersama-sama dan saling mendukung

selama kurang lebih 3 tahun ini, terima kasih penulis ucapkan.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, baik dalam teknik penulisan maupun isi. Oleh sebab itu dibutuhkan kritik

dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pamekasan, 27 Oktober 2023

Fahmi Imam Nur Khalis


NIM: 20381011021

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Konteks Penelitian ....................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
D. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 5
1. Kegunaan Teoritis ........................................................................................ 6
2. Kegunaan Praktis ......................................................................................... 6
E. Definisi Istilah .............................................................................................. 8
F. Kajian Penelitian Terdahulu ....................................................................... 10
BAB II ....................................................................................................................15
KAJIAN TEORI ....................................................................................................15
A. Pengertian Pendidikan Multikultural ......................................................... 15
B. Tujuan Pendidikan Multikultural ............................................................... 18
C. Pengertian Moderasi Beragama ................................................................. 21
D. Prinsip-Prinsip Moderasi Beragama .......................................................... 24
BAB III ..................................................................................................................28

viii
METODE PENELITIAN .......................................................................................28
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................. 28
B. Kehadiran Peneliti ...................................................................................... 29
C. Lokasi Penelitian ........................................................................................ 29
D. Sumber Data ............................................................................................... 30
E. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................... 31
F. Analisis Data .............................................................................................. 34
G. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................... 35
H. Tahap-tahap Penelitian ............................................................................... 37
BAB IV ..................................................................................................................39
PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN ..............39
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian ........................................................ 39
B. Pembahasan ................................................................................................ 72
BAB V....................................................................................................................80
PENUTUP ..............................................................................................................80
A. Kesimpulan ................................................................................................ 80
B. Saran........................................................................................................... 82
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................84
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................86
LAMPIRAN ...........................................................................................................87
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................104

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Profil Lembaga SMA Negeri 2 Pamekasan ......................................... 39
Tabel 4. 2 Data Guru SMA Negeri 2 Pamekasan ................................................. 42
Tabel 4. 3 Data Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pamekasan .................................. 45
Tabel 4. 4 Data Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pamekasan ................................. 46
Tabel 4. 5 Data Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Pamekasan ............................... 47
Tabel 4. 6 Data Siswa Non-Muslim Selama 5 Tahun Terakhir ............................ 47
Tabel 4. 7 Data Sarana & Prasarana SMA Negeri 2 Pamekasan .......................... 48

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Menyanyikan Lagu Indoneseia Raya Bersama-Sama Untuk


Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Siswa .............................................................. 55
Gambar 4. 2 Siswi Non Muslim Membawa dan Membaca Kitab Sucinya Sendiri
Pada Hari Jum’at ................................................................................................... 61
Gambar 4. 3 Siswi Muslim dan Non Muslim Belajar Bersama ............................ 70
Gambar 4. 4 Sisiwi Muslim dan Non Muslim Bermain Bersama Saat Jam Istirahat
............................................................................................................................... 70
Wawancara Kepada Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan ....................................... 91
Wawancara Kepada Guru PAI SMA Negeri 2 Pamekasan .................................. 91
Wawancara Kepada Rhea Audra Assharela Hutasoit (Siswi Non-Muslim) ......... 92
Wawancara Kepada Daniel Obed Saputra (Siswa Non-Muslim) ......................... 92
Wawancara Kepada Althea Tifany Sugiarto (Siswi Non Muslim) ....................... 93
Wawancara Kepada Valentino Arifin (Siswa Non-Muslim) ................................ 93
Wawancara Kepada Noer Faradila Chintya Bella (Siswi Muslim) ...................... 94
Wawancara Kepada Dewi Ina Savira (Siswi Muslim) .......................................... 94
Wawancara Kepada Beberapa Siswi Muslim ....................................................... 95

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pedoman Wawancara ....................................................................... 87


Lampiran 2: Pedoman Observasi .......................................................................... 90
Lampiran 3: Pedoman Dokumentasi ..................................................................... 90
Lampiran 4: Foto-Foto Dokumentasi .................................................................... 91
Lampiran 5: Lembar Persetujuan Judul dan Dosen Pembimbing Skripsi............. 96
Lampiran 6: Surat Tugas Penyusunan Skripsi ...................................................... 97
Lampiran 7: Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 98
Lampiran 8: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................ 99
Lampiran 9: Surat Keterangan Bebas Plagiasi .................................................... 100
Lampiran 10: Kartu Bimbingan Tampak Depan ................................................. 101
Lampiran 11: Kartu Bimbingan Tampak Belakang ............................................ 101
Lampiran 12: Tata Tertib Sekolah Tentang Pelaksanaan Menyanyikan Lagu
Indonesia Raya Setiap Hari Sebelum Memulai Pelajaran Jam Pertama ............. 102
Lampiran 13: Surat Permohonan Pembuatan Soal Ujian Untuk Siswa Non-Muslim
pada Lembaga Keagamaannya Masing-Masing ................................................. 103

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Sebagai salah satu bangsa yang telah mendeklarasikan kemerdekaannya

sejak lebih dari setengah abad yang lalu, sampai saat ini bangsa Indonesia telah

memiliki sejumlah besar kelompok suku, etnis, agama, budaya, dan lain sebagainya

yang menyebabkan bangsa Indonesia disebut sebagai salah satu bangsa yang

multikultur.1 Negara Indonesia sendiri terletak tepat di tengah-tengah

persimpangan antara dua benua yakni benua Asia dan benua Australia yang

membuat Indonesia memiliki kekayaan kebudayaan yang sangat berlimpah

sehingga tidak mengherankan apabila negara Indonesia dikenal sebagai salah satu

negara multikultural terbesar yang ada di dunia.

Selain kaya akan keberagaman budayanya, bangsa Indonesia juga kaya akan

keberagaman agama dan kepercayaannya. Saat ini tercatat enam agama yang resmi

dan diakui di Indonesia, yakni agama Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu,

Buddha dan Konghucu. Keberagaman agama dan kepercayaan ini dapat memicu

terjadinya konflik internal diantara sesama bangsa Indonesia jika para penganutnya

memiliki sikap egois, intoleran, diskriminatif, dan radikal. Oleh sebab itu adanya

sikap moderasi beragama menjadi sesuatu yang penting untuk dimiliki oleh bangsa

1
Edi Susanto, Dkk, Pendidikan Agama Islam Multikultural; Perspektif Kritis Atas Pemikiran
Nurcholish Madjid (Surabaya: eLKAF, 2008), 53.

1
2

Indonesia guna menangkal sikap-sikap egois, intoleran, diskriminatif dan radikal

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Moderasi beragama merupakan sebuah istilah yang merujuk pada suatu

sikap menghindari tindakan kekerasan atau menjauhi keekstriman dalam praktik

beragama. Yusuf Al-Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Akhmad Fajron dan

Naf'anb Tarihoran berpendapat bahwa moderasi atau yang dapat disebut juga

dengan wasathiyyah merupakan suatu usaha untuk menjaga keseimbangan di antara

dua sisi yang saling bertolak belakang supaya salah satu pihak tersebut tidak

mendominasi maupun mendiskriminasi pihak lainnya.2

Banyak cara yang dapat digunakan dalam menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama, salah satunya melalui jalur pendidikan.

Pendidikan berbasis multikultural merupakan jawaban yang tepat untuk diterapkan

guna menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama, penguatan

moderasi beragama melalui implementasi pendidikan multikultural dapat

dijadikan sebagai sebuah strategi mutakhir dalam mempersiapkan generasi yang

berkualitas di masa mendatang. Apabila pendidikan multikultural dapat

dilaksanakan dengan tepat, maka hal tersebut akan memberikan sebuah harapan

yang cukup tinggi terhadap peningkatan prestasi peserta didik, serta mampu

membentuk suatu individu yang dapat menghargai adanya suatu perbedaan dan

dapat bekerja sama dengan baik, sehingga pada akhirnya para peserta didik akan

2
Akhmad Fajron dan Naf’an Tarihoran, Moderasi Beragama (Perspektif Quraish Shihab dan Syeikh
Nawawi Al-Bantani: Kajian Analisis Ayat Tentang Wasatiyyah di Wilayah Banten), (Serang: Media
Madani, 2020), 21.
3

terbentuk sebagai warga negara Indonesia yang terbuka, ramah, toleran, saling

menghormati perbedaan serta akan memiliki sikap tanggung jawab sebagai salah

satu warga negara Indonesia.

Menurut Admila Rosada, jika berbicara tentang pendidikan multikultural

terdapat beberapa hal yang muncul pertama kali dalam pikiran, diantaranya yaitu:

Pertama, tentu saja terkait dengan guru. Bagaimana guru bisa mengembangkan

perspektif multikultural dalam pembelajaran yang membingkai kinerja profesional

mereka. Kedua, keberadaan peserta didik yang terdiri dari berbagai latar belakang

yang berbeda. Ketiga, isi materi pembelajaran apa yang bisa menjadi objek kajian

dalam mengembangkan pendidikan multukultural. Tiga hal inilah yang menjadi

objek transformasi dalam pengembangan pendidikan multikultural.3

Pendidikan multikultural relevan dengan konteks pendidikan di Indonesia.

Pendidikan multikultural menjadi suatu keniscayaan yang setiap saat harus

ditanggapi dengan sikap kritis, evaluatif dan terbuka sehingga pelaksanaan

pendidikan di Indonesia dapat menjadi suatu sarana transformasi sosial.4 Dengan

terciptanya pemahaman terhadap pentingnya sikap moderasi beragama melalui

pendidikan multikultural, peserta didik diharapkan memiliki sikap toleransi di

antara perbedaan keyakinan yang ada, yakni memberikan kebebasan kepada sesama

masyarakat untuk menjalankan apa yang menjadi keyakinannya atau mengatur

kehidupannya sendiri serta menentukan sendiri nasibnya selama hal tersebut tidak

3
Admila Rosada, dkk. Pendidikan Multikultural: Strategi Mengelola Keberagaman di Sekolah
(Yogyakarta: PT Kanisius, 2019), 12.
4
Ngainun Naim & Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural : Konsep dan Aplikasi. (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2008), 38.
4

bertentangan dengan syarat-syarat atas terciptanya perdamaian dan ketertiban di

lingkungan masyarakat.

Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pendidikan sebagai sarana

transformasi sosial di dalam masyarakat agar menghasilkan output yang memiliki

sikap moderasi beragama terhadap keberagaman keyakinan yang ada, maka

lembaga pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan menerapkan pendidikan

multikultural guna menanamkan pemahaman akan pentingnya sikap moderasi

beragama dalam kehidupan siswanya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh bapak

Drs. Ali Umar Arhab, M.Pd selaku kepala sekolah di lembaga pendidikan SMA

Negeri 2 Pamekasan dalam hasil wawancara berikut:

Memang benar, kami menerapkan pendidikan berbasis multikultural di


lembaga ini, karena peserta didik di lembaga ini berasal dari berbagai latar
belakang yang tidak sama antara yang satu dengan yang lain, peserta didik di
SMA Negeri 2 Pamekasan ini bukan hanya terdiri dari orang-orang muslim
saja, melainkan juga terdiri dari peserta didik yang non-muslim. Oleh sebab
itu kami menerapkan pendidikan multikultural guna membentuk sikap
moderasi beragama diantara para peserta didik yang berbeda keyakinan agar
tidak terjadi diskriminasi sosial diantara seluruh perbedaan yang ada pada
para peserta didik.5
Berdasarkan latar belakang inilah peneliti tergerak untuk melakukan

penelitian lebih dalam lagi mengenai fenomena ini yang hasilnya akan dituliskan

ke dalam sebuah skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Multikultural

Dalam Menanamkan Pemahaman Pentingnya Sikap Moderasi Beragama

Dalam Kehidupan Siswa Di SMA Negeri 2 Pamekasan.”

5
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung Tahap Pra-Lapangan
(11 Agustus 2023)
5

B. Fokus Penelitian

Terdapat dua fokus penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana implementasi pendidikan multikultural dalam menanamkan

pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di

SMA Negeri 2 Pamekasan?

2. Bagaimana hasil implementasi pendidikan multikultural dalam menanamkan

pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di

SMA Negeri 2 Pamekasan?

C. Tujuan Penelitian

Terdapat dua tujuan penelitian dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi pendidikan multikultural

dalam menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam

kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan

2. Untuk mendeskripsikan bagaimana hasil implementasi pendidikan

multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi

beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan

Multikultural Dalam Menanamkan Pemahaman Pentingnya Sikap Moderasi

Beragama dalam Kehidupan Siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan” ini diharapkan

dapat berguna untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis.


6

1. Kegunaan Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran berupa

karya tulis ilmiah sehingga dapat memperluas pengetahuan pembaca dalam

dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan pendidikan multikultural

dalam menanamkan pemahaman akan pentingnya sikap moderasi beragama.

b. Hasil dari penelitian ini diharapkan layak untuk dijadikan sebagai acuan dan

rujukan bagi para peneliti baru di kemudian hari dalam menyusun sebuah

penelitian lanjutan yang relevan berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan

multikultural.

2. Kegunaan Praktis

a. Kegunaan bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah langkah awal bagi

penulis untuk meningkatkan kompetensinya dalam merancang maupun

menyusun berbagai macam penelitian ilmiah di kemudian hari. Melalui

penelitian ini pula diharapkan agar penulis mampu menerapkan ilmu yang telah

dipelajari di Institut Agama Islam Negeri Madura sehingga penulis memperoleh

pengalaman-pengalaman baru dalam melakukan penelitian maupun menyusun

karya-karya ilmiah di kemudian hari.

b. Kegunaan bagi Institut Agama Islam Negeri Madura

Penelitian ini diharapkan dapat menambah jumlah hasil penulisan karya

ilmiah bagi Instansi penulis yakni Institut Agama Islam Negeri Madura sehingga

dapat meningkatkan akreditasinya khususnya dalam hal penulisan karya tulis

ilmiah.
7

c. Kegunaan bagi lembaga pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan

1) Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan dalam melakukan perbaikan-perbaikan dalam

pelaksanaan pendidikan multikultural di masa yang akan datang sehingga

hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di

lembaga pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan bisa teratasi sehingga dapat lebih

mudah untuk mencapai tujuan akhir dari dilaksanakannya pendidikan

multikultural di lembaga tersebut.

2) Bagi Guru PAI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi pada guru

PAI di SMA Negeri 2 Pamekasan untuk dapat meningkatkan kompetensi dan

profesionalismenya dalam mengajar terutama dalam lingkungan belajar yang

peserta didiknya memiliki perbedaan keyakinan.

3) Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran peserta

didik di SMA Negeri 2 Pamekasan akan pentingnya sikap moderasi bergama,

sehingga pelaksanaan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan

dapat terlaksana dengan lebih baik lagi untuk kedepannya.


8

E. Definisi Istilah

Dalam penelitian ini perlu adanya pendefinisian istilah untuk menghindari

kesalahan dalam penafsiran khawatir terdapat pembaca yang masih awam dan tidak

mengerti istilah-istilah yang sulit difahami dalam penelitian ini.

1. Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural adalah pelaksanaan pendidikan yang berkomitmen

untuk mencapai suatu persamaan dalam pelaksanaan pendidikan, mengembangkan

kurikulum yang dapat menumbuhkan suatu pemahaman tentang kelompok-

kelompok etnis serta memberantas segala bentuk praktik penindasan yang

ditimbulkan oleh segala perbedaan yang ada. Pendidikan multikultural merupakan

sebuah pendidikan dasar bagi seluruh peserta didik yang menentang adanya

diskriminasi sosial yang didasarkan atas suatu nilai-nilai demokratis yang memicu

berkembangnya suatu pluralisme budaya dan bentuk-bentuk lainnya.6

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan multikultural merupakan

pelaksanaan pendidikan yang didasarkan atas nilai-nilai demokratis dan menentang

semua bentuk diskriminasi sosial diantara segala perbedaan yang ada.

2. Moderasi Beragama

Secara bahasa moderasi berasal dari kata wasath yang memiliki arti

menjaga, berada di tengah-tengah atau keadilan. Sedangkan pengertian moderasi

secara istilah yakni sebuah upaya untuk menjaga keseimbangan di antara dua sisi

yang bertolak belakang agar salah satu pihak tidak merasa didiskriminasi oleh pihak

6
Khairiah, Multikultural Dalam Pendidikan Islam (Bengkulu: t.p., 2020), 73.
9

yang lainnya.7 Sedangkan kata beragama adalah suatu prinsip yang mendukung

kebebasan seseorang maupun masyarakat untuk menjalankan agamanya dalam

ruang pribadi maupun di tempat umum.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa moderasi beragama merupakan suatu cara

pandang dan perilaku dalam mengambil sikap adil dalam beragama yang seimbang

antara agamanya sendiri dan menghormati kepada pemeluk agama lain yang

berbeda keyakinan dengan dirinya.

Berdasarkan pendefinisian secara konseptual tersebut, maka secara

operasional yang dimaksud dengan implementasi pendidikan berbasis multikultural

dalam menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam

kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan adalah pelaksanaan kegiatan

pendidikan di SMA Negeri 2 Pamekasan yang berkomitmen untuk meraih

persamaan pendidikan diantara segala keberagaman yang ada khususnya dalam hal

agama yang menentang semua bentuk perilaku diskriminasi sosial dalam

lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap dan perilaku yang adil dalam praktik

beragama diantara peserta didik yang berbeda keyakinan di SMA Negeri 2

Pamekasan.

7
Sonya Prawanda, “Peran Guru PAI Dalam Membangun Sikap Moderasi Beragama Melalui
Pendidikan Multikultural,” dalam Repository IAIN Pontianak (2023): 3,
https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2048/ARTIKEL%20PPMDI%20S
ONYA%20PRAWANDA.pdf?sequence=1.
10

F. Kajian Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan

dengan penelitian yang peneliti lakukan ini. Adapun penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nafis Nailil Hidayah yakni seorang staff

pengajar di SMA Al-Muayyad Surakarta dengan judul “Implementasi

Pendidikan Multikultural Dalam Proses Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-

Muayyad Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018” berupa artikel dalam jurnal.

Dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa pihak pondok sudah menyadari

akan pentingnya pendidikan multikultural, sehingga pendidikan multikultural

telah dilaksanakan di pondok tersebut sejak awal berdiri sampai saat ini.

Implementasi pendidikan multikultural di pondok pesantren Al-Muayyad

Surakarta menjadi alternatif dalam meningkatkan karakter nasionalisme

peserta didik di pondok pesantren tersebut.8

Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Nafis Nailil

Hidayah dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, persamaan antara

keduanya terletak pada pengimplementasian pendidikan multikultural yang

digunakan dalam proses pembelajaran serta penggunaan metode penelitian

yang sama yakni keduanya menggunakan metode kualitatif. Namun terdapat

perbedaan diantara kedua penelitian ini, perbedaannya terletak pada jenis

8
Nafis Nailil Hidayah, “Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Proses Pembelajaran di
Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta Tahun Pelajaran 2017/2018,” Habitus: Jurnal Pendidikan
Sosiologi dan Antropologi 2, no. 1 (Maret, 2018): 25-26,
https://doi.org/10.20961/habitus.v2i1.20192.
11

lembaga dan peserta didik di lokasi penelitian dari kedua penelitian ini.

Lembaga pendidikan yang dipilih oleh Nafis Nailil Hidayah sebagai lokasi

penelitiannya adalah pondok pesantren Al-Muayyad Surakarta, dimana seluruh

peserta didik di lembaga tersebut merupakan orang-orang muslim, sehingga

implementasi pendidikan multikultural di lembaga tersebut hanya bertujuan

untuk meningkatkan karakter nasionalisme bagi para peserta didiknya,

sedangkan lembaga pendidikan yang dipilih oleh peneliti ini adalah lembaga

pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan, dimana pada lembaga pendidikan

tersebut para peserta didiknya berasal dari latar belakang keagamaan yang

berbeda, oleh sebab itu implementasi pendidikan multikultural di lembaga

tersebut bertujuan untuk membentuk sikap moderasi beragama diantara para

peserta didiknya sehingga tercipta keharmonisan dan kesetaraan pendidikan di

lembaga tersebut.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Edi Susanto yakni seorang dosen PAI dari

Institut Agama Islam Negeri Madura yang berjudul “Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam Multikultural di RSBI SMAN 1 Pamekasan” berupa artikel

dalam jurnal. Dalam penelitian tersebut ditemukan tiga hal sebagai berikut:

Pertama, pelaksanaan PAI berbasis multikultural di RSBI SMA Negeri 1

Pamekasan telah dilakukan dengan sebuah pola integratif dan additive level,

nilai-nilai pendidikan multikultural dimasukkan dalam suatu struktur materi

atau muatan kurikulum PAI yang sudah ada sebelumnya. Kedua, kendala yang

terjadi yakni berkisar pada pemahaman tentang pluralisme multikultural yang

saat ini belum satu visi. Ketiga, upaya yang dilakukan oleh guru agama dan
12

komponen pendidikan lainnya yakni berusaha untuk melaksanakan semua hari-

hari besar agama yang dianut oleh peserta didiknya dengan cara memasang

ucapan-ucapan selamat di spanduk-spanduk yang ditempelkan di lingkungan

sekolah dan mengkondisikan peserta didiknya untuk saling bersikap toleran

terhadap semua warga sekolah yang memiliki perbedaan keyakinan di lembaga

tersebut.9

Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Edi Susanto

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, persamaan tersebut terletak

pada metode penelitian yang digunakan dimana keduanya sama-sama

menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan instrumen

penelitian berupa observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

Namun terdapat perbedaan dalam kedua penelitian ini, perbedaannya terletak

pada lokasi penelitian dan fokus penelitian yang diteliti. Pada penelitian yang

dilakukan oleh Edi Susanto berlokasi di Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional SMAN 1 Pamekasan dimana penelitiannya lebih berfokus pada

kurikulum Pendidikan Agama Islam multikultural yang digunakan di lembaga

tersebut. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMA

Negeri 2 Pamekasan yang berfokus pada bagaimana implementasi dan hasil

implementasi pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman akan

9
Edi Susanto, “Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Multikultural di Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional SMAN 1 Pamekasan”, Nuansa 8, no. 2 (Juli-Desember, 2011): 179,
https://doi.org/10.19105/nuansa.v8i2.11
13

pentingnya sikap moderasi beragama bagi kehidupan para peserta didik di

lembaga tersebut.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Shely Nasya Putri & Arif Budiman dari Institut

Agama Islam Negeri Metro dengan judul “Penguatan Moderasi Beragama

Melalui Implementasi Pendidikan Multikultural pada Pendidikan Sekolah

Dasar” berupa artikel dalam jurnal. Dalam penelitian tersebut menjelaskan

bahwa penguatan sikap moderasi beragama melalui implementasi pendidikan

multikultural dalam pendidikan dasar merupakan suatu hal yang fundamental,

hal ini dikarenakan moderasi beragama merupakan suatu sikap yang berprinsip

terhadap tidak dibenarkan atau diperbolehkan memiliki pandangan ekstrem

atau radikal dalam praktik beragama. Maka dari itu, untuk mewujudkan

penguatan sikap moderasi beragama tersebut pendidikan multikultural

memiliki peranan yang sangat strategis terutama dalam pendidikan dasar. 10

Terdapat persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Shely Nasya

Putri & Arif Budiman dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini,

persamaan tersebut adalah keduanya sama-sama meneliti tentang pembentukan

sikap moderasi beragama melalui implementasi pendidikan multikultural.

Namun terdapat perbedaan dalam kedua penelitian ini, perbedaannya terletak

pada metode penelitian yang digunakan serta bentuk laporan penelitian yang

dihasilkan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Shely Nasya Putri & Arif

Budiman menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis studi

10
Shely Nasya Putri & Arif Budiman, “Penguatan Moderasi Beragama Melalui Implementasi
Pendidikan Multikultural pada Pendidikan Sekolah Dasar,” Ikhtisar: Jurnal Pengetahuan Islam 2,
no. 2 (November, 2022): 252, https://doi.org/10.55062//IJPI.2022.v2i2.131.
14

kepustakaan dan menghasilkan laporan penelitian dalam bentuk artikel dalam

jurnal, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini

menggunakan metode penelitian kualitatif dengan janis deskriptif/naratif yang

diperoleh melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi, serta menghasilkan

laporan penelitian dalam bentuk skripsi.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Multikultural

1. Pengertian Pendidikan Multikultural

Secara etimologi pendidikan multikultural terdiri dari dua kata, yaitu

pendidikan dan kultural. Pendidikan secara sederhana dan umum, bermakna

sebagai usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan pontensi-potensi bawaan,

baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat

dan kebudayaan. Sementara itu, multikultural diartikan sebagai keragaman

kebudayaan, aneka kesopanan.1 Menurut Asih Kartika Putri dkk, pendidikan

multikultural adalah “suatu pandangan dalam dunia pendidikan yang diwujudkan

dalam kebijakan tentang keterbukaan yang mau menerima kelompok lain secara

setara sebagai satu kesatuan, tanpa membandingkan perbedaan etnik, budaya,

gender, bahasa maupun agama.”2

Pendidikan multikultural merupakan usaha komprehensif dalam mencegah

terjadinya konflik antar agama, mencegah terjadinya radikalisme agama, sekaligus

pada saat yang sama memupuk terwujudnya sikap yang apresiatif positif terhadap

pluralitas dalam dimensi dan perspektif apapun karena pendidikan agama berbasis

1
M. Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: Cross Cultural Understanding Untuk Demokrasi dan
Keadilan (Yogyakarta: Pilar Media, 2011), 5.
2
Asih Kartika Putri, dkk, “Strategi dan Peluang Pengajaran Agama Islam Dalam Pembelajaran
Berbasis Multikultural” Rabbani: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3, no. 1 (Maret, 2022): 126,
https://doi.org/10.19105/rjpai.v3i1.5753.

15
16

multikultural memiliki visi dan misi untuk mewujudkan agama pada sisi yang lebih

santun, dialogis, apresiatif terhadap pluralitas dan peduli terhadap persoalan hidup

yang transformatif.3

Pendidikan multikultural merupakan suatu pendekatan progresif yang

bertujuan untuk secara menyeluruh mengubah pendidikan dengan mengungkapkan

kekurangan, kegagalan, dan praktek-praktek diskriminasi yang ada dalam proses

pendidikan. Dengan pendekatan pendidikan multikultural ini, diharapkan bahwa

bangsa ini akan memiliki elastisitas dan keuletan mental dalam menghadapi konflik

sosial yang mungkin timbul.

Ide pendidikan multikultural adalah untuk menyediakan model pendidikan

yang mempromosikan pemahaman, penghormatan, dan martabat bagi semua

individu, tidak peduli dari mana mereka berasal atau ke mana mereka pergi

(ekonomi, sosial, budaya, etnis, bahasa maupun agama).4 Melalui pendidikan

multikultural sejak dini diharapkan peserta didik mampu menerima dan memahami

perbedaan budaya dan mampu menerima perbedaan, kritik dan merasakan empati,

toleransi terhadap orang lain, tanpa memandang status, kelas sosial, golongan, jenis

kelamin, latar belakang suku, kepercayaan atau kemampuan akademik.

Pendidikan multikultural mempunyai makna pendidikan yang mempunyai

visi dapat membuka cakrawala yang lebih luas serta mampu untuk melintas batas

3
Edi Susanto, Dkk, Pendidikan Agama Islam Multikultural; Perspektif Kritis Atas Pemikiran
Nurcholish Madjid (Surabaya: eLKAF, 2008), 53.
4
Asih Kartika Putri, dkk, “Strategi dan Peluang Pengajaran Agama Islam Dalam Pembelajaran
Berbasis Multikultural” Rabbani: Jurnal Pendidikan Agama Islam 3, no. 1 (Maret, 2022): 126,
https://doi.org/10.19105/rjpai.v3i1.5753.
17

kelompok etnis atau tradisi budaya dan agama sendiri, sehingga harapannya mampu

melihat kemanusiaan sebagai sebuah keluarga yang memiliki perbedaan maupun

kesamaan cita-cita. Karena tujuan pendidikan multikultural ialah mendorong setiap

peserta didik menjadi sadar akan kebudayaannya, mampu mengapresiasi

kebudayaan lain, berpetisipasi di dalam satu kebudayaan atau lebih dan

bertanggung jawab untuk memeliharanya. pendidikan multikultural dapat

membantu anak didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikap secara

memadai terhadap lingkungan masyarakat yang beraneka ragam budaya.

Hal utama yang harus dilakukan dalam mengembangkan pendidikan

multikultural adalah mereformasi isi kurikulum yang mampu memfasilitasi para

siswa untuk memiliki sikap menghargai keberagaman sebagai sebuah keniscayaan.

kurikulum harus dikembangkan sedemikian rupa untuk menghilangkan cara

pandang dan diskriminasi terhadap segala perbedaan yang ada.5

Melalui pendidikan multikultural inilah sebenarnya nilai-nilai

ditransformasikan dari generasi ke generasi. Kemudian pendidikan multikultural

diselenggarakan dalam upaya mengembangkan kemampuan peserta didik dalam

memandang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan

budaya yang mereka miliki. Dengan pendidikan multikultural peserta didik

diharapkan memiliki sikap positif terhadap perbedaan sehingga mampu membawa

individu-individu ke dalam komunitas dan membawa komunitas ke dalam

masyarakat dunia yang lebih luas. Membentuk kerangka dasar untuk menciptakan

5
Raihani, Pendidikan Islam dalam Masyarakat Multikultural (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017),
143.
18

organisasi sosial yang harus menyadari bahwa semua adalah bagian dari

suprastuktur. Satu sama lain saling berkaitan dan harus selalu bekerja sama

berdasarkan prinsip gotong-royong dan kekeluargaan. Inilah yang disebut sebagai

karakter bangsa, prinsip gotong-royong dan kekeluargaan sebagai sebuah identitas

nasional. Pada akhirnya, output yang dihasilkan oleh pendidikan model ini

diharapkan akan mampu memberikan kekuatan dalam memulai dan membangun

sebuah bangsa yang bersumber pada sejarah sebagai sumber pembelajaran,

kebudayaan sebagai nilai dan penerapan iptek dalam menghadapi tantangan masa

depan.

2. Tujuan Pendidikan Multikultural

Secara umum, tujuan pendidikan multikultural adalah sebagai berikut:6

a. Pengembangan Literasi Etnis Dan Budaya

Pendidikan multikultural ini bertujuan untuk mempelajari tentang latar

belakang sejarah, bahasa, karakteristik budaya, peristiwa kritis, kondisi sosial,

politik, dan ekonomi dari berbagai kelompok etnis baik secara mayoritas maupun

secara minoritas.

b. Perkembangan Pribadi

Pendidikan multikultural ini bertujuan untuk menekankan pada

pengembangan pemahaman diri yang lebih besar, konsep diri yang positif, dan

kebanggaan pada identitas pribadinya yang dapat berkontribusi terhadap

keseluruhan presentasi intelektual, akademis dan sosial siswa.

6
Khairiah, Multikultural Dalam Pendidikan Islam (Bengkulu: t.p., 2020), 18.
19

c. Klasifikasi Nilai dan Sikap

Pendidikan multikultural merupakan langkah kunci dalam proses

melepaskan potensi kreatif masing-masing individu untuk memperbarui diri dan

masyarakat untuk tumbuh dan berkembang lebih lanjut.

d. Kompetensi Multikultural

Pendidikan multikultural bertujuan untuk mengajarkan keterampilan dalam

berkomunikasi lintas budaya, hubungan antarpribadi, pengambilan perspektif,

menganalisis kontekstual, memahami sudut pandang dan kerangka berpikir

alternatif dan menganalisa bagaimana kondisi budaya mempengaruhi nilai, sikap,

harapan dan perilaku individu.

e. Kemampuan Keterampilan Dasar

Pendidikan multikultural bertujuan untuk memfasilitasi pembelajaran yang

melatih kemampuan keterampilan dasar siswa yang berbeda secara etnis dengan

memberi materi dan teknik yang lebih bermakna untuk kehidupan dan kerangka

berpikir dari siswa yang berbeda etnis tersebut.

f. Persamaan dan Keunggulan Pendidikan

Pendidikan multikultural bertujuan untuk menentukan sumbangan

komperatif terhadap kesempatan belajar yang setara diantara peserta didik.

Pendidikan harus memahami budaya, membentuk gaya belajar, perilaku mengajar

dan keputusan pendidikan.

g. Memperkuat Pribadi Untuk Reformasi Sosial

Tujuan akhir dari pelaksanaan pendidikan multikultural adalah untuk

memulai proses perubahan di sekolah yang pada akhirnya meluas ke masyarakat.


20

Tujuan ini melengkapi siswa sehingga mereka menjadi agen perubahan sosial yang

memiliki komitmen tinggi dengan mereformasi masyarakat untuk memberantas

perbedaan etnis dan rasial dalam kesempatan dan kemauan untuk bertindak

berdasarkan komitmen ini.

h. Memiliki Wawasan Kebangsaan Atau Kenegaraan Yang Kokoh

Pendidikan multikultural bertujuan untuk mengetahui kekayaan budaya

bangsa sehingga tumbuh rasa kebangsaan yang kuat. Rasa kebangsaan itu tumbuh

dan berkembang dalam wadah Negara Indonesia yang kokoh. Untuk itu pendidikan

multikultural perlu menambahkan materi, program dan pembelajaran yang dapat

memperkuat rasa kebangsaan dan kenegaraan dengan menghilangkan prasangka

dan diskriminasi sosial.

i. Memiliki Wawasan Hidup Yang Lintas Budaya Dan Lintas Bangsa

Sebagai Warga Negara Dunia

Hal ini berarti individu dituntut untuk memiliki wawasan sebagai warga

dunia. Namun, siswa harus tetap dikenalkan dengan budaya lokal, harus diajak

berpikir tentang hal yang ada di sekitar lokalnya terlebih dahulu sebelum mengenal

budaya luar.

j. Hidup Berdampingan Secara Damai

Pendidikan multikultural bertujuan untuk membentuk dan mempersiapkan

peserta didik yang dapat hidup berdampingan secara damai baik di lingkungan

sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

memandang perbedaan sebagai sebuah keniscayaan, menjunjung tinggi nilai

kemanusiaan, menghargai persamaan tumbuh sikap toleran terhadap kelompok


21

lain, dengan begitu maka pada akhirnya mereka dapat hidup bersampingan secara

damai.

B. Tinjauan Umum Tentang Moderasi Beragama

1. Pengertian Moderasi Beragama

Kata moderasi adalah sebuah kata yang diambil dari kata moderat. Moderat

merupakan kata sifat yang berasal dari kata moderation, yang bermakna tidak

berlebih-lebihan, sedang atau pertengahan.7 Dalam bahasa Indonesia, kata

moderation kemudian diserap menjadi moderasi, yang dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai perilaku atau perbuatan yang

berkecenderungan ke arah dimensi atau jalan tengah, selalu menghindarkan

perilaku atau pengungkapan yang ekstrem. Jadi, Moderasi adalah sikap dan

perilaku yang berusaha mengambil posisi pertengahan, tidak ekstrim juga tidak

abai, sesuai dengan fitrah manusia. Sedangkan moderasi dalam bahasa Arab dikenal

dengan kata wasath atau wasathiyah, sepadan dengan kata tawassuth yang memiliki

makna ditengah-tengah, i’tidal (adil), tawazun (berimbang).

Yusuf Al Qardhawi sebagaimana dikutip oleh Akhmad Fajron & Naf'an

Tarihoran berpendapat bahwa moderasi atau yang dapat disebut juga dengan

wasathiyyah merupakan suatu upaya untuk menjaga keseimbangan antara dua sisi

yang berlawanan atau bertolak belakang agar tidak sampai salah satu pihak

mendominasi dan menegaskan pihak yang lainnya. Bersikap seimbang dalam

7
Abror, “Moderasi Beragama Dalam Bingkai Toleransi: Kajian Islam dan Keberagaman” Rusydiah:
Jurnal Pemikiran Islam 1, no. 2 (Desember, 2020): 144,
https://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/rusydiah/article/download/174/130/.
22

menyikapinya yaitu dengan cara memberikan porsi yang adil dan proporsional

kepada masing-masing sisi/pihak tanpa harus berlebihan.8

Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan moderasi beragama

adalah istilah yang merujuk pada sikap mengurangi kekerasan atau menghindari

keekstreman dalam praktik beragama.

Dalam konteks uraian tentang moderasi beragama, para pakar seringkali

merujuk pada Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 143 yang berbunyi:

َ‫وَكَذلَكََجَعَلََناكَمََاَمَةََوَسَطَاَلَتَكَوَنَوَاَشَهَدَآءََعَلَىَالنَاسََوَيَكَوَنََالرَسَوَلََعَلَيَكَمََشَهَيَدَا؛َوماَجَعَلََنا‬

َ‫القبلة َالتي َكنت َعليهآَاال َلنعلمَمن َيتبع َالرسول َممن َينقلب َعلىَعقبيه؛َواَنكانت َلكبيرً َاال‬

ٌ ‫علىَالذينَهدىَاللّه؛َوماَكانَاللّهَليضيعَايمانَكم؛َانَاللّهَبالناسَلرءو‬
ٌ.‫فَرحيم‬

Artinya:

“Demikian itulah Kami telah menjadikan kamu umat Islam, ummatan


wasathan agar kamu menjadi saksi-saksi atas (perbuatan) manusia dan agar
Rasul (Muhammad saw) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami
tidak menetapkan kiblat yang dahulu kamu mengarah ke sana (Bait Al-
Maqdis menjadi kiblat kamu (sekarang Kabah di Mekah) melainkan agar
Kami mengetahui (dalam dunia nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa
yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat,
kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah
tidak akan menyia-nyiakan iman kamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang kepada manusia” (Q.S. Al-Baqarah: 143)9

Ayat tersebut memberikan isyarat bagi seluruh umat manusia agar berlaku

adil dan terpilih, moderat atau berada ditengah-tengah dalam segi akidah, ibadah,

8
Akhmad Fajron dan Naf’an Tarihoran, Moderasi Beragama (Perspektif Quraish Shihab dan Syeikh
Nawawi Al-Bantani: Kajian Analisis Ayat Tentang Wasatiyyah di Wilayah Banten), (Serang: Media
Madani, 2020), 21.
9
M.Quraish Shihab, Wasathiyah Wawasan Islam tentang Moderasi Beragama (Tangerang Selatan
: Lentera Hati, 2019), 5-6.
23

dan muamalah.10 Bersikap moderat berarti tidak fanatik apalagi sampai pada taraf

fanatisme buta terlebih lagi sampai mengkafirkan orang lain, karena sikap

fanatisme buta inilah yang dapat memicu konflik keagamaan yang dapat

menyebabkan perpecahan bagi bangsa Indonesia.

Kalimat "ummatan wasathan" dalam Surat al-Baqarah: 143 tersebut

bermakna umat yang adil dan terpilih/pilihan, artinya umat Islam adalah umat yang

sempurna agamanya, paling baik akhlaknya, paling utama amalnya, ummat yang

sempurna dan adil yang menjadi saksi bagi seluruh manusia di hari kiamat nanti.

Ummatan wasathan adalah umat pilihan yang adil, terbaik, dan memiliki visi

meluruskan (hanif). Karenanya umat Islam yang memiliki sifat wasathiyah tidak

suka hal-hal ekstrim baik kanan maupun kiri, tidak hanya menghiraukan

materilisme dan meninggalkan spiritualisme, tidak mengabaikan kehidupan rohani

dan meninggal- kan jasmani. Tidak hanya mementingkan kepentingan individu dan

melupakan kepentingan sosial, itulah sejatinya Islam wasathiyah. 11

Sedangkan dalam hadist kata moderasi berbunyi sebagai berikut:

َ‫َحَدَثََناَأَبَوَ َمَعَاوَيَةَ َحَدَثََناَالَعَمَشَ َعَنَ َأَبَيَ َصَالَحَ َعَنَ َأَبَيَ َسَعَيد‬:60464َ َ‫مَسََندَ َأَحَمَد‬

ََ‫ي َصَلَىَاللهَ َعَلَيَهَ َوَسَلَمَ َفَيَ َقَوَلَهَ َعَزَ َوَجَلَ َ[وَكَذلَكَ َجَعَلََناكَمَ َأَمَةَ َوَسَطَا]َقَال‬
َّ َ‫عَنَ َالنَب‬

َ‫عَدَال‬

Artinya:

Musnad Ahmad 10646: Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah


berkata: telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu
Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tentang firman Allah 'azza

10
Samsul AR, “Peran Guru Dalam Menanamkan Moderasi Beragama” Al-Irfan 3, no. 1 (Maret,
2020): 41, https://media.neliti.com/media/publications/318931-peran-guru-agama-dalam-
menanamkan-modera-80ab8583.
11
Maimun dan Mohammad Kosim, Moderasi Islam di Indonesia, (Yogyakarta: LKiS, 2019), 22.
24

wajalla: dan kami jadikan kalian umat yang tengah-tengah”, beliau


bersabda: “Yaitu adil.”12

Moderat dalam pemikiran Islam adalah mengedepankan sikap toleransi

dalam perbedaan dan keterbukaan menerima keberagaman, baik beragam dalam

mazhab maupun beragam dalam beragama. Meyakini agama sendiri yang paling

benar bukan berarti harus melecehkan agama orang lain, dengan begitu akan terjadi

persaudaraan dan persatuan antar umat beragama.

2. Prinsip-Prinsip Moderasi Beragama

Secara umum moderasi beragama memiliki empat prinsip inti, diantaranya

yaitu:

a. Tawasuth dan I'tidal

Tawasut merupakan jalan tengah yang mengambil ketentuan syariat tanpa

tambahan dan pengurangan. Pertengahan merupakan hal yang paling utama, paling

baik, paling indah dan paling bermanfaat. Sedangkan i'tidal merupakan persamaan,

keajengan, dan pertengahan antara dua hal tanpa melewati batas-batas yang telah

ditetapkan.

b. Tawazun

Tawazun merupakan standar keseimbangan moderat dengan memenuhi hak

segala sesuatu tanpa kelebihan dan kekurangan. Pada hakikatnya tawazun adalah

12
Yoga Irama, Liliek Channa AW, “Moderasi Beragama Dalam Perspektif Hadis” Mumtaz: Jurnal
Studi Al-Qur’an dan KeIslaman 5, no. 1 (Maret, 2021): 54,
https://jurnalptiq.com/index.php/mumtaz/article/download/144/126.
25

melakukan apa yang sepatutnya, dengan cara sepatutnya, dengan ukuran yang

sepatutnya, dan pada waktu yang sepatutnya.

c. Tasamuh

Tasamuh merupakan sikap toleransi dan saling menghormati atas perbedaan

pandangan, pemahaman, dan pengamalan syariat Islam. Moderasi beragama hanya

mungkin dilakukan oleh orang yang bersikap lapang dada, respek terhadap praktik

keagamaan orang lain, mampu mengapresiasi orang lain, dan merasa turun senang

serta bergembira atas kesenangan dan kegembiraan beribadah orang lain.

d. Murunah
Murunah merupakan fleksibilitas sebagai bagian penting dari universalitas

syariat Islam.13

Sedangkan dalam sumber lain menyatakan bahwa terdapat beberapa prinsip

dasar moderasi beragama, di antaranya sebagai berikut:14

a. Berkeadaban (Ta’addub)

Moderasi beragama memiliki prinsip untuk menjunjung tinggi akhlakul

karimah, karakter, identitas, dan integritas sebagai khairu ummah dalam kehidupan

kemanusiaan dan peradaban.

13
Dindin Solahudin, Dakwah Moderat: Paradigma dan Strategi Dakwah Syekh Gazali (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2020), 20-21.
14
Kementrian Agama Republik Indonesia, Panduan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah
(Jakarta: t.p, 2021), 9-11.
26

b. Keteladanan (Qudwah)

Prinsip kedua dari moderasi beragama adalah keteladanan, kepeloporan,

panutan/inspirator, sehingga dapat diartikan sebagai sebuah sikap inspiratif yang

dapat menjadi pelopor kebaikan untuk kebaikan bersama.

c. Kewarganegaraan dan kebangsaan (Muwaṭanah)

Secara terminologis dapat diartikan sebagai suatu sikap menerima

keberadaan agama yang dibuktikan dengan sikap dan perilaku nasionalisme yang

harus dimiliki warga negara yang meliputi keharusan mematuhi aturan yang

berlaku, mematuhi hukum negara serta melestarikan budaya Indonesia.

d. Mengambil jalan tengah (Tawassuṭ)

Mengambil jalan tengah dapat diartikan sebagai pemahaman dan

pengamalan yang tidak berlebih-lebihan dalam beragama dan juga tidak

mengurangi atau mengabaikan ajaran agama. Di antara karakter titik tengah adalah

tidak bersikap ekstrem kanan maupun ekstrem kiri dalam memahami dan

menjalankan ajaran agama, tidak mudah mengafirkan sesama muslim karena

perbedaan pemahaman agama, memposisikan diri dalam kehidupan bermasyarakat

dengan senantiasa memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwah) dan toleransi

(tasāmuh) serta hidup berdampingan secara damai dengan sesama umat Islam

maupun warga negara yang berbeda agama/keyakinan.

e. Berimbang (Tawāzun)

Yakni pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi

semua aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi, tegas dalam menyatakan

prinsip yang dapat membedakan antara penyimpangan dan perbedaan.


27

f. Lurus dan tegas (I’tidāl)

Hal ini berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak

dan memenuhi kewajiban secara proporsional tidak kurang maupun berlebih-

lebihan.

g. Kesetaraan (Musāwah)

Yakni bersikap saling menghargai dan menjunjung persamaan hak orang

lain, tidak bersikap diskriminatif terhadap orang lain yang disebabkan oleh

perbedaan keyakinan, tradisi maupun asal usul seseorang.

h. Musyawarah (Syūra)

Yakni dalam menghadapi setiap persoalan yang terjadi harus diselesaikan

dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip menempatkan

kemaslahatan di atas segalanya.

i. Toleransi (Tasāmuh)

Prinsip moderasi beragama selanjutnya adalah toleransi, yakni mengakui

dan menghormati setiap perbedaan yang ada, baik dalam aspek keagamaan maupun

berbagai aspek kehidupan lainnya. Seseorang yang memiliki sikap toleran akan

menghargai pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan kebiasaan, kelakuan dan

sebagainya yang berbeda dengan pendiriannya.

j. Dinamis dan inovatif (Tathawwur wa Ibtikâr)

Yakni sikap untuk selalu terbuka dalam melakukan perubahan-perubahan

yang sesuai dengan perkembangan zaman serta menciptakan hal baru untuk

kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis

deskriptif/naratif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam

penelitian ini, fokus penelitian yang akan diteliti berkenaan dengan bagaiman

implementasi dan hasil dari pelaksanaan pendidikan multikultural dalam

menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan

siswa di lokasi penelitian yang akan diteliti. Oleh sebab itu, data yang dikumpulkan

berupa data yang bersifat deskriptif, sehingga dalam penelitian ini lebih cocok

menggunakan pendekatan kualitatif dibandingkan pendekatan kuantitatif.

Hal ini, sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip

oleh Imam Gunawan yang menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati yang diarahkan pada latar dan

individu secara holistik (utuh).1 Penelitian kualitatif secara umum digunakan untuk

penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi

organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.

1
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 82.

28
29

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan sangat penting dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul

data, dimana peneliti berpartisipasi penuh dalam kegiatan penelitian ini, mulai dari

tahap observasi pra-proposal, kegiatan wawancara, kegiatan observasi, serta

kegiatan dokumentasi. sehingga dalam penelitian ini peneliti diketahui statusnya

sebagai seorang peneliti oleh informan.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan

tepatnya di Jl. Jokotole No. 234, Barurambat Timur, Kecamatan Pademawu,

Kabupaten Pamekasan. Lembaga ini dijadikan sebagai objek penelitian

dikarenakan terdapat hal yang menarik untuk diteliti disana. Dimana pada lembaga

ini para peserta didiknya berasal dari latar belakang keagamaan yang berbeda,

sehingga sangat menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut bagaimana cara

guru di SMA Negeri 2 Pamekasan ini menjaga kerukunan diantara para peserta

didik yang berbeda keyakinan. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di lembaga ini.

Peneliti memasuki lembaga ini dengan menggunakan bantuan surat

pengantar dari Institut Agama Islam Negeri Madura yang merupakan tempat

peneliti menimba ilmu. Surat pengantar dari Institut Agama Islam Negeri Madura

tersebut kemudian diberikan kepada staf administrasi di SMA Negeri 2 Pamekasan

untuk kemudian dimintai persetujuan dari kepala sekolah di lembaga pendidikan


30

tersebut. Setelah memperoleh izin dari kepala sekolah, peneliti kemudian

melakukan observasi tahap pra-proposal di lembaga pendidikan tersebut.

D. Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data deskriptif yang

dihasilkan dari hasil observasi, dokumentasi dan wawancara yang dilakukan kepada

beberapa narasumber yang meliputi kepala sekolah di lembaga SMA Negeri 2

Pamekasan, guru pengampu mata pelajaran PAI serta kepada beberapa siswa/siswi

dengan latar belakang keagamaan yang berbeda di lembaga pendidikan tersebut.

Data yang dikumpulkan berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan fokus

penelitian dalam penelitian ini.

Kepala sekolah penting untuk diwawancarai untuk menggali informasi

berkenaan dengan perencanaan pendidikan multikultural dalam menanamkan

pemahaman pentingnya moderasi beragama di SMA Negeri 2 Pamekasan, karena

kepala sekolah disana merupakan pimpinan sekaligus penanggung jawab utama

dalam segala hal yang ada di lembaga pendidikan tersebut, termasuk fenomena

yang penulis teliti ini.

Guru pengampu mata pelajaran PAI penting untuk diwawancarai, sebab

merekalah yang mengajarkan hal-hal yang berkenaan dengan sikap moderasi

beragama sekaligus menjadi pelaku utama dalam pelaksanaan pendidikan berbasis

multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya moderasi beragama di

SMA Negeri 2 Pamekasan.


31

Sedangkan siswa/siswi di lembaga SMA Negeri 2 Pamekasan juga penting

untuk diwawancarai, sebab siswa/siswi disana merupakan pelaku utama dalam

proses pembelajaran. Mereka yang mengalami dan merasakan bagaimana

pelaksanaan implementasi pendidikan multikultural di lembaga tersebut, sehingga

dapat diperoleh informasi mengenai bagaimana kekurangan dan kelebihan dari

pelaksanaan pendidikan berbasis multikultural di lembaga tersebut. Adapun

siswa/siswi yang diwawancarai oleh peneliti terdiri dari beberapa siswa/siswi yang

memiliki latar belakang keagamaan atau keyakinan yang berbeda.

Data yang dikumpulkan kemudian disaring dengan cara diambil data yang

dianggap penting dan sesuai dengan fokus penelitian, sedangkan data hasil

wawancara yang tidak sesuai dengan fokus penelitian tidak digunakan lagi.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk menggali data pokok dan data penunjang dalam penelitian ini, maka

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data seperti dibawah ini :

1. Wawancara

Wawancara merupakan bentuk kegiatan pemerolehan informasi dengan cara

melakukan sebuah proses tanya jawab antara penanya dan narasumber. Dalam

melakukan sebuah wawancara harus melakukan dengan cara sebuah proses

pembuktian, maka dari hasil wawancara harus sesuai dengan informasi yang telah

diperoleh sebelumnya.2

2
Erwan Juhara, Cendekia Berbahasa (Jakarta: PT Setia Purna Inves, 2005), 97.
32

Terdapat tiga jenis dalam pelaksanaan wawancara, yaitu:

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang

akan diperoleh. Wawancara ini dilakukan dengan cara peneliti

mempersiapkan terlebih dahulu instrumen penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Dengan

wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama

kemudian peneliti atau pengumpul data mencatatnya.3

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur merupakan teknik wawancara yang

bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan.

c. Wawancara Semi Terstruktur

Wawancara jenis ini dimulai dari isu yang dicakup dalam pedoman

wawancara. Pada wawancara jenis ini peneliti dapat mengembangkan

pertanyaan dan memutuskan sendiri mana isu yang dimunculkan, sehingga

pertanyaan dalam wawancara jenis ini tidaklah sama pada tiap partisipan

tergantung pada proses wawancara dan jawaban tiap individu.

3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), 138.
33

Kegiatan wawancara akan dilakukan peneliti pada bulan Agustus sampai

bulan September 2023. Adapun jenis wawancara yang akan digunakan oleh peneliti

adalah wawancara semi terstruktur.

2. Observasi

Observasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengamati secara

langsung suatu objek tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah data dan

informasi terkait objek tersebut.

Observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Observasi Partisipan

Observasi partisipan adalah kegiatan observasi dimana peneliti

terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau

yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan

pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data,

sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai

mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. 4

b. Observasi Non Partisipan

Observasi jenis ini merupakan kebalikan dari observasi partisipan,

yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

Pengumpulan data dengan observasi jenis ini tidak akan mendapatkan data

yang mendalam.

Kegiatan observasi akan dilakukan peneliti pada bulan Agustus sampai

bulan September 2023. Adapun jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah

4
Ibid, 145.
34

observasi non partisipan yakni kegiatan observasi di mana penelitian hanya

bertindak sebagai pengamat independen.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dan informasi melalui

pencarian dan penemuan bukti-bukti dalam arti metode pengumpulan data yang

berasal dari sumber nonmanusia. Dokumentasi ini terdapat dokumen yang

tersimpan yang tersimpan dalam bentuk surat, arsip foto, catatan harian, jurnal,

majalah dan sebagainya.

Kegiatan dokumentasi akan dilakukan peneliti pada bulan Agustus sampai

bulan September 2023 dengan cara mengambil foto dan mencatat dokumen-

dokumen penting berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan berbasis multikultural

di lembaga pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan. Dokumentasi dilakukan untuk

mencatat data hasil temuan peneliti yang bersumber dari foto-foto maupun

dokumen penting yang berkaitan dengan fokus penelitian yang kemudian dituliskan

dalam sebuah laporan penelitian berupa skripsi.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk

mengklasifikasi data sehingga peneliti dapat memperoleh kesimpulan. Dalam

penelitian ini yang dianalisis adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara,

observasi serta dokumentasi yang ada. Analisis data tersebut dilakukan saat proses

pencarian data dan sesudahnya.


35

Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan.5 Analisis data pada penelitian kualitatif ini

dilakukan pada saat pencarian data dan sesudah pencarian data dilakukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

berupa teks naratif yang berbentuk catatan lapangan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi Data

Pengambilan kesimpulan dilakukan setelah peneliti yakin bahwa data yang

diperoleh dalam penelitian adalah benar. Sedangkan verifikasi data merupakan

pengecekan ulang yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh

adalah benar.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk megecek data yang sudah terkumpul dan mengetahui apakah data

yang diperoleh sudah valid dan bisa dipertanggung jawabkan, maka peneliti

melakukan peninjauan kembali secara cermat dan teliti agar sumber data dari

5
Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif.” ALHADHARAH: Jurnal Ilmu Dakwah 17, no. 33
(Januari-Juni 2018): 91, https://dx.doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374.
36

temuan-temuan ini tidak terkesan mengambang dan validitas data lebih terjamin

dengan menggunakan uji kredibilitas data. Oleh karenanya peneliti menggunakan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perpanjangan Keikutsertaan Peneliti di Lokasi Penelitian

Perpanjangan keikutsertaan peneliti dilakukan untuk memperoleh informasi

yang lebih valid dibandingkan data yang diperoleh pada kegiatan penelitian yang

sebelumnya. Dalam kegiatan ini, peneliti melakukan kegiatan penelitian lebih lanjut

terkait fokus penelitian untuk memperoleh data yang jauh lebih akurat.

2. Pendalaman observasi

Pendalaman observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengadakan

pengamatan dengan lebih teliti dan rinci secara berkesinambungan dalam

memahami suatu gejala, peneliti juga dapat menetapkan mana aspek yang penting

dan yang tidak penting dalam pengumpulan data serta dapat memusatkan perhatian

kepada aspek yang relevan dengan topik yang menjadi fokus penelitian.

3. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah

ada.

Adapun teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Triangulasi Subjek (Sumber Penelitian)

Yaitu membandingkan hasil wawancara dan data hasil wawancara

dengan cara mewawancarai sumber yang berbeda atau menggunakan


37

minimal tiga atau lebih informan. Adapun subjek penelitian pada penelitian

ini terdiri dari siswa-siswi SMA Negeri 2 Pamekasan, kepala sekolah SMA

Negeri 2 Pamekasan dan beberapa guru PAI di SMA Negeri 2 Pamekasan.

b. Triangulasi Teknik

Yaitu penggunaan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

teknik yang berjumlah minimal tiga atau lebih teknik. Sedangkan pada

penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

observasi dan dokumentasi.

H. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi empat

tahap, yaitu:

3. Tahap Pra-Penelitian

Tahap pra penelitian ini mencakup 4 langkah, yaitu :

a. Mengurus perizinan

b. Melakukan observasi pra-proposal

c. Membuat judul

d. Menentukan fokus penelitian

Adapun tahap pra penelitian dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei 2023.

4. Tahap Proses Penelitian

Proses penelitian diawali dengan memasuki lapangan. Peneliti terjun ke

lokasi penelitian untuk mengumpulkan data baik primer maupun sekunder melalui
38

informasi-informasi yang didapatkan. Adapun tahap ini dilakukan oleh peneliti

pada bulan Agustus 2023.

5. Tahap Analisis Data

Setelah peneliti berhasil mendapatkan data atau informasi dari objek yang

diteliti, langkah yang diambil adalah menganalisis data yang diperoleh, kemudian

menyajikannya secara utuh tanpa melakukan penambahan maupun pengurangan

informasi yang peneliti peroleh dari lokasi penelitian dalam bentuk karya ilmiah.

Adapun tahap ini dilakukan oleh peneliti pada bulan Agustus sampai bulan

September 2023

6. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan ini berisi tentang kerangka dan isi laporan penelitian.

Adapun mekanisme yang diambil dari penulisan laporan ini disesuaikan dengan

pedoman penulisan karya ilmiah Institut Agama Islam Negeri Madura. Adapun

tahap ini akan dilakukan oleh peneliti pada bulan September sampai bulan Oktober

2023.
BAB IV

PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Gambaran Umum SMA Negeri 2 Pamekasan

a. Profil SMA Negeri 2 Pamekasan

Tabel 4. 1 Profil Lembaga SMA Negeri 2 Pamekasan

Nama Sekolah SMAN 2 Pamekasan

NPSN 20527236

Jenjang Pendidikan SMA

Status Sekolah Negeri

Alamat Sekolah Jl. Jokotole No. 234

RT / RW 2/1

Kode Pos 69321

Kelurahan Barurambat Timur

Kecamatan Pademawu

Kabupaten/Kota Pamekasan

Provinsi Jawa Timur

Negara Indonesia

Lintang -71627

Bujur 1134967

39
40

b. Visi & Misi SMA Negeri 2 Pamekasan

1) Visi SMA Negeri 2 Pamekasan

Terwujudnya Insan Agamis Berkarakter, Unggul dalam Prestasi,

Berwawasan Lingkungan, dan Berorientasi Global.1

Adapun yang menjadi indikator visi SMA Negeri 2 Pamekasan antara lain

yaitu:

a) Terwujudnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa;

b) Terwujudnya budi pekerti dan akhlakul karimah;

c) Terwujudnya jiwa nasionalisme dan kebhinekaan;

d) Terwujudnya jiwa nasionalisme dan kebhinekaan;

e) Terwujudnya jiwa kompetitif yang unggul dalam prestasi secara berkelanjutan;

f) Terwujudnya kecintaan terhadap budaya literasi dan memiliki kemampuan

numerasi;

g) Terwujudnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi era global;

h) Terwujudnya sikap kritis, komunikatif, dan kolaboratif untuk mengahsilkan

inovasi;

i) Terwujudnya kemandirian belajar dan berorganisasi dalam mengahdapi

tantangan;

j) Terwujudnya kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran berbasis

lingkungan;

k) Terwujudnya semangat partisipasi efektif antara intern dan ekstern sekolah.

1
Tim Penyusun, Kurikulum SMA Negeri 2 Pamekasan Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran
\2023-2024, 24.
41

2) Misi SMA Negeri 2 Pamekasan

a) Membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

maha Esa;

b) Membentuk peserta didik yang memiliki budi pekerti dan akhlakul karimah;

c) Mengembangkan karakter/jiwa nasionalisme dan kebhinekaan peserta didik;

d) Membentuk peserta didik yang mampu mengembangkan kearifan lokal;

e) Mengembangkan budaya pendidikan berbasis masyarakat pembelajar;

f) Menumbuhkembangkan rasa kesetiakawanan sosial peserta didik melalui

kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler;

g) Mengembangkan profil pelajar pancasila melalui intrakurikuler dan projek

penguatan profil pelajar Pancasila (P5);

h) Membentuk pembiasaan literasi dan numerasi melalui intrakurikuler dan

projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5);

i) Mengembangkan peserta didik unggul melalui pemanfaatan kemajuan

teknologi dalam pembelajaran;

j) Menciptakan lingkungan bersih, aman, nyaman dan berwawasan wiyata

mandala;

k) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik melalui

penerapan program Adiwiyata sekolah dan pembelajaran yang berbasis

lingkungan;

l) Mengembangkan kemitraan dengan lembaga-lembaga pendidikan untuk

peningkatan kualitas/pengembangan sekolah.2

2
Ibid, 25.
42

c. Data Guru SMA Negeri 2 Pamekasan

Tabel 4. 2 Data Guru SMA Negeri 2 Pamekasan

N0 NAMA GURU / GTT L/P JABATAN

1 Drs. Ali Umar Arhab, M.Pd L Kepala Sekolah

2 Bhudi Kusjanto, S.Pd, M.Pd L Guru

3 H. A. Badri, S.Pd L Guru

4 Hj. R. Ayu Lutfiani, S.Pd P Guru

5 Moh. Hairuddin, S.Sos, MMPd L Waka Humas

6 Hj. Raden Subiarnita, S.Pd P Guru

7 Dra. Hj. Sari Purnamawati, M.Pd P Guru

8 Hariyanto, S.Pd L Guru

9 Ali Mahbub, S.Pd L Waka Sarana dan Prasarana

10 Sidiq Hidayat, S.Pd L Guru

11 Khalilah, S.Pd P Waka Kurikulum

12 Mabruratul Hasanah, M.Pd P Guru

13 Drs. Churiyanto L Guru

14 Ratna Wahyu Hartini, S.Pd P Guru

15 Liza Agustien, S.Pd P Guru

16 Syafiatun Nuvus, S.Si P Guru

17 Faridatul Aisiyah, S.Pd P Guru

18 Lilik Kusdarwati, S.Pd P Waka Kesiswaan

19 Tri Indah Pamuji Ningtias, S.Pd P Guru


43

20 R. A. Febiyanti Handayani, S.Pd P Guru

21 Nuri Dien Erawati, S.Pd P Guru

22 Mas Iswarni, S.Sos P Guru

23 Abdul Mukhlish, S.Pd L Guru

24 Naylis Sa’adah, S.S P Guru

25 Hj. Faridatul Jannah, S.Pd P Guru

26 Abdul Hak, S.Ag, M.Pd L Guru

27 Fitri Mei Irusti, S.Pd P Guru

28 Zakiyah, M.Pd P Guru

29 Eva Yusnita, S.Pd P Guru

30 Yuni Maharani, S.Pd P Guru

31 Elies Mei Yuliana Sari, S.Pd P Guru

32 Ahmad Murayis, S.Ag L Guru

33 Aburrahman A. Madjid, S.Pd L Guru

34 Ferie Faurizal, S.Pd L Guru

35 H. Khairil Hidayat, S.Pd L Guru

36 Lilik Budiwiyanti, S.Pd P Guru

37 Nurhadi Sugiarto, S.Pd L Guru

38 Trias Jaya Susanti, S.Pd P Guru

39 Vina Wahyu Rusyana, S.Pd, Gr P Guru

40 Jufriyadi Hidayat, S.Si L PPPK

41 Gadang Yanuar, S.Pd L PPPK


44

42 Iwan Budi Santoso, S.Pd L PPPK

43 Hairuni Indrasari, S.Pd P PPPK

44 Khalifatur Rahman, S.Pd, M.Pd L PPPK

45 Nur Arifaizal Basri, S.Pd L PPPK

46 Evi Yuliani, S.Pd P PPPK

47 Riezky Febriansyah, S.Pd L PPPK

48 Siti Hamidah, S.Pd P GTT PROV

49 Ery Budiasih, S.Pd L GTT PROV

50 Badrul Qomarul Muniri, S.Pd L GTT PROV

51 Utari Diah Pratiwi, S.Pd P GTT PROV

52 Nur Fitriyah, S.Pd P GTT PROV

53 Ari Eka Fauzi, S.Pd L GTT PROV

54 Abd Jamil, S.Pd L GTT

55 Imam Syafii, S.Pd L GTT

56 Achmad Achmad Baisuni, S.Ag L GTT

57 Muhammad Holis, S.Pd L GTT

58 Alimun Hadi, S.Pd L GTT

59 Muhammad Syukur, S.Pd L GTT

60 Rizki Andika Basuki, S.Pd L GTT

61 Imam Sutrisno, S.Pd L GTT

62 Nauval Bachtiar, S.Pd L GTT

63 Febri Ariyanty, S.Pd P GTT


45

64 Monalisa Christy, S.Pd P GTT

65 Triwilinda Hosnol Hotimah, S.Pd, Gr P GTT

66 Yuliati Ningsih, S.Pd P GTT

67 Risqiyatul Munawaroh, S.Pd P GTT

68 Elly Isminingsih, S.Pd P GTT

69 Neng Dyah Surya Pratama, S.Pd P GTT

70 Nita Susilawati, S.Pd P GTT

71 Sulimah Irawati, S.Pd, Gr P GTT

72 Curnia Karim, S.Pd.I P GTT

73 Sufiyati, S.Pd P GTT

74 Anwari, S.Pd, M.Pd L GTT

75 Verawati Dian Wahyuni, S.Pd, Gr P GTT

76 Arini Haqque, S.Pd P GTT

Keterangan:
PPPK = Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
GTT PROV = Guru Tidak Tetap Provinsi
GTT = Guru Tidak Tetap

d. Data Siswa SMA Negeri 2 Pamekasan

1) Kelas X (Sepuluh)

Tabel 4. 3 Data Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Pamekasan

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

X-A 16 16 34

X-B 18 16 34
46

X-C 18 16 34

X-D 16 18 34

X-E 16 18 34

X-F 18 16 34

X-G 16 18 34

X-H 16 18 34

X-I 16 18 34

X-J 16 18 34

Jumlah Keseluruhan 166 174 340

2) Kelas XI (Sebelas)

Tabel 4. 4 Data Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Pamekasan

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

XI-MIPA 1 17 15 32

XI-MIPA 2 15 16 31

XI-MIPA 3 15 17 32

XI-MIPA 4 16 16 32

XI-MIPA 5 17 14 31

XI-MIPA 6 13 19 32

XI-MIPA 7 17 15 32

XI-IPS 1 20 11 31

XI-IPS 2 21 11 32
47

XI-IPS 3 19 12 31

Jumlah Keseluruhan 170 146 316

3) Kelas XII (Dua Belas)

Tabel 4. 5 Data Siswa Kelas XII SMA Negeri 2 Pamekasan

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

XII-MIPA 1 15 17 32

XII-MIPA 2 16 16 32

XII-MIPA 3 16 17 33

XII-MIPA 4 18 15 33

XII-MIPA 5 16 16 32

XII-MIPA 6 14 17 31

XII-MIPA 7 17 17 34

XII-IPS 1 16 8 24

XII-IPS 2 19 7 26

XII-IPS 3 19 8 27

Jumlah Keseluruhan 151 121 304

e. Data Siswa Non Muslim 5 Tahun Terakhir di SMA Negeri 2 Pamekasan


Tabel 4. 6 Data Siswa Non-Muslim Selama 5 Tahun Terakhir

Tahun Masuk Nama Siswa Kelas

Claudia Yasinta MIPA-7


2018
Daud Andre IPS-3
48

Louis Andika IPS-1

Richita Elizabeth Florencia IPS-1


2019
Xeonia Putri Maharani IPS-3

Adventius Poetra Setiawan MIPA-6

2020 Trifena Hanayomi Sutanto MIPA-4

Vicky Wahyu Efendi MIPA-6

Avel Hanny Hidayat IPS-3


2021
Yunisya Puji Andriyani IPS-2

Althea Tifany Sugiarto MIPA-7

2022 Daniel Obed Saputra IPS-2

Valentino Arifin MIPA-1

2023 Rhea Audra Assharela Hutasoit X-G

f. Data Sarana & Prasarana di SMA Negeri 2 Pamekasan

Tabel 4. 7 Data Sarana & Prasarana SMA Negeri 2 Pamekasan

Jenis Ruangan Kondisi


No.

Perpustakaan Baik
1

Laboratorium IPA Baik


2

Laboratorium IPS Baik


3

Laboratorium Komputer Baik


4

Ruangan Kepala Sekolah Baik


5

6 Ruangan Guru Baik


49

Ruangan Tata Usaha Baik


7

Ruangan BK Baik
8

Ruangan Kelas Baik


9

Musholla Baik
10

Toilet Guru Baik


11

Toilet Siswa Baik


12

Parkiran Baik
13

2. Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Menanamkan

Pemahaman Pentingnya Sikap Moderasi Beragama Dalam Kehidupan

Siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan

Implementasi pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2

Pamekasan meliputi beberapa hal berikut:

a. Perencanaan Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan

Setiap kali memasuki tahun ajaran baru, kepala sekolah dan guru-guru di

SMA Negeri 2 Pamekasan mengadakan rapat untuk mempersiapkan pelaksanaan

pendidikan di SMA Negeri 2 Pamekasan, salah satu yang menjadi pokok bahasan

dalam rapat tersebut adalah mengenai perencanaan pendidikan multikultural di

lembaga tersebut agar semakin baik lagi kedepannya. Hal ini sebagaimana

pernyataan bapak Ali Umar Arhab berikut: “Perencanaan yang kami lakukan dalam

mempersiapkan pendidikan multikultural disini adalah dengan melakukan rapat


50

sebelum memasuki tahun ajaran baru yang melibatkan seluruh staff dewan guru

yang membahas bagaimana pelaksanaan pendidikan multikultural agar lebih baik

lagi kedepannya.”3

Hal ini juga didukung oleh pernyataan bapak Achmad Baisuni selaku guru

PAI di SMA Negeri 2 Pamekasan dalam wawancara berikut: “Memang benar,

sebelum memasuki tahun ajaran baru kami mengadakan rapat evaluasi mengenai

pelaksanaan pendidikan multikultural dari tahun sebelumnya, sehingga dalam

pelaksanaan pendidikan multikultural di tahun berikutnya akan semakin lebih baik

lagi.”4

Hal tersebut juga dibenarkan oleh pernyataan ibu Khalilah selaku waka

kurikulum SMA Negeri 2 Pamekasan, hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara

berikut: “iya, memang setiap menjelang tahun ajaran baru kami mengadakan rapat

untuk mempersiapkan kegiatan pendidikan di lembaga ini. Salah satu yang dibahas

dalam rapat tersebut adalah tentang perencanaan pendidikan multikultural di

lembaga ini.”5

b. Strategi Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan

Dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan,

pihak sekolah menerapkan beberapa strategi dan kebijakan yang dapat

meningkatkan peluang kesuksesan pembentukan sikap moderasi beragama dalam

3
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
4
Achmad Baisuni, Guru PAI SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (1 September 2023)
5
Khalilah, Waka Kurikulum SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
51

kehidupan peserta didik di SMA Negeri 2 Pamekasan. Kebijakan tersebut

diantaranya yaitu:

1) Mengadakan sosialisasi kepada peserta didik untuk menjaga kerukunan dan

memandang sebuah perbedaan sebagai sebuah keniscayaan.

Strategi pertama yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memberikan

pemahaman akan pentingnya sikap moderasi bergama dalam kehidupan siswa di

SMA Negeri 2 Pamekasan adalah dengan mengadakan sosialisasi terhadap peserta

didik baru pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah untuk menjaga

kerukunan di SMA Negeri 2 Pamekasan. Hal ini sebagaimana pernyataan bapak Ali

Umar Arhab berikut:

Strategi yang saya terapkan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya


sikap moderasi beragama dalam diri peserta didik disini adalah saya selalu
mewanti-wanti agar para peserta didik disini selalu menjaga kerukunan dan
saling toleran satu sama lain sekalipun mereka berasal dari berbagai macam
latar belakang yang berbeda khususnya berbeda agama. Biasanya saya
menyampaikan hal tersebut pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah
pada saat tahun ajaran baru, dan dalam beberapa kesempatan saya juga
menyampaikan hal tersebut pada saat saya bertugas sebagai pembina upacara
yang rutin kami lakukan pada hari Senin.6

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan Althea Tifany Sugiarto

dalam hasil wawancara berikut: “Iya kak, pada saat masa pengenalan lingkungan

sekolah dulu bapak Ali Umar Arhab memberikan nasehat agar para siswa menjaga

kerukunan di lembaga ini, dan meminta kami untuk berteman baik satu sama lain

tanpa memandang perbedaan, karena perbedaan merupakan suatu keniscayaan yang

tidak seharusnya dijadikan alasan untuk terjadinya perpecahan.”7

6
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
7
Althea Tifany Sugiarto, Siswi Non-Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (8
September 2023)
52

Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Ega Pratiwi dalam hasil wawancara

berikut:

Ya kak, dulu waktu saya baru masuk ke lembaga ini, pada masa pengenalan
lingkungan sekolah bapak kepala sekolah disini bilang kalau di sekolah ini
tiap tahunnya pasti ada siswa non-muslim yang bersekolah di lembaga ini,
terus beliau meminta agar seluruh siswa disini harus saling menjaga
kerukunan dan tidak mendiskriminasi siswa non-muslim meskipun hanya
minoritas.8

Selain memberikan nasehat pada saat masa pengenalan lingkungan sekolah,

kepala SMA Negeri 2 Pamekasan juga memberikan nasehat untuk menjaga

kerukunan di lingkungan sekolah pada saat beliau menjadi pembina upacara yang

rutin dilaksanakan setiap hari Senin di lapangan SMA Negeri 2 Pamekasan. Hal ini

sebagaimana disampaikan bapak Ali Umar Arhab hasil wawancara berikut:

Ya karena saya rasa tidak cukup kalau hanya memberikan nasehat pada saat
masa pengenalan lingkungan sekolah berlangsung, karena pada waktu itu kan
siswanya masih tergolong baru dan belum saling mengenal satu sama lain.
Jadi, saya juga memberikan nasehat untuk tetap menjaga kerukunan satu
sama lain pada saat saya menjadi pembina upacara, karena tidak menutup
kemungkinan apa yang saya sampaikan pada saat masa pengenalan
lingkungan sekolah itu cukup untuk membuat seluruh siswa paham akan
pentingnya sikap moderasi beragama, maka dari itu dalam kesempatan lain
saya juga sesekali memberikan penguatan berupa pemberian nasehat dan
amanat untuk tetap saling toleransi dan menjaga keharmonisan di lingkungan
sekolah dengan cara tidak merendahkan maupun menjauhi siswa yang non
muslim karena berbeda keyakinan dengan siswa yang mayoritas adalah
seorang muslim di lembaga ini.9

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Zainul Arifin dalam hasil

wawancara berikut: "Iya kak biasanya setiap kali bapak Ali Umar menjadi pembina

upacara, beliau selalu mewanti-wanti agar kita tetap menjaga kerukunan dan tidak

8
Ega Pratiwi, Siswi Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (8 September 2023)
9
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
53

menjauhi siswa non-muslim apalagi sampai menjelek-jelekkan agama siswa yang

non-muslim."10

Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan Aprilia Ayu Susanti dalam hasil

wawancara berikut: "Benar mas, setiap kali ada kesempatan ketika bapak Umar

menjadi pembina upacara, beliau memberikan nasehat agar siswa harus tetap

menjaga keharmonisan lingkungan sekolah dan tidak mendiskriminasi ataupun

menjauhi siswa yang non-muslim."11

Pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil observasi yang dilakukan oleh

peneliti pada saat bapak Ali Umar Arhab memberikan amanat ketika upacara

berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari petikan catatan lapangan berikut:

Pada saat upacara berlangsung di hari Senin yang cerah, bapak Ali Umar
Arhab selaku kepala sekolah di SMA Negeri 2 Pamekasan memberikan
amanat agar para siswa khususnya yang berada dalam satu kelas dengan siswa
yang non muslim diminta agar tetap menjaga kerukunan di lingkungan kelas
serta tidak menjauhi apalagi sampai menjelek-jelekkan agama siswa yang
non-muslim, siswa diminta untuk saling toleransi dan saling menghargai
segala perbedaan yang ada karena pada dasarnya setiap orang berhak untuk
memperoleh pendidikan yang setara tanpa memperhatikan perbedaan latar
belakang yang ada dalam diri peserta didik.12

2) Menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi hari sebelum memulai

kegiatan pembelajaran di jam pertama.

Strategi kedua yang diterapkan oleh pihak sekolah dalam pelaksanaan

pendidikan multikultural untuk memberikan pemahaman pentingnya sikap

moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan adalah

10
Zainul Arifin, Siswa Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (8 September
2023)
11
Aprillia Ayu Susanti, Siswi Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (8
September 2023)
12
Observasi di Lapangan Upacara SMA Negeri 2 Pamekasan Pada Tanggal 28 Agustus 2023.
54

dengan cara menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari setelah pembacaan doa

sebelum memasuki jam pelajaran pertama. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

jiwa nasionalisme yang ada dalam diri peserta didik sehingga mereka dapat lebih

semangat lagi untuk menjaga persatuan dan kesatuan khususnya dalam lingkungan

sekolah. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh bapak Ali Umar Arhab dalam hasil

wawancara berikut:

Selain memberikan nasehat untuk menjaga kerukunan di lingkungan sekolah


hal yang saya lakukan setelah saya menjadi kepala sekolah di lembaga ini
adalah dengan membuat kebijakan baru yaitu selain berdoa, sebelum
memasuki jam pelajaran pertama seluruh siswa diminta untuk berdiri dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama di ruang kelasnya
masing-masing dalam 1 komando dari guru yang bertugas di ruang operator.
Harapannya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya ini akan
meningkatkan jiwa nasionalisme siswa agar lebih semangat lagi dalam
menjaga persatuan dan kesatuan yang ada di lingkungan sekolah meskipun
banyak ditemui perbedaan-perbedaan yang ada di sekolah ini khususnya
dalam hal perbedaan keyakinan.13

Hal ini didukung oleh pernyataan Noer Faradila Chintya Bella dalam hasil

wawancara berikut: "Iya, setiap hari di sini menyanyikan lagu Indonesia Raya

setelah pembacaan doa sebelum memulai pembelajaran."14 Hal ini juga sejalan

dengan pernyataan Daniel Obed Saputra dalam hasil wawancara berikut: "Ya,

memang setiap hari seperti itu."15

Pendapat tersebut juga diperkuat dengan hasil observasi yang dilakukan

oleh peneliti di kelas XI MIPA 7, hal tersebut dapat dilihat dari petikan catatan

lapangan berikut:

13
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
14
Noer Faradila Chintya Bella, Siswi Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung
(12 September 2023)
15
Daniel Obed Saputra, Siswa Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (12
September 2023)
55

Setelah guru memimpin do'a secara bersama-sama sebelum memulai


pembelajaran di ruang operator, selanjutnya ada guru lain yang bertanggung
jawab untuk memimpin siswa untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya
sebelum memulai jam pelajaran pertama. Para siswa di kelas XI MIPA 7
secara serentak berdiri dan mulai menyanyikan lagu Indonesia Raya sesuai
dengan iringan lagu yang diputar di ruang operator. Setelah iringan lagu
Indonesia Raya tersebut berhenti, semua siswa duduk kembali di kursinya
masing-masing dan bersiap untuk memulai pembelajaran di jam pertama.16

Hal tersebut juga diperkuat oleh foto dokumentasi yang terdapat pada foto

dokumentasi berikut:

Gambar 4. 1 Menyanyikan Lagu Indoneseia Raya Bersama-Sama Untuk


Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Siswa

Dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya tersebut, siswa mengaku dapat

menumbuhkan jiwa nasionalisme sehingga lebih semangat dalam menjaga

persatuan dan kesatuan tanpa memandang segala perbedaan yang ada. Hal ini

sebagaimana disampaikan oleh Valentino Arifin dalam hasil wawancara berikut:

Iya kak, dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari, membawa
dampak positif bagi diri saya dan teman-teman kelas saya. Waktu awal-awal
masuk sekolah ini dan menyanyikan lagu Indonesia Raya itu awalnya saya
anggap tidak penting dan buang-buang waktu, tetapi seiring berjalannya

16
Observasi Lapangan di Kelas XI MIPA 7 SMA Negeri 2 Pamekasan Pada Tanggal 15 September
2023.
56

waktu lama-kelamaan saya merasa sadar bahwa menyanyikan lagu Indonesia


Raya itu dapat menumbuhkan jiwa nasionalisme dalam diri saya sehingga
lebih semangat dalam menjaga kerukunan di lingkungan sekolah ini.17

Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Dewi Ina Savira dalam hasil

wawancara berikut: "Iya mas, dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya itu dapat

menumbuhkan jiwa nasionalisme dalam diri saya apabila ketika menyanyikan lagu

tersebut dilakukan dengan sungguh-sungguh dan menghayati makna dari

diciptakannya lagu itu."18

Hal ini senada dengan pernyataan Eka Erfina Abidah dalam hasil

wawancara berikut: "Kalau untuk saya sendiri sih iya, kurang tahu kalau yang lain.

Soalnya setiap orang kan beda-beda, ada yang merasa senang dengan menyanyikan

lagu tersebut, dan ada juga yang merasa bosan apabila menyanyikan lagu tersebut

setiap hari."19

3) Peserta didik non-muslim diberikan kebebasan untuk berada di luar kelas

ataupun tetap berada di dalam kelas ketika pembelajaran PAI berlangsung.

Strategi berikutnya yang diterapkan oleh pihak sekolah dalam pelaksanaan

pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan adalah dengan memberikan

kebijakan kepada peserta didik yang non muslim untuk berada di luar kelas atau

memilih untuk tetap berada di dalam kelas pada saat pembelajaran PAI

berlangsung. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh bapak Ali Umar arhab dalam

hasil wawancara berikut: "Ya karena di sini hanya ada mata pelajaran PAI, jadi

17
Valentino Arifin, Siswa Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (15
September 2023)
18
Dewi Ina Savira, Siswi Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (12 September
2023)
19
Eka Erfina Abidah, Siswi Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (8
September 2023)
57

kami membuat kebijakan berupa memberikan kebebasan kepada siswa yang non

muslim untuk memilih keluar kelas atau tetap berada di dalam kelas selama tidak

mengganggu siswa lain ketika pembelajaran PAI sedang berlangsung di

kelasnya."20

Hal ini senada dengan pernyataan bapak Achmad Baisuni dalam hasil

wawancara berikut:

Iya benar, sebelum memulai pembelajaran saya menanyakan terlebih dahulu


kepada siswa non muslim mau tetap berada di luar kelas atau mau keluar kelas
saja. Tetapi biasanya mereka lebih sering memilih untuk tetap berada di
dalam kelas, maka dari itu ketika saya mau menjelaskan materi yang
menyangkut keesaan Allah, maka saya izin terlebih dahulu kepada siswa yang
non muslim takutnya mereka merasa tersinggung dengan apa yang saya
jelaskan.21

Hal ini didukung oleh pernyataan Daniel Obed Saputra dalam hasil

wawancara berikut: “ya, pada saat jam pelajaran PAI ketika bapak Baisuni

melakukan absensi saat sudah sampai pada giliran saya beliau memperbolehkan

saya untuk keluar apabila tidak mau mengikuti jam pelajaran bapak Baisuni.

Terkadang bahkan sebelum melakukan absensi beliau langsung menanyakan mau

tetap di kelas atau mau keluar kelas saja.”22

Hal ini juga didukung oleh pernyataan Althea Tifany Sugiarto dalam hasil

wawancara berikut: "Iya mas, bapak Achmad Baisuni sebelum memulai

pembelajaran PAI selalu bertanya kepada saya mau tetap berada di sini atau mau

20
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
21
Achmad Baisuni, Guru PAI SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (1 September
2023)
22
Daniel Obed Saputra, Siswa Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (12
September 2023)
58

keluar, tetapi saya lebih sering memilih untuk tetap berada di dalam kelas sambil

mengerjakan tugas-tugas mata pelajaran lainnya."23

Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan observasi yang dilakukan oleh

peneliti di kelas XI MIPA 7 pada saat pembelajaran PAI berlangsung, hal ini dapat

dilihat dari petikan catatan lapangan berikut:

Pada saat bapak Achmad Baisuni memasuki kelas, beliau mengucapkan


salam kepada peserta didik kemudian melakukan absensi dan ketika sampai
pada giliran Althea Tifany Sugiarto, bapak Achmad Baisuni bertanya kepada
Althea mau tetap berada di dalam kelas atau mau di luar kelas saja. Kemudian
Althea memilih untuk tetap berada di dalam kelas sambil mengerjakan tugas
mata pelajaran Fisika.24

Sedangkan terkait masalah penilaian mata pelajaran Agama, pihak sekolah

bekerja sama dengan masing-masing lembaga keagamaan peserta didik yang non

muslim untuk memberikan pembelajaran dan membuat soal ulangan. Hal ini

sebagaimana disampaikan oleh bapak Ali Umar arhab dalam hasil wawancara

berikut:

Ya karena siswa yang non muslim di sini hanya minoritas, jadi tidak ada mata
pelajaran agama khusus untuk siswa yang muslim. Maka dari itu untuk
masalah pembelajaran dan nilai pelajaran PAI agama siswa yang non-muslim
kami bekerja sama dengan lembaga keagamaan dari masing-masing siswa
yang non-muslim. Biasanya ketika di sini sudah mau memasuki PTS maupun
PAS, satu minggu sebelumnya kami mengirimkan surat ke lembaga-lembaga
keagamaan masing-masing siswa yang non-muslim untuk membuatkan soal
ujian.25

Hal ini didukung oleh pernyataan Daniel Obed Saputra dalam hasil

wawancara berikut: "Ya, ada waktu tersendiri untuk saya belajar pendidikan agama,

23
Althea Tifany Sugiarto, Siswi Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (9
September 2023)
24
Observasi Lapangan di Kelas XI MIPA 7 SMA Negeri 2 Pamekasan Pada Tanggal 22 September
2023.
25
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
59

dan waktunya itu biasanya hari Senin setelah pulang sekolah. Dan memang benar

ketika sudah memasuki waktu PTS maupun PAS, saya mendapat soal yang dibuat

oleh guru agama saya untuk dikerjakan di sekolah pada saat waktu ujian

berlangsung."26

Hal ini sejalan dengan pernyataan Valentino Arifin dalam hasil wawancara

berikut: “Iya kak, untuk masalah penilaian agama pihak sekolah di sini bekerja

sama dengan lembaga keagamaan saya. Sebenarnya bukan hanya dalam penilaian

saja, tetapi saya juga diberi waktu khusus untuk belajar pendidikan agama Katolik,

untuk waktunya sendiri biasanya dilakukan pada hari Senin ketika pulang sekolah

selama 1-2 Jam tergantung gurunya.”27

Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan Rhea Audra Assharela

Hutasoit dalam hasil wawancara berikut:

Untuk masalah penilaian maupun pemberian soal saya kurang tahu kak,
soalnya kan saya baru masuk dan belum melakukan ujian sama sekali, tetapi
untuk masalah pembelajaran itu memang benar, ada jam khusus bagi saya
untuk mengikuti pembelajaran agama di gereja seminggu sekali. Untuk
waktunya sendiri itu kondisional tergantung gurunya, tetapi biasanya itu
dilakukan di hari Minggu pagi, terkadang juga Senin sore sepulang sekolah.28

4) Memperbolehkan peserta didik non muslim untuk membawa dan membaca

kitab sucinya masing-masing pada hari Jum’at.

Strategi terakhir yang digunakan oleh pihak sekolah dalam pelaksanaan

pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan adalah dengan

26
Daniel Obed Saputra, Siswa Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (12
September 2023)
27
Valentino Arifin, Siswa Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (15
September 2023)
28
Rhea Audra Assharela Hutasoit, Siswi Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara
Langsung (15 September 2023)
60

memperbolehkan siswa yang non muslim untuk membawa dan membaca kitab

sucinya masing-masing setiap hari Jum'at, hal ini dilakukan sebagai bentuk

toleransi kepada siswa yang non muslim karena pada hari Jum'at dilakukan

pembacaan surat Yasin secara bersama-sama bagi siswa muslim di SMA Negeri 2

Pamekasan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh bapak Ali Umar arhab dalam

hasil wawancara berikut:

Selain memperbolehkan siswa yang non muslim untuk memilih berada di


dalam kelas maupun pemilih untuk keluar kelas pada saat pembelajaran PAI
berlangsung, di sekolah kami juga memberikan kebijakan bagi siswa yang
non muslim diperbolehkan untuk membawa dan membaca kitab sucinya
masing-masing pada saat hari Jum'at, Karena pada hari Jumat di sekolah kami
rutin melakukan pembacaan surat Yasin secara bersama-sama setelah
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Hal ini kami lakukan sebagai bentuk
toleransi dari pihak sekolah untuk siswa yang non-muslim, karena tidak
mungkin mereka ikut membaca surat Yasin juga kan.29

Hal ini sejalan dengan pernyataan Valentino Arifin dalam hasil wawancara

berikut: "Iya kak, saya diperbolehkan untuk membawa dan membaca kitab suci

saya setiap hari Jumat pada saat teman-teman saya yang muslim membaca surat

Yasin secara bersama-sama."30

Hal ini dibenarkan oleh pernyataan Althea Tifany Sugiarto dalam hasil

wawancara berikut:

Memang benar mas, saya diperbolehkan untuk membawa kitab suci agama
saya setiap hari Jum'at, tetapi saya jarang untuk membawanya. Pernah dulu
saya bawa tetapi teman-teman saya malah penasaran dengan isi kitab suci
saya sehingga mereka tidak fokus dalam melakukan pembacaan surat Yasin,
jadi saya tidak membawa lagi dan membacanya di rumah saja sebagai bentuk
toleransi dari saya agar hal tersebut tidak terjadi lagi.31

29
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
30
Valentino Arifin, Siswa Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (15
September 2023)
31
Althea Tifany Sugiarto, Siswi Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (8
September 2023)
61

Hal tersebut juga didukung dengan observasi yang dilakukan peneliti di

kelas XI MIPA 7 pada saat pembacaan surat yasin bersama berlangsung, hal ini

dapat dilihat dari petikan catatan lapangan berikut:

Pada pagi yang cerah di hari Jum’at, peneliti melakukan observasi di kelas XI
MIPA 7 untuk memastikan benar atau tidaknya siswa non muslim
diperbolehkan membawa kitab sucinya masing-masing. Dalam observasi
tersebut peneliti menemukan bahwa salah satu siswi non muslim di kelas XI
MIPA 7 tersebut membawa dan membaca kitab sucinya pada saat siswa lain
membaca surat Yasin secara bersama-sama setelah selesai menyanyikan lagu
Indonesia Raya di jam pertama. Setelah pembacaan surat Yasin selesai, siswi
non muslim tersebut juga berhenti membaca kitab sucinya lalu segera
memasukkan kitab sucinya tersebut ke dalam tas yang ia bawa.32

Hal tersebut diperkuat pula dengan bukti foto dokumentasi berikut:

Gambar 4. 2 Siswa Non Muslim Membawa dan Membaca Kitab Sucinya Sendiri Pada
Hari Jum’at

32
Observasi Lapangan di Kelas XI MIPA 7 SMA Negeri 2 Pamekasan Pada Tanggal 29 September
2023.
62

c. Faktor Pendukung Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 2

Pamekasan

Dalam pelaksanaan pendidikan multikultural untuk menanamkan

pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA

Negeri 2 Pamekasan sudah berjalan cukup baik, hal ini terjadi karena beberapa

faktor pendukung untuk mensukseskan pelaksanaan pendidikan multikultural di

SMA Negeri 2 Pamekasan. Beberapa faktor pendukung tersebut antara lain yaitu:

1) Dewan guru yang bisa diajak bekerja sama untuk menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama pada siswa yang berbeda keyakinan.

Menurut bapak Ali Umar Arhab, dewan guru di SMA Negeri 2 Pamekasan

khususnya guru mata pelajaran PAI bisa diajak bekerjasama dengan baik untuk

mensukseskan pelaksanaan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan.

Hal ini sebagaimana disampaikan beliau dalam hasil wawancara berikut:

Untuk faktor pendukung pelaksanaan pendidikan multikultural di sini yang


pertama yaitu guru-guru di sini bisa diajak bekerja sama dengan baik untuk
memberikan pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama pada siswa
kami, terlebih guru mata pelajaran PAI. Biasanya guru PAI disini dalam
beberapa kesempatan juga sering memberikan nasehat kepada siswa yang
bersekolah di lembaga ini untuk tetap menjaga kerukunan, saling toleransi,
dan tidak menjelek-jelekkan agama siswa yang non muslim.33

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh bapak Achmad Baisuni selaku guru

PAI di SMA Negeri 2 Pamekasan. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara

berikut:

Iya dalam beberapa kesempatan saya memberikan motivasi dan nasihat


kepada siswa yang saya ajarkan untuk tetap menjaga kerukunan, saling
menghargai satu sama lain meskipun berbeda keyakinan, serta tidak boleh

33
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
63

merasa agama sendiri sudah paling benar. Biasanya saya pasti memberikan
nasehat tersebut pada saat membahas tentang bab toleransi sebagai alat
pemersatu bangsa di materi PAI kelas XI. 34

Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Dewi Ina Savira pada hasil

wawancara berikut:

Iya mas, bapak Baisuni biasanya memberikan nasihat agar kami tetap
menjaga kerukunan dan saling menghargai satu sama lain, hal itu beliau
lakukan biasanya ketika menjelaskan tentang bab toleransi dan dalam
beberapa kesempatan beliau juga melakukan hal yang sama baik itu sebelum
memulai pembelajaran, ketika sedang menjelaskan materi yang berkaitan
dengan sikap toleransi, ataupun ketika pembelajaran sudah selesai.35

Hal tersebut diperkuat pula dengan hasil observasi yang dilakukan oleh

peneliti di kelas XI IPS 2 pada saat pembelajaran PAI berlangsung, hal ini dapat

dilihat dari petikan catatan lapangan berikut:

Pada saat jam pelajaran PAI berlangsung di kelas XI IPS 2, bapak Baisuni
menjelaskan materi pelajaran PAI tentang BAB Toleransi. Di akhir jam
pelajaran bapak Baisuni memberikan kesimpulan dari apa yang telah
dijelaskan sebelumnya, kemudian beliau memberikan nasehat agar apa yang
telah dipelajari tersebut diterapkan dalam kehidupan siswa sehari-hari,
terutama saling bersikap toleransi kepada siswa yang berbeda keyakinan,
serta tidak menganggap agama sendiri paling benar sehingga tercipta
kerukunan dan keharmonisan di lingkungan sekolah.36

2) Kesadaran siswa sudah cukup tinggi mengenai pentingnya toleransi dan

sikap moderasi beragama

Selanjutnya bapak Ali Umar Arhab menjelaskan bahwa faktor pendukung

pelaksanaan pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya

sikap moderasi beragama di SMA Negeri 2 Pamekasan adalah kesadaran siswa

34
Achmad Baisuni, Guru PAI SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (1 September
2023)
35
Dewi Ina Savira, Siswi Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (12 September
2023)
36
Observasi Lapangan di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Pamekasan Pada Tanggal 19 September
2023.
64

yang sudah cukup tinggi akan pentingnya sikap moderasi beragama tersebut. Hal

ini sebagaimana disampaikan beliau dalam hasil wawancara berikut: “Untuk faktor

pendukung yang lain saya rasa dari siswa itu sendiri. Siswa di sini sudah memiliki

kesadaran pentingnya sikap moderasi beragama yang sudah cukup tinggi sehingga

strategi yang kami lakukan untuk menanamkan pemahaman pentingnya sikap

moderasi beragama dapat berjalan dengan baik dan lebih mudah untuk mencapai

tujuan yang telah kami tetapkan.”37

Pernyataan tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh bapak

Achmad Baisuni dalam hasil wawancara berikut:

Siswa di sini sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi akan pentingnya
sikap toleransi dan moderasi beragama. Ya mungkin masih ada sebagian
diantara mereka yang belum memahami akan pentingnya sikap tersebut,
tetapi saya selalu berusaha untuk membuat seluruh siswa yang saya ajarkan
untuk dapat menerapkan sikap moderasi beragama tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari bukan hanya di lingkungan sekolah tetapi juga
diterapkan di ruang lingkup masyarakat.38

Hal ini juga didukung oleh pernyataan Aprilia Ayu Susanti dalam hasil

wawancara berikut: “Iya kak, saya sadar betul bahwa sikap moderasi beragama itu

penting untuk dimiliki terutama dalam berinteraksi dengan siswa lain yang berbeda

keyakinan. Mungkin hal tersebut sudah biasa bagi saya karena waktu SMP dulu

juga ada teman saya yang non muslim jadi kebiasaan berinteraksi dengan siswa lain

yang non muslim terbawa sampai saat ini.”39

37
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
38
Achmad Baisuni, Guru PAI SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (1 September
2023)
39
Aprilia Ayu Susanti, Siswi Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (8
September 2023)
65

Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti

di kelas XI MIPA 7 pada saat jam istirahat, hal ini dapat dilihat dari petikan catatan

lapangan berikut:

Pada saat jam istirahat peneliti mengobrol dengan beberapa siswa di kelas XI
MIPA 7 termasuk dengan siswa non muslim di kelas tersebut. Ketika sedang
asyik mengobrol kemudian terdapat salah satu siswa di kelas tersebut datang
dan dengan niat bercanda mengatakan kepada peneliti agar siswa yang non
muslim tersebut diajak masuk Islam. Siswi lain yang saat itu ikut mengobrol
dengan peneliti dengan nada tidak terima langsung menegur siswa tersebut
dan bilang tidak boleh seperti itu dan harus saling toleransi. Kemudian banyak
siswa lain yang berada di kelas tersebut melakukan hal yang sama yakni
menegur siswa yang bercanda dengan mengatakan hal tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik di SMA Negeri 2
Pamekasan sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi akan sikap toleransi
dan moderasi beragama.40

d. Faktor Penghambat Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 2

Pamekasan

Sejauh ini belum ditemukan faktor penghambat dalam pelaksanaan

pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan, hal ini disampaikan oleh

bapak Ali Umar Arhab dalam hasil wawancara berikut: "Selama saya menjabat

sebagai kepala sekolah di lembaga ini, belum ada yang menjadi faktor penghambat

untuk menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama melalui

pendidikan multikultural di sekolah ini. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan

baik tanpa hambatan-hambatan yang berarti."41

Hal ini juga didukung oleh pernyataan bapak Achmad Baisuni dalam hasil

wawancara berikut: “Oh untuk faktor penghambatnya sendiri itu belum ada dan

semoga tetap tidak ada yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan pendidikan

40
Observasi Lapangan di Kelas XI MIPA 7 SMA Negeri 2 Pamekasan Pada Tanggal 22 September
2023.
41
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
66

multikultural di sini. Sejauh ini pelaksanaan pendidikan multikultural untuk

menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan

siswa sudah berjalan dengan baik tanpa adanya faktor-faktor penghambat.”42

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh pendapat Daniel Obed Saputra

dalam hasil wawancara berikut: "Tidak ada kak, selama saya bersekolah di sini saya

belum menemukan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pendidikan

multikultural di lembaga ini, semuanya berjalan dengan lancar." 43

Hal tersebut diperkuat pula oleh hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti

di SMA Negeri 2 Pamekasan pada saat peneliti melakukan penelitian di lembaga

tersebut, hal ini dapat dilihat dari petikan catatan lapangan berikut:

Selama peneliti melakukan kegiatan penelitian di SMA Negeri 2 Pamekasan,


peneliti tidak menemukan hambatan yang cukup berarti dalam pelaksanaan
pendidikan multikultural untuk menanamkan pemahaman pentingnya sikap
moderasi beragama dalam kehidupan siswa. Seluruh warga sekolah
melaksanakan tugasnya dengan baik serta didukung oleh adanya sarana dan
prasarana yang memadai sehingga pelaksanaan pendidikan multikultural di
SMA Negeri 2 Pamekasan dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan.44

Berdasarkan paparan data tersebut, peneliti menemukan beberapa temuan

penelitian sebagai berikut:

1) Sebelum memasuki tahun ajaran baru, kepala sekolah dan dewan guru di

SMA Negeri 2 Pamekasan melakukan rapat evaluasi untuk mempersiapkan

pelaksanaan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan agar lebih

baik dari sebelumnya.

42
Achmad Baisuni, Guru PAI SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (1 September
2023)
43
Daniel Obed Saputra, Siswa Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (12
September 2023)
44
Observasi Lapangan di SMA Negeri 2 Pamekasan Pada Bulan Agustus-September 2023.
67

2) Terdapat beberapa strategi dan kebijakan dari pihak sekolah untuk

mendukung terlaksananya pendidikan multikultural dalam menanamkan

pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di

SMA Negeri 2 Pamekasan, diantaranya:

a) Mengadakan sosialisasi pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

(MPLS) serta memberikan nasehat dalam beberapa kesempatan saat

upacara bendera agar para siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan saling

menjaga kerukunan dan saling toleransi diantara segala perbedaan yang

ada khususnya dalam hal perbedaan keyakinan.

b) Memperbolehkan siswa non-muslim untuk tetap berada didalam kelas

maupun memilih untuk keluar kelas pada saat pembelajaran PAI

berlangsung

c) Menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari sebelum memulai kegiatan

pembelajaran di jam pertama untuk meningkatkan jiwa nasionalisme

siswa agar lebih semangat dalam meningkatkan persatuan dan kesatuan

bangsa khususnya di lingkungan sekolah

d) Memperbolehkan siswa non-muslim untuk membawa dan membaca

kitab sucinya sendiri pada hari Jum’at sebagai bentuk toleransi karena

siswa muslim diharuskan membaca surat Yaasin secara bersama-sama

pada hari tersebut.

3) Terdapat dua faktor pendukung dalam pelaksananaan pendidikan

multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi

beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan, yaitu:


68

a) Dewan guru yang mau diajak bekerja sama dalam mensukseskan

pelaksanaan pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA

Negeri 2 Pamekasan

b) Kesadaran siswa yang sudah cukup tinggi akan pentingnya sikap

moderasi beragama yang dibuktikan dengan banyaknya siswa yang

menerapkan sikap toleransi dalam berinteraksi dengan siswa lain yang

berbeda keyakinan.

4) Tidak ada faktor penghambat dalam pelaksananaan pendidikan multikultural

dalam menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam

kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan.

3. Hasil implementasi pendidikan multikultural dalam menanamkan

pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan

siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan

Menurut bapak Ali Umar Arhab, implementasi pendidikan multikultural di

SMA Negeri 2 Pamekasan sudah cukup baik dan mampu untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan yakni membuat siswanya memiliki kesadaran akan

pentingnya toleransi dan sikap moderasi beragama. Hal ini sebagaimana disebutkan

beliau dalam hasil wawancara berikut:

Untuk hasil pelaksanaan pendidikan multikultural di sini Alhamdulillah


sudah mencapai hasil yang kami harapkan, meskipun masih terdapat beberapa
hal yang perlu diperbaiki dan perlu kami tingkatkan tetapi pihak sekolah
sudah cukup puas terhadap pencapaian hasil pelaksanaan pendidikan
multikultural di sini. Siswa di sini sudah memiliki sikap toleransi dan mampu
berinteraksi dengan siswa lain yang berbeda keyakinan, siswa non muslim di
69

sini meskipun hanya minoritas tidak merasa diasingkan sehingga mereka


merasa nyaman dan betah untuk bersekolah di lembaga ini.45

Pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan bapak Achmad Baisuni

dalam hasil wawancara berikut: "Alhamdulillah untuk hasil pelaksanaan

pendidikan multikultural di sini sudah dapat mencapai tujuan yang kami harapkan,

Saya melihat siswa di sini sudah mampu berinteraksi dengan baik dengan siswa

yang berbeda keyakinan dengannya."46

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Althea Tifany Sugiarto

dalam hasil wawancara berikut:

Iya mas, saya sudah diperlakukan cukup baik oleh teman-teman saya yang
muslim. Mereka menghargai saya meskipun saya berbeda keyakinan dengan
mereka maka dari itu saya juga berusaha sebaik mungkin untuk tetap
berteman baik dengan mereka dengan cara tidak menyinggung perasaan
mereka terlebih dalam urusan agama. Dulu pas awal masuk di sini saya
merasa canggung dan sungkan untuk berteman dengan siswa lain karena saya
merasa berbeda sendiri, tapi lama-kelamaan ada dari mereka yang mau
berinteraksi dengan saya dan mau berteman baik dengan saya.47

Hasil wawancara tersebut juga diperkuat oleh hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 2 Pamekasan. Hal ini dapat dilihat dari

petikan catatan lapangan berikut:

Saat jam istirahat, peneliti melihat siswa muslim dapat berinteraksi dengan
cukup baik seperti mengobrol, bercanda, dan sering berjalan secara bersama
dengan siswa yang non muslim. Mereka menunjukkan bahwa siswa di SMA
Negeri 2 Pamekasan memiliki sikap toleransi dan moderasi beragama yang
sangat baik diantara para peserta didik khususnya yang berbeda keyakinan. 48

45
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
46
Achmad Baisuni, Guru PAI SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (1 September
2023)
47
Althea Tifany Sugiarto, Siswi Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (8
September 2023)
48
Observasi Lapangan di Taman SMA Negeri 2 Pamekasan Pada Tanggal 8 September 2023.
70

Hasil wawancara dan observasi tersebut juga diperkuat oleh foto

dokumentasi berikut:

Gambar 4. 3 Siswi Muslim dan Non Muslim Belajar Bersama

Gambar 4. 4 Sisiwi Muslim dan Non Muslim Bermain Bersama Saat Jam
Istirahat

Sejauh ini belum pernah ada konflik di antara para peserta didik yang

berkaitan dengan masalah keagamaan seperti menjelek-jelekkan agama siswa lain

maupun melakukan diskriminasi atau tindak kekerasan terhadap siswa yang non

muslim. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh bapak Ali Umar Arhab dalam hasil
71

wawancara berikut: "Belum ada, sejak saya menjabat sebagai kepala sekolah di sini,

saya belum pernah melihat adanya konflik di antara peserta didik yang berbeda

keyakinan. Kalau konflik atau masalah-masalah lain sih ada dan diserahkan ke BK,

tetapi kalau konflik terkait perbedaan keyakinan itu belum ada dan semoga tidak

pernah ada."49

Hal ini sejalan dengan pendapat Valentino Arifin dalam hasil wawancara

berikut:

Tidak kak, saya disambut secara baik-baik oleh siswa di lembaga ini
khususnya teman-teman kelas saya. Mereka menerima saya meskipun saya
berbeda keyakinan dengan mereka, teman-teman saya tidak pernah menjelek-
jelekkan keyakinan saya, mungkin hanya sebagian teman saya yang memang
sudah akrab sekali dengan saya yang sekali-kali bercanda dengan saya untuk
masuk Islam, mengucapkan salam dan lain sebagainya. Tetapi hal itu hanya
candaan antar teman semata, jadi saya tidak terlalu serius menanggapinya. 50

Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan Althea Tifany Sugiarto

dalam hasil wawancara berikut: "Sampai saat ini tidak pernah ada siswa yang jelek-

jelekkan agama saya atau bahkan menjauhi saya karena saya non-muslim. Dulu

waktu saya awal-awal masuk ke sekolah ini, pernah ada kakak kelas cowok bilang

mau beliin saya hijab, entah dia belum tahu kalau saya non muslim atau tidak, tetapi

saya tidak melihat niat buruk kakak kelas tersebut."51

Berdasarkan paparan data tersebut, peneliti menemukan beberapa temuan

penelitian sebagai berikut:

49
Ali Umar Arhab, Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (31 Agustus 2023)
50
Valentino Arifin, Siswa Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (15
September 2023)
51
Althea Tifany Sugiarto, Siswi Non Muslim SMA Negeri 2 Pamekasan, Wawancara Langsung (8
September 2023)
72

a. Pelaksanaan pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA

Negeri 2 Pamekasan dikatakan sudah berjalan dengan baik dan mampu

mencapai hasil sebagaimana yang telah diharapkan.

b. Indikator keberhasilan pelaksanaan pendidikan multikultural dalam

menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi beragama dalam

kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan yakni dibuktikan dengan

terciptanya lingkungan belajar yang harmonis serta peserta didik mampu

hidup berdampingan secara damai di lingkungan sekolah.

B. Pembahasan

1. Implementasi pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA

Negeri 2 Pamekasan

a. Perencanaan Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan

Implementasi pendidikan multikultural di lembaga pendidikan SMA Negeri

2 Pamekasan merupakan kegiatan yang memiliki tujuan untuk membentuk sikap

moderasi beragama dalam diri peserta didik yang berbeda keyakinan. Oleh sebab

itu, sebelum melaksanakan hal tersebut diperlukan perencanaan yang matang agar

kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik.

Dalam ilmu manajamen, perencanaan atau yang sering disebut dengan

istilah “planning” merupakan suatu persiapan yang dilakukan dengan cara

menyusun sebuah keputusan yang berupa langkah-langkah dalam menyelesaikan


73

masalah yang terjadi maupun pelaksanaan suatu pekerjaan yang teratur dan terarah

pada suatu tujuan yang ditetapkan.52

Perencanaan merupakan sebuah proses dalam mempersiapkan serentetan

kegiatan yang disusun secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang

telah ditentukan sebelumnya. Prajudi Atmosudirjo juga berpendapat bahwa yang

dimaksud dengan perencanaan adalah “perhitungan dan penentuan tentang sesuatu

yang akan dilaksanakan dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan tertentu,

bagaimana cara melakukannya, dimana, kapan, dan siapa yang melakukannya.”53

Begitu juga dengan pernyataan Setiadi Cahyono Putro yang menyatakan

bahwasanya perencanaan adalah “sebuah cara untuk membuat suatu kegiatan yang

akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar yang disertai dengan berbagai macam

langkah yang antisipatif dengan tujuan untuk meminimalisir kesenjangan yang

dapat terjadi sehingga kegiatan yang akan dilakukan dapat mencapai tujuan

sebagaimana yang telah ditentukan.”54

Adapun perencanaan yang dilakukan oleh pihak SMA Negeri 2 Pamekasan

untuk mempersiapkan pelaksanaan pendidikan multikultural di lembaga tersebut

adalah dengan melakukan rapat yang melibatkan kepala sekolah dan semua dewan

guru di SMA Negeri 2 Pamekasan setiap kali mau memasuki tahun ajaran baru.

Dalam rapat tersebut membahas mengenai evaluasi pelaksanaan pendidikan

multikultural pada tahun sebelumnya sehingga apa yang menjadi kekurangan

52
Buna’i, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Surabaya : Jakad
Media Publishing, 2021), 3.
53
Taufiqurokhman, Konsep dan Kajian Ilmu Perencanaan, (Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, 2008), 3.
54
Setiadi Cahyono Putro, Perencanaan Pembelajaran (Malang: Ahlimedia Press, 2020), 23.
74

maupun kelemahan pelaksanaan pendidikan multikultural pada tahun sebelumnya

dapat diperbaiki pada tahun ajaran berikutnya dengan cara memperbaiki strategi

dan kebijakan yang dianggap kurang tepat dan meningkatkan lagi strategi dan

kebijakan sekolah yang sudah tepat untuk memberikan pemahaman pentingnya

sikap moderasi beragama dalam kehidupan peserta didik melalui implementasi

pendidikan multikultural

b. Strategi Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan

Dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan,

pihak sekolah menerapkan beberapa strategi dan kebijakan yang dapat

meningkatkan peluang kesuksesan pembentukan sikap moderasi beragama dalam

kehidupan peserta didik di SMA Negeri 2 Pamekasan.

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha

agar mencapai kemenangan pada suatu pertempuran. Strategi adalah rencana

jangka panjang yang diikuti dengan tindakan-tindakan yang ditujukan untuk

mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan analisis

dan pengamatan lingkungan.55

Adapun beberapa strategi dan kebijakan tersebut diantaranya yaitu:

Pertama, mengadakan sosialisasi terhadap peserta didik baru pada saat masa

pengenalan lingkungan sekolah untuk menjaga kerukunan di SMA Negeri 2

Pamekasan dan memandang sebuah perbedaan sebagai sebuah keniscayaan. Selain

itu, dalam beberapa kesempatan pada saat pelaksanaan upacara, kepala sekolah juga

55
Mimin Yatminiwati, Manajemen Strategi: Buku Ajar Perkuliahan Bagi Mahasiswa (Lumajang:
Widya Gama Press, 2019), 3.
75

memberikan amanat untuk tetap menjaga kerukunan dan saling toleran diantara

segala perbedaan yang ada serta tidak mendiskriminasi peserta didik yang non

muslim karena berbeda keyakinan dengan peserta didik lainnya.

Kedua, menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi hari sebelum memulai

kegiatan pembelajaran di jam pertama. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan dapat

semakin meningkatkan jiwa nasionalisme peserta didik sehingga dapat lebih

bersemangat lagi dalam menjaga persatuan dan kesatuan dengan cara bersikap

saling menghargai dan menghormati segala bentuk perbedaan yang ada di SMA

Negeri 2 Pamekasan khususnya perbedaan keyakinan diantara para peserta didik.

Ketiga, peserta didik yang non muslim diberikan kebebasan untuk berada di

luar kelas ataupun tetap berada di dalam kelas ketika pembelajaran PAI

berlangsung. Pihak sekolah menerapkan kebijakan tersebut dikarenakan mayoritas

peserta didik di SMA Negeri 2 Pamekasan adalah seorang muslim, jadi peserta

didik yang non muslim diberikan kebebasan untuk berada di luar kelas atau memilih

untuk tetap berada di dalam kelas asalkan tidak mengganggu pelaksanaan

pembelajaran PAI di dalam kelas. Sedangkan untuk penilaian mata pelajaran agama

bagi peserta didik yang non muslim, pihak sekolah bekerja sama dengan pihak

gereja dari masing-masing peserta didik yang non muslim untuk diberikan

pembelajaran dan soal-soal ujian.

Keempat, memperbolehkan peserta didik yang non muslim untuk membawa

dan membaca kitab sucinya masing-masing pada hari Jum’at. Setiap hari Jum’at, di

SMA Negeri 2 Pamekasan melaksanaan pembacaan surat Yasin secara bersama-

sama, sedangkan peserta didik yang non muslim diperbolehkan untuk membawa
76

dan membaca kitab suci mereka masing-masing selama pelaksaan pembacaan surat

Yasin berlangsung.

Dengan beberapa kebijakan tersebut, maka diharapkan pelaksanaan

pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya sikap

moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan dapat

berjalan dengan baik sehingga mampu memperoleh hasil sebagaimana yang telah

ditetapkan.

c. Faktor Pendukung Pendidikan Multikultural Di SMA Negeri 2

Pamekasan

Faktor pendukung adalah hal-hal yang mempengaruhi sesuatu menjadi

berkembang, memajukan, menambah dan menjadi lebih dari sebelumnya. Dapat

dikatakan faktor pendukung merupakan suatu keadaan yang dapat mendukung

seseorang mengimplementasikan sesuatu, seperti peran teman, lingkungan,

keluarga atau bahkan kesadaran diri sendiri dalam melaksanakan sesuatu. Faktor

pendukung dapat dikatakan juga sebagai motivasi untuk tetap konsisten dalam

melaksanakan hal-hal tertentu.

Terdapat beberapa faktor pendukung menjadi indikator suksesnya

pelaksanaan pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya

sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan,

beberapa faktor pendukung tersebut antara lain yaitu:

Pertama, kebijakan pihak sekolah yang tepat sehingga mempermudah

pelaksanaan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan. Kedua,

kesadaran para peserta didik akan pentingnya sikap toleransi di antara segala
77

perbedaan yang ada khususnya perbedaan agama/keyakinan. Ketiga, waktu jam

pelajaran PAI dilakukan 3 jam pelajaran dalam setiap minggunya pada masing-

masing kelas, sehingga hal tersebut dimanfaatkan oleh guru PAI untuk memberikan

nasihat serta motivasi kepada para peserta didik untuk saling menghargai dan

menghormati satu sama lain serta tidak mendiskriminasi peserta didik yang

memiliki agama/keyakinan yang berbeda pada saat sebelum maupun sesudah

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

d. Faktor Penghambat Pendidikan Multikultural Di SMA Negeri 2

Pamekasan

Faktor penghambat adalah hal-hal yang berpengaruh sedikit atau bahkan

mengehentikan sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dapat diartikan bahwa

faktor penghambat merupakan sesuatu yang dapat mempengaruhi seseorang dalam

mengimplementasikan sesuatu, seperti pengaruh yang disebabkan dari dalam diri

sendiri yaitu rasa malas dan terbawa arus pergaulan remaja, selain itu faktor

lingkungan, teman bahkan keluarga yang kurang mendukung akan memberikan

dampak yang kurang baik.

Sampai saat ini belum ditemukan adanya faktor yang menjadi penghambat

suksesnya pelaksanaan pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2

Pamekasan, oleh sebab itu diharapkan pihak sekolah tetap mempertahankan atau

bahkan lebih meningkatkan lagi kebijakan-kebijakan yang sudah ada saat ini,

sehingga dapat semakin mempermudah pelaksanaan pendidikan multikultural di

SMA Negeri 2 Pamekasan. Dengan begitu, maka kualitas lulusan (output) yang
78

dihasilkan akan semakin baik dan dapat menjadi pelopor terciptanya transformasi

masyarakat yang memiliki sikap toleransi dan moderasi beragama yang baik.

2. Hasil Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Menanamkan

Pemahaman Pentingnya Sikap Moderasi Beragama Dalam Kehidupan

Siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan

Implementasi pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2

Pamekasan dapat dikatakan sudah berjalan dengan cukup baik dan mampu

memperoleh hasil sebagaimana yang telah diharapkan, hal ini dapat dibuktikan

dengan terciptanya lingkungan belajar yang harmonis yang bebas dari tindak

kekerasan maupun diskriminasi sosial diantara para peserta didik khususnya karena

perbedaan keyakinan.

Hal tersebut sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan multikultural,

yakni pendidikan multikultural memiliki tujuan untuk membentuk dan

mempersiapkan peserta didik yang dapat hidup berdampingan secara damai baik di

lingkungan sekolah maupun di ruang lingkup masyarakat dengan cara memandang

perbedaan sebagai suatu keniscayaan, menjunjung nilai-nilai kemanusiaan,

menghargai persamaan, serta tumbuhnya sikap toleran terhadap kelompok-

kelompok lainnya.56

Tidak adanya diskriminasi sosial di antara para peserta didik di SMA Negeri

2 Pamekasan karena perbedaan keyakinan, menunjukkan bahwa peserta didik di

SMA Negeri 2 Pamekasan berpegang teguh pada salah satu prinsip moderasi

56
Khairiah, Multikultural Dalam Pendidikan Islam (Bengkulu: t.p., 2020), 18.
79

beragama yakni kesetaraan (Musawah). Kesetaraan (Musawah) sendiri ialah sikap

saling menghormati dan menghargai serta menjunjung persamaan hak orang lain

dan tidak bersikap diskriminatif terhadap orang lain karena berbeda tradisi,

keyakinan, maupun asal-usulnya.57

Berdasarkan pengakuan dari kepala sekolah dan guru PAI di SMA Negeri

2 Pamekasan selama ini belum pernah ada konflik di antara para peserta didik yang

menyangkut tentang perbedaan keyakinan. Hal ini juga diperkuat oleh hasil

observasi peneliti selama berada di SMA Negeri 2 Pamekasan, di mana peneliti

menemukan bahwasanya para peserta didik muslim dapat berteman baik dan saling

bersikap toleransi kepada peserta didik yang non muslim, begitu pula peserta didik

yang non muslim juga bersikap toleran terhadap peserta didik yang muslim.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan multikultural

menjadi salah satu cara yang cukup efektif dalam menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama sebagaimana penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Shely Nasya Putri & Arif Budiman yang menunjukkan bahwa untuk

mewujudkan penguatan sikap moderasi beragama, maka pendidikan multikultural

memiliki peranan yang sangat strategis. 58

57
Kementrian Agama Republik Indonesia, Panduan Implementasi Moderasi Beragama di
Madrasah (Jakarta: t.p, 2021), 11.
58
Shely Nasya Putri & Arif Budiman, “Penguatan Moderasi Beragama Melalui Implementasi
Pendidikan Multikultural pada Pendidikan Sekolah Dasar,” Ikhtisar: Jurnal Pengetahuan Islam 2,
no. 2 (November, 2022): 252, https://doi.org/10.55062//IJPI.2022.v2i2.131.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian pada BAB IV diatas,

maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Menanamkan

Pemahaman Pentingnya Sikap Moderasi Beragama Dalam Kehidupan

Siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan.

Implementasi pendidikan multikultural dalam menanamkan pemahaman

pentingnya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa di SMA Negeri 2

Pamekasan sudah berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal

berikut:

a. Perencanaan Yang Matang

Sebelum melaksanakan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2

Pamekasan pihak sekolah melakukan rapat evaluasi untuk mencari tahu kelemahan-

kelemahan yang terjadi pada tahun sebelumnya sehingga kelemahan-kelemahan

tersebut dapat diatasi pada tahun ajaran berikutnya.

b. Strategi dan Kebijakan Pihak Sekolah Yang Tepat

Strategi dan kebijakan dari pihak sekolah dalam pelaksanaan pendidikan

multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan sudah tepat sehingga mendukung

terhadap pencapaian tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pendidikan

multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan. Strategi dan kebijakan tersebut antara

80
81

lain yaitu: Pertama, kepala sekolah dan guru dalam beberapa kesempatan

memberikan nasehat kepada siswa untuk tetap menjaga kerukunan dan saling

toleransi satu sama lain. Kedua, menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap pagi hari

sebelum memulai pelajaran jam pertama dengan harapan dapat meningkatkan jiwa

nasionalisme peserta didik. Ketiga, memperbolehkan siswa yang non muslim untuk

berada di luar kelas atau memilih tetap berada di dalam kelas pada saat

pembelajaran PAI berlangsung. Keempat, memperbolehkan siswa yang non muslim

untuk membawa kitab sucinya masing-masing pada hari Jumat dan membacanya

ketika siswa yang muslim membaca surat Yasin secara bersama-sama.

c. Terdapat Faktor Pendukung Yang Mempermudah Dalam Pencapaian Tujuan

Dari Pelaksanaan Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan

Beberapa faktor pendukung tersebut yaitu pihak guru yang mau diajak

bekerjasama dengan baik dalam memberikan pemahaman pentingnya sikap

moderasi beragama bagi peserta didik, faktor pendukung lainnya yaitu siswa sudah

memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya sikap moderasi beragama.

d. Tidak Adanya Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Pendidikan

Multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan

Tidak adanya faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan

multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan menjadi salah satu indikator

tercapainya tujuan pelaksanaan pendidikan multikultural di lembaga tersebut.


82

2. Hasil Implementasi Pendidikan Multikultural di SMA Negeri 2

Pamekasan

Pelaksanaan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan

dikatakan sudah berjalan dengan baik dan mampu mencapai hasil sebagaimana

yang telah diharapkan, hal ini dapat dibuktikan dengan terciptanya lingkungan

belajar yang harmonis yang bebas dari tindak kekerasan maupun diskriminasi sosial

antara para peserta didik khususnya perbedaan keyakinan/agama.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti di

lembaga pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan terkait implementasi pendidikan

multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya sikap moderasi

beragama dalam kehidupan siswa, maka peneliti ingin memberikan beberapa saran

berikut:

1. Bagi Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan

Hal ini merupakan sesuatu yang bermanfaat dalam mempersiapkan peserta

didik yang memiliki sikap moderasi beragama, oleh sebab itu sebaiknya hal ini tetap

dipertahankan sekaligus lebih ditingkatkan lagi kedepannya untuk meningkatkan

kualitas output lulusan.

2. Bagi Guru Pengampu Mata Pelajaran PAI di Lembaga Pendidikan SMA Negeri

2 Pamekasan

Guru pengampu mata pelajaran PAI di lembaga pendidikan SMA Negeri 2

Pamekasan hendaknya lebih sabar dan lebih sering memberikan motivasi atau
83

amanat untuk para siswa di SMA Negeri 2 Pamekasan untuk saling toleransi satu

sama lain khususnya dalam perbedaan agama sehingga siswa di SMA Negeri 2

Pamekasan mampu memiliki sikap moderasi beragama.

3. Bagi Para Peserta Didik Di Lembaga Pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan

Peserta didik di lembaga pendidikan SMA Negeri 2 Pamekasan hendaknya

harus menerapkan sikap toleransi dan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-

hari baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat agar dapat

mencerminkan perilaku yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain yang

berbeda keyakinan dengan dirinya.

4. Bagi Masyarakat Umum

Masyarakat hendaknya memberikan respon positif berupa dukungan atas

pelaksanaan pendidikan multikultural di lembaga SMA Negeri 2 Pamekasan ini,

agar pelaksanaan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan mampu

terlaksana dengan baik sehingga mampu mencapai tujuan akhir yang diharapkan

yakni terbentuknya sikap moderasi beragama dalam kehidupan siswa.


DAFTAR RUJUKAN

Abror, “Moderasi Beragama Dalam Bingkai Toleransi: Kajian Islam dan


Keberagaman” Rusydiah: Jurnal Pemikiran Islam 1, no. 2 (Desember, 2020),
https://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/rusydiah/article/download/174/13
0/.

Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif.” ALHADHARAH: Jurnal Ilmu Dakwah


17, no. 33 (Januari-Juni 2018),
https://dx.doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374.

Asih Kartika Putri, dkk, “Strategi dan Peluang Pengajaran Agama Islam Dalam
Pembelajaran Berbasis Multikultural” Rabbani: Jurnal Pendidikan Agama
Islam 3, no. 1 (Maret, 2022), https://doi.org/10.19105/rjpai.v3i1.5753.

Buna’i. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.


Surabaya : Jakad Media Publishing, 2021.

Edi Susanto, “Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Multikultural di Rintisan


Sekolah Bertaraf Internasional SMAN 1 Pamekasan”, Nuansa 8, no. 2 (Juli-
Desember, 2011), https://doi.org/10.19105/nuansa.v8i2.11.

Fajron, Akhmad dan Naf’an Tarihoran. Moderasi Beragama (Perspektif Quraish


Shihab dan Syeikh Nawawi Al-Bantani: Kajian Analisis Ayat Tentang
Wasatiyyah di Wilayah Banten). Serang: Media Madani, 2020.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2014.

Juhara, Erwan. Cendekia Berbahasa. Jakarta: PT Setia Purna Inves, 2005.

Kementrian Agama Republik Indonesia. Panduan Implementasi Moderasi


Beragama di Madrasah. Jakarta: t.p, 2021.

Khairiah. Multikultural Dalam Pendidikan Islam. Bengkulu: t.p., 2020.

Maimun, Mohammad Kosim. Moderasi Islam di Indonesia. Yogyakarta: LKiS,


2019.

Nafis Nailil Hidayah, “Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Proses


Pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Muayyad Surakarta Tahun Pelajaran
2017/2018,” Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi 2, no. 1
(Maret, 2018), https://doi.org/10.20961/habitus.v2i1.20192.
Naim, Ngainun, Achmad Sauqi. Pendidikan Multikultural : Konsep dan Aplikasi.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008.

84
Putro, Setiadi Cahyono. Perencanaan Pembelajaran. Malang: Ahlimedia Press,
2020.

Raihani. Pendidikan Islam dalam Masyarakat Multikultural. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2017.

Rosada, Admila, dkk. Pendidikan Multikultural: Strategi Mengelola Keberagaman


di Sekolah. Yogyakarta: PT Kanisius, 2019.

Samsul AR, “Peran Guru Dalam Menanamkan Moderasi Beragama” Al-Irfan 3,


no.1 (Maret, 2020), https://media.neliti.com/media/publications/318931-
peran-guru-agama-dalam-menanamkan-modera-80ab8583.
Shely Nasya Putri & Arif Budiman, “Penguatan Moderasi Beragama Melalui
Implementasi Pendidikan Multikultural pada Pendidikan Sekolah Dasar,”
Ikhtisar: Jurnal Pengetahuan Islam 2, no. 2 (November, 2022),
https://doi.org/10.55062//IJPI.2022.v2i2.131.

Shihab, M.Quraish. Wasathiyah Wawasan Islam tentang Moderasi Beragama.


Tangerang Selatan: Lentera Hati, 2019.

Solahudin, Dindin. Dakwah Moderat: Paradigma dan Strategi Dakwah Syekh


Gazali. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2020.

Sonya Prawanda, “Peran Guru PAI Dalam Membangun Sikap Moderasi Beragama
Melalui Pendidikan Multikultural,” dalam Repository IAIN Pontianak (2023),
https://digilib.iainptk.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/2048/ARTIK
EL%20PPMDI%20SONYA%20PRAWANDA.pdf?sequence=1.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,


2013.

Susanto, Edi, Dkk. Pendidikan Agama Islam Multikultural; Perspektif Kritis Atas
Pemikiran Nurcholish Madjid. Surabaya: eLKAF, 2008.

Taufiqurokhman. Konsep dan Kajian Ilmu Perencanaan. Jakarta: Fakultas Ilmu


Sosial dan Ilmu Politik, 2008.

Yaqin, M. Ainul. Pendidikan Multikultural: Cross Cultural Understanding Untuk


Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media, 2011.

Yatminiwati, Mimin. Manajemen Strategi: Buku Ajar Perkuliahan Bagi


Mahasiswa. Lumajang: Widya Gama Press, 2019.

Yoga Irama, Liliek Channa AW, “Moderasi Beragama Dalam Perspektif Hadis”
Mumtaz: Jurnal Studi Al-Qur’an dan KeIslaman 5, no. 1 (Maret, 2021),
https://jurnalptiq.com/index.php/mumtaz/article/download/144/126.

85
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fahmi Imam Nur Khalis

NIM : 20381011021

Fakultas : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Dengan ini sungguh-sungguh menyatakan bahwa Skripsi ini baik secara

keseluruhan maupun sebagian adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali

pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti

atau dapat dibuktikan skripsi ini merupakan plagiasi, maka saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan yang dituduhkan kepada saya.

Pamekasan, 27 Oktober 2023


Saya yang menyatakan,

Fahmi Imam Nur Khalis


NIM. 20381011021

86
LAMPIRAN

Lampiran 1: Pedoman Wawancara


A. Narasumber Pertama : Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan

Isi Wawancara :

1. Benarkah di lembaga ini menerapkan pendidikan berbasis multikultural?

2. Apa yang menjadi dasar atau alasan diadakannya pendidikan multikultural di

lembaga ini?

3. Apa saja yang perlu disiapkan dalam mengimplementasikan pendidikan

multikultural di lembaga ini?

4. Bagaimana perencanaan implementasi pendidikan multikultural dalam

menanamkan pemahaman pentingnya moderasi beragama di lembaga ini?

5. Bagaimana strategi implementasi pendidikan multikultural dalam

menanamkan pemahaman pentingnya moderasi beragama di lembaga ini?

6. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan multikultural dalam

menanamkan pemahaman pentingnya moderasi beragama di lembaga ini?

7. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan multikultural

dalam menanamkan pemahaman pentingnya moderasi beragama di lembaga

ini?

8. Bagaimana peran Bapak selaku kepala sekolah dalam menanamkan

pemahaman pentingnya moderasi beragama di lembaga ini?

9. Apakah pelaksanaan pendidikan multikultural di lembaga ini sudah mencapai

tujuan yang telah ditetapkan?

10. Bagaimana hasil pelaksanaan pendidikan multikultural di lembaga ini?

87
B. Narasumber Kedua : Guru Mata Pelajaran PAI

Isi Wawancara :

1. Bagaimana perencanaan yang bapak lakukan dalam mengimplementasikan

pendidikan berbasis multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya

moderasi beragama di lembaga ini?

2. Strategi apa yang bapak gunakan dalam implementasi pendidikan berbasis

multikultural dalam menanamkan pemahaman pentingnya moderasi beragama

di lembaga ini?

3. Bagaimana cara bapak memperlakukan siswa yang non-muslim selama

kegiatan pembelajaran PAI berlangsung?

4. Bagaimana tanggapan bapak mengenai keanekaragaman kepercayaan peserta

didik di lembaga ini?

5. Bagaimana cara yang bapak lakukan untuk mencegah adanya diskriminasi

sosial diantara peserta didik yang berbeda keyakinan di lembaga ini?

6. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di

lembaga ini?

7. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di

lembaga ini?

8. Apakah pelaksanaan pendidikan multikultural di lembaga ini sudah berjalan

dengan baik dan telah mencapai tujuan akhir yang ingin dicapai?

9. Bagaimana hasil pelaksanaan pendidikan multikultural di lembaga ini?

88
C. Narasumber Ketiga : Siswa/Siswi SMA Negeri 2 Pamekasan

Isi Wawancara :

1. Apa alasan anda memilih bersekolah di lembaga ini?

2. Bagaimana pendapat anda mengenai adanya perbedaan agama diantara para

peserta didik di lembaga ini?

3. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan moderasi beragama?

4. Apakah anda mampu memahami apa yang dijelaskan oleh guru pada saat

pembelajaran PAI yang menyinggung tentang pentingnya memiliki sikap

moderasi beragama?

5. Apakah dengan adanya pendidikan multikultural dapat memberikan

pemahaman tentang pentingnya sikap moderasi beragama dalam diri anda?

6. Bagaimana cara anda bersikap/berinteraksi dengan siswa lain yang berbeda

keyakinan di lembaga ini?

7. Bagaimana pandangan anda mengenai pelaksanaan pendidikan multikultural

di lembaga ini?

8. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di

lembaga ini?

9. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di

lembaga ini?

10. Apakah anda keberatan belajar di lingkungan sekolah yang sama dengan siswa

lain yang berbeda keyakinan?

11. Bagaimana cara guru memperlakukan siswa yang non-muslim khususnya

ketika pelajaran PAI berlangsung di lembaga ini?

89
Lampiran 2: Pedoman Observasi
1. Mengamati kegiatan pembelajaran PAI di SMA Negeri 2 Pamekasan

2. Mengamati efektivitas strategi/kebijakan pihak sekolah dalam pelaksanaan

pendidikan multikultural di SMA Negeri 2 Pamekasan

3. Mengamati faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di

SMA Negeri 2 Pamekasan

4. Mengamati faktor penghambat dalam pelaksanaan pendidikan multikultural di

SMA Negeri 2 Pamekasan

5. Mengamati hasil pelaksanaan pendidikan multikultural di SMA Negeri 2

Pamekasan

6. Mengamati perilaku siswa/siswi dalam berinteraksi dengan sesama siswa/siswi

maupun dalam berinteraksi dengan guru yang berbeda agama/keyakinan di SMA

Negeri 2 Pamekasan

7. Mengamati kelengkapan sarana dan prasarana di SMA Negeri 2 Pamekasan.

Lampiran 3: Pedoman Dokumentasi


1. Visi dan misi SMA Negeri 2 Pamekasan

2. Struktur organisasi SMA Negeri 2 Pamekasan

3. Data guru SMA Negeri 2 Pamekasan

4. Data siswa SMA Negeri 2 Pamekasan

5. Data siswa non muslim sejak 5 tahun terakhir di SMA Negeri 2 Pamekasan

6. Sarana dan prasarana di SMA Negeri 2 Pamekasan.

90
Lampiran 4: Foto-Foto Dokumentasi

Wawancara Kepada Kepala SMA Negeri 2 Pamekasan

Wawancara Kepada Guru PAI SMA Negeri 2 Pamekasan

91
Wawancara Kepada Rhea Audra Assharela Hutasoit (Siswi Non-Muslim)

Wawancara Kepada Daniel Obed Saputra (Siswa Non-Muslim)

92
Wawancara Kepada Althea Tifany Sugiarto (Siswi Non Muslim)

Wawancara Kepada Valentino Arifin (Siswa Non-Muslim)

93
Wawancara Kepada Noer Faradila Chintya Bella (Siswi Muslim)

Wawancara Kepada Dewi Ina Savira (Siswi Muslim)

94
Wawancara Kepada Beberapa Siswi Muslim

95
Lampiran 5: Lembar Persetujuan Judul dan Dosen Pembimbing Skripsi

96
Lampiran 6: Surat Tugas Penyusunan Skripsi

97
Lampiran 7: Surat Permohonan Izin Penelitian

98
Lampiran 8: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

99
Lampiran 9: Surat Keterangan Bebas Plagiasi

100
Lampiran 10: Kartu Bimbingan Tampak Depan

Lampiran 11: Kartu Bimbingan Tampak Belakang

101
Lampiran 12: Tata Tertib Sekolah Tentang Pelaksanaan Menyanyikan Lagu
Indonesia Raya Setiap Hari Sebelum Memulai Pelajaran Jam Pertama

102
Lampiran 13: Surat Permohonan Pembuatan Soal Ujian Untuk Siswa Non-
Muslim pada Lembaga Keagamaannya Masing-Masing

103
RIWAYAT HIDUP

Fahmi Imam Nur Khalis atau yang biasa dipanggil


dengan nama Fahmi lahir di Dusun Sumur Kandang,
Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan,
Kabupaten Pamekasan pada tanggal 12 Januari 2001 dan
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan bapak Moh. Imam dan ibu Salis Kholisah.

Fahmi memulai masa pendidikan formalnya di


TK Darul Karomah pada tahun 2006 dan lulus pada
tahun 2008, kemudian ia melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar (SD) pada tahun
2008 di SD Islam Darul Karomah dan lulus pada tahun 2014. Setelah lulus dari SD
Islam Darul Karomah kemudian Fahmi melanjutkan studinya ke jenjang Sekolah
Menengah Pertama (SMP) di SMP Islam Darul Karomah pada tahun 2014 dan lulus
pada tahun 2017. Sedangkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) Fahmi
lebih memilih untuk melanjutkan studinya ke MAN 2 Pamekasan meskipun di
lembaga pendidikan Darul Karomah juga tersedia jenjang pendidikan SMA, hal ini
dilakukan oleh Fahmi dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman baru dan juga
teman-teman baru. Fahmi mulai masuk MAN 2 Pamekasan pada tahun 2017 dan
lulus pada tahun 2020. Setelah lulus di MAN 2 Pamekasan kemudian Fahmi
melanjutkan studinya ke IAIN Madura dan mengambil program studi Pendidikan
Agama Islam, dan saat ini Fahmi masih aktif berkuliah di IAIN Madura dan
merupakan mahasiswa Prodi PAI semester lima disana.

104

Anda mungkin juga menyukai