Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

TAYANGAN VIKERAN DAN SIKAP MODERASI


BERAGAMA DITENGAH MASYARAKAT KOTA
MEDAN YANG MULTIKULTURAL
(SURVEY PADA SISWA MTsN 3 MEDAN)

OLEH :

Dewa Satriya Zulkarnain Hasibuan


&
Suryo Saputra

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 3 MEDAN


Jl. Melati 13 Blok 10 Perumnas Helvetia Medan-Sumatera Utara
TELEPON : 061-8472306
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam dan
sumber segala pengetahuan atas bimbingan dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal karya tulis yang berjudul “Tayangan VIKERAN Dan Sikap
Moderasi Beragama Ditengah Masyarakat Kota Medan Yang Multikultural (Survey
Pada Siswa MTsN 3 Medan)”.
Penyusunan proposal karya tulis ini untuk mengikuti seleksi Madrasah Young Researche
Student (Myres) Super Camp 2020. Kami sangat menyadari karya tulis ini masih jauh dari
kesempuranaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapakan untuk kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga karya tulis
ini bisa bermanfaat.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu
kami dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, terkhusus kepada :
1. Kepala MTs N 3 Medan ibu Hj. Dra. N Cici Mahruliana, M.Si yang banyak
memberikan bantuan dana dan sarana sehingga kami yang tergabung dalam group KIR
dapat mengembangkan potensinya.
2. Guru pembimbing KIR khususnya Ibu Dra. Khalida Agustina, M.Pd, yang selalu
semangat membimbing dan mengarahkan kami dalam melaksanakan penelitian
3. Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan Ibu Irmawati Rangkuti, S,Ag, atas
atensinya terhadap kegiatan penelitian
4. Guru-guru bidang studi lainnya dan teman-teman di MTsN 3 Medan yang namanya
tak bisa disebutkan satu persatu
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang setimpal atas bantuan dan
pengorbanan mereka kepada kami dan melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada kita
semua. Amin ya Rabbal Al Amin.

Medan, 20 Agustus 2020


Tim Penulis

Dewa Satriya Zulkarnain Hasibuan & Suryo Saputra

i
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Judul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Abstrak 1
1. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1
2. TUJUAN PENELITIAN 6
3. OUTCAME/YANG DIHARAPKAN 7
4. METODE PENELITIAN 8
5. BIBLIOGRAFI/DAFTAR PUSTAKA 19

ii
TAYANGAN VIKERAN DAN SIKAP MODERASI BERAGAMA DITENGAH
MASYARAKAT KOTA MEDAN YANG MULTIKULTURAL
(SURVEY PADA SISWA MTSN 3 MEDAN)

Oleh :

1. Dewa Satriya Zulkarnain Hasibuan


2. Suryo Saputra
Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Medan

ABSTRAK

Tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tayangan Video
Kreasi Animasi (VIKERAN) yang dibuat dengan berbagai aplikasi dan animasi terhadap
sikap moderasi beragama siswa MTsN 3 Medan . Tayangan VIKERAN berisi tentang “apa,
mengapa dan bagaimana” moderasi beragama disikapi dan dipahami dikalangan generasi
muda dalam bentuk video kemudian dishare di youtube dan linknya dibagikan melalui
aplikasi whatshap kepada siswa MTSN 3 Medan sebanyak 87 siswa sebagai sampel. Sikap
ini perlu dimiliki siswa madrasah sebagai salah satu ajaran agama Islam yang jelas dalilnya
dalam Al Qur‟an, khususnya di kota Medan dengan masyarakat yang multikultural serta
keragaman etnis dan agama. Untuk melihat pengaruh tayangan vikeran terhadap sikap
moderasi beragama siswa, digunakan Instrumen penelitian berupa angket yang diberikan
sebelum dan sesudah menonton video. Dilakukan serangkai uji kevalidan data dan uji
hipotesis apakah H0 ditolak atau diterima.Untuk uji t , Jika thitung ˂ ttabel , maka H0 diterima dan
Ha ditolak artinya tidak signifikan. Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
signifikan. Untuk uji F, Jika F hitung ˂ Ftabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak
signifikan.Jika F hitung > Ftabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

Kata Kunci : Video Kreasi Animasi (VIKERAN), Moderasi Beragama

1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Generasi muda Islam umumnya dan khususnya siswa MTsN 3 Medan perlu menyadari
bahwa negara Indonesia tetap bisa berdiri tegak sampai dengan sekarang ini karena para
pendiri bangsa yang beberapa diantaranya berasal dari kalangan ulama dan tokoh Islam telah
berpikiran moderat sejak dulu. Tim Sembilan perumus dasar negara terdiri dari Sukarno,
Mohammad Hatta, KH A. Wahid Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso,
H. Agus Salim, Ahmad Subardjo, Muh. Yamin, dan A.A. Maramis, yang beberapa
diantaranya merupakan tokoh Islam (Ilyas, 2020). Mereka merumuskan Piagam Jakarta yang
kemudian menjadi Pancasila dengan toleransi pada sila pertama. Awalnya sila pertama
pancasila berbunyi “Ketuhanan, dengan Kewajiban Menjalankan Syari‟at Islam Bagi
Pemeluk-pemeluknya” dengan berbagai pertimbangan kemudian di ubah menjadi “Ketuhanan
Yang Maha Esa”. Moderatnya pikiran dari tokoh Islam tersebut karena rasa cintanya pada

1
agama Islam dan bangsa Indonesia. Mereka berpikiran jauh kedepan, agar persatuan tetap
dapat terjaga dan tidak terpecah belah mengingat beragamnya etnis, suku dan agama di
Indonesia. Dan itu terbukti sampai saat ini.
Tugas dari generasi muda adalah meneruskan semangat sikap moderasi tersebut untuk
keutuhan dan persatuan bangsa. Masalahnya, generasi muda saat ini punya tantangan yang
cukup berat karena hidup ditengah kemajuan arus teknologi informasi yang demikian pesat.
Pola pikir bisa dipengaruhi dengan derasnya arus informasi yang sulit dibendung.
MTsN 3 Medan termasuk salah satu madrasah yang ada di tengah kota Medan dengan
jumlah siswa pada tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 695 siswa. Terletak ditengah-tengah
perumahan nasional (Perumnas) Helvetia Medan, dimana jarak madrasah dengan rumah
penduduk pada sisi kanan, kiri depan dan belakang hanya dibatasi jalan selebar 2 meter.
Penduduk yang bermukim disekitar madrasah sangat multikultural dari berbagai agama, etnis
dan suku. Pandangan masyarakat yang antusias ingin memasukkan anaknya di madrasah
diantaranya ingin siswa lebih baik dari segi ilmu agama dan akhlak. Setidaknya itu yang
penulis dengar dari orangtua sendiri.
Salah satu akhlak atau sikap baik yang harus ada pada siswa madrasah diantara akhlak baik
lainnya adalah sikap moderasi beragama. Moderasi beragama merupakan ajaran islam hakiki
yang merupakan pencerminan Islam yang rahmatan lil „aalaamin (Musafa AR, dkk, 2018).
Moderasi beragama kemudian dapat dipahami sebagai cara pandang, sikap, dan perilaku
selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak ekstrem dalam
beragama (Kementerian Agama, 2019).
Ditengah keberagaman agama dan etnis di kota Medan khususnya dan Indonesia umumnya
sikap ini harus ditonjolkan. Sikap ini selain diajarkan oleh guru di madrasah, sesama siswa
juga bisa saling membiaskan. Pembuatan video kreasi animasi (VIKERAN) oleh siswa
dengan berbagai aplikasi dan animasi yang disebarkan melalui link youtube di group-group
WA siswa MTsN 3 Medan, diharapkan mampu membuat teman siswa lainnya mendapatkan
pemahaman tentang moderasi beragama, sekaligus mengimplementasikan keterampilan
digital siswa dalam membuat video kreatif.
Dalam buku Moderasi Beragama, Kemenag 2019 menyebutkan hasil survei nasional PPIM
UIN Jakarta di tahun 2017 menunjukkan bahwa internet berpengaruh besar terhadap
meningkatnya intoleransi pada generasi milenial atau generasi Z. Siswa dan mahasiswa yang
tidak memiliki akses internet lebih memiliki sikap moderat dibandingkan mereka yang
memiliki akses internet. Padahal mereka yang memiliki akses internet sangat besar, yaitu
sebanyak 84,94%, sisanya 15,06% siswa/mahasiswa tidak memiliki akses internet. Rupanya
generasi milenial lebih mengandalkan dunia maya sebagai sumber belajar agama. Sebanyak
2
54,37% siswa dan mahasiswa belajar pengetahuan tentang agama dari internet, baik itu media
sosial, blog, maupun website.
Beberapa kejadian menyangkut gesekan agama yang pelakunya masih remaja juga pernah
terjadi di kota Medan pada tahun 2016, yaitu seorang remaja melakukan penyerangan
terhadap seorang pastor yang sedang khutbah di dalam gereja di jalan Dr. Mansur Medan
(www.merdeka.com, diakses tgl 16 Agustus 2020). Kejadian paling baru adalah bom bunuh
diri di mapoltabes Medan pada akhir tahun 2019 yang lalu, pelaku juga berusia remaja
(www.tribun.com, diakses tgl 16 Agustus 2020). Sebagai pelajar tentunya penulis prihatin
dengan keadaan ini. Sikap mudah tersulut, mudah terpengaruh dengan paham yang dapat
merusak persatuan, intoleran, dan radikal merupakan karakter yang harus dienyahkan pada
diri setiap warga negara Indonesia terutama di kalangan remaja khususnya pelajar.
Dalam hal Islam sebagai mayoritas agama di Indonesia, tentunya menjadi sorotan dunia
dalam hal moderasi Islam. Moderasi termasuk ajaran inti agama Islam. Islam moderat adalah
paham keagamaan yang sangat relevan dalam konteks keberagaman dalam segala aspek, baik
agama, adat istiadat, suku dan bangsa itu sendiri (Dawing, 2017).
Dalam pandangan Islam, moderasi tidak dapat tergambar wujudnya kecuali setelah
terhimpun dalam satu kesatuan unsur pokok, yaitu: kejujuran, keterbukaan, kasih sayang dan
keluwesan (Musafa AR, dkk, 2018).
Allah berfirman tentang kejujuran terhadap semua manusia;

Sungguh Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya bahwa
kamu pasti akan memasuki Masjidil haram, jika Allah mengehendaki dalam keadaan aman,
dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang kamu tidak merasa takut.
Maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui dan selain itu Dia telah memberikan
kemenangan yang dekat. (Q.S al-Fath/48: 27)
Al-Qur‟an juga menegaskan perihal keterbukaan dalam berfikir;

3
Hai manuisa, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal (Q.S al-Hujurat/49: 13)
Allah swt juga berfirman tentang kasih sayang;

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. (Q.S at-Taubah/9:
128).48
Allah swt juga berfirman tentang sikap luwes terhadap sesama;

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan)
antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa yang ingkar kepada Tagut
dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat
kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S al-Baqarah/1:
256).
Dalam kapasitas sebagai siswa, penulis memiliki peluang untuk dapat mensosialisasikan
pemahaman moderasi beragama ini melalui pembuatan video kreasi animasi (VIKERAN)
yang di share ke youtube dan linknya dibagikan ke WA siswa. Karena dari bincang-bincang
dengan beberapa teman, ternyata banyak yang belum mengenal istilah moderasi beragama.
Pertanyaan tentang pemahaman moderasi beragama ini juga pernah penulis lemparkan di
group WA OSIS yang terdiri dari perwakilan beberapa kelas dengan bantuan guru pembina
OSIS. Dari 35 siswa, 21 orang menjawab tidak tahu, 3 Orang menjawab tahu dan 9 orang
tidak menjawab. Ini menunjukkan siswa banyak yang belum memahami dan mengenal
moserasi beragama.
Berdasarkan hal-hal yang disebutkan di atas, membuat sebuah video kreasi animasi
(VIKERAN) yang sudah disusun naskah dan narasi yang berisi pemahaman moderasi

4
beragama diharapkan mampu membuat sikap moderasi beragama siswa tumbuh dan
berkembang. Video dibuat sekreatif mungkin dengan memasukkan unsur animasi yang
menarik dan dikemas dalam suatu cerita yang menimbulkan kesan mendalam pada siswa usia
remaja.
Effendi (1993) menyatakan Mengkonsumsi informasi yang terdapat dalam media
informasi dapat membuat masyarakat tergerus oleh terpaan pesan-pesan yang terdapat dalam
media tersebut. Intensitas keadaan khalayak dimana terkena pesan-pesan yang disebarkan
oleh media inilah yang dimaksudkan dengan terpaan media. Terpaan tidak hanya menyangkut
apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi apakah
seseorang itu benar-benar terbuka dengan pesan yang disampaikan oleh media tersebut.
Terpaan merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media massa
ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi
pada individu ataupun kelompok.
Adapun peneliti sebelumnya yang meneliti tentang moderasi beragama adalah sebagai
berikut :
a. Akhmadi A, 2019 mengkaji tentang “Moderasi Beragama Dalam Keragaman
Indonesia” dengan suatu kesimpulan kajian bahwa dalam kehidupan multikultural
diperlukan pemahaman dan kesadaran multibudaya yang menghargai perbedaan,
kemajemukan dan kemauan berinteraksi dengan siapapun secara adil.
b. Fahri M, dkk, 2019 meneliti tentang “Moderasi Beragama Di Indonesia” dengan suatu
kesimpulan penelitian bahwa radikalisme atas nama agama dapat diberantas melalui
pendidikan Islam yang moderat dan inklusif. Moderasi beragama dapat ditunjukkan
melalui sikap tawazun (berkeseimbangan), I’tidal (lurus dan tegas), tasamuh (toleransi),
musawah (egaliter), syura (musyawarah), ishlah (reformasi), aulawiyah (mendahulukan
yang prioritas), tathawwur wa ibtikar (dinamis dan inovatif).
c. Musafa AR, dkk, 2018, dengan judul penelitian “Konsep Nilai-nilai Moderasi dalam al-
Qur‟an dan Implementasinya dalam Pendidikan Agama Islam (Analisis al-Qur‟an Surat
al-Baqarah ayat 143)”. Hasil penelitiannya adalah Konsep moderasi dalam Q.S al-
Baqarah ayat 143 disebut dengan al-wasathiyah. Kata tersebut terambil dari akar kata
yang pada mulanya berarti: “tengah-tengah diantara dua batas, atau dengan keadilan,
yang tengah-tengah atau yang standar atau yang biasa-biasa saja”. Moderasi tidak
dapat tergambar wujudnya kecuali setelah terhimpun dalam satu kesatuan empat unsur
pokok, yaitu kejujuran, keterbukaan, kasih sayang dan keluwesan.
d. Hartanti DA, 2018, Pengaruh Video Vlog Gitasav Terhadap Minat Siswa Kuliah di
Jerman, hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara video vlog dengan
5
minat siswa kuliah di jerman dengan nilai korelasi 0,647y ang berarti hubungan antara
kedua variabel kuat.

Tiga topik penelitian yang sama yaitu moderasi beragama, bedanya disini penulis sebagai
siswa membuat inovasi mengembangkan sikap moderasi beragama dikalangan siswa MTs
melalui konten video kreasi animasi dan memcari hubungan atau korelasi antara keduanya
dengan menggunakan angket. Satunya lagi penelitian diatas tentang video vlog, sedangkan
penulis memilih video kresai animasi dengan berbagim aplikasi dan animasi pembuatan
video. Untuk itu disusun rencana penelitian dalam sebuah proposal yang berjudul “ Tayangan
VIKERAN Dan Sikap Moderasi Beragama Ditengah Masyarakat Kota Medan Yang
Multikultural (Survey Pada Siswa MTsN 3 Medan)”.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu:


a. Bagaimana membuat video kreasi animasi (VIKERAN) tentang sikap moderasi
beragama l?
b. Seberapa besar informasi yang dapat diperoleh dari video kreasi animasi (VIKERAN)
tentang modersi beragama?
c. Apakah ada pengaruh video kreasi animasi (VIKERAN) terhadap sikap moderasi
beragama siswa MTsN 3 Medan di tengah masyarakat kota Medan yang multi kultural ?

2. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka tujuan dari penelitian adalah :
a. Membuat video kreasi animasi (VIKERAN) dengan berbagai aplikasi dan animasi
tentang apa, mengapa dan bagaimana sikap moderasi beragama untuk di share ke
youtube dan linknya di bagikan ke group WA siswa MTsN 3 Medan
b. Mengetahui seberapa besar informasi yang diperoleh dari video kreasi animasi
(VIKERAN) tentang sikap moderasi beragama pada siswa MTsN 3 Medan
c. Mengetahui seberapa besar pengaruh video kreasi animasi (VIKERAN) terhadap
sikap moderasi beragama siswa MTsN 3 Medan

6
3. OUTCOME/YANG DIHARAPKAN

Penelitian ini diharapkan memberikan dampak jangka pendek sebuah keteladanan sikap
menjalankan ajaran agama dalam hal moderasi beragama. Karena paham moderasi beragama
bukanlah hanya sebuah wacana teks konseptual, tetapi lebih dari penerapan sikap dalam
kehidupan sesuai ajaran agama (Kementerian Agama, 2019).
Ketika konsep moderasi beragama telah dipahami dari tayangan video, diharapkan akan
membekas dan berdampak pada sikap siswa lewat perbuatan misalnya bagaimana siswa
dalam perannya di keseharian dimulai dari lingkungan madrasah, yang notabene seluruh
teman-teman dan warga madrasah 100% beragama Islam. Akan tetapi ketika siswa keluar dari
gerbang madrasah, depan, samping kiri kanan dan belakang madrasah akan menjumpai
masyarakat atau penduduk yang sudah beda etnis dan agama. Maka disini akhlak seorang
Islam harus lebih ditonjolkan, tetap menghormati agama lain seperti yang diajarkan nabi
Muhammad SAW. Begitu juga ketika berada di tempat umum, di lingkungan rumah yang
sekitarnya tentu berhubungan dengan masyarakat yang beragam etnis dan agama sebagai ciri
kota Medan yang multi kultural. Peran siswa MTsN 3 Medan dalam bersosial media, yang
tidak terpancing provokator ber isukan sara, melainkan mampu memberikan status sosmed
dengan stautus dan komentar santun menunjukkan jati diri pemuda Islam. Meskipun
berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kota Medanpada sensus pendud uk tahun
2010 penduduk kota Medan yang beragama Islam sebesar 68 % (mayoritas), tetap tidak boleh
merasa paling berkuasa. Karena sikap ini bisa menimbulkan perpecahan.
Sikap moderasi beragama dalam hal keyakinan agama Islam mengajarkan keberagaman
adalah sebuah keniscayaan sesuai firman Allah SWT pada surah al-Hujurat ayat 13 yang
menyebutkan Allah menjadikan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling
kenal mengenal dan menjadi jalan untuk mencapai kemuliaan dengan bertaqwa. Kiranya
dasar ini bisa menjadikan sikap siswa madrasah tsanawiyah mampu
mengimplementasikannya di zaman kemajuan teknologi yang begitu cepat dan pesat dalam
perkembangannya. Misalnya ketika di media sosial banyak komentar-komentar yang
menimbulkan perpecahan karena perbedaan agama yang banyak kita jumpai, siswa madrasah
harus tampil sebagai penengah dengan memberikan komentar yang mampu menyejukkan dan
merekatkan perpecahan tersebut. Bukan malah sebaliknya, terpancing emosi karena merasa
agamanya dihina. Karena ini malah akan semakin mempertajam perselisihan. Demikianlah
dampak/outcome yang diharapkan dari penelitian ini.

7
4. METODOLOGI PENELITIAN

a. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk melihat pengaruh tayangan video kreasi animasi
(VIKERAN) terhadap sikap moderasi beragama siswa MTsN 3 Medan ditengah masyarakat
kota Medan yang multikultural.
Sebelumnya dipersiapkan sebuah tayangan video yang dirancang skreatif mungkin
menggunakan beberapa aplikasi pembuatan video seperti videoscribe sparkol, any maker,
kine master dan lainnya, dengan menggunakan berbagai animasi video. Video dipersiapkan
dengan terlebih dahulu membuatkan storyline video yang dirancang seperti terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 1
Storyline VIKERAN
SIN/SLIDE STORYLINE ASET VISUAL (GAMBAR) NARASI (VOICE OVER) PERKIRAAN
(ALUR CERITA) & MUSIK ILUSTRASI DURASI

Rancangan penelitian ini terdiri dari 2 variabel, dimana variabel adalah obyek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Variabel bebas (independent)
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen. Sedangkan variabel terikat (dependent) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1). Variabel bebas (independent variable), yaitu (X) tayangan video kreasi animasi
(VIKERAN).
2). Variabel terikat (dependent variable), dalam penelitian ini variabel (Y) dependennya
adalah sikap moderasi beragama siswa.
.Untuk lebih memperjelas variabel dalam penelitian dan indikator variabel dapat lebih
diperinci pada tabel 1 berikut :

8
Tabel 2.
Operasional Variabel
Variabel Indikator Deskripsi Skala
1. Frekuensi 1. Intensitas menonton Likert
Variabel X
2. Kreasi &Animasi 1. Kreatifitas isi video Likert
2. Penggunaan animasi
Video kreasi
animasi 3. Metode Penyajian 1. Mudah dipahami
2. Informatif Likert
(VIKERAN)
3. Menghibur
4. Atensi 1. Pengemasan konten
2. Gaya Bahasa Likert
3. Tema video
1. Perhatian 1. Sikap Likert
2. Kebiasaan
Variabe Y
3. Kemauan
Sikap Moderasi 4. Pengaruh
2. Perasaan 1. Suka atau tidak suka Likert
Beragama
3. Motivasi 1. Faktor internal Likert
2. Faktor eksternal

Rancangan penelitian dapat digambarkan pada skema penelitian sebagai berikut :

Gambar 1.
Skema Rancangan Penelitian

9
b. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kuantitatif eksplanatif yang bersifat asosiatif.
Menurut Kriyantono, 2006, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau
menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Penelitian kuantitatif tidak
terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Penelitian kuantitatif lebih
mementingkaan aspek keluasan data atau hasil penelitian dianggap merupakan representatif
dari seluruh populasi. Metode penelitian kuatitatif digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel.
Data yang terkumpul pada penelitian kuantitatif selanjutnya dapat dianalisis secara
kuantitatif dengan penelitian eksplanatif, yaitu jenis penelitian yang menghubungkan atau
mencari sebab akibat dua atau lebih konsep variabel yang akan diteliti. Penelitian eksplanatif
dapat dibagi menjadi dua sifat yaitu : komparatif (membandingkan antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain) dan asosiatif (menjelaskan hubungan korelasi antar variabel). Jenis
penelitian eksplanatif ini merupakan penelitian yang mengetahui mengapa situasi atau kondisi
tertentu atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Arikunto, S, 2020). Penelitian ini
berusaha mencoba menjelaskan seberapa besar pengaruh tayangan video kreasi animasi
(VIKERAN) terhadap sikap moderasi beragama pada Siswa MTsN 3 Medan yang hidup
ditengah kota Medan yang penduduknya multikultural dan multi etnis.

c. Teknik Penelitian

Adapun teknik yang digunakan dala penelitian ini adalah metode survey. Metode survey
adalah penyelidikan yang dilakukan untuk mendapatkan data-data secar factual, baik tentang
institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau daerah. Metode survey
mengupas masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-
praktek yang sedang berlangsung (Nazir, M, 1999).
Tujuan survey adalah melakukan analisis, yang disebut dengan metode survey analitik.
Data dalam survey menggunakan data kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik yang
sesuai. Karena survei analitik berkaitan dengan masalah pengujian hipotesis dan masalah
penaksiran, statistik yang digunakan adalah statistik infrensial. Adapu tujuan suvey adalah
untuk menarik kesimpulan guna mendapatkan arti yang lebih jauh pada perolehan data (Irwan
S, 2002).

10
d. Teknik Pengumpulan Data

Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :


1). Kuesioner (Angket)
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ingin
ia ketahui. Metode angket digunakan untuk memperoleh data mengenai pengaruh
tayangan video terhadap sikap moderasi siswa MTsN 3 Medan. Angket dibuat
menggunakan aplikasi microsoft form dengan memberikan linknya.
Pengumpulan data menggunakan angket yang mengacu pada skala likert dengan skor
sebagai berikut:
Selalu :4
Sering :3
Kadang-kadang :2
Tidak Pernah :1
Skala Likert pada dasarnya memiliki 5 (lima) kategori jawaban, namun dalam
penelitian ini jawaban netral dihilangkan dengan tujuan untuk menghindari sikap ragu-
ragu dari responden.

e. Instrumen Penelitian

Sugiono, 2003 menjelaslakan instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen pengukuran dalam
penelitian ini adalah :
1) Uji validitas
Uji validitas adalah bentuk uji untuk kualitas data primer, yang bertujuan untuk
mengukur sah atau tidaknya pertanyaan dalam penelitian (Hasyim,2009).Jadi validitas
digunakan untuk mengukur sejauh mana angket (kuisioner) dapat benar-benar mengukur
sifat objek yang diteliti atau sifat lainnya.
Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas tinggi jika alat ukur tersebut mampu
dengan tepat menjalankan fungsi mengukurnya. Validitas tes dikatakan rendah jika
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran (Danang, 2009).
Kriteria suatu uji validitas dapat diterima adalah :
 Jika r hitung ˂ dari r tabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
(r hitung ˂ r tabel = tidak valid)
11
 Jika r hitung > r tabel, maka butir pertanyaan dikatakan valid ( r hitung > r tabel =
valid)
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat ukur indikator variabel. Butir tes dikatakaan reliabel
jika jawaban seseorang terhadap pernytaan konsisten. Untuk itu pertanyaan dalam
kuisioner harus sebaik mungkin agar konsisten bila diisi oleh responden.
Penelitian menggunakan Alpha Cronbach dan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel
Reability. Untuk menguji reabilitas dapat digunakan SPSS (Statistical Product and
Servis Solution) versi 22.
Tabel 3
Reabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang reliabel
0,20 – 0,40 Agak reliabel
0,40 – 0,60 Cukup Reliabel
0,60 – 0,80 Reliabel
0,80 - 1,00 Sangat reliabel

Kriteria penerimaan uji reliabilitas :


 Jika r alpha > dari r tabel dapat disebut reliabel
 Jika r alpha ˂ dari r tabel dikatakan tidak reliabel

f. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk menguji suatu data apakah terdistribusi normal atau
tidak. Sugiono, 2012 menyatakan penggunaan parameteik statistik mensyaratkan bahwa setiap
variabel yang akan dianalisis harus terdistribusi normal.
Pada peneelitian ini digunakaan SPSS versi 22 untuk uji normalitas. Dimana dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
1) Jika hasil uji memiliki nilai probabilitas > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi
normal
2) Jika hasil uji memiliki nilai probabilitas ˂ 0,05 maka data dinyatakan tidak
terdistribusi normal

12
g. Populasi dan Sampel

1). Populasi
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu dengan
kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti (Supardi, 2003). Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa/i MTsN 3 Medan. Data yang diperoleh dari wakil
kepala madrasah bidang kesiswaan jumlah siswa tahun ajaran 2020/2021 yang akan
dijadikan populasi dapat dilihat pada tabel 3 berikut :

Tabel 4
Populasi

Kelas Jumlah Siswa


VII 251
VIII 224
IX 220
Jumlah 695

2) Sampel
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian
sebagai wakil dari para anggota populasi (Supardi, 2003). Sampel mencerminkan semua
unsur dalam populasi secara proposional atau memberikan kesempatan yang sama pada
semua unsur populasi untuk dipilih sehingga dapat mewakili keadaan sebenarnya dari
keseluruhan populasi (Kriyantono,2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sisw/i MTsN 3 Medan yang ditentukan dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
n = besarnya ukuran sampel
N = besarnya populasi
d = presisi (sampling eror) 10%
Sehingga perhitungan sampelnya adalah :

13
Jadi sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini berjumlah 87 orang. Teknik
sampling yang akan digunakan adalah Proportianate Stratified random sampling.
Teknik ini digunakan jika populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional (Sugiono, 2013). Jumlah sampel diambil dengan cara :

ni = jumlah sampel menurut strata


Ni = jumlah populasi meurut strata
n = jumlah populasi seluruhnya
Untuk itu jumlah siswa yang diambil tiap jenjang kelas dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 5

Perhitungan Proportianate Stratified Random Sampling

Cara Penghitungan Jumlah


No Kelas Ukuran Populasi sampel Sampel

1 VII 251 251 ÷ 695 x 87 31,42


2 VIII 224 224 ÷ 695 x 87 28,04
3 IX 220 220 ÷ 695 x 87 27,54
Jumlah 695 87 87
Sampel

h. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data

1) Teknik Pengolahan Data


Penelitian ini menggunakan angket (kuisioner) untuk pengumpulan data. Diberikan
kepada responden berupa pertanyaan atau pernyataan tertulis yang dibuat pada aplikasi
microsoft form dengan cara memberikan linknya.
Jenis angket (kuisioner) merupakan angket tertutup dimana responden diberikan
alternatif jawaban oleh peneliti. Hasil data kemudian dikumpulkan kemudian diatur dan

14
dikelompokkan sesuai kategori.Data kemudian diolah dengan menggunakan SPSS versi
22. Data yang dianalisis dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

P : presentase responden yang memberikan jawaban


fi : frekuensi responden yang memberikan jawaban
N: jumlah responden

2) Uji Koefiien Korelasi


Analisis koefisien korelasi adalah cara menyatakan derajat keeratan hubungan antar
vaariabel. Pada penelitian ini digunakan koefisien korelasi ganda yang menunjukkan arah
dan kuanya hubungan antar dua atau lebih variabel independent dengan satu atau lebih
variabel dependent. Dapat diturunkan dalam rumus berikut :

∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi


Ʃxy = jumlah perkalian variabel x dan y
Ʃx = jumlah nilai variabel x
Ʃy = jumlah variabel y
Ʃx2 = jumlah pangkat dua variabel x
Ʃy2 = jumlah pangkat dua variabel y
n = banyaknya sampel
Penafsiran terhadap koefisien korelasi tersebut besar atau kecil pengaruhnya dapat
dilihat pada tabel berikut :

15
Tabel 6
Nilai Koefisien Relasi
Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 - 0,99 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat

3) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Dengan menggunakan rumus sebagaai berikut :
KD = r2 x 100 %
r = koefisien korelasi
Dengan batas koefisien determinasi 0 ˂ KD ˂ 1. Dalam hal ini digunakan aplikasi
SPSS versi 22 untuk menghitungnya dan hasilnya dapat dilihat pada tabel model
summary berdasarkan nilai tabel yang berjudul R- square atau melihat angka R.
4) Analisis Deskriptif
Analisis deskriptis merupakan cara atau metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan masing-masing variabel, yaitu variabel video kreasi animasi
(VIKERAN) sebagai variabel X dan variabel sikap moderasi beragama sebagai variabel
Y. perhitungan yang digunakan untuk mengetahui tingkat persentase dari masing-masing
skor jawaban masing-masing variabel sebagai berikut :

Keterangan :

% = tingkat keberhasilan yang dicapai


n = skor empirik (skor yang diperoleh)
N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi)
Langkah-langkah perhitungan deskripsi sebagai berikut :
 Menentukan persentase maksimal

16
 Menentukan persentase minimal

 Menentukan interval kelas, diperoleh melalui pembagian kriteria terhadap rentang


persentase (100%-25% =75%), maka diperoleh 75% : 4 = 18,7 %. Kriteria analisis
deskriptis dapat digambarkan pada tabel 6 berikut :
Tabel 7
Kriteria anlisis Deskriftis Persentase
Rentang Persentase Kriteria
81% s/d 100% Sangat baik
61% s/d 80% Baik
41% s/d 60% Cukup baik
21% s/d 40% Tidak baik
1% s/d 20% Sangat tidak baik

5) Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk dua variabel yang memiliki hubungan kausal
(sebab akibat) atau hubungan fungsional (Kriyantono,2008). Analisis regresi yang
digunakan pada penelitian ini merupakan analisis regresi sederhana yang digunakan
untuk memprediksi dari suatu distribusi data yang terdiri dari satu variabel kriterium (Y)
dan satu variabel prediktor (X), modelnya dapaat dituliskan :
Y = a + Bx
Keterangan :
Y : subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a : harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b : koefisien regresi yang menunujukkan peningkatan ataupun penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada variabel independen. Jika b (+) maka naik, jika b (-)
maka akan terjadi penurunan
X : subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

17
i. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah suatu prosedur yang didasarkan pada bukti sampel dan peluang untuk
menguji pernyataan mengenai karakteristik dari satu atau lebih populasi. Karena dalam
melakukan uji hipotesis kita menggunakan data sampel yang karakteristiknya bisa berbeda
dari sampel ke sampel, kita tidak bisa yakin 100% terhadap kesimpulan akhirnya. Kesimpulan
akhir tersebut bisa membenarkan atau menyalahkan klaim yang kita buat (Sugiono, 2012).
1). Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi variabel bebas dengan
variabel terikat dengan rumus t hitung yaitu :


Keterangan :
r = korelasi
n = banyaknya sampel
t = tingkat signifikan (t hitung) yang selanjutnya akan dibandingkan dengan t tabel
Untuk mencari t tabel maka terlebih dahulu tentukan taraf signifikansi, misalnya ( α =
0,05) kemudian dicari t tabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-1, maka ketentuannya
adalah :
 Jika thitung ˂ ttabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan
 Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan

2). Uji F ditujukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi berganda seberapa kuat
hubungan variabel terikat secara bersamaan (simultan), yaitu :
 H0 : ρ = 0 atau koefisien korelasi, variabel bebas tidak signifikansi dengan variabel
terikat
 Ha : ρ ≠ 0 atau koefisien korelasi, variabel bebas tsignifikansi dengan variabel terikat

Selanjutnya nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel dan rumus dari Fhitung adalah :

𝑟 /𝐾
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝑅 / 𝑛 𝐾

Keterangan :
R = koefisien korelasi ganda
K = Jumlah varibel independen
n = jumlah anggota sampel
18
Harga Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk pembilang = k dan dk
penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan misalnya 5 %. Dasar engambilan
keputusan sebagai berikut :
 Jika Fhitun ˂ Ftabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan
 Jika Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan
Tingkat signifikansi adalah 0,05 artinya periset mempunyai 5% kesempatan untuk
membuat keputusan yang salah mengenai penolakan H0 (menerima Ha). Ketentuan dari
uji signifikan adalah :
 Jika nilai sig ˂ 0,05 , maka H0 ditolak artinya signifikan
 Jika nilai sig > 0,05 , maka H0 diterima artinya tidak signifikan

5. BIBLIOGRAFI/DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi A, 2019, Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia, Jurnal Diklat


Keagamaan, Vol. 13, no. 2, Jakarta

Arikunto Suharsimi, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Praktis, Jakarta, Rieneka
Cipta

Danang Sunyoto, 2009, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Jogyakarta, Med Press

Dawing, D. (2017). Mengusung Moderasi Islam Di Tengah Masyarakat Multikultural.


Rausyan Fikr: Jurnal Studi Ilmu Ushuluddin Dan Filsafat

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur‟an Dan Terjemahannya, Jakarta: Karya


Insan Indonesia, 2002

Effendy, Onong Uchjaya. 1993. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Fahri M, dkk, 2019, Moderasi Beragama Di Indonesia, Jurnal Intizar, Vol. 25, No. 2, Jakarta

Hartanti DA, 2018, Pengaruh Video Vlog Gitasav Terhadap Minat Siswa Kuliah di Jerman
(Survey Pada Siswa SMAN 1 Serang), Skripsi, Program Study Ilmu Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan ageng Tirtayasa, Serang

Ilyas, 2020, Islam dan Kebangsaan: Pergumulan dalam BPUPKI, PPKI, dan Piagam
Jakarta, Buletin Al-Turas Vol. 26 No. 1 January 2020, pp. 19-35

Kementerian Agama, 2019, Moderasi Beragama, Badan Litbang dan Diklat Kementerian
Agama RI, Jakarta

Kriyantono Rahmad, 2008, Teknik Praktik Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada
Media Group

19
Musafa AR, dkk, 2018, Konsep Nilai-nilai Moderasi dalam al-Qur‟an dan Implementasinya
dalam Pendidikan Agama Islam (Analisis al-Qur‟an Surat al-Baqarah ayat 143), Skripsi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang

Sugiono, 2012, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D, Bandung,
Alfabeta

Sugiono, 2013, Statistik Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta

Supardi, 2003, Populasi dan Sampel Penelitian, Jurnal UNISIA.no. 17 Tahun XIII TriwulanV

Webside
https://www.merdeka.com/peristiwa/pelaku-teror-di-gereja-st-yoseph-diduga-mengincar-
pastur.html (diakses tgl 16 Agustus 2020)

https://www.tribunnews.com/regional/2019/11/13/bom-guncang-mapolresta-medan-polisi-
lakukan-olah-tkp (diakses tgl 16 Agustus 2020)

20

Anda mungkin juga menyukai